susu sapi

Tampilkan postingan dengan label susu sapi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label susu sapi. Tampilkan semua postingan

susu sapi






















  Peningkatan produksi susu khususnya sapi perah, dari segi pemuliaan ditujukan kearah perbaikan mutu gen   . Usaha yang sudah  dilakukan untuk 
meningkatkan produksi susu sapi perah domestik antara lain dengan cara meningkatkan mutu 
genetik sapi perah baik melalui seleksi induk atau  pejantannya. memakai  pejantan impor yang memiliki mutu genetik tinggi yaitu  salah satu alternative. Aplikasi IB dapat mendukung perbaikan mutu genetik melalui pejantan impor secara cepat untuk penyebaran semen pejantan ini . Ternak-ternak impor khususnya pejantan perlu dievaluasi secara berkelanjutan agar dapat diketahui sejauh mana pengaruhnya terhadap mutu genetik sapi 
perah yang ada di negara kita . Evaluasi ini perlu dilakukan pada berbagai tingkat manajemen 
peternakan sapi perah,variasi kemampuan berproduksi susu ini  38% dipengaruhi oleh sifat keturunan  genetis  dan 50% dipengaruhi oleh kondisi  lingkungan.  faktor-faktor yang 
mempengaruhi produksi susu antara lain kondisi lingkungan, frekuensi , metode pemerahan,sifat  tipe , sifat  masing-masing  sapi, usia , masa bunting,makanan , kesehatan,  produksi susu meningkat secara cepat  sesudah  proses kelahiran. Produksi susu harian tertinggi dicapai dalam 3 hingga  6 minggu sesudah  sapi beranak dan sesudah  mencapai puncaknya produksi susu akan menurun terus hingga  akhir laktasi. Puncak produksi susu tergantung pada kondisi tubuh saat beranak dan makanan  sesudah  beranak. Produksi susu sapi perah di negara kita  tergolong rendah jika dibandingkan dengan  produksivitas sapi perah iklim sedang, kemampuan memproduksi  susunya berkisar 3000-3500 liter perlaktasi,sedang  di area  iklim sedang mencapai lebih dari 6600 perlaktasi. 
 sapi Holstein di area  tropis akan memperlihatkan penampilan produksi yang tidak berbeda jauh dengan negeri asalnya, bila suhu lingkungan rata-rata 18 derajat C dengan kelembapan udara 59%.  
tidak selamanya curah hujan yang tinggi di suatu 
area   diikuti dengan tingginya produksi susu. pertumbuhan  kelenjar susu  biasanya  terjadi pada permulaan masa dewasa kelamin atau pubertas. Sistem hormonal berperan penting dalam pertumbuhan dan pertumbuhan  jaringan kelenjar susu, terutama pada akhir masa kebuntingan. sistem hormonal ini berperan dalam sintesa dan 
sekresi susu. Kemampuan produksi seekor sapi betina yaitu  hasil interaksi antara genetik dan 
lingkungan. Peningkatan produksi susu   tidak hanya tergantung kepada kualitas genetiknya  namun  yang lebih penting yaitu  seberapa besar 
potensi genetik  yang dibawanya  melalui  makanan Kemampuan sapi perah memproduksi  susu yaitu  sifat yang menurun dan berbeda pada setiap tipe . setiap tipe  memiliki sifat  berbeda dalam jumlah produksi dan komposisi susu yang dihasilkan terutama kadar lemak  , Produksi susu rata-rata per ekor ternak sapi perah berada pada kisaran 9-12 liter perhari   ada sapi yang dapat berproduksi mencapai 37  liter per hari. Banyak faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi. Faktor ini  diantaranya yaitu tatalaksana pemeliharaan, genetik induk sapi, makanan  sapi dan konsentrat,  ini  saling terkait, contoh  sapi yang secara 
genetik  berasal dari induk yang baik, belum tentu dapat mengekspresikan produksinya tanpa 
didukung oleh dua faktor lainnya  Faktor lingkungan pendukung agar ternak mampu berproduksi sesuai dengan kemampuannya ,antara lain faktor iklim,makanan , pengelolaan  perkandangan, pemberantasan  pencegahan penyakit, pengaruh lingkungan terhadap ternak dapat secara langsung atau  tidak langsung. 
Pengaruh lingkungan secara langsung yaitu  terhadap tingkat produksi melalui metabolisme 
basal, konsumsi makanan , gerak laju makanan, kebutuhan pemeliharaan, reproduksi 
pertumbuhan dan produksi susu. sedang  pengaruh tidak langsung berkaitan  dengan 
kualitas dan ketersediaan makanan.  
 faktor lingkungan  dibagi menjadi dua, yaitu faktor biologis dan non biologis. 
Faktor non biologis yaitu  faktor yang dapat perhatian utama dalam stress fisologis dan sifat  ternak. Faktor non biologis yang memiliki  peranan penting dalam produksi ternak yaitu suhu udara,kelembaban udara, dan ketinggian tempat. 
Faktor biologis yaitu   faktor yang berkaitan  dengan proses biologi ternak seperti makanan , air, penyakit, interaksi sosial , sex,
  sapi perah yang dipelihara di negara kita  yaitu  tipe  Holstein dan hasil persilangannya dengan tipe  sapi lokal . Diantara tipe  sapi perah,sapi Holstein 
memiliki  kemampuan produksi susu yang tertinggi,namun  paling rendah daya tahan panasnya . Faktor   yang paling berpengaruhg terhadap 
produktivitas sapi perah yaitu  suhu udara dan kelembapan udara. Di dataran tinggi ternak 
memperbanyak konsumsi makanan  sebagai usaha  untuk mengatasi dinginnya suhu lingkungan. 
sehingga  tingginya produksi susu di area  dingin bukan hanya dipicu  suhu udara yang rendah namun  juga yaitu  akibat banyaknya konsumsi makanan . Produksi susu pada pagi hari lebih tinggi dibandingkan produksi susu pada sore hari. Perbedaan ini dipicu  sebab  selang waktu antara pemerahan sore ke pagi hari lebih lama  rata-rata 
14jam  dibandingkan dengan pemerahan pagi ke sore yang hanya 10jam. Selang waktu yang 
lama memicu  kelenjar susu mampu mensekresi susu lebih banyak. area  termonetral bagi sapi Holstein yaitu  pada kisaran suhu -5 derajat C hingga  21 derajat C. di negara kita , area  yang sejuk dan kering yang cocok untuk sapi perah yaitu 
area  pegunungan berketinggian sekurangnya 800 m dari permukaan laut. Usaha sapi perah di area  dataran rendah perlu ditunjang penerapan teknologi lingkungan,Suhu dan kelembapan udara area  tropis  memicu    stres  pada ternak dengan 
akibat suhu tubuh ternak meningkat dan konsumsi makanan  menurun. Produksi susu atau  kualitas air susu,kadar lemak dan bahan kering juga menurun. Kondisi nyaman bagi sapi perah yaitu  suhu antara 10 derajat C dan 27 derajat C dengan kelembapan 25-96%, pada suhu lingkungan di atas 35 derajat C maka mekanisme pengaturan panas tubuh ternak akan rusak dan suhu rektal akan naik. Suhu udara dan ketnggian tempat berkolerasi tinggi dengan variasi menurut tingkat keawanan,perbedaan siang dan malam , topografi dataran tinggi,area ,musim,
  -Suhu udara yaitu   ukuran dari intensitas panas   dalam satuan derajat Celsius  C .  rata-rata  suhu dari lingkungan  berupa udara atau  air di sekitar tubuh ternak , Suhu yang sesuai untuk sapi perah berkisar antara 15-22°C ,sapi perah asal Eropa berproduksi secara optimum jika dipelihara di suhu lingkungan dalam kisaran 10-12°C, jika  suhu lebih besar dari 21°C sapi perah sulit beradaptasi dan 
muncul  penurunan produksi susu. kondisi  ini memicu  sapi perah FH di area  tropis dengan suhu lingkungan rata-rata 23C mencapai produksi susu yang tidak sebaik di tempat asalnya,
 -Kelembaban udara yaitu  kandungan uap air di udara. Kelembaban udara   diekspresikan sebagai kelembaban relatif  Relative Humidity = RH . Kelembaban relatif yaitu  perbandingan fraksi mol uap air yang ada di dalam suatu volume udara tertentu dengan fraksi mol uap air yang ada dalam udara jenuh pada tekanan udara yang sama. Pada 
hewan ternak, kelembaban udara penting dalam mengimbangi laju kehilangan panas.  sapi FH menandakan   produksi terbaik jika  ditempatkan pada lingkungan dengan kelembaban 65 %. Kelembaban udara yang rendah  memicu   iritasi pada kulit dan dehidrasi  ,menurunkan kandungan bahan kering rumput  sedang  kelembaban 
udara yang tinggi  memicu  terjadinya rangsangan timbulnya penyakit pada ternak, menurunkan kualitas makanan akibat kandungan nitrogen dan karbohidrat berkurang, membatasi kehilangan panas dan  membahayakan keseimbangan panas   
-ketinggian tempat dari atas permukaan laut 
berpengaruh terhadap ternak sapi perah terutama terhadap produksi susu.  usaha peternakan sapi FH di negara kita  biasanya  dilakukan pada area  yang memiliki ketinggian lebih dari 800 mdpl, sapi FH dapat mempertahankan produksi susunya 
-Jenis sapi perah murni yang berasal dari area  subtropis jika didatangkan ke area  tropis akan memperoleh  siksaan  panas sehingga akan menimbulkan penimbunan panas yang berlebih di dalam tubuh sapi ini . siksaan  panas yang terus berlangsung pada ternak berdampak pada peningkatan konsumsi air minum, penurunan produksi susu, peningkatan volume urine dan penurunan konsumsi makanan   Sapi akan mulai 
menderita siksaan  panas jika  kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi suhu lingkungan memicu  suhu lingkungan lebih tinggi dibandingkan  suhu area  netral dari ternak ini . Faktor lingkungan yang memicu  siksaan  panas berpengaruh terhadap kehidupan dan penampilan sapi perah terutama suhu lingkungan dan kelembaban udara  Kombinasi suhu dan kelembaban udara  dinyatakan dalam bentuk Indeks suhu dan kelembaban udara atau THI  suhu  Humidity Index . THI juga dipakai  untuk mengetahui adanya siksaan  panas sebab  kondisi  lingkungan yang tidak nyaman   menentukan , perhitungan THI untuk sapi FH memakai  persamaan : THI = 0.81 tdb + RH  tdb-14.4  + 46.4 
Keterangan:  : 
THI = Index suhu dan kelembaban udara tdb = Rata-rata suhu bola kering  0C  
RH = Kelembaban relatif  dalam desimal  
Sapi perah FH akan merasa nyaman pada nilai THI di bawah 72. Jika nilai THI melebihi 72, 
maka sapi perah FH akan mengalami stres   72-79 , stress sedang  80-89  dan stres berat  90-99 .  
Pengembangan usaha industri sapi perah di negara kita  memiliki  prospek strategis ,pemerintah   berusaha  meningkatkan produksi dan 
produktivitas susu sapi, yang sebagian besar dari Peternakan Sapi Perah Rakyat  PSPR . 70 % kebutuhan susu yang pada tahun 2005  sudah mencapai 1  juta ton   diimpor dari manca negara sebab  produksi domestik baru mencapai 0,6  juta ton ,masyarakat Jawa Tengah  bangkit kembali melakukan budidaya sapi perah sebagai dampak kenaikan harga susu internasional. dari tahun 2002 hingga 2003 populasi sapi perah di Jawa Tengah 
berkurang sekitar 1000 ekor ,  lalu    tahun 2006 
meningkat lamban , populasi sapi perah di Jateng sejak tahun 2007-2011 bertambah dari 115.000 ekor menjadi 149.900  ekor dan meningkatkan produksi susu sekitar 6.723.400  liter/tahun , produksi susu sapi perah masing-masing  di Jawa Tengah  bervariasi antara 5,80 - 6,60 liter/ekor/hari  bila dibandingkan dengan potensi produksinya 
 >15 liter/ekor/hari .   ini dipicu  rendahnya keuntungan yang diperoleh para peternak. harga pokok produksi susu  atau titik impas di tingkat peternak sudah mencapai Rp. 2.200,-/liter jika produksi per ekor yaitu  13 liter/hari. sebab   itu, untuk memacu pertumbuhan  agribisnis sapi perah harus dapat meningkatkan keuntungan yang diterima peternak. Sejak jaman dahulu manusia sudah  memakai  susu sebagai bahan pangan. 
Masyarakat negara kita   baru mengenal susu sapi dari para penjajah Hindia Belanda pada abad ke 18. 
 permintaan susu nasional diperkirakan akan terus meningkat. Pada tahun 2008 konsumsi susu per kapita per tahun penduduk negara kita  yaitu  9,6 kg. Angka konsumsi susu nasional menandakan  peningkatan yang menonjol . Pada tahun 2011 
konsumsi susu penduduk negara kita  sempat mencapai angka 14,20 kg/kapita/tahun, namun  
pada tahun berikutnya kembali menurun menjadi 11  kg/kapita/tahun. Konsumsi susu negara kita  ini  jauh di bawah negara lain. Philipina 17 kg/kapita/tahun,  Malaysia,  36 kg,  Thailand 22  kg/kapita/tahun  ,Philipina 17 kg/kapita/tahun,  
  bahwa susu segar  memberi   kontribusi sebesar 17%  dari total konsumsi susu nasional, sisanya sebesar 82 % yaitu  konsumsi susu bubuk 
 susu dan produk turunan yang paling banyak diminta yaitu  susu kental manis, disusul oleh susu cair pabrik dan susu bayi ,masyarakat  kurang menyukai  mengkonsumsi susu segar dibandingkan dengan susu olahan, produk susu yang  diimpor dari waktu ke waktu yaitu  susu 
bubuk. Volume produk susu yang diimpor untuk mencukupi kebutuhan masyarakat semakin 
meningkat dari waktu ke waktu, contoh , pada tahun 2006 ke 2010 terjadi peningkatan 
kebutuhan sekitar 64,90%.   Impor susu dari beberapa negara dilakukan sebab  produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan,  bahwa pada tahun 2005 ,kenaikan produksi susu yang cepat pada periode 1979- 1984, hingga  dengan 
tahun 2007 dengan produk nasional 1,2 juta liter/hari kontribusi susu dalam negeri hanya 
25% dari kebutuhan , sebetulnya  sejak akhir tahun 1980, negara kita   sudah  mengekspor produk susu dan turunannya ke berbagai negara   , New Zealand, dan Australia sebagai negara pengekspor 
susu ,harga susu negara kita  lebih tinggi dibandingkan dengan Australia dan Selandia Baru. Hanya pada tahun 1998 harga susu negara kita  di bawah dua negara ini  sebab  terjadinya 
pelemahan rupiah yang ekstrim terhadap dolar sebagai akibat krisis ekonomi. Pada tahun 
2008, disparitas harga susu negara kita  terhadap Australia  446,5 US$/ton vs 404,4 US$/ton  
dan Selandia Baru  446,5 US$/ton vs 444,2 US$/ton  yaitu  yang paling rendah.  ini dipicu oleh terjadinya krisis pangan dunia. Krisis pangan dunia pada tahun 2008   memicu  tergoncangnya harga susu. Walaupun fluktuasi harga susu yang tinggi  masih akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan akibat terjadinya perubahan iklim global,  harga susu di pasar internasional terus mengalami peningkatan.  Nilai import  negara kita  atas produk susu dan turunannya   meningkat akan mengurangi devisa negara. Nilai impor susu dan produk turunannya sempat  turun pada tahun 2009 sehingga mencapai 946,1 juta US$. Pada tahun-tahun berikutnya impor kembali naik. Pada tahun 2011 nilai impor mencapai 1.837 juta US$ dan sementara ekspor hanya mencapai 123,8 juta US$. sehingga  nilai devisa negara kita  yang  untuk susu dan produk turunanya mencapai 1.714,1 juta US$.   
pertumbuhan  sapi perah di negara kita  diawali  dari sejarah  kebijakan pemerintah zaman Hindia Belanda. Seiring dengan berjalannya waktu, dunia 
persusuan di negara kita  dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Tahap I  periode sebelum tahun 1980  
dinamakan  tahap  pertumbuhan  sapi perah, Tahap II  periode 1980 - 1997  dinamakan  periode 
peningkatan populasi sapi perah, dan Tahap III  periode 1997 hingga  sekarang  dinamakan  
periode stagnasi.  Pada Tahap I, usaha peternakan sapi perah pada awalnya ditumbuhkan untuk memenuhi kebutuhan orang Belanda di negara kita . Pada mulanya usaha sapi perah diusahakan oleh 
warga non pribumi dan diperkirakan baru tahun 1925 berdiri perusahaan sapi perah pertama 
 hingga  dengan tahun 1980an, pertumbuhan  peternakan sapi perah dirasakan masih cukup lambat sebab  usaha ini masih bersifat sampingan oleh para peternak.  Pada tahap II, pemerintah melakukan usaha  pengembangan secara intensif dan terencana untuk meningkatkan produksi dalam negeri dengan 3 paket kebijakan, yaitu :  1  pemerintah melakukan impor sapi perah secara besar-besaran pada awal tahun 1980-an, yang bertujuan untuk merangsang peternak agar lebih meingkatkan produksi susu sapi perahnya,  2  
melakukan program Inseminasi Buatan  IB  untuk meningkatkan mutu genetik dan meningkatkan populasi, dan  3  perbaikan manajemen melalui paket kredit  PIR , MEE,Menmuda, Koperasi, PUSP, Banpres,  Industri Pengolahan Susu  IPS  wajib menyerap susu produksi peternakan sapi perah rakyat, terkenal dengan bukti serap susu  BUSEP .   
Berbagai kebijakan ini  di atas sudah  dinilai berhasil dengan indikator:  -populasi sapi 
perah meningkat dari 90.000 ekor menjadi 335.000 ekor, dengan jumlah impor 135.000 ekor, 
 -produksi susu meningkat dari 25.000 ton menjadi 392.000 ton,  -rasio impor susu dibanding produksi dalam negeri menurun dari 20:1 menjadi 2:1,  - jumlah koperasi susu meningkat dari 11 menjadi 200 buah, dan  5  IPS yang semula masih berupa  Pada tahun 1988 BUSEP dihapus, dan sejak itu peternak sapi perah menghadapi 
banyak tantangan. Hal ini tercermin hingga 2007 kontribusi susu dalam negeri hanya 25 persen dengan produk nasional 1,2 jt liter/hari, sesudah  kenaikan produksi susu yang cepat pada periode 1979-1984  ,Sejak 1998, posisi tawar peternak terhadap IPS sangat lemah, apalagi dalam menghadapi persaingan global.  peningkatan populasi sapi perah ditunjang oleh permintaan produk olahan susu yang semakin meningkat dari 
masyarakat. mengharuskan Industri Pengolahan Susu  IPS  untuk menyerap susu dari peternak.   
Pada tahap III, populasi sapi perah mengalami penurunan dan stagnasi. ini dipengaruhi oleh kejadian krisis ekonomi yang melanda negara kita .  pemerintah mencabut perlindungan terhadap peternak rakyat dengan menghapus kebijakan 
rasio susu impor dan susu lokal terhadap IPS  Inpres No.4/1998 . Kebijakan ini sebagai 
dampak adanya kebijakan global menuju perdagangan bebas hambatan   berdasar  kebijakan ini , maka peternak harus mampu bersaing dengan produk susu dari luar negeri, baik dari sisi kuantitas atau  kualitas. Sejak dilakukan impor sapi perah secara besar-besaran dari Australia dan Selandia Baru pada awal tahun 1980,  produktivitas usaha ternak rakyat masih tetap rendah , sebab  manajemen usaha ternak dan kualitas makanan  yang diberikan sangat tidak memadai.   bagaimana menyediakan stok bibit 
yang baik dan bahan makanan  yang berkualitas dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan. 
Dampaknya terlihat pada rendahnya kualitas susu yang ditunjukkan oleh tingginya  kandungan bakteri  TPC , rata-rata di atas 10 juta/cc. Padahal, yang direkomendasikan harus di bawah 1 juta/cc. Di sisi lain, nilai   TS  masih di bawah rata-rata, yaitu di bawah 11,1%.  tingkat kualitas susu 
yang dihasilkan masih sangat rendah, belum sesuai dengan persyaratan SNI 01-3141-1998   
 baik dari sisi total bakteri  TPC  ataupun TS.  berdasar  survei nasional tahun 2011 menurut kepulauan. Usaha sapi perah berpusat di Pulau Jawa  99,26% .   Menurut provinsi, populasi sapi perah terbesar yaitu  Jawa Timur sekitar 296,9 ribu 
ekor atau 49,81 persen dari total populasi sapi perah negara kita . Provinsi lain yang memiliki 
populasi sapi perah cukup besar yaitu  Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing 150,9 
ribu ekor atau 25,91 persen dan 140 ribu ekor atau 23,0 persen dari total populasi sapi perah 
negara kita .  beberapa provinsi  seperti Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah,  Papua Barat tidak ditemukan  sama sekali sapi perah ,
Selama 2005-2009, trend pertumbuhan populasi sapi perah di Jawa Barat meningkat 5,79
persen, di Jawa Tengah meningkat 3,89 persen, dan di Jawa Timur meningkat 15,91 persen.   
walaupun Jawa Tengah pertumbuhan populasi sapi perahnya terendah, namun  pertumbuhan produksi susu segarnya mencapai 19 persen, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan di Jawa Barat dan Jawa Timur yang hanya tumbuh masing-masing 
sebesar 3 persen dan 9 persen  ,Harga susu hasil usaha sapi perah yaitu  daya tarik bagi peternak untuk meningkatkan usahanya. bahwa dari tahun 2002 hingga 2003 populasi sapi perah di Jawa 
Tengah berkurang drastis  berkurang sekitar 7.000 ekor , dan lalu  hingga  tahun 2006  meningkat lamban atau cenderung stagnan.   harga daging sapi sangat menggiurkan, bahkan dipercaya termahal di dunia, sebab  pernah mencapai Rp 160.000/kg. hingga  sekarangpun harga referensi yang pernah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 76.000/kg tidak tercapai. Harga daging sapi hingga saat ini relatif stagnan pada kisaran Rp 95.000/kg. negara kita  kehilangan 40 persen dari populasi sapi laktasi dalam dua tahun terakhir. Diperkirakan kontribusi produksi susu domestik terhadap pemenuhan kebutuhan  susu nasional tinggal 10 persen.   yang  mendukung  besarnya peluang 
pengembangan sapi perah di negara kita   antara lain: 
- Usaha ternak sapi perah memungkinkan 
peternak untuk memperoleh pendapatan harian  menjual susu , bulanan  menjual kotoran/pupuk organik , dan pendapatan tahunan  menjual anak sapinya , dan  memproduksi  energi untuk memasak/penerangan dari pembuatan biogas berbahan baku kotoran ternak.   
- Peluang peningkatan nilai tambah dari usaha pengolahan susu skala kecil/menengah  ,Susu dapat dipasteurisasi untuk langsung dijual kepada 
konsumsi dalam bentuk susu segar atau diolah menjadi berbagai produk pangan antara lain yoghurt, keju, tahu, karamel,  
-Dukungan modal usaha dengan bunga murah dari perbankan  Komitmen pemerintah untuk 
mengembangkan usaha ternak sapi perah cukup tinggi. Selain regulasi, pemerintah juga 
memberi   fasilitas berupa subsidi bunga perbankan agar peternak dapat  mengembangkan usahanya. Kredit perbankan bersubsidi bunga murah seperti  Kredit Ketahanan Pangan dan Energi  KKPE ,  Kredit Usaha Perbibitan Sapi  KUPS  Kredit Usaha Rakyat  KUR , 
-industri Pengolahan Susu  IPS  Tumbuh dan Berkembang Peluang pengembangan 
peternakan sapi perah masih sangat terbuka, sebab  tingginya laju permintaan masyarakat akan susu dan produk turunannya. Peluang ini ditangkap oleh beberapa pabrikan yang berusaha memperoleh  nilai tambah dengan memproduksi   susu olahan. 
contoh  yaitu  Ultra Jaya, industri sapi perah terintegrasi yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Ultra Jaya sudah ancang-ancang membangun peternakan baru di area  Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Mereka mentargetkan Desember 2015, produksi susu segar akan segera mengalir dari sapi laktasi yang jumlahnya 10 ribu ekor 
lebih. Jeremy Hockin, manajer peternakan Ultra, menaksir negara kita  memerlukan tambahan satu juta sapi perah agar mampu melayani kebutuhan susu domestik. Kelompok usaha Great Giant Livestock dikabarkan juga akan membangun  di Lampung dengan menerapkan rekayasa  teknologi yang sanggup mengakali kondisi agroklimat 
yang kurang sesuai bagi pertumbuhan sapi perah.  
Peternak sapi perah dapat menangkap peluang dengan mengembangkan skala usaha 
dan meningkatkan produktivitas usahanya. jika  tidak, maka masyarakat peternak hanya akan menonton pasarnya diambil manfaatnya oleh industri susu yang terpaksa mengimpor bahan baku susu bubuk dari luar negeri.   pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memberi   insentif pada swasta agar mendirikan Industri Pengolahan Susu  IPS . Kebijakan ini pada tahun 2014 
sudah  terwujud dengan terbangunnya pabrik pengolahan susu di Semarang, Jawa Tengah 
oleh PT Cimory  Cisarua Mountain Dairy  dengan total nilai investasi lebih dari Rp 20 miliar. Pabrik ini sudah  beroperasi dengan target produksi awal 2.000 liter/jam, lalu  secara bertahap akan ditingkatkan menjadi 8.000 liter. Industri susu ini akan mengandalkan bahan baku susu dari para peternak di sekitar pabrik dan diperkirakan 
dapat menyerap susu segar sekitar 15.000-19.000 liter/hari. Susu berkualitas bagus akan dibeli oleh perusahaan dengan harga hingga  Rp 4.000-Rp 5.000/liter. saat ini harga jual susu di tingkat peternak hanya berkisar Rp 2.600- Rp 3.800/liter. Harga peternak ini kurang menguntungkan sebab  tidak seimbang dengan biaya produksi, terutama harga makanan  konsentrat yang relatif mahal.  
PT Indolakto di Boyolali juga sudah  berdiri sejak tahun 2013. Dengan kapasitas tampung 130.000 liter/hari, siap menerima penjualan susu dengan harga Rp 4.000-Rp 4.500/liter . Disayangkan, pada awal tahun 2014 perusahaan pengolahan susu ini baru dapat menyerap 10 persen dari kapasitas tampung pabrik.  ini dipicu  sebab  peternak belum mau pindah dari langganan lama dan ada rasa ketakutan jika  pembayarannya tidak lancar.  
-Dukungan pengembangan usaha oleh CSR dari BUMN  Peternak  dapat mengembangkan usahanya dengan mengakses dana CSR dari perusahaan swasta dan BUMN. Pemerintah mendorong agar usaha besar swasta dan BUMN dapat 
mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk membantu para pengusaha skala kecil, 
termasuk peternak sapi perah.   
-Bantuan langsung pada masyarakat  BLM  untuk peternak sapi perah Bantuan langsung  masyarakat dapat berasal dari pemerintah pusat melalui Ditjen Teknis, pemerintah provinsi, atau  pemerintah kabupaten/kota. BLM bisa berwujud bantuan bibit ternak, sarana prasarana, atau  layanan pendukung lainnya.  
- Program asuransi induk ternak sapi perah  . Asuransi ini dapat menggairahkan peternak untuk mengembangkan usahanya. Peternak akan mendapat ganti rugi sebesar Rp. 15.000.000,-/ekor jika ternak sapinya mati atau hilang. Polis yang harus dibayar oleh peternak yaitu  sebesar Rp. 300.000,-/th/ekor.  
-Daya dukung makanan  memadai Ketersediaan rumput  makanan  ternak pada tahun 2011 dapat 
menampung 5.337.600 Satuan Ternak  ST  yang berasal dari limbah pertanian, rumput 
langan,  rumput unggul.   
-Dukungan Kultur sosial budaya masyarakat di sentra produksi  Budaya masyarakat di sentra produksi sangat mendukung. Masyarakat di beberapa kabupaten/kota di Jateng Banyumas, Tegal,  Salatiga  Boyolali, Banyumas, Wonosobo, Klaten, Semarang, secara turun temurun sudah terbiasa memelihara ternak sapi perah secara tradisional,
Beberapa kendala dalam pengembangan populasi dan produktivitas sapi perah di negara kita  
 antara lain :
-Kebijakan pemerintah pada tataran nasional cenderung masih memberi   prioritas tinggi dan lebih berpihak pada konsumen serta industri pengolahan susu.  Sejak 1998, posisi tawar peternak terhadap IPS sangat lemah apalagi dalam menghadai persaingan global. Salah satu kebijakan pemerintah yang tidak berpihak yaitu  ditetapkannya tarif bea masuk rendah untuk produk olahan susu seperti: susu fermentasi yoghurt, hingga  0 persen lebih rendah dari tarif bea masuk susu bubuk sebagai bahan baku industri persusuan sebesar 5 persen. Tarif 5 persen ini dinilai  tidak sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan oleh WTO, sehingga IPS tidak 
bergairah untuk berkembang jadi penggerak peningkatan produksi susu nasional 
  .  Lembaga koperasi yang mengelola persusuan dari peternak dan  mendistribusikan kepada IPS dan  sebagai perwakilan peternak dalam memperjuangkan aspirasi peternak, koperasi memiliki  peran cukup besar   . Namun 
demikian dalam banyak masalah  lembaga koperasi susu ini masih lemah dan belum dapat 
mengatasi permasalahan yang dihadapi pada peternak dan persusuan di negara kita .  
-Kondisi iklim yang kurang mendukung Iklim tropis yang cenderung panas memicu , produksi dan reproduksi sapi perah mengalami gangguan baik secara langsung atau  secara tidak langsung 
-Konsentrasi peternakan sapi perah di Pulau Jawa  Usaha ternak sapi perah terkonsentrasi di 
Pulau Jawa yang didiami oleh lebih dari 60 persen penduduk negara kita    ini memicu  kompetisi pemakaian  lahan menjadi sangat tinggi, 
sehingga tidak tersedia cukup lahan untuk menanam rumput . Belum tersedia kelembagaan yang membantu peternak dalam pengadaan rumput  secara efisien dan berkesinambungan. Persyaratan kondisi lingkungan optimal yang diperlukan  oleh sapi perah  dataran tinggi dengan iklim sejuk  menjadi hambatan pengembangan usaha sebab  lahan-lahan ini  biasanya  yaitu  tempat favorit bagi kelompok masyarakat 
kelas menengah-atas untuk menghabiskan waktu luang ,
- Skala usaha ternak sapi perah yang rendah  3-4 
ekor  per peternak  Suryahadi ,2007  memicu  pendapatan rumah tangga dari sapi 
perah belum dapat menjadi sebagai sumber pendapatan utama yang layak bagi peternak.  
-Keterbatasan modal dan penguasaan teknologi     memicu  peternak kurang mampu mengembangkan usahanya dan berproduksi pada taraf optimum. Bahkan pemberian makanan  sesuai kebutuhan ternak sebagai minimum  pun sering kali terpaksa dilewatkan oleh peternak terutama untuk ternak-ternak yang tidak mendatangkan 
 . Hal ini yaitu  salah satu sebab mengapa di tingkat peternak kurang berjalan dengan baik. Sementara ketersediaan sistem permodalan di negara kita  
belum dapat dimanfaatkan sebab  kurang sesuai dengan skema dan kemampuan peternak.   
-Posisi tawar peternak sapi perah yang rendah Posisi tawar peternak diantara mata rantai 
produksi dan pemasaran masih lemah. Posisi lemah para peternak dimulai dari penyediaan lahan untuk rumput , penyediaan makanan  penguat, penyediaan input produksi, penilaian hasil  kualitas dan kuantitas produksi , dan penentuan harga. Peternak seringkali menanggung risiko usaha paling awal dan paling banyak, khususnya jika  terjadi  gejolak harga, 
 kemajuan produksi susu rata-rata sapi perah Holsteindi Amerika selama 10 tahun meningkat dari 6.700 kg/ ekor/laktasi menjadi 7.800 kg/ekor/laktasi. Bahkan sapi-sapi perah unggul yang 
tergolong dalarn klasifikasi Excellent berdasar  penilaian Assofiasi Holstein di Amerika,  mencatat produksi susu tertinggi antara 38 kg - 69 kg/ekor/hari dengan kadar lemak  susu antara 3 % - 5 %, dan periode laktasi antara 305 - 365 hari, 
-Jenis usaha sapi perah yaitu  bisnis yang stabil sebab  produksi susu total dari tahun ke tahun tidak,banyak berubah. Perubahan produksi yang ada hanya berkisar  antara 1% - 4 %/ tahun sehingga peternak mudah memprediksi produk usaha yang dijalankan untuk mendukung program pengembangan dan pemasarannya. 
-Seeker sapi perah  mampu memproduksi  susu 5.000 liter/ tahun  bahkan lebih,Jumlah produksi susu  setara nilai gizinya dengan nilai gizi daging yang dihasilkan dari seekor sapi potong jantan seberat 650 kg. namun , sapi perah masih dapat memproduksi  susu pada tahun-tahun berikutnya, sekaligus juga memproduksi  anak.  
- Ada jaminan nenghasilan yang stabil sepanjang tahun. Peternak sapi perah dapat memperoleh hasil penjualan produknya untuk  waktu yang tetap pada jangka waktu tertentu  harian, mingguan,  bulanan   sepanjang tahun. Dibandingkan  usaha sapi potong, maka jenis usaha ini hanya dapat mengandalkan pendapatannya saat menjual pedet atau sapi yang siap potong.  
-Menyediakan lapangan kerja bagi pekerja . Usaha ternak perah memerlukan tenaga kerja yang selalu sama sepanjang tahun.   banyak yang tergantung pada musim tanam dan panen. Tenaga kerja harus  dikurangi saat menunggu  dan harus ditambah saat melakukan tanam dan panen. 
- Makanan pokok sapi perah yaitu  rumput   rumput 
limbah pertanian yang tidak laku dijual   contoh untuk fermentasi memakai  starter mikroba , rumput  limbah pertanian  dapat ditingkatkan kualitasnya. Sapi potong dan unggas, makananya   berupa biji-bijian atau konsentrat, 
Kebutuhan investasi relatif lebih tinggi. dipakai  untuk tanah, bangunan, peralatan,  ternak perahnya 
jenis Usaha sapi perah sifatnya   mengikat, berbeda dengan usaha pertanian biasanya . Usaha sapi perah harus dilakukan secara  berkelanjutan , terutama pelaksanaan pemerahan dan pemasaran produk susunya, Peternak yang tertarik pada liburan atau keja pendek setiap hari, lebih baik tidak menerjunkan diri kedalam usaha sapi perah.  
Susu yaitu  bahan pangan yang  ideal bagi pertumbuhan dan pertumbuhan  bakteri. sebab    itu penanganannya selama dan sesudah  pemerahan harus dilakukan dengan cepat dan ketat, jika  perlu dilakukan pendinginan  pasteurisasi/ steriliisasi.   produk-produk usaha peternakan sapi perah,  yaitu  : biogas,produk-produk olahan  susu,  sapi perah bibit,  sapi pedaging,  pupuk kompos,  produk olahan  susu yaitu  produk yang dibuat dari susu atau produk-produk suatu perlakuan terhadap susu atau produk-produk yang dibuat dari hasil sisa keduanya, antara lain yaitu  : 
-Susu homogen  homogenized milk  Susu homogen yaitu  susu yang sudah  mengalami 
homogenisasi. Proses homogenisasi bertujuan„ untuk menyeragamkan besarnya globula-
globula lemak susu. Di dalam susu yang belum dihomogenisasi, globula-globula lemak ini 
besarnya tidak seragam, yaitu berkisar antara 2-20 mikrometer. Alat untuk menyeragamkan globula-globula lernak ini  dinamakan  homogenizer. 
- Es Krim  ice cream   
bahan-bahan   terdiri atas Iemak susu, gula  bahan 
pemanis , bahan padat bukan lemak, zat penstabil, dan kuining telur. Proses pembuatannya yaitu  pembekuan 
-Yoghurt  
Produk hasil olahan ini  hasil pemeraman susu  hasil fermentasi oleh bakteri  Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus fhermophillus . Dengan ferrnentasi ini rasa yoghurt akan menjadi asam sebab  adanya perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri-bakteri ini . dapat ditarnbahkan zat pemanis atau  flavor buatan dari buah-buahan. Tahap-tahap pernbuatan yoghurt  yaitu pemanasan, pendinginan, dan pemefaman.  
- Kefir  
kefir juga yaitu  produk hasil farmentasi susu, namun  memakai  mikroba yang berbecla. Cara pernbuatannya yaitu  dengan memfermentasi 
susu dengan kultur butir kefir  kefir grain  yang terdiri atas bakteri-bakteri asam laktat dan khamir, yaitu Kluyveromyces fragilis,Streptococcus lactis, S cremoris,Lactobacillus casei, L. acidophilus, 
Candida kefir, 
-Krim dan susu skim  ,Krim yaitu  bagian susu yang banyak mengandung lemak atau dinamakan  sebagai kepala susu . Susu skim yaitu  susu yang banyak mengandung protein  serum susu  , sebab  sudah diambil krim atau lemaknya. Dikenal produk dinamakan   Filled milk, yaitu susu 
skim yang ditambah lemak nabati sebagai pengganti lemak susu yang sudah diambil. 
mengenai  susu gula minyak yaitu  susu skim yang ditambah gula dan minyak,  diberikan pada bayi.  
 Krim dan susu skim  dipisahkan dengan  separator. Alat ini bekerja berdasar  gaya sentrifuge. Pemisahan krim dan susu skim dapat terjadi sebab  kedua bahan ini  memiliki  berat jenis yang berbeda. Krim memiliki  barat jenis rendah sebab  banyak mengandung lemak sedang  susu skim memiliki  berat jenis  tinggi sebab  banyak mengandung protein. 
-Susu pasteurisasi  pasteurized milk   
Produk olahan susu ini  sudah  mengalami proses pasteurisasi, yaitu proses pemanasan setiap  partikel  dalam susu pada suhu 62° C selama 30 menit, atau suhu 72° C selama 15 detik, jika  suhunya tinggi, waktunya yaitu  pendek dan sebaliknya makin rendah suhunya, maka makin lama pula waktu yang diperlukan untuk pemanasan 
-Susu steril  sterilized milk  susu ultra
 yaitu susu yang sudah  mengalami proses sterilisasi  pemanasan, namun suhu yang dipakai  lebih tinggi dibandingkan  suhu pasteurisasi, yaitu sekitar 104°- 140°C dengan waktu  5 detik. 
-Susu bubuk  powder milk  . 
  produk olahan susu melalui proses penguapan sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan sehingga airnya menguap dan hanya tertinggal  bahan keringnya. pembuatan susu bubuk  rnelaluil tahap-tahap pemanasan, pengeringan, dan penggilingan,
- Susu kental  condensed milk   
Produk olahan ini diperoleh dengan cara  menguapkan kandungan air susu hingga  kadamya tinggal sekitar 40 %. Dengan kadar air yang rendah ini susu dapat disimpan lama dalam kondisi  baik. Pada susu kental ini biasa ditambahkan gula ,
- Keju  cheese    
Poduk olahan ini pada dasarnya yaitu  protein susu yang dibekukan.  untuk memisahkan protein susu tidak dapat dikerjakan dengan separasi, melainkan dengan cara menambahkan asam  contoh  asam laktat, asam klorida  , ensim protease  contoh  rennet, mucorrennin,  . Keju dapat dibuat dari susu penuh  wholemilk  atau susu krim  cream milk . Bahan-bahan ini harus bebas dari  debu, bulu, butir-butir darah merah, 
-Mentega  butter  
Produk olahan ini yaitu  suatu massa yang kompak yang berasal dari krim/lemak susu yang dibuat dengan proses  pengadukan  dengan cara diputar  di dalam tong susu,  dinamakan  churning. Komponen  dalam mentega yaitu  lemak,  air dan gararn.  yaitu  mengubah kedudukan globula 
lemak susu yang semula berupa emulsi lemak dalam air menjadi emulsi air dalam lemak. 

   
 Sapi perah bibit yang dihasilkan oleh usaha peternakan sapi perah   untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik sapi yang dipelihara, peremajaan yaitu mengganti sapi-sapi induk yang sudah tua- atau sudah tidak  produktif, dapat  dijual jika  peternak tdak merasa perlu untuk mengganti induk atau meningkatkan populasi ternaknya. 
 sapi perah di negara kita , sudah dimulai sejak 1979-1993  Selama kurun waktu ini , jumlah sapi perah yang diimpor dari Amerika,Australia, Selandia baru mencapai jumlah 130.000 ekor. namun hingga  saat ini negara kita  belum mampu secara mandiri dalam pengadaan sapi perah bibit 
yang unggul.  faktor pemicunya  yaitu  bahwa 96 % sapi perah impor disebarluaskan dan dikelola oleh peternak sapi perah rakyat dengan pemilikan rata-rata 3 ekor/peternak, dikelola secara tradisional, agar negara kita  dapat  memproduksi  sapi perah bibit yang unggul, perlu peningkatan pembinaan peternakan sapi perah. rakyat , ditambah  penyediaan sarana dan prasarana pendukung 
 
Tujuan utama usaha peternakan sapi perah yaitu  sebagai penghasil susu.  di negara-negara maju dengan semakin banyak  pemakaian  Inseminasi Buatan  maka sebagian besar sapi perah jantan diarahkan sebagai penghasil daging. Bahkan lebih dari itu, sapi perah betina, sapi dara,  sapi pejantan afkir  dimanfaatkan sebagai penghasil daging. Selain itu, jika  negara mengalami kelebihan sapi perah atau  produksi susu, peternak diminta untuk mengurangi populasi sapinya dengan memotong pedet jantan rnaupun betina untuk dipakai  sebagai penghasil daging. Di Amerika Serikat  40 % sapi potong berasal dari sapi perah. tipe  sapi perah yang potensial dan  populer sebagai daify beef selain sapi perah FH, yaitu  sapi  Milking Shorthorn ,Brown Swiss, Beberapa macam dairy beef yang  dimanfaatkan sebagai penghasil daging yaitu :  
 -Deacow calves yaitu   pedet yang dipotong pada usia  beberapa hari  dinamakan   bob veal. 
- veal calves yaitu  pedet yang dipotong pada usia  6-8 minggu dengan berat tubuh   200-250 pound.  
-Raising Feeder Calves yaitu  pedet yang dipotong pada usia  6-8 bulan dengan berat 
tubuh   400-450 pound. 
-Finishing Dairy Steers yaitu  pedet yang dipotong sesudah  mencapai berat tubuh  1.000 
pound atau lebih. Pemotongan pedet pada berat tubuh  1.000 pound atau lebih ini lebih 
menguntungkan dibandingkan pemotongan sebagai vealers atau  feeders. Pemotongan 
sebagai finishing dairy steers dilakukan saat  tingginya permintaan akan beef. 
-Dairy Bulls yaitu  sapi perah jantan dewasa yang dipotong sebagasi penghasil daging.  banyak 
diminati masyarakat.  
-Dairy Heifers yaitu  sapi perah dara yang diafkir untuk dipotong rata-rafa pertumbuhannya lebih lambat dan  memerlukan  makanan  yang lebih banyak dibandingkan  Steers atau  bulls. 
   
Cara pemanfaatan Iimbah feses sapi perah selama ini lebih banyak dipakai  sebagai pupuk kandang, belum diproses hingga menjadi kompos. Salah satu produk kompos yang banyak dikenal yaitu  Fine Compost produksi Lembah hijau Multifarm 
di Surakarta. Bahan dasar pembuatan kompos ini  yaitu  limbah ternak sapi perah  feses dan urin  yang ditambah dengan limbah jerami pembuatan jamur,serbuk gergaji, abu sekam padi,  Bahan-bahan ini  lalu  didekomposisi memakai  Starbio 
dan  ditambahkan kalsit untuk memperkaya kandungan unsur haranya. Feses dan urin sapi 
 memiliki kandungan potassium,  kadar serat  nitrogen yang tinggi,  tidak ada  masalah polusi logam berat dan antibiofik. Proses pembuatan fine compost yaitu  : 
Kotoran sapi dan serbuk gergaji 3 % ditiriskan lalu  
ditampung di dalam lokasi processing.  yaitu  sebidang tempat yang beralas tanah dan ternaungi agar tidak terkena sinar matahari atau  hujan 
secara langsung. Pada bagian dasar bahan-bahan ini  sebelumnya dikondisikan memiliki kadar air sebesar 55 % agar proses dekomposisi berjalan  sempuma. Di alas tumpukan kotoran sapi dan serbuk gergaji ini  lalu  ditaburkan stardec dengan dosis 0,25 % dan abu pembakaran bahan organik dan  kalsit  2 %  dengan dosis 10% dari berat bahan 
baku yang diaduk secara merata.Sesudah  satu minggu, tumpukan lalu  diaduk aduk  merata untuk menambah  homogenitas bahan dan  dipindahkan ke lokasi protessing kedua. Pada tahap ini  terjadi 
peningkatan suhu  mencapai 70° C selama. minimal 2 minggu  untuk mematikan pertumbuhan biji-biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan akan terbfebas dari gulma .  Sesudah  berada selama 3 minggu dalam lokasi processing kedua dan dilakukan pengadukan   7 hari sekali, tumpukan dipindahkan ke lokasi processing 
ketiga dan dibiarkan selama seminggu. hingga 
matang dengan menandakan  warna coklat kehitaman  tak berbau. lalu  kompos yang sudah  matang ini  disaring  untuk memperoleh  bentuk 
 seragam   untuk memisahkan dari bahan-bahan yang tidak diharapkan ,
   
Biogas yaitu  bahan bakar yang  diperoleh dengan memproses limbah  sisa   kotoran hewan  dan manusia di dalam alat dinamakan  penghasil gas bio. Bahan bakar berupa gas  terutama gas methan  dari proses perombakan bahan organik ini memiliki  nilai kalori yang cukup tinggi, yaitu mencapai kisaran 4.800 - 6.700 kcal/m dan belum  dimamfaatkan di negara kita . jika  bersedia memanfaatkan feses sapi perahnya untuk dijadikan gas bio, peternak  memperoleh  gas untuk bahan  bakar, juga menjaga kesehatan lingkungan, menghemat waktu dan tenaga untuk mencari kayu bakar,  bahan bakar minyak.   gas bio yang dihasilkan dari feses sapi memiliki  komposisi gas :   hydrogen sulfide  tak terukur ,   total nilai kalori  6.513 kca1/ m,methan  65,7 % ,  karbon dioksida  27,0 % ,   nitrogen  2,3 % ,  karbon monoksida  0,0 % ,  oksigen 1,0 % propan  0,7 % ,  
   sapi perah berasal dari Famili : Bovidae Genus : Bos Subgenus : Taurinae. Subgenus Taurinae terbagi atas : 
-Bos Taurus Indicus, yaitu  sapi yang memiliki  kelas, tersebar di area  Asia dan Afrika,  dengan nama Sapi Zebu. Tanda lain yang membedakannya dari Bos Taurus Typicus yaitu  telinganya jatuh, ekor membentuk cambuk,  ada lipatan-
lipatan kulit di sebelah bawah leher dan perut. 
- Bos Taurus Typicus, yaitu  sapi yang tidak memiliki  punuk  kelas ; termasuk dalam 
golongan ini sapi modern di area  iklim sedang. 
Bos Taurus Typicus  dibagi lagi dalam 4 golongan, yaitu : 
-Bos Taurus Frontalis, berasal dari Swedia, Skandinavia, golongan sapi ini kurang 
diketahui keturunannya. 
-Bos Taurus Brachycephalus, golongan sapi ini menurunkan sapi French Canadian, Devon ,
- Bos Taurus Primigenius, yaitu  sapi yang berasal dari Eropa, Asia Barat, Afrika Utara. golongan sapi ini  yang memproduksi   sapi perah terkenal seperti : Dairy Red-Polled,  Fries Holland, Ayrshira, Milking Shorthorn, . Sapi ini termasuk   sapi  besar. 
-Bos Taurus Longifrens, yaitu  sapi yang berasal dari Eropa sertanggris yang menurunkan 
sapi perah  Brown Swiss, Jersey, Guernsey. Sapi ini  termasuk sapi kecil. Sapi perah  unggul  paling banyak dipelihara yaitu  Red Danish  dari Denmark  , Droughtmaster  dari Australia , sapi Shorthorn  dari Inggris , Friesian/Fries Holland   dinamakan  sapi FH dari Belanda . Jersey  dari Selat Channel antara Inggris dan Perancis , Brown Swiss  dari Switzerland , sapi perah yang cocok dibudidayakan di negara kita  yaitu  sapi Frisien Holstein,
 - Ayrshire dibudidayakan  di area  Ayr, yaitu di area  bagian barat Skotlandia. area  ini  dingin dan lembab, padang rumput relative tidak banyak tersedia. sehingga   ternak  secara alamiah akan ada  ketahanan  untuk merumput  ,Pola warna  sapi Ayrshire bervariasi dari merah dan putih 
hingga  warna mahagoni dan putih. tipe  sapi ini lebih bersifat gugup  terkejut bila  dibandingkan dengan tipe  yang lain. Para peternak dahulu nampak masih berhati-hati dalam usaha mereka dalam melakukan seleksi kearah tipe yang bagus. penampilan, simetri, perlekatan ambing yang nampak, disamping kehalusan dan kebersihannya sebagai tipe perah . Sapi Ayrshire hanya   peringkat sedang dari sudut daging dan  pedet yang 
dilahirkan. Rata-rata berat  tubuh  sapi betina dewasa 1250 pound dan sapi jantan mencapai 
1600-2300 pound. Produksi susu menurut DHIA  1965 -1966  rata-rata 10312 pound dengan 
kadar lemak 6%   . 
- Brown Swiss  dibudidayakan  dilereng-lereng pegunungan di Swiss. Sapi ini merumput di kaki-kaki gunung saat musim semi hingga  lereng yang paling tinggi saat musim panas. kondisi  alam seperti itu melahirkan hewan  yang tangguh  dalam
kemampuan merumput . Ukuran tubuh nya yang besar dan  lemak tubuh nya yang berwarna putih menjadikannya sapi  pedaging.Warna  bervariasi mulai dari coklat muda hingga  coklat gelap,mudah dikendalikan dengan sifat acuh. Sapi ini khusus  untuk tujuan produksi keju dan daging, namun  produksi susunya termasuk  jumlah besar dengan kandungan bahan padat dan lemak yang sangat tinggi. berat  tubuh  sapi betina dewasa 1200-1600 pound, sedang sapi jantan  1600-2500 pound. Produksi susu rata-rata mencapai 10860 pound dengan kadar lemak 5 %  ,
 -tipe  sapi perah di negara kita  tidak ada. Sapi perah di negara kita  berasal  dari sapi impor dan hasil dari persilangan sapi impor dengan sapi lokal. Pada tahun 1955 di negara kita  ada  sekitar 100.000 ekor sapi perah dan hamper seluruhnya yaitu  sapi FH dan keturunannya ,Produksi susu sapi FH di negara kita  tidak setinggi di tempat asalnya. ini dipengaruhi oleh  iklim, kualitas makanan ,  mungkin juga sapi yang dikirim ke negara kita  kualitas genetiknya tidak sebaik yang diternakkan dinegeri asalnya. Sapi FH murni yang ada di negara kita  rata-rata produksi susunya sekitar 10 liter per hari dengan calving interval 12-15 bulan dan lama  laktasi kurang lebih 10 bulan atau produksi susu rata-rata 2500-3000 liter per laktasi ,Hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi FH  dinamakan  sapi PFH  Peranakan ,
Friesian Holstein . Sapi ini  dipelihara rakyat terutama di area Pujon, Batu, Malang,  Jogjakarta,Boyolali, Solo, Ungaran, Semarang,  Warna sapi PFH seperti sapi FH namun  sering ditemukan  warna yang menyimpang contoh  warna bulu kipas ekor hitam, kuku berwarna hitam dan bentuk tubuhnya masih memperlihatkan bentuk sapi lokal, kadang  masih terlihat adanya gumba yang 
meninggi   . 
-Australian Milking Zebu  AMZ  ini yaitu  hasil silang antara sapi Sahiwal, Red Sindhi, dan sapi Jersey. Sapi ini  mengandung darah sapi Zebu 20-40% dan Jersey 60-80%.  Warna bulu dominan kuning emas hingga  coklat kemerah-merahan. 
 Produksi susu rata-rata 7 liter per hari dengan kisaran produksi susu 1.400-2.600 kg 
per 330,5 hari. namun ada yang berproduksi  16 
liter per hari. 
 - Guernsey dibudidayakan  di pulau Guernsey  Inggris yang terkenal dengan padang rumputnya yang bagus, Sapi perah Guernsey  berwarna coklat muda dengan totol-totol putih sangat jinak,   lemak tubuh nya  berwarna kekuningan dan  ukuran tubuh  yang kecil tidak  untuk produksi susu,  warna kuning  mencerminkan kadar karoten yang  tinggi  ,karoten yaitu  pembentuk atau prekusor vitamin A . disamping itu, kadar lemak susu dan  kadar bahan padat susu yang tinggi. berat  tubuh  rata-rata sapi betina dewasa  800-1300 pound. sedang  berat   sapi jantan dewasa  mencapai 1700 pound. Produksi susu sapi Guernsey   rata-rata 9179 pound dengan kadar lemaknya 6 %   . 
 - Red Sindhi berasal dari area  distrik Karachi, Hyderabad dan Kohistan. berwarna merah tua dan tubuhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan sapi 
Sahiwal, sapi betina dewasa rata-rata berat  tubuh nya 300-350 kg, sedang  jantannya 450-
500 kg. produksi susu Red Sindhi rata-rata 2000 kg/tahun, dengan kadar lemaknya sekitar 5%   . 
 - Gir berasal dari area  semenanjung Kathiawar dekat Bombay di India Barat dengan curah hujan tinggi , Pada musim panas suhu  udara mencapai 98°F  36,7°C  dan musim dingin temperatu udara hingga  60°F  15,5°C    . Warna sapi Gir   putih dengan sedikit bercak-bercak coklat atau hitam, namun  ada juga yang kuning kemerahan. Sapi 
ini tahan  bekerja  di sawah  Ukuran berat  sapi betina dewasa sekitar 400 kg, sedang  sapi jantan dewasa sekitar 600 kg. produksi susu rata-rata 2000 liter/tahun dengan kadar lemak 5%   . 
 - Jersey dibudidayakan  di pulau Jersey  Inggris  22 mil dari pulau Guernsey. pulau Jersey  memiliki  padang rumput yang bagus  Pulau itu hasil utamanya yaitu  mentega, sehingga  sapi Jersey dibudidayakan  untuk tujuan produksi lemak susu yang banyak, Susu yang berasal dari sapi yang berwarna coklat ini, warnanya kuning sebab  
kandungan karotennya tinggi dan  persentase lemak dan bahan padatnya  tinggi. sapi Jersey tidak  untuk tujuan produksi daging dan  pedet yang akan dipotong. berat  sapi betina dewasa antara 800-1100 pound. Produksi susu sapi Jersey 
tidak  tinggi, rata-rata produksi sapi Jersey 8319 
pound/tahun, namun  kadar lemaknya sangat tinggi rata-rata 6 %   . 
 -Holstein-Friesien yaitu  tipe  sapi perah yang paling menonjol di Amerika  Serikat, jumlahnya  90% dari seluruh  tipe sapi perah yang ada. Asalnya yaitu  Negeri Belanda yaitu di propinsi Nort Holand dan West Friesland, kedua area  yang memiliki padang rumput yang bagus. Produksi susunya banyak dan dimanfaatkan untuk pembuatan keju 
   berwarna hitam dan putih  ada juga  yang berwarna merah dan putih namun kadar lemaknya rendah. Ukuran tubuh , kecepatan pertumbuhan dan  karkasnya yang bagus memicu  sapi ini 
 untuk  produksi daging .  berat  tubuh  sapi betina dewasa 1250 pound,   sapi ini bisa  mencapai berat  1300-1600 pound.  berat  tubuh  pejantan 1800 pound hingga  1 ton. Produksi susu  mencapai 126874 pound dalam satu masa 
laktasi, namun  kadar lemak susunya relative rendah, yaitu 3 %. Warna lemaknya kuning dengan butiran-butiran  globuli  lemaknya kecil, sehingga  untuk dijadikan  susu segar   . 
 -Sahiwal berasal dari area  Punyab, distrik montgo mery, Pakistan, memiliki  warna kelabu kemerah-merahan atau  merah warna sawo atau coklat. Sapi betina berat  tubuh nya mencapai 450 kg sedang  yang jantan 500-600 kg. sapi ini tahan hidup di area  asalnya dan dapat berkembang di area -area  yang curah hujannya tidak  tinggi. Produksi susu paling tinggi yaitu antara 2500-3000 kg/tahun dengan kadar lemaknya 4 %. 
 Dalam aspek pemuliaan yaitu  cara-cara seleksi/pemilihan bibit dan sistem perkawinan untuk memperoleh ternak yang mulia/bermutu; artinya ternak yang memiliki  sifat genetik  keturunan  dalam produksi susu yang tinggi, daya adaptasi yang baik terhadap iklim dan tahan terhadap beberapa penyakit tertentu. sebab    itu perlu 
dilakukan seleksi terhadap sapi induk atau  pejantan. Seleksi pada pejantan  dilakukan  dengan uji zuriat, sedang  untuk induk atau  calon induk dilakukan seleksi masing-masing  yang ditambah  penyisihan pada tiap ekor yang berproduksi susu rendah. Seleksi masing-masing  pada sapi perah dilakukan  dengan dasar penampilan  dari 
luar  eksterior , juga dengan dasar produksi susu, anak yang dilahirkan, atau berdasar, berat  
tubuh .  didasarkan atas pemenang lomba kontes 
ternak dapat dipilih sebagai bibit sapi perah yang baik.  penilaian sapi perah baik atau tidak 
berdasar  tipe  bentuk tubuh  dari sapi perah ini , Pada sapi perah ada  hubungan  korelasi  antara tipe dengan produksi susu yaitu  rendah, contoh  pada sapi Fries Holland  FH  hubungan ini  berkisar  0,25 sebab    itu pada kontes sapi perah penilaian terhadap produksi susu dari sapi perah anggota   kontes diperlukan.  kontes sapi perah berdasar  tipe juga penting untuk meningkatkan kegairahan dalam cara beternak sapi perah, sebab kontes sapi perah atau ternak  memiliki  
kebaikan-kebaikan antaralain  : Sebagai tempat berpromosi bagi peternak yang berhasil memproduksi  sapi perah yang baik, sehingga peternak lain tertarik membeli bibit pada peternak yang berhasil ini , adanya kontes  meningkatkan kualitas sapi perah sebab  peternak  berusaha beternak yang baik. Meningkatkan kompetisi secara sehat antar peternak dalam beternak, guna memproduksi  sapi perah yang baik untuk memenangkan lomba/kontes. yaitu  tempat pertemuan antar peternak, sehingga dapat bertukar informasi, pengalaman dan pikiran dalam memproduksi  sapi perah yang baik. 
 sapi perah yang memiliki tipe yang baik juga akan menurunkan sifat-sifat baik ini pada keturunannya, sebab    heritabilitas dan sifat tipe sebesar 0,21 - 0,31.  Penilikan  Judging   dilakukan pada pameran, kontes sapi perah ataupun pada 
peternakan untuk mencoba menempatkan pada  tipe yang terbaik.  ternak yang memiliki tipe yang menarik harganyapun akan tinggi. 
 sifat yang harus  dimiliki  seorang juri pada kontes 
sapi perah yaitu  mengetahui, memahami dan  mampu melaksanakan segala sesuatu yang 
terkait dengan penilikan  judging . Eksterior atau penilaian tubuh ternak dari luar yaitu   pengetahuan yang dipakai  untuk menentukan kebaikan / kejelekan dari suatu masing-masing  ternak yang hanya dapat dipertimbangkan dari luar. sehingga  eksterior sapi perah yaitu  patokan bentuk 
tubuh ternak sapi yang benar-benar dipertimbangkan diberi nilail penghargaan, kekuatan, kemampuan dalam memproduksi  susu.  penampilan sapi perah dari luar  benar-benar yaitu  tipe ideal ternak perah. Ciri khas dari suatu tipe  sapi penah yaitu  hal yang perlu diperhatikan, 
Penetapan usia  sapi perah,  didasarkan atas kondisi  gigi seandainya tanggal kelahirannya tidak diketahui. Sebagai patokan :  Gigi seri permanen  nol  diperkirakan usia nya kurang dari 1 tahun 
Gigi seri permanen  2  diperkirakan usia nya 1 tahun Gigi seri permanen  4  diperkirakan usia nya 2-3 tahun  Gigi seri permanen  6  diperkirakan usia nya 3 ¼  - 3 ½ tahun Gigi seri permanen  8  diperkirakan usia nya 4 ½ tahun ,kondisi  gigi ini tergantung dari cepat atau lambatnya pertumbuhan sapi perah ini , jika  sapi ini  cepat pertumbuhannya maka pergantian gigi serinya dapat lebih awal  lebih kurang maju ¼ tahun, juga  sebaliknya jika  lambat pertumbuhannya . Sapi perah, sejak pedet diberi makan yang sederhana dan tidak diberi minum susu secara  penuh  ,sebab    itu pedet memperoleh makanan  yang kualitasnya kurang, maka pentumbuhannya terutama tulang-tulang pipa dan tulang ruas dan  rusuk terhambat dan menjadi memanjang    tubuhnya akan menjadi tinggi, 
memanjang dan agak gepeng . lalu  sapi muda ini lekas dikawinkan, dan pada kondisi  bunting kurang diberikan makanan  penguat namun  banyak diberikan rumput , memicu  pertumbuhan pada lambung dan usus dan  peredaran darah ke arah belakang bertambah seirama dengan kebuntingan. Sesudah  beranak pemberian makanan  ditingkatkan 
kualitas atau  kuantitasnya hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan susu, tanpa 
diperhatikan   pertumbuhan sapi perah. Akhirnya peredanan darah ke bagian belakang meningkat, kelenjar susu bertambah kemampuan produksinya lalu  bentuk tubuh sapi perah menjadi tidak seimbang, yaitu 12: 24:18. pose sapi perah : kepala sempit bagian bawah, sikap membentang, leher panjang dan kurus, dada sempit dan tidak dalam. Dari samping diperoleh  bentuk tubuh yang bersiku 
tiga dengan garis dasar di atas  garis punggung  dan garis miring dan bagian leher ke arah dada dan perut. Dari bagian depan juga berbentuk segitiga sama sisi, dengan puncak pada punggung sedang  dasarnya yaitu  perut. Dilihat dari atas juga menampakkan bentuk segitiga, yaitu puncak pada titik gumba sedang  dasarnya yaitu  pada pinggul. 
perlu  diperhatikan  ukuran tubuh   tinggi gumba, tinggi panggul, panjang tubuh , dalam dada, lebar dada, lingkar dada, lebar panggul  lebar pantat.  ukuran  basertani dibandingkan dengan ukuran tinggi gumba. Lebar pantat  :  1/3 tinggi gumba + 5 cm ,Lebar panggul  :  1/3 tinggi gumba + 10 cm ,
Lingkar dada  : 1,4 tinggi gumba ,Panjang tubuh   : 1 tinggi gumba ,Dalam dada  : tinggi gumba + 5 cm ,
Lebar dada  : 1/3 tinggi gumba  ,
 
Penilik atau seorang juri dalam kontes sapi perah harus mengetahui bagian-bagian penting  dari tubuh  sapi perah lengkap dengan namanya. Dalam bayanganya  sudah  tergambar tipe  sapi perah yang ideal sertandah. Bagian-bagian nya   yaitu  : 
 1.Mulut  7. Leher  12. Lutut 
2. Lubang hidung  8. Dada  13. Tumit 
3. Rahang  9. Pundak  14. Sol 
4. Tulang hidung  10. Tulang belakang  15. Lingkar dada 
5. Dahi  11. Titik siku  16. Gelambir 
17. Punggung  23. Pangkal ekor  29. Puting 
18. Lingkar perut  24. Ekor  30. Persendian tarsus 
19. Rusuk  25. area  lipat paha  31. Vena mamaria 
20. Pinggang  26. Paha  32. Sumber susu 
21. Panggul 27. Ambing bagian depan 
22. tulang duduk 27. Ambing bagian depan ,
  juri harus mengetahui  ukuran  tubuh  sapi perah dan  cara melakukan pengukurannya. Sebagai 
patokan yaitu  : 
- Lebar dada yaitu  jarak kedua benjolan luar kedua siku. 
-Lingkar dada yaitu  lingkaran keliling dada yang diukur di belakang siku. 
-Lebar panggul yaitu  jarak antara kedua benjolan Tuber sacrale. 
- Panjang kelangkang yaitu  jarak antana benjolan depan pangkal kaki belakang hingga  
benjolan tulang duduk. 
- Tinggi punuk/gumba/pundak yaitu  jarak tertinggi dari pundak hingga  ke tanah. 
-Tinggi punggung yaitu  jarak antara titik atas-ruas tulang punggung terakhir tegak lurus 
ke tanah. 
  -Tinggi panggul yaitu  jarak dari panggul hingga  ke tanah melewati Tuber sacrale. 
- Panjang tubuh  yaitu  jarak antara persendian kendali hingga  bagian terbelakang tulang 
duduk.  
-Dalam dada yaitu  jarak antara titik tertinggi pundak dengan tulang dada, diukur di 
belakang siku. 
Pada penilaian tipe sapi perah   ada  kesamaan dalam memberi   skor pada tipe  sapi perah murni. Penilaian skor untuk tipe didasarkan pada skor yang diperoleh   untuk tiap masing-masing  ternak.  Klasifikasi tipe ini  yaitu  antaralain  : 
nilai skor untuk sapi perah betina yaitu  antaralain  :
Kriteria Skor 
kondisi  umum  general appearance   30 
Sifat perah  dairy character  20 
Kapasitas tubuh   body capacity   20 
kondisi  ambing  mammary system   30 
Jumlah nilai/skor 100 
Kriteria Skor 
Excellent  ideal = istimewa   Sama / lebih dari 90 
Very good  amat sangat baik  85 - 90 
Good plus  sangat baik  80 - 85 
Good  baik  75 - 80 
Fair  sedang  70 - 75 
Poor  jelek   Kurang dari 70 
 Skor ini  hanya diberikan pada sapi perah yang memiliki  tipe yang sempurna. Untuk 
 ketelitian  maka keempat  butir sebaran tadi dirinci lagi menjadi : 
 --Kapasitas tubuh   20  
jika  dibandingkan dengan besar tubuh , secara 20amper2020 kapasitas tubuh  lebih besar, 
kuat dan kekar. 
10   Lingkar dada, besar dan delam, dengan tulang-tulang rusuk bagian depan melengkung besar dan menjadi satu dengan pundak, dasar dada lebar dan sikunya penuh. 
 10   Lingkar perut, besar dan dalam, tulang rusuk melengkung tinggi dan luas. Lebar dan dalam perut makin ke belakang makin besar. 
 --Sistem Mammaria  kondisi  Ambing   30  
Ambing tergantung kuat dengan keseimbangan yang cukup baik, ambing cukup besar dan  
mengandung jaringan kelenjar yang jika  diraba terasa berbutir, lunak, lemas  menandakan  kemampuan produksi susu yang tinggi dan lama berproduksinya. 
 7     Ambing bagian belakang, tergantung tinggi, lebar dan sedikit bundar, lebarnya 
uniform dari atas ke bawah dan tergantung kuat. 
 5    Puting, besarnya sama, panjang dan diameternya medium, bentuknya silindris. 
Letakputing simetris dalam segi empat dan jaraknya antara 20amper20 satu dengan 
lainnya cukup lebar, bila dilihat dari samping dan belakang.  
 2  Vena mammaria, besar, panjang, berkelok-kelok dan banyak cabangnya.  
 10   Ambing secara keseluruhan memiliki bentuk simetris, panjang, lebar dan dalamnya cukup, dan  tergantung kuat. ada  celah antara bagian kanan dan kiri namun  tidak ada batas yang jelas antara bagian depan dengan bagian belakang ambing. jika  diraba terasa lunak, dan akan mudah kempis bila sudah selesai  diperah, kuarter terletak berimbang dan simetris. 
 6   Ambing bagian depan, panjangnya medium, lebarnya uniform dan tergantung kuat. 
-- kondisi  Umum  30 
Semua bagian-bagian tubuh  harus diperhatikan dalam  kondisi  usia  sapi perah. 
-masing-masing    sapi perah itu menarik, bersifat  kuat, bagian-bagian tubuh  menjadi satu secara harmonis.  
-Kaki depan, panjang sedang, lurus jarak antara kiri dan kanan cukup lebar, dan  letak kaki dalam sudut segi empat. 
-Kaki belakang, jika  dilihat dari samping 19amper tegak lurus dan persendian tarsus hingga  persendian antara metatarsus dan phalanx. jika  kaki belakang dilihat dari belakang  tampak tegak lurus. 
- Tulang belikat, menempel kuat pada tubuh  dan licin. 
-Punggung, kuat dan lurus  horizontal , pinggang lebar dan sama tinggi dengan punggung. 
-Panggul  Rump , panjang, lebar dan 19amper sama tingginya dengan tuber coxae dan tuber ischii  tulang duduk , rata dan bebas dari benjolan, tulang pelvis  thurl  tinggi dan lebar, pangkal ekor sama tinggi dengan punggung, bebas dan tonjolan 
dan  bentuk ekor ramping. 
 -Kaki, memiliki  pertulangan yang kuat, persendian tarsus / carpus bundar, bentuknya licin tanpa benjolan, phalanx, pendek dan kuat. Kaki bagian bawah dan tarsus dan karpus pendek, kompak dan bundar, dengan tumit yang dalam dan sol yang rata. - besar tubuh  sesuai dengan usia , kuat dan bersifat 19amper1919  kebetinaan . Warna hitam dan putih yang jelas batas-batasnya, warna bulu ekor putih. Warna yang tidak diperbolehkan yaitu  putih atau hitam seluruhnya, warna hitam pada bulu ekor, warna hitan pada perut, warna hitam mulai dari persendian karpus/tarsus hingga  ke kuku, juga warna campuran hitam dengan putih yang menandakan  warna lain dibandingkan  warna hitam dengan becak-becak putih. Pada sapi FH dewasa yang sedang berproduksi berat  tubuh nya sekurang-kurangnya  650 kg. Tanduk sapi FH mengarah ke muka dan melengkung ke dalam dengan dasar yang kecil dan ujung yang runcing. 
-Kepala : besarnya sebanding dengan besar tubuh . Mulut besar, lebar dengan lubang hidung yang besar. Rahang kuat; mata besar , dahi lebar sedikit agak legok, hidung lurus, telinga bentuknya medium dan tegak. Sifat yang menarik, 19ampe khas dan suatu tipe  dan kondisi  kepala jika  sempurna skor 10  
-- Sifat Perah 20
Bentuk tubuh  seperti baji/bentuk segitiga siku-siku dan  bebas dari benjolan,
-Pundak,  sapi perah harus tajam. 
- Tulang, lebar, pipih, melengkung, panjang,   jarak antar tulang rusuk satu sama lainnya cukup lebar. 
-Leher, panjang, ramping dan kelibatan licin menjadi satu dengan pundak dan dada  dan  gelambir dan kerongkongan bersih tanpa benjolan. 
-area  lipat paha, lengkungnya dalam dan bersih. 
-Paha, membengkok ke dalam dan rata, bila dilihat dari belakang jarak antara dua paha cukup lebar, sehingga membuat ruangan yang luas untuk ambing dan pertautan ambing bagian belakang. 
-Kulit, lepas  mudah diraba, dengan turgor yang baik. 
 
 
 Pemilihan pejantan sapi perah berbeda dengan sapi perah betina sebab    pejantan tidak 
mampu menandakan   kemampuan memproduksi   susu , bahwa pejantan yaitu  setengah dari peternakan, pemilihan pejantan yang memiliki  tipe yang buruk atau  memiliki  nilai produksi  rendah akan  merusakkan peternakan. Pada sapi perah betina sesudah  setahun atau 2 tahun dipilih 
dapat diketahui apakah sapi betina dewasa itu baik atau tidak, sebab  sudah  menandakan  produksi susunya, kondisi  ini  tidak ada  pada sapi perah jantan. Peternak  harus menseleksi seekor pejantan,   berdasar  pada sifat-sifat tipe pejantan catatan produksi dari induknya Untuk itu skor 100 ini  diatas hanya diberikan kepada pejantan yang memiliki  tipe perah yang sempurna. Untuk meningkatkan ketelitian dan lebih mendalami bagian-bagian ini ,
-- Sifat Perah  30  
Bentuk tubuh  seperti baji, tanpa adanya bagian-bagian yang lemah dan bebas dari benjolan. 
Paha, melengkung ke dalam hingga  datar, dan bila dilihat dari belakang jarak antara kiri dan kanan lebar. Kulit, lepas mudah diraba, dengan turgor baik.
 Pundak, sebaiknya  tajam. Tulang rusuk, jarak antar satu dengan lainnya cukup lebar, datar dan panjang. . area  lipat paha, melengkung dalam dan bebas dari benjolan. Leher, panjang dan ramping dengan punuk yang medium besarnya dan bercampur menjadi satu secara licin ke daham pundak, kerongkongan bersih juga  
gelambir dan dadanya. 
--Kapasitas tubuh   25  
Relatif besar dibandingkan dengan besar tubuh nya, kapasitas luas dan kuat. Lingkar dada, besar dan dalam dengan tulang-tulang rusuk bagian depan melengkung dengan baik dan menjadi satu dengan pundak, bagian belakang  scapula penuh, penuh pada siku-sikunya dan dasar dadanya lebar.  Lingkar perut, menahan kuat sekali, panjang dan dalam, tulang-tulang rusuk melengkung tinggi dan lebar, dalam dan lebarnya mengarah ke belakang makin besar.
--kondisi Umum  45  
Sifat masing-masing  yang menarik dengan kejantanannya yaitu  kekar dan kuat, sesuai besarnya, bagian-bagian tubuh nya menjadi satu. 
Tulang belikat, licin dan melekat kuat pada tubuh .Punggung, lurus dan kuat, pinggang lebar dan 22amper sama tingginya dengan punggung. 
Kepala, bersih sesuai dengan besarnya tubuh , mulut besar, lubang bidung besar, rahang kuat, mata besar dan beratnya, dahi lebar dan sedikit berlegok, tulang hidung lurus dan telinga besarnya medium dan tegak. Pangkal ekor, terletak sama tinggi dengan punggung dan bebas dari benjolan, bentuk ekor yaitu  ramping. Kaki, tulangnya datar dan kuat, tulang tumit kuat dan pendek, persendian tarsus bersih, dan bebas dari benjolan. Kaki depan, panjangnya medium, tegak dan jarak antara kaki kiri dan kanan cukup lebar dan terletak dalam segi empat.Kaki belakang, bila dilihat dari samping mulai dari persendian tarsus hingga  tulang tumit 22amper tegak lurus dan bila dilihat dari belakang lurus dan jarak antara keduanya lebar.  Pangpul, penjang, lebar dan 22amper sama tingginya dari tuber coxae hingga  tuber ischii, kondisi  bersih dan bebas dari benjolan, area  pelvis tinggi dan lebar.  jika  cacat   itu berat, maka ternak itu harus didiskualifi. Jadi ciri-ciri ini  harus pertama-tama dipertimbangkan. diantara bagian-bagian lainnya. 
 cacat    harus dibatasi sebagai suatu kesalahan yang besar, yang merugikan performance ,
berarti bahwa ternak itu tidak boleh menang cacat   itu bervariasi  dari yang ringan hingga  berat ini yaitu  wewenang juri ,Penilaian cacat   pada sapi perah betina yaitu  antaralain  : 
Pundak, yang berbentuk sayap  scapula tidak melekat kuat pada tubuh   diskriminasi ringan hingga  berat, tergantung derajadnya. Titik pinggang lemah diskriminasi ringan.  Letak pangkal ekor, ke kiri atau ke kanan, didiskriminasi ringan hingga  berat. Muka, yang berputar  wry face  diskriminasi ringan hingga  berat. Telinga, yang berputar didiskriminasi ringan.  Rahang, yang pendek sekali, diskriminasi ringan hingga  berat. Mata : sama sekali buta, didiskualifikasi; buta pada satu mata, sedikit didiskualifikasi; mata juling, sedikit diskriminasi. 
Kaki :   Persendian tarsus yang menjendol, diskriminasi ringan hingga  berat.  Tak ada tanduk, tidak didiskriminasi. Besar tubuh  kurang, diskriminasi ringan hingga  berat. Pincang, yang permanen sehingga fungsi kaki terganggu diskualifikasi. Lutut yang menonjol/menjendol, diskriminasi ringan hingga  berat. Arthritis  radang pada sendi-sendi , kaki belakang kejang, diskriminasi berat. 
Ambing : Pertautan ambing lemah, diskriminasi ringan hingga  berat. Satu atau kuarternya ringan, keras, puting susu yang tersumbat, diskriminasi ringan hingga  berat. Bocor sedikit, diskriminasi ringan. Satu atau lebih kuarternya mati  tak berfungsi  didiskualifikasi. Air susu yang dihasilkan tidak normal  berdarah, pekat atau cair sekali ; kemungkinan didiskualifikasi ringan hingga  berat.  Ambing pertautannya yang berantakan diskriminasi berat. 


Pada sapi yang tidak berproduksi : jika  diperoleh  nilai skor sama, maka perlu dinilai saat sapi sedang berproduksi.  Sapi dara yang freemartin, jika tidak membuktikan mau bunting didiskualifikasi, kondisi 
yang gemuk sekali diskriminasi ringan hingga  berat.  Penilaian cacat   pada sapi perah jantan  pejantan  biasanya  sama dengan sapi betina, 
kecuali mengenai kondisi  testis. Sapi jantan dengan satu testis atau testisnya abnormal 
didiskualifikasi. Luka kecil atau sementara, yang tidak mempengaruhi pemakaian  sapi, diskriminasi 
ringan. Bukti adanya perbaikan, sebab : 
Sapi dara yang tidak beranak dan memperlihatkan memproduksi  susu  contoh sebab  pemberian hormon  didiskriminasi berat Operasi, yang menghilangkan sifat yang cacat   dengan maksud supaya  sapi terlihat tipenya baik, didiskualifikasi. 
Pengamatan dari belakang, meliputi terlihat tajamnya pundak, licinnya pundak dan titlrlc dari 
pundak; melengkungnya tulang-tulang rusuk depan dan belakang, lebar dan tingginya  pinggang, lebar dan datarnya panggul, terutama lebarnya antara tuber coxae, area  pelvis dan jarak antara tulang duduk, letak kaki, terutama lebar jarak antara persendian tarsus dan rampingnya paha. 
Penilaian dilakukan dengan pengamatan, perabaan dan Pengamatan dari depan meliputi, bentuk dan sifat-sifat dari kepala, lebar dan dalam dan  bentuk kaki. Pengamatan dari samping meliputi kondisi  umum dan simetrisnya bentuk tubuh , profil kepala, panjang dan rampingnya leher, dalamnya tulang-tulang rusuk, depan dan belakang, lingkar perut, kapasitas tubuh , komformasi pundak, ratanya punggung, termasuk panjang dan tingginya pinggang dan panggul besarnya ambing, bentuk ambing, susunan ambing letak kaki,  yang menunjang kompormasi tubuh .  
Kelenjar ambing sebagai  patokan ciri ciri dari semua makhluk mamalia  yaitu  rekayasa  kelenjar kulit, termasuk kelenjar eksokrin, yang berfungsi untuk mensekresi susu untuk perawatan anaknya, sesudah  lahir. Kelenjar in tumbuh selama kebuntingan dan mulai mensekresi susu sesudah  partus. Kelenjar ambing yaitu  bagian integral dari proses reproduksi, sebab   pertumbuhan dan pertumbuhan nya atur  oleh beberapa hormone yang  mengatur proses reproduksi.  Sapi perah memiliki  kelenjar ambing yang paling besar diantara ternak mamalia, sebagai hasil dari pengaturan system perkawinan dan seleksi  beberapa  generasi yang bertujuan  untuk memproduksi  susu dalam jumlah besar, melebihi kebutuhan anaknya.  Untuk memproduksi  susu dalam jumlah banyak diperlukan  sel-sel sekretori dalam jumlah banyak dan metabolisme  yang cepat,  Amabing sapi perah yaitu  gabungan dari 4 kelenjar mama    dinamakan  kuarter, masing-masing terpisah satu sama lainnya. Kelenjar ambing bagian kanan dan kiri  terlihat terpisah dengan jelas, sedang  pemisahan  antara kelenjar ambing depan dan belakang sangat jarang terlihat. Dilihat dari samping bagian bawah ambing semestinya 
terlihat mendatar kearah depan, melekat dengan kuat pada bagian didnding perut. Pada bagian belakang  rear  ambing harus tinggi dan lebar dan masing-masing kuarter terlihat simestris. kondisi  ambing bagian luar ini berkaitan  erat dengan produktifitas ternak perah sepanjang hidupnya, dan dipakai  sebagai kriteria   untuk menilai ternak  perah  saat kontes dan scoring dalam menggolongkan  tipe 2 sapi perah. Ambing memiliki berat  hamper 12.5 hingga  30 kg atau lebih dalam kondisi  kosong, tidak mengandung susu, memiliki ruang yang cukup besar untuk menampung produksi susu dalam jumlah besar, namun tidak terlalu besar, sehingga tetap dapat bertaut dengan kuat pada dinding perut  bagian bawah dan belakang. Berat ambing ini berkaitan  erat dengan produksi susu. biasanya  volume  ambing bagian belakang lebih besar dari bagian 
depan  dan mensekresikan rata-rata 60% jumlah susu yang dihasilkan  setiap hari. Susu yang dihasilkan pada setiap klenjar dikeluarkan melalui puting  susu.  puting   susu depan lebih pendek dari puting belakang. Sapi dengan puting  susu panjang biasanya  memerlukan  proses pemerahan lebih lama dibandingkan dengan sapi dengan puting  susu  pendek. ciri puting  susu yang baik untuk proses pemerahan yang efisien yaitu  :  1  
ukurannya sedang,  2  letaknya bagus,  3  memiliki tekanan yang cukup pada otot spincter  disekitar lobang puting  sehingga susu mudah keluar namun  tidak bocor saat tidak diperah.  Hampir 25 % sapi perah memiliki puting  susu berlebih yang berkaitan  atau tidak berkaitan  dengan kelenjar susu dibagian dalam kelenjar ambing. Kelebihan puting   ini harus dihilangkan  pada masa pedet untuk menjaga keindahan bentuk ambing dan 
mencegah masuknya kuman pemicu  mastitis. 
Pada bagian dalam ambing tersusun dari beberapa system yaitu :  1  struktur penyokong,  2  
system pembuluh darah,  3  system pembuluh limpa,  4  system susunan saraf ,  5  system 
saluran  susu untuk menyimpan dan mengalirkan susu 6  unit sekretori  dari sel epithel yang berbentuk bulat dan didalamnya berongga  dinamakan  alveoli. Masing-masing ke 6 system  ini  memiliki peran  berkaitan  langsung atau tidak langsung dengan sinthesa susu,
 . 
Struktur penyokong kelenjar ambing terdiri dari : kulit, ligamentum suspensorium lateral, 
ligamentum suspen sorium medialis.  Kulit. Fungsi penyokong dari kulit sangat  kecil, namun kulit melindungi bagian dalam ambing dari kondisi  luar  goresan, tekanan  dan dari mikroba pencemar.  Jaringan ikat yang sangat halus melekatkan kulit dengan ambing dan ambing depan melekat pada dinding perut dengan bantuan jaringan ikat yang tebal . jika  ambing terlalu berat atau jaringan 
ikat  penghubung  yang tidak kuat memicu  terpisahnya ambing dari dinding perut. Ligamentum Suspensorium Lateralis. Jaringan ikat suspensorium lateralis yaitu  penyokong utama kelenjar ambing  Pita jaringan ini berserabut, tidak 
elastic, muncul mulai dari tendon tepat diatas dan posterior ambing . Jaringan ikat  suspensory lateral ini memanjang ke sepanjang bagian sisi ambing  secara teratur memasukkan lempengan jaringan ke dalam kelenjar sebagai penyokong untuk bagian dalam ambing. Jaringan Ikat ini memanjang ke bagian tengah  dari dasar ambing dan menyatu 
dengan otot suspensorium medialis. 
 Ligamentum Suspensorium Medialis  Pita Jaringan Ikat Penyokong Medialis . Pita jaringan ikat yaitu  struktur penyokong utama ambing. Jaringan ikat ini tersusun dari jaringan elastic yang muncul dari bagian tengah median dari dinding perut memanjang  diantara  dua bagian kanan dan kiri ambing, bertemu dan menyatu dengan jaringan ikat  penyokong lateralis pada dasar ambing. Jadi masing  masing setengah bagian kanan dan kiri ambing  di sokong  dalam gendongan jaringan ikat. Sifat elastis jaringan ikat penyokong medialis 
diperlukan  untuk memberi keleluasaan pada ambing untuk memperbesar volumenya saat  
terisi oleh susu dengan cara memanjang kearah luar tubuh. Tekanan yang besar dan berulang-
ulang pada jaringan ikat penyokong medialis pada sapi yang berproduksi tinggi memicu  perpanjangan permanen, sehingga ambing berubah bentuk menjadi pendulus. kondisi  ambing seperti ini lebih mudah terpapar mastitis. Oleh sebab  itu saat seleksi  pertautan ambing yang kuat  lebih disukai.  Darah  yang mengandung oksigen mengalir dari jantung melalui aorta dan  rangkaian pembuluh arteri darah dibawa ke ambing  dari dua buah arteri pudenda eksterna. Kedua arteri ini menembus diding perut melalui cicin inguinalis , satu masuk ke ambing bagian kanan dan satu lagi masuk ke ambing bagian kiri. Begitu masuk ke 
dalam ambing, pembuluh arteri ini berubah namanya menjadi arteri mamaria. Arteri mamaria 
ini membentuk cabang yaitu  arteri mamaria cranialis dan arteri mamaria caudalis. Arteri 
mamaria cranialis menyuplai darah segar untuk ambing bagian depan dan caudalis untuk ambing bagian belakang. Arteri 2 ini membentuk cabang beberapa kali menjadi pembuluh darah kapiler yang membawa darah ke dalam sel-sel yang menyusun kuarter ambing depan dan belakang. Sebagian kecil darah segar dibawa ke ambing melalui pembuluh darah perineal.  Darah kotor dari ambing dibawa kembali kejantung melalui pembuluh vena. Pembuluh vena ini mulai dari vena kapiler  berdampingan dengan pembuluh arteri kapiler. Pembuluh vena kapiler ini lalu  menyatu membentuk  pembuluh darah vena yang mengalirkan darah kotor dari ambing. Pada bagian atas dari ambing, pembuluh vena ini bertemu membentuk lingkaran vena. Pada titik inilah darah meninggalkan ambing melalui 2 rute. Rute 1 melalui vena pudenda eksterna sejajar dengan arteri pudenda eksterna menuju vena cava  lalu kejantung. Rute 2 terdiri dari 2 vena  dinamakan  vena sub-cutaneous abdominal atau vena susu yang muncul pada sudut anterior  depan  dari ambing. Vena susu ini  mengarah kedepan sepanjang garis ventral dinding perut bagian bawah dinding perut , tepat dibawah kulit. Vena ini menembus rongga dada pada susia  susu,  bergabung dengan vena cava anterior, masuk ke jantung,  saat  sapi dalam posisi berdiri, maka darah kembali kejantung melalui vena susu, 
sedang  jika  dalam posisi rebah maka darah kotor kembali ke jantung melalui vena pudenda ekterna.  saat laktasi yaitu sesudah  partus  awal laktasi  aliran darah ke ambing meningkat hingga  180%. Untuk membentuk 1 liter susu diperlukan  aliran darah sebesar 500 ,Sistem limfatika terdiri dari cairan limfe, nodus limfatikus dan saluran limfe. Limfe  yaitu  cairan jaringan yang tidak berwarna yang dialirkan dari rongga di dalam jaringan oleh 
saluran limfe. Cairan limfe berasal dari filtrat serum darah dan komposisinya sama dengan komposisi darah namun cairan limfe tidak mengandung butir darah merah dan kadar proteinnya hanya 50% dari kadar protein darah.  saat partus jumlah cairan limfe yang keluar dari sel  jaringan  pada ambing  lebih banyak dari jumlah yang dapat dialirkan dari 
ambing ke pembuluh limfe. Akibatnya sebagian cairan limfe terakumulasi di ruang intraseluler jaringan sehingga menimbulkan edema/pembengkakan.  Inflamasi terjadi pada  17-26% sapi pada saat-saat menjelang partus. Berulangnya masalah  edema ini memicu terjadinya ambing pendulus  dan meningkatkan  terbentuknya jaringan ikat pada ambing. Pembengkakan yang dahsyat biasanya terjadi pada sapi dara melahirkan pertama kali.  Nodus limfatikus dari ambing dan dan nodus yang lain tersebar di seluruh tubuih, 
berperan penting dalam ketahanan terhadap penyakit. Nodus limfatikus membentuk butir 
darah putih  limfosit  yang berperan dalam imunitas tubuh. Nodus limfatikus juga 
menghilangkan bakteri dan benda asing lainnya. jika  ada infeksi seperti mastitis maka nodus limfatikus meningkatkan produksi limfositnya  dan mengeluarkannya kedalam saluran limfe dan lalu  dituangkan kedalam aliran darah di vena cava anterior. lalu  dibawa ke ambing untuk melawan infeksi. .  
 Lapisan dalam ambing dilengkapi  sistem saraf yang terdiri dari  2 tipe syaraf, yaitu serabut syarafafferent  sensoris  dan serabut syaraf efferent simfatis. Fungsi   serabut syaraf simpatis pada ambing yaitu  untuk mengendalikan  penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi otot-otot polos yang mengelilingi saluran-saluran susu dan otot-otot spinkter dari puting susu. Rangsangan yang mengejutkan pada sapi memicu  sistem simpatetik mengeluarkan hormon syaraf epineprin, yang mengecilkan pembuluh darah dan 
sehingga mengurangi produksi susu.  
Sistem saluran susu pada ambing terdiri dari satu seri saluran mulai dari alveoli dan berakhir pada streak kanal dari puting  susu. Sistem saluran susu dan jaringan sekretori kelenjar ambing  ini dipegang oleh pita-pita jaringan ikat yang ada  diseluruh kelenjar ambing . Namun jaringan ikat yang terlalu banyak  pada ambing  atau meaty udder  yaitu  kurang baik. Ambing yang baik sebaiknya  sebagian besar terdiri dari jaringan sekretori dan hanya sedikit jaringan ikat. 
puting  susu yaitu  suatu strukruktur yang di tutupi oleh kulit yang tidak mengandung kelenjar kulit. Pada Bagian bawah puting  ada   streak canal  yaitu 
suyat saluran yang bagian dalamnya dilapisi oleh sel-sel yang membentuk  lipatan-lipatan  seperti 
garis-garis  yang berfungsi untuk menutup saluran ini pada tenggang waktu antar pemerahan. puting   berfungsi untuk mengeluarkan susu saat pemerahan. Panjang streak kanal antara 8-12 mm. sel-sel  pada streak kanal memproduksi  cairan seperrti lemak yang bersifat bakteriostatik sehingga mencegah masuknya mikroba kedalam ambing yang memicu  mastitis.   Streak canal juga ditutup oleh otot sphincter yang mengatur mudah dan sulitnya pemerahan . jika  otot sphincter keras dan erat maka susu sulit diperah/ pengeluaran susu lama, jika  longgar maka pemerahan cepat namun  resiko masuknya kuman penyakit besar. 
Gland Cistern  kantong Kelenjar . Kantong kelenjar yaitu  tempat  penyimpanan susu sementara dan  dalam jumlah terbatas, sesudah  di keluarkan dari jaringan sekretori. Kantong kelenjar mampu menyimpan susu hingga  1 pint. Besar kecilnya kantong kelenjar tidak mempengaruhi jumlah produksi susu , puting  susu bertemu dengan kantong kelenjar pada dasar ambing. Antara kantong kelenjar dan puting  susu ada  jaringan yang berlipat-lipat dan melingkar  dinamakan  
 circular fold . Kadang -kadang saat sapi dara melahirkan jaringan melingkar ini menutup saluran dan memisahkan kantong puting  dengan kantong kelenjar sehingga susu tidak  dapat dikeluarkan dari kantong kelenjar.  Dari kantong kelenjar akan muncul 12 - 50 percabangan berbentuk saluran susu  dinamakan    major Duct  atau saluran besar. saluran besar ini bercabang  dan bercabang lagi dan akhirnya  terbentuk saluran terakhir yang mengalirkan susu dari alveolus.  saluran -saluran besar  dilapisi oleh 2 lapisan sel epitel, yang tak berfungsi mensekresi susu. Jadi saluran yang lebih besar dari saluran terakhir hanya menyimpan susu sementara dan mengalirkan susu dari alveolus. 
  Alveoli yaitu  suatu struktur berbentuk bulat berongga yang tersusun dari satu lapisan sel epitel, jaringan pembuluh darah kapiler  vean dan arteri , pembuluh limfe, jaringan otot polos myoepithel. Sel -sel epithel yang melapisi permukaan bagian dalam alveoli berfungsi mengambil nutrient dari darah dan mengubah nya  menjadi susu, lalu   melepaskannya kedalam rongga lumen  masing-masing  alveolus. Disamping itu pembuluh kapiler  venule  akan mengambil sisa-sisa metabolisme  dari sel alveolu. Setiap Alveous juga dibungkus oleh jaringan sel myo-epitel. saat pemerahan 
jaringan otot polos myo-epitelium berkontraksi , sebagai tanggapan  adanya hormone oksitosin , 
sehingga susu keluar dari lumen alveolus ke saluran susu dan lalu  ke kantong kelenjar 
dan kantong puting Pada periode laktasi alveoli tumbuh sempurna, dan beberapa  150 - 225 alveoli 
membentuk lobules, dan lobules berkumpul menjadi satu dibungkus oleh jaringan ikat 
membentuk lobus. Lobus ini dapat dilihat oleh mata telanjang. tahap  pertumbuhan  ini dinamakan  pertumbuhan  lobulo-alveolar.   Susu yaitu  suatu larutan yang tidak biasa, sebab  disamping air, mengandung nutrient yang hampir sempurna bagi manusia atau anak mamalia. Untuk memperoleh air susu manusia tergantung kepada kelenjar mama. Secara biologis air susu yaitu  hasil pemerahan kelenjar mama  yang dilakukan  berkelanjutan , tanpa ditambah atau dikurangi  sesuatu pun dari nya. Proses sintesa air susu oleh kelenjar mama perlu dipahami agar susu yang diproduksi oleh kelenjar ambing dapat maksimal , kelenjar ambing sapi perah yang berproduksi tinggi tumbuh dan berkembang secara tidak normal, sebagai hasil dari seleksi yang berlangsung selama puluhan tahun.  Produktivitas  induk sapi perah ditentukan oleh kelenjar ambingnya. Potensi produksi susu ini bervariasi diantara tipe  dan antar masing-masing  di dalam suatu tipe  sapi perah. Tinggi rendahnya produksi susu ini sebagian dipengaruhi oleh variasi genetis yang berkaitan  dengan sekresi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan  kelenjar ambing, sekresi susu dan pengeluaran air susu. Induk sapi yang berproduksi tinggi, yaitu  sapi yang secara genetis memiliki kelenjar endokrin yang mampu memproduksi  hormon yang mencukupi untuk pertumbuhan kelenjar ambing, sekresi susu dan pelepasan air susu. Susu yang dihasilkan oleh seekor sapi   dasarnya ditentukan oleh sifat genetisnya, namun sebagian besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: cuaca,makanan , teknik pemerahan  ,  
Pelepasan susu ke dalam lumen alveolus terjadi tanpa menampakkan bagian dalam sel. Komponen masing-masing al susu disimpan terpisah di dalam sel ambing. sebab  itu, susu sebetulnya  belum terbentuk hingga  komponen susu masuk ke lumen alveoler tempat  komponen-komponen ini bercampur. Butir lemak terbentuk di sebagian kecil sel. lalu , ukurannya membesar dan bergerak gerak  perlahan ke lumen alveoler. Membran sel membungkus butir lemak saat butir lemak menekan ke luar sel. lalu , butir lemak dijepit oleh 
membran luar permukaan sel dan menjadi bebas di dalam alveolus. Sebaliknya, protein susu 
dibungkus di dalam sel ambing seperti butiran asing di dalam vakuola. Lalu, protein susu 
dilepaskan ke dalam lumen alveoli tanpa melepaskan penutup membran sel. Laktosa ada  
dalam vakuola sekretori dan dilepaskan ke lumen alveoler bersama dengan protein. beberapa  
air dialirkan ke susu melalui vakuola. Mekanisme yang memicu  sisa komponen kimia susu memasuki lumen alveoli belum diketahui. 
 Refleks Pengeluaran-susu  beberapa  kecil susu yang ada  di dalam sisterne dan pembuluh besar ambing dapat keluar sesudah  melewati daya tahan otot spinkter yang mengelilingi saluran keluar puting. namun , sebagian besar susu yang ada  dalam ambing harus dipaksa keluar dari alveoli dan pembuluh kecil susu dengan pengaktivan refleks neoro-hormonal  dinamakan  pengeluaran susu  milk ejection  atau penurunan susu  milk let down . 
Refleks pengeluaran susu meliputi aktivasi syaraf di kulit puting yang peka  terhadap sentuhan atau suhu . Rangsangan syaraf melalui sumsum tulang belakang hingga  ke nuklei paraventrikuler dari hipotalamus dan lalu  berjalan ke pituitari posterior tempat dilepaskannya oksitosin ke dalam aliran darah. Oksitosin menyebar di kapiler dan memicu  kontraksi sel myo-epitelial yang mengelilingi alveoli dan pembuluh-pembuluh lebih kecil. Aksi pemerahan ini meningkatkan tekanan intramamari dan memaksa susu melalui pembuluh pergi ke sisterne puting dan ambing. Kontraksi sel myo-epitelial terjadi dalam 20-60 detik sesudah  perangsangan puting. Pelepasan kedua oksitosin dapat terjadi, namun  lebih sukar dari pelepasan pertama,  biasanya tanggapan  tidak terjadi secara penuh. Sesudah  pelepasan oksitosin aliran susu berkurang sesuai dengan waktu, tanpa diperhatikan   jumlah susu dalam ambing. Hal ini mungkin sebab  kelelahan sel myo-epitelial atau ketidakaktivan oksitosin. waktu yang diperlukan  untuk setengah aktivitas oksitosin di dalam darah sapi menghilang hanya dalam 1-2 menit, dan level efektif berakhir dalam 6-8 menit. sebab  itu, yaitu  
hal yang penting mengeluarkan susu dengan cepat saat oksitosin memicu  kontraksi sel myo-epitelial. 
sebelum oksitosin dilepaskan, rangsangan syaraf berjalan langsung dari puting melalui sumsum tulang belakang ke otot halus di pembuluh besar ambing. Otot-otot halus ini lalu  berkontraksi. kondisi  ini memicu  pembuluh ambing memendek dan membesar dan  membantu mengalirkan susu melalui sistem pembuluh ke arah sisterne. Sel myo-epitel berkontraksi sebagai tanggapan  terhadap rangsangan mekanis langsung. sebab  itu, pemijatan ambing sebelum pemerahan memicu  tambahan beberapa  susu dari alveoli. Rangsangan luar seperti pencucian ambing akan mengawali refleks pengeluaran-susu. Rangsangan terkuat untuk melepaskan oksitosin yaitu  kehadiran pedet. Rangsangan lain yang berkaitan  dengan pemerahan yaitu  suara ribut, pemberian makanan , keberadaan pemerah, dan koitus. Refleks pengeluaran-susu dapat dihambat juga, jika   kondisi  lingkungan yang tidak menyenangkan saat pemerahan akan memicu  sistem syaraf simpatetik membebaskan epineprin dari medula adrenal ke dalam darah. Epineprin yaitu  vasokonstriktor kuat yang mampu mengurangi pasokan darah ke ambing dan sebab  itu menghalangi oksitosin hingga  ke sel myo-epitelial dalam jumlah yang cukup untuk memproduksi  kontraksi. Injeksi 
oksitosin saat ini tidak efektif. Beberapa bukti juga menandakan  bahwa epineprin dapat langsung menghambat sel myo-epitelial metanggapan  oksitosin. Hambatan refleks juga terjadi bila ambing berisi penuh susu. Pada masalah  ini, aliran darah kapiler berkurang sangat banyak sehingga oksitosin tidak bertahan lama di myo-epitelium. 
Gangguan emosional yang terjadi sebelum pengaktivan refleks pengeluaran-susu dapat 
mencegah pelepasan oksitosin dari pituitari posterior. Pada kondisi  ini, injeksi oksitosin akan 
memicu  sel myo-epitelial berkontraksi sehingga vasokonstriksi tidak terjadi. Ini yaitu  contoh penghambatan refleks pada taraf sistem syaraf pusat. Tipe penghambatan ini  paling sering ditemui pada dara yang beranak pertama kali dan lalu  masuk ke masa produksi. Injeksi oksitosin pada beberapa kali pemerahan dapat mengatasi hal ini.   produksi seluruh laktasi berkurang sebab  pemerahan tak lengkap.  saluran susu sapi harus terbuka agar mendapat susu, dan tidak ada bukti bahwa otot spinkter mengendur selama pemerahan. sebab  itu, beberapa mekanisme eksternal harus dipakai  untuk mengalahkan daya tahan  ketahanan  otot ini. 
 - Pemerahan tangan  masih dilakukan  di Amerika pada masalah  yang  berkaitan  dengan 
penyakit dan luka, yang mungkin pemerahan dengan tangan lebih baik dari mesin. Pemerahan dengan tangan secara hati-hati menjepit puting di antara jari telunjuk sertabu jari. lalu , susu di dalam puting ditekan ke luar oleh tekanan jari-jari lain pada puting. lalu  jari telunjuk sertabu jari mengendor sehingga puting terisi kembali, dan siklus diulang. Pemerahan tangan yang baik dapat mengeluarkan susu lebih banyak dari mesin 
perah. 
 -Pemerahan dengan Mesin Mulai dipakai  tahun 1895. memakai  cara tekanan negatif dan 
atmosfir secara bergantian, disini diperlukan mangkok puting kamar ganda tempat puting 
berada. Ruangan dimana puting ada terus menerus kosong untuk membuka lubang puting dan 
menahan mangkok puting tetap pada puting. 
  -Selama menyusui, pedet menekan lidahnya ke sekitar puting dan ke arah langit-langit dan 
memproduksi  tekanan negatif sebab  rahang terpisah atau penarikan ulang  lidah. Tekanan positif terjadi di sekitar puting saat pedet menelan. Siklus menelan dan menghisap terjadi sebanyak 80 kali secara bergantian setiap menit. berdasar  percobaan, pedet memproduksi  perbedaan tekanan di depan puting susu sebesar 535 mm Hg sedang  pemerahan mesin dan tangan hampir memproduksi  perbedaan tekanan sebesar 310 dan 352  mm Hg. Isapan pedet juga yaitu  metode tercepat untuk memindahkan susu dari ambing. 
-Sekresi ambing dihasilkan hanya sesudah  pembentukan sistem lobuli-alveoler. sebab  itu, 
pada dara bunting sekresi tidak tampak hingga  pertengahan kebuntingan. Berbagai enzim yang diperlukan untuk sintesis susu ada  dalam sel ambing yang dibentuk sebelum beranak. Saat beranak, hormon memicu  peningkatan  produksi susu. Sekresi yang dibentuk sebelum beranak yaitu  kolostrum yang alami dan bukan susu murni. 
Permulaan Laktasi. Selama kebuntingan, progesteron menghalangi sekresi α-laktalbumin 
 salah satu protein susu . Halangan ini cukup untuk mencegah sintesis susu selama sebagian 
besar periode kebuntingan dara. Juga, titer tinggi progesteron menghalangi mulainya laktasi 
pada induk sapi saat periode kering. Progesteron tidak efektif menghalangi kerjasama kebuntingan dan laktasi namun sebaliknya, laktasi segera dihalangi bila sapi laktasi menjadi bunting. Segera sebelum beranak titer progesterone menurun, sedang  estrogen, ACTH, dan level prolaktin meningkat. Pemberian adrenal kortikoid atau estrogen mengawali laktasi sapi perah. 
Pemeliharaan Laktasi. Sesudah sapi beranak, produksi susu meningkat cepat dan mencapai 
maksimum pada 2 hingga  6 minggu. lalu  hasil susu secara beraturan menurun. Batasan   dipakai  untuk meguraikan laktasi. Milk secretion susu  melibatkan sintesis intraseluler susu dan laju alir susu dari sitoplasma ke dalam lumen alveoli. pengeluaran susu melibatkan pengeluaran pasif susu dari puting, sisterne kelenjar, dan saluran utama dan  pengeluaran aktif susu yang dipicu  oleh kontraksi sel mio-epitel sekitar alveolus sebagai tanggapan  terhadap oksitosin. Laktasi terdiri dari sekresi susu dan pengeluaran susu, Sapi perah, yaitu  ternak ruminansia memiliki lambung yang terdiri dari 4 bagian. pertumbuhan  lambung dan atau intestin pada ternak ruminansia  mengalami rekayasa , sebab  mampu memanfaatkan selulosa dan polisakarida tanaman. 
Selulosa yaitu  struktur karbohidrat yang berperan sebagai kerangka pada semua tanaman dan yaitu  salah satu bahan organik yang ketersediaannya sangat berlimpah bagi  kehidupan temak herbivora. Hanya ternak ruminansia yang mampu mendegradasi sclulosa tanaman menjadi suatu komponen yang bermanfaat  membentuk produk-produk,  Kemampuan memanfaatkan selulosa  
polisakarida tanaman ini  dimungkinkan sebab  adanya beberapa fungi dan bakteri  dalam lambung yang  memproduksi   enzim selulolitik yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi selubiosa dan glukosa. Ruminansia juga mampu memanfaatkan senyawa nitrogen non-protein . 
  
 makanan  yang diambil oleh lidah, masuk rongga mulut, melalui esophagus lalu  masuk ke dalam rumen, bercampur dengan cairan rumen dan difermentasi oleh mikroba rumen. Sebagian makanan  ini mengalami proses regurgitasi untuk mastikasi menjadi lebih halus, lalu kembali ke rumen dan reticulum untuk fermentasi lebih lanjut.  Proses fermentasi makanan  di dalam rumen dan reticulum memproduksi  asam-asam lemak  VFA  yang lalu  diserap oleh darah. Sebagian lagi makanan  berjalan ke omasum  dan abomasums untuk pencernaan lebih lanjut. lalu  masuk ke dalam usus halus, dicerna menjadi senyawa yang diabsorpsi oleh darah dan sisa metabolisme  di keluarkan melalui feses.   
 Di dalam rongga mulut ada  beberapa  alat pencernaan yaitu lidah, gigi , kelenjar saliva .  Sapi perah memiliki lidah yang panjang, dapat digerakkan untuk mengambil makanan  rumput dan meletakkannya diantara gigi dan gusi atas,
Sapi perah dewasa memiliki  gigi berjumlah 32  terdiri dari: 4 gigi seri kanan dan kiri, 3  geraham depan bawah kanan dan kiri dan 3 geraham depan atas kanan dan kiri, 3 geraham belakang bawah kanan dan kiri dan  3 geraham belakang atas kanan dan kiri.  Alat bantu pencernaan  ketiga yaitu  kelenjar yang mengeluarkan saliva, Pada 
sapi kelenjar saliva  ini dinamakan  : 
 Kelenjar Parotid :   terletak di depan telinga ,
Kelenjar submaksilaris : ada   pada rahang bawah , Kelenjar ventral sublingual : dibawah lidah ,
Kelenjar saliva  inferior molar , Buccal,  Kelenjar palatine : dibagian langit-langit mulut ,
faringeal ,  kelenjar labial  ,

Esofagus 
 yaitu  suatu saluran yang menghubungkan rongga mulut dengan rumen. Panjangnya kira-kira 3.5 kaki atau 106.7 cm . makanan  yang sudah  bercampur dengan saliva di mulut bergerak gerak  melewati esophagus menuju rumen, dan sebaliknya makanan  dalam rumen bergerak gerak  keatas ke rongga mulut melalui esophagus untuk mastikasi ulang sebelum ditelan kembali.  

 Retikulum yaitu  lambung bagian terdepan  cranial  dan yaitu  bagian rumen dimana dinding retikulum mengandung membrane mukosa dan ada  banyak 
lekukan berbentuk kotak-kotak seperti sarang lebah atau jala sehingga retikulum juga sering 
dinamakan  sebagai perut jala atau honeycomb. Retikulum dan rumen dipisahkan oleh dinding 
pillar yang rendah, sehingga isi rumen sangat mudah tercampur dengan isi reticulum sehingga kedua bagian lambung ini  dinamakan  retikulo-rumen. Pada bagian kanan retikulum ada  lubang untuk masuk ke omasum.  Pada reticulum juga ada  suatu lekukan cekungan yang menghubungkan esophagus dan omasum,  dinamakan  esophagial 
groove atau sulcus oesophagii. Pada pedet masa menyusui dinding esophageal groove ini  
memanjang keatas sehingga dari bentuk cekungan esophageal groove berubah menjadi bentuk pipa saluran yang menyalurkan susu dari mulut melalui esophagus langsung ke omasum, sehingga susu langsung ke omasum, abomasums, dicerna di usus halus dan diserap oleh darah , 
 Lambung sapi  ruminansia dinamakan  rumen, yaitu  suatu kantong yang  terdiri dari 4 bagian yang dipisahkan oleh  pita otot dinamakan   pilar. Masing-masing bagian ini  : 
1. Rumen bagian  atas  Dorsal sac  
2. Rumrn bagian bawah  Ventral sac  
3. 2 kantong bagian belakang  Posterior sacs  
Gerakan otot-otot pilar pada rumen memicu  isi rumen bergerak gerak  memutar sehingga  tercampur merata dengan cairan rumen. Pada permukaan dinding rumen bagian dalam dilapisi membrane mukosa yang  ada  tonjolan-tonjolan otot halus dinamakan   papilla yang  memicu  permukaan dinding rumen untuk absorpsi nutrient menjadi lebih luas. Tonjolan ini berwarna hitam,lembut  sehingga rumen juga dinamakan  perut beludru  
 Rumen dan reticulum sapi mampu menyimpan makanan  dalam jumlah besar sebab  volumenya mencapai 50 galon,
Omasum yaitu  lambung ruminansia yang dinding bagian dalamnya dilapisi oleh lamina pada permukaannya menambah luas permukaannya. Lamina ini terdiri atas lipatan-lipatan  fold  sehingga nampak berlapis-lapis, tersusun seperti halaman-halaman buku, sehingga omasum juga dinamakan perut buku atau manyplies. Omasum dihubungkan dengan  retikulum oleh sebuah lubang dinamakan  retikulo-omasal.   

 Abomasum yaitu  perut sejati dan yaitu  bagian dari lambung ruminansia yang mengeluarkan getah lambung.  Bagian permukaan dinding abomasums dilapisi oleh lipatan-lipatan mukosa, sehingga memperluas area untuk mensekresikan getah lambung dan juga area penyerapan nutrient oleh darah. Pada pedet yang  baru lahir, 80% volume perut yaitu  abomasum, sedang  pada ternak dewasa rumen berkembang sangan pesat sehingga  ukuran abomasums menjadi sangat kecil yaitu hanya 10%  dari kapasitas lambung. 
 Usus halus yaitu  saluran pencernaan yang mengeluarkan enzyme-enzym untuk proses pencernaan makanan  yang masuk dari abomasum melalui pylorus dan duodenum. Duodenum yaitu  bagian atas dari usus halus. Usus halus yaitu  saluran pencernaan yang kecil panjang dan berlipat-lipat, dengan diameter 5 cm dan panjang mencapai 4200 cm. dinding bagian dalam usus halus ini penuh dengan vili yang membantu mencampurkan isi makanan  usus halus dengan enzyme pencernaan dan  memperluas area penyerapan nutrient dari hasil merabolisme, 
 Sekum pada sapi perah kecil dan perannya tidak menonjol   
 Isi usus halus bergerak gerak  menuju sekum dan usus besar. Usus besar yaitu  saluran pencernaan dengan panjang  kira-kira 1050 cm dan diameter 5-12,5 cm dan berakhir di anus. 
 
 Peran  dari saluran pencernaan yaitu  untuk mengubah makanan  yang dikonsumsi  oleh ternak menjadi senyawa kimia yang dapat diserap oleh darah di dalam saluran pencernaan  sebagai nutrient untuk membangun jaringan tubuh dan berproduksi. saluran pencernaan juga yaitu  alat untuk membuang kotoran sisa-sisa metabolisme  dan sisa-sisa makanan  yang tidak tercerna. Proses-proses ini yaitu  proses pencernaan, yang 
pada ruminansia terdiri dari : mastikasi, salvias, ruminasi, mencerna  dan absorpsi  
  
Kolostrum  susu jolong  yaitu  air susu pertama kali yang dihasilkan sapi sesudah beranak, sesudah  5 hari dari saat beranak air susu sapi sudah  normal kembali, kadang  sesudah 10 - 15 hari sesudah  beranak baru menjadi normal kembali. biasanya  sapi yang baru beranak pertama kali mengeluarkan kolostrum lebih lama dibandingkan  sapi yang sudah  berulang kali beranak. Kolostrum sangat kental, berlendir dan berwarna kuning kemerahan, warna kemerahan ini akan hilang tinggallah wama kuning yang perlahan-lahan berubah menjadi agak muda yang akhirnya berwarna seperti air susu normal. Dibandingkan dengan air susu normal, kolostrum lebih banyak mengandung vitamin 
terutama vitamin A, riboflavin, asam askorbat, vitamin D, protein dan antibodi : globulin, 
mineral  Fe, Ca, Mg, Cl, P  namun  lebih sedikit mengandung laktosa dan kolostrum memicu  mencret dan sebagai laksansia membantu pencemaan anak sapi. sudah  diketahui selama fetus berada dalam kandungan di dalam saluran, pencernaannya tertimbun kotoran hitam  meconeum = tahi gagak  yang yaitu  media baik untuk perkembangbiakan bakteri. Untuk hal itu pedet sesudah  lahir, selama 4 hari pertama harus memperoleh kolostrum. 
  Komposisi Air Susu dan Kolostrum 
Penyusun  Kolostrum  Air Susu Normal  
Bahan kering  28,30 12,80 
Lemak  0,15-12,00 4,00 
Laktosa  2,5 4,8 
Protein :  21,32 :  3,34 :  
Kasein 4,76 2,80 
Albumin  1,50 0,54 
Globulin  15,06 - 
Abu  1,58 0,72 
Globulin yang ada dalam kolostrum, sesudah  diisap pedet masuk ke dalam alat pencernaannya 
lalu  diserap darah diedarkan ke seluruh tubuh, dan akan membantu mencegah kemungkinan terjadinya infeksi, globulin disini dikenal sebagai zat pelindung  antibodi .  

 makanan  yang masuk keroingga mulut dikunyah tidak begitu lumat, hanya untuk mencampur makanan   dengan saliva dan membentuk bolus yang lalu  ditelan.  Pengunyahan makanan  hingga  halus dilakukan saat sapi istirahat dengan memuntahkan kembali makanan  dari rumen ke dalam rongga mulut . Mastikasi atau mengunyah  menghaluskan  ukuran makanan  sehingga memperluas permukaan makanan  yang akan berinteraksi dengan mikroba rumen sehingga mempercepat proses fermentasi  metabolisme  di dalam rumen, meningkatkan metabolisme  oleh getah lambung di dalam abomasums dan usus halus.  
 Kelenjar saliva  yang ada   di dalam mulut akan mengeluarkan saliva dalam jumlah banyak, terutama jika  sapi mengkonsumsi makanan  yang mengandung banyak rumput . Saliva memiliki  dua fungsi yaitu: sebagai pelicin sehingga makanan  mudah ditelan, dan sebagai buffer . Pada sapi saliva besifat alkalin dengan pH sekitar 8,2 sehingga mampu menetralkan asam-asam organic yang diproduksi oleh mikroba, sehingga pH rumen tetap  antara 6 - 7  dan sangat sesuai untuk pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Sifat saliva ini 
juga mencegah terbentuknya buih yang mengarah ke pada terjadinya bloat di dalam rumen. 
 makanan  yang masuk ke dalam retikulo-rumen yang mengandung ratusan juta mikroba  bakteri dan protozoa .Bakteri yaitu  tanaman bersel tunggal, sedang  protozoa yaitu  hewan bersel tunggal yang makan bakteri dan makanan . Mikroba ini mendegrdasi  karbohidrat kompleks dari makanan  : selulosa dan hemiselulosa melalui prosess fermentasi 
 mengeluarkan enzym  menjadi senyawa asam lemak rantai pendek. Asam-asam lemak  ini lalu  diserap kedalam darah sebagai sumber energi  atau sumber karbon untuk sintesa  senyawa-senyawa penting termasuk lemak susu.  Protein makanan  di degradasi menjadi senyawa peptide, asam-asam amino, ammonia  dan amine. Senyawa ini  dipakai  oleh mikroba utk pertumbuhan dan membentuk sel tubuhnya. Mikroba ini lalu  masuk ke dalam saluran usus halus, dicerna sebagai sumber  protein inangnya  sapi . sehingga  pada ternak ruminansia apapun bentuk protein makanan , akan didegradasi oleh mikroba rumen menjadi protein mikroba terlebih dahulu sebelum menjadi sumber protein bagi ternaknya.   makanan  yang belum terdegradasi oleh mikroba rumen, sebab  gerakan tulang iga, diafragma, rumen dan reticulum, kembali ke mulut  regurgitasi/dimuntahkan  untuk  mastikasi lebih lanjut, sebelum ditelan kembali kedalam rumen, agar dapat di fermentasi oleh mikroba rumen. Proses mastikasi kembali ini dinamakan  ruminasi.   Sebagian besar makanan  ternak sapi perah terdiri dari karbohidrat, terutama 
selulosa dan pati. Kedua komponen makanan  ini tersusun dari rangkaian glukosa, namun ada  perbedaan rangkaian glukosa pada pati dan pada selulosa. Perbedaan ini memicu  ternak non ruminansia hanya dapat menghidrolisis unit glukosa pada pati, namun ruminansia mampu menghidrolisis unit glukosa yang ada  pada pati dan selulosa, sebab  ruminansia memiliki  enzyme seluklase yang dihasilkan oleh mikroba rumen. 
sebab  itu ruminansia dapat memanfaatkan selulosa dan senyawa sejenis lainnya sebagai 
sumber energy sesudah  proses fermentasi oleh mikroba rumen.  Karbohidrat dalam hal ini polisakarida  pektin, xylan, pentosan, selulosa, 
polosakarida mikrobia, pati dan fruktosan  di dalam rumen akan dihidrolisis menjadi monosakarida  asam uronat, silosa, arabinosa, glukosa dan fruktosa . Enzim-cnzim yang berperanan yaitu  silanase, silobiasc, selulase, selobiase, maltase, on-amilase sertanvertase. Fermentasi karbohidrat akan memproduksi  produk primer berupa \/FA  Volatile Fatty Acid = 
asam lemak atsiri = asam lemak mudah terbang , terutamaasetat  A = C2 , propionat  P == 
C3 , butirat‟ {B = C4  dan valerat  V . Disamping n-butirat dan n-valerat, ada  pula  isobutirat sertasovalerat. Kadar asam lemak berantai cabang ini biasanya  sedikit namun  pada pemberian makanan  dengan kandungan protein yang tinggi akan meningkat. VFA terutama yang berantai cabang, esensial bagi pertumbuhan mikroba rumen. Perbandingan VFA  di daiam rumen berkisar 5% valerat, 10% butirat, 20% propionat dan 65% asetat. Produk hidrolisis utama dari karbohidrat yaitu  glukosa, yang lalu  glukosa ini  
akan difermentasikan menjadi VFA.   makanan  yang banyak mengandung rumput  memproduksi  banyak asam asetat dengan perbandingan 60% asetat,  25% propionate dan  20% asam butirat.   . 
makanan  yang mengandung banyak konsentrat, rumput  yang dicincang halus dan dibentuk pellet, atau konsentrat yang dipanaskan dan berbentuk pellet akan meningkatkan produksi asam propionate dan menurunkan asam asetat. jika  produksi asam propionate meningkat sedang  VFA yang lain turun maka kadar lemak susu akan turun, dibarengi dengan peningkatan berat  tubuh  sapi. Hal ini cocok jika  yang diinginkan yaitu  penggemukan. metabolisme Protein 
 Protein makanan  yang masuk kedalam rumen di cerna dengan beberapa cara. Beberapa  protein lolos dari prose fermentasi mikroba rumen masuk ke abomasums sertantestine, dicerna menjadi senyawa peptide dan asam amino. Namun sebagian besar proteoin makanan   akan didegradasi oleh mikroba rumen menjadi senayawa peptide, asam amino dan ammonia  yang lalu  dipakai  oleh mikroba rumen untuk pertumbuhan dan membangun protein tubuhnya.  
 Protein yang lolos dari fermentasi rumen  undegradable protein  masuk ke dalam 
abomasum, dilarutkan oleh getah lambung  asam lambung  dihidrolisis menjadi asam-asam 
amino dan diserap di dalam usus halus. Protein undegradable sebab  diselimuti atau alami ada di dalam rumput . Undegradable protein akan meningkatkan jumlah dan kualitas protein  yang disuplai oleh makanan  dan mikroba rumen. Hal ini sangat diperlukan pada sapi-sapi yang berproduksi tinggi pada awal laktasi saat  kebutuhan protein tinggi. Semua lemak makanan   trigliserida, phospholipida dan galaktolipida  mengalami 
hidrolisis oleh bakteri dan protozoa di dalam rumen. Beberapa lemak di cerna dimanfaatkan 
untuk membangun sel mikroba. Sebagian mengalami proses hidrogenasi asam Iemak tidak 
jenuh, sehingga lipida yang masuk ke usus kecil sebagian besar sudah dalam bentuk asam 
lemak jenuh dan sedikit monogliserida.  jika  lemak makanan  dapt lolos dari fewrmentasi rumen akan mencapai abomasums  sertantestine, lalu  dicerna menjadi lemak polyunsaturated  lemak tidak jenuh  pada susu dan daging. 
 Mikroba rumen  memproduksi  produk dari fermentasi karbohidrat, protein dan lemak makanan , juga  mensintesis vitamin B kompleks, vitamin K . Mikroba rumen pada akhirnya akan bergerak gerak  menuju abomasums sertantestine dan dicerna  menjadi sumber protein. 
 makanan  yang sudah  difermentasi di retikulo-rumen melewati omasum menuju  abomasums sertantestine. Di dalam omasum terjadi pemerasan campuaran makanan  dan penyerapan VFA  dan air.  Gerakan lembaran mukosa omasum akan menghaluskan campuran makanan  dari retikulo-rumen dan memompanya kearah abomasums. 
Pencernaan di Abomasum sertantestin 
 Abomasum yaitu  tempat pertama terjadinya pencernaan makanan  secara kimiawi sebab  adanya sekresi getah lambung. Mukosa abomasum terdiri atas sel-sel kelenjar yang memproduksi  HCI, pepsin dan rennin. sebab  itu dinamakan  pula sebagai perut sejati  true stomach  atau perut kelenjar  gland stomach . HCl akan mengaktivasi enzym pepsin, yang menghidrolisis protein makanan  menjadi senyawa peptida yaitu asam amino rantai pendek. Enzym rennin  penting  pada masa pedet, sebab  akan menjendalkan susu yang masuk ke abomasum. Proses ini sangat diperlukan sebelum susu dicerna dan diserap di dalam usus halus.  
Abomasum berfungsi untuk : 
-permulaan dari enzymatic dan chemical digestive processes,  Keasaman pada abomasums sebab  HCl memberi signal dan membantu otot spincter pada pylorus  antara abomasums dan 
intestin menjadi relax sehingga campuran makanan  pada abomasum bergerak gerak  masuk kedalam 
usus halus. -mengatur arus ingesta ke usus kecil yang dibantu oleh adanya lipoatan-lipatan mukosa atau ridges yang membantu pergerakan material, 
  makanan  yang masuk kedalam perut bercampur dengan enym-enzym yang dikeluarkan ke 
dalam intestine diantaranya enzyme proteolitik dari pancreas: trypsinogen, kemotripsin dan 
karboksipeptidase, menghidrolisis protein menjadi asam amino dan senyawa peptide. Pankreas juga mengeluarkan enzym lipase  Steapsin   dan amylase  amylopsin . Steapsin menghidrolisis lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol, sedang  amylopsin menghidrolisis pati dan dextrin menjadi maltose  gula . Kelenjar-kelenjar di dalam intestine mengeluarkan enzyme-enzym yang menghidrolisis lebih lanjut senyawa peptide, gula dan lemak sehingga dapat diserap oleh darah. Garam empedu yang dikeluarkan oleh hati mengaktivasi enzyme lipase dari pancreas, membantu emulsifikasi lemak, meningkatkan kelarutan asam-asam lemak untuk lalu  diabsorpsi, 
berperan sebagai sumber alkalin untuk menjaga agar pH intestine tetap optimum bagi proses 
pencernaan ,Absorpsi Hasil Metabolisme di Intestin 
Sekresi cairan usus halus dan proses-proses pencernaan terjadi di bagian atas dari usus 
halus, sedang  absorpsi hasil-hasil metabolisme  terjadi pada bagian bawah akhir dari usus
halus. Asam amino dan peptide dan glukosa sebagai hasil metabolisme  protein dan karbohidrat 
diserap langsung ke dalam darah menuju ke jaringan jaringan tubuh untuk berlangsungnya 
aktivita stubuh seperti: pertumbuhan, produksi susu dan reproduksi. Asam -asam lemak dan lipida lainnya bergabung dengan garam empedu sehingga  mudah terlarut membentuk micelle masuk ke system limfatik melalui mukosa usus, ke 
pembuluh darah vena di jantung anterior, lalu  bergabung dengan gliserol dari usus halus di gunakan sebagai sumber energi atau disimpan dalam bentuk lemak tubuh Isi usus besar mengalami proses pencernaan lebih lanjut, seperti putrefaction sehingga memproduksi  bau feses. Di usus besar terjadi penyerapan air sehingga sisa-sisa metabolisme  tubuh, atau makanan  yang tidak  termetabolis akan keluar melalui recktum dan anus Seekor sapi yang beratnya 500 kg memproduksi  panas lebih kurang 3000 BTU dimana 1 BTU  British Thermal Unit  banyaknya panas yang dipakai utuk menaikan 1 lb air sebanyak 
1° F  Fahrenheit  atau 841 kcal/jam. Lingkungan yang nyaman untuk sapi perah yaitu  5 - 21 °C  Comfort Zone  dan kelembaban 50 - 70%. 
 berdasar  keterangan Melk Codex Tahun 1914  pada 10 Mei 1920, bahwa susu yaitu  susu sapi yang tidak ditambahkan atau dikurangi sesuatu darinya, diperoleh dengan jalan memerah sapi yang sehat secara teratur, sempurna dan tidak 
terputus-putus, memerah secara sempurna yaitu  mengikuti metode dan petunjuk pemerahan sebagai mana lazimnya, agar susu dalam ambing dapat ke luar hingga  habis. Dari Melk Codex ini  maka terhadap susu kerbau dan susu kambing, hendaklah diberi sebutan  susu kerbau  dan  susu kambing .  Susu ditambah   produk-produk olahan susu yaitu  salah satu bahan kebutuhan pokok bagi tipe  di negara maju. Semakin tinggi tingkat kehidupan dan 
kesejahteraan sesuatu tipe , akan semakin besar pula tingkat konsumsi susu dan produk-produk olahan asal susu. Susu penting artinya sebagai sumber protein dan energi bagi tubuh. 
Keberadaan protein dalam bahan pangan tidak sekadar harus cukup tersedia, namun  juga harus 
terdiri atas asam-asam amino yang sempurna dan berimbang. Protein nabati tidaklah cukup 
kualitasnya, sehingga harus ditambah dengan protein hewani. Di antara protein hewani asal 
daging, susu dan telur, maka yang berasal dari susu yaitu  yang terbaik. juga  tentang kandungan vitaminnya, tiada bahan pangan yang begitu banyak mengandung vitamin selain susu. Hal yang sama juga terhadap kandungan mineral, 
seperti: fluorin, zat besi, tembaga,fosfor, kalsium, kalium, klorin, natrium, iodin, sulfur, seng,  Semuanya ada  di daIam susu sebagai garam-garam mineral. Dewasa ini baik di negara-negara yang sudah maju atau  di negara yang sedang 
berkembang  termasuk negara kita  . Sapi perah yaitu  sumber utama penghasil susu yang 
memiliki  nilai gizi tinggi.   dengan air susu yaitu  air susu sapi. Walaupun ada pula air susu yang dihasilkan oleh  kerbau, kambing, 
kuda, domba , namun  pemakaian nya di  tidaklah sepopuler air susu sapi perah. Secara kimia air susu yaitu  suatu campuran  terdiri dari lemak, 
protein, karbohidrat, mineral, vitamin ,  ada  perbedaan persentase rata-rata zat penyusun air susu antar tipe  sapi, contoh  pada persentase lemak, yang akhirnya memicu  variasi  dalam persentase bahan kering. bahwa susunan air susu tidak selalu sama namun  selalu berubah, hal ini sebab  banyak faktor yang mempengaruhinya. variasi  komposisi berperan  dalam penelitian perdagangan, pengolahan ,Air yang terkandung dalam air susu berkisar antara 80-89% dengan rata-rata  88 %, perubahan persentase ini tergantung pada naik turunnya bahan kering yang terlarut di dalamnya. Air berfungsi sebagai bahan pelarut zat-zat penyusun air susu bahan kering dalam air susu, ada  dalam bentuk larutan koloid yaitu, protein; emulsi yaitu lemak, dan sebagai 
larutan biasa yaitu laktosa, albumin mineral dan vitamin. jika  1 kilogram air susu yang tersusun dari zat penyusun diuapkan hingga  habis, akan tertinggal  7 gram laktalbumin,  laktoglobulin, 49 gram laktosa ,  7 gram mineral,37 gram lemak, 28 gram kasein, Lemak susu yaitu  zat penyusun air susu yang terpenting ada  sebanyak 3,6% dengan kisaran 2,50 - 6,00 %, dalam bentuk emulsi. Dibawah mikroskop nampak sebagai butiran-butiran kecil tersebar merata. Butiran lemak susu ini  memiliki  ukuran berkisar antara 0,5 - 20 mikron dengan rata-rata  3 mikron. Tiap tetes lemak  mengandung 100 juta butiran. biasanya  air susu yang kandungan lemaknya tinggi 
memiliki  butiran lemak yang besar. Besarnya butiran ini sangat penting diperhatikan 
dalam usaha memisahkan lemak dari air susu dalam mproses  churning . jika  butirannya 
besar, lapisan krim lebih mudah terbentuk dan  pemisahan lebih mudah dilakukan. Tiap butiran lemak dikelilingi oleh suatu lapisan tipis yang terdiri dari fosfolipida dan protein. Lapisan ini dinamakan  selaput butiran lemak susu. Lapisan ini berfungsi melindungi lemak susu dan  mempertahankan kestabilannya dalam emulsi. jika  air susu dikocok  pemutaran dengan cepat  maka lapisan itu akan koyak akhirnya lemak mengumpul 
membentuk butiran mentega. Secara kimia lemak susu terdiri dari campuran antara trigliserida yang terbentuk dari tiga asam lemak dengan sebuah molekuigliserol. Dewasa ini dapat dipisahkan sebanyak 60 asam lemak dan lemak susu. sebab   nya banyak kemungkinan kombinasi dalam 
trigliserida yang terbentuk, sehingga lemak susu dapat dianggap sebagai campuran komplek 
dari bervariasi  lemak dan  proses pembentukan susu menjadi lambat. Asam lemak susu yang ditemukan  dalam lemak susu dapat dibedakan menjadi asam lemak yang mudah menguap  Volatil  dan sukar menguap  non volatil . Asam yang mudah menguap antara lain; asam butirat, kaproat, kaprinat, kaprilat dan launat; asam lemak yang 
tidak mudah menguap antara lain: asam-asam miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat, 
arackhidonat. Asam butirat, kaproat, kaprilat dan kaprinat akan memproduksi  bau yang keras 
dan jika  lemak susu sudah  dipindahkan dari air susu seperti pada hasil-hasil olahan susu, 
asam-asam ini  akan memicu  bau tengik. 
Semua hasil olahan air susu kecuali skim milk tersusun dari lemak susu contoh  mentega mengandung lemak susu 80%, keju Amerika 30 - 40 %, es krim berkisar antara 10-18%. Lemak susu akan memberi   bentuk, tekstur, flavor yang khas. 
Protein dalam air susu yaitu  komponen organik yang sangat penting untuk proses kehidupan, dan  tersusun dari asam-asam amino. Ternak mampu mensintesa protein didalam tubuhnya dari protein yang dimakan, beberapa asam amino dapat diubah menjadi asam amino lain, kecuali asam-asam amino esensial yang harus tersedia di dalam makanan .
Protein susu  sebagai sumber utama asam amino esensial yang memiliki  nilai biologis tinggi. ada  tiga macam protein utama air susu yaitu, kasein, laktalbumin dan laktoglobulin, ketiga bahan tadi membentuk substansi koloidal di dalam air susu.  
Kasein yaitu  80 % dari jumlah protein di dalam air susu, dengan kadar rata-rata nya 2,9 % dan kisaran 2,4 - 4 %. Kasein yaitu  asam amino yang 
mengandung fosfor  P  dan  garam-garam Ca sebagai Ca - kaseinat. Kasein terdiri dari alpha, 
beta, gamma, dan kappa kasein. Kasein hanya ada  di dalam air susu, yang dapat diendapkan oleh asam  asam cuka dan HCI , enzim renin, pepsin, alkohol dan dengan  pemanasan ± 121 °C  250 T  selama 1 jam.  kasein dinamakan  sebagai bahan keju  dan penjendalan kasein oleh renin yaitu  dasar dari pembuatan keju. jika  bahan keju ditambah dengan asam, contoh  asam cuka atau HCI, maka asam akan mengambil muatan listrik bagian-bagian keju sehingga mereka tidak saling tolak-menolak lagi, asam juga mengambil Ca dari bahan keju, maka tertinggallah kasein yang tidak 
dapat larut  terlihat sebagai butiran kental di dalam air susu  dan dalam kondisi  seperti ini  susu dikatakan pecah. juga  halnya jika  air susu lama berada dalam suhu tinggi, dan  air susu yang sudah  asam memicu  pengendapan kasein. 
jika  air susu dibubuhi alkohol pekat, mantel air disekitar bahan keju diambil oleh alkohol akhirnya bahan keju saling melekat dan timbul endapan. Air susu yang sudah sedikit asam ditambah dengan alkohol lemah  alkohol dilutus  juga akan mengendapkan bahan keju, namun  jika  air susu normal dibubuhi alkohol lemah tidak akan terjadi pengendapan. Pada air susu normal, bahan keju memiliki  muatan listrik sehingga bagian-bagiannya  saling tolak-menolak juga  mantel air disekitarnya, sehingga dalam kondisi  normal bagian-bagian ini tidak akan saling melekat atau mengendap. Kasein  sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk perekat  lem . plastik, kertas 
atau  cat lain.  Laktalbumin termasuk protein sederhana memiliki  persamaan sifat kimia atau  fisika dengan asam amino lain yang termasuk dalam protein sederhana yaitu beta laktoglobulin, alpha laktalbumin dan albumin serum darah. Seperti halnya kasein, maka 
laktalbumin juga berada dalam bentuk koloidal dalam air susu, namun  ada  perbedaan  yaitu laktalbumin mudah dijendalkan dengan pemanasan, tidak dapat diendapkan oleh asam atau enzim renin, tidak mengandung fosfor  P  dan  yaitu  penyusun terkecil protein air susu. Meskipun laktalbumin ada  dalam jumlah yang kecil dalam air susu, namun  
sangat penting sebab  dari segi nutrisi yaitu  komplemen dan kasein. sebab  sifatnya mudah menggumpal sebab  pemanasan, laktalbumin sangat penting dalam stabilisasi hasil olahan air susu yang terkena panas saat pengolahan. 
Dalam pengolahan air susul, jika  kasein dan lemaknya sudah  diambil, akan tersisa cairan dinamakan   whey. Laktalbumin dan laktoglobulin yang terbawa bersama-sama whey berkisar antana 0,5 - 0,7 % dari semua protein yang terlarut dalam whey ini .  Laktoglobulin ada  dalam air susu sebanyak ± 0,1 %  termasuk euglobin dan 
imunoglobin , jumlah ini akan banyak dalam kolostrum  susu jolong . Imunoglobulin bermanfaat  sebagal antibodi, yang akan melindungi anak sapi yang baru lahir dari infeksi yang dipicu  organisme patogen. Seperti halnya laktalbumin, laktoglobulin juga dapat dijendalkan dengan pemanasan, namun  tidak oleh asam atau  enzim renin.  

-Laktosa yaitu  karbohidrat utama dari air susu dalam bentuk alpha dan beta laktosa. Kadarnya yaitu  4.9 % dengan kisaran 3,5 - 6 % dan ada   dalam larutan biasa, berpengaruh terhadap titik beku titik didih dan tekanan osmose dari air susu. Laktosa  yaitu  gula kembar yang terdiri dari glukosa dan galaktosa, rasanya tidak semanis gula 
biasa  sukrosa , rasa manis air susu ini berkurang oleh adanya mineral dan protein di dalamnya. Dibandingkan dengan gula biasa ternyata rasa manis laktosa dalam air susu hanya  seperenam  1/6  kalinya, namun  jika  laktosa berada dalam air maka rasa manisnya  seperempat  1/4  kali rasa manis gula biasa. Laktosa dalam air susu dapat berubah menjadi asam laktat sebab  adanya bakteri asam laktat yang mampu memfermentasikan laktosa  menjadi asam laktat. Cara fermentasi ini banyak dipakai  dalam industri pengolahan susu.   
Air susu mengandung banyak mineral-mineral ini berasal dari makanan  yang dimakan ternak, namun  tidak semua mineral di dalam makanan  akan ada   dalam air susu. Mineral dalam air susu ada   dalam perbandingan yang sangat sempurna sehingga  diperlukan  ternak dan manusia. Kadar mineral dalam air susu yaitu  0,70 % dengan kisaran  0,60 - 0,75 %, mineral itu antara lain yaitu  Ca; P, Na, K, Zn, Al, Mn, Mg, Cu, I, Fe, S. Semua mineral ini ada  dalam bentuk garam-garam chlorida, sulfat, fosfat dan juga sebagai sitrat yang terikat pada asam sitrat dan  ada pula yang terikat dalam bahan keju  Ca dan P . Kadar mineral yang lebih tinggi  1,5 %  akan ada   dalam kolostrum  susu jolong . Air susu sebagai bahan pangan yaitu  sumber mineral Ca dan P yang terbaik, namun  sangat miskin akan mineral Fe, Cu, . sebab    mineral dalam air susu ada   dalam larutan maka akan mempengaruhi titik beku, titik didih dan tekanan osmose  dari air susu. bahwa dari 0,70 % mineral yang ada dalam air susu ternyata  0,12% Ca, 0,10% P, 0,15% K, 0,05% Na, 0,11% Cl, 0,01% Mg dan sisanya yaitu  mineral lainnya.   Air susu juga mengandung zat-zat lain yaitu NPN,enzym, fosfolipid, sterol, vitamin,  pigmen,  walaupun jumlahnya sangat sedikit namun  sangat penting bagi kesehatan ternak atau  manusia yang minum air susu. Enzim yang ada  dalam air susu yaitu  fosfatase, aldolase, amilase, lipase, esterase, protcasc, xantin oksidase, peroksidase, reduktase, katalase,karbonik anhidrase. Enzim-enzim ini berasal dari sel-sel kelenjar ambing, sel-sel darah putih, kuman-kuman dalam air susu dan substansi organik. Enzim memiliki  daya mengubah satu zat menjadi zat lain tanpa ia sendiri mengalami perubahan  hanya sebagai katalisator . Enzim akan banyak ditemukan  dalam kolostrum, air susu yang memperoleh perlakuan tidak higienis  sudah lama disimpan . Enzim terdiri dari protein atau bahan-bahan seperti protein akan terurai pada suhu  70 - 80°C  enzim dikatakan sudah  mati . contohnya , enzim lipase menghidrolisa lemak 
menjadi gliserol dam asam-asam lemak bebas, reaksi berlangsung amat cepat dan akan 
menghasilkan bau tengik pada air susu. Alkalin fosfatase menghildrolisa fosfat organik dalam air susu. Baik enzim lipase atau  alkalin fosfatase, akan mati jika  air susu dipasturisasi. Fospolipid dalam air susu ± 030 % terutama yaitu  lesitin spingormielin, cephalin. Di dalam proses pemisahan lemak susu kira-kira 50 % dari fosfolipid yang ada terbawa bersama lemak susu, dan yaitu  jumlah besar di dalam lemak susu dan  yaitu  pemicu   flavor yang diinginkan untuk mentega. Sterol utama yang ditemukan  di dalam air susu yaitu  cholesterol dalam jumlah yang 
sangat kecil yaitu 0,0 1 - 0,0 16%. Semua vitamin yang diperlukan manusia ada   dalam air susu, vitamin ini  dapat digolongkan menjadi vitamin yang larut dalam air dan yang dapat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak susu antara lain : vitamin D, Vitamin E, vitamin K; vitamin A, provitamin A  canotena ,  semua vitamin ini  tahan terhadap pemanasan. Vitamin yang larut dalam air antara lain : biotin, inositol, cholin, vitamin B12 , vitamin C; thiamin, riboflavin, niasin, asam panthotenat, piridoksin, air susu bukanlah sumber vitamin C ,Caroten  provitamin A  dan xanthophyl yang larut dalam lemak susu yaitu  pigmen yang memicu  lemak susu berwarna kuning; sedang  riboflavin yang larut dalam air yaitu  pigmen hijau ke kuning-kuningan  memberi  warna pada bahan 
keju. Warna putih susu dipicu    substansi koloidal dan kasein, kalsium fusfat dan butir-butir lemak yang memantulkan cahaya. Zat non protein nitrogen  NPN  ada  dalam air susu dalam jumlah sangat kecil. Zat ini terbentuk sebagai hasil metabolisme nitrogen dalam tubuh dan  dalam sintesa air susu dan yaitu  residu. Zat ini antara lain yaitu  urea, amonia, kreatin, metil guanidin, asam 
urat, adenin, guanin, hipoxanthin, asam haurat, dan lain-lain. Dalam air susu juga ada   gas-gas yaitu N2,CO2, O2,  ester dari asam fosfor. Air susu yaitu  suatu sistem yang kompleks, terdiri dari 3 tahap  yaitu: 1  tahap  aqueous, yang terdiri dari air, albumin, globulin, laktosa, dan mineral yang larut sempurna dalam air,   membentuk larutan sejati, dalam tahap  ini juga adanya bakteri, leukosit  sel-sel; 2  tahap  koloidal, termasuk didalamnya Ca-kaseinat, Ca-fosfat, laktalbumin, laktalglobulin; 3  tahap  emulsi, dimana lemak susu ada   dalam bentuk butiran dengan ukuran berkisar antara 0,10-10 mikron dengan rata-rata  3 mikron. 


Hal yang penting perlu diperhatikan yaitu 
-Musim saat  sapi perah beranak akan berpengaruh terhadap produksi susu dan 
susunannya, disamping pengaruh lama laktasi, makanan,tipe  masing-masing , lama laktasi, makanan  , Di negara beriklim sedang, terjadi perubahan kadar lemak susu sesuai dengan perubahan musim, contoh  kadar lemak meningkat pada musim gugur dan menurun pada musim semi dan panas, kisaran naik turunnya kadar lemak disini 0,4 - 0,7 %. Beban kering tanpa lemak juga 
mengalami perubahan yaitu  rendah pada musim semi dan panas, kisaran naik turunnya kadar 
lemak disini 0,4-0,5%. Bahan kering tanpa lemak juga mengalami perubahan yaitu  rendah 
pada musim semi dan panas.  pemicu  perubahan ini  mungkin sebab  perubahan suhu kelembaban, berat  tubuh  dan kondisi  makanan . Juga perubahan kondisi  cuaca akan menurunkan produksi susu namun  meningkatkan kadar lemak susu. Di negara kita , saat  hujan lebat dengar banyak petir dapat menurunkan produksi susu, hari-hari panas dan berawan tebal memicu  air susu mudah dan cepat menjadi asam dibandingkan  hari-hari yang terang. 
 -Penurunan produksi susu selalu dipicu  oleh meningkatnya suhu lingkungan, pada suhu 
lingkungan yang tinggi konsumsi makanan  menurun namun  konsumsi air bertambah. Pada suhu lingkungan 105°F produksi susu dan konsumsi makanan  yaitu  nol. Pada suhu kingkungan di bawah 75 °F kadar lemak susu, bahan kering tanpa lemak akan meningkat, kadar laktosa menurun pada suhu lingkungan tinggi. 
Penurunan produksi susu terjadi pada sapi perah, jika  suhu lingkungan Brown Swiss, 90°F untuk Brahman, di atas 80°F untuk Holstein, 85°F untuk Jersey ,Pengaruh suhu lingkungan terhadap produksi susu dan susunannya tergantung pada tipe  sapi perah, sapi Holstein dan tipe  sapi yang besar lainnya lebih toleran terhadap suhu rendah namun  tipe  yang kecil contoh  Jersey dan Biown Swiss lebih toleran tethadap suhu tinggi. Suhu lingkungan yang rendah tidak  besar pengaruhnya terhadap produksi susu, asalkan sapi perah diberi makanan  ekstra untuk menutupi energi yang diperlukan untuk mengatur suhu tubuh. Pada kelembaban relatif 60-90 % dengan kisaran suhu 45-78 °F produksi susu tetap tidak berubah, sebab    pada kisaran suhu ini  sapi perah mampu 
mengatur suhu tubuhnya tanpa mengubah produksi panas. Suhu normal ini bervariasi  antar 
tipe  sapi perah, pada sapi Jersey dan Brown Swiss suhu ini  lebih bervariasi  dibandingkan  sapi Holstein,
pengaruh selang pemerahan yang lebih dari 2 
kali sehari terhadap produksi susu selama laktasi. bahwa terjadi penurunan produksi susu 1,9 % jika  sapi diperah dengan selang 15 dan 9 jam; penurunan 3,5 % terjadi jika  selang pemerahan 16 dan 8 jam, penurunan 0,5 % terjadi jika  selang 
pemerahan 14 dan 10 jam, dibandingkan dengan produksi susu dengan selang pemerahan 
yang sama.    penurunan produksi sedikit lebih tinggi  4 %  dibandingkan  pemerahan dengan selang yang sama. pengaruh frekuensi pemerahan dalam sehari terhadap produksi susu, pemerahan dilakukan sebanyak 2,3,4 kali sehari. sapi perah yang diperah 3 x sehari, poduksi susunya meningkat 20 dibandingkan dengan frekuensi 2 kali sehari. Hal ini dipicu  sebab  sapi perah diperah lebih cepat akan memerlukan makanan  dan pengolahan yang lebih sempurna dan  akan memiliki kemampuan memproduksi   susu tinggi.  bahwa kenaikan 5 - 11 % selama diperah 3 kali sehari yaitu  hasil dari penurunan tekanan dalam ambing, sedang 10-20% selebihnya yaitu  
pengaruh pemberian makanan  dan tatalaksana yang baik. Pemerahan yang dilakukan 4 kali 
sehari  meningkatkan produksi susu sebanyak 5-15 % dibandingkan  pemerahan 2 kali sehari. 
Pengaruh masase selama pemerahan berlangsung dapat meningkatkan produksi susu 1 - 19 %. apakah pemerahan yang lebih dari 2 kali sehari memberi   tambahan produksi susu yang mampu mengatasi semua biaya yang dikeluarkan dan  
frekuensi pemerahan tidak berpengaruh terhadap persentase  lemak dalam air susu. 
  -Sapi perah yang berproduksi susu tinggi selalu dibawah pengaruh siksaan , sapi sangat peka  terhadap perubahan termasuk pergantian pemerah. Kesabaran kehalusan dalam menghadapi sapi dan  lingkungan yang sesuai memicu  sapi memproduksi  susu yang banyak. 
 -Musim saat  sapi perah beranak akan berpengaruh terhadap produksi susu dan 
susunannya, disamping pengaruh lama laktasi, makanan,tipe  masing-masing , lama laktasi, makanan  , Di negara beriklim sedang, terjadi perubahan kadar lemak susu sesuai dengan perubahan musim, contoh  kadar lemak meningkat pada musim gugur dan menurun pada musim semi dan panas, kisaran naik turunnya kadar lemak disini 0,4 - 0,7 %. Beban kering tanpa lemak juga 
mengalami perubahan yaitu  rendah pada musim semi dan panas, kisaran naik turunnya kadar 
lemak disini 0,4-0,5%. Bahan kering tanpa lemak juga mengalami perubahan yaitu  rendah 
pada musim semi dan panas.  pemicu  perubahan ini  mungkin sebab  perubahan suhu kelembaban, berat  tubuh  dan kondisi  makanan . Juga perubahan kondisi  cuaca akan menurunkan produksi susu namun  meningkatkan kadar lemak susu. Di negara kita , saat  hujan lebat dengar banyak petir dapat menurunkan produksi susu, hari-hari panas dan berawan tebal memicu  air susu mudah dan cepat menjadi asam dibandingkan  hari-hari yang terang. 
 
Dalam sifat-sifat fisik air susu , antara lain : 
-Air susu murni yang baru memiliki  rasa sedikit manis, khusus  berbau tubuh  sapi, sedikit manis dan tidak  tidak enak. Rasa sedikit manis ini dipicu  oleh adanya laktosa dan kadar Cl yang rendah. Bau lain yang sering pula ada , contoh  bau  kotoran kandang,   bau ini tidak dikehendaki dan air susu tidak baik untuk dikonsumsi. Air susu murni memiliki  rasa sedikit manis, jika  terasa kecut, 
pahit, asin dan sebagainya mungkin dipicu  sebab  penanganan sesudah  diperah tidak baik. 
 -pH air susu normal dalam suhu kamar yaitu  6,4 - 6,9 namun  kolostrum atau  air susu yang berasal dari sapi yang menderita mastitis mencapai 7,4jika  air susu dititrasi dengan alkali 3/10 N dengan indikator phenolpthalein maka 
air susu akan memberi   reaksi sedikit asam. Air susu yang normal akan mengandung asam 
laktat sebanyak 0.11 - 0,23%. Keasaman susu normal bervariasi  tergantung pada jumlah 
bahan kering tanpa lemak, juga keasaman susu diakibat oleh adanya sitrat, fosfat, protein dan 
CO2. Keasaman juga yaitu  hasil penguraian laktosa air susu menjadi asam laktat oleh 
fermentasi bakteri, 
     fermentasi  
C12H22O11 ------------------------------>  4C3H603 
       bakteri  
 makin lama air susu berada dalam suhu kamar makin cepat menjadi asam. Viskositas air susu berkurang pada suhu tinggi, namun  bertambah jika  suhu rendah. juga  air susu yang mengalami goncangan viskositasnya berkurang dibandingkan  air susu didiamkan saja. lalu  viskositas air susu banyak dipengaruhi adanya kasein, butiran lemak dan derajat asam. 
-Titik beku air susu normal berkisar antara -0,530 hingga  -0,560°C. Naik turunnya titik beku air susu tergantung pada kadar mineral dan laktose, makin turun kadar mineral dan laktosa dalam air susu maka titik bekunya akan naik. Titik beku ini tidak banyak dipengaruhi koloid protein dan butiran lemak. Untuk menetapkan titik beku air susu dipakai  kryoscope  yang memiliki kepekaan sampal 0,001 °C; penambahan 15% air ke dalam air susu akan menaikkan titik beku 0,0055 °C. 
 - Warna air susu yang sehat yaitu  putih kebiruan hingga  kekuningan atau oranye terang. Warna ini tergantung pada jumlah bahan kering dalam air susu. Warna putih yang khas ini dipicu  oleh refleksi sinar dan partikel koloidal susu atau  air susu tidak tembus cahaya. Warna kuning pada air susu dan lemak susu dipicu  oleh adanya pigmen yang larut dalam lemak susu, riboflavin yaitu  pigmen yang larut dalam air memicu  
warna kuning kerumput  pada whey. Jumlah pigmen riboflavin akan bervariasi  antar tipe  
sapi perah contoh  untuk Jersey, Guernsey berbeda dengan Ayrshire dan Holstein. Pigmen kuning susu  karotenoid  termasuk karotena atau provitamin A dan beberapa karotenoid inaktif yaitu lycopene, xanthophyl, zeaxanthine. Karotena yaitu  pigmen kuning utama dan lemak susu, yang jika  dimetabolisme  dalam tubuh manusia membentuk 2  molekul vitamin A. Karotenoid disintesa hanya oleh tumbuhan sebabnya harus ada dalam makanan  ternak perah. Banyaknya karotena dalam air susu yaitu  bervariasi , variasi  ini tergantung pada tipe    itu. contohnya  dapat dijelaskan  tipe  sapi Holstein memerlukan banyak karotena dalam makanan nya untuk  membentuk vitamin A yang tidak berwarna. tipe  lain yaitu Guernsey mensekresi karotena 
ke dalam air susu dan menyimpannya dalam lemak sehingga air susu dan lemaknya berwarna 
sangat kuning,  kadang  hingga  oranye.  bahwa faktor terpenting sebagai pemicu , warna kuning pada air susu yaitu  banyaknya karotena yang 
tersedia dalam makanan  ternak. Warna kuning akan mencolok  jika  ternak dilepas pada padang penggembalaan. Warna kuning pada air susu akan bertambah jelas dari bulan ke 3  hingga  bulan ke-10 dalam setiap masa laktasi, yang selalu diikuti oleh bertambahnya persentase lemak dalam air susu  r = 0,52 ± 0,02 . Juga ada  kecenderungan bahwa intensitas warna ini sedikit bertambah jika  usia  sapi bertambah  r =0, 17 ± 0,02 . 
-Berat jenis    air susu banyak dipengaruhi oleh zat penyusunnya, penambahan bahan kering tanpa lemak atau pengurangan lemak susu  meningkatkan berat jenis air susu, juga sebaliknya jika  ada penambahan lemak susu  menurunkan berat jenis air susu. 
Penetapan berat jenis air susu  dipakai  untuk mengetahui banyaknya bahan kering. Bahan kering tanpa lemak yang ada  di dalam air susu,   dipakai  
untuk menduga banyaknya air yang ditambahkan ke dalam air susu. Untuk menetapkan berat 
jenis air susu dipakai Laktometer yang dilengkapi thermometer terpateri atau dipakai  
thermometer terpisah. 
-Perubahan suhu lingkungan akan berpengaruh terhadap berat jenis air susu, contoh  pada suhu lingkungan yang dingin air susu makin berat, sedang  pada suhu panas air susu makin ringan. Untuk negara kita  berat jenis air susu ditetapkan pada suhu 27°C, yaitu   antara 1.027 - 1,03 1.   berat jenis susu pilihan pada suhu 20 °C  ,Tiap tipe  sapi memproduksi  air susu yang berbeda baik dalam jumlah atau   dalam zat penyusunnya. Demikian juga   dalam besar butiran lemaknya. Ukuran butiran lemak susu berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh tipe , antar masing-masing  dalam tipe ,   lama laktasi. rata-rata  ukuran butiran lemak susu untuk sapi Ayrshire dan Holstein 3,0 - 3,3 mikron, untuk sapi Guernsey dan Yersey rata-rata 4,0 mikron. Volume tiap butiran lemak berkurang dari awal laktasi hingga  akhir laktasi. 
  
faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas air susu, antaralain:
   
- bahwa lama masa kering yang kurang dari 6 minggu memicu  produksi susu pada masa laktasi berikutnya lebih rendah, jika  dibandingkan dengan pemberian masa kering 6 - 8 minggu. Sapi perah yang memperoleh masa kering pendek, memproduksi   susu 60 - 77 % dari produksi susu sapi perah yang memperoleh lama masa kering 6 - 8 minggu. ada  kecenderungan bahwa makin lama 
kering akan menurunkan produksi susu tahunan, dan  memperpanjang selang beranak  13 - 
14  bulan. pengaruh lama masa kering terhadap produksi susu selama laktasi yaitu  sangat kecil. Pengaruh lama masa kering berkaitan  dengan kondisi sapi perah pada saat beranak yaitu jika  kondisi saat beranak baik, sapi perah memproduksi   susu lebih banyak, dan  ada  kenaikan kadar lemak selama 3 bulan pertama; jika  dibandingkan 
dengan kondisi sapi yang kurus saat beranak.   pemberian masa kering pada sapi perah selama 6 - 8 minggu penting untuk memperoleh produksi susu maksimum pada masa laktasi berikutnya, 
  
-Sapi kurus dan kondisi menurun saat beranak memproduksi   susu lebih rendah dibandingkan  
sapi yang berkondisi baik saat ini . Pada sapi perah yang mampu berproduksi susu tinggi akan tetap mengalami kondisi yang jelek dan berlanjut akan memproduksi  susu yang lebih sedikit. Sapi perah dengan kondisi yang baik saat beranak memberi   hasil susu 28 % lebih banyak dibandingkan  sapi yang kondisinya jelek saat beranak. Pemberian makanan  yang memenuhi syarat baik kuantitas atau  kualitasnya akan mengurangi perbedaan ini.  
Kondisi tubuh sapi saat beranak banyak berkaitan  dengan lama masa kering dan  pemberian makanan  pada masa ini . Pemberian makanan  berupa bijian yang berlebih selama masa kering akan meningkatkan poduksi dan  lemak susu pada masa berikutnya. ada  hubungan  antara pemasukan energi selama masa kering dengan produksi susu ,permulaan laktasi berikutnya. Kebanyakan sapi perah akan kehilangan berat  tubuh nya 100-200 lb sesudah  beranak, bahkan ada yang hingga  420 lb. Kehilangan ini tidak semua dalam bentuk lemak tubuh . Sapi perah dalam kondisi yang baik saat beranak memiliki 
kelebihan energi yang diperlukan untuk mensintesa susu pada awal laktasi saat sapi 
mengalami kesulitan menyediakan energi dan makanan  untuk kebutuhan hidup pokok dan 
keperluan produksi susu.  bahwa, tidak ada keuntungan yang jelas dari pengaruh pemberian bijian selama masa kering terhadap produksi susu selama laktasi berikutnya. Sapi perah dewasa dan  sapi perah pengganti yang memperoleh bijian selama 21 hari sebelum beranak  memproduksi   susu 80-120 lb lebih banyak  selama 45 hari sesudah  beranak   dibandingkan  sapi perah yang tidak memperoleh bijian hingga  sesudah  beranak. Sapi perah yang kondisinya gemuk saat beranak memproduksi   susu dengan kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan  sapi kurus saat ini . Kenaikan kadar lemak ini terjadi selama 2- 3 
bulan sesudah  beranak dan  pemberian bijian sebelum beranak akan menaikkan persentase 
lemak, bahan kering tanpa lemak pada awal laktasi.  
-Faktor genetik  berpengaruh terhadap kemampuan memproduksi   air susu, lemak atau  bahan kering tanpa lemak.  kadar lemak atau  bahan kering tanpa lemak sehingga kualitas air susu berbeda . Untuk tipe  sapi perah Ayrshire, GuernseyJersey,Holstein, Brown Swiss , jika  produksi air susunya berkurang selalu diikuti kenaikan kadar lemaknya. Kadar lemak air susu sapi Holstein  2,7 - 6,2 % 
sedang sapi Jersey   3,4 - 8,5%. variasi  persentase  lemak dalam air susu paling besar sedang  mineral paling kecil. Diameter butiran lemak susu juga bervariasi , namun  untuk sapi Guernsey diameter butiran lemaknya paling besar, sedang  Ayrshire dan Holstein yang  terkecil.  persentase  lemak susu yang tmggi dalam air susu akan memiliki diameter butiran lemak yang besar, juga sebaliknya.  Produksi air susu yang sudah  dibakukan ke 305 hari 2X. ME, untuk tipe  sapi perah Brown Swiss 5500 kg , Holstein 6350 kg, Jersey 4000 kg, Guernsey 4300 kg, Ayrshire 5050 kg, 

-Sekresi glandula mammae sesudah  sapi perah beranak dikenal sebagai kolostrum  susu jolong  
yang sangat berlainan dengan air susu normal, dan  tidak umum untuk dikonsumsi. biasanya  kolostrum akan berubah menjadi air susu normal 5 hari sesudah  beranak dan kadang  sesudah 10 - 15 hari. Sesudah  periode kolostrum ini , produksi air susu berangsur naik 3-6 minggu atau hingga  
bulan kedua, sedikit konstan hingga  bulan ketiga lalu  berangsur menurun perlahan-lahan hingga  akhir masa laktasi. Pada sapi perah yang tidak bunting pada masa laktasi, sesudah  mencapai puncak produksi rata-rata  produksi bulanannya 93-97 % dan rata-rata  produksi air susu pada puncak. Produksi sapi perah yang tidak bunting dalam masa laktasi  memproduksi   air susu lebih banyak dibandingkan  sapi perah yang bunting dalam masa laktasi. Dalam bulan ke-1, 2 hingga  ke-3 dari masa laktasi kadar lemak susu menurun, lalu  meningkat lagi hingga  akhir masa laktasi, juga , halnya dengan kadar protein susu. 
  
-produksi susu dan kadar lemaknya sangat bervariasi . Pada kondisi  sapi perah berahi produksi susu atau  kadar lemaknya menurun, susunannya juga berubah atau dapat menyerupai kolostrum. kondisi  serupa itu bersifat sementara,dan kembali normal sesudah  sapi perah tidak berahi lagi.  Sapi perah yang mengalami gangguan pada ovariumnya  Follicle cyst  dan  yang tidak berahi memproduksi   susu lebih banyak dibandingkan  sapi perah yang normal. 
Kebuntingan berpengaruh  sedikit terhadap susunan atau  jumlah susu yang dihasilkan. , seekor sapi perah yang dikawinkan 90 hari sesudah  beranak memproduksi   susu 760 - 850 lb lebih rendah dibandingkan  sapi perah yang dlkawinkan  250 hari sesudah  beranak.  sebab  sesudah  usia  kebuntingan 5 bulan produksi susu sangat menurun dan pada usia  kebuntingan 8 bulan produksi susu berkurang hingga  25% dibanding dengan produksi susu sapi perah yang saat sapi ini  tidak bunting. juga  usia  kebuntingan pada bulan ke-4 hingga  ke-5  meningkatkan 
jumlah bahan kering tanpa lemak dalam susu, pada usia  kebuntingan 7 bulan atau selama laktasi persentase  protein lebih tinggi dibandingkan  sapi yang tidak bunting. juga  kadar lemak susu akan meningkat dengan meningkatnya usia kebuntingan  bahwa antara usia  kebuntingan dengan produksi susu, lemak susu dan bahan kering tanpa 
lemak ada  hubungan. Penurunan produksi susu pada sapi perah yang sedang bunting  8 bulan  mungkin dipicu    energi yang ada pada sapi dipakai  untuk 3 macam keperluan yaitu : untuk 
keperluan aktifitas fetus dalam kandungan, hidup pokok, pertumbuhan,  energi ini  setara dengan produksi susu 410 - 610 lb. Agar produksi susu dapat dipertahankan normal,  diusahakan beranak sekali dalam satu tahun  12 bulan  dengan mengawinkan 2 - 3 bulan sesudah  beranak sehingga  diperoleh  10 bulan lama laktasi 
dan 8 minggu lama kering.  
 

-Untuk produksi susu diperlukan makanan  yang cukup baik dalam kuantitas atau  kualitasnya. 
jika  sapi perah tidak diberi makanan  tidak akan mampu produksi susu. makanan  akan 
berpengaruh terhadap produksi susu, walaupun dengan makanan  saja orang tidak akan mampu 
meningkatkan produksi susu sapi yang memang tidak memiliki bakat memproduksi   susu 
banyak.  Kekurangan makanan  berarti banyak tersedia energi, sehingga produksi susu akan turun selama kekurangan terjadi. Pengaturan dalam pemberian makanan  pada sapi perah menjelang laktasi atau  akan diperah sangat penting, sebab energi banyak diperlukan untuk memproduksi   
susu. jika  tidak dilakukan dengan sebaiknya, sapi perah yang berproduksi susu tinggi  berat  tubuh nya akan turun dan berakibat produksi susunya pun menurun.  sistem yang dijalankan  yaitu  pemberian makanan   secepatnya sesudah  anaknya lahir dan jumlah energi yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan hidup pokok dan  produksi susunya.  
Defisiensi zat-zat esensial dalam makanan  yang diperlukan sapi perah, memicu  susunan atau  produksi susu menurun. Kadar lemak susu sedikit dipengaruhi makanan . Pengaruh terhadap kadar lemak ini bersifat sementara dan akan pulih kembali sesudah  2 minggu, namun   kadar piotein dan gula banyak dipengaruhi oleh makanan  ternak. Beberapa bahan makanan  contoh kedelai, kelapa biji kapok,  dapat menaikkan kadar lemak ,dedak dan bekatul sebetulnya  tidak begitu baik bagi pembentukan susu, Sebaliknya jagung bungkil kelapa, daun turi, daun ketela rambat dengan zat penyusun yang sederhana ternyata lebih baik pengaruhnya terhadap produksi susu,  
Bahan makanan  yang memiliki bau yang khas akan beralih ke bau susu yang dihasilkan, 
contoh  silage, kool, sereh, lobak  bahan makanan  yang berbau busuk atau  yang berbau tajam. Air minum juga mempengaruhi produksi susu, air hujan akan menurunkan  produksi susu hingga  10 % air yang berbau busuk dapat pula pindah baunya ke dalam susu. 
  
-usia  sapi perah berpengaruh terhadap produksi air susu, sapi perah yang sudah  dewasa  usia  
6 tahun  memproduksi   susu 25 kali lebih banyak dibandingkan  waktu sapi perah ini  berusia  
2 tahun lalu  sesudah  berusia  8 tahun produksi susunya akan menurun perlahan-lahan. 
Bertambahnya usia  sapi perah atau bertambahnya jumlah laktasi berpengaruh terhadap persentase  lemak dan bahan kering tanpa lemak dari laktasi pertama hingga  laktasi kelima terjadi penurunan persentase  lemak susu 02 % dan bahan kering 0,4 %. Sapi perah dara sebaiknya dikawinkan pertama kali pada usia  24 bulan atau pada usia  yang 
lebih muda dengan harapan agar beranak pertama kali pada usia  30 bulan. Sapi perah yang 
beranak pertama kali pada usia  30 bulan akan memproduksi   air susu lebih banyak dibandingkan 
sapi perah yang beranak pertama kali dibawah usia  30 bulan. Sapi perah yang baru pertama kali beranak produksi susu yang lebih banyak masih dapat diharapkan pada masa laktasi berikutnya, produksi susu terbanyak dan terbaik diharapkan pada laktasi ke 3,4,5,  hingga  usia  8 tahun  dan sudah usia  ini  produksi susu akan menurun perlahan-lahan. Sapi perah yang banyak produksi susunya yaitu  sapi perah yang besar untuk tipe nya sendiri sedang yang tubuh nya kecil memproduksi  susu lebih sedikit, namun  bakat 
memproduksi   susu banyak tidak harus menurun bersama dengan bakat bertubuh  besar. Sapi 
yang bertubuh  kecil yang memiliki  bakat memproduksi   susu banyak dalam tipe nya, 
tidak akan mampu mengalahkan sapi yang besar tubuh nya dengan bakat memproduksi   susu 
yang banyak.   sebab  sapi yang besar tubuh nya disamping memiliki bakat memproduksi   susu juga memiliki kemampuan dan kekuatan lebih besar dalam mencerna makanan  untuk membentuk air susu. Seekor sapi perah dengan besar tubuh  2 kali dari sapi yang lain, akan memproduksi   susu 70% lebih banyak.  produksi susu sapi perah akan meningkat dari 100 - 880 lb untuk tiap kenaikan berat  tubuh  100 lb  untuk sapi yang usia nya sama ; pada sapi Hoisteim tiap kenaikan berat  tubuh  100 lb akan meningkatkan produksi susu 440 lbs jika  berat  tubuh  sapi konstan. Kenaikan produksi susu terjadi sesuai dengan pertambahan usia  sapi mencapai dewasa. 
Pengaruh usia  sapi perah terhadap produksi susu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 
-Pada masa laktasi pertama dan kedua, produksi susu banyak dipengaruhi oleh usia  sapi pada 
saat beranak;  - sedang  pada masa laktasi ketiga, produksi  tidak dipengaruhi oleh usia  sapi saat beranak, Pada masa laktasi pertama dan kedua, produksi susu banyak dipengaruhi oleh usia  sapi pada  saat beranak pada laktasi berikutnya terjadi hal sebaliknya yaitu makin tua usia  sapi saat  beranak produksi susunya makin sedikit.  
berat  tubuh  atau  usia  saat  beranak berpengaruh terhadap persentase  lemak 
dalam air susu; kenaikan berat  tubuh  100 lbs akan meningkatkan produksi susu 70% dibandingkan  produksi susu pada masa laktasi sebelumnya.  
 
  
  
dalam hal penanganan air susu ,antaralain:
 
Air susu  bergizi tinggi, sebab  mengandung semua zat yang diperlukan  tubuh , zat penyusunnya    dalam perbandingan  sempurna    mudah dicema   diserap darah.   air susu mengandung zat penyusun  berada dalam larutan, kuman yang jatuh ke dalam air susu akan memperoleh  media yang baik untuk berkembangbiak, akhirnya merusak kondisi   air susu. saat  air susu masih berada dalam ambing ternak yang sehat atau beberapa saat sesudah  keluar air susu yaitu  suatu bahan yang bernilai gizi tinggi,murni, higienis,mengandung  sedikit kuman yang berasal dari ambing atau  air susu masih steril. juga  bau dan rasa tidak berubah  tidak berbahaya untuk diminum. Sesudah  beberapa saat berada dalam suhu kamar air susu  peka terhadap pencemaran kuman sehingga susunan dan kondisi  air susu akan berubah. Untuk mempertahankan sifat-sifat baik ini , usaha ditujukan untuk pencegahan  kemungkinan perusakan kualitas air susu, yang mungkin dilakukan oleh kuman di dalam air susu ,
Kualitas air susu  ditentukan oleh kebersihan dan 
kesehatan peternak  jenis ternak, makanan  dan kesehatan ternak menentukan produksinya.  
  perlakuan yang sehat saat  memperoleh, menangani dan  menyimpan air susu mentah mulai dari keluar dari ambing hingga  ke tempat pengolahan dan   hingga  ke tempat konsumen,  air susu yang berkualitas baik haruslah memenuhi  persyaratan,antaralain :  
Bebas dari kuman patogen.  memiliki  jumlah kuman yang relatif sedikit, Melk Codex tahun 1914, maksimum jumlah kuman satu juta  1.000.000  per mililiter air susu mentah.   Daya simpan cukup baik, awet dan tetap segar.  memiliki  susunan yang tidak nyimpang dari Melk Codex tahun 1914  ,
memiliki  rasa dan bau yang baik khas rasa susu.Harus bersih, bebas dari zat berbahaya atau  toksik.  

 hal yang penting yang berkaitan  dengan pengawasan kualitas air susu di peternakan yaitu  :  
Macam ember susu ,Pemindahan air susu, Penyaringan air susu ,Cara pendinginan air susu ,Cara pencucian alat-alat persusuan , Pengawasan terhadap lalat kecoa nyamuk tikus ,
kondisi dari kandang  kondisi  kamar susu , Kesehatan sapi perah ,Kesehatan pemeliharaan sapi perah ,Persiapan sapi yang akan diperah,Persiapan pada pemerah , hal hal  di atas  mempengaruhi jumlah kuman dalam air susu namun  hal  utama yang  berpengaruh yaitu cara pencucian alat-alat persusuan, kesehatan sapi perah, macam ember, cara pemerahan, cara pendinginan air susu,  Faktor yang mempengaruhi bau dan rasa  flavor  dari air susu yaitu  cara pemberian makanan , cara pencucian alat-alat persusuan,macam bahan makanan  yang diberikan, persiapan sapi yang akan diperah, ventilasi kandang, pemindahan air susu dan kandang dan  
Faktor yang berpengaruh terhadap kebersihan air susu yaitu  cara penyaringan air susu,cara pemberian makanan , persiapan sapi yang akan diperah, macam ember yang dipakai ,   
Keasaman air susu yaitu  hasil fermentasi laktosa oleh kuman sehingga faktor yang mempengaruhi jumlah kuman dalam air susu juga berpengaruh terhadap keasaman air susu. 
  
 syarat diperlukan untuk menjamin kandang sapi tetap bersih yaitu  : Lantai kandang yang baik  ,memiliki  dinding kandang  baik dan langit-langit kandang  terikat baik  ,Cara pembuangan kotoran yang baik.  Lokasi kandang yang baik  ,Cukup sinar matahari  ,Cukup ruangan udara  ,Ventilasi kandang yang baik  , Lokasi kandang sapi perah sebaiknya bebas dan tidak berdekatan dengan kadang ternak lain atau dekat dengan kubangan lumpur. Ventilasi kandang yang tidak baik, berpengaruh terhadap kualitas air susu   juga  kesehatan sapi dan tidak langsung  akan mempengaruhi kualitas air susu yang dihasilkan. Kandang sebaiknya mudah 
dibersihkan dari kotoran kandang sebaiknya setiap saat dipindahkan ke suatu tempat yang letaknya jauh dari kandang. Setiap peternakan sapi perah harus memiliki kamar susu, sebab  air susu harus 
secepatnya dipindahkan ke kamar susu sesudah  pemerahan. Persyaratan untuk kamar susu yaitu  sama dengan kandang, bahkan segi kebersihan dan mudah dibersihkan cukup untuk menyimpan 
air susu , asalkan bau kandang jangan   masuk ke dalamnya,

  lalat  sebagai pembawa kuman yang  mencemari susu,Lalat dapat mengganggu sapi perah,akibatnya sapi gelisah dan dapat menurunkan produksi susu, Untuk menghindari adanya lalat maka kebersihan kandang perlu dijaga, jangan menimbun kotoran 
di dekat kandang, 
  Penyakit pada manusia dapat menular kepada sapi sebab  itu para pemelihara sapi perah pemerah susu, atau  yang menangani air susu dan membersihkan alat-alat sebaiknya  bebas dari penyakit.  Para pemilik, pemelihara, pemerah, dan yang menangani air susu harus bebas dan penyakit TBC, typhus, dan  harus diperiksa kesehatannya setiap 6 bulan atau setahun sekali,
Sapi perah yang sudah menderita penyakit menular dapat memindahkan penyakit ke orang lain melalui air susu. namun  dengan tatalaksana yang baik sapi perah akan bebas dari penyakit zoonosis  contoh  mastitis,TBC, brucellosis, anthrax  , Untuk mencegah penyakit mastitis sebaiknya pengobatan dilakukan saat  sapi perah sedang dalam masa kering. Agar sapi perah bebas dari penyakit TBC, setiap tahun perlu diuji dengan tuberkulinasi test, sapi yang menandakan  reaksi positif harus dikeluarkan  dan dipotong. Untuk mencegah penyakit brucellosis dan anthrax perlu dilakukan vaksinasi yang teratur. jika  peternak membeli sapi perah, sapi perah yang dibeli sebaiknya  sudah  di test dan dinyatakan bebas penyakit menular. 
  

silage, lobak, kobis, memicu  bau pada air susu. Untuk mencegah sebelum atau saat sapi diperah jangan diberi makanan  ini .jangan diberikan  makanan  yang berdebu sebab  debu banyak  mengandung kuman dan dapat mencemari air susu. Pemberian makanan  yang berbau 1 - 4 jam sebelum diperah akan memicu  air susu berbau.  orang yang baru habis makan petai, jengkol, tidak diperkenankan memerah sapi, sebab  bau makanan ini  dapat berpindah ke air susu. 
Sapi perah sebaiknya  disikat setiap hari sebelum memerah ambingnya, juga  area  lipat paha disikat dan dibersihkan. Sesaat sebelum memerah, ambing sapi dilap dengan lap yang bersih yang sudah  dibasahi dengan air panas. Penguntingan rambut di area  lipat paha akan menjamin sapi bersih dan kebersihan air susu. Pada sapi perah yang dibersihkan ambing dan area  lipat pahanya memproduksi  air susu dengan jumlah kuman 750 per-mililiter, sedang  sapi perah yang tidak dibersihkan ambing dan area  lipat pahanya memproduksi  air susu dengan jumlah kuman 7000per-mililiter. sehingga  pembersihan ambing dan area  lipat paha akan menurunkan jumlah kuman sebanyak 6500 per-mililiter air susu. 
Pembersihan dengan tangan saja tetap mengotori ambing dan air susu.   
Pemerah sebaiknya  memakai pakaian yang bersih dan harus mencuci tangannya sebelum 
melakukan pemerahan. Pakaian yang berwarna putih sebaiknya dipakai pemerah, sehingga 
mudah diketahui jika  kotor, Macam ember susu 
Ember dengan mulut sempit yaitu  terbaik untuk memerah sapi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang memakai  ember bermulut sempit untuk menampung air susu waktu diperah   pemakaian  ember bermulut sempit tidaklah umum. Sebaliknya yang bermulut lebar yaitu  umum dipakai . pemakaian  ember bermulut sempit memang pada saat permulaannya agak sukar dilakukan, namun  dengan membiasakan ternyata 
pemakaian nya menjadi mudah.  pemakaian  ember bermulut sempit, kondisi  sapi bersih, dan  ambing dan puting  bersih dan peralatan disterilisasi, memproduksi  air susu yang bersih dan jumlah kuman sedikit.  Pencucian peralatan contoh  ember, milk can, botol dengan memakai  air panas dan larutan khlor dapat melarutkan lemak susu dan menjadi bersih. Peralatan yang tidak bersih untuk penanganan air susu memicu  air susu banyak mengandung kuman.  dengan cara antaralain  : 
Rendamlah peralatan dalam air dingin, atau air hangat-hangat kuku untuk menghilangkan 
bekas-bekas lemak yang masih menempel pada peralatan. Cucilah dengan memakai  air sabun hangat dan memakai sikat, janganlah memakai  lap sebab  dengan sikat akan bersih sedang  dengan lap hanya melicinkan saja. lalu  dibilas dengan air bersih. lalu  direndam dalam air mendidih selama 3 menit, kadang  juga dipakai  uap panas selama 30 detik hingga  satu menit sehingga peralatan menjadi kering dan bersih.  
Air susu hasil pemerahan secepatnya dipindahkan dari kandang, sesudah  setiap sapi diperah untuk menjaga agar air susu tidak berbau. Air susu hasil pemerahan sebaiknya  disaring,   untuk 
menghilangkan kotoran yang jatuh ke dalam air susu. Saringan terbaik yaitu  terbuat dari kapas, sebab  sangat efisien dan sekali pakai terus dibuang. Kain dapat pula untuk menyaring 
namun  mudah kotor dan yaitu  sumber dari kuman, sebab  itu saringan yang dipakai  lebih dari satu kali harus dicuci bersih dan digodok.  
Pendinginan air susu sesudah diperah akan menghambat perkembang biakan kuman pendinginan air susu pada berbagai suhu dan lama penyimpanan berbeda akan menpengaruhi jumlah kuman. Air susu perlu didinginkan segera sesudah  diperah sekurang-kurangnya pada suhu 7 - 10°C 
selama 2 hingga  3 jam, untuk mencegah berkembang biaknya kuman yang sudah  ada di dalam air susu. jika  air susu dijual dalam botol, cara praktis dan cepat untuk mendinginkan 
yaitu  dengan memakai  alat pendingin. jika  tidak memiliki  alat pendingin, pendinginan dilakukan dengan es yaitu : air susu dimasukkan ke dalam milk can dan milk can dimasukkan ke dalam bak yang berisi es. Dapat juga dilakukan dengan 
memakai  air dingin yang mengalir dengan suhu 5°C di area  pegunungan.  
Pemeriksaan terhadap air susu dilakukan di peternakan, laboratorium di perusahaan pengolah air susu, guna menjamin konsumen menerima kualitas air susu yang baik ,Peraturan persusuan di negara kita  masih berdasar  pedoman Melk Codex tahun 1914 yang dideklarasikan  pada 10 Mei tahun 1920 yaitu: Pengawasan terhadap perusahaan susu. Syarat minimal kualitas air susu yang baik  Cara pemeriksaan kualitas air susu dan susu olahan terhadap susunan dan higienenya ,
berdasar  Melk Codex ini area  Kotamadya, Kabupaten menyusun peraturan  yang berlaku bagi area nya masing-masing ( Melkverordening)
 ada  kesamaan menyusun peraturan   yaitu : Pengawasan terhadap kualitas air susu yang dijual. 
Adanya peraturan untuk dapat mendirikan sebuah perusahaan. Adanya pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan dan peralatannya. 
Di dalam peraturan ini  juga ada definisi-definisi, contoh  mengenai air susu, perusahaan air susu, penjual air susu, syarat yang harus dipenuhi perusahaan  mengenai: kamar susu, kandang, peralatan, pegawai, 
 susu murni yang beredar harus memenuhi 
persyaratan kualitas antaralain  : 
-uji didih  .  negatif ,
-uji alkohol 70 %  ...  negatif 
-angka katalase setinggi-tingginya  ....  3 cc ,
-angka refraksi  ..  34,0 ,
- kadar protein sekurang-kurangnya  ....  2,7 % ,
- titik beku  .....-0,520 -0,5660°C ,
- jumlah kuman yang dapat dibiakkan setinggi-tingginya  .....  3 juta tiap cc ,
-warna, bau, rasa, kekentalan tidak ada perubahan 
-berat jenis  pada suhu 27,5°C  sekurang-kurangnya  ... 1,028. 
-kadar lemak sekurang-kurangnya  ...  2, 8 % ,
-kadar bahan kering tanpa lemak sekurang-kurangnya  .....  8,0 % ,
- derajat asam  ...  4,5 - 7°SH ,
-waktu reduktase  ..  2-5 jam ,Kualitas air susu nomal menurut Melk Codex tahun 1914 harus memenuhi angka-angka minimal antaralain  :  Kadar protein semu  N   3 ,Kadar protein murni  2,7 % ,Kadar bahan keju  2,1 % ,Angka reduktase  2 ,
Jumlah kuman per-cc maksimal  1 Juta ,
Berat jenis serum kapur khlor  1,0230 ,
Angka polarisasi   4,400C ,Kahr khlor dalam 100 gr air susu  65 - 90 mg ,Berat jenis  BJ  1,0280 ,
Kadar lemak  3,5 % ,Kadar bahan kering tanpa lemak  8,0 % ,Derajat asam  4,5 - 7°SH ,
Titik beku  0,520°C ,Angka refreksi ….. 34 ,
Kadar abu  0,7% ,Angka katalase  0 ,Kadar laktosa  4,2 % ,

 susu tidak diperbolehkan mengandung kuman patogen dan benda asing yang dapat mengotori susu.  Pengujian kualitas dilakukan di Laboratorium yaitu :  
Pengujian terhadap kondisi  susu meliputi :  
Uji kuman dilakukan  secara pemupukan dengan metode Koch ,Pemanasan/pasteurisasi/sterilisasi dilakukan  dengan uji fosfatase atau storch , Uji antibiotika/pestisida/hormon dan farmasetik lainnya dilakukan  menurut metode masing-masing pengujian. Warna, bau, rasa, kekentalan dilakukan secara organoleptis , Kebersihan dilakukan  dengan metode saringan yang memakai  kertas saring , Keasaman dilakukan  dengan uji didih, uji alkohol dan titrasi ,Uji katalase dlaksanakan dengan H2O2 ,Uji sedimentasi dilakukan  dengan memakai  tabung Tromsdorf ,Uji reduktase dilakukan  dengan metiTen bini atau resgziirin ,

 
Pengujian  meliputi : 
Angka refraksi dilakukan  dengan memakai  refraktometer ,Titik beku dilakukan  dengan memakai  kryoskop ,
Berat jenis dilakukan  dengan memakai  laktodensimeter yang tertera pada suhu 
27,5 °C ,Kadar lemak dilakukan  dengan metode Gerber ,Kadar protein dilakukan  dengan metode Kyeldahl ,Kadar bahan kering tanpa lemak diperhitungkan berdasar  berat jenis dan kadar lemak menurut rumus Fleishmann ,
 
Di dalam SK Dirjen Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/23  dicantumkan tentang 
pengawasan perusahaan antara lain : 

-Limbah dan air buangan dari kandang harus ditampung pada tempat khusus.  
-Setiap usaha peternakan sapi perah harus menghindarkan sejauh mungkin timbulnya 
gangguan pencemaran lingkungan berupa bau, serangga, tikus, dan lain-lain. 
-Setiap usaha peternakan sapi perah harus memiliki sumber air hersih, yang layak 
dipakai  sebagai air minum.  
-Alat yang dipakai  untuk mewadahi, menampung dan mengangkut air susu harus memenuhi persyaratan : Tidak mengelupas bagian-bagiannya, tidak bereaksi dengan susu dan tidak mengubah 
warna, bau, dan rasa susu ,Setiap akan dipakai  harus bersih dan dihapus hamakan.  
Kedap air ,Terbuat dari bahan yang tidak berkarat 
-Setiap pekerja  peternakan sapi perah, pengumpul, dan penampung susu yang berkaitan  langsung dengan pemeliharaan sapi perah dan penanganan susu harus   sehat dan bebas dari penyakit menular  dinyatakan dengan surat keterangan dokter yang diperbaharui setiap tahun ,
 -Setiap sapi perah harus   diuji kesehatannya, termasuk vaksinasi terhadap beberapa penyakit, dan  uji terhadap tuberculosis dan brucellosis.  
-Sapi perah yang terbukti menderita atau diduga menderita salmonellosis, tuberculosis, 
brucellosis, penyakit mulut dan kuku, mastitis, endomeiritis, luka pada ambing, air susunya dilarang untuk dikonsumsi manusia.  
-Sapi perah yang sedang dalam pengobatan dengan antibiotika dan farmasetik lain, 
dilarang dimanfaatkan susunya untuk konsumsi manusia, hingga  selesai waktu henti obat 
dari obat yang bersangkutan.  
-Setiap usaha peternakan sapi perah harus memenuhi persyaratan kandang  
memenuhi persyaratan teknis, ekonomis dan biologis. ventilasi dan pertukaran udara segar masuk leluasa ke dalam kandang, sebaliknya 
udara kotor mudah keluar kandang.  bersifat permanen/semi permanen, berlantai beton atau kayu yang tidak licin, lantai miring ke arah saluran pembuangan dan mudah dibersihkan.  lantai kandang memiliki  ukuran 2 x 1,5 meter persegi untuk tiap ekor sapi dewasa, tidak termasuk jalur jalan dan selokan. 





Sistem perkawinan normal  dilakukan  dalam suatu usaha peternakan sapi perah untuk meningkatkan mutu genetik sapi perah yaitu  :  

-Grading-up.  yaitu   perkawinan antara ternak jantan yang murni tipe nya dengan ternak tipe  murni atau betina hasil persilangan, dan dilanjutkan  perkawinan pejantan murni tadi dengan hasil persilangannya yang betina dan generasi ke  generasi. Akhirnya sesudah  5 atau 6 generasi ternak keturunannya memiliki darah masing masing 97% atau 98 % sering kita berhadapan dengan ternak yang hampir murni 
tipe nya, atau ternak yang berderajat tinggi  high grade . contohnya  yaitu  sapi  perah Grati di negara kita , sapi perah Israel yang dikenal dengan nama Israeli Holstein Friesien. 
-Kawin dalam  Inbreeding .  yaitu  perkawinan dari ternak yang masih memiliki hubungan keluarga dekat namun  masih dalam satu tipe . Dalam sistem perkawinan ini masih dibedakan antara :  
--Line breeding, artinya perkawinan antar keluarga yang dipusatkan kepada seekor ternak yang amat disenangi. Perkawinan inbreeding ini biasanya  terjadi di peternakan yang hanya memiliki seekor 
pejantan, atau yang hanya memakai  satu macam semen dari sapi pejantan yang unggul. Perkawinan semacarn ini akan memicu  keturunannya berproduksi susu rendah, sering terjadi muncul faktor lethal, gangguan reproduksi, penurunan vitalitas, penurunan pertumbuhan, 
--Kawin luar  Out breeding , artinya perkawinan antara ternak yang sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga namun  masih di dalam satu tipe . Yang sama dan hasilnya lebih baik.
--Kawin tertutup  closed breeding , artinya perkawinan antara ternak jantan dan betina 
yang masih memiliki  huhungan yang dekat sekali, contoh  antara saudara kandung, adik dengan kakak, tertua dengan anak, cucunya  ,
 
- Kawin silang  Cross breeding yaitu  suatu perkawinan antara dua ternak yang berbeda tipe nya, dengan tujuan :  memproduksi  sapi yang baru, contoh  tahan terhadap lingkungan tertentu, penyakit, menguntungkan secara ekonomis. contohnya  munculnya tipe  yang baru, memproduksi  ternak yang bukan untuk bibit contohnya  sapi jantan FH dikawinkan dengan sapi Ongole, Hissar, Bali  hasil persilangan produksi susunya lebih baik dari tertua nya . contoh  sapi AFS  Australian Friesien Sahiwal , AMS  Australian Milking Shorthorn , Jamaica Hope, AMZ  Australian Milking Zebu  di India  dipakai  sapi perah Jersey, FH, Brown Swiss untuk memperbaiki sapi Red Sindhi, Sahiwal, Hariana ,

- seleksi yaitu  memilih ternak yang memiliki sifat produksi susu tinggi untuk dijadikan bibit bagi generasi yang akan datang. teori  seleksi sapi perah yaitu  : Seleksi yang didasarkan atas silsilah masing-masing   pedegree . Seleksi yang didasarkan atas uji produksi,Seleksi didasarkan atas tipe. Seleksi yang didasarkan atas tipe  eksterior  masing-masing . Seleksi yang didasarkan atas pemenang dalam lomba ternak. 
Seleksi didasarkan atas pemenang dalam lomba ternak. Seleksi cara ini hampir sama dengan yang berdasar  tipe tiap masing-masing . Hanya cara seleksi ini dilakukan  saat  diadakan lomba ternak, biasanya ternak yang menang  juara dipilih sebagai bibit. Cara seleksi ini banyak kelemahannya. 
Seleksi cara ini sebetulnya  kurang tepat, sebab    ternak yang memiliki tipe yang baik belum tentu akan menandakan  suatu produksi susu yang 
tinggi. Sehingga cara ini tidak selalu tepat dan kemajuan yang akan dicapai lambat. 
Seleksi yang didasarkan atas silsilah masing-masing . Silsilah yaitu  suatu catatan ternak yang 
didalamnya tertera tertuanya. Jadi dalam silsilah akan dapat dipelajari produksi tertua nya  yang 
betina dan  kemampuan tertua nya  jantan mewariskan sifat produksi susu tinggi. Dari silsilah ini pula dapat terpilih ternak yang memiliki kemampuan produksi susu tinggi, yang lalu  
terpilih sebagai bibit. Perlu diingat cara seleksi ini hanya dilakukan terhadap sapi perah yang belum berproduksi susu atau yang hampir sama produksi susunya. 
 
Seleksi yang didasarkan atas uji produksi. Cara seleksi ini dianggap yang paling tepat  diantara cara seleksi yang sudah  tertulis  dan dapat pula dipakai  untuk menentukan ternak mana yang paling baik untuk dijadikan bibit. Pada cara seleksi ini dilakukan dua cara : 1.Uji keturunan  Progeny Test  = Uji zuriat  2. Uji produksi tiap ekor masing-masing  ternak  masing-masing al Merit Testing  , 
Uji produksi tiap ekor masing-masing  ternak. berdasar  hasil uji produksi tiap ekor ternak, 
dipilih ternak yang memiliki produksi susu tinggi untuk dijadikan bibit, dan yang berproduksi 
susu rendah disisihkan  culling  dari peternakan. Untuk itu perlu semua pencatatan produksi 
susu dibekukan ke produksi susu selama 305 hari, 2 kali pemerahan sehari, dan sapi sudah 
dewasa atau dengan kode produksi susu 305 h. 2 x SD. Untuk mengetahui apakah seekor sapi 
perah berproduksi susu tinggi atau rendah, maka perlu dilakukan penghitungan daya produksi 
susu  MPPA = Most Probable Producing Ability . Untuk keperluan penghitungan ini  diperlukan, faktor usia  waktu beranak, frekuensi pemerahan Sesudah  selesai menghitung daya produksi susu seluruh sapi yang ada di peternakan dilakukan ranking, untuk semua sapi perah. Sapi perah yang memiliki daya produksi di atas rata-rata  produksi susu perusahaan sebanyak 51-54% dipakai  sebagai bibit. sedang  yang daya produksi susunya dibawah rata-rata  produksi susu perusahaan sebanyak 21 - 26% dikeluarkan. 
 
Uji keturunan / Uji zuriat. yaitu  memilih ternak berdasar  atas penilaian produksi susu dan anak-anaknya yang betina. Uji ini selalu dilakukan pada ternak jantan. sebab    ternak jantan memiliki jumlah keturunan jauh lebih banyak dibandingkan  
ternak betina. Disamping itu sapi perah jantan tidak memproduksi  susu, sehingga penilaian terhadap sapi jantan didasarkan pada produksi susu anak-anaknya yang betina. Atau uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan seekor pejantan menurunkan sifat produksi susu yang tinggi kepada anak-ahaknya dan kadar lemaknya   dinamakan  transmitting ability . Beberapa uji klasik yang dilakukan dalam uji zuriat : 
 --. Daughter Dam Comparison Test. Cara ini dilakukan dengan membanding bandingkan  produksi susu dan lemak dari anak pejantan muda yang akan diuji kemampuannya menurunkan 
sifat produksi susu tinggi dengan induknya. Untuk kelancaran uji ini diperlukan 5 - 10 pasang induk anak, penilaian pejantan dengan perkawinan IB. 
Contoh :   Susu  Lemak 
 rata-rata  produksi susu anak  5653 liter  3,72% 
 rata-rata  produksi susu induk  5325 liter  3,56% 
  --------------------------------- 
 Beda.                               +} 328 liter             + 0,16% 
jika  produksi susu anak lebih tinggi dari produksi susu induk atau selisih produksi susu anak dengan produksi susu induk positip dikatakan pejantan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari uji ini yaitu  : pemakaian  induk boleh sembarang yang ada, anak induk harus seragam usia nya, dan anak harus mendapat perawatan, pemeliharaan yang 
sama. Sehingga untuk menilai seekor pejantan baik/tidak baru dapat diketahui sesudah  
pejantan berusia  4 1/2 - 5 tahun. Kelemahan dari cara uji ini yaitu , memerlukan waktu 
lama, biaya mahal, dan anak sertanduk ada  beda yang mencolok . 

--Daughter Herdmate Comparison Test.- Dengan cara ini penilaian seekor pejantan dilakukan dengan membanding bandingkan  produksi susu rata-rata anak pejantan ini  dengan produksi rata-rata anak pejantan lain yang lahir dalam musim, tahun yang sama dengan anak pejantan yang dinilai. jika  pejantan A akan dinilai, dikawinkan dengan betina induk A, B, C, D, E. Sebagai pembanding pejantan 13 yang sudah  diketahui 
keunggulannya dikawinkan dengan betina induk F,G, H, I, J. Kelahiran akan A1, B1, C1, D1, E1 dan F1, G1, H1, I1, J1, harus dalam musim dan tahun yang sama, dan  memperoleh pemeliharaan yang sama. lalu  dibandingkan produksi susunya, 
rata-rata  A1, B1, C1, D1, E1 dengan produksi susu rata-rata F1, G1, H1. I1. J1. 
 
-- Equal Parent Index  EPI . Dari suatu perkawinan antara sapi jantan dengan betina, akan 
dihasilkan anak yang akan memiliki  setengah sifat pejantan dan setengah sifat induk, sifat ini diturunkan lalu  yaitu  hasil gabungan dari sifat terkandung dalam pasangan gen. Cara inipun untuk mengetahui kemampuan pejantan dengan melihat produksi anaknya yang betina. Rumus EPI menjadi : 
EPI = 2 A - Y  EPI  = indeks pejantan 
 A  = produksi susu anak 
 Y  = produksi susu induk 
Contoh :  Seekor Pejantan A dikawinkan dengan induk K yang berproduksi susu 2500 liter, memproduksi  anak dengan produksi susu 3500 liter.  Seekor Pejantan B dikawinkan dengan induk L yang berproduksi susu 2500 liter, memproduksi  anak dengan produksi susu 3000 liter.  
Jawab :  Indeks pejantan A  = 2 x 35000 - 2500 
  = 4500 
 Indeks pejantan B = 2 x 3000 - 2500 
  = 3500 
sehingga  ternyata indeks pejantan A lebih tinggi dibandingkan  indeks  pejantan B. 
Cara ini dianggap terlalu klasik dan banyak hal yang masih berpengaruh tidak/belum 
diperhitungkan. Untuk itu, agar EPI dapat dipakai  untuk mengetahui/menduga produksi susu anak yang akan diharapkan dari pejantan yang akan diseleksi, perlu  Daya  Produksi Susu Seekor 
Sapi Perah  rata-rata   Produksi Susu Perusahaan 
 rata-rata  produksi susu masing-masing  - 
rata-rata  produksi susu perusahaan  
 ditambahkan faktor lain yaitu rata-rata  produksi susu sapi perah di suatu area /perusahaan 
= Breed average  BA . Cara baru ini dinamakan  Regression Index  RI . Dalam cara ini dapat 
pula dimasukkan kadar lemak susu. 
Contoh :   Produksi susu  Kadar lemak 
 EPI  5000 liter  3,70% 
 BA  4000 liter  3,55% 

 Regression Index  4500 liter  3,625% 
Rumus :  RI = 1/2  EP I + BA  
 

 
jika  hendak memilih sapi betina untuk bibit, dapat dengan menggabungkan  dasar-dasar seleksi yang sudah  tertulis  dengan diperhatikan   beberapa faktor lain yaitu : 

  memilih  pejantan yang baik tidak semudah memilih sapi betina, bibit yang dalam waktu satu atau dua tahun sesudah dibeli dapat diketahui. Untuk dapat menilai, bahwa seekor pejantan betul-betul baik dalam menurunkan sifat produksi susu tinggi pada keturunannya, maka haruslah anak-anak betina dari pejantan ini  sudah  dewasa dan sudah  memproduksi  susu. Dalam hal ini  memerlukan waktu cukup lama yaitu 4 1/2 - 5 tahun. jika  pejantan ini  masih muda artinya belum memiliki keturunan, sebaiknya dipilih dari anak yang jantan dari pejantan yang sudah  diketahui keunggulannya juga dapat dari silsilahnya. Bahkan dapat pula dari informasi keunggulan  saudara-saudara betina yang berasal dari satu pejantan. Atau  dapat memakai  dasar-dasar uji zuriat yang sudah  dijelaskan . Sapi perah jantan yang dipilih sebaiknya  memiliki syarat  antaralain  :  
 Dada lebar, jarak antar tulang rusuk lebar yang menandakan  pejantan dapat bernafas 
dengan baik.  Lingkar dada dan lingkar perut cukup besar.  Besar tubuh  sesuai dengan usia , kuat dan memiliki  sitat jantan yang baik. Kepala harus lebar bila dibandingkan dengan sapi betina, leher harus besar. Pinggang lebar dengan punggung kuat.  

-Pemilihan bibit berdasar  produksi susu yaitu  jika  sapi perah yang akan dijadikan bibit tidak memiliki catatan produksi susu, perlu diperhatikan sudah berapa lama berproduksi susu sejak dia beranak yang terakhir. Sebab dalam bulan ke 1 dan 2 sesudah beranak produksi susu mencapai puncaknya lalu  menurun secara perlahan hingga  akhir laktasi. Disamping itu perlu diketahui sudah berapa kali beranak, sebab produksi susu maksimum tercapai pada beranak yang ke 4 - 5 kali. jika  pencatatan produksi susu lengkap dilakukan pemilihan berdasar  daya produksi susu, sudah tentu semua catatan produksi susu sudah  dibakukan ke 305 h. 2 x. SD. 
-Dalam memilih sapi betina bibit,  harus diperhatikan   kesehatan sapi, sapi perah harus bebas dari penyakit menular, contoh  tbc, ngorok, mulut dan kuku, keguguran menular ,
-Perlu dipehatikan ciri khas dari tipe  sapi yang akan dipilih, apakab FH murni, keturunan  PFH , peranakan/persilangan FH contoh  Grati ataukah tipe  sapi perah selain FH. 
-Untuk menentukan usia , perlu dilihat gigi seri sapi ini . Sapi yang usia nya lebih tua usia nya memproduksi   susu lebih banyak dibandingkan  sapi yang muda usia nya. Untuk 
sapi FH produksi susu maksimal tercapai pada usia  7 - 8 tahun. Sesudah  itu produksi susu 
menurun dengan perlahan, pada usia  10 tahun produksi susu jelas terlihat penurunannya. 
-Sapi perah yang akan jadikan bibit perlu diketahui apakah sapi ini  berasal dari tertua nya  yang berproduksi susu tinggi. Silsilah  bermanfaat  dalam pemilihan sapi dara, atau  dalam pemilihan bibit yang memiliki produksi hampir bersamaan. 
-Sapi perah yang hendak dijadikan bibit, harus memiliki  bentuk yang menarik seperti baji, tubuh  cukup besar dan sesuai dengan usia , memiliki  sifat yang baik. Kepala cukup baik, hidung cukup besar, mata terang dan cukup lebar antara mata. Punggung lurus, kaki membentuk segi empat panjang dan jarak kedua kaki cukup lebar. 
Jumlah puting tidak boleh lebih dari 4 letaknya dalam segi empat yang simetris, puting tidak 
boleh terlalu pendek sebab  menyulitkan pemerahan. Pembuluh darah balik  vena  harus 
banyak dan berkelok dan mencolok , tempat dimana pembuluh darah ini  masuk kedalam 
tubuh dinamakan  sumber susu. Sumber susu ini harus besar, banyak ada  pada sapi perah 
yang akan dijadikan bibit.  
 
penyiapan sapi pengganti  replacement stock    
 tergantung kepada keberhasilan pemeliharaan pedet  calves  dan sapi dara  heifers  sebagai replacement stocks  ternak-ternak atau sapi-sapi pengganti . 
 Bila sapi-sapi yang sedang dipelihara memiliki kemampuan genetik yang tinggi maka akan sulit mencari penggantinya dari luar yang dapat menyamai, apalagi melebihi, kemampuannya. Sebaliknya, bila kemampuan genetiknya rendah, maka akan lebih menguntungkan membeli sapi pengganti dari luar yang keunggulanya  diketahui.  
Bagi peternak sapi perah yang berlokasi di sekitar atau pinggiran kota- kota besar, pilihan biasanya tak lain dibandingkan  membeli sapi-sapi pengganti dari luar, terutama akibat  ketebatasan  lahan baik untuk lokasi kandang atau  untuk penyediaan makanan . Mereka biasanya menjual pedet lepas sapih dan membeli sapi dara pengganti dari pasar atau peternak lain.    
Replacement  yaitu  penggantian sapi perah yang sudah  tua atau yang tidak produktif lagi, sehingga berkesinambungan produksi dapat dipertahankan. Pergantian ini biasanya hanya pada sapi betina saja, dan dilakukan setiap tahun; besarnya replacement 
disuatu peternakan sapi perah berkisar antara 10 - 25% dari jumlah sapi perah betina yang 
diternakkan, 
 Sapi-sapi pengganti diperlukan untuk  menaikkan populasi sapi yang dipelihara, mempertahankan  jumlah produksi susu. Dalam kaitan dengan usaha  mempertahankan tingkat produksi susu, pedet atau sapi dara diperlukan untuk mengganti sapi-sapi yang diafkir sebab kegagalan  gangguan reproduksi, gangguan 
ambing, tua,  mati atau sebab  produksi susunya rendah. ini  diperlukan untuk menambah populasi sapi produktif dengan potensi genetik yang lebih tinggi. , setiap tahun sebanyak seperempat dari 
jumlah sapi-sapi betina dewasa dikeluarkan dari kelompoknya  dan hartus diganti dengan 
sapi-sapi dara yang lebih baik agar, paling tidak, tingkat produksi susu yang ditargetkan dapat 
dipertahankan. Biasanya, tiga perempat dari sapi-sapi yang diafkir ini dikeluarkan  sebab  produksi susu yang rendah.   Sesuai hukum-hukum genetika, 50% dari anak-anak sapi yang lahir dalam satu 
kelompok ternak berpeluang berjenis kelamin betina dan 50% lainnya yaitu  jantan. Dari sejak lahir hingga disapih  6 - 8 minggu pada peternakan maju; atau  3 - 4 bulan pada peternakan tradisional  sebagian dari anak sapi yang lahir tadi mengalami kematian. Periode sebelum penyapihan anak sapi ditandai dengan angka kematian yang tinggi yaitu 
sekitar 5% pada peternakan maju dan mencapai 25% pada peternakan tradisionil. beberapa dari pedet yang berhasil mencapai usia  penyapihan akan gagal mencapai tahap produksi susu akibat kegagalan reproduksi, cacat  ,bila seperempat dari jumlah sapi dewasa diafkir setiap tahun maka untuk mempertahankan populasi sapi yang produktif saja dan agar peternak leluasa melakukan seleksi maka 78% dari pedet betina yang lahir dalam satu tahun harus dibesarkan sebagai replacement stocks.  Bila  penyediaan sarana produksi memungkinkan, terutama makanan  dan kandang, maka   lebih menguntungkan bagi peternak untuk membesarkan sendiri sapi-
sapi pengganti dibandingkan  membelinya dari peternak lain, sebab :  
 Memperkecil kemungkinan munculnya  penyakit dari luar.   Membesarkan sendiri sapi pengganti   lebih murah  hemat menguntungkan dibandingkan  membeli, Sapi dara yang dibesarkan  biasanya lebih unggul dibandingkan  yang dibeli dari luar  terutama bila dihubungkan dengan kemampuan produksi/reproduksi dan sifat-sifat lain. Dengan memelihara pedet sendiri peternak akan lebih leluasa mengadakan seleksi dan mengetahui riwayat hidup sapi-sapi yang dipeliharanya.