billy meier alien mahluk luarangkasa 4

billy meier alien mahluk luarangkasa 4




halaman 4

 Sekelumit peristiwa mesum dalam istana ini, memicu kita menduga bahwa perkawinan silang antara makhluk setengah dewa dan makhluk setengah binatang tidaklah menjadi persoalan su sila dalam dunia yang biadab ini. Lembaran ke tiga dari hikayat itu, mengkhabarkan kepada kita tentang adanya awan debu yang datang dari jauh. Sorga meraung -raung, bumi goncang dan akhirnya dewa matahari datang dan menyergap Enkidu dengan aku pnya, dan badan Enkidu yang menjadi amat berat itu menggeletak bagaikan batu besar. Sekalipun kita anggap ceritera itu hanya khayalan belaka dari pengarangnya namun hal-hal yang mengherankan masih tetap ada. Bagaimana para pengkisah lama itu mengetahui bahwa Enkidu itu dengan mendadak menjadi berat bagaikan timah? Sekarang kita mengetahui gaya tarik bumi dan gaya akselerasi kecepatan benda yang jatuh bebas dari atas.   besar gaya tarik bumi yang menekan badan astronot kepada kursinya pada waktu lepas landas dapat diperhitungkan sebelumnya. namun, bagaimana gagasan ini timbul pada para pengkisah hikayatpurbakala?

Lembaran ke 5 dari hikayat itu menerangkan bagaimana Gilgamesh dan Enkidu berangkat bersama-sama berkunjung ke  tempat bersemayam para dewa . Menara  tempat kedudukan dewi Irninis dari jauh dapat dilihat bersinar. Anak panah dan peluru yang menghujani Gilgamesh dan Enkidu yang  berhati-hati dalam perjalanannya itu, semua tak ada yang membahayakan, semuanya mental. Dan saat mereka sampai di wilayah para dewa terdengar suara menggema: Kembali ke  tempatmu ! Tak seorang manusia pun diperkenankan datang ke gunung suci  tempat tinggal para dewa, barangsiapa menatap wajah para dewa pasti mati .  dalam Exodus dapat kita baca  Engkau tidak akan melihat wajahku karena tiada seorang manusia melihat daku dan hidup .

Lembaran ke7 melaporkan pengalaman penerbangan Enkidu ke ruang angkasa. Ia dibawa terbang oleh

seekor garuda selama  4 jam. Ia dibawa terbang dalam cakar garuda. Ia melaporkannya secara harafiah sebagai berikut Garuda itu berkata kepadaku: ‘Lihatlah ke bawah, ke tanah ! Seperti apa rupanya? Lihatlah ke laut ! tampaknya seperti apa?’ Dan tanah bagaikan sebuah gunung dan laut bagaikan sebuah danau. Dan dia terbang lagi selama  4 jam dan berkata kepadaku: ‘Lihatlah ke bawah, ke tanah ! Seperti apa rupanya? Lihatlah ke laut. tampaknya seperti apa?’Dan bumi seperti kebun dan laut seperti saluran air dari tukang kebun. Dan ia terbang lebih tinggi selama  4 jam lagi dan berkata ‘Lihatlah ke bawah, ke tanah. Seperti apa rupa nya? Lihatlah ke laut. tampaknya seperti apa?’ Dan tanah tampaknya seperti bubur dan laut seperti air minum ternak 

berdasar laporan ini pasti ada    makhluk hidup yang pernah melihat bumi dari angkasa, dari

ketinggian yang tinggi sekali. Laporan ini, karena begitu tepat, sukar untuk dinamakan kha yalan. Bagaimana orang dapat melaporkan bahwa tanah bagaikan bubur dan laut bagaikan bak air minum ternak, kalau tidak pernah ada gambaran tentang bola dunia dilihat dari ketinggian.jika lembaran hikayat itu juga menceri terakan tentang pintu yang dapat berbicara bagaikan manusia hidup, kita   akan menyebutnya pengeras suara. sedang pada lembaran, ke8, Enkidu yang sudah melihat bumi dari ruang angkasa itu, dilaporkan wafat secara misterius; sedemikian misteriusnya sehing ga Gilgamesh menduga bahwa Enkidu sudah dihantam oleh hembusan beracun binatang buas dari sorga. namun dari mana Gilgamesh tahu bahwa hembusan beracun dari binatang buas sorga itu dapat memicu penyakit yang fatal dan tak tersembuhkan?

Lembaran ke sembilan dari hikayat itu melukiskan duka cita Gilgamesh. Ia berniat mengadakan perjalanan jauh untuk menemui para dewa, karena ia selalu digoda oleh pikiran bahwa ia pun mungkin akan mati karena penyakit yang sama, seperti yang diderita oleh Enkidu. Lukisan itu menjelaskan bahwa Gilgamesh mendatangi dua buah gunung yang menopang sorga dan merupakan ger bang ke matahari. Di pintu gerbang ini ia bertemu dengan dua raksasa, dan sesudah lama berunding dengan mereka, ia diizinkan masuk; karena ia sendiri sebetulnya dua pertiga dewa. Akhirnya Gilgamesh dapat menemukan taman para dewa, yang dikelilingi oleh lautan luas tanpa batas. saat Gilgamesh masih dalam perjalanan, para dewa memperingatkannya dua kali: Gilgamesh, hendak kemana engkau bergegas? Engkau tidak akan menemukan kehidupan yang kau cari. saat para dewa

menciptakan manusia, mereka sudah menentukan kematiannya. namun nyawa yang ia miliki ada dalam

pemeliharaan para dewa . namun Gilgamesh tidak mau diperingatkan, ia ingin bertemu dengan Utnapishtin bapak dari segenap manusia, tak perduli apapun bahaya yang akan mengancam. Namun Utnapishtin hidup di seberang laut luas tanpa batas; tak ada jalan menuju ke sana, tak ada kapal yang terbang melintasi laut itu, kecuali kapal milik dewa matahari. Gilgamesh memberanikan diri menantang segala bahaya dan menyeberangi lautan luas itu. Maka bertemulah ia dengan Utnapishtin. Pertemuan itu diuraikan dalam lembaran ke 11.

Gilgamesh berpendapat bahwa bapak segenap manusia itu tubuhnya sama besar dan sama tinggi dengan tubuhnya sendiri. Ia mengatakan bahwa ia dengan Utnapishtin bagaikan ayah dan anak kandung. lalu Utnapishtin menceriterakan riwayat hidupnya sendiri. Sungguh aneh, ia menceriterakannya kepada manusia pertama. Lebih mengherankan lagi ialah uraian yang mendetail tentang banjir besar itu: Utnapisthin menceriterakan kembali bahwa para dewa sudah memperingatkannya akan adanya air bah besar itu, dan memerintahkan nya untuk memicu kapal bahtera, untuk menye lamatkan wanita dan anak-anak, keluarganya sendiri, dan para pengrajin dari segala bidang. Uraiannya tentang badai yang dahsyat, tentang kegelapan, tentang air bah yang terus-menerus meningkat dan tentang kesedihan orang-orang yang tidak dapat diselamatkannya.

Kita juga mendengar dari hikayat ini seperti halnya dalam kitab tentang pembimbing junjungan, tentang burung gagak dan burung merpati yang dilepaskan, dan tentang bagaimana akhirnya sesudah air surut; kapal itu kandas di atas sebuah gunung.

Kesesuaian antara ceritera tentang banjir besar dalam sanjak kepahlawanan Gilgamesh dan yang diuraikan

dalam kitab, tak dapat diragukan, sehingga tak ada seorang sarjanapun yang memicu keterangan tandingan pada itu.   dari kesesuaian ini ialah bahwa dalam ini kita berurusan dengan pertanda atau

alamat, dan junjungan tertinggi atau dewa yang berlainan sama sekali. Andaikata keterangan tentang banjir besar itu dalam kitab tidak orisinil, maka keterangan yang diuraikan oleh Utnapishtin itu merupakan keterangan dari orang pertama yang selamat dan yang sudah mengalami dan melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. sudah dibuktikan dengan jelas sekali bahwa malapetaka banjir besar itu sudah terjadi di Timur kuno    ribu tahun yang lalu. Tulisan-tulisan kuno di Babilonia kuno menunjukkan dengan tepat sekali  tempat di mana

sisa-sisa kapal itu akan dapat ditemukan. Dan ternyata di sebelah Selatan puncak gunung Arafat, para penyelidik sudah menemukan tiga potong kayu yang diduga keras dapat menunjukkan  tempat di mana kapal bahtera itu dahulu kandas. Amat kebetulan sekali bahwa  tempat di mana ditemukan bekas-bekas kapal kayu yang lolos dari amukan air bah lebih 6000 tahun yang lalu itu amat dekat dari  tempat yang ditunjuk itu. Selain dari merupakan laporan tangan pertama, sanjak kepahlawanan Gilgamesh itu memuat uraian tentang

hal-hal luar biasa yang tidak mungkin lagi dikarang oleh para ilmuwan dari zaman penulisan sanjak itu, selain yang diciptakan oleh para penterjemah dan para penjiplak yang merusak sanjak itu selama berabad abad. Ini terbukti dari adanya fakta-fakta terpendam di antara uraian-uraian yang seharusnya diketahui oleh para penulis sanjak kepahlawanan Gilgamesh dan yang hanya mungkin dapat kita temukan sekarang me lihat kecerahan ilmu pengetahun masa sekarang. Barangkali    pertanyaan baru berikut akan menyinari sedikit kegelapan itu. Apakah mungkin bahwa sanjak kepahlawanan Gilgamesh itu sama sekali bukan berasal dari Timur kuno, melainkan dari area Tiahuanaco? Masuk akalkah kalau dikatakan bahwa anak cucu keturunan Gilgamesh berasal dari Amerika Selatan, dan yang membawa pindah sanjak kepahlawanan itu ke Timur kuno? jawaban atas pertanyaan itu paling-paling hanya akan menjelaskan sebutan tentang Gerbang Matahari, tentang penyeberangan laut luas

oleh Gilgamesh dan tentang sekonyong-konyong munculnya bangsa Sumeria. pada waktu yang bersamaan dengan adanya Gerbang Matahari itu  .

Kita sudah sama-sama mengetahui bahwa segala karya cipta dari Babilon yang terjadi lalu, sudah terjadi di zaman bangsa Sumeria itu. Tak dapat diragukan lagi bahwa kebudayaan Mesir yang sudah maju dari zaman Fir’aun itu memiliki perpustakaan di mana rahasia-rahasia purbakala itu di pelihara, diajarkan, dipelajari dan dikutip. Sebagaimana sudah dinamakan di kitab, pembimbing Musa dibesarkan dalam istana di Mesir. Ia pasti dapat memasuki ruang

perpustakaan yang dimuliakan itu. pembimbing Musa yaitu orang terpelajar dan terbuka bagi gagasan baru. Dan Memang ia diduga sudah menulis 5 naskah tentang dirinya walau sampai sekarang masih merupakan teka - teki yang tak terpecahkan dalam bahasa apakah ia sudah menulis naskah itu.

Jika karya tentang hipotesa bahwa sanjak ke pahlawanan didatangkan ke Mesir oleh bangsa Sumeria melalui bangsa Assyiria dan bangsa Babilonia; bahwa pembimbing Musa itu menemukan di sana, dan lalu menyadurnya untuk kepentingannya sendiri; maka ceritera tentang banjir besar itu yang dari Sumerialah yang orisinil, bukan yang ada dalam kitab. Tidak patutkah kita mempertanyakan masalah itu? Metode klasik tentang penyelidikan kepurbakalaan sudah macet, dan karena itu tidak dapat sampai kepada kesimpulan yang tak dapat dibantah. Metode itu terlalu terikat kepada pola pemi kiran yang stereo type dan tidak memberi peluang untuk gagasan-gagasan imajinatif dan spekulatif. Padahal hanya gagasan-gagasan dan spekulasi inilah yang dapat menghasilkan gerak yang kreatif. Kebanyakan kesempatan untuk menyelidiki

Timur kuno sudah tenggelam ke dalam kedudukan kitab yang tak dapat diganggugugat itu. Orang dahulu kala tidak ada yang berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang ini, dan mengatakan keraguannya di depan larangan untuk bertanya itu. Bahkan para ilmuwan dari abad ke sembilanbelas dan kedua puluh yang tampaknya pura-pura mengetahui kebenaran, pun masih tercekam oleh belenggu-belenggu mental yang sudah menyelimuti kesalahan-kesalahan dalam beribu-ribu tahun lamanya ini. namun karena pengusutan kembali timbul, mau tidak mau tentu akan mengundang pertanyaan tentang bagian-bagian dari ceritera dalam kitab. namun orang mahlukhidup yang paling alim pun pasti sudah menyadari bahwa banyak hal-hal yang diuraikan

dalam Perjanjian Lama sebetulnya tidak cocok dengan sifat-sifat keagungan, kebesaran dan kehadiran junjungan tertinggi di mana-mana.

Orang yang memelihara keujunjungan tertinggi dogma-dogma dari kitab harus  memiliki minat untuk menjelaskan siapakah sebetulnya yang mendidik manusia di zaman purbakala, siapa yang mengajarkan norma-norma pertama tentang kehidupan sosial kepada mereka, siapa yang mewariskan undang-undang pertama tentang

keberhasilan, siapa yang membinasakan keturunan manusia yang durhaka. Kalau kita berpikir demikian dan mengajukan pertanyaan semacam ini, tidak berarti bahwa kita tidak beragama. aku  sendiri yakin sekali bahwa kalau pertanyaan terakhir di atas sudah terjawab dengan sungguh-sungguh dan meyakinkan, maka ayat yang aku  sebut, junjungan tertinggi itu kekal dan abadi sifatnya. namun hipotesa yang menyatakan bahwa junjungan tertinggi yang tak dapat

dibayang kan bagaimana bentuk dan rupanya itu, memerlukan kendaraan beroda dan bersayap  p untuk

bergerak ke sana ke mari, bersahabat dengan manusia primitif, dan tidak mau melepaskan topengnya; akan tetap merupakan suatu anggapan yang menghina selama hipotesa itu tidak didukung oleh bukti-bukti. Jawaban dari para akhli teologi bahwa junjungan tertinggi itu arif dan bijaksana, dan bahwa kita tidak akan dapat membayangkan dengan cara bagaimana ia memperlihatkan dirinya dan bagaimana ia memicu manusia rendah hati; hanyalah mengelak pada pertanyaan kita, dan karenanya tidak memuaskan. Orang juga ingin menutup mata pada kenyataan baru. namun hari depan kita dari hari ke hari selalu menggerogoti masa silam kita. Di masa mendatang yang tidak akan begitu lama lagi, untuk pertamakali manusia akan mendarat di planet Mars. Jika di sana ditemukan bangunan kuno yang sudah lama ditinggalkan walau sebuah saja, atau benda yang menunjukkan adanya keilmuwan di masa lampau, atau satu lukisan pada batu karang yang masih dapat dikenal; maka penemuan ini akan menggoyahkan landasan-landasan

agama kita, dan akan memicu masa lampau kita menjadi membingungkan. Satu saja yang ditemukan

semacam itu akan memicu revolusi dan reformasi yang paling besar dalam sejarah umat manusia.

Mengingat masa depan yang mau tidak mau harus kita hadapi, apakah tidak lebih baik kalau kita

memakai gagasan-gagasan baru yang imajinatif dalam menyulap masa silam kita? Tanpa mengurangi

kepercayaan kita, kita tidak dapat lebih lama lagi mudah puas. Setiap agama punya konsepsi sendiri-sendiri tentang kejunjungan tertinggiannya;

orang terpaksa harus berpikir dan percaya dalam rangka konsepsi agamanya. Sementara itu bersamaan

dengan zaman ruang angkasa, hari kiamat kecendikiaan semakin mendekat. Awan teologi akan menguap bercerai-berai bagaikan gumpalan kabut. Dengan langkah yang menentukan ke dalam alam semesta, kita akan harus mengakui hanya satu junjungan tertinggi, satu agama dan satu mashab saja; tidak lagi 2.000.000 dewa, 20.000 mashab, 10 agama-agama besar; namun mari kita teruskan pembentukan hipotesa dari masa silam

umat manusia yang utopis itu. Inilah gambarannya.

Samar-samar, kira-kira entah berapa abad yang lalu, sebuah kapal ruang angkasa tak dikenal sudah

menemukan planet kita. Para awak kapal itu   mengatakan, Kami ini memiliki persyaratan bagi

kehidupan inteligensi yang dapat dikembangkan.

Nyata sekali,bahwa orang di zaman itu bukanlah homo sapiens, melainkan sesuatu yang agak berbeda. Awak kapal itu mengadakan insiminasi buatan pada    anggota betina dari jenis orang itu, dibuatnya

supaya tidur nyenyak, lalu ditinggalnya. Demikian menurut dongeng-dongeng kuno. Beribu-ribu tahun lalu para wisatawan ruang angkasa datang kembali dan mendapati contoh-contoh dari homo sapiens induk terpencar di sana-sini. Mereka mengulangi experimen pembiakannya    kali lagi

sampai akhirnya di hasilkan suatu makhluk hidup yang cukup cerdas untuk menerima norma-norma hidup berwarga. Manusia pada zaman itu masih biadab. Oleh karena ada bahaya bahwa manusia ini akan mundur kemanusiaannya dan lalu bergaul kembali dengan binatang, para wisatawan ruang angkasa itu memus nahkan umat yang gagal atau membawa mereka untuk ditaruh di benua lain.

Maka sekarang timbullah warga pertama dan ketrampilan-ketrampilan pertama. Permukaan-permukaan batu karang dan dinding-dinding gua digambari, cara pembuatan tembikar ditemukan, dan percobaan percobaan arsitektur pertama di buat. Manusia pertama ini  memiliki respek yang besar pada para wisatawan ruang angkasa. Oleh karena para wisatawan ini datang dari  tempat yang tak dikenal, mereka dijadikan dewa. Dengan alasan yang misterius para dewa ini sekarang senang sekali mengajarkan

inteligensinya kepada warga pribumi. Para dewa ini memelihara keturunannya baik-baik. Mereka ingin me

lindunginya agar terhindar dari korupsi dan kejahatan-kejahatan lainnya. Mereka ingin supaya warga itu

berkembang secara konstruktif. Yang sinting-sinting dimusnahkan sedang sisanya di usahakan supaya

mendapat persyaratan pokok bagi kewargaan yang akan mampu berkembang.

Tak dapat disangkal, bahwa spekulasi ini masih  memiliki banyak kekurangan-kekurangan. Harus diakui

bahwa pembuktiannya tak ada sama sekali. Masa depanlah yang akan memperlihatkan bagaimana

kekurangan-kekurangan itu dapat dipenuhi. naskah ini menyajikan hipotesa yang terdiri dari spekulasi-spekulasi.

Oleh karena itu hipotesa ini pasti tidak benar . Namun demikian kalau aku  bandingkan hipotesa ini dengan

teori-teori yang memungkinkan banyak agama untuk hidup tanpa diganggu-gugat dalam persembunyiannya di

balik larangan-larangan, aku  ingin sekali memberi suatu persentasi kemungkinan kebenarannya kepada

hipotesa aku  ini.

Barangkali ada baiknya kalau diucapkan sepatah dua patah kata tentang kebenaran itu. Setiap orang yang

percaya akan agama dan tak pernah mendapat sanggahan dari pihak manapun, akan yakin pada

kebenarannya. ini tidak hanya berlaku bagi kaum Nasrani, melainkan berlaku pula bagi penganut-penganut

agama lain, baik kecil maupun besar. Para teosophis, teologis, filsuf, semuanya sudah mencerminkan ajarannya

masing-masing; mereka semuanya yakin bahwa mereka sudah menemukan kebenaran.

Tentu saja tiap agama  memiliki sejarah dan janji-janjinya sendiri dari junjungan tertinggi. perjanjian-perjanjian sendiri

dengan junjungan tertinggi. Rasul-rasulnya sendiri dan ulama-ulamanya sendiri yang pernah mengatakan Pembuktian

 Kebenaran selalu dimulai dari tengah agama seseorang dan bekerja ke luar. Hasilnya ialah cara berpikir

dengan prasangka, suatu cara yang harus kita terima sejak masa kanak-kanak. Namun demikian generasi

penerus terus ada dengan keyakinan bahwa mereka  memiliki kebenaran. Dengan segala kerendahan hati,

aku  nyatakan bahwa kita tak dapat memiliki kebenaran . Paling-paling kita hanya percaya akan adanya

 kebenaran Siapa saja yang benar-benar mencari kebenaran tak akan dapat dan selayaknya tidak mencarinya

di bawah perlindungan dan dalam batas-batas agamanya sendiri. Apakah tujuan hidup itu sebetulnya? Untuk

mempercayai kebenaran atau untuk mencarinya?

Sekalipun misalnya fakta-fakta yang ada dalam Perjanjian lama dapat dibuktikan secara arkeologis di

Mesopotamia, namun fakta-fakta yang sudah diperiksa itu belumlah menjadi bukti dari agama yang bersangkutan.

Jika dengan penggalian-penggalian ditemukan kota-kota kuno, perkampungan-perkampungan kuno, sumur sumur bekas, tulisan-tulisan kuno, di area tertentu; maka hal itu menunjukkan bahwa rakyat yang pernah

hidup di area itu yaitu suatu fakta nyata. namun penemuan-penemuan itu tidak membuktikan bahwa junjungan tertinggi

dari rakyat itu yaitu satu-satunya junjungan tertinggi, dan bukan wisatawan ruang angkasa.

Sekarang penggalian-penggalian di seluruh dunia menunjukkan bahwa tradisi-tradisi cocok dengan fakta faktanya.namun apakah mungkin terjadi bahwa seorang mahlukhidup mengakui junjungan tertinggi dari kebudayaan praInca

sebagai junjungan tertinggi asli yang dihasilkan oleh penggalian di Peru? Yang aku  maksud yaitu sederhana; yaitu

bahwa segala sesuatu baik ceritera isapan jempol maupun pengalaman, dapat membentuk sejarah sesuatu

bangsa. Tak kurang, tak lebih. maka siapa saja yang mencari kebenaran tak dapat mengabaikan

pandangan-pandangan baru dan berani, namun belum dibuktikan ha nya karena tidak cocok dengan pola

pemikirannya atau kepercayaannya. Oleh karena seratus tahun yang lalu tak ada persoalan perjalanan ke

ruang angkasa,para ayah dan kakek kita tak pernah memikirkan dengan sungguh-sungguh apakah nenek

moyang kita dahulu pernah mendapat kunjungan dari angkasa luar.

Mari kita berspekulasi dengan gagasan, misalkan peradaban kita sekarang ini suatu waktu dihancurkan oleh

suatu peperangan bom hidrogen. Peperangan ini memang mengerikan namun kemungkinan terjadinya selalu

ada. 5 ribu tahun lalu para arkeologis akan menemukan pecahan pecahan dari Patung

Kemerdekaan di New York. Menurut jalan pikiran kita sekarang, para arkeologis itu harus menentukan bahwa

mereka menghadapi persoalan kejunjungan tertinggian; barangkali dewa api (karena diannya) atau dewa matahari (karena

pancaran sinar di sekeliling kepala patung itu). Mereka tak akan berani mengatakan bahwa patung itu semata mata hasil karya manusia belaka yaitu patung kemerdekaan.

Sekarang sudah tidak mungkin lagi untuk menutup jalan ke masa silam dengan dogma-dogma. Kalau kita

ingin menuju penyelidikan untuk mencari kebenaran, kita harus  memiliki keberanian untuk meninggalkan

garis cara berpikir yang kita ikuti sampai sekarang, dan sebagai langkah pertamanya kita harus berani

meragukan segala apa yang sebelumnya sudah kita anggap benar. Apakah kita masih dapat menutup mata dan

telinga karena gagasan-gagasan baru dianggap bertentangan atau menggelikan? Bagaimanapun juga 5

puluh tahun yang lalu, pendaratan manusia dipermukaan bulan yaitu menggelikan.




Sebagaimana sudah aku  lihat sebelumnya, dalam kepurbakalaan ada hal-hal yang kalau menurut gagasan

sekarang tak perlu ada. namun kegiatan aku  untuk mengumpulkannya sama sekali tidak turut habis bersama sama dengan habisnya penemuan-penemuan yang sudah terkumpulkan. Mengapa? Karena mitologi orang orang Ekskimo-pun mengatakan bahwa bangsa pengembara pertama dibawa ke Utara oleh para dewa yang

bersayap  p kuningan. Hikayat orang-orang Indian menyebut seekor burung guntur memperkenalkan api dan

buah-buahan kepada mereka. Dongeng orang Mayan-Popol junjungan, menyatakan bahwa para dewa mampu

mengenali segala macam hal alam semesta, ke 4 arah pokok dari kompas,dan bahkan bentuk bulat dari

bumi.

Mengapa orang-orang Ekskimo berbicara tentang burung logam? Mengapa orang-orang Indian menyebut

burung guntur? Bagaimana kiranya para nenek moyang orang Maya mengetahui bahwa bumi itu bulat ?

Orang maya itu cerdas-cerdas dan  memiliki kebudayaan yang sudah maju.

Mereka bukan hanya meninggalkan kalender yang menakjubkan, melainkan juga teori-teori berhitung yang

luar biasa. Mereka mengetahui hitungan tahun Venus yang berusia 584 hari dan memperkirakan tahun bumi

berusia 365.2420 hari yang menurut perhitungan sebetulnya sekarang: 365 2422 hari. Semua itu mereka

tinggalkan, untuk dapat dipergunakan selama 64.000.000. tahun. Tulisan-tulisan kuno berikutnya menyangkut

satuan-satuan yang mungkin mendekati 400.000.000 tahun. Rumus Venusi yang terkenal itu mungkin sudah

dihitung dengan otak elektronik. Bagaimanapun sukar untuk dipercaya bahwa rumus itu berasal dari orang

pedalaman. Rumus Venus dari orang Maya itu jalannya sebagai berikut: Tahun Tzolkin  memiliki 260 hari,

tahun bumi 365 hari, sedang tahun Venus 584 hari. Bilangan-bilangan ini menyembunyikan kemungkinan

pembagian bilangan 365 dapat dibagi habiskan oleh 73 dan hasil baginya 5. sedang 584 yaitu 8 x 73.

Maka rumus yang luar biasa itu bentuk nya sebagai berikut:

(bulan) 20 x 13 = 260 x 2 x 73 = 37.960

(matahari) 8 x 13 = 104 x 5 x 73 = 37.960

(venus) 5 x 13 = 65 x 8 x 73 = 37.960

Dengan perkataan lain semua siklus bertepatan kembali satu sama lain sesudah 37.960 hari. Mitologi orang orang Maya menyatakan bahwa pada saat itu para dewa akan sampai di  tempat istirahat besar.

Dongeng-dongeng keagamaan dari orang pra Inca mengatakan bahwa bintang-bintangpun  memiliki

penghuni dan bahwa para dewa turun datang kepada mereka dari konstelasi Pleiades. Tulisan kuno di

Sumeria, Assyria, Babilonia, dan Mesir terus-menerus menyajikan gambaran yang sama; yaitu bahwa para

dewa datang dari dan pulang ke bintang-bintang, mereka bepergian menjelajahi langit dengan kendaraan api

atau kapal yang mirip senjata mengerikan; menjanjikan kekekalan kepada lakilaki.

yaitu wajar dan alamiah bagi orang-orang purbakala kalau mereka mencari junjungan tertinggi mereka di langit dan

dalam melukiskan kebesaran junjungan tertinggi itu mereka mengkhayal secara bebas. Namun kalau semuanya itu kita

terima dengan baik, masih saja ada hal-hal yang aneh; misalnya saja bagaimana penutur ceritera Mahabarata

tahu bahwa ada senjata yang dapat dipakai untuk memicu kekeringan di suatu negara musuh selama

dua belas tahun? Dan cukup ampuh untuk membujunjungan bayi yang belum lahir ? Dalam sanjak kepahlawanan

India purbakala, Mahabarata ini lebih luas isinya dibandingkan kitab. Inti aslinya, Mahabarata itu secara konservatif

saja ditaksir sudah berusia 5.000 tahun. Mahabarata ini bermanfaat juga kalau di baca dalam rangka ilmu

pengetahuan masa kini.

Kita tidak akan terlalu terkejut kalau kita membaca dalam Ramayana bahwa ada vimana, yaitu pesawat

terbang yang diterbangkan tinggi sekali dengan bantuan air raksa dan angin buritan yang kencang. Vimana itu

dapat terbang jauh sekali dan dapat terbang maju ke atas dan ke bawah. Pendeknya suatu kendaraan ruang

angkasa yang dapat dipakai dalam gerakan-gerakan atau manuver militer. Berikut ini sekelumit dari

terjemahan Ramayana oleh N. Dult dalam tahun 1891:  Di bawah komando Rama, kereta perang yang  itu membumbung ke atas menuju gunung awan dengan guruh yang dahsyat,  Tak dapat tidak, kita harus

mencatat bahwa di sini bukan hanya ada di sebut benda terbang, melainkan juga dinamakan guruh yang dahsyat.

Berikut ini yaitu sekelumit lagi dari Mahabarata. Bima terbang dengan vimana ini, yang memancarkan

cahaya banyak sekali, menyilaukan seperti cahaya matahari dan memicu deru yang mengerikan seperti

guntur dalam badai .

Khayalan pun tentu harus  memiliki landasan titik tolak. Bagaimana penutur ceritera Mahabarata memicu

lukisan tentang pesawat itu terbang di atas pancaran cahaya dan memicu deru yang mengerikan kalau

sebelumnya tidak pernah  memiliki bayangan tentang roket ? Dalam Samsaptakabadha diadakan

pembedaan antara kereta perang yang dapat terbang dan tidak. Jilid pertama dari Mahabarata

mengungkapkan dengan mendalam sekali tentang riwayat gadis Kunti yang bukan hanya mendapat

kunjungan dewa matahari, namun juga mendapat seorang putra dari padanya yang diduga sama cemerlangnya

dan menyilaukan seperti matahari itu sendiri. Karena Kunti takut mendapat malu, bayi itu dimasukkannya ke

dalam keranjang kecil dan meletakkannya dalam sungai. Adhirata seorang kenamaan, mengangkat keranjang

berisi bavi itu dari sungai. lalu memelihara dan membesarkan bayi itu.

Ceritera itu sebetulnya tak ada gunanya di ceriterakan lagi andaikata tidak ada kesamaannya dengan ceritera

tentang Musa. Yaitu karena ceritera ini merupakan satu hal lagi di mana manusia dihamili oleh dewa. Sama

halnya dengan Gilgamesh, Arjuna, pahlawan Mahabarata juga mengadakan perjalanan jauh untuk menemui

para dewa untuk minta senjata. sesudah melampaui berbagai bahaya akhirnya Arjuna berhasil menemui para

dewa. Dewa Indera, raja di Khayangan berkenan menerima Arjuna dengan kebesaran luar biasa. Raja

didampingi permaisuri Sachi. Arjuna yang gagah berani ini tidak diterima di  tempat lain oleh Indera dan Sachi

ini melainkan dalam kereta perang sorga. Bahkan Arjuna diajak mengendarai nya bersama mereka di

angkasa.

   data berupa angka dalam Mahabarata itu demikian telitinya sehingga orang menduga bahwa

penulisnya menulis kisah itu dengan bahan-bahan dari tangan pertama. Uraiannya tentang senjata yang dapat

membujunjungan setiap lawan yang memakai perisai terkuat dari logam, memicu bulu roma kita merinding. Lawan

yang sudah mengetahui efek dari senjata ini tepat pada waktunya,   menanggalkan segala peralatan yang

terbuat dari logam dari badannya lalu menceburkan diri ke dalam sungai dengan mencuci badannya dan

membersihkan segala apa yang pernah menempel di badannya dengan cermat. Dan pantaslah jika penulis

Mahabarata menerangkan bahwa senjata itu dapat memicu rambut rontok dan kuku  . Setiap

mahluk hidup menjadi pucat dan lemah. Dalam jilid ke 8 kita temui Indera dalam kereta perang sorganya

lagi. Dari segenap umat manusia hanya Yudhistira yang dipilihnya sebagai satu-satunya yang boleh memasuki

khayangan dalam tubuhnya yang fana itu. Di sini pun kesesuaian dengan ceritera tentang junjungan dan Elia tidak

dapat kita lewati begitu saja.

Dalam naskah itu juga dilaporkan bahwa Gurkha sudah melepaskan sebuah proyektil dari dalam vimana

diarahkan ke kota besar. Ini mungkin merupakan laporan pertama dari pelemparan bom hidrogen. Uraian itu

mengingatkan kita kepada laporan pandangan mata tentang ledakan bom hidrogen di pulau Bikini; asap putih

yang  panas mengepul membumbung ke atas bercahaya, dengan kekuatan seribu kali lebih

menyilaukan dari sinar matahari, dan memicu kota menjadi debu. saat Gurkha mendapat lagi,

kendaraannya mirip balok antimony yang berkilauan.

Demi kepentingan para filsuf perlu aku  sebut di sini bahwa menurut Mahabarata, waktu yaitu benih dari

alam semesta.

naskah Tantyua dan Kantyua dari Tibet juga menyebut-nyebut adanya pesawat terbang pra sejarah, yang

mereka sebut mutiara di angkasa . Kedua naskah itu menekankan dengan tegas bahwa pengetahuan tentang

ini yaitu rahasia, tidak boleh disiarkan dengan sembarangan. Dalam Sumarangana dan Sutradhara,

   bab pejunjungan semata-mata disediakan untuk menguraikan kapal udara yang dari ekornya

menyemburkan api dan air raksa.

Kata api dalam transkrip-transkrip kuno tidak berarti api yang menyala, karena di dalamnya ada  4

puluh macam api yang berbeda-beda, yang terutama ada  komunikasinya dengan phenomena esoteric dan

magnetis. Memang sukar untuk mempercayai laporan bahwa manusia purbakala mungkin sudah mengetahui

tentang kemungkinan bisa didapatnya energi dari logam-logam berat dan bagaimana cara memperolehnya.

namun kita tidak boleh memperkecil arti transkrip sanskrit kuno menjadi ceritera isapan jempol belaka. Sebagian

besar dari ceritera dalam transkrip sanskrit itu, mengubah kecurigaan kita pada laporan bahwa manusia

menjumpai dewa terbang suatu hal yang pasti sudah terjadi.

Kita tidak akan meneruskan cara pendekatan yang disesalkan masih melekat kepada para cendikiawan yang

masih mengatakan: Itu tidak ada, itu kesalahan terjemahan, itu fantasi yang dibesar-besarkan oleh pengarang

atau pengutip . Kita harus memakai hipotesa kerja yang dikembangkan dari ilmu teknologi zaman

sekarang,

untuk menerangi kegelapan yang menyembunyikan masa lampau kita. Seperti halnya dengan phenomena

tentang kapal ruang angkasa yang dapat dijelaskan, demikian pula halnya dengan senjata-senjata yang

mengerikan yang sering dilukiskan sebagai pernah dipakai sekurang-kurangnya satu kali oleh para dewa,

ada penjelasan yang masuk akal.

berdasar suatu bagian dari Mahabarata kita terpaksa memicu hipotesa sebagai berikut: saat itu hawa

bagaikan dilepas dari kekangan matahari berputar. Dibakar oleh panas yang memijar dari senjata itu, dunia

terhuyung-huyung dan menggigil ketakutan. Gajah-gajah terbakar oleh panas dan berlarian ke sana ke mari,

kacau balau mencari perlindungan dari bencana yang mengerikan. Air mendidih, binatang-binatang pada mati,

musuh disapu bersih dan arnukan api memicu pohon-pohon terbakar lalu tumbang dalam deretan

deretan bagaikan dalam kebakaran hutan, gajah-gajah menjerit-jerit ketakutan lalu roboh mati

berserakan di atas area luas. Kuda-kuda dan kereta-kereta perang terbakar. Pemandangan waktu itu

bagaikan aksi dari suatu kebakaran. Beribu-ribu kereta perang habis terbakar. lalu kesunyian merembet

ke laut. Angin mulai bertiup dan bumipun segar dan cemerlang kembali, waktu itu merupakan pemandangan

yang mengerikan. Bangkai orang-orang yang terbakar sudah tidak lagi berupa sosok-sosok tubuh manusia.

Sebelumnya, tak pernah kita melihat atau mendengar tentang senjata yang begitu mengerikan . Ceritera itu

lalu menyebut bahwa orang-orang yang selamat; membersihkan badannya, perkakasnya, senjatanya

dengan air, karena terhembus oleh tiupan nafas yang mematikan dari para dewa .

Nah, apa yang dikatakan dalam sanjak kepah lawanan Gilgamesh ? Apakah nafas beracun dari binatang buas

sorga itu menghantamnya? Alberto Tulli dulu pengurus Museum Nafikan bagian sejarah Mesir. Pernah

menemukan program dari transkrip yang berasal dari zaman Thutmose III, yang pernah hidup kira-kira di tahun

1500 sebelum masehi. Dalam transkrip itu dinamakan bahwa para penulisnya pernah melihat sebuah bola api turun

dari sorga, bola itu baunya tak sedap, bagaikan bau setan. Thutmose dan prajurit-prajuritnya melihat

bola api itu sampai menghilang ke jurusan Selatan.

Semua transkrip-transkrip berasal dari jutaan tahun sebelum zaman kita ini. Para penulisnya bert 4 tinggal di

berbagai benua dan berasal dari peradaban dan penganut agama yang berlainan satu sama lain. Pada waktu

itu tidak ada utusan utusan khusus untuk menyebarkan berita, sedang  komunikasi.antara benua bukanlah

kejadian sehari-hari. Sekalipun demikian, ceritera rakyat dari mulut ke mulut menceriterakan ceritera-ceritera

yang hampir bersamaan satu sama lain yang berasal dari ke 4 penjuru dunia dan dari berbagai sumber.

Apakah mereka  memiliki bahan pemikiran yang sama? Apakah mereka dihantui oleh kejadian yang sama?

Apakah tidak mungkin dan tidak masuk akal kalau para penutur dari: Mahabarata, kitab, sanjak kepahlawanan

Gilgamesh, transkrip Ekskimo, India, Amerika, Skandinavia, Tibet dan lain lain; menceriterakan ceritera yang

sama? yaitu ceritera tentang dewa-dewa terbang? Tentang kereta perang dari sorga dan tentang

malapetaka yang diakibatkannya? Apakah kesamaan itu hanya secara kebetulan saja dan tanpa dasar sama

sekali?

Mereka tak mungkin  memiliki gagasan yang sama di seluruh dunia. transkriptranskrip yang hampir seragam

itu hanya dapat bersumber dari sumber yang sama yaitu kejadian-kejadian pra sejarah. transkrip-transkrip itu

ada  komunikasinya dengan apa yang dapat dilihat di masa itu. Sekalipun andaikata para penuturnya

membesar-besarkan dan menambah-nambah dan memperhalusnya dengan fantasinya sendiri, seperti halnya

dengan apa yang sering terjadi sekarang; namun inti kebenarannya tetap ada, sama seperti halnya dengan inti

kebenaran dari berita-berita dalam koran zaman sekarang. Kejadian-kejadian itu tak mungkin dikarang begitu

saja secara bersamaan dalam abad yang berbeda-beda.

Mari kita buat satu permisalan: Sebuah helikopter untuk pertama kalinya mendarat di sebuah padang semak di

Afrika. Sebelumnya tidak seorang pun di antara para warga di sana yang pernah melihat pesawat

semacam itu. Helikopter itu mendarat di atas tanah terbuka dengan suara yang menakutkan. pilotnya yang

bertopi baja, berpakaian siap tempur, bersenjata api, melompat ke luar pesawat. warga yang setengah

biadab yang bercawat itu terpesona dan sama sekali tidak dapat memahami kehadiran benda yang aneh ini,

yang datang dari sorga bersama dewa nya. Tak lama lalu helikopter itu lepas landas lagi dan

menghilang ke dalam awan. sesudah itu, si warga yang setengah beradab itu mulai memikirkan dan

menafsirkan kejadian yang sekonyong-konyong itu. Ia akan menceriterakan kepada yang lain-lain, tentang apa

yang pernah dilihatnya itu; mungkin sebagai burung raksasa, mungkin sebagai kendaraan dari sorga yang

bersuara menderu dan menakutkan dan berbau busuk, yang ditumpangi makhluk makhluk berkulit putih

dengan senjata yang dapat meludahkan api.

Kunjungan ajaib itu dijadikan suatu ceritera yang melembaga dan diwariskan turun-temurun sepanjang zaman.

Dalam ceriteranya dari seorang ayah kepada anaknya, burung raksasa dari sorga itu jelas tidak akan menjadi

lebih kecil, bahkan sebaliknya menjadi lebih besar, karena ceritera itu ditambah-tambah, dibesar-besarkan;

demikian juga tentang makhluk yang ke luar dari dalamnya ceritera ke ceritera menjadi tambah perkasa,

tambah ajaib, tambah mengagumkan. Hiasan dan bumbu-bumbu ini akan terus bertambah dari ceritera ke

ceritera. namun dasar pikirannya ialah pendaratan helikopter yang benar-benar sudah terjadi itu. Helikopter itu

benar-benar sudah mendarat di tanah terbuka dalam hutan, demikian juga pilotnya benar-benar sudah ke luar

dari dalamnya. Sejak saat itu kejadian itu diabadikan menjadi mitologi dari suku bangsa yang sudah melihatnya

itu.

Ada hal-hal yang tak dapat kita buat-buat. aku  tidak akan memicu pra sejarah kita menjadi ceritera-ceritera

tentang wisatawan-wisatawan angkasa dan pesawat terbang dari sorga, kalau kejadian-kejadian itu hanya

ada dalam    kalangan naskah purbakala saja. namun kalau kenyataaannya hampir semua transkrip

purbakala dari orang-orang primitif di seluruh dunia menceriterakan ceritera yang sama, aku  kira, aku  harus

mencoba menjelaskan mulai dari sejarah yang obyektif yang tersembunyi di dalamnya. Putera manusia,

engkau penghuni di tengah-tengah rumah pemberontak, yang  memiliki mata untuk melihat, namun tidak

melihat,  memiliki telinga untuk mendengar namun tidak mendengar.... (Ezekiel 12: 2).

Kita ketahui bahwa para dewa orang-orang Sumeria  memiliki partner di    bintang. Diduga bahwa

pernah ada patung Marduk Mars, dewa tertinggi dari segala dewa yang beratnya 800 talen emas murni. Kalau

kita percaya akan Herodotus, patungnya seharga 48.000 pon emas lebih. Ninurta sirius, yaitu hakim alam

semesta yang menjatuhkan hukuman kepada semua manusia yang fana.

Ada    tulisan khusus tentang Mars, sirius dan pleiades. Masa dan sekali lagi hymne-hymne Sumeria

menyebut-nyebut adanya senjata  , yang bentuk dan akibatnya sama sekali tak ada artinya bagi rakyat di

masa itu. Suatu lukisan pujian pada dewa Mars mengatakan bahwa dewa itu sudah menciptakan hujan api

dan menyapu semua lawan-lawannya dengan kilatan-kilatan cahaya petir. Dewi Inanna dilukiskan, saat ia

sedang menjelajahi ruang angkasa sudah menyapu bersih kubu-kubu lautannya dengan jalan memancarkan

cahaya yang menyilaukan dan menakutkan.

sudah ditemukan pula gambar-gambar dan model-model rumah yang mirip bunker atom yang bagian bagiannya hanya tinggal pasang saja; berbentuk bundar dan kuat dengan lubang yang berangka aneh. Pula

dari zaman yang sama yaitu 3000 tahun sebelum masehi, Para arkeologis sudah menemukan suatu model dari

rombongan kereta perang bedan pengendara-pengendaranya, dan juga    olahragawan pegulat.

Semuanya dikerjakan dengan keahlian yang murni. orang-orang Sumeria itu memang sudah terbukti 

mahir dalam seni praktis. Mengapa mereka memicu model dari bunker yang aneh itu, padahal penggalian penggalian di Babilon atau Uruk menunjukkan hasil karya yang lebih halus?

Baru-baru ini sudah ditemukan suatu perpustakaan Sumeria yang lengkap, terdiri dari kira-kira 60.000 lembaran

sejarah dari tanah liat. Perpustakaan itu ditemukan di kota Nippur, 95 mil sebelah selatan dari Baghdad. Kita

sekarang sudah memiliki risalah tertua dari banjir besar itu. Risalah ini diukirkan pada lembaran sejarah terbuat

dari tanah liat dan terdiri dari enam kolom. Pada lembaran sejarah itu dinamakan 5 buah kota yang  tua:

yaitu, Eridu, Badtibira, Larek, Sitpar dan Shuruppak. Dua di antara kota-kota ini belum ditemukan. Pada

lembaran sejarah ini yang tertua yang sudah diterjemahkan junjungan, dari orang-orang Sumeria dinamakan Ziusudra.

Ia diduga sudah bert 4 tinggal di Shuruppak dan diduga pula bahwa ia sudah memicu kapal bahteranya di

sana.

maka kita sekarang sudah memiliki uraian yang lebih tua tentang banjir besar itu, bahkan lebih tua

dari sanjak Kepahlawanan Gilgamesh. Tiada seorangpun yang mengatakan apakah penemuan baru nanti

akan menghasilkan risalah risalah yang lebih tua dari itu. Manusia-manusia dari peradaban kuno itu bagaikan

terus-menerus dihantui oleh pikiran tentang sifat-sifat kebakaan atau kelahiran manusia kembali. Pelayan dan

budak secara sukarela berbaring di samping majikannya dalam pusarannya.

Dalam ruang pusara di Shub-At ada ti dak kurang dari 7 puluh tulang kerangka ma nusia terbaring

berderet secara teratur sekali, tan pa tandatanda pernah adanya kekerasan sedikit pun. Para pelayan

berpakaian jubah berwarna indah, duduk atau berbaring dengan sabar menanti kedatangan maut, yang pasti

akan datang dengan cepat dan tanpa rasa sakit,mungkin dengan racun. Dengan pejunjungan keyakinan mereka

menginginkan ke hidupan baru di luar kubur bersamasama majikan nya. namun siapakah yang menanamkan

gagasan tentang kelahiran kembali ini ke dalam benak orang penyembah berhala ini ?

Kuil di Mesir juga membingungkan. transkrip transkrip purbakala dari rakyat di lembah sungai Nil, berceritera

tentang makhluk makhluk   yang menjelajahi cakrawala dengan kapal. Suatu transkrip sejarah kuno

tentang dewa matahari berbunyi: Engkau kawin di bawah bintangbintang dan bu lan, engkau menghela kapal

dari Aten di sorga dan di bumi bagaikan bintangbintang yang berputar tak jemujemunya, dan bagaikan bintang

di Kutub Utara yang tak pernah terbenam . Suatu prasas ti pada suatu piramida berbunyi: Engkau yaitu

yang mengarahkan kapal matahari selama jutaan tahun .

Sekalipun misalnya orang-orang Mesir kuno itu yaitu akhli-akhli matematika yang sudah maju, masih tetap

janggal kedengarannya kalau mereka berbicara tentang jutaan tahun yang dihubungkan dengan bintang bintang dan kapal dari sorga. Apa kah yang dikatakan oleh Mahabarata ? Waktu yaitu benih dari Alam

Semesta .

Di Memphiss dewa Ptah mengajukan kepada raja dua mode cara merayakan ulang tahun tahta kerajaan dan

memerintahkan kepada raja supaya merayakan ulang tahun itu enam kali dalam seratus ribu tahun. saat

dewa Ptah datang untuk menyerahkan model itu, ia datang mengendarai kereta perang dari sorga yang

gemerlapan dan lalu menghilang ke dalam cakrawala bersama kendaraannya.

Gambar-gambar tentang matahari bersayap  p dan burung elang untuk berburu, yang membawa simbol-simbol

keabadian dan kehidupan abadi, sekarang masih ada pada pintupintu dan kuil kuil di Idfu. Di dunia ini di

manapun tak ada  tempat yang banyak sekali memiliki garnbaran-gambaran dewa bersayap   ini selain di Mesir. Setiap wisatawan mengetahui Pulau Elephantine dengan Nilometernya yang terkenal itu di Aswan. Pulau itu dinamakan pulau Elephantine, karena tampaknya seperti gajah. Dalam transkrip-transkrip tertuapun pulau itu sudah dinamakan demikian. transkrip itu tepat, karena pulau itu memang benar mirip gajah. namun dari mana orang Mewsir purbakala itu tahu. Bentuk gajah itu hanya akan dapat jelas dilihat dari kapal udara yang

terbang tinggi sekali, karena di dekat pulau itu tidak ada gunung yang memungkinkan untuk melihat dari

atasnya sehingga orang dapat membandingkan bentuk pulau itu dengan bentuk gajah. Suatu prasasti pada suatu bangunan di Idfu mengatakan bahwa bangunan itu berasal dari zaman gaib. Rancangan dasarnya dibuat oleh IsnHotep, makhluk yang didewakan. IsnHotep ini yaitu seorang yang

misterius dan  pandai, boleh dikatakan Einstein di zaman itu. Ia yaitu sekaligus pendeta, penulis, tabib,

arsitek dan filsuf. Menurut para arkeologis, di zaman IsnHotep satu-satunya jenis perkakas yang dipakai

rakyat ialah potongan-potongan dari tembaga yang sama sekali tidak mungkin dapat dipakai untuk memotong dan mengukir balok granit. Namun demikian IsnHotep sudah mendirikan sebuah piramida bertangga bagi rajanya di Sakkara yang dinamakan Zoser Bangunan yang tingginya 197 kaki ini sudah dibangun dengan arsitektur

yang begitu tinggi sehingga para arsitek Mesir dari zaman berikutnya tak dapat menyamainya. Konstruksi ini dikelilingi oleh tembok setinggi 33 kaki dan sepanjang 1.750 kaki, dan dinamakan Rumah Bake. Yang dibuat oleh InsHotep. Ia sendiri minta dimakamkan dalam bangunan ini, dengan harapan agar dibangunkan oleh para dewa bila mereka datang kembali. Kita ketahui bahwa semua piramida dibangun pada letak yang disesuaikan dengan posisi bintang tertentu. Apakah ini tidak memalukan, jika diingat bahwa kita tidak pernah banyak menemukan bukti-bukti tentang kemajuan astronot di Mesir ? Sirius yaitu satu di antara    bintang yang menjadi perhatian mereka. namun perhatian yang bersahaja inipun agak aneh, karena dilihat dari Memphis, bintang sirius ini hanya dapat di amati pada dini hari. Pada saat itu sirius tepat berada di atas ufuk di mana sungai Nil mulai pasang. Yang lebih membingungkan lagi ialah di Mesir ada kalender dari 4221 tahun sebelum tarikh kita. Kalender ini didasarkan kepada terbitnya bintang sirius itu (  satu Taut =   19 Juli) dan memberi perputaran tahun, lebih dari 32.000 tahun.

Diakui bahwa para astronom kuno dari tahun ke tahun  memiliki banyak waktu untuk mengamati matahari,

bulan, bintang-bintang, sampai akhirnya mereka menentukan bahwa bintang-bintang itu kembali ke  tempat semula sesudah ratarata 365 hari. namun memang agak menggelikan mendasarkan kalender pada bintang sirius, kalau mendasarkannya pada matahari dan bulan memang lebih mudah, dan dapat memberi hasil hasil yang lebih tepat. Mungkin kalender sirius ini yaitu suatu sistem tambahan, suatu teori kemungkinan karena kalender itu tak pernah dapat dipakai untuk meramalkan terbitnya bintang itu sendiri. Jadi kalau bintang sirius muncul di atas ufuk pada fajar menyingsing dan bertepatan dengan mulainya pasang sungai Nil, itu semata-mata kebetulan belaka. Sungai Nil tidak pasang setiap tahun dan tidak pernah pada hari yang sama.

Lalu apa dan untuk apa kalender sirius ? Apakah tentang ini ada pula risalahnya ? Apakah ada

transkrip atau suatu janji yang disembunyikan dengan  hati-hati oleh kependitaan?. Kuburan di mana ada kalung dan tulang, kerangka binatang, yang sama sekali tidak dikenal, barangkali milik raja Udimu. Dari mana asalnya binatang itu? Bagaimana kita dapat menjelaskan fakta bahwa orang-orang Mesir sudah memakai bilangan desimal berbaris 10 sejak awal dinasti pertama? Bagaimana munculnya peradaban yang begitu tinggi di zaman sedini itu ? Di manakah di dunia ini muncul zaman tembaga dan zaman perunggu sedini seperti munculnya zaman itu di awal peradaban Mesir ? Siapakah yang memberi pengetahuan pada mereka tentang matematika dan bacaan-bacaan yang sudah siap untuk

dipelajari?. Sebelum membicarakan bangunan monumen yang memicu banyak pertanyaan, mari kita mengarahkan pandangan dulu sepintas lalu kepada transkrip lama. Dari manakah para pembawa ceritera Seribu Satu Malam memperoleh gagasan yang mengagetkan itu? Bagaimana orang dapat mengarang ceritera tentang lampu ajaib itu ? Khayalan apakah yang memberanikan diri penulis untuk mengarang Ali Baba dan  4puluh pencuri dengan ceri tera katakata sandinya: Sesam

bukalah? . Sekarang, semua itu memang mengherankan lagi bagi kita, karena dengan memutar saklar pesawat televisi, di layarnya   muncul gambar-gambar yang dapat berbicara. Dan karena sekarang sudah banyak toserba besar-besar yang pintunya dapat terbuka sendiri dengan memakai photocel, maka perkataan Sesam bukalah ! sudah bukan lagi suatu misteri. Namun demikian daya khayal para penutur ceritera zaman dahulu kala itu begitu luar biasa, sehingga kalau dibandingkan, naskah tentang khayalan ilmiah karangan para penulis kontemporer hanyalah merupakan buah pikiran yang dangkal belaka. Jika demikian halnya, para penutur ceritera purbakala itu pasti te lah melihat, mengalami, dan mengetahui banyak hal yang dapat menduduki khayalan mereka. Dalam dunia dongengan dan yang mirip hikayat dari kebudayaan yang serba abstrak, yang tidak dapat memberi pegangan kita seolah-olah berdiri di atas landasan yang goyah, sehingga segala sesuatu itu tambah membingungkan. sebetulnya ceritera-ceritera rakyat di Polandia dan Norwegia kuno pun ada menyebut-nyebut dewa yang bergerak di udara. Dewi Frigg  memiliki pembantu wanita bernama Gna. Dewi itu mengutus pembantunya ke segala penjuru dunia, dengan mengendarai kuda yang dapat terbang di atas daratan dan lautan. Kuda itu dinamai  Pelempar Kuku-kuda . Pada suatu hari, demikian tutur hikayat itu, Gna bertemu dengan  makhluk aneh di udara. Dalam Alwislied bumi, matahari, bulan dan alam semesta, diberi nama yang berbeda-beda; tergantung kepada yang melihatnya, apakah manusia, para-dewa raksasa, atau manusia kerdil. Bagaimana orang bumi ini di masa silam yang samar-samar itu sampai kepada persepsi yang berbeda-beda tentang sesuatu yang sama saat cakrawala  terbatas ?. Sekalipun sarjana Snarri Sturlison sampai tahun 1200 sesudah Masehi tidak menuliskan dongeng hikayat dan nyanyian Nordic, dan Jerman kuno, namun semua itu diketahui sudah berusia ribuan tahun.Dalam tulisan tulisan ini, simbol dunia sering digambarkan sebagai piringan atau bola, cukup menarik bukan? sedang Thor sebagai pimpinan para dewa, selalu digambarkan membawa palu perusak. Herbert Kuhn menyokong

pendapat bahwa kata palu yang berarti batu berasal dari zaman batu, dan baru diteruskan ke zaman

perunggu dan besi. Oleh karena itu Thor dengan simbol palunya pasti sudah  tua dan mungkin ber asal

dari zaman batu. Selain dari itu kata Thor dalam dongeng-dongeng India dalam sangkrit, dinamakan Tanayitnu , yang ratarata berarti Guntur 

Thor kaum Nordic, yaitu dewanya para dewa; yaitu raja dari Wannen dalam bahasa Jerman, yang memicu

langit tidak aman. Dalam memperdebatkan aspek-aspek baru yang aku  kemukakan untuk menyelidiki masa silam, keberatannya ialah bahwa tidaklah mungkin mengumpulkan segala sesuatu dari tradisi-tradisi purbakala yang dapat memberi petunjuk tentang kejadian khayangan dan menjadikannya sebagai bukti dari adanya wisata ruang angkasa di zaman purbakala. namun yang aku  lakukan bukanlah itu. aku  hanya menunjukkan bagian-bagian

dari transkrip-transkrip Purbakala yang tidak mendapat  tempat dalam hipotesa kerja yang dipergunakan sampai sekarang. aku  hanya sekedar memicu lubang pada  tempat- yang diakui sulit, di mana para penulis, para penterjemah, para penyadur, tidak  memiliki bayangan tentang pengetahuan-pengetahuan dan produk-produknya. aku  juga bersedia untuk menganggap terjemahan-terjemahan itu salah dan saduran sadurannya kurang cermat, kalau tradisitradisi yang palsu dan sudah ditambah-tambah itu secara keseluruhan tidak diterima sesudah tradisi itu dapat dimasukkan ke dalam rangka sesuatu agama atau hal lainnya.

Tidaklah baik bagi seorang penyelidik ilmiah untuk mengingkari sesuatu yang bertentangan de ngan hipotesa kerjanya, dan hanya menerimanya kalau sesuatu itu mendukung teorinya. Bayangkanlah bentuk dari teori aku  itu dari kekuatan yang dicapainya, jika terjemahan-terjemahan baru yang dibuat dengan pandangan ke ruang

angkasa itu benar-benar ada! Untuk memperkokoh rangkaian thesis ini, dapat aku  kemukakan di sini bahwa dekat Laut Mati sudah ditemukan fragmen-fragmen dari transkrip-transkrip pewahyuan dan peribadatan. Dalam kitab-kitab apokripa tentang Abraham dan Musa, sekali lagi kita mendengar tentang kereta perang sorga dengan roda-rodanya yang memantulkan api, sedang dalam naskah tentang Henokh di Etiopia dan di Slavia, hal itu tidak ada. Dalam naskah itu diungkapkan: Di belakang makhluk itu aku  melihat sebuah kereta perang yang  memiliki roda-roda dari api dan setiap roda di sekelilingnya pejunjungan dengan mata, dan

pada roda-roda itu ada sebuah mahkota yang tertutup dengan api yang ke luar dari sekelilingnya 

Menurut penjelasan dari Gershom Scholem, simbolisme mahkota dan kereta perang dari mistik-mistik mahlukhidup ke4 pada garis besarnya sesuai dengan simbolisme mistik-mistik Helenistis dan mistik mahlukhidup terdahulu, manakala

mistik-mistik ini berbicara tentang lautan cahaya yang dinamakan pleroma  Penjelasan itu patut dihargai, namun apakah dapat diterima sebagai sudah dibuktikan secara ilmiah ? Bolehkah kita bertanya, bagaimana halnya kalau ada    orang yang benar-benar sudah melihat kereta perang yang

menyala-nyala, yang berulang-ulang dilukiskan itu? Suatu prasasti rahasia amat sering dipergunakan dalam surat surat Qumran. Di. antara dokumen-dokumen dalam gua ke  4, bermacam-macam tanda dan huruf ada silih berganti dalam suatu karya astrologi yang sama. Suatu pengamatan astronomi diberi judul Kata-kata dari seseorang yang bijaksana yang di tujukannya kepada segenap putra dari fajar .

Apakah tidak mungkin bahwa kereta perang yang dilukiskan dalam transkrip-transkrip purbakala itu benar-benar pernah ada? Sudah tentu boleh sekali untuk menentukan bahwa kereta perang tak mungkin pernah ada di zaman purbakala. namun jawaban demikian sama sekali tidak ada harganya kalau datangnya dari orang yang aku  coba untuk mencari pilihan lain dengan pertanyaan-pertanyaan aku  ltu.

Akhir-akhir ini para sarjana terkemuka mengatakan, bahwa tak mungkin ada batu meteor jatuh dari langit,

karena di sana tidak ada batu. Bahkan para akhli matematika abad ke sembilan belas pun pernah

berkesimpulan bahwa kereta rel tak mungkin dapat berjalan dengan kecepatan lebih dari 21 mil per jam

karena dengan kecepatan demikian, udara dalam kereta akan habis tertekan ke luar, sehingga para

penumpangnya akan mati lemas. Kurang dari seratus tahun yang lalu, sudah dibuktikan bahwa benda yang

lebih berat dari udara tak mungkin dapat terbang.

Suatu ulasan dalam suatu surat kabar terkemuka menggolongkan naskah Kita Tidak Sendirian karangan

Walter Sullivan, ke dalam naskah khayalan ilmiah dan lalu mengatakan bahwa kapanpun tidak

mungkin orang dapat mencapai bintang epsilon eridani atau Tauceti; bahkan efek dari pergeseran waktu atau rintangan pembekuan pada astronaut karena dingin, pun tak akan dapat diatasi dalam jarak yang tak masuk akal jauhnya itu. Ada baiknya juga bahwa di masa silam selalu ada pengkhayal-pengkhayal yang berani, yang melupakan

kritik-kritik kontemporer. Tanpa adanya mereka barangkali sekarang tak akan pernah ada jaringan rel dengan kereta berkecepatan 124 mil lebih per jam.

Tanpa adanya mereka, sekarang tak akan pernah ada pesawat udara jet, sebab pesawat itu tak akan dapat

terbang (karena lebih berat dari udara). Dan tak akan pernah ada roket ke bulan (manusia tak dapat

meninggalkan bumi). Masih banyak lagi hal-hal yang tak mungkin, kecuali bagi para pengkhayal.

   sarjana ada yang senang berpegang teguh pada apa yang dinamakan kenyataan. Dengan cara

demikian mereka lupa bahwa apa yang sekarang menjadi kenyataan mungkin kemarin masih merupakan impian dari seorang pengkhayal. Banyak sekali penemuan yang membuka zaman baru; yang zaman sekarang kita anggap kenyataan, sebetulnya hanya karena kebetulan saja, bukan karena hasil penyelidikan yang mantap dan sistematis. Sebagian di antaranya yaitu berkat adanya para Pengkhayal yang serius yang sudah berhasil mengatasi segala prasangka penghambat pada spekulasi-spekulasi mereka yang berani itu. Sebagai contoh, karena Heinrich Schliemann mengang gap Odyssey karangan Homer tidak hanya sebagai cerita dan dongeng belaka, melainkan lebih dari itu, ia berhasil menemukan Tray suatu kota di Asia Kecil

ratarata pada tahun 1200 sebelum masehi.

Pengetahuan kita tentang masa lampau masih terlalu sedikit untuk dipakai dalam menilai masa silam itu

sendiri. Penemuan-penemuan baru dapat memecahkan misteri-misteri yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bacaan tentang keterangan-keterangan tentang purbakala, dapat menjungkir-balikkan dunia realitas. Secara sambil lalu, nyata bagi aku  bahwa sebetulnya dari naskah kuno lebih banyak yang musnah dari pada terpelihara. Menurut dugaan bahwa di Amerika Selatan pernah ada sebuah naskah yang berisi segala nasihat purba kala; diduga bahwa naskah itu dimusnahkan oleh Penguasa suku Inca Keenampuluh tiga Panchacuti IV.

Di Alexandria pernah ada perpustakaan milik Ptolemy Soter terdiri dari 500.000 naskah, berisi adat istiadat

umat manusia; perpustakaan ini sebagian dimusnahkan oleh orang-orang Romawi dan sisanya dibakar habis atas perintah Khalifah Umar bin Khottob,    ratus tahun lalu. Bagaimana jadinya perpustakaan kuil di Darussalam? Bagaimana jadinya perpustakaan Pergaman yang diduga berisi 200.000 judul itu ? Kekayaan ilmu pengetahuan dan rahasia-rahasia apakah yang turut hilang bersama naskah tentang astronomi, filosofi dan sejarah yang dimusnahkan dalam tahun 214 sebelum masehi, atas perintah Kaisar Chi Huang dari Cina ? Berapa banyak transkrip yang dimusnahkan sebagai akibat dari perpindahan agama dari phaolous di Ephesus ? Bahkan kita tidak dapat membayangkan berapa banyak kekayaan kepustakaan, tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang sudah musnah se bagai akibat dari

fanatisme agama. Berapa ribu tulisan-tulisan yang tak dapat diperoleh kembali, yang sudah dibakar musnah

oleh para rahib dan para utusan keagamaan di Amerika Selatan, dalam semangat kegamaan mereka yang membuta? Semua itu sudah terjadi ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Apakah umat manusia sudah mendapat pelajaran dari kejadian-kejadian itu?

Hanya setengah abad yang lalu, Hitler membakar musnah banyak sekali naskah; dan baru-baru ini, tahun 1966 hal semacam itu terjadi lagi di Cina saat Mao Che Tung melancarkan revolusi kebudayaan atau revolusi taman kanak-kanak. Untunglah, sekarang naskahnaskah dicetak tidak hanya satu buah seperti dahulu kala. transkrip-transkrip dan fragmen yang masih ada, dapat mengalihkan pengetahuan dari masa silam. Hampir sepanjang masa para arif bijaksanawan dari sesuatu bangsa mengetahui, bahwa masa depan itu selalu membawa perang dan revolusi pertumpahan darah dan kobaran api. Apakah ini memicu para arif bijaksanawan menyelamatkan rahasia dan tradisi dari pemusnahan oleh massa orang banyak dengan menyimpannya dalam bangunan-bangunan yang aman? Apakah mereka sudah menyembunyikan informasi atau istilah dalam piramida-piramida, kuil-kuil, dan patung-patung atau mewariskannya dalam bentuk huruf atau tulisan, sehingga dapat bertahan pada keganasan waktu ? Sudah tentu harus kita uji gagasan ini

demi masa depan kita, karena gagasan-gagasan yang sezaman dengan kita, sudah berbuat demikian juga.

Dalam tahun 1965 orang-orang Amerika di New York mengubur dua kapsul waktu dalam tanah sedemikian

rupa, sehingga dapat tahan pada kemungkinan-kemungkinan bencana alam selama 5000 tahun. Kapsul waktu ini berisi berita yang ingin kita sampaikan kepada anak cucu keturunan kita, sehingga pada suatu hari kelak, mereka yang ingin memerangi kegelapan yang meliputi masa silam dari nenek moyang mereka, akan dapat mengetahui cara bagaimana kita hidup sekarang.

Kapsul-kapsul ini dibuat dari logam yang lebih keras dari pada baja; ini akan tahan pada ledakan atom.

Selain dari berita sehari-hari, kapsul-kapsul ini, pula berisi potret tentang kota-kota, kapal-kapal, mobil-mobil, pesawat udara, dan roket; ada pula di dalamnya, contoh-contoh logam dan plastik, tekstil, benang dan

pakaian; juga mewariskan benda-benda dari kehidupan sehari-hari seperti; uang logam, perkakas kecil, alat alat kecantikan; naskah tentang; matematika, obat-obatan, pengetahuan alam dalam bentuk microfilm. Untuk melengkapinya demi kepentingan ras yang akan datang yang belum kita ketahui siapa, kapsul-kapsul ini diisi pula dengan kunci , yaitu suatu naskah petunjuk tentang cara bagaimana menterjemahkan segala tulisan

yang ada di dalamnya ke dalam bahasa yang akan datang. Cara penerusan informasi kepada keturunan

kita dalam bentuk kapsul ini yaitu gagasan dari sekelompok insinyur dari perusahaan Westinghouse Electric. sedang sistem penterjemahannya ke dalam bahasa generasi-generasi mendatang yang tidak diketahui,nyaitu ciptaan John Harrington.

Sinting ? Pengkhayal ? aku  sendiri berpendapat bahwa pelaksanaan proyek ini yaitu menguntungkan dan meyakinkan. Sungguh menyenangkan, mengetahui bahwa sekarang ada orang orang yang berpikir jauh 5.000 tahun ke muka !

Para arkeologis masa mendatang yang dekat sekalipun tidak akan memperoleh segala sesuatu yang bertalian dengan masa silam mereka semudah kita sekarang, karena sesudah kabakaran akibat dari ledakan ledakan atom; tak ada suatu perpustakaan pun di dunia ini yang akan berguna lagi dan segala yang sudah kita capai dan menjadi kebanggaan kita, tak akan bernilai sepeserpun karena semuanya sudah lenyap, sudah hancur luluh, sudah diatomisasikan. Untuk membenarkan gagasan orang-orang Arnerika di New York itu, tidak diperlukan suatu kebakaran akibat ledakan atom yang memorakporandakan dunia. Pergeseran sumbu bumi   °  saja, akan memicu banjir besar yang tak tertahankan dan belum pernah terjadi

sebelumnya, akan memusnahkan setiap kota yang ada. Adakah orang yang begitu sombong menuduh bahwa para arif bijaksanawan dahulu kala tidak memikirkan suatu tindakan seperti yang sudah dilakukan oleh warga New York itu ? Tak dapat diragukan lagi bahwa para akhli strategi perang bom Atom atau bom Hidrogen tidak akan

membidikkan senjata-senjata mereka ke perkampungan rakyat Zulu atau rakyat Eskimo yang tidak berbahaya itu. Mereka akan memakai senjatanya untuk menghantam pusat-pusat kebudayaan. Dengan perkataan

lain kekacauan akibat radio aktivitas akan menimpa rakyat yang paling maju kebudayaannya. Orang-orang

primitif dan setengah beradab yang jauh dari pusat ke budayaan akan disisakan dari pemusnahan. Mereka ini tak akan mampu meneruskan kebudayaan kita atau sekalipun hanya memberi risalahnya, karena mereka tidak ikut dan dalam kebudayaan itu. Bahkan para cendikiawan dan para pengkhayal yang mencoba

memelihara perpustakaan di bawah tanah tak akan mampu berbuat banyak bagi masa mendatang.

Perpustakaan-perpustaakaan akan musnah, dan rakyat primitif yang selamat tidak akan mengetahui banyak tentang perpustakaan rahasia yang tersembunyi ini. area-area luas akan menjadi padang kering dan panas, karena radio aktivitas yang berjalan ratusan tahun memicu tiada sebatang tumbuhanpun yang dapat tumbuh di atasnya. orang-orang yang selamat barangkali akan mengungsi dan selama 2000 tahun tak akan ada yang menghuni kota-kota yang dihancurkan itu. Kekuatan alam akan menelan perjalanannya melalui keruntuhan tertinggi-keruntuhan tertinggi; besi dan baja akan berkarat

dan remuk menjadi debu. Dan segala sesuatu akan mulai dari permulaan! Manusia dapat menjalani

petualangan untuk kedua kalinya atau ketiga kalinya. Barang kali lagi ia akan memerlukan waktu sekian

lamanya untuk menjadi makhluk beradab, sehingga rahasia-rahasia tentang tradisi dan transkrip-transkrip lama tertutup baginya. 5 ribu tahun lalu sesudah malapetaka, para arkeologis dapat menyatakan bahwa manusia abad kedua puluh belum mengenal besi. Ini dapat dimengerti karena mereka tidak akan menemukan nya sepotongpun, bagaimanapun cara mereka mencari dan menggali. Sepanjang perbatasan Rusia, mereka akan menemukan perangkap tank yang bermilmil panjang nya, yang terbuat dari beton. Mereka mungkin akan menerangkan bahwa penemuan itu tak ayal lagi, menunjukkan garis garis astronomi. Kalau mereka menemukan tape atau cassette recorder lengkap dengan pitanya, mungkin

mereka tidak akan mengetahui apa yang harus diperbuat dengan benda-benda itu. Bahkan mereka tidak akan dapat membedakan tape yang sudah disetel dari yang belum. Padahal barangkali tape itu mengandung pemecahan banyak persoalan. transkrip-transkrip tentang kota-kota raksasa dengan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi mungkin tak akan dihiraukan karena kota-kota semacam itu dianggap tak mungkin pernah ada. Para sarjananya mungkin akan menganggap terowongan jalan kereta di bawah tanah di London sebagai barang aneh yang ada  komunikasinya dengan geometri, atau suatu sistem pengeringan tanah yang sudah dirancang dengan matang. Mereka mungkin terus sampai kepada risalah risalah tentang manusia terbang dari satu benua ke benua lainnya dengan burung-burung raksasa, yang dinamakan sebagai kapal-kapal yang menyembur kan api dan dapat menghilang masuk ke dalam awan. Itupun akan dianggap sebagai dongengan belaka, karena burung raksasa

semacam itu tak mungkin pernah ada. Semua itu akan menjadi lebih sulit bagi para penterjemah dalam tahun 7000. Kenyataan tentang perang dunia dalam abad ke duapuluh, yang mungkin dapat mereka ketahui dari kutipan transkrip, oleh mereka akan dianggap tak masuk akal. namun kalau mereka memperoleh transkrip-transkrip pidato Marx dan Lenin, mereka akhirnya akan mampu mengangkat dua orang pendeta agung pada abad yang tak

dimengerti ini sebagai pusat keagamaan abad itu. Untunglah ! Orang mungkin akan dapat menerangkan banyak, asal saja petunjuk untuk itu ada dan cukup pada mereka. 5 ribu tahun bukan merupakan waktu sedikit. Kalau ada suatu balok kayu yang dihiasi dapat bertahan 5000 tahun, itu semata-mata perubahan alam yang luar biasa. sedang balok besi yang paling tebalpun tak akan tahan sekian lama. Di halaman sebuah kuil di Delhi, sebagaimana sudah aku  sebut ada suatu pilar terbuat dari bagian-bagian

besi yang dilas. Pilar ini sudah berdiri selama 4000 tahun, terbuka bagi segala pengaruh cuaca, namun

samasekali tidak ada tandatanda berkarat. Selain itu, pilar itu tidak terpengaruh oleh belerang dan phospor. Di sini kita berurusan dengan suatu jenis logam campuran yang hingga sekarang sama sekali asing bagi kita. Pilar itu barangkali dibuat oleh sekelompok insinyur yang berpandangan jauh ke muka dan tidak  memiliki cukup bahan untuk memicu bangunan raksasa, namun ingin mewariskan kebudayaan mereka kepada keturunannya; yaitu melalui monumen yang tak dapat dimakan oleh usia itu.

yaitu suatu hal yang memalukan, di mana walau dengan teknik paling mutakhir masa sekarang ini pun

bangunan dari kebudayaan masa si lam yang sudah maju itu tak dapat kita jiplak.

Tumpukan-tumpukan batu itu masih tetap ada di sana, tak dapat disingkirkan. Karena apa yang seharusnya

tidak perlu ada, tentu tidak dapat ada. Orang sedang mencari penjelasan yang rasional . Mari kita lepas kain

penutup mata kita dan turut mencari penjelasan itu.

keajaiban purbakala atau pusat wisata ruang angkasa?

Dari kota Damaskus ke Utara, di sana ada suatu teras yang dinamakan Baalbek ; yaitu suatu podium atau

panggung yang terdiri dari balok-balok batu, di antaranya ada yang panjang nya 65 kaki dan beratnya 2.000

ton. Sampai se karang para arkeologis belum dapat menjelaskan secara meyakinkan; mengapa, bagaimana,

dan oleh siapa teras Baalbek itu dibangun. namun seorang Profesor Rusia yang bernama Agrett, menduga

teras itu yaitu sisa-sisa dari landasan lapangan udara raksasa.

berdasar pengetahuan yang kita peroleh dari para akhli tentang Mesir, Mesir purbakala muncul di depan

kita secara mendadak, lengkap dengan peradabannya yang sudah siap tanpa masa transisi. Kota-kota besar

dengan kuil besar-besar, patung-patung raksasa yang gagah perkasa, jalan-jalan indah diapit oleh arca-arca

besar, sistem pengeringan yang sempurna, pusara-pusara mewah yang dipahat dari batu karang, piramida piramida raksasa dan lain-lain yang aneh; seolah olah muncul begitu saja dari dalam tanah; merupakan

keajaiban asli yang sekonyong-konyong sudah mencapai puncaknya tanpa diketahui sejarahnya .

Tanah pertanian yang subur hanya ada di Delta Nil dan pada tepi kanan kiri sungai itu, yang menurut

taksiran para akhli jumlah warganya pada waktu piramida besar sedang didirikan yaitu sekitar

50.000.000. orang. Suatu jumlah yang secara menyolok kontradiksi dengan jumlah warga dunia pada

tahun 3000 sebelum masehi, yang ditaksir hanya 20.000.000 orang. Dalam penaksiran yang begitu besar,

selisih satu atau dua juta, kurang atau lebih tidak menjadi soal. namun satu hal yang sudah jelas, mereka harus

diberi makan. Di sana bukan hanya ada rombongan pekerja konstruksi, tukang batu, akhli teknik, dan

pelaut; bukan hanya ratusan ribu budak belian, melainkan juga tentara yang bersenjata lengkap,   

pendeta yang disanjung-sanjung, para pedagang, petani, dan pegawai sipil; dan tidak kalah pentingnya

dengan yang lain, ialah kehidupan mewah dari Firaun bedan ke luarganya. Dapatkah mereka hidup dari hasil

pertanian yang hanya sedikit dari Delta Nil itu ?

Seharusnya orang mengatakan.kepada aku , bahwa balok-balok batu yang diperlukan untuk membangun kuil

itu didatangkan ke sana dengan jalan mendorongnya di atas gelondongan kayu. namun orang-orang Mesir tak

akan pernah menebangi pohon yang jumlahnva hanya sedikit itu, untuk dijadikan kayu gelondongan. Karena

pohon-pohon di sana biasanya yaitu pohon korma yang buahnya diperlukan untuk pangan, sedang

pohon dan daunnya yaitu satu-satunya peneduh untuk melindungi tanah dari kekeringan. namun dari

pernyataan di atas tentu mereka harus pernah memiliki kayu gelondongan, sebab jika tidak maka tidak akan

didapat penjelasan teknik sekalipun yang selemahlemahnya tentang pembangunan piramida-piramida itu.

Apakah kayu untuk keperluan itu diimpornya? Untuk mengimpor kayu diperlukan armada kapal pengangkut

yang cukup besar. sesudah kayu itu dibongkar di pelabuhan Alexandria, masih perlu diangkut lagi melalui

sungai Nil ke Kairo. Oleh karena Mesir pada waktu membangun piramida besar tidak  memiliki kuda dan

gerobak, maka tak ada kemungkinan lain. Gerobak dan kuda tak dikenal orang di Mesir sampai dinasti ke

7 belas kira-kira tahun 1600 sebelum masehi. Jadi masalahnya sekarang ialah penjelasan yang