Tampilkan postingan dengan label crop circle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label crop circle. Tampilkan semua postingan
Home » Posts filed under crop circle
Fenomena crop-circle sudah terjadi selama 21 tahun, dari 1990 hingga 2011. 50
lebih gambar asli yang rumit terjadi setiap musim panas di selatan Inggris dekat Wiltshire, juga di daerah lain. Sejak 2002, sudah ada bukti yang masuk akal dan tidak bisa disanggah bahwa
banyak crop circle yang besar rumit, yaitu bukan buatan manusia, yang selama ini
dianggap sebagai hasil karya para pemalsu yang memakai tali dan papan. Walaupun bentuknya
sangat menakjubkan secara matematis, tidak ada jejak apapun yang mengindikasikan keterlibatan manusia
dalam pembuatannya, seperti yang disaksikan dalam penelitian di lapangan, sebelum kerumunan orang
tiba di lokasi.
Sejak
akhir tahun 1980an, khususnya selama musim panas tahun 1990, crop circle modern mulai ada
terutama di Inggris, Jerman, Italia, Swiss dan Belanda, walaupun kadang ada
juga di tempat lain. Mulai tahun 2008, crop circle yang spektakuler telah dilaporkan dari Korea Selatan.
Tahun 2011 ini dikejutkan dengan munculnya crop circle di Indonesia, yang pertama kali diketahui
secara publik dan terekspos oleh media.
BETA-UFO memberi kode crop circle Sleman dengan CC1-11. Kode ini berarti crop circle yang
diketahui pertama di tahun 2011. Crop circle di Bantul diberi kode CC2-11 dan yang di
Magelang dengan CC3-11. Tim BETA-UFO melakukan penelitian di tiga lokasi crop circle, pada tanggal 24
dan 30 Januari 2011 di Sleman dan Bantul dan di Magelang tanggal 1 Februari 2011. Hasil dari
observasi di lapangan, terutama pola dan bentuk rebahan dan wawancara pada beberapa warga
setempat, tim BETA-UFO mengatakan bahwa ketiga crop circle itu bukan buatan manusia.
Hasil kolektif dari semua laboratorium atau dari para penyelidik crop circle di luar negeri sebenarnya
sangat menarik, Kebanyakan crop circle yang terbentuk belakangan ini (terutama dari tahun 2001) menjadi
sangat besar dan kompleks sehingga memicu teori bahwa ini yaitu perbuatan manusia, menjadi
tidak bisa dipertahankan. Juga tidak ada lagi tim pemalsu yang sanggup membuat gambar crop circle
yang begitu besar dan kompleks, walaupun dilakukan di siang hari selama dua hari penuh, tanpa
memicu kesalahan saat merebahkan tanaman.
Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Proses pembuatan CC1-11 yang sangat cepat, mirip dengan
banyak fenomena crop circle di luar negeri. Basori mendengar suara “nging-nging” sekitar jam 4 sampai
5 pagi (sesudah subuh) sekitar hanya semenit dan saat jam 7 pagi sudah melihat ada pola terbentuk di
sawah milik kakeknya itu Selain itu, ada satu lingkaran besar
yang ternyata lebarnya hanya 20 cm dan ini hanya satu rumpun padi yang rebah dan tidak ada jejak kaki
saat pertama kali ditemukan. Posisi lingkaran ini yaitu sesudah lingkaran paling luar yang lebarnya 1,5
meter. Lingkaran yang tergolong tipis ini merupakan lingkaran kedua. Ketika tim BETA-UFO meninjau lokasi CC2-11 (Piyungan, Bantul), banyak orang yang mengatakan bahwa
percuma datang ke lokasi crop circle di Piyungan Bantul sebab sudah dipanen. Tapi ternyata ada
temuan yang menarik, yaitu masih ada bekas di ladang berupa perbedaan warna antara padi yang rebah
dengan yang tidak. Sisa-sisa padi yang telah dipanen juga mengindikasikan adanya perbedaan antara yang
rebah (crop circle) dengan yang tidak. Uniknya yang rebah ini kondisinya lebih baik daripada yang tidak
rebah. Yang tidak rebah sudah kecoklatan/kering, sementara yang rebah masih ada bagian yang hijau.
Colin Andrews dan Stephen Spignesi (2003) dalam bukunya "Crop Circles - Signs of contact", halaman
179, Appendik A: A crop circles FAQ, mengatakan crop circle yang bukan buatan manusia memiliki
ciri antara lain: Tidak ada jejak di dalam crop circle
Tidak ada tanda di tanah di pusat lingkaran
Tanaman tidak rusak Tampilan tanaman lebih cerah dan struktur akar nampak panjang dari biasanya
Ada perubahan dalam tingkat molekular pada tanaman
Bentuk geometri yang presisi
,Pola rebahan tanaman juga mengindikasikan hal yang sulit untuk dilakukan oleh manusia. Tanaman seperti
terkena pemanasan lokal dengan gelombang mikro yang memicu kandungan air di dalam
tanaman itu meledak. Kalau analoginya, tanaman itu sudah direbahkan menjadi bentuk
tertentu seperti memanaskan batang besi hingga hampir meleleh pada satu bagian dan kemudian
membengkokkannya selagi panas, membentuk lekukan tertentu, dan membiarkannya dingin kembali.
Beberapa kasus crop circle diketahui terbentuknya dalam waktu yang singkat. contoh
yaitu yang terjadi pada tanggal 7 Juli 2007 di East Field, Alton Barnes, Wiltshire. Pola ini terbentuk
dalam waktu sekitar 15 menit pada saat jam 3 dini hari. Ini diketahui berdasar kamera CCTV yang merekam saat terjadinya crop circle itu . Pada saat terbentuknya pola, terjadi semacam
'electromagnetic pulse' yang diawali dengan sebuah “aerial flash”. Penjelasan lengkapnya bsia dibaca di
http://www.andrewcollins.com/page/news/777.htm
Keberadaan crop circle sebesar 300 meter itu yang secara mendadak dan misterius tiba-tiba ada,
diperkirakan terjadi tidak lebih dari 10 menit, dan tidak ada kehadiran manusia yang bisa dideteksi di
ladang itu . Ini merupakan bukti nyata yang tidak terbantahkan.
Apa yang terjadi di Berbah, Sleman, juga menjadi tanda tanya, sebab proses terjadinya crop circle ini
dalam waktu yang sangat singkat. usaha rekonstruksi yang dilakukan pada siang hari tanggal 25
Februari 2011 oleh 10 mahasiswa dari Yogyakarta (UMY) yang diliput Trans TV mengindikasikan bahwa
dalam waktu hampir 10 jam, mereka baru dapat menyelesaikan sekitar 50% saja dengah hasil yang tidak
presisi.
Memang tidak ada bukti empiris apa dan bagaimana terjadinya crop circle di Sleman, Bantul dan
Magelang. Tak ada saksi mata yang melihatnya. Yang ada hanya saksi yang mendengar sesuatu yang
aneh. Tentu saja kebenarannya tidak dapat dengan mudah dibuktikan sebab pengakuan itu tidak
didukung oleh saksi yang lain. Pola rebahan di ketiga crop circle yang teratur rapi seperti diputar (searah
jarum jam) mengindikasikan bahwa rumpun padi tidak sekedar rebah tertiup oleh angin. penelitian di lokasi crop circle atas padi yang rebah sebab terkena angin sangat berbeda dengan yang ada di
crop circle.
Jika membandingkan dengan kejadian di luar negeri, Informasi ini didapat dari website Collin Andrew,
peneliti crop cirlce, mengatakan bahwa pada tanggal 7 Juli 2009 pukul 5 pagi, seorang sersan polisi
Wiltshire yang sedang mengendarai mobil melewati Sillbury Hill mengaku melihat 3 sosok seperti
manusia yang luar biasa tinggi sedang berdiri di ladang gandum. Menurutnya, ketiga orang itu berambut
pirang dan mengenakan pakaian putih. Sersan polisi itu menghentikan mobilnya dan segera memanggil
tiga orang itu , namun ketiga orang itu segera berlari dan menghilang. Pada saat itu sersan itu
mengaku mendengar suara seperti suara statik yang aneh, dan segera ia melihat tanaman gandum mulai
merunduk dan membengkok seakan-akan diperintah oleh suara itu. sesudah mengalami peristiwa itu,
sersan polisi itu mengaku mengalami sakit kepala yang luar biasa. Saksi mata lainnya mengaku
mendengar suara berisik seperti helikopter di angkasa pada malam itu dan ia bahkan berhasil memotret
objek terbang itu .
Yang diketahui dari warga yang berhasil diwawancara, memang terdengar suara aneh. Apakah suara ini
yang memicu rebahnya tanaman dan membentuk pola geometris? Freddy Silva menulis
majalah Atlantis Rising mengatakan teorinya mengenai teknik pembuatan crop circle
dengan suara. Menurutnya, efek dari getaran suara bisa membentuk pola geometris. Suara ini pernah
tertangkap oleh video dan dianalisis Jet Propulsion Lab NASA memiliki frekuensi 5.2kHz. Bunyi yang
sama sebelumnya terdengar oleh seorang juru kamera BBC saat merekam wawancara dekat sebuah
crop circle. Informasi lebih lanjut mengenai hal ini bisa dibaca di:
http://www.cropcircleconnector.com/anasazi/sounds1.html
Freddy Silva mengatakan beberapa fakta tentang crop circle seperti batang tanaman membengkok
tanpa ada kerusakan dan biasanya titik bengkok pada 1 inci diatas tanah. Pada titik itu, tanaman
nampak seperti mengalami semburan panas yang kuat dan dalam tempo sangat singkat, sehingga
melunakkan lapisan kulit batang hingga jatuh membengkok 90 derajat. sesudah itu tanaman mengeras
kembali, dan mempunyai bentuk baru yang bersifat permanen. Dari riset/test laboratorium, ditemukan
bahwa suara infra (di bawah 20 Hz) yang kuat mampu membuat efek di atas. Tekanan suara infra bisa
mendidihkan air dalam batang tanaman dalam waktu 1 nanodetik. Tekanan suara tadi juga memicu
menguapnya air di area crop circle, dan ini cocok dengan penuturan petani yang mendapati crop circle
di pagi hari melihat adanya uap air naik ke atas.
Terjadinya pemanasan lokal yang menakjubkan ini, dan adanya gelombang elektromagnetik, juga
memicu perubahan komposisi struktur kristal dan mineral dalam tanah, Selain itu ditemukan
radioaktif jangka pendek (yang akan hilang dalam beberapa jam) yang tidak memicu efek
samping, tepat di dalam lingkaran. berdasar hal ini, tim peneliti dari Batan dan Bapeten tidak
menemukan adanya jejak radiasi sebab melakukan penelitiannya tanggal 25 Januari 2011, dua hari
sesudah crop circle di Sleman terbentuk.
berdasar temuan dan argumen ini, BETA-UFO mengatakan bahwa crop circle yang ada di Sleman,
Bantul dan Magelang yaitu bukan buatan manusia. Mempertimbangkan bentuk polanya yang unik,
terstruktur dan memiliki keteraturan, maka pembuatnya dapat dipastikan memiliki kecerdasan. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatnya yaitu makhluk cerdas bukan manusia. Jika
membahas makhluk cerdas bukan manusia, maka dihubungkan dengan alien atau fenomena UFOBentuk crop circle sampai pada pertengahan tahun 1980-an terutama yaitu bulatan-bulatan sederhana
dan variasi dari simbol bangsa Celtic. Kemudian muncullah garis-garis lurus dan membentuk lambang lambang yang jauh lebih unik. sesudah tahun 1990 bentuk-bentuk itu terbagi-bagi secara eksponensial,
dan sekarang tidaklah luar biasa bila kita menemukan bentuk-bentuk yang meniru lambang-lambang
komputer, beberapa di antaranya mencakup daerah seluas 200 ribu kaki persegi. Sampai hari ini lebih
dari ribuan crop cirle yang dilaporkan dan dicatat di seluruh dunia, dengan kurang lebih 90% terjadi di
Inggris. Crop circle biasanya terbentuk di malam hari antara pukul 23.30 dan 04.00 dini hari.
Crop circle yang asli juga muncul pada titik pertemuan sepanjang aliran energi magnetis Bumi,
mempengaruhi pola energi lokasi prasejarah daerah itu . Crop circle sering merujuk pada
karakteristik- Neolithic dalam ukuran/bentuk/arah, dan definisi tentang masuknya, dengan
sebanyak 150 buah cincin energi konsentris di luar garis keliling mereka. Menurut peneliti crop circle,
setahun sesudah tanaman dalam crop circle itu dipanen dan ladang telah dibajak dan ditanami
kembali, jejak energi dari crop circle masih akan terdeteksi di tempat yang sama, lama sesudah jejak-jejak
fisiknya menghilang.
Pada tahun 1989, George Terence Meaden, seorang pakar meteorologi di Bradford Upon Avon,
menerbitkan sebuah buku berjudul “Pengaruh Crop Circle dan Misterinya”. teorinya mengenai fenomena Pusaran Plasma menjadi terkenal di seluruh dunia sebagai
teori mengenai apa yang sebenarnya menciptakan bentuk-bentuk crop circle. Memang, banyak dari
bentuk-bentuk crop circle di akhir tahun 1980-an terdiri dari lima bagian dan lingkaran-lingkaran cincin,
sehingga mereka bisa dijelaskan dengan pusaran Elektromagnetik ini. Namun di tahun 1990-91,
teorinya mulai lebih sulit dijelaskan, sebab tahun 1990 yaitu tahun di mana “Lambang-lambang”
mulai muncul. Peneliti crop circle meyakini bahwa bentuk-bentuk ini tidak disebabkan oleh pusaran
angin yang alami, tetapi karya Meaden masih tetap dihormati, dan mungkinkan mengarah pada sesuatu
yang lebih dalam yang memakai semacam pusaran untuk membentuk bentuk-bentuk yang
menakjubkan ini. Jadi bisa saja teknologi pembuatnya yaitu memakai pusaran plasma atau angin
ion, tapi dilakukan secara artifisial, bukan secara alami.
Simbol atau pola crop circle diduga memang mempunyai arti. Carl Sagan (1997) dalam bukunya The
Demon-Haunted World: Science as a Candle in the Dark, mendiskusikan hubungan antara teori
pembentukan rop circle oleh alien dan mengatakan bahwa tak ada bukti empiris yang bisa dikaitkan
antara crop circle dengan fenomena UFO. Namun Carl Sagan mengatakan bahwa ada pesan yang
ingin disampaikan dari fenomena crop circle. Sagan menjelaskan beberapa crop circle yang digabungkan
dan membentuk sebuah pesan.
Mengenai makna dari pola crop circle ini, diduga ada kaitan antara ketiga crop circle yang diperkirakan
pembuatannya berselang tiap minggu. CC2-11 walau ditemukan sesudah CC1-11, namun menurut
sebuah wawancara, besar kemungkinan sudah terbentuk seminggu sebelum CC1-11 ditemukan. Dengan demikian, untuk “membaca” makna pola crop circle ini, seperti yang diusulkan oleh Carl Sagan, perlu
dilakukan secara berurutan. Pola crop circle Sleman perlu dicermati dengan adanya dua lingkaran yang lebih kecil di kedua sisinya.
Pola utama crop circle disebutkan seperti pola cakra Muladhara. Pola ini memang merupakan pola yang
umum. Namun menjadi tanda tanya, apa makna dari dua lingkaran kecil itu . Beberapa analisis atas
crop circle di luar negeri sering dihubungkan dengan benda-benda astronomi. Apakah pola ketiga crop
circle di Indonesia ini berhubungan dengan benda astronomi?
Crop circle Sleman terbentuk tanggal 23 Januari 2011. Sepintas bentuk pola lingkaran utama dengan
empat lingkaran di dalamnya yang saling tumpang tindih dengan mengitari (seperti mengorbit) lingkaran
pusat mengingatkan pada empat planet dalam dari tata surya kita, yakni Merkurius, Venus, Bumi dan
Mars. Lingkaran luar yang seperti “border” nampaknya seperti sabuk asteroid. Jika pola itu dikaitkan
dengan tata surya kita, apakah dua lingkaran kecil di kedua sisi yaitu planet Jupiter dan Saturnus?
Dengan memakai software Planet’s Orbit, dengan mengatur waktunya pada tanggal 23 Januari
2011, maka dapat dilihat posisi planet-planet sebagai berikut:Pola crop circle di Magelang (CC3-11) memang cukup unik, berbeda dengan kedua crop circle
sebelumnya yang berbentuk lingkaran besar. Pola CC3-11 sekilas seperti bentuk matahari sebab ada
lingkaran dengan tanda seperti sinar sebanyak delapan. (Lihat gambar)
Ada banyak penafsiran atas pola ini, misalnya ada yang menghubungkan dengan sistem propulsi
pesawat UFO, namun jika dihubungkan dengan benda astronomi, kemungkinan yang ada yaitu
matahari dengan keempat planet dalam (inner planets). Jika pola crop circle di Magelang dilihat sebagai
matahari dengan keempat planet (Merkurius, Venus, Bumi dan Mars), dengan simbol terpancarnya sinar
matahari, apakah itu mengindikasikan pesan akan adanya solar storm (badai matahari)? Perkiraan ini
memang nampaknya masuk akal mengingat di tahun 2011 dan 2012 ini badai matahari meningkat.
Menurut Kabag Humas Lapan Elly Kuntjahyowati, dalam rilisnya kepada pers di bulan Maret 2010,
puncak aktivitas matahari akan terjadi antara 2012 hingga 2015. Pada puncak siklusnya, aktivitas
matahari akan tinggi dan terjadi badai matahari. Namun apakah ini mengindikasikan waktu saat posisi
keempat planet segaris dengan dua planet di sisi yang saling berlawanan?
Pemikiran lain yaitu pola ini merupakan simbol dari planet Jupiter dengan keempat bulannya (empat
bulan Galilean), yakni Europa, Io, Ganymede dan Callisto. Di bawah ini yaitu foto Jupiter dengan
keempat bulannya.Jika hal ini dihubungkan dengan astronomi, ada dugaan bahwa pola CC3-11 di Magelang yaitu Jupiter
dengan empat satelitnya. Sementara pola CC1-11 di Sleman yaitu pola tata surya, matahari di tengah
dengan empat planet dalam mengitarinya, lalu ada “sabuk asteroid” dan dua lingkaran itu yaitu Jupiter
dan Saturnus. Posisi ini jika dilihat dengan program planet’s orbit sesuai dengan tanggal saat CC1-11
terbentuk. Pola CC2-11 di Bantul, diperkirakan yaitu simbol matahari. Ini sebabnya CC di Bantul lebih
kecil dari yang di Sleman. Jadi pola ini berawal dari menujuk pada matahari, kemudian tata surya dan
berakhir pada Jupiter. Tentu menjadi tanda tanya, mengapa Jupiter?
Analisis bahwa crop circle ketiga di Magelang yaitu matahari dengan keempat planetnya sebenarnya
lebih bisa mempunyai makna terutama jika dihubungkan dengan terjadinya badai matahari. Pola itu
seakdan memberi semacam petunjuk bahwa keempat planet ini akan mengalami dampak yang
siginifikan diterpa badai matahari.
Hubungan crop circle dengan fenomena UFO
Banyak teori diusulkan, tapi tidak semuanya bisa memuaskan, termasuk teori bahwa crop circle yaitu
buatan makhluk UFO. Tidak ada bukti yang jelas kecuali asumsi dan dugaan-dugaan saja. Hal ini tidak
mengherankan, sebab jawaban tidak mudah untuk diperoleh. Ribuan kasus crop circle di luar negeri,
terutama yang dianggap sebagai “asli” (diyakini bukan buatan manusia), tetap tidak terjawabkan apa
makna dari simbol-simbol yang terbentuk di ladang itu.
Fenomena crop circle oleh peneliti UFO sering dikaitkan dengan fenomena UFO. Hal ini tentunya
berhubungan dengan argumen bahwa pembuatnya dapat dipastikan makhluk cerdas namun bukan
manusia. Apakah makhluk cerdas ini berasal dari luar bumi atau dari dimensi lain, memang masih
misteri.
Sebuah foto yang diambil oleh seseorang saat di crop circle Magelang mengindikasikan adanya benda
terbang aneh. Memang tidak mudah mengatakan apakah itu benar pesawat makhluk luar angkasa, atau
obyek seperti burung yang tak sengaja tertangkap kamera.
Di luar negeri ada beberapa video yang berhasil menangkap adanya obyek berupa bola sinar sedang
terbang melintas di atas crop circle. Bahkan ada sebuah video yang mengindikasikan adanya dua buah bola
cahaya yang terbang melintas di atas sebuah ladang dan kemudian secara singkat membentuk pola crop
circle di ladang itu . Hal ini yang kemudian dijadikan bukti bahwa ada hubungan antara fenomena
crop circle dengan UFO. David Kingston pada tahun 1976 melaporkan,“Saya melihat UFO pada malam hari di Clay Near dekat
dengan Warminster. Ada tiga orbs cahaya yang berwarna-warni, setiap satunya berdiameter kira-kira 6
kaki, sedang melayang di atas kami selama tiga jam, melebur diri menjadi satu dan kemudian berpisah
lagi. Tiba-tiba saja satu dari orbs itu naik hingga 30 kaki, dan kemudian terbang ke ladang di ClayHill. Ketika subuh, Saya melihat ada bentuk crop circle pada ladang gandum itu. sesudah diselidiki, tidak
ada tanaman yang patah, hanya ada tanaman yang rebah dengan sempurna berdiameter 30 kaki.”
berdasar laporan-laporan ini, nampaknya ada hubungan antara fenomena crop circle dengan
keberadaan makhluk cerdas bukan manusia. Ada teori yang mengatakan bahwa makhluk yang membuat
crop circle ini yaitu makhluk ultradimensi (makhluk dari dimensi lain). Memang sulit sekali
membayangkan bahwa pola ini terbentuk secara alamiah dalam waktu yang sangat singkat.
Menarik juga jika melihat bahwa ketiga posisi crop circle itu bisa ditarik dengan satu garis lurus.
Memang perlu diuji akurasi dari garis lurus itu . Namun sebelumnya BETA-UFO pernah menduga
bahwa crop circle ketiga berada di posisi garis lurus.Crop circle bukan barang yang abadi. sesudah dipanen, tanah akan digarap ulang dan bentuk itu akan
hilang. Yang tersisa yaitu foto-foto dan sampel yang mungkin sempat diambil. Disimpan dalam sebuah
katalog “Indonesian X-Files“. Namun apa yang bisa diperoleh dari sana? Sementara kita tidak tahu apa
tujuan dari pembuatnya, tiba-tiba saja ada, muncul secara sporadis di beberapa tempat tanpa bisa
diperkirakan sebelumnya. Sejumlah pertanyaan yang bisa diajukan tidak terjawab dengan memuaskan.
Mulai dari apa tujuan crop circle ini, mengapa ada di sana, siapa pembuatnya, semuanya tidak bisa ada
jawaban yang memuaskan semua pihak
Pada hari Senin, 24 Januari 2011, sekitar jam 7 pagi, Bondan Ph
dan Abu Mashud dari BETA-UFO meninjau lokasi crop circle di
Berbah, Sleman.
Letak obyek menempati 5 (lima) petak sawah dengan batas-batas
sebagai berikut: – Sisi Timur : kira-kira 20meter ada Jalan Raya Krasakan,
Jogotirto. – Sisi Selatan: kira-kira 100meter ada Tower SUTT 150KV. – Sisi Barat : ada sawah yang masih luas.
Di dekatnya kira-kira 20meter ada kebun kacang panjang.
Tepat di atas obyek ada jaringan SUTT memotong tengah
crop circle.
Enam meter di bawah sawah terpendam pipa pertamina dengan
patok.
berdasar penuturan Bp. Adirejo warga Rejosari, pemilik sawah
yaitu Joyo Sumarto, H. Daldiri, Giran, Jumilan, Mustar dan
Adirejo (namun sawahnya tidak ikut terkena obyek)
Kode: CC1-11
Diketahui pertama kali hari Minggu, 23 Januari 2011.
Lokasi: Dusun Krasakan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten
Sleman.
GPS: 7*49'1.1" S, 110*27'51.6" E
Google Map: -7.81697677, 110.46433542
Diameter sekitar 60 – 70 meter
Lingkaran bulat penuh dengan simbol-simbol di dalamnya dengan
tambahan 2 (dua) bulatan di sebelah Timur dan Barat.
Waktu Kejadian: Sabtu Malam sampai dengan Minggu dini hari, tanggal
22/23 Januari 2011, diperkirakan antara jam 23.00 sd 05.00 di saat
sudah sepi dan kemungkinan tidak ada orang lewat.
Cuaca saat kejadian: Malam gelap, tidak ada sinar rembulan, tidak ada
hujan, hanya mendung. Angin bertiup perlahan ke arah Timur.
Temuan selama peninjauan: – Batang padi roboh sebatas pangkal dekat akar (air) searah jarum jam. – Batang padi tidak ada yang patah maupun pecah. – Batang padi tidak ada yang tenggelam dalam air maupun lumpur. – Tidak ada jejak kaki di lumpur, tetapi ada beberapa (tidak banyak) jejak kaki dipematang yang
kemungkinan jejak kaki pemilik sawah dan panitia pengamanan pada saat melihat lokasi dan
memasang tali plastik (rafia). – Pada batang padi maupun gabah tidak terlihat adanya akibat panas. – Kondisi batang padi roboh dan berdiri masih sama, sehat dan segar. – Tidak dirasakan adanya radiasi atau suhu yang berbeda dibeberapa tempat. – Tidak dirasakan adanya getaran atau suara aneh yang mencurigakan. – Sinyal Hand Phone maupun Radio VHF tidak ada pengaruh (normal). – Disekitar lokasi tidak ada hewan (tak terlihat hewan berkeliaran) atau tumbuhan yang terpengaruh
atau dicurigai adanya perubahan fisik. – Kondisi air dibutuhkan uji laborat, termasuk batang padi dan gabah. – ada satu rumpun batang padi yang telah dicabut dan sudah layu, batang dan daun kekuningan.
Tidak diketahui asal batang padi dan siapa yang mencabut.Data jaringan SUTET:
Tinggi Tower kira-kira 50meter
Sistem 3 (tiga) phase ganda, tegangan 150KV.
Jarak bentangan kabel kanan-kiri kira-kira 5meter.
Jarak bentangan kabel atas-bawah kira-kira 3meter.
Ketinggian kabel terbawah kira-kira 40meter.
*Status dan parameter tegangan dan arus saat kejadian diperlukan rentang data tanggal 22- 01-2011 jam 22.00 sampai tanggal 23-01-2011 jam 10.00. Untuk itu diperlukan koordinasi
dengan PT PLN APJ Sleman (Selatan) dan Klaten (Utara).
penelitian dari lokasi obyek hanya tampak batang padi roboh dan berdiri, tidak ada
bentukan simbol.
penelitian dari lokasi lebih tinggi, obyek tampak lebih jelas dan detail terutama jika dilihat
dari udara atau puncak bukit Gunung Suru.
Hedi, warga Rejosari sebagai anggota panitia keamanan: Ia mengobrol
dan teman-temannya di luar rumah sampai sekitar jam 23:30. Tidak
mendengar suara-suara aneh atau mencurigakan, juga tidak melihat
adanya cahaya, mungkin sebab rumahnya agak jauh.
Maryoko, warga Krasakan: Pada malam minggu saat menonton TV
bersama keluarga, mendengar suara-suara ledakan seperti senjata atau
petir. Maryoko tidak menghiraukannya sebab sudah sering mendengar
tembakan TNI yang sedang latihan di sekitar desanya. Dia juga
menyebutkan, malam itu gelap dan agak mendung. Maryoko meyakini
jika Crop Circle itu merupakan hasil kreasi makhluk asing. Hanya
saja dia bingung, bagaimana cara membuatnya, sebab jika pesawat
turun akan terkena jaringan listrik.
Adirejo, warga Rejosari sebagai pemilik sawah sebelah selatan: pemilik
sawah yang terkena obyek ada 5 (lima) petak dan 5 (lima) pemilik.
Umurnya sudah sekitar 60th, namun secara lugu mengungkapkan
kepercyaannya, bahwa obyek tidak mungkin dibuat oleh manusia,
apalagi angin Hanya saja dia tidak tahu apa penyebabnya. Pak Adi
juga tidak mendengar apa-apa pada malam minggu, sebab sedang
tidur dan jauh dari lokasi.
Tim terdiri dari Radityo Djadjoeri, Nur Agustinus
Bondan Ph, Abu Mashud, dan Alex Satrio.
Peninjauan ke lokasi CC di Berbah, Sleman dan
Piyungan, Bantul.
Temuan di lokasi CC1-11 (Berbah Sleman):
1. Suara nging-nging – Basori mendengar suara nging-nging sekitar jam 4
sampai 5 pagi (sesudah subuh) sekitar hanya
semenit dan saat jam 7 pagi sudah melihat ada pola
terbentuk di sawah milik kakeknya itu (yang
diwawancara tim BETA-UFO). – Video wawancara bisa dilihat di
http://www.youtube.com/watch?v=ID5BZmaT4bE
Lingkaran hanya satu rumpun yang rebah
Ada satu lingkaran besar yang ternyata lebarnya hanya 20 cm
dan ini hanya satu rumpun padi yang rebah. Posisi lingkaran
ini yaitu sesudah lingkaran paling luar yang lebarnya 1,5
meter. Lingkaran yang tergolong tipis ini merupakan lingkaran
kedua (seakan sebuah "border" dengan dua lapis, yang satu
tebalnya 150 cm dan satu lagi di sebelah dalamnya hanya 20
cm). Apa yang menarik dari lingkaran yang lebarnya hanya 20
cm ini? Ternyata yang rebah hanya satu rumpun saja dan tidak
ada jejak kaki saat pertama kali ditemukan.
Sampai saat Tim BETA-UFO meninjau, tidak ada jejak kaki
sebab lingkaran yang lebarnya hanya 20 cm ini tidak bisa
dilewati. Jika melewatinya pasti akan merusak rumpun padi di
sebelah-sebelahnya (kiri dan kanannya). Menjadi agak sulit
dibayangkan jika manusia yang membuatnya secara manual,
hanya merobohkan satu rumpun padi tanpa mengganggu
rumpun di sampingnya. Lebar 20 cm tentu sulit untuk dilalui,
menginjak tanah sawah yang cenderung mudah ambles.
Lihat gambar untuk mengetahui lingkaran yang hanya lebar 20
cm namun cukup jelas terlihat sebagai sebuah "border" di
bagian dalam lingkaran yang paling luar.
Kode: CC2-11
Diketahui pertama kali hari Selasa, 25 Januari 2011.
Lokasi: Ds. Srimartani, Piyungan, Bantul.
Google Earth: -7.83569303,110.47788946
Jarak 2,6 Km dari lokasi CC1-11
Diameter sekitar 30- 40 meter
Temuan di lokasi CC2-11 (Piyungan, Bantul):
1. Bekas masih ada
Banyak orang yang mengatakan bahwa percuma datang ke lokasi crop
circle di Piyungan Bantul sebab sudah dipanen. Tapi ternyata ada temuan
yang menarik, yaitu masih ada bekas di ladang berupa perbedaan warna
antara padi yang rebah dengan yang tidak Padi yang rebah lebih segar
Sisa-sisa padi yang telah dipanen, mengindikasikan adanya perbedaan antara
yang rebah (crop circle) dengan yang tidak. Uniknya yang rebah ini
kondisinya lebih baik daripada yang tidak rebah. Yang tidak rebah sudah
kecoklatan dan kering, sementara yang rebah masih ada bagian yang
masih hijau.
Kode: CC3-11
Diketahui pertama kali hari Minggu, 30 Januari 2011.
Lokasi: Ds. Banyusari, kec. Tegalrejo, Magelang
GPS: 7*26'45.1" S, 110*16'27.3" E
Altitude: 512meters
Melihat adanya berbagai keanehan dan waktu proses
terjadinya crop circle yang sangat singkat, tim BETA-UFO
yang meninjau lokasi crop circle berkesimpulan bahwa
crop circle yang ada, baik CC1-11 (Berbah, Sleman), CC2- 11 (Piyungan, Bantul) maupun CC3-11 (Magelang) yaitu
bukan buatan manusia.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)