Tata Surya

Tampilkan postingan dengan label Tata Surya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tata Surya. Tampilkan semua postingan

Tata Surya



ada satu planet di tata surya ini

tata surya kita mempunyau  satu planet gas lagi,tata surya sekarang tidak mungkin tercipta tanpa ada satu planet lagi karena keadaan tatasurya kita sekarang tidak akan terbentuk seperti sekarang dan   planet yang lain akan saling bertabrakan  tarik menarik atau keluar dari orbitmya  pada waktu pembentukan bila  tata surya kita tidak ada satu planet gas lagi
sistem tata surya kita mempunyai probabilitas  kecil untuk mampu terbentuk,berawal dari
perkiraan di mana planet gas Uranus, saturnus Neptunus, dan yupiter  massanya sangat  besar konsekuensinya secara otomatis planet super besar itu bisa  mengoyak orbit satu sama lain pada saat masa pembentukannya astronom pada  simulasi komputernya 
menambahkan planet gas kelima  keanehan terdeteksi pada tatasurya kita ini menandakan bahwa tata surya kita tidak seperti itu ilmuwan yang menemukan planet baru itu mengatakan bahwa planet itu berada di galaksi bimasakti dengan periode orbit yang panjang akibat tolakan gravitasi yang kuat sehingga keluar dari sistem tatasurya kita,
planet gas itu komposisinya es raksasa dengan  komposisi dan massa serupa uranus dan Neptunus Uranus. 

sejarah Tata Surya

dengan biaya 1,1 miliar dollar AS,Juno  pada agustus 2011   dilepas  dari Kennedy Space Center, Florida,juno  menempuh perjalanan  5 tahun  , juno akan mampir berapa lama di orbit planet planet dan pada 2013 akan mengorbit bumi,  terakhir juno  mengorbit jupiter sebanyak 30  kali setahun,  sebelum kematianya di planet jupiter dalam mision  mengakhiri masa hidupnya di dunia,  juno yang dibekali roket itu juga diberikan tambahan  bekal berupa kamera,  panel surya selebar 20 meter  untuk  membantu juno dalam usaha melakukan  riset, antara lain : meneliti aurora di kutub jupiter, mendeteksi radiasi gelombang mikro panas ,mengukur kadar air di atmosfer planet jupiter sebagai planet  terbesar di tata surya,  mengukur dan   memetakan medan magnet jupiter ,mengetahui inti jupiter,  

Mineral Tertua di Tata Surya 

 meteorit yang diperkirakan berumur 4,5 juta tahun ,yang  ditemukan di Afrika mengandung komposisi mineral tertua di tata surya yang bernama Krotite yang diambil dari  nama
Alexander N Krot,ilmuwan kimia kosmos  pemilik teori proses awal pembentukan tata surya,
meteorit itu berasal dari  asteroid di wilayah sabuk asteroid Krotite , ditemukan di  meteorit  NWA 1934 CV3  carbonaceous chondrite , chondrite adalah meteorit purba , bekas pembentukan planet, meteorit ini banyak terdapat di dekat  Bumi,  Krotite terbentuk pada suhu 1.500 derajat celsius, Krotite tersusun dari unsur oksigen,kalsium dan aluminium ,Krotite sebagai mineral tertua di tata surya, berbentuk butiran  berukuran 4 mm mirip telur retak selain itu dalam meteorit yang sama  juga terdapat 8 mineral baru lainnya yang belum diketahui , krotite  terbentuk pada masa pembentukan planet dan  nebula terkondensasi .

dalam Sidang Umum IAU pada tahun 2006 jarak Pluto  30 AU dan pada aphelion adalah 49 AU ,Pluto dikelompokkan sebagai planet katai,yang termasuk planet katai antara yaitu Makemake, Pluto, Sedna, Eris, Haumea,pada tahun 2003, Mike Brown menemukan  Sedna sebagai obyek terjauh dari bumi, Jarak Sedna adalah 76 Satuan Astronomi pada titik terdekat (perihelion) 937 Satuan Astronomi (AU–Astronomical Unit) pada titik terjauhnya (aphelion), pada perihelion, planet terjauh yang  mengorbit Matahari adalah planet planet yang dinamakan Obyek Sabuk Kuiper, Obyek Sabuk Kuiper  mirip dengan sabuk asteroid, artinya planet planet ini mengorbit matahari dengan  bidang orbit yang sama, Massa Obyek Sabuk Kuiper jauh lebih besar dari asteroid, yaitu  antara 20 hingga 200 kali,  garis tengah orbit Obyek Sabuk Kuiper  lebih besar, yaitu 30 hingga 50 AU, Obyek Sabuk Kuiper terdiri dari  obyek-obyek kecil sisa-sisa pembentukan Tata Surya , namun berbeda dengan asteroid yang tersusun atas batu-batuan dan logam seperti  planet-planet dalam , Obyek Sabuk Kuiper  tersusun atas gas-gas beku amonia dan  metana, sebuah planet disebut sebagai anggota Tata Surya bila
planet itu terikat  gravitasi dengan matahari, orbit sebuah planet dalam  mengelilingi obyek  lain mempunyai  berbagai bentuk namun selalu berbentuk  salah satu  macam kurva irisan kerucut,Komet Halley mempunyai orbit elips  mencapai titik terdekatnya dengan  Matahari setiap 76 tahun sekali, penyebab orbit berbentuk lingkaran  dan elips sebab  tergantung massa kedua benda, jarak awal kedua benda,  kecepatan arah gerak awal kedua benda.komet-komet periode panjang yang mengorbit Matahari dengan  jarak yang sangat jauh  seperti Komet Hale-Bopp yang aphelionnya 371 AU, Komet West yang aphelionnya 70.000 AU (1.1 tahun cahaya),berapa jarak maksimal sebuah obyek agar bisa mengorbit Matahari ini jawabnya tergantung  adanya  obyek terdekat  lainya yang  masif seperti  bintang ,tergantung pada kecepatan dan arah gerak obyek itu,  dimana jarak  gaya gravitasi Matahari dan Alpha Centauri seimbang,  tiba pada jarak  2.13 tahun cahaya dari Matahari ,sehingga jarak ini sebagai perkiraan kasar ,tergantung  pada arah gerak dan kecepatan obyek itu,  bila  energi kinetik obyek itu tidak mampu  mengatasi gaya tarik gravitasi Matahari, maka  obyek itu  akan  mengorbit Matahari,

tata surya



 teori 
pembentukan 
tata surya dan sistem keplanetan secara garis besar  dibedakan berdasar jamannya menjadi 
3 kelompok,antaralain:
Jaman pertama yaitu teori 
pembentukan tata surya sebelum tahun 
1960,
Teori yang  ada pada 
jaman ini antaralain:  
teori 
pertumbuhan Schmidt-Lyttleton , teori 

pusaran von Weizsäcker, teori komet 
Buffon, teori nebula Laplace, model 
Roche, teori planetesimal Chamberlin￾Moulton, teori pasang-surut Jeans, 
Jaman kedua  teori pembentukan tata surya antara tahun 1960 
hingga tahun 1970. ,antaralain:
teori Nebula Matahari, teori protoplanet Mc 

Crea, teori penangkapan Woolfson,  

Jaman ketiga sesudah tahun 
1970  yaitu teori Laplace modern. 
 teori￾teori itu masih belum  dianggap 
benar sebab masing-masing memiliki 
kelebihan dan kekurangan. ada dua mazhab  tentang asal 
mula tata surya kita, Mazhab pertama 
yaitu mazhab monoistik,Matahari dan 
planet dan anasir yang ada di dalamnya 
berasal dari materi yang sama. pelopor 
hipotesa ini yaitu Laplace dan  
filosof sebelumnya seperti von Weizsäcker,Descartes, 
Immanuel Kant, Mazhab yang kedua yaitu 
mazhab dualistik dari  Buffon, 
Woolfson, Schmidt , Lyttleton,Chamberlain, Moulton, Jeans, Jeffrey, 
Matahari , planet dan anasir kosmik 
lainnya yang ada di dalamnya tidak harus 
berasal dari materi yang sama,  bisa 
terbentuk pada  waktu yang berbeda. 
Safronov (1969) memiliki  teori pembentukan 
planet terestrial dalam monograf klasiknya 
yang berjudul ”Evolusi awan protoplanet 
dan pembentukan bumi dan planet￾planet”. Mizuno (1980)  
menerangkan unsur penting teori 
pertambahan inti (akresi) pada 
pembentukan gas raksasa. 
Data terbaru pada dasawarsa 
terakhir yang berasal dari pengamatan cakram protoplanet, penemuan sabuk Kuiper ,penemuan 
sistem planet-planet ekstrasolar,
pertama kali 
perlu menghimpun ukuran-ukuran dasar 
yang dapat dilihat dari tata surya dan 
sistem keplanetan, Ukuran-ukuran dasar itu 

diambil dari hasil pengamatan , dalam bentuk data kuantitatif, grafik 
dan gambar. kemudian 
dibandingkan dengan hasil pengamatan 
yang pernah dilakukan dalam riset-riset 
sebelumnya, untuk menentukan teori yang 
paling mendekati kebenaran.

Penelitian ini memakai 
 penelitian literatur, dengan cara mengumpulkan  buku-buku 
referensi ,
beberapa buku memakai simbol  berbeda. Oleh sebab itu, dalam penulisan 
laporan akan dilakukan 
penyeragaman penulisan simbol agar tidak terjadi 

kesalahan pemahaman,pengumpulan data-data  benda￾benda luar angkasa yang sudah ada, Data-data itu  berwujud tabel, 
gambar, grafik untuk mendukung perhitungan 
teoritis kuantitatif ,
Schilling, G. (1999) beranggapan bahwa 
tata surya terbentuk dari sebuah cakram. 
Saat bintang menjadi cukup panas, 
pertumbuhan komponen akan berhenti dan 
menerbangkan cakram.  ini terjadi 

sesudah planet-planet terbentuk di 
sekeliling bintang. Sehingga orbit planet￾planet yaitu sisa kerangka cakram 
itu.  ini  menjelaskan 

sebab-sebab semua planet mengelilingi matahari dalam arah  dan  berada dalam bidang yang sama,
Kenyon, S. J. (2000)  mengambarkan model koagulasi 
pembentukan planet pada area terluar 

dari cakram planetesimal. Model koagulasi
sabuk Kuiper menciptakan objek 
seukuran Pluto dalam skala waktu 10 – 40 
miliar. Model ini menciptakan distribusi 
ukuran yang sesuai dengan observasi objek 
sabuk Kuiper dengan magnitudo merah, R 
≈ 20 – 27. 


Cassen, P. (2006) memberi 
ide bahwa planet pada sistem solar 
terbentuk dari cakram protoplanet,
komponen berputar-putar di sekitar matahari 
dan secara alamiah mengikutinya, Keberadaan cakram progenitor secara 
implisit yaitu ide Descartes ,
Akibat teori Nebular ini, sistem 
keplanetan yaitu konsekuensi luar 
biasa dari pembentukan bintang,
Astronomi moderen  memenuhi 
aspek esensial dari hipotesa ini 
dengan membuka keberadaan planet di 
sekitar bintang dan cakram-cakram di 

sekitar bintang-bintang muda,  

 planet terbentuk dari cakram yang 
melingkungi bintang memicu bahwa bagaimanapun juga bahan 

pembentuk sistem keplanetan 
berkaitan dengan cakram asal mereka,

Alles, D. L. (2006)  Sistem protoplanet yaitu 

sistem yang sangat kompleks. Bintang terbentuk sesudah ada 
peristiwa keruntuhan gravitasi dari sebuah 
awan Hidrogen interstellar. Cakram debu 

terbentuk mengelilingi bintang yang baru 
lahir. bila ada komponen yang jatuh di atas 
bintang,sebagian akan menjadi panas dan 
dikeluarkan sepanjang sumbu putar bintang. Cakram  tampak melebar 
dengan bagian tengah yang lebih tipis di 

bandingkan dengan bagian tepinya. 


Armitage, P. J. (2007) 
Armitage memiliki model 
teoritis yang sekarang didukung oleh 
pengamatan tata surya dan sistem planet 
luar Matahari,menjelaskan 
teori pembentukan sistem keplanetan dan 
evolusi mula mula. evolusi orbital 
sebab migrasi cakram gas,  hamburan 
planetesimal, interaksi planet￾planet.  struktur, evolusi , 
bubarnya cakram protoplanet,
pembentukan planetesimal, planet-planet 

terestrial dan raksasa, 

 ada 3 mekanisme 
yang dapat memicu evolusi 

pembentukan orbital substansial, yaitu: 


1. Interaksi dalam sistem awal yang tidak 
stabil dari dua atau lebih planet-planet 
bermassa besar. Menurut Weidenchilling dan Marzari (1996), 
 Lin dan Ida 
(1997), Rasio dan Ford (1996), 
tidak ada jaminan sistem planet yang 
terbentuk akan menjadi stabil 
selamanya. Ketidakstabilan memicu hamburan planet-planet, 
yang biasanya menciptakan 
pelemparan planet yang bermassa lebih 
rendah, meninggalkan survivor pada 
orbit eksentrik.  ini mungkin akan 
 menjadi dasar asal mula orbit 
eksentrik yang tampak pada sistem 

planet luar Matahari,
2. Interaksi antara planet-planet dengan 
cakram protoplanet gas Menurut 
Goldreich dan Tremaine (1980), 
interaksi antar planet dengan cakram 
protoplanet gas akan memicu 
migrasi orbital sebagai konsekuensi perubahan momentum sudut antara 
planet dengan cakram gas. Cakram gas 

yang masih ada  menjadi penting 
untuk massa planet terestrial dan 
raksasa. Menurut Lin, Bodenheimer dan 
Richardson (1996), migrasi cakram gas 
memberi penjelasan teoritis baku 

pada keberadaan Jupiter yang panas. 


3. Interaksi antara planet-planet dan 
sebuah cakram planetesimal sisa. 
Menurut Levinson, (2007), planet 
khususnya planet raksasa  juga dapat 
merubah momentum sudutnya sebab 

adanya interaksi dengan lemparan 
planetesimal yang keluar dari proses pembentukan planet. Mekanisme ini 
memicu migrasi orbital dari 

sebagian kecil raksasa es dan mungkin juga pada Saturnus selama sejarah awal 
tata surya. 


Menurut Laplace, ada 4 
fakta  pada teori 

pembentukan tata surya, yaitu : 

1. Lintasan orbit planet hampir semuanya
berwujud lingkaran. 

2. Putaran planet pada sumbunya sama 

dengan arah orbitnya pada Matahari. 

3. Orbit semua planet-planet boleh
dikatakan (sebab inklinasi yang kecil) 
berada pada satu bidang yang sama. 

4. Semua planet mengelilingi Matahari 
dalam arah yang sama. 



walau bagaimanapun juga  setidaknya Laplace sudah 
memberi dasar yang dapat dipakai 
untuk membangun teori asal mula 
pembentukan tata surya dan sistem 
keplanetan,berawal dari 
suatu putaran awan gas, keempat ide 
itu akan terpenuhi. bila sekumpulan 
awan gas runtuh sebab pengaruh gaya 
gravitasi, akan terbentuk pusaran yang 

menciptakan gaya sentrifugal yang  memicu keruntuhan di sepanjang 
sumbu putarnya. sebab terjadi proses 
keruntuhan awan, energi gravitasi diubah 
menjadi panas yang memicu tekanan di 

dalam awan gas naik dan akhirnya 
keruntuhan berhenti dengan terbentuknya 
cakram gas panas yang berpusar, Matahari 
terbentuk di pusat cakram dan planet￾planet terbentuk dari komponen yang keluar 
dari sekelilingnya. sebab 
cakram gas menjadi dingin, cakram akan 
pecah menjadi cincin-cincin. komponen 
dalam cincin-cincin itu  

menggumpal  bertahap membentuk 
planet. Mekanisme teori ini  
menjelaskan pemicu 
planet-planet bergerak mengelilingi 
Matahari pada arah yang sama dan putaran 
orbitnya berada pada bidang yang sama, 
dengan lintasan yang hampir  

lingkaran, ide Laplace  
tentang pembentukan tata surya dan sistem 
keplanetan berawal dari awan gas  
terbukti pada masa sekarang. 




GAMBAR 1. 


 Nebula Orion yang 
diambil oleh teleskop luar angkasa 
Hubble. Nebula Orion  bagian 
dari awan molekuler Nebula. 
Tiga diantaranya ada bintang 

muda yang terletak pada pusat potongan. 

Potongan-potongan itu berwujud 
bayangan hitam pada cakram di sekitar 
bintang yang tersembunyi di balik cahaya 
nebula sebab adanya partikel-partikel 
kecil berwujud debu di dalam cakram Pada 
sisipan di sebelah kanan atas, tampak bintang tersembunyi di dalam cakram dan 
debu.  cakram itu dapat dilihat  pada 
operasi Atacama Large Millimetre Array 
yang akan dimulai tahun 2010 sebab debu 
meneruskan sinar infra merah dan radiasi 
submilimeter. 

Pada ruang angkasa di antara 
bintang-bintang yaitu ruang yang 
 kosong. Pada ruang itu ada  
hamburan  atom-atom Hidrogen. 
Atom-atom itu berada dalam jarak 
yang saling berjauhan dan bergerak sangat 
cepat sebab sangat panas akibat terbakar 
oleh radiasi ultraviolet dari bintang. 

 ini memicu atom menjadi sulit 
untuk membentuk ikatan molekuler. 
Beberapa area ruang angkasa 

ada area perbatasan atom-atom 
yang tidak terlalu lebar. Sinar kosmik 
memadatkan awan-awan debu dan gas 
yang tebal. saat awan-awan menjadi 
lebih dingin dibandingkan dengan area 
lain di sekitarnya, awan-awan akan 
menjadi tempat yang sempurna untuk 
pembentukan bintang. Saat kerapatan 
area itu mancapai 1000 kali lebih 

besar dibandingkan area lainnya, atom￾atom akan bergabung membentuk molekul 
dan awan gas menjadi awan molekuler. 
Awan molekuler ini bengkak, 
menggembung, kental dan tidak halus. 





GAMBAR 2. Awan Molekuler Bamard 68

 gambar awan 
molekuler Bamard 68  yaitu 

area awal dimulainya pembentukan 
bintang tampak 
seolah ada  area  kosong yang dingin, bersuhu antara 10 – 30 K, 
padahal wilayah itu yaitu tempat 
yang lebih rapat dibandingkan dengan 
area di sekitarnya. Sebagian besar berisi 

atom-atom Hidrogen dan Helium. Suhu 
yang dingin dan kerapatan yang  
tinggi memicu gaya gravitasi lebih 
berpengaruh  dibandingkan dengan tekanan 
termal sehingga terjadi keruntuhan awan. 

Selama proses keruntuhan berlangsung ,awan berada dalam suhu kurang dari 100 
K dan memancarkan sinar infra merah, 
sehingga mekanismenya tidak bisa dilihat,
 ada beberapa 
kilatan cahaya yang diduga sebagai tempat 
terjadinya keruntuhan awan. 





GAMBAR 4. 

ini bentuk simulasi awan molekuler yang mengalami 
proses turbulensi. Turbulensi yaitu proses perputaran awan yang 
memicu keruntuhan awan akibat  
gravitasi, potongan 
awan lepas menjadi bagian yang lebih 
kecil. Potongan itu kemudian 
berpusar sehingga ada bagian yang runtuh. 
Potongan awan terus berpusar hingga 

diperoleh satu bagian yang lebih kecil 
lagi, Keruntuhan akan berhenti sebab 
tekanan naik yang memicu gaya 
gravitasi diubah menjadi panas. Awan gas 
menjadi padat. Sehingga saat 

keseimbangan hidrostatik tercapai, awan 

gas berubah menjadi protobintang.




GAMBAR 4.  Turbulensi Awan 
Molekuler

Protobintang yaitu bintang 
yang baru terbentuk. Protobintang yang 
baru saja terbentuk akan menjadi lebih 
padat dibandingkan dengan kerapatan 
awan di sekitarnya, komponen-komponen yang 
bergabung menjadi protobintang berpeluang  dilempar dan akan berpusar 
kembali di sekitar, bila pusaran itu mencapai kemampatan yang sangat tinggi, 
maka unsur-unsur yang bergabung 
membentuk cakram tipis di sekitar 
protobintang. 






GAMBAR 5. 
pertumbuhan cakram circumstellar diantara protobintang. Protobintang tertutup 
debu sehingga tidak tampak. Di tengah￾tengah cakram tampak adanya emisi yang 
memancar dalam arah tegak lurus dengan 
cakram. 






GAMBAR 6. mekanisme pembentukan cakram yang 
mengelilingi bintang. Pancaran yang 
keluar membawa  komponen jatuh di 
sepanjang bintang. Pancaran itu 
seperti aliran air yang menyembur dari 
pipa air, menubruk pasir, membersihkan 

lubang di sekitar bintang dan mencegah 
gas tambahan jatuh di atas cakram 
circumstellar. Cakram  
mengembang di sekitar bintang. Pelebaran 
cakram pada bagian yang dekat dengan
bintang tampak lebih tipis dibandingkan dengan bagian yang lebih jauh dari 
bintang. 
komponen pada protobintang yang 
baru terbentuk akan bertambah dengan 
cepat. komponen itu akan bergerak 
lebih cepat ke permukaan protobintang. 

saat protobintang menyebar, 
maka mekanisme pertumbuhannya  abrasi sehingga protobintang 

akan kehilangan massa. Untuk 
melestarikan momentum sudutnya, di sekitar protobintang harus terbentuk 
cakram protostellar. 
saat potongan-potongan awan 
bergerak lebih cepat dibandingkan saat 
keruntuhannya, putaran awan menjadi 
pipih  membentuk cakram protostellar. 

Cakram protostellar memperlambat rotasi 

protobintang. Perlambatan rotasi 
protobintang menciptakan medan 
magnetik. Medan magnetik 

menciptakan angin protostellar. 





GAMBAR 7. 
pembentukan cakram protostellar.  

gambar itu yaitu pancaran 
termal debu cakram protostellar NGC 
7538 S pada jarak 10.000 tahun cahaya. 
Massa cakram gasnya sama dengan 100 

kali massa Matahari. Kerapatan inti 
awannya sama dengan 1000 kali kerapatan 
Matahari, Kountur warna merah 
menandakan rotasi cakram yang tertarik 
mundur ke belakang ,Kountur biru 
menandakan rotasi cakram yang maju  
ke arah kita, Cakram protostellar ini 
 sebagai awal terbentuknya sistem 
keplanetan. 
Warna hijau menandakan inti 
awan. Warna kuning menandakan cakram 
protostellar. Warna merah menandakan 
protostar. 




GAMBAR 8.  
pembentukan cakram protostellar pada 
area pembentukan bintang Taurus  
dilihat dengan teleskop luar angkasa 
Hubble dan dipotret dengan kamera 
NICMOS.  mula mula 
cakram tampak berwujud konfigurasi bentuk 
jam pasir dengan aliran molekuler yang 
terbuka. Bintang pusat tersembunyi, 
tampak sebagai bayangan hitam dan 
cakram terbentuk di sisi atas dan bawah. 
Cahayanya dipantulkan dari permukaan 

cakram ke arah atas dan bawah oleh 
wilayah gas dan debu. 
 ini memicu terbentuknya 
lingkungan radiasi yang  berbeda di 
antara dua area ekstrim itu. Taurus 
menjadi  lunak dan Orion menjadi 

kebanjiran radiasi ultraviolet saat pertama kali 

terbentuk bintang masif.
Bintang terbentuk sebab adanya 
keruntuhan gravitasi awan interstellar 

Hidrogen. Saat bintang menjadi sangat panas, pertumbuhan komponen bintang akan 
terhenti dan komponen bintang akan 
menerbangkan cakram.



GAMBAR 9
cakram debu terbentuk di sekitar bintang 
yang baru lahir. cakram 
debu di sekitar bintang yang baru lahir 



Perbedaan  antara cakram circumstellar aktif dan 
pasif yaitu luminositas dan energi potensial gravitasi yang dilepaskan oleh gas yang 
mengalir di dalamnya. Dengan 
mengabaikan energi pertumbuhan, laju 
pertumbuhan kritis cakram dengan

GAMBAR RUMUS 





Struktur termal cakram pada saat 
awal didominasi oleh pemanasan internal 
yang dipicu oleh pertumbuhan 
cakram. Pertumbuhan cakram berdasar  struktur vertikal cakram 
circumstellar pasif atau aktif dalam 
keseimbangan hidrostatik, perhitungan 
fisis penampang suhu cakram pasif dan 
 energy spektral. Setiap bagian 
cakram memancarkan radiasi benda hitam 
pada suhu lokal.
Model pengembangan cakram 
 sepanjang r yaitu konsekuensi 
penangkapan dan proses ulang fraksi fluks 
bintang yang lebih besar. Menurut Kenyon 
dan Hartmann dalam Armitage, P.
pada radii yang besar model 
pengembangan cakram mendekati 
 penampang suhu 

RUMUS 2 


T  r -1/2

Cakram 
menyerap radiasi bintang yang dekat 

dengan lapisan permukaan cakram. 
Lapisan permukaan debu panas meradiasi 
ulang setengah fluks bintang. Bagian 
dalam cakram memproses ulang setengah 
fluks bintang lain dan memancarkannya 
kembali sebagai radiasi termal.

 yang memicu 
pembubaran cakram dari HST bintang bermassa 
rendah.  ini menyingkap fluks

magnetik yang dihasilkan bintang masif di 
dalam inti cluster trapezium Nebula Orion 

Gambar  
adanya bentuk kecebong nebulae disekitar 
bintang muda dengan cakram 

circumstellar yang diinterpretasikan 
sebagai tanda fotoevaporasi dan 
meninggalkan cakram gas sebagai hasil 
iluminasi oleh radiasi ionisasi eksternal. 
Radius kritis paling luar, R g diberikan 

dengan persamaan :





RUMUS 3


Kecepatan suara dalam gas panas 
melampaui kecepatan Keplerian lokal, Gas 
kemudian tidak berikatan dan mengalir 
keluar dari cakram sebagai angin termal. 
Bintang-bintang bermassa rendah 
kebanyakan menerima dosis radiasi 

ultraviolet terlalu rendah dari sumber 
eksternal untuk merusak cakram mereka,

Proses lain yang memicu bubarnya 
cakram yaitu fotoevaporasi yang 
memicu radiasi dari pusat bintang. 
Laju massa yang hilang sebab 

fotoevaporasi dinyatakan dalam 

persamaan:




RUMUS 4


dengan Φ yaitu fluks ionisasi 
bintang,Gas yang membentuk protoplanet 
berisi butiran debu interstellar yang terbuat 
dari campuran Silikat, Grafit dan Polisiklik 
Aromatik Hidrokarbon (PAH). Pada ISM 
pengukuran panjang gelombang  

dilakukan dengan asumsi butiran debu 
mengikuti distribusi hukum daya





RUMUS  5


dengan a yaitu ukuran butiran yang 
diasumsikan berbentuk bola dan distribusi  antara 0,005 – 1 μm. Agihan ini 
diasumsikan secara umum sebagai titik 
awal evolusi dalam kondisi yang lebih 
rapat. Pada kondisi  paling panas, suhu 
bagian dalam cakram dapat tercapai 
sehingga merusak butiran. 
bila gas yang membentuk cakram 
protoplanet memiliki komposisi unsur 
yang sudah diketahui, maka para ahli kimia 
 menghitung tekanan dan suhu 
kimiawi secara termodinamika. 
Kelimpahan beragam mineral dan es 
dalam cakram akan mengikuti tahap 
kondensasi ini yang memerlukan waktu 

untuk melakukan reaksi kimia hingga 
tercapai kondisi keseimbangan. 
keseimbangan campuran  

bergantung pada suhu dibandingkan tekanan 

sehingga tahap kondensasi  dibuat 
dengan predikasi variasi komposisi 
cakram terhadap radius. 
Matahari terbentuk dari komponen 
yang berputar pada bidang equator di 
sepanjang inti Nebula dan kemudian 
mengalir membentuk benda simetri bola. 
Pada protomatahari Nebula terjadi proses 
fisis yang memicu proses kimiawi.
Sinar X dan ultraviolet  
berasal dari pusat bintang sebab bintang 
sangat aktif waktu masih muda, dengan 

latar belakang sinar kosmik yang berasal 
dari sinar kosmik galaktik, ultraviolet 
interstellar dan dekat dengan bintang masif 
yang  memicu fotoevaporasi cakram 
atau memanaskan cakram. Proses 
pencampuran terjadi sebab cakram 

berturbulensi. 

Turbulensi mengangkut komponen 
dalam arah vertikal dan radial. 
Pembentukan planet dari partikel debu 
berukuran submikron memerlukan 

pertumbuhan sedikitnya dengan orde 
magnitudo 12 dalam skala ruang. 
Pembentukan planet terjadi dalam 
tahap, yaitu: dari debu menjadi 
planetesimal, dari planetesimal 
menjadi embrio planet, dan dari 
embrio planet menjadi planet. 

Pertumbuhan planetesimal yang saling 

bertumbukan akan menciptakan planet￾planet terrestrial. Pertumbuhan inti 
planetesimal  menciptakan planet￾planet gas raksasa.
Pada proses awal pembentukan, 
terjadi tumbukan yang tidak terkendali. 
Salah satunya yaitu tumbukan planet 
dengan komet. Komet yang mengandung 

es akan memberi air pada planet yang ditumbuknya. Planet yang dapat 
menyimpan air dalam bentuk cairan yaitu 
Bumi, Pembentukan satelit yaitu 
bagian kecil dari proses pembentukan 
planet. Satelit terbentuk dalam cakram 
debu yang mengelilingi runtuhnya 
protoplanet. 
Asteroid yaitu hasil dari 
usikan sebuah planet. Asteroid terbentuk 
dari pengumpulan benda-benda kecil yang 
tersusun pada saat pertumbuhan

planetesimal dalam sebuah Nebula 
Matahari. Pembentukan benda-benda ini 
didominasi oleh unsur Besi, batu atau 
komponen sejenis Karbon Chondrite. 
Pembentukan meteorit yaitu hasil 
usikan Asteroid. 
meteorit 
berkaitan dengan Asteroid. Meteorit 
yaitu pecahan dari Asteroid. 


Meteorit yaitu contoh dari bagian 
komponen padat dan cair sebuah planet,Komet berasal dari komponen yang 
tetap ada saat terjadi pembentukan planet 
pada awal pembentukan tata surya, tetapi 
komponen ini tidak bergabung membentuk 
planet, melainkan berkembang dengan 
syarat batas tertentu menjadi Komet.

Pendapat lain menyatakan Komet 
berasal dari hasil usikan benda-benda yang 
lebih besar sebagai induk dari Asteroid. 
Pembentukan komet berkaitan dengan 
Asteroid. Pendapat lain lagi menyatakan 
 Komet berasal dari usikan awan 

molekuler raksasa. Hasil usikan itu 
menciptakan awan molekuler raksasa 
baru yang kemudian dinamakan awan Oort. 
Sebuah Komet terbentuk bersamaan 
dengan proses terbentuknya awan Oort. 
sesudah planet-planet terbentuk, 
ada beberapa planetesimal yang tersisa. 
Kebanyakan orbit planetesimal itu 
tidak stabil, sehingga cepat atau lambat 
salah satu dari mereka ada yang bergerak 
mendekati planet. saat sudah berada 

dekat dengan sebuah planet, orbitnya 
diubah oleh medan gravitasi planet, 
sehingga  terjadi dua  
kondisi. 

1..planetesimal akan 
terlempar keluar,  dari tata surya. Supaya 
hukum kelestarian energi berlaku, planet 
itu harus pindah ke posisi yang lebih rendah pada medan gravitasi Matahari. 
Perubahan posisi ini sangat kecil, tetapi 
sesudah beberapa milyar tahun kemudian, 
akan tampak perubahan posisi yang  
menonjol  dari posisi awal, Perubahan 
posisi planet ini disebut migrasi planet. 
Migrasi planet  menjadi 
permasalahan besar,
saat melibatkan planet-planet raksasa. 

2.planetesimal 
akan masuk menumbuk planet. Tumbukan 
planetesimal dengan planet  

memicu sumbu rotasi dan kecepatan 
planet berubah.  ini  
menjelaskan kenapa Venus dan Uranus 
memiliki arah putaran yang berbeda 

dengan planet-planet yang lain.