asia barat 2

Tampilkan postingan dengan label asia barat 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label asia barat 2. Tampilkan semua postingan

asia barat 2














HALAMAN 2



HELLENISTIC DAN PARTHIA  330 BC–226 SM 

Dinasti Achaeminiyah  tidak pernah mengatur penaklukan 
terhadap Yunani, namun  diakui bahwa ia kadang-kadang mendukung salah satu kota  
Yunani dalam suatu peperangan. Kelemahan Kerajaan Achaeminiyah pernah 
diberitahukan kepada Yunani pada tahun 401 SM oleh salah seorang pangeran yang 

memberontak, yaitu Cyrus the Younger. Ia lalu  memperoleh bantuan ribuan prajurit Yunani untuk dapat berkuasa. Pasukan ini, yang dikenal dengan pasukan 
sepuluh ribu, melakukan parade di jalan-jalan utama kota Persia dan lalu  
kembali ke Yunani.

Philip II dari Macedonia berusaha untuk menyatukan Yunani dan kota kota  Balkan di bawah kekuasaannya, dan memutuskan mengambil keuntungan dari 

kelemahan atau kemunduran Achaeminiyah. Karena sesudah  kematian Artaxerxes 
 Artaxšaçrā III Ochus pada tahun 338 SM, Kerajaan Persia tidak memiliki pemimpin 
 yang kuat.
Dengan kematian Philip pada tahun 336 SM, anak dan sekaligus ahli 
warisnya, Alexander, melanjutkan serbuan nya ke Persia. Ia adalah  seorang 
jenderal yang sangat efektif dalam sejarah. Raja Achaeminiyah, Darius III, sewaktu 

mudanya memang adalah  raja yang pemberani, namun  di usianya yang sudah  
lanjut, bukan adalah  tandingan untuk Alexander. Menghadapi angkatan perang 

Macedonia yang sangat profesional, kerajaan Persia mengalami kehancuran hanya 
dalam waktu 8 tahun.

Alexander mencapai Asia Kecil pada tahun 334 SM. Angkatan perangnya 
dengan cepat dapat menundukan  Lydia, Phoenicia, dan Mesir, sebelum akhirnya 

menginvasi  Darius II di Gaugamela pada tahun 331 SM, dan menaklukkan ibu kota 
Susa. Perlawanan terakhir Achaeminiyah terjadi di Pintu Gerbang Persia  Persian 
Gates antara Susa dan dekat istana kerajaan di Persepolis. Kerajaan Achaeminiyah 
akhirnya berada dalam kekuasaan Alexander.
Sepanjang rute penaklukkannya, Alexander banyak membangun kota-kota 
koloni, yang diberi nama Alexandria. Selama beberapa abad lalu , kota-kota ini 
banyak dipengaruhi oleh tradisi  Yunani atau dikenal dengan tradisi  
Hellenistik, termasuk di Persia.

Kerajaan Alexander mengalami kehancuran tidak lama sesudah  kematiannya. 
Jenderal pasukan Alexander yang bernama Seleucus I Nicator, mencoba mengambil 

alih kekuasaan di Persia, Mesopotamia, dan lalu  Syria dan Asia Kecil. 
Kekuasaan dinasti ini lalu  dikenal dengan sebutan Dinasti Seleucid. namun  ia 
dibunuh pada tahun 281 SM oleh Ptolemy Keraunos sebelum dapat menaklukkan 
Yunani dan Macedonia.Kolonialisasi Yunani berlangsung kira-kira sampai tahun 250 SM. Selama 
masa kolonialisasi, bahasa, filsafat, dan seni Yunani berkembang di sini. Selama 

masa kekuasaan Alexander, bahasa Yunani menjadi bahasa yang umum dipakai, baik 
dalam percakapan maupun tulisan. Perdagangan dengan China, dengan memakai  
Jalan Sutera  Silk Road , yang sudah dimulai pada masa Achaaemiyah terus 
belangsung, bahkan terjadi peningkatan yang menonjol . Perdagangan darat sudah  
memicu  terjadinya pertukaran tradisi  yang menarik , Buddhisme 
datang dari India, sedang  Zoroasterianisme berkembang ke area  barat 

mempengaruhi Juadisme. Patung-patung yang luar biasa dari Buddha dalam corak 
Yunani klasik ditemukan di Persia dan Afghanistan, memberikan gambaran tentang 
 pencampuran tradisi  yang terjadi pada masa itu.   , tidak 

menutup kemungkinan bahwa hal itu berasal dari masa Achaeminiyah, yaitu saat  
para pekerja seni Yunani bekerja untuk Kerajaan Persia.
Meskipun dewasa ini ditemukan bukti-bukti tulisan kuno    dari 
masa masa  Hellenistik yang menandakan  bagaimana kelangsungan tradisi  ini 
dalam tradisi  Timur, tidak dapat disangkal bahwa kerajaan Seleucid mengalami 

kehancuran kira-kira sesudah  abad itu . kabupaten -kabupaten  bagian selatan dari 
Bactria dan Parthia mengalami kehancuran pada tahun 238 SM. Raja Antiochus III, 
yang adalah  pimpinan milier, mengambil alih Parthia dari kelangsungan Persia, 
namun  saat  ia mencoba untuk melakukan campur tangan di Yunani, kesuksesan nya 
sudah  membahayakan perkembangan Republik Roma. Pasukan Roma lalu  
melakukan penyerbuan  terhadap kerajaannya. Pada masa yang sama, Seleucid harus 
berjuang melawan kudeta  Maccabees di Judea dan perluasan Kerajaan 
Kushan ke timur. Kerajaan Seleucid akhirnya jatuh dan ditaklukkan oleh Parthia dan 
Roma.
Antara tahun 334 dan 330 SM, Alexander the Great menyempurnakan 

penaklukkannya atas semua  area  kerajaan Achaeminiyah. Pembakaran yang 
dilakukan oleh Alexander terhadap istana kerajaan di Persepolis pada tahun 330 SM 
 menyimbolkan berakhirnya orde lama dan dimulainya peradaban Yunani di Asia 
Barat. orang  Yunani dan tentara Macedonia menempati sebagian besar 
 area  di Mesopotamia dan Iran. Alexander menyarankan kepada para tentaranya untuk melakukan pernikahan silang dan merencanakan  tradisi  Yunani. 
  , ia masih mempertahankan sebagian besar struktur administrasi 
dinasti Achaeminiyah, memperkenalkan unsur-unsur oriental, dan lembaga-lembaga 
politik Yunani.
Alexander tidak meninggalkan  keturunan. Kematiannya pada tahun 323 SM 
 mengisyaratkan dimualainya masa masa  saling berperang yang panjang di antara para 
jenderal Macedonia untuk menundukan  area  kerajaan. Pada akhir abad ke-4 SM, 
Saleucus I Nicator, berhasil mengkonsolidasikan sebagian area  yang berhubungan 

dengan kerajaan Achaeminiyah. Saleucus, yang menganggap dirinya sebagai 
penguasa tertinggi, bersama dengan anaknya, Antiochus I Soter, mendirikan suatu 
pemerintahan dengan dua ibu kota: Antioch di Sungai Orontes-Syria, dan Seleucia di 

Sungai Tigris-Babilonia. Bagian terbesar dari area  Asia Barat, yaitu dari Aegea 
sampai Punjab, dikuasai oleh kerajaan Seleucia. Di area  ini tinggal bermacammacam penduduk, termasuk di antaranya yang berkerjasama  dengan kota-kota Yunani.

 Para pejabat  Dan Pengembara

sesudah  mengakhiri penaklukkannya di area  Iran bagian timur, dan dalam 
suasana letih, namun  perhatiannya tetap tersita karena harus memikirkan bagaimana 
 bisa menaklukkan India, Alexander dihadapkan dengan dua faktor penting untuk masa depan kerajaannya. Pertama, yaitu  kekuasaan artistokasi lokal 
kerajaan Achaeminiyah, yang tentu saja akan mendominsi penduduk pribumi. Kedua, 

penduduk nomad yang selama berabad-abad mengembara di sepanjang perbatasan 
utara dan timur laut Iran.
Alexander   mengagumi para baron dari Iran bagian selatan. Ia 
memiliki catatan mengenai semangat mereka selama dua tahun dalam penaklukkan di 
area  timur laut Iran. Menyadari pentingnya suatu kekuatan bagi kerajaannya di 

masa datang, Alexander mengadakan pertemuan dengan para pejabat  yang berasal 
dari Bactria. Ia meminta 30.000 anak muda untuk dididik dalam disiplin militer 
Macedonia. Ia menyadari pentingnya dan efektivitas pasukan berkuda Iran, dan 
pasukan ini akan dikerahkan untuk menyerbu India. Alexander lalu  menikahi Roxana dari Sogdiana, puteri dari salah seorang pemimpin negeri taklukkan.  memperlihatkan adanya persatuan di antara dua orang  yang berbeda.

namun  Alexander tidak menyadari adanya unsur-unsur lain yang diperlukan 
untuk bisa menjamin kelangsungan kekuasaannya atas area  yang sangat luas itu. 
Ia banyak membangun kota-kota baru, atau membangun kembali kota yang sudah da. 

Kebanyakan dari kota-kota ini ditempatkan pada jalur strategis sepanjang perbatasan 
 bagian utara dan berfungsi sebagai kora benteng. Hampir setengah  dari kota-kota baru 
itu  berada di kabupaten  bagia timur. Kebijakan Alexander ini tidak diikuti oleh 
orang  Seleucid dalam menata kota-kota yang kebanyakan berada di bagian 
barat. orang  Seleucid tidak dapat memelihara hubungan yang baik dengan para 

pejabat  Iran bagian selatan sebagaimana dilakukan Alexander. Kekurangan ini, 
yang adalah  akibat dari kebijakan pro-Macedonia, menjadi salah satu pemicu  
 utama cepatnya kehancuran  kerajaan Seleucid.
Faktor kedua, yaitu  orang  nomad, yang menempati area  yang 
sangat luas di sepanjang perbatasan bagian utara. Mereka selalu  berperang dengan 
 penduduk  setempat dan tidak dapat diajak kerjasama. Alexander akhirnya 
 berhasil mencapai pinggiran Sungai Jaxartes  Syr Darya , yang adalah  batas 
area  yang  beradab ; hutan belantara yang memotong area  Eurasia. 
Ahli sejarah Romawi Quintus Curtis melaporkan adanya peringatan yang 

disampaikan oleh delegasi orang  Scythia dalam pertemuannya dengan 
Alexander. Mereka mengatakan, bila  anda menyeberang ke Tanais  terutama 
Jaxartes , maka anda akan melihat bagaimana orang  Scythia akan menghalangi 
anda. anda  tidak akan pernah dapat menaklukkan orang  Scythia. Kemiskinan 

kami menjadikan kami lebih cepat dibandingkan dengan pasukan anda, yang sarat 
dengan beban rampasan perang dari berbagai negeri. saat  anda berpikir kami 
berada jauh dari anda, anda menginginkan kami berada di kemah anda. Kami 

mengetahui bagaimana mengejar dan bagaimana melarikan diri dengan kecepatan 
yang sama. Kami mencari padang pasir yang sepenuhnya terbebas dari tradisi  
manusia, dibandingkan  kota-kota dan desa-desa yang kaya.
 Kata-kata di atas menyimpulkan keberadaan dunia nomad yang terbentang 
 ribuan mil dari timur ke barat. Penduduk yang menetap sepenuhnya sadar akan ancaman itu . Alexander bukan  orang pertama yang berusaha memerangi 
kaum nomad ini. Cyrus II, pendiri kerajaan Achaeminiyah, sudah  menghabiskan 
sebagian muncul nya untuk meyerang mereka, demikian juga dengan Darius I. Darius I 
mencoba menyerbu  mereka melalui bagian selatan Rusia, namun  mengalami 
 kegagalan saat  menyerbu  orang  Scythia di pantai Laut Hitam.

bila  orang  nomad dan pejabat  Iran di area  selatan 

adalah  dua faktor utama pemicu  kehancuran kerajaan Seleucid, dan bila  
kedua hal itu  sudah  menguras dan bahkan menjadi sebab utama kehancuran 
kerajaan, maka hal yang sama pula yang sudah  berperan menonjol  dalam 
kehancuran kekuasaan Parthia. 
Parthia dirusak oleh suatu aristokrasi yang berasal kalangan militer. Mereka 
menolak mengakomodasi keinginan pihak istana dan tidak melibatkan mereka dalam 
 aturan  politik kota . Dalam pada itu kesulitan kerajaan untuk 
mengendalikan tetangga namodiknya ke utara dan timur laut, sudah  melemahkan 

kerajaan Parthia, belum lagi adanya maksud terselubung  dalam kerajaan.

SELEUCID

sesudah  kematian Alexander, Seleucus I berhasil menundukan  semua  area  
bagian selatan kerajaan Alexander. Belum lagi ia mengkonsolidasikan kekuasaannya 
atas area  ini, kabupaten -kabupaten  bagian timur yang berada di perbatasan India mulai 

melakukan kudeta . Sejak tahun 304 SM, Seleucus I dipaksa untuk 
melepaskan area  ini kepada Candra Gupta I, pendiri kerajaan Maurya di India. 
Lepasnya area  ini bagi Seleucid adalah  kehilangan yang serius, karena tidak 
semata hilangnya area  India yang sudah  ditaklukan oleh Alexander, melainkan 
juga lepasnya distik-distrik yang berada di bagian barat Sungai Indus.

Sebagai balas jasa, Seleucus I menerima 500 ekor gajah. Sejak wakktu itu, 
hanya area  barat yang didominasi oleh politk Seleucid, sebagai pengganti 

kerugian mereka atas kepemilikan area  timur. namun  , ketidakberpihakan 
pemerintahan Seleucid atas area -area  timur jauh, berarti sudah  mengasingkan 

orang  Yunani yang tinggal di sana, jauh dari tanah air mereka. Padahal bila  berpikir ke belakang, kebebasan  adalah  sesuatu yang tidak dapat dipisahkan 
dari diri mereka.
Segera sesudah  itu, kira-kira antara tahun 290-280 SM, dua kabupaten  timur 

yaitu Margiana dan Aria mengalami kerusakkan karena adanya penaklukan  dari suku-suku 
nomad. namun  penaklukan  itu  berhasil dipukul mundur, dan suku-suku nomad kembai 
ke Jaxartes. Demodama, seorang jenderal pada dua raja Seleucid pertama, berhasil 

menyeberang sungai dan bahkan dapat mencapai altar Apollo, nenek moyang dinasti 
itu . Alexandir di Margiana dan Heraclea di Aria, yang didirikan oleh Alexander, 
dibangun kembali oleh Antiochus I dengan nama Antioch dan Achaea. Suatu benteng 

yang berjarak kurang lebih 100 mil  160 km dibangun untuk melindungi oasis Mery 
dari serbuan  orang  nomad. lalu , Patrocles menerima pesan untuk 

meneliti Laut Kaspian.
Seleucus I dan pengganti-penggantinya berharap helenisasi yang terjadi di 

Asia akan menciptakan  peradaban yang superior. Suatu jaringan kota-kota dan koloni 
militer dibangun untuk menjamin stabilitas kota  yang berpenduduk orang  
Asia. Bahasa Yunani menjadi semakin banyak dipakai, terutama di kalangan 
keluarga-keluarga Yunani yang menikahi wanita lokal dan di lingkungan para pelaku 
 usaha komersial. namun  sesudah  dua abad berlalu dan semakin melemahnya imigrasi 

orang  Yunani-Macedonia, bahasa Yunani semakin kehilangan kekuatannya dan 
bahasa lokal menjadi kembali dominan.
Penduduk Iran, terutama yang berasal dari kelas atas, tidak lagi memakai  

kebudyaan hellenis kecuali bagian luarnya saja. Bahkan orang  Iran yang 
tinggal di kota-kota seperti Seleucia dan Susa tidak kelihatan lagi kalau mereka sudah  

dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Yunani.

Kemenangan yang diperoleh Alexander dalam batas-batas tertentu sudah  
mengenalkan  Yunani ke pentas dunia. namun  kurang lebih satu abad sesudah  

kematian Alexander mulai dirasakan adanya gerakan yang luar biasa yang dilakukan 
oleh penduduk Iran. Pada abad ke-3 SM, orang  Sarmatia melakukan gerakan ke arah 
barat menduduki pantai utara Laut Hitam. sedang  terjadi gerakan kembali pada keluarga mereka, orang  Scythian, berhasil melakukan Sarmatisasi kota-kota 
 Yunani yang ada  di sepanjang pantai.
Pada akhir abad ke-3 SM, mulai terjadi migrasi di kalangan orang  
 Turkistan China dari suku Yuezhi, penduduk Iran yang mengpenaklukan  Bactria pada 

tahun 130 SM, yang secara perlahan mengakhiri kerajaan Bactria-Yunani di sana. 
Pada abad pertama sebelum masehi, mereka berhasil mendirikan dinasti Kushan, 
yang memerintah dari Afghanistan sampai ke Sungai Ganges, dari Turkistan-Rusia 
sampai muara Sungai Indus.
Akhirnya, Parni, penduduk nomad atau semi nomad dari Iran, muncul pada 
 abad ke-3 SM. Mengambil arah Median antara Sarmatia dan Yuezhiuezhi, Parni 
berhasil menundukan  kegubernuran Seleucid Parthia dan mendirikan kerajaan Parthian 

 Ashkania . kota  Parthia berhasil merestorasi kekuasaan Achaeminiyah selama 
lima ratus tahun. Kemuculannya ini bersamaan dengan terjadinya ekspansi orang Roma, dan sudah  berperan  penting dalam menentukan dunia 
selama tiga abad terakhir sebelum masehi dan dua abad pertama sesudah  masehi.
Kerajaan Seleucid, seperti halnya pemerintahan Achaeminiyah, diwarnai oleh 

terjadinya kudeta  para gubernur. sedang  itu, kesulitan dan kemuraman 
yang diderita oleh keluarga istana di barat sudah  mempercepat kemunduran kerajaan 

Macedonia. Hilangnya kepemilikan atas area  timur pada abad ke-3 SM, 
bagaimanapun juga adalah  hal yang fatal bagi kerajaan Seleucid. Diodotus I, 

seorang Yunani yang menjadi gubernur Bactria, memimpin suatu kudeta  dan 
memperoleh  kebebasan  pada tahun 250 SM. saat  yang sama, Arsaces 
memimpin orang  Parni Scaythia masuk ke Parthia dan menginvasi  
Andragoras, dan  mendirikan dinasti pribumi merdeka.
 Parthia adalah  kabupaten  pertama yang merobek kerajaan Seleucid, juga 
adalah  kerajaan pertama yang memiliki peluang untuk bangkit mengikuti jejak 
Darius the Great. Andragoras, meskipun tidak mendeklarasikan dirinya sebagai raja, 

ia menandakan  independensinya dengan mencetak koin mata uang sendiri. Pada
masa itu, Parthia adalah  salah satu area  kabupaten  yang miskin, yang terhimpit di antara bukit-bukit dan gurun yang luas dan  tidak memiliki transkrip 
pertanian. area  kabupaten  yang merdeka ini sangat terpencil, untuk mencapai 

perdagangan jalan sutera saja berjarak 160 km. Pendapatan mereka berasal dari bea 
cukai yang ditarik dari karavan-karavan yang lewat.
 Penyeberangan Diodotus I masih lebih mudah untuk dimengerti. Bactria,
suatu negeri yang sangat luas terdiri dari  kota seribu , yang ada  dipersimpangan 
rute ke China dan India, dan adalah  area  yang subur. Kerajaan BactriaYunani didirikan oleh Diodotus yang berkembang dengan cepat. Dengan merangkul 
Sogdiana dan Aria, kerajaan ini berkembang dengan cepat ke arah selatan dan 

tenggara.
Karena jaraknya yang jauh dari barat, Diodotus dan para penggantinya secara 
perlahan berhasil mengadopsi kebiasaan dan cara muncul  penduduknya. Ikatan yang 
demikian ini menciptakan  loyalitas yang kuat dari orang  Bactria. Dipercayai 

bahwa pemisahan Diodotus dari Seleucid, dalam pengertian yang luas, bagi orang Bactria dan Sogdiana adalah  realisasi takdir politik mereka. Lebih dari satu 

abad  230-130 SM , kerajaan ini berada di perbatasan dan menghentikan kebiasaan 
nomadnya.

5KERAJAAN PARTHIA PADA ABAD I SM

Arsaces, yang memimpin orang  Parni  anggota suku dari konfederasi 
Dahae , harus memulai perjuangannya melawan dinasti Seleucid sejak tahun 247 SM, 

tahun saat  orang  Parthia memulai  sejarahnya. Ini tidak harus berarti bahwa 
Arsaces bertahtan sebagai raja pada tahun 247 SM. Dinasti orang  Iran yang lain 

 seperti dinasti Sasanid mulai berkembang pada era saat  mereka membangun 
kekuasaan mereka, bukan dimulai pada masa penobatan keturunan pertamanya. 

Suku-suku Parthia-Parno-Daho  memilih para pemimpinnya untuk perang dan 
para pangerannya untuk berdamai  dari kalangan lingkaran keluarga istana yang 
paling dekat. Mereka memiliki kuda-kuda yang terkenal, pasukan berkuda yang 
hebat, dan pasukan pemanah yang handal. Alexander menemukan mereka selama 
penyerbuan  ke Bactria, dan para penulis Yunani mencatat mereka sebagai 
 penunggang kuda yang tangkas ,Mereka yaitu  penduduk yang berpegang pada organisasi kesukuan yang 
  patriakal. Suku Parni, dengan Arsaces sebagai pimpinan mereka, mengambil 
alih kabupaten -kabupaten  Parthia sesudah  berhasil menginvasi  Andragoras. Arsaces juga 
berhasil menundukan  Hyrcania, dan kekuasaan Parni mencapai ke area  Laut Kaspia. 
 Arsaces  bertahta di kota Asaak, dan suku itu  mengambil nama Parthia, 

nama yang berasal dari keluarga mereka, yang berarti  terbuang . Bahasa yang 
 mereka pakai  adalah  kerabat bahasa Scythia dan Media. 
Meskipun dua kerajaan baru, yaitu kerajaan Parthia di bawah Arsaces I dan 
Bactria-Yunani di bawah Deodotus I, muncul hampir dalam waktu yang bersamaan, 
ada  perbedaan yang menonjol di antara keduanya. Latar belakang di balik 
kudeta  di Bactria yaitu  asosiasi antara pejabat  lokal dan kelompok  
lokal Yunani.   , keduanya menentang dominasi Macedonia yang 
dilakukan oleh dinasti Seleucid.
Sebab kemunculan kerajaan Parthia kelihatanya  berbeda. Kemunculan kota  
itu  terutama dibangun di atas hubungan antara penduduk Parthia dengan sukusuku yang berada di luar perbatasan, penduduk yang setengah nomadik dan setengah 

menetap, yaitu penduduk dari Iran bagian utara. kesuksesan  Arsaces dan orangorangnya yaitu  karena kekuatan dan semangat mereka di satu pihak, dan kelemahan 
musuh-musuh mereka di pihak lain. Unsur Yunani yang ada di Parthia   
tidak berperan yang sama seperti yang terjadi pada kerajaan Bactria. faktanya , setidak-tidak pada saat awal, Parthia bermusuhan dengan 
penduduk lokal Yunani. Selama mereka berperang dengan Antiochus III, mereka 
sudah  membunuh warga Yunani di kota Syrinx di Hycrania.

. ARSACES

Arsaces   memiliki nama besar di kalangan suku-suku. Namanya 
selalu  dihubungkan dengan nama raja-raja yang berkuasa dalam dinasti ini, 
selama empat setengah abad bertahtanya kerajaan Parthia. Gambaran dirinya  
ada  dalam koin Parthia sampai akhir masa masa .Kekacauan jaringan komunikasi antara kota-kota besar Seleucid dan timur 
yang dipicu  oleh kesuksesan  Arsaces, sudah  menempatkan Diodotus dalam 
situasi yang sulit. Diodotus kelihatanya  ingin berkolaborasi dengan Seleucus II 
Callinicus untuk melakukan penyerbuan  terhadap Parthia. Kematian Diodotus  234 
SM dan naik tahta anaknya, Diodotus II, berbeda dengan kebijakan ayahnya, ia 
justru menjalin kerjasama dengan Arsaces. Tidak sampai tahun 232 atau 231 SM, 
Seleucus berhasil meredakan  kudeta  yang terjadi di timur. 
Arsaces, meskipun menjalin kerjasama dengan suku-suku nomad di utara, 

karena tidak sanggup menghadapi pasukan Seleucus, ia melarikan diri ke Apasiacae 
atau Scythians of the Waters. Seleucus mencoba menyeberang ke Jaxartes, namun  
karena dihalang-halangi oleh suku-suku nomad, dan adanya ancaman baru dari barat, 

ia segera kembali ke Syria. Ia membuat perjanjian damai dengan Arsaces dan 
mengakui kedaulatannya.

Sejak masa itu, Arsaces mengubah kebijakannya: ia tidak lagi bertindak 
sebagai seorang nomad, melainkan sebagai seorang kepala kota  dan pantas untuk 

meneruskan dinasti Seleucid di Parthia. Ia lalu  naik tahta. Selain Asaak dan 
Dara  yang ada di perbatasan , ia mendirikan kota-kota seperti Nisa, tempat ia 

dikuburkan. Kota-kota baru ini biasanya dinamai dengan nama raja atau dinasti. 
Arsaces tidak menyalahi hak-hak kemuncul an orang  Macedonia dan Yunani di 
kota-kota ini saat  ia berusaha memperoleh  dukungan dari mereka. Sejak awal, 
dengan tetap mempertahankan otonomi kota-kota, ia melakukan propaganda agar 
mereka tetap tunduk. Ia memperbaiki kota Hecatompylos yang berada di Jalan Sutera. 

Ia tewas  antara tahun 217 dan 211 SM.

Pengusa-penguasa Kerajaan Parthia, yaitu dinasti Arsacid, berasal dari suku 
orang  Iran yang sudah  tinggal Parthia pada masa kekuasaan Alexander. Mereka 
menyatakan kebebasan nya dari kerajaan Seleucid pada tahun 238 SM. namun  
usaha mereka untuk menyatukan Iran baru memperoleh hasilnya sesudah  Mithridates I 
berhasil mencapai tahta Paethia pada tahu 170 SM.
area  kekuasaan Confederasi Parthia berbatasan dengan kerajaan Roma, 
yaitu sepanjang Sungai Euphrat bagian atas. Dua kekuasaan ini selalu  

menganggap satu sama lain sebagai lawan besarnya , terutama berkaitan dengan penguasaan area  Armenia. Pasukan berkuda Parthia dengan didukung oleh 

pasukan pemanahnya ternyata dapat menandingi pasukan Roma, seperti yang terjadi 
dalam Perang Carrhae, saat  itu jenderal pasukan Parthia yang bernama Surena 
berhasil menginvasi  Marcus Licinus Crassus dari Roma. 
Selama masa masa  kakuasaan Parthia, kebiasaan-kebiasaan Hellenistik 
mengalami kebangkitan bersama dengan tradisi  Iran. Pada masa ini, kesatuan 
politik agak kurang, dan struktur vassal yang diadopsi dinasti Arsacid dari dinasti 

Seleucid memicu  Parthia selalu  dihadapkan dengan adanya peperangan 
 antara satu vassal dengan vassal yang lain. Sejak abad pertama sebelum masehi, 

Parthia melakukan politik desentralisasi, yang diperintah oleh para pejabat  feudal. 
Peperangan dengan orang  Roma di bagian barat dan dengan Kerajaan Kushan di 
bagian timurlaut sudah  menguras transkrip kekayaan kota .
Akhirnya, kerajaan Parthia tidak sanggup lagi mempertahankan area area nya yang hilang. Raja-raja harus memberikan lebih banyak konsesi kepada 
para pejabat , dan raja-raja vassal kadang-kadang tikda mau tunduk kepadanya. 

Penguasa Parthia yang terakhir, Artabanus IV, adalah  salah seorang raja yang 
berhasil menghindari kehancuran kota . namun , nasib Dinasti Arsacid ditentukan 
pada tahun 224 M, yaitu saat  seorang raja vassal Persia yang bernama Ardashir 

melalukan kudeta . Dua tahun sesudah  memberontak, Ardashir berhasil 
menundukan  Ctesiphon, dan pada masa inilah berakhirnya Kerajaan Parthia. Dengan 

berakhirnya kerajaa Parthia, berarti dimulailah Kerajaan Persia kedua, yang diperitah 
oleh raja-raja Sasanid. Keturunan Sasanid ini berasal dari kabupaten  Persis, yang 
memiliki asal-usul yang sama dengan Kerajaan Persia pertama, yaitu Achaeminiyah.

KERAJAAN SASANIA  226–651 M 

Kerajaan Sasanid atau Dinasti Sasania yaitu  nama yang dipakai  untuk 
menyebut kerajaan ketiga dalam dinasti Iran, dan Kerajaan Persia kedua  226-651 . 

Dinasti Sasania didirikan oleh Ardashir I  226-241 M . Ayahnya, Papag  kadang 
dipanggil juga Papak atau Babak yaitu  seorang penguasa di sebuah kota kecil yang 
 bernama Kheir; sedang  ibunya, Rodhag, yaitu  seorang puteri dari gubernur kabupaten  Peris. Nama Sasanid berasal dari nama kakek dari jalur bapak, Sassan, 
seorang pendeta besar di Kuil Anahita.

Usaha Papag untuk menjadi penguasa lokal saat  itu luput dari perhatian 
Artabanus IV. Kaisar Arsacid ini saat  itu sedang terlibat konflik internal dengan 

saudaranya yang bernama Vologases  Walakhsh VI di Mesopotamia. Memanfaatkan 
peluang yang sedang terjadi dalam keluarga Arsacid, Papag dan anak tertuanya yang 
bernama Shapur, berhasil memperluas kekuasaan mereka sehingga dapat menundukan  

semua  area  Persis. 
saat  Papag tewas  pada tahun 220 M, Ardashir yang sedang menjabat 
 sebagai gubernur di Darabgird, terlibat perebutan kekuasaan dengan saudaranya 
tuanya, Shapur. transkrip yang ada menyatakan bahwa pada tahun 222 M, 
 Shapur, yang bermaksud menemui saudaranya itu terbunuh tertimpa atap bangunan.
Sejak saat itu, Ardashir meluaskan kekuasaannya sampai ke bagian selatan 
Persis dan membangun ibukota pemerintahannya di Ardashir-Khwarrah  sekarang 
dikenal dengan kota Firouzabad . Kota ini memiliki letak yang baik karena dibentengi 

oleh gunung-gunung yang tinggi dan juga strategis dari segi pertahanan karena untuk 
mencapai kota itu harus melewati celah yang sempit. Kota itu  menjadi pusat 

kekuatan Ardashir untuk memperbesar kekuasaannya. Selain itu, kota ini juga
dikelilingi oleh benteng bundar yang tinggi, meniru model pertahanan di kota 

Darabgird, dan di sisi utara ada  istana yang luas.

sesudah  memantapkan pemerintahannya atas area  Persis, Ardashir I 
dengan cepat berhasil memperluas area nya, yaitu dapat menundukan  kabupaten  tetangga seperti Kerman, Isfahan, Susiana, dan Mesene. Perluasan yang 
dicapai oleh Ardashir I dengan cepat mendapat perhatian dari Kaisar Artabanus IV 

 216-224 M . Artabanus IV segera memerintahkan gubernur Khuzestan untuk 
menyerbu  Ardashir pada tahun 224, namun  kemenangan berada di pihak Ardashir. 
Artabanus IV pada tahun 224 memimpn sendiri serbuan  yang kedua. Pasukan 
mereka bertemu di Hormizdeghan dan Artabanus IV mengalami kekakalahan dan 
terbunuh dalam peperangan itu.

Ardashir I lalu  berangkat untuk menaklukan kabupaten  bagian 
barat yang sudah ditinggal mati oleh penguasanya, yaitu Artabanus IV, raja terakhirKerajaan Parthia dari Dinasti Arsacid. Ardashir I bertahta di Ctesiphon pada tahun 
226 M sebagai penguasa tunggal Persia dan memakai gelar Shahanshah atau Raja di 
 Raja. Ardashir I sudah  mengakhiri 400 tahun berlangsungnya pemerintahan Kerajaan 
Parthia, dan memulai  400 tahun pemerintahan Sasanid. 
Selama beberapa tahun lalu , sesudah  berhasil meredakan  

kudeta -kudeta  yang terjadi di sekeliling kerajaannya, Ardashir I 
berhasil memperluas area  kerajaannya baik ke bagian timur maupun ke arah 
barat-laut. Ardashir I berhasil menaklukkan kabupaten  Sistan, Gorgan, 

Khorasan, Margiana  sekarang Turkenistan , Balk, dan Chorasmia. Ia juga berhasil 
menundukan  area  Bahrain dan Mosul ke dalam area  Sasania.
Inskripsi-inkripsi yang berkaitan dengan Kerajaan Sasanid juga menyebutkan 
tentang ketundukkan raja-raja dari Khusan, Turan, dan Mekran kepada Ardashir, 

meskipun beradsarkan bukti-bukti numismatik, ketundukan mereka itu terjadi pada 
masa pemerintahan putera Ardashir, Shapur I. penyerbuan  yang dilakukan Ardashir 
ke bagian barat, seperti ke area  Hatra, Armenia, dan Adiabne ternyata kurang 

berhasil. Pada tahun 230 M, Ardashir melakukan serbuan  ke area -area  yang 
dikuasai oleh Kerajaan Romawi, namun  Kerajaan Romawi menyerbu  balik serbuan  
 itu .
Putera Ardashir I, yaitu Shapur I  241-272 M melanjutkan kembali perluasan 
area  kerajaan yang dilakukan ayahnya. Shapur I berhasil menaklukkan area 
Bactria dan bagian barat dari Kerajaan Kushan. Ia pun mencoba melakukan beberapa 
kali penyerbuan  ke area  Romawi. saat  melakukan penaklukan  ke Mesopotamia,
Shapur I berhasil menaklukkan Carrhae dan Nisibis, namun  pada tahun 243, Jenderal 
Timesitheus dapat menginvasi  pasukan Persia di Rhesaina dan merebut kembali 
area -area  yang hilang.
Raja Gordian III  238-244 M yang bergerak ke area  Euphrat dapat 

dikalahkan di Meshike  244 . Shapur memiliki  peluang untuk membuat perjanjian 
perdamaian dengan raja Philip the Arab  244-249 M dan dengan uang jaminan 

sebanyak 500.000 dinar, lalu  lalu  dibayar setiap tahun. Shapur 
lalu  mempercepat peperangan dan berhasil menginvasi  orang  Romawi di Barbalissos pada tahun 252, melanjutkan penyerbuan  ke Syria dan melakuan 

perampokan di Antioch pada tahun 253. 
Tentara Romawi melakuan serbuan  balik di bawah pimpinan Raja Valerian 
 253-260 namun  berakhir dengan bencana, yaitu saat  pasukan Romawi dapat 

dikalahkan dan dikepung di Edessa dan bahkan Raja Valerian ditangkap oleh Shapur 
dalam suatu konferensi perdamaian, lalu  Raja Valerian menjadi tawanan 

Shapur. Shapur I merayakan kemenangannya karena selama ini belum pernah terjadi 
penangkapan atas seorang raja Romawi. Shapur memanfaatkan kesuksesan nya 
 dengan melakukan penyerbuan  ke Anatolia  260 ,namun  lalu  menarik mundur   diri 

sesudah  mengalami kekalahan atas orang  Romawi. Karena kekalahan itu, 
Shapur kehilangan semua area  yang sudah  ditaklukkan dari area  Romawi. 

Shapur I sudah  merencanakan  perencanaan  secara intensif. 
Ia membangun banyak kota-kota, sebagian di antaranya ditempati oleh para imigran 
yang berasal dari area -area  Romawi. Para imigran ini, termasuk para penganut 
Kristen, dapat menjalankan ajaran kepercayaan  mereka secara bebas di bawah penguasa 

Sananid. Dua kota, Bishapur dan Nishapur, adalah  dua kota yang mencantumkan 
namanya. Raja Shapur I secara khusus mengistimewakan ajaran Manichaeisme. Ia 
memberikan perlindungan kepada Mani, yang mendedikasikan salah satu bukunya 
yang berjudul Shabuhragan untuk dirinya  Shapur I dan mengirim para pengikut 
Mani untuk menyebarkan ajarannya ke pelosok negeri. Shapur I juga bersahabat 
dengan seorang rabi dari Babilonia yang bernama Shmuel. Persahabatan ini sangat 
bermanfaat bagi kelompok  Yahudi, karena kemudian  akan menghindarkan 

mereka dari tindakan yang menindas.
Raja-raja yang datang lalu  memiliki kebijakan yang bertentangan 
dengan toleransi kekepercayaan an yang diberikan Shapur I. Pengganti Shapur I, Bahram I 
 273-276 sudah  melakukan penyiksaan terhadap Mani dan pengikutnya karena 
 adanya tekanan dari para pengikut Zoroaster. Bahram I sudah  memenjarakan Mani dan 

memerintahkan untuk membunuhnya. Menurut legenda, Mani meningal di dalam 
penjara sewaktu akan dieksikusi, sedang  cerita lain menyatakan bahwa ia 

dipenggal. Bahram II  276-193 , menerapkan kebijakan kekepercayaan an seperti yang sudah  
dilakukan oleh ayahnya. Pada masa pemerintahannya, ibukota kerajaan Sasanid, yaitu 
Ctesiphon, diserang dan dirampok oleh orang  Romwi, yang dipimpin oleh Raja 

Carus  282-283 . Pada masanya pula sebagian besar area  Armenia, sesudah  kurang 
lebih selama setengah abad dikuasai oleh Persia, diberikan kepada Diocletian  284-
305 .

Bahram III memerintah dalam waktu yang singkat  293 , lalu  digantikan 
oleh Narseh  293-302 . Ia mulai mengobarkan peperangan dengan orang  
Romawi. sesudah  berhasil menginvasi  raja Galerius  293-305 di dekat Callinicum 
di area  Euphrat pada tahun 296, paada tahun 297 Narseh dikalahkan dalam suatu 

penyerbuan  saat  ia sedang bersama haremnya di Armenia. Dalam suatu perjanjian 
 damai, kerajaan Sasanid harus menyerahkan lima kabupaten  yang ada di timur Tigris 
dan sepakat untuk tidak melakukan intervensi terhadap persoalan Armenia dan 
Georgia. Narseh tewas  tahun 301 dan digantikan oleh puteranya Hormizd II 
 302-09 . Meskipun ia berhasil meredakan  kudeta  yang terjadi di Sistan 

dan Kushan, Hormizd II yaitu  penguasa yang lemah, yang tidak dapat mengatasi 
para pejabat . Pada tahun 309, ia dibunuh oleh Bedouin  orang  Badwi 

saat  sedang berburu.
sesudah  kematian Hormizd II, orang  Arab dari bagian selatan mulai 
melakukan pengrusakan dan perampasan kota-kota bagian selatan dari kerajaan, 
 bahkan merekapun menyerbu  kabupaten  Fars, tempat kelahiran raja-raja Sasania. 

sedang  itu, para pejabat  Persia membunuh anak tertua Hormizd II, 
membutakan anak yang kedua, dan memenjarakan anak yang ketiga, namun  yang 

terakhir ini berhasil melarikan diri ke area  Romawi. Tahta kerajaan lalu  
diwarisi oleh anak yang belum lahir dari salah satu isteri Hormizd II. Shapur II  309-

379 barangkali adalah  satu-satunya raja dalam sejarah yang dinobatkan naik 
tahta saat  masih berada dalam kandungan. Oleh karena itu, saat  dilahirkan ia 

sudah langsung menjadi raja. Selama masih kanak-kanak, kerajaan Sasania diperintah 
oleh ibunya dengan dibantu oleh para pejabat . 
Shapur II pertama kali memimpin pasukannya untuk mengusir orang  

Arab, sehingga area  kerajaan bagian selatan tetap dalam keadaan aman. Ia lalu  memulai penyerbuan nya kepada oang-orang Romawi di barat. Dalam 

penyerbuan  ini kekuatan pasukan Persia berhasil memenangkan beberapa  
peperangan, meskipun tidak berhasil untuk menundukan  kota kunci yang ada di 

perbatasan, yaitu kota Nisibis. Sebaliknya pasukan Romawi berhasil mengambil alih 
kembali kota Singara dan Amida yang sempat jatuh ke tangan pasukan Persia. 
penyerbuan  ini terhenti dikarenakan adanya gerakan yang dilakukan oleh kaum 
nomaden di sepanjang perbatasan timur kerajaan, yang mengancam Transoxiana, 
suatu area  yang strategis untuk mengendalikan  Jalur Sutera  Silk Road . Shapur 

lalu  menandatangani perjanjian damai dengan Kaisar Konstantinus II  353-
361 . Keduanya sepakat untuk tidak saling menyerbu  selama beberapa waktu.

Shapur II lalu  mengerahkan pasukannya ke area  timur, yaitu ke 
Transoxiana, untuk menemui kaum nomaden di area  timur. Ia berhasil 
menginvasi   suku-suku di Asia Tengah dan menganeksasi area  itu sebagai 

kabupaten  baru. Ekspansi kultural mengiringi kemerangan ini, dan seni arsitektur 
Sasania berhasil menundukan  Turkistan, bahkan sampai mempengaruhi Cina. Pada 

tahun 359, Raja Shapur II, bersama dengan Raja Grumbates yang berasal dari area  
nomad, memulai penyerbuan nya yang kedua ke area -area  Romawi. Ia 

berhasil menundukan  kembali area  Singara dan Amida. 
Menanggapi keadaan ini, Raja Julian the Apostate  361-363 dari Romawi 
melakukan serbuan  ke area  Persia dan berhasil menginvasi  kekuatan di 
 Ctesiphon, namun  tidak berhasil untuk menundukan  ibu kota, bahkan Julian sendiri 
terbunuh saat  sedang berusaha kembali ke area  Romawi. Penggantinya, Jovian 

 361-363 , yang terperangkap di pinggiran timur Sungai Tigris, terpaksa harus 
menyerahkan semua kabupaten  yang pernah diberikan kepada Romawi pada tahun 298 

M, termasuk di dalamnya yaitu  area  Nisibis dan Singara. Melalui perjanjian itu, 
pasukan Persia akan menjamin keselamatan pasukan Romawi untuk keluar dari 
area  Persia.
Shapur II menerapkan kebijakan kekepercayaan an yang keras. Pada masa 
pemerintahannya, kumpulan dari Avesta, tekas sakral  dari kepercayaan  Zoroaster, 
disempurnakan. sedang  itu, para pengikut kepercayaan  lainnya, termasuk para penganut 
kepercayaan  Kristen, mendapat perlakuan yang kasar. Perlakuan yang kasar ini yaitu  sebagai reaksi terhadap dilakukannya Kristenisasi Kerajaan Romawi oleh Kaisar 

Konstantine the Great  324-337 . Shapur II, seperti halnya Shapur I, memperlihatkan 
sikap yang baik kepada orang  Yahudi. Mereka memiliki kebebasan dan 

mencapai kemajuan selama masa masa  ini. Pada masa kematian Shapur II, kerajaan 
Kerajaan Persia lebih kuat dibanding sebelumnya. Musuh-musuh kerajaan di bagian 
timur tidak bergolak dan area  Armenia berada di bawah kekuasaan Persia.

Dari masa kematian Shapur II sampai penobatan pertama Kavadh I  488-
531 , keadaan Kerajaan Persia berjalan dengan stabil dengan beberapa kali 

penyerbuan  ke area  Kerajaan Bizantium. Sepanjang masa ini, kebijakan 
kekepercayaan an para penguasa Sasania secara dramatis berbeda antara satu raja ke raja 
 yang lain. Meskipun ada  para pemimpin yang lemah, sistem administrasi yang 
sudah  dilembagakan pada masa pemerintaha Shapur II tetap berjalan dengan baik, dan 
kerajaan terus berfungsi secara efektif.
sesudah  Shapur II tewas  pada tahun 379, ia mewariskan kekuasaannya 
 kepada Ardashir II  379-383 , anak dari Vahram dari Kushan dan anaknya, Shapur III 
 383-388 . Keduanya bukan  adalah  pengganti yang berbakat dalam bidang 
pemerintahan. Ardashir II sudah  gagal untuk bisa memenuhi harapan yang diinginkan 
pendahulunya, sedang  Shapur III terlalu melankolis untuk dapat mencapai 

sesuatu. Bahram IV  388-399 , meskipun tidak seaktif bapaknya, masih berlum 
berhasil mencapai hal yang penting bagi kerajaan. Pada masa ini, area  Armenia 

melalui sebuah perjanjian damai dibagi dibagi dua area , sebagian untuk Romawi 
dan sebagian lagi masih dalam kekuasaan Sasania. Kerajaan Sasania lalu  

berhasil memulihkan kembali kekuasannya atas area  Armenia, sedang  
Kerajaan Bizantium hanya memperoleh bagian kecil dari Armenia bagian barat.

Anak Bahram IV, Yazdegerd I  399-421 sering disejajarkan dengan 
Konstantin I dari Romawi. Seperti Konstantin, Yazdegerd I memiliki kekuatan baik 

secara phisik maupun diplomatik. Lebih dari itu, Yazdgerd I memiliki sifat yang 
oportunistik. Seperti halnya Konstantin I, Yazdegerd I mempraktekkan kebijakan 
toleransi kekepercayaan an dan memberikan kebebasan terhadap berkembangnya kelompok kekepercayaan an minoritas. Ia menghentikan penindasan yang dilakukan kepada para penganut Kristen dan bahkan menjatuhkan hukuman kepada pangeran atau 
pejabat  yang sudah  melakukan penindasan itu . Selama masa kekuasaannya, 
kota  berada dalam suasana yang relatif damai. Ia membuat perjanjian damai yang 
berlangsung lama dengan penguasa Romawi dan bahkan menempatkan Theodosius II 

 408-450 berada dalam perlindungannya. Ia juga menikahi seorang puteri Yahudi 
yang lalu  menciptakan  anak yang bernama Narsi.

Pengganti Yazdegerd I yaitu  anaknya yang bernama Bahram V  421-438 , 
seorang yang sangat terkenal di antara raja-raja Sasania dan pahlawan dari banyak 

mitos. Mitos-mitos ini bahkan tetap muncul , meskipun kerajaan Sasania sudah  
dihancurkan oleh orang  Arab. Bahram V, lebih dikenal dengan sebutan 
Bahram-e Gur, naik tahta sesudah  kematian yang tiba-tiba yang dialami oleh 
Yazdegerd I akibat pertentangannya dengan pejabat  Spanyol yang dibantu alMundhir, dari dinasi Arab al-Hirah.
Ibu dari Bahram V yaitu  Soshandukht, anak perempuan dari seorang 

Yahudi. Pada tahun 427, ia melakukan penaklukan  ke timur dengan kelompok nomaden 
Hephthalites, untuk memperluas kekuasaannya di Asia Tengah. Gambarnya tertera 
selama beberpa abad dalam cetakan koin mata uang Bukhara  sekarang Uzbekistan . 
Bahram V memecat vasal Raja Persia di Armenia dan menjadikannya sebagai sebuah 
kabupaten.

Bahram V adalah  seorang tokoh yang sangat disukai dalam tradisi 
Persia. Kisah tentang keberanian dan ketampanannya, kemenangannya saat  

melawan pasukan Romawi, Turki, India, dan Afrika, dan  petualangannya dalam 
berburu dan mencari cinta, menghiasi cerita-cerita rakyat. Ia menyimbolkan seorang 
raja yang berada dalam masa keemasan. Ia berhasil naik tahta sesudah  bersaing dengan 

saudaranya, dan menghabiskan waktunya untuk memerangi musuh-musuhnya, namun  
tetap mengisi muncul nya dengan berburu dan pesta pora bersama dengan para gadis 
dan anggota kerajaan. Pada masa pemerintahannya sudah  ditulis mengenai literatur 

Sasania, disusun musik Sasania, dan digelorakan olah raga seperti olah raga polo. 
Tradisi ini terus berlangsung sampai sekarang Anak Bahram V, Yazdegerd II  453-457 , yaitu  seorang penguasa yang 

moderat, namun  sangat kontras denfan Yadegerd I menerapkan kebijakan kekepercayaan an 
yang sangat terhadap kaum minoritas, khususnya pemeluk kepercayaan  Kristen.
Pada masa awal pemerintahannya, Yazdegerd II bersama-sama dengan 
pasukan dari berbagai negeri, termasuk pasukan dari India, menyerbu  Kerajaan 

Romawi Timur pada tahun 441, namun  lalu  dilakukan perjanjian perdamaian. 
Pada tahun 443, Ia bersama dengan pasukannya di Neishabur melakukan 

penyerbuan  awal terhadap orang  Kidarit. Akhirnya, sesudah  terjadi beberapa  
peperangan, ia menyerbu  orang  Kidarit dan mengusir mereka keluar dari sungai 

Oxus pada tahun 450.
Selama penyerbuan nya ke area  timur, Yazdegerd II menaruh 
kecurigaan kepada orang  Kristen, oleh karena itu ia mengeluarkan mereka baik 

dari lembaga pemerintahan maupun angkatan perang. Ia lalu  memberikan 
hukuman kepada orang  Kristen dan Yahudi. Dalam rangka melembagakan 

kembali ajaran Zoroaster di Armenia, ia menyerbu  orang  Kristen Armenia 
dalam perang Vartanantz pada tahun 451. namun   orang  Armenia tetap 

memeluk kepercayaan  Kristen. Pada tahun-tahun yang lalu , ia masih terlibat 
peperangan dengan orang  Kidarit sampai akhir hanyatnya pada tahun 457.

Hormizd III  457-459 , anak yang lebih muda dari Yazdagerd II, naik tahta. 
Selama masa yang singkat dari pemerintahannya, ia masih melanjutkan pertikaiannya 
dengan saudara tuanya yang bernama Peroz, yang mendapat dukungan dari para 

pejabat , dan dengan Hephthalit di Bactria. Ia dibunuh oleh saudaranya sendiri, 
Peroz, pada tahun 459.
Pada awal abad ke-5, orang  Hephthalit  Hun Putih , bersama-sama 
kelompok nomaden lainnya melakukan penyerbuan  ke Persia. , pada masa Bahram V dan Yazdagerd II mereka dikalahkan dan terusir ke 

timur. Pada akhir abad ke-5 orang  Hun kembali menyerbu  dan berhasil 
menginvasi  Peroz I  457-484 pada tahun 483. Mengiringi kemenangan ini, orang  

Hun melakukan penaklukan  ke area -area  bagian timur Persia selama dua tahun. Ia 
meminta upeti selama beberapa tahun lalu .serbuan  ini sudah  memicu  ketidakstabilan dan kekacauan politik di 
kerajaan. Peroz I mencoba untuk mengusir keluar orang  Hephthalite, namun  saat  
berjalan menuju Herat, ia dan pasukannya terperangkap oleh pasukan Hun di padang 
pasir; Peroz I pun terbunuh saat  itu, dan pasukannya kocar-kacir. sesudah  
kemenangan ini, orang  Hephthalite mengarahkan pasukannya menuju kita Heart, 
dan memicu  kerajaan berada dalam kekacauan. Akhirnya, seorang pejabat  

Persia dari keluarga Karen, Zarmihr  atau Sokhra , berhasil memperbaiki dan 
menundukan  keadaan. Ia mengangkat Balash, salah seorang saudara Peroz I untuk naik 
tahta, meskipun ancaman dari orang  Hun tetap membayangi sampai pada masa 
pemerintahan Khosrau I. Balash  484-488 adalah  seorang raja yang ramah dan 
dermawan. Ia pun memberikan konsesi kepada orang  Kristen, dan tidak 
melakukan penyerbuan  terhadap musuh-musuh kerajaan, khususnya orang  Hun 
Putih. Balash, sesudah  memerintah selama empat tahun, diturunkan dari tahtanya, dan 
kemenakannya yang bernama Kavadh naik tahta untuk menggantikannya.
Kavadh I  488-531 adalah  seorang penguasa yang energik dan 
reformis. Kavadh I memberikan dukungannya kepada sekte yang bersifat komunistik 
 yang didirikan oleh Mazdak. Dukungannya itu dibuktikan dengan mengadopsi 

doktrin Mazdakisme di lingkungan istana. Pembaharuannya ini memicu  ia 
diturunkan dari tahtanya dan dijebloskan ke penjara di kastel Lethe di Susa. Saudara 
mudanya yang bernama Jamasp  Zamaspes diangkat untuk menggantikannya pada 

tahun 496. Kavadh I berhasil melarikan diri dari penjara pada tahun 498 dan 
mendapat perlindungan dari raja Hun Putih.
Jamasp  496-498 dilantik untuk menduduki tahta Sasanid sesudah  
diturunkannya Kavadh I oleh anggota pejabat . Jamasp adalah  seorang raja 

yang baik hati, oleh karena itu ia mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan oleh 
para petani dan orang  miskin. Ia juga adalah  salah seorang anggota dari 
pengikut kepercayaan  Mazdak. Kekuasaannya lalu  berakhir saat  Kavadh I kembali 
ke ibukota kerajaan dengan diantar oleh pasukan yang besar dari raja Hephthalite. 
Jamasp turun dari kedudukannya dan menyerahkannya kepada saudaranya. Tidak 

dinamakan kan bagaimana nasib Jamasp sesudah  penyerahan tahta itu , namun  secara 

luas dipercayai bahwa dia muncul  senang di istana saudaranya itu .2. Masa Keemasan Kedua  498–622 .

Masa kejayaan kedua dimulai sesudah  pemerintahan yang kedua dari Kavadh I. 
Dengan adanya dukungan yang diberikan dari orang  Hephthalite, Kavadh I mulai 

melakukan penyerbuan  ke area  Romawi. Pada tahun 502, ia berhasil menundukan  
kota Theodosiopolis  Erzurum , namun  tidak lama lalu  kota itu  lepas lagi. 

Pada tahun 503, ia berhasil menundukan  kota Amida  Diarbekr di area  Tigris. Pada 
tahun 504, suatu penaklukan  ke Armenia yang dilakukan oleh orang  Hun bagian barat dari 
Caucasus sudah  memicu  dilakukannya perjanjian gencatan senjata, dan 

mengembalikan Amida kepada orang  Romawi, dan  dilakukannya perjanjian damai 
pada tahun 506.

Pada tahun 521-522, Kavadh kehilangan pengendalian nya atas area  Lazica, dan 
pada tahun 524-525 dipicu  ulah yang dilakukan oleh orang  Iberia, sudah  

menyulut terjadinya peperangan antara orang  Romawi dan Persia. Pada tahun 527, 
orang  Romawi melakukan penyerbuan  ke kota Nisibis namun  berhasil dipukuk 

mundur, dan usaha orang  Romawi untuk membangun benteng dekat perbatasan 
menjadi terhambat. Pada tahun 530, Kavadh I mengirim pasukannya di bawah 

pimpinan Firouz the Mirranes untuk menyerbu  perbatasan Romawi yang memiliki 
posisi penting di kota Dara. Pasukan itu bertemu dengan pasukan Romawi yang 
dipimpin oleh Jenderal Belisarius, dan meskipun unggul dalam jumlah pasukan, dapat 

dikalahkan dalam Perang Dara.
Pada tahun yang sama, pasukan Persia kedua yang dipimpin Mihr-Mihroe 

dikalahkan di Satala oleh pasukan Romawi yang dipimpin Sittas dan Dorotheus, 
namun  pada tahun 531 sebuah pasukan yang berasal dari kontingen Lakhmid yang 
dikomandani al-Mundhir IV berhasil mengalakan Belisarius dalam pertempuran 
Callinicum, dan pada tahun 532 ditandatangani perjanjian damai 'abadi'. Meskipun 
tidak dapat melepaskan diri dari kungkungan orang  Hephthalite, Kavadh I berhasil 
memperbaiki pemerintahanya dan seperti biasa berhasil menyerbu  Romawi Timur, 
membangun beberapa kota, beberapa menyertakan namanya, dan  mulai melakukan 

regulasi perpajakan dan administrasi internal.sesudah  Kavadh I, anaknya yang bernama Khosrau I, juga dikenal dengan 
 Anushirvan  531-579 naik tahta menggantikan ayahnya. Ia adalah  
penguasa Sasania yang paling terkenal. Khosrau I menjadi sangat terkenal karena 
pembaruan-pembaruannya dan lamanya memerintah kerajaan Sasania. Dalam 
pembaruannya ia memperkenalkan sistem pajak yang rasional, berdasarkan survey 
kepemilikan tanah. Ia melanjutkan kebijakan yang sudah  ditempuh ayahnya untuk 

meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan kota . Khosrau I merencanakan  
suatu kekuatan baru para ksatria, suatu pasukan dan birokrasi yang sangat dekat 

dengan pmerintahan pusat dibandingkan  dengan para raja lokal.
Meskipun Kaisar Justinian I  527-565 sudah membayar upeti sebanyak 
440.000 keping emas untuk menjamin perdamaian, pada tahun 540 Khosrau I 

membatalkan secara sepihak 'perjanjian damai abadi' tahun 532 dengan melakukan 
penaklukan  ke Syria. Ia melakukan penyerbuan  dan perampokan di kota Antioch dan 
melakukan pemerasan di beberapa kota lainnya. kesuksesan  lainnya yaitu  berhasil 

menundukan  Lazica pada tahun 541, dan menginvasi  tentara Romawi di Armenia 
pada tahun 542.

Pada tahun 565, Justinian I tewas  dan digantikan oleh Justin II  565-578 . 
Justin II memutuskan untuk menghentikan subsidi kepada kepala-kepala suku orang  
Arab dalam rangka mengendalikan mereka agar tidak menyerobot area -area  
 Bizantium di Syria. Justin II mengambil kesempatan dengan terjadinya 

kudeta  orang  Armenia untuk menhentikan upeti tahunannya kepada 
 Khosrau I. orang  Armenia menerima ajakan kerjasamanya, dan sebuah pasukan 

dikirim ke area  Sasania untuk menyerbu  kota Nisibis pada tahun 573. namun  
karena adanya pertikaian di kalangan para jenderal, hal itu  tidak hanya 

memicu  tertundanya penyerbuan , namun  bahkan mereka diserang di kota Dara. 
 Oleh karena itu, Justin II akhirnya menyetujui untuk membayar upeti tahunan sebagai 
ganti gencatan senjata selama lima tahun di Mesopotamia.
 Pada tahun 576 Khosrau I memimpin pasukan untuk yang terakhir kalinya. Ia 
 melakukan serbuan  ke Anatolia dan melakukan perampokan di Sebasteia dan 
 Melitene, namun  berakhir dengan bencana. Pasukannya dikalahkan di Melitene dan 

meraka harus menyeberangi Euphrat di bawah serbuan  tentara Bizantium.
Mengambil keuntungan dari kekacauan yang sedang dialami tentara Persia, tentara 
Bizantium merangsek masuk ke area  yang dikuasai Khosrau I. Khosrau I meminta 
perdamaian, namun  memutuskan untuk tetap melanjutkan peperangan sesudah  
mendengar kemenangan yang diperoleh jenderalnya yang bernama Tamkhosrau di 
Armenia pada tahun 577. kudeta  di Armenia dapat diakhiri dan Armenia 
tetap berada dalam kekuasaan kerajaan Sasania.
Sekitar tahun 570, Ma'd-Karib, saudara dari Raja Yaman, meminta intervensi 
Khosrau I. Khosrau I mengirimkan pasukan kecilnya dibawah komandan Vahriz ke 
area  dekat Aden, dan mereka lalu  menyerbu  dan menduduki ibukota 

San'a'l. Saif, anak dari Ma'd-Karib, yang menyertai ekspedisi itu, naik tahta menjadi 
raja antara tahun 575 dan 577. kemudian  kerajaan Sasania sudah  membangun 
sebuah markas markas  di Arabia bagian selatan untuk mengawasi perdagangan laut 

dengan timur. lalu  raja Arabia bagian selatan mengakui kerajaan Sasania 
sebagai tuan besarnya. Ekspedisi Persia yang lainnya terjadi pada tahun 598 dan 
berhasil menaklukkan Arabian selatan sebagai bagian dari kabupaten  kerajaan Sasania. 
Keadaan ini terus berlangsung sampai pada masa sesudah  kekuasaan Khosrau II.
Pemerintahan Khosrau I menyaksikan kebangkitan para tuan-tuan desa, para 

tuan tanah yang menjadi tulang pungung administrasi kabupaten  kerajaan 
Sasanid dan sebagai pengumpul pajak. Khosrau I adalah  pembangun yang hebat, 

menghiasi ibu kotanya, pendiri kota-kota baru, dan mendirikan bangunan-bangunan 
baru. Ia membangun kanal-kanal dan perkebunan-perkebunan yang hancur karena 
peperangan. Ia membangun benteng-benteng dan menempatkan suku-suku tertentu di 

kota-kota perbatasan untuk berperan sebagai penjaga dari para penyerang. Ia 
adalah  seorang raja yang toleran, meskipun ia menetapkan Zoroaster sebagai 

kepercayaan  resmi kota . Ia pun tidak risau saat  salah seorang anaknya menjadi 
pemeluk kepercayaan  Kristen.

sesudah  kematian Khosrau I, Hormizd IV  579-590 naik tahta 
menggantikannya. Peperangan dengan Bizantium terus berlanjut, namun  karena kurang 

memperoleh  hasil yang memuaskan, Jenderal Bahram Chobin dipecat dari 
jabatannya oleh Hormizd. Pada tahun 590, Hormidz digulingkan dalam sebuah kudeta 

istana, dan anaknya Khosrau II  590-628 naik tahta. namun  perubahan pemerintahan ini tidak berhasil mendamaikan perseteruan dengan Bahram. Bahram bahkan berhasil 
menginvasi  Khosrau II, dan terpaksa melarikan diri ke area  Bizantium. 
sedang  itu, Bahram menyatakan diri sebagai raja. 
Dengan bantuan pasukan yang diberikan oleh penguasa Bizantium, yaitu 
Maurice  582-602 , Khosrau II melakukan kudeta  untuk melawan Bahram. 
Kerjasama antara pasukan Khosrau II yang dipimpin Narses dan jenderal-jenderal 

Bizantium yang dipimpin John Mystacon akhirnya dapat menginvasi  pasukan 
Bahram di Ganzak pada tahun 591. Kemenangan itu  sudah  mengembalikan 

kekuasaan Khosrau II. Mengingat bantuan yang sudah  diberikan oleh Maurice, 
Khosrau berjanji untuk mengembalikan semua area  Bizantium yang didudukinya 
selama perang dan memberikan pengendalian  atas area  bagian barat Armenia dan Iberia 
kepada Bizantium.
saat  Maurice digulingkan dari kekuasaannya dan dibunuh oleh Phocas 

 602-610 pada tahun 602, Khosrau II melihat kejadian itu sebagai peluang untuk 
dimulainya kemali penaklukan  baru. Jenderal-jenderal Khosrau II secara sistematis dapat 
menundukkan benteng-benteng kota-kota Mesopotamia dan Armenia yang dikuasai 

Bizantium. Syria diserbu dan Antioch ditaklukkan pada tahun 611, dan pada tahun 
613 terjadi serbuan  balik yang dipimpin oleh Kaisar Heraclius  602-610 , namun  

dapat dikalahkan oleh jenderal Persia, yaitu Shahrbaraz dan Shahin. serbuan serbuan  berikurnya terus terjadi tanpa terkendali. Jerusalem jatuh pada tahun 614, 

Alexandria pada tahun 619, dan akhirnya Mesir pada tahun 621. Mimpi kerajaan 
Sasania untuk mengembalikan batas-batas yang pernah diraih oleh kerajaan 
Achaeminiyah sudah terpenuhi. 

Meskipun memperoleh kesuksesan  yang luar biasa, namun  serbuan -serbuan  
yang dilakukan Khosrau II ternyata sangat memberatkan pasukan Persia dan juga 

sangat melelahkan penduduknya. Kaisar Bizantium Heraclius  610-641 dengan jeli 
memanfaatkan semua kelemahan-kelemahan yang ada pada Khosrau II, dan ia 
mencoba mengorganisasikan kembali pasukan-pasukannya dan  menyiapkannya 
dengan baik untuk melakukan serbuan  balik. Pada tahun 622 dan 627, Heraclius melakukan penyerbuan  terhadap pasukan Persia di Anatolia dan Causasus. Dengan 

 kemenangan atas pasukan Persia yang berada di bawah pimpinan Khosrua, 
Shahrbaraz, Shahin, dan Shahraplakan, ia melakukan perampasan terhadap kuil 

Zoroaster di Ganzak.
Pada tahun 626 kota Konstantinopel diserang oleh orang  Slavia dan Avar 

yang dibantu oleh pasukan Persia dibawah pimpinan Shahrbaraz di sisi selat 
Bosporus. namun  usaha untuk menyeberangkan pasukan Persia berhasil diblokade 

oleh armada Bizantium dan akhirnya penyerbuan pun berakhir dengan kegagalan. 
Pada tahun 627-628 Heraclius bekerjasama dengan orang  Khazar menyiapkan 
suatu penaklukan  musim dingin ke Mesopotamia, dan berhasil menginvasi  pasukan 

Persia yang dipimpin oleh Rhahzadh dalam pertempuran di Niniveh. Ia lalu  
melanjutkan serbuan nya ke Tigris, memporakporandakan negeri itu dan merampok 
istana Dastagerd milik Khosrau II. Ia tidak bisa melanjutkan serbuan nya ke 
Ctesiphon dipicu  jembatan yang menuju ke tempat itu  sudah  dihancurkan.
Pengaruh dari kemenangan yang dicapai oleh Heraclius, rusaknya area area  yang sangat parah dari kerajaan Sasania dan penghancuran tempat-tempat 
yang sangat dihormati seperi Ganzak dan Dastagerd, sudah  menurunkan pamor 
 Khosrau II dan hilangnya dukungan dari kalangan aristokrat Persia. Pada awal tahun 
 628 ia pun digulingkan dari tahtanya dan dibunuh oleh anaknya sendiri yang bernama 

Kavadh II  628 . Kavadh II pun segera memerintahkan untuk menarik mundur   pasukannya
dari semua area  pendudukan.
Kavadh tewas  saat  terjadi kekacauan dan perang sipil yang melanda
kerajaan Sasania. Selama masa masa  4 tahun dan 5 pergantian raja-raja, termasuk 
dua anak perempuan Khosrau II dan Spahbod Shahrbaraz, kerajaan Sasania sudah 
 sangat lemah. Kekuasaan di pusat pemerintahan beralih dan berpindah dari 
satu jenderal ke jenderal lainnya. kelihatanya  perlu adanya seorang raja yang kuat 

untuk menghindarkan terjadinya kudeta dan kehancuran.
Pada tahun 632, seorang cucu dari Khosrau I, Yazdegerd III yang muncul  di 

persembunyian dinobatkan sebagai raja. Pada tahun yang sama, pasukan kaum 
arab in untuk pertama kalinya menyerbu  area  kekuasaan Persia. Pada tahuntahun itu, baik Persia maupun Bizantium, sedang kehabisan tenaga akibat dari perang yang terus berlangsung. Kerajaan Sasanid terus mengalami penurunan dipicu  
oleh kehancuran ekonomi, beban pajak yang berat, perselisihan kekepercayaan an, 

stratifikasi sosial yang kaku, meningkatnya kekuasaan tuan-tuan tanah di tingkat 
kabupaten , dan pergantian kekuasaan yang cepat. Keadaan ini adalah  faktor-faktor 
yang memudahkan penaklukan kaum arab in atas Persia.
Kerajaan Sasanid tidak pernah memperhitungkan dengan cermat tekanan yang 

dilakukan oleh pasukan kaum arab in. Yazdegerd III adalah  seorang anak 
yang masih berada dalam bimbingan pengasuhnya tentu saja belum memiliki 

kemampuan untuk menyatukan negeri yang sangat luas yang sedang menuju 
kehancurannya, meskipun kenyataannya bahwa Bizantium pun sedang menghadapi 
masalah yang sama, yaitu tekanan dari kaum arab in.
Pertemuan pertama antara pasukan Sasanid dan kaum arab in terjadi pada 
tahun 634 dalam suatu Pertempuran Jembatan  Battle of the Bridge . Pertempuran ini 
dimenangkan oleh pasukan Persia.   , ancaman dari kaum 
arab in tidak pernah berhenti. Kaum arab in pun segera melakukan persiapan 
yang lebih baik dengan pimpinan pasukan dipegang oleh Khalid ibn Walid.
Pada masa pemerintahan Khalifah `Umar ibn al-Khattāb, pasukan kaum 
 arab in berhasil menginvasi  kekuatan Persia yang dipimpin oleh jenderal Rustam 
Farrokhzad di al-Qadisiyyah pada tahun 637 dan mengancam ibukota Ctesiphon. 
Kota Ctesiphon jatuh ke tangan kaum arab in sesudah  diadaan serbuan  yang 

berulang-ulang. Yazdegerd melarikan diri ke arah timur dari kota Ctesiphon, 
meninggalkan  perbendaharaan kota  yang sangat banyak. Sesudah itu, kaum 

arab in berhasil menaklukkan kota Ctesiphon dan memperoleh  sisa-sisa 
pemerintahan kerajaan Sasania bedan  dengan kekayaannya. 
Beberapa orang gubernur Sasania yang masih bertahan mencoba untuk 

menggabungkan kekuatan mereka dalam rangka melakukan serbuan  balik. namun  
usaha mereka ternyata kandas dipicu  kurangnya otoritas pusat yang kuat, dan 
pasukan gabungan itu pun akhirnya berhasil dikalahkan oleh pasukan kaum arab in 
dalam pertempuran di Nihawand. Suatu kerajaan, dengan tidak adanya struktur 
komando dalam pasukan militernya, tidak adanya orang  yang dapat 

dikumpulkan untuk dijadikan tentara, transkrip keuangannya yang secara efektif sudah  hancur, dan juga anggota keksatriaan yang sedikit demi sedikit 

mengalami kehancuran, maka sekarang kerajaan ini tidak lagi berdaya untuk 
menghadapi penaklukan  yang dilakukan kaum arab in.
 Mendengar berita kekalahan yang dialami pasukannya di Nihawand, 

Yazdegerd bersama-sama dengan anggota keluarga istana lainnya terus melarikan diri 
ke kabupaten  bagian timur Khurasan. Ia lalu  tewas  karena dibunuh oleh 
seorang tukang giling di Merv pada tahun 651. sedang  itu sisa-sisa anggota istana
dan para pejabat  lainnya menetap di Asia Tengah. Para pejabat  ini lalu  

memiliki sumbangan yang besar terhadap penyebaran tradisi  dan bahasa Persia 
di area -area  itu . Mereka juga berjasa besar karena adalah  dinasti 
arab   pertama yang didirikan oleh orang Iran, yaitu dinasti Saman.
kehancuran  kerajaan Sasania secara tuntas terjadi dalam kurun waktu lima 
tahun dan semua area nya masuk ke dalam pemerintahan arab  . Pasukan kaum 
arab in berkali-kali melakukan pembersihan terhadap kota-kota seperti Rayy, 
Isfahan, dan Hamadan dari kelompok pemberontak. Sebagian 
penduduknya ada yang masuk arab   dan sebagian lainnya tetap memeluk kepercayaan  
lamanya. Mereka yang tidak masuk arab   dikategorikan sebagai penduduk dhimmi
dan diwajibkan membayar jizya sebagai jaminan kemuncul annya.
ARAB PRA-arab  

 bahwa bahasa  Assyria, Babylonia, Ibrani  Hebrew, 

Aramaic, Ethiophia  Habsyah , dan Arab memiliki  banyak persamaan yaitu  satu 
rumpun orang  dan ras, yaitu Sam  Semit , sebelum mereka terpecah-pecah. Untuk 
menandakan  tempat kediaman asli dari rumpun orang  Semit ada beberapa 
pendapat. Pertama, dengan mempertimbangkan hubungan yang luas antara rumpun 
orang  Semit dan Hamite diperkirakan kediaman semula rumpun orang  Semit ini 

yaitu  Afrika bagian timur, Mesir, dan Abyssinia. Kedua, dengan mendasari 
keterangan yang didapatkan dalam Taurat  Old Testamen berpendapat bahwa asal 

mula kediaman orang  Semit ini yaitu  di Utara Sungai Eufrat, di Mesopotamia. 
Ketiga, pendapat ketiga ini mengatakan bahwa asal mula tempat kediaman rumpun 
orang  Semit yaitu  Jazirah Arab. Dari Jazirah inilah mereka berkembang dan 
lalu  memencar ke timur sampai ke Afrika, ke Barat sampai ke Karabasus, dan 
ke utara sampai ke tepi Laut Tengah.

Pendapat yang terakhir inilah yang lebih masuk akal. Diketahui bahwa 
sebagian besar Jazirah Arab terdiri atas bukit batu dan pasir gurun sehingga tak 

mampu menampung pertambahan penduduk yang memerlukan  tempat kediaman 
yang bisa menunjang muncul  penduduknya. Sejak tahun 3500 SM, orang Semite Arab 
ini melakukan imigrasi ke arah Utara menyusur pantai barat sampai ke semenanjung 

Sinai yang berakhir di lembah sungai Nil yang subur. Di lembah sungai Nil, mereka 
bercampur dengan orang  Mesir yang aslinya dari rumpun orang  Hamite. 

Percampuran inilah yang menghasilkan sejarah Mesir yang gemilangDalam waktu yang bersamaan perpindahan penduduk ke arah Barat, orang Arab ini melakukan juga perpindahan penduduk ke arah Utara menyusur pantai 
timur dan tiba di lembah sungai Eufrat dan Tiggris, yang sebelumnya sudah  ditempati 

oleh suku orang  Summariyah yang bukan dari rumpun orang  Semit. Dari orang Sumariyah inilah orang  Arab Semite belajar membangun rumah, 
membuat irigasi, dan belajar menulis. sedang  itu, campuran orang  Arab Semite 
dengan Sumariyah yang menciptakan  orang  Babylonia, yang bersama-sama orang  
Mesir adalah  orang -orang  yang meletakkan dasar-dasar tradisi  manusia .
Sekitar pertengahan abad ke-3 SM perpindahan penduduk orang  Semite 
 sudah  membawa orang  Aramiyah ke area  bulan sabit yang subur . orang Aramiyah ini secara bersama-sama dengan orang  Kannaan yang 
menduduki  area  Syria Barat dan Palestina sesudah tahun 2500 SM menjadi 

penduduk area  pantai yang oleh orang Yunani diberi nama Phoenecia. orang  
Phoenecia inilah yang mempopulerkan system penulisan secara alphabet  huruf yang 
terdiri atas 33 simbol. Penemuan ini adalah  terbesar dari sejarah ummat manusia.
Antara 1500 dan 1200 SM, orang  Ibrani berhasil menemukan jalan ke Suriah 
bagian selatan, Palestina, dan orang  Aramia  orang  Suriah ke sebelah utara. 
Di antara orang -orang  lain, orang  Ibrani adalah  orang  pertama yang 

memperkenalkan gagasan yang jelas tentang satu junjungan tinggi , dan monoteismenya 
adalah  cikal bakal kepercayaan orang Kristen dan arab  .

Pada abad ke-7 M kembali imigrasi orang  Arab akibat terjadinya banjir 
besar tidak hanya di area  subur lembah Tiggris, namun  juga area -area  yang 

terbentang antara batas darat Teluk Persia sampai ke sudut Tenggara Laut Tengah. 
Pada waktu itu, mesir, Afrika Utara, Sepanyol, Persia, dan bagian-bagian Sentral Asia 
juga dilanda air bah. Peristiwa imigrasi orang Arab pada abad ke-7 ini adalah  
peristiwa terakhir yang dilakukan secara besar-besaran. Hal ini dijadikan sebagai 
bukti bahwa memang benar asal-usul orang  Arab itu berasal dari Arabia sendiri. 

Migrasi terakhir ini dijadikan argumentasi historis bahwa Semenanjung Arab yaitu  
sebagai tempat asal rumpun Semit.Kondisi Geografi Semenanjung Arab

Semenenjung Arab adalah  semenanjung barat daya Asia, sebuah 
semenanjung terbesar dalam peta dunia. Daratan di semenanjung Arab kebanyakan 

padang pasir dan hanya menyisakan sedikit area  yang bisa ditinggali di sekitar 
pinggirannya, dan area  itu semuanya dikelilingi laut. area nya memiliki  luas 

1.745.900 km². Para ahli geologi mengatakan bahwa area  itu mulanya  
adalah  bagian yang tidak terpisahkan dari dataran Sahara  kini dipisahkan oleh 

lembah Nil dan laut Merah dan kawasan berpasir yang menyambungkan Asia 
melalui Persia bagian tengah ke Gurun Gobi. mulanya , laut Samudra atlantik 

dari barat, yang kini menjadi sumber hujan bagi bagi dataran tinggi Suriah-Palestina, 
pasti pernah juga menjadi sumber hujan bagi kawasan Semenanjung Arab.
Secara geologis semua  gurun Suiah-Mesopotamia adalah  bagian dari 
Semenanjung Arab. Dataran Semenanjung Arab menurun dari barat ke Teluk Persia 
dan dataran rendah Mesopotamia. Tulang punggung semenanjung ini adalah  
gugusan pegunungan yang berbaris sejajar dengan pantai sebelah barat dengan 
ketinggian lebih dari 9.000 kaki di Madyan di sebelah utara dan 14.000 kaki di 

Yaman di sebelah selatan. Gunung al-Sarah di Hijaj mencapai ketinggian 10.000 
kaki. Dari bagian tulang punggung ini, kaki gunung sebelah timur menurun dan 

panjang, sedang  di sebelah barat mengarah ke laut Merah, curam, dan pendek.
Sisi selatan Semenanjung Arab, tempat air laut terus mengalami penyusutan 

rata-rata 72 kaki per tahun, dibingkai oleh dataran rendah, tihn . Nejed, dataran 
tinggi sebelah utara, memiliki ketinggian rata-rata 2.500 kaki. Puncak tertinggi dari 
gugusan pegunungan di Syammar yaitu  Gunung Aja‟, adalah  pegunungan batu 
granit Merah, yang ketinggiannya mencapai sekitar 5.550 kaki di atas permukaan 
laut. Di Oman, sebelah timur pesisir, puncak Jabal al-Akhdhar mencapai ketinggian 

9.900 kaki.
Kecuali pegunungan dan dataran-datarn tinggi yang dinamakan  di atas, 
area nya terutama terdiri dari gurun pasir dan padang tandus. Padang-padang 
tandus itu adalah  dataran luas di antara perbukitan yang tertutup pasir dan menyimpan air bawah tanah. Gurun yang biasa dinamakan  gurun pasir Suryah, Badiyah 
al-Syam, dan gurun pasir Mesopotamia kebanyakan berupa dataran padang tandus. 
Bagian selatan gurun Suryah oleh penduduk setempat dinamakan  al-Hamad. Bagian 
Sebelah barat dataran padang tandus Mesopotamia  dinamakan  Badiyah al-Iraq 
atau al-Samawah.
Dari sisi kondisi cuaca, Semenanjung Arab adalah  salah satu area  

terkering dan terpanas. Di hijz, tempat kelahiran arab  , musim kering yang 
berlangsung selam tiga tahun atau lebih adalah  hal lumrah. Hujan badai yang 
 singkat dan banjir yang cukup besar kadang menimpa maca  dan madine , dan 
pernah beberapa kali hampir meruntuhkan bangunan ibadah . Baru sesudah  hujan 

turun, tanaman gurun untuk makanan ternek bertumbuhan. Di sebelah utara hijz, 
oasis terpencil, yang paling besar luasnya sekitar 17 km², adalah  sumber 
pendukung kemuncul an satu-satunya bagi penduduk sekitar. 
Hanya Yaman dan Asir yang memperoleh  curah hujan yang cukup untuk 

bercocok tanam secara teratur. Shan‟a, ibu kota Yaman modern, memiliki ketinggian 
lebih dari 7.000 kaki di atas permukaan laut yang menjdikannya sebagai salah satu 
kota terbaik dan terindah di Semenanjung. Dataran subur lainnya, meskipun tidak 
 merata kesuburannya, dapat ditemui  di sekitar pesisir. Permukaan tanah Handramaut 
dicirikan dengan perbukitan landai yang cukup banyak memiliki kandungan air 
bawah tanah. Oman, area  yang paling timur, memperoleh  curah hujan yang 
cukup. Semenajung Arab sama sekali tidak memiliki satu pun sungai besar yang 
mengalir sepanjang dua musim dan bermuara di laut. Ia juga tidak memiliki aliran 
sungai yang bisa dilalui kapal. Sebagai ganti sungai, Semenanjung Arab memiliki 
jaringan wadi  danau yang menampung limpahan curah hujan yang cukup deras.

Dengan kondisi udara yang kering dan tanah yang beragam mengurangi 
kemungkinan tumbuhnya tumbuhan  hijau. hijz banyak ditumbuhi pohon 

kurma. Gandum tumbuh di Yaman dan oasis-oasis tertentu. Barley  tanaman sejenis 
gandum ditanam untuk makanan kuda. Biji-bijian tumbuh di beberapa area  
tertentu, seperti padi tumbuh di Oman dan Hasa. Di dataran tinggi yang sejjar dengan pantai selatan, terutama di Mahrah, tanaman penghasil gaharu, yang berperan  penting pada saat awal perdagangan di Arab Selatan, masih banyak 
ditemui . Hasil pertanian utama dari Asir yaitu  getah Arab. Kopi, yang menjadi ciri 
khas Yaman dibawa ke Semenanjung Arab bagian selatan pada abad ke-14 dari 
Abissinia.
Di antara pohon-pohon di gurun pasir ada  beberapa spesies akasia, 
termasuk athl dan ghada, yang menghasilkan minyak hitam unggulan.  
lainnya, talh, menghasilkan getah Arab. Gurun pasir juga menghasilkan samb, bijibijian yang menghasilkan tepung untuk membuat bubur, dan  jamur hitam kecoklatan 
dan al-sana  tanaman obat yang banyak dicari. 
Di antara tanaman yang dibudidayakan, seperti anggur dibawa dari dataran 
Suryah pada abad ke-4 M, dapat ditemui  di tif , dan menghasilkan minuman 
beralkohol yang dikenal dengan  junjungan dh al-zabib. , arak 
 khamr , yang banyak didendangkan oleh para penyair Arab, adalah  produk 

impor dari Hauran dan Libanon. Pohon zaitun, yang berasal dari Suryah, tidak 
dikenal di hijz. Produk lain dari oasis-oasis Arab yaitu  delima, apel, aprikot, 

kacang almond, jeruk, lemon, tebu, semangka, dan pisang. orang  Nabasia dan 
Yahudi mungkin adalah  orang  pertama yang memperkenalkan tanaman buahbuahanitu dari utara.
Ada satu jenis tumbuhan yang menjadi primadona pertanian di Semenanjung 

Arab, yaitu kurma. Dimakan bersama susu, buah kurma adalah  makanan utama 
orang  badui dan, di samping daging unta, adalah  satu-satunya makanan 

padat mereka. Minuman dari buah kurma yang diperam dinamakan  junjungan dh, dan sangat 
disukai. Biji buah kurma yang ditumbuk dapat dibuat menjadi makanan unta. Para 
penulis Arab menyebutkan seratus jenis kurma ada  di madine  dan sekitarnya. 
Ratu tumbuhan Arab ini dibawa dari utara, yaitu dari Mesopotamia.

Dalam duni fauna dikenal, seperti namir  panter , fahd  macan tutul , hyena, 
serigala, rubah, dan kadal-kadalan  khususnya aldhabb . Singa yang sering dikutip 

oleh penyair kuno di Semenanjung Arab, kini sudah punah. Beberapa spesies monyet 
dapat ditemukan di Yaman. Di antara burung pemangsa, uqab  elang , hubara
 nasar , rajawali, elang besar, dan burung hantu bisa ditemukan di semenanjung. Burung gagak sangat banyak jumlahnya. Burung yang paling populer yaitu  hudhud, 
camar, bulbul, merpati, dan satu spesies burung puyuh yang dikenal dalam literatur 
Arab dengan nama al-qatha.
Hewan yang paling banyak dipelihara yaitu  unta, keledai, anjing penjaga, 
anjing pemburu  saluqi , kucing, domba, dan kambing.  keledai 

dibawa dari Mesir sesudah  masa perjalanan  junjungan .Gurun pasir juga melahirakan beberapa 
sepesies baru belalang, yang menjadi santapan orang  badui, dengan cara 
dibakar lalu  dibubuhi garam. 
Hewan lain yang dikenal luas dalam literatur arab   yaitu  kuda. Hewan ini 
termasuk hewan yang belakangan di perkenalkan kepada orang  Arab kuno. Hewan 
ini belum dikenal oleh orang  Semit terdahulu. Sebagai hewan peliharaan pada 
awal zaman klasik di timur Laut Kaspia, yang dikembangbiakkab oleh para 
pengembala nomad Indo-Eropa, kuda baru belakangan dibawa dalam jumlah besar 
oleh orang  Kassir dan Hitti, dan dari sanalah, sekitar dua abad sebelum Masehi, 
kuda dibawa ke Asia barat. Dari Suryah, kuda diperkenalkan ke Semenanjung Arab 
sebelum abad pertama Masehi. orang  Hyksos membawa jenis kuda itu dari 
Suryah ke Mesir, sedang  orang  Lydia membawanya dari Asia Kecil ke 
Yunani, yang lalu  disakralkan oleh orang  Phidia di kuil Parthenon, Atena.
Karena ketenarannya dalam bentuk fisik, daya tahan, kecerdasan dan 
kehancuran   kepada pemiliknya, kuda keturunan Arab  kuhaylan dikenal oleh orang Barat sebagai keturunan kuda unggulan. Pada abad kedelapan, orang  
Arab membawa jenis kuda itu ke Eropa melalui Spanyol, yang menciptakan  kuda 

keturunan Berber dan Andalusia. Selama masa masa  Perang Salib, kuda Inggris 
dikawinkan silang dengan kuda-kuda Arab.
Di dataran Arab, kuda adalah  hewan mahal yang pemberian makanan dan 
perawatan cukup merepotkan pemiliknya yang kebanyakan tinggal di gurun. 
Memiliki kuda adalah  simbol kemewahan. Keistimewaan utama kuda yaitu  
kecepatannya yang sangat diperlukan dalam serbuan kilat  ghazw yang menjadi 
tradisi orang  badui. Kuda juga dipakai  untuk pertandingan  jarid dalam 
olahraga berburu. Jika kuda dianggap sebagai hewan taklukkan manusia yang paling 
hebat, maka dari sudut pandang orang  nomad, unta adalah  hewan yang paling berguna. Tanpa unta, gurun pasir kelihatanya  mustahil menjadi hunian 

manusia.


perlu dibedakan antara orang Arab Utara dan Arab Selatan. Pemisahan area  itu secara geografis oleh 

gurun yang tampak jejak ke dalam area  utara, dan selatan terungkap dalam 
karakter orang  yang menduduki  masing-masing area  itu. Pada mulanya 

orang  Arab Utara kebanyakan adalah  orang  nomad yang tinggal di 
“rumah-rumah bulu  di hijz dan Nejed. Mereka sering dinamakan  dengan orang  
badui. Oarang-orang Arab utara berbicara dengan bahasa kitabsakral  , bahasa Arab 
paling unggul. Dalam perjalanan lalu  orang  nomad membentuk 
penduduk  perkotaan tertentu. Dalam kemuncul annya, orang  badui bukan  

orang  Gipsi yang mengembara tanpa arah demi pengembaraan semata. Mereka 
mewakili bentuk adaptasi kemuncul an terbaik manusia terhadap kondisi gurun. 

 Nabasia

Pada paruh pertama abad ke-6 SM, orang  Nabasia yaitu  suku nomad 
dari area  yang sekarang dikenal sebagai Transyordan. Mereka tinggal di area  
 Edomit, dan dari sana lalu  mereka merebut Petra. orang  Nabasia, sesudah  
menundukan  kota metropolis Petra, segera menundukan  area -area  sekitarnya. 
Selama masa masa  empat ratus tahun, yang dimulai dari penghujung abad ke-4 SM, Petra 
menjadi kota kunci dalam rute perjalanan kafilah antara Saba dan Mediterenia.Pada masa dakwah Isa, area  kerajaan Nabasia membentang ke utara 
hingga Damaskus. Pada awal abad satu Masehi, area  al-Hijr di sebelah utara Hijaj 
, dipastikan termasuk dalam area  kerajaan nabasia. Dikatehui bahwa raja 
pertama kerajaan Nabasia yaitu  Haritsats I  169 SM dan raja yang terakhir yaitu  
Rabbil II  70-106 M . Pada masa Raja Traya tahun 105 M, otonomi kerajaan ini 
berakhir, dan pada tahun berikutnya area  mereka menjadi salah satu kabupaten  
Romawi.

Meskipun bahasa arab menjadi bahasa percakapan mereka seari-hari, namun 
orang  Nabasia memakai  huruf Aramaik yang dipakai oleh tetanggatetangga di sebelah utara. Bahasa Aramaik mereka pakai  sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan perdagagangan. Pada abad ke-3 M, tulisan kursif orang  
Nabasia, yang berasal dari bahasa Aramaik, berkembang menjadi tulisan Arab utara, 
yaitu tulisan bahasa arab kitabsakral   dan bahasa Arab yang dikenal hari ini.

 Palmyra

Berbagai kondisi baru yang tercipta di Asia barat sesudah  penaklukkan orang  
Persia atas Mesopotamia, dan penemuan rute pelayaran baru yang mulai dipakai  

dalam skala besar sejak abad Masehi memberikan keuntungan pada sebuah kota yang 
ada di Oasis, tepatnya di tengah-tengah gurun Pasir Suriah. Kota itu yaitu  
Palmyra  bahasa tab: Tadmur . ada  di antara dua kerajaan yang selalu bersaing, 
yaitu Persia dan Romawi, keamanan Palmyra bergantung pada usaha  untuk 
mempertahankan keseimbangan antara dua kekuatan itu dan tetap bersifat netral. 
Posisi geografis Palymar, dengan cadangan sumber air segar bermineral,
memungkinkan terjadinya pertemuan  bukan saja untuk perdagangan antara barat dan 
timur, namun  juga perdagangan dari selatan ke utara, yang dimulai di Arab Selatan.
Palmyra bisa dipastikan adalah  pemukiman yang sangat kuno. Kapan 
tepatnya Arab menundukan  tradisi lokal Palmyra belum diketahui. Kota ini masuk ke 
dalam area  kekuasaan Romawi pada masa awal kerajaan itu, karena ditemukan 
berbagai dekrit yang berhubungan dengan kewajiban pajak yang dikeluarkan pada 17 
M. Septimius Severus  193-211 M menjadikan Palmyar dan kota-kotanya sebagai 
kota-kota kabupaten  kerajaan Romawi. Pada awal abad ke-3, Palmyar memperoleh 
status  sebagai koloni. orang  Romawi mengakui pentingnya kota itu dari sisi 

militer, karena jalan dari Damaskus ke Eufrat mesti melewati kota itu.
Palmyar mencapai puncak kejayaannya anatara 130-270 M. Pada masa inilah 

dibangun banyak monumen yang  bertahan hingga kini. Aktivitas 
perdagangan internasionalnya mencapai bagian timur hingga Cina, dan sebagai 
 kota yang dabangun dari perdagangan, Palmyar menjadi pewaris sejati Patra.
Peradaban Palmyra adalah  perpaduan  mundur   antara unsur-unsur tradisi  
Yunani, Suriah, dan Persia. Ia bukan saja penting pada dirinya sendiri, namun  juga 
memberikan gambaran tentang ketinggian tradisi  yang bisa dicapai oleh orang  

Arab gurun. orang  Palmyra adalah  keturunan asli Arab, karena terlihat jelas dari nama-nama mereka dan seringnya bahasa Arab dipakai  dalam tulisantulisan mereka. Bahasa yang mereka pakai  yaitu  dialek Aramaik Barat yang 
mirip dengan Aramaik Nabasia dan Mesir. kepercayaan  mereka terkait dengan bendabenda langit yang menjadi ciri kepercayaan  utara. Bel, yang berasal dari Babylonia, tegak 

berdiri di depan kuil mereka.

 Gassan

orang  Gassan mengklaim sebagai keturunan suku Arab Selatan kuno, 
yang sebelumnya dipimpin oleh Amr Muzayqiya ibn Amir Ma al-Sama, yang 
 melarikan diri dai Yaman ke Hauran dan al-Balqa menjelang akhir abad 
ketiga Masehi saat bendungan Ma‟rib jebol. Suku dari Yaman ini menggantikan 
keturunan Salih, orang Arab pertama yang mendirikan kerajaan Suriah. Mereka 
memantapkan keberadaan kerajaan di sebelah tenggara Damaskus, ujung utara rute 
perjalanan utama yang menghubungkan Ma‟rib dengan Damaskus.

Sedikit demi sedikit, seiring berlalunya waktu, Banu Gassan menganut kristen 
dan menjadi orang  Suriah. Mereka juga mengadopsi bahasa Aramaik yang 

adalah  bahasa orang  Suriah tanpa meninggalkan  bahasa Arab yang menjadi 
bahasa asli mereka. Sekitar akhir abad kelima, mereka menjadi bagian dari kekuasaan 
politik Bizantium, dan dipakai  sebagai tameng untuk membendung serbuan  
orang  Badui. Karena harus berhadapan dengan Bizantium, orang  Gassan 

mengadopsi kepercayaan  Kristen. Pada mulanya, ibu kota mereka berupa perkemahan yang 
bisa berpindah-pindah, lalu  mereka menjadikan al-Jabiyah di Jawlan sebagai ibu 
kota tetap mereka.
Tingkat tradisi  yang dicapai oleh orang  Gassan,   
lebih tinggi dari pencapaian tradisi  musuhnya di perbatasan Persia, yaitu kerajaan 
Lakhmi. Di masa pemerintahannya, dan selama masa kekuasaan Romawi, muncul 
sebuah peradaban baru di sepanjang perbatasan timur Suriah yang adalah  
perpaduan antara unsur Arab, Suriah, dan Yunani. Rumah-rumah dari batu vulkanik, 
monumen kemenangan, tempat pemandian umum, tempat penampungan air, teater, 
dan gereja berdiri di tempat-tempat yang kini tinggal rerunjunjungan tinggi  yang gersang. Pada awalnya di atas dataran tinggi sebelah timur dan selatan Hauran berdiri sekitar tiga 

ratus kota dan desa, dan saat ini hanya beberapa diantaranya yang masih bertahan.

 Lakhmi

Sekitar awal abad ketiga Masehi, beberapa  suku pengembara, yang menyebut 
dirinya sebagai Tanukh dan mengaku keturunan Yaman, menetap di kawasan subur 
sebelah barat sungai Eufrat. Kadatangan mereka diperkirakan bersamaan dengan 
kekacauan yang memicu  jatuhnya kerajaan Persia Arsasia, dan berdirinya 
Dinasti Sasaniyah  226 M .
mulanya , suku Tanukh tinggal di kemah-kemah. lalu , kemahkemah itu  berkembang menjadi pemukiman Hirah  berasal dari bahasa Suriah, 
yaitu herta, perkemahan , yang berada sekitar tiga mil sebelah selatan Kufah, tidak 

jauh dari Babilonia kuno.
Pendiri kerajaan Lakhmi yaitu  Amr ibn Adi ibn Nashr ibn Rabi‟ah ibn 
Lakhm. Amr menetapkan kedudukannya di Hirah, yang ia jadikan sebagai ibu kota 
pemerintahannya. Dengan berdirinya Dinasti Nashir atau Lakhmi pada paruh kedua 

abad ketiga Masehi, maka dapat dilacak keberadaan negeri ini. Diceritakan ada 
sekitar 20 nama raja yang pernah berkuasa di negeri ini.
Keterkaitan orang  ini dengan orang  Romawi, memungkinkan masuknya 

berbagai pengaruh tradisi  Romawi ke Hirah, termasuk kepercayaan  Kristen yang 
lalu  dianut oleh anggota keluarga kerajaan ini. Dikatakan, bahwa ada  
banyak orang Kristen di antara penduduk yang menganut ajaran Suriah Timur 
ditunjukkan dengan banyaknya rujukan terhadap pendeta dari Hirah yang salah satu 

di anatranya muncul  pada 410 M.
 Paradaban Arab di Hirah, yang berhadapan dengan Persia, tidak mencapai 

tingkat peradaban setinggi peradabanArab di Petra, Palmyra, dan Gassan yang berada 
di bawah pengaruh Suriah-Bizantium. orang  Hirah sehari-harinya berbicara 
dalam bahasa Arab, namun  memakai  tulisan Suriah, seperti halnya orang  
Nabasia dan Palmyra yang berbicara bahasa Arab dan menulis dengan huruf 
Aramaik. orang  Kristen di dataran rendah Eufrat berperan sebagai guru yang 
mengajarkan membaca, menulis, dan berkepercayaan  kepada orang  Arab pagan. Dari Hirah, pengaruh ini menyebar ke Semenanjung Arab. Ada yang berpendapat, bahwa 

greja Suriah di Hirah itulah yang memperkenalkan kepercayaan  Kristen ke Najran.

 Kindah

saat  kerajaan gassan menjadi sekutu Bizantium dan kerajaan Lakhmi 
menjadi sekutu Persia, raja-raja Kindah di Arab tengah menjalin hubungan dengan 

raja Tubba terakhir di Yaman. Di kawasan semenanjung, mereka yaitu  satu-satunya 

penguasa yang menerima gelar malik  raja , gelar yang biasanya ditujukan oleh 
orang  Arab pada para penguasa Asing. Wangsa Kindah ini berasal dari Arab 

Selatan, dan menjelang masa kelahiran arab  , menduduki  kawasan sebelah barat 
Hadramaut. sesudah  kerajaan ini jatuh, sisa-sisa kerajaan Kindah terpaksa mundur ke 
pemukiman mereka yang semula, yaitu Hadramaut.
Pada awal kemajuan kaum arab  , beberapa  orang Kindah memiliki peran penting. Salah 
seoarang yang paling penting di antara mereka yaitu  al-Asyats ibn Qays, seorang 
pemimpin suku Hadramaut yang kondang pada masa penaklukkan Suriah dan Irak. 

Berkat jasa-jasanya, dia diangkat sebagai gubernur di salah satu kabupaten  Persia. 
Demikian pula, keturunan al-Asyats menduduki jabatan penting pada pemerintahan 
Dinasti Umayyah di Suriah. Kemunculan Kindah memang dianggap menarik mundur  , karena 

tidak hanya sejarahnya sendiri, namun  juga menjelaskan  usaha  pertama orang Arab untuk menyatukan beberapa  suku ke dalam sebuah kepemimpinan 
tunggal yang terpusat.

  hijz dan Nejed

Berbeda dengan orang  Arab Selatan, sebagian besar penduduk  Arab 
Utara, termasuk hijz dan Nejed, yaitu  penduduk  nomad atau terkenal dengan 
suku Badui. Sejarah orang  badui pada dasarnya penuh dengan kisah 
peperangan grilya yang dinamakan   ayyam al-Arab  hari-hari orang Arab . 
penduduk  yang bermukim di hijz dan Nejed tidak dikenal sebagai pemilik 

paradaban yang maju. Keadaan mereka berbeda dengan tetangga dan kerabat mereka, 
yaitu orang  Nabasia, Palmyra, Gassan , dan Lakhmi.Di mana ada dataran hijau, ke sanalah mereka menggiring ternaknya. orang nomad bersikeras memperoleh  transkrip tertentu yang tidak mereka 
miliki dari tetangganya yang lebih nyaman tempat tinggalnya, dan hal itu dilakukan 

baik melalui jalan kekerasan  penyerbuan kilat atau jalan damai  pertukaran . orang badui nomad dikenal sebagai para perampok darat atau makelar, atau keduanya 
sekaligus. Gurun pasir, yang adalah  area  operasi mereka sebagai perampok, 
memiliki kesamaan karakteristik dengan laut.
Lebih dari segala makhluk muncul  di gurun, orang  badui, unta, dan 
pohon kurma adalah  tiga unsur yang paling penting, ditambah gurun pasir, 
keempatnya adalah  pemain penting dalam panggung kemuncul an gurun. , bahwa bagi para penghuninya, gurun pasir lebih dari sekedar tempat 

tinggal. Ia adalah  penjaga tradisi sakral mereka, pemelihara kemurnian bahsa dan area  mereka, dan benteng pertahanan yang pertama dan paling utama dari serbuan  
musuh. Sumber air yang langka, panas yang terik menyengat, jejak yang mudah 
terhapus, kurangnya persediaan makanan yang adalah  musuh pada kondisi 
normal, ternyata menjadi sekutu utama mereka dalam menghadapi situasi penuh 

bahaya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika orang  Arab sangat enggan 
menundukkan kepalanya pada kendali orang  asing.
Kesinambungan kemunculan yang monoton dan kegersangan gurun tercermin 

dengan baik dalam karakteristik fisik dan mental orang  badui. Secara anatomis, 
mereka adalah  kumpulan jaringan syaraf, tulang, dan otot. Kegersangan tanah 

mereka tercermin dalam tampilan fisik mereka. Makanan  mereka tercermin 
dalam fisik mereka. Makanan  mereka yaitu  buah kurma dan berbagai