crop circle

Tampilkan postingan dengan label crop circle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label crop circle. Tampilkan semua postingan

crop circle


























































Fenomena crop-circle  sudah terjadi selama 21 tahun, dari 1990 hingga 2011. 50  
 lebih gambar asli yang rumit terjadi setiap musim panas di selatan Inggris dekat Wiltshire,  juga di daerah lain. Sejak 2002, sudah ada bukti yang masuk akal dan tidak bisa disanggah bahwa 
 banyak crop circle yang besar  rumit, yaitu  bukan buatan manusia,  yang selama ini 
 dianggap sebagai hasil karya para pemalsu yang memakai  tali dan papan. Walaupun bentuknya 
 sangat menakjubkan secara matematis, tidak ada jejak apapun yang mengindikasikan  keterlibatan manusia 
dalam pembuatannya, seperti yang disaksikan dalam penelitian di lapangan, sebelum kerumunan orang 
tiba di lokasi.
  Sejak 
akhir tahun 1980an, khususnya selama musim panas tahun 1990, crop circle modern mulai ada 
 terutama di  Inggris, Jerman, Italia, Swiss dan Belanda, walaupun kadang ada 
 juga di tempat lain. Mulai tahun 2008, crop circle yang spektakuler telah dilaporkan dari Korea Selatan. 
 Tahun 2011 ini dikejutkan dengan munculnya crop circle di Indonesia, yang pertama kali diketahui 
 secara publik dan terekspos oleh media.
 BETA-UFO memberi kode crop circle Sleman dengan CC1-11. Kode ini berarti crop circle yang 
 diketahui  pertama di tahun 2011. Crop circle di Bantul diberi kode CC2-11 dan yang di 
Magelang dengan CC3-11. Tim BETA-UFO melakukan penelitian di tiga lokasi crop circle, pada tanggal 24 
dan 30 Januari 2011 di Sleman dan Bantul dan  di Magelang tanggal 1 Februari 2011. Hasil dari 
observasi di lapangan, terutama pola dan bentuk rebahan dan  wawancara pada beberapa warga 
setempat, tim BETA-UFO mengatakan  bahwa ketiga crop circle itu  bukan buatan manusia.
Hasil kolektif dari semua laboratorium atau dari para penyelidik crop circle di luar negeri sebenarnya 
sangat menarik, Kebanyakan crop circle yang terbentuk belakangan ini (terutama dari tahun 2001) menjadi 
 sangat besar dan kompleks sehingga memicu  teori bahwa ini yaitu  perbuatan manusia, menjadi 
 tidak bisa dipertahankan. Juga tidak ada lagi tim pemalsu yang sanggup membuat gambar crop circle 
yang begitu besar dan kompleks, walaupun dilakukan di siang hari selama dua hari penuh, tanpa 
memicu  kesalahan saat merebahkan tanaman.
 Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Proses pembuatan CC1-11 yang sangat cepat, mirip dengan 
 banyak fenomena crop circle di luar negeri. Basori mendengar suara “nging-nging” sekitar jam 4 sampai 
 5 pagi (sesudah  subuh) sekitar hanya semenit dan saat jam 7 pagi sudah melihat ada pola terbentuk di 
 sawah milik kakeknya itu   Selain itu, ada satu lingkaran besar 
 yang ternyata lebarnya hanya 20 cm dan ini hanya satu rumpun padi yang rebah dan tidak ada jejak kaki 
saat pertama kali ditemukan. Posisi lingkaran ini yaitu  sesudah  lingkaran paling luar yang lebarnya 1,5 
 meter. Lingkaran yang tergolong tipis ini merupakan lingkaran kedua. Ketika tim BETA-UFO meninjau lokasi CC2-11 (Piyungan, Bantul), banyak orang yang mengatakan bahwa 
 percuma datang ke lokasi crop circle di Piyungan Bantul sebab  sudah dipanen. Tapi ternyata ada 
temuan yang menarik, yaitu masih ada bekas di ladang berupa perbedaan warna antara padi yang rebah 
dengan yang tidak. Sisa-sisa padi yang telah dipanen juga mengindikasikan  adanya perbedaan antara yang 
rebah (crop circle) dengan yang tidak. Uniknya yang rebah ini kondisinya lebih baik daripada yang tidak 
rebah. Yang tidak rebah sudah kecoklatan/kering, sementara yang rebah masih ada bagian yang hijau.
Colin Andrews dan Stephen Spignesi (2003) dalam bukunya "Crop Circles - Signs of contact", halaman 
179, Appendik A: A crop circles FAQ, mengatakan  crop circle yang bukan buatan manusia memiliki 
ciri antara lain:  Tidak ada jejak di dalam crop circle
   Tidak ada tanda di tanah di pusat lingkaran
   Tanaman tidak rusak  Tampilan tanaman lebih cerah dan struktur akar nampak panjang dari biasanya
   Ada perubahan dalam tingkat molekular pada tanaman
  Bentuk geometri yang presisi
,Pola rebahan tanaman juga mengindikasikan  hal yang sulit untuk dilakukan oleh manusia. Tanaman seperti 
terkena pemanasan lokal dengan gelombang mikro yang   memicu  kandungan air di dalam 
tanaman itu  meledak. Kalau analoginya, tanaman itu  sudah direbahkan menjadi bentuk 
tertentu seperti memanaskan batang besi hingga hampir meleleh pada satu bagian dan kemudian 
membengkokkannya selagi panas, membentuk lekukan tertentu, dan membiarkannya dingin kembali.
Beberapa kasus crop circle diketahui terbentuknya dalam waktu yang  singkat.  contoh 
yaitu  yang terjadi pada tanggal 7 Juli 2007 di East Field, Alton Barnes, Wiltshire. Pola ini terbentuk 
dalam waktu sekitar 15 menit pada saat jam 3 dini hari. Ini diketahui berdasar  kamera CCTV yang merekam saat terjadinya crop circle itu . Pada saat terbentuknya pola, terjadi semacam 
'electromagnetic pulse' yang diawali dengan sebuah “aerial flash”. Penjelasan lengkapnya bsia dibaca di 
http://www.andrewcollins.com/page/news/777.htm
Keberadaan crop circle sebesar 300 meter itu  yang secara mendadak dan misterius tiba-tiba ada, 
diperkirakan terjadi tidak lebih dari 10 menit, dan tidak ada kehadiran manusia yang bisa dideteksi di 
ladang itu . Ini merupakan bukti nyata yang tidak terbantahkan.
 Apa yang terjadi di Berbah, Sleman, juga menjadi tanda tanya, sebab proses terjadinya crop circle ini 
 dalam waktu yang sangat singkat.  usaha  rekonstruksi yang dilakukan pada siang hari tanggal 25 
 Februari 2011 oleh 10 mahasiswa dari Yogyakarta (UMY) yang diliput Trans TV mengindikasikan  bahwa 
 dalam waktu hampir 10 jam, mereka baru dapat menyelesaikan sekitar 50% saja dengah hasil yang tidak 
presisi. 
Memang tidak ada bukti empiris apa dan bagaimana terjadinya crop circle di Sleman, Bantul dan 
Magelang. Tak ada saksi mata yang melihatnya. Yang ada hanya saksi yang mendengar sesuatu yang 
aneh. Tentu saja kebenarannya tidak dapat dengan mudah dibuktikan sebab  pengakuan itu  tidak 
didukung oleh saksi yang lain. Pola rebahan di ketiga crop circle yang teratur rapi seperti diputar (searah 
jarum jam) mengindikasikan  bahwa rumpun padi tidak sekedar rebah tertiup oleh angin. penelitian di lokasi crop circle atas padi yang rebah sebab  terkena angin sangat berbeda dengan yang ada  di 
crop circle.
 Jika membandingkan dengan kejadian di luar negeri, Informasi ini didapat dari website Collin Andrew, 
 peneliti crop cirlce, mengatakan  bahwa pada tanggal 7 Juli 2009 pukul 5 pagi, seorang sersan polisi 
 Wiltshire yang sedang mengendarai mobil melewati Sillbury Hill mengaku melihat 3 sosok seperti 
 manusia yang luar biasa tinggi sedang berdiri di ladang gandum. Menurutnya, ketiga orang itu berambut 
 pirang dan mengenakan pakaian putih. Sersan polisi itu menghentikan mobilnya dan segera memanggil 
tiga orang itu , namun ketiga orang itu  segera berlari dan menghilang. Pada saat itu sersan itu 
mengaku mendengar suara seperti suara statik yang aneh, dan segera ia melihat tanaman gandum mulai 
merunduk dan membengkok seakan-akan diperintah oleh suara itu. sesudah  mengalami peristiwa itu, 
 sersan polisi itu mengaku mengalami sakit kepala yang luar biasa. Saksi mata lainnya mengaku 
mendengar suara berisik seperti helikopter di angkasa pada malam itu dan ia bahkan berhasil memotret 
objek terbang itu .
 Yang diketahui dari warga yang berhasil diwawancara, memang terdengar suara aneh. Apakah suara ini 
 yang memicu  rebahnya tanaman dan membentuk pola geometris? Freddy Silva  menulis 
majalah Atlantis Rising mengatakan  teorinya mengenai teknik pembuatan crop circle 
dengan suara. Menurutnya, efek dari getaran suara bisa membentuk pola geometris. Suara ini pernah 
tertangkap oleh video dan dianalisis Jet Propulsion Lab NASA memiliki frekuensi 5.2kHz. Bunyi yang 
 sama sebelumnya terdengar oleh seorang juru kamera BBC saat merekam wawancara dekat sebuah 
crop circle. Informasi lebih lanjut mengenai hal ini bisa dibaca di:
http://www.cropcircleconnector.com/anasazi/sounds1.html
Freddy Silva mengatakan  beberapa fakta tentang crop circle seperti batang tanaman membengkok 
tanpa ada kerusakan dan biasanya titik bengkok pada 1 inci diatas tanah. Pada titik itu, tanaman 
nampak seperti mengalami semburan panas yang kuat dan dalam tempo sangat singkat, sehingga 
melunakkan lapisan kulit batang hingga jatuh membengkok 90 derajat. sesudah  itu tanaman mengeras 
kembali, dan mempunyai bentuk baru yang bersifat permanen. Dari riset/test laboratorium, ditemukan 
bahwa  suara infra (di bawah 20 Hz) yang kuat mampu membuat efek di atas. Tekanan suara infra bisa 
mendidihkan air dalam batang tanaman dalam  waktu 1 nanodetik. Tekanan suara tadi juga memicu  
menguapnya air di area crop circle, dan ini cocok dengan penuturan petani yang mendapati crop circle 
di pagi hari melihat adanya uap air naik ke atas. 
Terjadinya pemanasan lokal yang  menakjubkan ini, dan  adanya gelombang elektromagnetik, juga 
memicu  perubahan komposisi struktur kristal dan mineral dalam tanah,  Selain itu ditemukan 
radioaktif jangka pendek (yang akan hilang dalam beberapa jam) yang tidak memicu efek 
 samping, tepat di dalam lingkaran. berdasar  hal ini, tim peneliti dari Batan dan Bapeten tidak 
menemukan adanya jejak radiasi sebab  melakukan penelitiannya tanggal 25 Januari 2011, dua hari 
sesudah  crop circle di Sleman terbentuk.
berdasar  temuan dan argumen ini, BETA-UFO mengatakan  bahwa crop circle yang ada di Sleman, 
Bantul dan Magelang yaitu  bukan buatan manusia. Mempertimbangkan bentuk polanya yang unik, 
terstruktur dan memiliki keteraturan, maka pembuatnya dapat dipastikan memiliki kecerdasan. Dengan 
 demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatnya yaitu  makhluk cerdas bukan manusia. Jika 
 membahas makhluk cerdas bukan manusia, maka  dihubungkan dengan alien atau fenomena UFOBentuk crop circle sampai pada pertengahan tahun 1980-an terutama yaitu  bulatan-bulatan sederhana 
 dan variasi dari simbol bangsa Celtic. Kemudian muncullah garis-garis lurus dan membentuk lambang lambang yang jauh lebih unik. sesudah  tahun 1990 bentuk-bentuk itu terbagi-bagi secara eksponensial, 
dan sekarang tidaklah luar biasa bila kita menemukan bentuk-bentuk yang meniru lambang-lambang 
komputer, beberapa di antaranya mencakup daerah seluas 200 ribu kaki persegi. Sampai hari ini lebih 
dari ribuan crop cirle yang dilaporkan dan dicatat di seluruh dunia, dengan kurang lebih 90% terjadi di 
Inggris. Crop circle biasanya terbentuk di malam hari antara pukul 23.30 dan 04.00 dini hari. 
Crop circle yang asli juga muncul pada titik pertemuan sepanjang aliran energi magnetis Bumi, 
mempengaruhi pola energi lokasi prasejarah daerah itu . Crop circle sering merujuk pada 
karakteristik- Neolithic dalam ukuran/bentuk/arah, dan definisi tentang masuknya, dengan 
sebanyak 150 buah cincin energi konsentris di luar garis keliling mereka. Menurut peneliti crop circle, 
setahun sesudah  tanaman dalam crop circle itu  dipanen dan ladang telah dibajak dan ditanami 
kembali, jejak energi dari crop circle masih akan terdeteksi di tempat yang sama, lama sesudah  jejak-jejak 
 fisiknya menghilang.
 Pada tahun 1989, George Terence Meaden, seorang pakar meteorologi di Bradford Upon Avon, 
 menerbitkan sebuah buku berjudul “Pengaruh Crop Circle dan Misterinya”.  teorinya mengenai fenomena Pusaran Plasma menjadi terkenal di seluruh dunia sebagai 
 teori mengenai apa yang sebenarnya menciptakan bentuk-bentuk crop circle. Memang, banyak dari 
bentuk-bentuk crop circle di akhir tahun 1980-an terdiri dari lima bagian dan lingkaran-lingkaran cincin, 
sehingga mereka bisa dijelaskan dengan pusaran Elektromagnetik ini. Namun di tahun 1990-91, 
teorinya mulai lebih sulit dijelaskan, sebab  tahun 1990 yaitu  tahun di mana “Lambang-lambang” 
mulai muncul. Peneliti crop circle meyakini bahwa bentuk-bentuk ini tidak disebabkan oleh pusaran 
angin yang alami, tetapi karya Meaden masih tetap dihormati, dan mungkinkan mengarah pada sesuatu 
yang lebih dalam yang memakai  semacam pusaran untuk membentuk bentuk-bentuk yang 
menakjubkan ini. Jadi bisa saja teknologi pembuatnya yaitu  memakai  pusaran plasma atau angin 
ion, tapi dilakukan secara artifisial, bukan secara alami.
Simbol atau pola crop circle diduga memang mempunyai arti. Carl Sagan (1997) dalam bukunya The 
Demon-Haunted World: Science as a Candle in the Dark, mendiskusikan hubungan antara teori 
pembentukan rop circle oleh alien dan mengatakan  bahwa tak ada bukti empiris yang bisa dikaitkan 
antara crop circle dengan fenomena UFO. Namun Carl Sagan mengatakan  bahwa ada pesan yang 
ingin disampaikan dari fenomena crop circle. Sagan menjelaskan beberapa crop circle yang digabungkan 
dan membentuk sebuah pesan.
Mengenai makna dari pola crop circle ini, diduga ada kaitan antara ketiga crop circle yang diperkirakan 
pembuatannya berselang tiap minggu. CC2-11 walau ditemukan sesudah  CC1-11, namun menurut 
sebuah wawancara, besar kemungkinan sudah terbentuk seminggu sebelum CC1-11 ditemukan. Dengan demikian, untuk “membaca” makna pola crop circle ini, seperti yang diusulkan oleh Carl Sagan, perlu 
dilakukan secara berurutan. Pola crop circle Sleman perlu dicermati dengan adanya dua lingkaran yang lebih kecil di kedua sisinya. 
Pola utama crop circle disebutkan seperti pola cakra Muladhara. Pola ini memang merupakan pola yang 
umum. Namun menjadi tanda tanya, apa makna dari dua lingkaran kecil itu . Beberapa analisis atas 
crop circle di luar negeri sering dihubungkan dengan benda-benda astronomi. Apakah pola ketiga crop 
circle di Indonesia ini berhubungan dengan benda astronomi? 
Crop circle Sleman terbentuk tanggal 23 Januari 2011. Sepintas bentuk pola lingkaran utama dengan 
empat lingkaran di dalamnya yang saling tumpang tindih dengan mengitari (seperti mengorbit) lingkaran 
pusat mengingatkan pada empat planet dalam dari tata surya kita, yakni Merkurius, Venus, Bumi dan 
Mars. Lingkaran luar yang seperti “border” nampaknya seperti sabuk asteroid. Jika pola itu dikaitkan 
dengan tata surya kita, apakah dua lingkaran kecil di kedua sisi yaitu  planet Jupiter dan Saturnus? 
Dengan memakai  software Planet’s Orbit, dengan mengatur waktunya pada tanggal 23 Januari 
2011, maka dapat dilihat posisi planet-planet sebagai berikut:Pola crop circle di Magelang (CC3-11) memang cukup unik, berbeda dengan kedua crop circle 
sebelumnya yang berbentuk lingkaran besar. Pola CC3-11 sekilas seperti bentuk matahari sebab  ada 
lingkaran dengan tanda seperti sinar sebanyak delapan. (Lihat gambar)
Ada banyak penafsiran atas pola ini, misalnya ada yang menghubungkan dengan sistem propulsi 
pesawat UFO, namun jika dihubungkan dengan benda astronomi, kemungkinan yang ada yaitu  
matahari dengan keempat planet dalam (inner planets). Jika pola crop circle di Magelang dilihat sebagai 
matahari dengan keempat planet (Merkurius, Venus, Bumi dan Mars), dengan simbol terpancarnya sinar 
matahari, apakah itu mengindikasikan  pesan akan adanya solar storm (badai matahari)? Perkiraan ini 
memang nampaknya masuk akal mengingat di tahun 2011 dan 2012 ini badai matahari meningkat. 
Menurut Kabag Humas Lapan Elly Kuntjahyowati, dalam rilisnya kepada pers di bulan Maret 2010, 
puncak aktivitas matahari akan terjadi antara 2012 hingga 2015. Pada puncak siklusnya, aktivitas 
matahari akan tinggi dan terjadi badai matahari. Namun apakah ini mengindikasikan  waktu saat posisi 
keempat planet segaris dengan dua planet di sisi yang saling berlawanan? 
Pemikiran lain yaitu  pola ini merupakan simbol dari planet Jupiter dengan keempat bulannya (empat 
bulan Galilean), yakni Europa, Io, Ganymede dan Callisto. Di bawah ini yaitu  foto Jupiter dengan 
keempat bulannya.Jika hal ini dihubungkan dengan astronomi, ada dugaan bahwa pola CC3-11 di Magelang yaitu  Jupiter 
dengan empat satelitnya. Sementara pola CC1-11 di Sleman yaitu  pola tata surya, matahari di tengah 
dengan empat planet dalam mengitarinya, lalu ada “sabuk asteroid” dan dua lingkaran itu yaitu  Jupiter 
dan Saturnus. Posisi ini jika dilihat dengan program planet’s orbit sesuai dengan tanggal saat CC1-11 
terbentuk. Pola CC2-11 di Bantul, diperkirakan yaitu  simbol matahari. Ini sebabnya CC di Bantul lebih 
kecil dari yang di Sleman. Jadi pola ini berawal dari menujuk pada matahari, kemudian tata surya dan 
berakhir pada Jupiter. Tentu menjadi tanda tanya, mengapa Jupiter? 
Analisis bahwa crop circle ketiga di Magelang yaitu  matahari dengan keempat planetnya sebenarnya 
lebih bisa mempunyai makna terutama jika dihubungkan dengan terjadinya badai matahari. Pola itu 
seakdan memberi semacam petunjuk bahwa keempat planet ini akan mengalami dampak yang 
siginifikan diterpa badai matahari. 
Hubungan crop circle dengan fenomena UFO
Banyak teori diusulkan, tapi tidak semuanya bisa memuaskan, termasuk teori bahwa crop circle yaitu  
buatan makhluk UFO. Tidak ada bukti yang jelas kecuali asumsi dan dugaan-dugaan saja. Hal ini tidak 
mengherankan, sebab jawaban tidak mudah untuk diperoleh. Ribuan kasus crop circle di luar negeri, 
terutama yang dianggap sebagai “asli” (diyakini bukan buatan manusia), tetap tidak terjawabkan apa 
makna dari simbol-simbol yang terbentuk di ladang itu.
Fenomena crop circle oleh peneliti UFO sering dikaitkan dengan fenomena UFO. Hal ini tentunya 
berhubungan dengan argumen bahwa pembuatnya dapat dipastikan makhluk cerdas namun bukan 
manusia. Apakah makhluk cerdas ini berasal dari luar bumi atau dari dimensi lain, memang masih 
misteri. 
Sebuah foto yang diambil oleh seseorang saat di crop circle Magelang mengindikasikan  adanya benda 
terbang aneh. Memang tidak mudah mengatakan apakah itu benar pesawat makhluk luar angkasa, atau 
obyek seperti burung yang tak sengaja tertangkap kamera. 
Di luar negeri ada beberapa video yang berhasil menangkap adanya obyek berupa bola sinar sedang 
terbang melintas di atas crop circle. Bahkan ada sebuah video yang mengindikasikan  adanya dua buah bola 
cahaya yang terbang melintas di atas sebuah ladang dan kemudian secara singkat membentuk pola crop 
circle di ladang itu . Hal ini yang kemudian dijadikan bukti bahwa ada hubungan antara fenomena 
crop circle dengan UFO. David Kingston pada tahun 1976 melaporkan,“Saya melihat UFO pada malam hari di Clay Near dekat 
dengan Warminster. Ada tiga orbs cahaya yang berwarna-warni, setiap satunya berdiameter kira-kira 6 
kaki, sedang melayang di atas kami selama tiga jam, melebur diri menjadi satu dan kemudian berpisah 
lagi. Tiba-tiba saja satu dari orbs itu  naik hingga 30 kaki, dan kemudian terbang ke ladang di ClayHill. Ketika subuh, Saya melihat ada bentuk crop circle pada ladang gandum itu. sesudah  diselidiki, tidak 
ada tanaman yang patah, hanya ada tanaman yang rebah dengan sempurna berdiameter 30 kaki.”
berdasar  laporan-laporan ini, nampaknya ada hubungan antara fenomena crop circle dengan 
keberadaan makhluk cerdas bukan manusia. Ada teori yang mengatakan bahwa makhluk yang membuat 
crop circle ini yaitu  makhluk ultradimensi (makhluk dari dimensi lain). Memang sulit sekali 
membayangkan bahwa pola ini terbentuk secara alamiah dalam waktu yang sangat singkat. 
Menarik juga jika melihat bahwa ketiga posisi crop circle itu  bisa ditarik dengan satu garis lurus. 
Memang perlu diuji akurasi dari garis lurus itu . Namun sebelumnya BETA-UFO pernah menduga 
bahwa crop circle ketiga berada di posisi garis lurus.Crop circle bukan barang yang abadi. sesudah  dipanen, tanah akan digarap ulang dan bentuk itu akan 
hilang. Yang tersisa yaitu  foto-foto dan sampel yang mungkin sempat diambil. Disimpan dalam sebuah 
katalog “Indonesian X-Files“. Namun apa yang bisa diperoleh dari sana? Sementara kita tidak tahu apa 
tujuan dari pembuatnya, tiba-tiba saja ada, muncul secara sporadis di beberapa tempat tanpa bisa 
diperkirakan sebelumnya. Sejumlah pertanyaan yang bisa diajukan tidak terjawab dengan memuaskan. 
Mulai dari apa tujuan crop circle ini, mengapa ada di sana, siapa pembuatnya, semuanya tidak bisa ada 
jawaban yang memuaskan semua pihak
Pada hari Senin, 24 Januari 2011, sekitar jam 7 pagi, Bondan Ph 
dan Abu Mashud dari BETA-UFO meninjau lokasi crop circle di
Berbah, Sleman.
 Letak obyek menempati 5 (lima) petak sawah dengan batas-batas 
sebagai berikut: – Sisi Timur : kira-kira 20meter ada  Jalan Raya Krasakan, 
Jogotirto. – Sisi Selatan: kira-kira 100meter ada  Tower SUTT 150KV. – Sisi Barat : ada  sawah yang masih luas.
 Di dekatnya kira-kira 20meter ada  kebun kacang panjang.
 Tepat di atas obyek ada  jaringan SUTT memotong tengah 
crop circle.
 Enam meter di bawah sawah terpendam pipa pertamina dengan 
patok.
 berdasar  penuturan Bp. Adirejo warga Rejosari, pemilik sawah
yaitu  Joyo Sumarto, H. Daldiri, Giran, Jumilan, Mustar dan
Adirejo (namun sawahnya tidak ikut terkena obyek)
Kode: CC1-11
 Diketahui pertama kali hari Minggu, 23 Januari 2011.
 Lokasi: Dusun Krasakan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten 
Sleman.
 GPS: 7*49'1.1" S, 110*27'51.6" E
 Google Map: -7.81697677, 110.46433542
 Diameter sekitar 60 – 70 meter
 Lingkaran bulat penuh dengan simbol-simbol di dalamnya dengan 
tambahan 2 (dua) bulatan di sebelah Timur dan Barat.
 Waktu Kejadian: Sabtu Malam sampai dengan Minggu dini hari, tanggal 
22/23 Januari 2011, diperkirakan antara jam 23.00 sd 05.00 di saat 
sudah sepi dan kemungkinan tidak ada orang lewat.
 Cuaca saat kejadian: Malam gelap, tidak ada sinar rembulan, tidak ada 
hujan, hanya mendung. Angin bertiup perlahan ke arah Timur.
Temuan selama peninjauan: – Batang padi roboh sebatas pangkal dekat akar (air) searah jarum jam. – Batang padi tidak ada yang patah maupun pecah. – Batang padi tidak ada yang tenggelam dalam air maupun lumpur. – Tidak ada jejak kaki di lumpur, tetapi ada beberapa (tidak banyak) jejak kaki dipematang yang 
kemungkinan jejak kaki pemilik sawah dan panitia pengamanan pada saat melihat lokasi dan 
memasang tali plastik (rafia). – Pada batang padi maupun gabah tidak terlihat adanya akibat panas. – Kondisi batang padi roboh dan berdiri masih sama, sehat dan segar. – Tidak dirasakan adanya radiasi atau suhu yang berbeda dibeberapa tempat. – Tidak dirasakan adanya getaran atau suara aneh yang mencurigakan. – Sinyal Hand Phone maupun Radio VHF tidak ada pengaruh (normal). – Disekitar lokasi tidak ada hewan (tak terlihat hewan berkeliaran) atau tumbuhan yang terpengaruh 
atau dicurigai adanya perubahan fisik. – Kondisi air dibutuhkan uji laborat, termasuk batang padi dan gabah. – ada  satu rumpun batang padi yang telah dicabut dan sudah layu, batang dan daun kekuningan. 
Tidak diketahui asal batang padi dan siapa yang mencabut.Data jaringan SUTET: 
 Tinggi Tower kira-kira 50meter
 Sistem 3 (tiga) phase ganda, tegangan 150KV.
 Jarak bentangan kabel kanan-kiri kira-kira 5meter.
 Jarak bentangan kabel atas-bawah kira-kira 3meter.
 Ketinggian kabel terbawah kira-kira 40meter.
 *Status dan parameter tegangan dan arus saat kejadian diperlukan rentang data tanggal 22- 01-2011 jam 22.00 sampai tanggal 23-01-2011 jam 10.00. Untuk itu diperlukan koordinasi 
dengan PT PLN APJ Sleman (Selatan) dan Klaten (Utara).
 penelitian dari lokasi obyek hanya tampak batang padi roboh dan berdiri, tidak ada 
bentukan simbol.
 penelitian dari lokasi lebih tinggi, obyek tampak lebih jelas dan detail terutama jika dilihat 
dari udara atau puncak bukit Gunung Suru.
Hedi, warga Rejosari sebagai anggota panitia keamanan: Ia mengobrol 
dan teman-temannya di luar rumah sampai sekitar jam 23:30. Tidak 
mendengar suara-suara aneh atau mencurigakan, juga tidak melihat 
adanya cahaya, mungkin sebab  rumahnya agak jauh. 
 Maryoko, warga Krasakan: Pada malam minggu saat menonton TV 
bersama keluarga, mendengar suara-suara ledakan seperti senjata atau 
petir. Maryoko tidak menghiraukannya sebab  sudah sering mendengar 
tembakan TNI yang sedang latihan di sekitar desanya. Dia juga 
menyebutkan, malam itu gelap dan agak mendung. Maryoko meyakini 
jika Crop Circle itu  merupakan hasil kreasi makhluk asing. Hanya 
saja dia bingung, bagaimana cara membuatnya, sebab  jika pesawat 
turun akan terkena jaringan listrik.
 Adirejo, warga Rejosari sebagai pemilik sawah sebelah selatan: pemilik 
sawah yang terkena obyek ada 5 (lima) petak dan 5 (lima) pemilik. 
Umurnya sudah sekitar 60th, namun secara lugu mengungkapkan 
kepercyaannya, bahwa obyek tidak mungkin dibuat oleh manusia, 
apalagi angin   Hanya saja dia tidak tahu apa penyebabnya. Pak Adi 
juga tidak mendengar apa-apa pada malam minggu, sebab  sedang 
tidur dan jauh dari lokasi.
Tim terdiri dari Radityo Djadjoeri, Nur Agustinus
Bondan Ph, Abu Mashud, dan Alex Satrio.
 Peninjauan ke lokasi CC di Berbah, Sleman dan 
Piyungan, Bantul.
Temuan di lokasi CC1-11 (Berbah Sleman):
1. Suara nging-nging – Basori mendengar suara nging-nging sekitar jam 4 
sampai 5 pagi (sesudah  subuh) sekitar hanya 
semenit dan saat jam 7 pagi sudah melihat ada pola 
terbentuk di sawah milik kakeknya itu  (yang 
diwawancara tim BETA-UFO). – Video wawancara bisa dilihat di
http://www.youtube.com/watch?v=ID5BZmaT4bE

Lingkaran hanya satu rumpun yang rebah
 Ada satu lingkaran besar yang ternyata lebarnya hanya 20 cm 
dan ini hanya satu rumpun padi yang rebah. Posisi lingkaran 
ini yaitu  sesudah  lingkaran paling luar yang lebarnya 1,5 
 meter. Lingkaran yang tergolong tipis ini merupakan lingkaran 
 kedua (seakan sebuah "border" dengan dua lapis, yang satu 
tebalnya 150 cm dan satu lagi di sebelah dalamnya hanya 20 
cm). Apa yang menarik dari lingkaran yang lebarnya hanya 20 
 cm ini? Ternyata yang rebah hanya satu rumpun saja dan tidak 
 ada jejak kaki saat pertama kali ditemukan. 
 Sampai saat Tim BETA-UFO meninjau, tidak ada jejak kaki 
 sebab  lingkaran yang lebarnya hanya 20 cm ini tidak bisa 
dilewati. Jika melewatinya pasti akan merusak rumpun padi di 
sebelah-sebelahnya (kiri dan kanannya). Menjadi agak sulit 
dibayangkan jika manusia yang membuatnya secara manual, 
hanya merobohkan satu rumpun padi tanpa mengganggu 
rumpun di sampingnya. Lebar 20 cm tentu sulit untuk dilalui, 
menginjak tanah sawah yang cenderung mudah ambles.
 Lihat gambar untuk mengetahui lingkaran yang hanya lebar 20 
cm namun cukup jelas terlihat sebagai sebuah "border" di 
bagian dalam lingkaran yang paling luar.

Kode: CC2-11
 Diketahui pertama kali hari Selasa, 25 Januari 2011.
 Lokasi: Ds. Srimartani, Piyungan, Bantul.
 Google Earth: -7.83569303,110.47788946
 Jarak 2,6 Km dari lokasi CC1-11
 Diameter sekitar 30- 40 meter
Temuan di lokasi CC2-11 (Piyungan, Bantul): 
1. Bekas masih ada
 Banyak orang yang mengatakan bahwa percuma datang ke lokasi crop 
circle di Piyungan Bantul sebab  sudah dipanen. Tapi ternyata ada temuan 
yang menarik, yaitu masih ada bekas di ladang berupa perbedaan warna 
antara padi yang rebah dengan yang tidak Padi yang rebah lebih segar
 Sisa-sisa padi yang telah dipanen, mengindikasikan  adanya perbedaan antara 
 yang rebah (crop circle) dengan yang tidak. Uniknya yang rebah ini 
kondisinya lebih baik daripada yang tidak rebah. Yang tidak rebah sudah 
 kecoklatan dan kering, sementara yang rebah masih ada bagian yang 
masih hijau.
Kode: CC3-11
 Diketahui pertama kali hari Minggu, 30 Januari 2011.
 Lokasi: Ds. Banyusari, kec. Tegalrejo, Magelang
 GPS: 7*26'45.1" S, 110*16'27.3" E
Altitude: 512meters
Melihat adanya berbagai keanehan dan waktu proses
terjadinya crop circle yang sangat singkat, tim BETA-UFO 
yang meninjau lokasi crop circle berkesimpulan bahwa
crop circle yang ada, baik CC1-11 (Berbah, Sleman), CC2- 11 (Piyungan, Bantul) maupun CC3-11 (Magelang) yaitu 
bukan buatan manusia.