Virus Raksasa Kuno

Tampilkan postingan dengan label Virus Raksasa Kuno. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Virus Raksasa Kuno. Tampilkan semua postingan

Virus Raksasa Kuno










Virus Raksasa Kuno

Pada tahun 2015  ilmuwan  Siberia menemukan Mollivirus sibericum  yaitu virus raksasa berusia 30.000 tahun,yang terdapat dalam es Arktik  bahwa virus  M sibericum bisa menginfeksi amoeba, sebelumnya  ilmuwan menemukan Mimivirus di bawah lapisan es Russia yang meleleh, Virus  m sibericum  memiliki 1200 spesimen genetik dan dua kali lebih lebar dari virus biasa,sedang HIV saja  hanya mempunyai sembilan gen, saat ini virus raksasa kuno ini  berada jauh dari kehidupan manusia, bila  perubahan iklim terjadi  memunculkan  kembali virus raksasa ini, sebagai konsekuensi  permafrost yang meleleh, vektor infeksi membahayakan dari abad ke 18 dapat muncul kembali, namun menurut ilmuwan  kemungkinan virus ini bebas menginfeksi manusia sangat kecil,es  tidak mencair langsung, es diproses .di laboratorium  kemungkinan terjadinya pandemik  virus kuno sangat rendah virus-virus kuno  umumnya menginfeksi amoeba, belum ada patogen manusia yang muncul dari permafrost Siberia. bermacam macam  virus yang bersirkulasi pada  tubuh hewan yang masih hidup

Virus terbesar 

Virus pandora  sudah  ditemukan sejak 13 tahun yang lalu ,sekarang  ilmuwan  menemukan jenis virus terbesar  bernama pandora, sebab bentuknya mirip kotak pandora dan  guci Yunani , virus ini sebagai virus terbesar sebab memiliki 2.500 gen dan mempunyai ukuran  mikrometer   seperseratus  lebar rambut manusia, Ukuran ini  lebih besar dari mimivirus yang berukuran terbesar 700 nanometer  mempunyai  1.000 gen,dua jenis bakteri yang kemungkinan virus pandora  terdapat dalam tubuh Amoeba  pandora virus salinus ,digali  pada muara Sungai Tunquen di lautan  Chile tengah sedang lainya  adalah  Pandoravirus dulcis, yang berada di dasar kolam air tawar dangkal  Melbourne, Australia.dalam hal ini Amoeba, adalah  inang virus , akan mati paling lama empat jam sesudah memakan  virus pandora, Sesudah  menghuni dalam tubuh amoeba, virus akan membelah diri  sampai  100 virus,Virus lebih suka tinggal di tubuh ganggang daripada amoeba,ilmuwan belum mengetahui   93 persen gen yang ada pada virus pandora,ilmuwan mengatakan  analisis genom menandakan  bahwa virus pandora tidak terkait dengan famili virus lain,keberadaan  2.500 gen dalam tubuh virus pandora  belum teridentifikasi, kemungkinan  virus  raksasa maupun kecil, adalah  keturunan dari sel yang dalam proses penyusutan materi genetik.parasit  apa pun golonganya  akan mengalami  proses  penyusutan genom parasit akan selalu kehilangan beberapa gen, tetapi ini tidak membahayakan parasitnya  sebab inang bisa menggantikan fungsi dari gen yang hilang .DNA yang ada dalam virus  raksasa dan kecil   menyusut  dibandingkan sebelumnya yang dimiliki  moyang virus,Virus  tergolong tidak dikategorikan sebagai benda mati maupun mahluk hidup,

FOTO  Patogenesis infeksi virus Ebola. Hasil akhir infeksi virus Ebola berat yaitu  syok yang 
dipicu  oleh beberapa proses yang saling memengaruhi: replikasi virus sistemik, supresi sistem 
imun, peningkatan permeabilitas vaskular, dan koagulopati. Infeksi primer dari sel target seperti 
monosit/makrofag dan sel dendritik menghasilkan penyebaran sistemik dari virus dan aktivasi 
diferensiasi sel. Monosit/makrofag diaktifkan untuk menghasilkan sitokin proinflamasi dan tissue
factors, sedang sel dendritik teraktivasi yang rusak memperburuk respon imun protektif. 
Meskipun virus tidak menginfeksi limfosit dan sel natural killer (NK), apoptosis terjadi pada semua 
tipe sel. Sel endotel kemudian diaktivasi oleh sitokin proinflamasi dan partikel virus yang 
memicu peningkatan permeabilitas. Pelepasan tissue factors dalam monosit/makrofag 
merangsang koagulopati, yang juga memicu peningkatan inflamasi.
Penyakit virus Ebola (EVD; dulu dikenal sebagai demam berdarah Ebola) dipicu  oleh 
infeksi virus Ebola yang tergolong dalam famili Filoviridae. Pada manusia, tingkat kematian 
peristiwa EVD rata-rata 50% (bervariasi dari 25% hingga 90% dalam peristiwa wabah sebelumnya).
EVD pertama kali muncul pada tahun 1976 di Sudan Selatan dan Republik Demokrasi Kongo, 
yaitu di sebuah desa dekat Sungai Ebola, yang menjadi sumber nama penyakit ini. Penyakit ini 
muncul secara sporadis sejak itu. peristiwa EVD yang terkonfirmasi sudah  dikabarkan terutama di 
area Afrika sub-Sahara termasuk Republik Demokrasi Kongo, Gabon, Sudan Selatan, Pantai 
Gading, Uganda dan Kongo. 
Wabah Ebola yang terjadi di Afrika barat pada bulan Maret 2014 hingga Januari 2016 yaitu 
wabah terbesar sejak virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Wabah ini terutama 
berdampak di Guyana, Liberia dan Sierra Leone. Pada bulan Agustus 2018, wabah EVD 
dikabarkan di Republik Demokrasi Kongo, dengan lebih dari 3000 peristiwa yang dikabarkan per 
Oktober 2019.
EVD yaitu penyakit akut parah yang dipicu  oleh virus dan sering kali berciri-ciri demam 
mendadak, keletihan t, nyeri otot, sakit kepala  sakit tenggorokan.  muntah, diare, ruam, kerusakan fungsi ginjal , liver, dan 
pendarahan internal maupun eksternal. 
Virus Ebola ditularkan ke populasi manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ 
atau cairan tubuh lain dari hewan yang terinfeksi. Beberapa kelelawar pemakan buah dianggap 
sebagai inang alami virus Ebola. Di Afrika, infeksi virus ini didokumentasikan melalui simpase, 
gorila, kelelawar pemakan buah, monyet, antelope hutan dan landak yang terinfeksi dan 
ditemukan sakit atau mati di hutan hujan. 
Virus ini kemudian menyebar ke penduduk dari manusia ke manusia, di mana infeksinya terjadi 
akibat kontak langsung (melalui luka kulit atau membran mukus) dengan darah, sekresi, organ 
atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi, dan kontak tak langsung dengan lingkungan 
yang terkontaminasi cairan-cairan itu . 
Orang dapat menularkan penyakit ini selama darah dan cairan tubuhnya mengandung virus ini. 
ritual  penguburan yang melibatkan kontak langsung antara pelayat dengan tubuh orang yang 
meninggal juga dapat berperan dalam penularan EVD. perawat di negara-negara yang 
terpengaruh sudah sering terinfeksi melalui kontak langsung dengan pasien yang menderita EVD 
jika usaha  pengendalian infeksi tidak dilakukan dengan ketat. contoh dari pasien bersifat 
berbahaya   dan pengujiannya perlu dilakukan dalam keadaan  biologis tertutup yang 
tepat.
penularan virus Ebola secara seksual sudah  dikabarkan sering  terjadi . agar orang yang selamat sesudah 
terinfeksi EVD dan pasangan  seksualnya harus menghentikan semua jenis hubungan seks atau 
melakukan hubungan seks aman dengan pemakaian  kondom yang benar dan konsisten selama 
12 bulan sejak munculnya gejala atau hingga uji virus Ebola dalam sperma sudah negatif sebanyak 
dua kali.Periode inkubasi
Bervariasi dari 2 hingga 21 hari.

Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini
Pasien harus ditangani di fasilitas isolasi untuk mencegah penyebaran infeksi. Pasien yang sakit 
parah memerlukan perawatan  intensif. Pasien sering kali mengalami dehihdrasi dan 
memerlukan rehidrasi oral atau melalui pembuluh darah.
perawat harus mengenakan alat pelindung pribadi saat merawat pasien ,Saat ini tidak ada vaksin untuk EVD yang terdaftar di Hong Kong. Vaksin Ebola bernama rVSV ZEBOV terbukti dapat melindungi dari virus mati menurut percobaan utama yang dilakukan oleh 
WHO di Guyana pada tahun 2015.
Untuk menghindari infeksi, orang yang berpergian ke area yang terpengaruhi perlu 
melakukan hal-hal berikut:
-  Menghindari kontak dengan hewan.
-  Masak makanan hingga matang betul sebelum dimakan.
-  Orang yang berpergian harus segera mencari bantuan dokter jika sakit dalam 
waktu 21 hari sesudah kembali dari area yang terpengaruh dan memberitahu 
dokter tentang riwayat perjalanan terbaru.
-  Hindari kontak langsung dengan orang yang demam atau sakit, dan hindari kontak 
dengan darah dan cairan tubuh pasien, dan  benda-benda yang terkontaminasi 
darah atau cairan tubuh pasien.
-  Menjaga kebersihan tangan sering-sering, terutama sebelum menyentuh mulut, 
hidung atau mata; sesudah menyentuh instalasi umum seperti gagang pegangan 
tangan atau gagang pintu; atau saat tangan terkontaminasi oleh cairan saluran
pernafasan sesudah batuk atau bersin. Cuci tangan dengan sabun cair dan air, lalu 
gosok-gosok selama setidaknya 20 detik. Lalu bilas dengan air dan keringkan 
dengan tisu sekali pakai atau pengering tangan. Jika tidak ada fasilitas pencuci 
tangan, atau jika tangan tidak tampak kotor, menjaga kebersihan tangan dengan 
handrub mengandung 70-80% alkohol 


Pada bulan Maret 2014 WHO mengumumkan adanya wabah dari penyakit menular 
yang ditandai adanya demam, diare berat, 
dan muntah dengan tingkat keparahan yang 
tinggi di Guinea. Wabah ini dipicu  
oleh virus Ebola (EBOV) dan Marburg 
(MARV). Virus Ebola memicu ting kat keparahan mencapai 30-90%, bergan tung pada spesies virus itu sendiri.1 Wabah
penyakit ini sudah  diidentifikasi setiap tahun 
selama 3 tahun terakhir di Afrika Tengah. 
kabar  terakhir diperoleh di Republik 
Congo dan menurut WHO terdapat sekitar 
lebih dari 125 peristiwa yang fatal.
EPIDEMIOLOGI
EBOV merupakan patogen agresif 
yang memicu gejala demam dengan 
perdarahan yang letal pada manusia dan 
hewan. Adanya penyakit ini pertama kali 
ditemukan di dekat sungai Ebola dengan 
wabah di Zaire pada tahun 1976. Outbreak
sudah terjadi di Afrika selama 27 tahun 
dengan mortalitas berkisar antara 50-90%.Penyebaran virus Ebola tidak hanya terjadi 
di Afrika. Jenis virus yang baru Reston 
ebolavirus (REBOV) ditemukan pada kera kera yang diimpor dari Manila (Filipina) ke 
Amerika pada tahun 1989. Virus Ebola dan fatalitas
Di Afrika terdapat 3 jenis virus Ebola 
yang memicu wabah terbesar, yaitu: 
EBOV, Sudan ebolavirus dan Bundibugyo 
ebolavirus. Nilai fatalitas EBOV dapat 
mencapai 30-90% tergantung pada jenis
virus.
Virus Ebola berasal dari golongan 
Filoviridae. Jenis ini merupakan virion 
pleomorfik yang dapat berbentuk huruf U, 
angka 6, atau lingkaran, namun  yang paling sering terlihat di mikroskop elektron yaitu 
struktur tubular panjang. Virus Ebola 
mengandung 1 molekul linear single stranded dengan negative-sense RNA yang 
 hampir mirip dengan Paramyxoviridae.

Transmisi virus Ebola masuk ke dalam 
tubuh manusia melalui kontak langsung 
dari darah, sekret tubuh, organ atau cairan 
tubuh lainnya dari pasien yang terinfeksi. 
Di Afrika, pada ritual  kremasi dari
penderita yang terinfeksi virus Ebola yang 
kemudian terhubung  dengan pasien yang 
sehat bisa memicu terjadinya 
penularan virus ini. Transmisi virus dari
hewan ke manusia juga dapat terjadi saat
 manusia berkontak dengan jaringan dan 
cairan tubuh dari hewan yang terinfeksi. 
Proteksi terhadap tenaga kesehatan yang 
menangani penderita Ebola juga sangat 
penting. Walaupun virus Ebola tidak 
ditularkan melalui udara, penularan lewat 
 droplet bisa terjadi di laboratorium. Efek akhir dari infeksi virus Ebola 
yaitu  syok yang dipicu  oleh beberapa 
proses yang memengaruhi satu sama 
lainnya, yaitu: replikasi virus sistemik,
supresi sistem imun, peningkatan 
permeabilitas pembuluh darah, dan
koagulopati Infeksi pada sel 
target utama seperti monosit/makrofag dan 
sel dendritik menghasilkan penyebaran 
sistemik dari virus dan aktivasi diferensiasi
sel. Monosit/makrofag yang teraktivasi 
akan menghasilkan sitokin proinflamasi 
 dan tissue factors, sedang aktivasi sel 
dendritik yang terganggu memicu
rendahnya perlindungan respon imun. 
Meskipun virus tidak menginvasi limfosit 
dan sel natural killer (NK), apostosis 
ekstensif dari sel-sel sekitarnya dapat 
terjadi. Sel endotelial kemudian diaktivasi 
oleh sitokin proinflamasi dan partikel virus 
yang memicu permeabilitas 
meningkat. Tissue factors yang dihasilkan 
oleh monosit/makrofag menginduksi 
koagulopati dan juga dapat meningkatkan 
inflamasi. Onset penyakit ini sesudah terjadi 
inkubasi yaitu  2-21 hari. Gejala klinis dapat 
dibagi dalam 4 tahap , yaitu:
1. tahap  A: Influenza like syndrome. 
Terjadi gejala atau tanda nonkhusus 
seperti panas tinggi, sakit kepala, 
artralgia, mialgia, nyeri tenggorokan, 
lemah badan, dan malaise.
2. tahap  B: Bersifat akut (hari ke 1-6). 
Terjadi demam persisten yang tidak 
berespon terhadap obat anti malaria 
atau antibiotik, sakit kepala, lemah 
badan yang terus menerus, dan diikuti 
oleh diare, nyeri perut, anoreksia, dan 
muntah.
3. tahap  C: Pseudo-remisi (hari ke 7-8). 
Selama periode ini penderita merasa 
sehat dengan konsumsi makanan yang 
baik. Sebagian penderita dapat sembuh 
dalam periode ini dan selamat dari
penyakit.
4. tahap  D: Terjadi agregasi (hari ke 9). 
Pada beberapa peristiwa terjadi penurunan 
keadaan  kesehatan yang drastis diikuti 
oleh gangguan respirasi; dapat terjadi 
gangguan hemostasis berupa perdarah an pada kulit (petekia) dan  gangguan
neuropsikiatrik seperti delirium, koma,
gangguan kardiovaskular, dan syok 
hipovolemik.
diagnosa  infeksi virus Ebola dapat 
dikonfirmasi bila dicurigai adanya demam 
yang diikuti perdarahan dan adanya kontak 
dengan hewan yang dicurigai terinfeksi 
virus Ebola. diagnosa  dapat dilakukan  
dengan memakai  metode PCR dan 
isolasi virus dengan Vero cells. Pemeriksaan laboratorium tambahan termasuk 
ELISA untuk mendeteksi antibodi khusus 
IgG dan IgM Ebola. Penanganan infeksi virus Ebola hanya 
bersifat suportif untuk mempertahankan 
fungsi jantung dan ginjal, menyeimbangkan 
elektrolit, dan mencegah komplikasi 
pasien . biasanya penderita mengalami
dehidrasi sehingga diperlukan penggantian 
cairan dan faktor koagulasi yang berguna 
untuk menghentikan perdarahan dan  
memperbaiki oksigenasi. Rehidrasi oral 
dapat disarankan namun  kadang 
 tidak efektif karena adanya nyeri 
tenggorokan, muntah, dan lemah badan 
yang berkepanjangan. Tujuan  
penanganan yaitu  untuk menyiapkan 
layanan kesehatan yang optimal pada 
penderita dengan proteksi maksimal.Pada tahap awal infeksi virus Ebola 
dapat tidak terlalu berjangkit. Kontak 
dengan seseorang yang sedang terjangkit 
virus ini pada tahap awal tidak terlalu 
berjangkit, namun  seiring dengan perjalanan 
penyakit, kontak dengan cairan tubuh misalnya dari diare, muntah, atau 
perdarahan dapat berakibat fatal. Mortalitas penderita infeksi virus 
Ebola ini masih tinggi pada manusia
dengan angka kematian 50-90%,
tergantung dari jenis spesies virus. 
pemicu kematian biasanya dipicu  
oleh syok hipovolemik atau gagal organ.
Pencegahan terhadap infeksi virus 
Ebola yaitu:
 Isolasi pasien infeksi Ebola dari pasien 
lainnya
,Mengurangi penyebaran penyakit dari 
kera dan babi yang terinfeksi ke 
manusia. Hal ini dapat dilakukan 
dengan memeriksa hewan itu  
terhadap kemungkinan infeksi, dan  
membunuh dan membakar hewan 
dengan benar jika ditemukan menderita 
penyakit itu . Memasak daging 
dengan benar dan mengenakan pakaian 
pelindung saat mengolah daging mencuci tangan saat berada di sekitar 
orang yang menderita penyakit itu . 
contoh cairan dan jaringan tubuh dari 
penderita penyakit harus ditangani 
dengan sangat hati-hati.
memakai  sarung tangan dan per lengkapan pelindung diri yang lengkap, 
dalam hal ini standard precautions
(termasuk mencuci tangan sebelum dan 
sesudah memeriksa pasien)
Persiapan pembakaran dengan benar 
jenazah pasien yang meninggal 
karena virus Ebola untuk mencegah 
penularan
Wabah atau penyakit menular merupakan keadaan dimana suatu penyakit 
menyebar atau menular dengan cepat, dengan jumlah penderitanya yang terus 
meningkat di area dan periode tertentu. Wabah menjadi permasalahan serius 
saat jumlah penderita semakin meningkat dan memakan korban jiwa yang 
akhirnya menjadi pandemi tersendiri bagi penduduk. Wabah dapat dengan 
cepat merebak dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti hilangnya kekebalan 
dalam tubuh, kemampuan bibit penyakit untuk menginfeksi pada tubuh manusia 
lebih tinggi, dan lingkungan yang buruk merupakan keadaan  yang mendukung 
berkembangbiaknya bibit penyakit. Saat ini wabah penyakit yang sedang menjadi 
perhatian dunia yaitu Wabah Ebola di Liberia yang terus memakan korban jiwa. 
Republik Liberia yaitu sebuah negara di pesisir barat Afrika yang berbatasan 
dengan Sierra Leone, Guinea, dan Pantai Gading. Berawal pada tahun 1820, area 
di Liberia dijajah oleh orang kulit hitam dari Amerika Serikat yang kemudian 
mendirikan negara baru dengan bantuan penduduk Kolonisasi Amerika. Pada tahun 
1847 berdirilah sebuah negara bernama Republik Liberia. Sektor Ekonomi Liberia 
sangat bergantung pada ekspor bijih besi dan ekspor karet.Perang saudara yang 
panjang di Liberia sudah  menghancurkan banyak infrastruktur negara, Liberia sangat bergantung kepada bantuan luar negeri. Pada tahun 2005 negara ini 
memiliki tingkat pengangguran 85% terburuk di dunia.Menurut Sensus Nasional 2008, 85,5% dari populasi Liberia yaitu orang 
Kristen. Muslim terdiri dari 12,2% dari populasi, sebagian besar berasal dari etnis 
Mandingo dan Vai. Agama adat tradisional dianut 0,5% dari populasi, sedang 
1,5% memilih tidak beragama. Sejumlah 0,1% orang yaitu Baha’i, Hindu, Sikh,
atau Budha. Dalam urusan pendidikan di Liberia sangat kurang memadai. Pada 
tahun 2010, angka melek huruf di Liberia diperkirakan 60,8% (64,8% untuk lakilaki 
dan 56,8% untuk perempuan). Di beberapa daerah, pendidikan dasar dan 
menengah gratis dan wajib dari usia 6-16, meskipun penegakan kehadiran lemah. 
Di daerah lain anak diminta untuk membayar biaya kuliah untuk ke sekolah. Rata rata, anak-anak mendapat pendidikan 10 tahun (11 untuk laki-laki dan 8 untuk 
anak perempuan). Sektor pendidikan di negara itu terhambat oleh sekolah yang 
tidak memiliki perlengkapan yang memadai, dan  kurangnya guru yang 
berkualitas. 
Virus Ebola dikenal dengan nama Demam Berdarah Ebola dipicu  
oleh infeksi yang disebut Filoviridae
. Pada manusia,Ebola mempunyai tingkat 
fatalitas peristiwa tertinggi hingga 90%. Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 
di Sudan dan Republik Demokratik Kongo, di sebuah desa yang terletak di dekat Sungai Ebola, yang menjadi nama virus itu . Sejak Maret 2014, peristiwa baru 
dan kematian karena virus ini terus dikabarkan di Liberia.
 Tanda-tanda terjangkit 
virus ini ditandai dengan mendadak demam, tubuh yang sangat lemah, nyeri otot, 
sakit kepala dan sakit tenggorokan dan diikuti dengan muntah, diare, gangguan 
kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati, bahkan pendarahan.Virus Ebola ini menginfeksi seseorang dan kemudian mewabah sehingga 
menjadi permasalahan serius di Liberia. Virus ini menjadi ancaman yang serius di 
Liberia yang dikhawatirkan akan menyebar ke Negara lain dan berdampak 
dengan meningkatnya jumlah kematian manusia mengingat mudahnya 
penyebaran virus ini melalui udara atau kontak langsung dengan penderita. Faktor 
pemicu virus Ebola di Liberia yaitu kurangnya kepedulian akan kebersihan 
lingkungan terutama di Liberia.  Liberia merupakan area dengan 
keadaan ekonomi yang rendah. Sehingga kesadaran untuk menjaga kebersihanpun 
kurang . Kurangnya asupan makanan yang bergizi dan pemukiman kumuh 
juga menjadi faktor cepatnya virus berkembang biak di tubuh penduduk Liberia. 
 kontak langsung dengan binatang liar yang terinfeksi virus inipun 
menjadi faktor utama mewabahnya virus ini. Seperti simpanse, kelelawar buah, 
dan Gorilla. Ebola menjadi wabah yang mengerikan bagi setiap manusia. Sebagai 
tindakan antisipasi sangatlah perlu untuk mengetahui bagaimana cara penularan Ebola dan pencegahannya mengingat akan tingkat bahaya dari virus ini sangat 
mematikan. Virus Ebola masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak langsung 
dengan darah, organ atau cairan fubuh lainnya baik dari manusia yang terinfeksi 
maupun dari binatang yang terinfeksi. Kelelawar buah menjadi binatang utama 
sesudah gorilla dan simpanse yang dengan mudah terinfeksi dan menyebarkan 
melalui udara yang kemudian menyebar di penduduk melalui penularan dari 
manusia ke manusia, dengan infeksi yang merupakan akibat dari kontak langsung 
dengan lingkungan yang tercemar dan atau cairan pada penderita itu .
Penderita yang terinfeksi Virus Ebola harus dirawat di ruang yang terisolasi 
untuk mencegah meluasnya penyebaran infeksi. Penderita yang sangat parah 
memerlukan perawatan yang intensif. Penderita sering mengalami dehidrasi dan 
memerlukan rehidrasi oral dengan larutan khusus seperti cairan intravenous,yang merupakan tidakan pertolongan pertama pada penderita.Pencegahan sangat 
penting dilakukan agar terhindar dari virus ini, antaralain: 
 Menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit demam atau orang 
sakit dan menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien, 
termasuk benda yang mungkin bersentuhan dengan darah atau cairan 
tubuh orang yang terjangkit; Menghindari kontak dengan binatang; 
Memasak makanan hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi; dan 
sesudah kembali dari kawasan terjangkit, memperhatikan dengan cermat 
keadaan  kesehatan selama 21 hari. Jika mempunyai gejala menyerupai Ebola 
segera lapor kepada medis terdekat agar segera mendapat penanganan yang 
tepat,Menghindari perjalanan yang tidak perlu ke kawasan yang terjangkit 
Mematuhi kesehatan pribadi dan lingkungan yang baik; selalu ingat untuk 
memakai  sabun cair atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol 
untuk membersihkan tangan sebelum menyentuh mata, hidung dan mulut; 
Dengan adanya berbagai cara pencegahan penyebaran yang dilakukan 
untuk mencegah virus ini menyebar, tidak lantas memicu permasalahan ini 
selesai begitu saja namun  justru menjadi pemasalahan baru yang menjadi ancaman 
serius yaitu dengan ditemukannya beberapa peristiwa perawat yang tertular virus ini 
saat merawat penderita Virus Ebola. Sebab dalam kebanyakan perawat 
yang merawat pasien Ebola seringkali terinfeksi melalui kontak langsung dengan 
pasien penderita Ebola. Petugas perawatan kesehatan harus mengenakan peralatan 
pelindung dan menerapkan tindakan kontrol infeksi yang ketat saat merawat 
penderita Ebola. Pada Tahun 2012 muncul kembali, Virus Ebola menular dengan sangat 
cepat kontak cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. peristiwa meninggal cukup 
tinggi, mencapai 90% korban dapat meninggal, pendarahaan internal dan ekternal. 
Virus ini Belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan virus ini maka dari itu untuk saat ini hanya pencegahan yaitu cara yang tepat untuk melawan 
virus ini yaitu dengan tidak melakukan kontak langsung dengan penderita . Gejala 
virus Ebola seperti demam tinggi dan pendaraan dan  kerusakan sistem saraf 
pusat. Inkubasi mencapai 2 sampai 21 hari, belum ada vaksin untuk Ebola, 
perawatan hanya dilakukan kepada pasien seperti rehidrasi akibat muntah dan 
diare. Kelelawar buahlah yang menjadi binatang utama penyebaran virus ini. Dilihat dari diagram berikut, dapat diketahui bahwa dari tahun ketahun 
virus Ebola mengalami kenaikan yang menonjol, pada tahun 1976 puncak awal Ebola muncul, kemudian mulai menurun di tahun 1977 dan muncul kembali di 
tahun 1979 dan terus berkembang hingga tahun 2000. Kenaikan menonjol dari 
virus ini kembali terulang pada tahun 2012 dengan muncul kenaikan yang cukup 
besar dibanding tahun 2006, padahal pada tahun 2011 virus ini sempat mengalami 
penurunan jumlah penderita dan terus meningkat dari tahun ketahun sampai 
dengan titik tertinggi di tahun 2014. 
 pemerintah Afrika Barat melalui menteri Afrika dan ahli 
kesehatan melakukan pertemuan di Ghana guna mencari solusi yang tepat untuk 
menghentikan wabah virus Ebola. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga 
menjelaskan bahwa sudah  banyak kabar  tentang peristiwa Virus Ebola dan peristiwa 
itu  terus meningkat setiap tahunnya. Dari kabar  WHO sudah  terjadi 700 peristiwa, termasuk 400 kematian, di Guinea, Sierra Leone dan Liberia pada 30 Juni 
wabah ini dimulai pada bulan Maret 2014 yang merupakan tahun dengan tingkat 
peristiwa tertinggi sekaligus terparah menurut WHO. WHO juga menjelaskan bahwa 
virus Ebola ini dapat membunuh 90% lebih cepat kepada mereka yang sudah 
terinfeksi. Beberapa menteri kesehatan dari 11 negara sudah  berkumpul dengan WHO 
membahas hal ini yang ditakutkan akan menjadi ancaman besar di luar Afrika 
Barat. Dengan kata lain, ancaman virus ini tidak berhenti di Afrika Barat saja dan 
bisa menyebar ke negara lain dilihat dari cepatnya virus ini menyebar. 11 negara negara itu  seperti Afrika - RepublikDemokratik Kongo, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Pantai Gading, Liberia, Mali, Senegal, Sierra Leone dan 
Uganda - dan  ahli kesehatan, dan perwakilan WHO. Selain itu juga terdapat 
beberapa perwakilan dari perusahaan penerbangan dan perusahaan pertambangan, 
dan  negara-negara donor yang membantu mendanai usaha  untuk memerangi 
virus ini.Sebagian penduduk tidak akan sadar bahwa sudah  terinfeksi virus Ebola. 
Virus mengerikan ini menyerang dengan gejala menyerupai flu, sakit kepala,
demam, dan kelelahan. penduduk yang tidak mengerti akan mengira gejala 
itu  merupakan gejala flu, demam, kelelahan atau gejala sakit biasa yang 
dialami seseorang yang sakit pada biasanya.Gejala itu dalam jangka panjang 
akan memicu penderita :diare terus menerus ditambah dengan muntah kemudian perlahan - lahan virus itu  mulai membekukan darah penderita yang 
terinfeksi.Akibatnya, pasien sering menderita pendarahan internal dan eksternal. 
Dalam waktu rata - rata 10 hari sesudah penderita terinfeksi Ebola maka penderita 
akan mengalami kematian. Selain itu ancaman lain datang dari penderita Ebola 
yang tidak sadar bahwa sudah  terinfeksi Ebola dan bepergian dengan membawa 
virus itu  yang secara tidak langsung ikut ambil bagian dalam penyebaran 
virus ini ke tempat lain. Dalam penyebarannya Virus ini dengan cepat akan 
menyebar dalam kurun waktu antara 2 sampai 21 hari.
peristiwa pertama penularan wabah Ebola yaitu melalui kontak langsung 
dengan pasien yang dikabarkan Amerika Serikat yaitu peristiwa seorang perawat asal 
Texas yang positif terinfeksi virus Ebola. Sementara itu seorang perawat lain juga positif terinfeksi virus Ebola, ia menjadi orang kedua yang tertular virus Ebola di 
luar Liberia. Diperlukan penanganan khusus dan strategi pencegahan, dan  dana 
yang tidak sedikit untuk mengatasi permasalahan ini. 
Wabah mematikan virus Ebola sudah  memicu kekhawatiran bahwa virus 
 ini mampu menyebar dari Liberia ke daerah lain dan benua. Wabah 
dimulai dari peristiwa di Guinea pada bulan Maret. Sejak itu, jumlah yang sudah  
berkembang menjadi 900 peristiwa yang dikonfirmasi dan 400 yang lain mungkin 
atau dicurigai di negara itu, Sierra Leone dan Liberia dan Nigeria, menurut 
Organisasi Kesehatan Dunia. Beberapa 700  orang dari 1.409  infeksi Total 
dikonfirmasi dan mungkin sudah  meninggal, kabar  WHO pada 27 Juli 2014.Virus Ebola berpusat di Guinea, Sierra Leone dan Liberia dimana Virus ini 
menyebar dari setahun yang lalu di sebuah desa terpencil di Guinea, lebih dari 
10.000 orang tewas dan kemudian menyebar dengan cepat. Berawal dari Guinea, 
Virus Ebola masuk ke Sierra Leone di mulai dari Paramedis yang membawa 
pasien Ebola ke pesawat di Bandara Internasional Sierra Leone Freetown 
Lungi  pada tanggal 22 September 2014 untuk mendapatkan perawatan yang lebih 
baik di Sierra Leone.Dalam usaha  untuk mencegah penyebaran virus Ebola, orang 
di Sierra Leone diperintahkan untuk tinggal di rumah mereka. sesudah menyebar 
di Guinea dan Sierra Leone, Ebola terus menyebar ke negara-negara sekitarnya yaitu Liberia. Karantina terus dilakukan sebagai usaha  pencegahan penyebaran 
virus. tingkat kematian akibat Ebola dari 4 bulan terakhir yakni dari bulan Maret 
sampai dengan Juli 2014. Liberia dengan jumlah peristiwa 107 peristiwa dengan 65 
angka kematian, Sierra Leone dengan 239 peristiwa dan 99 angka kematian, dan 
tertinggi yaitu Guinea dengan 412 peristiwa dengan 303 angka kematian selama 4 
bulan terakhir. usaha  mengatasi ebola merupakan perang yang memerlukan kerja sama 
dan kerja keras semua pihak. PBB menjanjikan akan meningkatkan usaha  
melawan virus ini dan memperkirakan akan memakan waktu lebih dari 6 
bulan. Namun larangan penerbangan ke negara-negara yang tengah terjangkit 
ebola justru menghambat PBB menghentikan pandemi itu . Masalah ini 
diperparah oleh terbatasnya akses dan infrastruktur kesehatan di Liberia dan 
karena sebagian besar orang justru merawat kerabat yang terpapar virus di rumah 
dibandingkan  membawa mereka ke pusat isolasi.Ketakutan terjangkit virus 
mematikan ini sangat besar di Liberia, tentu saja hal ini menjadi permasalahan 
serius dan pemerintah dituntut untuk segera tanggap menangani permasalahan ini. 
Dampak ekonomi yang di timbulkan dari virus inipun cukup besar. Bank Dunia 
memperkirakan epidemik Ebola akan memiliki potensi menimbulkan dampak 
ekonomi sekitar 32,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp. 391,2 triliun pada akhir 
2015. Selain itu, organisasi besar IMF juga sudah  memberikan perhatian pada 
negara-negara yang sedang menghadapi virus Ebola.IMF sudah  mengambil 
kebijakan untuk tidak akan mempermasalahkan jika  terjadi peningakatan 
defisit fiskal dari ketiga negara itu . Selain itu, dampak ekonomi akibat virus Ebola di atas di perburuk dengan 
tingginya tingkat kematian dipicu  oleh penduduk yang ingin tetap tinggal 
di rumah untuk menghindarkan diri dari tertular Ebola yang justru menjadi solusi yang salah sebab dengan begitu virus akan dengan mudah menginfeksi dan 
.menyebar karena tidak segera mendapat pertolongan medis dan berpotensi 
menambah tingkat penderita Ebola itu sendiri. Selain itu, pastinya akan ada 
penurunan dalam perdagangan, perjalanan dan  kerugian dalam ekspor bidang 
pertambangan dan industri lainnya di sebabkan karena banyaknya penduduk 
yang terinfeksi dan tidak dapat beraktifitas sehingga perekonomianpun menurun. 
 Bank Dunia menegaskan dengan meningkatnya jumlah penderita Ebola, 
secara tidak langsung akan meningkat pula biaya layanan kesehatan dan  
berkurangnya pendapatan dari pajak memperketat anggaran dan memaksa 
pemerintah untuk mengalihkan dana dari proyek-proyek infrastruktur ke aktivitas 
darurat medis.46 Persentase penurunan pertumbuhan ekonomi di Liberia saat ini 
yaitu 2,2 % sedang sebelum krisis pertumbuhan ekonominya mncapai 5,9 % 
dan 2,5 % pada bulan Oktober 2014. Penurunan pertumbuhan ekonomi di Sierra 
Leonne mencapai 4 % saat ini sedang sebelum krisis sebesar 11,3 % dan 
menurun kembali pada bulan Oktober menjadi 8 %. Penurunan pertumbuhan 
ekonomi di Guinea yaitu 0, 5 % saat ini dan 4,5 % sebelum krisis dan menurun 
drastis mencapai 2,4 % di bulan Oktober 2014.
 bahwa wabah virus Ebola ini 
memicu pertumbuhan ekonomi Liberia menjadi menurun. Dalam sebuah artikel 
National Geographic Indonesia Edisi 3 Desember 2014 dipaparkan bahwa Ebola 
sudah  melumpuhkan perekonomian Liberia. Dalam artikel itu  dijelaskan bahwa Liberia terkena dampak ekonomi yang cukup besar dari pada tahun 
sebelumnya. Bank Dunia menyatakan bahwa ketiga Negara itu memiliki 
pertumbuhan ekonomi yang kuat sebelum krisis Ebola, namun  sesudah Ebola 
menjangkit Liberia hanya memiliki pertumbuhan ekonomisebesar 2,2 persen per 
tahun.wabah virus inipun mengganggu aktivitas, pendidikan, pertanian 
industri dan perdagangan sehingga banyak pengangguran yang dipicu  oleh 
banyaknya penduduk yang sudah  kehilangan mata pencahariannya. Akibatnya, 
pendapatan ekonomi menurun dan jika dibiarkan masalah baru seperti 
kelaparanpun tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu, penduduk Liberia 
mengandalkan bantuan dari penduduk internasional seperti WHO guna 
membantu mengakhiri penyebaran virus Ebola ini dan mendukung penuh 
pemulihan dan pembenahan perekonomian di Liberia.