alien 1

Tampilkan postingan dengan label alien 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label alien 1. Tampilkan semua postingan

alien 1
























halaman 1.



Situasi Internal Jerman Sejak peperangan dengan Inggris, dominasi  Jerman di udara Eropa mulai mengalami kemunduran dan  hampir kalah. Alat-alat industri, senjata dan produksi  energi Jerman selalu menjadi sasaran serangan pasukan Sekutu. Pusat industri amunisi dan senjata yang diperlukan demi memenangkan peperangan, seperti tank, pesawat, dan meriam, banyak menjadi target pengeboman 
Sekutu, termasuk pusat produksi minyak dan BBM,
Jerman  memindahkan fasilitas industri dan 
militernya ke sebuah pusat industri bawah tanah.
Beberapa fasilitas bawah tanah itu sangat luas 
dengan terowongan yang bermil-mil panjangnya.
Didalamnya ada alat-alat produksi dan pekerjanya  melakukan aktifitas tersembunyi dari serangan-serangan  Sekutu. Fasilitas di Nordhausen, Thuringia   sebagai pusat produksi bagi roket V-1 dan V-2, Kompleks industri bawah tanah yang baru baru ini ditemukan di lembah Jonas (Jonas Valley), selatan 
Nordhausen di Thuringia merupakan kompleks industri  besar . Fasilitas ini sebagai pusat pemerintahan  dan riset teknologi persenjataan tingkat tinggi. Sebagian dari kompleks-kompleks industri bawah tanah Jerman  berada di wilayah Polandia, diantaranya yaitu "Der Riese" (The Giant). Der Riese yaitu pertambangan, dan pengolahan uranium, termasuk riset senjata rahasia. Fasilitas bawah tanah bagi produksi senjata ini ditemukan 
di seluruh Jerman, Austria, Czechoslovakia and Polandia. Fasilitas produksi bawah tanah ini pun disiapkan sebagai  pusat penyulingan minyak sintetik dari batubara dan pusat pembangkit listrik. 
penyamaran  menyembunyikan fasilitas yang lebih kecil yang membentuk  jaringan produsen sub-perakitan. Setiap fasilitas sub perakitan mengirimkan produknya ke fasilitas yang lebih  besar dan terpusat untuk proses lebih lanjut, yang dari  sana kemudian dikirim lagi untuk perakitan final.  kapal selam U-XXI, yang dikerjakan pada sub perakitan, lalu dikirim memakai rel ke Laut Utara (North Sea) yang perakitan akhir dilakukan di tepi pantai. Termasuk beberapa pesawat tempur dirakit akhir dekat landasan pacu.
Kebingungan intelijen udara Sekutu berlanjut, 
sebab pusat-pusat industri bawah tanah Jerman terus berpindah tempat. Dengan cepat Jerman memindahkan semua yang berharga pada fasilitas bawah tanah dan tahan bom, seperti bunker raksasa. Fasilitas-fasiitas itu terus berpindah hingga mereka menemukan ruang untuk relokasi. strategi ini berhasil, Sekutu kebingungan untuk menghentikan industri militer Jerman. Namun, titik lemah dari strategi Jerman itu  yaitu rel kereta. Sistem transportasi rel dipakai untuk  memindahkan komponen, suku cadang dan lainnya  dengan cepat dibandingkan jalur darat biasa yang memerlukan banyak bahan bakar, sementara Jerman  dalam keadaan krisis BBM. Mengetahui hal ini, Sekutu  menghancurkan seluruh jalur rel kereta dengan pesawat bomber B-17.
Pertengahan 1943, pesawat P-51 Mustang
diperkenalkan di medan tempur. Pesawat itu mampu 
terbang 8 jam non stop, disiapkan untuk mengawal 
pesawat bomber Sekutu menuju target di wilayah musuh. sesudah mengawal, P-51 dilepaskan  untuk menyerang  target, dimana Mustang mampu terbang sangat rendah dan menghancurkan gerbong-gerbong kereta. Pada pertengahan 1944, sangat mengejutkan bahwa setiap kereta di wilayah Jerman tetap mampu bergerak, meski  terpaksa bersembunyi didalam terowongan gunung dekat Jonas Valley, dan berjalan di malam hari.Hasil dari serangan udara Sekutu siang dan  malam ini, Jerman menyadari kekurangan peralatan perang dan bahan bakar, yang berarti penurunan kemampuan untuk terus berperang.
Hebatnya, Jerman berhasil menguji coba tipe 
senjata pertahanan udara jenis baru. Roket anti pesawat  yang dapat diluncurkan dari darat dan dilengkapi pemandu infra merah. Meriam pusaran air (vortex cannon), sun cannons, air-explosive turbulence bombs, roket pelacak propeller pesawat musuh, beberapa alat gangguan elektronik yang didesain untuk menghentikan mesin pesawat, proyektil pasir, long-range x-ray "death rays" yang sedang dikembangkan menjelang dan hingga 
perang berakhir. Diantara senjata-senjata eksotik
itu, ada sebuah tipe baru pesawat penyergap 
berbentuk piringan, yang dinamakan juga piring terbang.
Sebelumnya, Jerman telah memiliki jet dan roket 
penyergap termasuk jet dan roket anti pesawat dan tank. Langit Jerman dipenuhi oleh beberapa pesawat eksotik dan canggih yang dikenal sebagai piring terbang (Saucers). Senjata baru ini sangat disukai oleh militer Jerman.Mengetahui akan kalah, perencana militer Jerman memutuskan untuk mengkonsentrasi pertahanan  darat dan udaranya di suatu benteng pertahanan terakhir. strategi ini diyakini akan memberi banyak waktu, dalam menyempurnakan suatu "Siegerswaffen" - super weapon, yang sangat hebat dan akan membalikkan 
keadaan. Benteng pegunungan atau "Alpenfestung"
disiapkan di wilayah kekuasaan Jerman di utara Itali, 
Austria dan Jerman dimana benteng pertahanan itu 
mencsayap ketiga negara itu, termasuk Swiss.  Benteng lain disiapkan di pegunungan Harz di Thuringia, termasuk beberapa kompleks besar bawah tanah. Wilayah ini akan terus diperluas dari Nordhausen di Utara, terus  ke selatan melewati wilayah Kahla dan Jonas Valley. Kompleks sejenis direncakan akan dibangun dipegunungan Owl yang memisahkan Plandia dan Cekoslovakia, termasuk komplek Der Riese  yang  dinamakankan sebelumnya. Selain itu direncanakan pula pembangunan benteng di Black Forest selatan Jerman,  pulau-pulau kecil di Norwegia, hutan Bohemia dan Bavaria.
Benteng-benteng itu untuk menyimpan pasukan, rata-rata unit-unit SS. Selain itu, ada  didalamnya hangar pesawat, overhang untuk lepas-landas  yang anti bom, arsenal missil seperti V-1 dan V-2,   . 
Semuanya siap untuk diluncurkan bersamaan.
Sejarah resmi mengatakan pada dunia bahwa 
“Alpenfestung  tidak pernah ada. Apa yang penting 
untuk disadari bahwa senjata-senjata non konvensional  dibangun di dalam benteng-benteng bawah tanah ini pada  akhir perang dunia II. Sedikit dari senjata-senjata itu  telah dioperasikan, sisanya masih dalam pengembangan. saat Hitler berkuasa tahun 1933, salah satu kebijakannya yaitu membangun kembali kekuatan angkatan udara Jerman (Luftwaffe). RLM yaitu refleksi dari peleburan ide lama dengan ide  baru, dimana 
organisasi itu menjadi yang terbaik dalam militer Jerman.  Dua f a silit a s   ris e t   dimiliki AU J e rman :
Lilenthalgessellschaft dan The Academy of Air Research. Disamping AU, AD Jerman pun telah mengembangkan rudal jelajah V-1, dimana rudal itu 
dikembangkan oleh Kementrian Militer Speer. Seluruh 
fasilitas sistem riset dan pengembangan dibawah
pengendalian dewan riset : "Reichsforschungrat", yang 
bertugas mengkoordinasi sekolah dan universitas teknik, kelompok riset militer dan pemerintah, dan fasilitas riset  seluruh Jerman, ke dalam program yang terpusat.naiknya  posisi SS (Schutz Staffel). SS pada awalnya hanya sekelompok bodyguard Hitler yang berubah menjadi  kelompok elit berkuasa di Jerman sesudah Hitler itu  sendiri. Unit militer SS, Waffen SS yaitu kekuatan  militer spesial Jerman yang terkenal sebab kemampuannya yang tinggi, termasuk kebengisannya.  SS banyak mengambil alih fasilitas riset dan produksi  dari AU dan AD Jerman, termasuk fasilitas riset sipil.  maka SS mulai menjauh dari kendali  kementrian Albert Speer dan RLM pimpinan Hermann  Goering. saat perang berkecamuk, SS mengatur,  membangun dan menjalankan banyak fasilitas manufaktur bawah tanah. Bahkan mereka pun
menganeksasi dibeberapa firma-firma industri seperti 
Skoda Works - dekat Praha, berikut anak perusahaan dan  mitranya. SS menjelma jadi negara dalam negara yang hanya patuh kepada Hitler. SS pun menyediakan fasilitas riset khusus untuk ilmuwan yang secara politis tak dapat dipercaya.  beberapa proyek-proyek riset dilakukan dalam fasilitas itu yang diawaki oleh beberapa orang yang diambil dari penjara. Diantara fasilitas riset SS itu ada di Oraneinburg, Nordhausen, Mechlenburg dan Mathausen. Seiring dengan berkembangnya kekuatan SS di  Jerman, begitu pula dengan peruntungan Doktor Jenderal Hans Kammler. Kammler menjadi   berkat 
kemampuannya mendesain dan merancang fasilitas 
bawah tanah skala besar. Segera, Kammler ditempatkan  sebagai orang yang paling bertanggung jawab oleh Hitler  untuk mengembangkan senjata rudal jenis V (Vergeltungswaffen). Artinya, Kammler menguasai fasilitas di Peenemuende dan Nordhausen. Kammler  yaitu bos dari Dr. Jenderal Walhter Dornberger, dimana  kemudian Dornberger menjadi pimpinan Dr. Wernher  von Braun. lalu, Kammler mengepalai grup riset  tingkat lanjut yang berasosiasi dengan Skoda, yang  termasuk beberapa kompleks besar bawah tanah. Wilayah  ini akan terus diperluask dari Nordhausen di Utara, terus  ke selatan melewati wilayah Kahla dan Jonas Valley.  Kompleks sejenis direncakan akan dibangun di pegunungan Owl yang memisahkan Plandia dan Cekoslovakia, termasuk komplek Der Riese  yang  dinamakankan sebelumnya. Selain itu direncanakan pula  pembangunan benteng di Black Forest selatan Jerman,  pulau-pulau kecil di Norwegia, hutan Bohemia dan Bavaria. Benteng-benteng itu untuk menyimpan pasukan, rata-rata unit-unit SS. Selain itu, ada  didalamnya hangar pesawat, overhang untuk lepas-landas  yang anti bom, arsenal missil seperti V-1 dan V-2,   . 
Semuanya siap untuk diluncurkan bersamaan.
Sejarah resmi mengatakan pada dunia bahwa 
“Alpenfestung  tidak pernah ada. Apa yang penting 
untuk disadari bahwa senjata-senjata non konvensional  dibangun di dalam benteng-benteng bawah tanah ini pada  akhir perang dunia II. Sedikit dari senjata-senjata itu  telah dioperasikan, sisanya masih dalam pengembangan.  saat Hitler berkuasa tahun 1933, salah satu  kebijakannya yaitu membangun kembali kekuatan  angkatan udara Jerman (Luftwaffe). RLM yaitu refleksi  dari peleburan ide lama dengan ide  baru, dimana  organisasi itu menjadi yang terbaik dalam militer Jerman.  Dua f a silit a s ris e t dimiliki AU J e rman : Lilenthalgessellschaft dan The Academy of Air Research.  Disamping AU, AD Jerman pun telah mampu mengembangkan rudal jelajah V-1, dimana rudal itu  dikembangkan oleh Kementrian Militer Speer. Seluruh  fasilitas sistem riset dan pengembangan dibawah pengendalian dewan riset : "Reichsforschungrat", yang  bertugas mengkoordinasi sekolah dan universitas teknik,  kelompok riset militer dan pemerintah, dan fasilitas riset  seluruh Jerman, ke dalam program yang terpusat.  The Underground Complex "Der Riese  dinamakan Grup Kammler. Grup ini menguasai rahasia-rahasia teknologi dan  senjata paling mutakhir Jerman. Selama penyidikan pasca perang, saat ditanyai detail persenjataan  rudal V, Albert Speer mengatakan pada  penyidik Sekutu untuk bertanya pada  Kammler. Hal itu tidak dilakukan oleh  Sekutu, sebab Jenderal Kammler telah  menghilang. Diyakini, Kammler pergi  dengan membawa salinan dokumen  teknologi tingkat tinggi dan senjata non 
konvensional Jerman. beberapa negara  telah bersepakat dengan Kammler dan  tidak menghiraukan masa lalunya yang  mantan perwira SS. Diantara negara negara itu yaitu Amerika Serikat,  mengingat fakta bahwa amerika tidak pernah serius memburu Kammler. Benarkah Kammler menjalin kesepakatan rahasia dengan pemerintahan Sekutu, menukar informasi informasi penting demi sebuah identitas baru ? Atau  Kammler lolos dari cengkeraman Sekutu menuju pengasingan di Amerika Selatan ? Diketahui, sisa-sisa  NAZI menyiapkan jalur rel antara Chile dan Argentina, juga penampakan UFO berawal di wilayah itu, baru kemudian dilaporkan ada penampakan di Amerika sesudah  perang. Banyak kisah-kisah pasca perang melibatkan 
ilmuwan-ilmuwan Jerman yang bermigrasi ke negara negara Amerika selatan yang sebelumnya bersahabat 
dengan Jerman dan disana membangun dan mengujicoba  piring terbang. Saat ini banyak tulisan-tulisan yang membahas  piring terbang buatan Jerman, namun sejauh yang penulis  ketahui, tidak ada satu rumber yang mampu menjawab 
semuanya. Untuk menyatukan seluruh kepingan puzzle  ini yaitu memakai seluruh informasi dari berbagai  sumber secara bersamaan. aku mengelompokkan sumber ke dalam empat kategori :
Peneliti yang pernah mewawancarai figur-figur kunci  dalam riset pengembangan piring terbang Jerman.Artikel Ilmiah yang dipublikasikan oleh seorang  peneliti. Mereka yang memiliki kesempatan dan alasan untuk mengetahui piring terbang Jerman ini.
Sumber-sumber intelijen yang memverifikasi klaim 
atasannya soal piring terbang. Mereka yang benar-benar terlibat dalam proyek  pengembangan senjata non konvensional Jerman. Saksi mata yang melihat piring terbang yang mengetahui adanya proyek piring terbang Jerman dan  bukan sebuah unidentified flying object (UFO)., Rudolf Schriever bagi aku yang dianggap cukup valid. Schirever pernah bekerja dalam proyek pengembangan piring terbang Jerman. Sebagai sebuah sumber informasi, dia telah menulis artikel mengenai piring terbang Jerman untuk majalah   Der Spiegel.Demikian juga dengan Joseph Andreas Epp, yang  pernah menjadi konsultan bagi Schriever dan Habermohl di Praha dan Miethe di Dreseden dan  Breslau. Epp menulis surat pribadi pada aku (Henr Stevens ) dan telah menulis beberapa artikel dan buku tentang piring terbang Jerman sebelum wafat tahun 1997. Saksi mata yang mengetahui adanya proyek  pengembangan piring terbang Jerman salah satunya yaitu Georg Klein. Klein seorang insinyur yang menjadi  saksi mata terbang perdana piring terbang pada 14  February 1945. Dia pun menjabat Special Commissionerdalam Ministry of Arms Production yang mengatur  proyek-proyek Schriever-Habermohl dan Miethe Belluzzo untuk Albert Speer. Klein pun menulis beberapa  artikel suratkabar tentang fakta-fakta itu di koran 
Welt am Stonntag, berjudul "Erste"Flugscheibe flog 1945  in Prag" (The First Flying Disc flew in Prague in 1945).  Klein menulis artikel dengan nama pena Georg Sautier. Sumber lain yang menceritakan kesaksian
seseorang yang melihat beberapa piring terbang kecil 
berterbangan di dalam hangar dimuat dalam buku karya  Karl-Heinz Zunneck - Geheimtechnoloaien.
Wunderwaffen Und Irdischen Facetten Des UFO Phaenomens (Secret Technology, Wonder-weapons and  the Terrestrial Facts of the UFO Phenomenon). Saksi  mata itu yaitu Horst Schuppmann mantan ilmuwan  yang pernah bekerja dalam fasilitas bawah tanah Jerman  era perang. Lainnya yaitu Geroge Lusar, yang pernah  bekerja pada kantor pendaftaran hak cipta (German Patent Office) selama kurun perang dunia II (PD II). Dia  melihat banyak hak paten teknologi non konvensional  yang didaftarkan ke kantornya. sesudah perang, dia  menulis buku dan beberapa artikel tentang teknologi yang didaftarkan hak patennya dan telah diambil oleh Sekutu.Insinyur Italia, Renato Vesco, pernah bekerja  dengan Jerman di divisi rahasia Fiat yang bertempat  dalam fasilitas bawah tanah di danau Garda (Lake Garda), tepat di jantung rencana fasilitas Alpenfestung. sesudah  perang, Vesco turut meneliti data-data intelijen Inggris dalam jumlah besar dan menerbitkan buku Man Made UFOs 1944-1994. fifty Years of Suppression.  Data-data yang berasal dari kalangan intelijen dan pemerintah justru berasal dari mereka yang berusaha  menyembunyikan informasi ini. Informasi itu  haruslah dipakai untuk memverifikasi informasi yang  diperoleh dari tingkat yang lebih tinggi pemerintah AS  maupun pemerintah lainnya.   , informasi  “UFO  yang dinamakan Renato Vesco dengan Fireball  diverifikasi memakai informasi yang diperoleh dari  pemerintah AS. Sumber lain yang dipakai dalam menyusun  tulisan ini yaitu Callum Coats yang menghabiskan  waktu tiga tahun bersama ahli matematika dan fisika  Jerman, Walter Schauberger anak dari Viktor Schauberger. Coats banyak mendengar informasi soal  ide -ide  besar Viktor Schauberger. Coats sendiri  yaitu seorang ilmuwan dan arsitek, dia sendiri menuliskan ide-ide Schauberger dan model piring terbangnya dalam, Living Energies  (1996).Benarkah Kammler menjalin kesepakatan rahasia dengan pemerintahan Sekutu, menukar informasi informasi penting demi sebuah identitas baru ? Atau  Kammler lolos dari cengkeraman Sekutu menuju pengasingan di Amerika Selatan ? Diketahui, sisa-sisa  NAZI menyiapkan jalur rel antara Chile dan Argentina,  juga penampakan UFO berawal di wilayah itu, baru  kemudian dilaporkan ada penampakan di Amerika sesudah  perang. Banyak kisah-kisah pasca perang melibatkan  ilmuwan-ilmuwan Jerman yang bermigrasi ke negara negara Amerika selatan yang sebelumnya bersahabat dengan Jerman dan disana membangun dan mengujicoba  piring terbang. Beberapa jenis pesawat terbang yang  kemudian dinamakan piring terbang telah  dikembangkan Jerman pada PD II.  Jumlah pasti masih dalam perdebatan,  namun dipastikan ada tiga hingga  delapan jenis piring terbang berbeda  telah dikembangkan Hitler. Michael X Barton yang melalui bantuan penerjemah Carl F. Meyer, menerima informasi dari  seorang informan di Jerman Hermann Klaas, Klas  mengklaim dirinya pernah terlibat dalam beberapa proyek  piring terbang Jerman. Pengetahuan dan informasi  disekeliling Klaas pun memiliki kaitan dengan aspek  rahasia teknologi Jerman lainnya. Barton kemudian  menuliskan informasi itu dalam bukunya, The German  Saucer Story  (1968). Sumber  dari Wilhelm  Landig yang menulis tiga novel tentang PD II. Pada judul setiap novelnya, Landig selalu menuliskan bahwa  novelnya itu berdasar kenyataan. Pembaca  disadarkan bahwa teknologi-teknologi yang diungkap  dalam cerita novel Landig yaitu berdasar fakta  otentik. Bahkan kerap kali novel Landig menceritakan  kisah dibalik peristiwa, meski ia menuliskan dalam sudut  padang seorang nasional sosialis. Hal itu wajar, sebab  Landig yaitu seorang NAZI dan orang dalam partai  Hitler yang intelek.  Latar belakang Landig semakin jelas sesudah hasil  penelitian Margret Chatwin diselesaikan pada tahun  1999. Chatwin menyatakan sebuah organisasi bernama  "Informations diesnst gegen Rechtsextremismus"
(Information service against the extreme right). Landig,  warga Austria, turut ambil bagian dalam peristiwa Vienna  Putsch, tahun 1934. Kemudian dia pergi ke Jerman dan  dilantik sebagai seorang Sosialis Demokrat, SS dan  Waffen SS, dimana Landig meraih peringkat "Oberschafuehrer". Secepatnya, Landig menduduki posisi dalam Reichs Security Department, dimana dia  mengatur keamanan pemerintah dan proyek pengembangan UFO .
Beberapa jenis pesawat terbang yang kemudian 
dinamakan piring terbang telah dikembangkan Jerman pada  PD II. Jumlah pasti masih dalam perdebatan, namun  dipastikan ada tiga hingga delapan jenis piring  terbang berbeda telah dikembangkan Hitler. Jenis yang  berbeda-beda ini tidak menunjukkan jumlah pasti setiap  jenisnya. Ini menunjukkan adanya riset dan pengembangan teknologi piring terbang yang dilakukan  kelompok ilmuwan NAZI yang berbeda-beda dalam  fasilitas riset yang berbeda pula. Bagian ini akan  membaha s s e ti ap ke lompok ilmuwan yang mengembangkan jenis piring terbang yang berlainan.  Kami pun akan terus maju membahas proyek piring  terbang dengan teknologi propulsi konvensional hingga  proyek yang jarang diketahui dengan teknik propulsi yang  lebih canggih. Bagian ini tentu cukup kontroversial. Proyek ini berpusat di Praha, tepatnya di bandara Prag-Gbell. Pekerjaan konstruksi dimulai antara 1941 dan 
1943. Lokasi ini pada mulanya yaitu proyek AU Jerman (Luftwaffe) yang memperoleh bantuan teknis dari Skoda Works di Praha dan Skoda division di Letov. Perusahaan lain yang berpartisipasi dalm proyek ini menurut Epp  yaitu : firma Junkers di Oscheben dan Bemburg,  Wilhelm Gustloff di Weimarand, dan Kieler Leichtbau di  Neubrandenburg. Proyek ini dimulai sebagai milik AU  Jerman, disponsori oleh Ernst Udet. lalu proyek  ini berada dibawah control kementrian persenjataan 
Speer yang saat itu dipimpin oleh Georg Klein, seorang  insinyur, sebelum dikuasai penuh SS tahun 1944, dengan  pengendalian Jenderal Hans Kammler.
berdasar pengakuan Gerog Klein sendiri, 
Klein melihat seuah pesawat terbang pada 14 Februari  1945. Mungkin itulah penerbangan resmi pertama, meski  bukan uji terbang yang pertama kalinya. Setidaknya  penerbangan piring terbang ini terjadi secepatnya pada  Agustus-September 1943 di fasilitas itu. Saksi mata  saat itu sedang mengikuti training penerbangan di  fasilitas Prag-Gbell saat dia melihat uji coba terbang jarak  pendek piring terbang itu. Dia menjelaskan bahwa  piring terbang itu berdiameter 5-6 meter (15-18 kaki),  dengan tinggi hampir sama dengan tinggi pria dewasa.  Pesawat itu memiliki sisi terluar 30-40 centimeter,  berwarna alumunium dan memiliki kaki panjang yang 
tipis. Tes penerbangan terjauh yaitu 300 meter dengan  ketinggian satu meter. Saksi mata berada sekitar 200  meter dari lokasi kejadian dan salah satu diantara siswa  pilot saat itu. Joseph Andreas Epp, insinyur yang pernah  bekerja di proyek Schriever-Habermohl dan Miethe Belluzo, menyatakan setidaknya limabelas prototype  telah diciptakan. Rancangan akhir versi Schriever Habermohl memiliki deskripsi seperti yang dijelaskan  dalam ajuan hak paten di German Patent Office, Rudolf  Lusar menjelaskan cirri-ciri piring terbang versi ini 
sebagai berikut :
Kokpit di tengah yang dikelilingi oleh sayap dan 
baling-baling bundar.Baling-baling diikat pada sisi terluar dari peralatan mirip roda.Baling-baling itu dapat diatur sudutnya saat tinggal landas dan terbang, mirip dengan cara kerja  rotor helicopter.
 baling-baling itu diputar oleh sebuah roket  kecil yang ditempatkan di sekitar sabuk baja. Saat  kecepatan putaran diraih, piring terbang pun terangkat.
sesudah mencapai ketinggian yang dikehendaki, mesin  jet atau roket horizontal dinyalakan, dan roket kecil  tadi dimatikan.Piring terbang versi ini mampu terbang horizontal  dengan cepat berkat mesin Junkers Jumo 004, mesin yang  dipakai juga pada pesawat tempur Jerman ternama,  Messerschmitt 262. mesin Junkers dapat digantikan dengan BMW 003, meski kurang begitu bertenaga. Mesin 
roket yang dipakai yaitu Walter HWK109, juga 
dipakai Messerschmitt 163, pesawat penyergap roket.
Epp melaporkan bahwa mesin Jumo 211/b dipakai 
sebagai pilihan utama. Klaas melaporkan mesin pulse jet  tipe Argus (Schmidt-duct) dipakai untuk roket V-1. 
Seluruh mesin-mesin itu sukar didapatkan saat itu, 
sebab prioritas produksi untuk pesawat tempur dan 
bomber, roket V-1 dan peluru kendali. Joseph Andreas Epp melaporkan dalam bukunya  “Die Realitaet der Flugscheiben  (The Reality of the Flying Discs), uji coba terbang resmi pertama dilaksanakan pada Februari 1945. Epp mengambil dua  gambar dari piring terbang saat test flight, yang  ditampilkan dalam bukunya. Meski ada kebingungan  soal tanggal pasti uji coba, dalam video film berjudul  “UFOs Secret of the 3rd Reich , Epp menyatakan bahwa 
gambar itu diambil pada akhir tahun 1944. Dalam 
bukunya, Epp menyatakankan tanggal test flight 14 Februari  1945. saat berkorespondensi dengan penulis pada 30  Desember 1991, Epp mengindikasikan waktu pengambilan gambar yaitu Agustus 1944. Dari semua basumsi waktu, menurut Klaus Peter Rothkugel menunjukkan daun-daun pada latar belakang photo  menunjukkan waktu uji coba yaitu bulan Agustus. Piring terbang versi Schriever-Habermohl mampu terbang setinggi 12.400 meter (37.000 kaki)  dalam waktu 3 menit, dan mencapai kecepatan mendekati  kecepatan suara. Epp mengatakan bahwa piring terbang  itu mampu mencapai kecepatan mach 1 (1 x kecepatan  suara) atau 1200 km/jam. Pada uji coba resmi, Epp  melaporkan kecepatan maksimum yaitu 2200 km/jam,  sementara Lusar melaporkan kecepatan maksimum  yaitu 2000 km/jam. Kecepatan supersonic yang berhasil  dicapai saat itu.Informasi lain berkenaan dengan system propulsi, sebuah studi desain dan uji coba terowongan udara menunjukkan adanya desain pesawat 8-346. Jenis ini bukanlah piring terbang, melainkan pesawat tempur dengan tampilan modern. Menurut laporan intelijen  Sekutu pasca perang, 8-346 mampu terbang dengan  kecepatan 2000 km/jam (mach 2). Jenis ini memakai  dua mesin roket Walther HWK109, ini salah satu  konfigurasi mesin yang diprioritaskan bagi proyek proyek piring terbang Schriever-Habermohl. ada sebuah dokumen yang berisi pernyataan Otto Lange, seorang pilot penguji, bahwa Andreas Epp yaitu seseorang dibalik penemuan piring terbang dan pengembangannya dipimpin oleh Dr. Walter  Dornberger. Otto mengaku telah menguji sebuah piring terbang hingga sejauh 500 kilometer dari lokasi asal. Otto  Lange yaitu sosok yang dalam sejarah dinamakan dalam dokumen intelijen AS sebagai anggota dari "Rustungsstab"(Armament Staff).Dokumen lain yaitu surat dari Praha saat  perang, tertanggal bulan Maret 1944. mengungkapkan  kondisi dibelakang garis pertahanan Jerman yang menunjukkan kekuatan pasukan NAZI yang masih  bertahan. Dokumen itu diikuti dengan penyebutan nama nama yang diketahui berperan penting dalam proyek  piring terbang di Praha. Dijelaskan pula gambaran  beberapa prototype awal dari model piring terbang.  Tiga gambar yang dicantumkan pada bagian  bawah surat menunjukkan dengan jelas piring terbang  dalam uji coba. Meski tidak diketahui siapa pemilik piring  terbang dalam surat itu, apakah Schriever, Habermohl atau yang lain?
Proyek riset piring terbang divisi ini telah  melakukan banyak uji coba disbanding kelompok riset lainnya. Sejak tahun 1942, dan dibawah otoritas lapangan 
Dr. Richard Miethe kadang dipanggil Dr. Heinrich 
Richard Miethe. Tidak banyak yang mengetahui tentang  Dr. Miethe sebelum perang dunia, sesudah perang berakhir  Miethe dikabarkan telah bekerja pada proyek piring  terbang Anglo-Amerika, firma Avro Aircraft Limited  Canada. nSeorang insinyur Italia, Professor Guiseppe  Belluzo yang turut bekerja dengan Dr. Miethe, dimana  Belluzo menjabat sebagai Deputi, Senator dan Menteri  Ekonomi Nasional era Mussolini. Belluzo telah menulis beberapa buku teknik seperti Steam Turbine (1926) dan Calculations and Installations of Modern Turbine Hydrolic (1922). Belluzo yaitu pakar di bidang turbin  panas. Keahliannya itu menunjukkan bahwa Belluzo 
bukanlah asisten Dr. Miethe, melainkan pakar senior 
dengan keahlian yang tidak ternilai untuk pengembangan  proyek-proyek piring terbang Nazi ke depannya. sesudah perang berakhir, Belluzo hidup tenang di  Italia hingga wafat pada 22 Mei 1952. Berbeda dengan  Miethe, Belluzo memicu beberapa kali pernyataan di  media tentang piring terbang Jerman sesudah perang.  Pernyataannya dimuat dalam The Mirror, koran besar Los  Angeles era 1950, mungkin itulah pengungkapan pertama  Belluzo tentang proyek piring terbang Jerman di depan 
publik.Tim bentukan Miethe bekerja di fasilitas
Dresden, Breslau dan Letow/Prag berdasar penuturan  Epp. Baik tim Miethe-Belluzo maupun Schriever Habermohl, sama-sama dibawah pengarahan tim ahli dan  penasehat yang sama, yaitu Dr. Walter Dornberger. Ini  menunjukkan bahwa hubungan kedua grup riset di atas dengan fasilitas Peenemuende sangat jelas, sebab  disiapkan oleh orang-orang penting di Peenemuende.  Miethe dan Belluzo bekerja di fasilitas utamanya di  Dresden dan Breslau, namun sesekali mereka pun  bergabung dengan grup Schriever-Habermohl di Prag,  seperti yang diutarakan Klein. Klein melihat tiga model  piring terbang dihancurkan di Prag tarmac. Satu piring  terbang lagi, Klein melihat tetap dibiarkan utuh dan  Miethe ada di sana. Pengakuan Klein menunjukkan  bahwa Peenemuende dan fasilitas tes di Stettin, yaitu
Tempat penyimpanan dan pengembangan desain ciptaan  Miethe dengan nama yang belum diketahui.
Model piring terbang yang dikembangkan Miethe-Belluzo cukup berbeda dengan produk grup 
Schriever-Habermohl. Desain grup Miethe-Belluzo, 
sedikit mirip perahu dan sisi terluarnya tidak berputar. 
Desain perdana piring terbang grup ini tidak dirancang 
mampu lepas landas vertical. Dengan kokpit berada di sisi dengan periskop dipakai untuk memonitor arah 
visual. Pesawat ini memiliki diameter 42 meter (138 
kaki). Desain kedua dari grup Miethe memiliki kokpit 
tengah yang berada di atas dan di bawah piringan. Empat  mesin jet dipasang di belakang kokpit sebagai sumber  tenaga. Meski tidak ada artikel maupun buku yang  membahas desain ini dengan cukup detil, beruntung kami  masih memiliki sketsa dari rancangan kedua itu. Desain ketiga dari grup Miethe-Belluzo mampu  melakukan lepas landas vertical, memiliki system propeller dari tidak kurang dua belas mesin jet. Sepertinya  versi ini memiliki mesin turbojet radial tipe khusus,  dengan kabin di tengah diantara duabelas mesin itu. Yang unik, desain ini, menurut peneliti Jerman  Klaus-Peter Kothkugel, memakai mesin ciptaan ahli  Perancis Rene Leduc, saat Jerman menguasai wilayah negeri menara Eifel itu. Mesin keluaran Perancis  inilah yang dipakai hampir seluruh piring terbang  ciptaan Dr. Miethe. Bahkan dipakai pula untuk desain  pasca perang ciptaan John Frost, The Flying Manta.  Flying Manta ini pernah melakukan
penerbangan. beberapa gambar yang menunjukkan uji  terbang sangat valid, yang diambil oleh juru foto William  A. Rhodes tanggal 7 Juli 1947 di Phoenix, Arizona.  Jika membandingkan antara piring terbang 
ciptaan Miethe dengan Frost, menunjukkan adanya 
koneksi antara Jerman-Amerika yang terjadi sesudah 
perang dunia II berakhir. Perbedaan lainnya antara desain ciptaan Meithe Belluzo dengan Schriever-Habermohl yaitu bahwa ciptaan  Miethe dirancang untuk mampu terbang jarak jauh.  Saat terbang pada 14 Februari 1945 di Prague, pesawat ini  mampu terbang setinggi delapan mil hanya dalam tiga 
menit, dengan kecepatan 1250 m/jam. Klein menyatakan Jerman berencana melakukan serangan jarak jauh,  remoted controlled attack ke New York dengan pesawat  itu. Miethe diyakini jatuh ketangan Rusia pada akhir perang. Miethe kemudian mengembangkan piring terbang sejenis untuk A.V. Roe and Company di Amerika.Seperti telah dinamakankan di atas, Miethe dan  Schriever berada dibawah otoritas yang sama. beberapa pakar dan penasehat ditempatkan, seperti kepala desainer  Gotha Waggonfabrik : Kalkert, kepala desainer Heinkel :Guenther, insinyur Arado : Wulf, insinyur RLM : Otto Lange, dan insiyur Messerschmitt : Alexander Lippish. Sementara pilot yang bergabung yaitu Holm, Irmler,  Kaiser dan Lange. Pilot penguji yaitu Rudolf Schriever  sendiri. Seluruh disain Miethe-Belluzo telah didaftarkan  pada kantor hak paten Jerman era perang. Saying, seluruh  hak paten ilmuwan-ilmuwan Jerman era perang dirampas  pasukan Sekutu (Amerika) dan dibawa ke negerinya. Foo fighter yaitu sebutan untuk obyek terbang yang bundar dan kecil yang mengikuti pesawat pembom  Sekutu  di atas langit Jerman pada akhir perang dunia II.  Kadang-kadang muncul sendirian, namun beberapa kali  kerap muncul berkelompok. Saat muncul foo fighter ini  seperti globe metalik kecil, pada malam hari obyek-obyek  itu bersinar warna-warni. Mereka berusaha mendekati  pesawat-pesawat Sekutu yang ditakutkan dapat meledak. saat pesawat-pesawat Sekutu melakukan manuver mengelak, foo fighter masih mampu mendekati mereka. Disamping dinamakan dengan foo fighter, pesawat asing ini  kadang-kadang dinamakan juga dengan Feuerball,  bahasa Jerman untuk bola api.ini  penuturan pilot Amerika yang dikutip  oleh Renato Vesco : Pada 0600 (22 Desember) dekat  Hagenau, ketinggian 10.000 kaki, dua sinar sangat terang meninggi dari atas tanah. sesudah itu mereka berhenti  menambah ketinggian dan mengikuti ekor pesawat kami. Obyek besar itu ditutupi sinar oranye sangat terang,  mereka berhenti sekitar dua menit sambil terus membuntuti kami. Mereka terkendali dengan baik oleh  operator di atas tanah. Mereka menjauh dari kami dan  sepertinya sinar itu mulai padam.  Vesco melanjutkan, Sisa laporan pilot-pilot itu telah disensor, seperti gangguan dan malfungsi pada  system radar Sekutu. Di era modern, fenomena foo fighters banyak diceritakan oleh seluruh majalah dan buku-buku tentang UFO, yang sering membingungkan bahkan menyelewengkan asal muasal foo fighters dalam tiga  cara. Pertama, mereka menyatakan bahwa kedua fihak yang berperang dalam PD II berpikir bahwa foo fighters yaitu sejenis senjata. Mereka mengutip beberapa sumber  pilot Jerman yang mengklaim tidak mengetahui asal  muasal foo fighter itu. Kedua, berusaha mengembangkan ide bahwa identitas foo fighter tetap  misteri dan mungkin sebuah fenomena alam. Ketiga,  dikembangkanlah pemikiran atau ide tentangekstraterestrial (ET).Militer AS pun turut membantah telah mengetahui apa itu foofighters. beberapa permintaan  Freedom Of Information Act (FOIA) telah dikirimkan, termasuk oleh Henry Stevens dan beberapa peneliti lain yang meminta informasi mengenai foo fighters. , fihak pemerintah AS selalu menyatakan no  record  tentang subyek yang diminta. Vesco memiliki informasi yang valid berkenaan  foo fighters yang dinamakannya dengan Feuerball . Dia  menjelaskan obyek itu yaitu misil yang dikendalikan  oleh radio control, dibangun oleh Wiener Neustadt (Au stri a ) d e n g a n   b a n t u a n   d a ri   F l u g f u n k Forschungsanstalt (Radio-Flight Research Installation)  pabrik Oberpfaffenhoffen. Proyek foo fighters itu  dibawah kendali divisi teknik SS. Obyek itu dilengkapi  senjata, bundar, mirip kulit kerang atau kura-kura darat,  dengan sumber tenaga sebuah mesin turbojet sirkular.  sesudah dipandu hingga mencapai cukup dekat dengan pelindung, namun lapisan alumunium itu secara elektris  diisolasi dari penutup bajanya. Jadi, saat peluru menembus baja dan lapisan alumunium itu, sebuah sirkuit dibentuk dan akan menghasilkan efek memicu Feuerball menjauh dari bahaya dengan kecepatan penuh.
Dalam radius tertentu, zati kimia khusus
ditambahkan ke dalam bahan bakar yang memicu  udara di sekitar Feuerball mengalami ionisasi. Artinya 
udara di sekitar foo fighter dapat dialiri medan listrik. 
Setiap perangkat mesin yang memasuki area ionisasi 
itu dapat mengalami malfungsi, distorsi tembakan, 
mogok, bahkan jatuh. Tampaknya AU Amerika tidak pernah menyadari  bahayanya sebuah pesawat memasuki udara yang terionisasi. Bahkan, penjelasan Vesco bahwa foo fighters memiliki tabung klyston yang memancarkan gelombang yang berfrekuensi sama dengan radar Sekutu dan  mengacaukan  radar-radar Sekutu pun tidak diketahui.  Saat perang dunia II berakhir, Sekutu pun mulai mengetahui riset-riset rahasia pengembangan pesawat non konvensional Jerman, meraka berlomba untuk  memperoleh data-data riset sembari menutup-nutupi  dari negara lain dan publik.Ketertutupan pemerintah khususnya AS,
mengembangkan isu dan pemahaman tentang fenomenta ekstraterestrial (ET) atau yang populer dengan UFO.  Menggelembungnya isu itu sangat menguntungkan  pemerintah yang tetap membantah setiap temuan yang mengungkap adanya riset piring terbang sejak era NAZI  hingga sesudah berakhirnya perang dunia di benua Amerika. Sebuah laporan datang dari imigran Rusia, Paul  Stonehill, tentang pengalaman seorang serdadu Rusia di  utara Jerman.  Stonehill menjamin bahwa dialah sumberkesaksian itu sekaligus menjamin otentitasnya.Stonehill sempat ditawan tentara Jerman di  Ukraina tahun 1941, saat Jerman melakukan serangan   pertama. Disana ia ditempatkan dalam kamp konsentrasi dan terjangkit penyakit typhus. Meski sempat  melakukan beberapa usaha pelarian, Stonehill tetap  tertangkap kembali dan dipindahkan ke Auschwitz, salah satu kamp konsentrasi paling mematikan. Rencananya, 
Stonehill akan dijadikan petugas medis kamp, namun 
batal sebab penyakit typhus yang dideritanya. Penyakit  itu memicu pejabat kamp Auschwitz bermaksud  memasukkan Stonehill ke krematorium, namun diselamatkan oleh seorang dokter wanita Jerman yang  menyembuhkan dirinya dari typhus. Lebih dari itu, tanpa  alasan yang jelas, dokter itu memberikan identitas  palsu Stonehill kepada kepala kamp dengan menyatakan Stonehill yaitu insinyur mesin. Bulan Agustus 1943, Stonehill dipindahkan ke kamp A4 di Trassenhedel, sekitar Peenemuende untuk 
dipekerjakan dalam pemindahan pompa bertekanan 
tinggi (Hochdruckpumpe/high pressure pump) disana.
Pompa itu sesungguhnya yaitu sebuah kanon jarak jauh  dengan meriam yang sangat panjang.
Dari Trassenhedel, Stonehill dialihkan ke
Peenemuende, yang pada September 1943, seluruh 
tawanan dipekerjakan dalam peledakan sebuah dinding  benteng berlapis semen. Saat makan siang dan seluruh  pekerja beristirahat, Stonehill melihat adanya pesawat  aneh di dalam hangar, bentuknya bulat dengan kokpit di  tengah. Saat sinyal dinyalakan, pesawat aneh berwarna  perak itu mengeluarkan suara berdesis dan lepas landas,  mengapung dengan ketinggian lima meter di atas  landasan. Saat mengapung, pesawat itu maju dan  mundur, kemudian sisi-sisi piring terbang itu mulai kabur  dan dengan cepat menambah ketinggian.Tidak berapa lama, Stonehill melihat piring terbang itu mulai menurunkan ketinggian, tercium  bau ethyl alkohol dan udara panas menerpa wajahnya.  Pesawat itu menderas keras di landasan, tanpa  berpikir panjang, Stonehill berlari mendekati pesawat  itu dengan maksud menolong pilotnya. berdasar  penuturan Stonehill itu, Peenemuende dipastikan salah satu fasilitas pembuatan piring terbang Jerman yang cukup besar. 
Bersamaan dengan eksperimen-eksperimen yang 
salah satunya disaksikan oleh Stonehill di atas, beberapa proyek dikerjakan yang meneliti kelayakan pesawat  bundar. Proyek ini dimulai pada tahun 1930 
berdasar ide Professor Ludwig Prandtl, berlanjut 
dengan penulisan beberapa dokumen-dokumen ilmiah  tentang pesawat   bundar yang dimulai oleh 
Wilhelm Kinner dan pada tahun 1938 oleh M. Hansen. 
Keduanya bekerja di pusat riset aerodinamika Gottingen.  Pada tahun 1941, Dr. Alexander Lippisch turut terlibat  dalam uji coba pesawat   bundar di pusat industri Messerchmitt. Desainnya, J1253, telah diuji coba dalam  terowongan angin di Gottingen. Dr. Lippisch beberapa  kali dikunjungi oleh Dr. Giuseppe Belluzo selagi berada  di Messerschmitt, dimana Lippisch pun turut bekerja  dengan Dr. F. Ringlib mengembangkan pesawat    bundar yang akan diuji coba di Peenemuende.  Jika meninjau kapasitasnya, Prandtl danLippisch melebihi Schriever-Habermohl maupun Miethe Belluzo. Prandtl dan Lippisch yaitu ilmuwan senior  yang telah mapan di dunianya dan mampu memimpin  banyak proyek-proyek besar, termasuk proyek piring  terbang yang dibangun oleh grup Schriever-Habermohl  dan Miethe-Belluzo. Masing ingat bahwa otoritas  kendali kedua grup dipegang oleh beberapa tokoh penting di Peenemuende ? Andreass Epp menegaskan dalam bukunya  bahwa ide  awal piring terbang Schriever-Habermohl  sebetulnya berdasar model yang diusung oleh Prandtl Dan Lippisch. Epp bahkan memperlihatkan model pesawat ciptaannya kepada pimpinan AU Jerman (Luftwaffe), Jendral Ernst Udet dan berhasil memicu  Udet terkesan. Terbukti, udet mengirimkan piring terbang  ciptaan Epp ke Peenemuende untuk di evaluasi. Fihak  peenemuende kemudian memerintahkan tim Schriever Habermohl untuk mengembangkan karya Epp ke tingkat 
lebih lanjut. Jerman sering menyatakan desain Schriever Habermohl dengan Flugkreisel  (Flying Top), desain 
Miethe dengan Flugdiskus  (Flying Disk). Dongeng dongen piring terbang yang berkembang kiwari,
sesungguhnya bermula dari sejarah riset piring terbang  Jerman.  Pada Mei 1980, sebuah artikel Neue Presse  Perancis tentang insinyur fluida Jerman, Heinrich Fleissner, seorang insinyur, desainer sekaligus penasehat  proyek piring terbang di Peenemuende selama PD II. Menarik jika mendalami keahlian Fleissner, yaitu fluida. Fleissner menyatakan bahwa piring terbang di Peenemuende mampu terbang dengan kecepatan hingga3.000 km/jam dalam lapisan atmosfir dan 10.000 km/jam 
di luar atmosfir. Hampir sepuluh tahun sesudah perang, yaitu 28  Maret 1955, Fleissner mengajukan hak paten kepada kantor Hak Paten AS untuk karya piring terbangnya (Nomor Registrasi Paten 2.939.648). Anehnya, hingga 7 Juni 1960, kantor hak paten AS tidak kunjung meresmikan karya Fleissner sebagai hak kekayaan intelektual. Mengapa terjadi penundaan hingga lima  tahun ? Satu-satunya alasan yang paling mungkin yaitu adanya Project Silver Bugs yang dimulai pada tahun yang  sama. Proyek itu berusaha mengembangkan desain  Miethe, meski kemudian pejabat-pejabat AS-Kanada  menyadari pesawat-pesawat yang dikembangkan Miethe 
masih kalah jauh dalam kecepatan dibanding yang 
dikembangkan di Peenemuende, salah satunya karya 
Fleissner. Mungkin kedua negara sekutu itu
berusaha membajak ciptaan Fleissner. Dalam ajuan hak patennya, Fleissner menyatakan  bahwa ciptaannya itu dapat memakai beberapa bahan 
bakar : cair, serbuk, gas maupun padat. Campuran bahan bakar yang berbeda pernah diterapkan pada pesawat tempur Messerschmitt (Me) -163, yang sukar dikejar oleh pesawat-pesawat Sekutu. Lebih lanjut Fleissner mengelaborasi bahwa hydrogen dan oksigen cair sangat  sesuai dengan desainnya. Intinya, desain ciptaan Fleissner  itu dapat sekaligus berfungsi sebagai roket. Penegasan lain tentang proyek piring terbang Peenemuende bersumber dari Koran petang Stockholm,  Aftonbladet 10 Oktober 1952. Koran itu melaporkan  adanya pesawat ruang angkasa serupa dengan piring terbang  yang dikembangkan Jerman selama PD II di  Peenemuende oleh Dr. Wenher von Braun dan timnya. Test flight dilakukan pada April 1944, dengan diameter 42 
m mampu terbang dan mencapai ketinggian 3 kilometer !  satelit pertama AS yang berhasil
mengorbit yaitu pada ketinggian 300 meter. Rancangan konstruksi pesawat menurut koran 
itu kini berada di tangan AS, sementara sketsa 
desainnya dimiliki Rusia. Pesawat ini memerlukan 
bahan bakar yang dalam jumlah besar, masalah yang 
memulai pemakaian bahan bakar nuklir. 
Pengembangan teknologi nuklir Jerman era perang dunia II tidak diarahkan untuk menciptakan bom 
atom, seperti yang dilakukan Amerika. Jerman sangat 
tertarik mengembangkan teknologi nuklir, sebab selama  ini negara Fuhrer itu sangat tergantung dari minyak luar negeri. Sejak awal 1930, elit-elit Jerman telah lama  menyadari hal itu sebagai sebuah kelemahan dan  harus diperbaiki. Sebuah rencana besar tengah dikerjakan, meski belum tentu benar-benar dibangun,  pengembangan reaktor atom sebagai sumber energi blistrik (dinamakan juga mesin uranium). Reaktor itu  dipakai untuk kapal selam dan pesawat. Dr. Jesensky dan Mr. Lesniakiewicz telah 
melakukan beberapa penelitan, menganalisa banyak data  selama bertahun-tahun. Keduanya pun meneliti bukti bukti fisik dan mewawancarai sebanyak mungkin saksi mata. Dari usahanya itu, keduanya berkesimpulan bahwa p r o g r am   n u k l ir    J e rma n     d i g u n a k a n     u n t u k mengembangkan piring terbang bertenaga nuklir.bBukti independen yang mendukung kesimpulan  di atas datang dari ahli fisika Jerman Werner Heisenberg  yang menulis jurnal tentang kepentingan Jerman pada  energi atom. Heisenberg menyatakan bahwa pada musim 
panas 1942 telah terjadi diskusi diantara ilmuwan dan 
teknisi Jerman soal energi panas. Diskusi itu membahas  cara menangani konversi panas dari uranium ke material  tertentu seperti air atau uap. Disinilah Belluzo yang pakar  turbin uap terlibat.
Bukti lain berasal dari laporan British Intelligence Objectives Sub-Committee yang menjabarkan beberapa area teknologi tinggi Jerman, namun yang terpenting dari semuanya yaitu rancangan Josef Ernst tentang pesawat tempur berkecepatan tinggi. 
Kode proyek itu yaitu isP-1073 dan diproduksioleh Messerschmitt. Tiga mesin yang berbeda dipakai, 
pertama : BMW 003 dengan bahan bakar bensin. Kedua,  memakai bahan bakar kasar. Ketiga memakai 
mesin tenaga nuklir dengan panjang 60 cm, diameter 20  cm. Menurut Ernst, mesin atom itu mampu 
menghasilkan 2000 tenaga kuda, kecepatan 2000
km/jam, dan mencapai ketinggian 18.meter (54.000 
kaki). Pesawat bertenaga atom itu hanya satu yang 
selesai dibuat di kamp Mecklenburg, sebelum akhirnya  dihancurkan bersama kamp Mecklenburg oleh SS  sebelum direbut Sekutu.  sesudah PD II berakhir, ribuan ilmuwan Jerman  bermigrasi ke AS dalam sebuah operasi yang dikenal  dengan Project Paperclip. Tidak hanya itu, dokumen dokumen riset dan karya ilmiah, termasuk komponen komponen senjata seperti roket V2 diboyong pula ke amerika.Dr. Richard Miethe,   , bekerja di Kanada dalam proyek bersama AU AS-Kanda. Miethe bukanlah satu-satunya ilmuwan Jerman yang tetap berkeinginan membangun piring terbang pasca perang. Seluruh ilmuwan NAZI terlibat, kecuali Rudolf Schriever, yang tampak ingin segera memulai kembali  proyek piring terbang itu. Heinrich Fleissner, yang ajuan hak patennya  ditunda hingga 5 tahun,disebabkan adanya Project  Silver Bug yang mengembangkan piring terbang jenis  Avro di perusahaan A.V. Roe. Ilmuwan lain Jerman yaitu  Georg Klein, yang saat ditanya oleh koran Swiss, 18  September 1954, Klein menjawab bahwa dirinya telah  mendemonstrasikan sebuah prototipe piring terbang  dengan propulsi elektrik. Ilmuwan Jerman yang bekerja untuk pihak Soviet  yaitu Joseph Andreas Epp. Namanya terdaftar dalam  proyek piring terbang Soviet (Rusia ) yang dimulai segera sesudah perang berakhir di Jerman Timur  bersama eks ilmuwan Jerman lainnya. Menurut data FBI, Epp mulai tidak loyal ke Soviet sesudah bekerja selama satu tahun dan beralih ke  Barat. Epp kemudian menggambar ulang desainnya,  melakukan uji coba detil, dan memberikan khusus  teknis. Penuturannya menunjukkan desain piring terbang  untuk Soviet sebelumnya dikhususkan untuk kondisi  kutub.sesudah menetap di Bavaria, Epp meneruskan 
proyeknya sendiri. Dia merancang Omega Disc  yang 
sangat mirip dengan desainnya untuk Soviet. Epp tertarik  bekerja untuk Bell Aircraft, mengembangkan X-1 yang  menembus batas kecepatan suara pada tahun 1947.  hingga wafatnya di tahun 1997, Andreas Epp masih  b e r u s a h a    m e w u j u d k a n    i m p i a n n y a    u n t u k mengembangkan piring terbang.
Lalu, bagaimana dengan penyebaran piring  terbang sesudah perang ? Seperti diketahui, beberapa 
prototype telah dihancurkan pasukan Jerman sehingga  pasukan Sekutu tidak dapat mengambil keuntungan.  Model yang paling banyak dihancurkan yaitu milik grup  Schriever-Habermohl di Prag. Politik bumi hangus  diberlakukan tanpa ampun oleh SS di akhir PD II  terutama pada produk-produk teknologi tingkat tinggi  Jerman. Sebelum kita mengetahui bahwa piring terbang  itu tidak menghilang sesudah kekalahan Jerman,  sesungguhnya fakta-faktanya sangat berlawanan. Michael X. Barton menceritakan bahwa penampakan  paling awal piring terbang atau yang kemudian dinamakan  UFO justru bukan di Washington tahun 1947, melainkan terjadi di Amerika Selatan. Bahkan, banyak penampakan UFO di Amerika Selatan sesudah PD II berakhir.  Penampakan ini berlanjut hingga hari ini. Amerika Selatan tentu sangat jauh dari AS, meski  amerika melakukan ujicoba dengan teknologi bajakan  dari Jerman. Namun penampakan UFO di Amerika  Selatan tidak membuktikan bahwa piring-piring terbang 
itu berasal dari Amerika Serikat, melainkan pasti tidak 
jauh dari lokasi dimana mereka terlihat. Mungkinkah Nazi pantang menyerah dan mengekspor teknologi itu ke sebuah pertahanan di  Antartika atau Andes, seperti yang beberapa kali sempat  diklaim ? Atau, apakah piring terbang itu berasal dari sebuah markas rahasia yang dinamakan Beaver Dam  di  pantai timur Greenland seperti yang diungkap Dr. Jesensky dan Mr. Lesniakiewic ? Apakah bagian dari teknologi tinggi itu diambil Inggris yang kemudian dikembangkan di Kanada seperti yang dinyatakan Renato Vesco ?Atau apakah teknologi ini sepenuhnya diambil  Amerika sesuai komitmen rahasia dengan Admiral Karl 
Doenitz sesudah kematian Hitler seperti yang dikatakan Bill Lyne ? Pertama dari berbagai kemungkinan, NAZI dan  teknologinya, termasuk piring terbang, beberapa kali  dinamakan dengan Third Power  oleh beberapa penulis  Jerman. Kekuatan Ketiga ini ditujukan untuk menyeimbangkan kekuatan disamping Barat (First Power) dan Timur (Second Power). Kekuatan Ketiga  beroperasi rahasia sebagai penghormatan pada populasi  bumi secara umum, namun cukup dikenal di Kekuatan  Pertama dan Kedua. Alasan Kekuatan Ketiga ini dapat  bertahan yaitu tingkat teknologi yang tinggi dan danabesar yang dihasilkan. Diketahui Jerman telah memicu rencana jika  perang gagal dimenangkan. Pada 10 Agustus 1944,  sembilan bulan sebelum perang di Eropa berakhir, sebuah  rapat diselenggarakan di hotel Rotes Haus, Strassbourg. Yang hadir dalam rapat itu yaitu beberapa representasi  industri besar Jerman, seperti I.G. Farben, Thyssen,  Siemens, Krupp, Daimler-Benz, Rheinmetall-Borsig,  turut hadir pula utusan bank-bank besar Jerman. Para utusan itu bertemu dengan petinggi SS, mereka kemudian 
merencanakan program bertahan sesudah kekalahan 
Jerman. Ilmuwan, rencana-rencana ilmiah, komponen komponen strategis, dan uang diambil dari Jerman dan  diamankan ditempat yang sangat rahasia. Pesawat kargo jarak jauh terbang dari Jerman ke Spanyol membawa  barang-barang penting. Dari sana, muatan dibongkar dan  dimasukkan ke U-boat (kapal selam Jerman) menuju  Amerika Selatan. Tujuan lainnya, besar kemungkinan yaitu Jepang dan Antartika, dimana tempat kedua telah  didirikan markas oleh ekspedisi Antartika Ritcher tahun 
1938-1939. Yang mengejutkan, ekspedisi Ritcher (1937-1938) disiapkan dan didanai oleh Hermann Goering  kepala AU Jerman. Kapal Schwabenland yang dilengkapi  dengan pesawat amfibi telah memetakan dan menguasai  beberapa besar wilayah Antartika didalam kontrol Jerman  dalam ekspedisi itu. Bendera metal dengan pemberat dijatuhkan dari pesawat amfibi itu sebagai penanda wilayah yang telah diklaim Jerman. Teritorial  yang diklaim termasuk danau bebas es, yang secara alami 
sangat panas sebab energi geothermal di bawah danau.  Markas rahasia lainada di pulau Andes, dekat kutub  utara, demikian seperti yang diungkap Wilhelm Landig  seorang mantan anggta Waffen SS dan penanggung jawab  proyek piring terbang Jerman.
Markas Jerman di Antartika pertamakali diserang 
oleh banyak negara dengan pimpinan Amerika Serikat.
Pada tahun 1946, sebuah operasi militer bersandi 
“Operation High Jump  melibatkan armada besar kapal  perang, kapal Induk, kapal selam dan pesawat pendukung.  Terlibat pula ratusan pesawat tempur dan empat ribu  pasukan dibawah pimpinan Admiral Richard Byrd.  Anehnya, empat pesawat dinyatakan hilang misterius saat  operasi, dan keseluruhan operasi yang dijadwalkan  selama enam bulan, telah dibatalkan hanya kurang dari  enam minggu berjalan.Markas Antartika atau Titik Landig 211 beroperasi hingga akhir 1950, kemudian berubah jadi 
area uji coba nuklir Amerika. Dalam uji coba nuklir 
itu, tiga buah bom nuklir diledakkan dengan 
penyamaran Tahun Geofisika International  (1957-58). 
Landig mengklaim jenis roket yang dipakai untuk 
menyerang Titik 211 yaitu prototipe roket kutub AS 
yang berbahan bakar padat dan mampu diluncurkan dari  sebuah kapal selam. Bom nuklir itu meledak dan 
menciptakan kejutan gelombang elektromagnetik yang  diharapkan mampu menghancurkan seluruh piranti  pertahanan di dalam markas eks Jerman itu. Landig  mengklaim bahwa takti itu gagal seperti halnya  Operation High Jump beberapa tahun lalu. Disamping itu,  sebagian besar kekuatan Jerman di Antartika telah  berpindah ke Andes di Amerika Selatan. Masih menurut Landig, alasan meninggalkan 
markas di Antartika yaitu sebab atmosfer di sana masih  murni dan nyaris bebas kuman. Sementara, sistem kekebalan tubuh manusia secara konstan memerlukan  tantangan untuk tetap sehat meski tantangan itu tidak  harus selalu berbuah sakit. Tidak adanya populasi  manusia turut mengurangi tantangan itu, yang bisa  berdampak seluruh staff potensial kehilangan imunitasnya terhadap infeksi sesudah beberapa tahun.  Artinya, flu biasa bisa sangat berbahaya bagi para  ilmuwan yang bekerja di dalam markas itu. Seperti yang telah dinamakankan dimuka, Dr. Milos Jesensky dan Robert Lesniakiewicz mendapati awal mula  penampakan piring terbang di AS pada akhir 1950 berasal  dari markas rahasia Jerman yang dinamakan Beaver Dam,  sebelah timur Greenland. Menurut keduanya, markas ini  tidak turut menyerah saat Jerman kalah perang namun 
terus berfungsi menjalankan program-program risetnya.  Dari markas inilah piring terbang itu menuju USA dalam rangka memata-matai, khususnya fasilitas nuklir di  New Mexico. Markas ini dicurigai pula sebagai asal dari  roket misterius (ghost rockets) yang bergerak menuju selatan dari barat laut Eropa tidak lama sesudah perang  berakhir. Status markas itu hingga kini masih tetap  misteri. Tidak diragukan lagi, Jerman memiliki markas di Artik, tepatnya di atas wilayah Soviet, sebagaimana Greenland yang masuk ke dalam wilayah Denmark.  pernyataan Landig yang 
mengklaim Jerman masih memiliki markas di wilayah 
Artik dekat Kanada dan AS. Asumsi adanya eksodus kekuatan Jerman ini  berasal dari penelitian pelayaran kapal-kapal selam Jerman (U-boats) di Atlantik dengan membawa beberapa  besar muatan dari Eropa hingga era 1950-an. Informasi  ini dimuat pula dalam majalah Nugget berjudul Der U Boot Bunker von Fuerteventura  bulan Juli 1985.  Fuerteventura yaitu pulau paling timur dari kepulauan Canary yang tidak jauh dari lepas pantai barat Afrika Utara Secara geologis pulau itu terbentuk dari ledakan 
vulkanik kuno dan dikelilingi karang-karang dari lahar 
yang membeku. Menurut artikel itu, armada Jerman 
membawa alat-alat berat untuk menggali dan membor tiga terowongan untuk akses bawah air U-boats. Tetap di atas pulau, dibangun sebuah villa milik keluarga terpandang Jerman dan didalamnya ada tangga menuju markas  bawah tanah. Sejak era perang, markas itu berfungsi sebagai jalur kapal-kapal selam Jerman, bahkan hingga perang berakhir.
 , entah disengaja atau tidak, kisah kisah markas-markas rahasia Jerman sesudah perang terasa lebih mirip fiksi ilmiah yang ada dalam film-film 
Hollywood. Kondisi sesudah perang, belahan Amerika Selatan  yaitu syurga bagi Jerman, iklim politik negeri Tango itu cukup kondusif bagi pengungsi-pengungsi 
NAZI. beberapa emas dan uang NAZI dikirim keAmerika Selatan, khususnya Argentina. Mantan-mantan  NAZI yang sedang diburu bahkan mampu menemukan  pasar yang melayani kepentingan mereka, bahkan SS  mendirikan sebuah toko seperti yang telah mereka miliki di Spanyol : Franco.fakta-fakta ini sukar untuk disangkal.  Fakta yang jarang dibahas pula yaitu adanya kontribusi  ilmuwan Jerman terhadap perkembangan teknologi 
militer negara-negara Amerika Selatan, terutama Brazil dan Amerika. Kedua negara itu telah mampu 
menciptakan pesawat tempur sendiri pada tahun 1950, ini berkat adanya alih teknologi Jerman.
Seiring dengan alih teknologi dan dana, beberapa 
besar kepemilikan tanah diraih mantan-mantan NAZI. 
Asset-aset itu dijaga dan diketahui penuh oleh 
rejim-rejim yang berkuasa di Amerika Selatan. Hal itu 
tentu menguntungkan fihak Jerman dalam meneruskan proyek piring terbangnya. Maka sangat masuk akal, jika di wilayah itu sering terlihat piring terbang (UFO)  pada akhir 1940 dan 1950. sebab banyak model piring terbang telah dibangun di markas Jerman di Amerika  Selatan. Bahkan luas wilayah yang dimiliki sisa-sisa kekuatan NAZI itu hingga setengah luas negara Swiss.Richard Ross, seorang peneliti UFO di Austin Texas, melaporkan bahwa hingga hari ini beberapa  wilayah di Amerika Selatan dihindari oleh jalur penerbangan pesawat sebab adanya aktifitas UFO di  wilayah itu. Ross memperoleh informasi itu dengan  mewawancarai pilot sebuah maskapai di Amerika Selatan, yang memicunya berkesimpulan bahwa Amerika Selatan yaitu ranjang empuk kegiatan UFO.  Anehnya, aktivitas dan penampakan piring terbang di  wilayah itu tidak pernah diberitakan oleh media-media  besar AS.
Kemungkinan adanya markas rahasia Jerman 
lainnya yaitu di Negara Swiss. Besar kemungkinan 
bahwa piring-piring terbang Jerman diterbangkan ke
Swiss disaat-saat terakhir perang dunia II dan
menyembunyikannya di sana. Hal ini mirip dengan yang dilakukan Irak saat perang teluk II dengan menerbangkan  banyak pesawat-pesawat tempurnya ke Iran untuk  mengamankan teknologi. Piring terbang Jerman itu disembunyikan di sebuah system perlindungan bawah tanah di seluruh wilayah Swiss. Seorang saksi mata mengaku dirinya melihat sebuah pesawat aneh melintasi perbatasan Jerman menuju Swiss pada pagi hari 9 Mei 1945.
Renato Vesco percaya bahwa Kanada terlibat dalam pengembangan  lebih lanjut teknologi piring terbang yang dibajak dari Jerman. Versco yakin Kanada melakukan itu sebab Inggris menyimpan semua rampasan riset ilmiah Jerman  sendiri dan tidak mau berbagi. Inggris diam-diam melakukan riset piring terbang di hutan Kanada hingga tahun 1950. Karenya peneliti Jerman Klaus Peter Rothkugel meyakini bahwa proyek piring terbang (UFO) Pasca perang dunia yaitu proyek super rahasia Anglo Amerika, bahkan diketahui Australia pun akhirnya bergabung dalam poros anglosaxon : Inggris-Amerika Australia.
Peneliti lain, Bill Lyne memiliki pendapat sendiri. 
Dia meyakini bahwa seluruh data piring terbang Jerman telah dipindahkan ke pemerintah AS sebagai bentuk perjanjian antara Admiral Karl Doenitz yang menjabat sebagai pimpinan Jerman saat Hitler menembak dirinya  sendiri di dalam bunker.
Penyelidikan legenda UFO  membawa pada 
sebuah fakta rahasia yang tersembunyi selama puluhan tahun. Pasca Perang Dunia II, ribuan ilmuwan NAZI berbagai bidang diboyong ke Amerika berikut seluruh  dokumen-dokumen ilmiah, ujicoba dan riset-risetnya. Operasi ini dinamakan Operasi Paperclip atau Proyek  Paperclip, yang turut berjasa mengembangkan teknologi penerbangan, roket, biokimia dan peluru kendali di Amerika.Ditemukan pula sebuah fakta mengejutkan dalam  salah satu dokumen ilmiah NAZI, dinamakankan bahwa 
NAZI telah memiliki sebuah piring terbang dan mampu terbang dengan kecepatan 1200 mil per jam. Pesawat itu dapat melakukan vertikal take-off dan landing, berubah arah 90 °  secara tiba-tiba. Kekuatan teknologi  seperti ini sangat superior dibanding kemampuan Sekutu  saat itu. Kedua, NAZI memiliki pesawat sejenis yang sedang dikembangkan dan mampu terbang 2500 mil per jam. Pesawat kedua ini tidak hanya memiliki seluruh  sifat dan kemampuan dari pesawat pertama, namun  lebih hebat lagi, ia dilengkapi senjata laser yang mampu menembus besi setebal 4 inchi. Piring terbang ini  diciptakan salah satu ilmuwan NAZI Von Braun yang  turut mengembangkan teknologi roket NASA. Vladimir Terziski pun menulis hal tentang  pesawat misterius itu, Menurut sahabat aku Renato  Vesco...Jerman berbagi banyak dengan sekutunya Italia  soal persenjataan selama perang dunia. Sebuah
eksperimen FIAT di danau La Garda, ada instalasi 
yang diberi nama Laksamana Udara Hermann Goering,
Italia melakukan ujicoba beberapa senjata, roket, dan 
pesawat udara ciptaan Jerman. Dengan cara yang sama, Jerman pun mensuplai banyak persenjataan kepada militer Jerman. aku telah meneliti beberapa photo dari  roket berawak V-1 the Reichnberg yang diproduksi di  Jepang oleh Mitsubishi. Pesawat tempur terbaik di dunia dengan baling-baling ganda Dornier-335, diduplikasi di pabrik Kawashima.
Diketahui kemajuan teknologi Jerman itu  disokong oleh komunitas rahasia penganut keghaiban dan 
menyembah bintang-bintang : Vril Society. Sekte yang 
terdiri dari banyak ilmuwan ternyata pada tahun 1934 
telah mengembangkan pesawat udara non-konvensional  itu, dinamakan dengan Vril 1; dengan propeller dilengkapi  efek anti gravitasi. Pada tahun yang sama, Viktor Schauberger mendiskusikan ide piring terbang ini dengan Hitler. Sekte Vril terus mengembangkan piring terbang  itu, dan kemudian memproduksi RFC-2. Pesawat  jenis ini memiliki panjang 16 kaki, dan untuk pertama  kalinya, sistem kemudi impuls magnetik. Menariknya,  saat terbang, RFC-2 mengeluarkan efek warna yang  mirip dengan warna obyek UFO yang dilihat orang orang.
Sekalipun begitu, proyek RFC-2 cukup lama 
terabaikan, hingga satuan elit SS menunjukkan minat 
pada hasil kerja sekte Vril itu. SS kemudian membentuk departemen SSE-4 yang bertugas
mengembangkan teknologi alternatif yang mengurangi  ketergantungan Jerman terhadap sumber energi eksternal,  dimana SSE-4 mulai mengembangkan versi dari RFC  maupun Vril. Pada 1934, Hitler mengundang Victor Schauberger dan anggota sekte Vril lainnya,mencanangkan kerjasama pembuatan mesin terbang yang mampu keluar dari tata surya. Sebagaimana dinamakankan dalam buku The Spear of Destiny karya Trevor  Ravenscroft menjelaskan, ..dalam usia 23 tahun, Hitler telah mahir menyembunyikan ujicoba ujicoba teknologi, obat-obat, dan dia telah meraih  kesadaran lebh tinggi..  Victor dan Dr. Schumann telah  mengembangkan sebuah model piring terbang model  RFZ 2, berdiameter 5 meter, dan mesin propeller VRIL(dinamakan juga SSM-L : Schumann SM-Levitator). RFZ 2 mampu menghasilkan medan elektromagnetik, bergerak 
dengan mudah, dan berganti warna setiap kali berubah kecepatan.Tahun 1939, SS memproduksi RFC-5 atau Haunebu I. Pada Agustus 1939, Hanebu 1 melakukan  terbang perdana, dengan diameter 65 kaki dan daya muat  yang lebih banyak, terbukti pesawat ini mampu terbang sangat baik. Akhir 1940, RFC-2 (Haunebu II) mulai dipakai sebagai pesawat intai, dimana ada banyak  bukti-bukti photografis yang mendukung. Contohnya,  RFC-2 tertangkap kamera di dekat Antartika tahun 1940. Proyek lain yang dikembangkan pada tahun yang  sama yaitu RFZ 5, pesawat ini mampu terbang perdana  dengan kecepatan 4500 km/jam menuju Antartika. Pada 
perkembangan lalu, RFZ 5 mampu mencapai 
kecepatan 15.000 km/jam, dilengkapi 2 senjata kanon 
laser KSK - KRAFTSTRAHL KANOEN 6 cm. Senjata 
laser ini memiliki julukan yang menakutkan : black laser  atau ray of death. Senjata laser ini merupakan inovasi  hebat ilmuwan NAZI, dimana sebelumnya mereka  memakai meriam tank biasa. Seorang ilmuwan Jerman, Dr. AlexanderLippisch telah merancang DM-1, yang mampu terbang dengan kecepatan 497 meter/jam dengan mesin roket. 
Prototipe DM-1 berikut perancangnya turut dikirim ke 
Amerika pada akhir perang. Karya Lippisch ini
menginspirasi banyak rancangan pesawat tempur
Amerika, seperti F-102 dan F-104. Lippisch kemudian 
bergabung dengan Collins Radio Company sebagai ahli  khusus permasalahan aeronautika, dan di tahun 1966  mendirikan Lippisch Corporation yang mengembangkan  kapal Aerofoil X-113A.Karya ilmuwan Jerman lain yang terlihat mirip dengan piring terbang yaitu AS-6 karya Arthur Sack,  yang di tahun 1939 terlibat dalam proyek Kementrian  Udara Jerman di Ernst Udet. Tahun 1944, AS-6 dirancang 
di Mitteldeustche Motorweke Company, dan
disempurnakan di Flugplatz-Werkstatt yang bertempat di pangkalan udara Brandis. Namun pada saat uji coba, AS-6 gagal dan tidak berfungsi, sehingga AS-6 tidak dikembangkan lagi.Pada 17 April 1945 penasehat Hitler, Miethe  menyampaikan bahwa V-7 telah diujicoba di atas laut  Baltik. V-7 yaitu helikopter supersonik dilengkapi  dengan mesin ganda 12 BMW Turbo. Dalam uji coba  perdana, V-7 mampu mencapai ketinggian 78000 kaki, 
dan 8000 kaki pada tes kedua. Miethe melaporkan bahwa pesawat itu dapat dilengkapi sumber tenaga non konvensional sebagai bahan bakar utamanya.  , 
teknologi ini datang terlambat, Jerman telah kalah perang.  Sekutu dan Rusia berhasil menguasai Eropa, dan Hitler telah bunuh diri. Segera sesudah perang berakhir, roket  misterius mulai terlihat di atas Skandinavia dan dalam dua  tahun obyek terbang  dilaporkan terlihat di beberapa  wilayah Amerika. Ini bukan kebetulan. sesudah perang berakhir pada tahun 1945, tim  intelijen Rusia dan Amerika mulai melacak file-file  penting teknologi Jerman. Seiring dengan penemuan senjata partikel atau laser di markas militer Jerman,  Departemen Perang Amerika dalam Operasi PaperclipMemerintahkan bahwa Amerika tidak hanya harus mengendalikan teknologi itu, namun juga ilmuwan ilmuwan yang mencipta dan mengembangkannya.“Karya-karya mereka sangat vital bagi keamanan nasional kita.  Dalam sebuah surat dari Mayor Jenderal Hugh  Knerr (Deputi Armada Strategis Militer Amerika di  Eropa) untuk Letnan Jenderal Carl Spatz pada Maret 
1945 : Penguasaan industri dan ilmiah Jerman sangatlah  mendesak, sebab melihat kemampuan mereka, kita telah  diperingatkan akan bahaya sekaligus manfaatnya. Jika  kita tidak segera mengambil kesempatan ini, baik  teknologi maupun ilmuwannya agar segera kembali  bekerja, kita akan terus tertinggal beberapa tahun dibelakang. Meski ada satu masalah : secara hukum,  yaitu ilegal mengijinkan eks NAZI berimigrasi ke  Amerika. 
Sebagian ilmuwan NAZI itu ditempatkan di 
Maury Island, termasuk Washington. Dimana ibu kota 
negara amerika itu, ada beberapa kontraktor 
untuk teknologi pertahanan udara yang turut diuntungkan  dengan Operasi Paperclip ini. Di sekitar daerah inilah,  awal penampakkan obyek terbang yang mirip cakram  pada tahun 1947. Pejabat yang turut terlibat di Maury  Island yaitu Davidson dan Brown, anggota satuan G-2  yang bertanggung jawab menjaga kerahasiaan Operasi  Paperclip, termasuk pemantauan setiap aktifitas yang  membahayakan keamanan Operasi Paperclip. sesudah perang berakhir pada tahun 1945, tim intelijen Rusia dan Amerika mulai melacak file-file  penting teknologi Jerman. Seiring dengan penemuan  senjata partikel atau laser di markas militer Jerman,  Departemen Perang Amerika dalam Operasi Paperclip 
memerintahkan bahwa Amerika tidak hanya harus 
mengendalikan teknologi itu, namun juga ilmuwan ilmuwan yang mencipta dan mengembangkannya.
“Karya-karya mereka sangat vital bagi keamanan
nasional kita.  Dalam sebuah surat dari Mayor Jenderal Hugh  Knerr (Deputi Armada Strategis Militer Amerika di  Eropa) untuk Letnan Jenderal Carl Spatz pada Maret 1945 : Penguasaan industri dan ilmiah Jerman sangatlah  mendesak, sebab melihat kemampuan mereka, kita telah  diperingatkan akan bahaya sekaligus manfaatnya. Jika  kita tidak segera mengambil kesempatan ini, baik  teknologi maupun ilmuwannya agar segera kembali  bekerja, kita akan terus tertinggal beberapa tahun  dibelakang. Meski ada satu masalah : secara hukum,  yaitu ilegal mengijinkan eks NAZI berimigrasi ke Amerika. 
Sebagian ilmuwan NAZI itu ditempatkan di 
Maury Island, termasuk Washington. Dimana ibu kota 
negara amerika itu, ada beberapa kontraktor 
untuk teknologi pertahanan udara yang turut diuntungkan  dengan Operasi Paperclip ini. Di sekitar daerah inilah,  awal penampakkan obyek terbang yang mirip cakram  pada tahun 1947. Pejabat yang turut terlibat di Maury  Island yaitu Davidson dan Brown, anggota satuan G-2yang bertanggung jawab menjaga kerahasiaan Operasi  Paperclip, termasuk pemantauan setiap aktifitas yang  membahayakan keamanan Operasi Paperclip.  Ilmuwan NAZI yang terlibat di Maury Island  yaitu ahli Fisika Hubertus Strughold yang kemudian  dikenal Bapak Pengobatan Luar Angkasa  bahkan  Aeromedical Library di USAF School of Aeorspace  Medicine diberi namanya pada tahun 1977. ada juga  Klaus Barbie yang dijuluki Butcher of Lyon , Otto von  Bolschwing yang memiliki reputasi buruk sebab holocaust, dan seorang Kolonel SS, Otto Skorzeny.Salah satu tokoh NAZI yang berperan besar  yaitu Wernher Von Braun, seorang Mayor SS yang  banyak melakukan ujicoba roket di Kummersdorf, 60 mil selatan Berlin antara 1932-1937, sekaligus tempat uji  coba roket V-2 di tahun 1934. sesudah berhasil meluncurkan roket V-2, Braun diperbantukan untuk merancang sistem tinggal-landas vertikal bagi jet tempur dan pembom.
Penasehat Hitler sekaligus ilmuwan, Miethe 
turut diboyong ke Amerika dalam Operasi Paperclip. 
Selama di Amerika, Miethe melanjutkan proyek piring 
terbang  untuk Angkatan Udara Amerika, dengan sub 
kontraktor AV.Roe Company. Sejak kehadiran Miethe, 
jadi sangat masuk akal jika di Amerika mulai terlihat 
penampakan-penampakan UFO .Tahun 1959, Jack Judges seorang juru kamera freelance sedang terbang dengan pesawat perusahaannya, saat melintasi sebuah perkebunan di Kanada, Jack
melihat dan mengambil foto benda mirip piring.
Perhatikan gambar di bawah ini.Saat photo bidikan Jack dipublikasikan, spekulasi berkembang bahwa benda itu yaitu senjata rahasia, dan  menguatkan bahwa 'senjata' itu milik penghuni luar.  Pandangan yang menguatkan desas-desus UFO sejak 
penampakan tahun-tahun sebelumnya.Menanggapi spekulasi yang berkembang di  warga , Angkatan Udara Amerika mengeluarkan  photo resmi obyek itu. Militer menyatakan pesawat  itu dinamakan 'Avro' dan diluncurkan tahun 1955. Sebuah  memo CIA pada tahun itu mengkonfirmasikan bahwa  pesawat itu