unik 13

Tampilkan postingan dengan label unik 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label unik 13. Tampilkan semua postingan

unik 13









 WAKTU BERPUTAR KEMBALI
keajaiban yang diciptakan alam dengan jelas dan pasti memberitahu kita, 
bahwa pada abad ke-20 yang baru saja berlalu, secara membingungkan 
terjadilah sesuatu yang tak habis dimengerti yaitu waktu berputar kembali.
Misteri Waktu Berputar Kembali
Secara teori, bahwa waktu berputar kembali, dan kembali ke masa lalu bukan tidak 
memungkinkan. Menurut teori Einstein, waktu dan ruang dapat mengalami 
perubahan dalam kecepatan cahaya.
Jadi, seandainya suatu benda terbang dengan kecepatan 300000 km/detik, maka 
ruang bisa di perpendek, dan waktu bisa diperlambat.
Pada awal tahun 1994 silam, sebuah pesawat sipil Italia terbang di angkasa pantai 
Afrika. Tiba-tiba, pesawat lenyap dari layar radar di ruang kontrol.
Di saat petugas bandara di landa kecemasan, pesawat sipil itu muncul lagi di ruang 
udara semula, dan radar dapat melacak kembali sinyal pesawat itu .
Terakhir, pesawat sipil ini berhasil mendarat dengan mulus di bandara wilayah 
Italia. Namun, awak pesawat dan 315 penumpangnya sama sekali tidak tahu 
bahwa mereka pernah “lenyap‿.
Dengan perasaan bingung kapten pilot berkata : “Pesawat kami tampak stabil 
setelah lepas landas dari Manila, dan tidak terjadi insiden apapun, namun, di luar 
dugaan petugas di ruang kontrol melaporkan kehilangan jejak pesawat, memang 
agak tidak normal.‿
namun , kenyataannnya tidak dapat dibantah : ketika tiba di bandara, jam setiap 
penumpang terlambat 20 menit. Meskipun jarang tapi ada kejadian yang serupa.
Menurut catatan arsip, pada 1970 silam juga pernah terjadi peristiwa serupa. Kala 
itu, sebuah pesawat penumpang jet 727 juga tanpa sebab yang jelas “hilang‿
selama 10 menit dalam penerbangannya ke bandara Internasional Miami, AS.
10 menit kemudian, pesawat itu  muncul lagi di tempat semula, selanjutnya, 
pesawat itu  tiba dengan selamat di tempat tujuan.
Seluruh penumpang di dalam pesawat itu  tidak tahu apa yang telah terjadi, 
dan alasan yang akhirnya membuat mereka percaya adalah sebab  jam mereka 
masing-masing terlambat 10 menit.
Atas fenomena ini, menurut para ahli satu-satunya penjelasan adalah : “dalam 
sesaat “kehilangan‿ itu, waktu “berhenti‿ tidak bergerak, atau dengan kata lain 
waktu berputar kembali.
Uang Perak Modern Masuk ke Kuil
Tepat ketika pesawat penumpang Italia mengalami bahaya di udara pada tahun 
yang sama, dilaporkan bahwa kembali terjadi keajaiban waktu berputar kembali 
4000 tahun di Mesir:
Sekeping uang perak modern yang belum di edarkan, terpendam di dasar sebuah 
Kuil Dewa Matahari.
Kala itu, sebuah tim arkeologi yang dibentuk oleh arkeolog Perancis, tiba di daerah 
aktivitas pertama kita  di tepi Sungai Nil untuk riset ilmiah.
Di sana mereka menemukan sebuah Kuil Dewa Matahari, dan hingga kini sudah 
4000 tahun sejarahnya. sebab  tak pernah dikunjungi kita , kuil itu sudah lama 
runtuh, yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan, sehingga tampak sunyi dan
rongsok.
Ketika arkeolog menggali reruntuhan itu , di bawah sebuah tonggak batu 
kuno, mereka menemukan sekeping uang perak terkubur di bawah tanah.
Namun anehnya, itu bukan uang perak Mesir kuno, melainkan sekeping uang perak 
Amerika ; yang lebih mengherankan lagi, itu bukan uang perak kuno Amerika, tapi 
sekeping uang perak zaman sekarang.
Namun, yang tak habis dimengerti adalah : itu adalah uang perak dengan nilai 
nominal 25 sen dollar AS yang telah di cetak dan belum diedarkan yang masih 
“tertinggal‿ di kas negara Amerika, yang rencananya baru akan diedarkan pada 
tahun 1997.
Mengapa uang perak AS zaman sekarang bisa “berada‿ di dalam kuil Mesir kuno 
pada 4000 tahun silam ? Para ilmuwan benar-benar bingung dibuatnya.
Laporan Sangat Rahasia NATO
Andaikata, sebab  perputaran waktu dan kembali ke masa lalu seperti itu  di 
atas hanya kejadian yang kebetulan dan tidaklah aneh, bahkan diragukan.
Namun anehnya, seorang fisikawan juga membeberkan laporan sangat rahasia dari 
NATO, dan fakta yang di lukiskan dalam laporan itu , juga mengherankan : 
pada 1982 silam, dalam suatu latihan terbang dari Eropa Timur, tiba-tiba dalam 
medan penglihatan seorang pilot NATO muncul ratusan ekor dinosaurus, di luar 
dugaan pesawat itu tiba di daratan Afrika zaman prasejarah.
Dalam suatu penerbangan, seorang pilot juga “kesasar‿dalam Perang Jerman 
semasa Perang Dunia ke-2. Pilot tentara Sekutu dan pesawat tempur Jerman 
melihat-nya, dan hanya dalam waktu satu menit kemudian, ia kembali lagi ke 
realita.
Apakah Waktu Bisa Berputar Kembali?
Secara realitas, kecerdasan kita  masih belum cukup membendung berlalunya 
waktu ; secara teori, bahwa waktu berputar kembali, dan kembali ke masa lalu 
bukan tidak memungkinkan.
Menurut teori Einstein, waktu dan ruang dapat mengalami perubahan dalam 
kecepatan cahaya.
Jadi, seandainya suatu benda terbang dengan kecepatan 300 ribu km/detik, maka 
ruang bisa di perpendek, dan waktu bisa di perlambat.
Setelah seorang fisikawan dari California of University mengkalkulasi hal terkait 
menuturkan ; kita  perlu waktu 200 ribu tahun untuk bisa tiba di Andromeda 
dari bumi, sedangkan di atas kapal dengan kecepatan cahaya hanya perlu 20 
tahun.
Namun, apakah hal yang indah ini benar-benar bisa terjadi ? Jawabannya pasti.
Sebab para ilmuwan sudah menemukan partikel gaib yang terdapat di alam 
semesta yang bahkan jauh lebih cepat dibanding dengan kecepatan cahaya, dalam 
penelitiannya para ilmuwan mendapati : ketika pesawat antariksa melewati 
gravitasi, gaya tarik medan gravitasi diubah menjadi tenaga pendorong, maka 
dalam waktu itu, pesawat antariksa bisa terbang dengan kecepatan cahaya bahkan 
dengan kecepatan cahaya ultra.
Para ahli dari Badan Antariksa Nasional Amerika telah membentuk “teori resonansi 
medan waktu‿, teori ini dibentuk berdasarkan “teori medan kesatuan‿ Einstein dan 
fisikawan asal Jerman sebagai dasar teori.
Intinya adalah : dengan bantuan elastisitas perkembangan bersama 
elektromagnet, gravitasi, kecepatan cahaya dan ruang, sesaat melintasi ruang 
antarbintang.
Sampai saat itu, waktu berputar kembali tidak lagi merupakan sebuah misteri yang 
ditunggu pemecahannya. Terbetik berita, bahwa apabila kecepatan melampaui 
kecepatan cahaya, maka waktu akan berputar kembali.

KIAMAT
selain banjir, senjata nuklir, polusi lingkungan, memburuknya iklim, dan lain 
sebagainya, menurut laporan majalah Discovery, AS, para ilmuwan juga 
memperhitungkan puluhan jenis bencana alam atau ulah kita  yang 
bisa memicu  kita  mendekati kepunahan.
Letusan protuberan yang maha besar (Courtessy: NOAA Photo Library)
Jaman sekarang, setiap saat orang-orang menyebarkan informasi tentang 
kepunahan spesies, sehingga kita mulai menyadari bahwa ini bukan sebuah 
fenomena perputaran alam yang baik.
Para ilmuwan telah memperkirakan, bahwa rasio kepunahan spesies organisme 
sekarang adalah 1.000 kali lipatnya zaman fosil, menurut statistik bahwa di atas 
bumi secara aktual terdapat 99% spesies berada di ujung kepunahan.
Dan pembunuh-pembunuh yang menghancurkan spesies ini, sebagian besar 
disebabkan aktivitas peradaban kita  saat ini. Aktivitas-aktivitas ini 
menyebabkan berbagai jenis makhluk hidup di bumi, termasuk kita  sendiri 
secara perlahan-lahan menuju ke dalam kondisi yang kritis, ada beberapa kondisi 
yang mungkin dapat dialami dalam gerakan putaran alam.
Mungkin Anda akan menganggap bahwa peringatan di atas hanya imajinasi 
sastrawan, namun di bawah pengamatan dan penyelidikan ilmuwan ditemukan 
bahwa dalam sejarah ratusan juta tahun, di atas bumi berkali-kali menyisakan 
bekas-bekas dihancurkan.
Gempa bumi dan Perubahan Kerak Bumi
Dari sejumlah besar bangunan yang ditemukan di samudra, dengan fosil makhluk 
hidup samudra di atas daratan.
Semua ini cukup membuktikan “samudra berubah jadi sawah ladang, dan sawah 
ladang berubah jadi samudra (dunia mengalami perubahan besar)”, daratan 
tenggelam ke samudra, perubahan kerak bumi dasar laut yang naik menjadi 
daratan adalah fenomena yang sangat normal dalam aktivitas bumi.
Seperti contoh nya Danau Lago Titicaca di Bolivia, Amerika Selatan, meski terletak di 
atas dataran tinggi, namun di kawasan sekeliling danau muncul jutaan fosil kulit 
kerang samudra, dan hingga sekarang masih terdapat makhluk samudra di danau 
itu , nelayan dapat menjala kuda laut, udang bercapit hijau dan kerang-
kerangan.
Ini menunjukkan bahwa pada zaman dulu, dataran tinggi di sini mungkin masih 
berada di dasar laut, namun, sebab  perubahan kerak bumi, di desak hingga naik 
ke atas, dan masa terjadinya diperkirakan kurang lebih pada seratus juta tahun 
lampau. Daratan Atlantis dalam legenda, adalah peradaban yang hilang tenggelam 
ke laut sebab  perubahan kerak bumi.
Kerak Bumi Berubah Posisi
Ketika professor Charles H.Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan, 
ia pernah mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust 
Displacement).
Dalam kondisi tertentu, segenap kerak luar bumi mungkin dapat menggerakkan 
posisinya secara menyeluruh, bagaikan selembar kulit jeruk tak berisi, setelah 
kendor dan terkelupas, akan menggerakkan segenap posisinya.
Menurut hipotesa itu , kerak bumi setebal 30 mil dapat meluncur di atas inti 
bumi yang tebalnya 8 ribu mil, beberapa sarjana AS mengaitkan hipotesa ini 
dengan bencana dahsyat di Alaska dan Siberia pada 11 ribu tahun lampau. Mereka 
memprediksikan daratan di Kutub Selatan saat ini, ternyata adalah daerah berjarak 
sekitar 2 ribu mil sebelah utara Kutub Selatan.
Dan sebelum adanya peradaban kita  ini, minimal pada 6 ribu tahun silam, 
telah terjadi peralihan kerak bumi, segenap kerak bumi menggerakkan posisi, 
hingga menggeser daratan Kutub Selatan ke posisinya saat ini. Ini membuat 
daratan yang hangat mendadak menjadi dingin, dan secara perlahan diselimuti 
dengan es dan salju.
Dan di saat bersamaan, Alaska dan Siberia juga mengarah ke Kutub Utara, 
sehingga membuat daratan yang semula hangat dalam sekejab menjadi dingin 
“membeku”. Ini secara rasional telah menjelaskan tentang lapisan tanah beku di 
utara Siberia, gajah raksasa berbulu panjang yang ditemukan serta sejumlah besar 
binatang yang tidak dapat hidup di daerah dingin, seperti contoh nya badak, banteng, 
kuda, gezelle, srigala, machairodont (harimau bergigi pedang), singa dan 
sebagainya, selain itu juga ada mayat kita .
Ledakan Sinar Gamma
Sinar Gamma adalah ledakan dengan kekuatan terdahsyat yang sudah diketahui di 
alam semesta saat ini, dan pengetahuan yang dipahami ilmuwan atas hal ini masih 
sangat terbatas.
Ilmuwan mendapati, bahwa sinar gamma (Gamma Ray Burst, GRB) yang berasal 
dari galaksi luar yang jauh, adalah energi yang dilepaskan kembali setelah 
hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya sangat kuat dan tak dapat diduga, 
kurang lebih seribu kali lipatnya matahari.
Sebelum perubahan besar ini terjadi, kita  sama sekali tidak dapat mengamati 
perubahan sesudahnya, sehingga dengan demikian juga tidak tahu bagaimana cara 
mengantisipasinya. Jika terjadi, maka meski berada di tempat sejauh seribu tahun 
cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat yang 
jauhnya tidak dapat Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba seperti 
matahari, kemudian melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi 
dengan pancarannya.
Meskipun lapisan atmosfer dapat melindungi kita terhindar dari serangan sinar 
Gamma dan sinar -X, namun pancaran-pancaran berenergi tinggi ini dapat 
membuat lapisan atmosfer menjadi panas dan menghasilkan nitrogenoksida, yang 
dapat secara serius merusak ozonosfer (lapisan ozon).
Yang lebih parah adalah ini dapat secara langsung mengacaukan proses 
fotosintesis plankton di samudera (mereka dapat menyuplai oksigen bagi 
atmosfer), merusak ekologi sekaligus juga menghancurkan rantai makanan.
Jarak sinar gamma yang ditemukan saat ini sangat jauh dari kita, meski 
pengetahuan yang diketahui ilmuwan atas hal ini sangat terbatas, namun dapat 
dibayangkan akibat yang mengerikan seandainya secara tiba-tiba ia menyinari 
bumi kita.
Planet Menabrak Bumi
Pada 1908 silam, sebuah meteorit komet setinggi kurang lebih 200 kaki (‰ 60 m) 
pernah melintasi lapisan atmosfer, dan mengenai kawasan, Siberia, akibatnya 
terjadi ledakan di kawasan itu .
Menurut perhitungan astronom bahwa peristiwa sejenis akan terjadi setiap 100-
300 tahun. Peristiwa ini, seandainya terjadi di samudera atau daerah yang jarang 
penduduknya, yang mana meskipun rasio kemungkinan kita  terhindar dari 
bencana ini sedikit lebih besar, namun ilmuwan mengatakan: terhadap planet 
besar, tidaklah penting di mana posisi yang diterjang mereka (planet).
Jika meteorit selebar Š mil (‰ 800 m) menabrak bumi (‰ setiap 250 ribu tahun) 
meski tidak sampai menyebabkan kepunahan seluruh umat kita , namun cukup 
memusnahkan pembangunan peradaban umat kita  sekarang.
Sebuah meteorit selebar 5 mil menabrak bumi dapat menimbulkan gempa, 
tsunami, letusan gunung berapi, dan memicu  kepunahan yang lebih 
dahsyat, sama seperti akhir zaman dinosaurus.
Pada 1994 silam, ilmuwan berhasil mengamati seluruh proses tabrakan Comet 
Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter, ini menjelaskan bahwa planet menabrak bumi 
bukan tidak mungkin, juga bukan peristiwa mengerikan yang baru akan terjadi 
ratusan tahun kemudian.
Lubang Hitam
Sistim galaktik pada umumnya dipenuhi dengan Lubang Hitam (black hole). 
Menurut prediksi ilmuwan secara garis besar, bahwa dalam sistem galaktik 
terdapat sekitar satu juta lubang hitam, benda-benda ini beredar sama seperti 
bintang lainnya.
Seandainya ada sebuah planet sedang akan mendekati kita, hal itu bisa kita 
prediksi, tapi jika seandainya itu adalah lubang hitam maka kita tidak akan 
mendapat peringatan. Jika sebuah planet yang akan menabrak bumi, para ilmuwan 
puluhan tahun silam bisa saja mengamati dan memprediksikan waktu maupun 
energinya secara konkret.
Namun lubang hitam tidak akan menabrak atau menghancurkan bumi, akan namun , 
ia -dengan kekuatan gravitasinya yang luar biasa- dapat mengacaukan orbit 
peredaran benda langit, sehingga suhu di bumi akan mengalami perubahan yang 
drastis.
Badai Matahari
Selama beberapa tahun terakhir ini, matahari sudah memasuki perubahan periodik 
medan magnetik yang terjadi setiap 10-11 tahun. Dalam masa demikian, partikel 
dan pancaran kemungkinan akan menerpa ke bumi dengan kecepatan 1juta 
km/jam. Dan ancamannya terhadap bumi, adalah suatu hal yang tak dapat 
diperhitungkan para ilmuwan.
Pada April 2001 silam, sebagaimana yang diperkirakan ilmuwan, telah terjadi 
ledakan bintik matahari yang dahsyat di permukaannya, dan ini merupakan salah 
satu ledakan terbesar yang tercatat selama ini, untungnya solar Flare (letusan gas 
matahari) tidak mengarah ke bumi (lihat pada foto di atas).
sebab  itu sebagian besar energi yang dilepaskan letusan protuberan tidak akan 
sampai menerjang bumi. Letusan protuberan atau gas matahari disebabkan 
ledakan tiba-tiba dari energi magnetik.
Letusan ini dapat menambah kecepatan gerak partikel matahari hingga mendekati 
kecepatan cahaya dalam beberapa detik, sekaligus membuat suhu di permukaan 
matahari naik hingga jutaan derajat.
Energi yang dilepaskan letusan protuberan bahkan mencapai miliaran ton energi 
yang dihasilkan ledakan bahan peledak.

KERIS MPU GANDRING 
keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat 
berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. 
Keris ini terkenal sebab  kutukannya yang memakan korban dari kalangan 
elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.
Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama 
Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang 
menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok 
memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang 
merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para mpu  (gelar bagi 
seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring 
menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi 
 ditransfer  kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan 
kesaktian keris itu .
Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan 
memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka 
masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris 
itu . Namun belum lagi sarung itu  selesai dibuat, Ken Arok datang 
mengambil keris itu  yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil. 
Kemudian Ken Arok menguji Keris itu  dan terakhir Keris itu  
ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji 
(sebab  sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk 
menguji kemampuan keris itu  melawan kekuatan supranatural si pembuat 
keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). 
Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris 
itu  akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam 
perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan 
Singhasari yakni :
Terbunuhnya Tunggul Ametung
Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel (cikal bakal Singhasari) yang saat itu 
adalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yang 
bergelar Dandang Gendis  (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalah 
pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yang 
dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang 
dipimpin oleh Airlangga.
Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik, 
Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul 
Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah sebab  
Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa barang siapa yang 
memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia .
Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepada 
rekan kerjanya, yang bernama Kebo Ijo yang tertarik dengan keris itu dan selalu 
dibawa-bawanya kemana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Arok 
sendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh oleh 
publik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendiri 
oleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasuk 
beberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan Tunggul 
Ametung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung 
langsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu.
Terbunuhnya Ken Arok
Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok mengambil jabatannya, 
memperistri Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung dan memperluas 
pengaruh Tumapel sehingga akhirnya mampu menghancurkan Kerajaan Kediri. Ken 
Arok sendiri akhirnya mendirikan kerajaan Singhasari.
Rupanya kasus pembunuhan ini tercium oleh Anusapati, anak Ken Dedes dengan 
ayah Tunggul Ametung. Anusapati, yang diangkat anak oleh Ken Arok mengetahui 
semua kejadian itu dari ibunya, Ken Dedes dan bertekat untuk menuntut balas. 
Anusapati akhirnya merancang pembalasan pembunuhan itu dengan menyuruh 
seorang pendekar sakti kepercayaannya, Ki Pengalasan.
Pada saat menyendiri di kamar pusaka kerajaan, Ken Arok mengamati pusaka 
kerajaan yang dimilikinya. Salah satu pusaka yang dimilikinya adalah keris tanpa 
sarung buatan Mpu Gandring yang dikenal sebagai Keris Mpu Gandring. Melihat 
ceceran darah pada keris itu , ia merasa ketakutan terlebih lebih terdengar 
suara ghaib dari dalam keris itu  yang meminta tumbal. Ia ingat kutukan Mpu 
Gandring yang dibunuhnya, dan serta merta mebantingnya ke tanah sampai 
hancur berkeping-keping. Ia bermaksud memusnahkannya. Namun ternyata keris 
itu  melayang dan menghilang. Sementara Anusapati dan Ki Pengalasan 
merancang pembunuhan itu , tiba-tiba keris itu  berada di tangan 
Anusapati. Anusapati menyerahkan keris kepada Ki Pengalasan yang menurut 
bahasa sekarang, bertugas sebagai eksekutor  terhadap Ken Arok. Tugas itu 
dilaksanakannya, dan untuk menghilangkan jejak, Anusapati membunuh Ki 
Pengalasan dengan keris itu.
Terbunuhnya Anusapati
Anusapati mengambil alih pemerintahan Ken Arok, namun tidak lama. sebab  
Tohjaya, Putra Ken Arok dari Ken Umang akhirnya mengetahui kasus pembunuhan 
itu. Dan Tohjaya pun menuntut balas.
Tohjaya mengadakan acara Sabung Ayam kerajaan yang sangat digemari 
Anusapati. Ketika Anusapati lengah, Tohjaya mengambil keris Mpu Gandring 
itu  dan langsung membunuhnya di tempat. Tohjaya membunuhnya 
berdasarkan hukuman dimana Anusapati diyakini membunuh Ken Arok. Setelah 
membunuh Anusapati, Tohjaya mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan 
Anusapati.
Tohjaya sendiri tidak lama memerintah. Muncul berbagai ketidak puasan baik 
dikalangan rakyat dan bahkan kalangan elit istana yang merupakan keluarganya 
dan saudaranya sendiri, diantaranya Mahisa Campaka dan Dyah Lembu Tal. 
Ketidakpuasan dan intrik istana ini akhirnya berkobar menjadi peperangan yang 
menyebabkan tewasnya Tohjaya. Setelah keadaan berhasil dikuasai, tahta 
kerajaan akhirnya dilanjutkan oleh Ranggawuni yang memerintah cukup lama dan 
dikatakan adalah masa damai kerajaan Singashari. Sejak terbunuhnya Tohjaya, 
Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya.
Kisah tentang keris Empu Gandring bisa ditemui di kitab Pararaton. Kisah ini tak 
bisa dilepaskan dari sosok wanita cantik, Ken Dedes, yang konon menjadi ihwal 
munculnya kutukan sang empu. Berkaitan dengan asmara yang membara.
Banyak kita tahu kisah-kisah tentang keris yang memiliki tuah atau daya linuwih. 
Masing-masing kisah menceritakan bagaimana sebuah keris yang memiliki 
kekuatan daya supranatural mampu membantu mengubah nasib sang pemiliknya 
yang terkadang dengan cara yang sulit di nalar kita . namun , dari berbagai 
tentang kisah keris bertuah, tidak ada yang lebih menarik dan legendaris dari kisah 
keris Empu Gandring milik Ken Arok dari tumapel yaitu masa sebelum kerajaan 
Singosari.
Alkisah dalam serat Pararaton disebutkan, Ken Arok berniat membunuh Tunggul 
ametung, seorang akuwu (penguasa) di Tumapel. Niat ini muncul setelah secara 
tidak sengaja Ken Arok yang waktu itu menjadi abdi di Tumapel, melihat betis 
mulus Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, ketika Ken Dedes turun dari kereta.
Bukan itu saja, barang rahasia  milik Ken Dedes pun terlihat oleh Ken Arok. Dari 
 barang rahasia  sang dewi nampak adanya sinar yang menyala. Ken Arok terkejut 
dan seketika itu tertarik menatap sang dewi. Benar-benar wanita cantik yang tiada 
taranya di dunia ini, pikir Ken Arok.
Kemudian Ken Arok menceritakan pengalamannya itu  kepada Dhang Hyang 
Lohgawe, seorang brahmana yang waskita. Menurut sang brahmana, wanita 
dengan tanda seperti itu disebut Nareswari. Ia adalah wanita utama, ratu dari 
semua wanita. Meskipun seorang pria papa dan hina dina, jika beristri wanita 
semacam ini maka pria itu  tentu akan bisa menjadi raja atau orang yang 
tinggi jabatnnya.
Mendengar penjelasan sang brahmana seperti ini Ken Arok semakin bilat tekadnya 
untuk dapat memperistri Ken Dedes walau apapun risikonya, termasuk dengan 
cara membunuh Tunggul Ametung. Maka berangkatlah Ken Arok menuju tempat 
tinggal Empu gandring, seorang empu pembuat keris yang sangat termasyur. 
Dengan keris buatan empu gandring ini Ken Arok bermaksud membunuh Tunggul 
Ametung.
 Ki Empu, tolong bikinkanlah saya sebuah keris yang ampuh. Saya harapkan bisa 
selesai dalam waktu lima bulan. Harap diperhatikan, Ki, agar keris itu dapat 
selesai. 
Empu Gandring menjawab, Kalau kamu menghendaki yang baik, seharusnya dalam 
satu tahun. Kalau dalam lima bulan belumlah cukup. 
Ken Arok berkata lagi, Pengukiran keris itu terserah saja bagaimana bentuk serta 
coraknya. Saya tidak peduli masalah janji, pkoknya dalam lima bulan harus 
selesai. 
Setelah lima bulan, maka Ken Arok pun teringat akan janjinya, yakni akan pesana 
keris itu  kepada Empu Gandring. Empu gandring pada waktu itu sedang 
mengukir keris. Ken Arok perlahan bicara, Ki, sudah selesaikah keris pesanan saya 
itu?  Empu gandring pun menjawab pula dengan halus,  duh kaki. Kerismu itu 
justru yang sedang kukikir ini.  Ketika mendengar jawaban itu , Ken Arok 
menjadi tak senang hati dan bersikap kurang sopan.
Ken Arok melihat kerisnya yang sedang di kikir (diperhalus). Keris diberikan oleh 
Empu gandring, diterima oleh Ken Arok dan diamat-amati. Serentak sadar bahwa 
kerisnya belum selesai, maka Ken Arok marah. ini keris belum rampung!Bukanlah 
saya sudah berkali-kali berpesan. Tak ada gunanya saya berkata kalu begini 
kenyataannya, Ki. Terlalu sekali kau ini, Ki. Masakan mengikir pun sampai lima 
bulan masih juga belum selesai. Benar-benar mengacuhkan pesanku, kau Empu 
Gandring!  Ken Arok pun mengamuk membabi buta.
Epu Gandring di tusuknya dengan keris bikinan sang empu itu sendiri. Segera sang 
empu gandring pingsan. KenArok keterlanjuran menurutkan api amarah. Keris 
disabetkan di lumpang tempat kikiran besi.
Lumpang yang terbuat dari batu itu terbelah jadi dua. Setelah itu keris disabetkan 
kearah paron (alas untuk menempa besi). Paron pun pecah berkepingan. Setelah 
itu terdengarlah suara Empu Gandring yang menyumpah serapahi, Ken Arok, 
besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak dan cucu-cucumu, tujuh 
orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang sama. 
Setelah mengucapkan kalimat itu , mak Empu gandring segera meninggal. 
Ken Arok sangat menyesal dengan kematian Empu gandring. Tuah keris empu 
gandring ternyata terbukti sakti. Buktinya, keris ini berhasil membunuh Tunggul 
ametung, Ken arok sendiri, dan keturunannya. Sehingga tepat seperti sumpah 
Empu gandring bahwa kerisnya membunuh tujuh orang raja.
Percaya atau tidak?
Yang pasti, kisah ini terdapat dalam serat Pararaton Ken Arok, kitab sastra jawa 
yang diakui kesahihannya oleh para ahli sejarah.
Keris Mpu Gandring: Hipotesis
GANDRING dikenal sebagai pengrajin logam yang tersohor di kerajaan Tumapel 
(cikal bakal Singosari). Ia juga dikenal sakti. sebab  “profesional” dan sakti itu ia 
kemudian diberi gelar “Mpu”. Ken Arok, seseorang yang dipercaya sebagai titisan 
Wisnu, memesan keris kepadanya. “Satu hari”, begitu Ken Arok memberikan 
tenggat waktu bagi Gandring. Satu hari berlalu dan Gandring telah menyelesaikan 
kerisnya. Namun sarung keris belum tuntas. sebab  tak sabar, Ken Arok 
mengambilnya, lalu membunuh Gandring. Gandring sempat menyumpahi Ken Arok 
dan keturunannya: tujuh turunan bakal mati tertikam keris itu.
Jaman itu, teknologi pengolahan logam atau metalurgi masih sangat tradisional: 
besi dipanaskan dan ditempa; atau dalam istilah metalurgi, diberi perlakuan panas 
(heat treatment) dan dibentuk (forging). Kemudian, ilmu metafisika masuk, dan 
besi yang telah terbentuk (contoh : pedang, keris dll), diberi doa-doa, dan menjadi 
sakti. Begitukah? Entahlah.
Bagaimana Mpu Gandring membuat kerisnya jadi ampuh? Mpu Gandring memilih 
bahan yang kuat tapi ringan. Jaman itu, proses pemaduan logam dengan logam 
lain barangkali tak menghasilkan paduan yang memuaskan. Jadi, bahan monolitik 
adalah pilihan. Mpu Gandring memilih batu meteor sebagai bahan kerisnya. Hal ini 
juga perlu diteliti lebih jauh apakah batu meteornya bisa diberi perlakuan panas 
dan dibentuk. Batu meteor ini bisa dilihat dan disentuh di Museum Geologi -
Bandung. Tapi, apakah bahan itu yang dipakai  Mpu Gandring atau bukan, ini 
masih pertanyaan.
Setelah, keris terbentuk, Mpu Gandring mencelupkan keris (yang masih panas) 
itu  ke dalam bisa ular. Ada proses difusi dari racun ular ke dalam keris yang 
masih membara itu. Bisa ular sebagian menempel hanya di permukaan, dan 
sebagian lain berdifusi ke dalam keris. Setelah mendingin, keris dimasukkan ke 
dalam sarungnya, dan disimpan. Bisa dibayangkan jika keris itu disentuh atau 
ditancapkan ke tubuh: bisa ular segera menempel dan masuk ke dalam darah, lalu 
bagian tubuh akan lumpuh dan kita  bisa mati. Pada jaman itu, hanya sedikit 
orang yang mengetahui proses pembuatan keris secara “ilmiah”; salah satunya 
adalah Mpu Gandring. sebab  pengetahuan dan pengalaman yang cukup advanced 
dalam pembuatan keris, mungkin Mpu Gandring juga dikenal sebagai mahaguru 
pada jaman itu. Apakah dia bisa disebut profesor di jaman ini?
Penelitian lebih jauh sangat diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai peta 
kemajuan teknologi Jawa pada abad lampau.



MAYAT 
sesosok jasad wanita berusia 2.150 tahun dalam keadaan basah dan utuh 
diawetkan dengan teknologi tinggi oleh tim ahli China dan dipamerkan di 
museum Changsha, Provinsi Hunan, China, jadi sasaran kunjungan 
wisatawan.
Mayat 2.150 Tahun Masih Utuh dan Segar Dari museum peninggalan benda 
bersejarah China di Kota Changsha itu hari Kamis dilaporkan, mayat itu  utuh 
bagai kita  hidup dan diletakan dalam kotak bening berisi cairan pengawet.
Mayat wanita bernama Sinzui itu  berkulit putih pucat, dengan mata tertutup, 
lidah terjulur dan berambut hitam dengan tinggi badan mencapai 158 sentimeter.
Berdasarkan atas data di museum itu , mayat itu ditemukan tahun 1972 
dalam peti kayu berukuran panjang lima meter, lebar dua setengah meter dan 
tinggi dua meter, yang terkubur pada kedalaman 20 meter dari permukaan tanah 
di kawasan perbukitan Mantui, Changsha.
Saat ditemukan, tiga peti dengan ukuran sama di dalamnya masing-masing 
terdapat satu mayat, yakni seorang laki-laki berusia 58 tahun dan 30 tahun, 
namun jasad dua lelaki itu tidak dipamerkan di museum Changsha.
Penemuan tiga peti besar utuh itu  berawal dari perintah pemimpin China saat 
itu agar rakyat di Changsha menggali lubang besar untuk berlindung bila terjadi 
perang. Ketika rakyat menggali di perbukitan Maantui, pada kedalaman 20 meter 
ditemukan ketiga peti kayu berukuran besar itu  dan setelah dibuka berisi 
masing-masing satu mayat.
Selain itu, aneka barang dipakai  sejak 2.100 tahun lalu itu juga tersimpan 
dalam peti dan masih utuh, bahkan warnanya pun tidak memudar. Pemerintah 
China kemudian menurunkan tim ahli membongkar dan menyelamatkan tiga peti 
kayu dan seluruh isinya, termasuk tiga mayat itu .
Tim dokter ahli, yang melakukan pembedahan, menyatakan mayat itu utuh dan 
basah tanpa rusak, meski terkubur 2.100 tahun. Setelah dibedah, mayat itu 
diawetkan dengan teknologi tinggi untuk selanjutnya disimpan dalam museum 
Changsha, yang dibangun untuk menyelamatkan, menyimpan dan memamerkan 
temuan, yang bisa mengungkapkan kehidupan warga China pada 2.100 lalu itu.
Berbagai alat juga ditemukan dalam peti itu, yang juga diselamatkan dan 
dibersihkan dengan teknologi tinggi dan bersama mayat wanita itu disimpan dan 
dipamerkan di museum Changsa.
Benda kuno bersejarah tinggi itu antara lain puluhan guci berukuran besar dan 
kecil, aneka tulang-belulang binatang, yang dagingnya dimakan kita  saat itu, 
mata uang logam bulat dan petak dari bambu.
Selain itu, alat masak dari kayu dan logam, sendok logam dan kayu berukuran 
besar, piring dan gelas dari logam dan kayu. Puluhan patung kita  dari tanah 
liat dan kayu, senjata kuno berupa anak panah dan busurnya, pedang kuno 
sepanjang 1,5 meter dan aneka senjata tajam lain juga tersimpan di sana.
Di samping itu, terdapat relief tanah liat bergambar puluhan orang, yang hidup 
pada zaman itu , alat penumbuk padi, alat musik kecapi berukuran kecil dan 
besar, gitar kuno, belasan seruling aneka ukuran, angklung dari kayu, tikar 
berukuran 2x05 meter dan alat permainan, seperti, catur kuno.
Selain itu, surat catatan kejadian 2.100 tahun lalu, nama pemimpin saat itu, 
puluhan kitab China kuno, puluhan lukisan bunga, belasan kain sutra dan baju 
kuno china, ikat pinggang, selendang, kaos kaki, sepatu dan celana.
Semua barang kuno itu  ditemukan bersamaan di dalam peti kayu berisi tiga 
sosok mayat itu . Menurut Yu Wen Hui, pemimpin biro perjalanan Dong Fang 
Internasional Ltd, Guangzhou, China, berdasarkan atas catatan, yang 
diterjemahkan dari kitab kuno dan surat ditemukan dalam peti, usia mayat dan 
barang kuno itu  mencapai 2.100 tahun.
Mayat dan aneka barang peninggalan bersejarah kehidupan China tempo dulu itu 
kini menjadi salah satu objek wisata unggulan di kota Changsha dan dikunjungi 
sekitar 800.000 orang tiap tahun, kata Yu Wen Hui.


 kita  RAKSASA
meski sudah beberapa bukti ditemukan, masih banyak orang yang 
meragukan eksistensi kita  raksasa. Para ilmuwan bahkan penasaran 
terhadap kemungkinan pernah hidupnya jenis kita  besar ini.
Satu Lagi Bukti kita  Raksasa
Atas dasar itulah, sekelompok ilmuwan Rusia mengadakan penelitian sejak awal 
tahun 2005 lalu di Suriah, Mesir, Lebanon, dan kawasan lainnya di Arab Saudi.
Pelacakan tim ilmuwan Rusia yang dipimpin Ernst Muldashev ini ternyata tidak sia-
sia. Menurut laporan Trust Rusia pada 1 Desember 2005 lalu, mereka telah 
memperoleh penemuan penting dalam penyelidikan bersejarah atas keberadaan 
kita  raksasa di planet kita ini.
Tidak hanya ditemukan jejak kaki kita  raksasa, mereka juga menjumpai 
makam kita  raksasa.
Ernst Muldashev menunjuk beberapa contoh makam kita  raksasa. Dan salah 
satu di diantaranya adalah makam Abel, terletak di sekitar Damaskus ibukota 
Suriah.
Panjang makam kurang lebih enam meter, dan lebar sekitar 1.8 meter. Di daerah
lain di Suriah juga banyak ditemui makam kita  raksasa, di mana salah satu di 
antara kita  raksasa dalam kuburan itu tingginya mencapai 7.5 meter.
Hanya saja mereka kurang leluasa mengadakan penelitian ini sebab  adanya faktor 
penghambat. Menurut, Ernst Muldashev, warga setempat dengan alasan kepercayaan  
dan faktor lainnya tidak menyokong penyelidikan ini.
Belakangan ini sebab  kerusakan makam yang ditimbulkan pencari harta karun, 
sedikit banyak mereka berpeluang mendekati sejumlah makam.
Hasil temuan ilmuwan Rusia ini bukanlah suatu yang kebetulan. sebab , selain 
legenda dari berbagai bangsa di dunia tentang kita  raksasa dalam budaya 
barat dan timur, juga banyak dicatat dalam buku sejarah. Sejumlah besar 
penemuan arkeologi belakangan ini juga sudah membuktikannya.
Lihat saja penemuan jejak kaki raksasa di sebuah palung sungai Paluxy di Glen 
Rose, Texas AS, serta lukisan raksasa yang ditemukan di etsa lapisan terbawah 
padang pasir timur Los Angeles, California, AS. (Lihat tabloid Era Baru edisi 
14/Tahun I 2003).
Selain itu juga ditemukannya kerangka tulang kita  raksasa oleh tim eksplorasi 
ARAMCO dalam eksplorasi ladang minyak di kawasan Empty Quarter, sebelah 
Timur Arab Saudi.
Koran Travelling Thailand pada edisi 02 Juni 2005, juga melaporkan bahwa 
bencana Tsunami di samudera Hindia pada 26 Desember2005 lalu telah 
menyebabkan kerangka kita  raksasa purba terapung dipermukaan laut.
Kerangka kita  besar dengan tinggi 3.1 meter ini ditemukan di kepulauan PP 
Thailand, dan sempat menjadi perhatian banyak orang.
Begitu juga laporan CNA, Singapura pada awal 2006 ini. Disebutkan di negara 
bagian Johor, Malaysia yang berbatasan dengan Singapura tersiar kabar adanya 
kita  raksasa dengan tinggi hampir tiga meter.
Menurut laporan media Singapura dan Malaysia, ada yang pernah melihat kita  
liar di hutan sekitar air terjun, Johor. Setelah berita itu tersebar, lembaga 
himpunan alam Malaysia lalu kesana melakukan pencarian, namun, sampai 
sekarang tidak ada hasil.
Dinas Pertamanan Nasional Johor menuturkan, mereka tidak punya data terkait, 
dan tidak dapat membuktikan kita  liar itu benar-benar eksis atau tidak.
Penduduk setempat yang pernah melihat kita  liar itu menceritakan, kita  
liar itu tingginya hampir tiga meter, jejak kaki yang ditinggalkan panjangnya 50
cm, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bulu lebat, celah giginya besar, wujudnya 
persis seperti gorila, dan kerap muncul di hutan sekitar air terjun.
Setelah kabar tentang kita  liar bertubuh besar ini tersebar luas, himpunan 
alam Malaysia lalu membawa serombongan reporter, menyelami hutan di sekitar 
air terjun, Johor, mencari jejak kita  liar.
Kepada media, penanggung jawab himpunan alam Malaysia itu menuturkan, bahwa 
kita  liar meninggalkan jejak kaki sepanjang 50 cm di berbagai tempat.
Namun, dinas pertamanan nasional Johor mengatakan, sebab  tidak mempunyai 
data yang lengkap, tidak dapat dipastikan makhluk apa sesungguhnya kita  liar 
yang diceritakan penduduk setempat itu .




SUKU XHOSA YANG TERGUSUR
orang-orang kulit hitam sudah beribu-ribu tahun mendiami benua Afrika. 
Diduga kaum San (yang kemudian disebut orang kulit putih sebagai suku 
Bushmen - orang semak) merupakan keturunan asli nenek moyang orang 
Afrika dari masa prasejarah yang menjadi orang pribumi Afrika. Merekalah yang 
diketahui sudah mendiami Afrika selama ribuan tahun sebelum Masehi.
Namun jika menyebut soal orang Afrika (saat ini), barangkali orang-orang kulit 
hitam dari suku bangsa Bantu adalah yang dominan. Terutama mendiami kawasan 
Afrika bagian Selatan. Mereka yang berbahasa Bantu ini tercatat sudah memiliki 
peradaban di Afrika sejak 2.000 tahun lalu.
Sayangnya, sejarah kehidupan di Afrika Selatan tidak terdokumentasikan dalam 
bentuk peninggalan tertulis sampai akhirnya orang-orang Eropa tiba di sana sekitar 
tahun 1400-an. Satu-satunya bukti yang bisa dipelajari dari mereka adalah 
legenda, mitologi, pola budaya dan artefak kuno serta bahasa ibu mereka.
Xhoisa adalah satu sub suku berkulit hitam Afrika berbahasa Bantu yang 
mendominasi wilayah Afrika Selatan. Merekalah yang menjadi nenek moyang 
orang-orang Afrika Selatan masa kini, yang awalnya melakukan migrasi dari 
wilayah Afrika bagian Utara. Perpindahan suku Xhosa ke Afrika selatan secara 
besar-besaran terjadi pada tahun 1500-an. Lebih dari setengah populasi suku 
Xhosa yang berjumlah 5 juta jiwa kini mendiami kawasan Eastern Cape Province di 
Afrika Selatan.
Umumnya orang-orang kulit hitam suku Xhosa ini adalah bangsa peternak dan 
petani. Namun mereka lebih senang menjadi petani dan peternak nomaden. 
Lambang kekayaan bagi anggota suku Xhosa diukur dari kepemilikan ternaknya 
(biasanya sapi). Begitu pun, suku Xhosa tak mau menyantap daging sapi 
peliharaan mereka. Sapi atau ternak lain hanya dikorbankan untuk kepentingan 
ritual kekepercayaan an atau perayaan. sebab  itu makanan pokok mereka lebih didapat 
dari hasil tani.
Kaum lelaki Xhosa terbiasa mengikuti tradisi poligami, mereka suka memiliki istri 
lebih dari satu, mungkin sebab  menjadi simbol keperkasaan. Aslinya suku Xhosa 
suka tinggal dalam komunitas keluarga besar dalam satu kompleks rumah. Satu 
keluarga besar memiliki areal kompleks masing-masing dengan rumah-rumah kecil 
berbentuk kerucut beratap ilalang untuk satu kepala keluarga. Namun tradisi 
bermukim secara berkelompok keluarag besaar ini kemudian sirna sejak tahun 
1900-an.
Kehidupan asli Xhosa yang dulunya cukup makmur, ternyata berubah drastis 
setelah kedatangan orang Eropa di Afrika Selatan. Sejumlah besar bule  asal 
Inggris dan Belanda membentuk koloni besar-besaran di daerah Xhosa. Walau 
awalnya suku Xhosa angkat senjata menentang kedatangan orang Eropa, namun 
penduduk asli ini akhirnya tergusur dan terdesak di wilayah mereka sendiri setelah 
kalah dalam beberapa pertempuran dengan orang-orang Inggris pada abad ke-19. 
Mereka pun akhirnya menjadi budak atau pekerja kasar bagi koloni orang-orang 
kulit putih.
Kini, suku Xhosa sudah kehilangan gaya hidup dan tradisi leluhur mereka.banyak 
orang Xhosa yang akhirnya hidup di perkotaan. Akibat kehilangan ladang dan 
kesulitan mendapatkan ternak sendiri, mereka memilih sebagai kaum pekerja di 
peternakan atau pertanian orang-orang kulit putih. Mereka harus mengurut dada 
saat berhadapan dengan politik diskriminatif kulit putih terhadap kulit hitam.
Penderitaan itu ternyata semakin parah kala konflik antar suku Xhosa dan Zulu 
(kelompok suku terbesar di Afrika Selatan) terjadi pada kurun 1080-an sampai 
1990-an. Perang saudara ini menimbulkan korban tewas jutaan umat di kedua 
belah pihak. Perang “modern” mereka ini hanya sebab  perbedaan pandangan 
politik…
Perang Hitam-Putih
Tragedi tahun 1856 ini tertulis dalam catatan sejarah kehidupan suku Xhosa. 
Kelompok suku terbesar kedua yang menempati wilayah Afrika Selatan itu nyaris 
punah hanya sebab  seorang gadis usia 14 tahun. Kepercayaan mereka pada 
kekuatan magis ternyata membawa petaka yang menewaskan lebih dari 50.000 
anggota suku!
Gadis kecil itu bernama Nongqause. Seorang perempuan muda suku Xhosa yang 
diyakini menjadi gadis muda pilihan para dewa leluhur. Ia melihat sebuah 
penampakan gaib yang dipercaya sebagai pesan dari dunia lain. Nongquase 
dianggap sebagai mediator suku Xhosa dengan para leluhur dan dewa-dewa 
mereka. Ia membawa pesan penting yang dipercaya bisa mengubah nasib suku 
Xhosa yang teraniaya… namun kepercayaan berlebih suku Xhosa justru membawa 
mereka ke jurang maut!
Kala itu, suku Xhosa sedang terpuruk. Mereka terdesak oleh ekspansi dan 
kolonialisai orang-orang kulit putih Eropa. Setelah kalah dalam beberapa 
pertempuran yang tak seimbang, kaum Xhosa tergusur dan menderita di tanah 
airnya sendiri. Kaum Xhosa yang dulunya dikenal sebagai bangsa gagah perkasa di 
antara orang-orang kulit hitam Afrika tak bisa menerima kekalahan telak mereka 
dalam pertempuran. Pada 1853, para pejuang suku Xhosa yang gagah berani 
melakukan konsolidasi untuk pertempuran penghabisan mengusir orang-orang kulit 
putih dari teritori mereka.
Sebelum serangan dimulai, pada 1854 penyakit ternak misterius mewabah dan 
menyerang hampir semua hewan ternak orang-orang Xhosa. Faktanya, penyakit 
ternak itu ditularkan dari hewan ternak orang-orang kulit putih, namun orang-
orang Xhosa justru menganggap penyakit itu disebar oleh mantra sihir orang-orang 
 bule  yang disebut ubuthi. Banyaknya hewan ternak yang mati dan gagalnya hasil 
panen akibat kemarau, membuat kaum Xhosa frustasi dan membatalkan serangan.
Ramalan
Lalu pada Mei 1856, Nongqause tampil. Saat itu, gadis belia usia 14 tahun itu 
berniat untuk mengambil air di sebuah kolam air di tepi muara Gxarha River. 
Sekembalinya dari sungai itu, Nongqause melapor pada pamannya Mhlakaza 
bahwa ia telah bertemu 3 roh di kolam itu. Ia mengatakan bahwa ketiga roh 
itu  berpesan padanya agar seluruh hewan ternak kaum Xhosa harus 
disembelih dan panenan mereka dimusnahkan. Setelah semua hal itu dilakukan, 
para pejuang dan satria suku Xhosa yang telah mati akan bangkit kembali dan 
membantu mereka mengusir orang-orang kulit putih. Lalu roh leluhur Xhosa akan 
memberi mereka ternak-ternak baru yang sehat dan gemuk untuk menggantikan 
setiap ternak yang sudah disembelih.
Mhlakaza yakin betul akan penampakan dan pesan yang disampaikan leluhur 
mereka melalui Nongqause. Dengan tergesa-gesa ia menemui kepala suku Xhosa, 
Sarhili. Sang kepala suku Sarhili kemudian mengeluarkan perintah agar seluruh 
rakyat suku Xhosa untuk mematuhi petuah dan petunjuk roh-roh leluhur itu . 
Untuk pertama kalinya, kaum Xhosa pun menyembelih ternak-ternak yang paling 
gemuk secara massal.
Setelah pemotongan hewan itu terlaksana, Nongqause kembali ke tepi sungai 
tempat pertama kali ia melihat penampakan roh-roh leluhur itu . Di sana ia 
mendengar suara keras yang aneh dan menakutkan dari dalam kolam. Seperti 
suara lenguhan tak teratur dari hewan yang disembelih. Ia kembali melapor pada 
Mhlakaza tentang hal itu .
Mhlakaza menganggap bahwa itu adalah tanda bahwa hewan ternak harus 
disembelih lebih banyak lagi. Artinya seluruh hewan ternak yang dimiliki suku 
Xhosa diperintahkan roh leluhur itu agar tak ada yang dibiarkan hidup, begitu juga 
dengan setiap hasil panen jagung mereka harus dimusnahkan. Jika semua hal itu 
sudah terlaksana maka pada 11 Agustus 1856 (sesuai tanggal penetapan dalam 
penampakan Nongqause), roh leluhur akan memenuhi janjinya.
Sementara para panglima perang suku Xhosa yang nyaris kehilangan semangat 
tempur, akhirnya kembali bersemangat setelah mendengar soal ramalan itu apalagi 
mereka mendapat kabar kematian Letnan Jenderal Cathcart pemimpin pasukan 
orang-orang kulit putih. Kematian itu mereka anggap akibat adanya intervensi roh-
roh leluhur.
Sebagian besar suku Xhosa kemudian mematuhi perintah kepala sukunya. Seluruh 
ternak dibunuh dan seluruh ladang dan hasil panen dibakar… Keputusan ini 
ternyata memicu  petaka.
Kelaparan segera merambat ke seluruh daerah Xhosa. Walau sudah begitu 
menderita, rakyat Xhosa tetap menanti tanggal digenapinya ramalan itu.
Tepat pada 10 Agustus 1856, seluruh tetua suku, pejuang dan sejumlah besar 
rakyat berkumpul di suatu lapangan terbuka. Seluruh suku Xhosa mengenakan 
pakaian kebesaran mereka. Kalung-kalung manik dari tulang dan coret-moret khas 
di sekujur tubuh. Sejak matahari terbenam sampai matahari menjelang terbit, 
mereka menari-nari dengan tenaga yang tersisa. Di tengah bencana kelaparan 
berbulan-bulan mereka yakin harapan sudah di depan mata.
Matahari pun terbit pada pagi 11 Agustus 1856. Menurut ramalan, matahari yang 
terbit akan berwarna merah darah dan terpaku sekian lama di puncak tengah hari… 
kala itulah para dewa dan leluhur akan menampakkan diri dan memenuhi semua 
janjinya. Seluruh suku terpana memandang langit, mereka menanti-nanti 
keajaiban itu muncul.
Namun hingga matahari kembali terbenam tak ada keajaiban apapun yang muncul. 
Kecuali korban tewas akibat kelaparan semakin bertambah… mereka kemudian 
tersadar bahwa apa yang mereka lakukan ternyata sia-sia. Namun semuanya 
sudah terlambat… Yang selamat kemudian berupaya mencari makanan dari wilayah 
sekitar, atau yang sudah frustasi akhirnya menjadi kanibal. Mereka saling 
membunuh dan memakan daging sesamanya… sungguh tragedi kekita an!
Sejarah mencatat 25.000 orang Xhosa yang tewas dalam tragedi itu . Dan 
total sampai suku Xhosa kembali terbebas dari kelaparan jumlah korban sudah 
melebihi angka 50.000 orang tewas!
Kehidupan sederhana suku Xhosa di Afrika Selatan yang nyaman dan tenteram tak 
bertahan selamanya. Ketenangan itu mulai terusik ketika penjelajah Eropa mulai 
mendarat di pantai Afrika Selatan. Lalu penderitaan dan kesengsaraan mulai 
menghantui mereka…
Orang Eropa pertama yang membentuk pemukiman di wilayah Afrika Selatan 
adalah orang-orang Belanda (The Dutch) pada pertengahan 1600-an. Mereka 
membangun kawasan pemukiman di wilayah dekat Sungai Fish River di Afrika 
Selatan. Sementara orang-orang Xhosa sudah mendiami wilayah timur sungai itu 
sampai teritori yang didiami orang-orang kulit hitam berbahasa Zulu (kini Kota 
Durban).
Suku Xhosa sebenarnya amat terbuka dan suka bergaul dengan kelompok 
masyarakat suku lain. Mereka berinteraksi dengan suku Koi, orang Bushmen dan 
suku nomaden Afrika. Terkadang untuk berdagang atau saling tukar informasi dan 
pengetahuan.
Namun orang-orang kulit putih mulai mendesak wilayah kaum Xhosa sehingga 
menimbulkan konflik. Orang-orang Xhosa tadinya adalah peternak dan petani yang 
menguasai padang rumput yang luas. Namun orang-orang kulit putih juga 
beternak dan berladang sehingga sering muncul konflik tanah.
Pertikaian kedua ras berbeda ini menyulut adu senjata pertama kali di awal tahun 
1700-an di sekitar Somerset East. Lantas dalam tahun-tahun berikutnya, konflik 
semakin meluas setelah terjadi perluasan kolonialisasi eropa di Afrika Selatan. Lalu 
pada 1700-an akhir, saat orang Indo (perkimpoian silang Afrika- Eropa) melakukan 
migrasi dari Cape Town ke wilayah Great Fish River di Eastern Cape, mereka 
semakin memperuncing konflik dengan suku Xhosa.
Selama 20 tahun lebih perang dan konflik semakin menajam. Sampai akhirnya 
pejuang-pejuang suku Xhosa terlibat perang terbuka dengan orang-orang kulit 
putih. Pada 1811-1812, suku Xhosa terdesak semakin ke timur oleh pasukan 
kolonial Inggris dalam perang Third Frontier War.
Lantas di tahun berikutnya, suku Xhosa juga terlibat konflik antar suku Afrika dan 
terdesak ke barat dalam ekspansi suku Zulu (yang juga membenci orang-orang 
kulit putih). Akibatnya kehidupan suku Xhosa sangat terjepit. Di satu sisi oleh 
sesama orang kulit hitam, di sisi lain oleh orang-orang kolonial Eropa.
Kekalahan demi kekalahan dalam pertempuran tombak melawan bedil membuat 
mereka semakin sengsara. Wabah meluas dan ternak semakin kurus, hasil panen 
tak mencukupi. Kelaparan pun mengancam. Apalagi dengan munculnya gerakan 
pembataian hewan ternak tahun 1856 (cattle-killing movement) akibat 
kepercayaan buta pada ramalan Nongqause seorang gadis belia.
Peristiwa itu nyaris memusnahkan suku dominan kedua terbesar di Afrika Selatan 
itu . Bencana kelaparan dan praktik kanibalisme itu menjadi catatan paling 
kelam dalam sejarah Afrika Selatan!
Sejak itu Xhosa berupaya bangkit dari keterpurukan. Namun masalah perbudakan 
dan politik kulit putih membuat mereka menjadi bansga yang tertindas. Hingga kini 
konflik masih terjadi suku Xhosa masih terlibat konflik politik dengan suku Zulu! 



PETIR
kalau sudah zaman teknologi tinggi, masih saja ada orang tewas hanya 
gara-gara tersambar petir. Fenomena alam ini rupanya tak pilih korban. 
Tak hanya anak desa, seorang pejabat di Batam pun pernah roboh 
tersambar. Awas, di musim hujan ini “mereka” tengah gentayangan mengincar 
korban.
Fenomena Alam Pencabut Nyawa
Kedengarannya memang ironis. Walau sebentar lagi umat kita  akan memasuki 
era millennium ketiga yang amat sarat dengan teknologi dan kebudayaan tinggi, 
masih saja ada tragedi yang mengingatkan kita pada zaman para dewa. Dahulu 
kala, menurut legenda Yunani, konon Bumi ini dikuasai sejumlah dewa, di 
antaranya adalah Zeus, Dewa Petir. Ia bisa menghukum siapa saja dengan petir 
yang bisa dilecut dari tangannya. Tiada ampun bagi korbannya.
Begitulah legenda. Namun lepas dari semua itu, kasus orang tersambar petir 
ternyata masih terjadi pada masa yang telah begitu modern ini. Terlebih naif 
sendiri, setelah lebih dari empat abad Benjamin Franklin menaklukkan petir dengan 
layang-layang yang digantungi kunci itu. Dalam hal ini, para pembaca budiman 
mungkin masih ingat dengan musibah yang dialami seorang pejabat di Batam 
beberapa tahun lalu ketika sedang mengayunkan stick golf-nya. Tanpa dinyana ia 
langsung roboh setelah sebuah petir menyambarnya.
Selain itu, tentunya masih segar dalam ingatan kita betapa menyedihkan nasib tiga 
dari delapan anak dari Kampung Parigi Kecamatan Pondok Aren, Tangerang, Jawa 
Barat, yang pada suatu sore (9/10) tengah bermain di sebuah persawahan. Mereka 
tewas seketika dengan tubuh hangus, juga akibat sambaran petir. Sore itu, seperti 
biasa mereka berhamburan meneduh ke sebuah gubuk yang ada di tengah 
persawahan begitu hujan tiba-tiba turun. Mereka pun tak pernah menaruh syak 
wasangka ketika petir mulai menyambar-nyambar, hingga suatu ketika sebuah di 
antaranya “terkirim” tepat mengenai gubuk tempat mereka meneduh. Rohmin, 
Uslani, dan Solihin langsung terjungkal tewas dengan tubuh hangus terbakar. 
Di rumah sakit Ashobirin, selagi masih dirawat akibat shock, Usriandi kakak Uslani 
yang sama-sama ikut berteduh di gubuk nahas itu, menceritakan kegetiran yang 
terjadi. Ketika itu hujan memang deras. Tiba-tiba saja petir menyambar dan saya 
segera tak sadarkan diri. 
Umumnya petir-petir pencabut nyawa ini memang mengincar korban yang tengah 
“bercanda” di wilayah datar yang terbuka. Di negara yang sudah terbilang maju 
sekalipun, seperti di Inggris, kasus petir makan korban juga masih terjadi. Salah 
satu kasus terjadi pada 14 September beberapa tahun lalu. Ketika itu seorang pria 
dewasa yang tengah melintas Taman Finsbury, London, tiba-tiba terpental ketika 
sebuah petir menyambarnya. Seperti juga korban lainnya, ia tewas seketika 
dengan tubuh terbakar.
Terdorong rasa ingin tahu yang mendalam, seorang fisikawan lalu melakukan 
penelitian terhadap tubuh korban. Menurut pengamatannya, pola lintasan arus 
listrik yang begitu tinggi dari sang petir nampak mengikuti jalur pembuluh darah 
vena. Lintasannya mulai dari leher atas bahu sebelah kanan lalu melintas dada 
hingga rongga perut depan bagian bawah. Pola yang terjadi memang tak selalu 
demikian, namun nampaknya listrik petir mencari bagian tubuh yang memiliki 
resistensi rendah,  ujarnya.
1.000.000 Volt
Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa 
dengan medan listrik berbeda. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan 
api pada busi. Di alam sekitar kita, petir biasa terjadi pada awan yang tengah 
membesar menuju awan badai (Cumulonimbus). Sedemikian raksasanya sampai-
sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya. Dan, sebagai 
akibat udara yang terbelah, sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan 
150.000 km/detik itu juga akan menimbulkan suara yang menggelegar, bunyi yang 
kemudian biasa kita sebut geluduk, guntur, atau halilintar. Dalam musim 
penghujan seperti saat inilah awan-awan jenis ini banyak terbentuk.
Di lain kesempatan, ketika akumulasi muatan listrik dalam awan itu  telah 
membesar dan stabil, lompatan listrik (eletric discharge) yang terjadi pun akan 
merambah massa bermedan listrik lainnya, dalam hal ini adalah Bumi. Penghubung 
yang “digemari”, merujuk Hukum Faraday, tak lain adalah bangunan, pohon, atau 
tiang-tiang metal berujung lancip.
Memang belum pernah ada ilmuwan yang pernah menekuni langsung bagaimana 
terjadinya fenomena alam ini. Namun, mereka menduga hingga lompatan bunga 
api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama 
adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan 
menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif; di bagian 
tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian dasar adalah muatan 
negatif yang berbaur dengan muatan positif. Pada bagian bawah inilah petir biasa 
berlontaran.
Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar
1.000.000 volt per meter. Bayangkan betapa mengerikannya jika lompatan bunga 
api ini mengenai tubuh makhluk hidup!
Akibat kondisi tertentu, Bumi yang cenderung menjadi peredam listrik statis, bisa 
pula ikut berinteraksi. Hal ini dimungkinkan jika pada suatu luasan tertentu terjadi 
pengkonsentrasian listrik bermuatan positif. Apakah itu di bawah bangunan atau 
pohon. Ketika beda muatan antara dasar awan dengan ujung bangunan/pohon 
sudah mencapai batas tertentu, akan menjadi suatu kejadian lumrah jika kemudian 
terjadi perpindahan listrik. Maka secara fisik kita akan melihatnya sebagai petir 
menyambar bangunan atau pohon. Muatan yang begitu besar selanjutnya akan 
segera menyebar ke seluruh bagian bangunan/pohon, untuk kemudian menjalar ke 
tanah dan ternetralisasi pada kedalaman yang mengandung air tanah.
Kondisi seperti itu sudah pasti amat berbahaya bagi orang-orang yang ada di 
sekitarnya. Jika sambarannya tak terlampau kuat, korbannya paling hanya 
mengalami cedera dan/atau shock. Namun jika serangannya kuat, seperti dialami 
tiga orang anak dari Kampung Parigi itu, korbannya akan tewas seketika sebab  
selain terbakar ia akan menjadi “penghantar” listrik yang besarnya mencapai 
ribuan volt.
Kemajuan teknologi sebenarnya telah memungkinkan cara-cara pengendalian arus 
listrik yang begitu besar dari langit itu. Yakni, dengan penangkal petir di mana arus 
listrik yang begitu besar ditangkap sebuah atau sejumlah pucuk tembaga runcing 
lalu dialirkan lewat “jalan tol” berupa kawat tembaga yang terpasang di sisi 
bangunan dan langsung dibawa menuju air tanah.
Menurut penelitian, daerah serbuan petir sendiri tak selamanya merupakan daerah 
yang dinaungi awan-awan besar. Sejumlah kasus menunjukkan bahwa suatu 
daerah pernah mendapat sambaran petir hebat meski langit di atasnya bersih dari 
awan. Contoh paling ekstrem yang pernah dicatat terjadi di Hereford, Inggris. 
Suatu ketika sebuah petir kuat menyerbu sebuah gedung setelah petir ini 
menempuh perjalanan sekitar lima mil dari “pusatnya”. Dari kejauhan sejumlah 
saksi melihatnya sebagai pemandangan yang begitu indah sekaligus mengerikan. 
(Handbook of Unusual Natural Phenomena, 1986).
Itu sebabnya di musim hujan kita lebih baik tak usah bermain-main di wilayah 
terbuka atau bernaung di bawah pohon pada saat hujan. Ini semata-mata untuk 
menghindar dari kemungkinan yang tak diinginkan. Sebab, kita tak pernah bisa 
menduga apakah tanah yang sedang kita pijak telah berpotensi menjadi penarik 
petir atau tidak. 


LEGENDA DEWI MA ZU
orang Tiongkok memujanya sebagai Dewi Pelindung Laut (Pelaut)-Chinese 
Goddess of The Sea. Punya 36 lebih julukan, namun populer sebagai 
 Bunda Penolong  atau Shunji Fu Ren yang dianugerahkan seorang kaisar 
dari Dinasti Song.
Ma Zu (Mandarin) atau Ma Cho (Hock Kian) adalah salah satu dewi dalam 
kepercayaan orang Tiongkok (termasuk Taiwan). Dipuja sebab  dikenal sebagai 
sosok penolong, pelindung (terutama bagi pelaut dan nelayan), dan sangat berbudi 
luhur. Banyak versi mengenai kisah dewi bernama asli Lin Mo Niang ini, namun 
semua mengarah pada satu kesamaan. Bahwa ia adalah kita  yang terpilih  
menjadi orang suci.
Legenda Ma Zu (Bunda Pelindung) ini berasal dari masa awal Dinasti Song (960-
1279 M) di Tiongkok kuno pada seribu empat puluh tujuh tahun lalu. Adalah 
keluarga Lin (disebut juga Lim), keturunan mantan Gubernur Provinsi Fu Zian 
(Tiongkok) bernama Lin Fu. Anaknya bernama Lin Wei Ke menempati sebuah 
rumah di Provinsi Fu Zian, dekat kota Pu Tian, persisnya di sebuah pulau kecil 
bernama Mei Zhou (sering juga disebut Pulau Matsu -wilayah RRC).
Lin Wei -seperti juga ayahnya- adalah mantan pejabat pemerintah Tiongkok. 
Setelah pensiun ia kembali ke kampung halamannya. Menghabiskan masa tuanya 
dengan bertani dan mempelajari banyak kitab kepercayaan  dan buku pengetahuan. Ia 
hidup bahagia, damai dan tenang.
Lin dikenal sebagai orang yang sangat saleh, baik budi, suka menolong dan 
berderma, sehingga sangat dihormati penduduk Mei Zhou. Dari istri tercintanya 
Wang Shi, Lin memiliki 6 anak, 5 perempuan dan 1 lelaki. Keenam anaknya 
tumbuh menjadi anak-anak yang pintar dan cerdas. Namun anak lelakinya 
bernama Hong bertubuh sangat lemah dan sakit-sakitan.
Wang Shi, sangat prihatin dan khawatir pada nasib anak lelakinya. Ia dan 
suaminya Lin, selalu memohon pada Yang Maha Kuasa agar diberi anak lelaki lagi. 
Namun yang sehat dan kuat sebagai penerus generasi marga Lin.
Kelahiran Lin Mo Niang
Suatu hari, Lin dan Wang melakukan sembahyang khusus di klenteng. Mereka 
memohon kepada Dewi Kuan Im untuk mengabulkan harapan mereka untuk 
mendapatkan seorang anak lelaki lagi. Malam harinya setelah pulang dari klenteng, 
Wang Shi pun bermimpi. Ia bermimpi didatangi Dewi Kuan Im yang mengatakan 
bahwa semua amal dan kebajikan pasangan Lin dan Wang pantas mendapat 
balasan. Sang Dewi memberi Wang sebuah pil bundar sebesar kelereng dan 
menyuruh menelannya. Wang Shi pun menelan pil itu .
Setelah menelan pil itu Wang Shi pun mengandung. Ia hamil selama 12 bulan. 
Tepat pada malam tanggal 23 bulan 3 tahun Imlek (960 M), langit di wilayah Barat 
Laut Mei Zhou memendarkan cahaya merah terang. Menerangi rumah Lin dan 
Wang. Dibarengi sinar warna-warni yang memukau, Wang Shi pun melahirkan 
seorang bayi perempuan.
Walau heran mengapa diberi anak perempuan, Lin dan Wang tetap bersyukur juga. 
Sebulan sudah kelahirannya, anak itu  tidak pernah sekali pun menangis. 
sebab  itulah Lin memberi nama padanya Mo Niang (Mo artinya diam; Niang 
artinya perempuan), Perempuan Pendiam .
Masa Kecil
Sejak kecil Lin Mo Niang sangat berbeda dari anak seusianya. Ia tampak lebih 
cerdas, bijak dan terampil. Sejak umur 8 tahun, ia sudah tertarik pada 
pengetahuan dan buku. Kelebihannya, sekali baca, Mo Niang akan tetap mengingat 
apa yang telah dibacanya. Jika ada yang ingin diketahuinya, ia selalu rajin bertanya 
pada orang dewasa, sampai sedetail-detailnya.
Umur 10 tahun, Mo Niang sudah rajin sembahyang dan mempelajari isi kitab-kitab 
suci Buddha. Sampai akhirnya diusia 13 tahun ia sudah menamatkan semua 
pelajaran dan menguasai banyak pengetahuan dan keterampilan, termasuk dalam 
bidang kepercayaan  dan kepercayaan. Ia berkembang menjadi remaja yang sangat 
cerdas, kritis dan suka menolong. Ia pun menjadi sangat dihormati penduduk Mei 
Zhou dan sekitarnya.
Satu kesenangan Mo Niang, yaitu ia sangat menyukai air. Kehidupan di tepi laut 
menempa dirinya menjadi seorang perempuan yang tak pernah gentar menghadapi 
dahsyatnya gelombang dan angin badai yang menghantui para pelaut. Di seluruh 
pulau, ia dikenal sebagai jagoan renang bahkan di gelombang laut yang besar 
sekali pun.
Saat remaja ini, Mo Niang pernah bertemu seorang pertapa tua. Si pertapa merasa 
pengetahuan umumnya ternyata masih kalah dengan Mo Niang. Dari orang pintar  
ini lah kemudian Mo Niang mendapat pelajaran mengenai taktik dan strategi 
militer, pengenalan dan penggunaan alat-alat perang, sampai beberapa ilmu
 rahasia  leluhur.
Kebajikan
Ketika menginjak usia 16 tahun, Mo Niang mengalami peristiwa aneh. Suatu hari ia 
(seperti juga gadis remaja lainnya) sedang mematut diri dengan baju baru di 
depan cermin bersama teman remaja sebaya di sebuah taman di dekat sebuah 
sumur. Tiba-tiba , dari dalam sumur muncul sosok lelaki tua misterius. 
Penampakan itu sangat mengejutkan. Teman-temannya langsung lari ketakutan 
sebab  mengira orang tua aneh itu adalah siluman. Namun Mo Niang segera sujud 
menyembah, sebab  ia tahu sosok itu adalah jelmaan Dewa. Sang Dewa ternyata 
membawa sebuah jimat dari kuningan dan memberikannya pada Lin Mo Niang.
Sejak mendapat jimat, Mo Niang pun langsung memanfaatkannya untuk menolong 
sesama. Ia membantu menyembuhkan orang sakit, memberi penghiburan pada 
yang bersedih, menjauhkan malapetaka dan banyak perbuatan baik lainnya. 
Kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan orang-orang di desa 
menyebutnya sebagai ling nu (gadis mukjizat), long nu (gadis naga) dan shen gu 
(bibi yang sakti).
Pernah suatu kali saat usianya baru 17 tahun, Mo Niang melihat ada kapal yang 
berlayar di dekat Pulau Mei Zhou yang sedang dipermainkan badai besar. Kapal itu 
tenggelam dengan cepatnya. Namun Mo Niang segera melompat ke laut dan 
dengan cekatan ia menyelamatkan seluruh pelaut yang terjebak badai itu . 
Semua awak berhasil diselamatkannya. Dari sini banyak orang yang mendengar 
tentang kehebatan, dan budi baik Mo Niang. Ia pun semakin terkenal dan 
dihormati.
Ada versi legenda yang mengatakan, pada usia 23 tahun, Mo Niang berhasil 
menaklukkan 2 orang sakti yang menguasai pegunungan Tao Hua Shan. Keduanya 
adalah Chien Li Yen yang punya penglihatan sangat tajam dan Hsun Feng Erh yang 
pendengarannya sangat peka. Setelah dikalahkan akhirnya mereka menjadi 
pengawalnya.
 Mimpi Buruk 
Lin Mo Niang memang sangat cantik dan baik hati, namun ia tidak pernah menikah. 
Setidaknya ia memang membaktikan dirinya untuk menolong sesama dan berbuat 
kebaikan sesuai ajaran kebajikan.
Menginjak usia 28 tahun, di musim panas (sekitar tahun 987 M), sebuah tragedi  
terjadi. Saat itu Lin Mo Niang sedang menenun pakaian. Namun sebab  lelah, ia 
pun tertidur pulas.
Sementara itu ayah dan saudaranya sedang berlayar pulang ke Mei Zhou dari 
perjalanan jauh. Kapal yang mereka tumpangi diserang badai dan akhirnya 
tenggelam.
Bersamaan dengan itu, Mo Niang bermimpi, ia merasa rohnya melayang-layang di 
atas permukaan laut. Ia terkejut saat menyaksikan kapal sang ayah tenggelam. 
Ayah dan saudaranya pun terseret masuk ke dalam amukan badai. Mo Niang 
segera berenang dan menyelam ke laut untuk menolong mereka. Ia menggigit baju 
sang ayah sementara dengan tangan yang lain ia menyeret abangnya. Bersusah 
payah ia mencoba menyelamatkan kedua orang yang dikasihinya itu.
Namun saat penyelamatan masih berlangsung, tiba-tiba ibunya memanggil. Ia pun 
terkejut dan berteriak kaget, sehingga gigitannya terlepas sementara tangannya 
tetap menyeret tubuh abangnya. namun  saat terbangun Lin Mo Niang mendapati 
dirinya masih di ruang tenun. Ia pun menceritakan mimpinya itu pada sang ibu. 
Wang Shi, ibunya, berkata bahwa itu hanya mimpi.
namun  tak lama kemudian, sebuah kabar buruk pun datang. Seorang pelaut 
memberitahu bahwa kapal yang ditumpangi Lin dan putranya tenggelam. Jasad Lin 
tidak ditemukan, namun  Hong abangnya berhasil diselamatkan.
Mendengar kabar itu, betapa pilu hati Mo Niang. Dalam keadaan sedih ia pun 
segera berlayar ke laut. Selama tiga hari tiga malam ia berusaha menemukan 
jasad ayahnya. Pencariannya tak sia-sia. Ia pun kemudian ke Pantai Mei Zhou 
bersama jasad sang ayah.
Menjadi Dewi
Sejak kematian sang ayah, Mo Niang setiap hari bersedih dan selalu menangis. 
Hingga pada tanggal 8 bulan 9 tahun Imlek (987 M), ia pun mengakhiri 
kepiluannya. Saat itu ia berkata kepada seluruh keluarga dan ibunya bahwa ia 
akan menyendiri dan menjauhi keramaian duniawi. Ia akan pergi dalam perjalanan 
yang sangat jauh.
Keesokan harinya, tanggal 9 bulan 9 Imlek (987 M), Lin Mo Niang melakukan 
persiapan. Ia sembahyang dengan sangat khusyuk sambil merapal kitab-kitab suci. 
Suasana sangat hening dan memilukan. Seluruh keluarga pun kini yakin bahwa Mo 
Niang memang bertekad akan pergi jauh.
Ibunya meminta Mo Niang untuk tidak pergi seorang diri dan menawarkan seorang 
pendamping dalam perjalanannya. Namun Mo Niang menolaknya dengan halus dan 
menyakinkan seluruh keluarga bahwa kini sudah tiba waktunya untuk pergi 
seorang diri.
Usai memanjatkan doa, tiba-tiba langit di sekitar kediaman keluarga Lin di Pulau 
Mei Zhou dikelilingi selubung awan putih. Pendar sinar warna-warni yang indah 
terlihat di atas langit. Banyak orang yang menyaksikan sinar terang dan sosok 
Dewi Kuan Im berada di atas sebuah awan yang paling terang.
Lalu tiba-tiba Lin Mo Niang menatap ke atas dan melompat ke awan. Awan tiba-
tiba menutup dan terang cahaya semakin memudar. Akhirnya awan membumbung 
terbang jauh seiring sinar yang menghilang lenyap… langit pun kembali normal. Lin 
Mo Niang pun lenyap bersama awan…
Klenteng Dewi Ma Zu
Lin Mo Niang tetap dikenang sampai seribuan tahun. Perempuan yang sudah 
dianggap sebagai Dewi Ma Zu itu, hingga kini tetap dipuja sebagai Bunda 
Pelindung  dan Bunda Penolong  bagi sebagian besar orang Tiongkok.
Setelah kepergiannya  yang gaib, di Pulau Mei Zhou (Matsu), sebuah klenteng 
dibangun untuk pemujaannya. Klenteng itu dikenal sebagai Tian Hou Gong (Istana 
sang Dewi).
Kini, diperkirakan sekitar 5.000-an unit klenteng Ma Zu di dua puluh negara di 
dunia sudah didirikan. Seluruh klenteng itu dibangun untuk memuja dan 
sembahyang kepada Dewi Ma Zu oleh sekitar 200 juta jiwa orang yang 
mempercayainya.
Setiap tahunnya, lebih dari sejuta orang memenuhi klenteng itu untuk sembahyang 
dan meminta berkat pada Dewi Ma Zu. sebab  orang Tiongkok percaya bahwa 
Dewi Ma Zu bisa melindungi dan mengabulkan segala permohonan mereka. Bahkan 
kaum pelaut di wilayah pantai dan perairan Timur RRC (termasuk Taiwan) memuja 
Dewi Ma Zu sebagai Dewi Pelindung Laut. Dewi yang melindungi mereka saat 
melaut.
Dua tahun sekali, persisnya pada tanggal 23 bulan 3 dalam penanggalan lunar 
(kalender China/imlek) dan tanggal 9 bulan 9, pemuja Dewi Ma Zu, berkumpul dan 
melakukan sembahyang di klenteng Dewi Ma Zu untuk menghormatinya. Tanggal 
23 bulan 3 adalah peringatan ulang tahunnya dan tanggal 9 bulan 9 adalah 
peringatan wafatnya.
Hingga kini, Klenteng Ma Zu di Pulau Mei Zhou sebagai klenteng pertama bagi Lin 
Mo Niang, tetap dipenuhi orang.
Bahkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Selat Taiwan, Laut China Timur. 
Klenteng itu dibangun pada masa Dinasti Song sekitar tahun 987 M di puncak 
sebuah bukit. Ditandai dengan patung Dewi Ma Zu setinggi 14,35 meter. Inilah 
yang menjadi lambang kebanggaan dan ciri khas budaya penduduk Pulau Mei 
Zhou.
Sejak tahun 1998, pemerintah Pulau Mei Zhou juga telah membangun sebuah 
Istana Dewi Ma Zu di dekat klenteng tuanya.
Bangunan istana ini didirikan sepanjang 323 meter dengan lebar bangunan 99 
meter. Arsitekturnya ditata seindah mungkin mengikuti garis kontur perbukitan di 
pulau itu . Istana Dewi Ma Zu ini sangat megah.
Mengimbangi kemegahan Potala Palace tempat Dalai Lama Tibet di Lhasa. 
Bangunan istana untuk menghormati Dewi Ma Zu ini selesai dikerjakan pada 2002. 
Kini menjadi satu obyek wisata yang cukup tersohor.
Sementara di Indonesia, khususnya di Medan, terdapat juga klenteng Dewi Ma Zu 
(Dewi Macho) di kawasan Jalan Pandu Medan. Selain itu juga tersebar di tepi pantai 
timur Sumatera dan daerah lainnya.
Kepercayaan kepada Dewi Ma Zu
Dewi Ma Zu sangat diagungkan di Taiwan. Hampir seluruh warga Taiwan selalu 
memuja dan menghormati Dewi Ma Zu. Bukan hanya rakyat biasa, para pejabat 
tinggi pemerintahan juga senantiasa memohon restu padanya.
Bahkan Presiden Taiwan sendiri, Chen Shui-bian, juga kerap mengunjungi klenteng 
Dewi Ma Zu untuk meminta restu dan perlindungan dari sang dewi, agar ia 
senantiasa dicintai rakyatnya. Pada saat menjelang Pemilu di Taiwan, banyak 
kandidat dan tokoh politik yang juga melakukan sembahyang di Klenteng Dewi Ma 
Zu.
Sementara kisah-kisah rakyat dan para pelaut menyebutkan bahwa penampakan 
Dewi Ma Zu sering terlihat. Umumnya saat ombak laut sedang mengganas atau 
badai mendera. Dewi Ma Zu disebutkan hadir untuk menolong para pelaut yang 
mempercayainya.
Konon kehadiran Dewi Ma Zu ini ditandai dengan sinar merah terang. Mungkin 
sebab  sejumlah saksi mata yang pernah terselamatkan dari amuk lautan 
mengatakan bahwa Dewi Ma Zu senantiasa menggunakan pakaian merah sambil 
memegang lampion terang benderang yang juga berwarna merah. Dengan 
panduan lampion itu , Dewi Ma Zu membimbing pelaut dan nelayan meniti 
gelombang menuju tempat yang aman.
sebab  itulah Dewi Ma Zu begitu populer dikalangan masyarakat nelayan dan desa-
desa tepi laut. Bahkan sejak dulu para pelaut Tiongkok selalu sembahyang kepada 
Dewi Ma Zu agar diberi keselamatan dalam pelayaran. Mereka juga memasang 
patung Dewi Ma Zu di kapalnya.
Walau dikenal sebagai Dewi Pelindung Laut, Dewi Ma Zu tetap saja dipuja bukan 
oleh kalangan nelayan dan pelaut semata. Ia juga dipercaya dapat memberikan 
berkat untuk menyembuhkan penyakit, menepis bencana dan malapetaka, 
memberi kesuburan, sampai memberi perlindungan dan keselamatan.



 RACING SUPER HERO 

inilah screen shot game android yang bisa dimainkan dengan android 4 keatas pada anddroid 7 layar 10 inch dengan memori 1 gb  pun game ini tidak patah patah masih bisa berjalan lancar , game   terbaik buatan  unity  dalam hal graphic 3d nya berjudul  " RACING SUPER HERO "  dengan ukuran game mencapai 85,5  mb  bandingkan dengan game lain yang lebih kecil  ,pada game ini graphic nya lebih biasa saja ,ada mobil lawan  yang berlalulalang  yang bisa berjalan sendiri anda bisa menabraknya dengan efek unik, namun tidak nampak ada orang berjalan ,ada misi misi yang harus diselesaikan salah satunya balapan mobil  hingga mampu mendahului laju kendaraan lawan  , jangan hanya mengejar mobil  lawan untuk menabraknya, ,melewati jalur jalur yang ditentukan yang berliku liku ,kontrol yang nyaman sebab bisa diatur dikendalikan tangan kiri atau kanan dengan atau  tanpa gyroscope,anda bisa mengganti mobil batman yang banyak macamnya setelah anda mampu menjadi yang tercepat di game ini,ada mode pengaturan resolusi layar ,suara ,dan masih banyak lagi  , anda bisa mengunduhnya di google play store