hewan 4

Tampilkan postingan dengan label hewan 4. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hewan 4. Tampilkan semua postingan

hewan 4













Tokek 

Matthew Vickaryous, sebagai  ahli biologi perkembangan   yang bekerja di University of Guelph, Kanada. mengungkapkan bahwa  fisik manusia  bisa saja kalah unggul dibandingkan  hewan  dan  tumbuhan, seperti  masalah  regenerasi organ, pada  hewan seperti  salamander,tokek, ikan zebra,   sebab hewan ini  dapat  mengganti  organ  tubuh yang mati , ini adalah regenerasi spesies, seperti pada tokek leopard   bahwa , tokek leopard  banyak menyimpan  saraf tulang belakang di ekornya,saat tokek leopard ini berhadapan  dengan predator,  tokek leopard melepaskan ekornya ,setelah  ekor   tokek leopard  lepas, dalam sebulan tokek tokek leopard  mampu  menumbuhkannya kembali ,   peneliti  memperkirakan bahwa  ada  beberapa jenis sel punca induk yang berperan ,  pada dasarnya  sel induk merupakan  papan tulis kosong yang mampu  berkembang menjadi berbagai  sel  berbeda seperti jantung, kulit, otot,  peneliti meneliti  regenerasi tokek dengan cara  mengambil  ekor tokek leopard untuk dianalisa secara detil    pada tingkat sel, bahwa saat  ekor  terlepas, segerombolan  sel induk bernama sel glia-radial beraksi, Sel-sel induk  kemudian   menghasilkan protein , saat ekor tokek  leopard terlepas, pembekuan darah aktif  dengan  sangat cepat untuk  menutup luka,  peneliti  berupaya menempelkan sehelai kulit di  lokasi  pembekuan , sehingga   tokek tidak mampu melanjutkan prosedur  diregenerasi,
ini menandakan  bahwa luka yang  terbuka  mengirim  sinyal ke tubuh  bahwa ada  yang harus diganti,sebab bila  peneliti  menutupi luka, maka sinyal  dihentikan sehingga  regenerasi  gagal, pada dasarnya  saat  manusia sedang terluka pada saraf tulang belakang,  sel menghasilkan  jaringan parut gunab mengurangi  peradangan,
 ini mampu  mencegah regenerasi jaringan tulang belakang,sedang  tokek tidak membentuk bekas luka  jaringan parut  yang mengurangi peradangan,  mengapa manusia  membentuk jaringan baru dan bukan sel baru, bahwa jenis sel induk yang berperan besar atas regenerasi, adalah  sel glia-radial  yang  melimpah  di  sumsum tulang belakang  dan di otak ketika  janin manusia mulai  berkembang,namun  cenderung semua sel ini hilang saat  manusia   tumbuh, inilah penyebab  utama mengapa manusia  tidak mampu  meregenerasi tulang belakang ,

Mark D Scherz, peneliti Ludwig Maximilian University di Jerman mengungkapkan bahwa 
sama seperti tokek-tokek lain dalam genus Geckolepis,maka tokek  Geckolepis megalepis merupakan  tokek endemik Madagaskar dan Komoro  memiliki  mekanisme pertahanan khusus  , sebab tokek  Geckolepis megalepis   menghindari pemangsanya  dengan cara melepaskan kulit tubuhnya kulitnya mirip  sisik ikan  ,kulit tokek  yang terlepas   berada di mulut pemangsanya, selanjutnya  tokek  melarikan diri, Geckolepis megalepis   akan menguliti dirinya hanya karena  ada rangsangan  sedikit sentuhan ,sisik tokek Geckolepis megalepis    sangat  mudah terkelupas  sebab  tidak melekat kuat pada kulit, ekor  dan tubuh tokek ini mirip ikan,tetapi , sebenarnya lebih  mirip dada ayam tanpa bulu,
Geckolepis megalepis mampu  bertahan hidup lebih baik dibandingkan dengan sejenisnya  sebab  mempunyai  sisik   lebih besar,sebab  sisik yang lebih besar lebih mudah  terlepas ,semakin besar sisik semakin keras  sisik  semakin mudah terlepas,tanpa menimbulkan bekas peneliti mengadakan  pemindaian guna  mendeskripsikan  fitur kerangka  tulang tengkorak   Geckolepis megalepis , dengan memanfaatkan  micro-computed tomography (micro-CT) guna  memindai semua tulang tengkorak  kerangka serta  fitur fiturnya  ,
bahwa   Geckolepis megalepis ternyata  merupakan  spesies  berbeda,sebab mampu  memproduksi  sisik lebih  cepat  hanya dalam beberapa minggu,

halaman  4



Tingkah laku afiliatif  yaitu  tingkah laku yang  mengindikasikan  sikap bersahabat. Tingkah laku afiliatif tertentu berperan     penting untuk mempererat ikatan sosial di dalam  komunitas . Interaksi afiliatif tidak saja terjadi antara kelas umur dan jenis 
kelamin yang sama, namun  terjadi pada semua tingkatan kelas umur dan jenis kelamin yang berbeda. Jenis tingkah laku afiliatif yang umum pada 
hewan  primata antara lain bersentuhan, duduk berdekatan, menelisik,  saling menelisik, dan berpelukan. Tingkah laku afiliatif diyakini dapat meningkatkan ikatan setiap personal   di dalam komunitas . Dalam tingkah laku afiliatif ada  tingkah laku yang berperan    penting dalam mempererat hubungan antara personal   di dalam komunitas , yaitu 
tingkah laku menelisik (grooming),
 Tingkah laku menelisik 
Tingkah laku menelisik yaitu  tingkah laku membersihkan debu, kotoran   atau kulit kering yang menempel pada rambut   atau tubuh. Tingkah laku 
menelisik lebih banyak dilakukan oleh betina dewasa baik terhadap betina dewasa lain, jantan dewasa, maupun anak-anak.  personal   yang   terlibat dalam tingkah laku menelisik yaitu  induk dan anak yang masih kecil   atau antara juvenil dan dewasa.
Tingkah laku menelisik biasanya  dilakukan oleh dua ekor hewan , namun   kadang ditemui tingkah laku menelisik mengikutsertakan  tiga ekor hewan     berdasar  jenisnya, menelisik  dibedakan menjadi dua:
-Menelisik diri sendiri (autogrooming)
-Menelisik personal   lain (allogrooming)
Menelisik personal   lain dilakukan oleh satu personal   terhadap personal   lain dengan tahapan menyentuh, memeriksa, dan membersihkan bagian  tubuhnya. Tingkah laku menelisik memiliki manfaat 
menurunkan ketegangan, kegelisahan dan stres, 
dan  berperan dalam rekonsiliasi sesudah  terjadinya perkelahian antara personal  . membersihkan rambut dari kotoran, kutu,   atau parasit di tubuh personal   yang ditelisik,  memperkuat ikatan antara personal  , khususnya pelaku grooming, 
Tingkah laku menelisik   jarang ditemukan pada jantan dewasa. Jantan dewasa dengan hierarki paling tinggi di dalam komunitas  yaitu   penerima tingkah laku menelisik dengan frekuensi paling tinggi dibandingkan jantan dengan hierarki rendah ,Betina dengan ranking rendah lebih memilih untuk melakukan tingkah 
laku menelisik pada betina dengan ranking lebih tinggi. ini dilakukan untuk memperoleh  bantuan dari betina yang ditelisik jika terjadi tingkah laku agonistik 
-  kontak  menjelaskan  suatu keadaan yang mana  dua personal    berada dalam posisi yang   berdekatan dan anggota tubuhnya  saling bersentuhan satu sama lain. Tingkah laku kontak biasa dilakukan  oleh semua hewan  pada kelas umur dan jenis kelamin yang berbeda. Sama halnya dengan  berdekatan , biasanya tingkah laku kontak digolongkan  sebagai tingkah laku afiliatif.
-Dua personal   bisa dikatakan  berdekatan  (proximity) jika kedua personal  itu  berada dalam jarak 1 meter   atau kurang, tanpa adanya anggota badan yang saling bersentuhan satu sama lain. Tingkah laku proximity 
biasanya dilakukan saat  istirahat   atau sedang makan. Tingkah laku ini digolongkan  sebagai tingkah laku afiliatif sebab  dalam tingkah laku 
ini, biasanya  tidak memunculkan sikap agresif.



Tingkah Laku Seksual
Tingkah laku antara jantan dan betina dewasa sebagai usaha  mempertahankan keturunan dinamakan  tingkah laku seksual. Tingkah laku  seksual biasanya yaitu   tingkah laku afiliatif,   kadang terjadi tingkah laku seksual yang mengarah kepada tingkah laku 
agonistik sebab  dalam prosesnya mengikutsertakan  pemaksaan jantan atas  betina   atau perebutan betina antara dua jantan. Pemaksaan seksual oleh 
jantan bertujuan meningkatkan peluang jantan mengawini betina dan  mengurangi kesempatan betina itu  dikawini oleh jantan lain , Jenis pemaksaan seksual meliputi pemaksaan kopulasi,   atau berupa intimidasi. Tingkah laku seksual mengikutsertakan  tingkah 
laku menerima dan menolak jantan oleh betina . Tahapan tingkah laku seksual ditandai dengan betina mengindikasikan  bagian belakang  tubuhnya jantan mendekati betina, memeriksa area  kelamin betina  jantan menaiki betina, jantan  memasuk masukan  peralatan  kelaminnya mendorong dan menarik 
dan diakhiri dengan jantan turun dari betina. Tahapan tingkah  laku seksual itu  tidak selalu seluruhnya dilakukan tergantung kedua  hewan  pelakunya. Tahapan tingkah laku seksual berdasar  Wood-Gush 
(1983) yaitu   masa berdekatan ,kopulasi:,menaiki betina,memasuk masukan  peralatan  kelamin 
mendorong dan menarik peralatan  kelamin 
 ejakulasi, saat  monyet ekor panjang melakukan aksi  seksual, jantan  biasanya  bertindak sebagai pengambil inisiatif. Tingkah laku yang membedakan personal   pengambil inisiatif dalam tingkah tingkah laku 
seksual yaitu : jantan melakukan pemeriksaan kelamin terlebih dahulu   atau langsung melakukan kopulasi jika mendekati betina; betina, biasanya  ditandai dengan memperlihatkan bagian belakang tubuhnya jika memancing jantan untuk melakukan tingkah laku seksual Jika jantan melakukan pemeriksaan kelamin betina terlebih  dahulu,   kali terjadi jantan tidak melanjutkannya dengan menaiki  betina sehingga  tingkah laku seksual tidak terjadi. Seekor jantan dewasa monyet ekor panjang bisa mengawini lebih dari 
satu betina dewasa yang ada di dalam komunitas nya. Perbandingan jantan dan betina dewasa di alam rata rata  antara 1:2 sampai 1:3, sedang  di  penangkaran, satu ekor jantan bisa digabungkan dengan lebih dari tiga  ekor betina. Pada komunitas  banyak jantan-banyak betina, persaingan untuk dapat  mengawini betina tidak dapat dihindari. Posisi hierarki jantan di dalam  komunitas  akan berpengaruh dalam persaingan itu . Terjadinya ikatan sedang  antara betina siap kawin dengan jantan dapat menurunkan  intensitas agonistik antara sesama jantan.  ikatan ini dapat terjadi selama betina siap kawin. Jantan  akan selalu berada di sekitar betina untuk mengawasi pasangannya.  Pada sebagian Genus Macaca, betina siap kawin mengindikasikan  
pembengkakan dan perubahan warna kulit di sekitar peralatan  kelamin.  Pembengkakan dan perubahan warna kulit itu  bersifat sedang  dan dipengaruhi oleh hormon estrogen dalam darah  Tingkah laku seksual tidak hanya terjadi pada spesies hewan  primata yang 
sama namun  bisa pula terjadi antara spesies yang berbeda. Penelitian tingkah laku seksual antara pasangan M. Nemestrina dan M. fascicularis di 
penangkaran dengan masing-masing terdiri dari empat pasangan, memiliki  tingkat keberhasilan yang tinggi pada pasangan jantan M. fascicularis dan 
betina M. nemestrina (70%), sedang  pasangan sebaliknya (jantan M.  nemestrina dan betina M. fascicularis), hanya 5%


Tingkah laku bermain saja didunia   dilakukan hanya  oleh hewan  pada kelas umur  juvenil dan anak. , tingkah laku bermain saja akan mencapai puncaknya 
saat  hewan  mencapai kelas umur juvenil. Jantan juvenil biasanya bermain saja dengan sesama jantan juvenil, walaupun  kadang terlihat jantan dan betina juvenil bermain saja bersama. Cara cara  bermain saja jantan juvenil cenderung lebih keras dan kasar dibandingkan  dengan betina juvenil  Pada monyet ekor panjang dan kemungkinan pada Genus Macaca lain, jantan dewasa sesekali bermain saja  dengan anak   atau juvenil. ini dilakukan sebagai proses pembelajaran  bagi anak   atau juvenile.

 Tingkah Laku Makan
Monyet ekor panjang termasuk ke dalam hewan  frugivora sebab  proporsi  terbesar sumber makanan lezat  nya yaitu  buah. Komposisi makanan lezat   monyet ekor  panjang   terdiri atas buah segar (69%), daun busuk  (10%), bunga mawar (1%), aneka  serangga (1%), ini yaitu  vertebrata dan invertebrata, seperti serangga, telur katak, dan kepiting  Monyet ekor panjang  mengonsumsi ikan di area  sungai , Spesies ini dikenal sebagai spesies oportunis, mereka akan berusaha mengekploitasi sumber daya yang ada 
di sekitarnya  berdasar  keragaman makanan lezat   yang dapat dikonsumsi, monyet ekor panjang yaitu  spesies hewan  primata yang dapat bertahan hidup dalam keadaan  lingkungan yang memiliki  makanan lezat   yang kurang memadai.Tingkah laku makan diawali saat hewan  mengambili  makanan lezat , 
memasuk masukan nya ke dalam mulut, mengunyah, dan berakhir saat   hewan  itu  menelan makanan lezat nya. Tingkah laku makan pada sebagian 
besar hewan  primata yaitu   tingkah laku yang memiliki persentase ntinggi. Pada monyet ekor panjang di alam, tingkah laku makan memiliki  persentase kedua terbesar sesudah  bergerak gerak   Pola aksi  monyet ekor panjang di alam terdiri dari lokomosi (2%), 
makan (90%), tidak aktif (10%), menelisik (grooming) (11%), bermain saja (15%), bersuara (1%), kawin (50%) dan berkelahi (4%).aksi  mencari cari  makan (foraging) dimulai saat  monyet ekor panjang  bergerak gerak  dari pohon tidur pada pagi hari sampai kembali ke pohon tidur  pada sore hari. Dalam melakukan jelajah hariannya (day range), beragam  tingkah laku terjadi baik dilakukan sendiri (makan, istirahat, lokomosi) 
maupun tingkah laku yang terjadi sebab  adanya interaksi sosial ,

Tabel Jenis  tingkah laku monyet ekor panjang di penangkaran
A. Tingkah Laku Agonistik
AA.Tingkah Laku Agresif
-Menampar  : Menampar bagian tubuh lawan memakai   satu  tangan
-Menyerang :  Berlari   atau melompat lompat  ke arah lawan untuk melakukan penyerangan 
-Berkelahi  :  berkelahi antara dua personal     atau lebih dengan  mencakar  menggigit lawan
- Mengancam : 
Mencondongkan tubuh ke depan, membuka mulut 
untuk mengindikasikan  taringnya ditambah  tatapan mata 
tajam ke arah lawan
-Mengejar  : Berlari mengejar personal   lain
-Menggigit  : Menggigit anggota tubuh personal   lain
BB. Tingkah Laku Submisif
-Lipsmack : 
Menggerak-gerakkan bibir atas dan bawah secara 
cepat terhadap personal   lain yang dianggap memiliki 
hierarki lebih tinggI
-Grimace : 
Menarik kedua bibir ke samping dan memperlihatkan 
gigi dan gusi kepada personal   lain yang dianggap 
memiliki posisi (hierarki) lebih tinggi
B. Tingkah Laku Afiliatif
-Menelisik  (grooming) : 
Membersihkan badan   atau rambut personal   lain (allogrooming), membersihkan badan   atau rambut sendiri (auto-grooming)
-Menghindar  : Melarikan diri   atau meninggalkan lokasi dari personal    dominan
-Berdekatan : Dua personal   berdekatan dalam jarak 1 m   atau kurang, 
tanpa adanya anggota tubuh yang saling bersentuhan
-Kontak : Dua personal   saling berdekatan dan anggota tubuh 
keduanya saling bersentuhan satu sama lain
-Menyentuh  : Satu personal   menyentuh anggota badan personal   lain
-Memeluk  : personal   merangkul   atau memeluk personal   lain secara  ventro-ventral   atau lateral
C .. Tingkah Laku bermain saja
-Rough and  tumble : Cara bermain saja juvenil yang cenderung kasar, seperti 
saling gigit dan saling cakar
D .Tingkah Laku tidak normal 
-Mencabuti  rambut : personal   mencabuti rambut sendiri
-Menggigit jari  tangan   atau kaki :
personal   menggigiti jari tangan   atau jari kaki
-Stereotypic : Tingkah laku yang dilakukan secara berulang-ulang 
dalam kurun waktu tertentu 
E.. Tingkah Laku Lain
-mencari cari  makan (foraging): bergerak gerak  untuk mencari cari  makan di dalam area   jelajahnya
-Makan :mengambili , menggigit, mengunyah, dan menelan  makanan lezat  
-Istirahat :Diam di tempat, biasanya  dilakukan dengan cara  duduk   atau berbaring
-Lokomosi:  Melakukan pergerakan pergerakan  dari satu tempat ke tempat lain
F.. Tingkah Laku Seksual
-Menaiki : Jantan menaiki tubuh betina
-Intromisi :  Jantan memasuk masukan  peralatan  kelaminnya 
-Thrusting  : Gerakan mendorong dan menarik peralatan  kelamin yang 
dilakukan jantan
-Ejakulasi  : Keluarnya sperma jantan 
-Turun  : Jantan turun dari tubuh betina
-Hind quarter  present :
Betina mengindikasikan  bagian belakang tubuh (area  
kelamin) untuk mengundang jantan melakukan 
tingkah laku seksual
-Genital inspect :
Jantan melakukan pemeriksaan area  kelamin betina 
dengan cara mengangkat ekor betina, meraba, dan 
mencium kelamin betina



  
Tingkah laku tidak normal  monyet ekor panjang   hanya terjadi di penangkaran  . sebab  hewan  sudah  ditempatkan di penangkaran,  dalam waktu yang lama, dikandangkan sendiri, tidak ada kontak visual   atau auditori dengan hewan  lain, kandang terlalu sempit, dan tidak ada   atau tidak memadainya pengayaan lingkungan.  tingkah laku bisa digolongkan  tidak normal  jika tingkah laku itu  berbeda,  dijadikan  indikator bahwa hewan   yang berada di dalam lingkungan penangkaran,  menderita secara psikologi  Tidak adanya kontak  sosial terutama terpisahnya dari induk, Jika sistem pengandangan kurang baik, maka akan muncul  tingkah laku tidak normal , seperti munculnya stereotypic behavior (dikenal 
juga dengan istilah stereotypies), yaitu tingkah laku tertentu yang  dilakukan secara berulang tanpa adanya manfaat yang jelas ,disebabkan oleh gangguan sistem saraf,   Beberapa contoh Stereotypic behavior
antara lain, tingkah laku berjalan jalan  bolak-balik, melompat lompat  berulangulang, jungkir balik, menggoyang-goyangkan badan, mencabuti rambut, 
menghisap jari, dan menggigit jari tangan   atau kaki.  tingkah laku  tidak normal  ditunjukkan oleh sebagian besar chimpanzee yang berada di kebun binatang yaitu   mengonsumsi  feses, menggoyang-goyangkan badan, 
menelisik secara berulang-ulang, menepuk-nepuk peralatan  kelamin, muntahmuntah, dan meraba-raba puting , bahwa ada  dua tingkah laku tidak normal  lain 
yang dilakukan sebagian chimpanzee di lokasi itu  yaitu  mencabuti  rambut dan memukul diri sendiri.Monyet rhesus yang berada di dalam penangkaran dapat mengindikasikan   tingkah laku tidak normal  yang  jarang terjadi di alam, diakibatkan oleh tindakan membahayakan hewan , yaitu   akibat dari 
gangguan sebelumnya   atau sebab  penyakit yang mematikan bahwa hewan  primata yang sudah  
lama diisolasi, khususnya saat  hewan  masih dalam tahap umur anak atau juvenil, akan memicu  terjadinya tingkah laku tidak normal , termasuk  melukai diri sendiri  khususnya pada Genus Macaca. Tindakan melukai diri sendiri ini juga terjadi pada salah satu spesies gibbon (Hylobates pileatus) di penangkaran Sekitar 10–14% hewan  primata yang dikandangkan secara personal    melakukan tindakan melukai diri sendiri. Semakin awal isolasi lingkungan dilakukan dan semakin lama dikandangkan secara personal   maka semakin tinggi pula kemungkinan terjadinya tingkah laku melukai diri sendiri , induk monyet rhesus (Macaca mulatta) yang membesarkan anaknya di dalam kandang tertutup mengindikasikan  tingkah laku melukai diri sendiri 30% lebih tinggi dibandingkan induk yang membesarkan anaknya di kandang terbuka ,
Pengandangan secara bersama (berpasangan   atau berkomunitas ) akan mengurangi terjadinya tingkah laku tidak normal  dan menyakiti diri sendiri, 
dan  meningkatkan peluang munculnya tingkah laku alami seperti  bermain saja, makan, dan menelisik 


Stres yaitu   keadaan biologis, emosional, dan tingkah laku yang tidak khusus  namun  dapat mengganggu   Akibat stres yang sudah  berlangsung lama 
berimplikasi pada penurunan keefektifan sistem imun, sistem syaraf, dan endokrin di dalam tubuh  Stres biasanya  terjadi pada  hewan  yang sudah  berada di penangkaran dalam waktu yang lama dengan 
minimnya pengaruh  lingkungan. Jika keadaan  ini dibiarkan berlanjut, akan  memicu  munculnya tingkah laku tidak normal  pada hewan  itu . sikap stress 
yang ditunjukkan dengan cara mencabuti rambutnya pada bagian tubuh tertentu. Sumber utama pemicu  stres yaitu  perubahan kehidupan, perkelahian, tekanan lingkungan dan ketegangan lingkungan (Tanda-tanda hewan  stres bisa diidentifikasi melalui 
tampilan  fisiknya, antara lain  rambut kusam dan rontok; ekspresi  wajah yang tegang, kadang  kelihatan takut;  diare.makanan lezat  yaitu   kumpulan bahan yang mengandung nutrien dan   diperlukan untuk melestarikan proses kehidupan. Nutrien (zat 
gizi   atau zat makanan lezat ) itu  berupa makro (air, protein, karbohidrat, dan lemak) dan mikro (vitamin dan mineral). Nutrien dipakai  untuk menunjang proses pertumbuhan, laktasi, reproduksi, dan regenerasi 
sel yang rusak. Pemberian makanan lezat  pada binatang  baik yang ada di alam   atau  di penangkaran sebaiknya harus memenuhi kebutuhan  nutrien untuk hidup pokok, bertahan hidup dan bahkan untuk tumbuh 
kembang dan reproduksi. Kebutuhan nutrien untuk monyet (termasuk Macaca fascicularis) pertama kali dibuat oleh Committee National Research Council di Amerika Serikat (NRC 1974), yang lalu   data 
dan informasi dari hasil perkembangan riset terus di perbaharui hingga  terwujud buku Nutrient Requirements of Nonhuman primates (NRC 1978). 
Isi buku NRC banyak menjelaskan perlunya perhatian terhadap  nutrien untuk beberapa binatang  Nonhuman primates langka dan yang  terancam akan punah. 




makanan lezat  Macaca fascicularis di Alam
Keragaman Jenis makanan lezat   hewan  primata liar (termasuk Macaca fascicularis) yang hidup di alam 
biasanya mengonsumsi makanan lezat  dari jenis tumbuhan dan binatang  (sesuai penelitian di Asia, Afrika, dan Amerika Latin). berdasar  hasil riset , 
makanan lezat  Macaca fascicularis terdiri dari 64–66% buah-buahan, 17% dedauan, 8% bunga, 40% binatang  insekta, dan 3% sejenis makanan lezat  lain-lain ,
131 jenis hewan  primata, mereka mengonsumsi 30% buah-buahan, 70% bagian tanaman yang lunak (pucuk, tunas, bunga), 19% daun matang, 20% 
invertebrata, 90% biji-bijian, dan 37% makanan lezat  protein binatang  lainnya e(telur).
Macaca fascicularis yang hidup di alam   arif dalam menjaga  kelangsungan hidupnya. bila  binatang  merasa sakit   atau luka, maka  mereka akan mencari cari  obat yang ada di alam (hutan hujan basah ) berupa herbal yang biasa mereka makan. Senyawa sekunder dari tanaman herbal (obat)  beragam jenisnya dan berkhassiat untuk menyembuhkan penyakit. Daun 
jambu biji dapat menjadi obat untuk peristiwa  diare, sedang  rimpang jahe dapat dipakai  untuk menanggulangi perut kembung. Monyet juga 
menyukai buah pinang yang sekaligus dapat mencegah cacingan. Daun   atau biji (bakau) yang rasanya sepat biasanya mengandung tannin yang  berfungsi sebagai anti protozoa, sedang  daun   atau biji yang rasanya 
pahit (lerak) biasanya tinggi kandungan saponinnya. Saponin dapat menurunkan kadar kolesterol. 
Buah yaitu  makanan lezat  yang   disukai oleh Macaca fascicularis. Setiap jenis buah berbeda nilai gizinya. Buah-buahan banyak mengandung 
sumber vitamin, terutama vitamin C (jeruk, mangga, dan apel), vitamin K (pisang), dan  vitamin A (tomat). hewan  primata mengkonsumsi buahbuahan di alam dalam bentuk mentah   atau segar. ini memicu  
kandungan vitamin dalam buah-buahan itu  relatif tidak rusak strukturnya sehingga   efektif untuk menunjang kesehatan dan  kehidupan di alam.  Macaca fascicularis lebih menyukai buah yang  mengandung vitamin C tinggi (jeruk, papaya, mangga, dan pisang). Hal 
ini mencerminkan sifat yang menjadi ciri khas Macaca fascicularis yaitu  rentan terhadap defisiensi vitamin C. Oleh sebab  itu, hewan  itu    memerlukan vitamin C 
Sebagian besar tubuh serangga mengandung banyak  protein (60 %) dan lemak (35 %). Protein yaitu  nutrien yang mengandung banyak  sumber nitrogen dan asam amino  dan diperlukan  untuk pertumbuhan dan sintesis dari semua struktur sel.  Macaca fascicularis dapat bertahan hidup dengan 1   atau 2 ekor serangga 
yang mengandung protein tinggi (jangkrik, belalang, kroto   atau larva ulat). Semut di samping mengandung protein, juga mengandung asam bismut.  Lemak yaitu   nutrien yang mengandung bermacam asam lemak, 
baik yang jenuh maupun tak jenuh. Lemak dapat dipakai  sebagai  makanan lezat  sumber energi. Berbagai asam lemak esensial (asam linoleat, 
asam linolenat, asam palmitat, asam stearat, dan asam arakhidonat) dari  insekta   diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup monyet di  alam. 


 Kualitas berbagai  macam serangga agak berbeda terutama pada kandungan protein,  karbohidrat dan lemaknya. Belalang memiliki kadar protein yang tertinggi (62%) sedang  rayap memiliki kadar lemak yang paling tinggi (54 %).  Kedua insekta ini   potensial untuk dikonsumsi khususnya pada  binatang  tumbuh (protein) dan reproduksi (lemak). Beberapa insekta hasil budi daya di laboratorium sebagai makanan lezat  hewan  primata di penangkaran memiliki kualitas yang berbeda dengan di alam.  Perbedaan itu  disebabkan jenis insektanya dan makanan lezat  yang  diberi . Jangkrik kalung memiliki kualitas lebih baik dan daya hidup  dan  jumlah telur yang lebih tinggi. Ulat hongkong yaitu   insekta sumber protein dan lemak yang tinggi sehingga   cocok diberi   untuk binatang  yang sedang tumbuh dan reproduksi.Biji
Jenis biji-bijian yang   dikonsumsi oleh Macaca fascicularis yaitu  jagung. Jagung biasanya sebagai sumber karbohidrat dan  protein. Kandungan nutrien utama jagung yaitu  72–73% pati, dengan 
nisbah amilosa dan amilopektin 25:75. Pada jagung ketan (waxy maize) nisbahnya 7%:93%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) rata rata  antara 1–3%. Biji-bijian lainnya yaitu  kacang dan gandum. Macaca sp.   mencari cari  makanan lezat  hingga ke perkebunan   atau pemukiman penduduk. 


 makanan lezat  di Penangkaran dan Diet Khusus 
untuk binatang  percobaan Usaha penangkaran yaitu  salah satu kegiatan alternatif untuk  mencegah kepunahan hewan  di alam. Keberhasilan penangkaran 
hewan  ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya informasi yang berkaitan dengan aspek biologis (tingkah laku) dan status gizi hewan  itu . Dalam penangkaran kegiatan pengamatan lebih di tujukan 
untuk mengevaluasi tingkahlaku , ke an zat gizi dan kesukaan makanan lezat  dan  reproduksi. Tujuan lain dari penangkaran yaitu   untuk memperoleh  informasi data dasar yang dapat dipakai   sebagai acuan pengembangan penelitian hewan  primata Macaca 
fascicularis sebagai binatang  percobaan .
saat  binatang  menjalani masa adaptasi di dalam penangkaran,  biasanya diberi makanan lezat  yang disesuaikan dengan kebiasaan di  alam aslinya. Untuk mengetahui jenis dan jumlah makanan lezat  yang 
disukai, dilakukan percobaan  pengaturan  pemberian makanan lezat  secara ad libitum (pemberian berlebih). Pengamatan pperalatan abilitas terhadap 
jenis makanan lezat , dilakukan pada Macaca fascicularis secara personal     atau berkomunitas . Hasil dari pengamatan pperalatan abilitas terhadap 
makanan lezat  dapat disusun diet dengan jumlah zat gizi yang sesuai  dengan kebutuhan. Beberapa buah   diberi  pada Macaca  fascicularis di penangkaran 
binatang  Macaca fascicularis dapat dipakai  sebagai percobaan  untuk  beberapa penyakit seperti gemuke, diabetes, hiperkolesterolemia,  penyakit jantung, osteoporosis dan tumor. Untuk menjadikan 
binatang  percobaan  seperti yang diinginkan, beberapa pendekatan sudah   dilakukan, antara lain melalui pemberian diet khusus. Diet Khusus untuk binatang  percobaan   binatang  percobaan  yang dibuat melalui induksi diet khusus perlu diperhatikan  kebutuhan nutrien untuk hidup pokoknya agar tidak mengalami difisiensi.  Beberapa diet yang dibuat untuk menjadikan binatang  kegemukan , mengalami aterosklerosis   atau diabetes mellitus, memerlukan bahan baku khusus. 
Bahan dengan kadar lemak tinggi, karbohidrat tinggi, energi tinggi, rasio lemak jenuh: tak jenuh seimbang, dan kualitas vitamin dan  mineral 
yang murni,   diperlukan. binatang  percobaan  yang biasa dipakai   yaitu  binatang  mature non breeding sehingga tidak mengganggu keadaan  
pertumbuhan dan reproduksinya. Jika binatang  percobaan  dipelihara dalam  penangkaran secara bersama, harus dipastikan bahwa binatang  yang paling  rendah dalam dominasi (leastdominancy) dapat memperoleh makanan lezat   secara  . biasanya kandang personal   dipakai  untuk mempermudah 
pemantauan konsumsi diet dan sekaligus untuk menghindari terjadi  dominansi satu dengan yang lainnya.


-   percobaan  kegemukan  
pada populasi usia produktif. keadaan  ini    pemicu  dari berbagai  macam penyakit dan yaitu   bagian dari sindroma metabolik. kegemukan   didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan kelebihan berat badan akibat 
dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. kegemukan    disamakan  dengan overweight   atau berat badan melebihi berat badan normal. 
kegemukan  yaitu  keadaan  kelebihan berat badan akibat penimbunan lemak  melebihi 23% (rata-rata 20%) pada pria dan  30% (rata-rata 25%) 
pada wanita dari berat badan ,kegemukan  dipicu  oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik, tingkah laku, lingkungan, fisiologi, dan sosial-budaya   kegemukan  lebih dipengaruhi  faktor   lingkungan seperti asupan makanan lezat  berlebih dengan  aksi  yang minim (sedentary).  sejak 
awal bahwa faktor genetik yang berperan besar dalam menyumbangkan keadaan kegemukan  sampai dengan 50–90% khususnya dalam perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT) Ukuran IMT dihitung  berdasar  berat badan (kg) dibagi tinggi duduk dikuadratkan (m2
)  berdasar  WHO (2006), standar IMT pada kita  
untuk kriteria overweight yaitu  lebih dari 25 dan untuk kegemukan  lebih  dari 30.  kegemukan   meningkatkan angka kesakitan dan kematian beberapa  penyakit seperti penyakit hipertensi, dislipidemia, DM tipe-2, penyakit  jantung koroner, stroke, penyakit kandung empedu, osteoartritis, gangguan  psikiatri dan karsinoma pada berbagai organ seperti endometrium, 
payudara, usus besar, dan  prostat. Keadaan ini dapat mengenai laki-laki maupun wanita terutama wanita yang sudah  memasuki masa menopause 
  atau mati haid. Wanita yang sudah  memasuki masa sesudah  mati haid  memiliki risiko mengalami kegemukan  tiga kali lebih besar dibandingkan  laki-laki 
hewan  primata dapat mengalami kegemukan  seperti pada kita . Monyet ekor panjang yang mengalami kegemukan  di alam dapat ditemukan di  Pulau Bali sebab  hewan  itu  memiliki akses memperoleh makanan lezat  yang ada  di sekitar habitatnya Kelainan kegemukan nya  seperti penumpukkan lemak perut (abdominal) dan lemak di bawah  kulit (subkutan).  lah penting binatang  percobaan  memiliki sifat istik 
kegemukan  seperti pada kita  dan morbiditasnya sehingga dapat menjadi  suatu peralatan  (tools) untuk mengevaluasi pengembangan pencegahan dan 
  atau pengobatan kegemukan  dan  komplikasinya. kegemukan  pada monyet  rhesus (Macaca mulatta) yang dipelihara dalam kandang personal   selama 
bertahun-tahun dikabarkan  menjadi gemuk dan beberapa di antaranya  cenderung menderita penyakit yang disebabkan kegemukan  Kurangnya aksi  bergerak gerak  mungkin yaitu   faktor penunjang 
terjadinya obsitas pada monyet ini  kegemukan  spontan juga sudah  dikabarkan  dapat terjadi pada baboon liar koloni rhesus  koloni Macaca fuscata dan Macaca nemestrina , pemberian makanan lezat   berenergi tinggi dan penambahan kuning telur selama satu tahun berpengaruh pada  peningkatan berat  badan sehingga meningkatkan IMT sampai dengan 
kegemukan  tipe 1 Diet yang diberi  mengandung karbohidrat  41%, protein 16,5%, lemak 27,5%, dan total energi 4655 Kal atau kg. binatang   percobaan  kegemukan    diperlukan  untuk dapat memahami berbagai  permasalahan yang ada  pada kegemukan   yaitu   suatu  penyakit multifaktorial yang kompleks. hewan  primata seperti MEP dapat menjadi gemuk secara spontan namun memerlukan  waktu yang lama 
sekitar 10–15 tahun. sedang  dengan induksi diet pembuatan binatang   percobaan  pada MEP dapat terjadi dalam 1 tahun. Fenotipe dari MEP yang 
diberi makanan lezat   berenergi tinggi selama 1 tahun mengindikasikan  perkembangan  ke arah kegemukan  seperti pada kita Pengukuran antropometeri tubuh dapat dipakai  sebagai penentuan  kegemukan  seperti ukuran lingkar pinggang, dan tebal lipatan kulit 
perut. Pemberian makanan lezat   energi tinggi dan  kuning telur secara  mengalami peningkatan lingkar pinggang secara signifikan seiring  dengan bertambahnya berat  badan dibandingkan dengan binatang  yang  memperoleh makanan lezat   

-Diet gemuk yaitu  formula yang disusun dari bahan baku berkalori tinggi  khusus untuk binatang  agar mengalami kegemukan . Bahan makanan lezat  lokal 
dengan nilai kalori tinggi   susah didapatkan, kecuali minyak sayur.  Bahan yang biasa dipakai  berasal dari karbohidrat mudah larut (soluble  carbohydrate) seperti tepung gandum, tepung beras, jagung, sukrosa, 
glukosa, dan maltose dalam jumlah yang   tinggi (sampai lebih dari  50% dalam formula). Bahan baku lain seperti sumber lemak dan sumber 
energi dapat berupa minyak ikan, minyak kelapa, minyak jagung, dan tallow (lemak sapi). Total energi untuk diet gemuk sebaiknya di atas 4500 
kkal.Pemilihan jenis bahan baku dan jumlah yang harus dipakai  menjadi  dasar pertimbangan pembuatan diet khusus untuk binatang  percobaan . Pada  pembuatan formula diet gemuk bahan makanan lezat  yang mengandung serat  tinggi harus dihindari sebab  akan memicu  percepatan laju digesta di saluran pencernaan, akibatnya penyerapan nutrien menjadi rendah. 
Ke an protein, vitamin, dan mineral harus selalu diperhatikan agar  binatang  percobaan  tidak mengalami gangguan defisiensi makro dan mikro 
nutrien khas (rontok bulu, gigi keropos, stres). Jika terjadi gangguan khas  akibat defisiensi makro   atau mikro nutrien, maka perlu dilakukan reformulasi diet dengan mengevaluasi pemakaian  bahan dan kandungan  nutrien (kualitas) bahan yang dipakai . Dalam penyiapan diet khusus .ini, perlu diperhatikan pula sifat kesukaan terhadap rasa, bau, dan warna 
agar diet itu  dapat dikonsumsi secara optimum (makanan lezat  tidak  dibuang-buang). Macaca fascicularis menyukai rasa manis dan makanan lezat  
berwarna.Pembuatan formula diet yang mengikutsertakan  bahan baku dengan kandungan 
air yang bervariasi harus berdasar  pada perhitungan bahan kering (BK),  dengan jumlah maksimum 100%. bila  bahan baku yang dipakai  memiliki kadar air yang hampir sama maka formulasi dapat didasarkan 
pada bahan segar (as fed). pemakaian  dan pemilihan bahan baku harus memperhatikan kandungan nutrien bahan yang akan dipakai  sehingga  sesuai dengan komposisi diet (gemuk) yang ditentukan. Kontribusi nutrien (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral) dari semua bahan nyang dipakai  dijumlahkan untuk memperoleh  nilai total nutrien dari 
diet yang dibuat.  Penimbangan bahan baku segar yang akan dipakai  harus memperhitungkan  kadar air dari bahan yang dipakai . Proses mencampurkan bahan perlu  memperhatikan jenis bahan baku. Untuk bahan yang jumlahnya sedikit  (mikro) dicampurkan dengan bahan mikro yang lain (seperti vitamin  dangan mineral) sehingga homogen. Bahan yang jumlahnya banyak (makro)  dicampurkan dengan bahan makro yang lain (tepung gandum dengan gula 
  atau tepung jagung). Bahan baku berbentuk gel   atau minyak padatan dilarutkan terlebih dahulu sebelum dicampurkan ke dalam bahan makro dan mikro. Tahap terakhir yaitu  proses pencampuran feed suplemen   atau  feed aditif (zat pewarna, syrup, CMC, dan growth promoter). Formula khusus diet gemuk untuk Macaca fascicularis yang pernah dibuat  dari bahan baku lokal pemakaian  bahan  baku seperti gula pasir dan syrup bertujuan untuk meningkatkan rasa  manis, sedang  pemakaian  carboxymethyl cellulose (CMC) berperan 
sebagai sumber serat pangan yang jumlahnya sedikit. Pemakaian meat  bone meal yaitu   bahan sumber protein. Kuning telur disamping  sebagai sumber protein juga sebagai peningkat cita rasa. perpaduan  
pemakaian minyak kelapa dan minyak jagung sebagai penyeimbang rasio  asam lemak jenuh dan tak jenuh (15%) dan  penambahan tallow (10%)  meningkatkan kadar lemak pada diet gemuk. pemakaian  minyak 
yang berlebihan untuk mengejar ke an energi dapat memicu   binatang  mengalami diare. Total energi dalam diet hanya mencapai 4340  kkal atau kg diet. Hasil yang didapat dari pemberian diet gemuk pada Macaca  fascicularis selama setahun dapat membuat  penambahan berat   badan yang nyata meningkat dengan nilai IMT mencapai 27 kg atau m, artinya 
kegemukan  tipe I Masa adaptasi makan pada binatang  percobaan  Macaca fascicularis    lama yaitu sekitar 2 bulan. Pada awalnya makanan lezat  yang diberi  
terdiri dari 75% monkey chow dan 25% diet gemuk selama dua minggu.  Pada minggu ketiga dan keempat proporsi makanan lezat  berubah menjadi  50% monkey chow dan 50% diet gemuk. Pada minggu kelima dan keenam 
makanan lezat  lebih banyak diberi diet gemuk (75% dan sisanya monkey chow  (25%). Menjelang dua bulan pemberian diet gemuk, Macaca fascicularis
sudah  beradaptasi dengan diet gemuk. Selama masa adaptasi makan, berat   badan belum mengindikasikan  pertambahan yang nyata, namun sesudah  diet 
gemuk terkonssumsi hingga 100% maka berat  badan naik secara perlahan  hingga mencapai kegemukan  tipe I. 

-binatang  percobaan  Macaca fascicularis   dipakai  untuk penelitian  pemberian diet aterosklerosis, dan hasilnya mengindikasikan  tingkat kejadian 
yang   tinggi. Salah satu sarat untuk membuat diet aterosklerosis  yaitu formula harus mengandung lebih dari 0,28 mg kolesterol atau kalori diet 
Pemilihan bahan baku seperti  minyak kelapa yang mengandung asam lemak jenuh (Saturated Fatty
Acid = SFA) perlu diimbangi dengan sumber asam lemak tak jenuh (Poly  Unsaturated Fatty Acid = PUFA) yang banyak ada  pada minyak jagung, sehingga diharapkan dapat terjadi pembentukan kolesterol di tubuh yang  lebih baik. pemakaian  lemak sapi (tallow) dan kuning telur yaitu    bahan baku penyumbang kolesterol utama, sedang  pemakaian   tepung kedele dan tepung ikan sebagai penyumbang protein. Vitamin dan  mineral diberi  sesuai dengan kebutuhan. Beberapa bahan baku utama  pada pembuatan diet aterosklerosis seperti pada  Salah satu formula yang sudah  dibuat dan diuji cobakan untuk membuat   binatang  percobaan  Macaca fascicularis mengalami hiperkolesterol (kolesterol  serum > 400 mg atau dl) dan dapat bertahan hingga 2 tahun pada posisi kadar 
kolesterol tetap tinggi yaitu  diet aterogenik  -1
Uji coba pada binatang  percobaan  dilakukan di fasilitas binatang  percobaan  kandang PSSP-  selama 12 bulan pertama dan dilanjutkan dengan 
rekayasa  formula diet aterogenik untuk 12 bulan berikutnya. Diet  aterogenik berbentuk kue yang sudah di thawing diberi  pada 24  ekor binatang  percobaan  Macaca fascicularis jantan (rataan BB 4–5 kg) secara 
ad libitum yang dipelihara pada kandang personal  . Masa adaptasi makanan lezat  berjalan jalan  selama 4 minggu hingga diet terkonsumsi habis. Diet dengan 
empat bahan baku utama yang dipakai  (kuning telur, minyak kelapa,  minyak jagung dan lemak sapi) dapat membuat  binatang  percobaan  Macaca  fascicularis mengalami hiperkolesterol (serum kolesterol yang mencapai  lebih dari 400 mg atau dl) dan bertahan dalam kurun waktu yang   lama  (2 tahun). Dari 24 ekor binatang  percobaan  yang diinduksi diet aterogenik, tidak  semua binatang  percobaan  mengalami hiperkolesterolemia (kadar kolesterol  >400 mg atau dl) ada yang mengalami hiporesponden (18%) dan medium 
dan  hiperesponden (70%) terhadap terjadinya peningkatan kadar  kolesterol serum (Sajuthi et al. 2014). beberapa  16% binatang  percobaan  yang 
mengalami hiporesponden terhadap terbentuknya plak di arteri, 37,5% normoresponden dan sisanya berstatus hiperesponden hingga terbentuk  plak di pembuluh darah arteri karotis  keadaan  terjadinya  plak di pembuluh darah arteri karotis   dipengaruhi oleh ekspresi  gen pengendali  dan besarnya nutrien dan  asam lemak yang dikonsumsi  oleh binatang  percobaan . Jumlah nutrien, kolesterol, dan rincian asam lemak  yang dikonsumsi oleh Macaca fascicularis yang diberi diet aterogenik   -1 . Konsumsi lemak dan kolesterol dan  asam  lemak oleat dan linoleat pada perlakuan diet atherogenik  -1 lebih tinggi 
dibandingkan dengan pada perlakuan diet aterogenik yang mengandung  crystalin cholesterol (import). Hasil pengamatan mengindikasikan  bahwa  diet aterogenik dengan bahan baku lokal yang mengandung lemak 
dan kolesterol tinggi dapat menginduksi terjadinya binatang  percobaan  yang  mengalami hiperkolesterolemia.Kehadiran vitamin dan mineral asal bahan lokal pada beberapa peristiwa  
penelitian yang sudah  berjalan jalan  perlu di evaluasi kualitasnya sebab    mengindikasikan  kadar yang tidak sesuai dengan kualitas yang tertulis. ini  memicu  terjadinya kesalahan perhitungan formula sehingga berakibat pada gangguan defisiensi makro atau mikro mineral pada binatang  percobaan , seperti gigi yang lepas   atau kejadian keropos tulang. keadaan  itu  berpengaruh pada data pengamatan utama. 


-  Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus (DM), penyakit degeneratif yang terjadi sebab   kesalahan regulasi metabolik, ditandai dengan hiperglikemia. Penyakit ini dipicu  oleh hilangnya sekresi dan kerja insulin secara 
progresif. Potensi primata non-kita  (NHP) sebagai percobaan  dalam  penelitian diabetes sudah  dipahami dari beberapa  penelitan awal DM. Diabetes melitus tipe 2   atau dengan non–insulin–dependent diabetes 
mellitus. (NIDDM) yaitu   penyakit degeneratif yang memberi masalah kesehatan  dengan insiden penyakit yang meningkat setiap tahunnya. hewan  primata dunia lama yaitu  salah satu binatang  percobaan  yang berguna mempelajari diabetes tipe 2, seperti kita  NIDDM pada hewan  primata juga terjadi pada usia tua dan kegemukan . hewan  primata memiliki 
tendensi resistensi insulin dikaitkan dengan keadaan  kegemukan , yaitu  saat  awal terjadinya kompensasi terhadap sekresi insulin. saat  terjadi  kekurangan secara relatif   atau absolut dalam produksi insulin pankreas  maka konsentrasi glukosa puasapun mulai meningkat dan tanda-tanda  diabetes menjadi jelas. 
Perubahan patologi di pulau pankreas hewan  primata DM juga mirip  dengan yang terlihat pada penderita diabetes kita  yang awali dengan  hiperplasia dari pulau dengan produksi insulin berlimpah, lalu    diikuti dengan penggantian pulau dengan massa amiloid. Komparasi DM  pada kita  dan hewan  primata MEP mengindikasikan  perubahan patologi  berupa deposit amyloid pada pulau Langerhans yang ditambah  dengan  hilangnya beberapa  besar sel beta pankreas. Temuan ini  memiliki  kesamaan dengan penelitian  DM pada beberapa  jenis spesies Macaque lainnya 
dan kejadian DM pada kucing lokal yang usia lanjut. Deposit amiloid di pulau Langerhan pada kita  dan kucing DM berasal dari IAPP (Islet Amyloid Polypeptide) yang sekresinya selaras dengan sekresi insulin 
secara normal dihasilkan dari sel beta pankreas. penelitian  IAPP NIDDM  MEP membuktikan dengan deteksi cDNA yang didukung dengan data  morfologi dan morfometri NIDDM mengindikasikan  bahwa IAPP pada MEP  memiliki kesamaan 92% dan lebih tinggi dibanding kucing dan  roden  sebesar 86% dan 84%  sehingga  penampilan klinis penyakit DM yang terjadi secara spontan pada  MEP memiliki kesamaan NIDDM pada kita Kesamaan faktor-faktor itu  antara lain awal   atau onset DM terjadi  pada usia dewasa muda sampai tua, kegemukan , hiperinsulinemia, dan atau   atau 
resistensi insulin terhadap intravena glukosa dan tahap  panjang non ketosis  selama terapi insulin tidak diperlukan . Didasari faktor-faktor klinis pada 
keadaan  prediabetes (mirip dengan sindrom metabolik pada kita ) dan  diabetes maka dipastikan bahwa DM pada MEP dapat berguna sebagai  binatang  percobaan  yang   baik dari NIDDM kita . Diketahui pula 
bahwa penampilan klinis penyakit DM yang terjadi secara spontan pada  MEP memiliki kesamaan dengan non–insulin-dependent diabetes mellitus 
(NIDDM) pada kita . Kesamaan faktor-faktor itu  antara lain awal   atau onset DM terjadi pada usia dewasa muda sampai tua, kegemukan ,  hiperinsulinemia dan atau   atau resistensi insulin terhadap intravena glukosa 
dan tahap  panjang non ketosis selama terapi insulin tidak diperlukan .  Komparasi DM pada kita  dan MEP mengindikasikan  perubahan patologi  berupa deposit amyloid pada pulau Langerhans yang ditambah  dengan  hilangnya beberapa   sel beta pankreas. Temuan ini juga memiliki kesamaan dengan penelitian  DM pada beberapa  jenis spesies Macaque lainnya 
dan kejadian DM pada kucing lokal yang usia lanjut. Deposit amiloid di  pulau Langerhan pada kita  dan kucing DM berasal dari IAPP yang  sekresinya selaras dengan sekresi insulin secara normal dihasilkan dari 
sel beta pankreas. penelitian  IAPP NIDDM MEP membutikan dengan deteksi  cDNA yang didukung dengan data morfologi dan morfometri NIDDM 
mengindikasikan  bahwa IAPP pada MEP memiliki kesamaan 92% dan lebih tinggi dibanding kucing dan roden sebesar 86% dan 84% ,Diabetes Melitus dapat juga memicu  pengaruh buruk terhadap  keutuhan tulang sehingga dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan  fraktur. Mekanisme yang melatarbelakangi terjadinya penurunan kekuatan 
tulang pada DM belum diketahui secara jelas, diduga akibat gangguan  puncak massa tulang dan komplikasi kronik DM seperti neuropati dan  nefropati diabetik. Pada DM tipe 1, gangguan ini lebih berat dibandingkan 
DM tipe 2. ini diduga sebab  hilangnya pengaruh anabolik dari insulin  dan IGF-1 yang akan memicu  gangguan pencapaian puncak massa  tulang sehingga memicu  gangguan pembentukan tulang. Pada 
DM tipe 2, kepadatan massa tulang tidak terlalu menurun dibandingkan  DM tipe 1, namun  tetap tidak dapat terhindar dari risiko terjadinya fraktur, 
sebab  densitas tulangnya mengalami penurunan. Komplikasi kronik  yang khas terjadi pada tulang akibat kontrol glikemik yang buruk berupa adanya sindrom kaki diabetik dan neuroarthropati de Charcoat, yang 
akan meningkatkan risiko terjadinya fraktur dan amputasi. tidak normal itas  tulang rangka tergantung pada kualitas kontrol glikemik, lamanya DM, dan 
adanya komplikasi mikrovaskular. Risiko jatuh pada populasi usia lanjut akan meningkat dengan 
adanya gangguan penglihatan, regulasi ortostatik dan keseimbangan.   dapat  menurunkan kualitas hidup penderita dengan kejadian patah tulang yang 
meningkat. Osteoporosis sudah  dipelajari dengan memakai  hewan   primata sebagai percobaan  osteoporosis penyakit kita . Osteoporosis 
yaitu   penyakit metabolik tulang yang banyak diderita oleh wanita  sesudah -menopause. Secara fisiologis dalam kehidupan wanita menopouse 
terjadi penurunan fungsi ovarium, bersamaan dengan keadaan  itu   terjadi penurunan kadar estrogen sampai ketingkat rendah, wanita akan  kehilangan tulang bermineralisasi   cepat (3% per tahun) selama 
5 tahun pertama dan 1% sampai 2% per tahun sesudah itu. sedang  pada wanita sesudah menopause, kadar estrogen yang mulai menurun akan  memicu  gangguan keseimbangan antara sel penghancur tulang 
(osteoklas) dan sel pembentuk tulang (osteoblas). Pada awalnya defisiensi  estrogen terjadi gangguan resorpsi jaringan tulang secara tidak langsung  namun sel-sel pembentukan tulang masih betanggapan  melalui reseptor  estrogen. ini sebab  belum terbukti adanya reseptor estrogen pada selsel tulang sehingga dapat diketahui adanya pengaruh langsung estrogen. 
Kejadian ini memicu  kehilangan massa tulang dan peningkatan  penyerapan tulang secara bertahap yang berakhir dengan keadaan   osteoporosis. sehingga  diketahui bahwa penurunan massa tulang 
dipicu  oleh laju resorpsi tulang lebih aktif dari pembentukan  tulang.  paparan sinar ultraviolet Beta 
selama lima bulan pada MEP post ovariektomi memberi  peningkatan indeks statis aksi  osteoblast dalam formasi tulang pada komunitas  MEP 
hipoestrogen namun  tidak menekan peningkatan proses resorpsi tulang.  sedang  penelitian  memakai  tikus sebagai binatang  percobaan  mengindikasikan  
keadaan  kekurangan hormon estrogen akibat ovariektomi dan makanan lezat   rasio  fosfat atau kalsium tinggi memicu  terjadinya osteoporosis pada tulang mandibula tikus. Tulang aksial (tulang mandibula) lebih osteoporotik  dibandingkan tulang ekstremitas . , DM pada hewan  primata juga memberi  informasi adanya  perubahan buruk pada profil plasma lipid, konsentrasi lipoprotein,  komposisi lipoprotein, dan glycation, yang dapat berkontribusi untuk 
perkembangan penyakit vaskular aterosklerosis. Selain DM, hiperlipidimia,  hipertensi, dan kegemukan , dan  angka hidup yang meningkat   memicu  atersklerosis yang menuju ke penyakit jantung koroner.
riset  induksi diet gemuk dengan kandungan energi lebih dari 4500 Kal atau kg diet pada Macaca fascicularis membuktikan binatang  percobaan  itu  dapat mengalami peningkatan IMT mencapai keadaan  kegemukan  tipe 1. Percobaan pada pemberian diet aterogenik dengan kandungan kolesterol diet 0,28 
mg atau kal energi dapat memicu  peningkatan plasma kolesterol yang  sejalan dengan percepatan akselerasi proses atherosclerosis pada arteri  karotis. sehingga  pemberian makanan lezat   kolesterol tinggi yaitu  
salah satu metoda untuk membuat binatang  percobaan  mengalami penyakit  aterosklerosis seperti pada kita  yang ditandai dengan adanya insiden 
infark miokardium yang relatif tinggi, faktor psikososial, dan adanya  perbedaan jenis kelamin juga menjadi faktor kerentanan untuk kejadian aterosklerosis

-Diet Diabetes Mellitus
Pembuatan diet untuk binatang  diabetes mellitus   mirip dengan diet  gemuk sebab  formulanya hampir sama untuk menjadikan binatang  percobaan  
overweight. Gangguan yang diakibatkan oleh tingginya pemakaian  dan  serapan karbohidrat terjadi pada kerja hormon insulin sehingga berdampak  pada terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2. Diet gemuk yang diberi  dalam jangka waktu lama dapat memicu  binatang  percobaan  mengalami  diabetes melitus tipe 2. binatang  percobaan  diabetes tipe 2 dapat terjadi baik 
secara spontan (pada tikus, mencit, dan monyet rhesus) maupun diinduksi  dengan senyawa kimia, seperti alloxan (kelinci, mencit)   atau dengan diet 
khusus (tikus, mencit, dan monyet rhesus)   atau melalui jalur operasi (tikus, anjing, babi dan primate) dengan akibat adanya keuntungan dan 
kerugian bagi binatang  percobaan  yang dipakai   Induksi binatang  percobaan  dengan diet gemuk dapat dilakukan dengan  formula yang memakai  bahan baku mengandung karbohidrat mudah  larut tinggi (tepung gandum, maizena, gula, sukrosa, dan syrup), bahan 
makanan lezat  mengandung lemak tinggi (minyak, talow, dan telur), dan  bahan makanan lezat  mengandung serat terlarut (CMC) dalam jumlah terbatas.

-  Aterosklerosis 
binatang  percobaan  penyakit degeneratif aterosklerosis yaitu   proses  pembentukan plaque atheroma pada dinding pembuluh darah, jika terjadi 
pada pembuluh darah koroner  menganggu aliran darah ke otot jantung  dan memicu  penyakit jantung koroner, sedang  aterosklerosis yang terjadi pada pembuluh darah serebrovaskular akan mengganggu aliran 
darah ke otak dan memicu  penyakit serebrovaskular. Aterosklerosis selalu dimulai dengan adanya disfungsi endotel berlanjut ke tahap  akumulasi lipid ekstraselular yang diikuti oleh proses mikro inflamasi berupa tahap  
rekrutmen leukosit yang memicu  akumulasi lipid intraselular Disfungsi endotel yaitu   suatu keadaan  non-adaptif dari endotel  akibat potensi vaskular endotel yang akan mengalami modulasi fenotip 
dan ditandai oleh adanya kesalahan pengaturan   atau kehilangan  kemampuan dalam mekanisme pengaturan homeostasis yang kritis  pada sel-sel endotel yang sehat . Disfungsi  endotel biasanya ditandai oleh penurunan sekresi faktor-faktor relaksasi 
(vasodilator) dan cenderung untuk meningkatkan sekresi faktor-faktor  konstriksi (vasokonstriktor). Pembentukan sel-sel busa (foam cells) di lapisan
subendotel lalu   akan terjadi secara outward ke arah abluminal yang  tidak mengambili  tempat lumen pembuluh darah. Timbunan sel-sel busa  akan berkelanjutan sampai lesi melampaui 40% dari penampang melintang  pembuluh darah yang biasanya sudah terjadi pembentukan fibrous cap. 
tahap  berikutnya lesi akan tumbuh secara inward dan akhirnya terkonsolidasi  sebagai suatu plakateroma di lapisan subendotel (tunika intima) sehingga 
memicu  stenosis lumen pembuluh darah 
Aterosklerosis biasanya  dikenal sebagai penyakit pembuluh darah yang  ditandai dengan pengerasan dinding pembuluh darah dikaitkan dengan 
tingginya kosentrasi kolesterol, kalsium, lipoprotein, dan zat–zat lainnya  dalam darah. Kehadiran plaque atheroma yang terus bertambah pada  penderita aterosklerosis   dapat mengurangi   atau menghambat 
aliran darah, jika tidak dilakukan penanganan yang serius, penderita  aterosklerosis akan mengalami tanda-tanda klinis seperti angina pektoralis, dan nyeri kram kaki saat  berjalan jalan  termasuk adanya serangan jantung,  stroke,   atau bahkan kematian dapat terjadi. binatang  coba memperlihatkan tanggapan  terhadap diet aterogenik yang bervariasi antar personal  . Diet 
aterogenik memicu  peningkatan kadar kolesterol yang berbedabeda secara personal   yang biasanya  berbanding lurus dengan proses  aterosklerosis. Semakin tinggi kadar kolesterol semakin cepat akselerasi  proses aterosklerosis yang terjadi pada arteri karotis Potongan arteri common carotis M. fascicularis dengan kadar  kolesterol plasma rendah (<200mg atau dl) yang diwarnai dengan 
Varhoef Van Gieson (VVG). (ada  sel busa pada dinding 
pembuluh darah bagian intima. I= Lapisan Intima; M= lapisan media; A= lapisan adventisia. Bar mengindikasikan  200 μm)
Potongan arteri common carotis M. fascicularis dengan kadar  kolesterol plasma sedang (200–400 mg atau dl) yang diwarnai  dengan Varhoef Van Gieson (VVG). (ada  plak yang  konsentris, penumpukan sel busa, dan adanya kolam lipid  pada bagian intima. I= Lapisan Intima; M= lapisan media; A= 
lapisan adventisia. Bar mengindikasikan  200 μm.)
Gambar 5.5 Potongan arteri common carotis M. fascicularis dengan kadar  kolesterol plasma tinggi (>400 mg atau dl) yang diwarnai dengan  Varhoef Van Gieson (VVG). (ada  plak yang sentris, 
penumpukan sel busa dan adanya kolam lipid pada dinding  pembuluh darah bagian intima. I= Lapisan Intima; M= lapisan  media; A= lapisan adventisia. Bar mengindikasikan  200 μm.) Penemuan yang sama pada pembuluh darah aorta juga dikemukakan oleh 
Faggiotto dan Ross (1984). M. nemestrina dengan tanggapan  kuat aterogenesis  akan mengindikasikan  terjadinya penebalan intima media yang mengandung banyak   sel-sel busa dan berisi jaringan ikat yang   minimal. Di sini terlihat  penumpukan sel-sel busa yang berkesinambungan di bawah endotel,  bahkan sebagian sel-sel busa itu  sudah menginfiltrasi melewati 
lamina elastika interna ke tunika media. tahap -tahap  proses aterosklerosis  dapat berlangsung secara subklinis. sehingga  usaha promotif  dan preventif terhadap aterosklerosis dapat dimulai melalui pencegahan  primer (primary prevention) yang dilakukan sedini mungkin   atau sebelum 
muncul nya keluhan   atau kejadian kardiovaskular. Usaha ini menyangkut  rekayasa  faktor-faktor risiko yang dimiliki saat itu sehingga diharapkan 
proses aterosklerosis dapat dihambat dan kejadian kardiovaskular dapat  dicegah. Penemuan intervensi juga dapat menurunkan morbiditas dan 
mortalitas aterosklerosis   bergantung pada keberadaan binatang  percobaan  yang sesuai. Berbagai penelitian aterosklerosis sudah dilakukan  pada binatang  coba, baik pada mencit sampai hewan  primata seperti MEP.
Pemberian diet aterogenik pada M. nemestrina memperlihatkan perubahan  morfologi yang terjadi pada endotel dan subendotel sehingga  pemberian makanan lezat   kolesterol tinggi  yaitu  salah satu metode untuk membuat binatang  percobaan  MEP penyakit  aterosklerosis seperti pada kita  yang ditandai dengan adanya insiden  infark miokardium yang relatif tinggi, faktor psikososial, dan adanya  perbedaan jenis kelamin juga menjadi faktor kerentanan untuk kejadian 
aterosklerosis.  Induksi aterosklerosis dengan makanan lezat   bersumber bahan dari lokal sudah  dikembangkan di Pusat penelitian  hewan  Primata  . makanan lezat   tinggi lemak dan  tinggi energi itu  memicu  keadaan hiperkolesterolemia sesudah  
rerata konsumsi makanan lezat   selama tiga bulan. Selain membuat    aterosklerosis, makanan lezat   ini juga membuat   binatang  menjadi gemuk. 
Kandungan makanan lezat   aterogenik terdiri atas gandum, gula, lemak binatang ,  minyak goreng, tepung ikan, tepung maizena, bungkil kedelai, dedak padi, 
agar-agar, carboxymethyl cellulose, campuran mineral kalsium karbonat,  kalsium fosfat, dan kuning telur.