ikan 1

Tampilkan postingan dengan label ikan 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ikan 1. Tampilkan semua postingan

ikan 1
































































































































































ikan  porpoise 

Erwin Kompanje, seorang peneliti di Natural History Museum dan Erasmus MC University Medical Center di Rotterdam, Belanda, yang menulis tentang penemuan ikan ini  mengungkapkan bahwa Seekor ikan  porpoise berkepala dua baru saja terjaring oleh 
kapal nelayan di Laut Utara, Belanda menjaring ikan porpoise berkepala 2 , porpoise ini  telah mati  saat ditangkap  oleh sebab  nelayan  ketakutan maka nelayan  melemparkannya kembali ke laut, porpoise  baru lahir  tampak  dari tanda adanya  rambut di area hidung, pusar yang terbuka, sirip punggung yang masih lembek   dan bentuk mulut yang seperti paruh,porpoise ini  memiliki panjang   70 sentimeter,dengan berat 6 kilogram.
porpoise ini mempunyai   2 kepala yang sempurna pada  1 tubuh yang sempurna dengan  2  sirip dada,penyatuan  mulai terjadi pada bagian perut dan pinggang sehingga ikan porpoise  inj hanya mempunyai  1 kelamin jantan ,ikan porpoise ini  sebagai kembar siam dan penggabungan terjadi di antara 2  embrio yang berkembang dengan baik. penelitian  ini   baru pertama kali dalam lumba lumba dan  porpoise, terjadinya cetacea kembar normal  1  dalam 200  oleh karena tubuh induknya  yang tidak mempunyai  cukup ruang untuk dua janin,meskipun  penyebab kematian porpoise berkepala 2  ini  tidak diketahui  namun dilihat dari kondisinya, kemungkinan ikan ini  tidak dapat  berenang,  dan  jantungnya   juga menyatu sehingga tidak berfungsi  sempurna.











halaman 1

sumber:
http://www.glsc.usgs.gov/greatlakescopepods/Detail.php?GROUP=ParasitedanSPECIES=Ergasilus%20versicolor
http:// www.sciencefish.com/index.php?option=com_contentdan view=articledan id=7dan Itemid=19


FOTO Parasit yang terdeteksi  a. Centrocestus, b. Trichodina, c. Dactylogyrus, d. Oodinium, e. Gyrodactylus, f. argulus, dan g. Ichtyophthirius multifilis

FOTO Beberapa jenis ikan hias air tawar; a. synodontis, b. mas koki, c. simpilum, d. neon tetra, dan e. Red fin albino
Beberapa parasit yang biasa  ditemukan pada organ dalam dan organ luar .ikan air laut dapat dilihat pada FOTO  bawah  sedang  beberapa patogen  yang menginfeksi ikan air tawar dapat dilihat pada bawah  berikut :
FOTO  Beberapa Ektoparasit yang Menginfeksi Ikan Laut
FOTO   Beberapa Endoparasit yang Menginfeksi Ikan Air Laut
FOTO   Beberapa Parasit yang Menginfeksi Ikan Mas
FOTO  Beberapa Parasit yang Menginfeksi Ikan Nila

FOTO  ekor ikan yang terinfeksi saprolegnia fungus


FOTO   Vorticela sp


FOTO   Hama Kerang Bakau/Temburung (Thelescosium thleskium) dan Ikan yang Ditemukan di Tambak dan Menjadi Sumber Penyakit WSSV.

FOTO   Karapas Udang yang Terinfeksi WSSV (A) dan Karapas Udang  Normal (B), dan  Rod Shape Virus yang Menjadi pemicu  WSSV

FOTO Icthyopthirius multifilis

FOTO  Benedenia sp

FOTO   Thallus Rumput Laut yang Terinfeksi Penyakit  ice-ice 


FOTO  Gyrodactylussp

FOTO  Siklus Hidup I. multifilis

FOTO   Tricodina sp. (a) terlihat  Ventral, (b) terlihat  Atas


FOTO  Ichthobodo sp 


FOTO  Dactylogyrus sp.


FOTO    menjelaskan Ichthyobodo bergerak aktif ke kiri dan kanan (flickering). 

FOTO  Bentuk Spora Henneguya sp. (kiri) dan Myxobolussp. (kanan)


FOTO  Chalimussp

FOTO  Epistylissp.


FOTO   Brooklynella hostiles

FOTO  Oodinium sp.

FOTO  Siklus Hidup Oodonium sp 

FOTO   Cryptocaryon irritaans

FOTO  Siklus Cliptocarion irritant 

FOTO  Uronema marinum

FOTO  Ergasilus versicolor

FOTO   Caligussp.

FOTO  Diplectanum sp.

FOTO  Lepeophteirussp. 




hampir 75 persen sediaan ikan hias air tawar  berasal dari  negeri kita . Dan setidaknya 363 jenis ikan hias air tawar  negeri kita  sudah diekspor ke berbagai tempat di bumi. Budidaya ikan ini amat potensial 
- Ikan Arwana Scleropages sp. 
Ikan yang satu berikut sangat populer di Nusantara. Bahkan pelawak pun memakai nama arwana sebab  kepopuleran ikan ini. Ikan ini dipercaya dapat mendatangkan rezeki bagi yang memeliharanya. 
Ikan ini punya banyak sebutan panggilan mulai dari ikan naga, ikan payang, siluk, silok,kalikasa, kalasa hingga khayangan. Ikan arwana memiliki  potongan tubuh yang besar ditambah   sisiknya yang menarik. golongan  ikan purba ini punya telur sejumlah telur burung puyuh. Saking terkenalnya, ikan arwana dapat dijual dengan harga megah. Ikan arwana jenis Superior Red Albino terjual dengan harga Rp. 1 Milyar pada negeri kita  Pets Plants Aquatic Expo (IPPAE) tahun 2010. Serius ya!  Ikan Arwana tergolong binatang  arkais yang tetap hidup hingga saat ini dan saat ini ikan itu  adalah  ikan yang dilindungi. Ikan Arwana termasuk ikan predator atau dapat di kira ikan galak sebab  memakan ikan-ikan mungil, serangga, loncek dan beberapa amfibi.  Ikan ini gak terlihat  diantaranya predator lain sebab  lekuk-lekuk badannya luar biasa indah bila  berenang pada aquarium.  Macam spesies yang beragam menambah daya tarik untuk memelihara pemangsa yang mono ini contoh nya saja Ikan Arwana Lugu, Ikan Arwana emas, dan  Ikan Arwana Irian ditemukannya pun berbeda beda tersebar di Asia Tenggara.  Ikan Arwana tertinggi ditemukan khususnya di Nusantara sebab  pemastian alam yang
cocok untuk habitat kehidupan ikan berikut. 
Ciri-ciri Ikan Arwana: 
Tubuhnya pipih dan punggungnya latar, hampir setia dari kawah hingga sirip punggung, bentuk mulutnya menuju keatas dan  memiliki  sesetel sungut pada bibir lembah. Ukuran mulutnya lebar dan  rahangnya cukup kokoh, banyak giginya 15-17. .Panjang Arwana dewasa, jurang 30-80 centimeter. Sisiknya berukuran besar dan permukaanya mengkilap. Bentuk sisiknya melingkar. Warnanya sangat beranekaragam, antara berbeda perak, hitam,.emas, dan  merah.  Arwana hijau (Green Arowana), Arwana hitam (Black Arowana), Arwana perak(Silver Arowana), Arwana kuning (Golden Arowana), dan Arwana warna merah (Red
Arowana). Arwana berma di bagi  lagi menjadi tiga spesies, yaitu  merah biasa (Red Banjar), arwana  kuning (Arwana Golden Red) dan benar merah (Super Red).  Secara morfologis (ciri-ciri fisik), .Tubuhnya pipih dan  punggungnya datar, hampir lurus dari moncong hingga sirip punggung., Urutan lateral / gurat sosok yang terletak di samping kiri dan  kanan tubuh arwana panjangnya antara 20-24 cm.  Wujud mulutnya menghadap keatas dan memiliki  serasi sungut di bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan  rahangnya  kukuh. Giginya berjumlah 15-17. Bagian insangnya
dilengkapi ditambah   penutup insang.  Letak sirip punggungnya menempel dengan awal sirip  (caudal). Sirip anusnya  panjang dari dibanding  burit (dorsal), hampir mencapai sirip perut (ventral). Panjang arwana
dewasa amat variatif, renggangan 30-80 centimeter. 
Bentuk badannya gepeng dan  bersisik raksasa meliuk-liuk menawan saat berenang di akuarium. Ditambah tumbuhnya dua sungut di pucuk bibir lembah membuat ikan ini seolaholah naga. Sebab itu, tidak mengherankan jika sebagian warga menyebutnya dengan kimliong / ikan naga emas. Layaknya naga, arwana juga dianggap sebagai logo keberhasilan, kekuatan,.dan kejayaan. 
- Ikan Koi (Cyprinus carpio L) 
 Ikan berikut pertama kali dipopulerkan di Jepang sekitar 1820-an.  Para penangkar di Jepang mampu merekayasa  strain ikan mas sebagai ikan yang
memiliki  korelasi warna warna merah dan murni yang memikat mata. efek  persilangan inilah yang di kenal  ikan koi. Ikan koi memerlukan kamar gerak yang luas, maka , ikan itu lebih pas dipelihara
di kolam dibanding di akuarium.  Sebetulnya ikan koi yaitu  ikan raka hasil simpangan dari bermacam-macam warna ikan mas (karper).  perkembangan zaman ikan itu  dikembangbiakan jadi banyak rupa
warna dan  pola rona yang super menarik. 
Perselisihan antara macam ikan koi berdasar  figur warna ikan, sisik ikan dan yang lain. Hal itu membuat ikan koi turun jauh kian unik  dan unik dipadankan jenis ikan koi yang sebelumnya. .banyak orang yang menjadikan ikan koi ini sebagai ikan hias dan  tidak 
mengkonsumsinya. Banyak sekali jenis-jenis ikan koi termahal dan terbaik yang disusun dalam klasifikasi ikan koi Dalam masing-masing kelas ada  beberapa sub kategori yang jenisnya pula cukup banyak. 
Klasifikasi ikan koi yang biasa  terdiri atas ikan koi Gosanke, Shiro, Utsurimono, Asagi, Tancho, Hikarimono, Goromo, Hikarimoyo, Matsuba, dan Kawarimono. 
Ikan koi Kohaku yaitu  jenis ikan koi yang memiliki  l
ragam warna ,.Pola merah dinamakan  Hi. Hi harus tebal ditambah   tepi yang baik. Ada berbagai perbedaan motif warna ikan koi . Ada yang putus, terselip yang besar dan merauk. Ikan Koi Kohaku  memiliki  pola yang tidak susut  dan  memiliki  warna putih bagai salju dan warna berma gelap. 
-. Ikan Cupang (Betta sp) 
Ikan ini hanya ditemui di negara-negara Asia Tenggara termasuk berkembang cukup baik di negeri kita . Ikan itu  juga gampang beradaptasi di lingkungannya. Padahal volume air sedikit dan  juga sedikit oksigen, ikan cupang mampu hidup. Habitat asli ikan cupang di rawa-rawa  tropis. Ikan ini memiliki  bentuk yang
bermacamragam  dan warna yang indah. Ikan ini  tidak hanya
dijadikan ikan hias,  Ciri-ciri biasa  ikan cupang aduan antaralain seperti badannya full pressed body (ramping),
jika dilihat dengan seksama ada cekungan halus dibandingkan  ujung badan hingga sebelah perut,  kecil-kecil tebal , bentuk dahi seperti ikan arwana.  Gelang-gelang bibir tebel, jari-jari sirip ekor siluman rapat (jari-jari sirip yang besar rentan  terserang jamur, saat sirip terkoyak atau luka), pembawaannya low profile
(santai namun waspada). Salah satu species ikan cupang yang menawan yaitu  ikan cupang serit. 
Masyarakat khususnya para penghobi ikan cupang yang berawal dari Nusantara bisa lumayan berbangga, 
Ikan cupang serit jadi mendunia sebab  variasi keindahannya. Ikan hias air tawar ini dikenal.sebagai crown tail atau termuda mahkota sebab jika dibalik menghadap ke atas serit-serit dalam ekornya bakal terlihat laksana mahkota baginda.  Jenis ikan cupang serit memiliki  banyak varian. 
- Ikan Koki (Carrasius auratus) 
Ikan koki dipercaya berasal atas negeri China dan  di Jepang. Ikan ini adalah  satu klan dengan ikan mas. 
Rupa ikan raka koki terlalu banyak dan bentuknya memiliki keunggulan masing-masing. Mutu dari species ikan mas koki berbeda-beda. Mulai dari ribuang hingga ratusan ribu.  ada beberapa jenis ikan mas koki yang belum pernah kamu lihat. Contohnya ikan mas koki buble eye. Dari namanya , sudah  dipastikan bahwa penammakanan  ikan yang mono ini luar biasa menggemaskan.  Jenis ikan mas koki berikut bubble eye atau emas ,mata  gelembung disebab kan posisi
matanya tertutup sebab gelembung. Ikan mas koki ini benar unik, namun  jika tidak merawatnyamelembung yang menutupi matanya akan pecah.  Ikan koki ataupun ikan mas koki pupuler di  negeri kita  ditambah   berbagai versi baru yang ada saat ini. Ikan mas koki bisa bersirip panjangm benjo-benjol, pendet dan  bulat. 
 di bagian matanya  menonjol ditambah   sisik warna -warna seperti putih metalik,  kuning,  kekuningn, hitam, hijau, ataupun gabungan mulai warna-warna ini. Kandungan pigmen yang bertentangan menentukan corak warni itu. 
- Ikan Lou Han (Flowerhorn) 
Ikan ini biasa dengan sebutan Flowerhorn dalam bahasa Inggris. Ikan yang termasuk dinasti Cichild berikut memiliki petunjuk akan sisiknya yang mempesona ,Juga terlihat lucu sebab ada jendulan 
Ikan hias air tawar ini memang pernah menjadi ikan hias primadona di negeri kita  di awal tahun milenium. 
namun  yang uniknya saat  itu, sebagian besar orang belum terbuka mengenai species ikan louhan apa yang mereka pelihara.  Memang cukup unik trend ikan louhan saat   itu.  Ikan itu  tidak dapat ditemukan dalam alam bebas. Pasalnya, ikan ini dari 
persilangan dibandingkan  berbagai macam ikan Cichlid. Ikan itu  juga dapat menjadi pemangsa yang bernafsu jika dibuang  ke danau terbuka. Ikan hias air tawar adalah  produk hiburan yang sejak krisis moneter memiliki  nilai ekonomis yang makin nyata. Bisnis ikan hias air tawar cukup baik perannya dalam memberi devisa pada negara, namun  jika dibandingkan dengan kebutuhan ikan hias dunia nilainya masih relatif kecil.
Kebutuhan pasar Uni Eropa dipasok oleh Singapura sebanyak 50 %, sedang  negeri kita  hanya memasok 9%, padahal sebagian besar dari ikan yang dipasok oleh Singapura berasal dari negeri kita . keadaan  ini terjadi selain dari adanya dukungan pemerintah pada fasilitas transportasi, juga pada kualitas produk itu sendiri dan  kurangnya perhatian terhadap pengembangan ikan hias memicu  ekspor ikan hias mengalami penurunan , Salah satu yang mempengaruhi kualitas ikan hias yaitu  adanya infeksi penyakit. Seiring dengan perkembangan budidayanya, adanya  penyakit pada ikan hias juga turut
berkembang. Penyakit adalah  salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh pembudidaya ikan. Terlebih lagi bila  sistem budidaya ikan itu  sudah mencapai tahapan budidaya intensif. Infeksi penyakit dengan intensitas serangan yang tinggi akan memicu  kerugian yang signifikan. Selain memicu  wabah yang mematikan infeksi penyakit juga akan menurunkan nilai jual ikan hidup. Agen pemicu  penyakit infeksius dapat dipicu  oleh organisme patogen dari golongan bakteri,
parasit, jamur, dan virus. Patogen parasitik jarang memicu  wabah penyakit yang sporadis, namun pada intensitas penyerangan yang tinggi dapat memicu  kerugian ekonomi yang signifikan sebab  dapat memicu  kematian. Di samping itu, infeksi parasit juga dapat menurunkan bobot, performance dan  menurunkan ketahanan tubuh ikan dan akan dimanfaatkan sebagai port of entry bagi penginfeksi sekunder oleh patogen lain seperti jamur dan bakteri. Beberapa jenis parasit yang biasa  ditemukan pada ikan hias yaitu  dari golongan  Digenea (Metacercaria dari Ascocotyle), Monogenoidea, Diniflagellida (Piscinoodinium pillulare), Chiliophora (Trichodina maculata, Ichtyophthirius multifiliis, Chilodonella sp.), Nematoda (Camallanus maculatus), dan Crustacea (Lernaea cyprinacea, Argulus).

 melihat agen patogen pada budidaya ikan hias dari golongan cyprinidae, cyclidae,catfish, dan characidae dilakukan dari lokasi budidaya ikan hias ,contoh  diambil dengan variasi usia . metode  pengambilan contoh  untuk pengawasan  kesehatan dilakukan secara acak, sedang  saat  ada serangan penyakit dengan memilih binatang  secara tidak acak  yang menunjukan gejala klinis. Metode pengambilan contoh  ke lapangan untuk survey  kesehatan ikan dan diagnosa wabah
penyakit diperlukan peralatan  di antaranya; mikroskop dengan objective 10x, 20x, 40x, dan 100x, dissecting kit, slide glass dan cover glass, Salin 0,845% steril, Davidson’s AFA dan10% buffered formalin, pippet dan bulb, boks contoh , pensil marker, kamera foto, dan buku panduan identifikasi parasit. pemantauan  ektoparasit dilakukan dari kulit (lendir), sirip dan insang. contoh  diambil dengan cara membuat sediaan wet-mount yang kemudian dilihat  dengan mikroskop. Argulus dapat dilihat secara langsung  ,adanya  penyakit pada ikan hias  berkembang. Berbagai jenis pemicu  penyakit yang menginfeksi ikan antara lain bakteri, virus,
jamur, dan parasit. berdasar  hasil identifikasi dan inventarisasi dari beberapa jenis ikan hias air
tawar (mas koki, kapiat albino, red fin albino, platydoras, synodontis, sympilum, dan neon tetra)ditemukan adanya beberapa patogen parasitik. Ektoparasit ditemukan lebih banyak pada ikan mas koki golongan cyprinid  Pada Carassius auratus (mas koki) paling banyak ditemukan parasit dibandingkan dengan ikan dari golongan ciprinid lainnya dengan total prevalensi (93,3%), kemudian  Paracherodon innesi (75%), Platydoras costatus (60%), Epalzeorhyncos frenatum (16,7%), Synodontis (14,5%), Sympilum (1,7%) ,
Hasil dari sediaan wet-mount dari lendir, sirip, dan insang parasit yang terdeteksi  antara lain
Dactylogyrus, Gyrodactylus, Centrocestus, Trichodina, Oodinium, Ichtyophthirius, dan Argulus  Parasit yang terdeteksi  itu  adalah  jenis patogen yang berpotensi dapat memicu masalah pada budidaya ikan hias.  Parasit yang paling banyak  yaitu  monogenea Dactylogyrus sekitar 20,08%   terinfeksi oleh jenis ini ,
Protozoa
Parasit dari golongan  protozoa yang terdeteksi  di antaranya Oodinium spp. (Dinoflagelata),Trichodina sp. dan Ichthyophthirius multifiliis (Ciliata) dengan prevalensi paling tinggi pada infeksi Oodinium yaitu 10,04%.Oodinium lebih dikenal dengan penyakit velvet adalah  ektoparasit yang menginfeksi ikan pada kulit dan insang. Akibat yang dimunculkan oleh parasit ini ikan mengalami anoreksia, dan terjadi perdarahan pada insang. Tingginya kejadian penyakit velvet ini diduga sebab  adanya pergantian musim dari kemarau ke penghujan sehingga kualitas air cenderung tidak stabil dan ikan mengalami stres sehingga parasit dengan mudah menginfeksi ikan. Ikan yang terinfeksi Oodinium
dengan keadaan  yang sudah parah pada kulitnya akan terlihat lapisan seperti bludru.
Trichodina adalah  protozoa berciliata yang memicu  iritasi pada organ yang terinfeksinya.jika serius infeksi Trichodina akan memicu  luka borok , seperti  Trichodina, Ichthyophthirius multifiliis adalah  parasit protozoa bercilia adalah  pemicu  penyakit yang dinamakan   Ich  atau  white spot disease . Penyakit ini
sering terjadi baik pada ikan hias maupun pada ikan konsumsi 
Monogenea Trematoda Parasit monogenea yang terdeteksi  yaitu  Gyrodatylus spp. dan Dactylogyrus spp. Dactylogyrus dinamakan  parasit insang, sebab  parasit ini hanya akan terlihat  pada insang. sedang  Gyrodactylus ada  pada kulit dan sirip. Morbiditas dan mortalitas bisa terjadi dipicu  oleh parasit ini. ini  dipicu dengan adanya sanitasi yang kurang terjaga dan kualitas air yang tidak baik untuk ikan. Penyebaran bisa terjadi dengan adanya kontak langsung antar ikan,
Digenea Trematoda  Centrocestus adalah  trematoda yang menginfeksi ikan sebagai inang pertama, untuk inang keduanya parasit ini ditemukan juga pada burung pemangsa ikan , Metacercaria dari Centrocestus terdeteksi  pada golongan ikan cyprinid ,
Copepoda Argulus atau dinamakan  kutu ikan sebab  bentuk dari parasit ini seperti kutu yang menempel
pada kulit ikan.  menginfeksi kulit parasit ini   juga pada insang ,Dari contoh  yang diperiksa 33,98% terinfeksi parasit. Infestasi parasit yang paling banyak  yang
memiliki tingkat prevalensi tinggi antara lain: Oodinium spp. (Dinoflagelata), Trichodina sp., dan
Ichthyophthirius multifiliis (Ciliata), Gyrodatylus spp. dan Dactylogyrus spp. (Monogenea), Argulus sp.
(Copepoda), dan Centrocestus sp. (Trematoda).
Kunci untuk meminimalkan adanya infeksi penyakit pada budidaya ikan hias yaitu  dengan budidaya ikan yang baik antara lain: pengaturan  induk dan benih, pengaturan  makanan , pengaturan  lingkungan,  pengaturan  kesehatan, dan  pengaturan  produk.
negeri kita  termasuk negara yang kaya akan sumberdaya ikan hias sesudah  Amerika Selatan. Jumlah spesies ikan hias yang lebih dari 300 jenis 
34%-nya berada di negeri kita , Produksi ikan hias air tawar di negeri kita   dari budidaya juga dari tangkapan alam. luar Jawa,Sumatera, dan Kalimantan adalah  area  yang banyak diambil ikannya  dan memang area  ini adalah  area  yang kaya akan spesies ikannya. Ikan-ikan introduksi juga cukup banyak yang diperdagangkan, bahkan sebagian besar sudah banyak
dibudidayakan, sedang  ikan introduksi malah sebaliknya jenis yang sudah dibudidayakan hampir 80% jauh lebih banyak dibandingkan  yang belum. Sampai saat ini, tercatat ada lebih dari seratus jenis ikan tangkapan alam yang diekspor melalui beberapa eksportir yang ada di kota kota besar . Ikan-ikan ini berasal dari perairan Sumatera, khususnya selatan, Kalimantan, Sulawesi maupun Irian. Jawa area  pesisir selatan masih ada walau  sedikit. Ikan-ikan ini didatangkan setiap musim dengan jumlah yang tak terbatas. Saat musim inilah harga ikan menjadi turun atau murah. maka  sebetulnya  yang paling diuntungkan tentu pedagang. Pemintaan pasar yang terus meningkat menjadikan orang menangkap ikan besar-besaran. Ikan yang ditangkap dalam jumlah yang banyak dan dalam penampungan yang terlalu padat akan memicu  banyak kematian. Persentase dari hasil tangkapan dan yang terjual yaitu yang hidup sebetulnya  amatlah tidak seimbang. Banyak ikan mati sia-sia baik dalam penampungan dan  selama transportasi dan menjadi tidak bernilai. Ikan yang dianggap tidak ekonomis saat itu dibuang dan mati ditempat penampungan, padahal di masa mendatang ikan itu  akan berharga. contoh  ikan julung-julung bahkan siput dan udang kali atau udang kecil yang dulu tidak ada harganya sekarang juga diperdagangkan sebagai ikan hias.
Informasi dan data yang diambil dari daftar  beberapa
eksportir di area  kota kota besar   diperoleh  ada 141 jenis ikan hias air tawar alam yang saat ini masuk dalam daftar ekspor mereka. Ikan didatangkan saat musim tangkapan dan akan  ditampung untuk di ekspor ke negara pengimpor dalam jumlah dan waktu sesuai permintaan. Dari ratusan jenis yang terdaftar saat ini beberapa jenis makin sulit diperoleh  atau jarang ada. contoh  ikan Rasbora, menurut para eksportir sudah mulai banyak berkurang di alamnya. Botia Sumatera juga sudah sangat sedikit. Berbagai jenis malah sudah mulai punah dan sudah jarang ditemukan lagi. Ikan blackshark, balashark, dan beberapa jenis puntius sudah banyak yang tidak ada lagi di daftar  para eksportir. Dari Familia Anabantidae ikan Betta atau cupang adalah  yang terpopuler. Adanya conggres  dan klub-klub Betta baik lokal maupun internasional membuat ikan ini sangat digemari. walau  hasil budidaya sudah banyak dengan varietas  yang unik  namun  cupang alam tetap banyak diminati dan harganya cukup tinggi, membuat ikan ini selalu digemari. juga  ikan sepat batik (Sphaerichthys sp.) yang warnanya sangat unik  ini  banyak permintaannya. Ikan ini sangat rentan dan mudah sakit sehingga kematian dalam penampungan cukup tinggi. Sepat mutiara, biru (Trichogaster sp.) juga ada dalam.daftar  ekspor, namun ikan ini sudah banyak yang membudidayakan sehingga tidak semuanya mengandalkan dari tangkapan alam. Dari Familia Bagridae, Balitoridae, Chandidae maupun Channidae belum ada satu jenispun yang dibudidayakan,
sehingga semua masih diambil dari alam. Ikan Chandaranga yang sangat terkenal sebab  sering dipakai  dalam percobaan  pewarnaan (sebab  ikan ini transparan) adalah  ikan yang cukup laku, dan belum ada yang membudidayakannya. Familia Cobitidae, adalah  familia dimana jenis Botia sebagai primadona ikan hias air tawar berada. Ikan ini diambil dari alam sangat intensif. setiap eksportir menampung ikan ini satu juta ekor pertahun dan terjual habis.
Diarea  kota kota besar  tidak kurang dari 30 eksportir,
belum lagi ikan yang keluar dari area  asal langsung
ke Singapura. Dapat dibayangkan jumlah yang dikuras
dari alam setiap tahunnya. walau  ikan botia saat ini
sudah  dapat dibudidayakan, namun masih terbatas di
instansi penelitian. Belum ada budidaya, Familia Cyprinidae didominasi oleh jenis Puntius dan Rasbora. Spesies ikan ini sangat banyak dan di daftar para eksportir juga selalu ada. 2 tahun yang lalu (2006-2007) masih mudah untuk mendatangkan ikan-ikan ini dari Sumatera dan Kalimantan. Namun saat ini (2009) menurut para eksportir sudah mulai susah untuk memperolehnya . Jenis lain yang sangat populer yaitu  ikan golongan  Rainbow atau dari familia Melanotaenia. Sangat diburu oleh para hobiis. sebab  asalnya dari Papua dan habitatnya yang susah dijangkau sehingga ikan ini secara teori masih aman dari kepunahan.
  dari Familia Osteoglosidae yaitu Arwana. Nilainya
yang sangat mahal terutama yang Super Red ,Sudah banyak dibudidayakan, namun  keberadaanya  di alam sebagai plasma nutfah dan sumber asli genetika 
perlu dilestarikan.Jenis lain yaitu Siluridae, Tetraodontidae dan Toxotidae juga   ikan yang cukup diminati. Ikan Datniodes atau jenis Tiger Fish saat ini cukup banyak dicari dengan tren untuk dipelihara bersama ikan pari (Portamotrygon sp.) Dari harga ikan yang kecil-kecil seperti Rasbora yang hanya sekitar Rp. 6000,-/ekor sampai Arwana yang bisa mencapai Rp. 10 juta/ekor  walau  nilai per ekornya kecil namun 
jumlahnya sangat banyak. Penurunan produksi di alam yang terus terjadi tentu sangat disayangkan, sebab  akan menurunkan pula devisa dan Sumber Daya Ikan Hias ini. Belum lagi spesies non ikan yang saat ini mulai banyak pula diperjual belikan seperti Cherax sp. dan udang kecil (Caridina sp.) yang jumlahnya sekitar 8 spesies. Kerusakan alam akibat polusi, perusakan hutan yang memicu  penurunan jumlah dan kualitas air, maupun  penangkapan yang berlebih  akan menghabiskan semua sumber daya perairan tawar.  adanya banjir yang terus menerus terjadi juga menurunkan produksi sebab  nelayan  tidak me ndapatkan ikan tangkapan. ada  183 jenis ikan introduksi yang sudah masuk ke negeri kita  ,Sekian banyak ikan introduksi justru sudah banyak yang dibudidayakan di negeri kita . Iklim negeri kita  yang tropik cocok untuk ikan-ikan ini sebab  kebanyakan
datang dari area  tropik pula. area  budidaya yang
paling besar yaitu  area  kota kota besar , sebab  disini
pula perdagangan, para eksportir dan importir ikan
hias berada. biasanya  para importir dan eksportir
yang tahu dan mengerti kebutuhan dan  pasar ikan hias
dunia dengan tren yang baru akan mendatangkan ikanikan dari negeri asalnya dan memberikannya pada
peternak untuk ditangkarkan. Produksinya akan kembali
kepada para eksportir yang akan mengekspornya ke
seluruh penjuru negeri yang memerlukan . Jenis yang
belum dibudidayakan yaitu  adalah  ikan yang diimpor
dan direekspor kenegara lainnya. Jenis paling banyak yaitu  dari Familia Characidae, Cichlidae, Cyprinidae dan jenis ikan Catfish. Jenis lain yang juga cukup banyak dikembang biakkan yaitu  Familia Poecilidae dan sedikit dari familia Anabantidae dan  Notopteriidae.
Familia Characidae yang banyak adalah  ikan-ikan
kecil dari jenis tetra. Berpuluh jenis tetra sudah berhasil
dikembangbiakkan oleh  para peternak di daerah
kota kota besar , Namun sesuai dengan hukum pasar ikan yang dulunya mahal dengan banyaknya peternak yang berhasil menghasilkan  jenis tetra ini maka harga yang menukik jatuh membuat saat ini beberapa jenis tetra mulai ditinggalkan, contoh  black tetra, blue eyes dan neon tetra. Familia Cichlidae adalah  jenis yang amat banyak dibudidayakan di negeri kita . Jenis yang berukuran sedang seperti diskus dan maanvis sudah berpuluh tahun para peternak membudidayakannya. Peternak ikan jenis ini tersebar ke seluruh kota kota besar . Malahan ikan diskus sudah banyak para hobiis mengadakan conggres  dengan berbagai varietas  dari hasil hibridisasi yang mereka kerjakan. Sampai saat inipun diskus yang dijuluki  The King of Aquarium  ini masih tetap digemari dan banyak peternak yang mengembangbiakkannya. Siklid lain yang sangat digemari yaitu  ikan Lou Han yang sempat berjaya
pada tahun 2000 an. Jenis lain mungkin tidak terlalu
terkenal seperti jenis diatas namun  cukup banyak pula yang menternakkannya, seperti Oscar, Auratus,
beberapa jenis dari genus Cichlasoma, Cyphlotilapia,
Dari familia Cyprinidae   ikan koi dan koki yang sudah puluhan tahun dibudidayakan  disini. varietas  yang semakin bermacamragam , Ekspor ikan koki ke Singapura kebanyakan yaitu  ukuran kecil-kecil. Jenis Redfin shark juga sudah banyak dibudidayakan terutama yang albino. Jenis Catfish seperti Red Tail Catfish, Tiger Catfish juga sudah banyak dipijahkan para peternak. Demikian pula catfish kecil berbagai macam Corydoras sudah lama para peternak mengembangbiakkan ikan ini. Ikan pari dari familia Portamotrygon yang berasal dari Amerika Latin (Sungai Amazon) juga sudah dibudidayakan di negeri kita  walau  masih terbatas beberapa orang saja sebab  harganya yang  mahal.
Domestikasi sebagai cara untuk mempertahankan
plasma nutfah dapat dilakukan  dalam tempat budidaya, tempat-tempat penelitian. Dapat pula dilakukan di tempat-tempat wisata air seperti Taman Akuarium Air Tawar, juga tempat Agrowisata area .
  budidaya adalah  salah satu cara untuk mempertahankan produksi. walau  sebetulnya  tidak dapat atau mungkin tidak akan mampu berpacu dengan kerusakan atau pemusnahan setiap spesies mengingat banyaknya spesies yang ada di alam. namun  masih adalah  satu-satunya cara yang paling bagus untuk diterapkan, selain dapat memenuhi kebutuhan secara berkesinambungan juga dapat tetap melestarikan sumber daya ikan. Biaya untuk memulai dengan penelitian tentu mahal  terutama untuk ikan yang langka, namun  hasilnya akan jelas. Tidak akan ada ikan yang terbuang percuma, sebab  ikan budidaya biasanya juga lebih dapat bertahan hidup
dibandingkan  ikan  liar. Banyak strain baru yang dapat
dihasilkan dari budidaya dan ini akan diperoleh  pula nilai tambah ,Hobiis ikan  menghendaki ikan jenis baru, dan para ahli genetika saat ini dapat merekayasa    ikan hias ini.diperlukan  riset yang lama dan terus menerus, SDM dan  dana yang tidak sedikit. Apalagi bagi ikan murah seperti beberapa jenis rasbora yang sebetulnya  memang tidak layak sebagai komoditas usaha; sebab  harganya yang murah sehingga para peternak malas untuk membudidayakannya. Kemungkinan
hanya melalui restocking jenis ini bisa terselamatkan.
Harus d ilakukan pemilihan prioritas jenis dengan
membuat daftar -nya. Ironinya jenis ikan hias introduksi yang dibudidayakan lebih banyak dari yang alami atau asli. walau  mudah dimengerti sebab  tentunya perhitungan secara ekonomi ikan-ikan yang didatangkan atau introduksi lebih memiliki  nilai ekonomi dibandingkan  ikan alam. Apalagi sudah  tentu para importir tak akan memilih ikan yang tidak bernilai.
ini lah yang membuat jenis ikan hias alam banyak
yang akhirnya punah atau hilang dari peredaran. 
contoh ikan Black Shark atau irengan yang dulu di Jawa
dan Sumatera amat banyak, sekarang sudah tak ada sama sekali, ikan Balashark dari Sungai Batang Hari saat ini juga sudah tidak ada, Balashark yang beredar di pasaran yaitu  dari Thailand. Secara alami, biota-biota perairan itu melakukan hubungan antara dua  organisme baik dalam satu spesies maupun berbeda spesies, dimana interaksi  itu  berlangsung permanen berdasar  hubungan saling menguntungkan  atau pun tidak. berdasar  bentuk-bentuk interaksi itu, hubungan (simbiosis)   digolongankan dalam beberapa tipe, yaitu  
- Inquilinisme terjadi saat  salah satu spesies memanfaatkan tempat tinggal  spesies lainnya seperti sarang burung, sarang lebah, sarang semut 
-Mutualisme adalah  hubungan yang sangat dekat antara dua spesies  dimana satu sama lain tidak dapat hidup sendiri atau terpisah (saling  memerlukan  satu dengan yang lainnya). Contohnya yaitu  tumbuhan 
lumut, kombinasi alga dan jamur yang menyelubungi tumbuhan lumut tidak  dapat hidup jika dipisahkan.
-Parasitisme adalah  hubungan, salah satu menjadi parasit dengan  memanfaatkan inangnya seperti menjadikan inang sebagai habitat dan  sumber makanan. Parasit hidup pada inangnya. Tubuh inang menjadi  lingkungan primer bagi parasit, sedang  lingkungan hidup inang menjadi  lingkungan sekunder bagi parasit. Hubungan parasitisme ini adalah  
hubungan yang permanen. Parasit tidak memicu  kematian secara  langsung terhadap inang, sebab  dia tidak memakan inang sekaligus namun  hanya memanfaatkan sebagian dari tubuh inang ( sebagai sumber makanan maupun sebagai tempat tinggal).
-Komensalisme, semua organisme saling berbagi  makanan yang sama. ini saling menguntungkan antara satu sama lain. Contohnya  yaitu   antara hiu dan ikan remora (Echeneis remora), ikan remora  selalu berenang bersama hiu, menempel pada kulit hiu dengan sucker, dan  memakan sisa-sisa makanan hiu.
-Epioiky, terjadi saat  salah satu binatang  tinggal di tubuh binatang  lainnya, dan  yang terakhir menyediakan makanan untuk yang lain. Contohnya yaitu   remis atau tritip yang menempel pada moluska atau kepiting, anemon laut  yang tumbuh pada kepiting dan sebagainya. Epioiky ini dapat berkembang 
menjadi menjadi parasitisme dan adalah  bentuk hubungan yang dapat  mengawali terjadinya ekternal parasit.
-Endoiky adalah  gerombolan  binatang  yang hidup di dalam tubuh binatang  lainnya seperti dalam insang, mantel, paru-paru dan sebagainya. Hubungan  itu  hanya terjadi pada bagian tertentu saja, dan dapat berkembang  menjadi internal parasit. Contohnya  ikan Mediterranean Carapus acus dengan timunitas   laut (Holothuria tubulosa). Dalam keadaan  berbahaya, ikan akan  bersembunyi di dalam kloaca timunitas   laut. Tidak hanya itu, timunitas   laut tidak  hanya menjadi tempat persembunyian, melainkan ikan Mediterranean juga
memakan gonad dan pohon-pohon pernapasan pada timunitas   laut tanpa  memicu  gangguan pada timunitas   laut sebab  organ yang dimakan  adalah  organ yang mudah beregenerasi.
Hama adalah  organisme yang  mengganggu dan memangsa,  dan biasanya  yaitu  predator mulai dari tingkatan larva sampai ikan dewasa.  Hama berukuran lebih besar dari ikan yang dimangsa dan tidak bersifat menular  seperti  penyakit. Hama tidak selalu mematikan, namun  luka yang  dimunitas  culkannya dapat meningkatkan kerentanan ikan terhadap patogen. 
 contoh hama yang sering menjadi masalah pada budidaya yaitu   katak, ular, burung, larva serangga dan ikan-ikan liar yang bersifat karnivor atau  pemangsa.
Patogen yaitu  organisme yang dapat memicu  penyakit dan terdiri  atas dua golongan yaitu :
-- patogen fakultatif (oportunistik): Sebagian besar patogen ikan   termasuk ke dalam golongan  ini. Patogen fakultatif adalah  organisme  yang normal ditemukan  di perairan dan dapat hidup tanpa inang, dan 
memicu  penyakit hanya jika ada keadaan  yang mendukung seperti  menurunnya daya tahan tubuh ikan sebab  stress yang dipicu  oleh  lingkungan, perawatan , memijah dan lain-lain. Faktor lain yaitu  keadaan  
lingkungan yang mendukung perkembangbiakan patogen seperti kandungan  oksigen yang rendah dan kandungan bahan organik tinggi. Patogen yang 
termasuk ke dalam golongan ini yaitu  berbagai jenis protozoa seperti  Trichodina sp, cacing Dactylogyrus sp dan jamur Saprolegnia sp, bakteri seperti 
Aeromonas hydrophila, dan Vibrio harveyii.
--patogen obligat: yaitu patogen yang tidak dapat  hidup lama di perairan tanpa  inang dan bisa memicu  penyakit pada ikan yang sehat saat   keadaan  lingkungan bagus. Sifat ini dijadikan metoda pengendalian penyakit  tanpa memakai  bahan kimia. Beberapa patogen yang termasuk ke dalam 
golongan patogen obligat yaitu  protozoa Ichtyopthirius multifilis, berbagai  jenis virus patogen pada ikan dan bakteri seperti Renibacterium salmoninarum, 
Yersinia ruckery, Aeromonas salmonicida salmonicida. 

Infeksi adalah  proses masuknya patogen pada inang dan dapat  memicu  inang mengalami sakit ataupun tidak. Sakit  diartikan  sebagai berkurang atau hilangnya rasa nyaman pada tubuh.  bahwa sakit juga  diartikan sebagai proses morbid keadaan   tubuh atau bagiannya dan adanya tanda  klinis yang menandakan  keadaan   fisiologi dan histologi yang tidak normal. Penyakit dapat bersifat infeksi (bisa  menular dari satu inang ke inang lainnya) atau noninfeksi. Penyakit infeksi  biasanya dipicu  oleh parasit yaitu parasitik (protozoa, cacing, krustacea),  bakteri, virus, jamur  cendawan. sedang  penyakitt non infeksius,  dipicu  oleh lingkungan, nutrisi dan genetik. Lamanya sakit dapat 
berkisar dari waktu singkat dan mematikan (akut) sampai kronis dimana gejala klinis tidak terlihat jelas dan hanya dapat dideteksi dengan nekropsi atau 
memakai  uji khusus pada waktu yang tepat.
 biasanya  bakteri dan parasit  yang mampu memicu  penyakit yang serius pada ikan yaitu  organisme 
yang normal ditemukan  di lingkungan perairan dan bersifat patogen oportunis.  walau  mereka ada di suatu lingkungan perairan penyakit bisa saja tidak  terjadi. munculnya  penyakit adalah  akibat dari interaksi  kompleks  antara  inang (ikan) yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan  dimana kedua faktor itu  bertemu dalam satu waktu. Pemahaman terhadap 
proses-proses yang terjadi selama interaksi   sangat penting jika  mempelajari diagnosa, pencegahan dan pengobatan. Salah satu dari tanda yang paling awal bahwa suatu penyakit sedang  menyerang ikan yaitu  laju kematian yang meningkat  secara nonkhusus . Ikan yang mati pada tahap ini bisa saja yang sangat rentan 
terhadap patogen yang ada atau bisa juga yang paling rentan terhadap keadaan   lingkungan yang buruk sehingga memicu terjadinya epizootik. 
peranan masing masing faktor munculnya  penyakit ikan :
--Inang 
Jika inang tidak rentan, penyakit tidak akan muncul. ini lah yang  menjadi dasar kegiatan immunisasi pada manusia. namun  kerentanan terhadap suatu penyakit ditentukan tidak hanya oleh kekebalan namun  kebiasaan  pengaturan  budidaya lebih menentukan. Contohnya makanan dengan kualitas  yang bagus dan pasokan  air yang bersih akan dapat mencegah   sumber penyakit yang potensial seperti menghindari pemasukan ikan baru dari panti benih yang lain. Salah satu factor yang meningkatkan kerentanan inang yaitu  
adanya luka, borok, sisik lepas maupun sirip gripis baik akibat penanganan yang  kurang baik ataupun sebab  parasit, ataupun juga stress sebab  transportasi 
dan perawatan , dan kualitas air yang tidak baik.
Dalam tubuh ikan, mekanisme pertahanan bermacamragam . Pertama yaitu   kulit, sisik dan membran lendir menghalangi masuknya racun, parasit, bakteri 
dan virus. tingkatan kemudian  bersifat fisiologi yaitu bekerjanya sel-sel fagosit,  penghindaran (avoidance mechanisms), kemampuan hati untuk mendetoksifikasi 
racun/ kimia dari air dan makanan, penyimpanan beberapa logam dalam tulang,  reaksi jaringan lokal. Garis pertahanan terakhir yaitu  yang bersifat khusus  
melawan virus, bakteri dan parasit. Bekerjanya sistem kekebalan pada ikan tidak  terlepas dari pengaruh faktor lingkungan perairan. Oleh sebab itu kedua faktor 
di atas harus didiagnosa  secara menyeluruh. Hal hal yang menentukan kerentanan  ikan yaitu  spesies, usia , keadaan  nutrisi, keadaan  fisiologi dan kepadatan.
-- Lingkungan
Inang dan patogen dapat hidup dalam lingkungan (perairan) yang sama,  dan berinteraksi tanpa munculnya  penyakit. namun  jika salah satu dari ke 3 
faktor itu  berubah sehingga hubungan ketiganya juga berubah, penyakit  bisa muncul dan menyebar. menjelaskan sebagai timbangan dimana keadaan  lingkungan diibaratkan anak timbangan tambahan 
yang bisa bergeser ke salah satu faktor. Pergeseran itu  bisa mempengaruhi inang secara positif atau negatif. pemicu  ketidakseimbangan ini harus  ditentukan jika kita ingin mengembangkan pengertian tentang ketiga faktor  dan peranan yang dimainkan masing-masing. Berbagai perubahan kualitas air  yang mendadak atau mencapai keadaan  ekstrim akan memicu  stress bagi 
ikan yang tentu saja akan menurunkan daya tahan ikan. Demikian juga berbagai  bahan pencemar yang ada  di peraiaran akan memiliki  pengaruh negatif  pada sistim kekebalan yang akhirnya meningkatkan kerentanan ikan terhadap patogen. Berbagai penyakit yang ditemukan  pada ikan budidaya seperti penyakit yang dipicu  oleh protozoa Trichodina, udang berpendar (kunang-kunang)  dan bercak putih yang biasanya  muncul jika kandungan bahan organik di  perairan tinggi dan kualitas air menurun. Pada serangan ringan, penggantian air  dapat mengatasi masalah penyakit ini.

--Patogen 
Virulensi (patogenisitas) menandakan  tingkat keganasan patogen dan  kemampuannya dalam memicu  penyakit yang sifatnya relatif terhadap 
dosis dan waktu. Patogen ikan biasanya adalah  agen biologis yang terdiri  atas cacing, protozoa, jamur, virus dan bakteri. Untuk itu harus diketahui sifat  patogen, cara penyebaran, jalan masuk ke tubuh ikan (port entry) dan fasilitas  budidaya, cara menghindari dan cara mengobatinya. Beberapa patogen bersifat  obligat yang memiliki  virulensi tinggi seperti parasit protozoa pemicu   penyakit bintik putih Ichtyopthirius multifilis. Berbagai jenis virus juga adalah  patogen obligat namun dengan virulensi bermacamragam . Beberapa bakteri patogen  yang ditemukan  di negeri kita  seperti Aeromonas hydrophila yaitu  patogen fakultatif 
dengan virulensi bermacamragam . Selain virulensi, faktor lain dari patogen yang  menentukan muncul penyakit yaitu  viabilitas, strain, intensitas ,. Dalam berbagai keadaan, ikan dapat hidup sehat walau  dalam 
perairan itu  selalu saja ada patogen fakultatif. biasanya  hanya jika stress  lingkungan terjadi yang memicu  keseimbangan ‘timbangan’ bergeser ke 
arah penyakit dan patogen memiliki  kesempatan untuk berkembang biak  dengan cepat. Jika ikan tidak dapat menyesuaikan diri dengan cepat, atau jika  tindakan untuk memperbaiki keadaan tidak dilakukan, penyakit bisa terjadi.  Jika kematian yang merugikan mulai terjadi, kita  harus bertindak cepat.  Dengan mengembalikan kualitas air kekeadaan  yang optimal dan memakai   obat-obatan yang tepat keseimbangan  inang dan patogen dapat dikembalikan. Parasit yaitu  organisme hidup diatas atau didalam organisme lain, 
dikenal sebagai induk semang atau inang. Parasit bisa berupa golongan  binatang   maupun tumbuhan; berupa virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, antropoda. 
biasanya  parasit dibedakan menjadi dua berdasar  organ targetnya yaitu  ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit yaitu  golongan parasit yang hidup di 
luar atau di permukaan tubuh inang. sedang  endoparasit yaitu  golongan  parasit yang selama hidupnya atau sebagian dari siklus hidupnya ada di dalam  tubuh inang. juga , dikenal juga istilah vektor yaitu golongan binatang  atau tumbuhan yang menjadi pembawa agen parasit. Ektoparasit yaitu  masalah yang  sering ditemukan menjadi kendala budidaya ikan. walau  jarang menjadi  wabah, namun  infeksinya dapat terjadi sepanjang tahun. Perbedaan ektoparasit dan 
endoparasit yaitu  habitat hidup parasit di dalam tubuh inang. Ektoparasit  ditemukan pada anatomi luar tubuh ikan: kulit, mukosa, sisik, sirip, operkulum, mata, insang, hidung. sedang  endoparasit biasanya ditemukan pada organ  hati, saluran pencernaan, ginjal, jantung, daging, dan organ dalam lainnya. 

saat  terjadi sebuah peristiwa  kematian atau sakitnya binatang  budidaya, maka perlu dilakukan suatu pemeriksaan. Untuk ketepatan pemeriksaan perlu 
dilakukan persiapan contoh  binatang  budidaya yang akan diperiksa. Agar hasil  pemeriksaan tidak terjadi kerusakan contoh  dan benar-benar menjelaskan 
keadaan  ikan maupun perairan maka perlu dilakukan pemilihan ikan contoh  dan  penanganan ikan contoh  sebelum dibawa ke laboratorium untuk pemeriksanaan 
lebih lanjut.  beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu :
Penanganan ikan   
Jika ikan   hidup, maka ikan diletakkan dalam kantong plastik yang  berisi air dan diberi oksigen. Dan jika ikan   mati, maka sebaiknya ikan  disimpan dalam termos es atau dalam wadah yang berisi es (pendingin),  untuk mengurangi kerusakan jaringan.  biasanya  parasit tidak berparasit pada berbagai jenis binatang , 
artinya hanya memerlukan  inang khusus . Hidup parasitik itu bukanlah  hidup sembarangan, melainkan hidup berpreferensi.  parasit  itu biasanya  memiliki  inang pilihan atau inang khusus . Secara alami parasit 
itu menandakan  derajat preferensi inang, disamping juga derajat preferensi  jaringan tubuhnya sebagai habitat parasit. Derajat preferensi inang itu yaitu  
produk adaptasi biologis yang diperoleh induknya dan diturunkan kepada keturunannya. Diduga derajat preferensi inang dapat berubah, makin tingginya 
derajat preferensi inang itu dapat memicu  perubahan pola penyebaran .penyakit atau perubahan pola penularan penyakit yang dipicu  oleh parasit.
Pemilihan ikan  , ikan yang akan dikirim untuk diperiksa terdiri atas:.Ikan yang baru saja mati, kematian tidak lebih dari 1-2 jam ,Ikan yang keadaan nya sehat sebagai pembanding.Ikan yang diduga terinfeksi penyakit yaitu ikan menandakan  gejala sakit 
seperti berenang lemah, adanya luka, sisik lepas, berlendir. 
Setiap parasit memiliki adaptasi khusus  untuk hidup pada tubuh inang  termasuk morfologi dan fisiologi adaptasi. Adaptasi parasit yaitu  keseluruhan sifat  binatang  yang dapat membatu dalam 
populasi untuk hidup, tumbuh dan bereproduksi menjadi lebih banyak, di  bawah keadaan  yang ada pada habitatnya. 
-- Adaptasi pada Indera Penglihatan Parasit
Organ penglihatan parasit biasanya  disesuaikan dengan organ target  tempatnya hidup pada inang. Beberapa hal yang dapat dijabarkan mengenai 
indera penglihatan parasit yaitu  antaralain :
 Monogenea: sebagai indera penglihatan, monogenea memiliki pigmen mata  (biasanya 2 pasang) 
 Digenea trematoda memiliki 1 pasang mata pada tahap larva (miracidium dan  cercaria) yang hidup di luar inang, dan tahap lainnya tidak memiliki alat 
pelengkap fotosintesis. Cestoda, nematoda dan acanthocephala alat penglihatannya terbatas bahkan 
tidak memiliki alat penglihat. Organ sensori internal parasit biasanya tersebar pada tubuh parasit seperti 
pada sucker, nematoda labia, dan pada ekor (nematoda jantan).
--. Adaptasi pada Mekanisme Pernapasan Parasit
Mekanisme pernapasan parasit belum dipelajari secara mendetail sejauh  ini. biasanya   parasit belum memiliki alat pernapasan khusus .  mengenai mekanisme pernapasan parasit  yaitu : Parasit tidak memiliki organ respirator secara khusus, pertukaran gas terjadi 
pada permukaan tubuh. Copepod cenderung terjadi pernapasan pada struktur permukaan tubuhnya. 
contoh nya berbagai struktur seperti grapelike bublles pada bagian ujung  posterior thorax Pennella, Lernaeolophus dan jenis Chondracanthus biasanya 
memiliki berbagai macam papillae dan proses pernafasan terjadi pada bagian  thorax. Ektoparasit memakai  oksigen terlarut dalam air, sedang  endoparasit  memperoleh  energi dari dekomposisi glikogen dalam sel,  mengeluarkan  karbondioksida dan asam lemak.
--Adaptasi Morfologi Parasit
Adaptasi morfologi adalah  adaptasi berupa bentuk parasit dan  perlengkapan yang dimilikinya untuk dapat hidup di dalam tubuh inang. Yang  termasuk adaptasi morfologi antara lain bentuk tubuh yang tergantung pada  lokasi tempat parasit itu hidup dalam inang
Adaptasi morfologi yaitu  penyesuaian yang ditambah  dengan perubahan  atau rekayasa  dari salah satu atau beberapa, atau bahkan semua bagian atau  bagian-bagian alat tubuh sehingga bagian-bagian tubuh itu menjadi tertentu  baik bentuk maupun sifatnya atau fungsinya. rekayasa  itu terjadi agar supaya   parasit memperoleh kemampuan untuk dapat mengikuti segala persyaratan  untuk hidup dalam tubuh inang.
Adaptasi ektoparasit yang menempel pada permukaan tubuh inang.  Bentuk tubuh parasit yang menempel pada permukaan tubuh inang biasanya  memiliki bentuk:
 Tubuh yang pipih (clypeate). Flattened dorso-ventrally (rata pada bagian perut). Slightly concave (cekung) pada salah satu sisi dan convex (cembung) pada 
sisi lainnya. Cekung pada sisi pelekat. Memiliki cakram penghisap. Parasit-parasit ini sulit dihilangkan atau dibersihkan dengan air, namun bisa  dilepaskan dengan cara abrasi contohnya ciliata (chilodonella, Trichodina),  branchiura, copepods (Lepeophtheirus, Caligus), trematoda (Tristoma, Entobdella,  Calicotyle).
Adaptasi parasit yang hidup di dalam intra-intestinal, biasanya memiliki  bentuk sebagai berikut:
 Biasanya berbentuk elongated (memanjang), ribbon-like yaitu seperti pita  (cestoda), silinder atau spindle-shape atau gelondong (nematoda, acanthocephala).
 Bentuknya bulat pipih untuk memudahkan bergerak di dalam usus  Adaptasi parasit pada iang seperti adanya keanekaragaman hook (pengkait),  suckers (penghisap) dan clamps (alat penjepit) pada monogenea. Cestoda memiliki sucker yang komplek strukturnya.
 beberapa cacing memiliki sucker, ring dan hook, Tetrarhynchidea (pada ikan air laut) memiliki 4 probosces yang panjang yang ditutup oleh hook
 Acantocephala memiliki proboscis yang dibungkus dengan sederetan hook yang kuat Parasit copepods: pada bagian cephalotorax memiliki organ pengait seperti  anchor untuk menempel pada inang (Lernaea, Lernaeocera, Sphyrion, Pennella),  memiliki retained yang dapat dipakai  untuk berpindah dari satu tempat 
ketempat lain, juga memiliki hook pada antena, maxilliped dan appendages  (Cecrops, Caligus).
Adaptasi endoparasit dalam tubuh inang, biasanya memiliki bentuk yang  menyesuaikan dengan keadaan  di dalam tubuh inang. Adaptasi bentuk biasanya 
berupa: Parasit yang hidup dalam usus seperti cestoda dan acanthocephala  menempel pada saluran pencernaan. Sumber makanan menjadi hal penting, 
penyerapan osmotik dilakukan oleh permukaan tubuh parasit ini yang nbanyak mengandung kutikula (membungkus permukaan tubuhnya).  Elektron mikroskopik mengungkapkan kegunaan cuticle (selaput luar) pada  cestoda yang dibungkus dengan karakter microvilli yang sangat membantu  meningkatkan absorbansi pada permukaan.
-- Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah  adaptasi yang terkait dengan fisiologi  tubuh parasit untuk dapat hidup di dalam inang. Adaptasi fisiologi sangat  bergantung dengan tempat parasit hidup. Beberapa parasit yang hidup di dalam  saluran pencernaan ikan biasanya  menghasilkan enzyme anti enzy pencernaan 
dengan tujuan untuk menetralisir, agar parasit tidak ikut tercerna saat   inang mencerna makanan. Beberapa parasit juga membungkus dirinya dengan 
asam amino yang sama dengan asam amino inang dengan tujuan agar tidak  kenali sebagai benda asing. Cacing schistomiasis melakukan Penyamaran 
antigenik (antigenic mimicry) yaitu parasit cacing dewasa dapat memperoleh  antigenik jaringan inang untuk menyelubungi dirinya sehingga sistem imunitas   
inang gagal mengusir parasit cacing itu .

Secara alamiah, adanya  parasit pada inang akan mengganggu sistem  dalam tubuh inang yang bekerja. Inang akan melakukan berbagai cara untuk 
mengeliminasi adanya  parasit dengan banyak cara. Parasit dalam usus memanfatkan enzim pencernaan yang dihasilkan oleh inang. Hanya sebagian  kecil saja yang mampu hidup dalam usus yaitu dengan memiliki kemampuan menatralisir enzim yang dihasilkan inang, contoh nya dengan menghasilkan bahan  mucoproteid. Adaptasi parasit lainnya pada tubuh inang untuk menyesuaikan .dengan tubuh inang yaitu jaringan tubuh parasit dan inang harus memiliki  komposisi asam amino yang sama. Contohnya asam amino pada cestoda  (Hymenolepis diminuta) dan inang (tikus) menandakan  ada kesamaan 20 jenis 
asam amino 

Penyebaran parasit dari satu inang ke inang yang lain dalam satu  populasi, dilakukan dengan cara yang beraneka ragam tergantung pada spesies .dari parasit itu sendiri. Cara invansi parasit pada inang, dapat dilakukan dengan  4  cara, yaitu melalui kontak secara langsung, saluran pencernaan,  phoresis (memerlukan  perantara/binatang  pembantu) atau dengan cara 
menembus permukaan kulit.
-Phoresis  memerlukan  Perantara/binatang  Pembantu
Transportasi parasit ini dilakukan dari satu inang ke inang lain melalui  binatang  lain. Cara ini biasanya   dipakai  untuk jenis parasit darah contohnya yaitu  jenis Tripanosoma, parasit branchiura memindahkan larva .nematoda Skrjabillanus dari satu ikan ke ikan yang lain dalam satu populasi.  Cercaria menujukkan sifat  adaptasi yaitu kemampuan menembus 
kulit ikan dan kemudian tumbuh dan berkembang dalam jaringan inang.  Bagian yang terdiri dari mulut dilengkapi dengan sucker yang memiliki stylets
untuk menusuk kulit. Kelenjar dalam alat penusuk menghasilkan enzim  proteolytic yang dapat merusak jaringan inang, dan ini  yang menjadi .sarana migrasi dari cercaria.
-Menembus Permukaan Kulit,Cara lain yang bisa dilakukan oleh cercaria dari Digenea trematoda dengan menyerang jaringan kulit hingga berkembang menjadi tahap  berikutnya yaitu metacercaria.
--Kontak Langsung
Invansi parasit terjadi melalui kontak secara langsung antara terjadi pada  ikan sehat dengan ikan yang sudah  terinvansi parasit terlebih dahulu. Padat  penebaran yang tinggi pada budidaya ikan menjadi salah satu pemicu   penyebaran parasit melalui cara ini. Cara ini biasanya  dipakai  untuk  penyebaran larva parasit dan kadang  juga parasit dewasa (dipakai  oleh 
parasit yang memiliki siklus hidup yang sederhana), contohnya yaitu  parasit ciliata, Trematoda monogenea, copepoda, isopoda, branchiurans.
--Melalui Saluran Pencernaan
Invansi parasit  melalui saluran pencernaan ini biasanya   dilakukan sesudah  tahap  invasif dari parasit (telur, larva, spora) yang masuk ke  dalam inang bersama makanan. Biasanya dilakukan oleh parasit yang  memiliki siklus hidup yang kompleks, contohnya yaitu  jenis protozoa  seperti Coccidiomorpha dan Cnidesporidia, Digenea trematoda, cestoda, nematoda 
dan acantocephala.



Dalam hubungan antara parasit dan inang, maka sebetulnya  tidak  menjadi tujuan parasit untuk merusak alat tubuh inang, apalagi sampai  memicu  kematian inang. Parasit memerlukan  jaminan makanan dan  tempat hidup untuk kelangsungan jenisnya. Terutama untuk jenis endoparasit  jika inangnya sakit atau sampai mati, maka dia tidak memperoleh  jaminan  makan.Ada korelasi atau hubungan positif antara luasnya sebaran inang dan  jenis parasit dengan kerugian yang dimunculkan oleh parasit. Makin luas jenis  parasit dan inang, maka makin tinggi kerugian yang dimunculkan oleh parasit 
itu . Kerusakan yang dimunculkan dengan adanya parasit pada inang itu  bertingkat tergantung pada jenis parasit, usia  parasit jenis dan usia  inang,  perawatan inang, penyebaran geografis dari parasit. saat  keadaan  normal, sistem dalam tubuh inang terjadi secara 
normal, adanya  parasit memicu  efek  yang beragam pada tubuh  inang, efek  yang ditimbukan oleh parasit pada inang antara antara lain: 
dapat berupa kerusakan secara mekanik, kekurangan makanan dan efek  keracunan.
- Kekurangan Makanan 
Parasit biasanya memakan makanan yang ada dalam tubuh inang (parasit  dalam usus) atau mengambil sebagian nutrisi pada inang. efek  pada inang 
memicu  anemia. menandakan  bahwa investasi dari 
Lernaeocera obtusa memicu  penurunan kadar hemoglobin (Hb) dan jumlah lemak dalam hati. Diphyllobathrium latum pada usus manusia memicu  
hilangnya vitamin B12 (44 %).  Parasit lain mengambil vitamin A, B komplek, C dari inangnya. Parasit 
kadang  memakan darah atau jaringan pada inang, yang dapat memicu   hemoglobin ikan yang terinvestasi oleh Lernaeocera branchialis menjadi menurun 
dari 30-40 % menjadi 20-22 %. Jumlah total eritrosit menurun dari 902.500/mm  menjadi 847.500/mm. juga , adanya kronik hypochromatic dan hemolitik dan 
juga basofil dan polychromatic eritrosit meningkat, granulosit (heterofil dan basofil) yang biasanya  ditemukan menyertai pendarahan dan radang insang.
-Toxic dan Lytic Effects 
Hasil dari metabolisme parasit dan sekresi dari kelenjar parasit dapat  bersifat toxik bagi inang, contoh nya cercaria menghasilkan enzim proteolytic yang dapat menghancurkan jaringan inang juga menjadi sarana perpindahan cercaria dalam tubuh inang. Argulus memiliki kelenjar venom pada bagian stylet  yang dipakai  untuk menusuk kulit masuk ke dalam aliran darah dan cairan  tubuh. ini  memicu  iritasi pada kulit dan menghasilkan radang.  Nematoda (Anisakis) menghasilkan racun, yang dapat memicu  asma dan 
parasit Kudoa (Myxobolidae), menghasilkan enzym proteolitik yang dapat memicu  otot daging menjadi lembek.
-Kerusakan Secara Mekanik
Di samping merugikan inang sebab  mengambil sebagian makanan atau  menghisap darah, atau menghisap cairan tubuh, makan atau merusak jaringan 
tubuh inang, maka parasit yang bertubuh besar atau parasit yang berkumpul  sebagai gumpalan benda asing dalam tubuh inang dapat memicu   munculnya  gangguan mekanik. Parasit yang memiliki organ penyerang (hooks, clamps, suckers) bisa memicu  kerusakan pada jaringan inang, yaitu  :
Kerusakan pada usus akibat parasit antara lain: pengerasan pada usus, lemahnya gerakan peristaltik dan pencernaan terhambat, contohnya :  Triaenophorus menghambat usus ikan. Ligula menghambat
perkembangan gonad sama halnya efek  yang 
dimunculkan oleh Amphilina foliacea pada iikan sturgeons. Kerusakan pada kulit dan insang ikan, contohnya :  Sucker dan probosces dari digenea, cestoda dan acanthocephala memicu  kerusakan pada mukosa usus. Cercaria dari trematoda menembus kulit dan memicu  kerusakan jaringan dan bisa menyebar ke jaringan lain. Kerusakan ini dapat menjadi media perpindahan larva nematoda


Sistem pertahanan inang terhadap parasit seperti  binatang  vetebrata  lainnya, ikan memiliki sistem kekebalan/imunitas, hanya berbeda dengan vertebrata lainnya yaitu pada organ pembentuknya. Sistem imunitas ini  berfungsi untuk melawan berbagai macam penyakit, yang antaralain : sistem  pertahanan khusus  dan tidak khusus  . bahwa tanggapan  imunitas khusus  memerlukan stimulasi terlebih dahulu dan  bersifat khusus terhadap agen penginduksinya, keberadaanya  dalam tubuh  sangat berfluktuasi. tanggapan  tidak khusus   bersifat biasa  dan keberadaanya  bersifat permanen dalam tubuh ikan ,Sistem pertahanan nonkhusus  disusun dari penghalang fisik dan kimia 
(mukus, kulit sisik dan insang) dan pertahanan seluler (sel makrofag, lekosit seperti monosit, neutrofil, eosinofil dan basofil) terhadap serangan patogen. 
Salah satu dari kebanyakan pertahanan tidak khusus   biasa  dari ikan yaitu   sekresi jumlah mukus yang berlimpah selama keadaan stres, terutama sebab  
penangkapan dan penanganan. Mukus ikan yang menyelimuti permukaan tubuh, insang dan ada  
juga pada lapisan mukosa usus berperan menjerat mikroorganisme yang secara  potensial membahayakan  material asing dengan lisosim dan 
enzim proteolitik lain  , bahwa mukus juga mengandung antibodi (pertahanan khusus ), aglutinin alamiah dan 
lisin yang berkemampuan mengeleminir patogen.
Kulit dan sisik ikan berperan dalam perlindungan mekanik terhadap infasi patogen melalui penebalan kutikel ataupun hiperplasia sel-sel malphigi ,Reaksi peradangan juga dapat terjadi disekitar situs masuknya 
patogen, dalam ini  komponen lainnya yang berperan dalam proses pertahanan seluler seperti leukosot akan membanjiri situs untuk memfagosit  patogen yang ada itu .Jika mikroorganisme menembus penghalang fisik dari kulit dan sisik  melalui abrasi atau memotong, pengenalan pengganggu asing memicu   reaksi peradangan. Jaringan makrofag dan sirkulasi migrasi monosit ke tempat  fagositis dan menghancurkan pengganggu. Neutropil dan lekosit lainnya juga 
tertarik ke abrasi, dimana mereka melepas enzim destruktif yang bertindak pada  mikroorganisme target.
tanggapan  imunitas   khusus  dirangsang bereaksi terhadap antigen tunggal yang  adalah  komponen patogen. Jika garis pertahanan pertama tidak berhasil,  mikroorganisme memperoleh  kendali  secara cepat, berkembang, dan membunuh  ikan. Namun, jika ada waktu yang cukup untuk aktifasi tanggapan  imunitas   khusus ,  tanggapan  itu  dapat menolong ikan selama paparan primer dan berikutnya. Pertahanan tubuh khusus  dilakukan oleh antibodi yang adalah  
tanggapan  humoral. Ikan hanya memiliki satu kelas Ig yaitu  IgM ,, dengan berat molekulnya 700 kDa dan koefisien sedimentasi 16 S.  IgM ini adalah  makrobglobulin, kestabilan struktur molekulnya dilakukan  oleh rantai J. Klasifikasi Ig didasarkan atas sifat fisika-kimia, kandungan  karbohidrat dan komposisi asam amino molekul Ig , Imonoglobulin (Ig) ini selain ada  dalam plasma darah juga ditemukan pada  mukus, usus, cairan empedu dan dalam telur ikan mas , Infeksi parasit adalah  infeksi yang merangsang lebih dari satu mekanisme pertahanan, yaitu kedua tanggapan  imunitas   humoral dan seluler sekaligus. 
Makin besar ukuran parasit yang menyerang, makin banyak jumlah dan jenis  antigennya yang akan membangkitkan tanggapan imunitas   tubuh. Infeksi parasit  biasanya  berlangsung kronis, antigen selalu beredar di dalam tubuh sehingga  terjadi perangsangan  terus menerus. tanggapan  imunitas   seluler lebih efektif menghadapi protozoa intraseluler, sebaliknya antibodi efektif untuk parasit .ekstraseluler dalam darah atau jaringan (contoh, malaria dan tripanosoma) 
sebab  antibodi tidak dapat melintasi membran sel inang untuk mencapai  parasit intraseluler.
Ada sel yang berperan lebih banyak saat  infeksi parasit yaitu sel  eosinofil yang adalah  sel penghuni jaringan, adanya  dalam aliran darah  sedikit, pada membran selnya ada  resptor IgG, IgE, IgM, C3b dan di dalam 
sitoplasmanya ada tiga butir-butir: fosfatase asam dan arilsulfatase, butir primer,  butir sekunder. Butir sekunder memiliki mayor basic protein (MBP) yang bersifat  beracun  terhadap parasit dan produksi histamin, eosinophil cationic neurotoxin (EDN), eosinophil peroksidase (EPO), yang keduanya bisa  membunuh parasit. Parasit di dalam tubuh inang juga melakukan perlawanan terhadap  serangan dari sistem imunitas  . Cara parasit menghindar dari sistem imunitas   yaitu  dengan cara-cara antaralain :
- Supresi tanggapan  imunitas   : antigen yang dilepaskan parasit dapat mengganggu  tanggapan  imunitas   inang dengan mekanisme sebagai berikut:
 Pengikatan dengan antibodi sehingga tidak dapat menyerang parasitnya  Memblok sel-sel efektor melalui pembentukan kompleks imunitas  ,Menginduksi toleransi sel B dan sel T Aktivasi poliklonal banyak dihasilkan IgM dan IgG yang tidak khusus   Aktivasi sel-sel supresor,
-Subversi sistem imunitas  ,
-Keanekaragaman antigenik (antigenic variation) : parasit memiliki gen antigen  permukaan yang munculnya tergantung aktivitas masing-masing gen yang adalah  hasil adaptasinya, contoh plasmodium pemicu  malaria.
- Penyamaran antigenik (antigenic mimicry): cacing dewasa bisa memperoleh  antigenik jaringan inang untuk menyelubungi dirinya sehingga sistem imunitas   
inang gagal mengusir cacing, contoh Schistomiasis 
-Hidup di dalam makrofag dengan cara:
 Mencegah fusi lisosom dan fagosom  Tahan terhadap pembunuhan dengan enzim  Menghindari lisosom masuk ke sitoplasma makrofag 
A..Faktor internal yang berkaitan dengan serangan parasit pada biotik yaitu  faktor  yang berkaitan dengan pribadi  ikan itu sendiri sebagai  inang. keadaan  kesehatan ikan berperan  penting dalam dapat tidaknya parasit menginvasi inang. Infeksi biasanya   dimulai saat  ada 
ketidakseimbangan antara lingkungan, parasit dan ikan sebagai inang. Ikan  sebagai inang memiliki kendali untuk menjadikan infeksi menjadi sakit atau  tidak. infeksi yaitu  patogen pada inang yang bisa atau tidak 
memicu  penyakit sedang  sakit/penyakit : penyimpangan dari keadaan  normal atau keadaan  sehat. Penyimpangan keadaan  sebagai akibat dari infeksi patogen, defisiensi nutrisi, toxicant, lingkungan atau genetik Faktor internal yang mempengaruhi  parasit pada biota  akuatik antara lain :
-Jenis dan usia  Ikan
Jenis dan usia  ikan juga berpengaruh terhadap tingkat investasi parasit. Ikan yang berusia  lebih muda atau ukuran benih dan juvenil lebih rentan  terinfeksi parasit dan memicu  sakit dibandingkan dengan ikan dewasa, 
sebab  terkait dengan kesiapan dari sistem pertahan tubuhnya. Ada jenis-jenis ikan yang cenderung lebih resisten terhadap serangan penyakit dibandingkan 
dengan jenis ikan lainnya. Ikan yang bersisik biasanya lebih tahan terhadap serangan ektoparasit dibandingkan dengan ikan yang tidak bersisik. Hasil riset menyatakan bahwa ikan yang berusia lebih tua biasanya jenis patogen yang menginfeksi lebih sedikit dibandingkan dengan ikan yang berusia  lebih muda. 
Artinya jenis patogen yang menginfeksi ikan berusia  lebih muda biasanya lebih banyak atau lebih beragam dibandikan ikan yang berusia  lebih tua pada jenis 
yang sama.
- Aktivitas Ikan 
Aktivitas ikan juga secara tidak langsung berpengaruh terhadap tingkat kesehatan ikan dan juga serangan parasit. Salah satu cara penyebaran penyakit 
yaitu  melalui kontak dengan ikan yang terinfeksi sehingga ikan-ikan dengan  aktivitas tinggi cenderung lebih sering berinteraksi dengan ikan lain yang
memicu  lebih mudah terinfeksi penyakit infeksius. juga , ikan-ikan  yang beruaya seperti ikan salmon cenderung akan lebih sering terinfeksi parasit sebab  habitatnya yang luas, dari daratan hingga lauatan yang luas.
-Genetika 
Genetik berperan  dalam susunan komponen sistem 
imunitas   ikan. Jaringan limfoloid ikan adalah  jaringan yang bertanggungjawab  terhadap sistem imunitas   ikan. Susunan jaringan limfoloid yang tidak sempurna 
atau yang mengalami kelainan akan lebih memicu  ketahan tubuh, atau  sistem imunitas   ikan tidak sempurna. Perbedaan jenis ikan biasanya   juga 
berpengaruh terhadap elemen sistem imunitas  nya. adanya   komponen sistem imunitas   pada biota akutik menjadi penentu dalam sistem pertahan tubuh terhadap serangan patogen maupun keadaan  lingkungan. Ada  beberapa patogen yang ditemukan hampir disemua jenis ikan air tawar namun  juga ada patogen khusus  yang ditemukan hanya pada jenis ikan tertentu. Ikan nila biasanya  memiliki sistem pertahanan tubuh yang baik sehingga jenis  patogen yang ditemukan tidak sebanyak pada ikan jenis mas. 
-Nutrisi 
Nutrisi juga  mempengaruhi kesehatan ikan, makanan  yang seimbang antara nutrien, mineral, protein, lemak, karbohidrat sesuai denga kebutuhan si ikan sangat penting agar tidak terjadi mall nutrisi. sebab  ada penyakit non infeksius yang dipicu sebab  kekurangan ataupun kelebihan nutrisi. Ikan yang kekurangan vitamin A pada makanan nya cenderung mengalami eksoptalmia (mata menonjol) pada mata, eksoptalmia juga dapat terjadi sebab  faktor infeksi patogen namun dengan keadaan  yang berbeda. Jika eksoptalmia yang dipicu  oleh patogen yaitu  sebab  pembesaran atau hiperplasia pada sel choroid mata, sedang  jika kekurangan vitamin A biasanya dipicu  sebab  adanya 
hiperplasia pada pembuluh darah di mata. Nutrisi dalam makanan  sangat  berpengaruh terhadap status kesehatan suatu organisme. makanan  yang masuk 
kedalam tubuh dimanfaatkan untuk metabolisme tubuh, salah satunya yaitu  proses ketahanan tubuh, sehingga makanan  yang seimbang sesuai dengan yang 
diperlukan  akan menunjang proses dalam tubuh (sistem pertahanan tubuh akan berfungsi dengan baik).
B..Faktor eksternal  yaitu  faktor  luar (dari ikan) yang berpengaruh terhadap  tingkat patogenitas dari parasit itu maupun faktor  yang berpengaruh  terhadap kesehatan ikan sebagai inang, sebab  sistem ketahanan ikan sangat  berpengaruh terhadap kemampuan parasit menginfestasinya. saat  keadaan   ikan sebagai inang dalam keadaan baik maka, dia akan mampu menghalau  masuknya parasit dalam tubuhnya. Faktor ekternal yang berpengaruh terhadap  keadaan  kesehatan ikan antara lain, lingkungan, vektor dan parasit itu sendiri. Parasit biasanya   berada dalam suatu perairan dan biasanya  memiliki waktu-waktu tertentu untuk memulai menginfeksi inang, dan faktorfaktor eksternal yang berpengaruh terhadap tingkat infestasi dari parasit  terhadap inang yaitu  :