ngengat dan semut hitam

ngengat dan semut hitam







ngengat

saat Marta Skowron Volponi ahli serangga  dari Universitas Gdansk, Polandia   melihat kilauan  biru cemerlang di tepi sungai hutan hujan semenanjung Malaysia , pada  lawatanya  di tahun  2013, 2016, dan 2017,  Marta Skowron Volponi ahli serangga  menemukan  ngengat biru oriental  (Heterosphecia tawonoides ) berkamuflase  menyamarkan diri sebagai lebah  dikoleksi pada 1887 yang pernah lenyap 130 tahun,  dengan  memanfaatkan belalai  menyerupai lidahnya  ngengat biru oriental  mengoleksi  garam atau  mineral dari wilayah   lembap ,  ngengat biru oriental ini  satu-satunya ngengat tiruan di antara lebah, sebab ngengat biru oriental  berkamuflase diantara kerumunan   spesies lebah,  ngengat memungut garam di genangan yang sama dengan para  lebah yang dilengkapi pita pemantul cahaya biru pada  perutnya,  malaysia sendiri mempunyai   deforestasi tertinggi di dunia,  14,4 %  antara tahun 2000 hingga 2012. oleh  perkebunan kelapa sawit , 

Tanaman kakao atau coklat Theobroma cacao L. l, produksi biji kakao 
yang diperoleh masih tetap belum optimal dan bahkan sering mengalami 
penurunan.  berbagai faktor yang menjadi pemicu 
turunnya produksi biji kakao, salah satunya yaitu sebab serangan hama. 
Penurunan produksi biji kakao yang dipicu hama yaitu 
 serangga penggerek buah kakao 
Conopomorpha cramella Snellen (Lepidoptera: Gracillaridae), kepik penghisap 
buah kakao Helopeltis antonii (Hemiptera: Miridae), ulat kilan Hyposidra talaca 
Walker (Lepidoptera: Geometridae), penggerek cabang atau batang Zeuzera sp. 
(Lepidoptera: Cossidae), dan ulat api Darna trima (Lepidoptera: Cochiidae) 
,Hama penggerek buah Conopomorpha cramerella dan hama penghisap 
buah Helopeltis antonii yaitu dua hama utama yang seringkali menurunkan 
produksi biji kakao, bahkan masing-masing mencapai angka 80% ,
Serangan kedua hama itu memicu biaya produksi kakao terpaksa harus ditingkatkan , memicu banyak areal 
perkebunan kakao terpaksa dimusnahkan sebab tidak mampu memberikan hasil yang sesuai dengan besarnya 
biaya produksi yang harus dikeluarkan , pemakaian 
insektisida (racun serangga). berpotensi 
memicu  dampak negatif, antara lain: pencemaran lingkungan, 
mengganggu kesehatan petani dan konsumen, membunuh flora dan fauna non 
target, memicu resistensi hama, Oleh sebab itu, perlu dicari cara yang lain untuk menanggulangi hama penghisap 
buah Helopeltis antonii tanpa memicu atau menekan seminimal mungkin 
dampak negatifnya. Salah satu cara  ialah pengendalian 
hama secara biologis, yaitu dengan memanfaatkan musuh 
alami hama, baik yang  patogen, predator maupun parasitoid yang mampu 
membunuh populasi hama secara alami. Salah satu musuh alami 
yang dinilai berpotensi menanggulangi serangan hama penghisap buah Helopeltis 
antonii ialah semut hitam Dolichoderus thoracicus Smith 
Semut hitam Dolichoderus thoracicus pada tanaman kakao dipandang 
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan hama Helopeltis sp. Para 
ilmuwan yang meneliti ini mengungkapkan bahwa perkebunan kakao yang dihuni oleh semut hitam D. thoracicus akan terhindar dari hama 
Helopeltis sp. atau minimal tingkat serangan hama Helopeltis sp. di pohon itu dapat dikurangi ,Semut hitam D. thoracicus pada kakao sebetulnya bukan  predator yang memakan H. antonii. Semut hitam berkompetisi dengan H. antonii 
memperebutkan ruang atau tempat hidup pada pohon kakao. Semut hitam 
biasanya bersarang dan aktif bergerak pada pohon, cabang, daun, dan buah kakao, 
sehingga memicu imago H. antonii tidak dapat makan dan meletakkan 
telurnya pada buah kakao ,Semakin banyak koloni semut 
hitam D. thoracicus pada pohon kakao, khususnya pada bagian buah, akan 
memicu hama H. antonii tidak berani menyerang buah itu. Akan tetapi 
jika jumlah semut hitam sedikit dan hanya ada pada satu tangkai buah 
saja, maka hama H. antonii akan menyerang buah pada bagian lain yang bebas 
dari aktivitas semut hitam ,Populasi semut hitam D. thoracicus pada tanaman kakao dipengaruhi 
oleh beberapa faktor, salah satunya keberadaan sumber makanan. Semut 
memakan banyak jenis makanan. Sebagian besar semut memakan serangga kecil yang mereka tangkap, serangga-serangga mati yang dapat mereka 
temukan, nektar dari tumbuhan, atau embun madu yang berasal dari sekresi kutu 
putih,Dalam hidupnya semut hitam bersimbiosis dengan kutu putih seperti 
Planococcus liliacinus dan Pseudococcus citri serta memakan cairan yang berasal 
dari sekresi kutu putih. Cairan yang dinamakan “embun madu” inilah yang berperan 
sebagai makanan utama semut hitam ,Akan tetapi, jumlah 
embun madu yang dihasilkan kutu putih belum optimal untuk pertumbuhan koloni semut hitam, sebab keberhasilan menyebarkan kutu putih dan semut hitam di 
satu pohon tidak selalu diikuti oleh keberhasilan penyebaran keduanya pada 
pohon yang lain ,Jumlah populasi kutu putih yang tidak seimbang dengan luas areal 
perkebunan kakao memicu semut hitam D. thoracicus kekurangan 
makanan. Akibatnya, jumlah semut hitam yang ada dalam suatu areal perkebunan 
tidak cukup untuk melindungi buah kakao sebab semut hitam tidak dapat 
meningkatkan pertumbuhan koloninya. 
Selain itu, kutu putih dapat memicu dampak negatif bagi tanaman. 
Kutu putih menghisap cairan tanaman dan dapat memicu tumbuhnya 
cendawan atau jamur pada daun sehingga akan merusak daun. Jamur dan kutu 
putih sendiri akan menutupi daun sehingga dapat menghalangi cahaya matahari 
yang jatuh pada daun. ini dapat mengganggu proses fotosintesis tanaman 
Kutu putih menjadi hama yang lebih berbahaya dengan 
kehadiran semut sebab semut melindunginya dari predator dan parasit. Populasi 
kutu putih dalam jumlah besar bahkan dapat memicu kerontokan daun 
Oleh sebab berbagai dampak negatif itu, maka perlu 
dicari pakan alternatif yang mampu mengurangi ketergantungan semut hitam pada 
kutu putih dan meningkatkan pertumbuhan koloni semut hitam D. thoracicus di 
perkebunan kakao. 
 Makanan diperlukan semut untuk membentuk 
sel dan jaringan serta diubah menjadi energi yang dipakai untuk beraktivitas. Perbedaan kualitas dan kuantitas pakan yang masuk ke dalam tubuh akan 
berpengaruh pada perkembangan semut. Perbedaan kualitas pakan dipengaruhi 
oleh komposisi karbohidrat, protein, lemak, dan air yang terkandung di dalamnya 
,Pakan alternatif yang diberikan kepada koloni semut hitam harus 
berdasar pada embun madu sebagai makanan utamanya, yaitu mengandung 
glukosa, Akan tetapi, untuk kelestarian koloninya semut 
juga memerlukan zat-zat yang lain. Semut memerlukan beberapa karbohidrat dan 
protein dalam jumlah yang seimbang. Protein khususnya diperlukan oleh ratu 
untuk menghasilkan telur dan pertumbuhan larva ,Kebutuhan semut akan makanan seringkali berubah-ubah. Pada waktu 
ratu aktif memproduksi telur, semut pekerja akan mencari makanan yang banyak 
mengandung protein sebagai makanan pokok ratu. Pada waktu yang lain, semut 
pekerja tidak mencari protein dan proses pencarian makanan berubah mencari 
makanan yang banyak mengandung gula dan lemak ,Oleh 
sebab itu pakan yang diujikan sebaiknya mengandung glukosa, protein, lemak, 
dan juga air untuk memenuhi kebutuhan semut akan cairan. 
Pakan alternatif yang dipilih dalam penelitian yaitu gula kelapa, susu 
kental manis, dan kepala ikan segar. Ketiga pakan itu mengandung 
karbohidrat, protein, lemak, dan air dengan kadar yang berbeda-beda. Unsur yang 
paling tinggi pada gula kelapa yaitu karbohidrat, pada susu kental manis yaitu 
karbohidrat dan lemak, sedang pada ikan yaitu air dan protein. Pemilihan ketiga pakan alternatif yang diujikan itu dapat 
membedakan pengaruh karbohidrat, protein, lemak, dan air bagi pembentukan 
koloni semut hitam. pengetahuan tentang perilaku pembentukan koloni atau kolonisasi semut 
hitam. Pemberian pakan alternatif diharapkan dapat mengetahui tipe atau cara 
kolonisasi dan tahapan kolonisasi semut hitam sebab pengaruh atractan yang 
berupa makanan. Dengan mengetahui perilaku kolonisasinya diharapkan 
penerapan di lapangan dapat lebih efektif dan efisien. 
Jenis pakan alternatif apakah yang dapat berfungsi sebagai atractan dan baik 
untuk pertumbuhan koloni semut hitam ?  Bagaimana kolonisasi semut hitam dengan pemberian pakan alternatif di sarang buatan pada tanaman kakao ? 
Semut yaitu jenis serangga dengan jumlah spesies dan pribadi yang 
sangat besar. Jumlah semut di permukaan bumi terdiri lebih dari 12.000 spesies, 
akan tetapi baru  7600 spesies dari 250 genus yang telah diberi nama dan 
dideskripsikan. Keanekaragaman semut yang terbesar berada di area tropis. 
Semut tersebar luas di seluruh tempat kecuali di lautan, mulai dari area Arctic 
di utara sampai area kutub di selatan , semut sangat bermanfaat dalam kehidupan, antara lain: 
Semut menyuburkan tanah saat memproses makanannya 
,Semut l berperan sebagai dekomposer 
,Semut membantu menyebarkan biji-bijian 
, Sarang semut di tanah memicu udara dapat masuk ke dalam tanah 
, Beberapa jenis semut memakan serangga pengganggu (hama) 
,
Semut pemakan tanaman membantu lingkungan dengan memakan tanaman 
yang mengganggu 
Semut hitam Dolichoderus thoracicus Smith yaitu spesies semut 
yang area penyebarannya tersebar luas di Asia Tenggara, terutama di area 
dengan ketinggian kurang dari 1.300 meter di atas permukaan laut. Semut hitam banyak dijumpai pada tanaman jeruk, kakao, kopi, dan mangga . Sarang semut hitam biasanya berada di atas permukaan tanah (tumpukan 
seresah daun kering) dan juga pelepah daun kelapa (jika kakao ditanam bersama 
dengan kelapa) atau di tempat-tempat lain yang kering dan gelap dan  tidak jauh 
dari sumber makanan ,Semut hitam D. thoracicus biasanya keluar dari sarangnya pada waktu 
pagi dan sore hari saat suhu tidak terlalu panas. Semut akan menuju pucuk pucuk tanaman untuk memperoleh cahaya matahari sambil menjalankan 
aktivitasnya. Akan tetapi pada siang hari saat suhu udara panas, semut akan 
bersembunyi pada tempat-tempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari 
secara langsung, seperti di dalam sarang, di balik dedaunan, di tanah, 
Semut hitam D. thoracicus termasuk dalam Ordo Hymenoptera (serangga 
bersayap bening) dan masuk dalam Familia Formicidae. Menurut Kalshoven ,klasifikasi semut hitam D. thoracicus yaitu sebagai berikut : 
Filum : Arthropoda 
Kelas : Hexapoda 
Ordo : Hymenoptera 
Famili : Formicidae 
Sub famili : Dolichoderinae 
Genus : Dolichoderus 
Spesies : Dolichoderus thoracicus Smith Semut hitam Dolichoderus thoracicus hidup dalam organisasi sosial yang 
terdiri dari beberapa pribadi dan membentuk suatu warga yang dinamakan 
koloni. Koloni semut terdiri dari kelompok-kelompok yang dinamakan kasta. Semut 
hitam terdiri dari beberapa kasta, yaitu: ratu, pejantan, dan pekerja. Semut pekerja 
dibagi dua, yaitu pekerja dan prajurit. Kasta-kasta semut memiliki tugas yang 
berbeda-beda, akan tetapi tetap saling berinteraksi dan bekerja sama demi 
kelangsungan hidupnya 
-Semut Ratu
Semut ratu memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan anggota koloni yang 
lain, panjangnya kirakira 4,9 milimeter, komponen-komponen mata berkembang 
dengan sempurna, dan memiliki mekanisme terbang berupa sayap yang telah 
berkembang dengan baik sejak memasuki tahap imago. Dalam satu koloni biasanya 
ada lebih dari seekor ratu. Pada setiap 100 - 200 semut pekerja biasanya 
ada seekor ratu , Semut ratu lebih banyak ditemukan pada 
musim penghujan dibandingkan saat kemarau. ini dipicu pada musim 
penghujan tersedia banyak sumber makanan dan tanaman untuk memicu sarang 
sehingga mendukung untuk pertumbuhan koloninya ,Ratu menghasilkan hormon yang dinamakan feromon dan memiliki bau yang 
khas. Feromon memicu seluruh anggota koloni tetap bekerja sama dan saling 
melindungi serta saling mengenali anggota koloninya. Feromon juga dipakai 
pekerja untuk menandai jalur pencarian makanan sehingga mudah diikuti pekerja 
yang lain . Setiap koloni memiliki bau yang berbeda dengan 
koloni lain dan semua anggota dari koloni yang sama memiliki bau yang sama. ini memudahkan semut mengetahui jika ada musuh yang masuk ke sarangnya. ratu memiliki fungsi  menghasilkan telur 
untuk perbanyakan koloni,Semut ratu yang telah siap kawin akan meninggalkan sarang bersama 
semut jantan untuk melaksanakan perkawinan pada waktu kondisi lingkungan 
mendukung. Perkawinan biasanya terjadi di udara atau biasa dinamakan kawin 
terbang. sesudah melakukan perkawinan, ratu menanggalkan sayapnya dan 
mencari tempat yang nyaman dan terlindung sebagai sarang untuk meletakkan 
telurnya. Pada awal-awal terbentuknya koloni, ratu merawat, mencari makan dan  memberi makan anak-anaknya dari kelenjar saliva (kelenjar liur) atau 
dengan cadangan lemak dari otot terbangnya. sesudah koloni berkembang dan 
memiliki pekerja, ratu tidak pernah meninggalkan sarang dan hanya  
menghasilkan telur dan mengatur koloni, sementara tugas-tugas yang lain 
dilaksanakan oleh pekerja ,
-Semut Jantan
Semut jantan ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan ratu, berwarna 
kehitam-hitaman, memiliki antena dan sayap seperti ratu, dan komponen komponen mata telah berkembang sempurna. Semut jantan jumlahnya lebih 
banyak dibandingkan ratu, akan tetapi masa hidupnya singkat. Semut jantan hanya 
diproduksi pada saat-saat tertentu dalam satu tahun, yaitu pada musim kawin dan 
sesudah melakukan perkawinan dengan ratu, semut jantan biasanya akan mati 
-Semut Pekerja
Semut pekerja memiliki ciri-ciri yang mudah dikenal, panjangnya 3,6 - 
4,1 milimeter, kaki berwarna cokelat, thoraks mereduksi, dan mekanisme 
terbangnya tidak pernah berkembang (tidak memiliki sayap), perut bagian 
depan mengecil dengan satu atau dua tonjolan ke arah dorsal, antena berwarna 
cokelat dan bertipe geniculate, yaitu ruas pertama memanjang dan ruas berikutnya 
pendek-pendek membentuk sudut dengan ruas yang pertama,Semut pekerja memiliki sengat, rahang yang kuat, dan kelenjar yang dapat 
menghasilkan asam formiat. Alat-alat itu berfungsi sebagai alat pertahanan 
yang efektif untuk melawan musuh dan melindungi diri serta koloninya 
,Semut pekerja sebetulnya  semut betina yang steril atau 
mandul. Pekerja terbagi menjadi beberapa kelompok berdasar perbedaan 
ukuran tubuhnya. Semut pekerja yang paling besar dinamakan pekerja mayor, 
yang berukuran sedang dinamakan pekerja menengah, dan yang paling kecil dinamakan 
pekerja minor. Setiap kelompok memiliki tugas yang berbeda dan saling bekerja 
sama dalam menjalankan tugasnya 
Semut pekerja yaitu pelaksana sebagian besar aktivitas koloni, 
sehingga di dalamnya terbagi menjadi beberapa kelompok berdasar tugasnya. 
Kelompok-kelompok ini dinamakan budak, pencuri, pengasuh, pembangun, dan 
pengumpul. Setiap kelompok memiliki tugas yang berbeda-beda, antara lain: 
melawan musuh, mencari makanan, membangun sarang, merawat dan memberi 
makan larva dan ratu, dan ada pula yang bertugas memelihara dan membersihkan sarang. 
-Semut Prajurit
Semut pekerja berbeda-beda ukuran tubuhnya. Generasi pekerja dari telur 
ratu yang pertama kali membangun sarang ukuran tubuhnya lebih kecil 
dibandingkan dengan pekerja yang dilahirkan sesudah itu. Dalam ini muncul 2 
kasta pekerja yang berbeda, yang memiliki ukuran tubuh besar dinamakan prajurit 
dan yang ukurannya kecil menjadi pekerja. Semut prajurit memiliki kepala yang 
besar, terdiri dari bahan kitin yang kokoh dan rahang atas mandibula yang kuat. 
Tugas prajurit yaitu berkelahi dan melindungi sarang. Selain itu semut prajurit 
juga membantu pekerja yang tubuhnya kecil-kecil mengangkut makanan ke dalam 
sarang ,Pembagian kasta ratu, jantan, dan pekerja tergantung pada jumlah 
makanan yang diterima saat semut masih berbentuk larva. Semut pekerja 
memberi makan larva berdasar ukuran larva dan arahan tugas larva itu ke 
depan. Semut muda yang diarahkan untuk mengemban tugas perbanyakan koloni 
atau menjadi ratu, menerima pakan yang kaya putih telur (protein), sedang 
calon pekerja menerima makanan yang banyak mengandung karbohidrat 
Siklus Hidup Semut Hitam D. thoracicus
 Semut melalui proses perkembangan bentuk tubuh yang berbeda-beda 
mulai dari telur sampai dewasa. Proses perubahan bentuk ini dinamakan 
metamorfosis. Semut hitam D. thoracicus termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna atau metamorfosis holometabola. Siklus hidup semut 
yaitu: telur, larva, pupa, dan imago atau dewasa 
-Telur
Telur semut berwarna putih, berbentuk lonjong, panjangnya 1-1,5 
milimeter, dan lama tahap telur yaitu 14 hari . Telur 
diproduksi 10-20 hari sesudah kopulasi antara ratu dan semut jantan. Produksi telur 
semut hitam rata-rata 1.300 - 1.700 butir per tahun. Telur-telur itu diletakkan 
di dalam sarangnya yang berada di lubang-lubang pohon atau di balik dedaunan 
,Telur-telur semut di sarang dirawat oleh semut pekerja. Semut pekerja 
akan memindahkan telur dari sarang jika kondisi sarang berubah lembab atau 
memburuk, dan mengembalikannya ke dalam sarang jika keadaan sudah normal. 
ini dilakukan untuk menghindari infeksi cendawan dan gangguan dari luar 
seperti predator, semut antagonis, dan lain-lain. Telur-telur dipindahkan ke 
ruangan-ruangan yang berbeda di dalam sarang berdasar suhu di masing masing ruangan itu dengan tujuan untuk mempercepat waktu penetasan 
-Larva
Telur-telur semut lalu akan menetas menjadi larva. Larva semut 
tampak seperti belatung, berwarna putih, kepala terdiri atas 13 segmen, dan lama 
tahap larva yaitu 15 hari , Larva semut hitam memperoleh 
pakan berupa cairan ludah dari kelenjar saliva ratu, dari cadangan lemak otot 
terbang ratu, atau jika koloni sudah memiliki pekerja maka diberi makan oleh pekerjanya Larva biasanya makan sepanjang waktu sebab 
mereka harus menyimpan energi yang cukup untuk memasuki tahap pupa. Para 
pekerja memberi makan larva dengan embun madu dan serangga-serangga kecil 
atau jika makanan sulit diperoleh, larva akan memakan telur yang tidak menetas 
,
Semut pekerja memisahkan larva ke dalam kelompok-kelompok menurut 
ukuran tubuh dan umurnya. Pekerja akan memberikan perhatian yang lebih 
jika ada seekor  yang ukurannya besar, sebab biasanya ia  
itu akan menjadi ratu atau semut jantan. Pemisahan larva dalam kelompok kelompok yang ukurannya sama menjamin bahwa setiap larva akan mendapat 
perhatian dan makanan yang cukup 
-Pupa
Larva semut kemudian akan berubah menjadi pupa. Pupa semut hitam 
berwarna putih, tidak terbungkus kokon seperti kebanyakan serangga yang lain, 
dan lama tahap pupa yaitu 14 hari. Pada saat berbentuk pupa, semut hitam 
mengalami periode tidak makan atau non-feeding periode 
-Imago
tahap terakhir dalam metamorfosis semut yaitu imago. Imago berwarna 
hitam, organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan mulai terpisah menurut kastanya 
masing-masing. Koloni akan lebih banyak menghasilkan pekerja dibandingkan kasta kasta yang lain pada awal-awal terbentuknya koloni. ini dilakukan untuk 
meringankan tugas ratu sebab sebagian besar aktivitas koloni akan dilaksanakan oleh pekerja. Lama siklus hidup semut hitam kirakira 40 hari dan semut dapat 
bertahan hidup selama 2-3 tahun ,

Sebagian besar serangga  bersifat soliter, yaitu interaksi di antara 
kelompok dewasanya terbatas hanya pada aktivitas perkawinan dan kompetisi, 
dan hubungan antara dewasa dengan anak atau keturunannya berhenti pada saat 
induk meletakkan telurnya tanpa ada perawatan lebih lanjut. Tingkatan tertinggi 
dalam perilaku sosial makhluk hidup dinamakan eusosial atau perilaku sosial yang 
sejati. Perilaku ini hanya dicapai oleh 2 ordo insecta, yaitu Isoptera dan 
Hymenoptera. Kelompok eusosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 
Minimal ada 2 generasi yang saling melengkapi, sehingga keturunan akan 
membantu induknya dalam kerja-kerja koloni  Anggota-anggotanya bekerja sama merawat yang lebih muda 
,
Ada divisi atau kasta, yaitu reproduktif dan pekerja,
Semut yaitu serangga yang bersifat eusosial dan hidup dalam 
kelompok-kelompok yang dinamakan koloni. Istilah koloni berasal dari bahasa Latin 
colonia, yaitu beberapa organisme dari spesies yang sama dan hidup bersama sama membentuk simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan, seperti 
pertahanan yang lebih kuat, kemampuan menyerang lawan yang lebih besar,   koloni yaitu satu 
kelompok sosial dari suatu spesies yang hidup bersama-sama di suatu tempat 
membentuk warga yang terorganisasi dengan baik. Jadi, kolonisasi yaitu suatu proses pembentukan warga dari kelompok sosial suatu spesies di 
area tertentu. 
Koloni semut yaitu suatu kelompok yang aktivitasnya berjalan 
sangat teratur dan ada pembagian kerja yang efektif di antara anggota koloninya. 
Aktivitas semut dalam koloni meliputi aktivitas di dalam sarang dan aktivitas di 
 luar sarang. Aktivitas-aktivitas semut di dalam sarang biasanya dilakukan oleh 
ratu, semut jantan, dan semut pekerja yang usianya masih muda. Di dalam sarang 
semut dewasa merawat anggota yang muda (bentuk pra-dewasa, yaitu: telur, larva, 
dan pupa), menghasilkan dan menyediakan pakan, membangun dan memelihara 
sarang, berjaga-jaga, dan lain-lain ,
Aktivitas atau perilaku semut di luar sarang dibagi menjadi 4 tugas, yaitu: 
mencari makanan; kerja patroli, yaitu survei lokasi dan memperkirakan 
keberadaan makanan dan berjaga-jaga jika ada pekerja dari luar koloni; kerja 
pertengahan, yaitu membuang sampah; dan kerja perawatan sarang, yaitu 
membangun dan membersihkan sarang ,
aktivitas semut di dalam sebuah koloni dapat 
digambarkan Koloni semut dapat bertahan selama beberapa tahun. Jumlah koloni 
berkisar antara puluhan sampai jutaan pribadi, tergantung spesiesnya. Koloni 
tinggal di suatu tempat, akan tetapi para pekerja aktif bergerak dari sumber 
makanan satu ke sumber makanan yang lain. Koloni terdiri dari satu sampai 
beberapa ratu, beberapa semut jantan yang hanya diproduksi pada saat-saat 
tertentu untuk kawin dengan betina, dan semut pekerja yang jumlahnya paling 
besar dalam sebuah koloni ,Semut memiliki beberapa persamaan dengan rayap, termasuk dalam 
pembentukan koloninya. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kolonisasi, 
yaitu cara terbentuknya koloni atau tipe kolonisasi dan proses atau tahap-tahap kolonisasi. dua macam cara terbentuknya 
koloni atau tipe kolonisasi semut, yaitu : 
-Pembentukan koloni dengan cara migrasi
Pembentukan koloni secara migrasi diawali dengan kepergian semutbsemut pekerja dalam kelompok yang teratur untuk meninggalkan sarang induknya 
dan membentuk koloni di tempat yang baru. Proses migrasi biasanya terjadi 
sebab adanya rangsangan dari luar, baik berupa makanan, sarang, predator, atau sebab sarang yang lama mengalami kerusakan, dan lain-lain. Kolonisasi secara 
migrasi diawali oleh pencarian makanan oleh semut pekerja yang aktif bergerak 
mencari makanan. Migrasi ini kemudian diikuti oleh semut ratu, 
 bahwa proses pembentukan 
koloni atau kolonisasi semut terdiri dari beberapa tahapan yang berbeda-beda, 
tergantung spesiesnya. Akan tetapi secara umum ada tiga tahapan dalam 
kolonisasi semut, yaitu: 
Tahap pembentukan diawali oleh kepergian ratu dan semut jantan dari 
sarang atau koloninya untuk melakukan perkawinan. Ratu yang telah kawin 
dengan satu atau lebih semut jantan akan kemudian mencari sarang yang nyaman 
di permukaan tanah atau pada bagian-bagian tanaman untuk meletakkan telurnya. 
Ratu kemudian membangun sarang dan membesarkan para pekerjanya yang 
pertama dengan menggunakan jaringan tubuhnya sendiri dengan cara mengurangi 
fungsi otot-otot terbangnya dan cadangan lemaknya untuk memproduksi telur dan 
memberi makan larva ,Semut pekerja yaitu perintis terbentuknya koloni pada kolonisasi 
yang terjadi secara migrasi. Semut pekerja yang bertugas mencari makanan, akan 
memulai perpindahan ke tempat baru sesudah memperoleh informasi atau 
menemukan sumber makanan di tempat itu. Sebagian semut pekerja akan 
kembali ke sarangnya dan memberi informasi kepada koloni induk tentang 
keberadaan sumber makanan. Informasi yang direspon positif akan dilanjutkan 
dengan pengangkutan anak-anak semut, khususnya larva dan pupa ke sarang baru itu . Semut pekerja yang mampu mengenali larva dari 
koloninya sendiri akan membawa larva yang menjadi tanggung jawabnya saat 
terjadi sesuatu, termasuk saat terjadi perpindahan. Migrasi pekerja dan anakan 
semut akan diikuti oleh migrasi ratu .
Tahap perluasan ditandai dengan keberadaan seekor ratu yang  mengendalikan aktivitas koloni. Semut pekerja akan mengambil alih tugas 
ratu untuk mencari makan, memperluas sarang, merawat telur, dan memberi 
makan larva dan ratu. Semut ratu berkonsentrasi untuk menghasilkan telur dan 
mengatur aktivitas koloni. Koloni terus berkembang dari segi ukuran dan 
jumlahnya, sehingga pekerja bertambah besar dan kasta-kasta yang baru 
ditambahkan .
 Tahap Reproduksi. 
yaitu dimana Koloni memasuki tahap reproduksi sesudah mencapai suatu ukuran 
populasi tertentu. Pada tahap reproduksi, ratu mulai memproduksi ratu dan semut 
jantan baru yang akan membentuk generasi berikutnya. Pada tahap reproduksi 
ada lebih dari seekor ratu yang nantinya akan membantu tugas-tugas ratu 
untuk mengembangkan koloni dan juga akan dilepaskan ke alam agar membentuk 
koloni yang baru .
- Pembentukan koloni oleh kasta reproduktif (ratu).
Pembentukan koloni baru diawali dengan kepergian ratu dari sarangnya 
untuk melakukan perkawinan dengan semut jantan di udara sehingga dinamakan 
kawin terbang atau terbang pengantin. Semut ratu kemudian mencari tempat yang 
cocok dan menanggalkan sayap dengan memuntirnya menggunakan rahang atau 
menggesek-gesekkannya pada benda yang keras. sesudah itu, ratu meletakkan 
telurnya di sarang baru itu dan merawatnya sampai menetas dan menjadi 
para pekerjanya yang pertama 
Kolonisasi dari perkawinan ratu dan jantan terjadi pada koloni semut yang 
telah mencapai jumlah yang besar sehingga memerlukan perluasan koloni dengan 
cara melepaskan beberapa ratu dan pejantan dari koloni induk untuk 
melangsungkan perkawinan dan membentuk koloni di sarang yang baru. 
Kolonisasi melalui cara ini memerlukan waktu lebih lama sebab koloni dibentuk 
mulai dari nol sehingga ratu harus mencari makan dan melaksanakan sebagian 
besar aktivitas koloni sampai munculnya kasta pekerja yang akan mengambil alih 
tugas-tugas itu 



Serangan hama Helopeltis antonii yaitu yang memicu turunnya produksi biji kakao. Selain 
menyerang kakao, hama Helopeltis sp. juga menyerang tanaman kina, kayu manis, jambu bol, teh-tehan, cabe rawit, dan berbagai jenis tanaman rumputbrumputan. Hama Helopeltis sp.dapat hidup dengan baik di area dataran rendah 
± 200 meter maupun di tempat yang ketinggiannya tidak melebihi 1400 meter dari 
permukaan laut ,Hama Helopeltis sp. biasanya menyerang atau menghisap buah kakao 
muda, daun muda, dan kuncup bunga sehingga meninggalkan bercak-bercak 
berwarna coklat kehitam-hitaman yang berbentuk cekung. Pucuk-pucuk daun 
biasanya terserang jika buahnya sedikit ,Serangan hama pada 
daun dapat memicu kematian daun. Serangan pada pada tunas akan 
memicu kematian tunas, sedang serangan pada buah kakao yang masih 
muda yaitu yang berukuran < 5 cm akan memicu buah mengering dan 
gugur. Pada tingkat serangan ringan, buah dapat tetap berkembang tetapi mutunya 
berkurang sebab bijinya menjadi lebih kecil. Pada tingkat serangan berat, 
pertumbuhan tanaman terganggu dan akan menurunkan produksi biji kakao 
hingga mencapai angka 60 % 
pemakaian racun serangga atau insektisida  memiliki banyak kelemahan sebab dapat memicu berbagai 
dampak negatif, antara lain: mengganggu kesehatan petani dan konsumen, 
meningkatkan biaya produksi, memicu resistensi hama, ledakan hama sekunder, pencemaran lingkungan, dan membunuh flora dan fauna non-target 
yang hidup di perkebunan kakao,
pemakaian semut hitam sebagai musuh alami hama sebetulnya bukan 
teknologi baru dalam pengendalian hama Helopeltis sp. Pada tahun 1908, semut 
hitam telah diketahui mampu mengurangi kerusakan yang ditimbulkan oleh hama 
penghisap buah Helopeltis sp. di area Jawa Barat  sesudah 
itu, pada tahun 1980-an semut hitam dipilih sebagai komponen pengendalian 
hama kakao di perkebunan area Sumatera Utara , Akan tetapi 
sayang, penelitian tentang semut hitam di Indonesia tidak dilaksanakan secara 
maksimal. Selain itu publikasi dan penyuluhan kepada petani tentang pemanfaatan 
semut hitam sebagai musuh alami Helopeltis sp. sangat sedikit sehingga 
memicu petani mulai melupakan semut hitam dan kembali bergantung pada 
pemakaian insektisida ,Semut hitam D. thoracicus yaitu musuh alami hama yang hidup 
berkompetisi dengan kepik penghisap buah Helopeltis antonii. Kompetisi terjadi 
jika kedua organisme atau lebih memerlukan sumber yang sama dan tersedia 
dalam keadaan yang terbatas untuk kelangsungan hidupnya. Sumber yang 
diperlukan itu dapat meliputi makanan, ruang atau tempat hidup, dan cahaya 
matahari. Hubungan negatif antara semut hitam D. thoracicus dengan H. antonii
terjadi sebab semut hitam biasanya aktif bergerak pada buah kakao yang juga 
yaitu tempat hidup hama Helopeltis antonii. Jadi ada kompetisi 
memperebutkan ruang atau tempat hidup di antara keduanya. Keberadaan semut hitam pada buah kakao dapat mengganggu H. antonii yang menyerang buah 
kakao , Buah atau pucuk kakao yang 
dihuni oleh koloni semut hitam memicu H. antonii tidak dapat meletakkan 
telurnya sebab mendapat gangguan dari aktivitas pergerakan semut hitam 
,Semakin banyak koloni semut hitam D. thoracicus pada kakao, khususnya 
pada bagian buahnya, maka akan memicu hama penghisap buah H. antonii tidak 
berani menyerang buah itu. Hama penghisap buah H. antonii akan selalu 
berusaha menyerang buah yang bebas dari aktivitas semut hitam. Oleh sebab itu 
untuk mengurangi serangan H. antonii diperlukan semut hitam dalam jumlah 
yang besar ,

Ada tiga faktor yang dapat mendukung agar semut hitam cepat hadir 
dengan populasi yang tinggi yaitu: menyediakan sarang yang cukup, menyediakan 
pakan, dan menghilangkan semut antagonis ,Setiap makhluk 
hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.   bahwa nutrisi 
berhubungan proses perubahan bentuk berbagai substansi yang didapat dari 
makanan utama menjadi bahan-bahan penyusun tubuh dan energi untuk 
melakukan segala aktivitas hidupnya. Kebutuhan nutrisi tergantung pada 
kemampuan sintesis dan sifat dasar genetik makhluk hidup. Sehubungan dengan nutrisi itu, ada hubungan langsung dan esensial antara faktor lingkungan, 
pakan utama, dan proses vital suatu serangga ,Pakan yaitu salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi 
kehidupan serangga, sedang makanan sendiri ditentukan oleh kualitas dan 
kuantitasnya. Makanan harus memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan dan 
perkembangannya. Semut memperoleh nutrisi dari zat-zat yang terkandung di 
dalam pakannya. Perbedaan kualitas dan kuantitas pakan dipengaruhi oleh 
perbedaan dalam komposisi karbohidrat, protein, lemak, dan air ,
Ketidakseimbangan atau tidak tersedianya zat-zat tertentu di dalam pakan dapat 
menghambat pertumbuhan serangga, sehingga menjadi tidak normal Kekurangan beberapa unsur hara di dalam pakan dapat memicu 
terganggunya pertumbuhan, pergantian kulit, mempengaruhi bentuk tubuh, dan 
dapat memicu kerusakan alat reproduksi. Kebutuhan semut akan makanan 
dapat berubah pada setiap tahap perkembangan ,Pada waktu semut ratu aktif memproduksi telur, semut 
pekerja akan mencari makanan yang banyak mengandung protein sebagai 
makanan pokok ratu. Pada waktu yang lain, semut pekerja tidak mencari protein 
dan proses pencarian makanan berubah mencari makanan yang banyak 
mengandung gula dan lemak Karbohidrat yaitu sumber energi terbesar bagi kehidupan serangga. 
Kelebihan karbohidrat disimpan dalam bentuk lemak. Karbohidrat diperlukan 
serangga untuk memacu pertumbuhan , perkembangan, aktivitas reproduksi, dan kelangsungan hidupnya. Bentuk-bentuk karbohidrat yang  
dipakai oleh serangga yaitu fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, rafinosa, 
sorbitol, sukrosa, selulosa, hemiselulosa,  glikogen 
Semut memerlukan karbohidrat dalam bentuk glukosa,dan  beberapa asam amino untuk pertumbuhan, 
perkembangan, dan produksi telur.  asam amino juga  untuk 
memproduksi sel-sel baru dan enzim. asam amino dapat dipenuhi 
dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein sebab asam 
amino diperoleh dari pemecahan protein  , lemak yaitu sumber energi yang penting bagi kehidupan 
serangga. Lemak diperlukan semut untuk pertumbuhan larva, perkembangan 
sayap, dan pergantian kulit , Semut memerlukan 
air untuk mengatur keseimbangan kadar air di dalam tubuhnya. Air juga 
 untuk  proses metabolisme dan produksi telur. Jumlah air 
yang diperlukan tergantung pada air yang hilang dari tubuh . Kadar air pada tubuh serangga berkisar antara 50 % sampai 90 % dari berat 
badannya. Kadar air tinggi pada stadium larva, kemudian menurun pada stadium 
pupa dan terendah pada stadium imago ,
Kualitas dan kuantitas pakan mempengaruhi persentase tetas telur yang 
menjadi larva jantan dan betina,Persentase telur semut hitam untuk menjadi semut betina lebih besar jika makanannya banyak mengandung protein.   bahwa pertumbuhan larva semut hitam akan terhenti jika 
diberikan pakan yang kandungan proteinnya rendah, sebaliknya pertumbuhan 
akan normal kembali jika diberikan pakan yang kandungan proteinnya tinggi. 
Kualitas dan kuantitas makanan di dalam sarang juga akan menentukan 
jumlah semut pekerja yang aktif dalam sebuah koloni. jika makanan cukup 
tersedia, maka anggota koloni, khususnya pekerja yang aktif kurang dari 5 % dari 
keseluruhan anggota koloni, sedang yang lain tidak aktif dan tetap berada di 
sarangnya. Akan tetapi jika persediaan pakan di sarang terbatas, kira-kira 30 % 
dari anggota koloni akan aktif mencari pakan,
Semut memakan banyak jenis makanan. Semut memakan serangga kecil yang mereka tangkap, serangga-serangga mati yang dapat mereka 
temukan, nektar dari tumbuhan, atau embun madu yang berasal dari sekresi kutu 
putih , jika jumlah embun madu terbatas, semut memakan 
kulit buah dari rumput-rumputan Peperomia pellucida ,semut hitam bersimbiosis dengan kutu putih seperti 
Planococcus liliacinus dan Pseudococcus citri serta memakan cairan yang berasal 
dari sekresi kutu putih. Cairan yang dinamakan “embun madu” inilah yang berperan 
sebagai makanan utama semut hitam , tetapi, jumlah 
embun madu yang dihasilkan kutu putih belum optimal untuk pertumbuhan koloni 
semut hitam, sebab keberhasilan menyebarkan kutu putih dan semut hitam di 
satu pohon tidak selalu diikuti oleh keberhasilan penyebaran keduanya pada 
pohon yang lain , kutu putih dapat memicu dampak negatif bagi tanaman. 
Kutu putih menghisap cairan tanaman dan dapat memicu tumbuhnya 
cendawan atau jamur pada daun sehingga akan merusak daun. Jamur dan kutu 
putih sendiri akan menutupi daun sehingga dapat menghalangi cahaya matahari 
yang jatuh pada daun. ini dapat mengganggu proses fotosintesis tanaman 
,Kutu putih menjadi hama yang lebih berbahaya dengan 
kehadiran semut sebab semut melindunginya dari predator dan parasit. Populasi 
kutu putih dalam jumlah besar bahkan dapat memicu kerontokan daun , 
Semut hitam Dolichoderus thoracicus Smith berpotensi sebagai musuh 
alami hama penghisap buah Helopeltis antonii pada tanaman kakao. Semakin 
banyak jumlah semut hitam, memicu H. antonii tidak berani menyerang 
buah kakao sebab pergerakan semut hitam memicu H. antonii tidak dapat 
meletakkan telurnya pada buah kakao. Oleh sebab itu perlu ada usaha 
perbanyakan semut hitam di pohon kakao untuk menekan hama H. antonii. Ada 3 
faktor yang mendukung agar semut hitam cepat membentuk koloni, yaitu: 
menyediakan pakan, menyediakan sarang, dan menghilangkan semut antagonis. 
Semut memakan serangga-serangga kecil yang mereka tangkap, serangga mati yang mereka temukan, nektar dari tumbuhan, atau embun madu 
yang berasal dari sekresi kutu putih  tetapi semut hitam 
sering bergantung pada embun madu yang jumlahnya terbatas.  perlu  pakan alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada 
kutu putih. Pakan alternatif yang diberikan harus sesuai dengan embun madu, 
yaitu mengandung glukosa.  pakan yang disediakan juga ada yang 
mengandung protein, lemak, dan air. ini dipicu pada saat-saat tertentu 
semut juga memerlukan protein dan lemak. Perbedaan komposisi zat gizi ketiga 
jenis pakan yang diberikan  mempengaruhi kolonisasi semut hitam pada 
masing-masing sarang. 
hal penting yang perlu diketahui dalam kolonisasi, yaitu tipe 
kolonisasi dan tahap-tahap kolonisasi. Pengetahuan tentang kolonisasi dapat 
menjadi acuan di masa mendatang untuk  budidaya dan 
pemberantasan,  untuk menentukan tipe dan tahapan kolonisasi 
yaitu waktu kedatangan dan jumlah semut ratu, semut jantan, pekerja, larva, dan 
pupa semut hitam pada sarang. dengan melihat jumlah telur, larva, 
pupa, dan imago semut hitam akan dapat dilihat pengaruh pakan alternatif 
terhadap perkembangan koloni pada masing-masing tahap hidup semut hitam.
Data yang berupa semut pekerja, ratu, semut jantan dideskripsikan untuk 
menjelaskan tentang tipe kolonisasi. Data yang berupa ratu, pekerja, larva, dan 
pupa dipakai untuk mengetahui tahapan kolonisasi semut hitam. Data yang 
berupa jumlah telur, larva, pupa dan imago semut hitam dianalisa dengan Uji 
Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan Uji Distribution-Free Multiple 
Comparison (DFMC) pada taraf 5 % untuk mengetahui pengaruh pakan alternatif 
pada koloni semut hitam pada masing-masing stadium Kolonisasi Semut Hitam Dolichoderus thoracicus Smith 
Semut hitam sebagai serangga sosial dalam hidupnya akan mengalami 
proses interaksi dengan sesamanya dan membentuk suatu warga yang 
dinamakan koloni. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam kolonisasi, yaitu tipe atau 
cara terbentuknya koloni dan tahapan-tahapan dalam proses kolonisasi. 
1. Tipe Kolonisasi
Sekelompok semut bisa dinamakan sebagai sebuah koloni jika telah ada 
kasta reproduktif, yaitu semut ratu di dalam kelompok itu. Tipe kolonisasi 
ada 2, yaitu kolonisasi oleh kasta reproduktif yang diawali oleh ratu dan pejantan 
serta kolonisasi secara migrasi yang diawali oleh kedatangan semut pekerja. 
berdasar kedua tipe itu, maka parameter yang diamati untuk menentukan 
tipe kolonisasi yaitu kehadiran ratu, semut jantan, dan pekerja semut hitam. Hasil penelitian terhadap kedatangan semut hitam D. thoracicus kasta 
ratu, jantan, dan pekerja pada sarang buatan diketahui bahwa proses kolonisasi 
selalu diawali oleh kedatangan semut pekerja. sesudah beberapa waktu, 
perpindahan semut pekerja ke sarang yang baru akan diikuti oleh semut ratu dan 
semut jantan (Tabel 1). ini menandakan bahwa proses kolonisasi terjadi 
secara migrasi. 
Kolonisasi diawali oleh migrasi semut pekerja dari koloni yang lain ke 
sarang perlakuan. Semut pekerja, terutama yang bertugas mencari makanan aktif 
berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari sumber makanan. 
Proses pencarian makanan atau survei semut pekerja menjadi titik awal 
terbentuknya koloni baru. Mekanisme pengaturan koloni dan pembagian kerja 
antar anggota koloni sangat teratur termasuk dalam pencarian makanan dan 
aktivitas-aktivitas lainnya. 
Semut pekerja pencari pakan akan menunggu kedatangan semut pekerja 
lain yang bertugas melakukan patroli atau biasanya dinamakan semut pekerja patroli 
sebelum melaksanakan tugasnya untuk mencari makanan ,Semut 
pekerja patroli bertugas melakukan survei atau mencari jalan dan memberi tanda 
jalur yang mereka tempuh dan juga pada makanan yang nantinya harus dibawa 
pulang oleh pekerja yang datang berikutnya. jika semut patroli tidak kembali 
ke dalam sarang, maka aktivitas pencarian makanan pada hari itu juga tidak akan 
berlangsung. 
Proses pencarian makanan oleh kelompok-kelompok pekerja 
memicu terjadinya interaksi di antara pekerja itu. Interaksi di antara pekerja akan membawa informasi-informasi kepada ratu di sarang seperti tentang 
keberadaan sumber makanan, sarang, predator atau tentang koloni tetangga baik 
yang spesiesnya sama maupun yang berbeda spesies dan berpotensi sebagai 
kompetitor di area itu. Proses penyampaian informasi tentang sumber 
makanan itu akan direspon ratu dengan keputusan apakah akan melakukan 
migrasi (baik seluruh anggota koloni maupun sebagian anggota koloni) atau tetap 
berada di sarangnya yang lama. 
penelitian terhadap ratu semut hitam D. thoracicus Smith di dalam 
sarang menandakan bahwa pada minggu pertama, sarang dengan pakan kepala 
ikan telah ada semut ratu (Tabel 1). Jadi hanya sarang dengan pakan dari 
kepala ikan segar yang telah terbentuk koloni baru pada minggu pertama. Pada 
sarang dengan pakan kepala ikan juga telah ditemukan semut jantan dan pekerja. 
Keberadaan semut pekerja di sarang menandakan bahwa koloni terbentuk secara 
migrasi, di mana semut pekerja telah datang ke sarang itu sebelum semut 
ratu datang. ini dipicu semut pekerja yang ada pada minggu pertama 
bukan yaitu keturunan hasil perkawinan ratu dan semut jantan yang baru 
itu. Semut hitam memerlukan waktu minimal 40 hari untuk mencapai tahap 
imago, sehingga dalam waktu satu minggu tidak mungkin telah dihasilkan pekerja 
baru. Jadi, semut pekerja yang berada di dalam sarang berasal dari koloni lain 
yang telah datang sebelumnya atau melakukan migrasi sebelum ratu. 
Koloni pada sarang perlakuan dengan pakan dari susu kental manis 
terbentuk pada minggu kedua. Semut pekerja telah ditemukan di dalam sarang 
pada minggu pertama, sedang ratu baru ditemukan pada minggu kedua. Jadi semut pekerja telah datang lebih dahulu ke sarang perlakuan dibandingkan ratu. ini 
menandakan bahwa kolonisasi semut hitam D. thoracicus terjadi secara migrasi. 
Koloni pada sarang dengan pakan dari gula kelapa terbentuk pada minggu ketiga 
dan terbentuknya koloni secara migrasi yang diawali oleh migrasi semut pekerja 
pada minggu pertama dan kedua yang kemudian diikuti oleh semut ratu pada 
minggu ketiga. Koloni pada sarang tanpa pakan (kontrol) mulai terbentuk pada 
minggu ketiga. Dua minggu pertama penelitian belum ditemukan adanya ratu 
dan jantan, akan tetapi telah ditemukan semut pekerja. ini menandakan 
bahwa semut pekerja telah datang lebih dahulu dibandingkan ratu dan menjadi perintis 
kolonisasi pada sarang buatan. 
Ada tiga faktor yang mendukung agar semut hitam cepat membentuk 
koloni, yaitu: makanan, sarang, dan semut antagonis  
tetapi, faktor terbesar yang memicu terjadinya kolonisasi secara migrasi 
yaitu sebab adanya faktor makanan. Makanan menjadi atractan terbentuknya 
koloni semut hitam sebab pakan yaitu sumber kebutuhan yang utama bagi 
semut hitam. Pakan dengan kualitas yang baik dan jumlahnya cukup akan 
menjamin kelangsungan hidup dan kelestarian koloni semut di alam. 
Komposisi gizi yang berbeda-beda pada pakan yang diujikan 
memicu terjadinya perbedaan waktu terjadinya kolonisasi. Protein diduga 
yaitu zat yang paling berpengaruh pada awal-awal kolonisasi sebab protein 
 diperlukan ratu untuk memproduksi telur dan pertumbuhan larvanya susaha cepat 
menjadi pekerja. Kandungan protein ikan segar lebih besar dibandingkan susu, protein 
pada susu lebih besar dari gula kelapa, dan gula kelapa lebih besar dibandingkan kontrol  ini memicu waktu terbentuknya koloni pada 
sarang dengan pakan ikan lebih cepat dibandingkan pakan yang lain. 
 Kolonisasi
Sebuah koloni akan terus berkembang sehingga mencapai jumlah yang 
besar dan stabil demi kelangsungan koloninya.  perkembangan koloni semut melalui 3 tahapan, yaitu: tahap 
pembentukan, tahap perluasan, dan tahap reproduksi. 
Tahap pembentukan koloni yang terjadi secara migrasi diawali oleh 
kedatangan pekerja ke dalam sarang. Semut pekerja kemudian kembali ke 
sarangnya dan memberikan informasi kepada ratu sesudah menemukan sarang 
baru. Semut pekerja kemudian memindahkan sebagian anakannya, terutama yang 
telah mencapai tahap larva dan pupa ke sarang baru yang mereka temukan 
, ini memicu pada minggu-minggu awal perlakuan telah 
ditemukan semut hitam pada tahap larva dan pupa di sarang. Tahap pembentukan koloni pada sarang dengan pakan kepala ikan terjadi 
sebelum penelitian mencapai satu minggu. penelitian pada minggu pertama 
telah ditemukan larva dan pupa, tetapi juga telah ditemukan ratu (Tabel 2). Larva 
dan pupa yang berada di sarang yaitu anakan yang berasal dari koloni lama 
yang dibawa saat migrasi oleh pekerja, bukan anakan dari ratu di sarang 
perlakuan. ini dipicu dalam sikus hidupnya semut hitam memerlukan 
waktu minimal 10 hari untuk menghasilkan larva. 
Tahap pembentukan pada sarang dengan pakan susu kental manis terjadi 
sebelum minggu kedua. Larva dan pupa belum ditemukan di dalam sarang pada 
minggu pertama (Tabel 2) dan baru ditemukan pada minggu kedua bersama 
dengan ratu. Larva dan pupa pada sarang telah datang terlebih dahulu dibandingkan 
ratu sebab ratu baru akan bermigrasi sesudah ada migrasi para pekerja dan 
 anakannya, khususnya larva dan pupa. 
Tahap pembentukan koloni pada sarang dengan pakan gula kelapa terjadi 
sebelum minggu ketiga penelitian. Ratu, larva, dan pupa belum ditemukan pada 
sarang pada minggu pertama. Akan tetapi, pada minggu kedua telah ditemukan 
larva dan pupa di dalam sarang, sedang ratu baru pada minggu ketiga (Tabel 
2). ini menandakan bahwa tahap pembentukan terdiri dari tiga tahap, yaitu 
migrasi pekerja, migrasi pekerja dengan membawa larva dan pupa, dan baru 
diikuti oleh migrasi ratu. Tahap pembentukan koloni pada sarang tanpa pakan 
(kontrol) sama dengan yang terjadi pada sarang dengan pakan gula kelapa, yaitu 
sebelum minggu ketiga. Pekerja ditemukan pada pada minggu pertama, larva dan 
pupa pada minggu kedua, dan ratu baru ada pada minggu ketiga. Tahapan yang kedua dalam kolonisasi yaitu tahap perluasan. Tahap perluasan ditandai dengan keberadaan 
semut ratu di dalam sarang. Migrasi semut pekerja yang membawa sebagian larva 
dan pupa akan diikuti oleh migrasi semut ratu ke sarang yang baru. Pada tahap 
perluasan, hanya ada seekor semut ratu. Semut ratu yang baru datang ke sarang 
akan segera berkonsentrasi untuk menghasilkan telur serta mengatur aktivitas 
koloni yang lain. ini dipicu koloni telah memiliki para pekerja yang 
membantu tugas-tugas ratu merawat dan memberi makan larva serta menjaga 
sarangnya. Tahap perluasan pada sarang dengan pakan kepala ikan terjadi sejak 
minggu pertama penelitian, dimana telah ditemukan seekor ratu (Tabel 3). 
Kolonisasi pada sarang dengan pakan kepala ikan berlangsung cepat sehingga 
sesudah migrasi pekerja yang membawa larva dan pupa, ratu segera menyusul ke 
sarang baru itu. Migrasi ratu terjadi lebih cepat sebab pada sarang ada 
atractan yang telah terdeteksi atau ditemukan lebih cepat sebab bau ikan yang 
menyebar sampai jauh.  menyatakan bahwa migrasi beberapa 
spesies semut berlangsung sangat cepat jika ada tempat baru yang lebih menguntungkan, bahkan dapat terjadi hanya dalam waktu beberapa jam sesudah 
kepergian semut pekerjanya. 
Tahap perluasan pada sarang dengan pakan susu kental manis terjadi mulai 
minggu kedua, pada sarang dengan pakan gula kelapa terjadi pada minggu ketiga 
penelitian, dan tahap perluasan pada sarang kontrol terjadi mulai minggu ketiga. 
ini ditandai dengan keberadaan seekor semut ratu di dalam sarang (Tabel 3). 
Tahapan yang ketiga dalam kolonisasi yaitu tahap reproduksi. Tahap 
reproduksi yaitu waktu dimana semut ratu melakukan perkawinan dengan jantan 
untuk memproduksi pekerja dan juga kasta reproduktif yang baru, yaitu ratu dan 
semut jantan. Koloni semut hitam biasanya memiliki lebih dari satu ekor ratu. 
Tahap reproduksi menghasilkan ratu dan semut jantan baru dalam jumlah tertentu 
untuk membantu kerja-kerja semut ratu ataupun yang nantinya akan 
meninggalkan sarang dan membentuk koloni baru ,Hasil penelitian menandakan bahwa sarang dengan pakan kepala ikan 
segar memasuki tahap reproduksi lebih cepat dibandingkan sarang yang lain, yaitu 
pada minggu kedua, yang ditandai dengan ditemukannya 2 ekor ratu pada sarang 
(Tabel 3). Tahap reproduksi pada sarang perlakuan susu kental manis dan gula 
kelapa terjadi sejak minggu keempat, sedang pada sarang kontrol, koloni 
memasuki tahap reproduksi pada minggu kelima (Tabel 3). 
Kandungan protein pada kepala ikan yang tinggi mendukung koloni untuk 
memasuki tahap reproduksi lebih cepat. Protein diperlukan semut terutama pada 
awal-awal pembentukan koloni sebagai makanan pokok bagi ratu. Protein 
mendukung ratu untuk mengahasilkan keturunan dalam jumlah besar sebab protein akan mempengaruhi produksi telur dan kemampuan untuk bertahan 
sampai dewasa. Produksi telur yang tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan 
jumlah pekerja dalam sebuah koloni. jika jumlah pekerja dalam koloni sudah 
banyak, maka ratu akan segera memproduksi ratu yang baru, sehingga semakin 
cepat pertumbuhan jumlah pekerjanya, memicu ratu akan segera memproduksi 
ratu yang baru untuk membantu tugas-tugas di dalam koloni. 
 koloni akan memasuki 
tahap reproduksi jika telah mencapai jumlah populasi tertentu. Semut ratu akan 
menghasilkan ratu baru, semut jantan dan kasta-kasta yang lain jika populasi 
imago di dalam sarang telah mencapai ukuran tertentu. Koloni memasuki tahap reproduksi (menghasilkan ratu baru) jika jumlah 
imago minimal berjumlah kirakira 300 ekor.  minimal pada 100 – 200 ekor semut 
pekerja ada seekor ratu. Semut hitam akan selalu menghasilkan ratu yang 
baru sebab semut hitam D. thoracicus termasuk spesies yang dalam satu 
koloninya ada lebih dari satu semut ratu  Ratu baru akan segera membantu menghasilkan telur yang lebih banyak dan membantu 
pengaturan aktivitas-aktivitas di dalam koloni. 
B. Pengaruh Pakan pada Koloni Semut Hitam 
 Pakan yaitu salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi 
pertumbuhan dan perkembangan serangga. Pakan yang kualitas gizinya bagus dan 
jumlahnya cukup, akan mendorong perkembangan serangga lebih cepat. 
Kebutuhan semut akan gizi pada setiap tahap perkembangannya, mulai pada 
stadia larva, pupa, dan imago berbeda-beda baik dari segi kualitas maupun 
kuantitasnya 
Telur 
Hasil penelitian menandakan bahwa semut hitam mampu memproduksi 
telur atau mau memindahkan telurnya dari koloninya yang lama ke semua sarang 
perlakuan. Jadi pakan yang diujikan bisa menjadi atractan kedatangan atau 
migrasi semut hitam dan cukup mendukung bagi ratu untuk memproduksi telur. Pertumbuhan jumlah telur semut hitam D. thoracicus selama lima minggu 
penelitian pada semua perlakuan dapat digambarkan dalam bentuk kurva pada 
Gambar 3.
Hasil analisis statistik terhadap jumlah telur pada masing-masing 
perlakuan menandakan bahwa ada perbedaan yang nyata antara keempat 
perlakuan yang diujikan (Tabel 5). Sarang dengan pakan kepala ikan setiap 
minggunya memiliki rata-rata jumlah telur paling tinggi dibandingkan dengan 
pakan yang lain (Tabel 5). Perbedaan jumlah telur dipengaruhi oleh kualitas 
makanan yang dicerna oleh imagonya. 
Makanan dengan kualitas gizi rendah akan mempengaruhi produksi telur 
semut hitam. Produksi telur semut dipengaruhi oleh kandungan protein dari 
makanan. menyatakan bahwa protein diperlukan serangga untuk 
memproduksi kuning telur. jika kandungan protein pada pakan tinggi, maka semut akan memproduksi telur lebih banyak. Kepala ikan mengandung protein 
paling tinggi jika dibandingkan dengan pakan yang lainnya (Lampiran 1). ini 
memicu produksi telur semut hitam di sarang dengan pakan kepala ikan 
lebih tinggi dibanding dengan sarang yang lain. 
Air yang terkandung di dalam pakan juga akan mempengaruhi produksi 
telur semut ,Kandungan air yang cukup, baik untuk 
produksi telur secara maksimal. Kandungan air pada ikan paling tinggi jika 
dibandingkan dengan pakan yang lain (Lampiran 1). Kandungan protein dan air 
yang tinggi pada sarang dengan pakan ikan segar memicu ratu mampu 
memproduksi telur lebih banyak dibandingkan sarang dengan pakan yang lain. 
Hasil analisis terhadap jumlah telur semut hitam D. thoracicus
 berdasar waktu penelitian menandakan bahwa waktu berpengaruh pada 
jumlah telur semut hitam. Pada sarang kontrol, jumlah telur berbeda nyata setiap 
minggunya, sedang pada ketiga perlakuan yang lain menandakan adanya 
perbedaan yang nyata antara minggu pertama dan minggu kedua. sesudah itu 
jumlah telur berbeda nyata mulai minggu keempat (Tabel 5). Jadi secara umum 
jumlah telur mengalami peningkatan yang menonjol pada minggu keempat 
penelitian (Gambar 3). 
Larva
Larva yaitu tahap perkembangan serangga yang memerlukan suplai 
makanan  sebelum berubah menjadi pupa, sehingga jumlah larva 
sangat dipengaruhi oleh makanan yang diberikan semut pekerjanya. penelitian jumlah larva menandakan bahwa pemberian pakan alternatif 
berpengaruh terhadap jumlah larva di sarang buatan. Hasil analisis 
statistik menandakan adanya perbedaan yang nyata antara kontrol dengan ketiga 
pakan yang diujikan (Tabel 6). Sarang dengan pakan kepala ikan memiliki ratabrata jumlah larva yang lebih tinggi dibandingkan ketiga sarang yang lain. Perbedaan jumlah larva di dalam sarang diduga dipengaruhi oleh jenis 
makanannya. ini dipicu jenis pakan yang berbeda kandungan gizinya 
juga akan mempengaruhi persentase tetas telur menjadi larva. 
Ikan mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan pakan yang lain 
 menyatakan bahwa kemampuan serangga untuk 
meletakkan telur dan kemampuan tetas telur serangga dipengaruhi oleh 
kandungan protein di dalam pakannya. Semakin tinggi kandungan protein dalam 
pakan, telur yang dihasilkan semakin banyak dan persentase tetas telur menjadi 
larva juga semakin tinggi. Unsur protein kemungkinan juga memicu telur 
semakin cepat menetas menjadi larva atau memperpendek masa stadia telur. 
penelitian semut hitam D. thoracicus pada stadia telur menandakan 
bahwa jumlah telur pada sarang dengan pakan kepala ikan paling tinggi 
dibandingkan dengan perlakuan yang lain (Tabel 5). ini memicu jumlah 
larva yang ada di dalam sarang dengan pakan kepala ikan segar juga tinggi. 
Semakin banyak telur yang dihasilkan oleh ratu, jumlah larva akan semakin 
banyak, sebab persentase telur yang menetas menjadi larva juga lebih besar. 
Hasil penelitian selama lima minggu menandakan bahwa waktu 
berpengaruh pada jumlah larva. Pada sarang kontrol, jumlah larva berbeda nyata 
setiap minggunya, sedang pada ketiga perlakuan yang lain, larva mulai 
berbeda nyata pada minggu keempat (Tabel 6) atau jumlah larva mengalami 
peningkatan yang menonjol mulai minggu keempat penelitian (Gambar 4).
Pupa
Perkembangan semut hitam pada tahap pupa dipengaruhi oleh makanan 
yang dicerna selama tahap larva. Pada tahap pupa, walaupun tidak makan, tetapi 
semut tetap melakukan aktivitas metabolisme, sehingga tetap memerlukan energi 
 Energi itu diperoleh dari penguraian unsur-unsur 
makanan yang disimpan di dalam tubuhnya saat masih berbentuk larva, 
sehingga makanan akan mempengaruhi jumlah larva yang akan berubah menjadi 
pupa. Jika selama tahap larva semut hitam memperoleh suplai makanan yang baik, 
maka jumlah larva yang akan berubah menjadi pupa akan semakin banyak, dan 
sebaliknya, jika suplai makanan pada saat larva kurang baik, maka jumlah pupa 
yang dihasilkan juga akan sedikit. Pertumbuhan populasi pupa semut hitam selama lima minggu penelitian 
pada semua sarang perlakuan dapat digambarkan dalam bentuk kurva pada 
Gambar 5.
Hasil analisis statistik terhadap jumlah pupa semut hitam D. thoracicus di 
dalam sarang menandakan bahwa perlakuan pemberian pakan kepala ikan pada 
penelitian minggu pertama sesudah pemasangan sarang berbeda nyata dengan 
perlakuan lainnya. Pada minggu-minggu berikutnya terjadi perbedaan yang nyata 
antara keempat sarang, kecuali pada minggu ketiga (Tabel 7). Sarang dengan 
pakan kepala ikan memiliki jumlah pupa paling tinggi dibandingkan dengan 
ketiga perlakuan yang lain. ini diduga sebab kandungan protein pada ikan 
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pakan yang lain Protein 
mendukung pertumbuhan larva untuk menjadi pupa. 
Hasil analisis terhadap jumlah pupa berdasar waktu penelitian 
menandakan bahwa pada semua perlakuan menandakan adanya perbedaan yang 
nyata mulai minggu kedua penelitian, pada minggu kedua-ketiga peningkatan 
kurang menonjol dan terjadi peningkatan jumlah pupa secara menonjol lagi pada 
minggu keempat (Gambar 5). Peningkatan jumlah pupa berkaitan erat dengan jumlah telur dan jumlah larva pada minggu sebelumnya, sehingga grafiknya sama 
(Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5). ini menandakan bahwa antara jumlah 
telur, larva, dan pupa saling berhubungan, yaitu jumlah telur akan mempengaruhi 
jumlah larva, dan jumlah larva akan mempengaruhi jumlah pupa. Semakin banyak 
telur yang dihasilkan, maka semakin banyak pula larva dan pupa di dalam sarang, 
dan sebaliknya. 
 Imago
Imago semut hitam D. thoracicus mayoritas yaitu pekerja dan sudah 
ada pada semua sarang perlakuan sejak minggu pertama penelitian. Semut 
hitam dari kasta pekerja koloni lain yang bertugas mencari makanan yaitu 
perintis berdirinya koloni baru di sarang buatan. Migrasi semut hitam dari koloni 
yang lain mendorong ditemukannya imago semut hitam lebih cepat pada sarang 
perlakuan. Pertumbuhan populasi imago semut hitam selama lima minggu 
penelitian pada semua perlakuan dapat digambarkan dalam bentuk kurva pada 
Gambar 6.
Hasil analisis statistik terhadap jumlah imago semut hitam D. thoracicus
di sarang menandakan bahwa penelitian sejak minggu kedua ada 
perbedaan yang nyata antara sarang kontrol dengan ketiga sarang yang lain. Pada 
minggu pertama, perbedaan antara kontrol dengan gula kelapa tidak nyata. 
Perbedaan yang nyata antar perlakuan terjadi pada minggu keempat dan kelima 
(Tabel 8). 
Sarang perlakuan dengan pakan kepala ikan segar ternyata lebih disukai 
oleh semut hitam D. thoracicus, dimana jumlah rata-rata imago semut pada sarang 
lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. ini mungkin dipicu 
kandungan gizi pada pakan dan juga bau dari ikan segar yang menyebar jauh 
sehingga memungkinkan untuk lebih mudah ditemukan semut hitam. Bau menjadi 
salah satu sumber rangsangan bagi semut hitam dalam memilih makanan itu. 
Selain itu, kandungan gizi yang ada di dalam kepala ikan 
kemungkunan lebih diperlukan oleh semut hitam. Gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan semut hitam D. thoracicus. Kepala ikan 
mengandung protein dan air lebih tinggi dibandingkan pakan yang lain Protein diperlukan oleh semut hitam D. thoracicus pada waktu-waktu tertentu, 
khususnya pada waktu ratu aktif memproduksi telur. Selain itu protein diperlukan 
semut untuk pertumbuhan larva. 
Hasil analisis terhadap jumlah imago semut hitam D. thoracicus
berdasar waktu penelitian menandakan bahwa sarang kontrol dan sarang 
dengan pakan kepala ikan menandakan peningkatan yang menonjol setiap 
minggu (Tabel 8). Pada kedua perlakuan yang lain (gula kelapa dan susu kental 
manis), peningkatan jumlah imago setiap minggunya kurang menonjol (Tabel 8) 
dan (Gambar 6).
Proses kolonisasi dipengaruhi oleh faktor makanan 
Koloni pada sarang kontrol dan sarang dengan pakan gula kelapa 
terbentuk pada minggu ketiga penelitian, pada sarang dengan pakan susu 
kental manis terbentuk pada minggu kedua, dan pada sarang dengan pakan 
kepala ikan terbentuk pada minggu pertama 
Jenis pakan yang paling baik untuk kolonisasi semut hitam yaitu kepala 
ikan. 
Kolonisasi semut hitam Dolichoderus thoracicus Smith : 
Tipe pembentukan koloni pada semua perlakuan yaitu secara migrasi 
 Kolonisasi pada sarang buatan sudah mencapai tahap reproduksi