Oktober 06, 2023
susu sapi
Oktober 06, 2023
susu sapi
Peningkatan produksi susu khususnya sapi perah, dari segi pemuliaan ditujukan kearah perbaikan mutu gen . Usaha yang sudah dilakukan untuk
meningkatkan produksi susu sapi perah domestik antara lain dengan cara meningkatkan mutu
genetik sapi perah baik melalui seleksi induk atau pejantannya. memakai pejantan impor yang memiliki mutu genetik tinggi yaitu salah satu alternative. Aplikasi IB dapat mendukung perbaikan mutu genetik melalui pejantan impor secara cepat untuk penyebaran semen pejantan ini . Ternak-ternak impor khususnya pejantan perlu dievaluasi secara berkelanjutan agar dapat diketahui sejauh mana pengaruhnya terhadap mutu genetik sapi
perah yang ada di negara kita . Evaluasi ini perlu dilakukan pada berbagai tingkat manajemen
peternakan sapi perah,variasi kemampuan berproduksi susu ini 38% dipengaruhi oleh sifat keturunan genetis dan 50% dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi susu antara lain kondisi lingkungan, frekuensi , metode pemerahan,sifat tipe , sifat masing-masing sapi, usia , masa bunting,makanan , kesehatan, produksi susu meningkat secara cepat sesudah proses kelahiran. Produksi susu harian tertinggi dicapai dalam 3 hingga 6 minggu sesudah sapi beranak dan sesudah mencapai puncaknya produksi susu akan menurun terus hingga akhir laktasi. Puncak produksi susu tergantung pada kondisi tubuh saat beranak dan makanan sesudah beranak. Produksi susu sapi perah di negara kita tergolong rendah jika dibandingkan dengan produksivitas sapi perah iklim sedang, kemampuan memproduksi susunya berkisar 3000-3500 liter perlaktasi,sedang di area iklim sedang mencapai lebih dari 6600 perlaktasi.
sapi Holstein di area tropis akan memperlihatkan penampilan produksi yang tidak berbeda jauh dengan negeri asalnya, bila suhu lingkungan rata-rata 18 derajat C dengan kelembapan udara 59%.
tidak selamanya curah hujan yang tinggi di suatu
area diikuti dengan tingginya produksi susu. pertumbuhan kelenjar susu biasanya terjadi pada permulaan masa dewasa kelamin atau pubertas. Sistem hormonal berperan penting dalam pertumbuhan dan pertumbuhan jaringan kelenjar susu, terutama pada akhir masa kebuntingan. sistem hormonal ini berperan dalam sintesa dan
sekresi susu. Kemampuan produksi seekor sapi betina yaitu hasil interaksi antara genetik dan
lingkungan. Peningkatan produksi susu tidak hanya tergantung kepada kualitas genetiknya namun yang lebih penting yaitu seberapa besar
potensi genetik yang dibawanya melalui makanan Kemampuan sapi perah memproduksi susu yaitu sifat yang menurun dan berbeda pada setiap tipe . setiap tipe memiliki sifat berbeda dalam jumlah produksi dan komposisi susu yang dihasilkan terutama kadar lemak , Produksi susu rata-rata per ekor ternak sapi perah berada pada kisaran 9-12 liter perhari ada sapi yang dapat berproduksi mencapai 37 liter per hari. Banyak faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi. Faktor ini diantaranya yaitu tatalaksana pemeliharaan, genetik induk sapi, makanan sapi dan konsentrat, ini saling terkait, contoh sapi yang secara
genetik berasal dari induk yang baik, belum tentu dapat mengekspresikan produksinya tanpa
didukung oleh dua faktor lainnya Faktor lingkungan pendukung agar ternak mampu berproduksi sesuai dengan kemampuannya ,antara lain faktor iklim,makanan , pengelolaan perkandangan, pemberantasan pencegahan penyakit, pengaruh lingkungan terhadap ternak dapat secara langsung atau tidak langsung.
Pengaruh lingkungan secara langsung yaitu terhadap tingkat produksi melalui metabolisme
basal, konsumsi makanan , gerak laju makanan, kebutuhan pemeliharaan, reproduksi
pertumbuhan dan produksi susu. sedang pengaruh tidak langsung berkaitan dengan
kualitas dan ketersediaan makanan.
faktor lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu faktor biologis dan non biologis.
Faktor non biologis yaitu faktor yang dapat perhatian utama dalam stress fisologis dan sifat ternak. Faktor non biologis yang memiliki peranan penting dalam produksi ternak yaitu suhu udara,kelembaban udara, dan ketinggian tempat.
Faktor biologis yaitu faktor yang berkaitan dengan proses biologi ternak seperti makanan , air, penyakit, interaksi sosial , sex,
sapi perah yang dipelihara di negara kita yaitu tipe Holstein dan hasil persilangannya dengan tipe sapi lokal . Diantara tipe sapi perah,sapi Holstein
memiliki kemampuan produksi susu yang tertinggi,namun paling rendah daya tahan panasnya . Faktor yang paling berpengaruhg terhadap
produktivitas sapi perah yaitu suhu udara dan kelembapan udara. Di dataran tinggi ternak
memperbanyak konsumsi makanan sebagai usaha untuk mengatasi dinginnya suhu lingkungan.
sehingga tingginya produksi susu di area dingin bukan hanya dipicu suhu udara yang rendah namun juga yaitu akibat banyaknya konsumsi makanan . Produksi susu pada pagi hari lebih tinggi dibandingkan produksi susu pada sore hari. Perbedaan ini dipicu sebab selang waktu antara pemerahan sore ke pagi hari lebih lama rata-rata
14jam dibandingkan dengan pemerahan pagi ke sore yang hanya 10jam. Selang waktu yang
lama memicu kelenjar susu mampu mensekresi susu lebih banyak. area termonetral bagi sapi Holstein yaitu pada kisaran suhu -5 derajat C hingga 21 derajat C. di negara kita , area yang sejuk dan kering yang cocok untuk sapi perah yaitu
area pegunungan berketinggian sekurangnya 800 m dari permukaan laut. Usaha sapi perah di area dataran rendah perlu ditunjang penerapan teknologi lingkungan,Suhu dan kelembapan udara area tropis memicu stres pada ternak dengan
akibat suhu tubuh ternak meningkat dan konsumsi makanan menurun. Produksi susu atau kualitas air susu,kadar lemak dan bahan kering juga menurun. Kondisi nyaman bagi sapi perah yaitu suhu antara 10 derajat C dan 27 derajat C dengan kelembapan 25-96%, pada suhu lingkungan di atas 35 derajat C maka mekanisme pengaturan panas tubuh ternak akan rusak dan suhu rektal akan naik. Suhu udara dan ketnggian tempat berkolerasi tinggi dengan variasi menurut tingkat keawanan,perbedaan siang dan malam , topografi dataran tinggi,area ,musim,
-Suhu udara yaitu ukuran dari intensitas panas dalam satuan derajat Celsius C . rata-rata suhu dari lingkungan berupa udara atau air di sekitar tubuh ternak , Suhu yang sesuai untuk sapi perah berkisar antara 15-22°C ,sapi perah asal Eropa berproduksi secara optimum jika dipelihara di suhu lingkungan dalam kisaran 10-12°C, jika suhu lebih besar dari 21°C sapi perah sulit beradaptasi dan
muncul penurunan produksi susu. kondisi ini memicu sapi perah FH di area tropis dengan suhu lingkungan rata-rata 23C mencapai produksi susu yang tidak sebaik di tempat asalnya,
-Kelembaban udara yaitu kandungan uap air di udara. Kelembaban udara diekspresikan sebagai kelembaban relatif Relative Humidity = RH . Kelembaban relatif yaitu perbandingan fraksi mol uap air yang ada di dalam suatu volume udara tertentu dengan fraksi mol uap air yang ada dalam udara jenuh pada tekanan udara yang sama. Pada
hewan ternak, kelembaban udara penting dalam mengimbangi laju kehilangan panas. sapi FH menandakan produksi terbaik jika ditempatkan pada lingkungan dengan kelembaban 65 %. Kelembaban udara yang rendah memicu iritasi pada kulit dan dehidrasi ,menurunkan kandungan bahan kering rumput sedang kelembaban
udara yang tinggi memicu terjadinya rangsangan timbulnya penyakit pada ternak, menurunkan kualitas makanan akibat kandungan nitrogen dan karbohidrat berkurang, membatasi kehilangan panas dan membahayakan keseimbangan panas
-ketinggian tempat dari atas permukaan laut
berpengaruh terhadap ternak sapi perah terutama terhadap produksi susu. usaha peternakan sapi FH di negara kita biasanya dilakukan pada area yang memiliki ketinggian lebih dari 800 mdpl, sapi FH dapat mempertahankan produksi susunya
-Jenis sapi perah murni yang berasal dari area subtropis jika didatangkan ke area tropis akan memperoleh siksaan panas sehingga akan menimbulkan penimbunan panas yang berlebih di dalam tubuh sapi ini . siksaan panas yang terus berlangsung pada ternak berdampak pada peningkatan konsumsi air minum, penurunan produksi susu, peningkatan volume urine dan penurunan konsumsi makanan Sapi akan mulai
menderita siksaan panas jika kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi suhu lingkungan memicu suhu lingkungan lebih tinggi dibandingkan suhu area netral dari ternak ini . Faktor lingkungan yang memicu siksaan panas berpengaruh terhadap kehidupan dan penampilan sapi perah terutama suhu lingkungan dan kelembaban udara Kombinasi suhu dan kelembaban udara dinyatakan dalam bentuk Indeks suhu dan kelembaban udara atau THI suhu Humidity Index . THI juga dipakai untuk mengetahui adanya siksaan panas sebab kondisi lingkungan yang tidak nyaman menentukan , perhitungan THI untuk sapi FH memakai persamaan : THI = 0.81 tdb + RH tdb-14.4 + 46.4
Keterangan: :
THI = Index suhu dan kelembaban udara tdb = Rata-rata suhu bola kering 0C
RH = Kelembaban relatif dalam desimal
Sapi perah FH akan merasa nyaman pada nilai THI di bawah 72. Jika nilai THI melebihi 72,
maka sapi perah FH akan mengalami stres 72-79 , stress sedang 80-89 dan stres berat 90-99 .
Pengembangan usaha industri sapi perah di negara kita memiliki prospek strategis ,pemerintah berusaha meningkatkan produksi dan
produktivitas susu sapi, yang sebagian besar dari Peternakan Sapi Perah Rakyat PSPR . 70 % kebutuhan susu yang pada tahun 2005 sudah mencapai 1 juta ton diimpor dari manca negara sebab produksi domestik baru mencapai 0,6 juta ton ,masyarakat Jawa Tengah bangkit kembali melakukan budidaya sapi perah sebagai dampak kenaikan harga susu internasional. dari tahun 2002 hingga 2003 populasi sapi perah di Jawa Tengah
berkurang sekitar 1000 ekor , lalu tahun 2006
meningkat lamban , populasi sapi perah di Jateng sejak tahun 2007-2011 bertambah dari 115.000 ekor menjadi 149.900 ekor dan meningkatkan produksi susu sekitar 6.723.400 liter/tahun , produksi susu sapi perah masing-masing di Jawa Tengah bervariasi antara 5,80 - 6,60 liter/ekor/hari bila dibandingkan dengan potensi produksinya
>15 liter/ekor/hari . ini dipicu rendahnya keuntungan yang diperoleh para peternak. harga pokok produksi susu atau titik impas di tingkat peternak sudah mencapai Rp. 2.200,-/liter jika produksi per ekor yaitu 13 liter/hari. sebab itu, untuk memacu pertumbuhan agribisnis sapi perah harus dapat meningkatkan keuntungan yang diterima peternak. Sejak jaman dahulu manusia sudah memakai susu sebagai bahan pangan.
Masyarakat negara kita baru mengenal susu sapi dari para penjajah Hindia Belanda pada abad ke 18.
permintaan susu nasional diperkirakan akan terus meningkat. Pada tahun 2008 konsumsi susu per kapita per tahun penduduk negara kita yaitu 9,6 kg. Angka konsumsi susu nasional menandakan peningkatan yang menonjol . Pada tahun 2011
konsumsi susu penduduk negara kita sempat mencapai angka 14,20 kg/kapita/tahun, namun
pada tahun berikutnya kembali menurun menjadi 11 kg/kapita/tahun. Konsumsi susu negara kita ini jauh di bawah negara lain. Philipina 17 kg/kapita/tahun, Malaysia, 36 kg, Thailand 22 kg/kapita/tahun ,Philipina 17 kg/kapita/tahun,
bahwa susu segar memberi kontribusi sebesar 17% dari total konsumsi susu nasional, sisanya sebesar 82 % yaitu konsumsi susu bubuk
susu dan produk turunan yang paling banyak diminta yaitu susu kental manis, disusul oleh susu cair pabrik dan susu bayi ,masyarakat kurang menyukai mengkonsumsi susu segar dibandingkan dengan susu olahan, produk susu yang diimpor dari waktu ke waktu yaitu susu
bubuk. Volume produk susu yang diimpor untuk mencukupi kebutuhan masyarakat semakin
meningkat dari waktu ke waktu, contoh , pada tahun 2006 ke 2010 terjadi peningkatan
kebutuhan sekitar 64,90%. Impor susu dari beberapa negara dilakukan sebab produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan, bahwa pada tahun 2005 ,kenaikan produksi susu yang cepat pada periode 1979- 1984, hingga dengan
tahun 2007 dengan produk nasional 1,2 juta liter/hari kontribusi susu dalam negeri hanya
25% dari kebutuhan , sebetulnya sejak akhir tahun 1980, negara kita sudah mengekspor produk susu dan turunannya ke berbagai negara , New Zealand, dan Australia sebagai negara pengekspor
susu ,harga susu negara kita lebih tinggi dibandingkan dengan Australia dan Selandia Baru. Hanya pada tahun 1998 harga susu negara kita di bawah dua negara ini sebab terjadinya
pelemahan rupiah yang ekstrim terhadap dolar sebagai akibat krisis ekonomi. Pada tahun
2008, disparitas harga susu negara kita terhadap Australia 446,5 US$/ton vs 404,4 US$/ton
dan Selandia Baru 446,5 US$/ton vs 444,2 US$/ton yaitu yang paling rendah. ini dipicu oleh terjadinya krisis pangan dunia. Krisis pangan dunia pada tahun 2008 memicu tergoncangnya harga susu. Walaupun fluktuasi harga susu yang tinggi masih akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan akibat terjadinya perubahan iklim global, harga susu di pasar internasional terus mengalami peningkatan. Nilai import negara kita atas produk susu dan turunannya meningkat akan mengurangi devisa negara. Nilai impor susu dan produk turunannya sempat turun pada tahun 2009 sehingga mencapai 946,1 juta US$. Pada tahun-tahun berikutnya impor kembali naik. Pada tahun 2011 nilai impor mencapai 1.837 juta US$ dan sementara ekspor hanya mencapai 123,8 juta US$. sehingga nilai devisa negara kita yang untuk susu dan produk turunanya mencapai 1.714,1 juta US$.
pertumbuhan sapi perah di negara kita diawali dari sejarah kebijakan pemerintah zaman Hindia Belanda. Seiring dengan berjalannya waktu, dunia
persusuan di negara kita dibagi menjadi tiga tahap, yaitu Tahap I periode sebelum tahun 1980
dinamakan tahap pertumbuhan sapi perah, Tahap II periode 1980 - 1997 dinamakan periode
peningkatan populasi sapi perah, dan Tahap III periode 1997 hingga sekarang dinamakan
periode stagnasi. Pada Tahap I, usaha peternakan sapi perah pada awalnya ditumbuhkan untuk memenuhi kebutuhan orang Belanda di negara kita . Pada mulanya usaha sapi perah diusahakan oleh
warga non pribumi dan diperkirakan baru tahun 1925 berdiri perusahaan sapi perah pertama
hingga dengan tahun 1980an, pertumbuhan peternakan sapi perah dirasakan masih cukup lambat sebab usaha ini masih bersifat sampingan oleh para peternak. Pada tahap II, pemerintah melakukan usaha pengembangan secara intensif dan terencana untuk meningkatkan produksi dalam negeri dengan 3 paket kebijakan, yaitu : 1 pemerintah melakukan impor sapi perah secara besar-besaran pada awal tahun 1980-an, yang bertujuan untuk merangsang peternak agar lebih meingkatkan produksi susu sapi perahnya, 2
melakukan program Inseminasi Buatan IB untuk meningkatkan mutu genetik dan meningkatkan populasi, dan 3 perbaikan manajemen melalui paket kredit PIR , MEE,Menmuda, Koperasi, PUSP, Banpres, Industri Pengolahan Susu IPS wajib menyerap susu produksi peternakan sapi perah rakyat, terkenal dengan bukti serap susu BUSEP .
Berbagai kebijakan ini di atas sudah dinilai berhasil dengan indikator: -populasi sapi
perah meningkat dari 90.000 ekor menjadi 335.000 ekor, dengan jumlah impor 135.000 ekor,
-produksi susu meningkat dari 25.000 ton menjadi 392.000 ton, -rasio impor susu dibanding produksi dalam negeri menurun dari 20:1 menjadi 2:1, - jumlah koperasi susu meningkat dari 11 menjadi 200 buah, dan 5 IPS yang semula masih berupa Pada tahun 1988 BUSEP dihapus, dan sejak itu peternak sapi perah menghadapi
banyak tantangan. Hal ini tercermin hingga 2007 kontribusi susu dalam negeri hanya 25 persen dengan produk nasional 1,2 jt liter/hari, sesudah kenaikan produksi susu yang cepat pada periode 1979-1984 ,Sejak 1998, posisi tawar peternak terhadap IPS sangat lemah, apalagi dalam menghadapi persaingan global. peningkatan populasi sapi perah ditunjang oleh permintaan produk olahan susu yang semakin meningkat dari
masyarakat. mengharuskan Industri Pengolahan Susu IPS untuk menyerap susu dari peternak.
Pada tahap III, populasi sapi perah mengalami penurunan dan stagnasi. ini dipengaruhi oleh kejadian krisis ekonomi yang melanda negara kita . pemerintah mencabut perlindungan terhadap peternak rakyat dengan menghapus kebijakan
rasio susu impor dan susu lokal terhadap IPS Inpres No.4/1998 . Kebijakan ini sebagai
dampak adanya kebijakan global menuju perdagangan bebas hambatan berdasar kebijakan ini , maka peternak harus mampu bersaing dengan produk susu dari luar negeri, baik dari sisi kuantitas atau kualitas. Sejak dilakukan impor sapi perah secara besar-besaran dari Australia dan Selandia Baru pada awal tahun 1980, produktivitas usaha ternak rakyat masih tetap rendah , sebab manajemen usaha ternak dan kualitas makanan yang diberikan sangat tidak memadai. bagaimana menyediakan stok bibit
yang baik dan bahan makanan yang berkualitas dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan.
Dampaknya terlihat pada rendahnya kualitas susu yang ditunjukkan oleh tingginya kandungan bakteri TPC , rata-rata di atas 10 juta/cc. Padahal, yang direkomendasikan harus di bawah 1 juta/cc. Di sisi lain, nilai TS masih di bawah rata-rata, yaitu di bawah 11,1%. tingkat kualitas susu
yang dihasilkan masih sangat rendah, belum sesuai dengan persyaratan SNI 01-3141-1998
baik dari sisi total bakteri TPC ataupun TS. berdasar survei nasional tahun 2011 menurut kepulauan. Usaha sapi perah berpusat di Pulau Jawa 99,26% . Menurut provinsi, populasi sapi perah terbesar yaitu Jawa Timur sekitar 296,9 ribu
ekor atau 49,81 persen dari total populasi sapi perah negara kita . Provinsi lain yang memiliki
populasi sapi perah cukup besar yaitu Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing 150,9
ribu ekor atau 25,91 persen dan 140 ribu ekor atau 23,0 persen dari total populasi sapi perah
negara kita . beberapa provinsi seperti Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Papua Barat tidak ditemukan sama sekali sapi perah ,
Selama 2005-2009, trend pertumbuhan populasi sapi perah di Jawa Barat meningkat 5,79
persen, di Jawa Tengah meningkat 3,89 persen, dan di Jawa Timur meningkat 15,91 persen.
walaupun Jawa Tengah pertumbuhan populasi sapi perahnya terendah, namun pertumbuhan produksi susu segarnya mencapai 19 persen, jauh lebih tinggi dibanding pertumbuhan di Jawa Barat dan Jawa Timur yang hanya tumbuh masing-masing
sebesar 3 persen dan 9 persen ,Harga susu hasil usaha sapi perah yaitu daya tarik bagi peternak untuk meningkatkan usahanya. bahwa dari tahun 2002 hingga 2003 populasi sapi perah di Jawa
Tengah berkurang drastis berkurang sekitar 7.000 ekor , dan lalu hingga tahun 2006 meningkat lamban atau cenderung stagnan. harga daging sapi sangat menggiurkan, bahkan dipercaya termahal di dunia, sebab pernah mencapai Rp 160.000/kg. hingga sekarangpun harga referensi yang pernah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 76.000/kg tidak tercapai. Harga daging sapi hingga saat ini relatif stagnan pada kisaran Rp 95.000/kg. negara kita kehilangan 40 persen dari populasi sapi laktasi dalam dua tahun terakhir. Diperkirakan kontribusi produksi susu domestik terhadap pemenuhan kebutuhan susu nasional tinggal 10 persen. yang mendukung besarnya peluang
pengembangan sapi perah di negara kita antara lain:
- Usaha ternak sapi perah memungkinkan
peternak untuk memperoleh pendapatan harian menjual susu , bulanan menjual kotoran/pupuk organik , dan pendapatan tahunan menjual anak sapinya , dan memproduksi energi untuk memasak/penerangan dari pembuatan biogas berbahan baku kotoran ternak.
- Peluang peningkatan nilai tambah dari usaha pengolahan susu skala kecil/menengah ,Susu dapat dipasteurisasi untuk langsung dijual kepada
konsumsi dalam bentuk susu segar atau diolah menjadi berbagai produk pangan antara lain yoghurt, keju, tahu, karamel,
-Dukungan modal usaha dengan bunga murah dari perbankan Komitmen pemerintah untuk
mengembangkan usaha ternak sapi perah cukup tinggi. Selain regulasi, pemerintah juga
memberi fasilitas berupa subsidi bunga perbankan agar peternak dapat mengembangkan usahanya. Kredit perbankan bersubsidi bunga murah seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKPE , Kredit Usaha Perbibitan Sapi KUPS Kredit Usaha Rakyat KUR ,
-industri Pengolahan Susu IPS Tumbuh dan Berkembang Peluang pengembangan
peternakan sapi perah masih sangat terbuka, sebab tingginya laju permintaan masyarakat akan susu dan produk turunannya. Peluang ini ditangkap oleh beberapa pabrikan yang berusaha memperoleh nilai tambah dengan memproduksi susu olahan.
contoh yaitu Ultra Jaya, industri sapi perah terintegrasi yang berbasis di Bandung, Jawa Barat. Ultra Jaya sudah ancang-ancang membangun peternakan baru di area Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Mereka mentargetkan Desember 2015, produksi susu segar akan segera mengalir dari sapi laktasi yang jumlahnya 10 ribu ekor
lebih. Jeremy Hockin, manajer peternakan Ultra, menaksir negara kita memerlukan tambahan satu juta sapi perah agar mampu melayani kebutuhan susu domestik. Kelompok usaha Great Giant Livestock dikabarkan juga akan membangun di Lampung dengan menerapkan rekayasa teknologi yang sanggup mengakali kondisi agroklimat
yang kurang sesuai bagi pertumbuhan sapi perah.
Peternak sapi perah dapat menangkap peluang dengan mengembangkan skala usaha
dan meningkatkan produktivitas usahanya. jika tidak, maka masyarakat peternak hanya akan menonton pasarnya diambil manfaatnya oleh industri susu yang terpaksa mengimpor bahan baku susu bubuk dari luar negeri. pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang memberi insentif pada swasta agar mendirikan Industri Pengolahan Susu IPS . Kebijakan ini pada tahun 2014
sudah terwujud dengan terbangunnya pabrik pengolahan susu di Semarang, Jawa Tengah
oleh PT Cimory Cisarua Mountain Dairy dengan total nilai investasi lebih dari Rp 20 miliar. Pabrik ini sudah beroperasi dengan target produksi awal 2.000 liter/jam, lalu secara bertahap akan ditingkatkan menjadi 8.000 liter. Industri susu ini akan mengandalkan bahan baku susu dari para peternak di sekitar pabrik dan diperkirakan
dapat menyerap susu segar sekitar 15.000-19.000 liter/hari. Susu berkualitas bagus akan dibeli oleh perusahaan dengan harga hingga Rp 4.000-Rp 5.000/liter. saat ini harga jual susu di tingkat peternak hanya berkisar Rp 2.600- Rp 3.800/liter. Harga peternak ini kurang menguntungkan sebab tidak seimbang dengan biaya produksi, terutama harga makanan konsentrat yang relatif mahal.
PT Indolakto di Boyolali juga sudah berdiri sejak tahun 2013. Dengan kapasitas tampung 130.000 liter/hari, siap menerima penjualan susu dengan harga Rp 4.000-Rp 4.500/liter . Disayangkan, pada awal tahun 2014 perusahaan pengolahan susu ini baru dapat menyerap 10 persen dari kapasitas tampung pabrik. ini dipicu sebab peternak belum mau pindah dari langganan lama dan ada rasa ketakutan jika pembayarannya tidak lancar.
-Dukungan pengembangan usaha oleh CSR dari BUMN Peternak dapat mengembangkan usahanya dengan mengakses dana CSR dari perusahaan swasta dan BUMN. Pemerintah mendorong agar usaha besar swasta dan BUMN dapat
mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk membantu para pengusaha skala kecil,
termasuk peternak sapi perah.
-Bantuan langsung pada masyarakat BLM untuk peternak sapi perah Bantuan langsung masyarakat dapat berasal dari pemerintah pusat melalui Ditjen Teknis, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota. BLM bisa berwujud bantuan bibit ternak, sarana prasarana, atau layanan pendukung lainnya.
- Program asuransi induk ternak sapi perah . Asuransi ini dapat menggairahkan peternak untuk mengembangkan usahanya. Peternak akan mendapat ganti rugi sebesar Rp. 15.000.000,-/ekor jika ternak sapinya mati atau hilang. Polis yang harus dibayar oleh peternak yaitu sebesar Rp. 300.000,-/th/ekor.
-Daya dukung makanan memadai Ketersediaan rumput makanan ternak pada tahun 2011 dapat
menampung 5.337.600 Satuan Ternak ST yang berasal dari limbah pertanian, rumput
langan, rumput unggul.
-Dukungan Kultur sosial budaya masyarakat di sentra produksi Budaya masyarakat di sentra produksi sangat mendukung. Masyarakat di beberapa kabupaten/kota di Jateng Banyumas, Tegal, Salatiga Boyolali, Banyumas, Wonosobo, Klaten, Semarang, secara turun temurun sudah terbiasa memelihara ternak sapi perah secara tradisional,
Beberapa kendala dalam pengembangan populasi dan produktivitas sapi perah di negara kita
antara lain :
-Kebijakan pemerintah pada tataran nasional cenderung masih memberi prioritas tinggi dan lebih berpihak pada konsumen serta industri pengolahan susu. Sejak 1998, posisi tawar peternak terhadap IPS sangat lemah apalagi dalam menghadai persaingan global. Salah satu kebijakan pemerintah yang tidak berpihak yaitu ditetapkannya tarif bea masuk rendah untuk produk olahan susu seperti: susu fermentasi yoghurt, hingga 0 persen lebih rendah dari tarif bea masuk susu bubuk sebagai bahan baku industri persusuan sebesar 5 persen. Tarif 5 persen ini dinilai tidak sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan oleh WTO, sehingga IPS tidak
bergairah untuk berkembang jadi penggerak peningkatan produksi susu nasional
. Lembaga koperasi yang mengelola persusuan dari peternak dan mendistribusikan kepada IPS dan sebagai perwakilan peternak dalam memperjuangkan aspirasi peternak, koperasi memiliki peran cukup besar . Namun
demikian dalam banyak masalah lembaga koperasi susu ini masih lemah dan belum dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi pada peternak dan persusuan di negara kita .
-Kondisi iklim yang kurang mendukung Iklim tropis yang cenderung panas memicu , produksi dan reproduksi sapi perah mengalami gangguan baik secara langsung atau secara tidak langsung
-Konsentrasi peternakan sapi perah di Pulau Jawa Usaha ternak sapi perah terkonsentrasi di
Pulau Jawa yang didiami oleh lebih dari 60 persen penduduk negara kita ini memicu kompetisi pemakaian lahan menjadi sangat tinggi,
sehingga tidak tersedia cukup lahan untuk menanam rumput . Belum tersedia kelembagaan yang membantu peternak dalam pengadaan rumput secara efisien dan berkesinambungan. Persyaratan kondisi lingkungan optimal yang diperlukan oleh sapi perah dataran tinggi dengan iklim sejuk menjadi hambatan pengembangan usaha sebab lahan-lahan ini biasanya yaitu tempat favorit bagi kelompok masyarakat
kelas menengah-atas untuk menghabiskan waktu luang ,
- Skala usaha ternak sapi perah yang rendah 3-4
ekor per peternak Suryahadi ,2007 memicu pendapatan rumah tangga dari sapi
perah belum dapat menjadi sebagai sumber pendapatan utama yang layak bagi peternak.
-Keterbatasan modal dan penguasaan teknologi memicu peternak kurang mampu mengembangkan usahanya dan berproduksi pada taraf optimum. Bahkan pemberian makanan sesuai kebutuhan ternak sebagai minimum pun sering kali terpaksa dilewatkan oleh peternak terutama untuk ternak-ternak yang tidak mendatangkan
. Hal ini yaitu salah satu sebab mengapa di tingkat peternak kurang berjalan dengan baik. Sementara ketersediaan sistem permodalan di negara kita
belum dapat dimanfaatkan sebab kurang sesuai dengan skema dan kemampuan peternak.
-Posisi tawar peternak sapi perah yang rendah Posisi tawar peternak diantara mata rantai
produksi dan pemasaran masih lemah. Posisi lemah para peternak dimulai dari penyediaan lahan untuk rumput , penyediaan makanan penguat, penyediaan input produksi, penilaian hasil kualitas dan kuantitas produksi , dan penentuan harga. Peternak seringkali menanggung risiko usaha paling awal dan paling banyak, khususnya jika terjadi gejolak harga,
kemajuan produksi susu rata-rata sapi perah Holsteindi Amerika selama 10 tahun meningkat dari 6.700 kg/ ekor/laktasi menjadi 7.800 kg/ekor/laktasi. Bahkan sapi-sapi perah unggul yang
tergolong dalarn klasifikasi Excellent berdasar penilaian Assofiasi Holstein di Amerika, mencatat produksi susu tertinggi antara 38 kg - 69 kg/ekor/hari dengan kadar lemak susu antara 3 % - 5 %, dan periode laktasi antara 305 - 365 hari,
-Jenis usaha sapi perah yaitu bisnis yang stabil sebab produksi susu total dari tahun ke tahun tidak,banyak berubah. Perubahan produksi yang ada hanya berkisar antara 1% - 4 %/ tahun sehingga peternak mudah memprediksi produk usaha yang dijalankan untuk mendukung program pengembangan dan pemasarannya.
-Seeker sapi perah mampu memproduksi susu 5.000 liter/ tahun bahkan lebih,Jumlah produksi susu setara nilai gizinya dengan nilai gizi daging yang dihasilkan dari seekor sapi potong jantan seberat 650 kg. namun , sapi perah masih dapat memproduksi susu pada tahun-tahun berikutnya, sekaligus juga memproduksi anak.
- Ada jaminan nenghasilan yang stabil sepanjang tahun. Peternak sapi perah dapat memperoleh hasil penjualan produknya untuk waktu yang tetap pada jangka waktu tertentu harian, mingguan, bulanan sepanjang tahun. Dibandingkan usaha sapi potong, maka jenis usaha ini hanya dapat mengandalkan pendapatannya saat menjual pedet atau sapi yang siap potong.
-Menyediakan lapangan kerja bagi pekerja . Usaha ternak perah memerlukan tenaga kerja yang selalu sama sepanjang tahun. banyak yang tergantung pada musim tanam dan panen. Tenaga kerja harus dikurangi saat menunggu dan harus ditambah saat melakukan tanam dan panen.
- Makanan pokok sapi perah yaitu rumput rumput
limbah pertanian yang tidak laku dijual contoh untuk fermentasi memakai starter mikroba , rumput limbah pertanian dapat ditingkatkan kualitasnya. Sapi potong dan unggas, makananya berupa biji-bijian atau konsentrat,
Kebutuhan investasi relatif lebih tinggi. dipakai untuk tanah, bangunan, peralatan, ternak perahnya
jenis Usaha sapi perah sifatnya mengikat, berbeda dengan usaha pertanian biasanya . Usaha sapi perah harus dilakukan secara berkelanjutan , terutama pelaksanaan pemerahan dan pemasaran produk susunya, Peternak yang tertarik pada liburan atau keja pendek setiap hari, lebih baik tidak menerjunkan diri kedalam usaha sapi perah.
Susu yaitu bahan pangan yang ideal bagi pertumbuhan dan pertumbuhan bakteri. sebab itu penanganannya selama dan sesudah pemerahan harus dilakukan dengan cepat dan ketat, jika perlu dilakukan pendinginan pasteurisasi/ steriliisasi. produk-produk usaha peternakan sapi perah, yaitu : biogas,produk-produk olahan susu, sapi perah bibit, sapi pedaging, pupuk kompos, produk olahan susu yaitu produk yang dibuat dari susu atau produk-produk suatu perlakuan terhadap susu atau produk-produk yang dibuat dari hasil sisa keduanya, antara lain yaitu :
-Susu homogen homogenized milk Susu homogen yaitu susu yang sudah mengalami
homogenisasi. Proses homogenisasi bertujuan„ untuk menyeragamkan besarnya globula-
globula lemak susu. Di dalam susu yang belum dihomogenisasi, globula-globula lemak ini
besarnya tidak seragam, yaitu berkisar antara 2-20 mikrometer. Alat untuk menyeragamkan globula-globula lernak ini dinamakan homogenizer.
- Es Krim ice cream
bahan-bahan terdiri atas Iemak susu, gula bahan
pemanis , bahan padat bukan lemak, zat penstabil, dan kuining telur. Proses pembuatannya yaitu pembekuan
-Yoghurt
Produk hasil olahan ini hasil pemeraman susu hasil fermentasi oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus fhermophillus . Dengan ferrnentasi ini rasa yoghurt akan menjadi asam sebab adanya perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri-bakteri ini . dapat ditarnbahkan zat pemanis atau flavor buatan dari buah-buahan. Tahap-tahap pernbuatan yoghurt yaitu pemanasan, pendinginan, dan pemefaman.
- Kefir
kefir juga yaitu produk hasil farmentasi susu, namun memakai mikroba yang berbecla. Cara pernbuatannya yaitu dengan memfermentasi
susu dengan kultur butir kefir kefir grain yang terdiri atas bakteri-bakteri asam laktat dan khamir, yaitu Kluyveromyces fragilis,Streptococcus lactis, S cremoris,Lactobacillus casei, L. acidophilus,
Candida kefir,
-Krim dan susu skim ,Krim yaitu bagian susu yang banyak mengandung lemak atau dinamakan sebagai kepala susu . Susu skim yaitu susu yang banyak mengandung protein serum susu , sebab sudah diambil krim atau lemaknya. Dikenal produk dinamakan Filled milk, yaitu susu
skim yang ditambah lemak nabati sebagai pengganti lemak susu yang sudah diambil.
mengenai susu gula minyak yaitu susu skim yang ditambah gula dan minyak, diberikan pada bayi.
Krim dan susu skim dipisahkan dengan separator. Alat ini bekerja berdasar gaya sentrifuge. Pemisahan krim dan susu skim dapat terjadi sebab kedua bahan ini memiliki berat jenis yang berbeda. Krim memiliki barat jenis rendah sebab banyak mengandung lemak sedang susu skim memiliki berat jenis tinggi sebab banyak mengandung protein.
-Susu pasteurisasi pasteurized milk
Produk olahan susu ini sudah mengalami proses pasteurisasi, yaitu proses pemanasan setiap partikel dalam susu pada suhu 62° C selama 30 menit, atau suhu 72° C selama 15 detik, jika suhunya tinggi, waktunya yaitu pendek dan sebaliknya makin rendah suhunya, maka makin lama pula waktu yang diperlukan untuk pemanasan
-Susu steril sterilized milk susu ultra
yaitu susu yang sudah mengalami proses sterilisasi pemanasan, namun suhu yang dipakai lebih tinggi dibandingkan suhu pasteurisasi, yaitu sekitar 104°- 140°C dengan waktu 5 detik.
-Susu bubuk powder milk .
produk olahan susu melalui proses penguapan sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan sehingga airnya menguap dan hanya tertinggal bahan keringnya. pembuatan susu bubuk rnelaluil tahap-tahap pemanasan, pengeringan, dan penggilingan,
- Susu kental condensed milk
Produk olahan ini diperoleh dengan cara menguapkan kandungan air susu hingga kadamya tinggal sekitar 40 %. Dengan kadar air yang rendah ini susu dapat disimpan lama dalam kondisi baik. Pada susu kental ini biasa ditambahkan gula ,
- Keju cheese
Poduk olahan ini pada dasarnya yaitu protein susu yang dibekukan. untuk memisahkan protein susu tidak dapat dikerjakan dengan separasi, melainkan dengan cara menambahkan asam contoh asam laktat, asam klorida , ensim protease contoh rennet, mucorrennin, . Keju dapat dibuat dari susu penuh wholemilk atau susu krim cream milk . Bahan-bahan ini harus bebas dari debu, bulu, butir-butir darah merah,
-Mentega butter
Produk olahan ini yaitu suatu massa yang kompak yang berasal dari krim/lemak susu yang dibuat dengan proses pengadukan dengan cara diputar di dalam tong susu, dinamakan churning. Komponen dalam mentega yaitu lemak, air dan gararn. yaitu mengubah kedudukan globula
lemak susu yang semula berupa emulsi lemak dalam air menjadi emulsi air dalam lemak.
Sapi perah bibit yang dihasilkan oleh usaha peternakan sapi perah untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik sapi yang dipelihara, peremajaan yaitu mengganti sapi-sapi induk yang sudah tua- atau sudah tidak produktif, dapat dijual jika peternak tdak merasa perlu untuk mengganti induk atau meningkatkan populasi ternaknya.
sapi perah di negara kita , sudah dimulai sejak 1979-1993 Selama kurun waktu ini , jumlah sapi perah yang diimpor dari Amerika,Australia, Selandia baru mencapai jumlah 130.000 ekor. namun hingga saat ini negara kita belum mampu secara mandiri dalam pengadaan sapi perah bibit
yang unggul. faktor pemicunya yaitu bahwa 96 % sapi perah impor disebarluaskan dan dikelola oleh peternak sapi perah rakyat dengan pemilikan rata-rata 3 ekor/peternak, dikelola secara tradisional, agar negara kita dapat memproduksi sapi perah bibit yang unggul, perlu peningkatan pembinaan peternakan sapi perah. rakyat , ditambah penyediaan sarana dan prasarana pendukung
Tujuan utama usaha peternakan sapi perah yaitu sebagai penghasil susu. di negara-negara maju dengan semakin banyak pemakaian Inseminasi Buatan maka sebagian besar sapi perah jantan diarahkan sebagai penghasil daging. Bahkan lebih dari itu, sapi perah betina, sapi dara, sapi pejantan afkir dimanfaatkan sebagai penghasil daging. Selain itu, jika negara mengalami kelebihan sapi perah atau produksi susu, peternak diminta untuk mengurangi populasi sapinya dengan memotong pedet jantan rnaupun betina untuk dipakai sebagai penghasil daging. Di Amerika Serikat 40 % sapi potong berasal dari sapi perah. tipe sapi perah yang potensial dan populer sebagai daify beef selain sapi perah FH, yaitu sapi Milking Shorthorn ,Brown Swiss, Beberapa macam dairy beef yang dimanfaatkan sebagai penghasil daging yaitu :
-Deacow calves yaitu pedet yang dipotong pada usia beberapa hari dinamakan bob veal.
- veal calves yaitu pedet yang dipotong pada usia 6-8 minggu dengan berat tubuh 200-250 pound.
-Raising Feeder Calves yaitu pedet yang dipotong pada usia 6-8 bulan dengan berat
tubuh 400-450 pound.
-Finishing Dairy Steers yaitu pedet yang dipotong sesudah mencapai berat tubuh 1.000
pound atau lebih. Pemotongan pedet pada berat tubuh 1.000 pound atau lebih ini lebih
menguntungkan dibandingkan pemotongan sebagai vealers atau feeders. Pemotongan
sebagai finishing dairy steers dilakukan saat tingginya permintaan akan beef.
-Dairy Bulls yaitu sapi perah jantan dewasa yang dipotong sebagasi penghasil daging. banyak
diminati masyarakat.
-Dairy Heifers yaitu sapi perah dara yang diafkir untuk dipotong rata-rafa pertumbuhannya lebih lambat dan memerlukan makanan yang lebih banyak dibandingkan Steers atau bulls.
Cara pemanfaatan Iimbah feses sapi perah selama ini lebih banyak dipakai sebagai pupuk kandang, belum diproses hingga menjadi kompos. Salah satu produk kompos yang banyak dikenal yaitu Fine Compost produksi Lembah hijau Multifarm
di Surakarta. Bahan dasar pembuatan kompos ini yaitu limbah ternak sapi perah feses dan urin yang ditambah dengan limbah jerami pembuatan jamur,serbuk gergaji, abu sekam padi, Bahan-bahan ini lalu didekomposisi memakai Starbio
dan ditambahkan kalsit untuk memperkaya kandungan unsur haranya. Feses dan urin sapi
memiliki kandungan potassium, kadar serat nitrogen yang tinggi, tidak ada masalah polusi logam berat dan antibiofik. Proses pembuatan fine compost yaitu :
Kotoran sapi dan serbuk gergaji 3 % ditiriskan lalu
ditampung di dalam lokasi processing. yaitu sebidang tempat yang beralas tanah dan ternaungi agar tidak terkena sinar matahari atau hujan
secara langsung. Pada bagian dasar bahan-bahan ini sebelumnya dikondisikan memiliki kadar air sebesar 55 % agar proses dekomposisi berjalan sempuma. Di alas tumpukan kotoran sapi dan serbuk gergaji ini lalu ditaburkan stardec dengan dosis 0,25 % dan abu pembakaran bahan organik dan kalsit 2 % dengan dosis 10% dari berat bahan
baku yang diaduk secara merata.Sesudah satu minggu, tumpukan lalu diaduk aduk merata untuk menambah homogenitas bahan dan dipindahkan ke lokasi protessing kedua. Pada tahap ini terjadi
peningkatan suhu mencapai 70° C selama. minimal 2 minggu untuk mematikan pertumbuhan biji-biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan akan terbfebas dari gulma . Sesudah berada selama 3 minggu dalam lokasi processing kedua dan dilakukan pengadukan 7 hari sekali, tumpukan dipindahkan ke lokasi processing
ketiga dan dibiarkan selama seminggu. hingga
matang dengan menandakan warna coklat kehitaman tak berbau. lalu kompos yang sudah matang ini disaring untuk memperoleh bentuk
seragam untuk memisahkan dari bahan-bahan yang tidak diharapkan ,
Biogas yaitu bahan bakar yang diperoleh dengan memproses limbah sisa kotoran hewan dan manusia di dalam alat dinamakan penghasil gas bio. Bahan bakar berupa gas terutama gas methan dari proses perombakan bahan organik ini memiliki nilai kalori yang cukup tinggi, yaitu mencapai kisaran 4.800 - 6.700 kcal/m dan belum dimamfaatkan di negara kita . jika bersedia memanfaatkan feses sapi perahnya untuk dijadikan gas bio, peternak memperoleh gas untuk bahan bakar, juga menjaga kesehatan lingkungan, menghemat waktu dan tenaga untuk mencari kayu bakar, bahan bakar minyak. gas bio yang dihasilkan dari feses sapi memiliki komposisi gas : hydrogen sulfide tak terukur , total nilai kalori 6.513 kca1/ m,methan 65,7 % , karbon dioksida 27,0 % , nitrogen 2,3 % , karbon monoksida 0,0 % , oksigen 1,0 % propan 0,7 % ,
sapi perah berasal dari Famili : Bovidae Genus : Bos Subgenus : Taurinae. Subgenus Taurinae terbagi atas :
-Bos Taurus Indicus, yaitu sapi yang memiliki kelas, tersebar di area Asia dan Afrika, dengan nama Sapi Zebu. Tanda lain yang membedakannya dari Bos Taurus Typicus yaitu telinganya jatuh, ekor membentuk cambuk, ada lipatan-
lipatan kulit di sebelah bawah leher dan perut.
- Bos Taurus Typicus, yaitu sapi yang tidak memiliki punuk kelas ; termasuk dalam
golongan ini sapi modern di area iklim sedang.
Bos Taurus Typicus dibagi lagi dalam 4 golongan, yaitu :
-Bos Taurus Frontalis, berasal dari Swedia, Skandinavia, golongan sapi ini kurang
diketahui keturunannya.
-Bos Taurus Brachycephalus, golongan sapi ini menurunkan sapi French Canadian, Devon ,
- Bos Taurus Primigenius, yaitu sapi yang berasal dari Eropa, Asia Barat, Afrika Utara. golongan sapi ini yang memproduksi sapi perah terkenal seperti : Dairy Red-Polled, Fries Holland, Ayrshira, Milking Shorthorn, . Sapi ini termasuk sapi besar.
-Bos Taurus Longifrens, yaitu sapi yang berasal dari Eropa sertanggris yang menurunkan
sapi perah Brown Swiss, Jersey, Guernsey. Sapi ini termasuk sapi kecil. Sapi perah unggul paling banyak dipelihara yaitu Red Danish dari Denmark , Droughtmaster dari Australia , sapi Shorthorn dari Inggris , Friesian/Fries Holland dinamakan sapi FH dari Belanda . Jersey dari Selat Channel antara Inggris dan Perancis , Brown Swiss dari Switzerland , sapi perah yang cocok dibudidayakan di negara kita yaitu sapi Frisien Holstein,
- Ayrshire dibudidayakan di area Ayr, yaitu di area bagian barat Skotlandia. area ini dingin dan lembab, padang rumput relative tidak banyak tersedia. sehingga ternak secara alamiah akan ada ketahanan untuk merumput ,Pola warna sapi Ayrshire bervariasi dari merah dan putih
hingga warna mahagoni dan putih. tipe sapi ini lebih bersifat gugup terkejut bila dibandingkan dengan tipe yang lain. Para peternak dahulu nampak masih berhati-hati dalam usaha mereka dalam melakukan seleksi kearah tipe yang bagus. penampilan, simetri, perlekatan ambing yang nampak, disamping kehalusan dan kebersihannya sebagai tipe perah . Sapi Ayrshire hanya peringkat sedang dari sudut daging dan pedet yang
dilahirkan. Rata-rata berat tubuh sapi betina dewasa 1250 pound dan sapi jantan mencapai
1600-2300 pound. Produksi susu menurut DHIA 1965 -1966 rata-rata 10312 pound dengan
kadar lemak 6% .
- Brown Swiss dibudidayakan dilereng-lereng pegunungan di Swiss. Sapi ini merumput di kaki-kaki gunung saat musim semi hingga lereng yang paling tinggi saat musim panas. kondisi alam seperti itu melahirkan hewan yang tangguh dalam
kemampuan merumput . Ukuran tubuh nya yang besar dan lemak tubuh nya yang berwarna putih menjadikannya sapi pedaging.Warna bervariasi mulai dari coklat muda hingga coklat gelap,mudah dikendalikan dengan sifat acuh. Sapi ini khusus untuk tujuan produksi keju dan daging, namun produksi susunya termasuk jumlah besar dengan kandungan bahan padat dan lemak yang sangat tinggi. berat tubuh sapi betina dewasa 1200-1600 pound, sedang sapi jantan 1600-2500 pound. Produksi susu rata-rata mencapai 10860 pound dengan kadar lemak 5 % ,
-tipe sapi perah di negara kita tidak ada. Sapi perah di negara kita berasal dari sapi impor dan hasil dari persilangan sapi impor dengan sapi lokal. Pada tahun 1955 di negara kita ada sekitar 100.000 ekor sapi perah dan hamper seluruhnya yaitu sapi FH dan keturunannya ,Produksi susu sapi FH di negara kita tidak setinggi di tempat asalnya. ini dipengaruhi oleh iklim, kualitas makanan , mungkin juga sapi yang dikirim ke negara kita kualitas genetiknya tidak sebaik yang diternakkan dinegeri asalnya. Sapi FH murni yang ada di negara kita rata-rata produksi susunya sekitar 10 liter per hari dengan calving interval 12-15 bulan dan lama laktasi kurang lebih 10 bulan atau produksi susu rata-rata 2500-3000 liter per laktasi ,Hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi FH dinamakan sapi PFH Peranakan ,
Friesian Holstein . Sapi ini dipelihara rakyat terutama di area Pujon, Batu, Malang, Jogjakarta,Boyolali, Solo, Ungaran, Semarang, Warna sapi PFH seperti sapi FH namun sering ditemukan warna yang menyimpang contoh warna bulu kipas ekor hitam, kuku berwarna hitam dan bentuk tubuhnya masih memperlihatkan bentuk sapi lokal, kadang masih terlihat adanya gumba yang
meninggi .
-Australian Milking Zebu AMZ ini yaitu hasil silang antara sapi Sahiwal, Red Sindhi, dan sapi Jersey. Sapi ini mengandung darah sapi Zebu 20-40% dan Jersey 60-80%. Warna bulu dominan kuning emas hingga coklat kemerah-merahan.
Produksi susu rata-rata 7 liter per hari dengan kisaran produksi susu 1.400-2.600 kg
per 330,5 hari. namun ada yang berproduksi 16
liter per hari.
- Guernsey dibudidayakan di pulau Guernsey Inggris yang terkenal dengan padang rumputnya yang bagus, Sapi perah Guernsey berwarna coklat muda dengan totol-totol putih sangat jinak, lemak tubuh nya berwarna kekuningan dan ukuran tubuh yang kecil tidak untuk produksi susu, warna kuning mencerminkan kadar karoten yang tinggi ,karoten yaitu pembentuk atau prekusor vitamin A . disamping itu, kadar lemak susu dan kadar bahan padat susu yang tinggi. berat tubuh rata-rata sapi betina dewasa 800-1300 pound. sedang berat sapi jantan dewasa mencapai 1700 pound. Produksi susu sapi Guernsey rata-rata 9179 pound dengan kadar lemaknya 6 % .
- Red Sindhi berasal dari area distrik Karachi, Hyderabad dan Kohistan. berwarna merah tua dan tubuhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan sapi
Sahiwal, sapi betina dewasa rata-rata berat tubuh nya 300-350 kg, sedang jantannya 450-
500 kg. produksi susu Red Sindhi rata-rata 2000 kg/tahun, dengan kadar lemaknya sekitar 5% .
- Gir berasal dari area semenanjung Kathiawar dekat Bombay di India Barat dengan curah hujan tinggi , Pada musim panas suhu udara mencapai 98°F 36,7°C dan musim dingin temperatu udara hingga 60°F 15,5°C . Warna sapi Gir putih dengan sedikit bercak-bercak coklat atau hitam, namun ada juga yang kuning kemerahan. Sapi
ini tahan bekerja di sawah Ukuran berat sapi betina dewasa sekitar 400 kg, sedang sapi jantan dewasa sekitar 600 kg. produksi susu rata-rata 2000 liter/tahun dengan kadar lemak 5% .
- Jersey dibudidayakan di pulau Jersey Inggris 22 mil dari pulau Guernsey. pulau Jersey memiliki padang rumput yang bagus Pulau itu hasil utamanya yaitu mentega, sehingga sapi Jersey dibudidayakan untuk tujuan produksi lemak susu yang banyak, Susu yang berasal dari sapi yang berwarna coklat ini, warnanya kuning sebab
kandungan karotennya tinggi dan persentase lemak dan bahan padatnya tinggi. sapi Jersey tidak untuk tujuan produksi daging dan pedet yang akan dipotong. berat sapi betina dewasa antara 800-1100 pound. Produksi susu sapi Jersey
tidak tinggi, rata-rata produksi sapi Jersey 8319
pound/tahun, namun kadar lemaknya sangat tinggi rata-rata 6 % .
-Holstein-Friesien yaitu tipe sapi perah yang paling menonjol di Amerika Serikat, jumlahnya 90% dari seluruh tipe sapi perah yang ada. Asalnya yaitu Negeri Belanda yaitu di propinsi Nort Holand dan West Friesland, kedua area yang memiliki padang rumput yang bagus. Produksi susunya banyak dan dimanfaatkan untuk pembuatan keju
berwarna hitam dan putih ada juga yang berwarna merah dan putih namun kadar lemaknya rendah. Ukuran tubuh , kecepatan pertumbuhan dan karkasnya yang bagus memicu sapi ini
untuk produksi daging . berat tubuh sapi betina dewasa 1250 pound, sapi ini bisa mencapai berat 1300-1600 pound. berat tubuh pejantan 1800 pound hingga 1 ton. Produksi susu mencapai 126874 pound dalam satu masa
laktasi, namun kadar lemak susunya relative rendah, yaitu 3 %. Warna lemaknya kuning dengan butiran-butiran globuli lemaknya kecil, sehingga untuk dijadikan susu segar .
-Sahiwal berasal dari area Punyab, distrik montgo mery, Pakistan, memiliki warna kelabu kemerah-merahan atau merah warna sawo atau coklat. Sapi betina berat tubuh nya mencapai 450 kg sedang yang jantan 500-600 kg. sapi ini tahan hidup di area asalnya dan dapat berkembang di area -area yang curah hujannya tidak tinggi. Produksi susu paling tinggi yaitu antara 2500-3000 kg/tahun dengan kadar lemaknya 4 %.
Dalam aspek pemuliaan yaitu cara-cara seleksi/pemilihan bibit dan sistem perkawinan untuk memperoleh ternak yang mulia/bermutu; artinya ternak yang memiliki sifat genetik keturunan dalam produksi susu yang tinggi, daya adaptasi yang baik terhadap iklim dan tahan terhadap beberapa penyakit tertentu. sebab itu perlu
dilakukan seleksi terhadap sapi induk atau pejantan. Seleksi pada pejantan dilakukan dengan uji zuriat, sedang untuk induk atau calon induk dilakukan seleksi masing-masing yang ditambah penyisihan pada tiap ekor yang berproduksi susu rendah. Seleksi masing-masing pada sapi perah dilakukan dengan dasar penampilan dari
luar eksterior , juga dengan dasar produksi susu, anak yang dilahirkan, atau berdasar, berat
tubuh . didasarkan atas pemenang lomba kontes
ternak dapat dipilih sebagai bibit sapi perah yang baik. penilaian sapi perah baik atau tidak
berdasar tipe bentuk tubuh dari sapi perah ini , Pada sapi perah ada hubungan korelasi antara tipe dengan produksi susu yaitu rendah, contoh pada sapi Fries Holland FH hubungan ini berkisar 0,25 sebab itu pada kontes sapi perah penilaian terhadap produksi susu dari sapi perah anggota kontes diperlukan. kontes sapi perah berdasar tipe juga penting untuk meningkatkan kegairahan dalam cara beternak sapi perah, sebab kontes sapi perah atau ternak memiliki
kebaikan-kebaikan antaralain : Sebagai tempat berpromosi bagi peternak yang berhasil memproduksi sapi perah yang baik, sehingga peternak lain tertarik membeli bibit pada peternak yang berhasil ini , adanya kontes meningkatkan kualitas sapi perah sebab peternak berusaha beternak yang baik. Meningkatkan kompetisi secara sehat antar peternak dalam beternak, guna memproduksi sapi perah yang baik untuk memenangkan lomba/kontes. yaitu tempat pertemuan antar peternak, sehingga dapat bertukar informasi, pengalaman dan pikiran dalam memproduksi sapi perah yang baik.
sapi perah yang memiliki tipe yang baik juga akan menurunkan sifat-sifat baik ini pada keturunannya, sebab heritabilitas dan sifat tipe sebesar 0,21 - 0,31. Penilikan Judging dilakukan pada pameran, kontes sapi perah ataupun pada
peternakan untuk mencoba menempatkan pada tipe yang terbaik. ternak yang memiliki tipe yang menarik harganyapun akan tinggi.
sifat yang harus dimiliki seorang juri pada kontes
sapi perah yaitu mengetahui, memahami dan mampu melaksanakan segala sesuatu yang
terkait dengan penilikan judging . Eksterior atau penilaian tubuh ternak dari luar yaitu pengetahuan yang dipakai untuk menentukan kebaikan / kejelekan dari suatu masing-masing ternak yang hanya dapat dipertimbangkan dari luar. sehingga eksterior sapi perah yaitu patokan bentuk
tubuh ternak sapi yang benar-benar dipertimbangkan diberi nilail penghargaan, kekuatan, kemampuan dalam memproduksi susu. penampilan sapi perah dari luar benar-benar yaitu tipe ideal ternak perah. Ciri khas dari suatu tipe sapi penah yaitu hal yang perlu diperhatikan,
Penetapan usia sapi perah, didasarkan atas kondisi gigi seandainya tanggal kelahirannya tidak diketahui. Sebagai patokan : Gigi seri permanen nol diperkirakan usia nya kurang dari 1 tahun
Gigi seri permanen 2 diperkirakan usia nya 1 tahun Gigi seri permanen 4 diperkirakan usia nya 2-3 tahun Gigi seri permanen 6 diperkirakan usia nya 3 ¼ - 3 ½ tahun Gigi seri permanen 8 diperkirakan usia nya 4 ½ tahun ,kondisi gigi ini tergantung dari cepat atau lambatnya pertumbuhan sapi perah ini , jika sapi ini cepat pertumbuhannya maka pergantian gigi serinya dapat lebih awal lebih kurang maju ¼ tahun, juga sebaliknya jika lambat pertumbuhannya . Sapi perah, sejak pedet diberi makan yang sederhana dan tidak diberi minum susu secara penuh ,sebab itu pedet memperoleh makanan yang kualitasnya kurang, maka pentumbuhannya terutama tulang-tulang pipa dan tulang ruas dan rusuk terhambat dan menjadi memanjang tubuhnya akan menjadi tinggi,
memanjang dan agak gepeng . lalu sapi muda ini lekas dikawinkan, dan pada kondisi bunting kurang diberikan makanan penguat namun banyak diberikan rumput , memicu pertumbuhan pada lambung dan usus dan peredaran darah ke arah belakang bertambah seirama dengan kebuntingan. Sesudah beranak pemberian makanan ditingkatkan
kualitas atau kuantitasnya hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan susu, tanpa
diperhatikan pertumbuhan sapi perah. Akhirnya peredanan darah ke bagian belakang meningkat, kelenjar susu bertambah kemampuan produksinya lalu bentuk tubuh sapi perah menjadi tidak seimbang, yaitu 12: 24:18. pose sapi perah : kepala sempit bagian bawah, sikap membentang, leher panjang dan kurus, dada sempit dan tidak dalam. Dari samping diperoleh bentuk tubuh yang bersiku
tiga dengan garis dasar di atas garis punggung dan garis miring dan bagian leher ke arah dada dan perut. Dari bagian depan juga berbentuk segitiga sama sisi, dengan puncak pada punggung sedang dasarnya yaitu perut. Dilihat dari atas juga menampakkan bentuk segitiga, yaitu puncak pada titik gumba sedang dasarnya yaitu pada pinggul.
perlu diperhatikan ukuran tubuh tinggi gumba, tinggi panggul, panjang tubuh , dalam dada, lebar dada, lingkar dada, lebar panggul lebar pantat. ukuran basertani dibandingkan dengan ukuran tinggi gumba. Lebar pantat : 1/3 tinggi gumba + 5 cm ,Lebar panggul : 1/3 tinggi gumba + 10 cm ,
Lingkar dada : 1,4 tinggi gumba ,Panjang tubuh : 1 tinggi gumba ,Dalam dada : tinggi gumba + 5 cm ,
Lebar dada : 1/3 tinggi gumba ,
Penilik atau seorang juri dalam kontes sapi perah harus mengetahui bagian-bagian penting dari tubuh sapi perah lengkap dengan namanya. Dalam bayanganya sudah tergambar tipe sapi perah yang ideal sertandah. Bagian-bagian nya yaitu :
1.Mulut 7. Leher 12. Lutut
2. Lubang hidung 8. Dada 13. Tumit
3. Rahang 9. Pundak 14. Sol
4. Tulang hidung 10. Tulang belakang 15. Lingkar dada
5. Dahi 11. Titik siku 16. Gelambir
17. Punggung 23. Pangkal ekor 29. Puting
18. Lingkar perut 24. Ekor 30. Persendian tarsus
19. Rusuk 25. area lipat paha 31. Vena mamaria
20. Pinggang 26. Paha 32. Sumber susu
21. Panggul 27. Ambing bagian depan
22. tulang duduk 27. Ambing bagian depan ,
juri harus mengetahui ukuran tubuh sapi perah dan cara melakukan pengukurannya. Sebagai
patokan yaitu :
- Lebar dada yaitu jarak kedua benjolan luar kedua siku.
-Lingkar dada yaitu lingkaran keliling dada yang diukur di belakang siku.
-Lebar panggul yaitu jarak antara kedua benjolan Tuber sacrale.
- Panjang kelangkang yaitu jarak antana benjolan depan pangkal kaki belakang hingga
benjolan tulang duduk.
- Tinggi punuk/gumba/pundak yaitu jarak tertinggi dari pundak hingga ke tanah.
-Tinggi punggung yaitu jarak antara titik atas-ruas tulang punggung terakhir tegak lurus
ke tanah.
-Tinggi panggul yaitu jarak dari panggul hingga ke tanah melewati Tuber sacrale.
- Panjang tubuh yaitu jarak antara persendian kendali hingga bagian terbelakang tulang
duduk.
-Dalam dada yaitu jarak antara titik tertinggi pundak dengan tulang dada, diukur di
belakang siku.
Pada penilaian tipe sapi perah ada kesamaan dalam memberi skor pada tipe sapi perah murni. Penilaian skor untuk tipe didasarkan pada skor yang diperoleh untuk tiap masing-masing ternak. Klasifikasi tipe ini yaitu antaralain :
nilai skor untuk sapi perah betina yaitu antaralain :
Kriteria Skor
kondisi umum general appearance 30
Sifat perah dairy character 20
Kapasitas tubuh body capacity 20
kondisi ambing mammary system 30
Jumlah nilai/skor 100
Kriteria Skor
Excellent ideal = istimewa Sama / lebih dari 90
Very good amat sangat baik 85 - 90
Good plus sangat baik 80 - 85
Good baik 75 - 80
Fair sedang 70 - 75
Poor jelek Kurang dari 70
Skor ini hanya diberikan pada sapi perah yang memiliki tipe yang sempurna. Untuk
ketelitian maka keempat butir sebaran tadi dirinci lagi menjadi :
--Kapasitas tubuh 20
jika dibandingkan dengan besar tubuh , secara 20amper2020 kapasitas tubuh lebih besar,
kuat dan kekar.
10 Lingkar dada, besar dan delam, dengan tulang-tulang rusuk bagian depan melengkung besar dan menjadi satu dengan pundak, dasar dada lebar dan sikunya penuh.
10 Lingkar perut, besar dan dalam, tulang rusuk melengkung tinggi dan luas. Lebar dan dalam perut makin ke belakang makin besar.
--Sistem Mammaria kondisi Ambing 30
Ambing tergantung kuat dengan keseimbangan yang cukup baik, ambing cukup besar dan
mengandung jaringan kelenjar yang jika diraba terasa berbutir, lunak, lemas menandakan kemampuan produksi susu yang tinggi dan lama berproduksinya.
7 Ambing bagian belakang, tergantung tinggi, lebar dan sedikit bundar, lebarnya
uniform dari atas ke bawah dan tergantung kuat.
5 Puting, besarnya sama, panjang dan diameternya medium, bentuknya silindris.
Letakputing simetris dalam segi empat dan jaraknya antara 20amper20 satu dengan
lainnya cukup lebar, bila dilihat dari samping dan belakang.
2 Vena mammaria, besar, panjang, berkelok-kelok dan banyak cabangnya.
10 Ambing secara keseluruhan memiliki bentuk simetris, panjang, lebar dan dalamnya cukup, dan tergantung kuat. ada celah antara bagian kanan dan kiri namun tidak ada batas yang jelas antara bagian depan dengan bagian belakang ambing. jika diraba terasa lunak, dan akan mudah kempis bila sudah selesai diperah, kuarter terletak berimbang dan simetris.
6 Ambing bagian depan, panjangnya medium, lebarnya uniform dan tergantung kuat.
-- kondisi Umum 30
Semua bagian-bagian tubuh harus diperhatikan dalam kondisi usia sapi perah.
-masing-masing sapi perah itu menarik, bersifat kuat, bagian-bagian tubuh menjadi satu secara harmonis.
-Kaki depan, panjang sedang, lurus jarak antara kiri dan kanan cukup lebar, dan letak kaki dalam sudut segi empat.
-Kaki belakang, jika dilihat dari samping 19amper tegak lurus dan persendian tarsus hingga persendian antara metatarsus dan phalanx. jika kaki belakang dilihat dari belakang tampak tegak lurus.
- Tulang belikat, menempel kuat pada tubuh dan licin.
-Punggung, kuat dan lurus horizontal , pinggang lebar dan sama tinggi dengan punggung.
-Panggul Rump , panjang, lebar dan 19amper sama tingginya dengan tuber coxae dan tuber ischii tulang duduk , rata dan bebas dari benjolan, tulang pelvis thurl tinggi dan lebar, pangkal ekor sama tinggi dengan punggung, bebas dan tonjolan
dan bentuk ekor ramping.
-Kaki, memiliki pertulangan yang kuat, persendian tarsus / carpus bundar, bentuknya licin tanpa benjolan, phalanx, pendek dan kuat. Kaki bagian bawah dan tarsus dan karpus pendek, kompak dan bundar, dengan tumit yang dalam dan sol yang rata. - besar tubuh sesuai dengan usia , kuat dan bersifat 19amper1919 kebetinaan . Warna hitam dan putih yang jelas batas-batasnya, warna bulu ekor putih. Warna yang tidak diperbolehkan yaitu putih atau hitam seluruhnya, warna hitam pada bulu ekor, warna hitan pada perut, warna hitam mulai dari persendian karpus/tarsus hingga ke kuku, juga warna campuran hitam dengan putih yang menandakan warna lain dibandingkan warna hitam dengan becak-becak putih. Pada sapi FH dewasa yang sedang berproduksi berat tubuh nya sekurang-kurangnya 650 kg. Tanduk sapi FH mengarah ke muka dan melengkung ke dalam dengan dasar yang kecil dan ujung yang runcing.
-Kepala : besarnya sebanding dengan besar tubuh . Mulut besar, lebar dengan lubang hidung yang besar. Rahang kuat; mata besar , dahi lebar sedikit agak legok, hidung lurus, telinga bentuknya medium dan tegak. Sifat yang menarik, 19ampe khas dan suatu tipe dan kondisi kepala jika sempurna skor 10
-- Sifat Perah 20
Bentuk tubuh seperti baji/bentuk segitiga siku-siku dan bebas dari benjolan,
-Pundak, sapi perah harus tajam.
- Tulang, lebar, pipih, melengkung, panjang, jarak antar tulang rusuk satu sama lainnya cukup lebar.
-Leher, panjang, ramping dan kelibatan licin menjadi satu dengan pundak dan dada dan gelambir dan kerongkongan bersih tanpa benjolan.
-area lipat paha, lengkungnya dalam dan bersih.
-Paha, membengkok ke dalam dan rata, bila dilihat dari belakang jarak antara dua paha cukup lebar, sehingga membuat ruangan yang luas untuk ambing dan pertautan ambing bagian belakang.
-Kulit, lepas mudah diraba, dengan turgor yang baik.
Pemilihan pejantan sapi perah berbeda dengan sapi perah betina sebab pejantan tidak
mampu menandakan kemampuan memproduksi susu , bahwa pejantan yaitu setengah dari peternakan, pemilihan pejantan yang memiliki tipe yang buruk atau memiliki nilai produksi rendah akan merusakkan peternakan. Pada sapi perah betina sesudah setahun atau 2 tahun dipilih
dapat diketahui apakah sapi betina dewasa itu baik atau tidak, sebab sudah menandakan produksi susunya, kondisi ini tidak ada pada sapi perah jantan. Peternak harus menseleksi seekor pejantan, berdasar pada sifat-sifat tipe pejantan catatan produksi dari induknya Untuk itu skor 100 ini diatas hanya diberikan kepada pejantan yang memiliki tipe perah yang sempurna. Untuk meningkatkan ketelitian dan lebih mendalami bagian-bagian ini ,
-- Sifat Perah 30
Bentuk tubuh seperti baji, tanpa adanya bagian-bagian yang lemah dan bebas dari benjolan.
Paha, melengkung ke dalam hingga datar, dan bila dilihat dari belakang jarak antara kiri dan kanan lebar. Kulit, lepas mudah diraba, dengan turgor baik.
Pundak, sebaiknya tajam. Tulang rusuk, jarak antar satu dengan lainnya cukup lebar, datar dan panjang. . area lipat paha, melengkung dalam dan bebas dari benjolan. Leher, panjang dan ramping dengan punuk yang medium besarnya dan bercampur menjadi satu secara licin ke daham pundak, kerongkongan bersih juga
gelambir dan dadanya.
--Kapasitas tubuh 25
Relatif besar dibandingkan dengan besar tubuh nya, kapasitas luas dan kuat. Lingkar dada, besar dan dalam dengan tulang-tulang rusuk bagian depan melengkung dengan baik dan menjadi satu dengan pundak, bagian belakang scapula penuh, penuh pada siku-sikunya dan dasar dadanya lebar. Lingkar perut, menahan kuat sekali, panjang dan dalam, tulang-tulang rusuk melengkung tinggi dan lebar, dalam dan lebarnya mengarah ke belakang makin besar.
--kondisi Umum 45
Sifat masing-masing yang menarik dengan kejantanannya yaitu kekar dan kuat, sesuai besarnya, bagian-bagian tubuh nya menjadi satu.
Tulang belikat, licin dan melekat kuat pada tubuh .Punggung, lurus dan kuat, pinggang lebar dan 22amper sama tingginya dengan punggung.
Kepala, bersih sesuai dengan besarnya tubuh , mulut besar, lubang bidung besar, rahang kuat, mata besar dan beratnya, dahi lebar dan sedikit berlegok, tulang hidung lurus dan telinga besarnya medium dan tegak. Pangkal ekor, terletak sama tinggi dengan punggung dan bebas dari benjolan, bentuk ekor yaitu ramping. Kaki, tulangnya datar dan kuat, tulang tumit kuat dan pendek, persendian tarsus bersih, dan bebas dari benjolan. Kaki depan, panjangnya medium, tegak dan jarak antara kaki kiri dan kanan cukup lebar dan terletak dalam segi empat.Kaki belakang, bila dilihat dari samping mulai dari persendian tarsus hingga tulang tumit 22amper tegak lurus dan bila dilihat dari belakang lurus dan jarak antara keduanya lebar. Pangpul, penjang, lebar dan 22amper sama tingginya dari tuber coxae hingga tuber ischii, kondisi bersih dan bebas dari benjolan, area pelvis tinggi dan lebar. jika cacat itu berat, maka ternak itu harus didiskualifi. Jadi ciri-ciri ini harus pertama-tama dipertimbangkan. diantara bagian-bagian lainnya.
cacat harus dibatasi sebagai suatu kesalahan yang besar, yang merugikan performance ,
berarti bahwa ternak itu tidak boleh menang cacat itu bervariasi dari yang ringan hingga berat ini yaitu wewenang juri ,Penilaian cacat pada sapi perah betina yaitu antaralain :
Pundak, yang berbentuk sayap scapula tidak melekat kuat pada tubuh diskriminasi ringan hingga berat, tergantung derajadnya. Titik pinggang lemah diskriminasi ringan. Letak pangkal ekor, ke kiri atau ke kanan, didiskriminasi ringan hingga berat. Muka, yang berputar wry face diskriminasi ringan hingga berat. Telinga, yang berputar didiskriminasi ringan. Rahang, yang pendek sekali, diskriminasi ringan hingga berat. Mata : sama sekali buta, didiskualifikasi; buta pada satu mata, sedikit didiskualifikasi; mata juling, sedikit diskriminasi.
Kaki : Persendian tarsus yang menjendol, diskriminasi ringan hingga berat. Tak ada tanduk, tidak didiskriminasi. Besar tubuh kurang, diskriminasi ringan hingga berat. Pincang, yang permanen sehingga fungsi kaki terganggu diskualifikasi. Lutut yang menonjol/menjendol, diskriminasi ringan hingga berat. Arthritis radang pada sendi-sendi , kaki belakang kejang, diskriminasi berat.
Ambing : Pertautan ambing lemah, diskriminasi ringan hingga berat. Satu atau kuarternya ringan, keras, puting susu yang tersumbat, diskriminasi ringan hingga berat. Bocor sedikit, diskriminasi ringan. Satu atau lebih kuarternya mati tak berfungsi didiskualifikasi. Air susu yang dihasilkan tidak normal berdarah, pekat atau cair sekali ; kemungkinan didiskualifikasi ringan hingga berat. Ambing pertautannya yang berantakan diskriminasi berat.
Pada sapi yang tidak berproduksi : jika diperoleh nilai skor sama, maka perlu dinilai saat sapi sedang berproduksi. Sapi dara yang freemartin, jika tidak membuktikan mau bunting didiskualifikasi, kondisi
yang gemuk sekali diskriminasi ringan hingga berat. Penilaian cacat pada sapi perah jantan pejantan biasanya sama dengan sapi betina,
kecuali mengenai kondisi testis. Sapi jantan dengan satu testis atau testisnya abnormal
didiskualifikasi. Luka kecil atau sementara, yang tidak mempengaruhi pemakaian sapi, diskriminasi
ringan. Bukti adanya perbaikan, sebab :
Sapi dara yang tidak beranak dan memperlihatkan memproduksi susu contoh sebab pemberian hormon didiskriminasi berat Operasi, yang menghilangkan sifat yang cacat dengan maksud supaya sapi terlihat tipenya baik, didiskualifikasi.
Pengamatan dari belakang, meliputi terlihat tajamnya pundak, licinnya pundak dan titlrlc dari
pundak; melengkungnya tulang-tulang rusuk depan dan belakang, lebar dan tingginya pinggang, lebar dan datarnya panggul, terutama lebarnya antara tuber coxae, area pelvis dan jarak antara tulang duduk, letak kaki, terutama lebar jarak antara persendian tarsus dan rampingnya paha.
Penilaian dilakukan dengan pengamatan, perabaan dan Pengamatan dari depan meliputi, bentuk dan sifat-sifat dari kepala, lebar dan dalam dan bentuk kaki. Pengamatan dari samping meliputi kondisi umum dan simetrisnya bentuk tubuh , profil kepala, panjang dan rampingnya leher, dalamnya tulang-tulang rusuk, depan dan belakang, lingkar perut, kapasitas tubuh , komformasi pundak, ratanya punggung, termasuk panjang dan tingginya pinggang dan panggul besarnya ambing, bentuk ambing, susunan ambing letak kaki, yang menunjang kompormasi tubuh .
Kelenjar ambing sebagai patokan ciri ciri dari semua makhluk mamalia yaitu rekayasa kelenjar kulit, termasuk kelenjar eksokrin, yang berfungsi untuk mensekresi susu untuk perawatan anaknya, sesudah lahir. Kelenjar in tumbuh selama kebuntingan dan mulai mensekresi susu sesudah partus. Kelenjar ambing yaitu bagian integral dari proses reproduksi, sebab pertumbuhan dan pertumbuhan nya atur oleh beberapa hormone yang mengatur proses reproduksi. Sapi perah memiliki kelenjar ambing yang paling besar diantara ternak mamalia, sebagai hasil dari pengaturan system perkawinan dan seleksi beberapa generasi yang bertujuan untuk memproduksi susu dalam jumlah besar, melebihi kebutuhan anaknya. Untuk memproduksi susu dalam jumlah banyak diperlukan sel-sel sekretori dalam jumlah banyak dan metabolisme yang cepat, Amabing sapi perah yaitu gabungan dari 4 kelenjar mama dinamakan kuarter, masing-masing terpisah satu sama lainnya. Kelenjar ambing bagian kanan dan kiri terlihat terpisah dengan jelas, sedang pemisahan antara kelenjar ambing depan dan belakang sangat jarang terlihat. Dilihat dari samping bagian bawah ambing semestinya
terlihat mendatar kearah depan, melekat dengan kuat pada bagian didnding perut. Pada bagian belakang rear ambing harus tinggi dan lebar dan masing-masing kuarter terlihat simestris. kondisi ambing bagian luar ini berkaitan erat dengan produktifitas ternak perah sepanjang hidupnya, dan dipakai sebagai kriteria untuk menilai ternak perah saat kontes dan scoring dalam menggolongkan tipe 2 sapi perah. Ambing memiliki berat hamper 12.5 hingga 30 kg atau lebih dalam kondisi kosong, tidak mengandung susu, memiliki ruang yang cukup besar untuk menampung produksi susu dalam jumlah besar, namun tidak terlalu besar, sehingga tetap dapat bertaut dengan kuat pada dinding perut bagian bawah dan belakang. Berat ambing ini berkaitan erat dengan produksi susu. biasanya volume ambing bagian belakang lebih besar dari bagian
depan dan mensekresikan rata-rata 60% jumlah susu yang dihasilkan setiap hari. Susu yang dihasilkan pada setiap klenjar dikeluarkan melalui puting susu. puting susu depan lebih pendek dari puting belakang. Sapi dengan puting susu panjang biasanya memerlukan proses pemerahan lebih lama dibandingkan dengan sapi dengan puting susu pendek. ciri puting susu yang baik untuk proses pemerahan yang efisien yaitu : 1
ukurannya sedang, 2 letaknya bagus, 3 memiliki tekanan yang cukup pada otot spincter disekitar lobang puting sehingga susu mudah keluar namun tidak bocor saat tidak diperah. Hampir 25 % sapi perah memiliki puting susu berlebih yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan kelenjar susu dibagian dalam kelenjar ambing. Kelebihan puting ini harus dihilangkan pada masa pedet untuk menjaga keindahan bentuk ambing dan
mencegah masuknya kuman pemicu mastitis.
Pada bagian dalam ambing tersusun dari beberapa system yaitu : 1 struktur penyokong, 2
system pembuluh darah, 3 system pembuluh limpa, 4 system susunan saraf , 5 system
saluran susu untuk menyimpan dan mengalirkan susu 6 unit sekretori dari sel epithel yang berbentuk bulat dan didalamnya berongga dinamakan alveoli. Masing-masing ke 6 system ini memiliki peran berkaitan langsung atau tidak langsung dengan sinthesa susu,
.
Struktur penyokong kelenjar ambing terdiri dari : kulit, ligamentum suspensorium lateral,
ligamentum suspen sorium medialis. Kulit. Fungsi penyokong dari kulit sangat kecil, namun kulit melindungi bagian dalam ambing dari kondisi luar goresan, tekanan dan dari mikroba pencemar. Jaringan ikat yang sangat halus melekatkan kulit dengan ambing dan ambing depan melekat pada dinding perut dengan bantuan jaringan ikat yang tebal . jika ambing terlalu berat atau jaringan
ikat penghubung yang tidak kuat memicu terpisahnya ambing dari dinding perut. Ligamentum Suspensorium Lateralis. Jaringan ikat suspensorium lateralis yaitu penyokong utama kelenjar ambing Pita jaringan ini berserabut, tidak
elastic, muncul mulai dari tendon tepat diatas dan posterior ambing . Jaringan ikat suspensory lateral ini memanjang ke sepanjang bagian sisi ambing secara teratur memasukkan lempengan jaringan ke dalam kelenjar sebagai penyokong untuk bagian dalam ambing. Jaringan Ikat ini memanjang ke bagian tengah dari dasar ambing dan menyatu
dengan otot suspensorium medialis.
Ligamentum Suspensorium Medialis Pita Jaringan Ikat Penyokong Medialis . Pita jaringan ikat yaitu struktur penyokong utama ambing. Jaringan ikat ini tersusun dari jaringan elastic yang muncul dari bagian tengah median dari dinding perut memanjang diantara dua bagian kanan dan kiri ambing, bertemu dan menyatu dengan jaringan ikat penyokong lateralis pada dasar ambing. Jadi masing masing setengah bagian kanan dan kiri ambing di sokong dalam gendongan jaringan ikat. Sifat elastis jaringan ikat penyokong medialis
diperlukan untuk memberi keleluasaan pada ambing untuk memperbesar volumenya saat
terisi oleh susu dengan cara memanjang kearah luar tubuh. Tekanan yang besar dan berulang-
ulang pada jaringan ikat penyokong medialis pada sapi yang berproduksi tinggi memicu perpanjangan permanen, sehingga ambing berubah bentuk menjadi pendulus. kondisi ambing seperti ini lebih mudah terpapar mastitis. Oleh sebab itu saat seleksi pertautan ambing yang kuat lebih disukai. Darah yang mengandung oksigen mengalir dari jantung melalui aorta dan rangkaian pembuluh arteri darah dibawa ke ambing dari dua buah arteri pudenda eksterna. Kedua arteri ini menembus diding perut melalui cicin inguinalis , satu masuk ke ambing bagian kanan dan satu lagi masuk ke ambing bagian kiri. Begitu masuk ke
dalam ambing, pembuluh arteri ini berubah namanya menjadi arteri mamaria. Arteri mamaria
ini membentuk cabang yaitu arteri mamaria cranialis dan arteri mamaria caudalis. Arteri
mamaria cranialis menyuplai darah segar untuk ambing bagian depan dan caudalis untuk ambing bagian belakang. Arteri 2 ini membentuk cabang beberapa kali menjadi pembuluh darah kapiler yang membawa darah ke dalam sel-sel yang menyusun kuarter ambing depan dan belakang. Sebagian kecil darah segar dibawa ke ambing melalui pembuluh darah perineal. Darah kotor dari ambing dibawa kembali kejantung melalui pembuluh vena. Pembuluh vena ini mulai dari vena kapiler berdampingan dengan pembuluh arteri kapiler. Pembuluh vena kapiler ini lalu menyatu membentuk pembuluh darah vena yang mengalirkan darah kotor dari ambing. Pada bagian atas dari ambing, pembuluh vena ini bertemu membentuk lingkaran vena. Pada titik inilah darah meninggalkan ambing melalui 2 rute. Rute 1 melalui vena pudenda eksterna sejajar dengan arteri pudenda eksterna menuju vena cava lalu kejantung. Rute 2 terdiri dari 2 vena dinamakan vena sub-cutaneous abdominal atau vena susu yang muncul pada sudut anterior depan dari ambing. Vena susu ini mengarah kedepan sepanjang garis ventral dinding perut bagian bawah dinding perut , tepat dibawah kulit. Vena ini menembus rongga dada pada susia susu, bergabung dengan vena cava anterior, masuk ke jantung, saat sapi dalam posisi berdiri, maka darah kembali kejantung melalui vena susu,
sedang jika dalam posisi rebah maka darah kotor kembali ke jantung melalui vena pudenda ekterna. saat laktasi yaitu sesudah partus awal laktasi aliran darah ke ambing meningkat hingga 180%. Untuk membentuk 1 liter susu diperlukan aliran darah sebesar 500 ,Sistem limfatika terdiri dari cairan limfe, nodus limfatikus dan saluran limfe. Limfe yaitu cairan jaringan yang tidak berwarna yang dialirkan dari rongga di dalam jaringan oleh
saluran limfe. Cairan limfe berasal dari filtrat serum darah dan komposisinya sama dengan komposisi darah namun cairan limfe tidak mengandung butir darah merah dan kadar proteinnya hanya 50% dari kadar protein darah. saat partus jumlah cairan limfe yang keluar dari sel jaringan pada ambing lebih banyak dari jumlah yang dapat dialirkan dari
ambing ke pembuluh limfe. Akibatnya sebagian cairan limfe terakumulasi di ruang intraseluler jaringan sehingga menimbulkan edema/pembengkakan. Inflamasi terjadi pada 17-26% sapi pada saat-saat menjelang partus. Berulangnya masalah edema ini memicu terjadinya ambing pendulus dan meningkatkan terbentuknya jaringan ikat pada ambing. Pembengkakan yang dahsyat biasanya terjadi pada sapi dara melahirkan pertama kali. Nodus limfatikus dari ambing dan dan nodus yang lain tersebar di seluruh tubuih,
berperan penting dalam ketahanan terhadap penyakit. Nodus limfatikus membentuk butir
darah putih limfosit yang berperan dalam imunitas tubuh. Nodus limfatikus juga
menghilangkan bakteri dan benda asing lainnya. jika ada infeksi seperti mastitis maka nodus limfatikus meningkatkan produksi limfositnya dan mengeluarkannya kedalam saluran limfe dan lalu dituangkan kedalam aliran darah di vena cava anterior. lalu dibawa ke ambing untuk melawan infeksi. .
Lapisan dalam ambing dilengkapi sistem saraf yang terdiri dari 2 tipe syaraf, yaitu serabut syarafafferent sensoris dan serabut syaraf efferent simfatis. Fungsi serabut syaraf simpatis pada ambing yaitu untuk mengendalikan penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi otot-otot polos yang mengelilingi saluran-saluran susu dan otot-otot spinkter dari puting susu. Rangsangan yang mengejutkan pada sapi memicu sistem simpatetik mengeluarkan hormon syaraf epineprin, yang mengecilkan pembuluh darah dan
sehingga mengurangi produksi susu.
Sistem saluran susu pada ambing terdiri dari satu seri saluran mulai dari alveoli dan berakhir pada streak kanal dari puting susu. Sistem saluran susu dan jaringan sekretori kelenjar ambing ini dipegang oleh pita-pita jaringan ikat yang ada diseluruh kelenjar ambing . Namun jaringan ikat yang terlalu banyak pada ambing atau meaty udder yaitu kurang baik. Ambing yang baik sebaiknya sebagian besar terdiri dari jaringan sekretori dan hanya sedikit jaringan ikat.
puting susu yaitu suatu strukruktur yang di tutupi oleh kulit yang tidak mengandung kelenjar kulit. Pada Bagian bawah puting ada streak canal yaitu
suyat saluran yang bagian dalamnya dilapisi oleh sel-sel yang membentuk lipatan-lipatan seperti
garis-garis yang berfungsi untuk menutup saluran ini pada tenggang waktu antar pemerahan. puting berfungsi untuk mengeluarkan susu saat pemerahan. Panjang streak kanal antara 8-12 mm. sel-sel pada streak kanal memproduksi cairan seperrti lemak yang bersifat bakteriostatik sehingga mencegah masuknya mikroba kedalam ambing yang memicu mastitis. Streak canal juga ditutup oleh otot sphincter yang mengatur mudah dan sulitnya pemerahan . jika otot sphincter keras dan erat maka susu sulit diperah/ pengeluaran susu lama, jika longgar maka pemerahan cepat namun resiko masuknya kuman penyakit besar.
Gland Cistern kantong Kelenjar . Kantong kelenjar yaitu tempat penyimpanan susu sementara dan dalam jumlah terbatas, sesudah di keluarkan dari jaringan sekretori. Kantong kelenjar mampu menyimpan susu hingga 1 pint. Besar kecilnya kantong kelenjar tidak mempengaruhi jumlah produksi susu , puting susu bertemu dengan kantong kelenjar pada dasar ambing. Antara kantong kelenjar dan puting susu ada jaringan yang berlipat-lipat dan melingkar dinamakan
circular fold . Kadang -kadang saat sapi dara melahirkan jaringan melingkar ini menutup saluran dan memisahkan kantong puting dengan kantong kelenjar sehingga susu tidak dapat dikeluarkan dari kantong kelenjar. Dari kantong kelenjar akan muncul 12 - 50 percabangan berbentuk saluran susu dinamakan major Duct atau saluran besar. saluran besar ini bercabang dan bercabang lagi dan akhirnya terbentuk saluran terakhir yang mengalirkan susu dari alveolus. saluran -saluran besar dilapisi oleh 2 lapisan sel epitel, yang tak berfungsi mensekresi susu. Jadi saluran yang lebih besar dari saluran terakhir hanya menyimpan susu sementara dan mengalirkan susu dari alveolus.
Alveoli yaitu suatu struktur berbentuk bulat berongga yang tersusun dari satu lapisan sel epitel, jaringan pembuluh darah kapiler vean dan arteri , pembuluh limfe, jaringan otot polos myoepithel. Sel -sel epithel yang melapisi permukaan bagian dalam alveoli berfungsi mengambil nutrient dari darah dan mengubah nya menjadi susu, lalu melepaskannya kedalam rongga lumen masing-masing alveolus. Disamping itu pembuluh kapiler venule akan mengambil sisa-sisa metabolisme dari sel alveolu. Setiap Alveous juga dibungkus oleh jaringan sel myo-epitel. saat pemerahan
jaringan otot polos myo-epitelium berkontraksi , sebagai tanggapan adanya hormone oksitosin ,
sehingga susu keluar dari lumen alveolus ke saluran susu dan lalu ke kantong kelenjar
dan kantong puting Pada periode laktasi alveoli tumbuh sempurna, dan beberapa 150 - 225 alveoli
membentuk lobules, dan lobules berkumpul menjadi satu dibungkus oleh jaringan ikat
membentuk lobus. Lobus ini dapat dilihat oleh mata telanjang. tahap pertumbuhan ini dinamakan pertumbuhan lobulo-alveolar. Susu yaitu suatu larutan yang tidak biasa, sebab disamping air, mengandung nutrient yang hampir sempurna bagi manusia atau anak mamalia. Untuk memperoleh air susu manusia tergantung kepada kelenjar mama. Secara biologis air susu yaitu hasil pemerahan kelenjar mama yang dilakukan berkelanjutan , tanpa ditambah atau dikurangi sesuatu pun dari nya. Proses sintesa air susu oleh kelenjar mama perlu dipahami agar susu yang diproduksi oleh kelenjar ambing dapat maksimal , kelenjar ambing sapi perah yang berproduksi tinggi tumbuh dan berkembang secara tidak normal, sebagai hasil dari seleksi yang berlangsung selama puluhan tahun. Produktivitas induk sapi perah ditentukan oleh kelenjar ambingnya. Potensi produksi susu ini bervariasi diantara tipe dan antar masing-masing di dalam suatu tipe sapi perah. Tinggi rendahnya produksi susu ini sebagian dipengaruhi oleh variasi genetis yang berkaitan dengan sekresi hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan kelenjar ambing, sekresi susu dan pengeluaran air susu. Induk sapi yang berproduksi tinggi, yaitu sapi yang secara genetis memiliki kelenjar endokrin yang mampu memproduksi hormon yang mencukupi untuk pertumbuhan kelenjar ambing, sekresi susu dan pelepasan air susu. Susu yang dihasilkan oleh seekor sapi dasarnya ditentukan oleh sifat genetisnya, namun sebagian besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: cuaca,makanan , teknik pemerahan ,
Pelepasan susu ke dalam lumen alveolus terjadi tanpa menampakkan bagian dalam sel. Komponen masing-masing al susu disimpan terpisah di dalam sel ambing. sebab itu, susu sebetulnya belum terbentuk hingga komponen susu masuk ke lumen alveoler tempat komponen-komponen ini bercampur. Butir lemak terbentuk di sebagian kecil sel. lalu , ukurannya membesar dan bergerak gerak perlahan ke lumen alveoler. Membran sel membungkus butir lemak saat butir lemak menekan ke luar sel. lalu , butir lemak dijepit oleh
membran luar permukaan sel dan menjadi bebas di dalam alveolus. Sebaliknya, protein susu
dibungkus di dalam sel ambing seperti butiran asing di dalam vakuola. Lalu, protein susu
dilepaskan ke dalam lumen alveoli tanpa melepaskan penutup membran sel. Laktosa ada
dalam vakuola sekretori dan dilepaskan ke lumen alveoler bersama dengan protein. beberapa
air dialirkan ke susu melalui vakuola. Mekanisme yang memicu sisa komponen kimia susu memasuki lumen alveoli belum diketahui.
Refleks Pengeluaran-susu beberapa kecil susu yang ada di dalam sisterne dan pembuluh besar ambing dapat keluar sesudah melewati daya tahan otot spinkter yang mengelilingi saluran keluar puting. namun , sebagian besar susu yang ada dalam ambing harus dipaksa keluar dari alveoli dan pembuluh kecil susu dengan pengaktivan refleks neoro-hormonal dinamakan pengeluaran susu milk ejection atau penurunan susu milk let down .
Refleks pengeluaran susu meliputi aktivasi syaraf di kulit puting yang peka terhadap sentuhan atau suhu . Rangsangan syaraf melalui sumsum tulang belakang hingga ke nuklei paraventrikuler dari hipotalamus dan lalu berjalan ke pituitari posterior tempat dilepaskannya oksitosin ke dalam aliran darah. Oksitosin menyebar di kapiler dan memicu kontraksi sel myo-epitelial yang mengelilingi alveoli dan pembuluh-pembuluh lebih kecil. Aksi pemerahan ini meningkatkan tekanan intramamari dan memaksa susu melalui pembuluh pergi ke sisterne puting dan ambing. Kontraksi sel myo-epitelial terjadi dalam 20-60 detik sesudah perangsangan puting. Pelepasan kedua oksitosin dapat terjadi, namun lebih sukar dari pelepasan pertama, biasanya tanggapan tidak terjadi secara penuh. Sesudah pelepasan oksitosin aliran susu berkurang sesuai dengan waktu, tanpa diperhatikan jumlah susu dalam ambing. Hal ini mungkin sebab kelelahan sel myo-epitelial atau ketidakaktivan oksitosin. waktu yang diperlukan untuk setengah aktivitas oksitosin di dalam darah sapi menghilang hanya dalam 1-2 menit, dan level efektif berakhir dalam 6-8 menit. sebab itu, yaitu
hal yang penting mengeluarkan susu dengan cepat saat oksitosin memicu kontraksi sel myo-epitelial.
sebelum oksitosin dilepaskan, rangsangan syaraf berjalan langsung dari puting melalui sumsum tulang belakang ke otot halus di pembuluh besar ambing. Otot-otot halus ini lalu berkontraksi. kondisi ini memicu pembuluh ambing memendek dan membesar dan membantu mengalirkan susu melalui sistem pembuluh ke arah sisterne. Sel myo-epitel berkontraksi sebagai tanggapan terhadap rangsangan mekanis langsung. sebab itu, pemijatan ambing sebelum pemerahan memicu tambahan beberapa susu dari alveoli. Rangsangan luar seperti pencucian ambing akan mengawali refleks pengeluaran-susu. Rangsangan terkuat untuk melepaskan oksitosin yaitu kehadiran pedet. Rangsangan lain yang berkaitan dengan pemerahan yaitu suara ribut, pemberian makanan , keberadaan pemerah, dan koitus. Refleks pengeluaran-susu dapat dihambat juga, jika kondisi lingkungan yang tidak menyenangkan saat pemerahan akan memicu sistem syaraf simpatetik membebaskan epineprin dari medula adrenal ke dalam darah. Epineprin yaitu vasokonstriktor kuat yang mampu mengurangi pasokan darah ke ambing dan sebab itu menghalangi oksitosin hingga ke sel myo-epitelial dalam jumlah yang cukup untuk memproduksi kontraksi. Injeksi
oksitosin saat ini tidak efektif. Beberapa bukti juga menandakan bahwa epineprin dapat langsung menghambat sel myo-epitelial metanggapan oksitosin. Hambatan refleks juga terjadi bila ambing berisi penuh susu. Pada masalah ini, aliran darah kapiler berkurang sangat banyak sehingga oksitosin tidak bertahan lama di myo-epitelium.
Gangguan emosional yang terjadi sebelum pengaktivan refleks pengeluaran-susu dapat
mencegah pelepasan oksitosin dari pituitari posterior. Pada kondisi ini, injeksi oksitosin akan
memicu sel myo-epitelial berkontraksi sehingga vasokonstriksi tidak terjadi. Ini yaitu contoh penghambatan refleks pada taraf sistem syaraf pusat. Tipe penghambatan ini paling sering ditemui pada dara yang beranak pertama kali dan lalu masuk ke masa produksi. Injeksi oksitosin pada beberapa kali pemerahan dapat mengatasi hal ini. produksi seluruh laktasi berkurang sebab pemerahan tak lengkap. saluran susu sapi harus terbuka agar mendapat susu, dan tidak ada bukti bahwa otot spinkter mengendur selama pemerahan. sebab itu, beberapa mekanisme eksternal harus dipakai untuk mengalahkan daya tahan ketahanan otot ini.
- Pemerahan tangan masih dilakukan di Amerika pada masalah yang berkaitan dengan
penyakit dan luka, yang mungkin pemerahan dengan tangan lebih baik dari mesin. Pemerahan dengan tangan secara hati-hati menjepit puting di antara jari telunjuk sertabu jari. lalu , susu di dalam puting ditekan ke luar oleh tekanan jari-jari lain pada puting. lalu jari telunjuk sertabu jari mengendor sehingga puting terisi kembali, dan siklus diulang. Pemerahan tangan yang baik dapat mengeluarkan susu lebih banyak dari mesin
perah.
-Pemerahan dengan Mesin Mulai dipakai tahun 1895. memakai cara tekanan negatif dan
atmosfir secara bergantian, disini diperlukan mangkok puting kamar ganda tempat puting
berada. Ruangan dimana puting ada terus menerus kosong untuk membuka lubang puting dan
menahan mangkok puting tetap pada puting.
-Selama menyusui, pedet menekan lidahnya ke sekitar puting dan ke arah langit-langit dan
memproduksi tekanan negatif sebab rahang terpisah atau penarikan ulang lidah. Tekanan positif terjadi di sekitar puting saat pedet menelan. Siklus menelan dan menghisap terjadi sebanyak 80 kali secara bergantian setiap menit. berdasar percobaan, pedet memproduksi perbedaan tekanan di depan puting susu sebesar 535 mm Hg sedang pemerahan mesin dan tangan hampir memproduksi perbedaan tekanan sebesar 310 dan 352 mm Hg. Isapan pedet juga yaitu metode tercepat untuk memindahkan susu dari ambing.
-Sekresi ambing dihasilkan hanya sesudah pembentukan sistem lobuli-alveoler. sebab itu,
pada dara bunting sekresi tidak tampak hingga pertengahan kebuntingan. Berbagai enzim yang diperlukan untuk sintesis susu ada dalam sel ambing yang dibentuk sebelum beranak. Saat beranak, hormon memicu peningkatan produksi susu. Sekresi yang dibentuk sebelum beranak yaitu kolostrum yang alami dan bukan susu murni.
Permulaan Laktasi. Selama kebuntingan, progesteron menghalangi sekresi α-laktalbumin
salah satu protein susu . Halangan ini cukup untuk mencegah sintesis susu selama sebagian
besar periode kebuntingan dara. Juga, titer tinggi progesteron menghalangi mulainya laktasi
pada induk sapi saat periode kering. Progesteron tidak efektif menghalangi kerjasama kebuntingan dan laktasi namun sebaliknya, laktasi segera dihalangi bila sapi laktasi menjadi bunting. Segera sebelum beranak titer progesterone menurun, sedang estrogen, ACTH, dan level prolaktin meningkat. Pemberian adrenal kortikoid atau estrogen mengawali laktasi sapi perah.
Pemeliharaan Laktasi. Sesudah sapi beranak, produksi susu meningkat cepat dan mencapai
maksimum pada 2 hingga 6 minggu. lalu hasil susu secara beraturan menurun. Batasan dipakai untuk meguraikan laktasi. Milk secretion susu melibatkan sintesis intraseluler susu dan laju alir susu dari sitoplasma ke dalam lumen alveoli. pengeluaran susu melibatkan pengeluaran pasif susu dari puting, sisterne kelenjar, dan saluran utama dan pengeluaran aktif susu yang dipicu oleh kontraksi sel mio-epitel sekitar alveolus sebagai tanggapan terhadap oksitosin. Laktasi terdiri dari sekresi susu dan pengeluaran susu, Sapi perah, yaitu ternak ruminansia memiliki lambung yang terdiri dari 4 bagian. pertumbuhan lambung dan atau intestin pada ternak ruminansia mengalami rekayasa , sebab mampu memanfaatkan selulosa dan polisakarida tanaman.
Selulosa yaitu struktur karbohidrat yang berperan sebagai kerangka pada semua tanaman dan yaitu salah satu bahan organik yang ketersediaannya sangat berlimpah bagi kehidupan temak herbivora. Hanya ternak ruminansia yang mampu mendegradasi sclulosa tanaman menjadi suatu komponen yang bermanfaat membentuk produk-produk, Kemampuan memanfaatkan selulosa
polisakarida tanaman ini dimungkinkan sebab adanya beberapa fungi dan bakteri dalam lambung yang memproduksi enzim selulolitik yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi selubiosa dan glukosa. Ruminansia juga mampu memanfaatkan senyawa nitrogen non-protein .
makanan yang diambil oleh lidah, masuk rongga mulut, melalui esophagus lalu masuk ke dalam rumen, bercampur dengan cairan rumen dan difermentasi oleh mikroba rumen. Sebagian makanan ini mengalami proses regurgitasi untuk mastikasi menjadi lebih halus, lalu kembali ke rumen dan reticulum untuk fermentasi lebih lanjut. Proses fermentasi makanan di dalam rumen dan reticulum memproduksi asam-asam lemak VFA yang lalu diserap oleh darah. Sebagian lagi makanan berjalan ke omasum dan abomasums untuk pencernaan lebih lanjut. lalu masuk ke dalam usus halus, dicerna menjadi senyawa yang diabsorpsi oleh darah dan sisa metabolisme di keluarkan melalui feses.
Di dalam rongga mulut ada beberapa alat pencernaan yaitu lidah, gigi , kelenjar saliva . Sapi perah memiliki lidah yang panjang, dapat digerakkan untuk mengambil makanan rumput dan meletakkannya diantara gigi dan gusi atas,
Sapi perah dewasa memiliki gigi berjumlah 32 terdiri dari: 4 gigi seri kanan dan kiri, 3 geraham depan bawah kanan dan kiri dan 3 geraham depan atas kanan dan kiri, 3 geraham belakang bawah kanan dan kiri dan 3 geraham belakang atas kanan dan kiri. Alat bantu pencernaan ketiga yaitu kelenjar yang mengeluarkan saliva, Pada
sapi kelenjar saliva ini dinamakan :
Kelenjar Parotid : terletak di depan telinga ,
Kelenjar submaksilaris : ada pada rahang bawah , Kelenjar ventral sublingual : dibawah lidah ,
Kelenjar saliva inferior molar , Buccal, Kelenjar palatine : dibagian langit-langit mulut ,
faringeal , kelenjar labial ,
Esofagus
yaitu suatu saluran yang menghubungkan rongga mulut dengan rumen. Panjangnya kira-kira 3.5 kaki atau 106.7 cm . makanan yang sudah bercampur dengan saliva di mulut bergerak gerak melewati esophagus menuju rumen, dan sebaliknya makanan dalam rumen bergerak gerak keatas ke rongga mulut melalui esophagus untuk mastikasi ulang sebelum ditelan kembali.
Retikulum yaitu lambung bagian terdepan cranial dan yaitu bagian rumen dimana dinding retikulum mengandung membrane mukosa dan ada banyak
lekukan berbentuk kotak-kotak seperti sarang lebah atau jala sehingga retikulum juga sering
dinamakan sebagai perut jala atau honeycomb. Retikulum dan rumen dipisahkan oleh dinding
pillar yang rendah, sehingga isi rumen sangat mudah tercampur dengan isi reticulum sehingga kedua bagian lambung ini dinamakan retikulo-rumen. Pada bagian kanan retikulum ada lubang untuk masuk ke omasum. Pada reticulum juga ada suatu lekukan cekungan yang menghubungkan esophagus dan omasum, dinamakan esophagial
groove atau sulcus oesophagii. Pada pedet masa menyusui dinding esophageal groove ini
memanjang keatas sehingga dari bentuk cekungan esophageal groove berubah menjadi bentuk pipa saluran yang menyalurkan susu dari mulut melalui esophagus langsung ke omasum, sehingga susu langsung ke omasum, abomasums, dicerna di usus halus dan diserap oleh darah ,
Lambung sapi ruminansia dinamakan rumen, yaitu suatu kantong yang terdiri dari 4 bagian yang dipisahkan oleh pita otot dinamakan pilar. Masing-masing bagian ini :
1. Rumen bagian atas Dorsal sac
2. Rumrn bagian bawah Ventral sac
3. 2 kantong bagian belakang Posterior sacs
Gerakan otot-otot pilar pada rumen memicu isi rumen bergerak gerak memutar sehingga tercampur merata dengan cairan rumen. Pada permukaan dinding rumen bagian dalam dilapisi membrane mukosa yang ada tonjolan-tonjolan otot halus dinamakan papilla yang memicu permukaan dinding rumen untuk absorpsi nutrient menjadi lebih luas. Tonjolan ini berwarna hitam,lembut sehingga rumen juga dinamakan perut beludru
Rumen dan reticulum sapi mampu menyimpan makanan dalam jumlah besar sebab volumenya mencapai 50 galon,
Omasum yaitu lambung ruminansia yang dinding bagian dalamnya dilapisi oleh lamina pada permukaannya menambah luas permukaannya. Lamina ini terdiri atas lipatan-lipatan fold sehingga nampak berlapis-lapis, tersusun seperti halaman-halaman buku, sehingga omasum juga dinamakan perut buku atau manyplies. Omasum dihubungkan dengan retikulum oleh sebuah lubang dinamakan retikulo-omasal.
Abomasum yaitu perut sejati dan yaitu bagian dari lambung ruminansia yang mengeluarkan getah lambung. Bagian permukaan dinding abomasums dilapisi oleh lipatan-lipatan mukosa, sehingga memperluas area untuk mensekresikan getah lambung dan juga area penyerapan nutrient oleh darah. Pada pedet yang baru lahir, 80% volume perut yaitu abomasum, sedang pada ternak dewasa rumen berkembang sangan pesat sehingga ukuran abomasums menjadi sangat kecil yaitu hanya 10% dari kapasitas lambung.
Usus halus yaitu saluran pencernaan yang mengeluarkan enzyme-enzym untuk proses pencernaan makanan yang masuk dari abomasum melalui pylorus dan duodenum. Duodenum yaitu bagian atas dari usus halus. Usus halus yaitu saluran pencernaan yang kecil panjang dan berlipat-lipat, dengan diameter 5 cm dan panjang mencapai 4200 cm. dinding bagian dalam usus halus ini penuh dengan vili yang membantu mencampurkan isi makanan usus halus dengan enzyme pencernaan dan memperluas area penyerapan nutrient dari hasil merabolisme,
Sekum pada sapi perah kecil dan perannya tidak menonjol
Isi usus halus bergerak gerak menuju sekum dan usus besar. Usus besar yaitu saluran pencernaan dengan panjang kira-kira 1050 cm dan diameter 5-12,5 cm dan berakhir di anus.
Peran dari saluran pencernaan yaitu untuk mengubah makanan yang dikonsumsi oleh ternak menjadi senyawa kimia yang dapat diserap oleh darah di dalam saluran pencernaan sebagai nutrient untuk membangun jaringan tubuh dan berproduksi. saluran pencernaan juga yaitu alat untuk membuang kotoran sisa-sisa metabolisme dan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna. Proses-proses ini yaitu proses pencernaan, yang
pada ruminansia terdiri dari : mastikasi, salvias, ruminasi, mencerna dan absorpsi
Kolostrum susu jolong yaitu air susu pertama kali yang dihasilkan sapi sesudah beranak, sesudah 5 hari dari saat beranak air susu sapi sudah normal kembali, kadang sesudah 10 - 15 hari sesudah beranak baru menjadi normal kembali. biasanya sapi yang baru beranak pertama kali mengeluarkan kolostrum lebih lama dibandingkan sapi yang sudah berulang kali beranak. Kolostrum sangat kental, berlendir dan berwarna kuning kemerahan, warna kemerahan ini akan hilang tinggallah wama kuning yang perlahan-lahan berubah menjadi agak muda yang akhirnya berwarna seperti air susu normal. Dibandingkan dengan air susu normal, kolostrum lebih banyak mengandung vitamin
terutama vitamin A, riboflavin, asam askorbat, vitamin D, protein dan antibodi : globulin,
mineral Fe, Ca, Mg, Cl, P namun lebih sedikit mengandung laktosa dan kolostrum memicu mencret dan sebagai laksansia membantu pencemaan anak sapi. sudah diketahui selama fetus berada dalam kandungan di dalam saluran, pencernaannya tertimbun kotoran hitam meconeum = tahi gagak yang yaitu media baik untuk perkembangbiakan bakteri. Untuk hal itu pedet sesudah lahir, selama 4 hari pertama harus memperoleh kolostrum.
Komposisi Air Susu dan Kolostrum
Penyusun Kolostrum Air Susu Normal
Bahan kering 28,30 12,80
Lemak 0,15-12,00 4,00
Laktosa 2,5 4,8
Protein : 21,32 : 3,34 :
Kasein 4,76 2,80
Albumin 1,50 0,54
Globulin 15,06 -
Abu 1,58 0,72
Globulin yang ada dalam kolostrum, sesudah diisap pedet masuk ke dalam alat pencernaannya
lalu diserap darah diedarkan ke seluruh tubuh, dan akan membantu mencegah kemungkinan terjadinya infeksi, globulin disini dikenal sebagai zat pelindung antibodi .
makanan yang masuk keroingga mulut dikunyah tidak begitu lumat, hanya untuk mencampur makanan dengan saliva dan membentuk bolus yang lalu ditelan. Pengunyahan makanan hingga halus dilakukan saat sapi istirahat dengan memuntahkan kembali makanan dari rumen ke dalam rongga mulut . Mastikasi atau mengunyah menghaluskan ukuran makanan sehingga memperluas permukaan makanan yang akan berinteraksi dengan mikroba rumen sehingga mempercepat proses fermentasi metabolisme di dalam rumen, meningkatkan metabolisme oleh getah lambung di dalam abomasums dan usus halus.
Kelenjar saliva yang ada di dalam mulut akan mengeluarkan saliva dalam jumlah banyak, terutama jika sapi mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak rumput . Saliva memiliki dua fungsi yaitu: sebagai pelicin sehingga makanan mudah ditelan, dan sebagai buffer . Pada sapi saliva besifat alkalin dengan pH sekitar 8,2 sehingga mampu menetralkan asam-asam organic yang diproduksi oleh mikroba, sehingga pH rumen tetap antara 6 - 7 dan sangat sesuai untuk pertumbuhan dan aktivitas mikroba. Sifat saliva ini
juga mencegah terbentuknya buih yang mengarah ke pada terjadinya bloat di dalam rumen.
makanan yang masuk ke dalam retikulo-rumen yang mengandung ratusan juta mikroba bakteri dan protozoa .Bakteri yaitu tanaman bersel tunggal, sedang protozoa yaitu hewan bersel tunggal yang makan bakteri dan makanan . Mikroba ini mendegrdasi karbohidrat kompleks dari makanan : selulosa dan hemiselulosa melalui prosess fermentasi
mengeluarkan enzym menjadi senyawa asam lemak rantai pendek. Asam-asam lemak ini lalu diserap kedalam darah sebagai sumber energi atau sumber karbon untuk sintesa senyawa-senyawa penting termasuk lemak susu. Protein makanan di degradasi menjadi senyawa peptide, asam-asam amino, ammonia dan amine. Senyawa ini dipakai oleh mikroba utk pertumbuhan dan membentuk sel tubuhnya. Mikroba ini lalu masuk ke dalam saluran usus halus, dicerna sebagai sumber protein inangnya sapi . sehingga pada ternak ruminansia apapun bentuk protein makanan , akan didegradasi oleh mikroba rumen menjadi protein mikroba terlebih dahulu sebelum menjadi sumber protein bagi ternaknya. makanan yang belum terdegradasi oleh mikroba rumen, sebab gerakan tulang iga, diafragma, rumen dan reticulum, kembali ke mulut regurgitasi/dimuntahkan untuk mastikasi lebih lanjut, sebelum ditelan kembali kedalam rumen, agar dapat di fermentasi oleh mikroba rumen. Proses mastikasi kembali ini dinamakan ruminasi. Sebagian besar makanan ternak sapi perah terdiri dari karbohidrat, terutama
selulosa dan pati. Kedua komponen makanan ini tersusun dari rangkaian glukosa, namun ada perbedaan rangkaian glukosa pada pati dan pada selulosa. Perbedaan ini memicu ternak non ruminansia hanya dapat menghidrolisis unit glukosa pada pati, namun ruminansia mampu menghidrolisis unit glukosa yang ada pada pati dan selulosa, sebab ruminansia memiliki enzyme seluklase yang dihasilkan oleh mikroba rumen.
sebab itu ruminansia dapat memanfaatkan selulosa dan senyawa sejenis lainnya sebagai
sumber energy sesudah proses fermentasi oleh mikroba rumen. Karbohidrat dalam hal ini polisakarida pektin, xylan, pentosan, selulosa,
polosakarida mikrobia, pati dan fruktosan di dalam rumen akan dihidrolisis menjadi monosakarida asam uronat, silosa, arabinosa, glukosa dan fruktosa . Enzim-cnzim yang berperanan yaitu silanase, silobiasc, selulase, selobiase, maltase, on-amilase sertanvertase. Fermentasi karbohidrat akan memproduksi produk primer berupa \/FA Volatile Fatty Acid =
asam lemak atsiri = asam lemak mudah terbang , terutamaasetat A = C2 , propionat P ==
C3 , butirat‟ {B = C4 dan valerat V . Disamping n-butirat dan n-valerat, ada pula isobutirat sertasovalerat. Kadar asam lemak berantai cabang ini biasanya sedikit namun pada pemberian makanan dengan kandungan protein yang tinggi akan meningkat. VFA terutama yang berantai cabang, esensial bagi pertumbuhan mikroba rumen. Perbandingan VFA di daiam rumen berkisar 5% valerat, 10% butirat, 20% propionat dan 65% asetat. Produk hidrolisis utama dari karbohidrat yaitu glukosa, yang lalu glukosa ini
akan difermentasikan menjadi VFA. makanan yang banyak mengandung rumput memproduksi banyak asam asetat dengan perbandingan 60% asetat, 25% propionate dan 20% asam butirat. .
makanan yang mengandung banyak konsentrat, rumput yang dicincang halus dan dibentuk pellet, atau konsentrat yang dipanaskan dan berbentuk pellet akan meningkatkan produksi asam propionate dan menurunkan asam asetat. jika produksi asam propionate meningkat sedang VFA yang lain turun maka kadar lemak susu akan turun, dibarengi dengan peningkatan berat tubuh sapi. Hal ini cocok jika yang diinginkan yaitu penggemukan. metabolisme Protein
Protein makanan yang masuk kedalam rumen di cerna dengan beberapa cara. Beberapa protein lolos dari prose fermentasi mikroba rumen masuk ke abomasums sertantestine, dicerna menjadi senyawa peptide dan asam amino. Namun sebagian besar proteoin makanan akan didegradasi oleh mikroba rumen menjadi senayawa peptide, asam amino dan ammonia yang lalu dipakai oleh mikroba rumen untuk pertumbuhan dan membangun protein tubuhnya.
Protein yang lolos dari fermentasi rumen undegradable protein masuk ke dalam
abomasum, dilarutkan oleh getah lambung asam lambung dihidrolisis menjadi asam-asam
amino dan diserap di dalam usus halus. Protein undegradable sebab diselimuti atau alami ada di dalam rumput . Undegradable protein akan meningkatkan jumlah dan kualitas protein yang disuplai oleh makanan dan mikroba rumen. Hal ini sangat diperlukan pada sapi-sapi yang berproduksi tinggi pada awal laktasi saat kebutuhan protein tinggi. Semua lemak makanan trigliserida, phospholipida dan galaktolipida mengalami
hidrolisis oleh bakteri dan protozoa di dalam rumen. Beberapa lemak di cerna dimanfaatkan
untuk membangun sel mikroba. Sebagian mengalami proses hidrogenasi asam Iemak tidak
jenuh, sehingga lipida yang masuk ke usus kecil sebagian besar sudah dalam bentuk asam
lemak jenuh dan sedikit monogliserida. jika lemak makanan dapt lolos dari fewrmentasi rumen akan mencapai abomasums sertantestine, lalu dicerna menjadi lemak polyunsaturated lemak tidak jenuh pada susu dan daging.
Mikroba rumen memproduksi produk dari fermentasi karbohidrat, protein dan lemak makanan , juga mensintesis vitamin B kompleks, vitamin K . Mikroba rumen pada akhirnya akan bergerak gerak menuju abomasums sertantestine dan dicerna menjadi sumber protein.
makanan yang sudah difermentasi di retikulo-rumen melewati omasum menuju abomasums sertantestine. Di dalam omasum terjadi pemerasan campuaran makanan dan penyerapan VFA dan air. Gerakan lembaran mukosa omasum akan menghaluskan campuran makanan dari retikulo-rumen dan memompanya kearah abomasums.
Pencernaan di Abomasum sertantestin
Abomasum yaitu tempat pertama terjadinya pencernaan makanan secara kimiawi sebab adanya sekresi getah lambung. Mukosa abomasum terdiri atas sel-sel kelenjar yang memproduksi HCI, pepsin dan rennin. sebab itu dinamakan pula sebagai perut sejati true stomach atau perut kelenjar gland stomach . HCl akan mengaktivasi enzym pepsin, yang menghidrolisis protein makanan menjadi senyawa peptida yaitu asam amino rantai pendek. Enzym rennin penting pada masa pedet, sebab akan menjendalkan susu yang masuk ke abomasum. Proses ini sangat diperlukan sebelum susu dicerna dan diserap di dalam usus halus.
Abomasum berfungsi untuk :
-permulaan dari enzymatic dan chemical digestive processes, Keasaman pada abomasums sebab HCl memberi signal dan membantu otot spincter pada pylorus antara abomasums dan
intestin menjadi relax sehingga campuran makanan pada abomasum bergerak gerak masuk kedalam
usus halus. -mengatur arus ingesta ke usus kecil yang dibantu oleh adanya lipoatan-lipatan mukosa atau ridges yang membantu pergerakan material,
makanan yang masuk kedalam perut bercampur dengan enym-enzym yang dikeluarkan ke
dalam intestine diantaranya enzyme proteolitik dari pancreas: trypsinogen, kemotripsin dan
karboksipeptidase, menghidrolisis protein menjadi asam amino dan senyawa peptide. Pankreas juga mengeluarkan enzym lipase Steapsin dan amylase amylopsin . Steapsin menghidrolisis lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol, sedang amylopsin menghidrolisis pati dan dextrin menjadi maltose gula . Kelenjar-kelenjar di dalam intestine mengeluarkan enzyme-enzym yang menghidrolisis lebih lanjut senyawa peptide, gula dan lemak sehingga dapat diserap oleh darah. Garam empedu yang dikeluarkan oleh hati mengaktivasi enzyme lipase dari pancreas, membantu emulsifikasi lemak, meningkatkan kelarutan asam-asam lemak untuk lalu diabsorpsi,
berperan sebagai sumber alkalin untuk menjaga agar pH intestine tetap optimum bagi proses
pencernaan ,Absorpsi Hasil Metabolisme di Intestin
Sekresi cairan usus halus dan proses-proses pencernaan terjadi di bagian atas dari usus
halus, sedang absorpsi hasil-hasil metabolisme terjadi pada bagian bawah akhir dari usus
halus. Asam amino dan peptide dan glukosa sebagai hasil metabolisme protein dan karbohidrat
diserap langsung ke dalam darah menuju ke jaringan jaringan tubuh untuk berlangsungnya
aktivita stubuh seperti: pertumbuhan, produksi susu dan reproduksi. Asam -asam lemak dan lipida lainnya bergabung dengan garam empedu sehingga mudah terlarut membentuk micelle masuk ke system limfatik melalui mukosa usus, ke
pembuluh darah vena di jantung anterior, lalu bergabung dengan gliserol dari usus halus di gunakan sebagai sumber energi atau disimpan dalam bentuk lemak tubuh Isi usus besar mengalami proses pencernaan lebih lanjut, seperti putrefaction sehingga memproduksi bau feses. Di usus besar terjadi penyerapan air sehingga sisa-sisa metabolisme tubuh, atau makanan yang tidak termetabolis akan keluar melalui recktum dan anus Seekor sapi yang beratnya 500 kg memproduksi panas lebih kurang 3000 BTU dimana 1 BTU British Thermal Unit banyaknya panas yang dipakai utuk menaikan 1 lb air sebanyak
1° F Fahrenheit atau 841 kcal/jam. Lingkungan yang nyaman untuk sapi perah yaitu 5 - 21 °C Comfort Zone dan kelembaban 50 - 70%.
berdasar keterangan Melk Codex Tahun 1914 pada 10 Mei 1920, bahwa susu yaitu susu sapi yang tidak ditambahkan atau dikurangi sesuatu darinya, diperoleh dengan jalan memerah sapi yang sehat secara teratur, sempurna dan tidak
terputus-putus, memerah secara sempurna yaitu mengikuti metode dan petunjuk pemerahan sebagai mana lazimnya, agar susu dalam ambing dapat ke luar hingga habis. Dari Melk Codex ini maka terhadap susu kerbau dan susu kambing, hendaklah diberi sebutan susu kerbau dan susu kambing . Susu ditambah produk-produk olahan susu yaitu salah satu bahan kebutuhan pokok bagi tipe di negara maju. Semakin tinggi tingkat kehidupan dan
kesejahteraan sesuatu tipe , akan semakin besar pula tingkat konsumsi susu dan produk-produk olahan asal susu. Susu penting artinya sebagai sumber protein dan energi bagi tubuh.
Keberadaan protein dalam bahan pangan tidak sekadar harus cukup tersedia, namun juga harus
terdiri atas asam-asam amino yang sempurna dan berimbang. Protein nabati tidaklah cukup
kualitasnya, sehingga harus ditambah dengan protein hewani. Di antara protein hewani asal
daging, susu dan telur, maka yang berasal dari susu yaitu yang terbaik. juga tentang kandungan vitaminnya, tiada bahan pangan yang begitu banyak mengandung vitamin selain susu. Hal yang sama juga terhadap kandungan mineral,
seperti: fluorin, zat besi, tembaga,fosfor, kalsium, kalium, klorin, natrium, iodin, sulfur, seng, Semuanya ada di daIam susu sebagai garam-garam mineral. Dewasa ini baik di negara-negara yang sudah maju atau di negara yang sedang
berkembang termasuk negara kita . Sapi perah yaitu sumber utama penghasil susu yang
memiliki nilai gizi tinggi. dengan air susu yaitu air susu sapi. Walaupun ada pula air susu yang dihasilkan oleh kerbau, kambing,
kuda, domba , namun pemakaian nya di tidaklah sepopuler air susu sapi perah. Secara kimia air susu yaitu suatu campuran terdiri dari lemak,
protein, karbohidrat, mineral, vitamin , ada perbedaan persentase rata-rata zat penyusun air susu antar tipe sapi, contoh pada persentase lemak, yang akhirnya memicu variasi dalam persentase bahan kering. bahwa susunan air susu tidak selalu sama namun selalu berubah, hal ini sebab banyak faktor yang mempengaruhinya. variasi komposisi berperan dalam penelitian perdagangan, pengolahan ,Air yang terkandung dalam air susu berkisar antara 80-89% dengan rata-rata 88 %, perubahan persentase ini tergantung pada naik turunnya bahan kering yang terlarut di dalamnya. Air berfungsi sebagai bahan pelarut zat-zat penyusun air susu bahan kering dalam air susu, ada dalam bentuk larutan koloid yaitu, protein; emulsi yaitu lemak, dan sebagai
larutan biasa yaitu laktosa, albumin mineral dan vitamin. jika 1 kilogram air susu yang tersusun dari zat penyusun diuapkan hingga habis, akan tertinggal 7 gram laktalbumin, laktoglobulin, 49 gram laktosa , 7 gram mineral,37 gram lemak, 28 gram kasein, Lemak susu yaitu zat penyusun air susu yang terpenting ada sebanyak 3,6% dengan kisaran 2,50 - 6,00 %, dalam bentuk emulsi. Dibawah mikroskop nampak sebagai butiran-butiran kecil tersebar merata. Butiran lemak susu ini memiliki ukuran berkisar antara 0,5 - 20 mikron dengan rata-rata 3 mikron. Tiap tetes lemak mengandung 100 juta butiran. biasanya air susu yang kandungan lemaknya tinggi
memiliki butiran lemak yang besar. Besarnya butiran ini sangat penting diperhatikan
dalam usaha memisahkan lemak dari air susu dalam mproses churning . jika butirannya
besar, lapisan krim lebih mudah terbentuk dan pemisahan lebih mudah dilakukan. Tiap butiran lemak dikelilingi oleh suatu lapisan tipis yang terdiri dari fosfolipida dan protein. Lapisan ini dinamakan selaput butiran lemak susu. Lapisan ini berfungsi melindungi lemak susu dan mempertahankan kestabilannya dalam emulsi. jika air susu dikocok pemutaran dengan cepat maka lapisan itu akan koyak akhirnya lemak mengumpul
membentuk butiran mentega. Secara kimia lemak susu terdiri dari campuran antara trigliserida yang terbentuk dari tiga asam lemak dengan sebuah molekuigliserol. Dewasa ini dapat dipisahkan sebanyak 60 asam lemak dan lemak susu. sebab nya banyak kemungkinan kombinasi dalam
trigliserida yang terbentuk, sehingga lemak susu dapat dianggap sebagai campuran komplek
dari bervariasi lemak dan proses pembentukan susu menjadi lambat. Asam lemak susu yang ditemukan dalam lemak susu dapat dibedakan menjadi asam lemak yang mudah menguap Volatil dan sukar menguap non volatil . Asam yang mudah menguap antara lain; asam butirat, kaproat, kaprinat, kaprilat dan launat; asam lemak yang
tidak mudah menguap antara lain: asam-asam miristat, palmitat, stearat, oleat, linoleat,
arackhidonat. Asam butirat, kaproat, kaprilat dan kaprinat akan memproduksi bau yang keras
dan jika lemak susu sudah dipindahkan dari air susu seperti pada hasil-hasil olahan susu,
asam-asam ini akan memicu bau tengik.
Semua hasil olahan air susu kecuali skim milk tersusun dari lemak susu contoh mentega mengandung lemak susu 80%, keju Amerika 30 - 40 %, es krim berkisar antara 10-18%. Lemak susu akan memberi bentuk, tekstur, flavor yang khas.
Protein dalam air susu yaitu komponen organik yang sangat penting untuk proses kehidupan, dan tersusun dari asam-asam amino. Ternak mampu mensintesa protein didalam tubuhnya dari protein yang dimakan, beberapa asam amino dapat diubah menjadi asam amino lain, kecuali asam-asam amino esensial yang harus tersedia di dalam makanan .
Protein susu sebagai sumber utama asam amino esensial yang memiliki nilai biologis tinggi. ada tiga macam protein utama air susu yaitu, kasein, laktalbumin dan laktoglobulin, ketiga bahan tadi membentuk substansi koloidal di dalam air susu.
Kasein yaitu 80 % dari jumlah protein di dalam air susu, dengan kadar rata-rata nya 2,9 % dan kisaran 2,4 - 4 %. Kasein yaitu asam amino yang
mengandung fosfor P dan garam-garam Ca sebagai Ca - kaseinat. Kasein terdiri dari alpha,
beta, gamma, dan kappa kasein. Kasein hanya ada di dalam air susu, yang dapat diendapkan oleh asam asam cuka dan HCI , enzim renin, pepsin, alkohol dan dengan pemanasan ± 121 °C 250 T selama 1 jam. kasein dinamakan sebagai bahan keju dan penjendalan kasein oleh renin yaitu dasar dari pembuatan keju. jika bahan keju ditambah dengan asam, contoh asam cuka atau HCI, maka asam akan mengambil muatan listrik bagian-bagian keju sehingga mereka tidak saling tolak-menolak lagi, asam juga mengambil Ca dari bahan keju, maka tertinggallah kasein yang tidak
dapat larut terlihat sebagai butiran kental di dalam air susu dan dalam kondisi seperti ini susu dikatakan pecah. juga halnya jika air susu lama berada dalam suhu tinggi, dan air susu yang sudah asam memicu pengendapan kasein.
jika air susu dibubuhi alkohol pekat, mantel air disekitar bahan keju diambil oleh alkohol akhirnya bahan keju saling melekat dan timbul endapan. Air susu yang sudah sedikit asam ditambah dengan alkohol lemah alkohol dilutus juga akan mengendapkan bahan keju, namun jika air susu normal dibubuhi alkohol lemah tidak akan terjadi pengendapan. Pada air susu normal, bahan keju memiliki muatan listrik sehingga bagian-bagiannya saling tolak-menolak juga mantel air disekitarnya, sehingga dalam kondisi normal bagian-bagian ini tidak akan saling melekat atau mengendap. Kasein sering dimanfaatkan sebagai bahan untuk perekat lem . plastik, kertas
atau cat lain. Laktalbumin termasuk protein sederhana memiliki persamaan sifat kimia atau fisika dengan asam amino lain yang termasuk dalam protein sederhana yaitu beta laktoglobulin, alpha laktalbumin dan albumin serum darah. Seperti halnya kasein, maka
laktalbumin juga berada dalam bentuk koloidal dalam air susu, namun ada perbedaan yaitu laktalbumin mudah dijendalkan dengan pemanasan, tidak dapat diendapkan oleh asam atau enzim renin, tidak mengandung fosfor P dan yaitu penyusun terkecil protein air susu. Meskipun laktalbumin ada dalam jumlah yang kecil dalam air susu, namun
sangat penting sebab dari segi nutrisi yaitu komplemen dan kasein. sebab sifatnya mudah menggumpal sebab pemanasan, laktalbumin sangat penting dalam stabilisasi hasil olahan air susu yang terkena panas saat pengolahan.
Dalam pengolahan air susul, jika kasein dan lemaknya sudah diambil, akan tersisa cairan dinamakan whey. Laktalbumin dan laktoglobulin yang terbawa bersama-sama whey berkisar antana 0,5 - 0,7 % dari semua protein yang terlarut dalam whey ini . Laktoglobulin ada dalam air susu sebanyak ± 0,1 % termasuk euglobin dan
imunoglobin , jumlah ini akan banyak dalam kolostrum susu jolong . Imunoglobulin bermanfaat sebagal antibodi, yang akan melindungi anak sapi yang baru lahir dari infeksi yang dipicu organisme patogen. Seperti halnya laktalbumin, laktoglobulin juga dapat dijendalkan dengan pemanasan, namun tidak oleh asam atau enzim renin.
-Laktosa yaitu karbohidrat utama dari air susu dalam bentuk alpha dan beta laktosa. Kadarnya yaitu 4.9 % dengan kisaran 3,5 - 6 % dan ada dalam larutan biasa, berpengaruh terhadap titik beku titik didih dan tekanan osmose dari air susu. Laktosa yaitu gula kembar yang terdiri dari glukosa dan galaktosa, rasanya tidak semanis gula
biasa sukrosa , rasa manis air susu ini berkurang oleh adanya mineral dan protein di dalamnya. Dibandingkan dengan gula biasa ternyata rasa manis laktosa dalam air susu hanya seperenam 1/6 kalinya, namun jika laktosa berada dalam air maka rasa manisnya seperempat 1/4 kali rasa manis gula biasa. Laktosa dalam air susu dapat berubah menjadi asam laktat sebab adanya bakteri asam laktat yang mampu memfermentasikan laktosa menjadi asam laktat. Cara fermentasi ini banyak dipakai dalam industri pengolahan susu.
Air susu mengandung banyak mineral-mineral ini berasal dari makanan yang dimakan ternak, namun tidak semua mineral di dalam makanan akan ada dalam air susu. Mineral dalam air susu ada dalam perbandingan yang sangat sempurna sehingga diperlukan ternak dan manusia. Kadar mineral dalam air susu yaitu 0,70 % dengan kisaran 0,60 - 0,75 %, mineral itu antara lain yaitu Ca; P, Na, K, Zn, Al, Mn, Mg, Cu, I, Fe, S. Semua mineral ini ada dalam bentuk garam-garam chlorida, sulfat, fosfat dan juga sebagai sitrat yang terikat pada asam sitrat dan ada pula yang terikat dalam bahan keju Ca dan P . Kadar mineral yang lebih tinggi 1,5 % akan ada dalam kolostrum susu jolong . Air susu sebagai bahan pangan yaitu sumber mineral Ca dan P yang terbaik, namun sangat miskin akan mineral Fe, Cu, . sebab mineral dalam air susu ada dalam larutan maka akan mempengaruhi titik beku, titik didih dan tekanan osmose dari air susu. bahwa dari 0,70 % mineral yang ada dalam air susu ternyata 0,12% Ca, 0,10% P, 0,15% K, 0,05% Na, 0,11% Cl, 0,01% Mg dan sisanya yaitu mineral lainnya. Air susu juga mengandung zat-zat lain yaitu NPN,enzym, fosfolipid, sterol, vitamin, pigmen, walaupun jumlahnya sangat sedikit namun sangat penting bagi kesehatan ternak atau manusia yang minum air susu. Enzim yang ada dalam air susu yaitu fosfatase, aldolase, amilase, lipase, esterase, protcasc, xantin oksidase, peroksidase, reduktase, katalase,karbonik anhidrase. Enzim-enzim ini berasal dari sel-sel kelenjar ambing, sel-sel darah putih, kuman-kuman dalam air susu dan substansi organik. Enzim memiliki daya mengubah satu zat menjadi zat lain tanpa ia sendiri mengalami perubahan hanya sebagai katalisator . Enzim akan banyak ditemukan dalam kolostrum, air susu yang memperoleh perlakuan tidak higienis sudah lama disimpan . Enzim terdiri dari protein atau bahan-bahan seperti protein akan terurai pada suhu 70 - 80°C enzim dikatakan sudah mati . contohnya , enzim lipase menghidrolisa lemak
menjadi gliserol dam asam-asam lemak bebas, reaksi berlangsung amat cepat dan akan
menghasilkan bau tengik pada air susu. Alkalin fosfatase menghildrolisa fosfat organik dalam air susu. Baik enzim lipase atau alkalin fosfatase, akan mati jika air susu dipasturisasi. Fospolipid dalam air susu ± 030 % terutama yaitu lesitin spingormielin, cephalin. Di dalam proses pemisahan lemak susu kira-kira 50 % dari fosfolipid yang ada terbawa bersama lemak susu, dan yaitu jumlah besar di dalam lemak susu dan yaitu pemicu flavor yang diinginkan untuk mentega. Sterol utama yang ditemukan di dalam air susu yaitu cholesterol dalam jumlah yang
sangat kecil yaitu 0,0 1 - 0,0 16%. Semua vitamin yang diperlukan manusia ada dalam air susu, vitamin ini dapat digolongkan menjadi vitamin yang larut dalam air dan yang dapat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak susu antara lain : vitamin D, Vitamin E, vitamin K; vitamin A, provitamin A canotena , semua vitamin ini tahan terhadap pemanasan. Vitamin yang larut dalam air antara lain : biotin, inositol, cholin, vitamin B12 , vitamin C; thiamin, riboflavin, niasin, asam panthotenat, piridoksin, air susu bukanlah sumber vitamin C ,Caroten provitamin A dan xanthophyl yang larut dalam lemak susu yaitu pigmen yang memicu lemak susu berwarna kuning; sedang riboflavin yang larut dalam air yaitu pigmen hijau ke kuning-kuningan memberi warna pada bahan
keju. Warna putih susu dipicu substansi koloidal dan kasein, kalsium fusfat dan butir-butir lemak yang memantulkan cahaya. Zat non protein nitrogen NPN ada dalam air susu dalam jumlah sangat kecil. Zat ini terbentuk sebagai hasil metabolisme nitrogen dalam tubuh dan dalam sintesa air susu dan yaitu residu. Zat ini antara lain yaitu urea, amonia, kreatin, metil guanidin, asam
urat, adenin, guanin, hipoxanthin, asam haurat, dan lain-lain. Dalam air susu juga ada gas-gas yaitu N2,CO2, O2, ester dari asam fosfor. Air susu yaitu suatu sistem yang kompleks, terdiri dari 3 tahap yaitu: 1 tahap aqueous, yang terdiri dari air, albumin, globulin, laktosa, dan mineral yang larut sempurna dalam air, membentuk larutan sejati, dalam tahap ini juga adanya bakteri, leukosit sel-sel; 2 tahap koloidal, termasuk didalamnya Ca-kaseinat, Ca-fosfat, laktalbumin, laktalglobulin; 3 tahap emulsi, dimana lemak susu ada dalam bentuk butiran dengan ukuran berkisar antara 0,10-10 mikron dengan rata-rata 3 mikron.
Hal yang penting perlu diperhatikan yaitu
-Musim saat sapi perah beranak akan berpengaruh terhadap produksi susu dan
susunannya, disamping pengaruh lama laktasi, makanan,tipe masing-masing , lama laktasi, makanan , Di negara beriklim sedang, terjadi perubahan kadar lemak susu sesuai dengan perubahan musim, contoh kadar lemak meningkat pada musim gugur dan menurun pada musim semi dan panas, kisaran naik turunnya kadar lemak disini 0,4 - 0,7 %. Beban kering tanpa lemak juga
mengalami perubahan yaitu rendah pada musim semi dan panas, kisaran naik turunnya kadar
lemak disini 0,4-0,5%. Bahan kering tanpa lemak juga mengalami perubahan yaitu rendah
pada musim semi dan panas. pemicu perubahan ini mungkin sebab perubahan suhu kelembaban, berat tubuh dan kondisi makanan . Juga perubahan kondisi cuaca akan menurunkan produksi susu namun meningkatkan kadar lemak susu. Di negara kita , saat hujan lebat dengar banyak petir dapat menurunkan produksi susu, hari-hari panas dan berawan tebal memicu air susu mudah dan cepat menjadi asam dibandingkan hari-hari yang terang.
-Penurunan produksi susu selalu dipicu oleh meningkatnya suhu lingkungan, pada suhu
lingkungan yang tinggi konsumsi makanan menurun namun konsumsi air bertambah. Pada suhu lingkungan 105°F produksi susu dan konsumsi makanan yaitu nol. Pada suhu kingkungan di bawah 75 °F kadar lemak susu, bahan kering tanpa lemak akan meningkat, kadar laktosa menurun pada suhu lingkungan tinggi.
Penurunan produksi susu terjadi pada sapi perah, jika suhu lingkungan Brown Swiss, 90°F untuk Brahman, di atas 80°F untuk Holstein, 85°F untuk Jersey ,Pengaruh suhu lingkungan terhadap produksi susu dan susunannya tergantung pada tipe sapi perah, sapi Holstein dan tipe sapi yang besar lainnya lebih toleran terhadap suhu rendah namun tipe yang kecil contoh Jersey dan Biown Swiss lebih toleran tethadap suhu tinggi. Suhu lingkungan yang rendah tidak besar pengaruhnya terhadap produksi susu, asalkan sapi perah diberi makanan ekstra untuk menutupi energi yang diperlukan untuk mengatur suhu tubuh. Pada kelembaban relatif 60-90 % dengan kisaran suhu 45-78 °F produksi susu tetap tidak berubah, sebab pada kisaran suhu ini sapi perah mampu
mengatur suhu tubuhnya tanpa mengubah produksi panas. Suhu normal ini bervariasi antar
tipe sapi perah, pada sapi Jersey dan Brown Swiss suhu ini lebih bervariasi dibandingkan sapi Holstein,
pengaruh selang pemerahan yang lebih dari 2
kali sehari terhadap produksi susu selama laktasi. bahwa terjadi penurunan produksi susu 1,9 % jika sapi diperah dengan selang 15 dan 9 jam; penurunan 3,5 % terjadi jika selang pemerahan 16 dan 8 jam, penurunan 0,5 % terjadi jika selang
pemerahan 14 dan 10 jam, dibandingkan dengan produksi susu dengan selang pemerahan
yang sama. penurunan produksi sedikit lebih tinggi 4 % dibandingkan pemerahan dengan selang yang sama. pengaruh frekuensi pemerahan dalam sehari terhadap produksi susu, pemerahan dilakukan sebanyak 2,3,4 kali sehari. sapi perah yang diperah 3 x sehari, poduksi susunya meningkat 20 dibandingkan dengan frekuensi 2 kali sehari. Hal ini dipicu sebab sapi perah diperah lebih cepat akan memerlukan makanan dan pengolahan yang lebih sempurna dan akan memiliki kemampuan memproduksi susu tinggi. bahwa kenaikan 5 - 11 % selama diperah 3 kali sehari yaitu hasil dari penurunan tekanan dalam ambing, sedang 10-20% selebihnya yaitu
pengaruh pemberian makanan dan tatalaksana yang baik. Pemerahan yang dilakukan 4 kali
sehari meningkatkan produksi susu sebanyak 5-15 % dibandingkan pemerahan 2 kali sehari.
Pengaruh masase selama pemerahan berlangsung dapat meningkatkan produksi susu 1 - 19 %. apakah pemerahan yang lebih dari 2 kali sehari memberi tambahan produksi susu yang mampu mengatasi semua biaya yang dikeluarkan dan
frekuensi pemerahan tidak berpengaruh terhadap persentase lemak dalam air susu.
-Sapi perah yang berproduksi susu tinggi selalu dibawah pengaruh siksaan , sapi sangat peka terhadap perubahan termasuk pergantian pemerah. Kesabaran kehalusan dalam menghadapi sapi dan lingkungan yang sesuai memicu sapi memproduksi susu yang banyak.
-Musim saat sapi perah beranak akan berpengaruh terhadap produksi susu dan
susunannya, disamping pengaruh lama laktasi, makanan,tipe masing-masing , lama laktasi, makanan , Di negara beriklim sedang, terjadi perubahan kadar lemak susu sesuai dengan perubahan musim, contoh kadar lemak meningkat pada musim gugur dan menurun pada musim semi dan panas, kisaran naik turunnya kadar lemak disini 0,4 - 0,7 %. Beban kering tanpa lemak juga
mengalami perubahan yaitu rendah pada musim semi dan panas, kisaran naik turunnya kadar
lemak disini 0,4-0,5%. Bahan kering tanpa lemak juga mengalami perubahan yaitu rendah
pada musim semi dan panas. pemicu perubahan ini mungkin sebab perubahan suhu kelembaban, berat tubuh dan kondisi makanan . Juga perubahan kondisi cuaca akan menurunkan produksi susu namun meningkatkan kadar lemak susu. Di negara kita , saat hujan lebat dengar banyak petir dapat menurunkan produksi susu, hari-hari panas dan berawan tebal memicu air susu mudah dan cepat menjadi asam dibandingkan hari-hari yang terang.
Dalam sifat-sifat fisik air susu , antara lain :
-Air susu murni yang baru memiliki rasa sedikit manis, khusus berbau tubuh sapi, sedikit manis dan tidak tidak enak. Rasa sedikit manis ini dipicu oleh adanya laktosa dan kadar Cl yang rendah. Bau lain yang sering pula ada , contoh bau kotoran kandang, bau ini tidak dikehendaki dan air susu tidak baik untuk dikonsumsi. Air susu murni memiliki rasa sedikit manis, jika terasa kecut,
pahit, asin dan sebagainya mungkin dipicu sebab penanganan sesudah diperah tidak baik.
-pH air susu normal dalam suhu kamar yaitu 6,4 - 6,9 namun kolostrum atau air susu yang berasal dari sapi yang menderita mastitis mencapai 7,4jika air susu dititrasi dengan alkali 3/10 N dengan indikator phenolpthalein maka
air susu akan memberi reaksi sedikit asam. Air susu yang normal akan mengandung asam
laktat sebanyak 0.11 - 0,23%. Keasaman susu normal bervariasi tergantung pada jumlah
bahan kering tanpa lemak, juga keasaman susu diakibat oleh adanya sitrat, fosfat, protein dan
CO2. Keasaman juga yaitu hasil penguraian laktosa air susu menjadi asam laktat oleh
fermentasi bakteri,
fermentasi
C12H22O11 ------------------------------> 4C3H603
bakteri
makin lama air susu berada dalam suhu kamar makin cepat menjadi asam. Viskositas air susu berkurang pada suhu tinggi, namun bertambah jika suhu rendah. juga air susu yang mengalami goncangan viskositasnya berkurang dibandingkan air susu didiamkan saja. lalu viskositas air susu banyak dipengaruhi adanya kasein, butiran lemak dan derajat asam.
-Titik beku air susu normal berkisar antara -0,530 hingga -0,560°C. Naik turunnya titik beku air susu tergantung pada kadar mineral dan laktose, makin turun kadar mineral dan laktosa dalam air susu maka titik bekunya akan naik. Titik beku ini tidak banyak dipengaruhi koloid protein dan butiran lemak. Untuk menetapkan titik beku air susu dipakai kryoscope yang memiliki kepekaan sampal 0,001 °C; penambahan 15% air ke dalam air susu akan menaikkan titik beku 0,0055 °C.
- Warna air susu yang sehat yaitu putih kebiruan hingga kekuningan atau oranye terang. Warna ini tergantung pada jumlah bahan kering dalam air susu. Warna putih yang khas ini dipicu oleh refleksi sinar dan partikel koloidal susu atau air susu tidak tembus cahaya. Warna kuning pada air susu dan lemak susu dipicu oleh adanya pigmen yang larut dalam lemak susu, riboflavin yaitu pigmen yang larut dalam air memicu
warna kuning kerumput pada whey. Jumlah pigmen riboflavin akan bervariasi antar tipe
sapi perah contoh untuk Jersey, Guernsey berbeda dengan Ayrshire dan Holstein. Pigmen kuning susu karotenoid termasuk karotena atau provitamin A dan beberapa karotenoid inaktif yaitu lycopene, xanthophyl, zeaxanthine. Karotena yaitu pigmen kuning utama dan lemak susu, yang jika dimetabolisme dalam tubuh manusia membentuk 2 molekul vitamin A. Karotenoid disintesa hanya oleh tumbuhan sebabnya harus ada dalam makanan ternak perah. Banyaknya karotena dalam air susu yaitu bervariasi , variasi ini tergantung pada tipe itu. contohnya dapat dijelaskan tipe sapi Holstein memerlukan banyak karotena dalam makanan nya untuk membentuk vitamin A yang tidak berwarna. tipe lain yaitu Guernsey mensekresi karotena
ke dalam air susu dan menyimpannya dalam lemak sehingga air susu dan lemaknya berwarna
sangat kuning, kadang hingga oranye. bahwa faktor terpenting sebagai pemicu , warna kuning pada air susu yaitu banyaknya karotena yang
tersedia dalam makanan ternak. Warna kuning akan mencolok jika ternak dilepas pada padang penggembalaan. Warna kuning pada air susu akan bertambah jelas dari bulan ke 3 hingga bulan ke-10 dalam setiap masa laktasi, yang selalu diikuti oleh bertambahnya persentase lemak dalam air susu r = 0,52 ± 0,02 . Juga ada kecenderungan bahwa intensitas warna ini sedikit bertambah jika usia sapi bertambah r =0, 17 ± 0,02 .
-Berat jenis air susu banyak dipengaruhi oleh zat penyusunnya, penambahan bahan kering tanpa lemak atau pengurangan lemak susu meningkatkan berat jenis air susu, juga sebaliknya jika ada penambahan lemak susu menurunkan berat jenis air susu.
Penetapan berat jenis air susu dipakai untuk mengetahui banyaknya bahan kering. Bahan kering tanpa lemak yang ada di dalam air susu, dipakai
untuk menduga banyaknya air yang ditambahkan ke dalam air susu. Untuk menetapkan berat
jenis air susu dipakai Laktometer yang dilengkapi thermometer terpateri atau dipakai
thermometer terpisah.
-Perubahan suhu lingkungan akan berpengaruh terhadap berat jenis air susu, contoh pada suhu lingkungan yang dingin air susu makin berat, sedang pada suhu panas air susu makin ringan. Untuk negara kita berat jenis air susu ditetapkan pada suhu 27°C, yaitu antara 1.027 - 1,03 1. berat jenis susu pilihan pada suhu 20 °C ,Tiap tipe sapi memproduksi air susu yang berbeda baik dalam jumlah atau dalam zat penyusunnya. Demikian juga dalam besar butiran lemaknya. Ukuran butiran lemak susu berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh tipe , antar masing-masing dalam tipe , lama laktasi. rata-rata ukuran butiran lemak susu untuk sapi Ayrshire dan Holstein 3,0 - 3,3 mikron, untuk sapi Guernsey dan Yersey rata-rata 4,0 mikron. Volume tiap butiran lemak berkurang dari awal laktasi hingga akhir laktasi.
faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas air susu, antaralain:
- bahwa lama masa kering yang kurang dari 6 minggu memicu produksi susu pada masa laktasi berikutnya lebih rendah, jika dibandingkan dengan pemberian masa kering 6 - 8 minggu. Sapi perah yang memperoleh masa kering pendek, memproduksi susu 60 - 77 % dari produksi susu sapi perah yang memperoleh lama masa kering 6 - 8 minggu. ada kecenderungan bahwa makin lama
kering akan menurunkan produksi susu tahunan, dan memperpanjang selang beranak 13 -
14 bulan. pengaruh lama masa kering terhadap produksi susu selama laktasi yaitu sangat kecil. Pengaruh lama masa kering berkaitan dengan kondisi sapi perah pada saat beranak yaitu jika kondisi saat beranak baik, sapi perah memproduksi susu lebih banyak, dan ada kenaikan kadar lemak selama 3 bulan pertama; jika dibandingkan
dengan kondisi sapi yang kurus saat beranak. pemberian masa kering pada sapi perah selama 6 - 8 minggu penting untuk memperoleh produksi susu maksimum pada masa laktasi berikutnya,
-Sapi kurus dan kondisi menurun saat beranak memproduksi susu lebih rendah dibandingkan
sapi yang berkondisi baik saat ini . Pada sapi perah yang mampu berproduksi susu tinggi akan tetap mengalami kondisi yang jelek dan berlanjut akan memproduksi susu yang lebih sedikit. Sapi perah dengan kondisi yang baik saat beranak memberi hasil susu 28 % lebih banyak dibandingkan sapi yang kondisinya jelek saat beranak. Pemberian makanan yang memenuhi syarat baik kuantitas atau kualitasnya akan mengurangi perbedaan ini.
Kondisi tubuh sapi saat beranak banyak berkaitan dengan lama masa kering dan pemberian makanan pada masa ini . Pemberian makanan berupa bijian yang berlebih selama masa kering akan meningkatkan poduksi dan lemak susu pada masa berikutnya. ada hubungan antara pemasukan energi selama masa kering dengan produksi susu ,permulaan laktasi berikutnya. Kebanyakan sapi perah akan kehilangan berat tubuh nya 100-200 lb sesudah beranak, bahkan ada yang hingga 420 lb. Kehilangan ini tidak semua dalam bentuk lemak tubuh . Sapi perah dalam kondisi yang baik saat beranak memiliki
kelebihan energi yang diperlukan untuk mensintesa susu pada awal laktasi saat sapi
mengalami kesulitan menyediakan energi dan makanan untuk kebutuhan hidup pokok dan
keperluan produksi susu. bahwa, tidak ada keuntungan yang jelas dari pengaruh pemberian bijian selama masa kering terhadap produksi susu selama laktasi berikutnya. Sapi perah dewasa dan sapi perah pengganti yang memperoleh bijian selama 21 hari sebelum beranak memproduksi susu 80-120 lb lebih banyak selama 45 hari sesudah beranak dibandingkan sapi perah yang tidak memperoleh bijian hingga sesudah beranak. Sapi perah yang kondisinya gemuk saat beranak memproduksi susu dengan kadar lemak yang lebih tinggi dibandingkan sapi kurus saat ini . Kenaikan kadar lemak ini terjadi selama 2- 3
bulan sesudah beranak dan pemberian bijian sebelum beranak akan menaikkan persentase
lemak, bahan kering tanpa lemak pada awal laktasi.
-Faktor genetik berpengaruh terhadap kemampuan memproduksi air susu, lemak atau bahan kering tanpa lemak. kadar lemak atau bahan kering tanpa lemak sehingga kualitas air susu berbeda . Untuk tipe sapi perah Ayrshire, GuernseyJersey,Holstein, Brown Swiss , jika produksi air susunya berkurang selalu diikuti kenaikan kadar lemaknya. Kadar lemak air susu sapi Holstein 2,7 - 6,2 %
sedang sapi Jersey 3,4 - 8,5%. variasi persentase lemak dalam air susu paling besar sedang mineral paling kecil. Diameter butiran lemak susu juga bervariasi , namun untuk sapi Guernsey diameter butiran lemaknya paling besar, sedang Ayrshire dan Holstein yang terkecil. persentase lemak susu yang tmggi dalam air susu akan memiliki diameter butiran lemak yang besar, juga sebaliknya. Produksi air susu yang sudah dibakukan ke 305 hari 2X. ME, untuk tipe sapi perah Brown Swiss 5500 kg , Holstein 6350 kg, Jersey 4000 kg, Guernsey 4300 kg, Ayrshire 5050 kg,
-Sekresi glandula mammae sesudah sapi perah beranak dikenal sebagai kolostrum susu jolong
yang sangat berlainan dengan air susu normal, dan tidak umum untuk dikonsumsi. biasanya kolostrum akan berubah menjadi air susu normal 5 hari sesudah beranak dan kadang sesudah 10 - 15 hari. Sesudah periode kolostrum ini , produksi air susu berangsur naik 3-6 minggu atau hingga
bulan kedua, sedikit konstan hingga bulan ketiga lalu berangsur menurun perlahan-lahan hingga akhir masa laktasi. Pada sapi perah yang tidak bunting pada masa laktasi, sesudah mencapai puncak produksi rata-rata produksi bulanannya 93-97 % dan rata-rata produksi air susu pada puncak. Produksi sapi perah yang tidak bunting dalam masa laktasi memproduksi air susu lebih banyak dibandingkan sapi perah yang bunting dalam masa laktasi. Dalam bulan ke-1, 2 hingga ke-3 dari masa laktasi kadar lemak susu menurun, lalu meningkat lagi hingga akhir masa laktasi, juga , halnya dengan kadar protein susu.
-produksi susu dan kadar lemaknya sangat bervariasi . Pada kondisi sapi perah berahi produksi susu atau kadar lemaknya menurun, susunannya juga berubah atau dapat menyerupai kolostrum. kondisi serupa itu bersifat sementara,dan kembali normal sesudah sapi perah tidak berahi lagi. Sapi perah yang mengalami gangguan pada ovariumnya Follicle cyst dan yang tidak berahi memproduksi susu lebih banyak dibandingkan sapi perah yang normal.
Kebuntingan berpengaruh sedikit terhadap susunan atau jumlah susu yang dihasilkan. , seekor sapi perah yang dikawinkan 90 hari sesudah beranak memproduksi susu 760 - 850 lb lebih rendah dibandingkan sapi perah yang dlkawinkan 250 hari sesudah beranak. sebab sesudah usia kebuntingan 5 bulan produksi susu sangat menurun dan pada usia kebuntingan 8 bulan produksi susu berkurang hingga 25% dibanding dengan produksi susu sapi perah yang saat sapi ini tidak bunting. juga usia kebuntingan pada bulan ke-4 hingga ke-5 meningkatkan
jumlah bahan kering tanpa lemak dalam susu, pada usia kebuntingan 7 bulan atau selama laktasi persentase protein lebih tinggi dibandingkan sapi yang tidak bunting. juga kadar lemak susu akan meningkat dengan meningkatnya usia kebuntingan bahwa antara usia kebuntingan dengan produksi susu, lemak susu dan bahan kering tanpa
lemak ada hubungan. Penurunan produksi susu pada sapi perah yang sedang bunting 8 bulan mungkin dipicu energi yang ada pada sapi dipakai untuk 3 macam keperluan yaitu : untuk
keperluan aktifitas fetus dalam kandungan, hidup pokok, pertumbuhan, energi ini setara dengan produksi susu 410 - 610 lb. Agar produksi susu dapat dipertahankan normal, diusahakan beranak sekali dalam satu tahun 12 bulan dengan mengawinkan 2 - 3 bulan sesudah beranak sehingga diperoleh 10 bulan lama laktasi
dan 8 minggu lama kering.
-Untuk produksi susu diperlukan makanan yang cukup baik dalam kuantitas atau kualitasnya.
jika sapi perah tidak diberi makanan tidak akan mampu produksi susu. makanan akan
berpengaruh terhadap produksi susu, walaupun dengan makanan saja orang tidak akan mampu
meningkatkan produksi susu sapi yang memang tidak memiliki bakat memproduksi susu
banyak. Kekurangan makanan berarti banyak tersedia energi, sehingga produksi susu akan turun selama kekurangan terjadi. Pengaturan dalam pemberian makanan pada sapi perah menjelang laktasi atau akan diperah sangat penting, sebab energi banyak diperlukan untuk memproduksi
susu. jika tidak dilakukan dengan sebaiknya, sapi perah yang berproduksi susu tinggi berat tubuh nya akan turun dan berakibat produksi susunya pun menurun. sistem yang dijalankan yaitu pemberian makanan secepatnya sesudah anaknya lahir dan jumlah energi yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan hidup pokok dan produksi susunya.
Defisiensi zat-zat esensial dalam makanan yang diperlukan sapi perah, memicu susunan atau produksi susu menurun. Kadar lemak susu sedikit dipengaruhi makanan . Pengaruh terhadap kadar lemak ini bersifat sementara dan akan pulih kembali sesudah 2 minggu, namun kadar piotein dan gula banyak dipengaruhi oleh makanan ternak. Beberapa bahan makanan contoh kedelai, kelapa biji kapok, dapat menaikkan kadar lemak ,dedak dan bekatul sebetulnya tidak begitu baik bagi pembentukan susu, Sebaliknya jagung bungkil kelapa, daun turi, daun ketela rambat dengan zat penyusun yang sederhana ternyata lebih baik pengaruhnya terhadap produksi susu,
Bahan makanan yang memiliki bau yang khas akan beralih ke bau susu yang dihasilkan,
contoh silage, kool, sereh, lobak bahan makanan yang berbau busuk atau yang berbau tajam. Air minum juga mempengaruhi produksi susu, air hujan akan menurunkan produksi susu hingga 10 % air yang berbau busuk dapat pula pindah baunya ke dalam susu.
-usia sapi perah berpengaruh terhadap produksi air susu, sapi perah yang sudah dewasa usia
6 tahun memproduksi susu 25 kali lebih banyak dibandingkan waktu sapi perah ini berusia
2 tahun lalu sesudah berusia 8 tahun produksi susunya akan menurun perlahan-lahan.
Bertambahnya usia sapi perah atau bertambahnya jumlah laktasi berpengaruh terhadap persentase lemak dan bahan kering tanpa lemak dari laktasi pertama hingga laktasi kelima terjadi penurunan persentase lemak susu 02 % dan bahan kering 0,4 %. Sapi perah dara sebaiknya dikawinkan pertama kali pada usia 24 bulan atau pada usia yang
lebih muda dengan harapan agar beranak pertama kali pada usia 30 bulan. Sapi perah yang
beranak pertama kali pada usia 30 bulan akan memproduksi air susu lebih banyak dibandingkan
sapi perah yang beranak pertama kali dibawah usia 30 bulan. Sapi perah yang baru pertama kali beranak produksi susu yang lebih banyak masih dapat diharapkan pada masa laktasi berikutnya, produksi susu terbanyak dan terbaik diharapkan pada laktasi ke 3,4,5, hingga usia 8 tahun dan sudah usia ini produksi susu akan menurun perlahan-lahan. Sapi perah yang banyak produksi susunya yaitu sapi perah yang besar untuk tipe nya sendiri sedang yang tubuh nya kecil memproduksi susu lebih sedikit, namun bakat
memproduksi susu banyak tidak harus menurun bersama dengan bakat bertubuh besar. Sapi
yang bertubuh kecil yang memiliki bakat memproduksi susu banyak dalam tipe nya,
tidak akan mampu mengalahkan sapi yang besar tubuh nya dengan bakat memproduksi susu
yang banyak. sebab sapi yang besar tubuh nya disamping memiliki bakat memproduksi susu juga memiliki kemampuan dan kekuatan lebih besar dalam mencerna makanan untuk membentuk air susu. Seekor sapi perah dengan besar tubuh 2 kali dari sapi yang lain, akan memproduksi susu 70% lebih banyak. produksi susu sapi perah akan meningkat dari 100 - 880 lb untuk tiap kenaikan berat tubuh 100 lb untuk sapi yang usia nya sama ; pada sapi Hoisteim tiap kenaikan berat tubuh 100 lb akan meningkatkan produksi susu 440 lbs jika berat tubuh sapi konstan. Kenaikan produksi susu terjadi sesuai dengan pertambahan usia sapi mencapai dewasa.
Pengaruh usia sapi perah terhadap produksi susu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
-Pada masa laktasi pertama dan kedua, produksi susu banyak dipengaruhi oleh usia sapi pada
saat beranak; - sedang pada masa laktasi ketiga, produksi tidak dipengaruhi oleh usia sapi saat beranak, Pada masa laktasi pertama dan kedua, produksi susu banyak dipengaruhi oleh usia sapi pada saat beranak pada laktasi berikutnya terjadi hal sebaliknya yaitu makin tua usia sapi saat beranak produksi susunya makin sedikit.
berat tubuh atau usia saat beranak berpengaruh terhadap persentase lemak
dalam air susu; kenaikan berat tubuh 100 lbs akan meningkatkan produksi susu 70% dibandingkan produksi susu pada masa laktasi sebelumnya.
dalam hal penanganan air susu ,antaralain:
Air susu bergizi tinggi, sebab mengandung semua zat yang diperlukan tubuh , zat penyusunnya dalam perbandingan sempurna mudah dicema diserap darah. air susu mengandung zat penyusun berada dalam larutan, kuman yang jatuh ke dalam air susu akan memperoleh media yang baik untuk berkembangbiak, akhirnya merusak kondisi air susu. saat air susu masih berada dalam ambing ternak yang sehat atau beberapa saat sesudah keluar air susu yaitu suatu bahan yang bernilai gizi tinggi,murni, higienis,mengandung sedikit kuman yang berasal dari ambing atau air susu masih steril. juga bau dan rasa tidak berubah tidak berbahaya untuk diminum. Sesudah beberapa saat berada dalam suhu kamar air susu peka terhadap pencemaran kuman sehingga susunan dan kondisi air susu akan berubah. Untuk mempertahankan sifat-sifat baik ini , usaha ditujukan untuk pencegahan kemungkinan perusakan kualitas air susu, yang mungkin dilakukan oleh kuman di dalam air susu ,
Kualitas air susu ditentukan oleh kebersihan dan
kesehatan peternak jenis ternak, makanan dan kesehatan ternak menentukan produksinya.
perlakuan yang sehat saat memperoleh, menangani dan menyimpan air susu mentah mulai dari keluar dari ambing hingga ke tempat pengolahan dan hingga ke tempat konsumen, air susu yang berkualitas baik haruslah memenuhi persyaratan,antaralain :
Bebas dari kuman patogen. memiliki jumlah kuman yang relatif sedikit, Melk Codex tahun 1914, maksimum jumlah kuman satu juta 1.000.000 per mililiter air susu mentah. Daya simpan cukup baik, awet dan tetap segar. memiliki susunan yang tidak nyimpang dari Melk Codex tahun 1914 ,
memiliki rasa dan bau yang baik khas rasa susu.Harus bersih, bebas dari zat berbahaya atau toksik.
hal yang penting yang berkaitan dengan pengawasan kualitas air susu di peternakan yaitu :
Macam ember susu ,Pemindahan air susu, Penyaringan air susu ,Cara pendinginan air susu ,Cara pencucian alat-alat persusuan , Pengawasan terhadap lalat kecoa nyamuk tikus ,
kondisi dari kandang kondisi kamar susu , Kesehatan sapi perah ,Kesehatan pemeliharaan sapi perah ,Persiapan sapi yang akan diperah,Persiapan pada pemerah , hal hal di atas mempengaruhi jumlah kuman dalam air susu namun hal utama yang berpengaruh yaitu cara pencucian alat-alat persusuan, kesehatan sapi perah, macam ember, cara pemerahan, cara pendinginan air susu, Faktor yang mempengaruhi bau dan rasa flavor dari air susu yaitu cara pemberian makanan , cara pencucian alat-alat persusuan,macam bahan makanan yang diberikan, persiapan sapi yang akan diperah, ventilasi kandang, pemindahan air susu dan kandang dan
Faktor yang berpengaruh terhadap kebersihan air susu yaitu cara penyaringan air susu,cara pemberian makanan , persiapan sapi yang akan diperah, macam ember yang dipakai ,
Keasaman air susu yaitu hasil fermentasi laktosa oleh kuman sehingga faktor yang mempengaruhi jumlah kuman dalam air susu juga berpengaruh terhadap keasaman air susu.
syarat diperlukan untuk menjamin kandang sapi tetap bersih yaitu : Lantai kandang yang baik ,memiliki dinding kandang baik dan langit-langit kandang terikat baik ,Cara pembuangan kotoran yang baik. Lokasi kandang yang baik ,Cukup sinar matahari ,Cukup ruangan udara ,Ventilasi kandang yang baik , Lokasi kandang sapi perah sebaiknya bebas dan tidak berdekatan dengan kadang ternak lain atau dekat dengan kubangan lumpur. Ventilasi kandang yang tidak baik, berpengaruh terhadap kualitas air susu juga kesehatan sapi dan tidak langsung akan mempengaruhi kualitas air susu yang dihasilkan. Kandang sebaiknya mudah
dibersihkan dari kotoran kandang sebaiknya setiap saat dipindahkan ke suatu tempat yang letaknya jauh dari kandang. Setiap peternakan sapi perah harus memiliki kamar susu, sebab air susu harus
secepatnya dipindahkan ke kamar susu sesudah pemerahan. Persyaratan untuk kamar susu yaitu sama dengan kandang, bahkan segi kebersihan dan mudah dibersihkan cukup untuk menyimpan
air susu , asalkan bau kandang jangan masuk ke dalamnya,
lalat sebagai pembawa kuman yang mencemari susu,Lalat dapat mengganggu sapi perah,akibatnya sapi gelisah dan dapat menurunkan produksi susu, Untuk menghindari adanya lalat maka kebersihan kandang perlu dijaga, jangan menimbun kotoran
di dekat kandang,
Penyakit pada manusia dapat menular kepada sapi sebab itu para pemelihara sapi perah pemerah susu, atau yang menangani air susu dan membersihkan alat-alat sebaiknya bebas dari penyakit. Para pemilik, pemelihara, pemerah, dan yang menangani air susu harus bebas dan penyakit TBC, typhus, dan harus diperiksa kesehatannya setiap 6 bulan atau setahun sekali,
Sapi perah yang sudah menderita penyakit menular dapat memindahkan penyakit ke orang lain melalui air susu. namun dengan tatalaksana yang baik sapi perah akan bebas dari penyakit zoonosis contoh mastitis,TBC, brucellosis, anthrax , Untuk mencegah penyakit mastitis sebaiknya pengobatan dilakukan saat sapi perah sedang dalam masa kering. Agar sapi perah bebas dari penyakit TBC, setiap tahun perlu diuji dengan tuberkulinasi test, sapi yang menandakan reaksi positif harus dikeluarkan dan dipotong. Untuk mencegah penyakit brucellosis dan anthrax perlu dilakukan vaksinasi yang teratur. jika peternak membeli sapi perah, sapi perah yang dibeli sebaiknya sudah di test dan dinyatakan bebas penyakit menular.
silage, lobak, kobis, memicu bau pada air susu. Untuk mencegah sebelum atau saat sapi diperah jangan diberi makanan ini .jangan diberikan makanan yang berdebu sebab debu banyak mengandung kuman dan dapat mencemari air susu. Pemberian makanan yang berbau 1 - 4 jam sebelum diperah akan memicu air susu berbau. orang yang baru habis makan petai, jengkol, tidak diperkenankan memerah sapi, sebab bau makanan ini dapat berpindah ke air susu.
Sapi perah sebaiknya disikat setiap hari sebelum memerah ambingnya, juga area lipat paha disikat dan dibersihkan. Sesaat sebelum memerah, ambing sapi dilap dengan lap yang bersih yang sudah dibasahi dengan air panas. Penguntingan rambut di area lipat paha akan menjamin sapi bersih dan kebersihan air susu. Pada sapi perah yang dibersihkan ambing dan area lipat pahanya memproduksi air susu dengan jumlah kuman 750 per-mililiter, sedang sapi perah yang tidak dibersihkan ambing dan area lipat pahanya memproduksi air susu dengan jumlah kuman 7000per-mililiter. sehingga pembersihan ambing dan area lipat paha akan menurunkan jumlah kuman sebanyak 6500 per-mililiter air susu.
Pembersihan dengan tangan saja tetap mengotori ambing dan air susu.
Pemerah sebaiknya memakai pakaian yang bersih dan harus mencuci tangannya sebelum
melakukan pemerahan. Pakaian yang berwarna putih sebaiknya dipakai pemerah, sehingga
mudah diketahui jika kotor, Macam ember susu
Ember dengan mulut sempit yaitu terbaik untuk memerah sapi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang memakai ember bermulut sempit untuk menampung air susu waktu diperah pemakaian ember bermulut sempit tidaklah umum. Sebaliknya yang bermulut lebar yaitu umum dipakai . pemakaian ember bermulut sempit memang pada saat permulaannya agak sukar dilakukan, namun dengan membiasakan ternyata
pemakaian nya menjadi mudah. pemakaian ember bermulut sempit, kondisi sapi bersih, dan ambing dan puting bersih dan peralatan disterilisasi, memproduksi air susu yang bersih dan jumlah kuman sedikit. Pencucian peralatan contoh ember, milk can, botol dengan memakai air panas dan larutan khlor dapat melarutkan lemak susu dan menjadi bersih. Peralatan yang tidak bersih untuk penanganan air susu memicu air susu banyak mengandung kuman. dengan cara antaralain :
Rendamlah peralatan dalam air dingin, atau air hangat-hangat kuku untuk menghilangkan
bekas-bekas lemak yang masih menempel pada peralatan. Cucilah dengan memakai air sabun hangat dan memakai sikat, janganlah memakai lap sebab dengan sikat akan bersih sedang dengan lap hanya melicinkan saja. lalu dibilas dengan air bersih. lalu direndam dalam air mendidih selama 3 menit, kadang juga dipakai uap panas selama 30 detik hingga satu menit sehingga peralatan menjadi kering dan bersih.
Air susu hasil pemerahan secepatnya dipindahkan dari kandang, sesudah setiap sapi diperah untuk menjaga agar air susu tidak berbau. Air susu hasil pemerahan sebaiknya disaring, untuk
menghilangkan kotoran yang jatuh ke dalam air susu. Saringan terbaik yaitu terbuat dari kapas, sebab sangat efisien dan sekali pakai terus dibuang. Kain dapat pula untuk menyaring
namun mudah kotor dan yaitu sumber dari kuman, sebab itu saringan yang dipakai lebih dari satu kali harus dicuci bersih dan digodok.
Pendinginan air susu sesudah diperah akan menghambat perkembang biakan kuman pendinginan air susu pada berbagai suhu dan lama penyimpanan berbeda akan menpengaruhi jumlah kuman. Air susu perlu didinginkan segera sesudah diperah sekurang-kurangnya pada suhu 7 - 10°C
selama 2 hingga 3 jam, untuk mencegah berkembang biaknya kuman yang sudah ada di dalam air susu. jika air susu dijual dalam botol, cara praktis dan cepat untuk mendinginkan
yaitu dengan memakai alat pendingin. jika tidak memiliki alat pendingin, pendinginan dilakukan dengan es yaitu : air susu dimasukkan ke dalam milk can dan milk can dimasukkan ke dalam bak yang berisi es. Dapat juga dilakukan dengan
memakai air dingin yang mengalir dengan suhu 5°C di area pegunungan.
Pemeriksaan terhadap air susu dilakukan di peternakan, laboratorium di perusahaan pengolah air susu, guna menjamin konsumen menerima kualitas air susu yang baik ,Peraturan persusuan di negara kita masih berdasar pedoman Melk Codex tahun 1914 yang dideklarasikan pada 10 Mei tahun 1920 yaitu: Pengawasan terhadap perusahaan susu. Syarat minimal kualitas air susu yang baik Cara pemeriksaan kualitas air susu dan susu olahan terhadap susunan dan higienenya ,
berdasar Melk Codex ini area Kotamadya, Kabupaten menyusun peraturan yang berlaku bagi area nya masing-masing ( Melkverordening)
ada kesamaan menyusun peraturan yaitu : Pengawasan terhadap kualitas air susu yang dijual.
Adanya peraturan untuk dapat mendirikan sebuah perusahaan. Adanya pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan dan peralatannya.
Di dalam peraturan ini juga ada definisi-definisi, contoh mengenai air susu, perusahaan air susu, penjual air susu, syarat yang harus dipenuhi perusahaan mengenai: kamar susu, kandang, peralatan, pegawai,
susu murni yang beredar harus memenuhi
persyaratan kualitas antaralain :
-uji didih . negatif ,
-uji alkohol 70 % ... negatif
-angka katalase setinggi-tingginya .... 3 cc ,
-angka refraksi .. 34,0 ,
- kadar protein sekurang-kurangnya .... 2,7 % ,
- titik beku .....-0,520 -0,5660°C ,
- jumlah kuman yang dapat dibiakkan setinggi-tingginya ..... 3 juta tiap cc ,
-warna, bau, rasa, kekentalan tidak ada perubahan
-berat jenis pada suhu 27,5°C sekurang-kurangnya ... 1,028.
-kadar lemak sekurang-kurangnya ... 2, 8 % ,
-kadar bahan kering tanpa lemak sekurang-kurangnya ..... 8,0 % ,
- derajat asam ... 4,5 - 7°SH ,
-waktu reduktase .. 2-5 jam ,Kualitas air susu nomal menurut Melk Codex tahun 1914 harus memenuhi angka-angka minimal antaralain : Kadar protein semu N 3 ,Kadar protein murni 2,7 % ,Kadar bahan keju 2,1 % ,Angka reduktase 2 ,
Jumlah kuman per-cc maksimal 1 Juta ,
Berat jenis serum kapur khlor 1,0230 ,
Angka polarisasi 4,400C ,Kahr khlor dalam 100 gr air susu 65 - 90 mg ,Berat jenis BJ 1,0280 ,
Kadar lemak 3,5 % ,Kadar bahan kering tanpa lemak 8,0 % ,Derajat asam 4,5 - 7°SH ,
Titik beku 0,520°C ,Angka refreksi ….. 34 ,
Kadar abu 0,7% ,Angka katalase 0 ,Kadar laktosa 4,2 % ,
susu tidak diperbolehkan mengandung kuman patogen dan benda asing yang dapat mengotori susu. Pengujian kualitas dilakukan di Laboratorium yaitu :
Pengujian terhadap kondisi susu meliputi :
Uji kuman dilakukan secara pemupukan dengan metode Koch ,Pemanasan/pasteurisasi/sterilisasi dilakukan dengan uji fosfatase atau storch , Uji antibiotika/pestisida/hormon dan farmasetik lainnya dilakukan menurut metode masing-masing pengujian. Warna, bau, rasa, kekentalan dilakukan secara organoleptis , Kebersihan dilakukan dengan metode saringan yang memakai kertas saring , Keasaman dilakukan dengan uji didih, uji alkohol dan titrasi ,Uji katalase dlaksanakan dengan H2O2 ,Uji sedimentasi dilakukan dengan memakai tabung Tromsdorf ,Uji reduktase dilakukan dengan metiTen bini atau resgziirin ,
Pengujian meliputi :
Angka refraksi dilakukan dengan memakai refraktometer ,Titik beku dilakukan dengan memakai kryoskop ,
Berat jenis dilakukan dengan memakai laktodensimeter yang tertera pada suhu
27,5 °C ,Kadar lemak dilakukan dengan metode Gerber ,Kadar protein dilakukan dengan metode Kyeldahl ,Kadar bahan kering tanpa lemak diperhitungkan berdasar berat jenis dan kadar lemak menurut rumus Fleishmann ,
Di dalam SK Dirjen Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/23 dicantumkan tentang
pengawasan perusahaan antara lain :
-Limbah dan air buangan dari kandang harus ditampung pada tempat khusus.
-Setiap usaha peternakan sapi perah harus menghindarkan sejauh mungkin timbulnya
gangguan pencemaran lingkungan berupa bau, serangga, tikus, dan lain-lain.
-Setiap usaha peternakan sapi perah harus memiliki sumber air hersih, yang layak
dipakai sebagai air minum.
-Alat yang dipakai untuk mewadahi, menampung dan mengangkut air susu harus memenuhi persyaratan : Tidak mengelupas bagian-bagiannya, tidak bereaksi dengan susu dan tidak mengubah
warna, bau, dan rasa susu ,Setiap akan dipakai harus bersih dan dihapus hamakan.
Kedap air ,Terbuat dari bahan yang tidak berkarat
-Setiap pekerja peternakan sapi perah, pengumpul, dan penampung susu yang berkaitan langsung dengan pemeliharaan sapi perah dan penanganan susu harus sehat dan bebas dari penyakit menular dinyatakan dengan surat keterangan dokter yang diperbaharui setiap tahun ,
-Setiap sapi perah harus diuji kesehatannya, termasuk vaksinasi terhadap beberapa penyakit, dan uji terhadap tuberculosis dan brucellosis.
-Sapi perah yang terbukti menderita atau diduga menderita salmonellosis, tuberculosis,
brucellosis, penyakit mulut dan kuku, mastitis, endomeiritis, luka pada ambing, air susunya dilarang untuk dikonsumsi manusia.
-Sapi perah yang sedang dalam pengobatan dengan antibiotika dan farmasetik lain,
dilarang dimanfaatkan susunya untuk konsumsi manusia, hingga selesai waktu henti obat
dari obat yang bersangkutan.
-Setiap usaha peternakan sapi perah harus memenuhi persyaratan kandang
memenuhi persyaratan teknis, ekonomis dan biologis. ventilasi dan pertukaran udara segar masuk leluasa ke dalam kandang, sebaliknya
udara kotor mudah keluar kandang. bersifat permanen/semi permanen, berlantai beton atau kayu yang tidak licin, lantai miring ke arah saluran pembuangan dan mudah dibersihkan. lantai kandang memiliki ukuran 2 x 1,5 meter persegi untuk tiap ekor sapi dewasa, tidak termasuk jalur jalan dan selokan.
Sistem perkawinan normal dilakukan dalam suatu usaha peternakan sapi perah untuk meningkatkan mutu genetik sapi perah yaitu :
-Grading-up. yaitu perkawinan antara ternak jantan yang murni tipe nya dengan ternak tipe murni atau betina hasil persilangan, dan dilanjutkan perkawinan pejantan murni tadi dengan hasil persilangannya yang betina dan generasi ke generasi. Akhirnya sesudah 5 atau 6 generasi ternak keturunannya memiliki darah masing masing 97% atau 98 % sering kita berhadapan dengan ternak yang hampir murni
tipe nya, atau ternak yang berderajat tinggi high grade . contohnya yaitu sapi perah Grati di negara kita , sapi perah Israel yang dikenal dengan nama Israeli Holstein Friesien.
-Kawin dalam Inbreeding . yaitu perkawinan dari ternak yang masih memiliki hubungan keluarga dekat namun masih dalam satu tipe . Dalam sistem perkawinan ini masih dibedakan antara :
--Line breeding, artinya perkawinan antar keluarga yang dipusatkan kepada seekor ternak yang amat disenangi. Perkawinan inbreeding ini biasanya terjadi di peternakan yang hanya memiliki seekor
pejantan, atau yang hanya memakai satu macam semen dari sapi pejantan yang unggul. Perkawinan semacarn ini akan memicu keturunannya berproduksi susu rendah, sering terjadi muncul faktor lethal, gangguan reproduksi, penurunan vitalitas, penurunan pertumbuhan,
--Kawin luar Out breeding , artinya perkawinan antara ternak yang sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga namun masih di dalam satu tipe . Yang sama dan hasilnya lebih baik.
--Kawin tertutup closed breeding , artinya perkawinan antara ternak jantan dan betina
yang masih memiliki huhungan yang dekat sekali, contoh antara saudara kandung, adik dengan kakak, tertua dengan anak, cucunya ,
- Kawin silang Cross breeding yaitu suatu perkawinan antara dua ternak yang berbeda tipe nya, dengan tujuan : memproduksi sapi yang baru, contoh tahan terhadap lingkungan tertentu, penyakit, menguntungkan secara ekonomis. contohnya munculnya tipe yang baru, memproduksi ternak yang bukan untuk bibit contohnya sapi jantan FH dikawinkan dengan sapi Ongole, Hissar, Bali hasil persilangan produksi susunya lebih baik dari tertua nya . contoh sapi AFS Australian Friesien Sahiwal , AMS Australian Milking Shorthorn , Jamaica Hope, AMZ Australian Milking Zebu di India dipakai sapi perah Jersey, FH, Brown Swiss untuk memperbaiki sapi Red Sindhi, Sahiwal, Hariana ,
- seleksi yaitu memilih ternak yang memiliki sifat produksi susu tinggi untuk dijadikan bibit bagi generasi yang akan datang. teori seleksi sapi perah yaitu : Seleksi yang didasarkan atas silsilah masing-masing pedegree . Seleksi yang didasarkan atas uji produksi,Seleksi didasarkan atas tipe. Seleksi yang didasarkan atas tipe eksterior masing-masing . Seleksi yang didasarkan atas pemenang dalam lomba ternak.
Seleksi didasarkan atas pemenang dalam lomba ternak. Seleksi cara ini hampir sama dengan yang berdasar tipe tiap masing-masing . Hanya cara seleksi ini dilakukan saat diadakan lomba ternak, biasanya ternak yang menang juara dipilih sebagai bibit. Cara seleksi ini banyak kelemahannya.
Seleksi cara ini sebetulnya kurang tepat, sebab ternak yang memiliki tipe yang baik belum tentu akan menandakan suatu produksi susu yang
tinggi. Sehingga cara ini tidak selalu tepat dan kemajuan yang akan dicapai lambat.
Seleksi yang didasarkan atas silsilah masing-masing . Silsilah yaitu suatu catatan ternak yang
didalamnya tertera tertuanya. Jadi dalam silsilah akan dapat dipelajari produksi tertua nya yang
betina dan kemampuan tertua nya jantan mewariskan sifat produksi susu tinggi. Dari silsilah ini pula dapat terpilih ternak yang memiliki kemampuan produksi susu tinggi, yang lalu
terpilih sebagai bibit. Perlu diingat cara seleksi ini hanya dilakukan terhadap sapi perah yang belum berproduksi susu atau yang hampir sama produksi susunya.
Seleksi yang didasarkan atas uji produksi. Cara seleksi ini dianggap yang paling tepat diantara cara seleksi yang sudah tertulis dan dapat pula dipakai untuk menentukan ternak mana yang paling baik untuk dijadikan bibit. Pada cara seleksi ini dilakukan dua cara : 1.Uji keturunan Progeny Test = Uji zuriat 2. Uji produksi tiap ekor masing-masing ternak masing-masing al Merit Testing ,
Uji produksi tiap ekor masing-masing ternak. berdasar hasil uji produksi tiap ekor ternak,
dipilih ternak yang memiliki produksi susu tinggi untuk dijadikan bibit, dan yang berproduksi
susu rendah disisihkan culling dari peternakan. Untuk itu perlu semua pencatatan produksi
susu dibekukan ke produksi susu selama 305 hari, 2 kali pemerahan sehari, dan sapi sudah
dewasa atau dengan kode produksi susu 305 h. 2 x SD. Untuk mengetahui apakah seekor sapi
perah berproduksi susu tinggi atau rendah, maka perlu dilakukan penghitungan daya produksi
susu MPPA = Most Probable Producing Ability . Untuk keperluan penghitungan ini diperlukan, faktor usia waktu beranak, frekuensi pemerahan Sesudah selesai menghitung daya produksi susu seluruh sapi yang ada di peternakan dilakukan ranking, untuk semua sapi perah. Sapi perah yang memiliki daya produksi di atas rata-rata produksi susu perusahaan sebanyak 51-54% dipakai sebagai bibit. sedang yang daya produksi susunya dibawah rata-rata produksi susu perusahaan sebanyak 21 - 26% dikeluarkan.
Uji keturunan / Uji zuriat. yaitu memilih ternak berdasar atas penilaian produksi susu dan anak-anaknya yang betina. Uji ini selalu dilakukan pada ternak jantan. sebab ternak jantan memiliki jumlah keturunan jauh lebih banyak dibandingkan
ternak betina. Disamping itu sapi perah jantan tidak memproduksi susu, sehingga penilaian terhadap sapi jantan didasarkan pada produksi susu anak-anaknya yang betina. Atau uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan seekor pejantan menurunkan sifat produksi susu yang tinggi kepada anak-ahaknya dan kadar lemaknya dinamakan transmitting ability . Beberapa uji klasik yang dilakukan dalam uji zuriat :
--. Daughter Dam Comparison Test. Cara ini dilakukan dengan membanding bandingkan produksi susu dan lemak dari anak pejantan muda yang akan diuji kemampuannya menurunkan
sifat produksi susu tinggi dengan induknya. Untuk kelancaran uji ini diperlukan 5 - 10 pasang induk anak, penilaian pejantan dengan perkawinan IB.
Contoh : Susu Lemak
rata-rata produksi susu anak 5653 liter 3,72%
rata-rata produksi susu induk 5325 liter 3,56%
---------------------------------
Beda. +} 328 liter + 0,16%
jika produksi susu anak lebih tinggi dari produksi susu induk atau selisih produksi susu anak dengan produksi susu induk positip dikatakan pejantan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari uji ini yaitu : pemakaian induk boleh sembarang yang ada, anak induk harus seragam usia nya, dan anak harus mendapat perawatan, pemeliharaan yang
sama. Sehingga untuk menilai seekor pejantan baik/tidak baru dapat diketahui sesudah
pejantan berusia 4 1/2 - 5 tahun. Kelemahan dari cara uji ini yaitu , memerlukan waktu
lama, biaya mahal, dan anak sertanduk ada beda yang mencolok .
--Daughter Herdmate Comparison Test.- Dengan cara ini penilaian seekor pejantan dilakukan dengan membanding bandingkan produksi susu rata-rata anak pejantan ini dengan produksi rata-rata anak pejantan lain yang lahir dalam musim, tahun yang sama dengan anak pejantan yang dinilai. jika pejantan A akan dinilai, dikawinkan dengan betina induk A, B, C, D, E. Sebagai pembanding pejantan 13 yang sudah diketahui
keunggulannya dikawinkan dengan betina induk F,G, H, I, J. Kelahiran akan A1, B1, C1, D1, E1 dan F1, G1, H1, I1, J1, harus dalam musim dan tahun yang sama, dan memperoleh pemeliharaan yang sama. lalu dibandingkan produksi susunya,
rata-rata A1, B1, C1, D1, E1 dengan produksi susu rata-rata F1, G1, H1. I1. J1.
-- Equal Parent Index EPI . Dari suatu perkawinan antara sapi jantan dengan betina, akan
dihasilkan anak yang akan memiliki setengah sifat pejantan dan setengah sifat induk, sifat ini diturunkan lalu yaitu hasil gabungan dari sifat terkandung dalam pasangan gen. Cara inipun untuk mengetahui kemampuan pejantan dengan melihat produksi anaknya yang betina. Rumus EPI menjadi :
EPI = 2 A - Y EPI = indeks pejantan
A = produksi susu anak
Y = produksi susu induk
Contoh : Seekor Pejantan A dikawinkan dengan induk K yang berproduksi susu 2500 liter, memproduksi anak dengan produksi susu 3500 liter. Seekor Pejantan B dikawinkan dengan induk L yang berproduksi susu 2500 liter, memproduksi anak dengan produksi susu 3000 liter.
Jawab : Indeks pejantan A = 2 x 35000 - 2500
= 4500
Indeks pejantan B = 2 x 3000 - 2500
= 3500
sehingga ternyata indeks pejantan A lebih tinggi dibandingkan indeks pejantan B.
Cara ini dianggap terlalu klasik dan banyak hal yang masih berpengaruh tidak/belum
diperhitungkan. Untuk itu, agar EPI dapat dipakai untuk mengetahui/menduga produksi susu anak yang akan diharapkan dari pejantan yang akan diseleksi, perlu Daya Produksi Susu Seekor
Sapi Perah rata-rata Produksi Susu Perusahaan
rata-rata produksi susu masing-masing -
rata-rata produksi susu perusahaan
ditambahkan faktor lain yaitu rata-rata produksi susu sapi perah di suatu area /perusahaan
= Breed average BA . Cara baru ini dinamakan Regression Index RI . Dalam cara ini dapat
pula dimasukkan kadar lemak susu.
Contoh : Produksi susu Kadar lemak
EPI 5000 liter 3,70%
BA 4000 liter 3,55%
Regression Index 4500 liter 3,625%
Rumus : RI = 1/2 EP I + BA
jika hendak memilih sapi betina untuk bibit, dapat dengan menggabungkan dasar-dasar seleksi yang sudah tertulis dengan diperhatikan beberapa faktor lain yaitu :
memilih pejantan yang baik tidak semudah memilih sapi betina, bibit yang dalam waktu satu atau dua tahun sesudah dibeli dapat diketahui. Untuk dapat menilai, bahwa seekor pejantan betul-betul baik dalam menurunkan sifat produksi susu tinggi pada keturunannya, maka haruslah anak-anak betina dari pejantan ini sudah dewasa dan sudah memproduksi susu. Dalam hal ini memerlukan waktu cukup lama yaitu 4 1/2 - 5 tahun. jika pejantan ini masih muda artinya belum memiliki keturunan, sebaiknya dipilih dari anak yang jantan dari pejantan yang sudah diketahui keunggulannya juga dapat dari silsilahnya. Bahkan dapat pula dari informasi keunggulan saudara-saudara betina yang berasal dari satu pejantan. Atau dapat memakai dasar-dasar uji zuriat yang sudah dijelaskan . Sapi perah jantan yang dipilih sebaiknya memiliki syarat antaralain :
Dada lebar, jarak antar tulang rusuk lebar yang menandakan pejantan dapat bernafas
dengan baik. Lingkar dada dan lingkar perut cukup besar. Besar tubuh sesuai dengan usia , kuat dan memiliki sitat jantan yang baik. Kepala harus lebar bila dibandingkan dengan sapi betina, leher harus besar. Pinggang lebar dengan punggung kuat.
-Pemilihan bibit berdasar produksi susu yaitu jika sapi perah yang akan dijadikan bibit tidak memiliki catatan produksi susu, perlu diperhatikan sudah berapa lama berproduksi susu sejak dia beranak yang terakhir. Sebab dalam bulan ke 1 dan 2 sesudah beranak produksi susu mencapai puncaknya lalu menurun secara perlahan hingga akhir laktasi. Disamping itu perlu diketahui sudah berapa kali beranak, sebab produksi susu maksimum tercapai pada beranak yang ke 4 - 5 kali. jika pencatatan produksi susu lengkap dilakukan pemilihan berdasar daya produksi susu, sudah tentu semua catatan produksi susu sudah dibakukan ke 305 h. 2 x. SD.
-Dalam memilih sapi betina bibit, harus diperhatikan kesehatan sapi, sapi perah harus bebas dari penyakit menular, contoh tbc, ngorok, mulut dan kuku, keguguran menular ,
-Perlu dipehatikan ciri khas dari tipe sapi yang akan dipilih, apakab FH murni, keturunan PFH , peranakan/persilangan FH contoh Grati ataukah tipe sapi perah selain FH.
-Untuk menentukan usia , perlu dilihat gigi seri sapi ini . Sapi yang usia nya lebih tua usia nya memproduksi susu lebih banyak dibandingkan sapi yang muda usia nya. Untuk
sapi FH produksi susu maksimal tercapai pada usia 7 - 8 tahun. Sesudah itu produksi susu
menurun dengan perlahan, pada usia 10 tahun produksi susu jelas terlihat penurunannya.
-Sapi perah yang akan jadikan bibit perlu diketahui apakah sapi ini berasal dari tertua nya yang berproduksi susu tinggi. Silsilah bermanfaat dalam pemilihan sapi dara, atau dalam pemilihan bibit yang memiliki produksi hampir bersamaan.
-Sapi perah yang hendak dijadikan bibit, harus memiliki bentuk yang menarik seperti baji, tubuh cukup besar dan sesuai dengan usia , memiliki sifat yang baik. Kepala cukup baik, hidung cukup besar, mata terang dan cukup lebar antara mata. Punggung lurus, kaki membentuk segi empat panjang dan jarak kedua kaki cukup lebar.
Jumlah puting tidak boleh lebih dari 4 letaknya dalam segi empat yang simetris, puting tidak
boleh terlalu pendek sebab menyulitkan pemerahan. Pembuluh darah balik vena harus
banyak dan berkelok dan mencolok , tempat dimana pembuluh darah ini masuk kedalam
tubuh dinamakan sumber susu. Sumber susu ini harus besar, banyak ada pada sapi perah
yang akan dijadikan bibit.
penyiapan sapi pengganti replacement stock
tergantung kepada keberhasilan pemeliharaan pedet calves dan sapi dara heifers sebagai replacement stocks ternak-ternak atau sapi-sapi pengganti .
Bila sapi-sapi yang sedang dipelihara memiliki kemampuan genetik yang tinggi maka akan sulit mencari penggantinya dari luar yang dapat menyamai, apalagi melebihi, kemampuannya. Sebaliknya, bila kemampuan genetiknya rendah, maka akan lebih menguntungkan membeli sapi pengganti dari luar yang keunggulanya diketahui.
Bagi peternak sapi perah yang berlokasi di sekitar atau pinggiran kota- kota besar, pilihan biasanya tak lain dibandingkan membeli sapi-sapi pengganti dari luar, terutama akibat ketebatasan lahan baik untuk lokasi kandang atau untuk penyediaan makanan . Mereka biasanya menjual pedet lepas sapih dan membeli sapi dara pengganti dari pasar atau peternak lain.
Replacement yaitu penggantian sapi perah yang sudah tua atau yang tidak produktif lagi, sehingga berkesinambungan produksi dapat dipertahankan. Pergantian ini biasanya hanya pada sapi betina saja, dan dilakukan setiap tahun; besarnya replacement
disuatu peternakan sapi perah berkisar antara 10 - 25% dari jumlah sapi perah betina yang
diternakkan,
Sapi-sapi pengganti diperlukan untuk menaikkan populasi sapi yang dipelihara, mempertahankan jumlah produksi susu. Dalam kaitan dengan usaha mempertahankan tingkat produksi susu, pedet atau sapi dara diperlukan untuk mengganti sapi-sapi yang diafkir sebab kegagalan gangguan reproduksi, gangguan
ambing, tua, mati atau sebab produksi susunya rendah. ini diperlukan untuk menambah populasi sapi produktif dengan potensi genetik yang lebih tinggi. , setiap tahun sebanyak seperempat dari
jumlah sapi-sapi betina dewasa dikeluarkan dari kelompoknya dan hartus diganti dengan
sapi-sapi dara yang lebih baik agar, paling tidak, tingkat produksi susu yang ditargetkan dapat
dipertahankan. Biasanya, tiga perempat dari sapi-sapi yang diafkir ini dikeluarkan sebab produksi susu yang rendah. Sesuai hukum-hukum genetika, 50% dari anak-anak sapi yang lahir dalam satu
kelompok ternak berpeluang berjenis kelamin betina dan 50% lainnya yaitu jantan. Dari sejak lahir hingga disapih 6 - 8 minggu pada peternakan maju; atau 3 - 4 bulan pada peternakan tradisional sebagian dari anak sapi yang lahir tadi mengalami kematian. Periode sebelum penyapihan anak sapi ditandai dengan angka kematian yang tinggi yaitu
sekitar 5% pada peternakan maju dan mencapai 25% pada peternakan tradisionil. beberapa dari pedet yang berhasil mencapai usia penyapihan akan gagal mencapai tahap produksi susu akibat kegagalan reproduksi, cacat ,bila seperempat dari jumlah sapi dewasa diafkir setiap tahun maka untuk mempertahankan populasi sapi yang produktif saja dan agar peternak leluasa melakukan seleksi maka 78% dari pedet betina yang lahir dalam satu tahun harus dibesarkan sebagai replacement stocks. Bila penyediaan sarana produksi memungkinkan, terutama makanan dan kandang, maka lebih menguntungkan bagi peternak untuk membesarkan sendiri sapi-
sapi pengganti dibandingkan membelinya dari peternak lain, sebab :
Memperkecil kemungkinan munculnya penyakit dari luar. Membesarkan sendiri sapi pengganti lebih murah hemat menguntungkan dibandingkan membeli, Sapi dara yang dibesarkan biasanya lebih unggul dibandingkan yang dibeli dari luar terutama bila dihubungkan dengan kemampuan produksi/reproduksi dan sifat-sifat lain. Dengan memelihara pedet sendiri peternak akan lebih leluasa mengadakan seleksi dan mengetahui riwayat hidup sapi-sapi yang dipeliharanya.