padi

padi
























PADI
 lahan kering tersedia cukup luas  untuk tanaman padi gogo yang belum optimal, akibat  kecenderungan menurunnya produktivitas lahan. Salah satu strategi dalam usaha  pencapaian produktivitas usaha tanam  padi yaitu  penerapan  teknologi yang sesuai dengan sumberdaya pertanian di suatu tempat, Teknologi usaha tanam  padi  khusus  lokasi ini  direkayasa  dengan memakai  pendekatan Pengelolaan  Tanaman Terpadu pengelolaan .dengan menyatukan   teknologi, Pada lahan basah (sawah irigasi), curah hujan bukan  faktor pembatas tanaman padi, namun  pada lahan kering tanaman padi memerlukan  curah  hujan  optimum >1.600 mm/tahun. Padi gogo memerlukan bulan basah berurutan minimal 4 bulan. Bulan basah yaitu  bulan yang memiliki  curah hujan >200 mm dan tersebar  setiap minggu ada turun hujan 
sehingga tidak memicu  tanaman layu  sebab  kekeringan. Suhu yang  optimum untuk pertumbuhan tanaman padi berkisar antara 24 - 29 °C. Padi gogo biasa ditanam pada lahan kering dataran rendah, sedang  pada  area  yang lebih terjal bisa  ditanami di antara tanaman keras. Tanaman padi bisa   tumbuh pada berbagai tipe tanah. Reaksi tanah (pH) optimum berkisar antara 
5,5-7,5. Permeabilitas pada sub horison kurang dari 0,5 cm/jam, cara pengelolaan tanaman juga mempengaruhi  kelangsungan  agribisnis padi. Dengan menerapkan pengelolaan  tanaman terpadu pengelolaan  kelangsungan  agribisnis padi bisa  diwujudkan. Saat ini hampir seluruh teknologi budidaya tanaman memakai  konsep pengelolaan , termasuk budidaya padi sawah dan padi gogo.Penerapan pengelolaan  didasarkan pada  prinsip, yaitu:Partisipatif :  petani turut berperan  dalam memilih dan menguji teknologi yang sesuai dengan keadaan  setempat, khusus  lokasi : pengelolaan  memperhatikan kesesuaian teknologi dengan  lingkungan,  Terpadu : pengelolaan  yaitu   pendekatan agar sumber daya tanaman,  tanah dan air bisa  dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu. sesuai  : pengelolaan  memanfaatkan teknologi pertanian terbaik. proses pelaksanaan  didasarkan pada hasil Penilaian   Dari hasil Penilaian  bisa  diketahui masalah yang dihadapi petani dan cara-cara mengatasi masalah. Untuk memecahkan masalah ini , pengelolaan  menyediakan  teknologi, Benih bermutu dan berlabel, pemakaian  varietas padi unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi 
dan atau bernilai ekonomi tinggi, Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, Pemupukan berimbang berdasar  kebutuhan tanaman dan status hara tanah (khusus  lokasi),Komponen Teknologi  dalam pengelolaan  yaitu :Peningkatan populasi tanaman, pemakaian  kompos bahan organik dan atau pupuk kandang sebagai 
pupuk dan pembenah tanah. Pengaturan pengairan dan pengeringan berselang, Pengendalian gulma
, Penanaman bibit usia  muda dengan jumlah bibit terbatas yaitu antara 1-3 bibit per lubang.
, Panen tepat waktu, Perontokan gabah sesegera mungkin. Varietas Unggul pakai  VUB (varietas unggul baru) yang mampu beradaptasi dengan 
lingkungan untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik, hasil tinggi dan kualitas baik dan  rasa nasi diterima pasar. Tanam VUB secara bergantian untuk  memutus siklus hidup hama dan penyakit. Saat ini sudah  tersedia berbagai  varietas unggul yang bisa  dipilih sesuai dengan keadaan  area , memiliki   produktivitas tinggi, dan sesuai permintaan konsumen. contoh varietas unggul baru yang bisa  dikembangkan  antara lain 
varietas Cigeulis, Ciliwung, Cibogo, 
 Bondoyudo, Mekongga, Mira 1, Batang Gadis, Ciherang,  Benih bermutu yaitu  benih dengan vigor tinggi dan bersertifikat. Pemilihan  benih bermutu dilakukan dengan cara: Merendam benih dalam larutan garam dengan memakai  indikator telur. Telur diletakkan didasar air dan masukkan garam sampai  telur mulai terangkat kepermukaan, lalu  telur diambil dan  benih dimasukkan ke dalam air garam, lalu  benih yang mengambang  dibuang. bisa  juga dengan cara membuat larutan garam dapur (30 gr garam dapur  dalam 1 It air) atau larutan pupuk ZA (1 kg pupuk ZA dalam 2,7 It air), 
masukkan benih ke dalam larutan garam atau pupuk ZA (Volume larutan 2 kali volume benih), lalu  diaduk-aduk dan benih yang mengambang dibuang.Keuntungan memakai  benih bermutu:
Jumlah tanaman optimum, sehingga akan memberi  hasil yang tinggi, saat ditanam pindah, bibit tumbuh lebih cepat, Benih tumbuh cepat dan serempak, Jika disemaikan akan menghasilkan bibit yang tegar dan sehat, Untuk keperluan penanaman seluas 1 ha, benih yang diperlukan  sebanyak ± 20 kg. Benih bernas (yang tenggelam) dibilas dengan air bersih  lalu  direndam dalam air selama 24 jam. lalu  diperam dalam karung selama 48 jam dan dijaga kelembabannya dengan cara membasahi karung dengan air. Untuk benih hibrida langsung direndam dalam air dan lalu  diperam. 
Luas persemaian sebaiknya 400 m2/ha (4% dari luas tanam). Lebar bedengan pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk kandang, serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga 
kerusakan akar bisa dikurangi. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm.Pengolahan tanah bisa  dilakukan secara sempurna (2 kali bajak dan 1 kali garu) atau minimal atau tanpa olah tanah sesuai keperluan dan keadaan . Faktor yang menentukan yaitu  kemarau panjang, pola tanam, jenis/tekstur tanah. 2 minggu sebelum pengolahan tanah taburkan bahan organik secara merata di atas hamparan sawah. Bahan organik yang dipakai  yaitu  pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha atau kompos jerami sebanyak 5 ton/ha.Penanaman
Tanam bibit muda <21 HSS (hari sesudah  sebar), sebanyak 1-3 bibit/rumpun. Bibit lebih muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun akan menghasilkan anakan lebih banyak, hanya pada area  endemis keong mas pakai  benih 18 HSS dengan 3 bibit/rumpun. Penyulaman dilakukan sebelum 
tanaman berusia  14 HST (hari sesudah  tanam). saat bibit ditanam, tanah dalam keadaan  jenuh air. Penanaman disarankan dengan sistem jejer legowo 2 :  1 atau 4 : 1 (40x(20x10) cm atau (50x(25x12,5) cm, sebab  populasi lebih banyak dan produksinya lebih tinggi dibanding dengan sistem jejer tegel Cara  tanam berselang seling 2 baris tanam dan 1 baris kosong (legowo 2 : 1) atau 4  baris tanam dan satu baris kosong (legowo 4 : 1), Pengaturan jarak tanam dilakukan dengan caplak, dengan lebar antar 
titik 30-35 cm. Sesudah  dilakukan caplak silang dan membentuk tegel (25 X 30 cm  atau 35 X 35 cm), pada setiap baris ke tiga dikosongkan dan calon bibitnya  ditanam pada barisan ganda yang  membentuk jarak tanam dalam barisan  hanya 10 cm. Kekurangan bibit untuk baris berikutnya diambilkan bibit dari persemaian.
Keuntungan cara tanam jejer legowo :
Pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah.Pada tahap awal area  pertanaman lebih terang sehingga kurang disenangi tikus pemakaian  pupuk lebih berdaya guna.Sistem tanam tegel (20 x 20 cm, 22 x 22 cm, 25 x 25 cm), maupun sistem 
tebar benih langsung, juga bisa  dipakai  dalam pendekatan pengelolaan . Rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak.
ada   ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi.
Pemberian air berselang (intermittent) yaitu  pengaturan keadaan   sawah dalam keadaan  kering dan tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan bberselang yaitu :
Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen, Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
 Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat,  penggerek batang,   mengurangi kerusakan tanaman padi  sebab  hama tikus.
Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat. Mengurangi kerebahan, Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dangabah).
Menghemat air irigasi  50% sehingga area  yang bisa  diairi, lebih luas,  Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga 
bisa  berkembang lebih dalam. Akar yang dalam bisa  menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.
 Mencegah munculnya  keracunan besi.
Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
Cara pemberian air yaitu saat tanaman berusia  3 hari, petakan sawah diairi  dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini dilakukan terus sampai tahap  anakan maksimal. Mulai tahap  pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus. Sejak 10 -15 hari sebelum panen sampai saat panen tanah dikeringkan. Pada tanah berpasir dan cepat menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek. jika  ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi, pengairan bergilir bisa  dilakukan dengan selang 5 hari. Pada sawah-sawah yang sulit dikeringkan (drainase jelek), pengairan berselang tidak perlu dipraktekkan
Pemupukan , yaitu pemberian berbagai unsur hara dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang diperlukan  tanaman berdasar  tingkat hasil yang ingin dicapai dan hara yang tersedia dalam tanah. Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi memerlukan  hara N 
sekitar 18  kg, P sebanyak 4 kg clan K sebanyak 16 kg. maka  jika kitaingin memperoleh hasil gabah tinggi, sudah  tentu diperlukan pupuk 
yang lebih banyak. Namun  tingkat hasil yang ditetapkan jugamemperhatikan daya dukung lingkungan setempat dengan melihat produktivitas 
padi pada tahun-tahun sebelumnya.
pemakaian  pupuk disesuaikan dengan 
kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman bisa  diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi memakai  Bagan Warna Daun (BWD). Nilai pembacaan BWD dipakai  untuk mengoreksi dosis pupuk N yang sudah  ditetapkan sehingga menjadi lebih tepat sesuai dengan keadaan  tanaman.Pupuk awal N diberikan pada usia  padi sebelum 14 hari  ditentukan berdasar  tingkat kesuburan tanah. Takaran pupuk dasar N untuk padi varietas unggul baru sebanyak 5075 kg urea/ha, sedang  untuk padi tipe baru dengan takaran 100 kg urea/ha.Pembacaan BWD yaitu  :
jika  warna daun pada skala 4 BWD atau mendekati skala 5 BWD tanaman tidak perlu dipupuk N bila tingkat hasil 5-6 ton/ha GKG.  jika  warna daun berada pada skala 3 BWD, pakai  75 kg urea/ha bila 
tingkat hasil 5 ton/ha GKG. Tambahkan 25 kg urea untuk kenaikan setiap kenaikan 1 ton/ha
,  jika  warna daun mendekati skala 4 BWD, pakai  50 kg urea/ha bila tingkat hasil 5 ton/ha GKG. Tambahkan 25 kg urea untuk kenaikan setiap kenaikan 1 ton/ha.
Tambahkan 51 kg/ha urea jika tingkat hasil di atas 7 ton/ha. berdasar pengamatan tetap Cara pemberian pupuk N dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah. Pupuk Urea yaitu  pupuk yang mudah larut dalam air, sehingga saat pemupukan sebaiknya saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup. berdasar  hasil penelitian, efisiensi pupuk N bisa  ditingkatkan dengan memasukan hara N ke dalam lapisan reduksi. Namun teknologi ini tidak mudah diterapkan petani. Pemupukan P dan K disesuaikan dengan hasil analisis status hara tanah dan  kebutuhan tanaman. Pengukuran status P dan K tanah dikelompokkan menjadi 3  kategori yaitu rendah (R), Sedang (S) dan tinggi (T). Dari masing-masing kelas 
status P dan K tanah sawah sudah  dibuatkan acuan pemupukan P (dalam bentuk SP-36) dan K (dalam bentuk KCI),  Gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air 
dipetakan sawah, memakai benih padi bersertifikat, hanya memakai  kompos sisa tanaman dankompos pupuk kandang, dan memakai  herbisida 
jika  infestasi gulma sudah tinggi.Pengendalian gulma secara manual dengan memakai  kosrok 
(landak)   disarankan , sebab  cara ini sesuai  dengan pengelolaan lainnya. Pengendalian gulma secara manual hanya efektif dilakukan jika  keadaan  air di petakan sawah macak-macak atau tanah jenuh air. pengendalian  memperhitungkan  ekologi sehingga  tidak  menyerang  keseimbangan alami dan tidak memicu  kerugian besar. cara 
pengendalian hama dan penyakit, diantaranya melakukan pemantauan  populasi hama 
dan kerusakan tanaman, Hama yang sering menyerang tanaman padi sawah yaitu  :
--Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)
Penyakit HDB dipicu  oleh bakteri Xanthomonas campesti-is pv oryzae
dengan gejala bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Cara pengendaliannya  :
, pakai  varietas tahan seperti Conde dan Angke
, pakai  pupuk nitrogen sesuai dengan kebutuhan tanaman, Bersihkan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi, Jarak tanam jangan terlalu rapat, pakai  benih atau bibit yang sehat.
--Penyakit Blast
Blast bisa  menginfeksi tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan. Gejala  pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat – lebar ditengah danmeruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm berkembang menjadi berwarna abu-abu pada bagian tengahnya. Bila 
infeksi terjadi pada ruas batang dan leher malai (neck blast), akan merubah leher  malai yang terinfeksi menjadi kehitam-hitaman dan patah, mirip gejala beluk oleh penggerek batang. Cara pengendaliannya yaitu :
 pakai  varietas tahan blast secara bergantian.
pakai  pupuk nitrogen, usaha kan waktu tanam yang tepat, agar waktu awal pembungaan tidak 
banyak embun dan hujan terus menerus. pakai  fungisida yang berbahan aktif metil tiofanat atau fosdifen dan kasugamisin.
--Keong Mas
dengan rincian antaralain ::
 Pratanam: Ambil keong mas dan musnahkan 
 Persemaian: Ambil keong mas dan musnahkan, sebar benih lebih banyak untuk sulaman dan bersihkan saluran air dari tanaman air seperti kangkung. Stadia vegetatif: Tanam bibit yang agak tua (>21 hari) dan jumlah bibit lebih 
banyak, keringkan sawah, ambil keong mas dan musnahkan, pasang saringan pada pemasukan air, 
umpan dengan memakai  daun talas dan pepaya, pasang ajir agar siput bertelur pada ajir, ambil dan musnahkan telur siput pada tanaman dan terapkan  pestisida anorganik dan nabati seperti saponin dan rerak sebanyak 20-50 kg/ha sebelum tanam pada Caren. Stadia generatif dan sesudah  panen: Ambil keong mas dan musnahkan, gembalakan itik sesudah  padi panen, 
--Wereng Coklat
Wereng coklat menyukai pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat. Ambang ekonomi hama ini yaitu  15 ekor per rumpun. Siklus hidupnya 21-33 hari. Cara pengendaliannya :
, pakai  varietas tahan wereng coklat, seperti: Bondoyudo, Sintanur,  Batang gadis, Ciherang, Kalimas, Berikan pupuk K untuk mengurangi kerusakan, memantau  pertanaman paling lambat 2 minggu sekali, Bila populasi hama di bawah ambang ekonomi pakai  insektisida botani 
atau jamur ento-mopatogenik (Metarhizium annisopliae atau Beauveria bassiana)., Bila populasi hama di atas ambang ekonomi pakai  insektisida kimiawi yang disarankan .
--Walang Sangit
Walang sangit yaitu  hama yang  merusak bulir padi pada tahap  pemasakan. tahap  pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan walang sangit yaitu  dari keluarnya malai sampai 
matang susu. Kerusakan yang dimunculkan  memicu  beras berubah warna,  mengapur,   hampa. Cara pengendaliannya yaitu :
, Kendalikan gulma di sawah dan di sekitar pertanaman., Pupuk lahan secara merata agar pertumbuhan tanaman seragam, Tangkap walang sangit dengan memakai  faring sebelum stadia 
pembungaan., Umpan walang sangit dengan memakai  ikan,  daging busuk,  kotoran ayam, jika  serangan parah lakukan penyemprotan insektisida.
,  penyemprotan pada pagi sekali atau sore hari saat  walang sangit berada di kanopi.
-- Penggerek batang
Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek batang yaitu  dari pembibitan sampai pembentukan malai. Gejala kerusakan yang 
dimunculkan  memicu  anakan coati yang dinamakan  sundep pada tanaman stadia vegetatif, dan beluk (malai hampa) pada tanaman stadia 
generatif. Siklus hidupnya 40-70 hari. Ambang ekonomi penggerek batang yaitu  10% anakan terserang; 4 kelompok telur per rumpun (pada tahap  bunting).Bila populasi tinggi (di atas ambang ekonomi) terapkan  insektisida. Bila genangan air dangkal terapkan  insektisida butiran seperti 
karbofuran dan fipronil,  bila genangan air tinggi terapkan  insektisida cair seperti amitraz, fipronil, dimehipo, bensultap,  
-- Tikus
pengendalian  hama  didasarkan pada pemahaman 
ekologi jenis tikus, dilakukan secara dini, intensif  terus menerus . Pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk menekan populasi  tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus 
memasuki masa reproduksi. Kegiatan ini  meliputi gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) dan LTBS (tinier Trap Barrier 
System). komponen  pengelolaan  padi gogo 
 yaitu : 
pemupukan  berimbang sesuai rekomendasi setempat dan waktu pemupukan yang 
tepat, sistem tanam seperti jajar legowo dan memupuk dalam larikan untuk efisiensi pupuk.
 pemakaian  Varietas unggul (disarankan lebih dari satu varietas), penambahan bahan organik tanah dan tindakan konservasi tanah,  Pengolahan Tanah dan Cara Tanam Sebaiknya lakukan pengolahan tanah 2 kali, pertama dilakukan pada awal hujan saat tanah lembab dan kedua dilakukan saat menjelang tanam.Penanaman sebaiknya dilakukan bila curah hujan sudah mulai stabil atau mencapai 60 mm/10 hari. ini biasanya terjadi antara akhir bulan Oktober  sampai akhir bulan Nopember. Sistem tanam sebaiknya dengan sistim jajar legowo dengan jarak tanam 30 x 20 x 10 cm dengan 4 – 5 butir per lubang. bagaimana mempertahankan atau meningkatkan kandungan bahan organik  tanah yang berfungsi menyangga air dan hara yang diperlukan  tanaman. sebab  itu pemberian bahan organik  berwujud  kompos maupun pupuk  menjadi keharusan di lahan kering. Pemberian bahan organik ini  dikombinasikan dengan pemberian pupuk N, P dan K  yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah.    pertanaman padi gogo  hampir sama dengan pertanaman padi di lahan irigasi. saat pertumbuhan vegetatif, hama yang sering menyerang yaitu : hama lundi, lalat bibit, penggerek batang, Pada pertumbuhan lebih lanjut, hama penggerek batang danpenggulung daun. Bila tanaman sudah mulai keluar malai hama yang sering menyerang yaitu  hama kepik hijau dan walang sangit. Penyakit utama yang sering menyerang yaitu  blast yang bisa  memicu  tanaman puso. bila perlu bisa  memakai  pestisida yang sesuai.Lakukan panen saat gabah sudah  menguning, namun  malai masih segar.Potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm di atas permukaan tanah. pakai  plastik atau terpal sebagai alas tanaman padi yang baru dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok. Sebaiknya panen padi dilakukan oleh kelompok pemanen  dan gabah dirontokan dengan power tresher atau pedal tresher. jika   panen dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya pada sore harinya langsung dirontokan. Perontokan lebih dari 2 hari memicu  kerusakan 
beras., Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5-7 cm. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali. Pada musim hujan, pakai  pengering buatan dan pertahankan suhu pengering 500
C untuk gabah konsumsi atau 420 C untuk
mengeringkan benih. Pengeringan dilakukan sampai kadar air gabah mencapai 12-15% untuk gabah konsumsi dan 10-13% untuk benih. Gabah yang sudah kering bisa  digiling dan disimpan. yang perlu diperhatikan dalam  penggilingan dan penyimpanan yaitu :
Untuk memperoleh  beras kualitas tinggi, perlu diperhatikan kadar air gabah (12-14%), waktu 
panen, sanitasi (kebersihan), . Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih dalam lumbung/gudang, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang baik.Simpan gabah pada kadar air kurang 14% untuk konsumsi, dan kurang dari 13% untuk benih.
. Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan digiling, dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air 12-14%.Sebelum digiling, gabah yang dikeringkan ini  diangin-anginkan terlebih 
dahulu untuk menghindari butir pecah.

PADI 2
Ketahanan pangan bisa  dicapai dengan satu cara yaitu meningkatkan produksi padi  yaitu dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi. Peningkatan produksi padi dengan cara ekstensifikasi sulit dilaksanakan, selain akibat semakin sempitnya area  lahan, juga jenis tanah yaitu  lahan marginal. Pengolahan lahan marginal memerlukan biaya  tinggi  sehingga mustahil dilaksanakan. Cara ekstensifikasi memiliki  permasalahan yang  rumit  dalam pencapaian swasembada pangan. Mulai dari 
ketersediaan lahan yang akan dipakai  sebagai area pertanian  hingga alih fungsi lahan pertanian, Cara intensifikasi yaitu peningkatan produktifitas lahan yang sempit  dengan memperbaiki kualitas . program  yang sudah sukses dilaksanakan 
oleh pemerintah dalam  produktifitas pertanian, yaitu, mulai  dari Bimas tahun 1970-an, Pengelolaan Tanaman Terpadu pengelolaan ,  Pemupukan  berimbang, usaha  Khusus 
(Upsus), Inmas, Insus, Panca usaha tani,  peningkatan produksi padi, jagung dan Kedelai selama tiga tahun terakhir ini  sejak tahun 2015,
Bimas, Inmas, dan Insus yang dilaksanakan pada masa orde baru sudah  mengantar  negarakita  berswasembada beras pada tahun 
1984. Pelaksanaan Bimas yaitu  pemakaian  pertama varietas  unggul pada budidaya padi sawah secara nasional. Varietas unggul yang 
dipakai  membuat pemakaian  pupuk kimia yang banyak secara terus￾menerus untuk meningkatkan produksi tanaman padi. efek  dari pemakaian  pupuk kimia yang terus-menerus tidak dirasakan saat itu, namun  dirasakan pada tahun-tahun sesudah  itu. Pemupukan yang intensif dengan pupuk kimia yang jumlahnya banyak, bisa  menurunkan kualitas tanah, sehingga efek nya dirasakan sampai sekarang antara lain peningkatan produksi padi sawah sudah melandai.  
pengendalian hama dan penyakit dengan memakai  pestisida kimia  secara terus menerus  yang selalu dilakukan petani . Akibat  dari pemakaian  bahan kimia ini  berefek  pada pencemaran 
lingkungan, Di negarakita  perkembangan teknik budidaya tanaman padi sawah  sudah banyak diterapkan ke petani , diantaranya pemakaian  pupuk berimbang, pengelolaan  teknologi produktifitas padi yang tinggi dan terus menerus  tanpa merusak tanah, SRI (System of Rice Intensification)  bertujuan untuk peningkatan produktifitas padi dengan cara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan, SRI   meningkatkan hasil 3  kali lipat bahkan lebih. SRI kita adopsi dari Madaskar dengan peningkatan hasil berlipatganda di area   ini  dari 2 ton/ha menjadi 8-10 ton/ha.
 Syarat Tumbuh
, antaralain :  Suhu yang dikehendaki untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi 
yaitu  23oC atau lebih. Suhu  berpengaruh terhadap pembentukan gabah di mana suhu yang tidak cocok bisa  memicu  gabah hampa.  Sinar matahari  diperlukan untuk pertumbuhan tanaman 
padi,  untuk proses fotosintesis, terutama saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses pembungaan dan kemasakan 
buah  berkaitan dengan  penyinaran dan keadaan awan.   angin berpengaruh terhadap pertumbuhan 
tanaman padi. Tanaman yang tinggi bisa  rebah dengan terpaan angin  kencang, namun angin   bermanfaat bagi proses penyerbukan 
tanaman padi, sebab  tanaman padi termasuk tanaman menyerbuk sendiri.Ketinggian tempat untuk tanaman padi antara 0 sampai dengan 
650 m dpl dengan suhu antara 22,5 sampai 26,5o
C. area  antara 650 sampai 1500 m dpl dengan suhu antara 22,5 sampai 18,7oC masih cocok 
untuk tanaman padi. Tanaman padi bisa  ditanam dan tumbuh pada  dataran rendah sampai dataran tinggi.Tanaman padi bisa  tumbuh pada iklim tropis dan subtropis. Tanaman padi tumbuh pada area  berhawa panas dan banyak mengandung uap air (area  iklim panas yang lembab). Curah hujan 
 rata-rata 200 mm/bulan dengan penyebaran  selama 4 bulan. Curah hujan per tahun rata-rata 1500 mm – 2000 mm. Tanaman padi menghendaki tanah yang subur, namun juga bisa  tumbuh pada tanah masam (pH 4-7) dengan ketebalan lapisan atas 18-25 cm. biasanya  lapisan tanah atas untuk lahan pertanian dengan  ketebalannya 30 cm dan tanah gembur dengan warna coklat kehitaman. 
Pori-pori tanah berisi air dan udara dengan kandungan 25%.
Bimas, Inmas, Insus,  supra insus dalam sejarah  
pertanian di negarakita , dari Pelita I dengan program yang dipakai  yaitu Bimas berperan   dalam pemakaian  teknologi budidaya padi  yaitu  awal dimulainya  revolusi hijau. Dalam pelaksanaan program intensifikasi berikutnya; Inmas, Insus, dan Supra Insus, sampai akhirnya pada tahun 1984 
negarakita  berhasil mencapai swasembada beras, selalu diikuti dengan pendampingan kredit pertanian Kredit Usaha Tani (KUT). Melalui kredit usaha tani bersubsidi yang disediakan oleh  negarakita , petani melakukan peningkatan produksi padi. Metode budidaya padi masih  konvensional.Cara konvensional belum   menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak sebab  bibit yang dipindahkan sudah berusia  lebih dari 21 hari bahkan sampai 30 hari, akibatnya tanaman mengalami staknasi dan tanaman tidak mencapai tillering eksponensial (pembentukan 
anakan berlipat ganda).  pemakaian  bibit lebih banyak yaitu  penanaman bibit lebih 5 batang per lubang tanam bahkan sampai 10 batang, memicu  persaingan tanaman lebih dini. pada cara konvensional lahan selalu tergenang. Penggenangan yang terus-menerus memicu  perakaran tidak berkembang dengan baik dan akar membentuk jaringan aerenkhim untuk menyalurkan udara, sehingga akar banyak yang busuk. Keadaan lahan yang tergenang 
memicu  akar bernafas dalam keadaan anaerob sehingga akar banyak yang tidak sehat dan akhirnya mati. Akar yang sehat akan membuat tanaman menjadi sehat pula.Penyiangan gulma dan pembalikan tanah yang dilakukan tidak 
menghasilkan aerasi tanah sebab  lahan selalu tergenang. Secara konvensional, petani  jarang memakai  pupuk organik sehingga tanah tidak gembur, akibatnya  perkembangan perakaran akan terganggu. Keadaan ini menjadi pemicu  hasil padi tidak maksimal.  petani membiarkan lahannya selalu tergenang agar pertumbuhan gulma tertekan dan akhirnya gulma tidak tumbuh,  namun pertumbuhan tanaman akan terhambat akibat 
penggenangan yang terus-menerus.
Panca Usaha tani yaitu  program negarakita  kepada petani untuk memperoleh  hasil  maksimal, yang termasuk dalam panca usaha tani yaitu :
Sarana dan prasarana, Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, pemakaian  bibit unggul
,  Pengairan (irigasi),  Pemupukan yang tepat
, pemakaian  bibit unggul   meningkatkan hasil tanaman padi, sebab  varietas unggul akan memberi  hasil yang tinggi.  varietas unggul yang 
sudah  rekayasa  oleh pemulia tanaman padi. Varietas unggul berpotensi  tinggi. Benih unggul bermutu tinggi akan tumbuh  berkembang dengan baik di lapangan dengan pemeliharaan,  tanaman padi tidak butuh air tergenang. Tanaman padi bukan tanaman akuatik yang butuh air tergenang.    tanaman padi  butuh cukup air yang ada   dalam tanah sehingga lahan dalam keadaan macak-macak akan   bagus bagi pertumbuhan  tanaman padi.  memperbaiki irigasi   membuat irigasi yang belum tersedia pada seluruh lahan pertanian,  pemupukan perlu diberikan ke lahan sebab  pupuk yang tersedia dalam btanah belum mencukupi untuk pertumbuhan tanaman padi.  Petani harus  memulai dengan sistem pertanian organik atau memanfaatkan sumber bdaya alam  LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture).
Selama ini petani selalu memberi  pupuk Urea, TSP, dan KCl saja.   lahan sawah  tidak  sama tingkat kesuburannya. Pemberian pupuk sebaiknya sesuai dengan hukum Minimum Liebich, berdasar  kepada unsur hara minimum.  Dengan pemberian pupuk kimia secara terus-menerus membuat unsur 
P mengendap dalam tanah, akibatnya P tidak tersedia bagi tanaman  namun P terikat oleh Al ataupun Fe. P total   tinggi kandungannya 
dalam tanah namun tidak tersedia bagi tanaman. Untuk itu, seharusnya  petani memberi  pupuk organik agar unsur P yang ada dalam tanah 
menjadi tersedia bagi tanaman. Pupuk organik bisa  memutuskan ikatan P dengan Al ataupun Fe. Al dan Fe pada konsentrasi tinggi bisa  meracuni tanaman padi. pengendalian hama  yang berpedoman  ekosistem sawah. dengan memanfaatkan musuh alami /pengendalian  cara kimia.Sistem tanam  padi dilakukan, mulai  dari tabela (tabur benih langsung) sampai saat ini masih dilakukan, sistem tanam jajar legowo meningkatkan hasil tanaman padi dari 3 ton/ha  menjadi 7 ton/ha. Ada beberapa tipe jajar legowo, antara lain; tipe 2:1, 
tipe 4:1a, tipe 4:1b,  tipe 6:1. Tipe yang baik bagi pertumbuhan dan memberi  hasil tinggi yaitu  tipe 2:1 dan tipe 4:1. Pada tipe 2:1 yaitu  tipe yang bagus   dua baris tanaman padi ditanam dengan lahan yang dikosongkan  kiri dan kanannya sehingga iklim mikro lebih bagus. Pemeliharaan 
tanaman juga lebih mudah,  dalam mengendalikan hama   penyakit  dan pemberian pupuk. Semua tanaman dijadikan tanaman pinggir. Semua tanaman padi akan memperoleh  cahaya yang 
sama,  juga  terhindar dari serangan hama 
 penyakit.Pada tipe 4:1 ditanam bibit padi 4 baris dengan kiri dan kanannya  dikosongkan sehingga tanaman juga tumbuh dan berkembang dengan 
baik. Begitu juga dengan tipe 4:1 dengan 5 baris tanaman. Namun pada tipe 6:1 kurang bagus bagi pertumbuhan tanaman sebab  sudah terlalu 
banyak baris tanaman. air ini.menggenagi lahan selama tahap  vegetatif dan masuk tahap  generatif baru lahan dikeringkan.  ini  membuat gabah kurang terisi. Akibatnya hasil rendah sebab  banyaknya gabah yang hampa.Dilain pihak, pada budidaya tanaman padi secara konvensional juga 
dilakukan mina padi, di mana selain padi ditanam pada lahan yang sama juga dipelihara ikan (mina).  ini bisa  meningkatkan produktivitas lahan.   sistem tanam intermiten dilakukan juga pada budidaya 
tanaman padi dengan menggenangi lahan berselang. Sistem intermiten ini menerapkan lahan yang diairi secara berselang-seling sehingga 
lahan tidak selalu tergenang. ini juga bisa  meningkatkan hasil tanaman padi.
 Sistem budidaya tanaman padi yang diadopsi dari Madagaskar yaitu  SRI (the System of Rice Intensification). SRI yaitu  sistem  tanam padi dengan usia  bibit muda. Kelebihan dari SRI yaitu  
terbentuknya anakan berlipatganda sehingga hasil meningkat. Pengelolaan tanaman secara terpadu lebih mengutamakan lokasi. Jerami yang 
tersedia setiap kali panen bisa  dimanfaatkan untuk kompos. Batang jagung,  batang pisang sesudah  panen bisa  dimanfaatkan untuk menambah hara tanah.   SRI memiliki  kelebihan yaitu  hemat air (selama tahap  vegetatif lahan dalam keadaan macak-macak atau dalam kapasitas lapang sampai 
retak rambut), masuk tahap  generatif lahan diairi maksimal 2 cm. Keadaan tergenang ini diusahakan sampai 25 hari menjelang panen. Hemat biaya 
produksi, sebab  hemat benih. Benih dipakai  lebih sedikit yaitu  8 kg/ha, sedang  cara konvensional benih diperlukan  lebih banyak yaitu  30-48 kg/ha. Hemat air, air hanya diperlukan  pada tahap  generatif, sebab  lahan tidak selalu dalam keadaan tergenang. Keadaan yang tidak tergenang selama tahap  vegetatif yaitu  pengendalian hama keong 
sebab  keong tidak akan muncul akibat lahan tidak tergenang.usia  pindah bibit lebih awal, membuat tanaman lebih leluasa tumbuh dan berkembang membuat anakan terbentuk sampai 12 kali sehingga terjadi anakan eksponensial. Jarak tanam lebih lebar membuat iklim mikro menjadi lebih baik, akibatnya tanaman tumbuh dan berkembang  sempurna.  ini    meningkatan produksi mencapai 8-10 ton/ha.Keuntungan  metode SRI; 
lebih hemat air, penghematan air sampai dengan 50% dan produktifitas yang lebih tinggi per volume air; hasil panen lebih tinggi, peningkatan hasil 50-200% dengan hasil 8 ton bahkan sampai 10 
ton; perbaikan mutu tanah dan pemakaian pupuk yang lebih efisien  kebutuhan benih lebih sedikit 5-10 kg/ha, benih yang dipakai  lebih sedikit dari jumlah yang dipakai secara konvensional (30-45 kg/ha).  membuat pemakaian benih unggul 
dan benih hibrida jauh lebih sedikit bagi petani;  kebutuhan  air, pupuk, benih, maupun pestisida lebih sedikit bagi petani; mutu benih yang lebih bagus meningkatkan hasil. tanpa memasukkan pupuk kimia, namun hanya memakai  pupuk organik, menjadikan tanaman lebih sehat,  anakan yang terbentuk jauh lebih banyak, dari hanya satu benih bisa  dihasilkan satu bibit tanaman 
, Kesulitan dalam penerapan metode SRI pada petani  yaitu ; sulit dalam pengendalian  air, apalagi jika  hari hujan lebat;  tenaga kerja diperlukan lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional, petani belum terbiasa menanam bibit usia  muda yang  hanya satu batang per lubang tanam; jika lahan tergenang maka bibit 
akan mudah dimakan keong, oleh sebab itu lahan diusahakan dalam keadaan lembab agar keong tidak aktif. Namun ini bisa  dilakukan  dengan teknik pengelolaan yang baik.dikelola sedini mungkin, agar gulma tidak  tumbuh sehingga tanaman bebas dari gulma.   dengan memakai   pupuk organik dan musuh alami membuat tanaman sehat,  pemakaian  pupuk organik bisa  
mengurangi pemakaian  pupuk sintetik setengah  dosis. Metode SRI meningkatkan hasil sampai 3 kali lipat.  Kendalanya biaya penyiangan bertambah dengan tidak pahamnya petani untuk mengendalikan gulma. Metode SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar pada tahun 1980-an, oleh Fr. Hendri de Laulanie. lalu  dikembangkan ke negara-negara yang sedang berkembang seperti Piliphina, Thailand,  Kamboja, India, Vietnam, Laos,   Pada tahun 1999, dicobakan dalam bentuk penelitian oleh Norman Uphoff di Sukamandi dan Cianjur dengan hasil 9,5 ton/ha dan 6,5 ton/ha,
2


 hasil ini jauh diatas hasil petani (4,5 ton/ha). metode SRI perlu dilakukan 4 komponen yang saling  menyatu yaitu; pemindahan bibit lebih awal (7-15 hss), bibit ditanam satu batang per lubang tanam, dengan jarak tanam minimal 25 cm x 25 
cm, dan keadaan  lahan dalam keadaan macak-macak.   perlu penambahan bahan organik dan penyiangan gulma agar tanaman padi bagus pertumbuhannya, bahwa pemindahan bibit lebih awal sekitar 8-12 hari akan lebih baik bagi pertumbuhan tanaman padi yang disemai pada lahan basah.Penelitian terbaru dengan persemaian kering dalam wadah yang dialas dengan daun pisang ataupun plastik lebih baik pada usia  
9-13 hss, Penambahan bahan organik berwujud  
kompos jerami ataupun kompos titonia   menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman padi Titonia mengandung unsur hara N, P, dan K   bunga titonia bisa  dijadikan sebagai biopestisida untuk mengendalikan hama tanaman padi. Berikut ini 
ditampilkan keadaan lahan yang lembab sampai retak rambut bisa  Penerapan demplot yang dilakukan dengan dana DP2M Dikti dengan 
skim pengabdian Sibermas tahun 2009 memberi  hasil sebesar 8,2 ton/ha di kota Padang dengan menambahkan pupuk organik. Di Kabupaten 
Padang Pariaman memberi  hasil 6-7,5 ton/ha. Hasil ini jauh diatas hasil petani, di mana rata-rata produksi padi Kota Padang 4,5 ton/ha. Pada 
tahun 2010 meningkat hasil padi menjadi 9 ton/ha di Padang Pariaman dan tahun 2011 meningkat menjadi 10 ton/ha dengan memakai  kompos jerami. Sejak itu, petani  selalu memakai  kompos jerami yang diolah sendiri oleh kelompok tani. Dengan memakai  pupuk kompos jerami bisa  mengurangi pupuk anorganik. Sejak tahun 2000, metode SRI sudah  dicobakan di Jawa Barat dan 
sampai sekarang petani  merasakan  manfaat 
 metode SRI. Bahkan mereka melakukan budidaya padi dengan pemakaian pupuk organik dibawah bimbingan Bapak Alik Sudrajat. Hasil berasnya sudah diekspor ke luar negeri seperti ke Amerika.
Pada tahun 2003 dilakukan penelitian oleh Musliar Kasim di Kecamatan Pauh Kota Padang dengan hasil 8,5 ton/ha. Penelitian SRI ini terus dilakukan, pada tahun 2005 dilakukan penelitian oleh Nalwida 
Rozen dengan 20 kultivar padi baik lokal maupun varietas unggul nasional dengan hasil pada varietas Batng Ombilin sebesar 11,99 ton/ha. 
Permasalahan pada budidaya tanaman padi metode SRI yaitu  pada pengendalian gulma, sebab  keadaan lahan yang lembab sehingga 
gulma mudah tumbuh dan sulit dikendalikan. Untuk itu, petani merasa dirugikan sebab  bertambahnya biaya penyiangan. Padahal jika  
penyiangan dilakukan sedini mungkin yaitu  seminggu sesudah  tanam,  maka gulma tidak akan menjadi masalah. Penerapan SRI yang betul-betul dilaksanakan dengan baik dan seksama akan memperoleh  hasil dua kali lipat, bahkan masalah gulma tidak memicu  kerugian yang besar. Gulma hanya disiangi sebanyak dua kali saja, ini tidak menambah biaya pemeliharaan tanaman. Namun jika  gulma terlambat disiangi maka biaya penyiangan akan menjadi 4 kali lipat. Biaya produksi akan tertutupi dengan hasil yang 
berlipatganda. Pada metode SRI yang memakai  pupuk organik akan membuat lahan lebih subur dan musuh alami lebih banyak sehingga 
serangan hama ataupun penyakit akan berkurang.
Mina padi biasanya dilaksanakan pada lahan sawah yang tergenang dengan menambahkan ikan ke dalam sawah.   Namun dengan metode mina padi-SRI yang lahannya tetap dalam keadaan lembab, namun saluran air disekitar penanaman padi 
selalu digenangi air sehingga ikan dilepaskan pada saluran air saja. Saluran dibuat sedalam 25 cm dengan lebar 50 cm - 100 cm, sehingga ikan lebih leluasa hidup dan berkembang pada saluran air 
yang ada   di samping kiri dan kanan lahan yang ditanami padi. Metode ini mirip dengan jajar legowo, namun salurannya diperdalam dan diperlebar. Jarak tanam minimal 25 cm x 25 cm sehingga dengan lebar bedengan 2 meter ada   8 baris tanaman padi. keadaan  mina padi-SRI ini akan membuat lahan tetap dalam keadaan 
lembab, sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih bagus sebab  perakaran berkembang dengan baik. Biasanya akar akan sehat dan berwarna putih kekuningan. Akar akan bernafas dalam keadaan aerob sebab  oksigen cukup tersedia dalam tanah.
Mina padi-SRI menguntungkan sekali sebab  pada pelaksanaan metode SRI selama ini saluran air yang selalu tergenang tidak dimanfaatkan. Namun dengan adanya ikan yang dilepaskan pada 
saluran air maka akan meningkatkan produktivitas lahan, sehingga saling menguntungkan. Hasil yang diperoleh  menjadi 2 kali lipat, hasil dari gabah dan hasil dari ikan.  ikan  memakan mikroorganisme pengganggu tanaman, sehingga tanaman padi menjadi lebih sehat dan hasil akan meningkat.Kotoran ikan dan makanan ikan seperti pelet juga akan menambah  unsur hara bagi tanaman padi. Namun alangkah lebih baiknya jika  pada saluran air ini  juga ditanam  azola, sebab  azola bisa  menambat N udara sehingga kebutuhan unsur N bagi tanaman akan terpenuhi.penggenangan  lahan sebelum tanam akan mengurangi resiko tumbuhnya gulma pada lahan. Sesudah  sawah dibajak maka dilakukan penggenagan akan membuat gulma lambat tumbuh dan berkembang. Pada penggenagan lahan selama 3 minggu sebelum penanaman bibit maka pertumbuhan gulma   sedikit.  ini   membantu pengendalian gulma pada metode SRI.Budidaya tanaman padi melalui metode SRI ,  hampir sama dalam pengolahan lahannya dengan cara konvensional, hanya saja perbedaannya saat penanaman lahan dalam keadaan macak￾macak,   pemakaian  benih, pengairan,  penanaman lebih 
hemat. Pelaksanaannya dimulai dari pengolahan lahan, persemaian baik persemaian basah ataupun kering, penanaman, pemeliharaan,   panen dan pasca panen. Metode SRI ini lebih baik dilakukan pada lahan sawah yang beririgasi teknis. Lahan yang dipakai  terlebih dahulu diairi sampai tergenang lalu diolah dengan bajak baik dengan mesin traktor maupun hewan ternak. Lahan dibajak sebanyak dua kali di mana sesudah  bajak pertama 
dilakukan penggenangan selama satu minggu lalu  dilakukan pembajakan kedua dan digenangi lagi selama satu minggu agar terbentuk pelumpuran. lalu  digaru dan dibuat saluran sekeliling dan ditengah sawah. Lahan harus dalam keadaan datar agar air tidak tergenang dipermukaan tanah yang akan ditanami. Lahan dalam keadaan 
lembab Benih sebelum disemai, terlebih dahulu direndam dan diseleksi dengan cara mengaduk benih dalam air dan benih yang terapung dibuang, benih yang tenggelam dijadikan sebagai benih untuk disemai. Benih direndan selama 2 kali 24 jam lalu dikeringkan dan diperam selama 2 x 24 jam dan jika  sudah  keluar radikula maka disemai pada  lahan yang sudah  disediakan. Persemaian dilakukan lebih jarang baik pada persemaian basah maupun pada persemaian kering. sedang  
pada persemaian konvensional benih disemai lebih rapat. Persemaian yang dilakukan lebih jarang bertujuan untuk memperkokoh bibit (vigor). memakai  varietas unggul akan lebih menguntungkan sebab  benihnya bermutu tinggi sehingga akan lebih kokoh.Persemaian dilakukan dengan dua cara yaitu  persemaian basah 
langsung di sawah dan persemaian kering dalam wadah baik wadah plastik maupun daun pisang atau wadah lainnya seperti upih. pemakaian  benih hanya 7 kg/ha yang disemai dengan menaburkan 1 
genggam benih per meter bujursangkar.Penaburan benih harus lebih jarang agar benih bisa  tumbuh kuat dan mudah dalam mencabutnya.Benih yang siiap disemai yaitu  jika  radikula sudah  keluar. 
Persemaian dilakukan hanya selama 7 hari sampai 15 hari. Jangan sampai lewat dari 15 hari, sebab  tanaman padi akan membentuk anakan sebelum usia  21 hari, sehingga jika  lebih 15 hari dipersemian, maka anakan sudah terbentuk di persemaian, akibatnya phyllochron tidak tercapai sampai 12 kali. Pada persemaian kering, tanah harus disiram agar selalu lembab setiap hari, sehingga benih bisa  tumbuh dan berkembang dengan baik. usia  semainya 7 sampai 15 hss, jangan lebih 15 hari.Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk organik saat  lahan digaru, lalu  ditambah dengan pupuk kimia dengan pemberian Urea, TSP, dan KCl dilakukan tiga hari sebelum tanam. pemakaian  pupuk kimia bisa  dilakukan setengah  dosis sebab  dengan penambahan pupuk organik, maka bisa  menekan pemakaian  pupuk 
sintetik sampai setengah  dosis saran . Urea diberikan hanya 2 kali saja, pertama tiga hari sebelum tanam dan kedua saat penyiangan 
 gulma kedua.Pupuk organik salah satunya yaitu  kompos. Kompos dibuat dari jerami padi dan pupuk kandang yang dilapukkan dengan bantuan 
dekomposer yaitu jamur trichoderma atau stardec. Kompos melapuk sesudah  3 minggu sejak dilakukan proses pengomposan. Kompos bisa  dipakai  langsung dibawa ke sawah dan ditebarkan secara merata. Kompos diberikan waktu penggaruan, agar kompos merata di lahan.  
Selain kompos jerami, tumbuhan titonia juga bisa  diberikan ke lahan untuk menambah unsur hara tanah. Titonia diberikan ke lahan secara merata, lalu diinjak-injak agar masuk ke dalam tanah dan cepat melapuk. Titonia mengandung unsur 
hara N, P, K dan zat pengatur tumbuh. Pada bagian akarnya mengandung bakteri pelarut pospat. Bakteri ini mampu melarutkan unsur P yang 
tersedia dalam tanah. Pada tanah marginal kandungan unsur Al dan Fe tinggi sehingga unsur P terikat oleh Fe dan Al. Untuk itu, perlu penambahan pupuk organik ke dalah lahan, agar unsur P yang tersedia dan terikat di dalam tanah menjadi larut dan tersedia bagi tanaman. 
Berikut gambar titonia dan pemberian titonia ke lahan sawah.jerami mengandung unsur hara makro dan mikro. Pada tanah marginal, pemberian kompos bisa  melepaskan unsur P yang terikat oleh Fe ataupun Al yang bisa  meracuni tanaman.   kompos juga bisa  meningkatkan daya jerab air tanah. Kompos juga bisa  meningkatkan populasi 
mikroorganisme yang menguraikan bahan organik di dalam tanah. Semakin banyak mikroorganisme pengurai bahan organik, maka semakin sehat dan suburlah tanah. Secara biologi, tanah yang subur 
dicirikan oleh kandungan mikroorganisme pengurai bahan organik.  Pupuk Organik Titonia Plus (POTP)   dengan pemberian unsur hara mikro Mn dan Zn bisa  meningkatkan hasil tanaman padi.   tanaman padi juga memerlukan  unsur mikro selain unsur makro. Kebiasaan petani selama ini hanya memakai  unsur makro N, P 
dan K saja dalam bentuk pupuk urea, TSP atau SP36 dan  KCl dan sekarang hanya ada SP18 ataupun KCl saja, tanpa diimbangi dengan 
pupuk makro lainnya yang   membantu pertumbuhan tanaman. Apalagi dengan unsur mikro, Pada lokasi yang berbeda    pemberian POTP juga mempengaruhi  tanaman padi,  bahwa dengan pemberian POTP dengan penambahan unsur mikro Mn dan Zn bisa  meningkatkan hasil tanaman  padi.   dengan pemberian POTP ditambah 3 kgMn+3 kgZn dan POTP ditambah dengan 4,5 kgMn + 9 kgZn lebih baik terhadap  peningkatan hasil per rumpun. Untuk itu, di mana pun lokasi sawahnya, perlu ditambahkan pupuk organik, tidak saja POTP namun   apapun jenis pupuk organik nya harus ditambahkan ke lahan, agar tanah lebih 
subur dan sehat, sehingga tanaman akan lebih bagus pula pertumbuhannya. perlakuan POTP dengan penambahan unsur mikro 3 kgMn/ha tanpa Zn dan POTP + 3 kgMn + 3  kgZn/ha bisa  meningkatkan gabah bernas. Gabah hampa juga berkurang  dengan pemberian POTP dibandingkan dengan hanya memakai  pupuk sintetik, di mana gabah hampanya   tinggi. Dengan pemakaian  POTP sebagai pupuk organik bisa  membantu proses pengisian malai. Unsur P   berguna untuk pembentukan gabah,   dengan penambahan 
POTP unsur P lebih tersedia bagi tanaman.
Benih yang sudah  tumbuh 7–15 hari sesudah  semai, dipindahkan ke lahan dengan mencabut secara hati-hati, usahakan gabah padi masih 
lengket pada bibit. Penanaman dilakukan satu bibit per lubang tanam. saat melakukan penanaman, gabah padi jangan sampai lepas dari bibit, sebab  pada gabah padi ini  masih ada   cadangan 
makanan yang masih diperlukan  oleh bibit untuk tumbuh dan berkembang. Sesudah  bibit dicabut usahakan secepat mungkin dilakukan 
penanaman jangan ditunggu sampai lebih dari 30 menit, sebab  bibit masih muda jika  terlalu lama dibiarkan maka akan merusak bibit, kemungkinan bibit sudah layu. bahwa penanaman padi metode SRI berbeda dengan cara konvensional.  usia  bibit 
yang berbeda dan banyaknya bibit ditanam juga berbeda. Pada cara konvensional jumlah bibit ditanam lebih 5 batang per lubang tanam 
dengan warna daun sudah mulai menguning, sedang  pada SRI hanya 1 batang saja. 
Penyiangan dilakukan pada usia  satu mingu sesudah  bibit ditanam dan selambat-lambatnya usia  10 hari sesudah  tanam. Pengendalian 
gulma harus dilakukan sedini mungkin, sebab  jika  terlambat maka gulma  sulit dikendalikan. Pada metode SRI, gulma   mudah tumbuh dan berkembang sebab  lahannya yang lembab dan tidak tergenang. Oleh sebab itu, agar bisa menekan biaya penyiangan maka gulma secepat mungkin harus dikendalikan. Pada usia  7 sampai 10 hari 
sesudah  tanam, tumbuh ataupun tidak tumbuh gulma maka penyiangan harus dilakukan. 
Ada/ tidak ada gulma maka penyiangan harus dilakukan dengan cara mengaduk tanah. ini akan merangsang petumbuhan akar tanaman padi. Penyiangan bisa  dilakukan dengan memakai alat atau langsung dengan tangan atau secara mekanis dan juga bisa  dilakukan dengan cara kimia. Namun cara kimia ini sebisa  mungkin dihindari  sebab  bisa  mencemari lingkungan.Panen dilakukan jika  sudah terlihat syarat  matang panen, di mana daun sudah menguning 80-90% dan gabah sudah bernas, jika  gabah ditekan dengan kuku, gabah sudah keras. Panen dilakukan dengan memakai  sabit atau ani-ani dan dirontokkan dengan mesin 
perontok (treesher) atau dengan mengirik pakai kaki bagi sebagian  area , dan  bisa  juga dilakukan dengan pemakaian  alat perontok padi (tongkang). Sesudah  gabah dirontok lalu dibersihkan dengan 
mesin pompa angin dan dijemur hingga kering atau kadar air 14% baru disimpan dalam karung (GKG) dan ditempatkan dalam gudang sampai dilakukan proses pengolahan padi menjadi beras atau bisa  juga dijadikan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Panen dilakukan secara manual, Sesudah  gabah dirontokan maka dibersihkan dengan alat pompa angin. Sesudah  gabah bersih maka gabah dimasukan ke dalam karung lalu  dikeringkan atau dijemur dibawah sinar matahari untuk menurunkan kadar air gabah sampai 14% atau dinamakan  dengan Gabah 
Kering Giling (GKG). Sesudah  itu, gabah digiling di kinsir atau di huller atau rice milling. Tanaman padi dengan sistem tanam mina padi-SRI dengan 
perlakuan lebar parit dan ketinggian air memberi  hasil yang berbeda nyata,  perlakuan tinggi genangan di saluran setinggi 10 cm lebih baik sebab  memberi  gabah per petak lebih tinggi (4,3 kg per petak. ini bisa  diterapkan  ke petani 
bahwa dengan sistem mina padi-SRI   bisa  memberi  hasil yang lebih baik. Penerapan metode SRI kepada petani  sudah dilakukan dengan menyatukan  jajar legowo dengan SRI sehingga pada tipe jajar legowo 4:1 ditanam bibit usia  muda dengan satu batang per lubang tanam, lalu  lahan dilembabkan dengan jarak tanam lebih lebar. ini bisa  memberi  hasil gabah 8 ton/ha. Budidaya padi metode SRI dengan penambahan bahan organik juga bisa  menghemat biaya pemakaian pupuk anorganik menjadi saparuh dosis saran .
lalu  bisa  dilihat hasil per petak dari penelitian budidaya tanaman padi metode Mina padi-SRI,  bahwa hasil per petak varietas PB42 lebih 
tinggi dibanding varietas beras merah dan Batang Piaman. Varietas PB42  termasuk varietas unggul nasional, walaupun sudah kena serangan 
hama penggerek batang, namun tetap memberi  hasil yang lebih dari varietas lainnya. sedang  jenis ikan yang baik dipelihara pada saluran air yaitu  ikan nila. Ikan nila lebih tahan dan beradaptasi pada lahan sawah. Ikan nila lebih enak dan gurih dijadikan babyfish. Dengan  melakukan mina padi-SRI bisa  meningkatkan produktivitas lahan.Hama dan penyakit bisa  dikendalikan secara alami dengan memakai  bahan  alami yang diramu sedemikian rupa. bahan  yang dipakai  antara lain akar tuba, jariangau, jariamun, legundi, sirsak, mengkudu, jahe merah, surian, belerang, titonia, dan lain sebagainya. Pada budidaya tanaman padi metode SRI, jarang sekali ada   hama dan penyakit berbahaya yang menyerang tanaman. ini 
dipicu  sebab  dengan metode SRI ini, akan terjadi keseimbangan antara musuh alami dengan hama atau mikroorganisme pemicu  penyakit. Apalagi pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara alami, maka musuh alami tidak akan mati namun   berkembang  dengan baik. sedang , pengendalian secara kimia bisa  membunuh 
musuh alami yang ada bahkan hama akan membludak dan menjadi resisten sehingga muncul hama baru. pemakaian  MOL (Mikro Organisme Lokal) juga   bermanfaat bagi tanaman padi dan tanah. MOL bisa  menambah kesuburan tanaman dan mengendalikan hama dan  penyakit. MOL 
berasal dari bahan  alami seperti rebung, buah maja, buah-buahan, sayur-sayuran yang sudah busuk, bonggol pisang, dan keong mas. 
MOL keong mas, disamping bisa  mengendalikan hama juga bisa  mempercepat proses pengomposan jerami. Mol keong mas sebagai 
dekomposer sehingga mempercepat proses pelapukan. Mol rebung diberikan  pada persemaian agar bibit tumbuh lebih cepat dan serempak. 
Mol buah maja dan bonggol pisang dipakai  untuk mencegah serangan hama. Mol sayur-sayuran diberikan pada tanaman selama tahap  vegetatif 
agar tanaman tumbuh dan berkembang lebih sempurna. Mol buah￾buahan diberikan saat tanaman akan dipanen agar tanaman masak 
serentak.Beberapa  penyakit yang menyerang tanaman padi yaitu :
Bercak coklat sempit, Bercak coklat, Bercak belah ketupat, Hangus palsu,  Kerdil hama, Kerdil rumput, Tungro, Kresek,  Bercak pelepah daun,  Bercak garis,  beberapa hama  yang menyerang  tanaman padi: Penggerek batang padi bergaris, Penggerek batang padi merah jambu,  Walang sangit, Tikus sawah,  Kepik hijau, Hama putih, Hama putih palsu,  Hama ganjur,  Kepinding tanah, Ulat gerayak, Burung, Keong, Hama wereng: Wereng Coklat,  Wereng Hijau, Hama penggerek batang padi: Penggerek batang padi kuning, Penggerek batang padi putih, 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi bisa  dilakukan dengan mengatur pola tanam 
(penanaman serempak, melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas tahan secara bergiliran),  pengendalian hayati, penyiangan gulma, dan pengendalian secara kimia. Hama yang sering menyerang tanaman padi dan memicu  
tanaman tidak memberi  hasil yaitu  wereng. Hama wereng meletakkan telurnya dalam batang padi dan telur akan menetas lalu  hama wereng akan merusak tanaman padi sehingga tanaman menjadi 
rusak seperti hangus terbakar.Pengendalian hama wereng bisa  dilakukan dengan cara alami yaitu  
memakai  daun surian dan tembakau dengan perbandingan 1: 1. Daun surian diremas dengan air lalu disaring, sedang  tembakau direndam 
dalam air lalu disaring. lalu  dicampurkan sampai merata dan larutan  ini  diambil 1 liter lalu ditambah 5 liter air dan disemprotkan pada tanaman. jika  serangan sudah berat maka penyemprotan harus dilakukan berulang-ulang kali minimal 3 kali dalam seminggu.Pengendalian Walang Sangit bisa  dilakukan dengan meletakkan keong emas yang sudah dihancurkan di atas sabut kelapa lalu  
ditancapkan ditengah-tengah sawah.   juga bisa  diberikan  jariamun atau dibuatkan perangkapnya dari botol akua.Pengendalian hama tikus bisa  dilakukan dengan cara merebus singkong dengan air kelapa sampai mendidih. lalu  singkong 
rebusan ini  dipotong-potong dan diletakkan ditengah-tengah sawah. Selain umbi singkong, bisa  juga dipakai  kapur barus yang diletakkan ditengah-tengah pertanaman padi yang dipasang pakai kayu atau ditebarkan di atas tanah. Akibat dari aroma kapur barus ini  bisa  menyerang  penciuman tikus sehingga tikus tidak akan 
menyerang  tanaman padi. Pengendalian hama penggerek batang padi bisa  dilakukan dengan 
memberi  abu dapur atau abu sekam ke dalam rumpun tanaman padi. Seandainya tanaman sudah mulai berbunga maka pemberian abu bisa  
dilakukan dengan cara menebarkannya ditengah-tengah sawah. Lahan harus dikeringkan sebelum pemberian abu. Hama belalang memakan daun tanaman padi sehingga daun berlubang-lubang akibatnya bisa  menyerang  proses fotosistesis. 
Pengendalian hama burung bisa  dilakukan dengan memasang jaring burung di atas tanaman padi. Jaring burung bisa  yaitu  perangkap sehingga burung banyak yang terjebak pada jaring ini  dan akibatnya bisa mati. Burung yang sudah mati juga bisa  mengendaliakan hama walang sangit. 
Pengendalian penyakit bisa  dilakukan secara preventif. Pupuk urea diberikan sesuai dosis jangan sampai berlebihan. Penyakit blas bisa  
dipicu  sebab  kelebihan unsur hara N akibatnya daun tanaman padi menjadi subur dan kelembaban sekitar tanaman akan tinggi sehingga memicu  daun bercak-bercak coklat belah ketupat. Akibat dari penyakit blas ini maka hasil akan menurun.  penyakit kerdil rumput yang dipicu  oleh virus tungro memicu  tanaman padi tidak berkembang dan akhirnya puso. Daun akan menguning dan tanaman kerdil.Penyakit yang dipicu  oleh bakteri seperti xantomonas oryazaebisa  memicu  daun menguning seperti terbakar. ini banyak 
menyerang varietas Inpari 33 seperti ada   pada tanaman padi yang diserang di area  Jawa Tengah. Tanaman padi tidak berkembang dan akhirnya bisa  menurunkan hasil.Pengendalian hama dan penyakit tanaman padi bisa  dilakukan dengan bahan  yang diramu sendiri oleh petani seperti membuat MOL (Mikro Organiosme Lokal) yang berasal dari keong, daun-daun surian, mengkudu, sirsak, akar tuba, dan lain-lain, juga buah-buah 
busuk seperti tomat, mangga, sirsak, mengkudu. Sayuran yang sudah tidak bagus lagi bisa dipakai  sebagai bahan baku MOL. Mol yang dibuat bisa  dilihat pada pada gambar dibawah ini.daun  ini  bisa  diambil pada lingkungan sekitar sawah 
sehingga harga murah dan bisa  dicari sehingga biaya produksi tanaman padi bisa  ditekan. Ramuan alami ini tidak merusak lingkungan, akan 
namun    bermanfaat bagi tanah dan tanaman.
ini  dimasukan ke dalam wadah seperti gambar berikut ini. Masing￾masing cairan dicampur 1:1 sehingga larutannya diambil sebanyak 1 
liter dan dicampur dengan 5 liter air untuk disemprotkan ke tanaman padi. Penyemprotan ini dialakukan dua kali seminggu agar hasilnya lebih 
bagus. Fermentasi keong mas juga bisa  dipakai  untuk dekomposer jerami. Jerami akan cepat lapuk sebab  ada   mikro organisme pengurai pada MOL keong mas ini .
PADI3
padi hibrida yaitu  peningkatan produksi dan produktivitas gabah nasional, keunggulan tanaman padi hibrida , antaralain:keunggulan pada beberapa sifat  morfologi seperti sistem perakaran lebih kuat, anakan lebih banyak, jumlah gabah per malai  lebih banyak,  bobot 1000 butir gabah isi yang lebih tinggi.Hasil  panen yang lebih tinggi dibandingkan  hasil padi unggul inbrida;  Vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma; Keunggulan dari aspek fisiologi, seperti aktivitas perakaran yang lebih luas, area fotosintesis yang lebih luas, intensitas respirasi yang lebih rendah dan translokasi asimilat yang lebih tinggi; 
, Kelemahan Tanaman Padi Hibrida, antaralain:
Tidak setiap galur atau varietas bisa  dijadikan sebagai tetua padi hibrida. Untuk tetua jantannya hanya terbatas pada galur atau varietas yang memiliki  gen Rf atau yang termasuk restorer saja; 
Harga benih yang mahal, Petani harus membeli benih baru setiap tanam, sebab  benih hasil 
panen sebelumnya tidak bisa  dipakai untuk pertanaman berikutnya; Produksibenih rumit; 
memerlukan area  penanaman dengan syarat tumbuh tertentu. tahapan budidaya tanaman padi hibrida,  antaralain:
--benih dan persemaian 
benih padi hibrida hanya bisa  dipakai  untuk satu kali tanam saja. artinya, setiap kali mau menanam, petani harus memakai  benih yang baru dan bersertifikat. pemakaian  benihnya berkisar 
antara 15 - 20 kg/ ha. Persemaian dilakukan dengan memakai  sistem basah, dimana lahan diolah dalam keadaan  macak-macak, lalu  dibuat bedengan selebar 1 – 1,25 meter dan ditinggikan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap, paling lambat sehari sebelum sebar benih. Untuk setiap 1 kg benih diperlukan  lahan persemaian 
seluas 20 m2 atau 300 - 400 m2, untuk penanaman seluas satu ha. lalu  benih direndam selama 12 – 24 jam, lalu  ditiriskan  di tempat yang aman hingga berkecambah 1 mm. lalu  benih 
disebar merata dengan kepadatan 1 kg benih per 20 m2 lahan atau  setara dengan kepadatan sebar 50 - 75 gr/m2. Sehari sebelum sebar, persemaian dipupuk SP 36 sebanyak 5 gr/m2 dan KCI 5 gr/m2
. Sesudah  persemaian usia  10 hari, tambahkan pupuk Urea 10 gr/m2 luas persemaian. 
Sehari sesudah  sebar hingga hari ke tujuh, masukkan air pada pagi  hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari. lalu  pada hari ke delapan dan seterusnya, ketinggian air di 
jaga 2 - 5 cm. Sesudah  bibit usia  15-18 hari sesudah  sebar atau sesudah  berhelai daun 5 - 6 helai, bibit dipindah tanaman di lahan 
penanaman. Secara periodik dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT). 
-- Penyiapan Lahan 
Penyiapan lahan yaitu  tempat yang baik untuk 
tanaman,sehingga pengolahan tanah   menentukan kelangsungan  pertumbuhan tanaman padi hibrida. Lahan sawah disiapkan paling lambat 15 hari sebelum tanam. Pengolahan tanah 
dilakukan 2 - 3 kali. 
---. Pengolahan I, tanah diolah/dibajak dalam keadaan macak￾macak. Pengolahan tanah dengan bajak singkal (kedalaman 10 cm-20 cm), sebelumnya tanah digenang air selama 1 
minggu untuk melunakkan tanah. Galengan dibersihkan dengan cangkul dan dipopok dengan tanah agar air dan unsur hara pada petakan tidak hilang melalui rembesan Sesudah  tanah diolah, tanah dibiarkan selama 1 minggu dan 
digenangi air. 
---. Pengolahan II, tanah diolah/dibajak dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan lahan agar siap ditanami bibit padi. 
---. Pengolahan tanah terakhir (III), diberikan pupuk kandang atau pupuk kompos jerami. 
--. Penanaman dan Penyulaman Penanaman 
Penanaman dilakukan saat bibit berusia  15-18 hari sesudah  sebar, atau bibit sudah  berdaun 5-6 helai, dengan sistem tanam pindah (transplanting). Bila memakai  sistem tanam tegel  dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm ,untuk lahan kurang subur atau 23 cm x 23 cm dan 25 cm x 25 cm ,untuk lahan subur. bisa  juga  penanaman memakai  sistem tanam jajar legowo (20 cm x 12,5 
cm) x 40 cm (untuk lahan kurang subur) atau (20 cm x 15 cm) x 40 cm (untuk lahan subur). 
Tanamlah bibit dengan memakai  sistem tanam dangkal dengan pada kedalaman 1 – 3 cm, dengan jumlah bibit yang ditanam 1 - 3 batang per lubang atau paling banyak 2 bibit tanam per lubang 
tanam. Untuk memperoleh  populasi maksimal, sesudah  tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh/mati dengan  bibit yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Penyulaman dilakukan maksimum satu minggu sesudah  tanam untuk mempertahankan populasi yang optimal. 
 bahwa cara tanam legowo dengan  jarak tanam yang sama memiliki  populasi tanaman lebih banyak 30% - 70% dibanding cara tanam tegel sehingga hasil gabah diperkirakan akan lebih banyak pula 
-- Pemeliharaan Tanaman 
saran  pemupukan untuk tanaman padi hibrida yaitu  , Pada pengolahan tanah terakhir (III), diberikan pupuk kandang 2-3 ton/ha atau bila memakai  pupuk kompos jerami diberikan 
sekitar 5 ton/ha. , Pemupukan diberikan paling sedikit selama 3 kali aplikasi yaitu ; pemupukan I, pemupukan II, dan pemupukan III. Pemupukan IV 
diberikan jika keadaan memaksa untuk diterapkan . 
, Dosis saran  pemupukan urea diperkirakan 250 - 350 kg/ha. Sp 36 100 kg/ ha dan KCL 100 kg / ha. Untuk mengetahui tambahan pupuk urea, sebaiknya memakai  Bagan Warna Daun 
(BWD). Waktu dan cara aplikasi pupuk yaitu  antaralain : : , Pemupukan I, usia  7 - 10 HST: 75 - 100 kg urea + 100 kg SP 36 + 75 kg KCI. 
, Pemupukan II, usia  21 – 28 HST: 100 kg urea. 
, Pemupukan III, usia  35 - 40 HST: 100 kg urea + 25 kg KCI. Pada saat tanaman menandakan  keadaan primordia (pembentukan bakal bunga) 
, Jika diperlukan pemupukan IV bisa  diterapkan  dengan memberi  50 kg urea. jika  warna daun menujukkan gejala kekurangan nitrogen (kurang urea). Dan 10% dari populasi tanaman sudah  berbunga. Pada area  yang respon terhadap sulfur (S), pemupukan I urea diganti ZA 100 kg/ha. Jika area  ini  sering menandakan  gejala kekurangan Zn, dilakukan dengan pengeringan air secara 
berkala dan dipupuk ZnS0410-20 kg/ha bersamaan dengan pemupukan I. Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk merata ke seluruh area  tanam. saat pemupukan dan 3 hari 
sesudah  pemupukan saluran pemasukan dan pembuangan air ditutup. 
5. Pengairan 
Pengairan berselang (intermitten) difokuskan pada musim kemarau, sedang  pada musim hujan hanya dilakukan di area  yang pengairannya bisa  diatur. Cara pengairan berselang yaitu : saat  tanam bibit, lahan dalam keadaan  macak-macak. Secara 
berangsur-angsur lahan diairi setinggi 2-5 cm hingga tanaman berusia  10 HST; Lahan tidak diairi sampai 5-6 hari atau sampai permukaan tanah retak-retak selama 2 hari lalu  diairi kembali 
setinggi 5 – 10 cm; Mulai tahap  keluar bunga sampai 10 hari sebelumpanen, lahan terus digenangi air setinggi 5 cm, lalu  lahan 
dikeringkan untuk mempercepat dan meratakan pemasakan gabah dan memudahkan panen. 
,  tanaman padi hibrida tidak  berbeda dengan padi inbrida dalam kebutuhan air untuk pertumbuhannya. Tanaman padi hibrida peka terhadap kekurangan air pada waktu tahap  bunting 
sampai pengisian gabah. Bila terjadi kekurangan air pada tahap  ini  bisa  memicu  kehampaan gabah yang pada akhirnya  bisa  menurunkan hasil. Sejak tanaman padi ditanam sampai tahap  
primordia bunga (42 HST) tanaman perlu diberi air macak-macak. ini ditujukan agar tanaman membentuk anakan dalam jumlah banyak. Namun konsekuensi bila diberi air macak-macak yaitu  
pertumbuhan gulma yang cukup cepat. 
6. Pengendalian Gulma dan OPT 
Pengendalian gulma: penyiangan dilakukan dengan alat landak atau osrok. Penyiangan I, dilakukan sedini mungkin, maksimal pada usia  18 
HST (sebelum pemupukan II). Penyiangan II, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, 
dilakukan pada usia  30 HST (sebelum pemupukan III). Penyiangan III, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, dilakukan pada usia  30 HST (sebelum pemupukan III). Rumput gulma yang dicabut dibenamkan ke dalam tanah (untuk menambah bahan organik). Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT). Pengendalian 
HPT dilakukan secara periodik, dengan cara melakukan pengamatan tiap minggu, mulai dari persemaian hingga tanaman menjelang 
panen. Pada 35 hari sebelum menabur benih, dilakukan pengendalian hama tikus secara serempak. usaha  pencegahan dan pengendalian HPT dengan memakai  pestisida hendaknya 
mengacu pada konsep PHT. Hama yang perlu diwaspadai yaitu : wereng coklat, penggerek batang, tikus dan walang sangit, sedang  penyakit yaitu  tungro hawar daun bakteri blast. Menjelang panen perlu waspada terhadap serangan burung emprit, 
dikendalikan secara manual dengan jaring. 
Strategi pengelolaan hama dan penyakit terpadu diterapkan dengan mengintegrasikan komponen pengendalian yang kompatibel seperti : memakai  lampu perangkap untuk pengendalian hama ulat grayak, dan penggerek batang, meningkatkan peran musuh alami seperti labalaba  pakai  pestisida sebagai alternatif akhir untuk mengendalikan hama berdasar  hasil pengamatan, 
penerapan irigasi berselang, pakai  sistem TBS (trap barrier system) untuk pengendalian tikus, 
pengendalian kelompok telur, observasi hama dan penyakit secara terus menerus, memakai  varietas tahan hama/penyakit, memakai  bibit sehat, menerapkan pola tanam yang sesuai, rotasi tanaman seperti padi padi- kedelai/kacang hijau, waktu tanam yang sesuai,  melakukan pembersihan lapangan terhadap singgang yang biasanya dijadikan tempat vektor hama dan sumber inokulum penyakit, pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman, 
Bila terjadi serangan penyakit kresek, maka sawah perlu didrainase agar tidak terjadi genangan air di petakan. Kelembaban tanah menjadi kurang, memicu  lingkungan mikro di dalam rumpun 
padi hibrida\ menjadi tidak lembab dan perkembangan jamur ataupun mikroorganisme pemicu  penyakit tidak berkembang secara pesat. 
Penentuan waktu panen yaitu  salah satu faktor penting dalam kaitannya terhadap hasil gabah yang dihasilkan. Bila tanaman padi dipanen terlalu awal maka akan banyak terjadi butir hijau akibatnya 
kualitas gabah yang dihasilkan menjadi rendah, banyak butir mengapur dan beras kepala banyak yang patah. Sebaliknya bila tanaman padi dipanen terlambat maka akan menurunkan hasil gabah sebab  banyak terjadi kerontokan gabah, 
timbangan gabah menjadi lebih ringan sebab  kadar air sudah menurun. Pemanenan gabah l dilakukan bila : berdasar perhitungan dari sejak sebar sampai usia  sesuai dengan deskripsi varietas. bila dihitung dari masa berbunga, sudah  mencapai 30-35 hari,  90% gabah sudah  berubah warna dari hijau menjadi kuning, 
 PADI GOGO
Beras yaitu  makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan Negara Asia. Negara-negara benua Eropa, Australia,  Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah sedikit dibandingkan  negara Asia.  Padi yaitu  tanaman pangan berwujud  rumput berumpun. berasal dari Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis.  penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa area  asal padi yaitu , Vietnam, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, 
Klasifikasi botani tanaman padi yaitu  :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.
ada   25 spesies Oryza, yang dikenal yaitu  O. sativa dengan 2 subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di negarakita  dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam 2 tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Varietas padi gogo lokal yang berasal dari Kalimantan yang masih diminati oleh petani sebab  daya adaptifnya yang baik antara lain : varietas Sasak Jalan, Buyung, Cantik, Katumping, Sabai,  Demikian pula di Sumatera varietas lokal seperti Klemas, Gando, Seratus Malam, Arias, Simaritik, Napa, Jangkong,  Varietas-varietas lokal biasanya  selain berusia  panjang, potensi hasilnya rendah sekitar 2 ton GKG/ha. Namun kelebihannya varietas lokal memiliki  rasa enak yang sesuai dengan etnis area  setempat. pemeliharaan mudah dan sederhana, varietas lokal toleran terhadap keadaan lahan yang marjinal, tahan terhadap  jenis hama dan penyakit, memerlukan pupuk dan pestisida  yang sedikit, Varietas unggul padi gogo sudah  ada sejak tahun 1960-1994. Varietas Laut Tawar, Danau Atas, Danau Tempe  cocok dibudidayakan pada lahan podsolik merah kuning. Varietas Kalimutu,  Gajah Mungkur sejak tahun 1994 cocok dikembangkan pada lahan-lahan kering   di daerah  Nusa Tenggara.
Pusat penanaman padi di negarakita  yaitu  Pulau Jawa (Cianjur, Karawang), Sulawesi, Bali, Madura, Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai 10.709.000 ha dengan rata-rata hasil 4,31 ton/ha/tahun. Pada tahun itu hampir 23% produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti. Produksi padi nasional sampai Desember 1997 yaitu  46.590.000 ton yang meliputi area panen 9.881.000 ha. sebab  pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo hanya 1-3 ton/ha, sedang  dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah mencapai 6-7 ton/ha.
, pertumbuhan tanaman   dipengaruhi oleh faktor genetis dan  lingkungan. tanah dan iklim Tanaman padi gogo bisa  tumbuh pada berbagai agroekologi dan jenis tanah. 
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm.Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada biasanya  dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedang  bila pH lebih besar dari 8,0 bisa  mengalami kekahatan Zn.Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya,  ini  hanya mengandalkan curah hujan. mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di area  tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik yaitu  200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi bisa  ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi bisa  menurun sebab  penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedang  di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-230C. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di negarakita  memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong rendah jika dibandinkan dengan area  sub tropis yang bisa  mencapai 550 cal/cm2/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan namun  jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.
syarat benih yang baik:
Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya.
Daya perkecambahan >80%.Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang. Warna gabah sesuai aslinya dan cerah.
Pengolahan tanah untuk pertanaman padi gogo dimulai sebelum atau menjelang musim penghujan. Cara pengolahan tanah yaitu  antaralain ::
Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki pematang dan saluran drainase.Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik.Pemupukan organik diberikan pada waktu pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha. Untuk menghaluskan tanah, tanah digaru lalu diratakan. Tanah dibiarkan sampai hujan turun. Dalam budidaya tanpa olah tanah untuk mengendalikan gulma dipakai  herbisida. Sebelum aplikasi herbisida dilakukan, gulma (terutama alang-alang) direbahkan atau dibakar terlebih dahulu, sesudah  tumbuh sekitar 60 cm (tidak sedang berbunga) baru diadakan penyemprotan. Takaran herbisida jenis Roundup antara 5-6 l/ha dengan pelarut air antara 200-800 l/ha. Penaman yang baik dilakukan sesudah  ada   1 – 2 kali hujan, awal musim penghujan (Oktober – Nopember). Bahkan ada petani yang sudah  menebar benih pagi gogo sebelum hujan turun atau yang lebih dikenal dengan sistem Sawur tinggal. Sistem tanam sawur tinggal bisa disarankan  pada area -area  yang memiliki curah hujan sedikit (bulan basah antara 3 – 4 bulan) per tahun dan sulit memperoleh  tenaga kerja.
Penanaman padi gogo  bisa  dilakukan dengan 3 macam cara yaitu :
1. Cara tanam alur
Lahan yang sudah  dipersiapkan dibuat alur-alur sedalam 3 – 4 cm, dengan jarak antar alur 20 – 25 cm. lalu  dalam alur ini  disebarkan benih padi secara iciran, artinya benih padi dijatuhkan secara manual dengan tangan dan diatur sedemikian rupa sehingga benih jatuh dalam alur ini  secara merata. Sesudah  itu benih dalam alur ditutup kembali dengan tanah. Kebutuhan benih cara tanam alur ini berkisar antara 40 – 50 kg/ha, jadi lebih sedikit dibandingkan dengan sistem sebar.
2. Cara tanam disebar
 dengan menyebar rata diatas permukaan tanah,  60 – 70 kg/ha. Cara tanam ini  Memerlukan benih lebih banyak, Tanaman lebih peka terhadap kekeringan atau kekurangan air. Resiko benih hanyut jika terjadi hujan lebat lebih tinggi, 
Untuk mengurangi resiko atau kelemahan ini  maka perlu dilakukan antisipasi seperti pembuatan saluran drainase atau parit-parit sehingga terbentuk bedeng-bedeng untuk mencegah genangan air. Guna mengendalikan rumput sebaiknya diterapkan  herbisida pra tumbuh sebelum sebar benih. pemakaian  seed treatment untuk menanggulangi hama.
3. Cara tanam tugal
Pada cara tanam ini lahan yang sudah siap dibuat lubang-lubang tanam dengan memakai  tugal.  biasanya  untuk pertanaman padi gogo memakai  jarak tanam 20 x 20 cm. Sesudah  lubang bekas tugal terbentuk lalu  2 – 3 butir benih dimasukkan ke dalam setiap lubang tanam dan lalu  ditutup kembali dengan tanah.  sebelum ditanam benih direndam sekitar 6 – 12 jam, lalu  dikering anginkan sekitar 6 – 12 jam. Pada cara tanam dengan tugal ini kebutuhan benihnya ± 30 kg/ha, dan perawatan tanaman akan lebih mudah. Oleh sebab  itu cara ini yang paling banyak dipraktekkan oleh petani meskipun memerlukan tenaga kerja tanam lebih banyak dibandingkan cara sebar atau alur.Jarak tanam atau jarak antar larik dan jumlah benih/lubang/ha  tergantung pada  kesuburan tanah dan kualitas benih yang ditanam. Semakin subur tanah, jarak tanam bisa  semakin rapat. semakin baik kualitas benih, maka semakin sedikit jumlah benih yang diperlukan. jumlah benih dan cara tanam   berpengaruh terhadap hasil padi gogo di lahan kering.
1. Penyiraman Padi Gogo dilakukan pada usia  1-3 minggu sesudah  tanam.
2. Penyiangan Dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan waktu tanaman berusia  3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul malai.
3. Pemupukan dikombinasikan antara pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik (pupuk kandang atau kompos), bisa  memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. sedang  pemberian pupuk anorganik  bisa  menyediakan hara dalam waktu cepat, pada dosis yang sesuai kebutuhan tanaman berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil. Pupuk organi diterapkan  saat penyiapan lahan. Pupuk ini dipakai untuk meningkatkan kandungan C organik tanah dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme tanah. Dosis pupuk pada pertanaman padi gogo harus disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanahnya. Jenis pupuk anorganik yang diberikan berwujud  150-200 kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl. Pupuk TSP dan KCl diberikan saat tanam dan urea pada 3-4 minggu dan 8 minggu sesudah  tanam. Pupuk urea , TSP maupun KCl sebaiknya diberikan dalam alur atau ditugal lalu  ditutup kembali dengan tanah untuk mencegah kehilangan unsurnya.
4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
. Pengendalian gulma
Gulma yang tumbuh pada pertanaman padi gogo di lahan kering bisa  digolongkan menjadi golongan gulma berdaun lebar, golongan rumput,  golongan teki. akibat pengendalian gulma yang terlambat satu bulan bisa  menurunkan hasil sampai 18%, 
Pengendalian gulma dilakukan dengan memakai  herbisida. bisa  dikendalikan dengan memakai  cangkul atau kored. Pelaksanaannya dilakukan saat tanaman berusia  14 – 28 hari dan 60 hst.   untuk mengendalikan gulma  dengan herbisida, untuk pertanaman padi gogo seperti Satunil 60 EC, Ronstar 25 EC dan Gasafax 80 WP
Hama tanaman padi gogo yaitu:
-Walang sangit (Leptocoriza acuta) Menyerang buah padi yang masak susu dengan cara menghisap cairan di dalamannya.Gejala: dan memicu  buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun ada   bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: 
 menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
 bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik; 
-Hama tikus (Rattus argentiventer)
Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah jika  terserang oleh hama tikus dan memicu  penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. 
Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. 
Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, pemakaian  pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberi  umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau beras.
-larva Lalat bibit (Atherigona oryzae)  memicu  kerusakan pada tanaman muda. Larva menyerang anakan tanaman padi yang sedang tumbuh, sehingga anakan mati seperti terserang sundep. Anakan yang bisa  bertahan daunnya cacat dan mudah sobek dan pada biasanya  tanaman yang terserang hama ini bisa  sembuh, namun  akan terlambat masak sekitar 7 – 10 hari.
Pengendalian secara kultur teknis   dilakukan dengan penanaman padi gogo pada awal musim hujan. pemakaian  varietas yang tahan seperti Arias, Seratus Malam Danau atas juga bisa  dilakukan. Pengendalian secara kimiawi bisa  dilakukan dengan seed treatment memakai  Larvin 75 WP atau Marshall 25 ST. sedang  sesudah  tanaman berusia  7 hari bisa  dilakukan penyemprotan dengan Dekasulfan 350 EC.
-wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling ditakuti oleh petani di negarakita . Wereng ini bisa  menularkan virus.
Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: 
 pemberian pupuk nitrogen secara bertahap. Pengendalian secara kimiawi bisa  dilakukan dengan penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC dengan dosis sesuai petunjuk pada label.
bertanam padi serempak, memakai  varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah;  penerapan pola tanam, jangan menanam padi lebih dari 2 kali musim tanam pertahun, 
 pembajakan sisa-sisa panen dengan segera 
-Hama lundi (Phillophaga helleri) atau uret . Stadia yang merusak dari hama lundi yaitu  larvanya. , hama ini memerlukan  kelembaban tanah yang tinggi.  hama lundi menyukai tanaman yang berakar serabut. Pemakaian bahan organik  bisa  mendorong hama lundi, sebab  larva yang baru menetas akan makan bahan organik yang ada di dalam tanah. Tanaman padi yang terserang menjadi kerdil dan kayu.Pengendalian hama lundi   dilakukan dengan penundaan pengolahan tanah sampai kumbang dewasa selesai bertelur, yaitu kira-kira terjadi sesudah  3 minggu turun hujan. Dengan pengolahan tanah yang dalam, telur dan larva akan terangkat ke permukaan tanah sehingga bisa  dirusak oleh sinar matahari atau musuh alaminya. Insektisida yang efektif untuk hama lundi yaitu  Furadan atau Dharmafur 3 G yang diberikan dekat alur tanaman saat tanam dengan dosis 10 kg/ha.
Penyakit tanaman padi gogo, antaralain :
--Penyakit garis coklat daun 
pemicu : jamur Cercospora oryzae. 
Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat. 
(Pengendalian: menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri; 
--Penyakit fusarium
pemicu : jamur Fusarium moniliforme. 
Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah. 
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.
-- Penyakit noda/api palsu
pemicu : jamur Ustilaginoidea virens. 
Gejala: malai dan buah padi dipenuhi spora, dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak memicu  kerugian besar. Pengendalian: memusnahkan malai yang sakit, menyemprotkan fungisida pada malai sakit.
--Bercak daun coklat
(pemicu : jamur Helmintosporium oryzae). 
(Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat namun  tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. 
Pengendalian:dengan insektisida Rabcide 50 WP.   merendam benih di dalam air panas, pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air raksa dan bubuk kapur (2:15)
--Blast
pemicu : jamur Pyricularia oryzae. 
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan memicu daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. 
Pengendalian: membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varietas unggul yang tahan (laut tawar, IR 43, danau atas,), 
menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP. pemberian pupuk berimbang, khusuasya antara nitrogen dan fosfat di saaat pertengahan tahap  vegetative dan tahap  pembentukan bulir; 
pergiliran varietas, 
-- Busuk pelepah daun, pemicu : jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang sudah  membentuk anakan dan memicu  jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi. 
Pengendalian:; menyemprotkan fungisida saat pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.menanam padi tahan penyakit ini;
usia  panen padi gogo bervariasi tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada tahap  masak panen yang dicirikan dengan kenampakkan >90% gabah sudah menguning (33-36 hari sesudah  berbunga), bagian bawah malai masih ada   sedikit gabah hijau dan kadar air gabah 21-26 %. Panen yang dilakukan pada tahap  masak lewat panen, yaitu saat jerami mulai mengering, pangkal mulai patah, bisa  memicu  banyak gabah yang rontok saat dipanen. 
Sebelum pemanenan, dilakukan pengeringan sawah 7-10 hari sebelum panen, pakai  sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi. Panen dengan memakai  mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder panen bisa  dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar, sedang  dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar. Perontokan hasil panen memakai  pedal thresher. Perontokan dengan pengebotan (memukul-mukul batang padi pada papan) sebaiknya dihindari sebab  kehilangan hasilnya cukup besar, bisa mencapai 3,4%. Kegiatan yang dilakukan pasca panen seperti berikut :
-- Perontokan. Lakukan secepatnya sesudah  panen, pakai  cara diinjak-injak (±60 jam orang untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (± 16 jam orang untuk 1 hektar) dilakukan dua kali di dua tempat terpisah. Dengan memakai  mesin perontok, waktu bisa  dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.
--. Pembersihan. Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %.
--. Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14%. Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika memakai  mesin pengering, kebersihan gabah lebih terjamin dibandingkan  dijemur di halaman.
--. Penyimpanan. Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras sebab  bisa  tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras (huller).