WAKTU BERPUTAR KEMBALI
keajaiban yang diciptakan alam dengan jelas dan pasti memberitahu kita,
bahwa pada abad ke-20 yang baru saja berlalu, secara membingungkan
terjadilah sesuatu yang tak habis dimengerti yaitu waktu berputar kembali.
Misteri Waktu Berputar Kembali
Secara teori, bahwa waktu berputar kembali, dan kembali ke masa lalu bukan tidak
memungkinkan. Menurut teori Einstein, waktu dan ruang dapat mengalami
perubahan dalam kecepatan cahaya.
Jadi, seandainya suatu benda terbang dengan kecepatan 300000 km/detik, maka
ruang bisa di perpendek, dan waktu bisa diperlambat.
Pada awal tahun 1994 silam, sebuah pesawat sipil Italia terbang di angkasa pantai
Afrika. Tiba-tiba, pesawat lenyap dari layar radar di ruang kontrol.
Di saat petugas bandara di landa kecemasan, pesawat sipil itu muncul lagi di ruang
udara semula, dan radar dapat melacak kembali sinyal pesawat itu .
Terakhir, pesawat sipil ini berhasil mendarat dengan mulus di bandara wilayah
Italia. Namun, awak pesawat dan 315 penumpangnya sama sekali tidak tahu
bahwa mereka pernah “lenyap‿.
Dengan perasaan bingung kapten pilot berkata : “Pesawat kami tampak stabil
setelah lepas landas dari Manila, dan tidak terjadi insiden apapun, namun, di luar
dugaan petugas di ruang kontrol melaporkan kehilangan jejak pesawat, memang
agak tidak normal.‿
namun , kenyataannnya tidak dapat dibantah : ketika tiba di bandara, jam setiap
penumpang terlambat 20 menit. Meskipun jarang tapi ada kejadian yang serupa.
Menurut catatan arsip, pada 1970 silam juga pernah terjadi peristiwa serupa. Kala
itu, sebuah pesawat penumpang jet 727 juga tanpa sebab yang jelas “hilang‿
selama 10 menit dalam penerbangannya ke bandara Internasional Miami, AS.
10 menit kemudian, pesawat itu muncul lagi di tempat semula, selanjutnya,
pesawat itu tiba dengan selamat di tempat tujuan.
Seluruh penumpang di dalam pesawat itu tidak tahu apa yang telah terjadi,
dan alasan yang akhirnya membuat mereka percaya adalah sebab jam mereka
masing-masing terlambat 10 menit.
Atas fenomena ini, menurut para ahli satu-satunya penjelasan adalah : “dalam
sesaat “kehilangan‿ itu, waktu “berhenti‿ tidak bergerak, atau dengan kata lain
waktu berputar kembali.
Uang Perak Modern Masuk ke Kuil
Tepat ketika pesawat penumpang Italia mengalami bahaya di udara pada tahun
yang sama, dilaporkan bahwa kembali terjadi keajaiban waktu berputar kembali
4000 tahun di Mesir:
Sekeping uang perak modern yang belum di edarkan, terpendam di dasar sebuah
Kuil Dewa Matahari.
Kala itu, sebuah tim arkeologi yang dibentuk oleh arkeolog Perancis, tiba di daerah
aktivitas pertama kita di tepi Sungai Nil untuk riset ilmiah.
Di sana mereka menemukan sebuah Kuil Dewa Matahari, dan hingga kini sudah
4000 tahun sejarahnya. sebab tak pernah dikunjungi kita , kuil itu sudah lama
runtuh, yang tersisa hanya puing-puing reruntuhan, sehingga tampak sunyi dan
rongsok.
Ketika arkeolog menggali reruntuhan itu , di bawah sebuah tonggak batu
kuno, mereka menemukan sekeping uang perak terkubur di bawah tanah.
Namun anehnya, itu bukan uang perak Mesir kuno, melainkan sekeping uang perak
Amerika ; yang lebih mengherankan lagi, itu bukan uang perak kuno Amerika, tapi
sekeping uang perak zaman sekarang.
Namun, yang tak habis dimengerti adalah : itu adalah uang perak dengan nilai
nominal 25 sen dollar AS yang telah di cetak dan belum diedarkan yang masih
“tertinggal‿ di kas negara Amerika, yang rencananya baru akan diedarkan pada
tahun 1997.
Mengapa uang perak AS zaman sekarang bisa “berada‿ di dalam kuil Mesir kuno
pada 4000 tahun silam ? Para ilmuwan benar-benar bingung dibuatnya.
Laporan Sangat Rahasia NATO
Andaikata, sebab perputaran waktu dan kembali ke masa lalu seperti itu di
atas hanya kejadian yang kebetulan dan tidaklah aneh, bahkan diragukan.
Namun anehnya, seorang fisikawan juga membeberkan laporan sangat rahasia dari
NATO, dan fakta yang di lukiskan dalam laporan itu , juga mengherankan :
pada 1982 silam, dalam suatu latihan terbang dari Eropa Timur, tiba-tiba dalam
medan penglihatan seorang pilot NATO muncul ratusan ekor dinosaurus, di luar
dugaan pesawat itu tiba di daratan Afrika zaman prasejarah.
Dalam suatu penerbangan, seorang pilot juga “kesasar‿dalam Perang Jerman
semasa Perang Dunia ke-2. Pilot tentara Sekutu dan pesawat tempur Jerman
melihat-nya, dan hanya dalam waktu satu menit kemudian, ia kembali lagi ke
realita.
Apakah Waktu Bisa Berputar Kembali?
Secara realitas, kecerdasan kita masih belum cukup membendung berlalunya
waktu ; secara teori, bahwa waktu berputar kembali, dan kembali ke masa lalu
bukan tidak memungkinkan.
Menurut teori Einstein, waktu dan ruang dapat mengalami perubahan dalam
kecepatan cahaya.
Jadi, seandainya suatu benda terbang dengan kecepatan 300 ribu km/detik, maka
ruang bisa di perpendek, dan waktu bisa di perlambat.
Setelah seorang fisikawan dari California of University mengkalkulasi hal terkait
menuturkan ; kita perlu waktu 200 ribu tahun untuk bisa tiba di Andromeda
dari bumi, sedangkan di atas kapal dengan kecepatan cahaya hanya perlu 20
tahun.
Namun, apakah hal yang indah ini benar-benar bisa terjadi ? Jawabannya pasti.
Sebab para ilmuwan sudah menemukan partikel gaib yang terdapat di alam
semesta yang bahkan jauh lebih cepat dibanding dengan kecepatan cahaya, dalam
penelitiannya para ilmuwan mendapati : ketika pesawat antariksa melewati
gravitasi, gaya tarik medan gravitasi diubah menjadi tenaga pendorong, maka
dalam waktu itu, pesawat antariksa bisa terbang dengan kecepatan cahaya bahkan
dengan kecepatan cahaya ultra.
Para ahli dari Badan Antariksa Nasional Amerika telah membentuk “teori resonansi
medan waktu‿, teori ini dibentuk berdasarkan “teori medan kesatuan‿ Einstein dan
fisikawan asal Jerman sebagai dasar teori.
Intinya adalah : dengan bantuan elastisitas perkembangan bersama
elektromagnet, gravitasi, kecepatan cahaya dan ruang, sesaat melintasi ruang
antarbintang.
Sampai saat itu, waktu berputar kembali tidak lagi merupakan sebuah misteri yang
ditunggu pemecahannya. Terbetik berita, bahwa apabila kecepatan melampaui
kecepatan cahaya, maka waktu akan berputar kembali.
KIAMAT
selain banjir, senjata nuklir, polusi lingkungan, memburuknya iklim, dan lain
sebagainya, menurut laporan majalah Discovery, AS, para ilmuwan juga
memperhitungkan puluhan jenis bencana alam atau ulah kita yang
bisa memicu kita mendekati kepunahan.
Letusan protuberan yang maha besar (Courtessy: NOAA Photo Library)
Jaman sekarang, setiap saat orang-orang menyebarkan informasi tentang
kepunahan spesies, sehingga kita mulai menyadari bahwa ini bukan sebuah
fenomena perputaran alam yang baik.
Para ilmuwan telah memperkirakan, bahwa rasio kepunahan spesies organisme
sekarang adalah 1.000 kali lipatnya zaman fosil, menurut statistik bahwa di atas
bumi secara aktual terdapat 99% spesies berada di ujung kepunahan.
Dan pembunuh-pembunuh yang menghancurkan spesies ini, sebagian besar
disebabkan aktivitas peradaban kita saat ini. Aktivitas-aktivitas ini
menyebabkan berbagai jenis makhluk hidup di bumi, termasuk kita sendiri
secara perlahan-lahan menuju ke dalam kondisi yang kritis, ada beberapa kondisi
yang mungkin dapat dialami dalam gerakan putaran alam.
Mungkin Anda akan menganggap bahwa peringatan di atas hanya imajinasi
sastrawan, namun di bawah pengamatan dan penyelidikan ilmuwan ditemukan
bahwa dalam sejarah ratusan juta tahun, di atas bumi berkali-kali menyisakan
bekas-bekas dihancurkan.
Gempa bumi dan Perubahan Kerak Bumi
Dari sejumlah besar bangunan yang ditemukan di samudra, dengan fosil makhluk
hidup samudra di atas daratan.
Semua ini cukup membuktikan “samudra berubah jadi sawah ladang, dan sawah
ladang berubah jadi samudra (dunia mengalami perubahan besar)”, daratan
tenggelam ke samudra, perubahan kerak bumi dasar laut yang naik menjadi
daratan adalah fenomena yang sangat normal dalam aktivitas bumi.
Seperti contoh nya Danau Lago Titicaca di Bolivia, Amerika Selatan, meski terletak di
atas dataran tinggi, namun di kawasan sekeliling danau muncul jutaan fosil kulit
kerang samudra, dan hingga sekarang masih terdapat makhluk samudra di danau
itu , nelayan dapat menjala kuda laut, udang bercapit hijau dan kerang-
kerangan.
Ini menunjukkan bahwa pada zaman dulu, dataran tinggi di sini mungkin masih
berada di dasar laut, namun, sebab perubahan kerak bumi, di desak hingga naik
ke atas, dan masa terjadinya diperkirakan kurang lebih pada seratus juta tahun
lampau. Daratan Atlantis dalam legenda, adalah peradaban yang hilang tenggelam
ke laut sebab perubahan kerak bumi.
Kerak Bumi Berubah Posisi
Ketika professor Charles H.Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan,
ia pernah mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust
Displacement).
Dalam kondisi tertentu, segenap kerak luar bumi mungkin dapat menggerakkan
posisinya secara menyeluruh, bagaikan selembar kulit jeruk tak berisi, setelah
kendor dan terkelupas, akan menggerakkan segenap posisinya.
Menurut hipotesa itu , kerak bumi setebal 30 mil dapat meluncur di atas inti
bumi yang tebalnya 8 ribu mil, beberapa sarjana AS mengaitkan hipotesa ini
dengan bencana dahsyat di Alaska dan Siberia pada 11 ribu tahun lampau. Mereka
memprediksikan daratan di Kutub Selatan saat ini, ternyata adalah daerah berjarak
sekitar 2 ribu mil sebelah utara Kutub Selatan.
Dan sebelum adanya peradaban kita ini, minimal pada 6 ribu tahun silam,
telah terjadi peralihan kerak bumi, segenap kerak bumi menggerakkan posisi,
hingga menggeser daratan Kutub Selatan ke posisinya saat ini. Ini membuat
daratan yang hangat mendadak menjadi dingin, dan secara perlahan diselimuti
dengan es dan salju.
Dan di saat bersamaan, Alaska dan Siberia juga mengarah ke Kutub Utara,
sehingga membuat daratan yang semula hangat dalam sekejab menjadi dingin
“membeku”. Ini secara rasional telah menjelaskan tentang lapisan tanah beku di
utara Siberia, gajah raksasa berbulu panjang yang ditemukan serta sejumlah besar
binatang yang tidak dapat hidup di daerah dingin, seperti contoh nya badak, banteng,
kuda, gezelle, srigala, machairodont (harimau bergigi pedang), singa dan
sebagainya, selain itu juga ada mayat kita .
Ledakan Sinar Gamma
Sinar Gamma adalah ledakan dengan kekuatan terdahsyat yang sudah diketahui di
alam semesta saat ini, dan pengetahuan yang dipahami ilmuwan atas hal ini masih
sangat terbatas.
Ilmuwan mendapati, bahwa sinar gamma (Gamma Ray Burst, GRB) yang berasal
dari galaksi luar yang jauh, adalah energi yang dilepaskan kembali setelah
hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya sangat kuat dan tak dapat diduga,
kurang lebih seribu kali lipatnya matahari.
Sebelum perubahan besar ini terjadi, kita sama sekali tidak dapat mengamati
perubahan sesudahnya, sehingga dengan demikian juga tidak tahu bagaimana cara
mengantisipasinya. Jika terjadi, maka meski berada di tempat sejauh seribu tahun
cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat yang
jauhnya tidak dapat Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba seperti
matahari, kemudian melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi
dengan pancarannya.
Meskipun lapisan atmosfer dapat melindungi kita terhindar dari serangan sinar
Gamma dan sinar -X, namun pancaran-pancaran berenergi tinggi ini dapat
membuat lapisan atmosfer menjadi panas dan menghasilkan nitrogenoksida, yang
dapat secara serius merusak ozonosfer (lapisan ozon).
Yang lebih parah adalah ini dapat secara langsung mengacaukan proses
fotosintesis plankton di samudera (mereka dapat menyuplai oksigen bagi
atmosfer), merusak ekologi sekaligus juga menghancurkan rantai makanan.
Jarak sinar gamma yang ditemukan saat ini sangat jauh dari kita, meski
pengetahuan yang diketahui ilmuwan atas hal ini sangat terbatas, namun dapat
dibayangkan akibat yang mengerikan seandainya secara tiba-tiba ia menyinari
bumi kita.
Planet Menabrak Bumi
Pada 1908 silam, sebuah meteorit komet setinggi kurang lebih 200 kaki ( 60 m)
pernah melintasi lapisan atmosfer, dan mengenai kawasan, Siberia, akibatnya
terjadi ledakan di kawasan itu .
Menurut perhitungan astronom bahwa peristiwa sejenis akan terjadi setiap 100-
300 tahun. Peristiwa ini, seandainya terjadi di samudera atau daerah yang jarang
penduduknya, yang mana meskipun rasio kemungkinan kita terhindar dari
bencana ini sedikit lebih besar, namun ilmuwan mengatakan: terhadap planet
besar, tidaklah penting di mana posisi yang diterjang mereka (planet).
Jika meteorit selebar mil ( 800 m) menabrak bumi ( setiap 250 ribu tahun)
meski tidak sampai menyebabkan kepunahan seluruh umat kita , namun cukup
memusnahkan pembangunan peradaban umat kita sekarang.
Sebuah meteorit selebar 5 mil menabrak bumi dapat menimbulkan gempa,
tsunami, letusan gunung berapi, dan memicu kepunahan yang lebih
dahsyat, sama seperti akhir zaman dinosaurus.
Pada 1994 silam, ilmuwan berhasil mengamati seluruh proses tabrakan Comet
Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter, ini menjelaskan bahwa planet menabrak bumi
bukan tidak mungkin, juga bukan peristiwa mengerikan yang baru akan terjadi
ratusan tahun kemudian.
Lubang Hitam
Sistim galaktik pada umumnya dipenuhi dengan Lubang Hitam (black hole).
Menurut prediksi ilmuwan secara garis besar, bahwa dalam sistem galaktik
terdapat sekitar satu juta lubang hitam, benda-benda ini beredar sama seperti
bintang lainnya.
Seandainya ada sebuah planet sedang akan mendekati kita, hal itu bisa kita
prediksi, tapi jika seandainya itu adalah lubang hitam maka kita tidak akan
mendapat peringatan. Jika sebuah planet yang akan menabrak bumi, para ilmuwan
puluhan tahun silam bisa saja mengamati dan memprediksikan waktu maupun
energinya secara konkret.
Namun lubang hitam tidak akan menabrak atau menghancurkan bumi, akan namun ,
ia -dengan kekuatan gravitasinya yang luar biasa- dapat mengacaukan orbit
peredaran benda langit, sehingga suhu di bumi akan mengalami perubahan yang
drastis.
Badai Matahari
Selama beberapa tahun terakhir ini, matahari sudah memasuki perubahan periodik
medan magnetik yang terjadi setiap 10-11 tahun. Dalam masa demikian, partikel
dan pancaran kemungkinan akan menerpa ke bumi dengan kecepatan 1juta
km/jam. Dan ancamannya terhadap bumi, adalah suatu hal yang tak dapat
diperhitungkan para ilmuwan.
Pada April 2001 silam, sebagaimana yang diperkirakan ilmuwan, telah terjadi
ledakan bintik matahari yang dahsyat di permukaannya, dan ini merupakan salah
satu ledakan terbesar yang tercatat selama ini, untungnya solar Flare (letusan gas
matahari) tidak mengarah ke bumi (lihat pada foto di atas).
sebab itu sebagian besar energi yang dilepaskan letusan protuberan tidak akan
sampai menerjang bumi. Letusan protuberan atau gas matahari disebabkan
ledakan tiba-tiba dari energi magnetik.
Letusan ini dapat menambah kecepatan gerak partikel matahari hingga mendekati
kecepatan cahaya dalam beberapa detik, sekaligus membuat suhu di permukaan
matahari naik hingga jutaan derajat.
Energi yang dilepaskan letusan protuberan bahkan mencapai miliaran ton energi
yang dihasilkan ledakan bahan peledak.
KERIS MPU GANDRING
keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat
berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang.
Keris ini terkenal sebab kutukannya yang memakan korban dari kalangan
elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.
Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama
Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang
menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok
memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang
merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para mpu (gelar bagi
seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring
menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi
ditransfer kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan
kesaktian keris itu .
Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan
memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka
masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris
itu . Namun belum lagi sarung itu selesai dibuat, Ken Arok datang
mengambil keris itu yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil.
Kemudian Ken Arok menguji Keris itu dan terakhir Keris itu
ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji
(sebab sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk
menguji kemampuan keris itu melawan kekuatan supranatural si pembuat
keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya).
Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris
itu akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam
perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan
Singhasari yakni :
Terbunuhnya Tunggul Ametung
Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel (cikal bakal Singhasari) yang saat itu
adalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yang
bergelar Dandang Gendis (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalah
pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yang
dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang
dipimpin oleh Airlangga.
Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik,
Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul
Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah sebab
Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa barang siapa yang
memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia .
Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepada
rekan kerjanya, yang bernama Kebo Ijo yang tertarik dengan keris itu dan selalu
dibawa-bawanya kemana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Arok
sendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh oleh
publik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendiri
oleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasuk
beberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan Tunggul
Ametung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung
langsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu.
Terbunuhnya Ken Arok
Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok mengambil jabatannya,
memperistri Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung dan memperluas
pengaruh Tumapel sehingga akhirnya mampu menghancurkan Kerajaan Kediri. Ken
Arok sendiri akhirnya mendirikan kerajaan Singhasari.
Rupanya kasus pembunuhan ini tercium oleh Anusapati, anak Ken Dedes dengan
ayah Tunggul Ametung. Anusapati, yang diangkat anak oleh Ken Arok mengetahui
semua kejadian itu dari ibunya, Ken Dedes dan bertekat untuk menuntut balas.
Anusapati akhirnya merancang pembalasan pembunuhan itu dengan menyuruh
seorang pendekar sakti kepercayaannya, Ki Pengalasan.
Pada saat menyendiri di kamar pusaka kerajaan, Ken Arok mengamati pusaka
kerajaan yang dimilikinya. Salah satu pusaka yang dimilikinya adalah keris tanpa
sarung buatan Mpu Gandring yang dikenal sebagai Keris Mpu Gandring. Melihat
ceceran darah pada keris itu , ia merasa ketakutan terlebih lebih terdengar
suara ghaib dari dalam keris itu yang meminta tumbal. Ia ingat kutukan Mpu
Gandring yang dibunuhnya, dan serta merta mebantingnya ke tanah sampai
hancur berkeping-keping. Ia bermaksud memusnahkannya. Namun ternyata keris
itu melayang dan menghilang. Sementara Anusapati dan Ki Pengalasan
merancang pembunuhan itu , tiba-tiba keris itu berada di tangan
Anusapati. Anusapati menyerahkan keris kepada Ki Pengalasan yang menurut
bahasa sekarang, bertugas sebagai eksekutor terhadap Ken Arok. Tugas itu
dilaksanakannya, dan untuk menghilangkan jejak, Anusapati membunuh Ki
Pengalasan dengan keris itu.
Terbunuhnya Anusapati
Anusapati mengambil alih pemerintahan Ken Arok, namun tidak lama. sebab
Tohjaya, Putra Ken Arok dari Ken Umang akhirnya mengetahui kasus pembunuhan
itu. Dan Tohjaya pun menuntut balas.
Tohjaya mengadakan acara Sabung Ayam kerajaan yang sangat digemari
Anusapati. Ketika Anusapati lengah, Tohjaya mengambil keris Mpu Gandring
itu dan langsung membunuhnya di tempat. Tohjaya membunuhnya
berdasarkan hukuman dimana Anusapati diyakini membunuh Ken Arok. Setelah
membunuh Anusapati, Tohjaya mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan
Anusapati.
Tohjaya sendiri tidak lama memerintah. Muncul berbagai ketidak puasan baik
dikalangan rakyat dan bahkan kalangan elit istana yang merupakan keluarganya
dan saudaranya sendiri, diantaranya Mahisa Campaka dan Dyah Lembu Tal.
Ketidakpuasan dan intrik istana ini akhirnya berkobar menjadi peperangan yang
menyebabkan tewasnya Tohjaya. Setelah keadaan berhasil dikuasai, tahta
kerajaan akhirnya dilanjutkan oleh Ranggawuni yang memerintah cukup lama dan
dikatakan adalah masa damai kerajaan Singashari. Sejak terbunuhnya Tohjaya,
Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya.
Kisah tentang keris Empu Gandring bisa ditemui di kitab Pararaton. Kisah ini tak
bisa dilepaskan dari sosok wanita cantik, Ken Dedes, yang konon menjadi ihwal
munculnya kutukan sang empu. Berkaitan dengan asmara yang membara.
Banyak kita tahu kisah-kisah tentang keris yang memiliki tuah atau daya linuwih.
Masing-masing kisah menceritakan bagaimana sebuah keris yang memiliki
kekuatan daya supranatural mampu membantu mengubah nasib sang pemiliknya
yang terkadang dengan cara yang sulit di nalar kita . namun , dari berbagai
tentang kisah keris bertuah, tidak ada yang lebih menarik dan legendaris dari kisah
keris Empu Gandring milik Ken Arok dari tumapel yaitu masa sebelum kerajaan
Singosari.
Alkisah dalam serat Pararaton disebutkan, Ken Arok berniat membunuh Tunggul
ametung, seorang akuwu (penguasa) di Tumapel. Niat ini muncul setelah secara
tidak sengaja Ken Arok yang waktu itu menjadi abdi di Tumapel, melihat betis
mulus Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, ketika Ken Dedes turun dari kereta.
Bukan itu saja, barang rahasia milik Ken Dedes pun terlihat oleh Ken Arok. Dari
barang rahasia sang dewi nampak adanya sinar yang menyala. Ken Arok terkejut
dan seketika itu tertarik menatap sang dewi. Benar-benar wanita cantik yang tiada
taranya di dunia ini, pikir Ken Arok.
Kemudian Ken Arok menceritakan pengalamannya itu kepada Dhang Hyang
Lohgawe, seorang brahmana yang waskita. Menurut sang brahmana, wanita
dengan tanda seperti itu disebut Nareswari. Ia adalah wanita utama, ratu dari
semua wanita. Meskipun seorang pria papa dan hina dina, jika beristri wanita
semacam ini maka pria itu tentu akan bisa menjadi raja atau orang yang
tinggi jabatnnya.
Mendengar penjelasan sang brahmana seperti ini Ken Arok semakin bilat tekadnya
untuk dapat memperistri Ken Dedes walau apapun risikonya, termasuk dengan
cara membunuh Tunggul Ametung. Maka berangkatlah Ken Arok menuju tempat
tinggal Empu gandring, seorang empu pembuat keris yang sangat termasyur.
Dengan keris buatan empu gandring ini Ken Arok bermaksud membunuh Tunggul
Ametung.
Ki Empu, tolong bikinkanlah saya sebuah keris yang ampuh. Saya harapkan bisa
selesai dalam waktu lima bulan. Harap diperhatikan, Ki, agar keris itu dapat
selesai.
Empu Gandring menjawab, Kalau kamu menghendaki yang baik, seharusnya dalam
satu tahun. Kalau dalam lima bulan belumlah cukup.
Ken Arok berkata lagi, Pengukiran keris itu terserah saja bagaimana bentuk serta
coraknya. Saya tidak peduli masalah janji, pkoknya dalam lima bulan harus
selesai.
Setelah lima bulan, maka Ken Arok pun teringat akan janjinya, yakni akan pesana
keris itu kepada Empu Gandring. Empu gandring pada waktu itu sedang
mengukir keris. Ken Arok perlahan bicara, Ki, sudah selesaikah keris pesanan saya
itu? Empu gandring pun menjawab pula dengan halus, duh kaki. Kerismu itu
justru yang sedang kukikir ini. Ketika mendengar jawaban itu , Ken Arok
menjadi tak senang hati dan bersikap kurang sopan.
Ken Arok melihat kerisnya yang sedang di kikir (diperhalus). Keris diberikan oleh
Empu gandring, diterima oleh Ken Arok dan diamat-amati. Serentak sadar bahwa
kerisnya belum selesai, maka Ken Arok marah. ini keris belum rampung!Bukanlah
saya sudah berkali-kali berpesan. Tak ada gunanya saya berkata kalu begini
kenyataannya, Ki. Terlalu sekali kau ini, Ki. Masakan mengikir pun sampai lima
bulan masih juga belum selesai. Benar-benar mengacuhkan pesanku, kau Empu
Gandring! Ken Arok pun mengamuk membabi buta.
Epu Gandring di tusuknya dengan keris bikinan sang empu itu sendiri. Segera sang
empu gandring pingsan. KenArok keterlanjuran menurutkan api amarah. Keris
disabetkan di lumpang tempat kikiran besi.
Lumpang yang terbuat dari batu itu terbelah jadi dua. Setelah itu keris disabetkan
kearah paron (alas untuk menempa besi). Paron pun pecah berkepingan. Setelah
itu terdengarlah suara Empu Gandring yang menyumpah serapahi, Ken Arok,
besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak dan cucu-cucumu, tujuh
orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang sama.
Setelah mengucapkan kalimat itu , mak Empu gandring segera meninggal.
Ken Arok sangat menyesal dengan kematian Empu gandring. Tuah keris empu
gandring ternyata terbukti sakti. Buktinya, keris ini berhasil membunuh Tunggul
ametung, Ken arok sendiri, dan keturunannya. Sehingga tepat seperti sumpah
Empu gandring bahwa kerisnya membunuh tujuh orang raja.
Percaya atau tidak?
Yang pasti, kisah ini terdapat dalam serat Pararaton Ken Arok, kitab sastra jawa
yang diakui kesahihannya oleh para ahli sejarah.
Keris Mpu Gandring: Hipotesis
GANDRING dikenal sebagai pengrajin logam yang tersohor di kerajaan Tumapel
(cikal bakal Singosari). Ia juga dikenal sakti. sebab “profesional” dan sakti itu ia
kemudian diberi gelar “Mpu”. Ken Arok, seseorang yang dipercaya sebagai titisan
Wisnu, memesan keris kepadanya. “Satu hari”, begitu Ken Arok memberikan
tenggat waktu bagi Gandring. Satu hari berlalu dan Gandring telah menyelesaikan
kerisnya. Namun sarung keris belum tuntas. sebab tak sabar, Ken Arok
mengambilnya, lalu membunuh Gandring. Gandring sempat menyumpahi Ken Arok
dan keturunannya: tujuh turunan bakal mati tertikam keris itu.
Jaman itu, teknologi pengolahan logam atau metalurgi masih sangat tradisional:
besi dipanaskan dan ditempa; atau dalam istilah metalurgi, diberi perlakuan panas
(heat treatment) dan dibentuk (forging). Kemudian, ilmu metafisika masuk, dan
besi yang telah terbentuk (contoh : pedang, keris dll), diberi doa-doa, dan menjadi
sakti. Begitukah? Entahlah.
Bagaimana Mpu Gandring membuat kerisnya jadi ampuh? Mpu Gandring memilih
bahan yang kuat tapi ringan. Jaman itu, proses pemaduan logam dengan logam
lain barangkali tak menghasilkan paduan yang memuaskan. Jadi, bahan monolitik
adalah pilihan. Mpu Gandring memilih batu meteor sebagai bahan kerisnya. Hal ini
juga perlu diteliti lebih jauh apakah batu meteornya bisa diberi perlakuan panas
dan dibentuk. Batu meteor ini bisa dilihat dan disentuh di Museum Geologi -
Bandung. Tapi, apakah bahan itu yang dipakai Mpu Gandring atau bukan, ini
masih pertanyaan.
Setelah, keris terbentuk, Mpu Gandring mencelupkan keris (yang masih panas)
itu ke dalam bisa ular. Ada proses difusi dari racun ular ke dalam keris yang
masih membara itu. Bisa ular sebagian menempel hanya di permukaan, dan
sebagian lain berdifusi ke dalam keris. Setelah mendingin, keris dimasukkan ke
dalam sarungnya, dan disimpan. Bisa dibayangkan jika keris itu disentuh atau
ditancapkan ke tubuh: bisa ular segera menempel dan masuk ke dalam darah, lalu
bagian tubuh akan lumpuh dan kita bisa mati. Pada jaman itu, hanya sedikit
orang yang mengetahui proses pembuatan keris secara “ilmiah”; salah satunya
adalah Mpu Gandring. sebab pengetahuan dan pengalaman yang cukup advanced
dalam pembuatan keris, mungkin Mpu Gandring juga dikenal sebagai mahaguru
pada jaman itu. Apakah dia bisa disebut profesor di jaman ini?
Penelitian lebih jauh sangat diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai peta
kemajuan teknologi Jawa pada abad lampau.
MAYAT
sesosok jasad wanita berusia 2.150 tahun dalam keadaan basah dan utuh
diawetkan dengan teknologi tinggi oleh tim ahli China dan dipamerkan di
museum Changsha, Provinsi Hunan, China, jadi sasaran kunjungan
wisatawan.
Mayat 2.150 Tahun Masih Utuh dan Segar Dari museum peninggalan benda
bersejarah China di Kota Changsha itu hari Kamis dilaporkan, mayat itu utuh
bagai kita hidup dan diletakan dalam kotak bening berisi cairan pengawet.
Mayat wanita bernama Sinzui itu berkulit putih pucat, dengan mata tertutup,
lidah terjulur dan berambut hitam dengan tinggi badan mencapai 158 sentimeter.
Berdasarkan atas data di museum itu , mayat itu ditemukan tahun 1972
dalam peti kayu berukuran panjang lima meter, lebar dua setengah meter dan
tinggi dua meter, yang terkubur pada kedalaman 20 meter dari permukaan tanah
di kawasan perbukitan Mantui, Changsha.
Saat ditemukan, tiga peti dengan ukuran sama di dalamnya masing-masing
terdapat satu mayat, yakni seorang laki-laki berusia 58 tahun dan 30 tahun,
namun jasad dua lelaki itu tidak dipamerkan di museum Changsha.
Penemuan tiga peti besar utuh itu berawal dari perintah pemimpin China saat
itu agar rakyat di Changsha menggali lubang besar untuk berlindung bila terjadi
perang. Ketika rakyat menggali di perbukitan Maantui, pada kedalaman 20 meter
ditemukan ketiga peti kayu berukuran besar itu dan setelah dibuka berisi
masing-masing satu mayat.
Selain itu, aneka barang dipakai sejak 2.100 tahun lalu itu juga tersimpan
dalam peti dan masih utuh, bahkan warnanya pun tidak memudar. Pemerintah
China kemudian menurunkan tim ahli membongkar dan menyelamatkan tiga peti
kayu dan seluruh isinya, termasuk tiga mayat itu .
Tim dokter ahli, yang melakukan pembedahan, menyatakan mayat itu utuh dan
basah tanpa rusak, meski terkubur 2.100 tahun. Setelah dibedah, mayat itu
diawetkan dengan teknologi tinggi untuk selanjutnya disimpan dalam museum
Changsha, yang dibangun untuk menyelamatkan, menyimpan dan memamerkan
temuan, yang bisa mengungkapkan kehidupan warga China pada 2.100 lalu itu.
Berbagai alat juga ditemukan dalam peti itu, yang juga diselamatkan dan
dibersihkan dengan teknologi tinggi dan bersama mayat wanita itu disimpan dan
dipamerkan di museum Changsa.
Benda kuno bersejarah tinggi itu antara lain puluhan guci berukuran besar dan
kecil, aneka tulang-belulang binatang, yang dagingnya dimakan kita saat itu,
mata uang logam bulat dan petak dari bambu.
Selain itu, alat masak dari kayu dan logam, sendok logam dan kayu berukuran
besar, piring dan gelas dari logam dan kayu. Puluhan patung kita dari tanah
liat dan kayu, senjata kuno berupa anak panah dan busurnya, pedang kuno
sepanjang 1,5 meter dan aneka senjata tajam lain juga tersimpan di sana.
Di samping itu, terdapat relief tanah liat bergambar puluhan orang, yang hidup
pada zaman itu , alat penumbuk padi, alat musik kecapi berukuran kecil dan
besar, gitar kuno, belasan seruling aneka ukuran, angklung dari kayu, tikar
berukuran 2x05 meter dan alat permainan, seperti, catur kuno.
Selain itu, surat catatan kejadian 2.100 tahun lalu, nama pemimpin saat itu,
puluhan kitab China kuno, puluhan lukisan bunga, belasan kain sutra dan baju
kuno china, ikat pinggang, selendang, kaos kaki, sepatu dan celana.
Semua barang kuno itu ditemukan bersamaan di dalam peti kayu berisi tiga
sosok mayat itu . Menurut Yu Wen Hui, pemimpin biro perjalanan Dong Fang
Internasional Ltd, Guangzhou, China, berdasarkan atas catatan, yang
diterjemahkan dari kitab kuno dan surat ditemukan dalam peti, usia mayat dan
barang kuno itu mencapai 2.100 tahun.
Mayat dan aneka barang peninggalan bersejarah kehidupan China tempo dulu itu
kini menjadi salah satu objek wisata unggulan di kota Changsha dan dikunjungi
sekitar 800.000 orang tiap tahun, kata Yu Wen Hui.
kita RAKSASA
meski sudah beberapa bukti ditemukan, masih banyak orang yang
meragukan eksistensi kita raksasa. Para ilmuwan bahkan penasaran
terhadap kemungkinan pernah hidupnya jenis kita besar ini.
Satu Lagi Bukti kita Raksasa
Atas dasar itulah, sekelompok ilmuwan Rusia mengadakan penelitian sejak awal
tahun 2005 lalu di Suriah, Mesir, Lebanon, dan kawasan lainnya di Arab Saudi.
Pelacakan tim ilmuwan Rusia yang dipimpin Ernst Muldashev ini ternyata tidak sia-
sia. Menurut laporan Trust Rusia pada 1 Desember 2005 lalu, mereka telah
memperoleh penemuan penting dalam penyelidikan bersejarah atas keberadaan
kita raksasa di planet kita ini.
Tidak hanya ditemukan jejak kaki kita raksasa, mereka juga menjumpai
makam kita raksasa.
Ernst Muldashev menunjuk beberapa contoh makam kita raksasa. Dan salah
satu di diantaranya adalah makam Abel, terletak di sekitar Damaskus ibukota
Suriah.
Panjang makam kurang lebih enam meter, dan lebar sekitar 1.8 meter. Di daerah
lain di Suriah juga banyak ditemui makam kita raksasa, di mana salah satu di
antara kita raksasa dalam kuburan itu tingginya mencapai 7.5 meter.
Hanya saja mereka kurang leluasa mengadakan penelitian ini sebab adanya faktor
penghambat. Menurut, Ernst Muldashev, warga setempat dengan alasan kepercayaan
dan faktor lainnya tidak menyokong penyelidikan ini.
Belakangan ini sebab kerusakan makam yang ditimbulkan pencari harta karun,
sedikit banyak mereka berpeluang mendekati sejumlah makam.
Hasil temuan ilmuwan Rusia ini bukanlah suatu yang kebetulan. sebab , selain
legenda dari berbagai bangsa di dunia tentang kita raksasa dalam budaya
barat dan timur, juga banyak dicatat dalam buku sejarah. Sejumlah besar
penemuan arkeologi belakangan ini juga sudah membuktikannya.
Lihat saja penemuan jejak kaki raksasa di sebuah palung sungai Paluxy di Glen
Rose, Texas AS, serta lukisan raksasa yang ditemukan di etsa lapisan terbawah
padang pasir timur Los Angeles, California, AS. (Lihat tabloid Era Baru edisi
14/Tahun I 2003).
Selain itu juga ditemukannya kerangka tulang kita raksasa oleh tim eksplorasi
ARAMCO dalam eksplorasi ladang minyak di kawasan Empty Quarter, sebelah
Timur Arab Saudi.
Koran Travelling Thailand pada edisi 02 Juni 2005, juga melaporkan bahwa
bencana Tsunami di samudera Hindia pada 26 Desember2005 lalu telah
menyebabkan kerangka kita raksasa purba terapung dipermukaan laut.
Kerangka kita besar dengan tinggi 3.1 meter ini ditemukan di kepulauan PP
Thailand, dan sempat menjadi perhatian banyak orang.
Begitu juga laporan CNA, Singapura pada awal 2006 ini. Disebutkan di negara
bagian Johor, Malaysia yang berbatasan dengan Singapura tersiar kabar adanya
kita raksasa dengan tinggi hampir tiga meter.
Menurut laporan media Singapura dan Malaysia, ada yang pernah melihat kita
liar di hutan sekitar air terjun, Johor. Setelah berita itu tersebar, lembaga
himpunan alam Malaysia lalu kesana melakukan pencarian, namun, sampai
sekarang tidak ada hasil.
Dinas Pertamanan Nasional Johor menuturkan, mereka tidak punya data terkait,
dan tidak dapat membuktikan kita liar itu benar-benar eksis atau tidak.
Penduduk setempat yang pernah melihat kita liar itu menceritakan, kita
liar itu tingginya hampir tiga meter, jejak kaki yang ditinggalkan panjangnya 50
cm, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bulu lebat, celah giginya besar, wujudnya
persis seperti gorila, dan kerap muncul di hutan sekitar air terjun.
Setelah kabar tentang kita liar bertubuh besar ini tersebar luas, himpunan
alam Malaysia lalu membawa serombongan reporter, menyelami hutan di sekitar
air terjun, Johor, mencari jejak kita liar.
Kepada media, penanggung jawab himpunan alam Malaysia itu menuturkan, bahwa
kita liar meninggalkan jejak kaki sepanjang 50 cm di berbagai tempat.
Namun, dinas pertamanan nasional Johor mengatakan, sebab tidak mempunyai
data yang lengkap, tidak dapat dipastikan makhluk apa sesungguhnya kita liar
yang diceritakan penduduk setempat itu .
SUKU XHOSA YANG TERGUSUR
orang-orang kulit hitam sudah beribu-ribu tahun mendiami benua Afrika.
Diduga kaum San (yang kemudian disebut orang kulit putih sebagai suku
Bushmen - orang semak) merupakan keturunan asli nenek moyang orang
Afrika dari masa prasejarah yang menjadi orang pribumi Afrika. Merekalah yang
diketahui sudah mendiami Afrika selama ribuan tahun sebelum Masehi.
Namun jika menyebut soal orang Afrika (saat ini), barangkali orang-orang kulit
hitam dari suku bangsa Bantu adalah yang dominan. Terutama mendiami kawasan
Afrika bagian Selatan. Mereka yang berbahasa Bantu ini tercatat sudah memiliki
peradaban di Afrika sejak 2.000 tahun lalu.
Sayangnya, sejarah kehidupan di Afrika Selatan tidak terdokumentasikan dalam
bentuk peninggalan tertulis sampai akhirnya orang-orang Eropa tiba di sana sekitar
tahun 1400-an. Satu-satunya bukti yang bisa dipelajari dari mereka adalah
legenda, mitologi, pola budaya dan artefak kuno serta bahasa ibu mereka.
Xhoisa adalah satu sub suku berkulit hitam Afrika berbahasa Bantu yang
mendominasi wilayah Afrika Selatan. Merekalah yang menjadi nenek moyang
orang-orang Afrika Selatan masa kini, yang awalnya melakukan migrasi dari
wilayah Afrika bagian Utara. Perpindahan suku Xhosa ke Afrika selatan secara
besar-besaran terjadi pada tahun 1500-an. Lebih dari setengah populasi suku
Xhosa yang berjumlah 5 juta jiwa kini mendiami kawasan Eastern Cape Province di
Afrika Selatan.
Umumnya orang-orang kulit hitam suku Xhosa ini adalah bangsa peternak dan
petani. Namun mereka lebih senang menjadi petani dan peternak nomaden.
Lambang kekayaan bagi anggota suku Xhosa diukur dari kepemilikan ternaknya
(biasanya sapi). Begitu pun, suku Xhosa tak mau menyantap daging sapi
peliharaan mereka. Sapi atau ternak lain hanya dikorbankan untuk kepentingan
ritual kekepercayaan an atau perayaan. sebab itu makanan pokok mereka lebih didapat
dari hasil tani.
Kaum lelaki Xhosa terbiasa mengikuti tradisi poligami, mereka suka memiliki istri
lebih dari satu, mungkin sebab menjadi simbol keperkasaan. Aslinya suku Xhosa
suka tinggal dalam komunitas keluarga besar dalam satu kompleks rumah. Satu
keluarga besar memiliki areal kompleks masing-masing dengan rumah-rumah kecil
berbentuk kerucut beratap ilalang untuk satu kepala keluarga. Namun tradisi
bermukim secara berkelompok keluarag besaar ini kemudian sirna sejak tahun
1900-an.
Kehidupan asli Xhosa yang dulunya cukup makmur, ternyata berubah drastis
setelah kedatangan orang Eropa di Afrika Selatan. Sejumlah besar bule asal
Inggris dan Belanda membentuk koloni besar-besaran di daerah Xhosa. Walau
awalnya suku Xhosa angkat senjata menentang kedatangan orang Eropa, namun
penduduk asli ini akhirnya tergusur dan terdesak di wilayah mereka sendiri setelah
kalah dalam beberapa pertempuran dengan orang-orang Inggris pada abad ke-19.
Mereka pun akhirnya menjadi budak atau pekerja kasar bagi koloni orang-orang
kulit putih.
Kini, suku Xhosa sudah kehilangan gaya hidup dan tradisi leluhur mereka.banyak
orang Xhosa yang akhirnya hidup di perkotaan. Akibat kehilangan ladang dan
kesulitan mendapatkan ternak sendiri, mereka memilih sebagai kaum pekerja di
peternakan atau pertanian orang-orang kulit putih. Mereka harus mengurut dada
saat berhadapan dengan politik diskriminatif kulit putih terhadap kulit hitam.
Penderitaan itu ternyata semakin parah kala konflik antar suku Xhosa dan Zulu
(kelompok suku terbesar di Afrika Selatan) terjadi pada kurun 1080-an sampai
1990-an. Perang saudara ini menimbulkan korban tewas jutaan umat di kedua
belah pihak. Perang “modern” mereka ini hanya sebab perbedaan pandangan
politik…
Perang Hitam-Putih
Tragedi tahun 1856 ini tertulis dalam catatan sejarah kehidupan suku Xhosa.
Kelompok suku terbesar kedua yang menempati wilayah Afrika Selatan itu nyaris
punah hanya sebab seorang gadis usia 14 tahun. Kepercayaan mereka pada
kekuatan magis ternyata membawa petaka yang menewaskan lebih dari 50.000
anggota suku!
Gadis kecil itu bernama Nongqause. Seorang perempuan muda suku Xhosa yang
diyakini menjadi gadis muda pilihan para dewa leluhur. Ia melihat sebuah
penampakan gaib yang dipercaya sebagai pesan dari dunia lain. Nongquase
dianggap sebagai mediator suku Xhosa dengan para leluhur dan dewa-dewa
mereka. Ia membawa pesan penting yang dipercaya bisa mengubah nasib suku
Xhosa yang teraniaya… namun kepercayaan berlebih suku Xhosa justru membawa
mereka ke jurang maut!
Kala itu, suku Xhosa sedang terpuruk. Mereka terdesak oleh ekspansi dan
kolonialisai orang-orang kulit putih Eropa. Setelah kalah dalam beberapa
pertempuran yang tak seimbang, kaum Xhosa tergusur dan menderita di tanah
airnya sendiri. Kaum Xhosa yang dulunya dikenal sebagai bangsa gagah perkasa di
antara orang-orang kulit hitam Afrika tak bisa menerima kekalahan telak mereka
dalam pertempuran. Pada 1853, para pejuang suku Xhosa yang gagah berani
melakukan konsolidasi untuk pertempuran penghabisan mengusir orang-orang kulit
putih dari teritori mereka.
Sebelum serangan dimulai, pada 1854 penyakit ternak misterius mewabah dan
menyerang hampir semua hewan ternak orang-orang Xhosa. Faktanya, penyakit
ternak itu ditularkan dari hewan ternak orang-orang kulit putih, namun orang-
orang Xhosa justru menganggap penyakit itu disebar oleh mantra sihir orang-orang
bule yang disebut ubuthi. Banyaknya hewan ternak yang mati dan gagalnya hasil
panen akibat kemarau, membuat kaum Xhosa frustasi dan membatalkan serangan.
Ramalan
Lalu pada Mei 1856, Nongqause tampil. Saat itu, gadis belia usia 14 tahun itu
berniat untuk mengambil air di sebuah kolam air di tepi muara Gxarha River.
Sekembalinya dari sungai itu, Nongqause melapor pada pamannya Mhlakaza
bahwa ia telah bertemu 3 roh di kolam itu. Ia mengatakan bahwa ketiga roh
itu berpesan padanya agar seluruh hewan ternak kaum Xhosa harus
disembelih dan panenan mereka dimusnahkan. Setelah semua hal itu dilakukan,
para pejuang dan satria suku Xhosa yang telah mati akan bangkit kembali dan
membantu mereka mengusir orang-orang kulit putih. Lalu roh leluhur Xhosa akan
memberi mereka ternak-ternak baru yang sehat dan gemuk untuk menggantikan
setiap ternak yang sudah disembelih.
Mhlakaza yakin betul akan penampakan dan pesan yang disampaikan leluhur
mereka melalui Nongqause. Dengan tergesa-gesa ia menemui kepala suku Xhosa,
Sarhili. Sang kepala suku Sarhili kemudian mengeluarkan perintah agar seluruh
rakyat suku Xhosa untuk mematuhi petuah dan petunjuk roh-roh leluhur itu .
Untuk pertama kalinya, kaum Xhosa pun menyembelih ternak-ternak yang paling
gemuk secara massal.
Setelah pemotongan hewan itu terlaksana, Nongqause kembali ke tepi sungai
tempat pertama kali ia melihat penampakan roh-roh leluhur itu . Di sana ia
mendengar suara keras yang aneh dan menakutkan dari dalam kolam. Seperti
suara lenguhan tak teratur dari hewan yang disembelih. Ia kembali melapor pada
Mhlakaza tentang hal itu .
Mhlakaza menganggap bahwa itu adalah tanda bahwa hewan ternak harus
disembelih lebih banyak lagi. Artinya seluruh hewan ternak yang dimiliki suku
Xhosa diperintahkan roh leluhur itu agar tak ada yang dibiarkan hidup, begitu juga
dengan setiap hasil panen jagung mereka harus dimusnahkan. Jika semua hal itu
sudah terlaksana maka pada 11 Agustus 1856 (sesuai tanggal penetapan dalam
penampakan Nongqause), roh leluhur akan memenuhi janjinya.
Sementara para panglima perang suku Xhosa yang nyaris kehilangan semangat
tempur, akhirnya kembali bersemangat setelah mendengar soal ramalan itu apalagi
mereka mendapat kabar kematian Letnan Jenderal Cathcart pemimpin pasukan
orang-orang kulit putih. Kematian itu mereka anggap akibat adanya intervensi roh-
roh leluhur.
Sebagian besar suku Xhosa kemudian mematuhi perintah kepala sukunya. Seluruh
ternak dibunuh dan seluruh ladang dan hasil panen dibakar… Keputusan ini
ternyata memicu petaka.
Kelaparan segera merambat ke seluruh daerah Xhosa. Walau sudah begitu
menderita, rakyat Xhosa tetap menanti tanggal digenapinya ramalan itu.
Tepat pada 10 Agustus 1856, seluruh tetua suku, pejuang dan sejumlah besar
rakyat berkumpul di suatu lapangan terbuka. Seluruh suku Xhosa mengenakan
pakaian kebesaran mereka. Kalung-kalung manik dari tulang dan coret-moret khas
di sekujur tubuh. Sejak matahari terbenam sampai matahari menjelang terbit,
mereka menari-nari dengan tenaga yang tersisa. Di tengah bencana kelaparan
berbulan-bulan mereka yakin harapan sudah di depan mata.
Matahari pun terbit pada pagi 11 Agustus 1856. Menurut ramalan, matahari yang
terbit akan berwarna merah darah dan terpaku sekian lama di puncak tengah hari…
kala itulah para dewa dan leluhur akan menampakkan diri dan memenuhi semua
janjinya. Seluruh suku terpana memandang langit, mereka menanti-nanti
keajaiban itu muncul.
Namun hingga matahari kembali terbenam tak ada keajaiban apapun yang muncul.
Kecuali korban tewas akibat kelaparan semakin bertambah… mereka kemudian
tersadar bahwa apa yang mereka lakukan ternyata sia-sia. Namun semuanya
sudah terlambat… Yang selamat kemudian berupaya mencari makanan dari wilayah
sekitar, atau yang sudah frustasi akhirnya menjadi kanibal. Mereka saling
membunuh dan memakan daging sesamanya… sungguh tragedi kekita an!
Sejarah mencatat 25.000 orang Xhosa yang tewas dalam tragedi itu . Dan
total sampai suku Xhosa kembali terbebas dari kelaparan jumlah korban sudah
melebihi angka 50.000 orang tewas!
Kehidupan sederhana suku Xhosa di Afrika Selatan yang nyaman dan tenteram tak
bertahan selamanya. Ketenangan itu mulai terusik ketika penjelajah Eropa mulai
mendarat di pantai Afrika Selatan. Lalu penderitaan dan kesengsaraan mulai
menghantui mereka…
Orang Eropa pertama yang membentuk pemukiman di wilayah Afrika Selatan
adalah orang-orang Belanda (The Dutch) pada pertengahan 1600-an. Mereka
membangun kawasan pemukiman di wilayah dekat Sungai Fish River di Afrika
Selatan. Sementara orang-orang Xhosa sudah mendiami wilayah timur sungai itu
sampai teritori yang didiami orang-orang kulit hitam berbahasa Zulu (kini Kota
Durban).
Suku Xhosa sebenarnya amat terbuka dan suka bergaul dengan kelompok
masyarakat suku lain. Mereka berinteraksi dengan suku Koi, orang Bushmen dan
suku nomaden Afrika. Terkadang untuk berdagang atau saling tukar informasi dan
pengetahuan.
Namun orang-orang kulit putih mulai mendesak wilayah kaum Xhosa sehingga
menimbulkan konflik. Orang-orang Xhosa tadinya adalah peternak dan petani yang
menguasai padang rumput yang luas. Namun orang-orang kulit putih juga
beternak dan berladang sehingga sering muncul konflik tanah.
Pertikaian kedua ras berbeda ini menyulut adu senjata pertama kali di awal tahun
1700-an di sekitar Somerset East. Lantas dalam tahun-tahun berikutnya, konflik
semakin meluas setelah terjadi perluasan kolonialisasi eropa di Afrika Selatan. Lalu
pada 1700-an akhir, saat orang Indo (perkimpoian silang Afrika- Eropa) melakukan
migrasi dari Cape Town ke wilayah Great Fish River di Eastern Cape, mereka
semakin memperuncing konflik dengan suku Xhosa.
Selama 20 tahun lebih perang dan konflik semakin menajam. Sampai akhirnya
pejuang-pejuang suku Xhosa terlibat perang terbuka dengan orang-orang kulit
putih. Pada 1811-1812, suku Xhosa terdesak semakin ke timur oleh pasukan
kolonial Inggris dalam perang Third Frontier War.
Lantas di tahun berikutnya, suku Xhosa juga terlibat konflik antar suku Afrika dan
terdesak ke barat dalam ekspansi suku Zulu (yang juga membenci orang-orang
kulit putih). Akibatnya kehidupan suku Xhosa sangat terjepit. Di satu sisi oleh
sesama orang kulit hitam, di sisi lain oleh orang-orang kolonial Eropa.
Kekalahan demi kekalahan dalam pertempuran tombak melawan bedil membuat
mereka semakin sengsara. Wabah meluas dan ternak semakin kurus, hasil panen
tak mencukupi. Kelaparan pun mengancam. Apalagi dengan munculnya gerakan
pembataian hewan ternak tahun 1856 (cattle-killing movement) akibat
kepercayaan buta pada ramalan Nongqause seorang gadis belia.
Peristiwa itu nyaris memusnahkan suku dominan kedua terbesar di Afrika Selatan
itu . Bencana kelaparan dan praktik kanibalisme itu menjadi catatan paling
kelam dalam sejarah Afrika Selatan!
Sejak itu Xhosa berupaya bangkit dari keterpurukan. Namun masalah perbudakan
dan politik kulit putih membuat mereka menjadi bansga yang tertindas. Hingga kini
konflik masih terjadi suku Xhosa masih terlibat konflik politik dengan suku Zulu!
PETIR
kalau sudah zaman teknologi tinggi, masih saja ada orang tewas hanya
gara-gara tersambar petir. Fenomena alam ini rupanya tak pilih korban.
Tak hanya anak desa, seorang pejabat di Batam pun pernah roboh
tersambar. Awas, di musim hujan ini “mereka” tengah gentayangan mengincar
korban.
Fenomena Alam Pencabut Nyawa
Kedengarannya memang ironis. Walau sebentar lagi umat kita akan memasuki
era millennium ketiga yang amat sarat dengan teknologi dan kebudayaan tinggi,
masih saja ada tragedi yang mengingatkan kita pada zaman para dewa. Dahulu
kala, menurut legenda Yunani, konon Bumi ini dikuasai sejumlah dewa, di
antaranya adalah Zeus, Dewa Petir. Ia bisa menghukum siapa saja dengan petir
yang bisa dilecut dari tangannya. Tiada ampun bagi korbannya.
Begitulah legenda. Namun lepas dari semua itu, kasus orang tersambar petir
ternyata masih terjadi pada masa yang telah begitu modern ini. Terlebih naif
sendiri, setelah lebih dari empat abad Benjamin Franklin menaklukkan petir dengan
layang-layang yang digantungi kunci itu. Dalam hal ini, para pembaca budiman
mungkin masih ingat dengan musibah yang dialami seorang pejabat di Batam
beberapa tahun lalu ketika sedang mengayunkan stick golf-nya. Tanpa dinyana ia
langsung roboh setelah sebuah petir menyambarnya.
Selain itu, tentunya masih segar dalam ingatan kita betapa menyedihkan nasib tiga
dari delapan anak dari Kampung Parigi Kecamatan Pondok Aren, Tangerang, Jawa
Barat, yang pada suatu sore (9/10) tengah bermain di sebuah persawahan. Mereka
tewas seketika dengan tubuh hangus, juga akibat sambaran petir. Sore itu, seperti
biasa mereka berhamburan meneduh ke sebuah gubuk yang ada di tengah
persawahan begitu hujan tiba-tiba turun. Mereka pun tak pernah menaruh syak
wasangka ketika petir mulai menyambar-nyambar, hingga suatu ketika sebuah di
antaranya “terkirim” tepat mengenai gubuk tempat mereka meneduh. Rohmin,
Uslani, dan Solihin langsung terjungkal tewas dengan tubuh hangus terbakar.
Di rumah sakit Ashobirin, selagi masih dirawat akibat shock, Usriandi kakak Uslani
yang sama-sama ikut berteduh di gubuk nahas itu, menceritakan kegetiran yang
terjadi. Ketika itu hujan memang deras. Tiba-tiba saja petir menyambar dan saya
segera tak sadarkan diri.
Umumnya petir-petir pencabut nyawa ini memang mengincar korban yang tengah
“bercanda” di wilayah datar yang terbuka. Di negara yang sudah terbilang maju
sekalipun, seperti di Inggris, kasus petir makan korban juga masih terjadi. Salah
satu kasus terjadi pada 14 September beberapa tahun lalu. Ketika itu seorang pria
dewasa yang tengah melintas Taman Finsbury, London, tiba-tiba terpental ketika
sebuah petir menyambarnya. Seperti juga korban lainnya, ia tewas seketika
dengan tubuh terbakar.
Terdorong rasa ingin tahu yang mendalam, seorang fisikawan lalu melakukan
penelitian terhadap tubuh korban. Menurut pengamatannya, pola lintasan arus
listrik yang begitu tinggi dari sang petir nampak mengikuti jalur pembuluh darah
vena. Lintasannya mulai dari leher atas bahu sebelah kanan lalu melintas dada
hingga rongga perut depan bagian bawah. Pola yang terjadi memang tak selalu
demikian, namun nampaknya listrik petir mencari bagian tubuh yang memiliki
resistensi rendah, ujarnya.
1.000.000 Volt
Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa
dengan medan listrik berbeda. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan
api pada busi. Di alam sekitar kita, petir biasa terjadi pada awan yang tengah
membesar menuju awan badai (Cumulonimbus). Sedemikian raksasanya sampai-
sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya. Dan, sebagai
akibat udara yang terbelah, sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan
150.000 km/detik itu juga akan menimbulkan suara yang menggelegar, bunyi yang
kemudian biasa kita sebut geluduk, guntur, atau halilintar. Dalam musim
penghujan seperti saat inilah awan-awan jenis ini banyak terbentuk.
Di lain kesempatan, ketika akumulasi muatan listrik dalam awan itu telah
membesar dan stabil, lompatan listrik (eletric discharge) yang terjadi pun akan
merambah massa bermedan listrik lainnya, dalam hal ini adalah Bumi. Penghubung
yang “digemari”, merujuk Hukum Faraday, tak lain adalah bangunan, pohon, atau
tiang-tiang metal berujung lancip.
Memang belum pernah ada ilmuwan yang pernah menekuni langsung bagaimana
terjadinya fenomena alam ini. Namun, mereka menduga hingga lompatan bunga
api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama
adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan
menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif; di bagian
tengah adalah listrik bermuatan positif, sementara di bagian dasar adalah muatan
negatif yang berbaur dengan muatan positif. Pada bagian bawah inilah petir biasa
berlontaran.
Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar
1.000.000 volt per meter. Bayangkan betapa mengerikannya jika lompatan bunga
api ini mengenai tubuh makhluk hidup!
Akibat kondisi tertentu, Bumi yang cenderung menjadi peredam listrik statis, bisa
pula ikut berinteraksi. Hal ini dimungkinkan jika pada suatu luasan tertentu terjadi
pengkonsentrasian listrik bermuatan positif. Apakah itu di bawah bangunan atau
pohon. Ketika beda muatan antara dasar awan dengan ujung bangunan/pohon
sudah mencapai batas tertentu, akan menjadi suatu kejadian lumrah jika kemudian
terjadi perpindahan listrik. Maka secara fisik kita akan melihatnya sebagai petir
menyambar bangunan atau pohon. Muatan yang begitu besar selanjutnya akan
segera menyebar ke seluruh bagian bangunan/pohon, untuk kemudian menjalar ke
tanah dan ternetralisasi pada kedalaman yang mengandung air tanah.
Kondisi seperti itu sudah pasti amat berbahaya bagi orang-orang yang ada di
sekitarnya. Jika sambarannya tak terlampau kuat, korbannya paling hanya
mengalami cedera dan/atau shock. Namun jika serangannya kuat, seperti dialami
tiga orang anak dari Kampung Parigi itu, korbannya akan tewas seketika sebab
selain terbakar ia akan menjadi “penghantar” listrik yang besarnya mencapai
ribuan volt.
Kemajuan teknologi sebenarnya telah memungkinkan cara-cara pengendalian arus
listrik yang begitu besar dari langit itu. Yakni, dengan penangkal petir di mana arus
listrik yang begitu besar ditangkap sebuah atau sejumlah pucuk tembaga runcing
lalu dialirkan lewat “jalan tol” berupa kawat tembaga yang terpasang di sisi
bangunan dan langsung dibawa menuju air tanah.
Menurut penelitian, daerah serbuan petir sendiri tak selamanya merupakan daerah
yang dinaungi awan-awan besar. Sejumlah kasus menunjukkan bahwa suatu
daerah pernah mendapat sambaran petir hebat meski langit di atasnya bersih dari
awan. Contoh paling ekstrem yang pernah dicatat terjadi di Hereford, Inggris.
Suatu ketika sebuah petir kuat menyerbu sebuah gedung setelah petir ini
menempuh perjalanan sekitar lima mil dari “pusatnya”. Dari kejauhan sejumlah
saksi melihatnya sebagai pemandangan yang begitu indah sekaligus mengerikan.
(Handbook of Unusual Natural Phenomena, 1986).
Itu sebabnya di musim hujan kita lebih baik tak usah bermain-main di wilayah
terbuka atau bernaung di bawah pohon pada saat hujan. Ini semata-mata untuk
menghindar dari kemungkinan yang tak diinginkan. Sebab, kita tak pernah bisa
menduga apakah tanah yang sedang kita pijak telah berpotensi menjadi penarik
petir atau tidak.
LEGENDA DEWI MA ZU
orang Tiongkok memujanya sebagai Dewi Pelindung Laut (Pelaut)-Chinese
Goddess of The Sea. Punya 36 lebih julukan, namun populer sebagai
Bunda Penolong atau Shunji Fu Ren yang dianugerahkan seorang kaisar
dari Dinasti Song.
Ma Zu (Mandarin) atau Ma Cho (Hock Kian) adalah salah satu dewi dalam
kepercayaan orang Tiongkok (termasuk Taiwan). Dipuja sebab dikenal sebagai
sosok penolong, pelindung (terutama bagi pelaut dan nelayan), dan sangat berbudi
luhur. Banyak versi mengenai kisah dewi bernama asli Lin Mo Niang ini, namun
semua mengarah pada satu kesamaan. Bahwa ia adalah kita yang terpilih
menjadi orang suci.
Legenda Ma Zu (Bunda Pelindung) ini berasal dari masa awal Dinasti Song (960-
1279 M) di Tiongkok kuno pada seribu empat puluh tujuh tahun lalu. Adalah
keluarga Lin (disebut juga Lim), keturunan mantan Gubernur Provinsi Fu Zian
(Tiongkok) bernama Lin Fu. Anaknya bernama Lin Wei Ke menempati sebuah
rumah di Provinsi Fu Zian, dekat kota Pu Tian, persisnya di sebuah pulau kecil
bernama Mei Zhou (sering juga disebut Pulau Matsu -wilayah RRC).
Lin Wei -seperti juga ayahnya- adalah mantan pejabat pemerintah Tiongkok.
Setelah pensiun ia kembali ke kampung halamannya. Menghabiskan masa tuanya
dengan bertani dan mempelajari banyak kitab kepercayaan dan buku pengetahuan. Ia
hidup bahagia, damai dan tenang.
Lin dikenal sebagai orang yang sangat saleh, baik budi, suka menolong dan
berderma, sehingga sangat dihormati penduduk Mei Zhou. Dari istri tercintanya
Wang Shi, Lin memiliki 6 anak, 5 perempuan dan 1 lelaki. Keenam anaknya
tumbuh menjadi anak-anak yang pintar dan cerdas. Namun anak lelakinya
bernama Hong bertubuh sangat lemah dan sakit-sakitan.
Wang Shi, sangat prihatin dan khawatir pada nasib anak lelakinya. Ia dan
suaminya Lin, selalu memohon pada Yang Maha Kuasa agar diberi anak lelaki lagi.
Namun yang sehat dan kuat sebagai penerus generasi marga Lin.
Kelahiran Lin Mo Niang
Suatu hari, Lin dan Wang melakukan sembahyang khusus di klenteng. Mereka
memohon kepada Dewi Kuan Im untuk mengabulkan harapan mereka untuk
mendapatkan seorang anak lelaki lagi. Malam harinya setelah pulang dari klenteng,
Wang Shi pun bermimpi. Ia bermimpi didatangi Dewi Kuan Im yang mengatakan
bahwa semua amal dan kebajikan pasangan Lin dan Wang pantas mendapat
balasan. Sang Dewi memberi Wang sebuah pil bundar sebesar kelereng dan
menyuruh menelannya. Wang Shi pun menelan pil itu .
Setelah menelan pil itu Wang Shi pun mengandung. Ia hamil selama 12 bulan.
Tepat pada malam tanggal 23 bulan 3 tahun Imlek (960 M), langit di wilayah Barat
Laut Mei Zhou memendarkan cahaya merah terang. Menerangi rumah Lin dan
Wang. Dibarengi sinar warna-warni yang memukau, Wang Shi pun melahirkan
seorang bayi perempuan.
Walau heran mengapa diberi anak perempuan, Lin dan Wang tetap bersyukur juga.
Sebulan sudah kelahirannya, anak itu tidak pernah sekali pun menangis.
sebab itulah Lin memberi nama padanya Mo Niang (Mo artinya diam; Niang
artinya perempuan), Perempuan Pendiam .
Masa Kecil
Sejak kecil Lin Mo Niang sangat berbeda dari anak seusianya. Ia tampak lebih
cerdas, bijak dan terampil. Sejak umur 8 tahun, ia sudah tertarik pada
pengetahuan dan buku. Kelebihannya, sekali baca, Mo Niang akan tetap mengingat
apa yang telah dibacanya. Jika ada yang ingin diketahuinya, ia selalu rajin bertanya
pada orang dewasa, sampai sedetail-detailnya.
Umur 10 tahun, Mo Niang sudah rajin sembahyang dan mempelajari isi kitab-kitab
suci Buddha. Sampai akhirnya diusia 13 tahun ia sudah menamatkan semua
pelajaran dan menguasai banyak pengetahuan dan keterampilan, termasuk dalam
bidang kepercayaan dan kepercayaan. Ia berkembang menjadi remaja yang sangat
cerdas, kritis dan suka menolong. Ia pun menjadi sangat dihormati penduduk Mei
Zhou dan sekitarnya.
Satu kesenangan Mo Niang, yaitu ia sangat menyukai air. Kehidupan di tepi laut
menempa dirinya menjadi seorang perempuan yang tak pernah gentar menghadapi
dahsyatnya gelombang dan angin badai yang menghantui para pelaut. Di seluruh
pulau, ia dikenal sebagai jagoan renang bahkan di gelombang laut yang besar
sekali pun.
Saat remaja ini, Mo Niang pernah bertemu seorang pertapa tua. Si pertapa merasa
pengetahuan umumnya ternyata masih kalah dengan Mo Niang. Dari orang pintar
ini lah kemudian Mo Niang mendapat pelajaran mengenai taktik dan strategi
militer, pengenalan dan penggunaan alat-alat perang, sampai beberapa ilmu
rahasia leluhur.
Kebajikan
Ketika menginjak usia 16 tahun, Mo Niang mengalami peristiwa aneh. Suatu hari ia
(seperti juga gadis remaja lainnya) sedang mematut diri dengan baju baru di
depan cermin bersama teman remaja sebaya di sebuah taman di dekat sebuah
sumur. Tiba-tiba , dari dalam sumur muncul sosok lelaki tua misterius.
Penampakan itu sangat mengejutkan. Teman-temannya langsung lari ketakutan
sebab mengira orang tua aneh itu adalah siluman. Namun Mo Niang segera sujud
menyembah, sebab ia tahu sosok itu adalah jelmaan Dewa. Sang Dewa ternyata
membawa sebuah jimat dari kuningan dan memberikannya pada Lin Mo Niang.
Sejak mendapat jimat, Mo Niang pun langsung memanfaatkannya untuk menolong
sesama. Ia membantu menyembuhkan orang sakit, memberi penghiburan pada
yang bersedih, menjauhkan malapetaka dan banyak perbuatan baik lainnya.
Kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan orang-orang di desa
menyebutnya sebagai ling nu (gadis mukjizat), long nu (gadis naga) dan shen gu
(bibi yang sakti).
Pernah suatu kali saat usianya baru 17 tahun, Mo Niang melihat ada kapal yang
berlayar di dekat Pulau Mei Zhou yang sedang dipermainkan badai besar. Kapal itu
tenggelam dengan cepatnya. Namun Mo Niang segera melompat ke laut dan
dengan cekatan ia menyelamatkan seluruh pelaut yang terjebak badai itu .
Semua awak berhasil diselamatkannya. Dari sini banyak orang yang mendengar
tentang kehebatan, dan budi baik Mo Niang. Ia pun semakin terkenal dan
dihormati.
Ada versi legenda yang mengatakan, pada usia 23 tahun, Mo Niang berhasil
menaklukkan 2 orang sakti yang menguasai pegunungan Tao Hua Shan. Keduanya
adalah Chien Li Yen yang punya penglihatan sangat tajam dan Hsun Feng Erh yang
pendengarannya sangat peka. Setelah dikalahkan akhirnya mereka menjadi
pengawalnya.
Mimpi Buruk
Lin Mo Niang memang sangat cantik dan baik hati, namun ia tidak pernah menikah.
Setidaknya ia memang membaktikan dirinya untuk menolong sesama dan berbuat
kebaikan sesuai ajaran kebajikan.
Menginjak usia 28 tahun, di musim panas (sekitar tahun 987 M), sebuah tragedi
terjadi. Saat itu Lin Mo Niang sedang menenun pakaian. Namun sebab lelah, ia
pun tertidur pulas.
Sementara itu ayah dan saudaranya sedang berlayar pulang ke Mei Zhou dari
perjalanan jauh. Kapal yang mereka tumpangi diserang badai dan akhirnya
tenggelam.
Bersamaan dengan itu, Mo Niang bermimpi, ia merasa rohnya melayang-layang di
atas permukaan laut. Ia terkejut saat menyaksikan kapal sang ayah tenggelam.
Ayah dan saudaranya pun terseret masuk ke dalam amukan badai. Mo Niang
segera berenang dan menyelam ke laut untuk menolong mereka. Ia menggigit baju
sang ayah sementara dengan tangan yang lain ia menyeret abangnya. Bersusah
payah ia mencoba menyelamatkan kedua orang yang dikasihinya itu.
Namun saat penyelamatan masih berlangsung, tiba-tiba ibunya memanggil. Ia pun
terkejut dan berteriak kaget, sehingga gigitannya terlepas sementara tangannya
tetap menyeret tubuh abangnya. namun saat terbangun Lin Mo Niang mendapati
dirinya masih di ruang tenun. Ia pun menceritakan mimpinya itu pada sang ibu.
Wang Shi, ibunya, berkata bahwa itu hanya mimpi.
namun tak lama kemudian, sebuah kabar buruk pun datang. Seorang pelaut
memberitahu bahwa kapal yang ditumpangi Lin dan putranya tenggelam. Jasad Lin
tidak ditemukan, namun Hong abangnya berhasil diselamatkan.
Mendengar kabar itu, betapa pilu hati Mo Niang. Dalam keadaan sedih ia pun
segera berlayar ke laut. Selama tiga hari tiga malam ia berusaha menemukan
jasad ayahnya. Pencariannya tak sia-sia. Ia pun kemudian ke Pantai Mei Zhou
bersama jasad sang ayah.
Menjadi Dewi
Sejak kematian sang ayah, Mo Niang setiap hari bersedih dan selalu menangis.
Hingga pada tanggal 8 bulan 9 tahun Imlek (987 M), ia pun mengakhiri
kepiluannya. Saat itu ia berkata kepada seluruh keluarga dan ibunya bahwa ia
akan menyendiri dan menjauhi keramaian duniawi. Ia akan pergi dalam perjalanan
yang sangat jauh.
Keesokan harinya, tanggal 9 bulan 9 Imlek (987 M), Lin Mo Niang melakukan
persiapan. Ia sembahyang dengan sangat khusyuk sambil merapal kitab-kitab suci.
Suasana sangat hening dan memilukan. Seluruh keluarga pun kini yakin bahwa Mo
Niang memang bertekad akan pergi jauh.
Ibunya meminta Mo Niang untuk tidak pergi seorang diri dan menawarkan seorang
pendamping dalam perjalanannya. Namun Mo Niang menolaknya dengan halus dan
menyakinkan seluruh keluarga bahwa kini sudah tiba waktunya untuk pergi
seorang diri.
Usai memanjatkan doa, tiba-tiba langit di sekitar kediaman keluarga Lin di Pulau
Mei Zhou dikelilingi selubung awan putih. Pendar sinar warna-warni yang indah
terlihat di atas langit. Banyak orang yang menyaksikan sinar terang dan sosok
Dewi Kuan Im berada di atas sebuah awan yang paling terang.
Lalu tiba-tiba Lin Mo Niang menatap ke atas dan melompat ke awan. Awan tiba-
tiba menutup dan terang cahaya semakin memudar. Akhirnya awan membumbung
terbang jauh seiring sinar yang menghilang lenyap… langit pun kembali normal. Lin
Mo Niang pun lenyap bersama awan…
Klenteng Dewi Ma Zu
Lin Mo Niang tetap dikenang sampai seribuan tahun. Perempuan yang sudah
dianggap sebagai Dewi Ma Zu itu, hingga kini tetap dipuja sebagai Bunda
Pelindung dan Bunda Penolong bagi sebagian besar orang Tiongkok.
Setelah kepergiannya yang gaib, di Pulau Mei Zhou (Matsu), sebuah klenteng
dibangun untuk pemujaannya. Klenteng itu dikenal sebagai Tian Hou Gong (Istana
sang Dewi).
Kini, diperkirakan sekitar 5.000-an unit klenteng Ma Zu di dua puluh negara di
dunia sudah didirikan. Seluruh klenteng itu dibangun untuk memuja dan
sembahyang kepada Dewi Ma Zu oleh sekitar 200 juta jiwa orang yang
mempercayainya.
Setiap tahunnya, lebih dari sejuta orang memenuhi klenteng itu untuk sembahyang
dan meminta berkat pada Dewi Ma Zu. sebab orang Tiongkok percaya bahwa
Dewi Ma Zu bisa melindungi dan mengabulkan segala permohonan mereka. Bahkan
kaum pelaut di wilayah pantai dan perairan Timur RRC (termasuk Taiwan) memuja
Dewi Ma Zu sebagai Dewi Pelindung Laut. Dewi yang melindungi mereka saat
melaut.
Dua tahun sekali, persisnya pada tanggal 23 bulan 3 dalam penanggalan lunar
(kalender China/imlek) dan tanggal 9 bulan 9, pemuja Dewi Ma Zu, berkumpul dan
melakukan sembahyang di klenteng Dewi Ma Zu untuk menghormatinya. Tanggal
23 bulan 3 adalah peringatan ulang tahunnya dan tanggal 9 bulan 9 adalah
peringatan wafatnya.
Hingga kini, Klenteng Ma Zu di Pulau Mei Zhou sebagai klenteng pertama bagi Lin
Mo Niang, tetap dipenuhi orang.
Bahkan menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Selat Taiwan, Laut China Timur.
Klenteng itu dibangun pada masa Dinasti Song sekitar tahun 987 M di puncak
sebuah bukit. Ditandai dengan patung Dewi Ma Zu setinggi 14,35 meter. Inilah
yang menjadi lambang kebanggaan dan ciri khas budaya penduduk Pulau Mei
Zhou.
Sejak tahun 1998, pemerintah Pulau Mei Zhou juga telah membangun sebuah
Istana Dewi Ma Zu di dekat klenteng tuanya.
Bangunan istana ini didirikan sepanjang 323 meter dengan lebar bangunan 99
meter. Arsitekturnya ditata seindah mungkin mengikuti garis kontur perbukitan di
pulau itu . Istana Dewi Ma Zu ini sangat megah.
Mengimbangi kemegahan Potala Palace tempat Dalai Lama Tibet di Lhasa.
Bangunan istana untuk menghormati Dewi Ma Zu ini selesai dikerjakan pada 2002.
Kini menjadi satu obyek wisata yang cukup tersohor.
Sementara di Indonesia, khususnya di Medan, terdapat juga klenteng Dewi Ma Zu
(Dewi Macho) di kawasan Jalan Pandu Medan. Selain itu juga tersebar di tepi pantai
timur Sumatera dan daerah lainnya.
Kepercayaan kepada Dewi Ma Zu
Dewi Ma Zu sangat diagungkan di Taiwan. Hampir seluruh warga Taiwan selalu
memuja dan menghormati Dewi Ma Zu. Bukan hanya rakyat biasa, para pejabat
tinggi pemerintahan juga senantiasa memohon restu padanya.
Bahkan Presiden Taiwan sendiri, Chen Shui-bian, juga kerap mengunjungi klenteng
Dewi Ma Zu untuk meminta restu dan perlindungan dari sang dewi, agar ia
senantiasa dicintai rakyatnya. Pada saat menjelang Pemilu di Taiwan, banyak
kandidat dan tokoh politik yang juga melakukan sembahyang di Klenteng Dewi Ma
Zu.
Sementara kisah-kisah rakyat dan para pelaut menyebutkan bahwa penampakan
Dewi Ma Zu sering terlihat. Umumnya saat ombak laut sedang mengganas atau
badai mendera. Dewi Ma Zu disebutkan hadir untuk menolong para pelaut yang
mempercayainya.
Konon kehadiran Dewi Ma Zu ini ditandai dengan sinar merah terang. Mungkin
sebab sejumlah saksi mata yang pernah terselamatkan dari amuk lautan
mengatakan bahwa Dewi Ma Zu senantiasa menggunakan pakaian merah sambil
memegang lampion terang benderang yang juga berwarna merah. Dengan
panduan lampion itu , Dewi Ma Zu membimbing pelaut dan nelayan meniti
gelombang menuju tempat yang aman.
sebab itulah Dewi Ma Zu begitu populer dikalangan masyarakat nelayan dan desa-
desa tepi laut. Bahkan sejak dulu para pelaut Tiongkok selalu sembahyang kepada
Dewi Ma Zu agar diberi keselamatan dalam pelayaran. Mereka juga memasang
patung Dewi Ma Zu di kapalnya.
Walau dikenal sebagai Dewi Pelindung Laut, Dewi Ma Zu tetap saja dipuja bukan
oleh kalangan nelayan dan pelaut semata. Ia juga dipercaya dapat memberikan
berkat untuk menyembuhkan penyakit, menepis bencana dan malapetaka,
memberi kesuburan, sampai memberi perlindungan dan keselamatan.
RACING SUPER HERO
inilah screen shot game android yang bisa dimainkan dengan android 4 keatas pada anddroid 7 layar 10 inch dengan memori 1 gb pun game ini tidak patah patah masih bisa berjalan lancar , game terbaik buatan unity dalam hal graphic 3d nya berjudul " RACING SUPER HERO " dengan ukuran game mencapai 85,5 mb bandingkan dengan game lain yang lebih kecil ,pada game ini graphic nya lebih biasa saja ,ada mobil lawan yang berlalulalang yang bisa berjalan sendiri anda bisa menabraknya dengan efek unik, namun tidak nampak ada orang berjalan ,ada misi misi yang harus diselesaikan salah satunya balapan mobil hingga mampu mendahului laju kendaraan lawan , jangan hanya mengejar mobil lawan untuk menabraknya, ,melewati jalur jalur yang ditentukan yang berliku liku ,kontrol yang nyaman sebab bisa diatur dikendalikan tangan kiri atau kanan dengan atau tanpa gyroscope,anda bisa mengganti mobil batman yang banyak macamnya setelah anda mampu menjadi yang tercepat di game ini,ada mode pengaturan resolusi layar ,suara ,dan masih banyak lagi , anda bisa mengunduhnya di google play store