April 04, 2022
alien 1
April 04, 2022
alien 1
halaman 1.
Situasi Internal Jerman Sejak peperangan dengan Inggris, dominasi Jerman di udara Eropa mulai mengalami kemunduran dan hampir kalah. Alat-alat industri, senjata dan produksi energi Jerman selalu menjadi sasaran serangan pasukan Sekutu. Pusat industri amunisi dan senjata yang diperlukan demi memenangkan peperangan, seperti tank, pesawat, dan meriam, banyak menjadi target pengeboman
Sekutu, termasuk pusat produksi minyak dan BBM,
Jerman memindahkan fasilitas industri dan
militernya ke sebuah pusat industri bawah tanah.
Beberapa fasilitas bawah tanah itu sangat luas
dengan terowongan yang bermil-mil panjangnya.
Didalamnya ada alat-alat produksi dan pekerjanya melakukan aktifitas tersembunyi dari serangan-serangan Sekutu. Fasilitas di Nordhausen, Thuringia sebagai pusat produksi bagi roket V-1 dan V-2, Kompleks industri bawah tanah yang baru baru ini ditemukan di lembah Jonas (Jonas Valley), selatan
Nordhausen di Thuringia merupakan kompleks industri besar . Fasilitas ini sebagai pusat pemerintahan dan riset teknologi persenjataan tingkat tinggi. Sebagian dari kompleks-kompleks industri bawah tanah Jerman berada di wilayah Polandia, diantaranya yaitu "Der Riese" (The Giant). Der Riese yaitu pertambangan, dan pengolahan uranium, termasuk riset senjata rahasia. Fasilitas bawah tanah bagi produksi senjata ini ditemukan
di seluruh Jerman, Austria, Czechoslovakia and Polandia. Fasilitas produksi bawah tanah ini pun disiapkan sebagai pusat penyulingan minyak sintetik dari batubara dan pusat pembangkit listrik.
penyamaran menyembunyikan fasilitas yang lebih kecil yang membentuk jaringan produsen sub-perakitan. Setiap fasilitas sub perakitan mengirimkan produknya ke fasilitas yang lebih besar dan terpusat untuk proses lebih lanjut, yang dari sana kemudian dikirim lagi untuk perakitan final. kapal selam U-XXI, yang dikerjakan pada sub perakitan, lalu dikirim memakai rel ke Laut Utara (North Sea) yang perakitan akhir dilakukan di tepi pantai. Termasuk beberapa pesawat tempur dirakit akhir dekat landasan pacu.
Kebingungan intelijen udara Sekutu berlanjut,
sebab pusat-pusat industri bawah tanah Jerman terus berpindah tempat. Dengan cepat Jerman memindahkan semua yang berharga pada fasilitas bawah tanah dan tahan bom, seperti bunker raksasa. Fasilitas-fasiitas itu terus berpindah hingga mereka menemukan ruang untuk relokasi. strategi ini berhasil, Sekutu kebingungan untuk menghentikan industri militer Jerman. Namun, titik lemah dari strategi Jerman itu yaitu rel kereta. Sistem transportasi rel dipakai untuk memindahkan komponen, suku cadang dan lainnya dengan cepat dibandingkan jalur darat biasa yang memerlukan banyak bahan bakar, sementara Jerman dalam keadaan krisis BBM. Mengetahui hal ini, Sekutu menghancurkan seluruh jalur rel kereta dengan pesawat bomber B-17.
Pertengahan 1943, pesawat P-51 Mustang
diperkenalkan di medan tempur. Pesawat itu mampu
terbang 8 jam non stop, disiapkan untuk mengawal
pesawat bomber Sekutu menuju target di wilayah musuh. sesudah mengawal, P-51 dilepaskan untuk menyerang target, dimana Mustang mampu terbang sangat rendah dan menghancurkan gerbong-gerbong kereta. Pada pertengahan 1944, sangat mengejutkan bahwa setiap kereta di wilayah Jerman tetap mampu bergerak, meski terpaksa bersembunyi didalam terowongan gunung dekat Jonas Valley, dan berjalan di malam hari.Hasil dari serangan udara Sekutu siang dan malam ini, Jerman menyadari kekurangan peralatan perang dan bahan bakar, yang berarti penurunan kemampuan untuk terus berperang.
Hebatnya, Jerman berhasil menguji coba tipe
senjata pertahanan udara jenis baru. Roket anti pesawat yang dapat diluncurkan dari darat dan dilengkapi pemandu infra merah. Meriam pusaran air (vortex cannon), sun cannons, air-explosive turbulence bombs, roket pelacak propeller pesawat musuh, beberapa alat gangguan elektronik yang didesain untuk menghentikan mesin pesawat, proyektil pasir, long-range x-ray "death rays" yang sedang dikembangkan menjelang dan hingga
perang berakhir. Diantara senjata-senjata eksotik
itu, ada sebuah tipe baru pesawat penyergap
berbentuk piringan, yang dinamakan juga piring terbang.
Sebelumnya, Jerman telah memiliki jet dan roket
penyergap termasuk jet dan roket anti pesawat dan tank. Langit Jerman dipenuhi oleh beberapa pesawat eksotik dan canggih yang dikenal sebagai piring terbang (Saucers). Senjata baru ini sangat disukai oleh militer Jerman.Mengetahui akan kalah, perencana militer Jerman memutuskan untuk mengkonsentrasi pertahanan darat dan udaranya di suatu benteng pertahanan terakhir. strategi ini diyakini akan memberi banyak waktu, dalam menyempurnakan suatu "Siegerswaffen" - super weapon, yang sangat hebat dan akan membalikkan
keadaan. Benteng pegunungan atau "Alpenfestung"
disiapkan di wilayah kekuasaan Jerman di utara Itali,
Austria dan Jerman dimana benteng pertahanan itu
mencsayap ketiga negara itu, termasuk Swiss. Benteng lain disiapkan di pegunungan Harz di Thuringia, termasuk beberapa kompleks besar bawah tanah. Wilayah ini akan terus diperluas dari Nordhausen di Utara, terus ke selatan melewati wilayah Kahla dan Jonas Valley. Kompleks sejenis direncakan akan dibangun dipegunungan Owl yang memisahkan Plandia dan Cekoslovakia, termasuk komplek Der Riese yang dinamakankan sebelumnya. Selain itu direncanakan pula pembangunan benteng di Black Forest selatan Jerman, pulau-pulau kecil di Norwegia, hutan Bohemia dan Bavaria.
Benteng-benteng itu untuk menyimpan pasukan, rata-rata unit-unit SS. Selain itu, ada didalamnya hangar pesawat, overhang untuk lepas-landas yang anti bom, arsenal missil seperti V-1 dan V-2, .
Semuanya siap untuk diluncurkan bersamaan.
Sejarah resmi mengatakan pada dunia bahwa
“Alpenfestung tidak pernah ada. Apa yang penting
untuk disadari bahwa senjata-senjata non konvensional dibangun di dalam benteng-benteng bawah tanah ini pada akhir perang dunia II. Sedikit dari senjata-senjata itu telah dioperasikan, sisanya masih dalam pengembangan. saat Hitler berkuasa tahun 1933, salah satu kebijakannya yaitu membangun kembali kekuatan angkatan udara Jerman (Luftwaffe). RLM yaitu refleksi dari peleburan ide lama dengan ide baru, dimana
organisasi itu menjadi yang terbaik dalam militer Jerman. Dua f a silit a s ris e t dimiliki AU J e rman :
Lilenthalgessellschaft dan The Academy of Air Research. Disamping AU, AD Jerman pun telah mengembangkan rudal jelajah V-1, dimana rudal itu
dikembangkan oleh Kementrian Militer Speer. Seluruh
fasilitas sistem riset dan pengembangan dibawah
pengendalian dewan riset : "Reichsforschungrat", yang
bertugas mengkoordinasi sekolah dan universitas teknik, kelompok riset militer dan pemerintah, dan fasilitas riset seluruh Jerman, ke dalam program yang terpusat.naiknya posisi SS (Schutz Staffel). SS pada awalnya hanya sekelompok bodyguard Hitler yang berubah menjadi kelompok elit berkuasa di Jerman sesudah Hitler itu sendiri. Unit militer SS, Waffen SS yaitu kekuatan militer spesial Jerman yang terkenal sebab kemampuannya yang tinggi, termasuk kebengisannya. SS banyak mengambil alih fasilitas riset dan produksi dari AU dan AD Jerman, termasuk fasilitas riset sipil. maka SS mulai menjauh dari kendali kementrian Albert Speer dan RLM pimpinan Hermann Goering. saat perang berkecamuk, SS mengatur, membangun dan menjalankan banyak fasilitas manufaktur bawah tanah. Bahkan mereka pun
menganeksasi dibeberapa firma-firma industri seperti
Skoda Works - dekat Praha, berikut anak perusahaan dan mitranya. SS menjelma jadi negara dalam negara yang hanya patuh kepada Hitler. SS pun menyediakan fasilitas riset khusus untuk ilmuwan yang secara politis tak dapat dipercaya. beberapa proyek-proyek riset dilakukan dalam fasilitas itu yang diawaki oleh beberapa orang yang diambil dari penjara. Diantara fasilitas riset SS itu ada di Oraneinburg, Nordhausen, Mechlenburg dan Mathausen. Seiring dengan berkembangnya kekuatan SS di Jerman, begitu pula dengan peruntungan Doktor Jenderal Hans Kammler. Kammler menjadi berkat
kemampuannya mendesain dan merancang fasilitas
bawah tanah skala besar. Segera, Kammler ditempatkan sebagai orang yang paling bertanggung jawab oleh Hitler untuk mengembangkan senjata rudal jenis V (Vergeltungswaffen). Artinya, Kammler menguasai fasilitas di Peenemuende dan Nordhausen. Kammler yaitu bos dari Dr. Jenderal Walhter Dornberger, dimana kemudian Dornberger menjadi pimpinan Dr. Wernher von Braun. lalu, Kammler mengepalai grup riset tingkat lanjut yang berasosiasi dengan Skoda, yang termasuk beberapa kompleks besar bawah tanah. Wilayah ini akan terus diperluask dari Nordhausen di Utara, terus ke selatan melewati wilayah Kahla dan Jonas Valley. Kompleks sejenis direncakan akan dibangun di pegunungan Owl yang memisahkan Plandia dan Cekoslovakia, termasuk komplek Der Riese yang dinamakankan sebelumnya. Selain itu direncanakan pula pembangunan benteng di Black Forest selatan Jerman, pulau-pulau kecil di Norwegia, hutan Bohemia dan Bavaria. Benteng-benteng itu untuk menyimpan pasukan, rata-rata unit-unit SS. Selain itu, ada didalamnya hangar pesawat, overhang untuk lepas-landas yang anti bom, arsenal missil seperti V-1 dan V-2, .
Semuanya siap untuk diluncurkan bersamaan.
Sejarah resmi mengatakan pada dunia bahwa
“Alpenfestung tidak pernah ada. Apa yang penting
untuk disadari bahwa senjata-senjata non konvensional dibangun di dalam benteng-benteng bawah tanah ini pada akhir perang dunia II. Sedikit dari senjata-senjata itu telah dioperasikan, sisanya masih dalam pengembangan. saat Hitler berkuasa tahun 1933, salah satu kebijakannya yaitu membangun kembali kekuatan angkatan udara Jerman (Luftwaffe). RLM yaitu refleksi dari peleburan ide lama dengan ide baru, dimana organisasi itu menjadi yang terbaik dalam militer Jerman. Dua f a silit a s ris e t dimiliki AU J e rman : Lilenthalgessellschaft dan The Academy of Air Research. Disamping AU, AD Jerman pun telah mampu mengembangkan rudal jelajah V-1, dimana rudal itu dikembangkan oleh Kementrian Militer Speer. Seluruh fasilitas sistem riset dan pengembangan dibawah pengendalian dewan riset : "Reichsforschungrat", yang bertugas mengkoordinasi sekolah dan universitas teknik, kelompok riset militer dan pemerintah, dan fasilitas riset seluruh Jerman, ke dalam program yang terpusat. The Underground Complex "Der Riese dinamakan Grup Kammler. Grup ini menguasai rahasia-rahasia teknologi dan senjata paling mutakhir Jerman. Selama penyidikan pasca perang, saat ditanyai detail persenjataan rudal V, Albert Speer mengatakan pada penyidik Sekutu untuk bertanya pada Kammler. Hal itu tidak dilakukan oleh Sekutu, sebab Jenderal Kammler telah menghilang. Diyakini, Kammler pergi dengan membawa salinan dokumen teknologi tingkat tinggi dan senjata non
konvensional Jerman. beberapa negara telah bersepakat dengan Kammler dan tidak menghiraukan masa lalunya yang mantan perwira SS. Diantara negara negara itu yaitu Amerika Serikat, mengingat fakta bahwa amerika tidak pernah serius memburu Kammler. Benarkah Kammler menjalin kesepakatan rahasia dengan pemerintahan Sekutu, menukar informasi informasi penting demi sebuah identitas baru ? Atau Kammler lolos dari cengkeraman Sekutu menuju pengasingan di Amerika Selatan ? Diketahui, sisa-sisa NAZI menyiapkan jalur rel antara Chile dan Argentina, juga penampakan UFO berawal di wilayah itu, baru kemudian dilaporkan ada penampakan di Amerika sesudah perang. Banyak kisah-kisah pasca perang melibatkan
ilmuwan-ilmuwan Jerman yang bermigrasi ke negara negara Amerika selatan yang sebelumnya bersahabat
dengan Jerman dan disana membangun dan mengujicoba piring terbang. Saat ini banyak tulisan-tulisan yang membahas piring terbang buatan Jerman, namun sejauh yang penulis ketahui, tidak ada satu rumber yang mampu menjawab
semuanya. Untuk menyatukan seluruh kepingan puzzle ini yaitu memakai seluruh informasi dari berbagai sumber secara bersamaan. aku mengelompokkan sumber ke dalam empat kategori :
Peneliti yang pernah mewawancarai figur-figur kunci dalam riset pengembangan piring terbang Jerman.Artikel Ilmiah yang dipublikasikan oleh seorang peneliti. Mereka yang memiliki kesempatan dan alasan untuk mengetahui piring terbang Jerman ini.
Sumber-sumber intelijen yang memverifikasi klaim
atasannya soal piring terbang. Mereka yang benar-benar terlibat dalam proyek pengembangan senjata non konvensional Jerman. Saksi mata yang melihat piring terbang yang mengetahui adanya proyek piring terbang Jerman dan bukan sebuah unidentified flying object (UFO)., Rudolf Schriever bagi aku yang dianggap cukup valid. Schirever pernah bekerja dalam proyek pengembangan piring terbang Jerman. Sebagai sebuah sumber informasi, dia telah menulis artikel mengenai piring terbang Jerman untuk majalah Der Spiegel.Demikian juga dengan Joseph Andreas Epp, yang pernah menjadi konsultan bagi Schriever dan Habermohl di Praha dan Miethe di Dreseden dan Breslau. Epp menulis surat pribadi pada aku (Henr Stevens ) dan telah menulis beberapa artikel dan buku tentang piring terbang Jerman sebelum wafat tahun 1997. Saksi mata yang mengetahui adanya proyek pengembangan piring terbang Jerman salah satunya yaitu Georg Klein. Klein seorang insinyur yang menjadi saksi mata terbang perdana piring terbang pada 14 February 1945. Dia pun menjabat Special Commissionerdalam Ministry of Arms Production yang mengatur proyek-proyek Schriever-Habermohl dan Miethe Belluzzo untuk Albert Speer. Klein pun menulis beberapa artikel suratkabar tentang fakta-fakta itu di koran
Welt am Stonntag, berjudul "Erste"Flugscheibe flog 1945 in Prag" (The First Flying Disc flew in Prague in 1945). Klein menulis artikel dengan nama pena Georg Sautier. Sumber lain yang menceritakan kesaksian
seseorang yang melihat beberapa piring terbang kecil
berterbangan di dalam hangar dimuat dalam buku karya Karl-Heinz Zunneck - Geheimtechnoloaien.
Wunderwaffen Und Irdischen Facetten Des UFO Phaenomens (Secret Technology, Wonder-weapons and the Terrestrial Facts of the UFO Phenomenon). Saksi mata itu yaitu Horst Schuppmann mantan ilmuwan yang pernah bekerja dalam fasilitas bawah tanah Jerman era perang. Lainnya yaitu Geroge Lusar, yang pernah bekerja pada kantor pendaftaran hak cipta (German Patent Office) selama kurun perang dunia II (PD II). Dia melihat banyak hak paten teknologi non konvensional yang didaftarkan ke kantornya. sesudah perang, dia menulis buku dan beberapa artikel tentang teknologi yang didaftarkan hak patennya dan telah diambil oleh Sekutu.Insinyur Italia, Renato Vesco, pernah bekerja dengan Jerman di divisi rahasia Fiat yang bertempat dalam fasilitas bawah tanah di danau Garda (Lake Garda), tepat di jantung rencana fasilitas Alpenfestung. sesudah perang, Vesco turut meneliti data-data intelijen Inggris dalam jumlah besar dan menerbitkan buku Man Made UFOs 1944-1994. fifty Years of Suppression. Data-data yang berasal dari kalangan intelijen dan pemerintah justru berasal dari mereka yang berusaha menyembunyikan informasi ini. Informasi itu haruslah dipakai untuk memverifikasi informasi yang diperoleh dari tingkat yang lebih tinggi pemerintah AS maupun pemerintah lainnya. , informasi “UFO yang dinamakan Renato Vesco dengan Fireball diverifikasi memakai informasi yang diperoleh dari pemerintah AS. Sumber lain yang dipakai dalam menyusun tulisan ini yaitu Callum Coats yang menghabiskan waktu tiga tahun bersama ahli matematika dan fisika Jerman, Walter Schauberger anak dari Viktor Schauberger. Coats banyak mendengar informasi soal ide -ide besar Viktor Schauberger. Coats sendiri yaitu seorang ilmuwan dan arsitek, dia sendiri menuliskan ide-ide Schauberger dan model piring terbangnya dalam, Living Energies (1996).Benarkah Kammler menjalin kesepakatan rahasia dengan pemerintahan Sekutu, menukar informasi informasi penting demi sebuah identitas baru ? Atau Kammler lolos dari cengkeraman Sekutu menuju pengasingan di Amerika Selatan ? Diketahui, sisa-sisa NAZI menyiapkan jalur rel antara Chile dan Argentina, juga penampakan UFO berawal di wilayah itu, baru kemudian dilaporkan ada penampakan di Amerika sesudah perang. Banyak kisah-kisah pasca perang melibatkan ilmuwan-ilmuwan Jerman yang bermigrasi ke negara negara Amerika selatan yang sebelumnya bersahabat dengan Jerman dan disana membangun dan mengujicoba piring terbang. Beberapa jenis pesawat terbang yang kemudian dinamakan piring terbang telah dikembangkan Jerman pada PD II. Jumlah pasti masih dalam perdebatan, namun dipastikan ada tiga hingga delapan jenis piring terbang berbeda telah dikembangkan Hitler. Michael X Barton yang melalui bantuan penerjemah Carl F. Meyer, menerima informasi dari seorang informan di Jerman Hermann Klaas, Klas mengklaim dirinya pernah terlibat dalam beberapa proyek piring terbang Jerman. Pengetahuan dan informasi disekeliling Klaas pun memiliki kaitan dengan aspek rahasia teknologi Jerman lainnya. Barton kemudian menuliskan informasi itu dalam bukunya, The German Saucer Story (1968). Sumber dari Wilhelm Landig yang menulis tiga novel tentang PD II. Pada judul setiap novelnya, Landig selalu menuliskan bahwa novelnya itu berdasar kenyataan. Pembaca disadarkan bahwa teknologi-teknologi yang diungkap dalam cerita novel Landig yaitu berdasar fakta otentik. Bahkan kerap kali novel Landig menceritakan kisah dibalik peristiwa, meski ia menuliskan dalam sudut padang seorang nasional sosialis. Hal itu wajar, sebab Landig yaitu seorang NAZI dan orang dalam partai Hitler yang intelek. Latar belakang Landig semakin jelas sesudah hasil penelitian Margret Chatwin diselesaikan pada tahun 1999. Chatwin menyatakan sebuah organisasi bernama "Informations diesnst gegen Rechtsextremismus"
(Information service against the extreme right). Landig, warga Austria, turut ambil bagian dalam peristiwa Vienna Putsch, tahun 1934. Kemudian dia pergi ke Jerman dan dilantik sebagai seorang Sosialis Demokrat, SS dan Waffen SS, dimana Landig meraih peringkat "Oberschafuehrer". Secepatnya, Landig menduduki posisi dalam Reichs Security Department, dimana dia mengatur keamanan pemerintah dan proyek pengembangan UFO .
Beberapa jenis pesawat terbang yang kemudian
dinamakan piring terbang telah dikembangkan Jerman pada PD II. Jumlah pasti masih dalam perdebatan, namun dipastikan ada tiga hingga delapan jenis piring terbang berbeda telah dikembangkan Hitler. Jenis yang berbeda-beda ini tidak menunjukkan jumlah pasti setiap jenisnya. Ini menunjukkan adanya riset dan pengembangan teknologi piring terbang yang dilakukan kelompok ilmuwan NAZI yang berbeda-beda dalam fasilitas riset yang berbeda pula. Bagian ini akan membaha s s e ti ap ke lompok ilmuwan yang mengembangkan jenis piring terbang yang berlainan. Kami pun akan terus maju membahas proyek piring terbang dengan teknologi propulsi konvensional hingga proyek yang jarang diketahui dengan teknik propulsi yang lebih canggih. Bagian ini tentu cukup kontroversial. Proyek ini berpusat di Praha, tepatnya di bandara Prag-Gbell. Pekerjaan konstruksi dimulai antara 1941 dan
1943. Lokasi ini pada mulanya yaitu proyek AU Jerman (Luftwaffe) yang memperoleh bantuan teknis dari Skoda Works di Praha dan Skoda division di Letov. Perusahaan lain yang berpartisipasi dalm proyek ini menurut Epp yaitu : firma Junkers di Oscheben dan Bemburg, Wilhelm Gustloff di Weimarand, dan Kieler Leichtbau di Neubrandenburg. Proyek ini dimulai sebagai milik AU Jerman, disponsori oleh Ernst Udet. lalu proyek ini berada dibawah control kementrian persenjataan
Speer yang saat itu dipimpin oleh Georg Klein, seorang insinyur, sebelum dikuasai penuh SS tahun 1944, dengan pengendalian Jenderal Hans Kammler.
berdasar pengakuan Gerog Klein sendiri,
Klein melihat seuah pesawat terbang pada 14 Februari 1945. Mungkin itulah penerbangan resmi pertama, meski bukan uji terbang yang pertama kalinya. Setidaknya penerbangan piring terbang ini terjadi secepatnya pada Agustus-September 1943 di fasilitas itu. Saksi mata saat itu sedang mengikuti training penerbangan di fasilitas Prag-Gbell saat dia melihat uji coba terbang jarak pendek piring terbang itu. Dia menjelaskan bahwa piring terbang itu berdiameter 5-6 meter (15-18 kaki), dengan tinggi hampir sama dengan tinggi pria dewasa. Pesawat itu memiliki sisi terluar 30-40 centimeter, berwarna alumunium dan memiliki kaki panjang yang
tipis. Tes penerbangan terjauh yaitu 300 meter dengan ketinggian satu meter. Saksi mata berada sekitar 200 meter dari lokasi kejadian dan salah satu diantara siswa pilot saat itu. Joseph Andreas Epp, insinyur yang pernah bekerja di proyek Schriever-Habermohl dan Miethe Belluzo, menyatakan setidaknya limabelas prototype telah diciptakan. Rancangan akhir versi Schriever Habermohl memiliki deskripsi seperti yang dijelaskan dalam ajuan hak paten di German Patent Office, Rudolf Lusar menjelaskan cirri-ciri piring terbang versi ini
sebagai berikut :
Kokpit di tengah yang dikelilingi oleh sayap dan
baling-baling bundar.Baling-baling diikat pada sisi terluar dari peralatan mirip roda.Baling-baling itu dapat diatur sudutnya saat tinggal landas dan terbang, mirip dengan cara kerja rotor helicopter.
baling-baling itu diputar oleh sebuah roket kecil yang ditempatkan di sekitar sabuk baja. Saat kecepatan putaran diraih, piring terbang pun terangkat.
sesudah mencapai ketinggian yang dikehendaki, mesin jet atau roket horizontal dinyalakan, dan roket kecil tadi dimatikan.Piring terbang versi ini mampu terbang horizontal dengan cepat berkat mesin Junkers Jumo 004, mesin yang dipakai juga pada pesawat tempur Jerman ternama, Messerschmitt 262. mesin Junkers dapat digantikan dengan BMW 003, meski kurang begitu bertenaga. Mesin
roket yang dipakai yaitu Walter HWK109, juga
dipakai Messerschmitt 163, pesawat penyergap roket.
Epp melaporkan bahwa mesin Jumo 211/b dipakai
sebagai pilihan utama. Klaas melaporkan mesin pulse jet tipe Argus (Schmidt-duct) dipakai untuk roket V-1.
Seluruh mesin-mesin itu sukar didapatkan saat itu,
sebab prioritas produksi untuk pesawat tempur dan
bomber, roket V-1 dan peluru kendali. Joseph Andreas Epp melaporkan dalam bukunya “Die Realitaet der Flugscheiben (The Reality of the Flying Discs), uji coba terbang resmi pertama dilaksanakan pada Februari 1945. Epp mengambil dua gambar dari piring terbang saat test flight, yang ditampilkan dalam bukunya. Meski ada kebingungan soal tanggal pasti uji coba, dalam video film berjudul “UFOs Secret of the 3rd Reich , Epp menyatakan bahwa
gambar itu diambil pada akhir tahun 1944. Dalam
bukunya, Epp menyatakankan tanggal test flight 14 Februari 1945. saat berkorespondensi dengan penulis pada 30 Desember 1991, Epp mengindikasikan waktu pengambilan gambar yaitu Agustus 1944. Dari semua basumsi waktu, menurut Klaus Peter Rothkugel menunjukkan daun-daun pada latar belakang photo menunjukkan waktu uji coba yaitu bulan Agustus. Piring terbang versi Schriever-Habermohl mampu terbang setinggi 12.400 meter (37.000 kaki) dalam waktu 3 menit, dan mencapai kecepatan mendekati kecepatan suara. Epp mengatakan bahwa piring terbang itu mampu mencapai kecepatan mach 1 (1 x kecepatan suara) atau 1200 km/jam. Pada uji coba resmi, Epp melaporkan kecepatan maksimum yaitu 2200 km/jam, sementara Lusar melaporkan kecepatan maksimum yaitu 2000 km/jam. Kecepatan supersonic yang berhasil dicapai saat itu.Informasi lain berkenaan dengan system propulsi, sebuah studi desain dan uji coba terowongan udara menunjukkan adanya desain pesawat 8-346. Jenis ini bukanlah piring terbang, melainkan pesawat tempur dengan tampilan modern. Menurut laporan intelijen Sekutu pasca perang, 8-346 mampu terbang dengan kecepatan 2000 km/jam (mach 2). Jenis ini memakai dua mesin roket Walther HWK109, ini salah satu konfigurasi mesin yang diprioritaskan bagi proyek proyek piring terbang Schriever-Habermohl. ada sebuah dokumen yang berisi pernyataan Otto Lange, seorang pilot penguji, bahwa Andreas Epp yaitu seseorang dibalik penemuan piring terbang dan pengembangannya dipimpin oleh Dr. Walter Dornberger. Otto mengaku telah menguji sebuah piring terbang hingga sejauh 500 kilometer dari lokasi asal. Otto Lange yaitu sosok yang dalam sejarah dinamakan dalam dokumen intelijen AS sebagai anggota dari "Rustungsstab"(Armament Staff).Dokumen lain yaitu surat dari Praha saat perang, tertanggal bulan Maret 1944. mengungkapkan kondisi dibelakang garis pertahanan Jerman yang menunjukkan kekuatan pasukan NAZI yang masih bertahan. Dokumen itu diikuti dengan penyebutan nama nama yang diketahui berperan penting dalam proyek piring terbang di Praha. Dijelaskan pula gambaran beberapa prototype awal dari model piring terbang. Tiga gambar yang dicantumkan pada bagian bawah surat menunjukkan dengan jelas piring terbang dalam uji coba. Meski tidak diketahui siapa pemilik piring terbang dalam surat itu, apakah Schriever, Habermohl atau yang lain?
Proyek riset piring terbang divisi ini telah melakukan banyak uji coba disbanding kelompok riset lainnya. Sejak tahun 1942, dan dibawah otoritas lapangan
Dr. Richard Miethe kadang dipanggil Dr. Heinrich
Richard Miethe. Tidak banyak yang mengetahui tentang Dr. Miethe sebelum perang dunia, sesudah perang berakhir Miethe dikabarkan telah bekerja pada proyek piring terbang Anglo-Amerika, firma Avro Aircraft Limited Canada. nSeorang insinyur Italia, Professor Guiseppe Belluzo yang turut bekerja dengan Dr. Miethe, dimana Belluzo menjabat sebagai Deputi, Senator dan Menteri Ekonomi Nasional era Mussolini. Belluzo telah menulis beberapa buku teknik seperti Steam Turbine (1926) dan Calculations and Installations of Modern Turbine Hydrolic (1922). Belluzo yaitu pakar di bidang turbin panas. Keahliannya itu menunjukkan bahwa Belluzo
bukanlah asisten Dr. Miethe, melainkan pakar senior
dengan keahlian yang tidak ternilai untuk pengembangan proyek-proyek piring terbang Nazi ke depannya. sesudah perang berakhir, Belluzo hidup tenang di Italia hingga wafat pada 22 Mei 1952. Berbeda dengan Miethe, Belluzo memicu beberapa kali pernyataan di media tentang piring terbang Jerman sesudah perang. Pernyataannya dimuat dalam The Mirror, koran besar Los Angeles era 1950, mungkin itulah pengungkapan pertama Belluzo tentang proyek piring terbang Jerman di depan
publik.Tim bentukan Miethe bekerja di fasilitas
Dresden, Breslau dan Letow/Prag berdasar penuturan Epp. Baik tim Miethe-Belluzo maupun Schriever Habermohl, sama-sama dibawah pengarahan tim ahli dan penasehat yang sama, yaitu Dr. Walter Dornberger. Ini menunjukkan bahwa hubungan kedua grup riset di atas dengan fasilitas Peenemuende sangat jelas, sebab disiapkan oleh orang-orang penting di Peenemuende. Miethe dan Belluzo bekerja di fasilitas utamanya di Dresden dan Breslau, namun sesekali mereka pun bergabung dengan grup Schriever-Habermohl di Prag, seperti yang diutarakan Klein. Klein melihat tiga model piring terbang dihancurkan di Prag tarmac. Satu piring terbang lagi, Klein melihat tetap dibiarkan utuh dan Miethe ada di sana. Pengakuan Klein menunjukkan bahwa Peenemuende dan fasilitas tes di Stettin, yaitu
Tempat penyimpanan dan pengembangan desain ciptaan Miethe dengan nama yang belum diketahui.
Model piring terbang yang dikembangkan Miethe-Belluzo cukup berbeda dengan produk grup
Schriever-Habermohl. Desain grup Miethe-Belluzo,
sedikit mirip perahu dan sisi terluarnya tidak berputar.
Desain perdana piring terbang grup ini tidak dirancang
mampu lepas landas vertical. Dengan kokpit berada di sisi dengan periskop dipakai untuk memonitor arah
visual. Pesawat ini memiliki diameter 42 meter (138
kaki). Desain kedua dari grup Miethe memiliki kokpit
tengah yang berada di atas dan di bawah piringan. Empat mesin jet dipasang di belakang kokpit sebagai sumber tenaga. Meski tidak ada artikel maupun buku yang membahas desain ini dengan cukup detil, beruntung kami masih memiliki sketsa dari rancangan kedua itu. Desain ketiga dari grup Miethe-Belluzo mampu melakukan lepas landas vertical, memiliki system propeller dari tidak kurang dua belas mesin jet. Sepertinya versi ini memiliki mesin turbojet radial tipe khusus, dengan kabin di tengah diantara duabelas mesin itu. Yang unik, desain ini, menurut peneliti Jerman Klaus-Peter Kothkugel, memakai mesin ciptaan ahli Perancis Rene Leduc, saat Jerman menguasai wilayah negeri menara Eifel itu. Mesin keluaran Perancis inilah yang dipakai hampir seluruh piring terbang ciptaan Dr. Miethe. Bahkan dipakai pula untuk desain pasca perang ciptaan John Frost, The Flying Manta. Flying Manta ini pernah melakukan
penerbangan. beberapa gambar yang menunjukkan uji terbang sangat valid, yang diambil oleh juru foto William A. Rhodes tanggal 7 Juli 1947 di Phoenix, Arizona. Jika membandingkan antara piring terbang
ciptaan Miethe dengan Frost, menunjukkan adanya
koneksi antara Jerman-Amerika yang terjadi sesudah
perang dunia II berakhir. Perbedaan lainnya antara desain ciptaan Meithe Belluzo dengan Schriever-Habermohl yaitu bahwa ciptaan Miethe dirancang untuk mampu terbang jarak jauh. Saat terbang pada 14 Februari 1945 di Prague, pesawat ini mampu terbang setinggi delapan mil hanya dalam tiga
menit, dengan kecepatan 1250 m/jam. Klein menyatakan Jerman berencana melakukan serangan jarak jauh, remoted controlled attack ke New York dengan pesawat itu. Miethe diyakini jatuh ketangan Rusia pada akhir perang. Miethe kemudian mengembangkan piring terbang sejenis untuk A.V. Roe and Company di Amerika.Seperti telah dinamakankan di atas, Miethe dan Schriever berada dibawah otoritas yang sama. beberapa pakar dan penasehat ditempatkan, seperti kepala desainer Gotha Waggonfabrik : Kalkert, kepala desainer Heinkel :Guenther, insinyur Arado : Wulf, insinyur RLM : Otto Lange, dan insiyur Messerschmitt : Alexander Lippish. Sementara pilot yang bergabung yaitu Holm, Irmler, Kaiser dan Lange. Pilot penguji yaitu Rudolf Schriever sendiri. Seluruh disain Miethe-Belluzo telah didaftarkan pada kantor hak paten Jerman era perang. Saying, seluruh hak paten ilmuwan-ilmuwan Jerman era perang dirampas pasukan Sekutu (Amerika) dan dibawa ke negerinya. Foo fighter yaitu sebutan untuk obyek terbang yang bundar dan kecil yang mengikuti pesawat pembom Sekutu di atas langit Jerman pada akhir perang dunia II. Kadang-kadang muncul sendirian, namun beberapa kali kerap muncul berkelompok. Saat muncul foo fighter ini seperti globe metalik kecil, pada malam hari obyek-obyek itu bersinar warna-warni. Mereka berusaha mendekati pesawat-pesawat Sekutu yang ditakutkan dapat meledak. saat pesawat-pesawat Sekutu melakukan manuver mengelak, foo fighter masih mampu mendekati mereka. Disamping dinamakan dengan foo fighter, pesawat asing ini kadang-kadang dinamakan juga dengan Feuerball, bahasa Jerman untuk bola api.ini penuturan pilot Amerika yang dikutip oleh Renato Vesco : Pada 0600 (22 Desember) dekat Hagenau, ketinggian 10.000 kaki, dua sinar sangat terang meninggi dari atas tanah. sesudah itu mereka berhenti menambah ketinggian dan mengikuti ekor pesawat kami. Obyek besar itu ditutupi sinar oranye sangat terang, mereka berhenti sekitar dua menit sambil terus membuntuti kami. Mereka terkendali dengan baik oleh operator di atas tanah. Mereka menjauh dari kami dan sepertinya sinar itu mulai padam. Vesco melanjutkan, Sisa laporan pilot-pilot itu telah disensor, seperti gangguan dan malfungsi pada system radar Sekutu. Di era modern, fenomena foo fighters banyak diceritakan oleh seluruh majalah dan buku-buku tentang UFO, yang sering membingungkan bahkan menyelewengkan asal muasal foo fighters dalam tiga cara. Pertama, mereka menyatakan bahwa kedua fihak yang berperang dalam PD II berpikir bahwa foo fighters yaitu sejenis senjata. Mereka mengutip beberapa sumber pilot Jerman yang mengklaim tidak mengetahui asal muasal foo fighter itu. Kedua, berusaha mengembangkan ide bahwa identitas foo fighter tetap misteri dan mungkin sebuah fenomena alam. Ketiga, dikembangkanlah pemikiran atau ide tentangekstraterestrial (ET).Militer AS pun turut membantah telah mengetahui apa itu foofighters. beberapa permintaan Freedom Of Information Act (FOIA) telah dikirimkan, termasuk oleh Henry Stevens dan beberapa peneliti lain yang meminta informasi mengenai foo fighters. , fihak pemerintah AS selalu menyatakan no record tentang subyek yang diminta. Vesco memiliki informasi yang valid berkenaan foo fighters yang dinamakannya dengan Feuerball . Dia menjelaskan obyek itu yaitu misil yang dikendalikan oleh radio control, dibangun oleh Wiener Neustadt (Au stri a ) d e n g a n b a n t u a n d a ri F l u g f u n k Forschungsanstalt (Radio-Flight Research Installation) pabrik Oberpfaffenhoffen. Proyek foo fighters itu dibawah kendali divisi teknik SS. Obyek itu dilengkapi senjata, bundar, mirip kulit kerang atau kura-kura darat, dengan sumber tenaga sebuah mesin turbojet sirkular. sesudah dipandu hingga mencapai cukup dekat dengan pelindung, namun lapisan alumunium itu secara elektris diisolasi dari penutup bajanya. Jadi, saat peluru menembus baja dan lapisan alumunium itu, sebuah sirkuit dibentuk dan akan menghasilkan efek memicu Feuerball menjauh dari bahaya dengan kecepatan penuh.
Dalam radius tertentu, zati kimia khusus
ditambahkan ke dalam bahan bakar yang memicu udara di sekitar Feuerball mengalami ionisasi. Artinya
udara di sekitar foo fighter dapat dialiri medan listrik.
Setiap perangkat mesin yang memasuki area ionisasi
itu dapat mengalami malfungsi, distorsi tembakan,
mogok, bahkan jatuh. Tampaknya AU Amerika tidak pernah menyadari bahayanya sebuah pesawat memasuki udara yang terionisasi. Bahkan, penjelasan Vesco bahwa foo fighters memiliki tabung klyston yang memancarkan gelombang yang berfrekuensi sama dengan radar Sekutu dan mengacaukan radar-radar Sekutu pun tidak diketahui. Saat perang dunia II berakhir, Sekutu pun mulai mengetahui riset-riset rahasia pengembangan pesawat non konvensional Jerman, meraka berlomba untuk memperoleh data-data riset sembari menutup-nutupi dari negara lain dan publik.Ketertutupan pemerintah khususnya AS,
mengembangkan isu dan pemahaman tentang fenomenta ekstraterestrial (ET) atau yang populer dengan UFO. Menggelembungnya isu itu sangat menguntungkan pemerintah yang tetap membantah setiap temuan yang mengungkap adanya riset piring terbang sejak era NAZI hingga sesudah berakhirnya perang dunia di benua Amerika. Sebuah laporan datang dari imigran Rusia, Paul Stonehill, tentang pengalaman seorang serdadu Rusia di utara Jerman. Stonehill menjamin bahwa dialah sumberkesaksian itu sekaligus menjamin otentitasnya.Stonehill sempat ditawan tentara Jerman di Ukraina tahun 1941, saat Jerman melakukan serangan pertama. Disana ia ditempatkan dalam kamp konsentrasi dan terjangkit penyakit typhus. Meski sempat melakukan beberapa usaha pelarian, Stonehill tetap tertangkap kembali dan dipindahkan ke Auschwitz, salah satu kamp konsentrasi paling mematikan. Rencananya,
Stonehill akan dijadikan petugas medis kamp, namun
batal sebab penyakit typhus yang dideritanya. Penyakit itu memicu pejabat kamp Auschwitz bermaksud memasukkan Stonehill ke krematorium, namun diselamatkan oleh seorang dokter wanita Jerman yang menyembuhkan dirinya dari typhus. Lebih dari itu, tanpa alasan yang jelas, dokter itu memberikan identitas palsu Stonehill kepada kepala kamp dengan menyatakan Stonehill yaitu insinyur mesin. Bulan Agustus 1943, Stonehill dipindahkan ke kamp A4 di Trassenhedel, sekitar Peenemuende untuk
dipekerjakan dalam pemindahan pompa bertekanan
tinggi (Hochdruckpumpe/high pressure pump) disana.
Pompa itu sesungguhnya yaitu sebuah kanon jarak jauh dengan meriam yang sangat panjang.
Dari Trassenhedel, Stonehill dialihkan ke
Peenemuende, yang pada September 1943, seluruh
tawanan dipekerjakan dalam peledakan sebuah dinding benteng berlapis semen. Saat makan siang dan seluruh pekerja beristirahat, Stonehill melihat adanya pesawat aneh di dalam hangar, bentuknya bulat dengan kokpit di tengah. Saat sinyal dinyalakan, pesawat aneh berwarna perak itu mengeluarkan suara berdesis dan lepas landas, mengapung dengan ketinggian lima meter di atas landasan. Saat mengapung, pesawat itu maju dan mundur, kemudian sisi-sisi piring terbang itu mulai kabur dan dengan cepat menambah ketinggian.Tidak berapa lama, Stonehill melihat piring terbang itu mulai menurunkan ketinggian, tercium bau ethyl alkohol dan udara panas menerpa wajahnya. Pesawat itu menderas keras di landasan, tanpa berpikir panjang, Stonehill berlari mendekati pesawat itu dengan maksud menolong pilotnya. berdasar penuturan Stonehill itu, Peenemuende dipastikan salah satu fasilitas pembuatan piring terbang Jerman yang cukup besar.
Bersamaan dengan eksperimen-eksperimen yang
salah satunya disaksikan oleh Stonehill di atas, beberapa proyek dikerjakan yang meneliti kelayakan pesawat bundar. Proyek ini dimulai pada tahun 1930
berdasar ide Professor Ludwig Prandtl, berlanjut
dengan penulisan beberapa dokumen-dokumen ilmiah tentang pesawat bundar yang dimulai oleh
Wilhelm Kinner dan pada tahun 1938 oleh M. Hansen.
Keduanya bekerja di pusat riset aerodinamika Gottingen. Pada tahun 1941, Dr. Alexander Lippisch turut terlibat dalam uji coba pesawat bundar di pusat industri Messerchmitt. Desainnya, J1253, telah diuji coba dalam terowongan angin di Gottingen. Dr. Lippisch beberapa kali dikunjungi oleh Dr. Giuseppe Belluzo selagi berada di Messerschmitt, dimana Lippisch pun turut bekerja dengan Dr. F. Ringlib mengembangkan pesawat bundar yang akan diuji coba di Peenemuende. Jika meninjau kapasitasnya, Prandtl danLippisch melebihi Schriever-Habermohl maupun Miethe Belluzo. Prandtl dan Lippisch yaitu ilmuwan senior yang telah mapan di dunianya dan mampu memimpin banyak proyek-proyek besar, termasuk proyek piring terbang yang dibangun oleh grup Schriever-Habermohl dan Miethe-Belluzo. Masing ingat bahwa otoritas kendali kedua grup dipegang oleh beberapa tokoh penting di Peenemuende ? Andreass Epp menegaskan dalam bukunya bahwa ide awal piring terbang Schriever-Habermohl sebetulnya berdasar model yang diusung oleh Prandtl Dan Lippisch. Epp bahkan memperlihatkan model pesawat ciptaannya kepada pimpinan AU Jerman (Luftwaffe), Jendral Ernst Udet dan berhasil memicu Udet terkesan. Terbukti, udet mengirimkan piring terbang ciptaan Epp ke Peenemuende untuk di evaluasi. Fihak peenemuende kemudian memerintahkan tim Schriever Habermohl untuk mengembangkan karya Epp ke tingkat
lebih lanjut. Jerman sering menyatakan desain Schriever Habermohl dengan Flugkreisel (Flying Top), desain
Miethe dengan Flugdiskus (Flying Disk). Dongeng dongen piring terbang yang berkembang kiwari,
sesungguhnya bermula dari sejarah riset piring terbang Jerman. Pada Mei 1980, sebuah artikel Neue Presse Perancis tentang insinyur fluida Jerman, Heinrich Fleissner, seorang insinyur, desainer sekaligus penasehat proyek piring terbang di Peenemuende selama PD II. Menarik jika mendalami keahlian Fleissner, yaitu fluida. Fleissner menyatakan bahwa piring terbang di Peenemuende mampu terbang dengan kecepatan hingga3.000 km/jam dalam lapisan atmosfir dan 10.000 km/jam
di luar atmosfir. Hampir sepuluh tahun sesudah perang, yaitu 28 Maret 1955, Fleissner mengajukan hak paten kepada kantor Hak Paten AS untuk karya piring terbangnya (Nomor Registrasi Paten 2.939.648). Anehnya, hingga 7 Juni 1960, kantor hak paten AS tidak kunjung meresmikan karya Fleissner sebagai hak kekayaan intelektual. Mengapa terjadi penundaan hingga lima tahun ? Satu-satunya alasan yang paling mungkin yaitu adanya Project Silver Bugs yang dimulai pada tahun yang sama. Proyek itu berusaha mengembangkan desain Miethe, meski kemudian pejabat-pejabat AS-Kanada menyadari pesawat-pesawat yang dikembangkan Miethe
masih kalah jauh dalam kecepatan dibanding yang
dikembangkan di Peenemuende, salah satunya karya
Fleissner. Mungkin kedua negara sekutu itu
berusaha membajak ciptaan Fleissner. Dalam ajuan hak patennya, Fleissner menyatakan bahwa ciptaannya itu dapat memakai beberapa bahan
bakar : cair, serbuk, gas maupun padat. Campuran bahan bakar yang berbeda pernah diterapkan pada pesawat tempur Messerschmitt (Me) -163, yang sukar dikejar oleh pesawat-pesawat Sekutu. Lebih lanjut Fleissner mengelaborasi bahwa hydrogen dan oksigen cair sangat sesuai dengan desainnya. Intinya, desain ciptaan Fleissner itu dapat sekaligus berfungsi sebagai roket. Penegasan lain tentang proyek piring terbang Peenemuende bersumber dari Koran petang Stockholm, Aftonbladet 10 Oktober 1952. Koran itu melaporkan adanya pesawat ruang angkasa serupa dengan piring terbang yang dikembangkan Jerman selama PD II di Peenemuende oleh Dr. Wenher von Braun dan timnya. Test flight dilakukan pada April 1944, dengan diameter 42
m mampu terbang dan mencapai ketinggian 3 kilometer ! satelit pertama AS yang berhasil
mengorbit yaitu pada ketinggian 300 meter. Rancangan konstruksi pesawat menurut koran
itu kini berada di tangan AS, sementara sketsa
desainnya dimiliki Rusia. Pesawat ini memerlukan
bahan bakar yang dalam jumlah besar, masalah yang
memulai pemakaian bahan bakar nuklir.
Pengembangan teknologi nuklir Jerman era perang dunia II tidak diarahkan untuk menciptakan bom
atom, seperti yang dilakukan Amerika. Jerman sangat
tertarik mengembangkan teknologi nuklir, sebab selama ini negara Fuhrer itu sangat tergantung dari minyak luar negeri. Sejak awal 1930, elit-elit Jerman telah lama menyadari hal itu sebagai sebuah kelemahan dan harus diperbaiki. Sebuah rencana besar tengah dikerjakan, meski belum tentu benar-benar dibangun, pengembangan reaktor atom sebagai sumber energi blistrik (dinamakan juga mesin uranium). Reaktor itu dipakai untuk kapal selam dan pesawat. Dr. Jesensky dan Mr. Lesniakiewicz telah
melakukan beberapa penelitan, menganalisa banyak data selama bertahun-tahun. Keduanya pun meneliti bukti bukti fisik dan mewawancarai sebanyak mungkin saksi mata. Dari usahanya itu, keduanya berkesimpulan bahwa p r o g r am n u k l ir J e rma n d i g u n a k a n u n t u k mengembangkan piring terbang bertenaga nuklir.bBukti independen yang mendukung kesimpulan di atas datang dari ahli fisika Jerman Werner Heisenberg yang menulis jurnal tentang kepentingan Jerman pada energi atom. Heisenberg menyatakan bahwa pada musim
panas 1942 telah terjadi diskusi diantara ilmuwan dan
teknisi Jerman soal energi panas. Diskusi itu membahas cara menangani konversi panas dari uranium ke material tertentu seperti air atau uap. Disinilah Belluzo yang pakar turbin uap terlibat.
Bukti lain berasal dari laporan British Intelligence Objectives Sub-Committee yang menjabarkan beberapa area teknologi tinggi Jerman, namun yang terpenting dari semuanya yaitu rancangan Josef Ernst tentang pesawat tempur berkecepatan tinggi.
Kode proyek itu yaitu isP-1073 dan diproduksioleh Messerschmitt. Tiga mesin yang berbeda dipakai,
pertama : BMW 003 dengan bahan bakar bensin. Kedua, memakai bahan bakar kasar. Ketiga memakai
mesin tenaga nuklir dengan panjang 60 cm, diameter 20 cm. Menurut Ernst, mesin atom itu mampu
menghasilkan 2000 tenaga kuda, kecepatan 2000
km/jam, dan mencapai ketinggian 18.meter (54.000
kaki). Pesawat bertenaga atom itu hanya satu yang
selesai dibuat di kamp Mecklenburg, sebelum akhirnya dihancurkan bersama kamp Mecklenburg oleh SS sebelum direbut Sekutu. sesudah PD II berakhir, ribuan ilmuwan Jerman bermigrasi ke AS dalam sebuah operasi yang dikenal dengan Project Paperclip. Tidak hanya itu, dokumen dokumen riset dan karya ilmiah, termasuk komponen komponen senjata seperti roket V2 diboyong pula ke amerika.Dr. Richard Miethe, , bekerja di Kanada dalam proyek bersama AU AS-Kanda. Miethe bukanlah satu-satunya ilmuwan Jerman yang tetap berkeinginan membangun piring terbang pasca perang. Seluruh ilmuwan NAZI terlibat, kecuali Rudolf Schriever, yang tampak ingin segera memulai kembali proyek piring terbang itu. Heinrich Fleissner, yang ajuan hak patennya ditunda hingga 5 tahun,disebabkan adanya Project Silver Bug yang mengembangkan piring terbang jenis Avro di perusahaan A.V. Roe. Ilmuwan lain Jerman yaitu Georg Klein, yang saat ditanya oleh koran Swiss, 18 September 1954, Klein menjawab bahwa dirinya telah mendemonstrasikan sebuah prototipe piring terbang dengan propulsi elektrik. Ilmuwan Jerman yang bekerja untuk pihak Soviet yaitu Joseph Andreas Epp. Namanya terdaftar dalam proyek piring terbang Soviet (Rusia ) yang dimulai segera sesudah perang berakhir di Jerman Timur bersama eks ilmuwan Jerman lainnya. Menurut data FBI, Epp mulai tidak loyal ke Soviet sesudah bekerja selama satu tahun dan beralih ke Barat. Epp kemudian menggambar ulang desainnya, melakukan uji coba detil, dan memberikan khusus teknis. Penuturannya menunjukkan desain piring terbang untuk Soviet sebelumnya dikhususkan untuk kondisi kutub.sesudah menetap di Bavaria, Epp meneruskan
proyeknya sendiri. Dia merancang Omega Disc yang
sangat mirip dengan desainnya untuk Soviet. Epp tertarik bekerja untuk Bell Aircraft, mengembangkan X-1 yang menembus batas kecepatan suara pada tahun 1947. hingga wafatnya di tahun 1997, Andreas Epp masih b e r u s a h a m e w u j u d k a n i m p i a n n y a u n t u k mengembangkan piring terbang.
Lalu, bagaimana dengan penyebaran piring terbang sesudah perang ? Seperti diketahui, beberapa
prototype telah dihancurkan pasukan Jerman sehingga pasukan Sekutu tidak dapat mengambil keuntungan. Model yang paling banyak dihancurkan yaitu milik grup Schriever-Habermohl di Prag. Politik bumi hangus diberlakukan tanpa ampun oleh SS di akhir PD II terutama pada produk-produk teknologi tingkat tinggi Jerman. Sebelum kita mengetahui bahwa piring terbang itu tidak menghilang sesudah kekalahan Jerman, sesungguhnya fakta-faktanya sangat berlawanan. Michael X. Barton menceritakan bahwa penampakan paling awal piring terbang atau yang kemudian dinamakan UFO justru bukan di Washington tahun 1947, melainkan terjadi di Amerika Selatan. Bahkan, banyak penampakan UFO di Amerika Selatan sesudah PD II berakhir. Penampakan ini berlanjut hingga hari ini. Amerika Selatan tentu sangat jauh dari AS, meski amerika melakukan ujicoba dengan teknologi bajakan dari Jerman. Namun penampakan UFO di Amerika Selatan tidak membuktikan bahwa piring-piring terbang
itu berasal dari Amerika Serikat, melainkan pasti tidak
jauh dari lokasi dimana mereka terlihat. Mungkinkah Nazi pantang menyerah dan mengekspor teknologi itu ke sebuah pertahanan di Antartika atau Andes, seperti yang beberapa kali sempat diklaim ? Atau, apakah piring terbang itu berasal dari sebuah markas rahasia yang dinamakan Beaver Dam di pantai timur Greenland seperti yang diungkap Dr. Jesensky dan Mr. Lesniakiewic ? Apakah bagian dari teknologi tinggi itu diambil Inggris yang kemudian dikembangkan di Kanada seperti yang dinyatakan Renato Vesco ?Atau apakah teknologi ini sepenuhnya diambil Amerika sesuai komitmen rahasia dengan Admiral Karl
Doenitz sesudah kematian Hitler seperti yang dikatakan Bill Lyne ? Pertama dari berbagai kemungkinan, NAZI dan teknologinya, termasuk piring terbang, beberapa kali dinamakan dengan Third Power oleh beberapa penulis Jerman. Kekuatan Ketiga ini ditujukan untuk menyeimbangkan kekuatan disamping Barat (First Power) dan Timur (Second Power). Kekuatan Ketiga beroperasi rahasia sebagai penghormatan pada populasi bumi secara umum, namun cukup dikenal di Kekuatan Pertama dan Kedua. Alasan Kekuatan Ketiga ini dapat bertahan yaitu tingkat teknologi yang tinggi dan danabesar yang dihasilkan. Diketahui Jerman telah memicu rencana jika perang gagal dimenangkan. Pada 10 Agustus 1944, sembilan bulan sebelum perang di Eropa berakhir, sebuah rapat diselenggarakan di hotel Rotes Haus, Strassbourg. Yang hadir dalam rapat itu yaitu beberapa representasi industri besar Jerman, seperti I.G. Farben, Thyssen, Siemens, Krupp, Daimler-Benz, Rheinmetall-Borsig, turut hadir pula utusan bank-bank besar Jerman. Para utusan itu bertemu dengan petinggi SS, mereka kemudian
merencanakan program bertahan sesudah kekalahan
Jerman. Ilmuwan, rencana-rencana ilmiah, komponen komponen strategis, dan uang diambil dari Jerman dan diamankan ditempat yang sangat rahasia. Pesawat kargo jarak jauh terbang dari Jerman ke Spanyol membawa barang-barang penting. Dari sana, muatan dibongkar dan dimasukkan ke U-boat (kapal selam Jerman) menuju Amerika Selatan. Tujuan lainnya, besar kemungkinan yaitu Jepang dan Antartika, dimana tempat kedua telah didirikan markas oleh ekspedisi Antartika Ritcher tahun
1938-1939. Yang mengejutkan, ekspedisi Ritcher (1937-1938) disiapkan dan didanai oleh Hermann Goering kepala AU Jerman. Kapal Schwabenland yang dilengkapi dengan pesawat amfibi telah memetakan dan menguasai beberapa besar wilayah Antartika didalam kontrol Jerman dalam ekspedisi itu. Bendera metal dengan pemberat dijatuhkan dari pesawat amfibi itu sebagai penanda wilayah yang telah diklaim Jerman. Teritorial yang diklaim termasuk danau bebas es, yang secara alami
sangat panas sebab energi geothermal di bawah danau. Markas rahasia lainada di pulau Andes, dekat kutub utara, demikian seperti yang diungkap Wilhelm Landig seorang mantan anggta Waffen SS dan penanggung jawab proyek piring terbang Jerman.
Markas Jerman di Antartika pertamakali diserang
oleh banyak negara dengan pimpinan Amerika Serikat.
Pada tahun 1946, sebuah operasi militer bersandi
“Operation High Jump melibatkan armada besar kapal perang, kapal Induk, kapal selam dan pesawat pendukung. Terlibat pula ratusan pesawat tempur dan empat ribu pasukan dibawah pimpinan Admiral Richard Byrd. Anehnya, empat pesawat dinyatakan hilang misterius saat operasi, dan keseluruhan operasi yang dijadwalkan selama enam bulan, telah dibatalkan hanya kurang dari enam minggu berjalan.Markas Antartika atau Titik Landig 211 beroperasi hingga akhir 1950, kemudian berubah jadi
area uji coba nuklir Amerika. Dalam uji coba nuklir
itu, tiga buah bom nuklir diledakkan dengan
penyamaran Tahun Geofisika International (1957-58).
Landig mengklaim jenis roket yang dipakai untuk
menyerang Titik 211 yaitu prototipe roket kutub AS
yang berbahan bakar padat dan mampu diluncurkan dari sebuah kapal selam. Bom nuklir itu meledak dan
menciptakan kejutan gelombang elektromagnetik yang diharapkan mampu menghancurkan seluruh piranti pertahanan di dalam markas eks Jerman itu. Landig mengklaim bahwa takti itu gagal seperti halnya Operation High Jump beberapa tahun lalu. Disamping itu, sebagian besar kekuatan Jerman di Antartika telah berpindah ke Andes di Amerika Selatan. Masih menurut Landig, alasan meninggalkan
markas di Antartika yaitu sebab atmosfer di sana masih murni dan nyaris bebas kuman. Sementara, sistem kekebalan tubuh manusia secara konstan memerlukan tantangan untuk tetap sehat meski tantangan itu tidak harus selalu berbuah sakit. Tidak adanya populasi manusia turut mengurangi tantangan itu, yang bisa berdampak seluruh staff potensial kehilangan imunitasnya terhadap infeksi sesudah beberapa tahun. Artinya, flu biasa bisa sangat berbahaya bagi para ilmuwan yang bekerja di dalam markas itu. Seperti yang telah dinamakankan dimuka, Dr. Milos Jesensky dan Robert Lesniakiewicz mendapati awal mula penampakan piring terbang di AS pada akhir 1950 berasal dari markas rahasia Jerman yang dinamakan Beaver Dam, sebelah timur Greenland. Menurut keduanya, markas ini tidak turut menyerah saat Jerman kalah perang namun
terus berfungsi menjalankan program-program risetnya. Dari markas inilah piring terbang itu menuju USA dalam rangka memata-matai, khususnya fasilitas nuklir di New Mexico. Markas ini dicurigai pula sebagai asal dari roket misterius (ghost rockets) yang bergerak menuju selatan dari barat laut Eropa tidak lama sesudah perang berakhir. Status markas itu hingga kini masih tetap misteri. Tidak diragukan lagi, Jerman memiliki markas di Artik, tepatnya di atas wilayah Soviet, sebagaimana Greenland yang masuk ke dalam wilayah Denmark. pernyataan Landig yang
mengklaim Jerman masih memiliki markas di wilayah
Artik dekat Kanada dan AS. Asumsi adanya eksodus kekuatan Jerman ini berasal dari penelitian pelayaran kapal-kapal selam Jerman (U-boats) di Atlantik dengan membawa beberapa besar muatan dari Eropa hingga era 1950-an. Informasi ini dimuat pula dalam majalah Nugget berjudul Der U Boot Bunker von Fuerteventura bulan Juli 1985. Fuerteventura yaitu pulau paling timur dari kepulauan Canary yang tidak jauh dari lepas pantai barat Afrika Utara Secara geologis pulau itu terbentuk dari ledakan
vulkanik kuno dan dikelilingi karang-karang dari lahar
yang membeku. Menurut artikel itu, armada Jerman
membawa alat-alat berat untuk menggali dan membor tiga terowongan untuk akses bawah air U-boats. Tetap di atas pulau, dibangun sebuah villa milik keluarga terpandang Jerman dan didalamnya ada tangga menuju markas bawah tanah. Sejak era perang, markas itu berfungsi sebagai jalur kapal-kapal selam Jerman, bahkan hingga perang berakhir.
, entah disengaja atau tidak, kisah kisah markas-markas rahasia Jerman sesudah perang terasa lebih mirip fiksi ilmiah yang ada dalam film-film
Hollywood. Kondisi sesudah perang, belahan Amerika Selatan yaitu syurga bagi Jerman, iklim politik negeri Tango itu cukup kondusif bagi pengungsi-pengungsi
NAZI. beberapa emas dan uang NAZI dikirim keAmerika Selatan, khususnya Argentina. Mantan-mantan NAZI yang sedang diburu bahkan mampu menemukan pasar yang melayani kepentingan mereka, bahkan SS mendirikan sebuah toko seperti yang telah mereka miliki di Spanyol : Franco.fakta-fakta ini sukar untuk disangkal. Fakta yang jarang dibahas pula yaitu adanya kontribusi ilmuwan Jerman terhadap perkembangan teknologi
militer negara-negara Amerika Selatan, terutama Brazil dan Amerika. Kedua negara itu telah mampu
menciptakan pesawat tempur sendiri pada tahun 1950, ini berkat adanya alih teknologi Jerman.
Seiring dengan alih teknologi dan dana, beberapa
besar kepemilikan tanah diraih mantan-mantan NAZI.
Asset-aset itu dijaga dan diketahui penuh oleh
rejim-rejim yang berkuasa di Amerika Selatan. Hal itu
tentu menguntungkan fihak Jerman dalam meneruskan proyek piring terbangnya. Maka sangat masuk akal, jika di wilayah itu sering terlihat piring terbang (UFO) pada akhir 1940 dan 1950. sebab banyak model piring terbang telah dibangun di markas Jerman di Amerika Selatan. Bahkan luas wilayah yang dimiliki sisa-sisa kekuatan NAZI itu hingga setengah luas negara Swiss.Richard Ross, seorang peneliti UFO di Austin Texas, melaporkan bahwa hingga hari ini beberapa wilayah di Amerika Selatan dihindari oleh jalur penerbangan pesawat sebab adanya aktifitas UFO di wilayah itu. Ross memperoleh informasi itu dengan mewawancarai pilot sebuah maskapai di Amerika Selatan, yang memicunya berkesimpulan bahwa Amerika Selatan yaitu ranjang empuk kegiatan UFO. Anehnya, aktivitas dan penampakan piring terbang di wilayah itu tidak pernah diberitakan oleh media-media besar AS.
Kemungkinan adanya markas rahasia Jerman
lainnya yaitu di Negara Swiss. Besar kemungkinan
bahwa piring-piring terbang Jerman diterbangkan ke
Swiss disaat-saat terakhir perang dunia II dan
menyembunyikannya di sana. Hal ini mirip dengan yang dilakukan Irak saat perang teluk II dengan menerbangkan banyak pesawat-pesawat tempurnya ke Iran untuk mengamankan teknologi. Piring terbang Jerman itu disembunyikan di sebuah system perlindungan bawah tanah di seluruh wilayah Swiss. Seorang saksi mata mengaku dirinya melihat sebuah pesawat aneh melintasi perbatasan Jerman menuju Swiss pada pagi hari 9 Mei 1945.
Renato Vesco percaya bahwa Kanada terlibat dalam pengembangan lebih lanjut teknologi piring terbang yang dibajak dari Jerman. Versco yakin Kanada melakukan itu sebab Inggris menyimpan semua rampasan riset ilmiah Jerman sendiri dan tidak mau berbagi. Inggris diam-diam melakukan riset piring terbang di hutan Kanada hingga tahun 1950. Karenya peneliti Jerman Klaus Peter Rothkugel meyakini bahwa proyek piring terbang (UFO) Pasca perang dunia yaitu proyek super rahasia Anglo Amerika, bahkan diketahui Australia pun akhirnya bergabung dalam poros anglosaxon : Inggris-Amerika Australia.
Peneliti lain, Bill Lyne memiliki pendapat sendiri.
Dia meyakini bahwa seluruh data piring terbang Jerman telah dipindahkan ke pemerintah AS sebagai bentuk perjanjian antara Admiral Karl Doenitz yang menjabat sebagai pimpinan Jerman saat Hitler menembak dirinya sendiri di dalam bunker.
Penyelidikan legenda UFO membawa pada
sebuah fakta rahasia yang tersembunyi selama puluhan tahun. Pasca Perang Dunia II, ribuan ilmuwan NAZI berbagai bidang diboyong ke Amerika berikut seluruh dokumen-dokumen ilmiah, ujicoba dan riset-risetnya. Operasi ini dinamakan Operasi Paperclip atau Proyek Paperclip, yang turut berjasa mengembangkan teknologi penerbangan, roket, biokimia dan peluru kendali di Amerika.Ditemukan pula sebuah fakta mengejutkan dalam salah satu dokumen ilmiah NAZI, dinamakankan bahwa
NAZI telah memiliki sebuah piring terbang dan mampu terbang dengan kecepatan 1200 mil per jam. Pesawat itu dapat melakukan vertikal take-off dan landing, berubah arah 90 ° secara tiba-tiba. Kekuatan teknologi seperti ini sangat superior dibanding kemampuan Sekutu saat itu. Kedua, NAZI memiliki pesawat sejenis yang sedang dikembangkan dan mampu terbang 2500 mil per jam. Pesawat kedua ini tidak hanya memiliki seluruh sifat dan kemampuan dari pesawat pertama, namun lebih hebat lagi, ia dilengkapi senjata laser yang mampu menembus besi setebal 4 inchi. Piring terbang ini diciptakan salah satu ilmuwan NAZI Von Braun yang turut mengembangkan teknologi roket NASA. Vladimir Terziski pun menulis hal tentang pesawat misterius itu, Menurut sahabat aku Renato Vesco...Jerman berbagi banyak dengan sekutunya Italia soal persenjataan selama perang dunia. Sebuah
eksperimen FIAT di danau La Garda, ada instalasi
yang diberi nama Laksamana Udara Hermann Goering,
Italia melakukan ujicoba beberapa senjata, roket, dan
pesawat udara ciptaan Jerman. Dengan cara yang sama, Jerman pun mensuplai banyak persenjataan kepada militer Jerman. aku telah meneliti beberapa photo dari roket berawak V-1 the Reichnberg yang diproduksi di Jepang oleh Mitsubishi. Pesawat tempur terbaik di dunia dengan baling-baling ganda Dornier-335, diduplikasi di pabrik Kawashima.
Diketahui kemajuan teknologi Jerman itu disokong oleh komunitas rahasia penganut keghaiban dan
menyembah bintang-bintang : Vril Society. Sekte yang
terdiri dari banyak ilmuwan ternyata pada tahun 1934
telah mengembangkan pesawat udara non-konvensional itu, dinamakan dengan Vril 1; dengan propeller dilengkapi efek anti gravitasi. Pada tahun yang sama, Viktor Schauberger mendiskusikan ide piring terbang ini dengan Hitler. Sekte Vril terus mengembangkan piring terbang itu, dan kemudian memproduksi RFC-2. Pesawat jenis ini memiliki panjang 16 kaki, dan untuk pertama kalinya, sistem kemudi impuls magnetik. Menariknya, saat terbang, RFC-2 mengeluarkan efek warna yang mirip dengan warna obyek UFO yang dilihat orang orang.
Sekalipun begitu, proyek RFC-2 cukup lama
terabaikan, hingga satuan elit SS menunjukkan minat
pada hasil kerja sekte Vril itu. SS kemudian membentuk departemen SSE-4 yang bertugas
mengembangkan teknologi alternatif yang mengurangi ketergantungan Jerman terhadap sumber energi eksternal, dimana SSE-4 mulai mengembangkan versi dari RFC maupun Vril. Pada 1934, Hitler mengundang Victor Schauberger dan anggota sekte Vril lainnya,mencanangkan kerjasama pembuatan mesin terbang yang mampu keluar dari tata surya. Sebagaimana dinamakankan dalam buku The Spear of Destiny karya Trevor Ravenscroft menjelaskan, ..dalam usia 23 tahun, Hitler telah mahir menyembunyikan ujicoba ujicoba teknologi, obat-obat, dan dia telah meraih kesadaran lebh tinggi.. Victor dan Dr. Schumann telah mengembangkan sebuah model piring terbang model RFZ 2, berdiameter 5 meter, dan mesin propeller VRIL(dinamakan juga SSM-L : Schumann SM-Levitator). RFZ 2 mampu menghasilkan medan elektromagnetik, bergerak
dengan mudah, dan berganti warna setiap kali berubah kecepatan.Tahun 1939, SS memproduksi RFC-5 atau Haunebu I. Pada Agustus 1939, Hanebu 1 melakukan terbang perdana, dengan diameter 65 kaki dan daya muat yang lebih banyak, terbukti pesawat ini mampu terbang sangat baik. Akhir 1940, RFC-2 (Haunebu II) mulai dipakai sebagai pesawat intai, dimana ada banyak bukti-bukti photografis yang mendukung. Contohnya, RFC-2 tertangkap kamera di dekat Antartika tahun 1940. Proyek lain yang dikembangkan pada tahun yang sama yaitu RFZ 5, pesawat ini mampu terbang perdana dengan kecepatan 4500 km/jam menuju Antartika. Pada
perkembangan lalu, RFZ 5 mampu mencapai
kecepatan 15.000 km/jam, dilengkapi 2 senjata kanon
laser KSK - KRAFTSTRAHL KANOEN 6 cm. Senjata
laser ini memiliki julukan yang menakutkan : black laser atau ray of death. Senjata laser ini merupakan inovasi hebat ilmuwan NAZI, dimana sebelumnya mereka memakai meriam tank biasa. Seorang ilmuwan Jerman, Dr. AlexanderLippisch telah merancang DM-1, yang mampu terbang dengan kecepatan 497 meter/jam dengan mesin roket.
Prototipe DM-1 berikut perancangnya turut dikirim ke
Amerika pada akhir perang. Karya Lippisch ini
menginspirasi banyak rancangan pesawat tempur
Amerika, seperti F-102 dan F-104. Lippisch kemudian
bergabung dengan Collins Radio Company sebagai ahli khusus permasalahan aeronautika, dan di tahun 1966 mendirikan Lippisch Corporation yang mengembangkan kapal Aerofoil X-113A.Karya ilmuwan Jerman lain yang terlihat mirip dengan piring terbang yaitu AS-6 karya Arthur Sack, yang di tahun 1939 terlibat dalam proyek Kementrian Udara Jerman di Ernst Udet. Tahun 1944, AS-6 dirancang
di Mitteldeustche Motorweke Company, dan
disempurnakan di Flugplatz-Werkstatt yang bertempat di pangkalan udara Brandis. Namun pada saat uji coba, AS-6 gagal dan tidak berfungsi, sehingga AS-6 tidak dikembangkan lagi.Pada 17 April 1945 penasehat Hitler, Miethe menyampaikan bahwa V-7 telah diujicoba di atas laut Baltik. V-7 yaitu helikopter supersonik dilengkapi dengan mesin ganda 12 BMW Turbo. Dalam uji coba perdana, V-7 mampu mencapai ketinggian 78000 kaki,
dan 8000 kaki pada tes kedua. Miethe melaporkan bahwa pesawat itu dapat dilengkapi sumber tenaga non konvensional sebagai bahan bakar utamanya. ,
teknologi ini datang terlambat, Jerman telah kalah perang. Sekutu dan Rusia berhasil menguasai Eropa, dan Hitler telah bunuh diri. Segera sesudah perang berakhir, roket misterius mulai terlihat di atas Skandinavia dan dalam dua tahun obyek terbang dilaporkan terlihat di beberapa wilayah Amerika. Ini bukan kebetulan. sesudah perang berakhir pada tahun 1945, tim intelijen Rusia dan Amerika mulai melacak file-file penting teknologi Jerman. Seiring dengan penemuan senjata partikel atau laser di markas militer Jerman, Departemen Perang Amerika dalam Operasi PaperclipMemerintahkan bahwa Amerika tidak hanya harus mengendalikan teknologi itu, namun juga ilmuwan ilmuwan yang mencipta dan mengembangkannya.“Karya-karya mereka sangat vital bagi keamanan nasional kita. Dalam sebuah surat dari Mayor Jenderal Hugh Knerr (Deputi Armada Strategis Militer Amerika di Eropa) untuk Letnan Jenderal Carl Spatz pada Maret
1945 : Penguasaan industri dan ilmiah Jerman sangatlah mendesak, sebab melihat kemampuan mereka, kita telah diperingatkan akan bahaya sekaligus manfaatnya. Jika kita tidak segera mengambil kesempatan ini, baik teknologi maupun ilmuwannya agar segera kembali bekerja, kita akan terus tertinggal beberapa tahun dibelakang. Meski ada satu masalah : secara hukum, yaitu ilegal mengijinkan eks NAZI berimigrasi ke Amerika.
Sebagian ilmuwan NAZI itu ditempatkan di
Maury Island, termasuk Washington. Dimana ibu kota
negara amerika itu, ada beberapa kontraktor
untuk teknologi pertahanan udara yang turut diuntungkan dengan Operasi Paperclip ini. Di sekitar daerah inilah, awal penampakkan obyek terbang yang mirip cakram pada tahun 1947. Pejabat yang turut terlibat di Maury Island yaitu Davidson dan Brown, anggota satuan G-2 yang bertanggung jawab menjaga kerahasiaan Operasi Paperclip, termasuk pemantauan setiap aktifitas yang membahayakan keamanan Operasi Paperclip. sesudah perang berakhir pada tahun 1945, tim intelijen Rusia dan Amerika mulai melacak file-file penting teknologi Jerman. Seiring dengan penemuan senjata partikel atau laser di markas militer Jerman, Departemen Perang Amerika dalam Operasi Paperclip
memerintahkan bahwa Amerika tidak hanya harus
mengendalikan teknologi itu, namun juga ilmuwan ilmuwan yang mencipta dan mengembangkannya.
“Karya-karya mereka sangat vital bagi keamanan
nasional kita. Dalam sebuah surat dari Mayor Jenderal Hugh Knerr (Deputi Armada Strategis Militer Amerika di Eropa) untuk Letnan Jenderal Carl Spatz pada Maret 1945 : Penguasaan industri dan ilmiah Jerman sangatlah mendesak, sebab melihat kemampuan mereka, kita telah diperingatkan akan bahaya sekaligus manfaatnya. Jika kita tidak segera mengambil kesempatan ini, baik teknologi maupun ilmuwannya agar segera kembali bekerja, kita akan terus tertinggal beberapa tahun dibelakang. Meski ada satu masalah : secara hukum, yaitu ilegal mengijinkan eks NAZI berimigrasi ke Amerika.
Sebagian ilmuwan NAZI itu ditempatkan di
Maury Island, termasuk Washington. Dimana ibu kota
negara amerika itu, ada beberapa kontraktor
untuk teknologi pertahanan udara yang turut diuntungkan dengan Operasi Paperclip ini. Di sekitar daerah inilah, awal penampakkan obyek terbang yang mirip cakram pada tahun 1947. Pejabat yang turut terlibat di Maury Island yaitu Davidson dan Brown, anggota satuan G-2yang bertanggung jawab menjaga kerahasiaan Operasi Paperclip, termasuk pemantauan setiap aktifitas yang membahayakan keamanan Operasi Paperclip. Ilmuwan NAZI yang terlibat di Maury Island yaitu ahli Fisika Hubertus Strughold yang kemudian dikenal Bapak Pengobatan Luar Angkasa bahkan Aeromedical Library di USAF School of Aeorspace Medicine diberi namanya pada tahun 1977. ada juga Klaus Barbie yang dijuluki Butcher of Lyon , Otto von Bolschwing yang memiliki reputasi buruk sebab holocaust, dan seorang Kolonel SS, Otto Skorzeny.Salah satu tokoh NAZI yang berperan besar yaitu Wernher Von Braun, seorang Mayor SS yang banyak melakukan ujicoba roket di Kummersdorf, 60 mil selatan Berlin antara 1932-1937, sekaligus tempat uji coba roket V-2 di tahun 1934. sesudah berhasil meluncurkan roket V-2, Braun diperbantukan untuk merancang sistem tinggal-landas vertikal bagi jet tempur dan pembom.
Penasehat Hitler sekaligus ilmuwan, Miethe
turut diboyong ke Amerika dalam Operasi Paperclip.
Selama di Amerika, Miethe melanjutkan proyek piring
terbang untuk Angkatan Udara Amerika, dengan sub
kontraktor AV.Roe Company. Sejak kehadiran Miethe,
jadi sangat masuk akal jika di Amerika mulai terlihat
penampakan-penampakan UFO .Tahun 1959, Jack Judges seorang juru kamera freelance sedang terbang dengan pesawat perusahaannya, saat melintasi sebuah perkebunan di Kanada, Jack
melihat dan mengambil foto benda mirip piring.
Perhatikan gambar di bawah ini.Saat photo bidikan Jack dipublikasikan, spekulasi berkembang bahwa benda itu yaitu senjata rahasia, dan menguatkan bahwa 'senjata' itu milik penghuni luar. Pandangan yang menguatkan desas-desus UFO sejak
penampakan tahun-tahun sebelumnya.Menanggapi spekulasi yang berkembang di warga , Angkatan Udara Amerika mengeluarkan photo resmi obyek itu. Militer menyatakan pesawat itu dinamakan 'Avro' dan diluncurkan tahun 1955. Sebuah memo CIA pada tahun itu mengkonfirmasikan bahwa pesawat itu