meteorit yang diperkirakan berumur 4,5 juta tahun ,yang ditemukan di Afrika mengandung komposisi mineral tertua di tata surya yang bernama Krotite yang diambil dari nama
Alexander N Krot,ilmuwan kimia kosmos pemilik teori proses awal pembentukan tata surya,
meteorit itu berasal dari asteroid di wilayah sabuk asteroid Krotite , ditemukan di meteorit NWA 1934 CV3 carbonaceous chondrite , chondrite adalah meteorit purba , bekas pembentukan planet, meteorit ini banyak terdapat di dekat Bumi, Krotite terbentuk pada suhu 1.500 derajat celsius, Krotite tersusun dari unsur oksigen,kalsium dan aluminium ,Krotite sebagai mineral tertua di tata surya, berbentuk butiran berukuran 4 mm mirip telur retak selain itu dalam meteorit yang sama juga terdapat 8 mineral baru lainnya yang belum diketahui , krotite terbentuk pada masa pembentukan planet dan nebula terkondensasi .
dalam Sidang Umum IAU pada tahun 2006 jarak Pluto 30 AU dan pada aphelion adalah 49 AU ,Pluto dikelompokkan sebagai planet katai,yang termasuk planet katai antara yaitu Makemake, Pluto, Sedna, Eris, Haumea,pada tahun 2003, Mike Brown menemukan Sedna sebagai obyek terjauh dari bumi, Jarak Sedna adalah 76 Satuan Astronomi pada titik terdekat (perihelion) 937 Satuan Astronomi (AU–Astronomical Unit) pada titik terjauhnya (aphelion), pada perihelion, planet terjauh yang mengorbit Matahari adalah planet planet yang dinamakan Obyek Sabuk Kuiper, Obyek Sabuk Kuiper mirip dengan sabuk asteroid, artinya planet planet ini mengorbit matahari dengan bidang orbit yang sama, Massa Obyek Sabuk Kuiper jauh lebih besar dari asteroid, yaitu antara 20 hingga 200 kali, garis tengah orbit Obyek Sabuk Kuiper lebih besar, yaitu 30 hingga 50 AU, Obyek Sabuk Kuiper terdiri dari obyek-obyek kecil sisa-sisa pembentukan Tata Surya , namun berbeda dengan asteroid yang tersusun atas batu-batuan dan logam seperti planet-planet dalam , Obyek Sabuk Kuiper tersusun atas gas-gas beku amonia dan metana, sebuah planet disebut sebagai anggota Tata Surya bila
planet itu terikat gravitasi dengan matahari, orbit sebuah planet dalam mengelilingi obyek lain mempunyai berbagai bentuk namun selalu berbentuk salah satu macam kurva irisan kerucut,Komet Halley mempunyai orbit elips mencapai titik terdekatnya dengan Matahari setiap 76 tahun sekali, penyebab orbit berbentuk lingkaran dan elips sebab tergantung massa kedua benda, jarak awal kedua benda, kecepatan arah gerak awal kedua benda.komet-komet periode panjang yang mengorbit Matahari dengan jarak yang sangat jauh seperti Komet Hale-Bopp yang aphelionnya 371 AU, Komet West yang aphelionnya 70.000 AU (1.1 tahun cahaya),berapa jarak maksimal sebuah obyek agar bisa mengorbit Matahari ini jawabnya tergantung adanya obyek terdekat lainya yang masif seperti bintang ,tergantung pada kecepatan dan arah gerak obyek itu, dimana jarak gaya gravitasi Matahari dan Alpha Centauri seimbang, tiba pada jarak 2.13 tahun cahaya dari Matahari ,sehingga jarak ini sebagai perkiraan kasar ,tergantung pada arah gerak dan kecepatan obyek itu, bila energi kinetik obyek itu tidak mampu mengatasi gaya tarik gravitasi Matahari, maka obyek itu akan mengorbit Matahari,
tata surya
teori
pembentukan
tata surya dan sistem keplanetan secara garis besar dibedakan berdasar jamannya menjadi
3 kelompok,antaralain:
Jaman pertama yaitu teori
pembentukan tata surya sebelum tahun
1960,
Teori yang ada pada
jaman ini antaralain:
teori
pertumbuhan Schmidt-Lyttleton , teori
pusaran von Weizsäcker, teori komet
Buffon, teori nebula Laplace, model
Roche, teori planetesimal ChamberlinMoulton, teori pasang-surut Jeans,
Jaman kedua teori pembentukan tata surya antara tahun 1960
hingga tahun 1970. ,antaralain:
teori Nebula Matahari, teori protoplanet Mc
Crea, teori penangkapan Woolfson,
Jaman ketiga sesudah tahun
1970 yaitu teori Laplace modern.
teoriteori itu masih belum dianggap
benar sebab masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. ada dua mazhab tentang asal
mula tata surya kita, Mazhab pertama
yaitu mazhab monoistik,Matahari dan
planet dan anasir yang ada di dalamnya
berasal dari materi yang sama. pelopor
hipotesa ini yaitu Laplace dan
filosof sebelumnya seperti von Weizsäcker,Descartes,
Immanuel Kant, Mazhab yang kedua yaitu
mazhab dualistik dari Buffon,
Woolfson, Schmidt , Lyttleton,Chamberlain, Moulton, Jeans, Jeffrey,
Matahari , planet dan anasir kosmik
lainnya yang ada di dalamnya tidak harus
berasal dari materi yang sama, bisa
terbentuk pada waktu yang berbeda.
Safronov (1969) memiliki teori pembentukan
planet terestrial dalam monograf klasiknya
yang berjudul ”Evolusi awan protoplanet
dan pembentukan bumi dan planetplanet”. Mizuno (1980)
menerangkan unsur penting teori
pertambahan inti (akresi) pada
pembentukan gas raksasa.
Data terbaru pada dasawarsa
terakhir yang berasal dari pengamatan cakram protoplanet, penemuan sabuk Kuiper ,penemuan
sistem planet-planet ekstrasolar,
pertama kali
perlu menghimpun ukuran-ukuran dasar
yang dapat dilihat dari tata surya dan
sistem keplanetan, Ukuran-ukuran dasar itu
diambil dari hasil pengamatan , dalam bentuk data kuantitatif, grafik
dan gambar. kemudian
dibandingkan dengan hasil pengamatan
yang pernah dilakukan dalam riset-riset
sebelumnya, untuk menentukan teori yang
paling mendekati kebenaran.
Penelitian ini memakai
penelitian literatur, dengan cara mengumpulkan buku-buku
referensi ,
beberapa buku memakai simbol berbeda. Oleh sebab itu, dalam penulisan
laporan akan dilakukan
penyeragaman penulisan simbol agar tidak terjadi
kesalahan pemahaman,pengumpulan data-data bendabenda luar angkasa yang sudah ada, Data-data itu berwujud tabel,
gambar, grafik untuk mendukung perhitungan
teoritis kuantitatif ,
Schilling, G. (1999) beranggapan bahwa
tata surya terbentuk dari sebuah cakram.
Saat bintang menjadi cukup panas,
pertumbuhan komponen akan berhenti dan
menerbangkan cakram. ini terjadi
sesudah planet-planet terbentuk di
sekeliling bintang. Sehingga orbit planetplanet yaitu sisa kerangka cakram
itu. ini menjelaskan
sebab-sebab semua planet mengelilingi matahari dalam arah dan berada dalam bidang yang sama,
Kenyon, S. J. (2000) mengambarkan model koagulasi
pembentukan planet pada area terluar
dari cakram planetesimal. Model koagulasi
sabuk Kuiper menciptakan objek
seukuran Pluto dalam skala waktu 10 – 40
miliar. Model ini menciptakan distribusi
ukuran yang sesuai dengan observasi objek
sabuk Kuiper dengan magnitudo merah, R
≈ 20 – 27.
Cassen, P. (2006) memberi
ide bahwa planet pada sistem solar
terbentuk dari cakram protoplanet,
komponen berputar-putar di sekitar matahari
dan secara alamiah mengikutinya, Keberadaan cakram progenitor secara
implisit yaitu ide Descartes ,
Akibat teori Nebular ini, sistem
keplanetan yaitu konsekuensi luar
biasa dari pembentukan bintang,
Astronomi moderen memenuhi
aspek esensial dari hipotesa ini
dengan membuka keberadaan planet di
sekitar bintang dan cakram-cakram di
sekitar bintang-bintang muda,
planet terbentuk dari cakram yang
melingkungi bintang memicu bahwa bagaimanapun juga bahan
pembentuk sistem keplanetan
berkaitan dengan cakram asal mereka,
Alles, D. L. (2006) Sistem protoplanet yaitu
sistem yang sangat kompleks. Bintang terbentuk sesudah ada
peristiwa keruntuhan gravitasi dari sebuah
awan Hidrogen interstellar. Cakram debu
terbentuk mengelilingi bintang yang baru
lahir. bila ada komponen yang jatuh di atas
bintang,sebagian akan menjadi panas dan
dikeluarkan sepanjang sumbu putar bintang. Cakram tampak melebar
dengan bagian tengah yang lebih tipis di
bandingkan dengan bagian tepinya.
Armitage, P. J. (2007)
Armitage memiliki model
teoritis yang sekarang didukung oleh
pengamatan tata surya dan sistem planet
luar Matahari,menjelaskan
teori pembentukan sistem keplanetan dan
evolusi mula mula. evolusi orbital
sebab migrasi cakram gas, hamburan
planetesimal, interaksi planetplanet. struktur, evolusi ,
bubarnya cakram protoplanet,
pembentukan planetesimal, planet-planet
terestrial dan raksasa,
ada 3 mekanisme
yang dapat memicu evolusi
pembentukan orbital substansial, yaitu:
1. Interaksi dalam sistem awal yang tidak
stabil dari dua atau lebih planet-planet
bermassa besar. Menurut Weidenchilling dan Marzari (1996),
Lin dan Ida
(1997), Rasio dan Ford (1996),
tidak ada jaminan sistem planet yang
terbentuk akan menjadi stabil
selamanya. Ketidakstabilan memicu hamburan planet-planet,
yang biasanya menciptakan
pelemparan planet yang bermassa lebih
rendah, meninggalkan survivor pada
orbit eksentrik. ini mungkin akan
menjadi dasar asal mula orbit
eksentrik yang tampak pada sistem
planet luar Matahari,
2. Interaksi antara planet-planet dengan
cakram protoplanet gas Menurut
Goldreich dan Tremaine (1980),
interaksi antar planet dengan cakram
protoplanet gas akan memicu
migrasi orbital sebagai konsekuensi perubahan momentum sudut antara
planet dengan cakram gas. Cakram gas
yang masih ada menjadi penting
untuk massa planet terestrial dan
raksasa. Menurut Lin, Bodenheimer dan
Richardson (1996), migrasi cakram gas
memberi penjelasan teoritis baku
pada keberadaan Jupiter yang panas.
3. Interaksi antara planet-planet dan
sebuah cakram planetesimal sisa.
Menurut Levinson, (2007), planet
khususnya planet raksasa juga dapat
merubah momentum sudutnya sebab
adanya interaksi dengan lemparan
planetesimal yang keluar dari proses pembentukan planet. Mekanisme ini
memicu migrasi orbital dari
sebagian kecil raksasa es dan mungkin juga pada Saturnus selama sejarah awal
tata surya.
Menurut Laplace, ada 4
fakta pada teori
pembentukan tata surya, yaitu :
1. Lintasan orbit planet hampir semuanya
berwujud lingkaran.
2. Putaran planet pada sumbunya sama
dengan arah orbitnya pada Matahari.
3. Orbit semua planet-planet boleh
dikatakan (sebab inklinasi yang kecil)
berada pada satu bidang yang sama.
4. Semua planet mengelilingi Matahari
dalam arah yang sama.
walau bagaimanapun juga setidaknya Laplace sudah
memberi dasar yang dapat dipakai
untuk membangun teori asal mula
pembentukan tata surya dan sistem
keplanetan,berawal dari
suatu putaran awan gas, keempat ide
itu akan terpenuhi. bila sekumpulan
awan gas runtuh sebab pengaruh gaya
gravitasi, akan terbentuk pusaran yang
menciptakan gaya sentrifugal yang memicu keruntuhan di sepanjang
sumbu putarnya. sebab terjadi proses
keruntuhan awan, energi gravitasi diubah
menjadi panas yang memicu tekanan di
dalam awan gas naik dan akhirnya
keruntuhan berhenti dengan terbentuknya
cakram gas panas yang berpusar, Matahari
terbentuk di pusat cakram dan planetplanet terbentuk dari komponen yang keluar
dari sekelilingnya. sebab
cakram gas menjadi dingin, cakram akan
pecah menjadi cincin-cincin. komponen
dalam cincin-cincin itu
menggumpal bertahap membentuk
planet. Mekanisme teori ini
menjelaskan pemicu
planet-planet bergerak mengelilingi
Matahari pada arah yang sama dan putaran
orbitnya berada pada bidang yang sama,
dengan lintasan yang hampir
lingkaran, ide Laplace
tentang pembentukan tata surya dan sistem
keplanetan berawal dari awan gas
terbukti pada masa sekarang.
GAMBAR 1.
Nebula Orion yang
diambil oleh teleskop luar angkasa
Hubble. Nebula Orion bagian
dari awan molekuler Nebula.
Tiga diantaranya ada bintang
muda yang terletak pada pusat potongan.
Potongan-potongan itu berwujud
bayangan hitam pada cakram di sekitar
bintang yang tersembunyi di balik cahaya
nebula sebab adanya partikel-partikel
kecil berwujud debu di dalam cakram Pada
sisipan di sebelah kanan atas, tampak bintang tersembunyi di dalam cakram dan
debu. cakram itu dapat dilihat pada
operasi Atacama Large Millimetre Array
yang akan dimulai tahun 2010 sebab debu
meneruskan sinar infra merah dan radiasi
submilimeter.
Pada ruang angkasa di antara
bintang-bintang yaitu ruang yang
kosong. Pada ruang itu ada
hamburan atom-atom Hidrogen.
Atom-atom itu berada dalam jarak
yang saling berjauhan dan bergerak sangat
cepat sebab sangat panas akibat terbakar
oleh radiasi ultraviolet dari bintang.
ini memicu atom menjadi sulit
untuk membentuk ikatan molekuler.
Beberapa area ruang angkasa
ada area perbatasan atom-atom
yang tidak terlalu lebar. Sinar kosmik
memadatkan awan-awan debu dan gas
yang tebal. saat awan-awan menjadi
lebih dingin dibandingkan dengan area
lain di sekitarnya, awan-awan akan
menjadi tempat yang sempurna untuk
pembentukan bintang. Saat kerapatan
area itu mancapai 1000 kali lebih
besar dibandingkan area lainnya, atomatom akan bergabung membentuk molekul
dan awan gas menjadi awan molekuler.
Awan molekuler ini bengkak,
menggembung, kental dan tidak halus.
GAMBAR 2. Awan Molekuler Bamard 68
gambar awan
molekuler Bamard 68 yaitu
area awal dimulainya pembentukan
bintang tampak
seolah ada area kosong yang dingin, bersuhu antara 10 – 30 K,
padahal wilayah itu yaitu tempat
yang lebih rapat dibandingkan dengan
area di sekitarnya. Sebagian besar berisi
atom-atom Hidrogen dan Helium. Suhu
yang dingin dan kerapatan yang
tinggi memicu gaya gravitasi lebih
berpengaruh dibandingkan dengan tekanan
termal sehingga terjadi keruntuhan awan.
Selama proses keruntuhan berlangsung ,awan berada dalam suhu kurang dari 100
K dan memancarkan sinar infra merah,
sehingga mekanismenya tidak bisa dilihat,
ada beberapa
kilatan cahaya yang diduga sebagai tempat
terjadinya keruntuhan awan.
GAMBAR 4.
ini bentuk simulasi awan molekuler yang mengalami
proses turbulensi. Turbulensi yaitu proses perputaran awan yang
memicu keruntuhan awan akibat
gravitasi, potongan
awan lepas menjadi bagian yang lebih
kecil. Potongan itu kemudian
berpusar sehingga ada bagian yang runtuh.
Potongan awan terus berpusar hingga
diperoleh satu bagian yang lebih kecil
lagi, Keruntuhan akan berhenti sebab
tekanan naik yang memicu gaya
gravitasi diubah menjadi panas. Awan gas
menjadi padat. Sehingga saat
keseimbangan hidrostatik tercapai, awan
gas berubah menjadi protobintang.
GAMBAR 4. Turbulensi Awan
Molekuler
Protobintang yaitu bintang
yang baru terbentuk. Protobintang yang
baru saja terbentuk akan menjadi lebih
padat dibandingkan dengan kerapatan
awan di sekitarnya, komponen-komponen yang
bergabung menjadi protobintang berpeluang dilempar dan akan berpusar
kembali di sekitar, bila pusaran itu mencapai kemampatan yang sangat tinggi,
maka unsur-unsur yang bergabung
membentuk cakram tipis di sekitar
protobintang.
GAMBAR 5.
pertumbuhan cakram circumstellar diantara protobintang. Protobintang tertutup
debu sehingga tidak tampak. Di tengahtengah cakram tampak adanya emisi yang
memancar dalam arah tegak lurus dengan
cakram.
GAMBAR 6. mekanisme pembentukan cakram yang
mengelilingi bintang. Pancaran yang
keluar membawa komponen jatuh di
sepanjang bintang. Pancaran itu
seperti aliran air yang menyembur dari
pipa air, menubruk pasir, membersihkan
lubang di sekitar bintang dan mencegah
gas tambahan jatuh di atas cakram
circumstellar. Cakram
mengembang di sekitar bintang. Pelebaran
cakram pada bagian yang dekat dengan
bintang tampak lebih tipis dibandingkan dengan bagian yang lebih jauh dari
bintang.
komponen pada protobintang yang
baru terbentuk akan bertambah dengan
cepat. komponen itu akan bergerak
lebih cepat ke permukaan protobintang.
saat protobintang menyebar,
maka mekanisme pertumbuhannya abrasi sehingga protobintang
akan kehilangan massa. Untuk
melestarikan momentum sudutnya, di sekitar protobintang harus terbentuk
cakram protostellar.
saat potongan-potongan awan
bergerak lebih cepat dibandingkan saat
keruntuhannya, putaran awan menjadi
pipih membentuk cakram protostellar.
Cakram protostellar memperlambat rotasi
protobintang. Perlambatan rotasi
protobintang menciptakan medan
magnetik. Medan magnetik
menciptakan angin protostellar.
GAMBAR 7.
pembentukan cakram protostellar.
gambar itu yaitu pancaran
termal debu cakram protostellar NGC
7538 S pada jarak 10.000 tahun cahaya.
Massa cakram gasnya sama dengan 100
kali massa Matahari. Kerapatan inti
awannya sama dengan 1000 kali kerapatan
Matahari, Kountur warna merah
menandakan rotasi cakram yang tertarik
mundur ke belakang ,Kountur biru
menandakan rotasi cakram yang maju
ke arah kita, Cakram protostellar ini
sebagai awal terbentuknya sistem
keplanetan.
Warna hijau menandakan inti
awan. Warna kuning menandakan cakram
protostellar. Warna merah menandakan
protostar.
GAMBAR 8.
pembentukan cakram protostellar pada
area pembentukan bintang Taurus
dilihat dengan teleskop luar angkasa
Hubble dan dipotret dengan kamera
NICMOS. mula mula
cakram tampak berwujud konfigurasi bentuk
jam pasir dengan aliran molekuler yang
terbuka. Bintang pusat tersembunyi,
tampak sebagai bayangan hitam dan
cakram terbentuk di sisi atas dan bawah.
Cahayanya dipantulkan dari permukaan
cakram ke arah atas dan bawah oleh
wilayah gas dan debu.
ini memicu terbentuknya
lingkungan radiasi yang berbeda di
antara dua area ekstrim itu. Taurus
menjadi lunak dan Orion menjadi
kebanjiran radiasi ultraviolet saat pertama kali
terbentuk bintang masif.
Bintang terbentuk sebab adanya
keruntuhan gravitasi awan interstellar
Hidrogen. Saat bintang menjadi sangat panas, pertumbuhan komponen bintang akan
terhenti dan komponen bintang akan
menerbangkan cakram.
GAMBAR 9
cakram debu terbentuk di sekitar bintang
yang baru lahir. cakram
debu di sekitar bintang yang baru lahir
Perbedaan antara cakram circumstellar aktif dan
pasif yaitu luminositas dan energi potensial gravitasi yang dilepaskan oleh gas yang
mengalir di dalamnya. Dengan
mengabaikan energi pertumbuhan, laju
pertumbuhan kritis cakram dengan
GAMBAR RUMUS
Struktur termal cakram pada saat
awal didominasi oleh pemanasan internal
yang dipicu oleh pertumbuhan
cakram. Pertumbuhan cakram berdasar struktur vertikal cakram
circumstellar pasif atau aktif dalam
keseimbangan hidrostatik, perhitungan
fisis penampang suhu cakram pasif dan
energy spektral. Setiap bagian
cakram memancarkan radiasi benda hitam
pada suhu lokal.
Model pengembangan cakram
sepanjang r yaitu konsekuensi
penangkapan dan proses ulang fraksi fluks
bintang yang lebih besar. Menurut Kenyon
dan Hartmann dalam Armitage, P.
pada radii yang besar model
pengembangan cakram mendekati
penampang suhu
RUMUS 2
T r -1/2
Cakram
menyerap radiasi bintang yang dekat
dengan lapisan permukaan cakram.
Lapisan permukaan debu panas meradiasi
ulang setengah fluks bintang. Bagian
dalam cakram memproses ulang setengah
fluks bintang lain dan memancarkannya
kembali sebagai radiasi termal.
yang memicu
pembubaran cakram dari HST bintang bermassa
rendah. ini menyingkap fluks
magnetik yang dihasilkan bintang masif di
dalam inti cluster trapezium Nebula Orion
Gambar
adanya bentuk kecebong nebulae disekitar
bintang muda dengan cakram
circumstellar yang diinterpretasikan
sebagai tanda fotoevaporasi dan
meninggalkan cakram gas sebagai hasil
iluminasi oleh radiasi ionisasi eksternal.
Radius kritis paling luar, R g diberikan
dengan persamaan :
RUMUS 3
Kecepatan suara dalam gas panas
melampaui kecepatan Keplerian lokal, Gas
kemudian tidak berikatan dan mengalir
keluar dari cakram sebagai angin termal.
Bintang-bintang bermassa rendah
kebanyakan menerima dosis radiasi
ultraviolet terlalu rendah dari sumber
eksternal untuk merusak cakram mereka,
Proses lain yang memicu bubarnya
cakram yaitu fotoevaporasi yang
memicu radiasi dari pusat bintang.
Laju massa yang hilang sebab
fotoevaporasi dinyatakan dalam
persamaan:
RUMUS 4
dengan Φ yaitu fluks ionisasi
bintang,Gas yang membentuk protoplanet
berisi butiran debu interstellar yang terbuat
dari campuran Silikat, Grafit dan Polisiklik
Aromatik Hidrokarbon (PAH). Pada ISM
pengukuran panjang gelombang
dilakukan dengan asumsi butiran debu
mengikuti distribusi hukum daya
RUMUS 5
dengan a yaitu ukuran butiran yang
diasumsikan berbentuk bola dan distribusi antara 0,005 – 1 μm. Agihan ini
diasumsikan secara umum sebagai titik
awal evolusi dalam kondisi yang lebih
rapat. Pada kondisi paling panas, suhu
bagian dalam cakram dapat tercapai
sehingga merusak butiran.
bila gas yang membentuk cakram
protoplanet memiliki komposisi unsur
yang sudah diketahui, maka para ahli kimia
menghitung tekanan dan suhu
kimiawi secara termodinamika.
Kelimpahan beragam mineral dan es
dalam cakram akan mengikuti tahap
kondensasi ini yang memerlukan waktu
untuk melakukan reaksi kimia hingga
tercapai kondisi keseimbangan.
keseimbangan campuran
bergantung pada suhu dibandingkan tekanan
sehingga tahap kondensasi dibuat
dengan predikasi variasi komposisi
cakram terhadap radius.
Matahari terbentuk dari komponen
yang berputar pada bidang equator di
sepanjang inti Nebula dan kemudian
mengalir membentuk benda simetri bola.
Pada protomatahari Nebula terjadi proses
fisis yang memicu proses kimiawi.
Sinar X dan ultraviolet
berasal dari pusat bintang sebab bintang
sangat aktif waktu masih muda, dengan
latar belakang sinar kosmik yang berasal
dari sinar kosmik galaktik, ultraviolet
interstellar dan dekat dengan bintang masif
yang memicu fotoevaporasi cakram
atau memanaskan cakram. Proses
pencampuran terjadi sebab cakram
berturbulensi.
Turbulensi mengangkut komponen
dalam arah vertikal dan radial.
Pembentukan planet dari partikel debu
berukuran submikron memerlukan
pertumbuhan sedikitnya dengan orde
magnitudo 12 dalam skala ruang.
Pembentukan planet terjadi dalam
tahap, yaitu: dari debu menjadi
planetesimal, dari planetesimal
menjadi embrio planet, dan dari
embrio planet menjadi planet.
Pertumbuhan planetesimal yang saling
bertumbukan akan menciptakan planetplanet terrestrial. Pertumbuhan inti
planetesimal menciptakan planetplanet gas raksasa.
Pada proses awal pembentukan,
terjadi tumbukan yang tidak terkendali.
Salah satunya yaitu tumbukan planet
dengan komet. Komet yang mengandung
es akan memberi air pada planet yang ditumbuknya. Planet yang dapat
menyimpan air dalam bentuk cairan yaitu
Bumi, Pembentukan satelit yaitu
bagian kecil dari proses pembentukan
planet. Satelit terbentuk dalam cakram
debu yang mengelilingi runtuhnya
protoplanet.
Asteroid yaitu hasil dari
usikan sebuah planet. Asteroid terbentuk
dari pengumpulan benda-benda kecil yang
tersusun pada saat pertumbuhan
planetesimal dalam sebuah Nebula
Matahari. Pembentukan benda-benda ini
didominasi oleh unsur Besi, batu atau
komponen sejenis Karbon Chondrite.
Pembentukan meteorit yaitu hasil
usikan Asteroid.
meteorit
berkaitan dengan Asteroid. Meteorit
yaitu pecahan dari Asteroid.
Meteorit yaitu contoh dari bagian
komponen padat dan cair sebuah planet,Komet berasal dari komponen yang
tetap ada saat terjadi pembentukan planet
pada awal pembentukan tata surya, tetapi
komponen ini tidak bergabung membentuk
planet, melainkan berkembang dengan
syarat batas tertentu menjadi Komet.
Pendapat lain menyatakan Komet
berasal dari hasil usikan benda-benda yang
lebih besar sebagai induk dari Asteroid.
Pembentukan komet berkaitan dengan
Asteroid. Pendapat lain lagi menyatakan
Komet berasal dari usikan awan
molekuler raksasa. Hasil usikan itu
menciptakan awan molekuler raksasa
baru yang kemudian dinamakan awan Oort.
Sebuah Komet terbentuk bersamaan
dengan proses terbentuknya awan Oort.
sesudah planet-planet terbentuk,
ada beberapa planetesimal yang tersisa.
Kebanyakan orbit planetesimal itu
tidak stabil, sehingga cepat atau lambat
salah satu dari mereka ada yang bergerak
mendekati planet. saat sudah berada
dekat dengan sebuah planet, orbitnya
diubah oleh medan gravitasi planet,
sehingga terjadi dua
kondisi.
1..planetesimal akan
terlempar keluar, dari tata surya. Supaya
hukum kelestarian energi berlaku, planet
itu harus pindah ke posisi yang lebih rendah pada medan gravitasi Matahari.
Perubahan posisi ini sangat kecil, tetapi
sesudah beberapa milyar tahun kemudian,
akan tampak perubahan posisi yang
menonjol dari posisi awal, Perubahan
posisi planet ini disebut migrasi planet.
Migrasi planet menjadi
permasalahan besar,
saat melibatkan planet-planet raksasa.
2.planetesimal
akan masuk menumbuk planet. Tumbukan
planetesimal dengan planet
memicu sumbu rotasi dan kecepatan
planet berubah. ini
menjelaskan kenapa Venus dan Uranus
memiliki arah putaran yang berbeda
dengan planet-planet yang lain.