Oktober 06, 2023
hama
Oktober 06, 2023
hama
Pala atau dinamakan juga Myristica fragrans sebagai tumbuhan rempah dari Maluku, Ambon dan Ternate. area itu Pala tumbuh menyebar liar dan pala juga ditemukan di area Papua Nugini. Bangsa Arab memperoleh Pala melalui perdagangan dari Jawa dan India, sementara itu
Pala dikenal di eropa pada abad ke 12, eksploitasi Pala secara intensif dilakukan pada jaman penjajahaan Belanda. Pada saat itu, pala dijadikan komoditas termahal dalam perdagangan, harga fulinya seharga tiga ekor domba atau setengah ekor sapi, Belanda memonopoli perdagangan pala dengan melakukan pembatasan penanaman yang dikhususkan hanya pada pulau Banda dan Maluku, dan jika ada tumbuh ditempat lain harus ditebang sampai habis.
1 Deskripsi tumbuhan pala
Pala atau nama latin Myristica fragrans ini dapat tumbuh subur hampir di seluruh kawasan Indonesia, sentra penanamannya ada di Maluku Utara dengan luas 22.136 ha, Aceh 16.748 ha, Sulawesi 12.136 ha, Maluku 9.036 ha, dan Jawa Barat 3.195 ha. Pala akan tumbuh optimal pada iklim panas dan curah hujan yang diperlukan juga cukup banyak. Pohon pala yaitu pohon yang
rimbun dengan tinggi sampai 18 meter, daun berbentuk bundar telur dan bunga keluar dari ketiak daun dengan warna kuning terang, bunga jantan dan betina terpisah. Buah Pala berbentuk bulat panjang dengan warna kekuningan yang
kemudian berubah menjadi merah tua dan berbau wangi. tumbuhan Pala yaitu tumbuhan tropis yang tumbuh optimum pada ketinggian tempat 0-700 dpl. Suhu ideal bagi tumbuhan Pala tumbuh sekitar 18°-34°C, dengan curah hujan sekitar 2000-3000 mm/tahun. Lokasi yang sebaik
memiliki sifat tanah yang subur, gembur, drainase yang baik dan memiliki pH 5,5 - 6,5. tumbuhan Pala dikenal memiliki berbagai manfaat terutama pada bagian biji dan dan bunga Pala yang dipakai untuk menghasilkan minyak Atsiri. Pala dibuat untuk makanan sebagai manisan dan sirup. Produk manisan buah Pala banyak diproduksi oleh usaha besar, sedang dan besar. Kekhasan rasa manisan Pala, tidak semua area dapat ditemui manisan itu memicu manisan Pala ini dijadikan salah satu pilihan oleh-oleh pada suatu area . Morfologi tumbuhan pala sebagai berikut :
1. Akar
tumbuhan pala yang berusia panjang dapat mencapai tinggi pohon meter dengen membentuk akar tunggang yang cukup dalam, bahkan ukuran
kedalaman akan hampir sama dengan tinggi pohonnya dan memiliki akar serabut seperti tumbuhan monokotil.
2. Batang
tumbuhan pala dapat dideskripsikan sebagai pohon yang berpenampilan indah dengan tinggi 10-20 meter, menjulang tinggi ke atas dan ke pinggir, mahkota pohonnya meruncing, berbentuk kerucut, lonjong dan bulat dengan percabangan relatif teratur.
3. Daun
Daun pala berwarna hijau mengkilap dan gelap, panjang 5-14 cm, lebar 3-7 cm dan panjang tangkai daun 0,4-1,5 cm. Daunnya berwarna hijau mengkilap dan gelap. Penentuan jenis kelamin secara dini dapat diduga dari bentuk helaian
daun. Bentuk helaian daun lebih terkulai yaitu ciri pala betina. sedang bentuk helaian daun yang relatif lebih kecil dengan letak daun lebih tegak.
menunjukanpala jantan.
4. Bunga
Cara pembungaan pada pala unisexual-dioecious, walau ada juga yang polygamous hermaphrodite. Pala yaitu tumbuhan berumah dua dioecous dimana bunga jantan dan bunga betina ada pada induk pohon yang berbeda. Salah satu masalah dalam pengembangan pala yaitu penentuan jenis
kelamin jantan dan betina harus menunggu sampai tumbuhan berbunga lebih kurang 5 tahun Seratus 100 pohon pala rata-rata ada 55 pohon betina atau
Flos Feminieus yaitu bunga yang hanya memiliki putik alat kelamin betina 40 pohon jantan atau Flos Masculus yaitu bunga yang memiliki benang sari alat kelamin jantan dan 5 pohon yang hermaphrodite yaitu bunga yang memiliki benang sari dan putik.
5. Buah/Biji
Buahnya bulat sampai lonjong, berwarna hijau kekuningan, jika masak akan berbelah dua dengan diameter 3-9 cm. Daging buahnya tebal dan asam. Biji berbentuk bulat sampai lonjong dengan panjang 1,5-4,5 cm dan lebar 1-2,5 cm. Warna bijinya coklat sedang kernel bijinya berwarna keputihan. Fulinya merah gelap dan ada pula yang putih kekuningan dan membungkus biji
menyerupai jala. Kulitnya mengandung minyak atsiri, tetapi juga ada pada daun walau dalam jumlah yang sedikit. tumbuhan Pala berbuah pada usia 4 tahun, buah Pala dipanen saat buahnya sudah mulai membuka. Warna kulit buah kuning kehijauan, tekstur keras, dan diameter yang bervariasi antara 3-9 cm. Bila masak daging buanhnya akan tertutup oleh arilis yang dinamakan fuli atau mace. Fuli yaitu kulit pembungkus biji Pala yang berwarna kemerahan, dan seperti jaring yang berlubang, biji pala itu berwarna coklat, berbentuk bulat telur, panjang sekitar 1,5-4,5 cm,dam tebal 1-2,5 cm.161 Pala termasuk jenis pohon yang tumbuh mencapai 15 meter.162 Klasifikasi tumbuhan Pala yaitu :
Filum : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Myristicaceae
Genus : Myristica
Spesies : Myristica fragrans.
Entomologi yaitu ilmu yang mempelajari serangga ,Entomologi ini membahas tentang sifat morfologi, fisiologi, habitat, metamorphosis peran serangga ,Serangga hama yaitu hewan yang merugikan bagi tumbuhan . Dampak serangga inilah yang dirasakan oleh penduduk yang memicu kerugian mental finansial. Serangga ini melangsungkan hidupnya pada tumbuhan pala, melakukan siklus hidupnya pada tumbuhan itu . Serangga selama hidupnya berubah bentuk beberapa kali perubahan ini dinamakan metamorfosis, metamorfosis terbagi atas dua macam yaitu sempurna dan tidak sempurna. Perbedaan keduanya ada pada tahap kepompong, jika metamorfosis sempuna memiliki tahap kepompong sedang pada metamorfosis tidak sempurna tidak memilikinya. Setiap tahapan dari siklus hidup serangga dapat berperan sebagai
hama seperti larva yang menggerogoti tumbuhan pala. tumbuhan Pala Myristica fragrans itu diserang oleh serangga hama kumbang dan rayap yang menggerogoti batang tumbuhan itu ,ini dipicu oleh populasi dari jenis burung yang semakin menurun jumlahnya yang diakibatkan oleh maraknya pemburuan burung yang dilakukan oleh penduduk ini membuat terputusnya rantai makanan dalam ekosistem hutan, gejala kerusakan
yang dimunculkan oleh serangga hama Batocera hercules itu yaitu batang tumbuhan pala yang digerek membentuk bulatan seperti dilubangi dan
menghasilkan serbuk yang menempel disekitar lubang yang digerek. larva yang ditemukan di dalam batang tumbuhan pala yang sudah digerek itu merujuk kepada serangga hama Batocera sp, yang diketahui berdasar larva yang berukuran besar 8-10 cm yang terbentuk di dalam batang tumbuhan pala yang sudah rusak atau lapuk dan ada lubang gerekan yang ada pada permukaan batang tumbuhan pala. tumbuhan Pala Myristica fragrans yaitu hasil perkebunan Semakin menurunnya produksi pala dipicu oleh serangga hama yang menggerogoti batang tumbuhan pala yang memicu kematian pada tumbuhan pala itu .
pengendalian dari hama-hama ini masih belum
dapat diatasi sebab masih minimnya pengetahuan tentang serangga hama yang menggerogoti tumbuhan pala itu . Serangga memiliki sifat morfologi yang berbeda-beda tiap spesiesnya dan dengan sifat yang khas ini serangga digolongkan berdasar bentuk morfologinya. sifat serangga hama ini yaitu sifat dari morfologi serangga hama baik itu dari tipe mulut, antena, sayap dan bentuk kaki yang mencangkup dalam caput, thoraks atau abdomen pada serangga hama yang merusak tumbuhan pala Myristica fragrans ,
tumbuhan pala berbatang sedang dengan
tinggi mencapai 18 m, memiliki daun berbentuk bulat telur atau lonjong yang selalu hijau sepanjang tahun, tumbuh di area tropis pada ketinggian di bawah 700 m dari permukaan laut. Serangga
suka menyerang tumbuhan pala disebab kan serangga memperoleh nutrisi dari batang tumbuhan pala itu . Serangga dinamakan juga Insekta insect atau heksapoda. Insect berasal dari
kata insecure. Kata in berarti menjadi, sedang secare artinya memotong dan membagi. arti kata Insect yaitu binatang yang badannya terdiri dan potongan-potongan atau segmen-segmen. Selain itu serangga juga yaitu hama yang banyak jenis dan paling banyak menyerang tumbuhan pertanian. Serangga menempati posisi dominan di muka bumi ini. serangga memiliki jumlah yang sangat banyak dan melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan secara praktik mereka ada dimana-
mana. Serangga yaitu hewan Poikiloterm. Bila suhu lingkungan menurun, maka suhu tubuh juga ikut turun dan proses fisiologinya menjadi lamban.
Beberapa serangga dapat hidup pada suhu yang sangat rendah dan beberapa lagi mampu hidup pada suhu tinggi. Serangga tahan terhadap suhu rendah sebab di dalam jaringan tubuhnya tersimpan Etilenaglikol.Banyak serangga yang berharga bagi kehidupan manusia ,Salah satunya aktivitas penyerbukan oleh serangga-serangga yang memungkinkan produksi pertanian yang lebih banyak hasil panen, termasuk banyak buah dari hasil perkebunan buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, madu , sutera, Serangga termasuk dalam filum Artropoda, kelas insect yaitu kelas terbesar terlihat dari segi jumlah spesies untuk semua filum dalam kerajaan binatang. Ciri khas dari bentuk dewasa kelas insect yaitu antaralain:
. Bagian luar tubuh tertutupi oleh lapisan keras yang dinamakan integumen atau eksoskleton.
Tubuh terdiri dari tiga segmen, yaitu kepala caput dada toraks dan perut abdomen
Kepala biasanya ada satu pasang antena, satu pasang mandibel, memiliki maksila dan labium, dan memiliki sepasang mata majemuk.
Pada bagian dada ada tiga pasang tungkai dan satu atau dua pasang sayap dan sering tanpa sayap. Abdomen atau perut biasanya tidak memiliki tungkai, kecuali pada masa pradewasa terutama anggota-anggota ordo Lepidoptera ada yang bertungkai semu. Struktur dari sistem pencernaan makanan berbentuk tabung dan sistem
peredaran darah terbuka. Sistem pernapasan melalui trakea dan terbuka pada bagian luar melalui sprirakel,Ukuran serangga berkisar kira-kira 0,25 sampai 330 mm panjang dan kira-kira 0,5 sampai 300 mm dalam bentangan sayap.
Perilaku Serangga Hama Merusak tumbuhan , diantaranya yaitu :
-Serangga menyerang menggerek, melubangi, menghisap cairan, menggorok, memicu kanker, memicu bengkak atau puru pada batang atau cabang dan ranting sehingga pengangkutan
transportasi zat makanan terganggu atau terhenti sama sekali sehingga tumbuhan menjadi layu atau mati.
-Serangga menyerang menggerek, melubangi, menghisap cairan, menggorok, memicu kanker, memicu bengkak atau puru pada akar tumbuhan sehingga proses pengisapan/penyerapan unsur hara, air, dan lain-lain terganggu.
-Serangga sebagai vektor atau penular penyakit tumbuhan .
- Mengambil bagian-bagian tertentu tumbuhan untuk dijadikan sarang atau tempat meletakkan telur, sehingga merusak tumbuhan .
-Membawa serangga jenis lain yang berpotensi menjadi hama tumbuhan .
-Serangga menyerang menggerek, melubangi, menghisap cairan, menggorok, memicu kanker, memicu bengkak atau puru pada bagian daun sehingga proses fotosintesis terganggu.
- Serangga menyerang menggerek, melubangi, menghisap cairan, menggorok, memicu kanker, memicu bengkak atau puru pada bagian buah atau biji sehingga buah rusak atau bijinya hampa.
-Serangga menyerang atau merusak menggerek, melubangi, menghisap cairan, menggorok, memicu kanker, memicu bengkak atau puru pada titik tumbuh tumbuhan .
Siklus Hidup dan metamorphosis serangga
berdasar metamorfosisnya, Insekta digolongkan menjadi Ametamorfosis Ametabola metamorfosis tidak sempurna Hemimetabola dan
metamorfosis sempurna Holometabola Pada kelompok insect ametamorfosis, bentuk tubuh larva hingga dewasa tidak berbeda, seperti kutu buku lepisma Bentuk tubuh kelompok metamorfosis tidak sempurna hanya mengalami sedikit perubahan, seperti pada capung yang hanya terjadi pengantian kulit molting dan
metamorfosis sempurna mengalami perubahan bentuk pada setiap tahapnya , yaitu telur-larva-kepompong pupa imago dewasa
Serangga berkembang dengan bertelur yang terbentuk didalam ovarium betina, kemampuan reproduksi serangga sangat besar. serangga terkenal sebagai organisme yang memiliki tingkat hidup yang tinggi dan mampu bertahan dari berbagai kondisi lingkungan yang ekstrem seperti kekeringan, musim dingin, hujan, panas dan lain-lain. ini dimungkinkan sebab serangga memiliki pola hidup bawaan yang khas meliputi pola reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan individu-invidu dalam populasi. Pola inilah yang dinamakan dengan siklus hidup life cycle
Perkembangan serangga di alam dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
-Cahaya/Warna
Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh tanggapan terhadap cahaya, sehingga muncul jenis serangga yang aktif pada pagi, siang, sore
atau malam hari. Cahaya matahari dapat mempengaruhi aktivitas dan distribusi lokalnya. Serangga juga tertarik pada warna seperti warna hijau dan kuning. Serangga betina yang akan bertelur datang pada tumbuhan sebab tertarik oleh warna tumbuhan itu . contoh pada kumbang
- Angin
Angin berperan dalam membantu penyebaran serangga, teruatama bagi angin yang berukuran kecil. contoh Apid Homoptera; Aphididae
dapat terbang terbawa oleh angin sampai sejauh 1.300 km yang dapat menyebar dari satu tempat ketempat yang lain.
-Suhu
Serangga memilki kisaran suhu tertentu di mana dia akan dapat hidup. Diluar kisaran suhu itu serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Pengaruh suhu ini jelas terlihat pada proses fisiologis serangga. Pada suhu tertentu aktivitas serangga akan tinggi, namun pada suhu yang lain akan berkurang menurun biasanya kisaran suhu yang efektif yaitu antaralain: suhu minimum 15℃, suhu optimum 25℃, dan suhu maksimum 45℃.
- Kelembaban
Kelembaban tanah, udara, tempat hidup serangga mempengaruhi distirbusi, kegiatan, perkembangan serangga. Kelembaban yang sesuai akan lebih baik dibandingkan suhu yang ekstrim. Contoh dari pengaruh kelembaban terhadap perkembangan serangga hama, pada kumbang Amborosia, tidak dapat hidup dalam kayu yang kering.
-Morfologi Serangga
Ukuran serangga beragam. Yang kecil ukurannya kurang dari 0,25 mm, sedang yang terbesar mencapai 15- 25 cm. berat rata-rata serangga tidak lebih dari 5,72 mg. Sebagai contoh, berat lalat sekitar 15-30 mg. Sementara itu, berat rata-rata ulat dewasa 3,5 gram. tubuh serangga terdiri dari 3 bagian yaitu Cepal kepala Toraks dada dan Abdomen perut
a. Caput kepala
Cepal atau kepala terdiri atas sepasang antena, mulut, mata majemuk facet dan mata tunggal oselus Antena ada di dekat mata yang
berfungsi sebagai indera penciuman, pendengaran dan peraba.Tipe mulut tergantung pada jenis makanannya, ada tipe menjilat, mengunyah dan
menghisap.sedang mata tunggal terdiri dari satu lensa dan dilapisi oleh kutikula yang transparan dan mata majemuk terdiri atas lensa kecil yang
berbentuk segi enam yang dinamakan omatidium. Posisi kepala berdasar letak arah alat mulutnya dapat dibedakan menjadi :
-Opistognatus obligue jika bagian dari alat mulut mengarah ke belakang dan ada di antara sela-sela pasangan tungkai, contoh pada walang sangit ordo Hemiptera
-Hypognatus vertikal jika bagian dari alat mulut mengarah ke bawah dan segmen-segmen kepala ada dalam posisi yang sama dengan tungkai, contoh pada belalang.
- Progantus horizontal jika bagian dari alat mulut mengarah ke depan dan biasanya serangga ini aktif mengejar mangsa, contoh pada Coccinela arcuta ordo Coleoptera
Serangga berhasil menyesuaikan diri pada hampir semua jenis lingkungan, yang dicapai dengan beberapa rekayasa bagian-bagian tubuhnya. Salah satu rekayasa itu berkaitan dengan alat mulutnya.Jenis alat mulut serangga menentukan jenis makan dan macam kerusakan yang dimunculkan nya. Bagian-bagian alat mulut serangga terdiri atas sebuah lambrum, sepasang mandibel, sepasang maksila dan sebuah labium
serat hipofaring. alat mulut serangga dapat digolongkan menjadi:
1 Mengigit-mengunyah, seperti pada ordo Orthoptera, coleoptera, isoptera dan larva atau ulat.
2 Menusuk, menghisap, seperti padaordo homoptera dan hemiptera
3 Menghisap, seperti pada ordo Lepidoptera imagonya
4 Menjilat dan menghisap seperti pada ordo diptera.
Serangga memiliki antena yang ada pada kepala dan biasanya tampak seperti “benang” memanjang. Antena yaitu organ penerima ransangan, seperti bau, rasa, raba dan panas, antena terdiri atas
tiga ruas . Ruas dasar dinamakan scape. Scape ini masuk kedalam area yang menyelaput membraneus pada kepala. Ruas kedua dinamakan
pedisel dan ruas ketiga dan seterusnya dinamakan flagella flagellum=tunggal ,Antena serangga bervariasi, baik itu dari bentuk dan ukuran, beberapa variasi antenna serangga berikut ini :
1 Setaceus seperti duri atau rambut kaku dan ruas-ruas menjadi lebih langsing ke arah ujung. contoh pada capung, capung jarum dan
peloncat daun.
2 Filiform seperti benang, ruas-ruasnya berukuran hampir sama dari pangkal ke ujung dan bentuknya membulat. contoh pada kubang tanah.
3 Moniliform seperti manik-manik, ruas-ruasnya berukuran sama dan bentuk bulat. contoh pada kumbang keriput kayu.
4 Serrate seperti gergaji, ruas-ruas antenanya berbentuk segitiga, terutama pada bagian pertengahan atau pertiga ujungnya. contoh
pada kumbang loncat balik.
5 Pektinat seperti sisir, segmen memanjang ke arah lateral, langsing dan panjang. contoh pada kumbang warna api.
6 Bentuk gada yaitu ruas ruas meningkat garis tengahnya ke arah distal atau semakin ke ujung semakin besar. Bentuk gada ini dibedakan menjadi 4 macam.
a Calvatebila peningkatan besar ke arah ujung secara bertahap. contoh pada tenebrionidae.
b Kapitate yaitu bila ruas ujungnya tiba-tiba membesar contoh pada nitidulidae.
c Lamelate yaitu bila ruas-ruasnya ujungnya meluas ke samping membentuk sejenis pelat-pelat. contoh pada kumbang juni.
d Flabelata, bila ruas-ruas ujungnya memiliki pelebaran ke samping dan berbentuk lembaran-lembaran panjang. contoh pada kumbang sedar.
7 Genikulate memiliki bentuk siku, ruas pertama panjang, ruas-ruas berikutnya kecil membentuk sudut dengan ruas pertama. contoh pada semut dan kumbang rusa.
8 Plumose seperti bulu, kebanyakan ruas-ruasnya dengan rambut-rambut panjang. contoh pada nyamuk.
9 Aristate, ruas terakhir biasanya membesar dan memilki sejenis rambut kayu yang dinamakan arista, contoh pada lalat rumah.
10 Stilate, pada ujung terakhir ada struktur seperti jari memanjang yang dinamakan stilus atau stili contoh pada lalat penyelinap.
b. Toraks dada
Dada atau toraks pada serangga dibagi atas protoraks, mesotoraks dan metatoraks, sebelah lateral toraks dinamakan pleura, dan sebelah ventral dinamakan sternum. Serangga memiliki dua pasang spirakel stigmata pada mesotoraks
dan metatoraks. Namun, pada saat larva spirakel hanya ada satu pasang pada toraks, serangga memiliki anggota gerak berupa kaki yang ada pada
Tungkai atau kaki yaitu salah satu embelan pada toraks serangga selain sayap, tungkai serangga terdiri atas beberapa ruas. Ruas pertama dinamakan koksa cosa yaitu bagian yang langsung melekat pada toraks. Ruas kedua dinamakan trokharter trocharter berukuran lebih pendek dari pada koksa. Ruas ketiga dinamakan femur yaitu ruas terbesar dan ruas ke empat
dinamakan tibia biasanya lebih ramping dan ada duri atau taji. Ruas terakhir dinamakan tarsus, yang terdiri atas tiga ruas dan diujung terasu ada pretarsus yang terdiri dari sapasang kuku tarsus nyang di sebut claw dan dianataranya ada seperti bantalan yang dinamakan arolium.
Setiap segmen toraks serangga dewasa dilengkapi dengan sepasang tungkai yang berfungsi untuk pergerakan. tipe tungkai pada serangga yaitu :
- Tungkai natatorial yaitu bentuk yang direkayasa untuk berenang seperti pada kumbang perenang. Tungkai tengah dan belakang pipih dan segmen tungkai berukuran sama.
-Tungkai fossorial yaitu bentuk tungkai dari nimfa cicada rie-rie dan jangkrik. Bentuk tungkai depan diperpendek dan mengandung skelerotin yang tebal. Ada proyeksi gigi dari femur atau tibia yang
dipakai untuk mencakar atau menggali tanah.
-Tungkai clasping yaitu bentuk tungkai pada beberapa serangga air yang direkayasa untuk memegang betina selama kopulasi.
-Tipe tungkai ambulatorial yang juga dinamakan tungkai untuk berjalan terdiri dari 6 segmen, yaitu koksa, trokanter, femur, tibua, tarsus dan pretarsus. Pretarsus terdiri dari kuku atau ungues yang sering
benrbentuk satu tonjolan lobe yang dinamakan arolium atau memilki dua tonjolan dinamakan pulvilli. Tipe tungkai ini biasa ada pada belalang.
-Tipe tungkai cursorial memiliki bentuk tungkai yang panjang dan ramping. Tungkai ini dapat ditemukan pada jenis-jenis serangga yang banyak berlari. Jenis serangga yang memilki tungkai ini yaitu kumbang harimau dan kecoa.
- Tungkai saltatorial yaitu tungkai untuk melompat. Jenis ini biasanya memiliki bentuk femur yang lebih besar dari tibia. Kebanyakan bentuk tungkai ini ada pada metatorack seperti pada belalang sembah yang dipakai untuk melompat ke depan. -Tungkai raptorial yaitu tungkai yang ditemukan pada serangga parasit seperti kutu manusia Anoplura Pada tipe ini tungkai bagian depan direkayasa untuk menangkap dan memegang untuk dimakan. Otot yang besar yaitu flexor. jika otot berkontraksi, tibia ditarik ke belakang berlawanan dengan femur. Pada femur dan
tibia sering ada taji contoh pada belalang sembah mantidae
Serangga ada yang bersayap dan ada pula yang tidak bersayap. Jumlah sayap pada serangga ada yang sepasang, ada juga yang dua pasang. Fungsi sayap beguna untuk proteksi dan terbang. Bentuk sayap juga beragam, ada yang tipis dan bersifat membraneus seperti pada lalat, nyamuk, tawon dan kupu-kupu. Jenis-jenis sayap ini berfungsi sebagai alat terbang. Bentuk sayap depan pada ordo coleoptera sangat keras yang berfungsi untuk melindungi tubuhnya. Sementara itu pada belalang sayap depan lebih keras dari pada sayap belakang yang berbentuk membranues.
Abdomen perut
Abdomen serangga terdiri atas 10-12 segmen. Abdomen serangga terdiri atas tergum bagian atas dan sternum bagian bawah sedang plueron pada bagian tengah tidak terlalu terlihat jelas disebab kan sebgain bergabung dengan tergum. Pada abdomen betina ada 10 ruas tergum dan 8 ruas sternum sedang pada jantan ada 10 ruas tergum dan 9 ruas sternum.
Serangga salah satu komponen keanekaragaman hayati berperan dalam jaring makanan yaitu sebagai herbivora, karnivora, dan detrivor. Serangga herbivora yaitu faktor pemicu utama
dalam kehilangan hasil, baik secara langsung memakan jaringan tumbuhan atau sebagai vektor dari patogen tumbuhan. Serangga juga dapat berperan sebagai kendali biologi predator bagi serangga lain yang mampu menekan populasi
hama serangga perkebunan. Serangga predator yang umum yaitu belalang sembah Hierodula sp.; Mantodea; Mantidae yang memangsa serangga-serangga lain. Dalam suatu ekosistem perkebunan juga ada serangga parasit pada serangga lain Cleptoparasitisme contoh dari ordo Diptera dan Hymenoptera yang dapat bersifat sebagai sebagai endoparasit atau ektoparasit. Keberadaan serangga parasit di perkebunan dapat membantu menekan populasi hama serangga. Penyakit tumbuhan terjadi sebagai interaksi dari inang yang rentan,
patogen yang virulen, dan lingkungan biotik dan abiotik yang lebih mendukung perkembangan dan penyebaran patogen. Hubungan patogen dengan inang nya dinamakan dengan hubungan parasitisme. Hama diartikan sebagai segala
organisme yang mengurangi ketersediaan, kualitas atau nilai sumber daya yang dimiliki manusia.Hama secara taksonomi, berasal dari golongan mikroorganisme atau mamalia ,serangga sebagai penyerbukan ,serangga lebah untuk sayuran dan buah-buahan dan serangga juga berperan sebagai predator dan parasit beberapa jenis hama tumbuhan , dan ini bermanfaat dalam bentuk
pengendalian hama tumbuhan seperti gulma. hampir 50% dari serangga yaitu pemakan tumbuhan fitofagus selebihnya yaitu pemakan serangga lain entomofagus binatang lain
atau sisa-sisa makanan. Kebanyakan tipe-tipe tumbuhan, termasuk segala jenis hasil-hasil tumbuhan yang sedang tumbuh, diserang dan dirusak oleh serangga.Kerusakan itu dipicu oleh sebab dimakan serangga atau bertelur pada tumbuhan atau bertindak sebagai agen dalam penularan penyakit-penyakit tumbuhan.Kerusakan
ini bervariasi dari pengurangan hasil-hasil panenan sampai ke penghancuran sempurna dari tumbuhan itu . Kehadiran serangga pada tumbuhan dapat
membantu proses penyerbukan silang dan meningkatkan hasil buah dan biji. Keuntungan penyerbukan silang pada tumbuhan yaitu meningkatkan variabilitas keturunannya. peranan serangga dalam kehidupan manusia ada dua, yaitu menguntungkan dan merugikan, peranan serangga yang menguntungkan berguna itu antara lain:
Serangga pemakan bahan organik.Serangga pemakan gulma. Serangga sebagai bahan penelitian. Serangga sebagai penyerbuk. Serangga sebagai hasil produk seperti: madu, lilin, sutra, Serangga yang bersifat entomofagus predator dan parasitoid ,
peranan serangga yang merugikan merusak antara lain: Serangga perusak produk dalam simpanan hama gudang Serangga sebagai vektor penyakit bagi tumbuhan , hewan maupun manusia.
Serangga perusak tumbuhan di lapangan, baik buah, daun, ranting, cabang, batang, akar maupun bunga.
Hampir semua tumbuhan yang berguna bagi manusia dapat dirusak oleh serangga. Serangga merusak tumbuhan dengan cara :
Membawa serangga lain ke pertumbuhan , dan serangga itu lalu berkembang biak dan merusak tumbuhan . Menularkan organisme pemicu penyakit tumbuhan , atau membuat luka pada tumbuhan sehingga organism sekunder masuk ke dalam tumbuhan . memakan bagian tumbuhan dengan cara menggerek batang, cabang, ranting, buah dan biji. Mengisap cairan daun, sehingga menjadi keriting. memicu puru pada tumbuhan . Menggorok daun, yaitu membuat terowongan di antara epidermis atas dan bawah daun.
Serangga yang merugikan yaitu serangga yang merusak tumbuhan . Hama digolongkan menjadi dua, yaitu tipe pemakan chewing type dan tipe penghisap sucking type Serangga hama tipe pemakan memiliki mandibula yang dipakai untuk mengunyah makan sehingga tumbuhan yang
terserang oleh serangga hama jenis ini akan menunjukan kerusakan, seperti defolisasi daun, lubang pada daun dan buah, gigitan pada daun, gerekan pada batang dan buah, kerusakan akar.
Serangga hama tipe penghisap memiliki rekayasa alat mulut untuk menghisap cairan tumbuhan , serangga seperti kutu, wereng, kepik yaitu serangga hama jenis ini. Hama tumbuhan pala
mampu menyerang sekitar 30% tumbuhan pala sehingga produksi pala mengalami penurunan Serangga yang menjadi hama pada tumbuhan pala berasal dari famili Cerambicidae Batocera hercules Phlaeothripidae, Coccidae, Diaspididae dan
Scolitidae , serangga yang ditemukan pada tumbuhan Pala terdiri atas beberapa famili itu yaitu famili Nitidulidae individu Scolitidae Cicadellidae Tephritidae dan Formicidae
1. Famili Cerambicidae, Hama penggerek Batocera sp Pala ini sudah dibudidayakan oleh penduduk secara turun- temurun sejak abad ke 20 dan yaitu penghasilan pokok penduduk setempat. Seiring dengan berjalannya waktu, tumbuhan itu hampir
mengalami kepunahan. ini dipicu oleh beberapa faktor salah satunya yaitu gangguan hama dan penyakit, dan sejauh ini belum dilakukan pengendalian secara intensif. Hama yang ditemukan menyerang tumbuhan pala di pulau Watubela yaitu penggerek batang Batocera
hercules: Budidaya tumbuhan pala sering mengalami kendala antara lain adanya serangan penyakit dan hama yang memicu menurunnya kualitas maupun kuantitas biji dan fuli. Salah satu penyakit pada tumbuhan pala yaitu hama penggerek batang yang dipicu oleh Batocera
Hercules. Hama penggerek batang juga sudah tersebar di berbagai area di Indonesia antara lain di Jawa, Sulawesi dan Ambon Intensitas serangannya mencapai 30% dan dapat menurunkan produksi pala sampai 60% Selain di Indonesia, Batocera sp. juga ditemukan di Philipina, Sri Lanka dan Papua New Guine ,Sistem budidaya berpengaruh terhadap perkembangan hama Batocera sp. bahwa dengan menjaga kebersihan kebun dan sekitarnya akan meniadakan tempat hama Batocera sp.
Gejala kerusakan batang pala akibat hama penggerek batang terlihat batang berlubang dengan diameter 0,5-1,0 cm. Lubang gerekan
terlihat pada batang 1-2 m dari permukaan tanah. Lubang gerekan tampak adanya garis-garis mendatar dengan ukuran 1,5-2,0 cm dan lebar 2-3 mm, tampak juga serbuk-serbuk kayu bekas gerekan dan pada lubang gerek keluar cairan atau gum berwarna coklat. Kerusakan terlihat pada tumbuhan -tumbuhan yang memiliki lingkar batang di atas 80 cm atau memiliki diameter batang di atas 25,5 cm. sifat dari larva hama ini
berukuran 6-10 cm, berwarna putih agak coklat, dan pada bagian abdomen memiliki ruas 8-9, caput berbentuk oval dan berwarna coklat kemerahan.
jenis hama yang menyerang tumbuhan pala yaitu penggerek batang Batocera sp. rayap, dan kumbang Areoceum foriculatus. Khusus pada
rayap, hama ini menyerang tumbuhan pala secara berkoloni yang dimulai dari akar hingga batang atas tumbuhan yang memicu sistem absorbsi unsur hara yang dilakukan oleh tumbuhan melalui akar menjadi terhambat sehingga memicu tumbuhan akan sering menyerang biji pala.
Imagonya menggerek biji, kemudian meletakkan telur di dalamnya. Di dalam biji itu , telur akan menetas dan menjadi lundi yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mengeringkan secepatnya biji pala yang sudah diambil dari buahnya.
Famili Coccidae. ini tergolong kedalam Superfamili Coccoidea Handlirsch selain Famili Asterolecaniidea dan Famili Diaspididea. Kata Coccoidea berarti kokkos yang artinya biji. dinamakan demikian sebab bentuk serangga
ini juga menyerupai biji. Keluarga ini ada yang bentuknya cembung mengkilap dan ada juga yang datar betina yang dewasa oval memanjang
dan datar atau bulat. Kerangka luarnya seperti kulit yang keras, ada yang licin, kasar, terbuka atau sedikit tertutup lilin, segmennya kabur dan tidak
jelas. Antena juga tidak ada atau hanya kecil dan terdiri dari 7-8 ruas. Ada yang berkaki, ada juga yang tidak berkaki, atau kakinya kerdil dengan
sepasang mata kecil ocelli Kutu jantan ada yang bersayap dan ada juga yang tidak bersayap
dan stylusnya pendek dan tumpul. Sisiknya tumbuh bersama dengan badanya. Serangga yang tergolong famili coccidae yaitu coccus viridis
green atau nama sinonimnya lecanium viridae. Serangga ini dinamakan juga kutu sisik hijau lunak atau kutu sisik hijau kopi. Hama ini yaitu
pemakan segala tumbuhan polifag dan tersebar diarea tropis dan subtropis.
Famili Diaspididae. ini tergolong kedalam Superfamili Coccoidea Hanlirsch. Kata diaspididae berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia di tengah dan
aspis perisai yang bulat dinamakan demikian sebab hama ini tampak seperti sisik yang bulat atau perisai. Sisik ini terbentuk dari lilin yang di
keluarkan melalui kelenjar yang ada di punggung dan perut hama bagian belakang. Bentuknya berubah-ubah, ada yang bulat, memanjang,
berbentuk benang dan sebagainya. Permukaannya kadang-kadang datar, cembung, kerucut, licin, kasar,tipis dan halus, dan kasar dan tegar.
Warnya ada yang putih ,kelabu, kuning, coklat, merah redup, dan hitam. Hama jantan biasanya berukuran lebih kecil dibandingkan betina dan
biasanya memanjang dan berwarna lebih pucat. Hama jantan ini ada yang bersayap dan tidak bersayap, antenna tumbuh sempurna, memiliki 3
pasang ocelli mata dan stylus yang panjang dan ramping sementara itu betina tidak berantena atau rudimeter, tidak bermata dan berkaki.
. Famili Cicadellidae berasal dari kata cicadelle yang artinya cicada yang kecil. Famili ini termasuk dalam Superfamili Cicadoidea. Serangga berukuran kecil yang panjang 2-6 mm. cicada ini suka melompat hingga diberi nama hama pelompat daun leaf hoppers Spesies ini banyak yang
menularkan penyakit virus tumbuhan atau mycoplasma, terutama pada padi.
. Famili Tephritidae Kata Tephritidae berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu trupetes yang artinya gurdi, jara atau bor. dinamakan demikian sebab adanya ovipositor pada lalat betina. Lalat ini lazim dinamakan pula lalat buah.Lalat buah ada yang ukuranya kecil dan ada juga yang ukurannya sedang. Panjangnya lebih kurang 1-6 mm, biasanya lalat buah berwarna cerah, kuning, coklat, orange, hitam atau kombinasi dari warna itu .
Abdomennya terdiri atas 5 ruas. Kepalanya besar dan lebar dengan leher yang sangat kecil. Biasanya sayapnya lebar dengan bercak hitam.
. Famili Rhinotermitidae, Rayap Coptotermes curvignatus ,rayap yang merugikan secara ekonomis dan belum ditemukan teknik pengendaliannya secara tepat. Rayap subteran
Coptotermes curvignathus yaitu jenis yang paling sukses hidup di lingkungan perkebunan hingga perkotaan. Serangga ini dapat membentuk koloni dalam jumlah yang besar dan memiliki wilayah jelajah yang tinggi. Dalam koloni C.curvignathus dapat dijumpai lebih dari satu juta individu
dengan wilayah jelajah sekurang-kurangnya 450 m2. Serangan rayap pada tumbuhan pala yaitu salah satu kendala utama yang perlu ditanggulangi. Serangan hama ini dapat menimbulkan kerusakan fisik secara langsung pada tumbuhan yang berdampak negatif pada hasil produksi. Akibat serangan rayap juga memicu perlukaan pada bagian akar tumbuhan yang dapat menghambat translokasi air dan zat hara dari tanah terganggu dan akhirnya tumbuhan mati.
Rayap C. curvignathus Holmgren yaitu salah satu jenis rayap tanah dari famili Rhinotermitidae.Ciri-ciri dari rayap ini yaitu kepala yang berwarna kuning, dengan bentuk kepala bulat dan panjangnya sedikit lebih besar dari lebarnya. Antena terdiri dari 15 segmen, dimana segmen kedua dan keempat berukuran sama panjang. Mandibel rahang berbentuk arit dan melengkung di ujungnya. Panjang kepala dengan mandibel 2,46-2,66 mm, panjang kepala tanpa mandibel 1,56-1,68 mm. Lebar kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangya 0,56 mm dan panjang badan 5,5-60 mm Bagian abdomen ada rambut seperti duri yang
menutupinya.Abdomen berwarna putih kekuning-kuningan. Bagian tengah dari mandibel kasta prajurit ada cairan putih seperti susu yang akan
dikeluarkan pada saat koloni rayap ini diganggu
Serangga hama Odontogonius sp memiliki sifat tipe mulut mengigit dan mengunyah, caput bertipe prognatus, antena bertipe clavate, kaki bertipe cursorial, memiliki dua pasang sayap dan ditemukan pada batang. Serangga hama Tenebrio molitor memiliki sifat tipe mulut mengigit
dan mengunyah, caput bertipe prognatus, antena bertipe clavte, kaki bertipe cursorial, memiliki dua pasang sayap dan ditemukan pada batang. Serangga hama Crytolaemus montrouzieri memiliki sifat tipe mulut mengigit dan mengunyah, caput bertipe prognatus, antena bertipe clavate, kaki bertipe cursorial, memiliki dua pasang sayap dan ditemukan pada daun dan buah. Serangga hama Macropanesthia rhinocerus yang ada pada ordo Blattodea memiliki sifat tipe mulut mengigit dan mengunyah, caput bertipe hypognatus, antena bertipe clavate, kaki bertipe cursorial, memiliki dua
pasang sayap dan ditemukan pada batang. Serangga hama Podisus maculeventis
yang ada pada ordo hemiptera memiliki sifat tipe mulut mengigit dan mengunyah, caput bertipe epistognatus, antena bertipe filiform, kaki bertipe
cursorial, memiliki dua pasang sayap dan ditemukan pada daun dan batang. Serangga hama Anasa tritis memiliki sifat tipe mulut mengigit dan
mengunyah, caput bertipe epistognatus, antena bertipe filiform, kaki bertipe cursorial, memiliki dua pasang sayap dan ditemukan pada daun dan batang. Serangga hama Reticulitermes flavipes yang ada pada ordo isoptera memiliki sifat tipe mulut mengigit dan mengunyah, caput bertipe
prognatus, antena bertipe clavate, kaki bertipe cursorial, memiliki dua pasang sayap dan ditemukan pada daun dan batang. Serangga hama Spathosternum sp .yang ada pada ordo orthoptera memiliki sifat tipe mulut mengigit dan mengunyah, caput bertipe hypognatus, antena bertipe filiform, kaki bertipe saltatorial, memiliki dua pasang sayap dan ditemukan pada daun.
Serangga hama dari ordo Coleoptera hidup dalam batang tumbuhan pala, seperti ditemukannya larva serangga hama kumbang Tenebrio molitor,
Odontotaenius sp dan Batocera hercules dalam batang tumbuhan pala dan ada saluran gerekan dari larva itu . Salah satu tanda adanya suatu batang tumbuhan pala terkena hama penggerek batang yaitu ada nya lubang dan serbuk di
bawah pohon pala itu . bahwa gejala yang dimunculkan oleh hama penggerek pala batang tumbuhan pala yaitu adanya pada batang tumbuhan pala den ada serbuk berkas
penggerekan. Salah satu pemicu ordo Coleoptera menjadi dominan sebagai serangga hama , dari spesies serangga hama yang ditemukan 6 diantaranya berasal dari ordo Coleoptera.
serangga yang menjadi hama pada tumbuhan pala berasal dari famili Cerambicidae, Phlaeothiripidae, Coccidae, Diaspididae dan Scolitidae. Famili Cerambicidae, Coccidae, Scolitidae termasuk kedalam ordo coleoptera. Famili cerambicidae dan Scolitidae yaitu serangga pengerek batang. Hama penggerek batang seperti hama kumbang Tenebrio molitor, Odontotaenius sp. dan Batocera hercules dapat memicu kematian pada tumbuhan pala disebab kan hama penggerek ini dapat merusak pembuluh angkut, seperti xilem dan floem yang tidak bisa mengangkut sari makanan keseluruh bagian salah satunya daun sebagai tempat proses fotosintesis. berdasar hasil
larva Batocera hercules dapat memicu terputusnya aliran zat dari akar ke bagian tumbuhan lainnya sehingga lama-kelamaan akan memicu tumbuhan itu mengering yang kemudian
patah dan mati. seperti yang pada lokasi penelitian di temukan lubang gerekan batang tumbuhan pala, Batang tumbuhan pala juga terindikasi adanya kumbang yang mendiami batang tumbuhan penghasil minyak atrisi itu sebab ditemukannya jenis kumbang Odontogenius sp. dan Tenebrio molitor. Hama kumbang ini mengerogoti batang tumbuhan pala yang dapat memicu rusaknya jaringan dalam batang tumbuhan pala itu ,Selain
ditemukannya imago kumbang juga ditemukan larva dari serangga hama Batocera
hercules, Larva serangga hama Batocera hercules sebab ditemukan persis pada tempat ditemukannya masing-masing dari imago itu , selain itu larva itu didukung dengan ciri-ciri yang memperkuat jenis dari larva itu . Larva
Batocera hercules memiliki sifat dari larva hama ini berukuran 6-10 cm, berwarna putih agak coklat, dan pada bagian abdomen memiliki ruas 8 – 9, caput berbentuk oval dan berwarna coklat kemerahan.214 Bagian atas tajuk pohon pala
yang mati diduga tempat hidupnya Batocera hercules dan larvanya dapat menyebar keseluruh bagian dan dapat hidup selama 3 tahun.
Famili lain dalam ordo Coleoptera yang ditemukan yaitu famili Cocccinellidae yang spesiesnya yaitu Crytolaemus montrouzieri, Epilancha indica, Branchiacatha sp. Ketiga serangga ditemukan pada daun tumbuhan pala, serangga ini memiliki corak yang cantik dan beraneka ragam namun serangga
ini berperan sebagai hama sebab serangga ini memakan daun dari tumbuhan yang diserangnya.
Crytolaemus montrouzieri yang didapatkan pada saat penelitian yaitu larva Crytolaemus montrouzieri, imago dari Crytolaemus montrouzieri berwarna merah dengan caput berwarna hitam. Serangga hama yang juga ditemukan pada
tumbuhan pala yaitu ordo Hemiptera. Ordo Hemiptera berada diposisi kedua sesudah ordo Coleoptera sebagai serangga hama yang banyak ditemukan pada tumbuhan pala yang ditemukan yaitu Anasa tristis dan Podisus maculeventis yang
ditemukan pada buah, bunga dan daun untuk menyerap sari makanan pada tumbuhan pala. Ordo yang juga ditemukan di daun yaitu ordo Orthoptera yang menjadi hama dengan memakan daun pala sebagai sumber nutrisi bagi belalang
itu . Ordo Blattodea di wakili oleh Macropatiensthia rhinoceros atau dinamakan kecoa tanah namun dalam penelitian ditemukan pada batang tumbuhan pala sebagai hama pada tumbuhan pala itu , salah satu alasan kenapa kecoa tanah ada dibatang yaitu dipicu sumber makanan dan nutrisi dari tumbuhan pala. Ordo Isoptera juga ditemukan pada tumbuhan pala sebagai hama yang menyerah pada bagian batang. berdasar hasil penelitian Fachrizal Yusmar menyatakan bahwa hama rayap ini menyerang tumbuhan pala secara koloni mulai dari bagian
akar sampai pada bagian batang yang dapat memicu sistem absorbsi unsur pada tumbuhan melalui akar akan terhambat dan memicu kematian. dimana serangga yang menyerang tumbuhan pala meraka yaitu serangga yang bentuk seperti kumbang, ulat, dan rayap yang berperan sebagai hama tumbuhan pala. Serangga hama yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini ada pada pagi dan siang hari. Hal itu dipicu oleh aktifitas serangga hama dalam mencari makanan dari tumbuhan pala itu . Kondisi fisik mempengaruhi keberadaan serangga hama di lingkungan. Pada stasiun I Gunung Tingkat Tujuh suhu pada pagi hari berada
pada kisaran 26.8℃ , siang hari 30.7℃, sore hari 29.4℃ dan rata-rata suhu di stasiun I yaitu 28.9℃. Stasiun II Gunung Tingkat Tujuh suhu pada pagi hari berada pada kisaran 28.9℃ , siang hari 32.2℃, sore hari 31.5℃ dan rata-rata suhu di stasiun II yaitu 30.8℃. Stasiun III Gunung Tinggi suhu pada pagi hari berada pada kisaran 28 ℃ , siang hari 32.5 ℃, sore hari 30.2℃ dan rata-rata suhu di
stasiun II yaitu 30.2 ℃. bahwa serangga hama lebih banyak ditemukan pada perkebunan di Gunung Tinggi dan di Gunung Tingkat tujuh
dibandingkan di Gunung Naga ini dipicu oleh suhu di Gunung Naga lebih rendah dibandingkan Gunung Tinggi dan di Gunung Tingkat tujuh. Dari hasil pengamatan diketahui suhu berpengaruh terhadap jumlah spesies serangga hama yang ditemukan yang mana serangga hama lebih banyak ditemukan pada suhu yang berkisaran 30,5℃ sedang pada Gunung Naga berkisaran 28.9 ℃ sebab lokasi perkebunan di Gunung Naga berada pada ketinggian 296 mdpl yang biasa berkabut dan bersuhu rendah sehingga serangga enggan keluar dari sarang jika suhu terlalu rendah atau dalam kondisi hujan. Stasiun II dan III memiliki
ketinggian masing-masing 130 mdpl dan 186 mdpl. bahwa faktok abiotik yang berperan dalam aktivitas serangga hama yaitu intensitas cahaya, jumlah individu serangga hama akan mengalami penurunan pada siang hari dan sore hari, intensitas cahaya pada pagi hari yaitu faktor penyumbang individu serangga hama terbanyak dan intensitas cahaya akan memberikan pengaruh pada suhu dan kelembaban. Ordo Coleoptera kumbang
1 Brachiacantha sp.
Brachiacantha sp. yaitu serangga yang tergolong ke dalam famili Cocccinellidae. Lady bug atau kumbang koksi dianggap sebagai predator akan
tetapi ada beberapa yang menjadi hama bagi tumbuhan salah satunya Brachiacantha sp. disebab serangga hama ini dapat merusak daun pada tumbuhan yang diserangnya. Brachiacantha sp. ditemukan pada daun tumbuhan pala, serangga ini sedang hinggap pada daun. Brachiacantha sp. ditemukan 3 individu pada daun tumbuhan pala, Brachiacantha sp. yaitu serangga lady bug yang memiliki warna hitam dan bercorak kuning dan orange, corak pada bagian elytra serangga ini berupa bintik-bintik yang berjumlah 6 bintik. kumbang ini berbentuk cembung dan lonjong, kumbang ini berwarna dasar hitam dan bintik berwarna merah, orange dan kuning.
Tipe antena clavate denagn 11 ruas antena.
Brachiacantha sp.digolongkan ke dalam famili Cocinellidae. Serangga ini biasanya berukuran 0,8-10 mm, berwarna cerah dan berbentuk cembung. Kepala tersembunyi dibawah pronotum yang meluas kesamping. Tipe caput lady bug ini bertipe Prognatus alat mulut mengarah ke depan Mulut berfungsi pengigit dan mengunyah, tipe antena clavate yaitu seperti moniliform dan adanya
peningkatan besar kearah ujung secara bertahap. Kaki cursorial yaitu tungkai dengan bentuk yang panjang dan ramping, biasa dipakai untuk berlari dan berjalan. Sayap serangga terdiri atas dua macam yaitu elytra dan membraneus dimana elytra menutupi sayap membraneus dibawahnya. Klasifikasi serangga Branchiacatha sp yaitu antaralain: Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Cocccinellidae
Genus : Branchiacatha
Spesies : Branchiacatha sp.
Epilancha indica
Serangga Epilachna indica digolongkan ke dalam famili cocinellidae. Serangga ini biasanya berukuran 0,8-10 mm, berwarna cerah dan berbentuk cembung. Kepala tersembunyi di bawah pronotum yang meluas ke samping.
Serangga Epilachna dianggap sebagai hama yang serius bagi tumbuhan . Serangga ini memiliki warna mulai dari merah terang hingga coklat berkarat hingga kuning keemasan. Panjangnya 6 atau 7 milimeter. Telurnya berwarna kuning, panjangnya sekitar 1,3 milimeter, dan direkatkan dalam kelompok hingga pada bagian bawah daun.
Larva biasanya berwarna kuning, berduri, dan berbentuk pil. Masing-masing panjangnya sekitar 1,5 milimeter saat pertama kali muncul, dan tumbuh hingga satu sentimeter sebelum kepompong. Serangga ini memicu rusaknya
jaringan tumbuhan dipicu serangga ini memakan jaringan daun dan membuat daun itu menjadi rusak dan mati, dan berwarna kecoklatan.
Epilacha indica ditemukan di bawah daun dan batang, serangga ini memiliki warna keemasan dan memiliki jumlah bintik sebanyak 12 bintik atau 6 pasang dan satu pasang bersatu antara kedua elytra. saat ditemukannya serangga ini pada
daun kondisi daun pada saat itu sudah rusak ada kemungkinan dimakan oleh Epilacha indica. Epilacha indica yaitu serangga hama yang memakan daun tumbuhan yang diserangnya Serangga hama ini hidup di dedaunan sebagai
tempat memperoleh makanannya, serangga ini memiliki tipe mulut menggigit dan mengunyah yang biasanya dimiliki oleh serangga hama.
Tipe caput prognatus yaitu alat mulut mengarah kedepan, antena bertipe clavate, kaki bertipe currosial yaitu tungkai panjang dan ramping biasanya dipakai untuk berjalan dan berlari. Memiliki elytra yang keras yang menutupi
sayap membranus yang tipis untuk terbang. Serangga ini berwarna kuning dengan bintik hitam. Klasifikasi serangga Epilancha indica yaitu antaralain:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Cocccinellidae
Genus : Epilancha
Spesies : Epilancha indica.
Batocera hercules
Hasil penelitian di lapangan Batocera hercules ditemukan pada batang tumbuhan pala, larva serangga ini ditemukan di dalam batang tumbuhan pala, berdasarakan pengukuran larva Batocera hercules memiliki panjang 6 cm dan memiliki 9 segmen dan memiliki bintik pada tiap segmen. Batocera hercules yaitu serangga hidup parasit ada tumbuhan pala sebab dapat memicu kematian pada tumbuhan pala. Serangga ini memiliki antena atau tanduk yang panjang yang bersegmen. Antena serangga hama ini memiliki ukuran lebih panjang dibandingkan badannya.
Kumbang Batocera hercules memiliki antena yang panjang, memiliki elytra yang berwarna abu-abu, larva ditanamkan ke dalam batang pohon untuk
dirusak. larva serangga ini berukuran 6-10 cm, berwarna putih agak coklat, dan pada bagian
abdomen memiliki 8-9 ruas, caput berbentuk oval dan berwarna kemerahan.Larva kumbang ini biasanya mengebor ke dalam kayu dan dapat memicu kerusakan pada batang kayu hidup atau kayu yang sudah ditebang. Batocera hercules digolongkan ke dalam famili Cerambycidae yaitu
serangga yang memiliki sungut yang panjang, kebanyakan famili Cerambycidae memilki panjang 3 sampai 60 mm. Famili cerambycidae memilki warna yang cerah dan ada juga yang berwarna yang tidak cerah, serangga ini aktif pada malam
hari, pada waktu siang mungkin ditemukan pada bawah kulit kayu untuk beristirahat. Kebanyakan famili Cerambycidae yaitu mengobor kayu pada
tahapan larva, banyak dari jenis serangga inni beperan sebagai hama atau merusak tumbuhan dan pepohonan. Serangga dewasa meletakan telur ke dalam celah batang pohon yang sudah dilubanginya.Tipe caput serangga ini yaitu prognatus alat mulut mengarah ke depan
Mulut berfungsi pengigit dan menguyah, tipe antena setaceus yaitu rambut yang kaku yang semakin ke ujung semakin meruncing. Kaki cursorial yaitu tungkai panjang dan ramping. Sayap serangga terdiri atas dua macam yaitu elytra dan membraeus dimana elytra menutupi sayap membraneus di bawahnya. Serangga
ini berwarna ke abu-abuan, dan berukuran 4-5 cm. Klasifikasi serangga Batocera hercules yaitu antaralain:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Cerambycidae
Genus : Batocera
Spesies : Batocera hercules.
Odontotaenius sp
Odontotaenius sp yaitu penggerek batang tumbuhan sebab ditemukan dalam batang tumbuhan pala, serangga ini ditemukan 7 individu dan hidup berkoloni pada tumbuhan pala.
Odontotaenius sp yaitu kumbang dalam famili Passalidae dan berkilau hitam dan memiliki banyak alur panjang pada elytra. Kumbang ini berwarna hitam mengkilap dan pada bagian elytra ada selir yang memanjang dari pangkal sampai ujung. Kumbang ini biasanya ditemukan di bawah, atau di dalam, batang kayu tua, sesuai dengan tipe mulutnya penggigit dan pengunyah serangga ini
tergolong ke dalam hama sebab memakan daun dan pengerek batang tumbuhan . Serangga hama ini digolongkan ke dalam famili Passalidae, kumbang ini memiliki warna yang mengkilat dengan lekuk longitudinal di bagian elytra dan
dan memiliki tanduk yang khas pada bagian caput. Kumbang ini ada di dalam kayu yang membusuk, serangga dewasa menyiapkan makanan untuk serangga yang lebih muda. Serangga hama ini memakan kayu tua yang membusuk. Kumbang ini membuat lubang pada pohon untuk makan dan berkembang biak. Odontotaenius sp. dewasa dapat hidup lebih dari setahun. Serangga ini memiliki caput bertipe prognatus alat mulut mengarah ke
depan Mulut berfungsi pengigit dan mengunyah, tipe antena clavate yaitu seperti moniliform dan adanya peningkatan besar kearah ujung secara bertahap. Kaki cursorial yaitu tungkai dengan bentuk yang panjang dan ramping, biasa
dipakai untuk berlari dan berjalan. Sayap serangga terdiri atas dua macam yaitu elytra dan membraneus dimana elytra menutupi sayap membraneus dibawahnya. Klasifikasi serangga Odontoteanius sp yaitu antaralain:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Passalidea
Genus : Odontotaenius.
Tenebrio molitor
ditemukan di bawah kulit kayu bagian batang tumbuhan pala yang berperan sebagai pengerek sebab disekitar ditemukannya serangga ini ditemukan serbuk kayu dari dari gerekan batang. Serangga ini berwarna hitam muda. Kumbang tenebrio molitor termasuk ke dalam famili Tenebrionidae, berwana hitam dan pada bagian elytra ada selir dan sayap berjumlah 2 pasang. Serangga ini hanya ditemukan 2 individu pada tumbuhan pala. Kumbang tenebrio molitor digolongkan ke dalam famili tenebrionidae, kebanyakan tenrebrionidae makan material tumbuh-tumbuhan berbagai ragam dan sering kali
merusak dan ditemukan di bawah kulit kayu yang longgar. Kumbang genus Tenebrio berwarna hitam atau coklat gelap dan panjangnya 13-17 mm.236
Ukuran Tenebrio molitor memiliki panjang 13-17 mm, lebar 4,5-6 mm. Biasanya berwarna coklat gelap sampai hitam muda, larva berwarna kuning dan berukuran 3 mm dan bagian luar serangga ini dilapisi oleh kitin yang keras,memiliki antenna yang pendek. Caput bertipe Prognatus alat mulut mengarah ke depan Mulut berfungsi pengigit dan mengunyah, tipe antena clavate yaitu seperti
miniliform dan adanya peningkatan besar ke arah ujung secara bertahap. Kaki cursorial yaitu tungkai dengan bentuk yang panjang dan ramping, biasa
dipakai untuk berlari dan berjalan. Sayap serangga terdiri atas dua macam yaitu elytra dan membraneus dimana elytra menutupi sayap membraneus dibawahnya. Klasifikasi serangga Tenebrio molitor yaitu antaralain:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : tenebrionidae
Genus : Tenebrio
Spesies : Tenebrio molitor.
Crytolaemus montrouzieri
larva Cytolaemus montrouzieri ditemukan pada buah tumbuhan pala tepatnya pada bagian tangkai buah dan ditemukan berkoloni, larva serangga ini berwarna putih dan memiliki rambut halus berwarna putih. Selain ditemukan pada buah juga ditemukan pada daun tumbuhan pala. Serangga tergolong ke dalam famili Cocccinellidae dengan
genus Crytoleamus. Serangga ini memiliki dua peranan yaitu pada saat larva serangga ini berperan sebagai hama bagi tumbuhan dengan cara menghisap sari sari tumbuhan itu , namun pada saat imago serangga ini akan bersifat
predator dengan memangsa serangga yang lebih kecil. Serangga ini juga sering dinamakan mealy bug. Ladybug mealybug dewasa berwarna hitam
dengan kepala coklat. Bagian bawah tubuh juga berwarna hitam dan coklat, kepala coklat, prothorax dan perut. Kepala kecil memiliki sepasang mata majemuk dan dua antena coklat pendek. Larva menetas dari telur dan ditutupi
dengan lilin flocculent putih dan tampak seperti kutu putih berbulu. Tiga pasang kaki dipakai untuk berjalan. Saat larva tumbuh ditandai dengan perubahan kulit. Ada empat instar larva tahap saat instar larva keempat sepenuhnya tumbuh, ia menempelkan dirinya ke tempat terlindung untuk menjadi pupa. Tahap dewasa dan larva dari mealybug memiliki tiga pasang kaki yang dapat dipakai untuk berjalan. Mealy bug dewasa memiliki sayap yang dipakai untuk terbang. Tipe caput lady bug ini bertipe prognatus alat mulut mengarah ke depan Mulut berfungsi menggigit dan mengunyah, tipe antena clavate yaitu seperti moniliform dan adanya peningkatan besar ke arah ujung secara bertahap. Kaki cursorial yaitu tungkai dengan bentuk yang panjang dan ramping, biasa
dipakai untuk berlari dan berjalan. Sayap serangga terdiri atas dua macam yaitu elytra dan membraneus dimana elytra menutupi sayap membraneus dibawahnya. Klasifikasi serangga Crytoleamus montrouzieri yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Cocccinellidae
Genus : Crytolaemus
Spesies : Crytolaemus montrouzieri.
Ordo Hemiptera kepik
Podisus maculeventis
Podisus maculeventis ditemukan pada daun sedang berdiri diatas permukaan atas daun. Serangga ini berwarna coklat dengan bintik hitam sisi belakang tubuhnya. ada tanduk runcing pada disisi samping toraks. Sayap terdiri dua pasang dan dua macam yaitu elytra dan membranues, sayap bagian elytra menutupi setengah sayap
membraneus. Serangga dari ordo Hemiptera ini termasuk ke dalam famili Pentatomidea. Serangga ini ditemukan pada daun sebagai habitatnya. Serangga ini berwarna coklat pucat hingga coklat dan panjangnya bisa 8,5-13 mm. Serangga ini digolongkan ke dalam famili Pentatomidae.
Pentatomidae kebanyakan terdiri dari serangga dari pemakan tumbuhan, memiliki sungut lima ruas. Kepik ini memiliki bau yang busuk.Serangga ini memiliki garis gelap yang khas pada ujung membran dari setiap forewing yang dapat
membentuk satu coretan gelap saat ujung sayap tumpang tindih. Tipe caput prognatus yaitu alat mulut mengarah ke depan, serangga ini memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap, kaki bertipe currosial yaitu tungkai panjang dan ramping
biasanya dipakai untuk berjalan dan berlari. Serangga ini memilki antena bertipe filiform yaitu tipe antena yang memanjang dan bersegmen-segmen. Klasifikasi serangga Podisus maculeventis yaitu antaralain:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pentatomidea
Genus : Podisus
Spesies : Podisus maculeventis.
Anasa tristis
Anasa tritis ditemukan pada buah dan daun, serangga ini berwarna coklat dengan bintik coklat muda ditepi sayap samping, garis coklat muda ataun kekuningan juga ada pada tepi torack
Anasa tritis. Sayap elytra menutupi setengah sayap membraneus serangga ini tergolong ke dalam serangga hama ini. Serangga ini berukuran 1.5 cm serangga dapat memicu kerusakan pada tumbuhan yang diserangnya. Serangga ini biasa
ditemukan pada daun, bunga dan buah, Anasa tristis dewasa yaitu serangga berwarna coklat keabu-abuan, agak pipih yang mencapai panjang sekitar 1,5 cm 0,6 inci dan lebar 0,75 cm 0,3 inci Sering ada deretan bintik coklat dan emas alternatif di sepanjang tepi perut. Serangga ini dapat bertahan hidup selama tiga atau empat bulan. Serangga Anasa tritis digolongkan ke dalam famili Coreidae, serangga mengeluarkan bau yang khas. Famili Coreida yaitu pemakan tumbuh-tumbuhan
dan dianggap hama, Anasa tritis yaitu hama yangmerusak dan berwarna coklat gelap dan kepala yang kecil dibandingkan pronotum dan berukuran 13 mm.Tipe caput prognatus yaitu alat mulut mengarah ke depan, serangga ini memiliki tipe mulut penusuk dan penghisap, kaki bertipe currosial yaitu tungkai panjang dan ramping biasanya dipakai untuk berjalan dan berlari. Serangga ini memilki antena bertipe filiform yaitu tipe antena yang memanjang dan bersegmen-segmen. Klasifikasi serangga Anasa tristis yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Coreidae
Genus : Anasa
Spesies : Anasa tristis,
Ordo Blattodea Kecoa
Macropatiensthia rhinoceros
ini hidup pada tanah, dan pada bawah kulit tumbuhan pala. Serangga ini ditemukan 2 individu dalam batang tumbuhan pala dan berwarna hitam dan memiliki 9 segmen pada bagian abdomen, dan 3 segmen pada bagian torack, segmen pertama menutupi bagian caput dari serangga ini, serangga ini berukuran 4 cm. Kecoa Macropatiensthia rhinoceros digolongkan kedalam famili
blaberidae yang memiliki panjang 50 mm dan memiliki berwarna kecoklatan.Kecoa Macropatiensthia rhinoceros dapat memiliki panjang 6 cm dan dapat hidup selama 10 tahun, kecoa ini berwarna hitam dengan 12 segmen, serangga ini hidup di dalam tanah dan serasah makan daun yang sudah mati.Kecoa Macropatiensthia rhinoceros termasuk kedalam famili Blaberidae. Serangga ini memiliki Tipe caput hypognatus yaitu alat mulut mengarah kebawah, serangga ini memiliki tipe mulut pengigit dan menguyah, kaki bertipe currosial yaitu tungkai
panjang dan ramping biasanya dipakai untuk berjalan dan berlari. Serangga ini memilki antena bertipe filiform yaitu tipe antena yang memanjang dan bersegmen-segmen. Klasifikasi serangga Macropatiensthia rhinoceros yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Blatodea
Famili : Blaberidae
Genus : Macropatiensthia
Spesies : Macropatiensthia rhinoceros.
d. Ordo Isoptera Rayap
Reticulitermes flavipes
ditemukan dalam jumlah banyak dan hidup berkoloni dalam batang tumbuhan pala. Rayap ini memilki caput yang berwarna kuning keemasan dan abdomen yang berwarna putih kekuningan. Saat ditemukan ada satu individu ratu di antara koloni itu , Reticulitermes flavipes bersifat hemimetabolous, berukuran sedang, polimorfik memiliki lebih dari satu bentuk dan yaitu serangga sosial. Reticulitermes flavipes ini hidup secara berkoloni dan dipimpin oleh ratu. Reticulitermes flavipes digolongkan kedalam famili rhinotermitidae, rayap ini memiliki ukuran 6-8 mm, tidak memiliki sayap dan berwarna pucat,
tersebar di bawah tanah dan juga pada kayu dan arayap ini melakukan kontak dengan tanah.Reticulitermes flavipes memiliki mulut yang menggigit dan mengunyah, dan antena terdiri dari 9 hingga 30 segmen. Bentuk-bentuk alat
reproduksi primer bersayap memiliki empat sayap. Setiap anggota koloni Reticulitermes flavipes pekerja, tentara, dan raja & ratu terlihat berbeda. Ukuran tentara Reticulitermes flavipes sedikit lebih besar dari pekerja dan memiliki kepala oranye yang diperbesar dan gelap. Para pekerja berwarna putih krem dan panjangnya sekitar 5-6 mm dan ratu melakukan reproduksi dan menjadi makhluk
besar dengan panjang hingga 9 cm. Para raja berwarna krem seperti para pekerja, dan terlihat seperti belatung kecil dibandingkan dengan ratu.Caput bertipe prognatus alat mulut mengarah ke depan Mulut berfungsi pengigit dan menguyah, tipe antena clavate yaitu seperti moniliform dan adanya peningkatan besar kearah ujung secara bertahap. Kaki ambulatorial yaitu tungkai yang
dipakai untuk berjalan ditandai tibia yang memanjang. Klasifikasi serangga Reticulitermes flavipes yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Rhinotermitidae
Genus : Reticulitermes
Spesies : Reticulitermes flavipes
Ordo Orthoptera belalang
Spathosternum sp.
ditemukan pada daun dan belalang ini berwarna coklat muda pada bagian caput dan toraks dan
berwarna coklat kehitaman pada abdomen. Serangga ini berukuran kecil sekitar 5 mm yaitu belalang kecil yang termasuk kedalam famili Acrididea. berdasar pengukuran belalang ini memiliki panjang 4 mm. Serangga ini dikatakan sebagai serangga hama sebab kan Spathosternum
sp. memakan daun tumbuhan yang diserangnya. Spathosternum sp. memiliki mulut yang menggigit dan mengunyah, yang dimiliki oleh serangga hama. Serangga ini berarna coklat dan kombinasi hitam pada tungkai, torack dan abdomen. Caput bertipe hypognatus alat mulut mengarah ke bawah
Spathosternum sp. digolongkan ke dalam famili acrididae, serangga ini memiliki sungut yang pendek dibandingkan tubuhnya dan berwarna kelabu atau kecoklatan. Serangga ini yaitu serangga pemakan tumbuhan dan sering kali
merusak tumbuhan . Spathosternum sp. Memiliki ukuran 5-7 mm, berwarna coklat muda sampai coklat kehitaman, memiliki tipe antena filiform dengan 12 segmen, Mulut berfungsi pengigit dan mengunyah, tipe antena filifrom yaitu seperti benang yang ruas-ruasnya sama dari pangkal sampai ke ujung. Kaki saltatorial yaitu tungkai yang dipakai untuk melompat yang ditandai oleh
ukuran femur lebih besar dari pada tibia, memiliki 2 pasang sayap yang lurus. Klasifikasi serangga Spathosternum sp yaitu :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididea
Genus : Spathosternum
Spesies : Spathosternum sp.
Serangga yaitu gerombol hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah spesies hampir 80 % dari jumlah total hewan di bumi. Dari 75000 spesies golongan serangga, sekitar 2500 spesies ada di negara kita . Serangga Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh
alami ,Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. hampir setiap tahun serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, kemampuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan menyelamatkan diri dari musuhnya, Serangga termasuk makhluk hidup dalam Phylum Arthropoda dan Class
Insecta, serangga berperan dalam kehidupan sebab serangga berperan pada proses produksi
yang ada di rantai makan, yaitu sebagai pembantu dalam proses penyerbukan tanaman sebagai produsen di rantai makanan. Serangga dapat bersifat merusak tanaman sebagai hama dan sumber penyakit pada manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama atau penyakit. serangga diperlukan dan berguna bagi manusia. dari gerombol lebah, belalang, jangkrik, ulat sutera, dan kupu - kupu bisa mendatangkan keuntungan manusia ,serangga yaitu salah satu jenis fauna yang terancam kepunahan, terbukti dengan semakin sulitnya kita menemukan serangga di sekitar tempat tinggal kita selain
serangga yang bersifat hama seperti nyamuk, lalat, . ini sesuatu yang memprihatinkan disebab kan serangga - serangga yang dimiliki atau hidup di negara kita sebagian besar tidak dapat ditemukan di negara - negara lain di dunia, oleh sebab itu perlu dilakukan usaha untuk dapat
menjaga kelestarian sumber daya alam yang ada di negara kita khususnya jenis - jenis serangga yang sebetulnya ikut menjadi cermin keadaan area yang ada di negara kita , serangga cuma hanya bisa hidup pada area yang memiliki kualitas area yang baik, terhindar dari
segala jenis pencemaran area.
tubuh serangga terbagi atas 3 ruas utama tubuh Kepala, dada, dan abdomen). Morfologi Serangga pada bagian kepala, ada mulut, antena,
mata majemuk faset dan mata tunggal ocelli). Pada bagian torak, ditemukan tungkai 3 pasang dan spirakel. sedang di bagian abdomen dapat dilihat membran timpanum, spirakel, dan alat kelamin . penggolongan serangga dapat dilakukan dengan 3 macam cara, yaitu :
--. penggolongan menurut Jenis fisiknya :
Diptera : Serangga bersifat parasit, serangga ini memiliki tubuh yang relatif kecil dan memiliki sepasang bersayap, contoh : lalat, nyamuk, wereng, . Coleoptera : Serangga ini memiliki ciri - ciri bertubuh keras atau memiliki membran di tubuhnya, contoh : kumbang, kaki seribu.
Hymenoptera : Serangga jenis ini memiliki tubuh kecil dan hidup bergerombol di dalam satu sarang, contoh : semut, lebah, rayap.
Lepidoptera : Serangga jenis ini memiliki tubuh yang lebih besar, dan memiliki 2 pasang sayap yang besar, contoh : kupu - kupu, dan ngengat.
Odonata : Serangga jenis ini memiliki tubuh yang kecil dan ramping dan memiliki sayap sebanyak 2 pasang, contoh : capung dan laron.
Orthiptera : Serangga ini memiliki tubuh yang besar dan keras dan memiliki 2 pasang sayap, contoh : belalang.
--penggolongan menurut bentuk mulutnya :
Mulut Pengunyah : Serangga jenis ini memiliki mulut yang memingkinkan ia mengunyah makananya, seperti : belalang, dan kumbang
Mulut Penghisap : Serangga jenis ini memiliki bentuk mulut yang memanjang sehingga memungkinkan untuk menghisap makanan, seperti : kupu - kupu, dan lebah. Mulut Penusuk : Serangga ini memiliki bentuk mulut yang
tipis dan panjang mirip seperti bentuk jarum untuk menusuk dan menghisap makanan, seperti yang dimiliki oleh nyamuk. Mulut Penjilat : Serangga jenis ini memiliki bentuk mulut bercabang dan lengket sehingga memungkinkan untuk menjilat
makanan yang ada, seperti yang dimiliki oleh lalat.
-- penggolongan menurut jenis makanannya :
Fitophagus, yaitu serangga pemakan tumbuhan, segala sesuatu yang berasal atau dihasilkan oleh tumbuhan. Zoophagus, yaitu serangga pemakan hewan lain baik vertebrata maupun invertebrata. Serangga yang bersifat predator dan parasit
termasuk ke dalam gerombol ini.
Saprophagus, yaitu serangga pemakan materi organik atau organisme lain yang sudah mati.
Omnivorus, yaitu serangga pemakan hewan maupun tumbuhan.
Kupu - kupu
Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera dan kelas Insecta serangga yang permukaan sayapnya tertutup oleh sisik. Lepidoptera lepis
berarti sisik, pteron berarti sayap dibedakan menjadi 2 dua golongan yaitu kupu-kupu sub ordo Rhopalocera sekitar 200 spesies dan ngengat sub ordo Heterocera sekitar 100- 140 spesies. Pembagian itu dilakukan berdasar ciri dari masing-masing sub ordo yaitu antaralain : Kupu-kupu biasanya aktif di waktu siang diurnal sedang gengat kebanyakan aktif di waktu malam nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti.
usia kupu-kupu berkisar antara 3 hingga 4 minggu. Siklus hidupnya dimulai dari telur, lalu menjadi larva ulat). kemudian , larva membentuk kepompong pupa baru akhirnya muncul sebagai kupu-kupu/ imago. Imago memerlukan waktu 3 hingga 4 jam untuk penyempurnaan warna dan pengeringan sayap sebelum siap untuk terbang mencari makan dan pasangan hidupnya.
ada 7 manfaat dari kupu-kupu ,antara lain :
Sumber protein, contoh kupu-kupu pisang.
Sebagai Koleksi.menjadi obyek wisata pendidikan yang menarik, Membantu penyerbukan tanaman, contoh Euploea callithoe dan Papilio iswara.
memiliki nilai artistik , sebagai hiasan dinding, meja, penindih kertas, tatakan gelas, tirai dan dompet. Bahan penelitian biologis. Bahan industri, seperti ngengat sutera Bombix mori
Brasil di hutan belantara Amazon memiliki jenis terbanyak. Kupu-kupu di negara kita lebih unik dan beragam, , terjadi pemisahan habitat kupu-kupu secara geografis. 50 % Kupu-kupu negara kita yaitu kupu-kupu endemik yang berarti cuma hanya hidup di tempat itu. Amazon cuma hanya memiliki tingkat endemisitas kupu-kupu kurang dari 10 % dari total jumlah jenisnya.
Sulawesi yaitu pulau yang memiliki keunikan kupu-kupu tertinggi di negara kita . Dari 100 jenis yang ada di sana, sebanyak 40 jenis yaitu jenis yang cuma hanya dapat ditemukan di kawasan itu. 20 jenis kupu-kupu di negara kita sudah dimasukkan ke dalam daftar jenis satwa yang dilindungi . Antara lain Cethosia myrina yang dikenal sebagai kupu-kupu sayap rendah yang cuma hanya ditemukan di Sulawesi, Trogonoptera brookiana yang dikenal sebagai kupu-kupu raja Brooke yang ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. 16 jenis kupu-kupu dari marga Ornithoptera atau kupu-kupu sayap burung ditemukan di Maluku dan Papua. sedang 11 jenis kupu-kupu dari marga Troides yang dikenal sebagai kupu-kupu raja contohnya Troides hypolitus kebanyakan ditemukan di negara kita bagian barat dan Sulawesi, dan beberapa jenis berada di Maluku dan Papua. kupu-kupu sayap burung Ornithoptera aesacus yang cuma hanya ditemukan di Pulau Obi dan kupu-kupu sayap burung Ornithoptera croesus yang cuma hanya ditemukan di pulau-pulau di Maluku Utara. 60 Spesies Kupu-kupu ada di Lampung. Di negara kita spesies kupu - kupu tersebar hampir di semua area dari Barat, negara kita Tengah, dan negara kita Timur, namun spesies kupu - kupu yang berasal dari area negara kita Timur dipandang paling baik sebab memiliki kualitas alam yang masih terjaga dengan baik.
penggolongan zoologis kupu-kupu menurut Symposium Royal Entomology Society 1984 yaitu antaralain :
1. Struktur Morfologi Menurut Smart 1976 ciri khusus dari kupu-kupu yaitu badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput kepala thoraks
dada dan abdomen perut). Ada 3 pasang tungkai kaki dan dua pasang sayap ada pada ruas dada, alat kelamin dan anus ada di
ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin eksoskeleton atau rangka luar dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-
segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu kepala, dada dan perut tertutup lapisan lembut, berbulu halus
dan berwarna menyolok/ menyala. ketiga
bagian tubuh kupu-kupu itu memiliki struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian antaralain :
- Kepala caput Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan dinamakan probosis, sedang alat sensorik yaitu sepasang antena yang
biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya dinamakan mata majemuk.
- Dada thoraks Dada yaitu bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari 3 segmen yang masing-masing segmen ada sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.2 pasang sayap ada pada mezothoraks dan metathoraks bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang memiliki tornus
ekor).
- Perut abdomen Abdomen yaitu bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 segmen namun cuma hanya 7 atau 8 yang mudah terlihat. Segmen ujung yaitu alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedang pada betina segmen itu berubah menjadi ovipositor alat
untuk meletakkan telur
Kupu-kupu yaitu hewan yang mengalami metamorfis sempurna holometabolisme yaitu : proses perubahan fisik biologis hewan sesudah
dilahirkan atau menetas baik berupa perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel dimulai dari telur kupu-kupu yang biasanya ada di daun, menetas lalu menjadi ulat larva). ulat menjadi besar dan memanjang, ia akan berubah menjadi kepompong. pupa /chrysalis lalu kupu-kupu dewasa imago Di negara kita juga dikenal sebagai negara dengan jenis spesies kupu - kupu terbanyak kedua sesudah Brasil, sebab di negara kita dapat ditemukan 15%
dari keseluruhan spesies kupu - kupu yang ada di dunia, dan 50% diantaranya yaitu spesies endemik atau spesies yang cuma hanya bisa ditemukan di
negara kita . Keberadaan kupu - kupu yaitu salah satu indikator kualitas area dari sebuah area , sebab kelangsungan hidup kupu - kupu
ditentukan oleh keadaan area di sekitarnya. Kupu - kupu yaitu serangga yang paling indah, dan paling sempurna dari segi metamorfosisnya
oleh sebab itu jenis serangga ini harus dilindungi keberadaanya agar keanekaragaman jenis yang ada di negara kita dapat tetap terjaga.
penggolongan ilmiah dari kupu-kupu termasuk
Kingdom Animalia, Phylum Arthopoda, Class Insecta, Ordo Lepidoptera, Sub Ordo Heteroneura dan Super Familly Rhopalocera. negara kita memiliki 5 famili kupu-kupu dari 15 famili yang ada di dunia . Kelima famili kupu-kupu itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Papilionidae : Famili Papilionidae dinamakan juga sebagai kupu-kupu ekor burung wallet atau swallow tail ,ini disebab kan bentuk sayap depannya panjang dan runcing mirip ekor burung walet. Namun tidak seluruh jenis Papilionidae memiliki ciri seperti itu. ukuran badan dari famili ini besar, warna menarik dan biasanya warna
itu menutupi seluruh tubuh, antena pendek, kuat dan kadang-kadang bersisik. Beberapa spesies sayap belakang memiliki tornus yang menjulur ke dalam ekornya.
Pieridae : Famili Pieridae dinamakan juga sebagai kupu-kupu ujung oranye, kupu-kupu putih, dan kupu belerang , Rentangan sayap antara 25-100mm, warna dasar putih atau kuning dengan beberapa spesies diantaranya berpola dan penuh
warna. Sebagian besar spesies dari famili ini yaitu hama terutama yang berwarna putih, dan hidup secara bergerombol. Telurnya berbentuk seperti kumparan, larva mulus tanpa tonjolan dan pupanya
berkembang dengan kepala di bawah,
. Nymphalidae : ciri-ciri dari famili ini memiliki rentangan sayap antara 25-130 mm dengan warna yang bervariasi. Telur terdiri dari beberapa bentuk namun sumbu horizontal melebihi sumbu vertikal. Larva biasanya memiliki bulu duri). bahwa tungkai-tungkai depan menyusut dan tidak ada cakar dan cuma hanya tungkai-tungkai tengah dan belakang yang dipakai untuk berjalan.
Lycaenidae : rentangan sayap antara 15-80 mm, biasanya berwarna metalik biru atau ungu. Pada ekor sayap belakang ada bintik - bintik. Telur berbentuk pipih, menonjol, atau berbintik - bintik, sedang Larva berbentuk agak pipih dan berwarna hijau atau coklat, Pupa berukuran pendek dan
kuat. Famili ini memiliki 200 spesies di seluruh dunia.
Hespiridae : jenis kupu-kupu yang termasuk ke dalam famili ini memiliki ciri-ciri seperti
ukuran tubuhnya sedang, bentang sayap 4-5 cm, berwarna coklat muda hingga coklat tua dengan bercak-bercak putih pada. Jenis kupu-kupu yang termasuk ke dalam famili ini biasanya aktif menjelang malam atau pada waktu cahaya matahari masih remang-remang di pagi hari yang dinamakan krepuskuler. Kupu-kupu dewasa memakan nektar bunga atau embun madu pada tumbuhan hutan, betinanya bertelur pada daun tumbuhan inang contoh : pisang yang masih
muda dan segar. Telur yang menetas memakan daun mulai dari bagian tepi. Larva biasanya menggulung daun dan memakan daun dari dalam. Ulat yang berpupasi di dalam gulungan daun inang
sebelum menetas menjadi kupu dewasa.
habitat yaitu hasil interaksi dari beberapa komponen ,Komponen itu meliputi komponen fisik yang terdiri dari air, tanah, topografi, dan iklim, dan komponen biologis yang terdiri dari manusia, vegetasi, dan margasatwa. Habitat yaitu suatu tempat yang dipakai untuk makan, minum, berlindung, bermain, dan berkembangbiak
Syarat - syarat habitat kupu - kupu : ada vegetasi sebagai sumber makanan, tempat berlindung,dan tempat berkembang biak. Terjaminnya kualitas udara, bebas dari polusi udara. Terjaminya pencahyaan alami dari matahari. Terjaminya kualitas air.
Konservasi memiliki pengertian mengenai usaha
memelihara apa yang kita punya, Theodore Roosevelt 1902 yaitu orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai pemanfaatan sumberdaya alam secara benar , Konservasi dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi
dimana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang, sedang dari segi ekologi, konservasi
yaitu alokasi sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Konservasi yaitu manajemen pemakaian biosfer oleh manusia sehingga memberi keuntungan yang besar dan dapat diperbaharui untuk generasi yang akan datang Secara keseluruhan, Konservasi Sumberdaya Alam Hayati KSDAH yaitu pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara benar untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Konservasi yaitu memakai sumberdaya alam untuk memenuhi keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama ,Konservasi yaitu alokasi sumberdaya alam antar waktu generasi yang optimal secara sosial ,Konservasi yaitu manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen yaitu survai, penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan .Ada 2 cara pendekatan di dalam kegiatan konservasi kupu - kupu yaitu : Konservasi di dalam kawasan konservasi in-situ dengan penekanan konservasi ekosistem atau habitat alami kupu-kupu. Rusaknya habitat yaitu hal yang amat merugikan dalam konservasi kupu-kupu. Makin meningkatnya aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam, memicu berubahnya komposisi organisme di dalam
ekosistem, yang pada gilirannya menjadi ancaman bagi kehidupan jenis kupu-kupu. biasanya kupu-kupu akan meninggalkan habitatnya yang
sudah berubah, bahkan dapat mati sebab tidak dapat menemukan makanannya yang cocok. Pemeliharaan habitat kupu-kupu dengan cara
memperbanyak jenis-jenis tumbuhan makanan ulat dan yang menghasilkan madu yaitu langkah benar untuk melindungi kupu-kupu dari kepunahan, Konservasi di luar kawasan konservasi ex-situ dengan tekanan utama pada konservasi jenis. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara :
- Penangkaran, yang bertujuan untuk menjaga dan
menyelamatkan kupu-kupu dari kepunahan, dan meningkatkan populasi dan kualitas kupu-kupu untuk menunjang kesejahteraan kita.
Konsep penangkaran, yang juga yaitu konsep kegiatan konservasi, dapat dijelaskan melalui kegiatan :
Restorasi, yang bertujuan untuk mengembalikan jenis-jenis kupu-kupu yang sudah hilang dari habitatnya. Preservasi, untuk melestarikan kupu-kupu dengan pemeliharaan dan perlindungan kupu-kupu dan ekosistemnya. Pemungutan hasil, yang bertujuan untuk pemanenan kupu-kupu dari hasil penangkaran untuk perdagangan dan
penambahan populasi di alam.
- Peternakan kupu-kupu, yaitu pengelolaan yang memerlukan pengawetan tanah dan tumbuhan di atasnya untuk menjaga kelestarian kupu-kupu dan ekosisitemnya secara keseluruhan, dan dapat memberi insentif ekonomi.
- Taman kupu-kupu, bertujuan untuk memanfaatkan daya tarik jenis kupu-kupu hasil penangkaran sebagai obyek wisata yang
memiliki nilai estetika dengan keindahan dan keanekaragaman jenisnya, untuk tujuan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagai obyek pengenalan jenis kupu-kupu di
alam. faktor-faktor pada kegiatan penangkaran kupu-kupu yaitu antaralain :
Penyediaan sarana penangkaran kupu-kupu, berupa penangkaran dengan luas yang optimal, sumber air untuk menunjang kehidupan kupu-kupu, dan perlindungan dari sinar matahari.
Penyediaan tumbuhan pakan larva/ulat, tumbuhan pelindung, dan tumbuhan sumber nektar bagi imago kupu-kupu dewasa). Teknik penangkaran, meliputi teknik penanganan pakan, pemeliharaan telur, pemeliharaan larva, pemeliharaan pre-pupa dan pupa, dan pemeliharan imago kupu-kupu dewasa). Teknik pengawetan kupu-kupu yang akan dibuat koleksi, meliputi .teknik membunuh, teknik pelemasan, teknik penataan. Bahan kimia untuk membunuh serangga dipakai untuk membunuh kupu - kupu terlebih dahulu, bahan kimia yang baik yaitu etyl acetate. Bahan kimia etyl acetate dibubuhkan pada kapas atau bahan yang memiliki daya serap lain di dalam sebuah botol bersama serangga yang akan diawetkan. Serangga akan menjadi lebih lunak walaupun ditinggal di dalam botol yang mengandung etyl acetate. Serangga yang berkulit keras biasanya langsung di pin atau disemat, sedang untuk serangga yang bertubuh lebih lembut seperti afid, anai - anai, boleh dibunuh dan disimpan dalam alkohol 70%. Larva kupu - kupu atau rama - rama perlu disimpan dalam larutan KAAD, sehingga mengembang sepenuhnya 30 menit atau beberapa jam lalu disimpan dalam alkohol 95%. Dosis larutan KAAD :
Kerosene 1 bagian
Alkohol etyl 95% 10 bagian
Asid asetik glacial 2 bagian
Diaxane 1 bagian
Menyemat serangga Pinning : Serangga yang berkulit keras dan besar boleh disemat dengan pin dari atas hingga menembus badanya. Serangga jenis Coleoptera kumbang disemat hingga menembus sayap kanannya, lalat, lebah, rama - rama/kupu - kupu biasanya disemat hingga menembus bagian thorax dan pangkal sayapnya. Semua serangga harus disemat sejajar dengan permukaannya yaitu 1 inci dari atas ujung pin. Ini dapat ditentukan dengan memakai blok - blok
penyemat pinnig block). Kupu - kupu biasanya diletakan di atas papan spreading board yang dibuat dari bahan kayu ataupun polystyrene dimana sayap kupu -kupu perlu diatur dan dikembangkan sehingga dapat kering sesuai dengan posisi yang diinginkan. Untuk serangga - serangga kecil dapat ditempelkan mount ke atas kertas tebal cardboard points dengan memakai pin. Serangga itu harus diletakan dalam posisi kepala yang berhadap - hadapan dan titik ujung segitiga card board itu berada di sebelah kiri pin. Mengeringkan serangga : Serangga yang sudah disemat perlu dikeringkan sebelum disimpan ke dalam kotak - kotak serangga. Susun serangga - serangga yang sudah disemat di atas selembar polystyrene, lalu masukan ke dalam pengering pada suhu 45°C, keringkan hingga beberapa hari. Serangga yang sudah disemat juga dapat dikeringkan di bawah sinar matahari namun perlu diawasi dari semut - semut dan pengganggu lainya.
Melabel : Tiap - tiap serangga haruslah
dilabel dengan nama tempat dan darimana serangga itu diambil bedan keterangan dan juga nama pengawet yang dingunakan untuk serangga
itu . Label - label yang diberikan sebaiknya kecil kurang lebih 5/8 inci pada pin dan dilekatkan dekat dengan serangga/objeknya. Catatan
tambahan seperti jenis tumbuhan dimana asal habitatnya sebaiknya juga dicantumkan dan dapat ditulis pada label yang lain dan dilekatkan kurang
lebih 1/2 inci pada pin di bawah label yang terdahulu. Menyimpan serangga : Serangga yang sudah dikeringkan dan diberi label perlu disimpan dalam kotak - kotak serangga yang khusus.
Kotak - kotak itu sebaiknya dilapisi dengan gabus dan ditutup dengan kertas putih. Kotak itu juga harus kedap udara dan dapat mencegah
serangga atau hewan perusak seperti semut, lipas, atau ngengat untuk masuk. Racun pembasmi ngengat Naptelene juga perlu diberikan dalam
gulungan kain tipis dan diletakan pada ujung bawah kotak. Sejenis larutan dapat dibuat sebgai perawatan dalam kotak - kotak serangga ini, dengan .cara disapukan dalam permukaan dalam kotak, lalu dijemur hingga kering, cara pembuatannya yaitu antaralain :
Bahan : Dosis :
Serbuk Napthelene 3lb 1360gr
Kloroform 1lb
Beechwood Creosolte 1lb
Minyak petrol 4 ½ pts
Cara menyediakan : Campurkan kloroform dengan 1 ½ lb serbuk nephtelene, aduk hingga merata dan tambahkan lagi 1 ½ lb
serbuk nephtelene dan diikuti dengan penambahan beechwood creosolte. Aduk untuk melarutkan dan lalu tambahkan petrol. Sesudah itu sapukan pada kotak, keringkan kotak sehingga tinggal selapis serbuk halus nephtelene.
Melembutkan serangga : Serangga yang sudah kering harus dilunakan dahulu sebelum disemat. Serangga yang sudah kering dapat disimpan dalam kotak yang kedap udara di atas sebuah kertas tebal
ataupun kertas yang memiliki daya serap yang diletakan di atas pasir basah, beri sedikit beberapa tetes asid karbolik pada pasir. Serangga -
serangga akan menjadi lunak sesudah 24 hingga 48 jam. kegiatan penangkaran atau konservasi kupu - kupu yaitu :
Melestarikan populasi spesies kupu - kupu dari ancaman kerusakan alam dan juga tindakan tidak bertanggungjawab manusia. Menjaga potensi
kekayaan alam dari ancaman kepunahan. Menjadi percontohan Penangkaran kupu - kupu sebagai usaha pemberdayaan kita, yang dimasa depan diharapkan dapat menjadi alternatif sumber mata pencaharian kita setempat dalam
rangka pelestarian manfaat taman nasional.
Salah satu obyek wisata. Sebagai sarana pendidikan. Menarik minat masyrakat agar peduli dengan keberadaan kupu - kupu, dan juga keberlangsungan alam sekitar mereka.
Manfaat adanya penangkaran kupu - kupu :
Meningkatkan peran dan kita akan tidakan pelestarian dan penyelamatan satwa jenis kupu - kupu yang ada di negara kita . memberi alternatif penghasilan tambahan bagi kita melalui
penangkaran kupu - kupu. Menjadi contoh atau tolok ukur bagi area lain di negara kita yang belum memiliki fasilitas penangkaran kupu - kupu.
Di dalam kegiatan penangkaran atau konservasi diperlukan peralatan yang dapat mendukung kegiatan sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya fasilitas konservasi, dalah ini alat - alat yang diperlukan dalam fasilitas
konservasi kupu - kupu yaitu :
Termometer Ruangan. Jaring untuk menangkap kupu-kupu. Kuas kecil dan kuas besar. Jarum pentul. Kertas label. Alat suntik. Papan kayu.
Alkohol 70 %. Plastik transparan dan Lem fox.
Tanaman jenis bunga. Pohon. Alat semprot.
Alat tulis kantor. Bangunan penangkaran.
Cawan petri tempat penetasan telur. Rak dan kotak tempat pembesaran larva. Rak tempat pembesaran pupa.
Kata museum berasal dari bahasa Yunani yang berarti kuil atau rumah peribadatan pada jaman Yunani klasik. Kuil itu biasa difungsikan untuk
memuja sembilan dewi lambang cabang ilmu dan kesenian yang ada di Yunani pada saat itu. Dewi - dewi itu yaitu :
Dewi Erato : Dewi yang menguasai puisi dan lirik.
Dewi Polyhimne : Dewi yang menguasai syair rindu. Dewi Uranic : Dewi yang menguasai ilmu talak. Dewi Calliops : Dewi yang menguasai syair pahlawan. Dewi Cleo : Dewi yang menguasai sejarah. Dewi Euterpe : Dewi yang menguasai musik. Dewi Melphorone : Dewi yang menguasai seni tragedi. Dewi Thalic : Dewi yang menguasai seni komedi. Dewi Terpsichore : Dewi yang menguasai seni rupa.
Selain itu museum juga berasal dari kata Muze, yaitu nama dari putra Dewa Zeus, dewi utama dalam pantheon Yunani klasik yang dijadikan lambang pelengkap pemujaan manusia terhadap agama dan ritual yang ditujukan pada Dewa Zeus.
Pengertian museum yang dipakai sekarang yaitu definisi yang sudah dirumuskan oleh ICOM International Council of Museum yang yaitu
lembaga museum internasional dibawah UNESCO, museum diartikan sebuah lembaga yang bersifat tetap dan tidak mencari keuntungan, melayani
kita, terbuka untuk biasa , memperoleh dan merawat koleksi, menghubungkan dan memamerkan koleksi untuk tujuan studi, penelitian dan rekreasi dimana kita dapat melihat objek secara langsung sehingga dapat dipelajari dan diteliti secara baik dan benar secara dua dimensi maupun tiga dimensi.
Tugas museum :
memberi bimbingan edukatif pada siswa dan kita. Menerbitkan penelitian dan pengetahuan tentang benda - benda atau makhluk hidup yang penting bagi kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Mengumpulkan, merawat, dan mengawetkan benda - benda untuk koleksi.
Memamerkan benda - benda koleksi dan menjelaskan benda - benda itu kepada pengunjung dengan berbagai cara, seperti : penerbitan buku, pembagian brosur, ceramah, seminar, diskusi, atau lomba yang berkaitan dengan museum.
Fungsi - fungsi museum :
Penyerahan hasil kebudayaan antar area dan antar bangsa. Pengenalan dan penghayatan kesenian. Visualisasi warisan alam dan budaya.
Tempat kita melihat cermin pertumbuhan manusia. Mengumpulkan dan mengamankan warisan alam dan hasil budaya. . Dokumentasi dan penelitian ilmiah. Konservasi dan preparasi.
Benda koleksi yang ada di dalam museum dapat berusia ratusan bahkan ribuan tahun, oleh sebab itu benda - benda itu perlu ditangani dengan cara
khusus agar tidak rusak. Untuk menjaga keawetan dari benda - benda koleksi perlu penanganan khusus tergantung faktor penyeban kerusakan, seperti :
Faktor biologis juga dapat merusak
keberadaan benda koleksi di dalam museum seperti binatang pengerat tikus dan rayap dapat merusak benda - benda koleksi yang bersifat
organik di dalam museum. Faktor Mikroorganisme : Faktor pengganggu ini meliputi segala
jenis jamur dan cendawan. Untuk mencegah kerusakan pada benda koleksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan
cara menjaga kelembaban udara , Faktor yang tidak berkenaan dengan tempat, seperti kecelakaan/insiden, api, air, dan masalah keamanan museum.
Faktor iklim : Meliputi kelembaban udara, dan keadaan temperatur udara di dalam museum, standar yang sesuai untuk menjaga keawetan benda - benda koleksi di dalam museum yaitu , kelembaban udara 45% - 60%, dan temperatur ruang 20°C - 40°C, jika lebih atau kurang dari angka standar itu maka benda - benda koleksi akan rusak. Faktor cahaya : Meliputi cahaya alami, buatan, dan masalah radiasi ultraviolet dan kekuatan cahaya. Intensitas cahaya yang tinggi
akan merusak benda koleksi yang bersifat organik. Intensitas cahaya yang baik di dalam sebuah museum yaitu 50 - 150 lux. Faktor polusi udara : Polusi udara dapat memicu .kerusakan, contoh deposit pada kayu atau benda pamer lainya yang
berbahan dasar kayu, deposit ini dapat memicu perubahan bentuk pada benda koleksi. Untuk menghindarinya benda - benda koleksi harus
dibersihkan secara berkala. Serangga atau binatang ,
1. memamerkan pameran :
Pendekatan Estetis, yaitu cara memamerkan benda - benda koleksi dengan mengutamakan segi keindahan. sebab itu penataan ruang pemeran ditunjang oleh latar belakang, pencahayaan, dan
tata warna yang menarik berguna.
Pendekatan Intelektual, yaitu cara memamerkan dan penempatan koleksi sehingga dapat mengungkapan dan memberi informasi ilmu pnegetahuan kepada pengunjung yang ditunjang
dengan adanya foto - foto, label, gambar, sketsa, dan lain - lainya untuk memaparkan perjalanan penelitian dan prosesnya, dan juga kemungkinan yang ada di masa yang akan datang.
Pendekatan Romantis Evokatif, yaitu cara memamerkan dan penempatan koleksi tepat sesuai dengan keadaan aslinya sehingga dapat mengungkapan suasana tertentu yang berkaitan dengan koleksi yang dipamerkan. memamerkan dengan metode ini dapat menarik minat pengunjung dan menumbuhkan komunikasi
terhadap koleksi yang dipamerkan sebab dapat membawa perasaan pengunjung pada suasana kehidupan yang berbeda sehingga menumbuhkan perasaan identifikasi terhadap area tertentu. memamerkan dapat dilakukan dalam skala
sebetulnya ataupun miniatur
2. Bentuk pameran :
Pameran tetap : Pameran yang relatif tidak berubah - ubah, terutama dalam penentuan tema yang ada. Pameran khusus/temporer : Pameran yang temanya berubah - ubah, dan memerlukan waktu yang relatif singkat. Pemilihan tema dapat dikaitkan dengan peristiwa, perayaan atau tema - tema lain yang bersifat khusus dan terkini.
Pameran temporer ini bertujuan memberi variasi agar kegiatan pameran yang ada di dalam museum tidak monoton.
Syarat dan Jenis - jenis benda pameran
Obyek koleksi yaitu sekumpulan benda - benda bukti material manusia dan area sekitarnya yang berkaitan dengan suatu atau berbagai
bidang atau berbagai cabang ilmu pengetahuan. Syarat -syarat sebuah benda dapat dijadikan koleksi di dalam museum :
memiliki nilai budaya, sejarah, dan ilmiah.
Dapat diterangkan asal - usulnya secara wujud, tipe, gaya, fungsi, makna, dan asal secara historis dan geografis. Dapat dianggap sebagai suatu tanda peringatan suatu peristiwa sejarah/monumen. Dapat dianggap sebagai suatu dokumen, sebagai suatu bukti kenyataan, bukti kehadiran bagi penyelidikan ilmiah. Benda asli atau realita, replika atau reproduksi yang sah menurut
persyaratan permuseuman. Untuk jenis benda koleksi di museum dapat dijelaskan antaralain :
Etnografika : Benda budaya yang dibuat dan
dipakai menurut tradisi setempat.
Diorama : Gambaran tiga dimensi yang
memeragakan alam sekitar, kebudayaan, dan sejarah yang penting.
Benda - benda grafika : Foto, peta, dan benda reproduksi yang dapat dijadikan dokumen.
Replika : Benda reproduksi
Benda sejarah alam : Benda asli yang berupa flora dan fauna, bebatuan, dan mineral.
Benda wawasan Nusantara : Benda asli atau replika yang mewakili sejarah alam budaya dari wilayah Nusantara.
Numistika dan Heraldika : Numistika yaitu setiap mata uang atau alat tukar yang pernah beredar, Heraldika yaitu setiap benda yang berupa tanda jasa, lambang, dan tanda pangkat yang resmi.
Naskah : Tulisan tangan yang menguraikan
suatu peristiwa.
Buku/majalah antikuariat : Hasil penerbitan yang sudah langka.
Karya seni dan Senikria : Setiap hasil seni rupa dan senikria yang bernilai tinggi dalam ekspresi, gaya yang mewakili zamanya
atau mengandung ciri - ciri tradisi setempat.
Prahistorika : Benda budaya yang dibuat dalam
kurun waktu sebelum manusia mengenal huruf/tulisan.
Arkeologika : Benda budaya yang dibuat dalam
kurun waktu sesudah masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam
Historika : Benda relic sejarah pada kurun
waktu sejak masuknya bangsa - bangsa Eropa.
Keramik Asing : Benda keramik yang berasal dari negeri asing.
Numistika dan Heraldika : Numistika yaitu setiap mata uang atau alat tukar yang pernah beredar, Heraldika yaitu setiap benda yang berupa tanda jasa, lambang, dan tanda pangkat yang resmi.
Yang harus diperhatikan di dalam peletakan objek koleksi agar memperoleh kenyamanan dan kejelasan dalam menikmati objek koleksi :
Letak objek harus diperhitungkan sesuai dengan ukuran tubuh manusia dan perilaku manusia. Gerakan kepala yang wajar yaitu 30° ke atas, dan 40° kebawah dan kesamping. Jarak pandang ke objek, jangan terlalu jauh atau terlalu dekat,
jarak minimal yaitu 45 cm dari mata pengunjung dan paling jauh yaitu 1m dari mata pengunjung.
Peletakan secara In showcase : Biasa dipakai
untuk memamerkan benda - benda yang berukuran kecil dengan memakai material yang tembus pandang.
Persyaratan presentasi objek koleksi pada museum :
- Keamanan, keamanan museum harus memperoleh perhatian yang serius, diusaha kan koleksi yang peka dihindarkan dari sentuhan
pengunjung, dan bantuan dari bagian keamanan diperlukan dalam mengawasi pengunjung.
- Lalu lintas atau sirkulasi pengunjung, diperlukan kedisiplinan dan pengaturan sirkulasi pengunjung yang akan menikmati objek koleksi.
-Tata pameran, meliputi segala penataan yang dimulai dengan menempatkan koleksi di dalam gedung. Untuk pameran ada beberapa sistematika, di antaranya sistem periode, sistem disiplin ilmu,
sistem regional, dan sistem benda sejenis.
-.Cahaya lighting baik cahaya alam ataupun buatan harus memenuhi persyaratan ideal dari segi koleksi, keindahan, dan penerangan. Standar
intensitas pencahayaan pada ruang pamer museum minimal 200 lux. Cahaya juga berguna sebagai pemberi aksen pada objek koleksi
sehingga dapar menarik perhatian pengunjung untuk fokus mengamati objek koleksi.
-.Label pada objek koleksi, harus padat, ringkas dan dapat dimengerti. Dilihat dari bentuk atau tempatnya harus indah dan jelas bagi seluruh
kita.
- keadaan udara, sirkulasi udara di dalam ruangan pameran harus memenuhi persyaratan yang baik, baik bagi koleksi maupun bagi pengunjung suhu dalam ruang antara 27°C - 29°C sebab akan
mempengaruhi kosentrasi pengunjung dalam memperhatikan objek koleksi.
-Peralatan audiovisual, untuk memperjelas objek yang akan dijelaskan dapat dipakai sound system dan film.
- Warna, memakai warna - warna terang yang menarik pada area sekitar objek koleksi agar menarik perhatian pengunjung museum, seperti
warna kuning, merah, putih, .
-Ketinggian letak objek koleksi, tinggi minimal peletakan objek koleksi yaitu 75 cm dan maksimal 125 cm dari lantai agar pengunjung dapat
melihat dan mengamati objek dengan baik.
Butterfly House in St. Louis, America.
Bangunan ini terletak di kota Saint. Louis, Amerika Serikat, bangunan ini didirikan oleh Sophia M. Sachs seroang pada tahun 1998, bangunan ini memiliki luas 8 Ha, dan menyimpan 100 jenis kupu - kupu dari jenis kupu - kupu yang ada di dunia. Bangunan ini dipakai sebagai sarana rekreasi dan juga pendidikan di kota Saint. Louis, sebab bangunan ini dipakai untuk meneliti sekaligus sebagai tempat membudidayakan spesies kupu - kupu. Di dalam bangunan ini ada fasilitas berupa taman kupu - kupu, miniatur air terjun, danau mini, berbagai macam jenis bunga, dan tanaman, dan
juga fasilitas penelitian kupu - kupu. Pada bangunan ini tidak ada fasilitas display koleksi kupu - kupu yang diawetkan, sebab semua kupu - kupu yang ada di dalam bangunan ini dalam keadaan hidup dan pengunjung dapat berinteraksi langsung.
fasilitas Butterfly House/ Taman Kupu - kupu memiliki persyaratan dan fasilitas yang harus dimiliki yaitu :
-Luasan : Fasilitas/ bangunan Butterfly House harus memiliki luasan minimal 1 Ha, disebab kan untuk menyediakan tempat hidup atau habitat dari kupu - kupu agar dapat berkembang dengan baik.
-Letak : Berada pada area yang jauh dari kepadatan perkotaan sebab jika berada di tengah kota yang padat akan merusak habitat atau area tempat hidup dari kupu - kupu.
- Fasilitas utama : Fasilitas utama berupa taman terbuka sebagai tempat hidup kupu - kupu yang ditanami dengan jenis - jenis bunga,
tanaman semak - semak, dan juga pepohonan. Selain itu juga diperlukan adanya kolam atau air untuk menjaga kelembaban keadaan udara habitat kupu - kupu di dalam fasilitas Butterfly House. Selain taman terbuka juga sarana konservasi juga harus disediakan untuk menjaga kelangsungan hidup kupu - kupu.
- Fasilitas lain : Fasilitas pendukung yang bisa ditambahkan antara lain cafeteria, penjualan souvenir, dan juga kantor pengelola.
Design Issue :
Di negara kita belum ada fasilitas Butterfly House yang mewadahi kegiatan keonservasi, rekreasi, dan edukasi secara bersama - sama. ini akan
diwujudkan dalam bangunan Butterfly House di Yogyakarta. Jumlah sarana konservasi kupu - kupu yang belum banyak di negara kita ,
cuma hanya 3 sarana yang memiliki ijin resmi seiring semakin menurunya keadaan area dan keadaan alam. Tidak terawatnya fasilitas konservasi kupu - kupu yang ada di negara kita
sebab tidak dikelola dengan baik. Baik secara managemen pengelolaan fasilitas yang bergantung pada perhatian dari pemerintah yang tidak
sadar akan pentingnya menjaga fasilitas konservasi kupu - kupu sebagai salah satu usaha menjaga kekayaan alam negara kita .
diperlukan nya fasilitas konservasi sekaligus mendukung kegiatan rekreasi dan edukasi untuk menarik minat belajar dan menyadarkan
kita akan pentingnya menjaga keadaan area dan menjaga kekayaan alam yang dimiliki negara kita .
Bali Butterfly Park, Jl. Batukaru, Sandan Wanasari, Bali, ). Fasilitas Bali Butterfly Park di Kabupaten Tabanan, Bali. Fasilitas ini berdiri sejak tahun 1996, dan dikelola oleh P.T. Kupu - kupu Taman Lestari, fasilitas ini memiliki luasan 1 Ha dengan netting area Ruangan yang tertutup Jaring 3700 M3. Untuk melepaskan kupu-2 yang minimum 3500
ekor per bulan, dan terdiri dari berjenis - jenis kupu- kupu dari seluruh negara kita . Setiap hari dilepas ratusan ekor kupu-kupu yang beraneka warna, salah satu diantaranya yang paling terkenal di dunia ialah: kupu-kupu Sayap Burung Sorga
Omithoptera Paradisea Priamus dan berbagai jenis dari seluruh nusantara. Di dalam fasilitas ini menyimpan 600 ekor kupu - kupu dari 80 spesies
kupu - kupu asli negara kita . Selain dimanfaatkan sebagai objek wisata fasilitas ini juga dimanfaatkan sebagai sarana konservasi untuk melindungi spesies kupu - kupu yang ada di negara kita . Di dalam fasilitas ini mewadahi kegiatan wisata
berupa interaksi langsung dengan kupu - kupu, pameran/display jenis - jenis kupu - kupu yang sudah diawetkan, dan juga kegiatan tour mengelilingi taman kupu - kupu ini, dan juga untuk kegiatan konservasi kupu - kupu. Pengunjung
objek wisata bervariasi baik lokal atau mancanegara, pelajar, peneliti, atau cuma hanya
pengunjung biasa yang sekedar ingin melihat koleksi kupu - kupu yang ada di fasilitas ini.
Taman Kupu - kupu Cihajuang, Bandung.
Fasilitas ini terletak di Jalan Raya Cihanjuang Km 3,3 No 58, Desa Cibaligo, Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Lokasi ini baru
dibuka pada 29 Januari lalu. Meski terbilang baru, namun taman ini cukup menarik perhatian kita. Tempatnya masih asri dan hijau, ditambah penataan tempat yang begitu apik. Luas keseluruhan area Taman Kupu-kupu ini mencapai 1,7 Ha. Ada sekitar 300 kupu-kupu dari 35 jenis yang ditangkarkan setiap harinya di tempat ini. Mereka terbang dalam sebuah di taman terbuka
seluas 1.800 meter persegi yang dilapisi pagar dan jaring. Pengunjung yang masuk ke taman kupu-kupu akan ditemani oleh pemandu yang akan menjelaskan apa saja yang ingin diketahui seputar Taman Kupu-kupu dan kupu-kupu itu sendiri. Taman Kupu-kupu dibuka setiap hari dari
pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB. Namun biasanya pada hari Senin hingga jumat, taman ini dipakai untuk waktu kunjungan sekolah meski tetap membuka untuk biasa . Jika ingin mencari souvenir, ada toko aksesoris yang menjual berbagai pernak-pernik serba kupu-kupu. Atau bila merasa lapar, ada tempat makan di seberang taman yang bisa dikunjungi. Ada sekitar 16 meja
bertenda yang bisa dipakai untuk duduk-duduk atau makan.
Perjuangan manusia melawan gangguan hama Artropoda pengganggu sudah dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian hama menyerang manusia dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan
caranya nimbrung di tempat peternakan sehingga memicu gangguan fisik maupun psikis pada ternak dan orang yang di sekitarnya. area peternakan yang biasanya berupa suatu kompleks bangunan kandang yang sering berdekatan dengan tempat tinggal manusia berikut berbagai fasilitas yang berkaitan dengan berbagai hajat hidupnya, termasuk juga jalan, selokan, berikut tanaman pekarangan dan hewan-hewan peliharaan lainnya,
yaitu sebuah ekosistem tersendiri yang unik. area itu seringkali faktanya banyak dimanfaatkan oleh hama pengganggu sebagai habitat, tempat istirahat dan tempat mencari makan. Berbagai jenis hama itu hidup atau berada di area peternakan, yang keberadaannya dapat yaitu gangguan atau bahkan bahaya bagi para hewan ternak dan juga orang-orang di sekitarnya. Hama pengganggu peternakan yang berasal dari gerombol Arthropoda dikenal
dengan istilah Ektoparasit, sebab hidupnya di luar tubuh inangnya hewan atau manusia). Ektoparasit ini ada yang bersifat obligat dan fakultatif. Yang bersifat obligat artinya seluruh stadiumnya, contohnya, kutu penghisap Anoplura
menghabiskan seluruh waktunya pada bulu dan rambut. gerombol yang bersifat fakultatif artinya ektoparasit itu menghabiskan waktunya sebagian besar di luar inangnya. Mereka datang mengganggu inang cuma hanya pada saat makan atau menghisap darah ketika diperlukannya. Contohnya, kutu busuk Hemiptera: Cimicidae datang pada saat memerlukan darah, sesudah itu bersembunyi di tempat-tempat gelap atau
celah-celah yang terlindung, jauh dari inangnya. Demikian juga yang dilakukan oleh berbagai jenis serangga penghisap darah dari Ordo Diptera, khususnya famili Culicidae nyamuk, agas, mrutu, lalat punuk Tabanidae lalat pitak, lalat menjangan lalat kandang Stomoxys calcitrans dan lalat kerbau Haematobia exigua). Ektoparasit yang banyak ditemukan di peternakan negarakita antara lain yaitu berbagai jenis kutu Phthiraptera kutu busuk Hemiptera kutu franki Coleoptera
lalat Muscidae nyamuk Culicidae kecoa Dyctioptera pinjal Siphonaptera). tungau Parasitiformes dan caplak Acariformes Peranan ektoparasit dalam kehidupan hewan maupun manusia merugikan sebab dengan adanya
kegelisahan itu dapat memicunya lupa makan, sehingga dapat menurunkan status gizi, produksi daging atau telur secara drastis. beberapa jenis hama yang biasa ditemukan pada area peternakan antara lain berbagai jenis lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak dan tungau.
yang berada di sekitar kandang ayam yaitu
lalat rumah Musca domestica dan lalat hijau Chrysomya megacephala, dan di kandang sapi biasanya lalat kandang Stomoxys calcitrans. Lalat ini berkembang biak pada habitat di tumpukan kotoran, sampah yang sudah membusuk
dan penuh dengan bakteri dan organisme patogen lainnya. Populasi lalat yang tinggi atau melimpah dapat mengganggu ketentraman hewan dan manusia sebab memicu ketidak nyamanan sekitar dan dapat menularkan berbagai jenis penyakit gangguan pencernaan akibat berbagai jenis bakteri yang ditularkannya. Semua lalat mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembangannya.
Telurnya diletakkan dalam medium yang dapat menjadi tempat perindukan larva. Larva seringkali makan dengan rakus. biasanya larva lalat mengalami 4 kali molting selama hidupnya. Periode makan ini bisa berlangsung beberapa hari atau minggu, tergantung suhu, kualitas makan, jenis lalat dan faktor lain. sesudah itu berubah menjadi pupa. Kebanyakan larva yang bersifat terestrial ini cenderung meninggalkan medium larva menuju tempat yang lebih kering untuk pupasi. Stadium pupa bisa beberapa hari, minggu atau bulan. Lalat dewasa muncul, lalu terbang,
mencari pasangan untuk kawin, dan yang betina sesudah itu akan bertelur. Populasi lalat meningkat tergantung musim dan keadaan iklim, dan tersedianya tempat perindukan yang cocok. Suhu area, kelembaban udara dan curah hujan
yaitu komponen cuaca yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas makhluk hidup di alam. Larva lalat amat rentan terhadap kelembaban udara, suhu udara yang menyimpang dan curah hujan yang berlebihan. Di area tropika, lalat rumah memerlukan waktu 8-10 hari pada suhu 30 0C
dalam satu siklus hidupnya, dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat kandang Stomoxys calsitrans siklus hidup berkisar 3-5 minggu pada keadaan optimal. Lalat ini menghisap darah hewan dan cenderung tetap di luar rumah di tempat yang terpapar sinar matahari. Di negarakita , lalat hijau yang biasa di area peternakan dan permukiman
yaitu Chrysomyia megacephala., dan jenis lalat hijau di ternak yang digembalakan di
padang rumput yaitu Chrysomyia bezziana.
Agas atau Mrutu biting midges
Agas termasuk Famili Ceratopogonidae, dengan 4
genus di antaranya menyerang hewan berdarah panas lainnya dan manusia. Keempat genus itu yaitu Culicoides, Forcipomyia subgenus Lasiohelea Austroconops dan Leptoconops, walau demikian Culicoides yaitu yang paling
mendapat perhatian utama. Di negarakita tercatat sebanyak 100 spesies Culicoides tersebar di 19 area propinsi di negarakita . Spesies yang biasa ditemukan antara lain yaitu Culicoides fulvus, C.
peregrinus, C. orientalis, C. oxystoma, C. sumatrae, C. guttifer, C. huffi, C. palpifer, dan C. parahumeralis Culicoides dewasa berukuran kecil 1.5-5.0 mm toraks sedikit bongkok dan menonjol ke atas kepala. Sayapnya sempit dengan sedikit venasi tanpa sisik-sisik sayap scales bening dan berambut halus, pada beberapa spesies berbintik-bintik bertotol-totol). Ketika istirahat sayap terlipat di atas abdomen. Antenanya panjang terdiri atas 14 segmen sedang palpi terdiri atas 5 segmen. Bagian dorsal toraks ada liang humerus humeral pits). Telurnya berukuran 350-450 um, berbentuk
lonjong diletakkan satu persatu. Larvanya berbentuk seperti cacing berwarna putih, memiliki kepala, dan toraks yang terdiri dari tiga ruas, dan abdomen dengan 9 ruas. Pupanya berukuran 2-4 mm, berbentuk khas, lonjong dengan sepasang corong pernafasan di area toraks. Culicoides betina mengigit dan menyerang hewan pada waktu senja hari dan malam hari yang tenang, tanpa angin. Pada siang hari lalat berkerumun di dekat kolam dan rawa-rawa, dan tanah yang lembab tempat berkembang biak yang disukainya.
Culicoides mengalami metamorfosis sempurna, yaitu dari telur, larva, pupa dan dewasa. Habitat telur dan larva bersifat akuatik atau semiakuatik. Telur diletakkan pada tanaman atau bahan tumbuh-tumbuhan dalam air dangkal contoh tepi kolam dan lubang-lubang pohon, bahan-bahan yang sudah membusuk seperti batang pepaya,
pangkal batang pisang, dan bahkan pada lubang tempat kotoran sapi. Dalam waktu kira-kira tiga hari lalu telur menetas menjadi larva yang halus, panjang dan berputar berbelit masuk ke dalam dasar lumpur, tempat ia makan sisa tumbuhan
dengan mandibulanya yang bergerigi. Periode larva ini berlangsung selama 1-12 bulan, sesudah itu berubah menjadi pupa. Lalat dewasa keluar dari pupa dalam waktu 3 hingga 5 hari. cuma hanya lalat betina yang mengisap darah 0.139-0,410 mikroliter sedang yang jantan menghisap cairan tumbuh-tumbuhan. Peranan Culicoides dalam dunia kesehatan yaitu sebagai penghisap darah
yang mengganggu dan juga sebagai vektor penular Leucocytozoonosis pada ternak unggas.
Caplak Keras Hard Tick
Caplak Keras termasuk Kelas Arachnida, Famili
Ixodidae. Tubuh caplak keras bentuknya bulat telur dan memiliki kulit integumen yang liat dan memiliki 4 pasang kaki.. Bagian dorsal caplak ini memiliki skutum atau perisai yang menutupi seluruh bidang dorsal tubuh pada caplak jantan, sedang pada yang betina skutum cuma hanya
menutupi sepertiga bagian tubuh anterior tubuh. Oleh sebab itu tubuh caplak betina dapat berkembang lebih besar dari pada yang jantan sesudah menghisap darah. Matanya baik pada yang jantan maupun betina terletak pada sisi
lateral skutum. Caplak keras sering ditemukan pada hewan-hewan domestik seperti sapi,
kerbau, kuda, domba, kambing, anjing, kucing, dan unggas di berbagai wilayah di negarakita . Jenis-jenis itu yaitu Amblyomma testudinarium, Boophilus microplus, Haemaphysalis bispinosa, H. cornigera, H. hystricis, H. papuana, H. wellingtoni, Rhipicephalus haemaphysaloides, R. sanguineus, dan Dermacentor auratus. Daur hidupnya diawali dari telur yang diletakkan induknya di tanah. Caplak
dewasa sesudah kawin akan menghisap darah hingga kenyang, lalu jatuh ke tanah dan disinilah ia bertelur. Larva yang baru menetas segera akan mencari inangnya dengan pertolongan benda-benda sekitarnya dan bantuan alat olfaktoriusnya. sesudah memperoleh inangnya, ia akan menghisap darah inang hingga kenyang enggorged lalu akan jatuh ke tanah atau tetap tinggal pada tubuh inang itu dan segera
berganti kulit molting menjadi nimfa. Nimfa menghisap darah kembali, sesudah kenyang akan jatuh ke tanah dan molting menjadi caplak dewasa. Satu siklus daur hidup berkisar antara 6 minggu hingga tiga tahun. Yang dewasa dapat bertelur sekitar 100 - 18.000 butir/caplak. Caplak tahan terhadap perubahan fisik contoh terendam air,
kekeringan atau ketidakadaan makanan dalam waktu berbulan-bulan. berdasar jumlah inang yang diperlukan caplak dalam melengkapi satu siklus daur hidupnya dikenal istilah caplak berumah satu, berumah dua dan berumah tiga.
Caplak berumah satu yaitu semua stadiumnya larva, nimfa dan dewasa tinggal dalam satu inang yang sama, begitu pula proses pergantian kulit molting dan perkawinan. sesudah caplak dewasa kenyang darah barulah ia menjatuhkan diri dan
bertelur di tanah, contohnya caplak sapi Boophilus microplus. Caplak berumah dua yaitu larva dan nimfa tinggal dalam satu inang sedang dewasa tinggal dalam inang yang lain, jadi dalam melengkapi siklus hidupnya caplak memerlukan dua inang. Contohnya Haemaphysalis.
Caplak berumah tiga yaitu setiap stadium larva, nimfa dan dewasa masing-masing memerlukan inang yang berbeda. Larva berada pada inang pertama hingga kenyang menghisap darah, sesudah jatuh dan berganti kulit menjadi nimfa segera mencari inang kedua. Nimfa yang kenyang darah akan menjatuhkan diri dan berkembang menjadi caplak dewasa. Caplak dewasa makan dan kawin pada inang ketiga. Contohnya Amblyomma.
Selain sebagai pengganggu, caplak juga yaitu penghisap darah yang ganas sehingga inang yang terserang menjadi anemia dan teriritasi. Garukan yang hebat dapat memicu infeksi sekunder oleh bakteri. Beberapa jenis caplak keras berperan sebagai vektor berbagai penyakit, beberapa jenis caplak ini juga menghasilkan toksin ixovotoxin yang mempengaruhi susunan syaraf pusat dan
neuromuscular junction sehingga memicu kelumpuhan tick paralysis). Caplak dapat menularkan penyakit melalui dua cara yaitu secara transtadial dan trasovarial. Secara transtadial artinya setiap stadium caplak baik larva, nimfa
maupun dewasa mampu menjadi penular patogen, sedang secara transovarial artinya caplak dewasa betina yang terinfeksi patogen akan dapat menularkannya pada generasi berikutnya melalui sel-sel telur.
Caplak Lunak Soft tick
Caplak lunak termasuk kedalam Ordo Parasitiformes, Famili Argasidae Jenis yang paling banyak ditemukan yaitu Argas persicus dan A. robertsi. Caplak lunak ini tersebar di Eropa, Asia dan beberapa negara di Afrika. Argas persicus dan
A. robertsi yaitu ektoparasit ayam, kalkun, burung
merpati, angsa, burung kenari, burung unta dan juga dapat menggigit manusia. Argas robertsi yaitu jenis caplak lunak yang banyak ditemukan pada ayam di negarakita . Caplak ini yang dewasa
berukuran 4-10 x 2.5-6 mm dan bentuknya oval, bagian depan lebih sempit dibandingkan posterior. Bagian pinggiran tubuhnya tajam. Caplak kenyang darah memiliki warna kebiru-biruan, sedang yang belum makan darah berwarna coklat kekuningan dan saluran usus yang berwarna hitam tampak dari luar. Seperti halnya Argasidae yang lain, perbedaan jantan dan betina caplak ini sedikit sekali. Perbedaan kelamin cuma hanya bisa dilihat pada bentuk lubang genital yang letaknya di bagian anterior permukaan ventral yaitu yang jantan lebih besar dibandingkan yang betina. Larva caplak lunak ini bentuknya bulat dan akan menjadi gendut bila kenyang darah, demikian pula halnya nimfa dan yang dewasanya. Berbeda dengan Ixodidae,
caplak lunak cuma hanya menyerang inangnya bila menghisap darah. Argasidae yaitu caplak yang senang hidup di sarang inangnya. Caplak lunak ini yang betina bertelur di celah-celah kandang ayam, liang-liang tanah, retakan-retakan bangunan atau di bawah celah-celah pohon yang terlindung. Bentuk telurnya kecil, bulat, coklat dan diletakkan
dalam gerombol yang terdiri atas 20-200 butir. Larva menetas sesudah 3 minggu atau lebih. Larva akan mencari inangnya sendiri, seringkali menempel pada sayap dan kenyang darah dalam waktu 7 hari. Stadia nimfa pada Argasidae berganti kulit beberapa kali, bisa 8 kali maksimal. Argas robertsi memiliki dua tahap nimfa yang masing-masing perlu waktu dua minggu dan kenyang darah. Nimfa dan dewasa bersembunyi di tempat terlindung dan akan menyerang inangnya pada malam hari, makan darah selama kira-kira dua jam. Yang dewasa makan sebulan sekali atau lebih,
dan yang betina akan bertelur setiap sesudah makan. Larva dapat hidup tanpa makan selama kira-kira tiga bulan. Nimfa dan dewasa dapat bertahan tanpa makan selama kira-kira lima tahun.
Caplak ini mengganggu inangnya sehingga ia tidak dapat tidur atau istirahat sepanjang malam. Infestasi caplak yang tinggi dapat memicu anemia,
penurunan produksi telur dan daging.
Kutu Lice
Kutu yaitu serangga ektoparasit obligat sebab
seluruh hidupnya berada pada dan tergantung pada tubuh inangnya. Oleh sebab itu secara morfologi kutu ini sudah beradaptasi dengan cara hidupnya, contoh dengan tidak memiliki sayap, sebagian besar tidak bermata, bentuk tubuh yang
pipih dorsoventral, bagian mulut disesuaikan untuk menusuk-isap atau untuk mengunyah, dan memiliki enam tungkai atau kaki yang kokoh dengan kuku yang besar pada ujung tarsus yang
bersama dengan tonjolan tibia berguna untuk merayap dan memegangi bulu atau rambut inangnya. Kebanyakan ahli Amerika menempatkan kutu dalam dua ordo yaitu Anoplura dan
Mallophaga, sedang ahli-ahli dari Inggris, Jerman dan Australia menempatkan dalam satu ordo tunggal yaitu Phthiraptera dengan sub ordo Anoplura kutu penghisap Mallophaga kutu penggigit dan Rhynchophthirina kutu gajah).
Secara biasa jenis-jenis kutu yang banyak menyerang hewan di negarakita yaitu Menopon gallinae, Menacanthus stramineus, Cuclotogaster heterographus, Goniocotes dissimilis, Goniodes gigas, dan Lipeurus caponis pada ayam; Columbicola columbae pada burung merpati dang unggas liar lainnya; Heterodoxus longitarsus dan
Trichodectes canis pada anjing; Felicola subrostratus pada anjing; Damalinia ovis, D.
caprae, Linognathus ovillus, dan L. stenopsis pada domba dan kambing; Haematopinus eurysternus dan H. tuberculatus pada sapi dan kerbau; dan Haematomyzus elephantis pada gajah.
mengenai jenis-jenis kutu yang menyerang manusia terdiri atas tiga subspesies yaitu Pediculus humanus capitis kutu kepala P. humanus corporis kutu badan dan Phthirus pubis kutu kemaluan). Kutu kepala dan badan ternyata yaitu varietas dari satu spesies. Keduanya dapat melakukan perkawinan interbreeding
keturunannya fertil dan perbedaan morfologinya juga sedikit. Kutu mengalami metamorfosis tidak sempurna, mulai dari telur, nimfa instar
pertama hingga ketiga lalu dewasa. Seluruh tahap perkembangannya secara biasa berada pada inangnya. Telurnya berukuran 1-2 mm, berbentuk oval, berwarna putih dan pada beberapa jenis permukaan telur bercorak-corak dan dilengkapi dengan operkulum. Telur kutu dinamakan nits lingsa, Jawa yang direkatkan pada bulu rambut
inangnya dengan semacam zat semen pada bagian ujung dasar telur. Jumlah telur yang dihasilkan oleh seekor induk kutu mencapai 10-300 butir selama hidupnya. Telur menetas menjadi nimfa kutu muda)sesudah 5-18 hari tergantung jenis kutu. Warna nimfa dan kutu dewasa keputih-putihan, dan makin tua usia nya makin berwarna gelap. Kutu dewasa bisa hidup 10 hari hingga beberapa bulan.
Kutu Frengki lesser mealworms
Alphitobius diaperinus atau lebih dikenal oleh
praktisi sebagai kutu frenki tergolong ordo Coleoptera dengan ciri biasa sayap depan tebal sebagai pelindung sayap belakang elitron dan dalam keadaan istirahat, bertemu pada satu garis lurus ke mediodorsal. Pasangan sayap belakang bening, dan dilipat di bawah elitra. Bagian-bagian mulutnya disesuaikan untuk menggigit. Serangga ini mengalami metamorfosis sempurna. Kutu ini dapat mejadi hama pada peternakan ayam, banyak ditemukan di manure, gudang pakan, makanan ayam secara bergerombol dalam jumlah banyak. Frengki ini memakan tepung, beras, kedelai, dan kacang-kacangan yang lembab dan sudah
berjamur yang banyak ada di sekitar peternakan ayam.. Kutu Alphitobius diaperinus meletakkan telurnya di litter pada alas atau kolong kandang, gudang pakan.Telur berukuran 1.5 mm berwarna krem keputihan, diletakkan pada celah dan retakan di dalam manure atau litter dan akan menetas dalam waktu 3 hingga 6 hari menjadi larva. Larva beruas-ruas dan memiliki tiga pasang kaki. Larva
ini berwarna kuning hingga coklat. Larva akan menembus kayu-kayu kandang, panel, dinding dan bahkan selubung kabel, bahkan bisa berpindah ke bangunan yang ada di sekitarnya. Ketika berada di dalam kerangka kayu ini, larva banyak memicu kerusakan . sesudah itu larva berubah menjadi pupa. Stadium pupa berlangsung 3-10 hari dan berubah menjadi dewasa. Frengki dewasa bisa hidup selama 3 bulan hingga satu tahun. Secara biasa daur hidup ini tergantung pada suhu, waktu yang diperlukan untuk perkembangan dari telur hingga menjadi dewasa menjadi singkat dengan meningkatnya suhu. Frengki tidak akan terlihat dalam jumlah banyak hingga manure mulai menumpuk paling tida 20-24 minggu.
Pinjal Flea
Serangga ektoparasit ini bersifat semiobligat atau
temporer, sebab tidak seluruh siklus hidupnya berada pada tubuh inangnya. cuma hanya tahap dewasa yang menghisap darah, oleh sebab itu sering dikatakan sebagai ektoparasit penghisap darah yang eksklusif. Tubuhnya berbentuk pipih bilateral dan memiliki kaki-kaki yang panjang terutama kaki belakang. Pinjal tidak memiliki sayap, ini yaitu bentuk adaptasi untuk tinggal dan menghisap darah di antara bulu-bulu inangnya. hingga saat ini diketahui ada sekitar 2500 jenis pinjal dari 239 genera. Dari jumlah ini 94% di antaranya menyerang mamalia sedang sisanya yaitu parasit pada burung. Ordo Siphonaptera terdiri atas beberapa famili, namun yang terpenting sebagai ektoparasit yaitu famili Pulicidae. Dari famili ini, ada beberapa genus yang
penting yaitu Tunga pinjal chigoe)Ctenocephalides pinjal kucing dan anjing Echidnophaga pinjal ayam Pulex pinjal manusia dan Xenopsylla pinjal tikus). mengenai jenis-jenis yang sering ditemukan sebagai ektoparasit utama dan memicu masalah di negarakita yaitu Pulex irritans, Ctenocephalides felis, C. canis, dan
Xenopsylla cheopis.
Pinjal mengalami metamorfosis sempurna, yang didahului dengan telur, larva, pupa lalu dewasa. Pinjal betina akan meninggalkan inangnya untuk meletakkan telurnya pada tempat-tempat yang dekat dengan inangnya, seperti sarang tikus, celah-
celah lantai atau karpet, di antara debu dan kotoran organik, atau kadang-kadang di antara bulu-bulu inangnya. Telurnya menetas dalam waktu 2-24 hari tergantung jenis pinjal dan keadaan area. Larva pinjal aktif, makan berbagai jenis bahan organik di sekitarnya termasuk feses inangnya. Larvanya terdiri atas 3-4 instar mengalami 2-3 kali pergantian kulit instar dengan waktu berkisar antara 10-21 hari. Larva instar terakhir bisa mencapai panjang 4-10 mm, sesudah itu berubah menjadi pupa yang terbungkus kokon. keadaan pupa yang berada dalam kokon seperti itu
yaitu usaha perlindungan terhadap sekelilingnya. Tahap dewasa akan keluar 7-14 hari sesudah terbentunya pupa. Lamanya siklus hidup pinjal dari telur hingga dewasa berkisar antara 2-3 minggu pada keadaan area yang baik. Pinjal dewasa akan menghindari cahaya, dan akan tinggal di antara rambut-rambut inang, pada pakaian
atau tempat tidur manusia. Baik pinjal betina maupun yang jantan keduanya menghisap darah beberapa kali pada siang atau malam hari. Gangguan utama yang ditimbulkan oleh pinjal yaitu gigitannya yang mengiritasi kulit dan cukup
mengganggu. Selain itu dalam dunia kesehatan, pinjal tikus Xenopsylla cheopis berperan sebagai vektor penyakit pes sampar yang dipicu oleh Yersinia pestis dan Ricketssia typhi. Pinjal anjing dan kucing, Ctenocephalides canis dan C. felis berperan sebagai inang antara cacing pita Dipylidium caninum dan Hymenolepis
diminuta. Pinjal C. canis dan C. felis juga yaitu inang antara cacing filaria Dipetalonema reconditum. mengenai pinjal chigoe, Tunga penetrans betina dapat bersarang pada kulit manusia atau babi, terutama pada ujung-ujung jari kaki atau di bawah kukunya dan memicu pembengkakan berupa nodul-nodul abses yang
menyakitkan .
Nyamuk
Nyamuk tersebar luas di seluruh dunia mulai dari
area kutub hingga ke area tropika, dapat ditemukan pada ketinggian 5.000 meter di atas permukaan laut hingga pada kedalaman 1.500 meter di bawah permukaan tanah di area
pertambangan. Nyamuk termasuk ke dalam odo Diptera, famili Culicidae, dengan 3 subfamili yaitu Toxorhynchitinae Toxorhynchites Culicinae Aedes Culex, Mansonia, Armigeres, dan Anophelinae Anopheles). Nyamuk di negarakita terdiri atas 45 spesies, diantaranya 8 spesies Anopheles, 12 Aedes, 8 Culex, 8 Mansonia, sedang sisanya tidak termasuk begitu mengganggu Beberapa contoh jenis nyamuk yang ada di negarakita yaitu nyamuk malaria seperti Anopheles aconitus, An. sundaicus, An. maculatus, An. vagus, An kochi, dan An. barbirostris; nyamuk demam berdarah seperti Aedes aegypti dan
Ae.albopictus; nyamuk rumah seperti Culex quinquefasciatus, nyamuk rawa-rawa seperti Mansonia uniformes, nyamuk kebun, Armigeres subalbatus dan nyamuk gajah seperti Toxorhynchites amboinensis. Di dalam siklus hidupnya, nyamuk mengalami metamorfosis sempurna holometabola yaitu telur, larva jentik pupa dan dewasa. Larva dan pupa memerlukan air untuk kehidupannya, sedang telur pada beberapa spesies seperti Aedes aegypti dapat tahan hidup dalam waktu lama tanpa air, walau harus tetap
dalam area yang lembab. Nyamuk yaitu serangga yang sukses memanfaatkan air area, termasuk air alami dan air sumber buatan yang sifatnya
permanen maupun temporer. Danau, aliran air, kolam, air payau, bendungan, saluran irigasi, air bebatuan, septik teng, selokan, kaleng bekas dan lain lain dapat berperan sebagai tempat bertelur dan tempat perkembangan larva nyamuk. Nyamuk dewasa bisa tinggal di sekitar tempat perindukannya, tapi bisa juga terbang beberapa kilometer, tergantung spesies dan faktor lain.
Nyamuk yang berada di sekeliling rumah seperti Culex quinquefasciatus, Ae. aegypti dan Ae. albopictus, tumbuh dan berkembang dalam genangan air di sekitar kediaman kita. Telur yang diletakkan di dalam air akan menetas dalam waktu satu hingga tiga hari pada suhu 30OC, namun memerlukan 7 hari pada 16 OC. Larva mengalami 4 kali pergantian kulit instar dan segera berubah menjadi pupa. Bentuk pupa yaitu fase tanpa makan dan sensitif terhadap pergerakan air, aktif
jungkir balik di air. Pupa menjadi dewasa di atas permukaan air yang tenang. Stadium ini cuma hanya berlangsung dalam waktu 2-3 hari, namun dapat diperpanjang hingga 10 hari pada suhu rendah; di bawah suhu 10 OC tidak ada perkembangan. Waktu menetas ekslosi kulit pupa tersobek oleh gelembung udara dan oleh kegiatan bentuk dewasa yang melepaskan diri. Siklus hidup bisa lengkap dalam waktu satu mingggu atau lebih
tergantung suhu, makanan, spesies dan faktor lain. Nyamuk dewasa jantan biasanya cuma hanya tahan hidup selama 6 hingga 7 hari, singkat hidupnya dan makanannya yaitu cairan tumbuhan atau nektar, sedang yang betina dapat mencapai 2 minggu lebih di alam dan bisa menghisap darah berbagai jenis hewan atau manusia. Nyamuk ini selain menjadi pengganggu sebab gigitannya yang memicu kegatalan pada hewan dan menularkan penyakit malaria unggas yang dipicu oleh
Plasmodium gallinaceum, cacing jantung anjing Dirofilaria immitis bovine
ephemeral virus, dan lain-lain.
Kutu Busuk Bed bug
epinding atau kutu busuk termasuk serangga
ektoparasit dari ordo Hemiptera, Famili Cimicidae dan jenis yang ada di negarakita yaitu Cimex hemipterus . Kepinding memiliki tubuh yang berbentuk oval dan pipih dorso-ventral dengan panjang sekitar 4-7 cm. Berwarna merah kecoklatan dan mengkilat, dan akan berubah menjadi coklat tua dan membengkak sesudah menghisap darah. Pasangan sayap depan kepinding sudah bermodifikasi menjadi tonjolan hemelitra, sedang sayap belakang menghilang,
sehingga kepinding dikenal tidak memiliki sayap.
Dalam perkembangannya, kepinding mengalami metamorfosis yang tidak sempurna yang diawali dengan tahap telur, nimfa dan lalu dewasa.
Perkembangan sejak dari tahap telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar enam
minggu hingga beberapa bulan tergantung temperatur dan ketersediaan bahan makanan.
Kepinding jantan dan betina menghisap darah sejak dari tahap nimfa hingga dewasa, di malam hari saat ternak atau orang sedang tidur. Tanpa gangguan, kepinding dewasa dapat menghisap darah selama 10-15 menit, dan akan kembali
menghisap darah sesudah tiga hari. Pada siang hari, kepinding bersembunyi pada tempat-tempat yang gelap seperti celah-celah kandang atau alas kandang yang juga menjadi tempat bertelur dan
menetap kutu busuk. Gangguan kepinding terhadap inang terutama akibat gigitannya untuk
memperoleh darah. Pada ternak dan beberapa orang, terutama pada infestasi kepinding dalam waktu yang panjang, gigitan kepinding tidak menandakan gejala apapun. Sebaliknya pada orang yang belum pernah, gigitan kepinding memicu reaksi gatal dan diikuti peradangan lokal, sehingga biasanya akan digaruk berulang-
ulang. Pada keadaan ini aktifitas tidur dan lainnya menjadi terganggu. Gigitan kepinding biasanya ditandai dengan benjolan kecil keputihan dikulit yang jika digaruk berulang-ulang akan berdarah, dan berakibat timbulnya infeksi sekunder.
Lipas atau Kecoa
Jenis-jenis lipas yang paling banyak ada di
area peternakan dan permukiman di negarakita yaitu Periplaneta americana dan Blatella germanica. Lipas tergolong serangga yang tidak disukai kehadirannya oleh penghuni area peternakan, permukiman dan perusahaan yang berkaitan dengan industri makanan. Selain itu sifatnya yang lincah, selalu berkeliaran mencari makan kesana kemari pada malam hari nokturnal
baik di rumah maupun di tempat-tempat kotor di luar rumah. Cara mencari makan demikian juga menyebarkan penyakit manusia dengan meletakkan agen penyakit pada makanan, piring atau barang-barang lain yang dilaluinya. Lipas tumbuh dan berkembang dengan cara metamorfosis sederhana. Kehidupan lipas berawal dari telur, lalu nimfa dan dewasa. Generasinya tumpang tindih, sehingga semua stadium dapat ditemukan pada setiap saat dalam satu tahun.
Celah dan retakan yaitu tempat persembunyian dan perkembangbiakan yang disukainya.
Betina meletakkan telurnya tidak satu persatu di alam akan namun sekumpulan telur 16-50 butir secara teratur di dalam satu kantung yang dinamakan dengan ooteka. Ooteka ini bentuknya seperti dompet, warnanya coklat hingga hitam kecoklatan. Ooteka pada setiap jenis berbeda dan bisa dipakai sebagai alat bantu dalam menentukan spesies apa dalam suatu tempat. Ooteka ini diletakkan pada sudut barang/perabotan yang gelap dan lembab. Pada beberapa jenis, ootheca menempel di bagian abdomen atau dibawa kemana mana samapai saatnya menetas. Di area tropis
telur menetas dalam periode 42-81 hari tergantung pada suhu, kelembaban area. Telur menetas menjadi nimfa yang kecil, berwarna keputih-putihan dan belum bersayap. Nimfa berkembang agak lambat, tumbuh menjadi beberapa instar, setiap instar diakhiri dengan proses menyilih ganti kulit dan berukuran semakin membesar.
Jumlah instar khusus untuk setiap jenis lipas, jumlahnya bervariasi 5-13 instar sebelum menjadi lipas dewasa. Stadium ini berlangsung 6 bulan hingga 3 tahun tergantung pada jenis lipas, suhu dan kelembaban area. Lipas dewasa berusia beberapa bulan bahkan hingga dua tahun. Dalam stadium ini seekor betina dapat menghasilkan 4-90 ooteka. P. americana biasanya yaitu penghuni dinding bak septik dan saluran air limbah peternakan dan akan berkelana mencari makan padamalam hari. mengenai B. germanica biasanya hidup di dalam gedung hunian manusia yaitu pada celah-celah dinding dan plafon, bergerombol, tidak senang berkelana. Kehidupan bergerombol pada lipas cuma hanya berkait dengan habitat atau tempat huninya, yaitu berupa ruang atau rongga yang lembab, tertutup dan gelap. Lipas dianggap sebagai pengganggu kesehatan sebab kedekatannya dengan hewan, manusia dan biasanya berkembang biak dan mencari makan di area yang kotor, seperti tempat sampah, saluran pembuangan, dan septik teng. Makanan
serangga ini dari makanan yang masih dimakan manusia hingga kotoran manusia. Disamping itu lipas memiliki perilaku mengeluarkan makanan yang baru dikunyah atau memuntahkan makanan dari lambungnya. sebab sifat inilah, mereka
mudah menularkan penyakit pada manusia. Agen penyakit yang dapat ditularkan oleh lipas yaitu berbagi jenis virus, bakteri, protozoa, cacing dan fungi cendawan).
Tungau Mites
Tungau termasuk ke dalam Ordo Acariformes, yaitu ektoparasit yang kecil kurang dari 1 mm dan hampir tidak kasat mata. Kebanyakan tungau hidup bebas di alam free living sedang yang hidup sebagai ektoparasit cuma hanya beberapa jenis saja. Jenis-jenis yang paling banyak ditemukan di negarakita antara lain yaitu Sarcoptes scabiei pemicu kudis pada manusia dan hewan Psoroptes ovis pada domba, Otodectes cynotis pemicu otitis pada anjing, Knemidocoptes mutans pada unggas, Demodex canis pada
anjing, dan Ornitonyssus bursa pada unggas. Tungau yang banyak menyerang ayam
kampung di negarakita yaitu Ornithonyssus bursa
Tahap awal kehidupan tungau dimulai dari telur. Seekor tungau mampu menghasilkan beberapa ratus hingga ribuan telur. Telur akan berubah menjadi larva yang memiliki tiga pasang tungkai. Periode larva dapat bertindak sebagai ektoparasit. sesudah kenyang menghisap darah segera berganti kulit molting menjadi nimfa. Tahap nimfanya panjang dan dapat dibagi menjadi protonimfa, deutonimfa dan tritonimfa. Bentuk deutonimfa tungau Astigmata bentuknya berbeda
dengan tungau yang lain dan juga perilakunya. Tahap ini dikenal dengan hypopus dan tahan terhadap perubahan area. Ia memiliki alat pelekat untuk menempelkan tubuhnya pada serangga lain atau benda-benda di sekitar kandang. Pada
tahap ini tungau tidak makan. Bentuk nimfa sudah mirip dengan yang dewasa namun alat kelaminnya belum berkembang. Ornithonyssus bursa banyak ditemukan pada ayam, unggas lainnya, terutama
saat mengeram. Tungau ini terutama tersebar pada bulu-bulu sayap dan juga bagian tubuh lainnya. Telurnya akan menetas dalam waktu tiga hari, dan menyebar menjadi larva dengan tiga pasang tungkai. Stadium larva ini tidak menghisap darah namun berganti kulit dalam waktu sekitar 17 jam menjadi protonimfa yang mulai menghisap
darah unggas. sesudah satu hingga dua hari berganti kulit lagi menjadi deutonimfa yang menghisap darah dan lalu menjadi dewasa. Tungau ini tidak cuma hanya mengganggu unggas namun dapat juga menyerang manusia yang berada di sekitarnya. Pengendalian Hama pada Hewan Ternak Pada prinsipnya hama tidak dapat diberantas habis, kecuali di dalam suatu lokasi yang amat terbatas dan benar-benar terisolasi dari populasi-populasi lainnya. Oleh sebab itu tidak dipakai istilah pemberantasan melainkan pengendalian hama. Jadi selama lapangan atau areal yang kita hadapi masih berupa area yang
memiliki hubungan bebas secara fisik, biologis dan sosial-ekonomis dengan area di sekitarnya, maka prinsip pengendalian yaitu cuma hanya menekan populasi hama hingga ke tingkat yang tidak membahayakan, tidak merugikan atau tidak
yaitu gangguan bagi manusia. Cara-cara pengendalian hama pada hewan ternak dapt dilakukan secara fisik/ mekanik pengelolaan area kimia insektisida agen biotik musuh alami dan
paduan dari cara-cara itu pengendalian terpadu). Cara-cara itu dapat dilakukan sepanjang hasilnya dapat efektif dan efisien tertuju kepada stadium hama yang paling rawan terhadap tindakan itu mudah dilaksanakan, tidak memerlukan biaya terlalu besar, aman bagi manusia maupun makhluk bukan sasaran, dan dapat diterima oleh kita. Selain itu perlu diingat bahwa bahwa tindakan ini
tidak mengganggu kelestarian dan keseimbangan alam area yang bersangkutan, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pemilihan cara pengendalian harus disesuaikan dengan spesies hama yang akan ditindak dan dengan situasi dan keadaan setempat. Sebagai contoh untuk suatu
kandang ternak di lokasi lokasi tertentu akan lebih mudah dan efektif jika yang dijadikan sasaran yaitu stadium pradewasanya, contoh jentik nyamuk atau belatung lalat. Untuk lokasi lainnya, mungkin cuma hanya dewasanya saja atau kedua-
duanya dapat ditindak sekaligus ataupun bergantian. Tindakan sanitasi area dan pemasangan barier fisik seperti kawat kasa mungkin lebih tepat bagi peternakan tertentu.
Urutan langkah pengendalian yang ideal yaitu sebagai berikut:
Menentukan cara penerapannya. Bagaimana cara penerapan juga yaitu satu persoalan yang krusial. Di mana dilakukannya, kapan waktunya, dengan cara apa, formulasi mana yang paling tepat, dan siapa yang akan melakukannya. Cara-cara
penerapan yang dapat dilakukan untuk hama penggannggu di peternakan dan permukiman yaitu space spraying penyemrotan ruang residual spraying penyemprotan permukaan baiting pengumpanan atau fumigasi. Sebagai contoh
pada penerapan space spray , waktu yaitu hal yang penting. sebab bersifat nonresidual, maka penyemprotan harus dilakukan pada saat serangga
sasaran dalam keadaan aktif. Jadi, kalau melihat pertimbangan-pertimbangan di atas maka pengendalian hama itu sebetulnya memerlukan latar belakang pengetahuan yang luas, tidak sekedar menyemprot tanpa tanggung jawab. jika urutan langkah ini dijalankan maka pengendalian hama akan terlaksana secara konsepsional sesuai dengan program integrated pest management.
Masalah hama di area peternakan dan permukiman sebetulnya yaitu hasil rekayasa manusia pemukimnya sendiri, dengan menyediakan tempat-
tempat untuk perkembang-biakan, mencari makan dan untuk berisitirahat dan berlindung. Beberapa jenis serangga tertentu seperti lalat dan kecoa sudah mengadaptasikan diri dengan kehidupan hean ternak dan manusia di area permukimannya. Oleh sebab itu, cara pengendalian hama peternakan dan permukiman yang paling tepat yaitu menjaga kebersihan dan kesehatan
areanya, agar tidak dapat dipakai sebagai tempat berkembang biak, tempat mencari makan atau tempat berlindung dan bersembunyi. Ketika populasi hama sudah mencapai tingkat mengganggu, merugikan atau bahkan membahayakan terhadap ternak dan orang yang tinggal di sekitarnya, maka perlu ditindak dengan memakai pestisida tapi dengan penuh kehati-hatian.
Mengetahui identitas hama sasaran. Apakah hama yang akan dikendalikan, lalat,
tungau, atau kutu dari jenis apa?
Mengetahui sifat dan cara hidup bioekologi hama sasaran. Bagaimana daur hidup, habitat, waktu dan perilaku makan, waktu dan perilaku beristirahat, jarak terbang atau pemencarannya? Informasi ini penting untuk bahan penyusunan
strategi pengendalian. Sebagai contoh habitat lalat pradewasa yaitu tumpukan kotoran hewan, sampah, dan tempat-tempat pembusukan lainnya, maka sasaran pengendaliannya yaitu dengan menghilangkan habitat yang disukai lalat.
Memilih pestisida. jika keadaan mengharuskan pemakaian pestisida, maka yang harus diingat yaitu kemungkinan terjadinya berbagai akibat samping seperti kemungkinan keracunan langsung pada ternak dan makhluk bukan-sasaran lainnya,
pencemaran dan timbulnya resistensi pada populasi hama serangga sasaran sesudah
beberapa generasi. Golongan pestisida bermacam-macam dan masing-masing memiliki target kerja terhadap serangga yang berbeda. pemakaian yang terus menerus tidak terkendali dapat memicu resistensi dan mengganngu ekosistem alam. Contoh insektisida yang saat ini banyak dipakai yaitu golongan piretroid sintetik seperti sipermetrin, bifentrin, permetrin .
Memilih alternatif cara pengendalian. Apakah cara-cara selain pemakaian pestisida bisa dilakukan? Ataukan harus dipakai pestisida? Andaikan ada cara lain diterapkan lalu, diselang-seling dengan pemakaian pestisida dapat dilakukan? perlu pemantauan populasi hama secara terus menerus, sehingga dapat dipilih apakah perlu memakai pestisida ataukah cukup dengan pengelolaan area atau keduanya.
Di negarakita , budidaya kacang panjang
bisa dilakukan sepanjang musim. Namun
kebiasaan petani menanamnya di awal musim
hujan, terkecuali untuk tanah sawah, petani
biasanya menanam di musim kemarau. Kacang
panjang menyukai tipe tanah gembur yang terkena langsung sinar matahari dengan drainase yang baik. Kandungan hara yang berlebih memicu tanaman tumbuh subur, cuma hanya produksi bijinya minim. sedang di tanah yang unsur haranya lebih rendah, daun tanaman tidak begitu subur namun produksi bijinya bisa lebih baik
walau sebagai bahan pokok padi dapat digantikan oleh subtitusi oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan idak dapat mudah digantikan oleh
bahan makanan lainnya Serangga ditemukan hampir di semua ekosistem. Semakin banyak tempat dengan berbagai ekosistem maka ada jenis
serangga yang beragam. Serangga yang
berperan sebagai pemakan tanaman dinamakan
hama, namun tidak semua serangga berbahaya
bagi tanaman. Ada juga serangga berguna
seperti serangga penyerbuk, pemakan bangkai,
predator dan parasitoid. setiap serangga
memiliki sebaran khas yang dipengaruhi
oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan
populasi Indeks keanekaragaman dapat di
gunakan untuk menyatakan hubungan
kelimpahan spesies dalam komunitas.
Keanekaragaman spesies terdiri dari 2
komponen yaitu :
1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering dinamakan kekayaan spesies.
2. Kesamaan spesies. Kesamaan menandakan bagaimana kelimpahan spesies itu yaitu jumlah individu, biomassa, penutup tanah tersebar
antara banyak spesies itu. Contohnya : pada suatu komunitas terdiri dari spesies jika 90% yaitu 1
spesies dari 10% yaitu 9 dari yang tersebar, kesamaan dinamakan rendah. Sebaliknya masing ± masing spesies jumlahnya 10%, kesamaannya
maksimum. Beberapa tahun lalu muncul penggolongan indeks atas indeks kekayaan dan indeks kesamaan. sesudah itu digabungkan menjadi indeks keanekaragaman dengan variable yang menggolongkan struktur komunitas :
1. Jumlah spesies
2. Kelimpahan relatif spesies
3. Homogenitas dan ukuran dari area
sample Walaupun setiap saat tanaman jagung
memiliki keunggulan tertentu, namun ancaman
serangan hama atau penyakit tetap selalu ada.
Sebagian besar hama yang menyerang yaitu
golongan insekta atau serangga. sedang penyakit yang menyerang tanaman biasanya dipicu oleh bakteri dan jamur. Oleh sebab itu kewaspadaan dan riset yang cermat selalu diperlukan
Keanekaragaman jenis yaitu sifat komunitas yang memperlihatkan tingkat keanekaragaman jenis organisme yang ada di dalamnya. Untuk memperoleh keragaman jenis ini cukup diperlukan kemampuan mengenal dan membedakan jenis walau tidak dapat mengidentifikasikan jenis hama
Populasi setiap organisme pada ekosistem tidak pernah sama dari waktu kewaktu lainnya, namun naik turun. Demikian pula ekosistem yang terbentuk dari populasi dan area fisiknya senantiasa berubah dan bertumbuh sepanjang waktu
Dalam ekosistem alami semua makhluk
hidup berada dalam keadaan seimbang dan
saling mengendalikan sehingga tidak terjadi
hama. Di ekosistem alamiah keragaman jenis
tinggi yang berarti dalam setiap kesatuan ruang ada flora dan fauna tanah yang beragam. Tingkat keanekaragaman tumbuhan mempengaruhi timbulnya masalah hama. Sistem tumbuhan yang beranekaragam berpengaruh kepada populasi spesies hama
Dalam keadaan ekosistem yang stabil, populasi suatu jenis organisme selalu dalam keadaan keseimbangan dengan populasi organisme lainnya dalam komunitasnya. Keseimbangan ini terjadi sebab adanya mekanisme pengendalian yang bekerja secara umpan balik negatif yang berjalan pada tingkat antar spesies persaingan predasi dan tingkat inter spesies persaingan teritorial
Keanekaragaman makhluk hidup ditandai dengan adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, dan sifat-sifat lainnya. Keanekaragaman dari makhluk hidup dapat juga terlihat dengan adanya persamaan ciri antar makhluk hidup. Untuk dapat mengenal makhluk hidup khususnya pada hewan berdasar ciri-ciri
yang dimilikinya dapat dilakukan melalui riset ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku, dan beberapa ciri lain yang dapat dilihat Berbeda dengan ekosistem alami
agroekosistem memiliki keanekaragaman biotik dan genetik yang rendah malahan cenderung semakin seragam seperti yang kita lihat pada sistem persawahan kita, keadaan agroekosistem tidak stabil dan selalu berubah sebab tindakan manusia untuk mengolah dan mengelola ekosistem untuk kepentingannya. Dalam keadaan demikian di ekosistem mudah terjadi peningkatan populasi hama
Pestisida memicu serangga- serangga berevolusi ke arah resisten terhadap pestisida itu . Masalah hama menjadi lebih banyak,timbulnya wabah sekunder, musnahnya musuh alami seperti parasitoid/predator dan serangga berguna, bersistensi residu dan keracunan sebagai akibat pemakaian pestisida yang berlebihan dan kurang hati- hati,di dalam ekosistem alami populasi suatu jenis serangga atau hewan pemakan tumbuhan tidak pernah eksplosif meledak sebab banyak faktor pengendaliannya baik yang bersifat abiotik
maupun biotik. Dengan demikian dalam
ekosistem alami serangga tidak berstatus
sebagai hama. Di dalam ekosistem pertanian
faktor pengendali itu sudah banyak berkurang sehingga kadang ± kadang populasinya meledak dan menjadi hama , Ada 7 faktor yang saling berkaitan menentukan derajat naik turunnya keragaman jenis ekosistem yaitu :
-Memanfaatkan sumber itu yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.
- Pemangsaan, yang mempertahankan komunitas populasi dari jenis bersaing yang berbeda dibawah daya dukung masing- masing selain memperbesar
kemungkinan hidupnya berdampingan sehingga mempertinggi keragaman, jika intensitas dari pemangsaan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
menurunkan keragaman jenis.
-Kestabilan iklim, makin stabil keadaan suhu, kelembaban, salinitas, pH dalam suatu area, maka semakin banyak jenis dalam area itu . area yang stabil lebih memungkinkan keberlangsungan
evolusi.
-Produktivitas juga dapat menjadi syarat
mutlak untuk keanekaragaman yang tinggi
Ketujuh faktor ini saling berintekrasi untuk menetapkan keanekaragaman jenis dalam
komunitas yang berbeda. Keanekaragaman
spesies lah penting dalam menentukan
batas kerusakan yang dilakukan terhadap
sistem lah penting dalam menentukan
batas kerusakan yang dilakukan terhadap
sistem akan akibat turut campur tangan
manusia Serangga sering memiliki ukuran dan
penampilan yang mencolok dan juga dapat
memproduksi suara dan kadang-kadang bisa
menjadi hama yang merusak. Sebagian dari
serangga ini tergolong fitofag, sementara yang
lain hidup di sampah atau serangga lainnya.
Beberapa mengkonsumsi tanaman dan
makanan hewan sementara yang lain hidup di
lumut dan tidak signifikan untuk pertanian.
Serangga ini sensitif terhadap faktor
area, seperti temperatur, kelembaban,
cahaya dan getaran Mengingat adanya penemuan baru yang dilakukan beberapa di lapangan uji terbatas LUT masih ada sedikit kekhawatiran yang
memicu terganggunya keanekaragaman
biodiversitas dilokasi tumbuhan jagung,
padi dan kacang panjang itu . Oleh sebab
itu, penulis tertarik meneliti biodiversitas yang
ada pada tumbuhan jagung, padi dan
kacang panjang pada lahan yang sama. a. Waktu, keragaman komunitas bertambah sejalan waktu, berarti komunitas tua yang sudah lama
berkembang, lebih banyak ada organisme dibandingkan komunitas muda yang berkembang. Waktu dapat berjalan dengan ekologi lebih pendek
atau cuma hanya puluhan generasi.
- Heterogenitas ruang, semakin heterogen
suatu area fisik semakin kompleks komunitas flora dan fauna disuatu tempat tersebar dan semakin
tinggi keragaman jenisnya.
- Kompetisi terjadi jika beberapa organisme memakai sumber yang sama yang ketersediaannya kurang atau walaupun ketersediaannya cukup namun bersaing tetap juga bila organism-organisme itu memanfaatkan
sumber itu , yang satu menyerang yang lain atau sebaliknya.
Jumlah serangga yang paling banyak tertangkap yaitu dari family Coccinelidae sebesar 49 ekor, diikuti oleh family Muscidae sebesar 46 ekor, sesudah itu disusul oleh family Gomphidae sebesar 36 ekordan family Papilionidae sebesar 22 ekor. Serangga yang tertangkap pada tumbuhan jagung yang paling banyak yaitu family Coccinelidae. ini diduga sebab family
Coccinelidae yaitu bangsa dari Coleoptera yang mana yaitu predator yang ada pada tumbuhan jagung itu . , jumlah serangga yang paling banyak tertangkap ada pada riset ke-3 sebanyak 79 ekor, sedang yang terendah ada pada riset ke-5 sebesar 39 ekor Hasil riset yang didapat
menandakan bahwa jumlah serangga yang
tertangkap dengan memakai berbagai
perangkap pada tumbuhan padi pada lahan
kampung susuk yaitu sebanyak 6 ordo yang
terdiri dari 7 family dengan jumlah populasi
serangga sebesar 69 ekor. Jumlah serangga yang paling banyak dari family Gomphydae sebesar 17 ekor, diikuti oleh family Papilionidae sebesar 12 ekor, sesudah itu disusul oleh family Muscidae sebesar 11 ekor dan family Coccinelidae sebesar 11 ekor. Serangga yang tertangkap pada tumbuhan padi yang paling banyak yaitu family Gomphydae. ini diduga sebab family Gomphydae yaitu hama
yang ada pada tumbuhan padi itu . Dari 5 x riset , jumlah serangga yang paling banyak tertangkap ada pada riset ke-4 sebanyak 16 ekor, sedang
yang terendah ada pada riset ke-3 sebesar 8 ekor
Jumlah serangga yang paling banyak
dari family Aphididae sebesar 64 ekor, diikuti
oleh family Coccinelidae sebesar 32 ekor,
sesudah itu disusul oleh family Gomphydae
sebesar 27 ekor dan family Blattelidae sebesar
13 ekor. Serangga yang tertangkap pada
tumbuhan kacang panjang yang paling banyak yaitu family Aphididae . ini diduga sebab family Aphididae yaitu salah satu hama pemakan daun pada tumbuhan kacang panjang. Dari 5 x riset , jumlah serangga yang paling banyak tertangkap ada pada riset ke-1 sebanyak 55 ekor,