kosmologi 1

Tampilkan postingan dengan label kosmologi 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kosmologi 1. Tampilkan semua postingan

kosmologi 1

























































kosmologi merujuk kepada ilmu tentang alam 
semesta , Kosmologi dibahas  pertama kalinya sebagai cabang metafisika dengan perihal asal dan susunan alam  , penciptaan, kekekalan, vitalisme, 
mekanisme, kodrat hukum, ruang, waktu, kausalitas.  memahami semesta   dan menentukan posisi di dalamnya. ini  didasari oleh adanya keyakinan manusia  bahwa di balik pergerakan  planet yang ,pasti ada suatu pola nyata yang sesuai dengan hukum yang  mengatur mekanisme gerakan itu.,sejak dari geosentrisme, hingga heliosentrisme dan relativisme. kosmologis menyiratkan bahwa alam semesta sebagai subject matter pembahasan dalam kosmologi merupakan suatu  entitas  misterius yang mengandung sejuta rahasia dan teka-teki.  Eksplorasi ilmiah terhadap alam tidak akan mungkin bisa dicapai jika manusia tidak memunculkan  hipotesa tentang kemisteriusan semesta  , eksplorasi itu tidak akan bisa dilakukan jika manusia masih mencampur-adukkan dan tidak mampu memilah milah unsur-unsur yang terkait dengan keberadaan alam semesta 
itu, pandangan manusia terhadap semesta  , di 
samping sudah  menghasilkan  pemahaman yang tidak seragam dari generasi ke generasi, juga  lmemicu  pada pergeseran cara pandang manusia terhadap segala sesuatu yang terkait dengan kosmologi itu, 
Kosmologi Positivistik: Warisan Cartesian-Newtonian yang  Digugat  Para pioneer  tentang kosmologi ini 
yaitu  para filosof Yunani Kuno abad ke-6 dan ke-5 SM (Pra-Sokrates). Sebutlah beberapa nama (Herakleitos 540-480 SM, Parmenides 515-450 SM, Demokritos 493-404 SM) yang berperkiraan  dalam meneliti konsistensi dan perubahan yang terjadi di alam ini dan mencari  unsur-unsur pokoknya melalui pengalaman konkret. usaha awal ini disintesiskan oleh Aristoteles (384-322 SM) melalui suatu 
kombinasi antara penelitian eksperimental dan diagnosa filosofis tentang alam. Pandangan kosmologi klasik ini terus berkembang  selama beratus tahun, dengan mengikut-dan kan sains Ptolemeus (140 SM) yang mengajarkan bahwa bumi itu berupa sebuah bola yang tetap di tengah benda-benda. Inilah inti dari pandangan geosentrik tentang alam (berpusat pada bumi).Pada abad ke-16 kosmologi menemukan bentuk barunya  di tangan Nicolaus Copernicus (1473-1543) yang membawa paham  heliosentrik (berpusat pada matahari). Paham ini meyakini bahwa  bumi yaitu  salah satu dari bintang-bintang yang tak terhitung jumlahnya, kecepatan cahaya yaitu  lebih kurang 300.000 km/detik, dan seterusnya. Beberapa temuan lain yang mengikuti Copernican Revolution ini terjadi di ranah fisika, matematika, hingga filsafat. Johannes Kepler (1571-1630) menemukan dua hukum matematis 
tentang lintasan planet di sekitar matahari, Galileo (1564-1642) menemukan rumusan matematis lintasan peluru di muka bumi, dan Newton (1642-1727)  menurunkan rumus matematis 
empiris itu secara deduktif dari aksioma-aksioma tentang gerak (yang lalu  dikenal sebagai hukum Newton), dan sebuah hipotesis gaya gravitasi (yang  dinamakan teori gravitasi Newton).jika Kepler berhasil menunjukkan lintasan gerak planet yang berbentuk elips dan Galileo sukses menjelaskan  gerak parabola peluru di bumi, maka Newton mengungkapkan bahwa bentuk gerakan itu merupakan konsekuensi matematis dari sifat umum gravitasi dan hukum-hukum geraknya. temuan-temuan itu menunjukkan adanya keselarasan, antara 
hukum fisika alam langit dan alam bumi.Sukses Newton dan kawan-kawan ini juga dipertegas oleh 
landasan epistemologis dan matematis yang diberikan oleh Descartes. alam   tidak lain yaitu  sebuah mesin raksasa yang bekerja sesuai dengan hukum hukum mekanik, dan segala sesuatu dalam alam dapat diterangkan dalam pengertian tatanan dan gerakan dari bagian-bagiannya.Landasan filosofis dari Descartes dan sintetis kosmologis  yang kreatif dari Newton merupakan pilar utama yang menyangga 
perkembangan sains dan teknologi sejak dimulainya Renaissance dan  Aufklarung, atau sejak awal bergulirnya abad modern. Kolaborasi dua paradigma ini digambarkan oleh D.W. Hamlyn sebagai salingmelengkapi. Artinya, pengaruh sains terhadap filsafat tidak bisa dipandang remeh, dan juga merupakan kesalahan fatal  untuk mengganggap kecil pengaruh filsafat Cartesian terhadap perkembangan sains, teknologi dan dunia intelektual kontemporer.
namun  pengadopsian warisan Cartesian-Newtonian 
(yang menggabungkan cara hipotetik-deduktif yang rasional spekulatif dengan cara eksperimental-induktif yang empiris objektif) oleh cabang-cabang sains lainnya,  anggapan  anggapan  paradigmatik Cartesian-Newtonian itu.
Pertama, subjektivisme-antroposentristik. anggapan  ini 
menempatkan manusia sebagai subjek yang aktif dalam kosmos,  yang ditandai oleh aktifitas berpikirnya. Jika diruntut dari sejarahnya, filsafat Cartesian merupakan bentuk pemberontakan terhadap dominasi teologi (kepercayaan) terhadap kebebasan berpikir manusia. , saat  manusia berhasil mewujudkan kebebasan itu, alam   dianggap sebagai second creation yang berada di bawah derajat 
manusia, sehingga layak untuk dikendalikan dan didominasi secara luas.  Werner  Heisenberg (1901-1976), tokoh mekanika kuantum menilai bahwa 
pemisahan dan dikotomi subjek-objek ini sudah  jauh menembus pikiran manusia selama tiga abad pasca Descartes. Diperlukan waktu yang sangat lama untuk menggantikannya dengan sikap yang benar benar berbeda terhadap persoalan realitas. mekanistik-deterministik. ini berdasar  anggapan  Descartes dan Newton bahwa alam   merupakan mesin raksasa yang bersifat mekanik. Segala bentuk fenomena alam akhirnya  dijelaskan secara linier menurut hukum yang berlaku secara  pasti dan deterministik. Dalam ranah biologi, teori Darwin (1809-1882) tentang evolusi merupakan contoh yang representatif untuk 
menjelaskan  anggapan  ini. Hal yang sama juga diterapkan August Comte (1798-1857) dalam menerangkan tahap-tahap sejarah manusia  secara sosiologis. Cartesian-Newtonian ini tidak mampu melihat fenomena alam  secara menyeluruh, namun  hanya parsial dan atomistik. Dari 
perspektif kontemporer, paradigma ini dianggap sudah   berdosa   karena mereduksi realitas dan fenomena kosmis menjadi bagian  yang terpotong-potong. Kekayaan makna yang dikandungnya menjadi terenggut, dan kesadaran yang dihasilkan darinya menjadi  tidak utuh.Pandangan Descartes dan Newton tentang penciptaan kosmos sebetulnya tidak terlalu bertentangan dengan paham kalangan rohaniawan . Tapi bagi Descartes, pencipta  hanya menempati  wilayah instrumental untuk menjamin validitas pengetahuan manusia terhadap realitas eksternal, sementara bagi Newton, sesudah  menciptakan partikel-partikel benda, kekuatan-kekuatan antar partikel, dan hukum gerak dasar, maka kehadiran pencipta  di dalam kosmos tidak diperlukan lagi, karena semesta   akan terus bergerak -secara niscaya- laksana mesin yang diatur oleh hukum-hukum deterministik. Pertentangan terbuka dengan kalangan rohaniawan  
justru ditemukan sesudah  berkembangnya bias-bias warisan Cartesian Newtonian ini di berbagai ranah kehidupan manusia. Dan dalam beberapa hal, kalangan rohaniawan  -sadar atau tidak sadar- justru 
banyak mengadopsi warisan ini guna menopang eksistensi kepercayaan dan religiusitas mereka.
beberapa pandangan baru, seperti  teori relativitas (Albert Einstein), mekanika kuantum dan prinsip 
ketidak-pastian dan komplementer (hasil deklarasi dari Interpretasi Kopenhagen, terutama Max Born, Heisenberg dan Niels Bohr),fisika bootstrap (Geoffrey Chew), temuan Wilhelm Roentgen mengenai 
sinar X, efek uranium terhadap piringan-piringan foto yang tertutup (Hendri Besqueral), polonium dan radium (Pierre dan Marie Curie), dissipative structure (sistem tapal batas hidup-mati; Ilya Prigogine), 
biologi molekuler, genetika, neuroscience, hingga teori chaos yang  dikaitkan dengan sistem-sistem yang kompleks, acak, tak teramal, samar (fuzzy), dan paradoks. Semua itu menjelaskan ketidak- sederhanaan kosmos yang terkait dengan astrofisika dan fisika nuklir modern dengan memakai perangkat penjabaran matematika tingkat tinggi yang rumit.
Unsur yang paling menonjol dari pandangan-pandangan  kosmologi baru itu yaitu  bahwa betapapun kecilnya perubahan dalam unsur-unsur tetap fisik tertentu (physical constants), akan 
ber-akibat pada semesta   yang tidak dapat dihuni lagi. Perlu dipahami bahwa semesta   yang kita diami ini yaitu  salah satu  dari beberapa semesta yang memiliki parameter yang bersifat tepat dan sesuai bagi eksistensi segala sesuatu yang menyerupai kehidupan  organis.berbeda dengan warisan Cartesian-Newtonian yang mekanistik, proses kosmos ini dipandang sebagai sesuatu yang senantiasa bergerak secara dinamis, berubah, dan mengandung unsur baru. Bahkan, kedinamisan ini tidak hanya terjadi pada kosmos, namun juga tentang manusia dan pencipta .Beberapa penelitian mutakhir tentang energi dan materi yang terkait dengan bagian-bagian terkecil dari semesta   ini, justu memperkuat anggapan -anggapan  kosmologi baru ini. Beberapa 
yang dapat dinamakan  di sini di antaranya: pertama, seluruh benda benda selalu mengalami perubahan dan senantiasa berproses, seperti membesar, rusak, layu dan seterusnya. Kedua, benda-benda fisik selalu mengalami atau dipengaruhi oleh transformasi internal dalam beragam tingkatan. Ketiga,  materi  menjadi semakin asing untuk diidentifikasi. Meskipun kita dapat mengadakan  eksperimen terhadap benda-benda fisik dengan panca indera kita, namun kita tidak dapat merasakan apakah hakikat materi itu.  Materi  menjadi istilah yang abstrak bagi konsep yang dipakai 
untuk segala perasaan (sensation) yang dipicu  oleh benda-benda itu.Umpamanya, seorang tani yang sangat gusar saat  melihat anak-anak mencuri apelnya. Beberapa interpretasi dari fenomena itu bisa menemukan ketidak samaan. Seorang psikolog menjelaskan keadaan itu dan mengatakan:  Suatu perangsang sudah  menimbulkan respons . Seorang fisiolog melukiskannya sebagai suatu gerak 
jantung yang bertambah cepat dan oksidasi yang bertambah. Seorang dokter menjelaskannya sebagai kecepatan yang bertambah dari molekul yang ada dalam darah. sedang seorang yang berdiri dekat dengannya hanya berkata:  Petani itu marah . Kita tidak layak untuk mengklaim interpretasi 
mana yang paling benar, karena masing-masing menjelaskan kejadian menurut segi pandangan pribadinya. Implikasi langsung dari ini , mungkin ada orang yang menafsirkan sejarah hanya atas dasar perubahan iklim, kekuatan-kekuatan ekonomi, bahkan atas faktor biologis. Perilaku manusia sudah 
dijelaskan atas dasar kondisi kelenjar, dorongan-dorongan psikologis dan desakan-desakan lingkungan. Walaupun faktor-faktor itu yaitu  penting, namun  kita harus curiga terhadap usaha untuk menjelaskan kejadian-kejadian yang kompleks dengan memakai hanya seperangkat konsep-konsep.
 kemajuan sains dan teknologi sendiri justru menyiratkan bahwa tidak ada yang sungguh sungguh fantasi, khayalan dan imajinasi. Zaman dulu orang 
mungkin dianggap berkhayal jika mengangankan  capung besar  yang terbang di udara. namun  saat ini, helikopter dan bahkan pesawat jet berkecepatan tinggi sudah tidak asing lagi kita temukan. Bukankah suatu temuan awalnya juga diawali dengan imajinasi imajinasi spekulatif ini? Yang bisa dipastikan dari perkembangan 
itu, sebagaimana kerangka yang penulis gunakan dalam makalah ini - jika sains dan teknologi memunculkan pergeseran paradigmatik dikarenakan munculnya cara pandang kosmologi baru dewasa ini, 
maka tentunya, peradaban manusia juga mengalami pergeseran pergeseran di sana-sini. Setidaknya, manusia  intelektual atau anti intelektual; rohaniawan  atau tidak  tentu akan terkena dampak dari pergeseran cara pandang kosmologi dan paradigma ini. Justru pada kepercayaan pergesekan ini akan nampak jelas, karena kepercayaan memiliki unsur yang sama untuk menopang ajaran-ajarannya; 
yakni kosmologi. Peralihan paradigma dan cara pandang kekepercayaanan dipengaruhi oleh sistem referensial tertentu yang menjadi bahan dasar pembentuknya. Dan pada gilirannya, paradigma itu  lmemicu  langsung pada corak peradaban yang dihasilkan kepercayaan itu. Kosmologi itu mengajarkan bahwa semesta   ini diciptakan oleh pencipta , tidak abadi, punya awal dan akhir, selalu dalam pengawasan-Nya, dan seterusnya. Perkembangan paham kosmologi kepercayaan-kepercayaan mengenalkan istilah-istilah ruang, 
waktu, materi, aksidensi, dan sebagainya. Semua itu diterima dari ajaran-ajaran kepercayaan secara taken for granted, dan tidak perlu dikaji lebih lanjut. Terhadap ajaran kepercayaan ini, kalangan rohaniawan  mengandalkan iman yang tidak boleh diganggu-gugat.Mengambil langkah yang ekstrim untuk memisahkan dua ini  (kepercayaan dan sains) bukanlah keputusan yang bijak. Ketegangan yang terjadi antara keduanya memang tidak bisa  dan bahkan tidak perlu  dihindari. Dalam Islam saja, umpamanya, ketegangan antara sains (yang berbasis pada pandangan filsafat) dengan kepercayaan (yang 
mengakar pada pandangan teologi) sudah ditemukan sejak dini. Para pendukung teologi sudah  menepikan studi filsafat (sains) begitu saja. Sebutlah  sebagai contoh  polemik antara al-Gazali> (1058-1111) dan >
Ibn Sina (980-1037), yang masih   hingga saat ini. Padahal, >perkembangan filsafat sesudah  itu, sudah  menghasilkan terobosan teobosan sains yang tidak sedikit. Fazlur Rahman sampai-sampai 
mengungkapkannya sebagai bunuh diri intelektual (intellectual suicide)dikarenakan pilihan dikotomis yang memojokkan dan memaksa untuk memilih salah satunya: kepercayaan atau sains.Respon yang lain menunjukkan bahwa para saintis dan teolog mencoba menghubungkan sains dan kepercayaan secara langsung sehingga terasa kurang matang dan tidak mendalam. ini  karena kedua-duanya sama-sama melupakan sumbangan filsafat dalam membuat klarifikasi tentang duduk perkara persoalan yang sedang diperbincangkan. Di samping ada juga para filosof yang tidak memiliki hubungan erat dengan kalangan rohaniawan  dan saintis, sehingga rumusan sumbangan pemikiran mereka yang abstrak hanya 
bersinggungan secara minim sekali dengan apa yang sebetulnya dikembangkan oleh para teolog dan saintis itu.masih dituntut upaya yang lebih sistematis untuk memformat ulang relasi yang tepat antara kutub-kutub yang saling berseberangan ini. Sebab, jika disikapi secara reaktif, tantangan kosmologi baru ini bagi kalangan rohaniawan  hanya akan berakibat negatif yang tidak sedikit.menganut pandangan yang lebih jujur dan pragmatis, yaitu bahwa alam semesta tak diketahui awalnya.Lantas kapan bumi ini terbentuk? Bumi sudah  banyak kali musnah dan terbentuk kembali, siklus dari musnah, lalu terbentuk, hingga musnah kembali dinamakan satu siklus 
dunia yang di kitabsuci dinamakan maha kappa lamanya satu maha kappa digambarkan pada buku Sutta Pitaka antaralain: :
 Para Bhikkhu, jika ada sebuah batu cadas, panjang 
s a t u  m i l , l e b a r s a t u mil, tinggi s a t u  m i l , 
tanpa ada retak atau cacat dan setiap seratus tahun ..1 MAHA KAPPA = 4 ASANKHEYYA KAPPA
1 ASANKHEYYA KAPPA = 20 ANTARA KAPPA
 diperkirakan usia alam semesta sekarang ini kurang lebih 4,5  milyar tahun, usia alam semesta ini cukup banyak berbeda dengan teori genesis yang menganggap bahwa umur alam semesta diciptakan 6000  tahun yang lalu, bagaimana menurut pandangan kepercayaan manusia ? Menurut kitabsuci alam semesta ini melalui suatu proses pembentukan dan kemusnahan  yang berulang ulang dan berawal dari asal mula waktu yang awalnya tak terpikirkan. Proses berulang itu sudah  setua usia waktu itu sendiri yang 
tak terbayangkan. Pembentukan yang terakhir yaitu  
alam semesta  ini. Awal pembentukannya  sudah  berlangsung selama lebih dari  satu Asankheyya kappa yang lampau. Asankheyya berarti tak terhitung sedang kappa berarti siklus dunia maksudnya 
yaitu masa terbentuknya bumi, musnah dan terbentuk 
kembali.Kalau menurut Kitab Suci kitabsuci Pali empat Asankheyya kappa sama dengan satu maha kappa dan satu asankheyya sama dengan 20 Antara-kappa, Mahluk hidup menempati bumi hanya selama 1 asankheyya kappa.Antara kappa yaitu  jarak waktu 
umur manusia rata-rata 10 tahun naik hingga umur manusia rata rata menjadi panjang sekali (tak 
terhitung) dan lalu  turun lagi menjadi 10 tahunberarti satu maha kappa sama dengan 80
Antarakappa, (1 Antara-kappa yaitu  selang waktu 
umur rata-rata manusia 10 tahun, naik menjadi tak 
terhitung dan turun kembali menjadi rata-rata 10 
tahun).sedang lamanya maha kappa yaitu  waktu yang  diperlukan untuk menghabiskan sebuah bukit cadas yang berukuran lebar, panjang , dan dalamnya satu mil, yang mulus tanpa cacat dengan gosokan sutra yang paling halus setiap 100 tahun sekali, bila  batu cadas itu habis maka belum satu kappa terlampaui. Pernyataan yang ada dalam kitab suci ini tidak membantu kita mengirangira lama-nya satu kappa secara nyata.namun ada cara membuat perkiraan umur bumi berdasar  hitungan  sederhana, yaitu: Anggaplah batu cadas akan habis tergosok setebal 1 mm sesudah  10.000 kali gosokan, jika demikian maka  batu karang setebal 1mil yang digosok berputar selama 100 tahun sekali lamanya yaitu , 1,6 km x 1000 m x 1000 mm x 10.000 gosokan x 100 tahun = 1.600.000.000.000 tahun dibagi 2
atau Lebih dari 800 milyar tahun, kita dapat menghitung secara matematis sederhana berapa lamanya satu kappa, cara ini agak berbeda dengan cara diatas dan jumlah total hasil perhitungannya lebih banyak, yaitu dengan perumpamaan biji mustard, Mungkin anda tidak akan memperoleh biji mustard di toko namun saus mustard banyak dijual di supermarket. Biji mustard berukuran sedikit lebih kecil dibandingkan  biji ketumbar dan lebih besar 
dibandingkan  biji wijen.bila  ada biji mustard sebanyak satu mil kubik dan setiap seratus tahun diambil sebutir maka sesudah  biji mustard itu habis maka kurang lebih satu kappa sudah  berlalu, anggaplah diameter biji mustard dua milimeter 
tumpukan mustard sebanyak satu mil kubik yaitu ,
Satu mil = 1.600.000 mm = 1,6 x 10 6 ,Satu mil kubik =(1,6 x 106)3
 = 4,096 x 1018 mm³
Anggap saja ukuran biji mustard yaitu  2mm x 2mm x 2mm = 8mm³ Maka banyaknya biji mustard dalam satu mil kubik yaitu ,  4,096 x 1018 mm³ dibagi 8 mm³ = 5.12 x 10¹7 butir. 
Bila diambil satu butir setiap setiap seratus tahun maka lamanya maha kappa yaitu  
+ 5.12 x 10¹7 x 100 tahun= 5.12 x 1019tahun
Dan 1 asankheyya kappa yaitu , 
5,12 x 1019tahun dibagi 4 yaitu 1,28 x 1019tahun
Atau 12.800.000.000.000.000.000 tahun
(dua belas juta delapan ratus ribu trilyun tahun).
Walaupun kedua cara diatas memiliki jumlah 
waktu yang sangat berbeda, namun persamaan kedua 
cara diatas yaitu, sama-sama lama sekali.
Umur alam semesta lebih dari 1 asankheyya kappa, mengapa berbeda demikian banyak beda dengan pendapat ahli fisika? Bermacam cara para ahli dalam  memperhitungkan usia masih terus disempurnakan, sebagai contoh cara perhitungan para ahli memakai tehnik paruh waktu karbon isotop  C14 untuk memperhitungkan umur fosil, cara ini memiliki kelemahan yaitu diantaranya, cara ini hanya mengharapkan penemuan fosil-fosil  yang ada, padahal mungkin saja fosil fosil yang lebih tua sudah  lenyap atau  belum ditemukan sehingga para ilmuwan 
menganggap sejarah makhluk hidup ,hanya berdasar  penemuan  fosil yang ada dan umurnya hanya berdasar  usia fosil tertua yang ditemukan, faktor presisi, peralatan dan teknologi yang dipakai  merupakan variabel tambahan yang harus diperhitungkan, tehnik radio isotop karbon C14 hanya akurat dalam mengukur usia fosil yang tidak lebih 
dari 65.000 tahun. Untuk mengukur usia bumi dipakai  tehnik radio isotop unsur Uranium, dan uranium tertua yang ditemukan berusia 4,5 milyar tahun. Kendala demikian juga ada dalam memperhitungkan umur alam semesta yang didasarkan pada pengukuran 
spektrum gelombang cahaya (berdasar  spektrum redshift atau geser merah) dari/atau gelombang elektro magnetik yang sampai ke bumi, ini  membuktikan bahwa perhitungan para ahli hanya berdasar  apa yang ada, dan yang diterima oleh bumi. Padahal berapa banyak gelombang cahaya dan gelombang elektro magnetik yang tidak sampai ke bumi, atau gelombang itu sudah  sampai ke bumi 
lama sebelumnya, pada saat teknologi belum 
berkembang seperti sekarang ini?Sejak jaman Copernicus ,pandangan revolusioner bahwa bumi mengelilingi matahari muncul  seiring dengan penemuan  teleskop (pandangan ini mengalahkan pandangan Eropa sebelumnya yang berdasar  pandangan filsuf Yunani Aristoteles yang mendominasi dunia selama dua millenia yang beranggapan bahwa matahari mengelilingi bumi). Pandangan ini belakangan berkembang menjadi lebih jauh, pada awal abad ini para ahli menganggap galaksi andromeda yaitu  kabut saja bukan galaksi yang terdiri dari milyaran tatasurya. Pandangan ini berubah sesudah  dibuat teleskop yang lebih besar seperti yang ada di Mt. Palomar , , keterbatasan teknologi menciptakan kendala.Pandangan dan teori mengenai alam semesta berubah seiring  kemajuan teknologi, sesudah  penemuan  radio teleskop, terlebih sesudah   teleskop hubble (teleskop yang ditempatkan di angkasa luar sehingga tidak terhalang oleh atmosfir bumi) para ahli menganggap bahwa benda luar angkasa terjauh yaitu  Quasar (Quasi Stellar Radio).cara yang dipakai  oleh para bhikku  sangat berbeda, yaitu dengan abhinna (kemampuan adi kodrati),(Pubbenivasanussatinana yaitu kemampuan untuk mengingat kelahiran yang lampau), dengan jalan inilah siklus pembentukan dan kemusnahan  bumi yang terjadi berulang-ulang bisa diketahui.Terlepas dari pendapat mengenai cara mana yang lebih tepat, yang jelas pendapat para ahli akan bergeserke arah umur alam semesta yang lebih tua, bukan ke arah umur alam semesta yang lebih muda seperti dalam teori genesis, bahwa umur bumi bukan 4,5 milyar tahun seperti pendapat sebelumnya namun umur bumi yaitu  5 milyar tahun. 
Menurut  pandangan Buddhis seperti yang ada dalam Satta  Suriya Sutta dari Anguttara Nikaya, ada fenomena yang nampak sejalan dengan gejala yang ada pada pengamatan langsung oleh para ahli Astronomi.hanya dikatakan Dalam Satta suriya sutta, bahwa nanti bila  umur rata-rata manusia terus merosot menjadi sepuluh tahun, lalu  naik kembali sampai umur manusia rata-rata tidak terhitung dan lalu  turun lagi, entah jutaan 
atau milyaran tahun lagi. Maka pada akhir masa dunia 
(kemusnahan  bumi) muncul  suatu masa dimana hujan  tak pemah lagi turun, sesudah  lama berlalu demikian,  maka muncul  matahari kedua, pada kemunculan matahari kedua maka tak dapat dibedakan antara siang dan malam, bumi merasakan terik matahari tanpa henti, berdasar  ramalan munculnya matahari kedua  menurut Satta Suriya Sutta, maka kita mengharapkan dapat melihat  ada dua matahari yang saling mengorbit satu sama lain dalam satu sistim tata-surya  di Galaksi Bimasakti atau di Galaksi lain. Di dalam ilmu astronomi, matahari dan tatasurya lain yang nampak dari bumi juga dinamakan bintang (bintang yaitu  benda bercahaya di angkasa selain bulan dan matahari) bumi, matahari kita dan planet planet yang lain dinamakan satu tata surya. Sekelompok 
besar matahari yang berjumlah sangat banyak, dinamakan Galaksi, dan tempat gugus kelompok matahari dimana kita berada dinamakan galaksi Bimasakti (Milky way). Menurut dugaan galaksi Bimasakti berbentuk seperti cakram (spiral) dan tata surya kita kira-kira berada pada jarak 3/4 radius dari pusat galaksi (dinamakan dugaan karena tidak pernah ada foto galaksi  Bimasakti dalam bentuk spiral yang sebenarnya , foto galaksi Bimasakti yang ada di buku-buku Astronomi  sebetulnya yaitu  foto galaksi lain yang mirip dengan galaksi Bimasakti).
Ternyata menurut data hasil pengamatan ahli 
Astronomi ada suatu sistem bintang yang dinamakan Sistem  Bintang Binary (Biner), yaitu sistem bintang yang terdiri  dari dua matahari atau lebih yang saling mengorbit (GAMBAR 2.1 X). Ada beberapa macam bintang Biner yaitu, 
1. Biner Visual yaitu suatu pasangan bintang yang 
nampak besar dan dapat dilihat walaupun kita 
hanya memakai teleskop kecil, contoh yang 
pertama kali ditemukan ialah pasangan bintang 
Castor oleh William Herschel tahun 1804, dan 
dinamakan Biner Astrometrik.  dinamakan itu bila  salah satu diantara  pasangan bintangnya nampak terlalu samar-samar, contoh  Sirius (GAMBAR 2.2 X ) 
yang merupakan contoh bintang Biner karena nampak paling terang di angkasa. Astronom Jerman Friedrich Wilhelm Bessel  menemukan  bahwa Sirius merupakan Biner astrometrik tahun 1844. Selain itu masih banyak lagi biner visual yang lain misalnya Cygni 61 (GAMBAR  3 X ) 
2. Biner Spektroskopik yaitu bintang biner yang terlalu 
dekat sehingga tidak terlihat terpisah bila  dilihat 
melalui teleskop, biner Spektroskopik hanya bisa 
dibuktikan melalui diagnosa spektrum, contohnya 
yaitu  bintang Capella (Alpha Aurigae), yaitu 
biner spektroskopik dengan periode orbit 104 hari, dan contoh biner spektroskopik yang lain diantaranya yaitu  bintang dengan kode HR 80715. 
3. Biner Eclipse (biner Gerhana), yaitu sistem biner 
langka yang saling menutupi didepan, karena arah orbitnya sejajar dengan pengamat di bumi. 
Kelihatannya dari bumi hanya bagaikan setitik sinar 
saja. Sistem binernya hanya nampak dari bumi 
bila  kedua bintang tidak saling menghalangi, 
bila  salah satu bintang menyilang di depan yang lain, maka sebagian sinarnya nampak gerhana, 
contoh biner gerhana yang paling jelas yaitu  Algol 
(Beta Persei), karena gerhananya nampak walaupun 
dilihat dengan mata telanjang, pertama kali 
dilaporkan oleh Geminiano Montanari professor 
Matematika di Universitas Bologna dan Padua 
pada tahun 1669. Selain Algol masih ada lagi Beta 
Epsilon, Aurigae dan lain-lain.Terlihat adanya kemiripan antara data-data Astronomy diatas dengan Satta Suriya Sutta. Dikatakan di dalam Satta Suriya Sutta, bahwa Sesudah  matahari kedua muncul untuk waktu yang sangat lama, lalu muncul  matahari ketiga, keempat dan seterusnya sampai ketujuh, berikut yaitu  naskah  dari Visuddhi  Magga yang bersumber dari Satta Suriya suttaPara Bhikkhu ada suatu saat  selama bertahun tahun, beratus-ratus tahun, beribu-ribu tahun, beratus-ratus ribu tahun hujan tidak turun, sesudah  lama hujan tidak turun muncul  matahari kedua. saat  muncul matahari kedua tak dapat lagi dibedakan antara siang dan malam, Pada saat matahari yang satu tenggelam matahari yang lain terbit. Bumi terus-menerus dipanggang oleh sinar matahari (pada keadaan kita sekarang ini bumi masih berhiaskan awan dan uap air, namun pada periode kemusnahan  ini bumi sama sekali tidak berawan, langit bersih). Karena  panas maka air dari seluruh sungai, kecuali dari sungai sungai besar menguap.Sesudah  periode ini berlalu lama sekali, muncul   matahari ketiga, saat  muncul matahari ketiga, sungai sungai yang besar juga ikut kering menguap.Periode ini juga berlangsung lama sekali, sesudah  itu muncul  matahari yang ke-empat, sesudah  matahari yang keempat muncul, danau-danau yang menjadi sumber air di Himalaya (yang terkenal dengan salju abadinya juga ikut kering menguap).  sesudah  lama berlalu maka muncul  matahari kelima, pada waktu kemunculan matahari kelima maka air di samudera ikut menguap sehingga air yang tersisa tidak cukup untuk membasahi satu ruas jari.Periode ini juga berlangsung lama , lalu  sesudah  itu muncul  matahari ke-enam, pada kemunculan matahari ke-enam ini semua cairan di tata-surya menguap, ini  bukan hanya terjadi di tata-surya ini, semua cairan pada seratus milyar tata surya yang lain juga ikut menguap.Periode ini juga berlangsung lama , lalu  muncul  matahari ke-tujuh. Pada kemunculan matahari ketujuh tata-surya kita dan  dengan seratus milyar tata-surya yang lain terbakar, hingga habis total (seperti api yang membakar lemak susu atau ghee) tanpa meninggalkan debu.  Di dalam ilmu astronomi diketahui ada sistem biner yang terdiri dari 2 bintang, ada yang terdiri dari 3 bintang bahkan ada sistem yang terdiri dari 6 bintang yang saling mengorbit, belum ditemukan suatu sistem biner yang terdiri dari 7 bintang. Terlihat adanya kemiripan antara Satta Suriya Sutta dengan fakta observasi astronomi. Bila kita mencari titik temu dari data-data astronomy dan kemungkinan munculnya matahari kedua di tata-surya kita, maka besar dugaan bahwa matahari kedua itu akan berasal dari sistem tatasurya yang terdekat dengan sistem tata surya kita, seperti tata-surya Proxima Centauri misalnya yang kurang lebih berjarak 4,2 tahun cahaya. Karena cahaya dari Proxima Centauri memerlukan waktu 4,2 tahun untuk sampai ke bumi maka kita tidak perlu takut pada matahari kedua akan muncul dalam waktu dekat ini.  bila memang benar Proxima Centauri merupakan calon matahari kedua, maka Proxima Centauri akan memerlukan waktu yang lama  untuk mencapai bumi sebab jaraknya yang luar biasa jauh, yaitu 300.000 x 60 x 60 x 24 x 365 x 4,2 kilometer ,
Berapa lama kira-kira proxima centaury mendekat 
ke matahari kita? bayangkan dua ekor kutu buku yang 
diletakkan secara acak di lapangan bola, kedua kutu ini  bebas bergerak secara acak, maka bila  kedua kutu ini berbenturan maka seperti itulah kemungkinan 2 bintang saling bertemu dan saling mengorbit. Sangat jauh dan langkanya kemungkinan pertemuan antara  bumi dan tata-surya tetangga yang terdekat sangat masuk diakal, bila dikaji usia 1 masa dunia (kappa) , mengapa dua buah tata surya bisa saling mendekat? Harus diingat bahwa seluruh tata surya di dalam galaksi Bimasakti berotasi mengelilingi 
pusat Galaksi, besar kemungkinan dipicu  oleh 
gravitasi pusat galaksi Bimasaksi maka seluruh tata surya yang ada dalam galaksi Bimasakti semakin 
mendekat ke pusat galaksi, dan dengan demikian maka  jarak relatif antar tata-surya juga semakin lama semakin dekat.bersamaan dengan kemunculan matahari keenam maka cairan di bumi ini menguap 
dan pada kemunculan m a t a h a r i  k e t u j u h 
semuanya terbakar, sedang menurut Visudhi Magga seratus milyar tata surya lainnya juga ikut terbakar, sebagai perbandingan, menurut data astronomy jumlah tata  surya dalam galaksi Bimasakti kita juga berjumlah kira kira seratus milyar (GAMBAR 2.7X ) 
jadi kemungkinan yang dimaksud dengan 
kemusnahan  dunia dalam Visudhi Magga yang 
bersumber dari Satta Suriya Sutta, mungkin yaitu  
kemusnahan  yang meliputi seluruh galaksi Bimasakti.
Perlu dicatat bahwa Visudhi Magga ditulis pada 
abad ke 5 S.M, pada waktu itu belum ada teleskop dan manusia pada umumnya hanya dapat memandang tanpa dapat mengerti apakah yang memicu adanya jalur bintik-bintik putih yang nampak samar di angkasa. Hanya sesudah ditemukannya teleskop para ahli astronomy dapat mengetahui bahwa bintik-bintik putih itu yaitu  tata surya lain yang ada didalam galaksi Bimasakti ,bila  kita berada pada 
bagian yang lain dari galaksi Bimasakti, maka matahari  kita juga akan nampak bagai bintik-bintik putih,setengah dari galaksi bima sakti kita terdiri dari bintang biner yang merupakan sistem yang terdiri dari 2 matahari sampai 6 matahari yang saling mengorbit, 
yang kita kenal yaitu  Sirius,’ bintang yang nampaknya 
paling terang di Angkasa. (GAMBAR  2.2 X ).
pemicu terbentuknya sistem biner mungkin yaitu  
gravitasi pusat galaksi yang menarik tata-surya semakin mendekat satu sama lain, bila  dua tata-surya terlalu dekat satu sama lain, maka gravitasi kedua tata-surya itu akan saling tarik-menarik dan akhirnya memicu kedua matahari itu saling mengorbit, sesuai dengan hukum Newton mengenai gaya tarik-menarik antara dua massa (hukum gravitasi universal), atau teori relativitas umum dari Einstein, dan terbentuklah sistem biner. Sesudah  semua tata-surya terlalu berdekatan satu sama lainnya maka panas yang dimunculkannya amat luar biasa dan memicu semua materi yang berada  di seluruh galaksi terbakar termasuk gas dan debu yang mengisi seluruh celah dan ruang yang berada di galaksi, kemungkinan kebakaran ini juga meluas sampai ke corona galaksi (corona galaksi yaitu bagian terluar yang membungkus galaksi  tidak nampak oleh mata), sehingga dari jauh nampak seperti Ellips, oleh karena itu dinamakan Ellips Galaxy, galaksi yang  terbesar dan galaksi yang terkecil yaitu  ellips galaksi yang memperlihatkan tahap dalam pembakaran 
galaksi (galaksi ellips tidak memiliki gas dan debu yang  merupakan materi pembentuk tatasurya, oleh karena itu para ahli menyimpulkan bahwa tahap  terbentuknya galaksi sudah  lama berlalu). GAMBAR  3.1 X (yaitu  klasifikasi sistem tata-surya menurut Hubble) Sekarang kita sudah  mengetahui bahwa sistem biner bertambah lama bertambah banyak, dan pada akhimya semua yang berada di-Galaksi Bimasakti akan terbakar, namun bagaimana caranya untuk membuktikan ini ? bila  kita meneropong alam semesta di-semua frekuensi (yaitu frekuensi sinar gamma, sinar-x, ultra violet, gelombang cahaya, infra merah, gelombang mikro sampai ke gelombang radio, GAMBAR 3.2 X  ,M a k a   a k a n  melihat galaksi yang 
berada di-alam semesta  berada dalam berbagai 
tahap , gambaran ahli  Astronomi yaitu  bagaikan memasuki  sebuah hutan dan melihat  b a n y a k   t u m b u h a n  dalam berbagai tahap , ada rontokan ranting, rontokan daun, atau bunga dan mungkin juga buah bila sedang musim, dari patahan ranting itu bisa diukur berapa umur ranting itu, berasal darimana ranting itu, dan  bahkan kita bisa menghitung umur pohon induknya, bila sudah tumbang (yaitu dengan menghitung banyaknya jumlah cincin pertumbuhan). Demikian juga galaksi, ada tahap  baru terbentuk, berkembang sempurna dan musnah kembali., kemusnahan  galaksi ada tiga macam, y a i t u   k e h a n c u r a n  karena api, air dan a n g i n .  bentuk 
k e h a n c u r a n   y a n g  dipicu  oleh unsur  api, bagaimanakah bentuk kemusnahan  yang dipicu  
oleh angin? Dalam Abhidhammatha sangaha dinamakan  bahwa yang dimaksud dengan unsur api, angin, air dan  tanah yaitu:
Unsur tanah berarti unsur padat atau juga berarti 
sifat pengembangan, keras dan lembut juga 
termasuk unsur tanah.Unsur angin juga berarti unsur gerak, getaran, juga  termasuk unsur tekanan, bila dijabarkan secara fisika yaitu  juga berarti unsur gaya,
Unsur api juga berarti unsur suhu , yang berarti bahwa panas dan dingin juga termasuk unsur api. Unsur air berarti unsur kohesi (sifat mengikat) jadi segala sesuatu yang bersifat kohesi atau adhesi yaitu  termasuk unsur air. dinamakan  dalam Visuddhi Magga bahwa  pada kemusnahan  karena angin maka Himalaya  bertumbukan dengan Himalaya dan seterusnya,yaitu  dua buah Himalaya yang berbeda, dan saling bertumbukan dan karena di  tata-surya kita hanya ada 1 buah Himalaya, maka pasti yang memenuhi syarat yaitu  Himalaya yang berasal 
dari luar tata-surya kita, dengan kata lain kemungkinan  dua buah planet seperti bumi saling bertumbukan  dan akan memicu kcmusnahan yang luar biasa  dahsyat, apalagi bila ditambah dengan dua buah  matahari yang saling bertumbukan, sulit dibayangkan  akibatnya, untunglah ini  hanya terjadi hanya sekali  setiap 64 kali kemusnahan . di dalam Ananda Vagga bagian  Tika Nipata yang ada dalam Anguttara Nikaya bahwa setiap tata-surya memiliki 31 alamnya masing-masing,  termasuk bumi sendiri, matahari sendiri dan sebagainya  Untuk mencari padanan bentuk kemusnahan  karena  angin maka kita harus mencari fenomena yang lebih sedikit nampak di alam semesta, yaitu fenomena dua  2  galaksi yang saling bertumbukan, contohnya yaitu 
galaksi yang dikenal dengan kode NGC 4038 dan NGC 
4039 yang lebih dikenal dengan sebutan the Antennae 
atau juga NGC2326, masih ada lagi contoh tumbukan 
galaksi, yang nampak dalam beberapa tahap , contoh 
lain yang terkenal yaitu  NGC4676 A dan B yang lebih dikenal dengan sebutan  The Mice 
Bila dua buah Galaksi bertumbukan maka bintang bintang dari kedua Galaksi a k a n  s a l i n g  l e w a t   d a n  berinteraksi, interaksi gravitasi  dari kedua Galaksi bisa  menghasilkan pemandangan yang spektakuler, tumbukan  yang terjadi akan melempar 
banyak bintang ke ruang antar galaksi, dengan membentuk  arus melengkung, sebagai mana yang ditunjukkan dengan simulasi komputer oleh  Alan Toomre dari Joint institute for Laboratory of Astrophysics  di Colorado, simulasi itu  (GAMBAR 3.6 X )  memperlihatkan tumbukan  ini, sedang GAMBAR  3.5  X  yaitu  tumbukan antara dua Galaksi, 
sistem ini dinamakan NGC 4676A dan galaksi NGC 4676B yang  disebut T h e M i c e ,  perhatikan kemiripannya. kita bandingkan dengan cuplikan 
Visuddhi Magga berikut ini,  Akhirnya angin muncul 
dari dalam bumi, dan membalikkan bumi, melemparnya  ke angkasa, bumi terpecah menjadi fragmen berukuran  seratus yojana, berukuran dua, tiga, empat, lima ratus  yojana, semua ini juga terlempar ke angkasa dan lenyap.  Gunung-gunung di tatasurya, dan gunung Sineru tercungkil dan terlempar ke angkasa, dimana mereka  saling bertumbukan sampai musnah berkeping-keping dan lenyap, dengan cara ini angin memusnahkan istana para dewa yang dibangun di Bumi (di Gunung Sineru) dan yang dibangun di Angkasa, angin juga mengmusnahkaan 
keenam alam dewa Sugati dan memusnahkan seratus milyar tata-surya, lalu  tata-surya bertumbukan dengan tata-surya, gunung Himalaya dengan gunung Himalaya, Sineru dengan Sineru, sampai musnah berkeping-keping dan  musnah .  yang 
d i m a k s u d  d e n g a n  kemusnahan  karena 
a n g i n ( t a t a - s u r y a  bertumbukan dengan 
t a t a - s u r y a ) a d a l a h dipicu  tumbukan 
antar galaksi. Apakah  yang memicu dua galaksi ber-tumbukan?  S e b e n a r n y a  s e t i a p galaksi yang berada di alam semesta berkelompok, kelompok galaksi yang kecil dinamakan gugus (cluster), 
dan gugus- gugus yang ada membentuk kelompok 
galaksi yang lebih besar lagi yang dinamakan super cluster.  Setiap galaksi yang berada pada suatu gugus akan terus  berada di dalam sistem karena tertahan oleh gravitasi pusat massa gugus galaksi, dan saat  bergerak secara  acak di dalam sistem, suatu saat  dua galaksi bertemu  dan bertumbukan, inilah pemicu  pertemuan  antar  galaksi. pemicu ketiga dari kemusnahan  yaitu  karena air, bagaimana mencari padanan peristiwa serupa di alam  semesta nampaknya agak sulit, karena tidak seperti api 
yang memicu cahaya bertambah terang, atau karena 
angin (gerak) yang dapat dilihat dipicu  oleh adanya 
dua objek yang saling mendekat, maka kemusnahan  
karena air jauh lebih sulit dideteksi mengingat sifat 
air yang tidak memancarkan sinar dan akibatnya 
akan memicu cahaya dari sebuah galaksi malah 
mungkin semakin meredup, dan ini membuat usaha 
untuk mencari padanan peristiwa serupa di alam semesta menjadi lebih sulit, sebab kita tidak dapat melihat proses  detail yang terjadi di alam semesta. Anggaplah bila ada  galaksi yang sedang mengalami kemusnahan  karena air maka bila diamati dari bumi air kaustik itu tidak  akan nampak dari bumi, oleh karena itu maka para pengamat di bumi mungkin menduga-duga bila  melihat galaksi yang memiliki fenomena yang sulit terjawab, contohnya yaitu  galaksi aneh yang terbagi beberapa macam,  diantaranya yaitu:
 A. Galaksi irregular(irregular galaxy), yaitu  galaksi yang bentuknya  tak teratur, sesuai dengan 
namanya, misalnya ada  yang seperti filamen atau 
kabut bukan spiral atau  elliptical (GAMBAR  3.12 X )
B. Galaksi Seyfert, yang pertama kali  ditemukan oleh Carl  Seyfert di Mt. Wilson  observatory, galaksi 
Seyfert yaitu  galaksi yang sangat terang  yang berjumlah 10 %  di alam semesta, kelihatannya lebih merupakan galaksi yang baru  terbentuk dibandingkan  galaksi yang sedang mengalami  kemusnahan , dipicu  oleh banyaknya gas dan debu pembentuk galaksi .
C. Galaksi BL Lac yang mcrupakan singkatan 
dari kata BL Lacer-tid, BL Lac yaitu  galaksi yang 
intensitas pancaran cahayanya berubah-ubah dalam 
periode tertentu, kelihatannya BL Lac yaitu  galaksi 
yang sedang berada dalam kemusnahan , karena pada  umumnya BL Lac yaitu  galaksi Ellips yang tidak 
memiliki gas dan debu pembentuk, apakah BL Lac 
ini merupakan galaksi yang mengalami kemusnahan  
karena air?.D. Double-lobed Radio Galaxy (galaksi radio cuping ganda), yaitu galaksi yang memancarkan gas dan merupakan sumber gelombang radio yang sangat kuat , salah satu kemungkinan kemusnahan  karena air Apa yang terjadi sesudah musnah? Hanya kegelapan    untuk waktu yang lama sekali, dan akhirnya terbentuk kembali. 
-Milyaran tata-surya yang tampak bertebaran dalam radius milyaran tahun cahaya, hanya merupakan satu %  dari seluruh materi yang ada di alam semesta, 99 % sisanya merupakan materi gelap (dark matter) yang 
tak nampak oleh mata. 
-Sampai tahun 1920-an kita manusia di bumi masih menganggap bahwa galaksi kita yaitu  pusat alam semesta, sebab mereka melihat  dari teropong yang belum begitu canggih, dan bermilyar-milyar galaksi yang nampak hanya dianggap sebagai awan nebula saja.inilah kutipan dari Visuddhi magga (Bab XIII, 28-65) mengenai apa yang akan terjadi di akhir jaman, di  masa yang akan datang, lama sesudah  kemunculan  Buddha terakhir pada siklus bumi sekarang ini yaitu  Buddha Metteyya, ada suatu masa muncul  awan tebal yang menyirami seratus milyar tata surya (Kotisatasahassa cakkavalesu). Manusia bergembira, mereka mengeluar kan benih simpanan mereka, dan menanamnya, namun saat  kecambah mulai tumbuh cukup tinggi bagi anak sapi untuk merumput, tidak ada lagi hujan yang turun setetespun sejak saat itu. Inilah yang dikatakan oleh Sang Buddha, saat  beliau mengatakan  para bhikkhu pada suatu kesempatan yang akan datang sesudah  banyak 
tahun, banyak ratusan tahun, banyak ribuan tahun, 
banyak ratusan ribu tahun tidak turun hujan  (Anguttara Nikaya IV, 100) Para mahluk yang hidupnya bergantung dari air hujan menjadi mati dan terlahir kembali di alam Brahma, begitu juga para dewa yang hidupnya tergantung pada buah-buahan dan bunga.
Sesudah  melewati periode yang sangat panjang dalam kekeringan seperti ini, air mulai mengering disana sini, lalu   ikan dan kura-kura jenis tertentu mati  dan terlahir kembali di alam Brahma, dan demikian juga para mahluk penghuni neraka, ada juga yang  mengatakan para mahluk penghuni neraka mati dengan kemunculan matahari ketujuh (mati dan terlahir lagi di alam brahma)Dikatakan bahwa tak ada kelahiran di alam Brahma tanpa memiliki Jhana (tingkat konsentrasi dalam meditasi), dan beberapa diantara mereka karena  terobsesi makanan (kelaparan), tak mampu mencapai Jhana. Bagaimana mungkin mereka dapat terlahir disana? Yaitu dengan Jhana yang mereka peroleh  sesudah terlahir di alam dewa dan melatih meditasi disana.sebetulnya 100000 tahun sebelum kiamat dewa dari alam sugati yang dinamakan Loka Byuha (world marshall) sudah  mengetahui bahwa 100000 tahun yang akan  datang akan muncul akhir masa dunia (akhir kappa). 
lalu  mereka berkeliling di alam manusia, dengan rambut dicukur, kepala tanpa penutup, dengan muka yang memelas, menghapus air mata yang bercucuran, memakai pakaian warna celupan, dengan keadaan pakaian semrawut mereka mengumumkan kepada manusia ,   Tuan-tuan yang baik, 100000 tahun dari sekarang akan tiba pada akhir dunia (akhir kappa), dunia ni akan musnah, bahkan samudra pun akan mengering. Bumi ini dan sineru raja semua gunung, akan terbakar habis dan musnah, kemusnahan  bumi akan merambat sampai ke alam brahma, kembangkanlah metta bhavana(meditasi cinta kasih) dengan baik, kembangkanlah karuna (belas kasihan), mudita (empathi) dan juga upekkha (keseimbangan batin, yaitu tidak marah bila dicela dan tidak besar kepala bila dipuji) rawatlah ibumu, rawatlah ayahmu, hormatilah sesepuh kerabatmu .Sesudah  para dewa dan manusia mendengar kata kata ini mereka pada umumnya merasa bahwa suatu hal yang penting harus segera dilakukan, mereka menjadi baik terhadap sesama, dan membuat pahala (kusalakamma), melatih cinta kasih dan sebagainya, 
akibatnya mereka terlahir kembali di alam dewa, di sana mereka memperoleh makanan dewa, lalu  melatih meditasi kasina dengan obyek udara lalu mencapai jhana. Yang lainnya terlahir di alam dewa sugati (sense sphere) melalui kamma yang dipupuk dalam kehidupan sebelumnya (Aparapariya vedaniyena kammena), yaitu kamma yang akan berbuah dimasa mendatang. Sebab tidak ada makhluk hidup yang menjelajahi lingkaran kelahiran kembali tanpa memiliki simpanan kamma 
(baik maupun buruk) masa lampau yang akan berbuah di masa mendatang. Mereka pun mencapai jhana dengan cara yang sama. Pada akhirnya semuanya akan terlahir kembali di alam brahma diantaranya melalui pencapaian jhana di alam dewa yang menyenangkan dengan cara ini. Sesudah  waktu yang lama hujan tidak turun, matahari kedua muncul. Dan ini diterangkan oleh sang Bhagava dengan diawali kata-kata,  Para Bhikkhu, ada masanya dimana... (Angguttara Nikaya IV, 100).  lalu   ada di dalam Satta Suriya Sutta.saat  matahari kedua sudah  muncul, tak bisa lagi dibedakan antara siang dan malam. Sesudah  matahari yang satu tenggelam yang lain terbit, dunia merasakan  terik matahari tanpa henti, namun tidak ada dewa yang mengatur matahari pada waktu kemusnahan  kappa berlangsung seperti pada matahari yang biasa, (karena 
dewa matahari pun mencapai jhana dan terlahir 
kembali di alam brahma). Pada waktu matahari yang 
biasa bersinar awan kilat dan uap air berbentuk gelap 
memanjang melintasi angkasa, namun pada kehadiran matahari pengmusnah kappa angkasa sama kosongnya dengan cakram kaca jendela tanpa kehadiran awan  dan uap air. Dimulai dengan anak sungai, air di semua sungai kecuali lima sungai terbesar menguap. Sesudah  waktu yang panjang berlalu matahari ketiga muncul, sesudah  muncul matahari ketiga air dari semua sungai juga menguap, lalu  sesudah  lama berlalu demikian matahari keempat muncul dan tujuh danau besar yang menjadi sumber sungai-sungai terbesar yaitu Khannamundaka, Rathakhara, Anotata, Chaddanta ,Sihappapatta, Hamsapatana,dan Kunala juga ikut menguap.
Lama berlalu demikian, mucullah matahari kelima 
sesudah  muncul matahari kelima air yang tersisa di 
samudera tidak cukup tinggi untuk membasahi satu ruas jari tangan. lalu  di akhir periode itu muncul  matahari keenam yang membuat seluruh dunia menjadi  gas, semua kelembabannya sudah  menguap, seratus  milyar tata surya yang ada disekeliling tatasurya kita  sama nasibnya seperti tatasurya kita. Sesudah  lama  berlalu, akhimya matahari ketujuh muncul. Sesudah  munculnya matahari ketujuh, seluruh dunia (tatasurya kita) bersama dengan seratus milyar tatasurya yang 
lain terbakar. Walaupun puncak Sineru yang tingginya 
lebih dari seratus yojana juga ikut musnah berantakan 
dan lenyap di angkasa. Kebakaran bertambah besar 
dan menyerang alam dewa Catumaharajika, sesudah  
membakar istana emas, istana permata dan istana kristal  yang berada di sana, kebakaran merambat terus ke  alam surga tavatimsa dan naik terus ke alam brahma jhana pertama. Sesudah  membumi-hanguskan alam brahma jhana kedua yang lebih rendah, api itu berhenti sebelum mencapai alam Brahma Abhassara , Selama masih ada bentuk walaupun seukuran atom?, api itu tidak lenyap, api itu hanya lenyap sesudah  semua yang berbentuk musnah terbakar, seperti api yang membakar 
ghee (lemak yang berasal dari susu) dan minyak, tidak 
meninggalkan debu. Angkasa yang di atas dan di bawah sekarang menjadi satu dalam kegelapan   yang meliputi alam semesta. Sesudah  suatu masa yang lama sekali berlalu, muncul  awan yang sangat besar, pada mulanya hujan turun perlahan-lahan lalu  bagai bah turun tetesan yang lebih besar seperti tangkai teratai, seperti tangkai palem, terus  bertambah besar  menyirami semua tempat yang bekas terbakar pada seratus milyar tata surya sampai  menjadi terendam. lalu  angin (energi) yang berada di bawah dan sekelilingnya muncul dan menekan dan  membulatkannya, seperti butir air di daun teratai, 
bagaimana mengkompres air yang berjumlah luar biasa banyaknya? Dengan membuat celah. Sebab angin membuat celah di sana-sini.Dikarenakan tertekan oleh udara, menyatu dan berkurang, maka bentuknya  mengecil pada waktu alam  brahma yang lebih rendah muncul pada tempatnya dan 
tempat alam dewa yang lebih tinggi muncul lebih dahulu  pada tempatnya sesudah  turun sampai batas tinggi sebelumnya (alam-alam dewa Catumaharajika dan Tavatimsa muncul bersamaan dengan munculnya bumi karena kedua alam itu terkait dengan bumi), angin yang kencang muncul dan menghentikan proses itu dan  menahannya tetap pada posisi itu, seperti air pada teko yang di tutup lubangnya. Sesudah  proses itu selesai, humus yang penting muncul di atas permukaannya, yang memiliki warna, bau dan rasa seperti lapisan yang berada di atas permukaan tajin,lalu  para makhluk yang lebih awal terlahir di alam Brahma Abhassara turun dari sana oleh karena habisnya usia atau saat  kamma baik mereka (yang menopang kehidupan di sana) sudah  habis maka mereka terlahir kembali di sini, tubuh mereka bercahaya dan melayang 
layang di angkasa. Sesudah  memakan humus, mereka  dikuasai oleh kemelekatan seperti yang di uraikan dalam Aganna Sutta (Digha Nikaya III 85).
Periode waktu munculnya awan yang mengawali 
kemusnahan  kappa sampai apinya padam dinamakan satu  Asankheyya, dan dinamakan masa penyusutan (contraction/pali: samvatto). Sesudah  padamnya api sampai muncul nya  awan besar pemulihan yang menyirami seratus milyar tata-surya merupakan Asankheyya kedua, dan dinamakan masa sesudah  penyusutan (samvattathayi).Periode sesudah  pemulihan sampai munculnya bulan dan matahari merupakan asankheyya ketiga dan dinamakan pengembangan Periode sesudah 
munculnya bulan matahari sampai munculnya awan 
yang mengawali kemusnahan  merupakan asankheyya keempat dan dinamakan masa sesudah  ekspansi (vivatthayi). Empat asankheyya ini dinamakan satu maha kappa. Inilah pengertian mengenai kemusnahan  dan pembentukan kembali alam semesta oleh karena api.Ada tiga macam kiamat dalam kepercayaan Buddha yaitu kiamat yang dipicu  oleh api, air dan angin. Awal dari kemusnahan nya yaitu  sama, yaitu dengan munculnya awan besar yang menjadi awal. Perbedaannya yaitu  jika pada kemusnahan  karena api matahari kedua muncul maka pada kemusnahan  karena air muncul  awan kaustik yang maha besar (kharudaka). Pada awalnya hujan  muncul perlahan-lahan, lalu  sedikit demi 
sedikit bertambah besar sampai menyirami seratus 
milyar tata surya, sesudah  tersentuh air kaustik, bumi 
gunung dan sebagainya mencair dan semua air yang 
muncul  ditunjang oleh angin (energi). Air merendam 
semua yang ada di bumi sampai alam jhana kedua terus  naik hingga ke alam jhana ketiga yang lebih rendah dan  berhenti sebelum sampai di alam subhakinha. Air itu tak akan surut bila  ada benda yang bersisa walaupun  hanya sebesar atom, dan hanya akan surut bila  semua benda yang berbentuk sudah  larut.Awal dari semuanya yaitu: angkasa yang di atas dan angkasa yang di bawah bersatu diselimuti kegelapan semesta  , yaitu pada kemusnahan  karena api alam maha brahma lebih dahulu muncul dan makhluk-makhluk terlahir dari  alam Brahma Abhassara sedang pada kemusnahan  
karena air para makhluk turun dari alam subhakinha 
ke alam Brahma yang lebih rendah dan ke alam-alam 
yang berada dibawahnya. Periode munculnya awan 
besar yang mengawali kemusnahan  sampai surutnya 
air kaustik dinamakan satu asankheyya, periode surutnya air sampai munculnya awan pemulihan dinamakan satu  asankheyya, periode munculnya awan pemulihan  sampai... dan seterusnya, keempat asankheyya ini  dinamakan satu maha kappa, inilah bentuk pengmusnahan kappa dengan air (zat cair)’
kemusnahan  alam semesta yang dipicu  oleh angin mirip dengan air dan api, yaitu pertama 
muncul  awan yang mengawali kemusnahan  kappa, 
namun ada perbedaannya, bila pengmusnahan karena api  muncul matahari kedua, maka pada kemusnahan  yang dipicu  oleh angin muncul  angin (unsur gerak) 
yang memusnahkan kappa itu, pertama muncul  
angin yang menerbangkan debu (flue) kasar lalu  flue halus lalu pasir halus, pasir kasar, kerikil, batu dan seterusnya lalu  sampai mengangkat batu 
sebesar batu nisan dan pohon-pohon besar yang tumbuh ditempat yang tak rata semua tertiup dari bumi ke angkasa luar dan tidak jatuh kembali ke bumi namun musnah berkeping-keping dan musnah. 
lalu  angin muncul dari bawah permukaan 
bumi dan membalikkan bumi melemparnya ke angkasa.  Bumi musnah menjadi pecahan kecil-kecil berukuran 100 yojana, 2, 3, 4, 500 yojana dan 
terlempar ke angkasa juga, musnah berkeping-keping 
lalu musnah. Gunung-gunung di tatasurya dan gunung 
Sineru tercabut ke luar angkasa, disana gunung-gunung ini saling bertumbukan hingga berkeping-keping lalu lenyap.  Dengan cara ini angin memusnahkan alam para dewa yang dibangun di bumi (di gunung Sineru)  dan yang dibangun di angkasa, kekuatan angin itu  meningkat terus dan memusnahkan keenam alam  dewa yang penuh kebahagiaan indera kamasugati (dari alam catumaharajika sampai ke alam paranimitavasavati), 
seratus milyar (lit: seratus ribu juta) tatasurya ikut 
musnah juga. Tata-surya bertumbukan dengan tata surya, Gunung Himalaya dengan Gunung Himalaya, Sineru dengan Sineru sampai musnah berkeping-keping dan musnah.Angin memusnahkan dari bumi sampai alam  brahma Jhana ketiga dan berhenti sebelum mencapai alam vehapphala yang berada pada alam jhana keempat. Sesudah  memusnahkan semuanya angin kembali mereda, lalu  semuanya kembali seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, ‘angkasa yang di atas  menjadi satu dengan angkasa yang di bawah dalam kegelapan   dan alam yang kembali muncul pertama kali yaitu  alam brahma subhakinha.Periode waktu awan besar awal kemusnahan  muncul sampai surutnya angin yang memusnahkan yaitu  satu asankheyya kappa, periode surutnya angin sampai munculnya awan pemulihan yaitu  satu asankheyya kappa juga dan seterusnya. 4 asankheyya kappa ini  membentuk satu mahakappa, beginilah cara kemusnahan  yang dipicu  oleh angin.
Apakah yang memicu kemusnahan  dunia 
seperti ini? Tiga akar akusala kamma (perbuatan buruk) yaitu  pemicunya, bila  salah satu akar akusala 
kamma lebih menonjol maka dunia akan musnah oleh 
sebab itu, contohnya bila lobha (keserakahan materi) lebih menonjol maka dunia akan musnah oleh api, bila dosa (kebencian) lebih menonjol maka dunia akan musnah oleh air, dan jika moha yaitu kegelapan batin yang dipicu  oleh ketidak mampuan seseorang membedakan yang baik dan yang buruk lebih menonjol maka dunia akan musnah oleh angin, 
Sekuen pemusnahannya yaitu, 1 sampai 7 oleh api, 8 oleh air, 9 hingga 15 oleh api, 16 oleh air, 
17 hingga 23 oleh api   ,  sesudah  kemusnahan  ke 
56 oleh air, lalu 57 hingga 63 oleh api dan yang ke 64 oleh angin, sesudah  itu mulai lagi hitungan satu
tujuh kali musnah oleh api, yang kedelapan musnah 
oleh air. sesudah  tujuh kali musnah olch air tujuh kali 
lagi musnah oleh api, enam puluh tiga maha kappa 
sudah  berlalu dan pada kappa keenam puluh empat 
maka giliran angin yang memusnahkan sehingga 
alam Subhakhina juga ikut musnah di mana usia 
maksimumnya yaitu  tepat 44 kappa.  sesuai dengan bunyi sutta pada awal tulisan  ini, alam bereaksi sesuai dengan keadaan yang ada, Dunia ini akan musnah oleh angin, air dan api …’ dan berlangsung sejak masa yang tak terhitung dan akan terus berlangsung tanpa dapat diketahui kapan akan 
berakhir. pada masa itu, sebelum muncul pemikiran heliosentris dari Copernicus, gereja mengadopsi pemikiran geosentris dari Ptolomeus, yang menganggap bumi ini merupakan pusat alam semesta , Waktu Galileo Galilei membenarkan pendapat Copernicus, ia menghadapi tantangan yang selalu terjadi pada manusia bila dihadapkan pada  kebenaran , yaitu menolak dan menentang mati-matian bila mereka sudah  melekat pada pandangan salah.Sesudah  penemuan teleskop yang lebih 
canggih , bumi tempat kita  dibandingkaan dengan alam semesta yaitu  bagaikan sebutir pasir di gurun. sesudah  dipasang teleskop yang lebih canggih 
dengan diameter yang lebih besar, maka resolusi gambar yang dihasilkan lebih tajam dan jarak kemampuan  observasi kita bertambah berkali-kali lipat. Sebesar apakah sebetulnya luas alam semesta? mari  kita bandingkan dengan bumi,  diameter bumi hanya kira-kira 12.500 km. Bila seberkas sinar harus melintasi jarak sepanjang itu hanya diperlukan waktu kira-kira seperdua puluh lima detik, jadi satu detik sinar dapat mengelilingi bumi kira-kira  8 kali (keliling bumi 40.000 km)  dan kecepatan cahaya yaitu  300.000 km perdetik. Jarak bumi ke Matahari hanya 9 menit cahaya, jarak matahari ke planet pluto yaitu  5,5 jam cahaya,  diameter galaksi Bimasakti yaitu  100000  tahun  cahaya. Jarak benda terjauh dari bumi yang dapat  terdeteksi yaitu  milyaran tahun cahaya, itu berarti  cahaya yang kita terima yaitu  gambaran kejadian  milyaran tahun yang lalu, jauh sebelum munculnya  manusia pertama , Bahkan cahaya yang berasal dari ujung Galaksi Bimasakti-pun sudah lebih tua umurnya dibandingkan   manusia pertama . Dahulu orang Eropa  mempercayai (berdasar  kitab suci mereka) dunia ini terbentuk hampir bersamaan dengan manusia pertama dan diperkirakan bahwa alam semesta baru berumur 6000 tahun. saat  mereka mengetahui bahwa perkiraan mereka salah, maka mereka mengubah perkiraan mereka dan mengatakan bahwa bumi (juga termasuk alam 
semesta) sudah  muncul 20 juta tahun yang lalu, namun lalu  pandangan ini berubah lagi menjadi 100 juta  tahun, terus berubah melalui tingkat-tingkat hingga  menjadi 6000 juta tahun yang lalu. ini  ini hanya menjelaskan  perkiraan  yang berubah-ubah, 
yang menjelaskan  ketidak-tahuan, tidak lebih.
Bila jarak bumi dengan benda terjauh yang dapat 
tampak  yaitu  milyaran tahun dan jarak itu dapat 
dianggap sebagai jari-jari alam semesta maka dapat 
diketahui volume alam semesta, yaitu 3,14 x Jari-jari 
x Jari-jari. Dapat anda bayangkan betapa besar dan 
luasnya alam semesta ini. Bumi kita bedan  matahari dan planet-planetnya hanya merupakan satu tatasurya di antara seratus milyar tatasurya yang berada di Galaksi Bimasakti. Ada bermilyar-milyar galaksi di seluruh alam semesta.Hanya sebesar itukah alam semesta? Belum semuanya, karena perhitungan di atas hanya berlaku untuk alam semesta yang tampak  sesuai dengan teknologi yang ada sekarang ini. Karena sebetulnya  alam semesta jauh lebih luas dari itu, ini  kutipan Rohitassa Sutta (Anguttara Nikaya 11, 45-46) berikut ini.
Pada suatu saat  Sang Bhagava menetap di hutan 
Jeta di taman Anathapindika. lalu  Rohitassa, 
sesosok dewa, saat  malam menjelang pagi datang, 
dan dengan kemilau cahayanya menerangi seluruh 
hutan Jeta datang menemui sang Bhagava, sesudah  
sujud memberi hormat berdiri pada satu sisi. Sewaktu 
berdiri demikian dewa Rohitassa bertanya kepada 
Sang Bhagava: Mohon Sang Bhagava menerangkan. apakah mungkin bagi kita, untuk pergi, untuk melihat, untuk mencapai ujung dunia, dimana tidak ada lagi mahluk yang terlahir, atau menjadi tua, tidak ada lagi kejahatan   dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain?  Yang mulia, aku  menyatakan bahwa tidak ada 
ujung dari dunia, yang bisa dicapai atau dilihat, 
dimana tidak ada lagi mahluk-mahluk yang hidup kekal, tidak bertambah tua, tidak ada lagi kematian, tidak ada lagi kejahatan   dari alam yang satu ke alam yang lain. Luarbiasa Sang Bhagava! Mengagumkan 
Sang Bhagava, dengan jelas diuraikan oleh Sang 
Bhagava: Tidak ada ujung dari dunia, yang bisa dicapai  atau dilihat, dimana tidak ada lagi mahluk-mahluk yang  hidup tidak kekal, tidak bertambah tua, tidak ada lagi  kematian, tidak ada lagi kejahatan   dari alam yang satu ke alam yang lain!  z bahwa alam semesta ini  sangat luas dan tidak ada ujung dunia yang tidak diliputi  oleh kelahiran dan kematian. 
Milyaran galaksi yang tampak di alam semesta ini 
hanya merupakan 1 %  dari jumlah seluruh materi yang tampak  di alam semesta. Berapa banyakkah 
jumlah materi yang ada di seluruh alam semesta, yang tampak  ditambah yang tidak tampak  yaitu  tidak begitu jelas.Alam semesta yang tampak  pada proses fusi nuklir di Matahari (yaitu penggabungan dua buah atom hidrogen menjadi sebuah atom helium) dalam prosesnya membentuk unsur atom helium yang lebih besar, memancarkan energi dalam bentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Energi yang dipancarkan pada proses fusi nuklir ini akan dipancarkan tak terhingga jauhnya, hingga keluar dari batas jangkauan pengamatan kita dalam berbagai bentuk, diantaranya sebagai sinar kosmis Sebaliknya alam semesta kita akan menangkap kembali energi yang dipancarkan dari alam semesta yang berada diluar jangkauan pengamatan kita. Yang dimaksud batas jangkauan pengamatan kita yaitu , batas jangkauan teleskop yang paling canggih saat ini. 
Energi yang berasal dari luar jangkauan membentuk 
ikatan atom kembali sehingga hukum kekekalan energi  tetap berlangsung. ini lah yang terjadi pada masa sesudah  kemusnahan  Galaksi. Dikatakan bahwa sesudah  terjadi akhir kappa (kiamat parsial/ kemusnahan  Galaksi) maka tidak ada bentuk yang tersisa padat maupun cair, semua berubah bentuk menjadi ion-ion dan gas (ion yaitu  unsur atau molekul yang bermuatan listrik). Kemusnahan Galaksi yang dimaksud disini yaitu  bagai musnahnya alkohol atau minyak yang terbakar tanpa meninggalkan jelaga sama sekali. bahwa kemusnahan seperti itu sebetulnya hanya perubahan bentuk fisik, minyak itu terurai kembali menjadi karbon dioksida, uap air dan sebagainya, lalu kembali mengumpul dan terbentuk.
Menurut teori tradisional galaxy memulai bentuknya 
sebagai gas yang berbentuk awan bulat dimana bintang dan gugus bintang (titik-titik) terbentuk. saat  awan  gas yang berputar merapat menjadi cakram, bintang bintang Halo tertinggal sebagai fossil galaxy.
sedang pada kemusnahan  diakhir Kappa, kemusnahan  yang terjadi sangat dahsyat, sehingga alam  dewa dan Brahma tingkat rendahpun ikut musnah.  Sesudah  semuanya habis terbakar maka gas-gas dan ion-ion sisa pembakaran pada gilirannya akan berubah menjadi perangkap sinar. Luas areal gas sisa pembakaran galaksi ini bisa mencapai radius jutaan tahun cahaya  (GAMBAR 5.2 X ). Bandingkan dengan diameter galaksi yang kurang lebih seratus ribu tahun cahaya. Oleh  karena sinar yang masuk terperangkap maka sebagai  akibatnya tentu saja area yang berada di sekitar pusat gas yang merupakan sisa kemusnahan  Galaksi nampak sangat gelap, ini  sesuai dengan yang dikatakan dalam Visuddhi Magga. Sekarang pada tahap ini angkasa yang diatas bersatu dengan angkasa yang dibawah dalam  kegelapan   yang luas. Pada umumnya sifat benda-benda yang gelap  cenderung menyerap sinar, maka sisa-sisa Galaksi yang sudah  berubah bentuk menjadi Ion dan gas akan kembali menyerap sinar yang dipancarkan oleh objek objek lain yang berada di alam semesta sehingga energi yang sudah  dipancarkan oleh galaksi kita akan diserap oleh galaksi-galaksi lain dan demikian juga sebaliknya. Energi elektromagnetik dan energi photon yang berasal dari cahaya bisa kembali membentuk materi dan anti materi, sesudah  terperangkap dalam ion-ion dan gas-gas yang sudah  berubah menjadi materi gelap. Energi-energi yang terperangkap ini sangat berguna bagi pembentukkan galaksi baru. Gas-gas dan ion-ion yang ada di lokasi bekas kemusnahan  galaksi, dengan  bantuan energi yang terperangkap akan kembali saling mengikat dan membentuk massa yang bertambah lama 
bertambah besar karena gravitasi antara dua buah massa  yang cenderung saling tarik-menarik (atom-atom dan  molekul juga merupakan massa, bahkan termasuk  neutron, elektron, quark dan sebagainya).
Sesudah  selang waktu yang sangat lama 
maka massa yang bertambah besar itu dengan 
bantuan energi yang terperangkap membentuk ikatan 
yang bertambah lama bertambah besar dan akhirnya 
berubah menjadi kabut. Dalam Astronomi kabut ini 
dinamakan Nebula yang merupakan cikal-bakal pembentuk tatasurya (GAMBAR 5.3). Pada tahap  ini kabut Nebula belum memancarkan sinar. namun sudah  mulai memancarkan gelombang elektromagnetik (gelombang radio). Untuk 
melacak keberadaan Galaksi yang tidak memancarkan  gelombang cahaya, namun memancarkan gelombang  radio bisa di lihat dengan teleskop radio, contohnya seperti yang ada di Mt. Antero yang terletak di Puerto Rico. Teleskop ini dapat anda lihat di film spionase  James Bond yang berjudul Golden eye. (film James Bond yang berjudul Golden 
Eye? Parabola raksasa statis yang anda saksikan di film itu yaitu  teleskop radio raksasa terbesar di dunia berdiameter 300 meter) GAMBAR  5.3X 
Atau bisa juga anda lihat dengan bantuan VLA (Very 
large array) telescope yang terletak di dekat Socorro 
negara bagian New Mexico di Amerika serikat. bentuk teleskop VLA? yaitu  nonton film  Contact  yang dibintangi  oleh peraih piala oscar Jodie Foster, yang nampak seperti antenna parabola berderet banyak sekali sebetulnya yaitu  deretan teleskop radio yang memakai tehnik interferometri (GAMBAR  5.4X ).
Sehubungan dengan Nebula ini, dalam Visuddhi 
Magga dinamakan  bahwa sesudah  terjadi kegelapan yang  lama maka muncul   awan yang sangat besar , 
pada mulanya hujan pelan-pelan, lalu  hujan rintik rintik yang lebih besar, seperti tangkai teratai, bagai pipa, bagai antan, bagai dahan pohon palem dan bertambah lama bertambah besar dan  menyirami tempat yang sudah  terbakar pada seratus milyar tata-surya, sehingga lenyap (bekas kebakarannya).
Pengertian menyirami seratus milyar Tata-surya di 
sini harus dimengerti bukan berarti seperti menyirami air di ladang, namun maksud Visuddhi Magga yaitu  karena semua keadaan ini dilihat oleh ingatan akan kelahiran yang lampau maka nampaknya seolah-olah hujan, namun yang sebetulnya terjadi yaitu  partikel-partikel kabut ini oleh karena kohesi bergabung menjadi partikel yang lebih besar dan mulai membentuk kelompok-kelompok yang lebih besar, seperti kondensasi yang terjadi pada uap air, hingga  massa materi yang lebih kecil ditarik 
ke arah massa yang lebih besar. (GAMBAR  5.7 X.)
Anggaplah di bekas tatasurya kita sudah terbentuk 
kelompok massa yang lebih besar dibandingkan  yang lainnya. Massa yang lebih kecil yang ada di sekitamya oleh karena gaya gravitasi akan tertarik oleh massa yang lebih besar ini, sehingga bila kita berada pada massa yang lebih besar ini, massa massa kecil yang 
t e r t a r i k   a k a n  nampak bagaikan  h u j a n , o l e h 
karena semua ini dilihat dengan  k e m a m p u a n 
melihat  massa  y a n g    l a m p a u  m a k a   s e p e r t i   itulah nampaknya  yang terjadi. Para  ahli