Maret 23, 2022
Home »
asia barat 2
» asia barat 2
asia barat 2
Maret 23, 2022
asia barat 2
HALAMAN 2
HELLENISTIC DAN PARTHIA 330 BC–226 SM
Dinasti Achaeminiyah tidak pernah mengatur penaklukan
terhadap Yunani, namun diakui bahwa ia kadang-kadang mendukung salah satu kota
Yunani dalam suatu peperangan. Kelemahan Kerajaan Achaeminiyah pernah
diberitahukan kepada Yunani pada tahun 401 SM oleh salah seorang pangeran yang
memberontak, yaitu Cyrus the Younger. Ia lalu memperoleh bantuan ribuan prajurit Yunani untuk dapat berkuasa. Pasukan ini, yang dikenal dengan pasukan
sepuluh ribu, melakukan parade di jalan-jalan utama kota Persia dan lalu
kembali ke Yunani.
Philip II dari Macedonia berusaha untuk menyatukan Yunani dan kota kota Balkan di bawah kekuasaannya, dan memutuskan mengambil keuntungan dari
kelemahan atau kemunduran Achaeminiyah. Karena sesudah kematian Artaxerxes
Artaxšaçrā III Ochus pada tahun 338 SM, Kerajaan Persia tidak memiliki pemimpin
yang kuat.
Dengan kematian Philip pada tahun 336 SM, anak dan sekaligus ahli
warisnya, Alexander, melanjutkan serbuan nya ke Persia. Ia adalah seorang
jenderal yang sangat efektif dalam sejarah. Raja Achaeminiyah, Darius III, sewaktu
mudanya memang adalah raja yang pemberani, namun di usianya yang sudah
lanjut, bukan adalah tandingan untuk Alexander. Menghadapi angkatan perang
Macedonia yang sangat profesional, kerajaan Persia mengalami kehancuran hanya
dalam waktu 8 tahun.
Alexander mencapai Asia Kecil pada tahun 334 SM. Angkatan perangnya
dengan cepat dapat menundukan Lydia, Phoenicia, dan Mesir, sebelum akhirnya
menginvasi Darius II di Gaugamela pada tahun 331 SM, dan menaklukkan ibu kota
Susa. Perlawanan terakhir Achaeminiyah terjadi di Pintu Gerbang Persia Persian
Gates antara Susa dan dekat istana kerajaan di Persepolis. Kerajaan Achaeminiyah
akhirnya berada dalam kekuasaan Alexander.
Sepanjang rute penaklukkannya, Alexander banyak membangun kota-kota
koloni, yang diberi nama Alexandria. Selama beberapa abad lalu , kota-kota ini
banyak dipengaruhi oleh tradisi Yunani atau dikenal dengan tradisi
Hellenistik, termasuk di Persia.
Kerajaan Alexander mengalami kehancuran tidak lama sesudah kematiannya.
Jenderal pasukan Alexander yang bernama Seleucus I Nicator, mencoba mengambil
alih kekuasaan di Persia, Mesopotamia, dan lalu Syria dan Asia Kecil.
Kekuasaan dinasti ini lalu dikenal dengan sebutan Dinasti Seleucid. namun ia
dibunuh pada tahun 281 SM oleh Ptolemy Keraunos sebelum dapat menaklukkan
Yunani dan Macedonia.Kolonialisasi Yunani berlangsung kira-kira sampai tahun 250 SM. Selama
masa kolonialisasi, bahasa, filsafat, dan seni Yunani berkembang di sini. Selama
masa kekuasaan Alexander, bahasa Yunani menjadi bahasa yang umum dipakai, baik
dalam percakapan maupun tulisan. Perdagangan dengan China, dengan memakai
Jalan Sutera Silk Road , yang sudah dimulai pada masa Achaaemiyah terus
belangsung, bahkan terjadi peningkatan yang menonjol . Perdagangan darat sudah
memicu terjadinya pertukaran tradisi yang menarik , Buddhisme
datang dari India, sedang Zoroasterianisme berkembang ke area barat
mempengaruhi Juadisme. Patung-patung yang luar biasa dari Buddha dalam corak
Yunani klasik ditemukan di Persia dan Afghanistan, memberikan gambaran tentang
pencampuran tradisi yang terjadi pada masa itu. , tidak
menutup kemungkinan bahwa hal itu berasal dari masa Achaeminiyah, yaitu saat
para pekerja seni Yunani bekerja untuk Kerajaan Persia.
Meskipun dewasa ini ditemukan bukti-bukti tulisan kuno dari
masa masa Hellenistik yang menandakan bagaimana kelangsungan tradisi ini
dalam tradisi Timur, tidak dapat disangkal bahwa kerajaan Seleucid mengalami
kehancuran kira-kira sesudah abad itu . kabupaten -kabupaten bagian selatan dari
Bactria dan Parthia mengalami kehancuran pada tahun 238 SM. Raja Antiochus III,
yang adalah pimpinan milier, mengambil alih Parthia dari kelangsungan Persia,
namun saat ia mencoba untuk melakukan campur tangan di Yunani, kesuksesan nya
sudah membahayakan perkembangan Republik Roma. Pasukan Roma lalu
melakukan penyerbuan terhadap kerajaannya. Pada masa yang sama, Seleucid harus
berjuang melawan kudeta Maccabees di Judea dan perluasan Kerajaan
Kushan ke timur. Kerajaan Seleucid akhirnya jatuh dan ditaklukkan oleh Parthia dan
Roma.
Antara tahun 334 dan 330 SM, Alexander the Great menyempurnakan
penaklukkannya atas semua area kerajaan Achaeminiyah. Pembakaran yang
dilakukan oleh Alexander terhadap istana kerajaan di Persepolis pada tahun 330 SM
menyimbolkan berakhirnya orde lama dan dimulainya peradaban Yunani di Asia
Barat. orang Yunani dan tentara Macedonia menempati sebagian besar
area di Mesopotamia dan Iran. Alexander menyarankan kepada para tentaranya untuk melakukan pernikahan silang dan merencanakan tradisi Yunani.
, ia masih mempertahankan sebagian besar struktur administrasi
dinasti Achaeminiyah, memperkenalkan unsur-unsur oriental, dan lembaga-lembaga
politik Yunani.
Alexander tidak meninggalkan keturunan. Kematiannya pada tahun 323 SM
mengisyaratkan dimualainya masa masa saling berperang yang panjang di antara para
jenderal Macedonia untuk menundukan area kerajaan. Pada akhir abad ke-4 SM,
Saleucus I Nicator, berhasil mengkonsolidasikan sebagian area yang berhubungan
dengan kerajaan Achaeminiyah. Saleucus, yang menganggap dirinya sebagai
penguasa tertinggi, bersama dengan anaknya, Antiochus I Soter, mendirikan suatu
pemerintahan dengan dua ibu kota: Antioch di Sungai Orontes-Syria, dan Seleucia di
Sungai Tigris-Babilonia. Bagian terbesar dari area Asia Barat, yaitu dari Aegea
sampai Punjab, dikuasai oleh kerajaan Seleucia. Di area ini tinggal bermacammacam penduduk, termasuk di antaranya yang berkerjasama dengan kota-kota Yunani.
Para pejabat Dan Pengembara
sesudah mengakhiri penaklukkannya di area Iran bagian timur, dan dalam
suasana letih, namun perhatiannya tetap tersita karena harus memikirkan bagaimana
bisa menaklukkan India, Alexander dihadapkan dengan dua faktor penting untuk masa depan kerajaannya. Pertama, yaitu kekuasaan artistokasi lokal
kerajaan Achaeminiyah, yang tentu saja akan mendominsi penduduk pribumi. Kedua,
penduduk nomad yang selama berabad-abad mengembara di sepanjang perbatasan
utara dan timur laut Iran.
Alexander mengagumi para baron dari Iran bagian selatan. Ia
memiliki catatan mengenai semangat mereka selama dua tahun dalam penaklukkan di
area timur laut Iran. Menyadari pentingnya suatu kekuatan bagi kerajaannya di
masa datang, Alexander mengadakan pertemuan dengan para pejabat yang berasal
dari Bactria. Ia meminta 30.000 anak muda untuk dididik dalam disiplin militer
Macedonia. Ia menyadari pentingnya dan efektivitas pasukan berkuda Iran, dan
pasukan ini akan dikerahkan untuk menyerbu India. Alexander lalu menikahi Roxana dari Sogdiana, puteri dari salah seorang pemimpin negeri taklukkan. memperlihatkan adanya persatuan di antara dua orang yang berbeda.
namun Alexander tidak menyadari adanya unsur-unsur lain yang diperlukan
untuk bisa menjamin kelangsungan kekuasaannya atas area yang sangat luas itu.
Ia banyak membangun kota-kota baru, atau membangun kembali kota yang sudah da.
Kebanyakan dari kota-kota ini ditempatkan pada jalur strategis sepanjang perbatasan
bagian utara dan berfungsi sebagai kora benteng. Hampir setengah dari kota-kota baru
itu berada di kabupaten bagia timur. Kebijakan Alexander ini tidak diikuti oleh
orang Seleucid dalam menata kota-kota yang kebanyakan berada di bagian
barat. orang Seleucid tidak dapat memelihara hubungan yang baik dengan para
pejabat Iran bagian selatan sebagaimana dilakukan Alexander. Kekurangan ini,
yang adalah akibat dari kebijakan pro-Macedonia, menjadi salah satu pemicu
utama cepatnya kehancuran kerajaan Seleucid.
Faktor kedua, yaitu orang nomad, yang menempati area yang
sangat luas di sepanjang perbatasan bagian utara. Mereka selalu berperang dengan
penduduk setempat dan tidak dapat diajak kerjasama. Alexander akhirnya
berhasil mencapai pinggiran Sungai Jaxartes Syr Darya , yang adalah batas
area yang beradab ; hutan belantara yang memotong area Eurasia.
Ahli sejarah Romawi Quintus Curtis melaporkan adanya peringatan yang
disampaikan oleh delegasi orang Scythia dalam pertemuannya dengan
Alexander. Mereka mengatakan, bila anda menyeberang ke Tanais terutama
Jaxartes , maka anda akan melihat bagaimana orang Scythia akan menghalangi
anda. anda tidak akan pernah dapat menaklukkan orang Scythia. Kemiskinan
kami menjadikan kami lebih cepat dibandingkan dengan pasukan anda, yang sarat
dengan beban rampasan perang dari berbagai negeri. saat anda berpikir kami
berada jauh dari anda, anda menginginkan kami berada di kemah anda. Kami
mengetahui bagaimana mengejar dan bagaimana melarikan diri dengan kecepatan
yang sama. Kami mencari padang pasir yang sepenuhnya terbebas dari tradisi
manusia, dibandingkan kota-kota dan desa-desa yang kaya.
Kata-kata di atas menyimpulkan keberadaan dunia nomad yang terbentang
ribuan mil dari timur ke barat. Penduduk yang menetap sepenuhnya sadar akan ancaman itu . Alexander bukan orang pertama yang berusaha memerangi
kaum nomad ini. Cyrus II, pendiri kerajaan Achaeminiyah, sudah menghabiskan
sebagian muncul nya untuk meyerang mereka, demikian juga dengan Darius I. Darius I
mencoba menyerbu mereka melalui bagian selatan Rusia, namun mengalami
kegagalan saat menyerbu orang Scythia di pantai Laut Hitam.
bila orang nomad dan pejabat Iran di area selatan
adalah dua faktor utama pemicu kehancuran kerajaan Seleucid, dan bila
kedua hal itu sudah menguras dan bahkan menjadi sebab utama kehancuran
kerajaan, maka hal yang sama pula yang sudah berperan menonjol dalam
kehancuran kekuasaan Parthia.
Parthia dirusak oleh suatu aristokrasi yang berasal kalangan militer. Mereka
menolak mengakomodasi keinginan pihak istana dan tidak melibatkan mereka dalam
aturan politik kota . Dalam pada itu kesulitan kerajaan untuk
mengendalikan tetangga namodiknya ke utara dan timur laut, sudah melemahkan
kerajaan Parthia, belum lagi adanya maksud terselubung dalam kerajaan.
SELEUCID
sesudah kematian Alexander, Seleucus I berhasil menundukan semua area
bagian selatan kerajaan Alexander. Belum lagi ia mengkonsolidasikan kekuasaannya
atas area ini, kabupaten -kabupaten bagian timur yang berada di perbatasan India mulai
melakukan kudeta . Sejak tahun 304 SM, Seleucus I dipaksa untuk
melepaskan area ini kepada Candra Gupta I, pendiri kerajaan Maurya di India.
Lepasnya area ini bagi Seleucid adalah kehilangan yang serius, karena tidak
semata hilangnya area India yang sudah ditaklukan oleh Alexander, melainkan
juga lepasnya distik-distrik yang berada di bagian barat Sungai Indus.
Sebagai balas jasa, Seleucus I menerima 500 ekor gajah. Sejak wakktu itu,
hanya area barat yang didominasi oleh politk Seleucid, sebagai pengganti
kerugian mereka atas kepemilikan area timur. namun , ketidakberpihakan
pemerintahan Seleucid atas area -area timur jauh, berarti sudah mengasingkan
orang Yunani yang tinggal di sana, jauh dari tanah air mereka. Padahal bila berpikir ke belakang, kebebasan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
dari diri mereka.
Segera sesudah itu, kira-kira antara tahun 290-280 SM, dua kabupaten timur
yaitu Margiana dan Aria mengalami kerusakkan karena adanya penaklukan dari suku-suku
nomad. namun penaklukan itu berhasil dipukul mundur, dan suku-suku nomad kembai
ke Jaxartes. Demodama, seorang jenderal pada dua raja Seleucid pertama, berhasil
menyeberang sungai dan bahkan dapat mencapai altar Apollo, nenek moyang dinasti
itu . Alexandir di Margiana dan Heraclea di Aria, yang didirikan oleh Alexander,
dibangun kembali oleh Antiochus I dengan nama Antioch dan Achaea. Suatu benteng
yang berjarak kurang lebih 100 mil 160 km dibangun untuk melindungi oasis Mery
dari serbuan orang nomad. lalu , Patrocles menerima pesan untuk
meneliti Laut Kaspian.
Seleucus I dan pengganti-penggantinya berharap helenisasi yang terjadi di
Asia akan menciptakan peradaban yang superior. Suatu jaringan kota-kota dan koloni
militer dibangun untuk menjamin stabilitas kota yang berpenduduk orang
Asia. Bahasa Yunani menjadi semakin banyak dipakai, terutama di kalangan
keluarga-keluarga Yunani yang menikahi wanita lokal dan di lingkungan para pelaku
usaha komersial. namun sesudah dua abad berlalu dan semakin melemahnya imigrasi
orang Yunani-Macedonia, bahasa Yunani semakin kehilangan kekuatannya dan
bahasa lokal menjadi kembali dominan.
Penduduk Iran, terutama yang berasal dari kelas atas, tidak lagi memakai
kebudyaan hellenis kecuali bagian luarnya saja. Bahkan orang Iran yang
tinggal di kota-kota seperti Seleucia dan Susa tidak kelihatan lagi kalau mereka sudah
dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Yunani.
Kemenangan yang diperoleh Alexander dalam batas-batas tertentu sudah
mengenalkan Yunani ke pentas dunia. namun kurang lebih satu abad sesudah
kematian Alexander mulai dirasakan adanya gerakan yang luar biasa yang dilakukan
oleh penduduk Iran. Pada abad ke-3 SM, orang Sarmatia melakukan gerakan ke arah
barat menduduki pantai utara Laut Hitam. sedang terjadi gerakan kembali pada keluarga mereka, orang Scythian, berhasil melakukan Sarmatisasi kota-kota
Yunani yang ada di sepanjang pantai.
Pada akhir abad ke-3 SM, mulai terjadi migrasi di kalangan orang
Turkistan China dari suku Yuezhi, penduduk Iran yang mengpenaklukan Bactria pada
tahun 130 SM, yang secara perlahan mengakhiri kerajaan Bactria-Yunani di sana.
Pada abad pertama sebelum masehi, mereka berhasil mendirikan dinasti Kushan,
yang memerintah dari Afghanistan sampai ke Sungai Ganges, dari Turkistan-Rusia
sampai muara Sungai Indus.
Akhirnya, Parni, penduduk nomad atau semi nomad dari Iran, muncul pada
abad ke-3 SM. Mengambil arah Median antara Sarmatia dan Yuezhiuezhi, Parni
berhasil menundukan kegubernuran Seleucid Parthia dan mendirikan kerajaan Parthian
Ashkania . kota Parthia berhasil merestorasi kekuasaan Achaeminiyah selama
lima ratus tahun. Kemuculannya ini bersamaan dengan terjadinya ekspansi orang Roma, dan sudah berperan penting dalam menentukan dunia
selama tiga abad terakhir sebelum masehi dan dua abad pertama sesudah masehi.
Kerajaan Seleucid, seperti halnya pemerintahan Achaeminiyah, diwarnai oleh
terjadinya kudeta para gubernur. sedang itu, kesulitan dan kemuraman
yang diderita oleh keluarga istana di barat sudah mempercepat kemunduran kerajaan
Macedonia. Hilangnya kepemilikan atas area timur pada abad ke-3 SM,
bagaimanapun juga adalah hal yang fatal bagi kerajaan Seleucid. Diodotus I,
seorang Yunani yang menjadi gubernur Bactria, memimpin suatu kudeta dan
memperoleh kebebasan pada tahun 250 SM. saat yang sama, Arsaces
memimpin orang Parni Scaythia masuk ke Parthia dan menginvasi
Andragoras, dan mendirikan dinasti pribumi merdeka.
Parthia adalah kabupaten pertama yang merobek kerajaan Seleucid, juga
adalah kerajaan pertama yang memiliki peluang untuk bangkit mengikuti jejak
Darius the Great. Andragoras, meskipun tidak mendeklarasikan dirinya sebagai raja,
ia menandakan independensinya dengan mencetak koin mata uang sendiri. Pada
masa itu, Parthia adalah salah satu area kabupaten yang miskin, yang terhimpit di antara bukit-bukit dan gurun yang luas dan tidak memiliki transkrip
pertanian. area kabupaten yang merdeka ini sangat terpencil, untuk mencapai
perdagangan jalan sutera saja berjarak 160 km. Pendapatan mereka berasal dari bea
cukai yang ditarik dari karavan-karavan yang lewat.
Penyeberangan Diodotus I masih lebih mudah untuk dimengerti. Bactria,
suatu negeri yang sangat luas terdiri dari kota seribu , yang ada dipersimpangan
rute ke China dan India, dan adalah area yang subur. Kerajaan BactriaYunani didirikan oleh Diodotus yang berkembang dengan cepat. Dengan merangkul
Sogdiana dan Aria, kerajaan ini berkembang dengan cepat ke arah selatan dan
tenggara.
Karena jaraknya yang jauh dari barat, Diodotus dan para penggantinya secara
perlahan berhasil mengadopsi kebiasaan dan cara muncul penduduknya. Ikatan yang
demikian ini menciptakan loyalitas yang kuat dari orang Bactria. Dipercayai
bahwa pemisahan Diodotus dari Seleucid, dalam pengertian yang luas, bagi orang Bactria dan Sogdiana adalah realisasi takdir politik mereka. Lebih dari satu
abad 230-130 SM , kerajaan ini berada di perbatasan dan menghentikan kebiasaan
nomadnya.
5KERAJAAN PARTHIA PADA ABAD I SM
Arsaces, yang memimpin orang Parni anggota suku dari konfederasi
Dahae , harus memulai perjuangannya melawan dinasti Seleucid sejak tahun 247 SM,
tahun saat orang Parthia memulai sejarahnya. Ini tidak harus berarti bahwa
Arsaces bertahtan sebagai raja pada tahun 247 SM. Dinasti orang Iran yang lain
seperti dinasti Sasanid mulai berkembang pada era saat mereka membangun
kekuasaan mereka, bukan dimulai pada masa penobatan keturunan pertamanya.
Suku-suku Parthia-Parno-Daho memilih para pemimpinnya untuk perang dan
para pangerannya untuk berdamai dari kalangan lingkaran keluarga istana yang
paling dekat. Mereka memiliki kuda-kuda yang terkenal, pasukan berkuda yang
hebat, dan pasukan pemanah yang handal. Alexander menemukan mereka selama
penyerbuan ke Bactria, dan para penulis Yunani mencatat mereka sebagai
penunggang kuda yang tangkas ,Mereka yaitu penduduk yang berpegang pada organisasi kesukuan yang
patriakal. Suku Parni, dengan Arsaces sebagai pimpinan mereka, mengambil
alih kabupaten -kabupaten Parthia sesudah berhasil menginvasi Andragoras. Arsaces juga
berhasil menundukan Hyrcania, dan kekuasaan Parni mencapai ke area Laut Kaspia.
Arsaces bertahta di kota Asaak, dan suku itu mengambil nama Parthia,
nama yang berasal dari keluarga mereka, yang berarti terbuang . Bahasa yang
mereka pakai adalah kerabat bahasa Scythia dan Media.
Meskipun dua kerajaan baru, yaitu kerajaan Parthia di bawah Arsaces I dan
Bactria-Yunani di bawah Deodotus I, muncul hampir dalam waktu yang bersamaan,
ada perbedaan yang menonjol di antara keduanya. Latar belakang di balik
kudeta di Bactria yaitu asosiasi antara pejabat lokal dan kelompok
lokal Yunani. , keduanya menentang dominasi Macedonia yang
dilakukan oleh dinasti Seleucid.
Sebab kemunculan kerajaan Parthia kelihatanya berbeda. Kemunculan kota
itu terutama dibangun di atas hubungan antara penduduk Parthia dengan sukusuku yang berada di luar perbatasan, penduduk yang setengah nomadik dan setengah
menetap, yaitu penduduk dari Iran bagian utara. kesuksesan Arsaces dan orangorangnya yaitu karena kekuatan dan semangat mereka di satu pihak, dan kelemahan
musuh-musuh mereka di pihak lain. Unsur Yunani yang ada di Parthia
tidak berperan yang sama seperti yang terjadi pada kerajaan Bactria. faktanya , setidak-tidak pada saat awal, Parthia bermusuhan dengan
penduduk lokal Yunani. Selama mereka berperang dengan Antiochus III, mereka
sudah membunuh warga Yunani di kota Syrinx di Hycrania.
. ARSACES
Arsaces memiliki nama besar di kalangan suku-suku. Namanya
selalu dihubungkan dengan nama raja-raja yang berkuasa dalam dinasti ini,
selama empat setengah abad bertahtanya kerajaan Parthia. Gambaran dirinya
ada dalam koin Parthia sampai akhir masa masa .Kekacauan jaringan komunikasi antara kota-kota besar Seleucid dan timur
yang dipicu oleh kesuksesan Arsaces, sudah menempatkan Diodotus dalam
situasi yang sulit. Diodotus kelihatanya ingin berkolaborasi dengan Seleucus II
Callinicus untuk melakukan penyerbuan terhadap Parthia. Kematian Diodotus 234
SM dan naik tahta anaknya, Diodotus II, berbeda dengan kebijakan ayahnya, ia
justru menjalin kerjasama dengan Arsaces. Tidak sampai tahun 232 atau 231 SM,
Seleucus berhasil meredakan kudeta yang terjadi di timur.
Arsaces, meskipun menjalin kerjasama dengan suku-suku nomad di utara,
karena tidak sanggup menghadapi pasukan Seleucus, ia melarikan diri ke Apasiacae
atau Scythians of the Waters. Seleucus mencoba menyeberang ke Jaxartes, namun
karena dihalang-halangi oleh suku-suku nomad, dan adanya ancaman baru dari barat,
ia segera kembali ke Syria. Ia membuat perjanjian damai dengan Arsaces dan
mengakui kedaulatannya.
Sejak masa itu, Arsaces mengubah kebijakannya: ia tidak lagi bertindak
sebagai seorang nomad, melainkan sebagai seorang kepala kota dan pantas untuk
meneruskan dinasti Seleucid di Parthia. Ia lalu naik tahta. Selain Asaak dan
Dara yang ada di perbatasan , ia mendirikan kota-kota seperti Nisa, tempat ia
dikuburkan. Kota-kota baru ini biasanya dinamai dengan nama raja atau dinasti.
Arsaces tidak menyalahi hak-hak kemuncul an orang Macedonia dan Yunani di
kota-kota ini saat ia berusaha memperoleh dukungan dari mereka. Sejak awal,
dengan tetap mempertahankan otonomi kota-kota, ia melakukan propaganda agar
mereka tetap tunduk. Ia memperbaiki kota Hecatompylos yang berada di Jalan Sutera.
Ia tewas antara tahun 217 dan 211 SM.
Pengusa-penguasa Kerajaan Parthia, yaitu dinasti Arsacid, berasal dari suku
orang Iran yang sudah tinggal Parthia pada masa kekuasaan Alexander. Mereka
menyatakan kebebasan nya dari kerajaan Seleucid pada tahun 238 SM. namun
usaha mereka untuk menyatukan Iran baru memperoleh hasilnya sesudah Mithridates I
berhasil mencapai tahta Paethia pada tahu 170 SM.
area kekuasaan Confederasi Parthia berbatasan dengan kerajaan Roma,
yaitu sepanjang Sungai Euphrat bagian atas. Dua kekuasaan ini selalu
menganggap satu sama lain sebagai lawan besarnya , terutama berkaitan dengan penguasaan area Armenia. Pasukan berkuda Parthia dengan didukung oleh
pasukan pemanahnya ternyata dapat menandingi pasukan Roma, seperti yang terjadi
dalam Perang Carrhae, saat itu jenderal pasukan Parthia yang bernama Surena
berhasil menginvasi Marcus Licinus Crassus dari Roma.
Selama masa masa kakuasaan Parthia, kebiasaan-kebiasaan Hellenistik
mengalami kebangkitan bersama dengan tradisi Iran. Pada masa ini, kesatuan
politik agak kurang, dan struktur vassal yang diadopsi dinasti Arsacid dari dinasti
Seleucid memicu Parthia selalu dihadapkan dengan adanya peperangan
antara satu vassal dengan vassal yang lain. Sejak abad pertama sebelum masehi,
Parthia melakukan politik desentralisasi, yang diperintah oleh para pejabat feudal.
Peperangan dengan orang Roma di bagian barat dan dengan Kerajaan Kushan di
bagian timurlaut sudah menguras transkrip kekayaan kota .
Akhirnya, kerajaan Parthia tidak sanggup lagi mempertahankan area area nya yang hilang. Raja-raja harus memberikan lebih banyak konsesi kepada
para pejabat , dan raja-raja vassal kadang-kadang tikda mau tunduk kepadanya.
Penguasa Parthia yang terakhir, Artabanus IV, adalah salah seorang raja yang
berhasil menghindari kehancuran kota . namun , nasib Dinasti Arsacid ditentukan
pada tahun 224 M, yaitu saat seorang raja vassal Persia yang bernama Ardashir
melalukan kudeta . Dua tahun sesudah memberontak, Ardashir berhasil
menundukan Ctesiphon, dan pada masa inilah berakhirnya Kerajaan Parthia. Dengan
berakhirnya kerajaa Parthia, berarti dimulailah Kerajaan Persia kedua, yang diperitah
oleh raja-raja Sasanid. Keturunan Sasanid ini berasal dari kabupaten Persis, yang
memiliki asal-usul yang sama dengan Kerajaan Persia pertama, yaitu Achaeminiyah.
KERAJAAN SASANIA 226–651 M
Kerajaan Sasanid atau Dinasti Sasania yaitu nama yang dipakai untuk
menyebut kerajaan ketiga dalam dinasti Iran, dan Kerajaan Persia kedua 226-651 .
Dinasti Sasania didirikan oleh Ardashir I 226-241 M . Ayahnya, Papag kadang
dipanggil juga Papak atau Babak yaitu seorang penguasa di sebuah kota kecil yang
bernama Kheir; sedang ibunya, Rodhag, yaitu seorang puteri dari gubernur kabupaten Peris. Nama Sasanid berasal dari nama kakek dari jalur bapak, Sassan,
seorang pendeta besar di Kuil Anahita.
Usaha Papag untuk menjadi penguasa lokal saat itu luput dari perhatian
Artabanus IV. Kaisar Arsacid ini saat itu sedang terlibat konflik internal dengan
saudaranya yang bernama Vologases Walakhsh VI di Mesopotamia. Memanfaatkan
peluang yang sedang terjadi dalam keluarga Arsacid, Papag dan anak tertuanya yang
bernama Shapur, berhasil memperluas kekuasaan mereka sehingga dapat menundukan
semua area Persis.
saat Papag tewas pada tahun 220 M, Ardashir yang sedang menjabat
sebagai gubernur di Darabgird, terlibat perebutan kekuasaan dengan saudaranya
tuanya, Shapur. transkrip yang ada menyatakan bahwa pada tahun 222 M,
Shapur, yang bermaksud menemui saudaranya itu terbunuh tertimpa atap bangunan.
Sejak saat itu, Ardashir meluaskan kekuasaannya sampai ke bagian selatan
Persis dan membangun ibukota pemerintahannya di Ardashir-Khwarrah sekarang
dikenal dengan kota Firouzabad . Kota ini memiliki letak yang baik karena dibentengi
oleh gunung-gunung yang tinggi dan juga strategis dari segi pertahanan karena untuk
mencapai kota itu harus melewati celah yang sempit. Kota itu menjadi pusat
kekuatan Ardashir untuk memperbesar kekuasaannya. Selain itu, kota ini juga
dikelilingi oleh benteng bundar yang tinggi, meniru model pertahanan di kota
Darabgird, dan di sisi utara ada istana yang luas.
sesudah memantapkan pemerintahannya atas area Persis, Ardashir I
dengan cepat berhasil memperluas area nya, yaitu dapat menundukan kabupaten tetangga seperti Kerman, Isfahan, Susiana, dan Mesene. Perluasan yang
dicapai oleh Ardashir I dengan cepat mendapat perhatian dari Kaisar Artabanus IV
216-224 M . Artabanus IV segera memerintahkan gubernur Khuzestan untuk
menyerbu Ardashir pada tahun 224, namun kemenangan berada di pihak Ardashir.
Artabanus IV pada tahun 224 memimpn sendiri serbuan yang kedua. Pasukan
mereka bertemu di Hormizdeghan dan Artabanus IV mengalami kekakalahan dan
terbunuh dalam peperangan itu.
Ardashir I lalu berangkat untuk menaklukan kabupaten bagian
barat yang sudah ditinggal mati oleh penguasanya, yaitu Artabanus IV, raja terakhirKerajaan Parthia dari Dinasti Arsacid. Ardashir I bertahta di Ctesiphon pada tahun
226 M sebagai penguasa tunggal Persia dan memakai gelar Shahanshah atau Raja di
Raja. Ardashir I sudah mengakhiri 400 tahun berlangsungnya pemerintahan Kerajaan
Parthia, dan memulai 400 tahun pemerintahan Sasanid.
Selama beberapa tahun lalu , sesudah berhasil meredakan
kudeta -kudeta yang terjadi di sekeliling kerajaannya, Ardashir I
berhasil memperluas area kerajaannya baik ke bagian timur maupun ke arah
barat-laut. Ardashir I berhasil menaklukkan kabupaten Sistan, Gorgan,
Khorasan, Margiana sekarang Turkenistan , Balk, dan Chorasmia. Ia juga berhasil
menundukan area Bahrain dan Mosul ke dalam area Sasania.
Inskripsi-inkripsi yang berkaitan dengan Kerajaan Sasanid juga menyebutkan
tentang ketundukkan raja-raja dari Khusan, Turan, dan Mekran kepada Ardashir,
meskipun beradsarkan bukti-bukti numismatik, ketundukan mereka itu terjadi pada
masa pemerintahan putera Ardashir, Shapur I. penyerbuan yang dilakukan Ardashir
ke bagian barat, seperti ke area Hatra, Armenia, dan Adiabne ternyata kurang
berhasil. Pada tahun 230 M, Ardashir melakukan serbuan ke area -area yang
dikuasai oleh Kerajaan Romawi, namun Kerajaan Romawi menyerbu balik serbuan
itu .
Putera Ardashir I, yaitu Shapur I 241-272 M melanjutkan kembali perluasan
area kerajaan yang dilakukan ayahnya. Shapur I berhasil menaklukkan area
Bactria dan bagian barat dari Kerajaan Kushan. Ia pun mencoba melakukan beberapa
kali penyerbuan ke area Romawi. saat melakukan penaklukan ke Mesopotamia,
Shapur I berhasil menaklukkan Carrhae dan Nisibis, namun pada tahun 243, Jenderal
Timesitheus dapat menginvasi pasukan Persia di Rhesaina dan merebut kembali
area -area yang hilang.
Raja Gordian III 238-244 M yang bergerak ke area Euphrat dapat
dikalahkan di Meshike 244 . Shapur memiliki peluang untuk membuat perjanjian
perdamaian dengan raja Philip the Arab 244-249 M dan dengan uang jaminan
sebanyak 500.000 dinar, lalu lalu dibayar setiap tahun. Shapur
lalu mempercepat peperangan dan berhasil menginvasi orang Romawi di Barbalissos pada tahun 252, melanjutkan penyerbuan ke Syria dan melakuan
perampokan di Antioch pada tahun 253.
Tentara Romawi melakuan serbuan balik di bawah pimpinan Raja Valerian
253-260 namun berakhir dengan bencana, yaitu saat pasukan Romawi dapat
dikalahkan dan dikepung di Edessa dan bahkan Raja Valerian ditangkap oleh Shapur
dalam suatu konferensi perdamaian, lalu Raja Valerian menjadi tawanan
Shapur. Shapur I merayakan kemenangannya karena selama ini belum pernah terjadi
penangkapan atas seorang raja Romawi. Shapur memanfaatkan kesuksesan nya
dengan melakukan penyerbuan ke Anatolia 260 ,namun lalu menarik mundur diri
sesudah mengalami kekalahan atas orang Romawi. Karena kekalahan itu,
Shapur kehilangan semua area yang sudah ditaklukkan dari area Romawi.
Shapur I sudah merencanakan perencanaan secara intensif.
Ia membangun banyak kota-kota, sebagian di antaranya ditempati oleh para imigran
yang berasal dari area -area Romawi. Para imigran ini, termasuk para penganut
Kristen, dapat menjalankan ajaran kepercayaan mereka secara bebas di bawah penguasa
Sananid. Dua kota, Bishapur dan Nishapur, adalah dua kota yang mencantumkan
namanya. Raja Shapur I secara khusus mengistimewakan ajaran Manichaeisme. Ia
memberikan perlindungan kepada Mani, yang mendedikasikan salah satu bukunya
yang berjudul Shabuhragan untuk dirinya Shapur I dan mengirim para pengikut
Mani untuk menyebarkan ajarannya ke pelosok negeri. Shapur I juga bersahabat
dengan seorang rabi dari Babilonia yang bernama Shmuel. Persahabatan ini sangat
bermanfaat bagi kelompok Yahudi, karena kemudian akan menghindarkan
mereka dari tindakan yang menindas.
Raja-raja yang datang lalu memiliki kebijakan yang bertentangan
dengan toleransi kekepercayaan an yang diberikan Shapur I. Pengganti Shapur I, Bahram I
273-276 sudah melakukan penyiksaan terhadap Mani dan pengikutnya karena
adanya tekanan dari para pengikut Zoroaster. Bahram I sudah memenjarakan Mani dan
memerintahkan untuk membunuhnya. Menurut legenda, Mani meningal di dalam
penjara sewaktu akan dieksikusi, sedang cerita lain menyatakan bahwa ia
dipenggal. Bahram II 276-193 , menerapkan kebijakan kekepercayaan an seperti yang sudah
dilakukan oleh ayahnya. Pada masa pemerintahannya, ibukota kerajaan Sasanid, yaitu
Ctesiphon, diserang dan dirampok oleh orang Romwi, yang dipimpin oleh Raja
Carus 282-283 . Pada masanya pula sebagian besar area Armenia, sesudah kurang
lebih selama setengah abad dikuasai oleh Persia, diberikan kepada Diocletian 284-
305 .
Bahram III memerintah dalam waktu yang singkat 293 , lalu digantikan
oleh Narseh 293-302 . Ia mulai mengobarkan peperangan dengan orang
Romawi. sesudah berhasil menginvasi raja Galerius 293-305 di dekat Callinicum
di area Euphrat pada tahun 296, paada tahun 297 Narseh dikalahkan dalam suatu
penyerbuan saat ia sedang bersama haremnya di Armenia. Dalam suatu perjanjian
damai, kerajaan Sasanid harus menyerahkan lima kabupaten yang ada di timur Tigris
dan sepakat untuk tidak melakukan intervensi terhadap persoalan Armenia dan
Georgia. Narseh tewas tahun 301 dan digantikan oleh puteranya Hormizd II
302-09 . Meskipun ia berhasil meredakan kudeta yang terjadi di Sistan
dan Kushan, Hormizd II yaitu penguasa yang lemah, yang tidak dapat mengatasi
para pejabat . Pada tahun 309, ia dibunuh oleh Bedouin orang Badwi
saat sedang berburu.
sesudah kematian Hormizd II, orang Arab dari bagian selatan mulai
melakukan pengrusakan dan perampasan kota-kota bagian selatan dari kerajaan,
bahkan merekapun menyerbu kabupaten Fars, tempat kelahiran raja-raja Sasania.
sedang itu, para pejabat Persia membunuh anak tertua Hormizd II,
membutakan anak yang kedua, dan memenjarakan anak yang ketiga, namun yang
terakhir ini berhasil melarikan diri ke area Romawi. Tahta kerajaan lalu
diwarisi oleh anak yang belum lahir dari salah satu isteri Hormizd II. Shapur II 309-
379 barangkali adalah satu-satunya raja dalam sejarah yang dinobatkan naik
tahta saat masih berada dalam kandungan. Oleh karena itu, saat dilahirkan ia
sudah langsung menjadi raja. Selama masih kanak-kanak, kerajaan Sasania diperintah
oleh ibunya dengan dibantu oleh para pejabat .
Shapur II pertama kali memimpin pasukannya untuk mengusir orang
Arab, sehingga area kerajaan bagian selatan tetap dalam keadaan aman. Ia lalu memulai penyerbuan nya kepada oang-orang Romawi di barat. Dalam
penyerbuan ini kekuatan pasukan Persia berhasil memenangkan beberapa
peperangan, meskipun tidak berhasil untuk menundukan kota kunci yang ada di
perbatasan, yaitu kota Nisibis. Sebaliknya pasukan Romawi berhasil mengambil alih
kembali kota Singara dan Amida yang sempat jatuh ke tangan pasukan Persia.
penyerbuan ini terhenti dikarenakan adanya gerakan yang dilakukan oleh kaum
nomaden di sepanjang perbatasan timur kerajaan, yang mengancam Transoxiana,
suatu area yang strategis untuk mengendalikan Jalur Sutera Silk Road . Shapur
lalu menandatangani perjanjian damai dengan Kaisar Konstantinus II 353-
361 . Keduanya sepakat untuk tidak saling menyerbu selama beberapa waktu.
Shapur II lalu mengerahkan pasukannya ke area timur, yaitu ke
Transoxiana, untuk menemui kaum nomaden di area timur. Ia berhasil
menginvasi suku-suku di Asia Tengah dan menganeksasi area itu sebagai
kabupaten baru. Ekspansi kultural mengiringi kemerangan ini, dan seni arsitektur
Sasania berhasil menundukan Turkistan, bahkan sampai mempengaruhi Cina. Pada
tahun 359, Raja Shapur II, bersama dengan Raja Grumbates yang berasal dari area
nomad, memulai penyerbuan nya yang kedua ke area -area Romawi. Ia
berhasil menundukan kembali area Singara dan Amida.
Menanggapi keadaan ini, Raja Julian the Apostate 361-363 dari Romawi
melakukan serbuan ke area Persia dan berhasil menginvasi kekuatan di
Ctesiphon, namun tidak berhasil untuk menundukan ibu kota, bahkan Julian sendiri
terbunuh saat sedang berusaha kembali ke area Romawi. Penggantinya, Jovian
361-363 , yang terperangkap di pinggiran timur Sungai Tigris, terpaksa harus
menyerahkan semua kabupaten yang pernah diberikan kepada Romawi pada tahun 298
M, termasuk di dalamnya yaitu area Nisibis dan Singara. Melalui perjanjian itu,
pasukan Persia akan menjamin keselamatan pasukan Romawi untuk keluar dari
area Persia.
Shapur II menerapkan kebijakan kekepercayaan an yang keras. Pada masa
pemerintahannya, kumpulan dari Avesta, tekas sakral dari kepercayaan Zoroaster,
disempurnakan. sedang itu, para pengikut kepercayaan lainnya, termasuk para penganut
kepercayaan Kristen, mendapat perlakuan yang kasar. Perlakuan yang kasar ini yaitu sebagai reaksi terhadap dilakukannya Kristenisasi Kerajaan Romawi oleh Kaisar
Konstantine the Great 324-337 . Shapur II, seperti halnya Shapur I, memperlihatkan
sikap yang baik kepada orang Yahudi. Mereka memiliki kebebasan dan
mencapai kemajuan selama masa masa ini. Pada masa kematian Shapur II, kerajaan
Kerajaan Persia lebih kuat dibanding sebelumnya. Musuh-musuh kerajaan di bagian
timur tidak bergolak dan area Armenia berada di bawah kekuasaan Persia.
Dari masa kematian Shapur II sampai penobatan pertama Kavadh I 488-
531 , keadaan Kerajaan Persia berjalan dengan stabil dengan beberapa kali
penyerbuan ke area Kerajaan Bizantium. Sepanjang masa ini, kebijakan
kekepercayaan an para penguasa Sasania secara dramatis berbeda antara satu raja ke raja
yang lain. Meskipun ada para pemimpin yang lemah, sistem administrasi yang
sudah dilembagakan pada masa pemerintaha Shapur II tetap berjalan dengan baik, dan
kerajaan terus berfungsi secara efektif.
sesudah Shapur II tewas pada tahun 379, ia mewariskan kekuasaannya
kepada Ardashir II 379-383 , anak dari Vahram dari Kushan dan anaknya, Shapur III
383-388 . Keduanya bukan adalah pengganti yang berbakat dalam bidang
pemerintahan. Ardashir II sudah gagal untuk bisa memenuhi harapan yang diinginkan
pendahulunya, sedang Shapur III terlalu melankolis untuk dapat mencapai
sesuatu. Bahram IV 388-399 , meskipun tidak seaktif bapaknya, masih berlum
berhasil mencapai hal yang penting bagi kerajaan. Pada masa ini, area Armenia
melalui sebuah perjanjian damai dibagi dibagi dua area , sebagian untuk Romawi
dan sebagian lagi masih dalam kekuasaan Sasania. Kerajaan Sasania lalu
berhasil memulihkan kembali kekuasannya atas area Armenia, sedang
Kerajaan Bizantium hanya memperoleh bagian kecil dari Armenia bagian barat.
Anak Bahram IV, Yazdegerd I 399-421 sering disejajarkan dengan
Konstantin I dari Romawi. Seperti Konstantin, Yazdegerd I memiliki kekuatan baik
secara phisik maupun diplomatik. Lebih dari itu, Yazdgerd I memiliki sifat yang
oportunistik. Seperti halnya Konstantin I, Yazdegerd I mempraktekkan kebijakan
toleransi kekepercayaan an dan memberikan kebebasan terhadap berkembangnya kelompok kekepercayaan an minoritas. Ia menghentikan penindasan yang dilakukan kepada para penganut Kristen dan bahkan menjatuhkan hukuman kepada pangeran atau
pejabat yang sudah melakukan penindasan itu . Selama masa kekuasaannya,
kota berada dalam suasana yang relatif damai. Ia membuat perjanjian damai yang
berlangsung lama dengan penguasa Romawi dan bahkan menempatkan Theodosius II
408-450 berada dalam perlindungannya. Ia juga menikahi seorang puteri Yahudi
yang lalu menciptakan anak yang bernama Narsi.
Pengganti Yazdegerd I yaitu anaknya yang bernama Bahram V 421-438 ,
seorang yang sangat terkenal di antara raja-raja Sasania dan pahlawan dari banyak
mitos. Mitos-mitos ini bahkan tetap muncul , meskipun kerajaan Sasania sudah
dihancurkan oleh orang Arab. Bahram V, lebih dikenal dengan sebutan
Bahram-e Gur, naik tahta sesudah kematian yang tiba-tiba yang dialami oleh
Yazdegerd I akibat pertentangannya dengan pejabat Spanyol yang dibantu alMundhir, dari dinasi Arab al-Hirah.
Ibu dari Bahram V yaitu Soshandukht, anak perempuan dari seorang
Yahudi. Pada tahun 427, ia melakukan penaklukan ke timur dengan kelompok nomaden
Hephthalites, untuk memperluas kekuasaannya di Asia Tengah. Gambarnya tertera
selama beberpa abad dalam cetakan koin mata uang Bukhara sekarang Uzbekistan .
Bahram V memecat vasal Raja Persia di Armenia dan menjadikannya sebagai sebuah
kabupaten.
Bahram V adalah seorang tokoh yang sangat disukai dalam tradisi
Persia. Kisah tentang keberanian dan ketampanannya, kemenangannya saat
melawan pasukan Romawi, Turki, India, dan Afrika, dan petualangannya dalam
berburu dan mencari cinta, menghiasi cerita-cerita rakyat. Ia menyimbolkan seorang
raja yang berada dalam masa keemasan. Ia berhasil naik tahta sesudah bersaing dengan
saudaranya, dan menghabiskan waktunya untuk memerangi musuh-musuhnya, namun
tetap mengisi muncul nya dengan berburu dan pesta pora bersama dengan para gadis
dan anggota kerajaan. Pada masa pemerintahannya sudah ditulis mengenai literatur
Sasania, disusun musik Sasania, dan digelorakan olah raga seperti olah raga polo.
Tradisi ini terus berlangsung sampai sekarang Anak Bahram V, Yazdegerd II 453-457 , yaitu seorang penguasa yang
moderat, namun sangat kontras denfan Yadegerd I menerapkan kebijakan kekepercayaan an
yang sangat terhadap kaum minoritas, khususnya pemeluk kepercayaan Kristen.
Pada masa awal pemerintahannya, Yazdegerd II bersama-sama dengan
pasukan dari berbagai negeri, termasuk pasukan dari India, menyerbu Kerajaan
Romawi Timur pada tahun 441, namun lalu dilakukan perjanjian perdamaian.
Pada tahun 443, Ia bersama dengan pasukannya di Neishabur melakukan
penyerbuan awal terhadap orang Kidarit. Akhirnya, sesudah terjadi beberapa
peperangan, ia menyerbu orang Kidarit dan mengusir mereka keluar dari sungai
Oxus pada tahun 450.
Selama penyerbuan nya ke area timur, Yazdegerd II menaruh
kecurigaan kepada orang Kristen, oleh karena itu ia mengeluarkan mereka baik
dari lembaga pemerintahan maupun angkatan perang. Ia lalu memberikan
hukuman kepada orang Kristen dan Yahudi. Dalam rangka melembagakan
kembali ajaran Zoroaster di Armenia, ia menyerbu orang Kristen Armenia
dalam perang Vartanantz pada tahun 451. namun orang Armenia tetap
memeluk kepercayaan Kristen. Pada tahun-tahun yang lalu , ia masih terlibat
peperangan dengan orang Kidarit sampai akhir hanyatnya pada tahun 457.
Hormizd III 457-459 , anak yang lebih muda dari Yazdagerd II, naik tahta.
Selama masa yang singkat dari pemerintahannya, ia masih melanjutkan pertikaiannya
dengan saudara tuanya yang bernama Peroz, yang mendapat dukungan dari para
pejabat , dan dengan Hephthalit di Bactria. Ia dibunuh oleh saudaranya sendiri,
Peroz, pada tahun 459.
Pada awal abad ke-5, orang Hephthalit Hun Putih , bersama-sama
kelompok nomaden lainnya melakukan penyerbuan ke Persia. , pada masa Bahram V dan Yazdagerd II mereka dikalahkan dan terusir ke
timur. Pada akhir abad ke-5 orang Hun kembali menyerbu dan berhasil
menginvasi Peroz I 457-484 pada tahun 483. Mengiringi kemenangan ini, orang
Hun melakukan penaklukan ke area -area bagian timur Persia selama dua tahun. Ia
meminta upeti selama beberapa tahun lalu .serbuan ini sudah memicu ketidakstabilan dan kekacauan politik di
kerajaan. Peroz I mencoba untuk mengusir keluar orang Hephthalite, namun saat
berjalan menuju Herat, ia dan pasukannya terperangkap oleh pasukan Hun di padang
pasir; Peroz I pun terbunuh saat itu, dan pasukannya kocar-kacir. sesudah
kemenangan ini, orang Hephthalite mengarahkan pasukannya menuju kita Heart,
dan memicu kerajaan berada dalam kekacauan. Akhirnya, seorang pejabat
Persia dari keluarga Karen, Zarmihr atau Sokhra , berhasil memperbaiki dan
menundukan keadaan. Ia mengangkat Balash, salah seorang saudara Peroz I untuk naik
tahta, meskipun ancaman dari orang Hun tetap membayangi sampai pada masa
pemerintahan Khosrau I. Balash 484-488 adalah seorang raja yang ramah dan
dermawan. Ia pun memberikan konsesi kepada orang Kristen, dan tidak
melakukan penyerbuan terhadap musuh-musuh kerajaan, khususnya orang Hun
Putih. Balash, sesudah memerintah selama empat tahun, diturunkan dari tahtanya, dan
kemenakannya yang bernama Kavadh naik tahta untuk menggantikannya.
Kavadh I 488-531 adalah seorang penguasa yang energik dan
reformis. Kavadh I memberikan dukungannya kepada sekte yang bersifat komunistik
yang didirikan oleh Mazdak. Dukungannya itu dibuktikan dengan mengadopsi
doktrin Mazdakisme di lingkungan istana. Pembaharuannya ini memicu ia
diturunkan dari tahtanya dan dijebloskan ke penjara di kastel Lethe di Susa. Saudara
mudanya yang bernama Jamasp Zamaspes diangkat untuk menggantikannya pada
tahun 496. Kavadh I berhasil melarikan diri dari penjara pada tahun 498 dan
mendapat perlindungan dari raja Hun Putih.
Jamasp 496-498 dilantik untuk menduduki tahta Sasanid sesudah
diturunkannya Kavadh I oleh anggota pejabat . Jamasp adalah seorang raja
yang baik hati, oleh karena itu ia mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan oleh
para petani dan orang miskin. Ia juga adalah salah seorang anggota dari
pengikut kepercayaan Mazdak. Kekuasaannya lalu berakhir saat Kavadh I kembali
ke ibukota kerajaan dengan diantar oleh pasukan yang besar dari raja Hephthalite.
Jamasp turun dari kedudukannya dan menyerahkannya kepada saudaranya. Tidak
dinamakan kan bagaimana nasib Jamasp sesudah penyerahan tahta itu , namun secara
luas dipercayai bahwa dia muncul senang di istana saudaranya itu .2. Masa Keemasan Kedua 498–622 .
Masa kejayaan kedua dimulai sesudah pemerintahan yang kedua dari Kavadh I.
Dengan adanya dukungan yang diberikan dari orang Hephthalite, Kavadh I mulai
melakukan penyerbuan ke area Romawi. Pada tahun 502, ia berhasil menundukan
kota Theodosiopolis Erzurum , namun tidak lama lalu kota itu lepas lagi.
Pada tahun 503, ia berhasil menundukan kota Amida Diarbekr di area Tigris. Pada
tahun 504, suatu penaklukan ke Armenia yang dilakukan oleh orang Hun bagian barat dari
Caucasus sudah memicu dilakukannya perjanjian gencatan senjata, dan
mengembalikan Amida kepada orang Romawi, dan dilakukannya perjanjian damai
pada tahun 506.
Pada tahun 521-522, Kavadh kehilangan pengendalian nya atas area Lazica, dan
pada tahun 524-525 dipicu ulah yang dilakukan oleh orang Iberia, sudah
menyulut terjadinya peperangan antara orang Romawi dan Persia. Pada tahun 527,
orang Romawi melakukan penyerbuan ke kota Nisibis namun berhasil dipukuk
mundur, dan usaha orang Romawi untuk membangun benteng dekat perbatasan
menjadi terhambat. Pada tahun 530, Kavadh I mengirim pasukannya di bawah
pimpinan Firouz the Mirranes untuk menyerbu perbatasan Romawi yang memiliki
posisi penting di kota Dara. Pasukan itu bertemu dengan pasukan Romawi yang
dipimpin oleh Jenderal Belisarius, dan meskipun unggul dalam jumlah pasukan, dapat
dikalahkan dalam Perang Dara.
Pada tahun yang sama, pasukan Persia kedua yang dipimpin Mihr-Mihroe
dikalahkan di Satala oleh pasukan Romawi yang dipimpin Sittas dan Dorotheus,
namun pada tahun 531 sebuah pasukan yang berasal dari kontingen Lakhmid yang
dikomandani al-Mundhir IV berhasil mengalakan Belisarius dalam pertempuran
Callinicum, dan pada tahun 532 ditandatangani perjanjian damai 'abadi'. Meskipun
tidak dapat melepaskan diri dari kungkungan orang Hephthalite, Kavadh I berhasil
memperbaiki pemerintahanya dan seperti biasa berhasil menyerbu Romawi Timur,
membangun beberapa kota, beberapa menyertakan namanya, dan mulai melakukan
regulasi perpajakan dan administrasi internal.sesudah Kavadh I, anaknya yang bernama Khosrau I, juga dikenal dengan
Anushirvan 531-579 naik tahta menggantikan ayahnya. Ia adalah
penguasa Sasania yang paling terkenal. Khosrau I menjadi sangat terkenal karena
pembaruan-pembaruannya dan lamanya memerintah kerajaan Sasania. Dalam
pembaruannya ia memperkenalkan sistem pajak yang rasional, berdasarkan survey
kepemilikan tanah. Ia melanjutkan kebijakan yang sudah ditempuh ayahnya untuk
meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan kota . Khosrau I merencanakan
suatu kekuatan baru para ksatria, suatu pasukan dan birokrasi yang sangat dekat
dengan pmerintahan pusat dibandingkan dengan para raja lokal.
Meskipun Kaisar Justinian I 527-565 sudah membayar upeti sebanyak
440.000 keping emas untuk menjamin perdamaian, pada tahun 540 Khosrau I
membatalkan secara sepihak 'perjanjian damai abadi' tahun 532 dengan melakukan
penaklukan ke Syria. Ia melakukan penyerbuan dan perampokan di kota Antioch dan
melakukan pemerasan di beberapa kota lainnya. kesuksesan lainnya yaitu berhasil
menundukan Lazica pada tahun 541, dan menginvasi tentara Romawi di Armenia
pada tahun 542.
Pada tahun 565, Justinian I tewas dan digantikan oleh Justin II 565-578 .
Justin II memutuskan untuk menghentikan subsidi kepada kepala-kepala suku orang
Arab dalam rangka mengendalikan mereka agar tidak menyerobot area -area
Bizantium di Syria. Justin II mengambil kesempatan dengan terjadinya
kudeta orang Armenia untuk menhentikan upeti tahunannya kepada
Khosrau I. orang Armenia menerima ajakan kerjasamanya, dan sebuah pasukan
dikirim ke area Sasania untuk menyerbu kota Nisibis pada tahun 573. namun
karena adanya pertikaian di kalangan para jenderal, hal itu tidak hanya
memicu tertundanya penyerbuan , namun bahkan mereka diserang di kota Dara.
Oleh karena itu, Justin II akhirnya menyetujui untuk membayar upeti tahunan sebagai
ganti gencatan senjata selama lima tahun di Mesopotamia.
Pada tahun 576 Khosrau I memimpin pasukan untuk yang terakhir kalinya. Ia
melakukan serbuan ke Anatolia dan melakukan perampokan di Sebasteia dan
Melitene, namun berakhir dengan bencana. Pasukannya dikalahkan di Melitene dan
meraka harus menyeberangi Euphrat di bawah serbuan tentara Bizantium.
Mengambil keuntungan dari kekacauan yang sedang dialami tentara Persia, tentara
Bizantium merangsek masuk ke area yang dikuasai Khosrau I. Khosrau I meminta
perdamaian, namun memutuskan untuk tetap melanjutkan peperangan sesudah
mendengar kemenangan yang diperoleh jenderalnya yang bernama Tamkhosrau di
Armenia pada tahun 577. kudeta di Armenia dapat diakhiri dan Armenia
tetap berada dalam kekuasaan kerajaan Sasania.
Sekitar tahun 570, Ma'd-Karib, saudara dari Raja Yaman, meminta intervensi
Khosrau I. Khosrau I mengirimkan pasukan kecilnya dibawah komandan Vahriz ke
area dekat Aden, dan mereka lalu menyerbu dan menduduki ibukota
San'a'l. Saif, anak dari Ma'd-Karib, yang menyertai ekspedisi itu, naik tahta menjadi
raja antara tahun 575 dan 577. kemudian kerajaan Sasania sudah membangun
sebuah markas markas di Arabia bagian selatan untuk mengawasi perdagangan laut
dengan timur. lalu raja Arabia bagian selatan mengakui kerajaan Sasania
sebagai tuan besarnya. Ekspedisi Persia yang lainnya terjadi pada tahun 598 dan
berhasil menaklukkan Arabian selatan sebagai bagian dari kabupaten kerajaan Sasania.
Keadaan ini terus berlangsung sampai pada masa sesudah kekuasaan Khosrau II.
Pemerintahan Khosrau I menyaksikan kebangkitan para tuan-tuan desa, para
tuan tanah yang menjadi tulang pungung administrasi kabupaten kerajaan
Sasanid dan sebagai pengumpul pajak. Khosrau I adalah pembangun yang hebat,
menghiasi ibu kotanya, pendiri kota-kota baru, dan mendirikan bangunan-bangunan
baru. Ia membangun kanal-kanal dan perkebunan-perkebunan yang hancur karena
peperangan. Ia membangun benteng-benteng dan menempatkan suku-suku tertentu di
kota-kota perbatasan untuk berperan sebagai penjaga dari para penyerang. Ia
adalah seorang raja yang toleran, meskipun ia menetapkan Zoroaster sebagai
kepercayaan resmi kota . Ia pun tidak risau saat salah seorang anaknya menjadi
pemeluk kepercayaan Kristen.
sesudah kematian Khosrau I, Hormizd IV 579-590 naik tahta
menggantikannya. Peperangan dengan Bizantium terus berlanjut, namun karena kurang
memperoleh hasil yang memuaskan, Jenderal Bahram Chobin dipecat dari
jabatannya oleh Hormizd. Pada tahun 590, Hormidz digulingkan dalam sebuah kudeta
istana, dan anaknya Khosrau II 590-628 naik tahta. namun perubahan pemerintahan ini tidak berhasil mendamaikan perseteruan dengan Bahram. Bahram bahkan berhasil
menginvasi Khosrau II, dan terpaksa melarikan diri ke area Bizantium.
sedang itu, Bahram menyatakan diri sebagai raja.
Dengan bantuan pasukan yang diberikan oleh penguasa Bizantium, yaitu
Maurice 582-602 , Khosrau II melakukan kudeta untuk melawan Bahram.
Kerjasama antara pasukan Khosrau II yang dipimpin Narses dan jenderal-jenderal
Bizantium yang dipimpin John Mystacon akhirnya dapat menginvasi pasukan
Bahram di Ganzak pada tahun 591. Kemenangan itu sudah mengembalikan
kekuasaan Khosrau II. Mengingat bantuan yang sudah diberikan oleh Maurice,
Khosrau berjanji untuk mengembalikan semua area Bizantium yang didudukinya
selama perang dan memberikan pengendalian atas area bagian barat Armenia dan Iberia
kepada Bizantium.
saat Maurice digulingkan dari kekuasaannya dan dibunuh oleh Phocas
602-610 pada tahun 602, Khosrau II melihat kejadian itu sebagai peluang untuk
dimulainya kemali penaklukan baru. Jenderal-jenderal Khosrau II secara sistematis dapat
menundukkan benteng-benteng kota-kota Mesopotamia dan Armenia yang dikuasai
Bizantium. Syria diserbu dan Antioch ditaklukkan pada tahun 611, dan pada tahun
613 terjadi serbuan balik yang dipimpin oleh Kaisar Heraclius 602-610 , namun
dapat dikalahkan oleh jenderal Persia, yaitu Shahrbaraz dan Shahin. serbuan serbuan berikurnya terus terjadi tanpa terkendali. Jerusalem jatuh pada tahun 614,
Alexandria pada tahun 619, dan akhirnya Mesir pada tahun 621. Mimpi kerajaan
Sasania untuk mengembalikan batas-batas yang pernah diraih oleh kerajaan
Achaeminiyah sudah terpenuhi.
Meskipun memperoleh kesuksesan yang luar biasa, namun serbuan -serbuan
yang dilakukan Khosrau II ternyata sangat memberatkan pasukan Persia dan juga
sangat melelahkan penduduknya. Kaisar Bizantium Heraclius 610-641 dengan jeli
memanfaatkan semua kelemahan-kelemahan yang ada pada Khosrau II, dan ia
mencoba mengorganisasikan kembali pasukan-pasukannya dan menyiapkannya
dengan baik untuk melakukan serbuan balik. Pada tahun 622 dan 627, Heraclius melakukan penyerbuan terhadap pasukan Persia di Anatolia dan Causasus. Dengan
kemenangan atas pasukan Persia yang berada di bawah pimpinan Khosrua,
Shahrbaraz, Shahin, dan Shahraplakan, ia melakukan perampasan terhadap kuil
Zoroaster di Ganzak.
Pada tahun 626 kota Konstantinopel diserang oleh orang Slavia dan Avar
yang dibantu oleh pasukan Persia dibawah pimpinan Shahrbaraz di sisi selat
Bosporus. namun usaha untuk menyeberangkan pasukan Persia berhasil diblokade
oleh armada Bizantium dan akhirnya penyerbuan pun berakhir dengan kegagalan.
Pada tahun 627-628 Heraclius bekerjasama dengan orang Khazar menyiapkan
suatu penaklukan musim dingin ke Mesopotamia, dan berhasil menginvasi pasukan
Persia yang dipimpin oleh Rhahzadh dalam pertempuran di Niniveh. Ia lalu
melanjutkan serbuan nya ke Tigris, memporakporandakan negeri itu dan merampok
istana Dastagerd milik Khosrau II. Ia tidak bisa melanjutkan serbuan nya ke
Ctesiphon dipicu jembatan yang menuju ke tempat itu sudah dihancurkan.
Pengaruh dari kemenangan yang dicapai oleh Heraclius, rusaknya area area yang sangat parah dari kerajaan Sasania dan penghancuran tempat-tempat
yang sangat dihormati seperi Ganzak dan Dastagerd, sudah menurunkan pamor
Khosrau II dan hilangnya dukungan dari kalangan aristokrat Persia. Pada awal tahun
628 ia pun digulingkan dari tahtanya dan dibunuh oleh anaknya sendiri yang bernama
Kavadh II 628 . Kavadh II pun segera memerintahkan untuk menarik mundur pasukannya
dari semua area pendudukan.
Kavadh tewas saat terjadi kekacauan dan perang sipil yang melanda
kerajaan Sasania. Selama masa masa 4 tahun dan 5 pergantian raja-raja, termasuk
dua anak perempuan Khosrau II dan Spahbod Shahrbaraz, kerajaan Sasania sudah
sangat lemah. Kekuasaan di pusat pemerintahan beralih dan berpindah dari
satu jenderal ke jenderal lainnya. kelihatanya perlu adanya seorang raja yang kuat
untuk menghindarkan terjadinya kudeta dan kehancuran.
Pada tahun 632, seorang cucu dari Khosrau I, Yazdegerd III yang muncul di
persembunyian dinobatkan sebagai raja. Pada tahun yang sama, pasukan kaum
arab in untuk pertama kalinya menyerbu area kekuasaan Persia. Pada tahuntahun itu, baik Persia maupun Bizantium, sedang kehabisan tenaga akibat dari perang yang terus berlangsung. Kerajaan Sasanid terus mengalami penurunan dipicu
oleh kehancuran ekonomi, beban pajak yang berat, perselisihan kekepercayaan an,
stratifikasi sosial yang kaku, meningkatnya kekuasaan tuan-tuan tanah di tingkat
kabupaten , dan pergantian kekuasaan yang cepat. Keadaan ini adalah faktor-faktor
yang memudahkan penaklukan kaum arab in atas Persia.
Kerajaan Sasanid tidak pernah memperhitungkan dengan cermat tekanan yang
dilakukan oleh pasukan kaum arab in. Yazdegerd III adalah seorang anak
yang masih berada dalam bimbingan pengasuhnya tentu saja belum memiliki
kemampuan untuk menyatukan negeri yang sangat luas yang sedang menuju
kehancurannya, meskipun kenyataannya bahwa Bizantium pun sedang menghadapi
masalah yang sama, yaitu tekanan dari kaum arab in.
Pertemuan pertama antara pasukan Sasanid dan kaum arab in terjadi pada
tahun 634 dalam suatu Pertempuran Jembatan Battle of the Bridge . Pertempuran ini
dimenangkan oleh pasukan Persia. , ancaman dari kaum
arab in tidak pernah berhenti. Kaum arab in pun segera melakukan persiapan
yang lebih baik dengan pimpinan pasukan dipegang oleh Khalid ibn Walid.
Pada masa pemerintahan Khalifah `Umar ibn al-Khattāb, pasukan kaum
arab in berhasil menginvasi kekuatan Persia yang dipimpin oleh jenderal Rustam
Farrokhzad di al-Qadisiyyah pada tahun 637 dan mengancam ibukota Ctesiphon.
Kota Ctesiphon jatuh ke tangan kaum arab in sesudah diadaan serbuan yang
berulang-ulang. Yazdegerd melarikan diri ke arah timur dari kota Ctesiphon,
meninggalkan perbendaharaan kota yang sangat banyak. Sesudah itu, kaum
arab in berhasil menaklukkan kota Ctesiphon dan memperoleh sisa-sisa
pemerintahan kerajaan Sasania bedan dengan kekayaannya.
Beberapa orang gubernur Sasania yang masih bertahan mencoba untuk
menggabungkan kekuatan mereka dalam rangka melakukan serbuan balik. namun
usaha mereka ternyata kandas dipicu kurangnya otoritas pusat yang kuat, dan
pasukan gabungan itu pun akhirnya berhasil dikalahkan oleh pasukan kaum arab in
dalam pertempuran di Nihawand. Suatu kerajaan, dengan tidak adanya struktur
komando dalam pasukan militernya, tidak adanya orang yang dapat
dikumpulkan untuk dijadikan tentara, transkrip keuangannya yang secara efektif sudah hancur, dan juga anggota keksatriaan yang sedikit demi sedikit
mengalami kehancuran, maka sekarang kerajaan ini tidak lagi berdaya untuk
menghadapi penaklukan yang dilakukan kaum arab in.
Mendengar berita kekalahan yang dialami pasukannya di Nihawand,
Yazdegerd bersama-sama dengan anggota keluarga istana lainnya terus melarikan diri
ke kabupaten bagian timur Khurasan. Ia lalu tewas karena dibunuh oleh
seorang tukang giling di Merv pada tahun 651. sedang itu sisa-sisa anggota istana
dan para pejabat lainnya menetap di Asia Tengah. Para pejabat ini lalu
memiliki sumbangan yang besar terhadap penyebaran tradisi dan bahasa Persia
di area -area itu . Mereka juga berjasa besar karena adalah dinasti
arab pertama yang didirikan oleh orang Iran, yaitu dinasti Saman.
kehancuran kerajaan Sasania secara tuntas terjadi dalam kurun waktu lima
tahun dan semua area nya masuk ke dalam pemerintahan arab . Pasukan kaum
arab in berkali-kali melakukan pembersihan terhadap kota-kota seperti Rayy,
Isfahan, dan Hamadan dari kelompok pemberontak. Sebagian
penduduknya ada yang masuk arab dan sebagian lainnya tetap memeluk kepercayaan
lamanya. Mereka yang tidak masuk arab dikategorikan sebagai penduduk dhimmi
dan diwajibkan membayar jizya sebagai jaminan kemuncul annya.
ARAB PRA-arab
bahwa bahasa Assyria, Babylonia, Ibrani Hebrew,
Aramaic, Ethiophia Habsyah , dan Arab memiliki banyak persamaan yaitu satu
rumpun orang dan ras, yaitu Sam Semit , sebelum mereka terpecah-pecah. Untuk
menandakan tempat kediaman asli dari rumpun orang Semit ada beberapa
pendapat. Pertama, dengan mempertimbangkan hubungan yang luas antara rumpun
orang Semit dan Hamite diperkirakan kediaman semula rumpun orang Semit ini
yaitu Afrika bagian timur, Mesir, dan Abyssinia. Kedua, dengan mendasari
keterangan yang didapatkan dalam Taurat Old Testamen berpendapat bahwa asal
mula kediaman orang Semit ini yaitu di Utara Sungai Eufrat, di Mesopotamia.
Ketiga, pendapat ketiga ini mengatakan bahwa asal mula tempat kediaman rumpun
orang Semit yaitu Jazirah Arab. Dari Jazirah inilah mereka berkembang dan
lalu memencar ke timur sampai ke Afrika, ke Barat sampai ke Karabasus, dan
ke utara sampai ke tepi Laut Tengah.
Pendapat yang terakhir inilah yang lebih masuk akal. Diketahui bahwa
sebagian besar Jazirah Arab terdiri atas bukit batu dan pasir gurun sehingga tak
mampu menampung pertambahan penduduk yang memerlukan tempat kediaman
yang bisa menunjang muncul penduduknya. Sejak tahun 3500 SM, orang Semite Arab
ini melakukan imigrasi ke arah Utara menyusur pantai barat sampai ke semenanjung
Sinai yang berakhir di lembah sungai Nil yang subur. Di lembah sungai Nil, mereka
bercampur dengan orang Mesir yang aslinya dari rumpun orang Hamite.
Percampuran inilah yang menghasilkan sejarah Mesir yang gemilangDalam waktu yang bersamaan perpindahan penduduk ke arah Barat, orang Arab ini melakukan juga perpindahan penduduk ke arah Utara menyusur pantai
timur dan tiba di lembah sungai Eufrat dan Tiggris, yang sebelumnya sudah ditempati
oleh suku orang Summariyah yang bukan dari rumpun orang Semit. Dari orang Sumariyah inilah orang Arab Semite belajar membangun rumah,
membuat irigasi, dan belajar menulis. sedang itu, campuran orang Arab Semite
dengan Sumariyah yang menciptakan orang Babylonia, yang bersama-sama orang
Mesir adalah orang -orang yang meletakkan dasar-dasar tradisi manusia .
Sekitar pertengahan abad ke-3 SM perpindahan penduduk orang Semite
sudah membawa orang Aramiyah ke area bulan sabit yang subur . orang Aramiyah ini secara bersama-sama dengan orang Kannaan yang
menduduki area Syria Barat dan Palestina sesudah tahun 2500 SM menjadi
penduduk area pantai yang oleh orang Yunani diberi nama Phoenecia. orang
Phoenecia inilah yang mempopulerkan system penulisan secara alphabet huruf yang
terdiri atas 33 simbol. Penemuan ini adalah terbesar dari sejarah ummat manusia.
Antara 1500 dan 1200 SM, orang Ibrani berhasil menemukan jalan ke Suriah
bagian selatan, Palestina, dan orang Aramia orang Suriah ke sebelah utara.
Di antara orang -orang lain, orang Ibrani adalah orang pertama yang
memperkenalkan gagasan yang jelas tentang satu junjungan tinggi , dan monoteismenya
adalah cikal bakal kepercayaan orang Kristen dan arab .
Pada abad ke-7 M kembali imigrasi orang Arab akibat terjadinya banjir
besar tidak hanya di area subur lembah Tiggris, namun juga area -area yang
terbentang antara batas darat Teluk Persia sampai ke sudut Tenggara Laut Tengah.
Pada waktu itu, mesir, Afrika Utara, Sepanyol, Persia, dan bagian-bagian Sentral Asia
juga dilanda air bah. Peristiwa imigrasi orang Arab pada abad ke-7 ini adalah
peristiwa terakhir yang dilakukan secara besar-besaran. Hal ini dijadikan sebagai
bukti bahwa memang benar asal-usul orang Arab itu berasal dari Arabia sendiri.
Migrasi terakhir ini dijadikan argumentasi historis bahwa Semenanjung Arab yaitu
sebagai tempat asal rumpun Semit.Kondisi Geografi Semenanjung Arab
Semenenjung Arab adalah semenanjung barat daya Asia, sebuah
semenanjung terbesar dalam peta dunia. Daratan di semenanjung Arab kebanyakan
padang pasir dan hanya menyisakan sedikit area yang bisa ditinggali di sekitar
pinggirannya, dan area itu semuanya dikelilingi laut. area nya memiliki luas
1.745.900 km². Para ahli geologi mengatakan bahwa area itu mulanya
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari dataran Sahara kini dipisahkan oleh
lembah Nil dan laut Merah dan kawasan berpasir yang menyambungkan Asia
melalui Persia bagian tengah ke Gurun Gobi. mulanya , laut Samudra atlantik
dari barat, yang kini menjadi sumber hujan bagi bagi dataran tinggi Suriah-Palestina,
pasti pernah juga menjadi sumber hujan bagi kawasan Semenanjung Arab.
Secara geologis semua gurun Suiah-Mesopotamia adalah bagian dari
Semenanjung Arab. Dataran Semenanjung Arab menurun dari barat ke Teluk Persia
dan dataran rendah Mesopotamia. Tulang punggung semenanjung ini adalah
gugusan pegunungan yang berbaris sejajar dengan pantai sebelah barat dengan
ketinggian lebih dari 9.000 kaki di Madyan di sebelah utara dan 14.000 kaki di
Yaman di sebelah selatan. Gunung al-Sarah di Hijaj mencapai ketinggian 10.000
kaki. Dari bagian tulang punggung ini, kaki gunung sebelah timur menurun dan
panjang, sedang di sebelah barat mengarah ke laut Merah, curam, dan pendek.
Sisi selatan Semenanjung Arab, tempat air laut terus mengalami penyusutan
rata-rata 72 kaki per tahun, dibingkai oleh dataran rendah, tihn . Nejed, dataran
tinggi sebelah utara, memiliki ketinggian rata-rata 2.500 kaki. Puncak tertinggi dari
gugusan pegunungan di Syammar yaitu Gunung Aja‟, adalah pegunungan batu
granit Merah, yang ketinggiannya mencapai sekitar 5.550 kaki di atas permukaan
laut. Di Oman, sebelah timur pesisir, puncak Jabal al-Akhdhar mencapai ketinggian
9.900 kaki.
Kecuali pegunungan dan dataran-datarn tinggi yang dinamakan di atas,
area nya terutama terdiri dari gurun pasir dan padang tandus. Padang-padang
tandus itu adalah dataran luas di antara perbukitan yang tertutup pasir dan menyimpan air bawah tanah. Gurun yang biasa dinamakan gurun pasir Suryah, Badiyah
al-Syam, dan gurun pasir Mesopotamia kebanyakan berupa dataran padang tandus.
Bagian selatan gurun Suryah oleh penduduk setempat dinamakan al-Hamad. Bagian
Sebelah barat dataran padang tandus Mesopotamia dinamakan Badiyah al-Iraq
atau al-Samawah.
Dari sisi kondisi cuaca, Semenanjung Arab adalah salah satu area
terkering dan terpanas. Di hijz, tempat kelahiran arab , musim kering yang
berlangsung selam tiga tahun atau lebih adalah hal lumrah. Hujan badai yang
singkat dan banjir yang cukup besar kadang menimpa maca dan madine , dan
pernah beberapa kali hampir meruntuhkan bangunan ibadah . Baru sesudah hujan
turun, tanaman gurun untuk makanan ternek bertumbuhan. Di sebelah utara hijz,
oasis terpencil, yang paling besar luasnya sekitar 17 km², adalah sumber
pendukung kemuncul an satu-satunya bagi penduduk sekitar.
Hanya Yaman dan Asir yang memperoleh curah hujan yang cukup untuk
bercocok tanam secara teratur. Shan‟a, ibu kota Yaman modern, memiliki ketinggian
lebih dari 7.000 kaki di atas permukaan laut yang menjdikannya sebagai salah satu
kota terbaik dan terindah di Semenanjung. Dataran subur lainnya, meskipun tidak
merata kesuburannya, dapat ditemui di sekitar pesisir. Permukaan tanah Handramaut
dicirikan dengan perbukitan landai yang cukup banyak memiliki kandungan air
bawah tanah. Oman, area yang paling timur, memperoleh curah hujan yang
cukup. Semenajung Arab sama sekali tidak memiliki satu pun sungai besar yang
mengalir sepanjang dua musim dan bermuara di laut. Ia juga tidak memiliki aliran
sungai yang bisa dilalui kapal. Sebagai ganti sungai, Semenanjung Arab memiliki
jaringan wadi danau yang menampung limpahan curah hujan yang cukup deras.
Dengan kondisi udara yang kering dan tanah yang beragam mengurangi
kemungkinan tumbuhnya tumbuhan hijau. hijz banyak ditumbuhi pohon
kurma. Gandum tumbuh di Yaman dan oasis-oasis tertentu. Barley tanaman sejenis
gandum ditanam untuk makanan kuda. Biji-bijian tumbuh di beberapa area
tertentu, seperti padi tumbuh di Oman dan Hasa. Di dataran tinggi yang sejjar dengan pantai selatan, terutama di Mahrah, tanaman penghasil gaharu, yang berperan penting pada saat awal perdagangan di Arab Selatan, masih banyak
ditemui . Hasil pertanian utama dari Asir yaitu getah Arab. Kopi, yang menjadi ciri
khas Yaman dibawa ke Semenanjung Arab bagian selatan pada abad ke-14 dari
Abissinia.
Di antara pohon-pohon di gurun pasir ada beberapa spesies akasia,
termasuk athl dan ghada, yang menghasilkan minyak hitam unggulan.
lainnya, talh, menghasilkan getah Arab. Gurun pasir juga menghasilkan samb, bijibijian yang menghasilkan tepung untuk membuat bubur, dan jamur hitam kecoklatan
dan al-sana tanaman obat yang banyak dicari.
Di antara tanaman yang dibudidayakan, seperti anggur dibawa dari dataran
Suryah pada abad ke-4 M, dapat ditemui di tif , dan menghasilkan minuman
beralkohol yang dikenal dengan junjungan dh al-zabib. , arak
khamr , yang banyak didendangkan oleh para penyair Arab, adalah produk
impor dari Hauran dan Libanon. Pohon zaitun, yang berasal dari Suryah, tidak
dikenal di hijz. Produk lain dari oasis-oasis Arab yaitu delima, apel, aprikot,
kacang almond, jeruk, lemon, tebu, semangka, dan pisang. orang Nabasia dan
Yahudi mungkin adalah orang pertama yang memperkenalkan tanaman buahbuahanitu dari utara.
Ada satu jenis tumbuhan yang menjadi primadona pertanian di Semenanjung
Arab, yaitu kurma. Dimakan bersama susu, buah kurma adalah makanan utama
orang badui dan, di samping daging unta, adalah satu-satunya makanan
padat mereka. Minuman dari buah kurma yang diperam dinamakan junjungan dh, dan sangat
disukai. Biji buah kurma yang ditumbuk dapat dibuat menjadi makanan unta. Para
penulis Arab menyebutkan seratus jenis kurma ada di madine dan sekitarnya.
Ratu tumbuhan Arab ini dibawa dari utara, yaitu dari Mesopotamia.
Dalam duni fauna dikenal, seperti namir panter , fahd macan tutul , hyena,
serigala, rubah, dan kadal-kadalan khususnya aldhabb . Singa yang sering dikutip
oleh penyair kuno di Semenanjung Arab, kini sudah punah. Beberapa spesies monyet
dapat ditemukan di Yaman. Di antara burung pemangsa, uqab elang , hubara
nasar , rajawali, elang besar, dan burung hantu bisa ditemukan di semenanjung. Burung gagak sangat banyak jumlahnya. Burung yang paling populer yaitu hudhud,
camar, bulbul, merpati, dan satu spesies burung puyuh yang dikenal dalam literatur
Arab dengan nama al-qatha.
Hewan yang paling banyak dipelihara yaitu unta, keledai, anjing penjaga,
anjing pemburu saluqi , kucing, domba, dan kambing. keledai
dibawa dari Mesir sesudah masa perjalanan junjungan .Gurun pasir juga melahirakan beberapa
sepesies baru belalang, yang menjadi santapan orang badui, dengan cara
dibakar lalu dibubuhi garam.
Hewan lain yang dikenal luas dalam literatur arab yaitu kuda. Hewan ini
termasuk hewan yang belakangan di perkenalkan kepada orang Arab kuno. Hewan
ini belum dikenal oleh orang Semit terdahulu. Sebagai hewan peliharaan pada
awal zaman klasik di timur Laut Kaspia, yang dikembangbiakkab oleh para
pengembala nomad Indo-Eropa, kuda baru belakangan dibawa dalam jumlah besar
oleh orang Kassir dan Hitti, dan dari sanalah, sekitar dua abad sebelum Masehi,
kuda dibawa ke Asia barat. Dari Suryah, kuda diperkenalkan ke Semenanjung Arab
sebelum abad pertama Masehi. orang Hyksos membawa jenis kuda itu dari
Suryah ke Mesir, sedang orang Lydia membawanya dari Asia Kecil ke
Yunani, yang lalu disakralkan oleh orang Phidia di kuil Parthenon, Atena.
Karena ketenarannya dalam bentuk fisik, daya tahan, kecerdasan dan
kehancuran kepada pemiliknya, kuda keturunan Arab kuhaylan dikenal oleh orang Barat sebagai keturunan kuda unggulan. Pada abad kedelapan, orang
Arab membawa jenis kuda itu ke Eropa melalui Spanyol, yang menciptakan kuda
keturunan Berber dan Andalusia. Selama masa masa Perang Salib, kuda Inggris
dikawinkan silang dengan kuda-kuda Arab.
Di dataran Arab, kuda adalah hewan mahal yang pemberian makanan dan
perawatan cukup merepotkan pemiliknya yang kebanyakan tinggal di gurun.
Memiliki kuda adalah simbol kemewahan. Keistimewaan utama kuda yaitu
kecepatannya yang sangat diperlukan dalam serbuan kilat ghazw yang menjadi
tradisi orang badui. Kuda juga dipakai untuk pertandingan jarid dalam
olahraga berburu. Jika kuda dianggap sebagai hewan taklukkan manusia yang paling
hebat, maka dari sudut pandang orang nomad, unta adalah hewan yang paling berguna. Tanpa unta, gurun pasir kelihatanya mustahil menjadi hunian
manusia.
perlu dibedakan antara orang Arab Utara dan Arab Selatan. Pemisahan area itu secara geografis oleh
gurun yang tampak jejak ke dalam area utara, dan selatan terungkap dalam
karakter orang yang menduduki masing-masing area itu. Pada mulanya
orang Arab Utara kebanyakan adalah orang nomad yang tinggal di
“rumah-rumah bulu di hijz dan Nejed. Mereka sering dinamakan dengan orang
badui. Oarang-orang Arab utara berbicara dengan bahasa kitabsakral , bahasa Arab
paling unggul. Dalam perjalanan lalu orang nomad membentuk
penduduk perkotaan tertentu. Dalam kemuncul annya, orang badui bukan
orang Gipsi yang mengembara tanpa arah demi pengembaraan semata. Mereka
mewakili bentuk adaptasi kemuncul an terbaik manusia terhadap kondisi gurun.
Nabasia
Pada paruh pertama abad ke-6 SM, orang Nabasia yaitu suku nomad
dari area yang sekarang dikenal sebagai Transyordan. Mereka tinggal di area
Edomit, dan dari sana lalu mereka merebut Petra. orang Nabasia, sesudah
menundukan kota metropolis Petra, segera menundukan area -area sekitarnya.
Selama masa masa empat ratus tahun, yang dimulai dari penghujung abad ke-4 SM, Petra
menjadi kota kunci dalam rute perjalanan kafilah antara Saba dan Mediterenia.Pada masa dakwah Isa, area kerajaan Nabasia membentang ke utara
hingga Damaskus. Pada awal abad satu Masehi, area al-Hijr di sebelah utara Hijaj
, dipastikan termasuk dalam area kerajaan nabasia. Dikatehui bahwa raja
pertama kerajaan Nabasia yaitu Haritsats I 169 SM dan raja yang terakhir yaitu
Rabbil II 70-106 M . Pada masa Raja Traya tahun 105 M, otonomi kerajaan ini
berakhir, dan pada tahun berikutnya area mereka menjadi salah satu kabupaten
Romawi.
Meskipun bahasa arab menjadi bahasa percakapan mereka seari-hari, namun
orang Nabasia memakai huruf Aramaik yang dipakai oleh tetanggatetangga di sebelah utara. Bahasa Aramaik mereka pakai sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan perdagagangan. Pada abad ke-3 M, tulisan kursif orang
Nabasia, yang berasal dari bahasa Aramaik, berkembang menjadi tulisan Arab utara,
yaitu tulisan bahasa arab kitabsakral dan bahasa Arab yang dikenal hari ini.
Palmyra
Berbagai kondisi baru yang tercipta di Asia barat sesudah penaklukkan orang
Persia atas Mesopotamia, dan penemuan rute pelayaran baru yang mulai dipakai
dalam skala besar sejak abad Masehi memberikan keuntungan pada sebuah kota yang
ada di Oasis, tepatnya di tengah-tengah gurun Pasir Suriah. Kota itu yaitu
Palmyra bahasa tab: Tadmur . ada di antara dua kerajaan yang selalu bersaing,
yaitu Persia dan Romawi, keamanan Palmyra bergantung pada usaha untuk
mempertahankan keseimbangan antara dua kekuatan itu dan tetap bersifat netral.
Posisi geografis Palymar, dengan cadangan sumber air segar bermineral,
memungkinkan terjadinya pertemuan bukan saja untuk perdagangan antara barat dan
timur, namun juga perdagangan dari selatan ke utara, yang dimulai di Arab Selatan.
Palmyra bisa dipastikan adalah pemukiman yang sangat kuno. Kapan
tepatnya Arab menundukan tradisi lokal Palmyra belum diketahui. Kota ini masuk ke
dalam area kekuasaan Romawi pada masa awal kerajaan itu, karena ditemukan
berbagai dekrit yang berhubungan dengan kewajiban pajak yang dikeluarkan pada 17
M. Septimius Severus 193-211 M menjadikan Palmyar dan kota-kotanya sebagai
kota-kota kabupaten kerajaan Romawi. Pada awal abad ke-3, Palmyar memperoleh
status sebagai koloni. orang Romawi mengakui pentingnya kota itu dari sisi
militer, karena jalan dari Damaskus ke Eufrat mesti melewati kota itu.
Palmyar mencapai puncak kejayaannya anatara 130-270 M. Pada masa inilah
dibangun banyak monumen yang bertahan hingga kini. Aktivitas
perdagangan internasionalnya mencapai bagian timur hingga Cina, dan sebagai
kota yang dabangun dari perdagangan, Palmyar menjadi pewaris sejati Patra.
Peradaban Palmyra adalah perpaduan mundur antara unsur-unsur tradisi
Yunani, Suriah, dan Persia. Ia bukan saja penting pada dirinya sendiri, namun juga
memberikan gambaran tentang ketinggian tradisi yang bisa dicapai oleh orang
Arab gurun. orang Palmyra adalah keturunan asli Arab, karena terlihat jelas dari nama-nama mereka dan seringnya bahasa Arab dipakai dalam tulisantulisan mereka. Bahasa yang mereka pakai yaitu dialek Aramaik Barat yang
mirip dengan Aramaik Nabasia dan Mesir. kepercayaan mereka terkait dengan bendabenda langit yang menjadi ciri kepercayaan utara. Bel, yang berasal dari Babylonia, tegak
berdiri di depan kuil mereka.
Gassan
orang Gassan mengklaim sebagai keturunan suku Arab Selatan kuno,
yang sebelumnya dipimpin oleh Amr Muzayqiya ibn Amir Ma al-Sama, yang
melarikan diri dai Yaman ke Hauran dan al-Balqa menjelang akhir abad
ketiga Masehi saat bendungan Ma‟rib jebol. Suku dari Yaman ini menggantikan
keturunan Salih, orang Arab pertama yang mendirikan kerajaan Suriah. Mereka
memantapkan keberadaan kerajaan di sebelah tenggara Damaskus, ujung utara rute
perjalanan utama yang menghubungkan Ma‟rib dengan Damaskus.
Sedikit demi sedikit, seiring berlalunya waktu, Banu Gassan menganut kristen
dan menjadi orang Suriah. Mereka juga mengadopsi bahasa Aramaik yang
adalah bahasa orang Suriah tanpa meninggalkan bahasa Arab yang menjadi
bahasa asli mereka. Sekitar akhir abad kelima, mereka menjadi bagian dari kekuasaan
politik Bizantium, dan dipakai sebagai tameng untuk membendung serbuan
orang Badui. Karena harus berhadapan dengan Bizantium, orang Gassan
mengadopsi kepercayaan Kristen. Pada mulanya, ibu kota mereka berupa perkemahan yang
bisa berpindah-pindah, lalu mereka menjadikan al-Jabiyah di Jawlan sebagai ibu
kota tetap mereka.
Tingkat tradisi yang dicapai oleh orang Gassan,
lebih tinggi dari pencapaian tradisi musuhnya di perbatasan Persia, yaitu kerajaan
Lakhmi. Di masa pemerintahannya, dan selama masa kekuasaan Romawi, muncul
sebuah peradaban baru di sepanjang perbatasan timur Suriah yang adalah
perpaduan antara unsur Arab, Suriah, dan Yunani. Rumah-rumah dari batu vulkanik,
monumen kemenangan, tempat pemandian umum, tempat penampungan air, teater,
dan gereja berdiri di tempat-tempat yang kini tinggal rerunjunjungan tinggi yang gersang. Pada awalnya di atas dataran tinggi sebelah timur dan selatan Hauran berdiri sekitar tiga
ratus kota dan desa, dan saat ini hanya beberapa diantaranya yang masih bertahan.
Lakhmi
Sekitar awal abad ketiga Masehi, beberapa suku pengembara, yang menyebut
dirinya sebagai Tanukh dan mengaku keturunan Yaman, menetap di kawasan subur
sebelah barat sungai Eufrat. Kadatangan mereka diperkirakan bersamaan dengan
kekacauan yang memicu jatuhnya kerajaan Persia Arsasia, dan berdirinya
Dinasti Sasaniyah 226 M .
mulanya , suku Tanukh tinggal di kemah-kemah. lalu , kemahkemah itu berkembang menjadi pemukiman Hirah berasal dari bahasa Suriah,
yaitu herta, perkemahan , yang berada sekitar tiga mil sebelah selatan Kufah, tidak
jauh dari Babilonia kuno.
Pendiri kerajaan Lakhmi yaitu Amr ibn Adi ibn Nashr ibn Rabi‟ah ibn
Lakhm. Amr menetapkan kedudukannya di Hirah, yang ia jadikan sebagai ibu kota
pemerintahannya. Dengan berdirinya Dinasti Nashir atau Lakhmi pada paruh kedua
abad ketiga Masehi, maka dapat dilacak keberadaan negeri ini. Diceritakan ada
sekitar 20 nama raja yang pernah berkuasa di negeri ini.
Keterkaitan orang ini dengan orang Romawi, memungkinkan masuknya
berbagai pengaruh tradisi Romawi ke Hirah, termasuk kepercayaan Kristen yang
lalu dianut oleh anggota keluarga kerajaan ini. Dikatakan, bahwa ada
banyak orang Kristen di antara penduduk yang menganut ajaran Suriah Timur
ditunjukkan dengan banyaknya rujukan terhadap pendeta dari Hirah yang salah satu
di anatranya muncul pada 410 M.
Paradaban Arab di Hirah, yang berhadapan dengan Persia, tidak mencapai
tingkat peradaban setinggi peradabanArab di Petra, Palmyra, dan Gassan yang berada
di bawah pengaruh Suriah-Bizantium. orang Hirah sehari-harinya berbicara
dalam bahasa Arab, namun memakai tulisan Suriah, seperti halnya orang
Nabasia dan Palmyra yang berbicara bahasa Arab dan menulis dengan huruf
Aramaik. orang Kristen di dataran rendah Eufrat berperan sebagai guru yang
mengajarkan membaca, menulis, dan berkepercayaan kepada orang Arab pagan. Dari Hirah, pengaruh ini menyebar ke Semenanjung Arab. Ada yang berpendapat, bahwa
greja Suriah di Hirah itulah yang memperkenalkan kepercayaan Kristen ke Najran.
Kindah
saat kerajaan gassan menjadi sekutu Bizantium dan kerajaan Lakhmi
menjadi sekutu Persia, raja-raja Kindah di Arab tengah menjalin hubungan dengan
raja Tubba terakhir di Yaman. Di kawasan semenanjung, mereka yaitu satu-satunya
penguasa yang menerima gelar malik raja , gelar yang biasanya ditujukan oleh
orang Arab pada para penguasa Asing. Wangsa Kindah ini berasal dari Arab
Selatan, dan menjelang masa kelahiran arab , menduduki kawasan sebelah barat
Hadramaut. sesudah kerajaan ini jatuh, sisa-sisa kerajaan Kindah terpaksa mundur ke
pemukiman mereka yang semula, yaitu Hadramaut.
Pada awal kemajuan kaum arab , beberapa orang Kindah memiliki peran penting. Salah
seoarang yang paling penting di antara mereka yaitu al-Asyats ibn Qays, seorang
pemimpin suku Hadramaut yang kondang pada masa penaklukkan Suriah dan Irak.
Berkat jasa-jasanya, dia diangkat sebagai gubernur di salah satu kabupaten Persia.
Demikian pula, keturunan al-Asyats menduduki jabatan penting pada pemerintahan
Dinasti Umayyah di Suriah. Kemunculan Kindah memang dianggap menarik mundur , karena
tidak hanya sejarahnya sendiri, namun juga menjelaskan usaha pertama orang Arab untuk menyatukan beberapa suku ke dalam sebuah kepemimpinan
tunggal yang terpusat.
hijz dan Nejed
Berbeda dengan orang Arab Selatan, sebagian besar penduduk Arab
Utara, termasuk hijz dan Nejed, yaitu penduduk nomad atau terkenal dengan
suku Badui. Sejarah orang badui pada dasarnya penuh dengan kisah
peperangan grilya yang dinamakan ayyam al-Arab hari-hari orang Arab .
penduduk yang bermukim di hijz dan Nejed tidak dikenal sebagai pemilik
paradaban yang maju. Keadaan mereka berbeda dengan tetangga dan kerabat mereka,
yaitu orang Nabasia, Palmyra, Gassan , dan Lakhmi.Di mana ada dataran hijau, ke sanalah mereka menggiring ternaknya. orang nomad bersikeras memperoleh transkrip tertentu yang tidak mereka
miliki dari tetangganya yang lebih nyaman tempat tinggalnya, dan hal itu dilakukan
baik melalui jalan kekerasan penyerbuan kilat atau jalan damai pertukaran . orang badui nomad dikenal sebagai para perampok darat atau makelar, atau keduanya
sekaligus. Gurun pasir, yang adalah area operasi mereka sebagai perampok,
memiliki kesamaan karakteristik dengan laut.
Lebih dari segala makhluk muncul di gurun, orang badui, unta, dan
pohon kurma adalah tiga unsur yang paling penting, ditambah gurun pasir,
keempatnya adalah pemain penting dalam panggung kemuncul an gurun. , bahwa bagi para penghuninya, gurun pasir lebih dari sekedar tempat
tinggal. Ia adalah penjaga tradisi sakral mereka, pemelihara kemurnian bahsa dan area mereka, dan benteng pertahanan yang pertama dan paling utama dari serbuan
musuh. Sumber air yang langka, panas yang terik menyengat, jejak yang mudah
terhapus, kurangnya persediaan makanan yang adalah musuh pada kondisi
normal, ternyata menjadi sekutu utama mereka dalam menghadapi situasi penuh
bahaya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika orang Arab sangat enggan
menundukkan kepalanya pada kendali orang asing.
Kesinambungan kemunculan yang monoton dan kegersangan gurun tercermin
dengan baik dalam karakteristik fisik dan mental orang badui. Secara anatomis,
mereka adalah kumpulan jaringan syaraf, tulang, dan otot. Kegersangan tanah
mereka tercermin dalam tampilan fisik mereka. Makanan mereka tercermin
dalam fisik mereka. Makanan mereka yaitu buah kurma dan berbagai