TENGKORAK MISTERIUS
pada tahun 1800-an, dari sebuah pemakaman kuno di dekat kota Sayre, Bradford
County - Pennsylvania, telah ditemukan kerangka yang serupa kita namun
bertubuh besar. Selain soal tingginya, juga terdapat keanehan lain yaitu pada bagian
kening tengkorak kepalanya terdapat sepasang tanduk. Diperkirakan dikuburkan
pada 1200.
Pada 1888, tujuh kerangka dalam posisi duduk ditemukan pada sebuah lokasi pemakaman
di dekat Clearwater, Minnesota. Masing-masing makhluk ini ternyata memiliki dua baris
deretan gigi, baik yang di rahang atas maupun di rahang bawah. Selain itu, dahinya lebih
pendek dan miring dibandingkan tengkorak kita yang lazim.
Pada 1995, periset Robert Connolly mempublikasikan foto tengkorak kepala berbentuk
kerucut (gbr.2) yang ditemukan di Nazca, Peru. Umurnya diperkirakan telah mencapai
puluhan ribu tahun. Bentuk kepalanya ini jelas berbeda dengan karakteristik tengkorak
kita modern maupun kita purba Neanderthal yang memang tak pernah
ditemukan jejaknya di Amerika Selatan.
Robert Connolly juga melaporkan penemuan kerangka aneh lainnya, yang bentuknya sama
dengan kita modern, kecuali tengkorak kepalanya yang besar pada bagian atas
(cranium) dan rongga mata lebar (gbr.3). Karen Scheidt juga melaporkan penemuan
kerangka dengan bentuk tengkorak yang sama dari sebuah gua di Meksiko. Sebuah
tengkorak aneh juga ditemukan di sebuah pertambangan yang berlokasi di dekat
Chihuahua, Meksiko pada 1930. Bagian belakang kepalanya melebar sedangkan rongga
matanya besar. Diperkirakan berusia anak-anak. Pada akhir 1999, diperoleh hasil pengujian
DNA yang mengindikasikan bahwa tengkorak itu adalah dari jenis kita .
Pada 1911, para pekerja tambang yang sedang melakukan penggalian pada sebuah area
berjarak 22 mil sebelah barat daya Lovelock, Nevada, secara tidak sengaja menemukan
mumi seperti kita bertubuh raksasa, dengan masih terdapat sisa rambut berwarna
merah pada kepalanya.
Di kalangan penduduk lokal setempat, suku indian Paiute juga ada legenda kuno yang
menceritakan tentang kita raksasa berambut merah, yang mereka sebut Si-te-cahs
dan menjadi musuh suku-suku indian di daerah ini.
Tengkorak aneh juga dilaporkan banyak ditemukan di gua-gua gunung kapur Filipina,
antara lain di Bohol, Pegunungan Palaupau, Sumilio, Bukidnon dan pada beberapa tempat
di Agusan. Tengkorak-tengkorak ini masing-masing hanya memiliki satu rongga mata di
bagian dahi.
Pihak otoritas Filipina pada Februari 2002 menyatakan bahwa rongga mata itu
terbentuk secara buatan oleh alam namun kenyataannya adalah tak ada lagi sepasang
rongga mata sebagaimana lazimnya selain hanya terdapat satu di dahinya.
PESAWAT TERBANG SEBELUM 200SM
ditemukan pada balok atas penyangga langit-langit
sebuah ruangan kuil kerajaan Mesir Kuno, yang lokasinya berada di Abydos,
beberapa ratus mil sebelah selatan Kairo dan plato Giza. Objek-objek pada
gambar itu , dilihat dari perlengkapan fisiknya adalah pesawat yang
dioperasikan di dalam lapisan berudara seperti di permukaan bumi, bukan untuk ruang
angkasa yang hampa udara. sebab itu dipakai sayap samping dan ekor serta baling-
baling. Kuil Abydos ini dibangun untuk Dewa Osiris oleh firaun Mesir kuno, Seti I (1306-1290
SM) dan diselesaikan oleh penerusnya, Ramses II
Replika pesawat yang ditemukan dari masa peradaban Mesir Kuno, dilihat dari bentuk
arsitekturnya sudah mirip sama pesawat terbang jaman sekarang yah...
Selain itu pada 1898, dari sebuah makam kuno di Saqquara, Mesir, yang diperkirakan
dibuat pada 200 SM, juga telah ditemukan sebuah replika pesawat yang formatnya mirip
dengan pesawat terbang modern. Benda ini kini disimpan di Museum Kairo, Mesir.
Sketsa rancangan pesawat terbang pada masa peradaban Mesir Kuno
Dari China dilaporkan bahwa telah ditemukan beberapa buah dokumen sanskrit di Lhasa,
Tibet dan lalu dibawa ke Universitas Chandrigargh untuk diterjemahkan. Dr. Ruth Reyna
dari Universitas itu menjelaskan bahwa dokumen itu ternyata berisi petunjuk untuk
membuat pesawat luar angkasa. Cara-cara pembuatan mereka, katanya, adalah anti-
gravitasi dan berasaskan kepada satu sistem analog yaitu “laghima”, satu sumber tenaga
yang tidak diketahui oleh kita modern. Menurut ahli Yoga Hindu, “laghima” ini
menjadikan seseorang itu mempunyai kemampuan untuk terbang.
Dokumen sanskrit kuno juga menyebutkan bahwa, Maharaja India, Ashoka telah
membentuk sebuah kelompok “Sembilan Lelaki Misterius” yang terdiri atas para ilmuwan
terkenal India yang dikatakan mengkatalogkan berbagai jenis sumber-sumber sains.
Ashoka telah merahasiakan kerja-kerja mereka semua sebab ia merasa bahwa penemuan
ilmiah yang terbaru itu akan terpasung dari sumber India kuno itu sendiri dan justru bisa
jadi akan disalahgunakan bagi tujuan peperangan yang kejam, yang mana tidak diinginkan
oleh Ashoka sendiri. “Sembilan lelaki misterius” telah menulis sembilan buah buku yang
saling berkaitan antara satu sama lain, bertajuk “Rahasia-rahasia Gravitasi”. Mereka
menyebut kendaraan angkasa itu dengan Vimana / Astras. China menyatakan akan
mempelajari lebih lanjut dokumen itu untuk program kajian angkasanya.
Waw, Klo begitu berarti jauh-jauh sebelum Wright Bersaudara menciptakan pesawat
Terbang, Peradaban-Peradaban zaman dulu, seperti Mesir Kuno, Sumeria, Yunani Kuno
dan mungkin Atlantis telah mengenal alat transportasi itu dong?. Pantesan, dari
bermacam-macam buku yang aku baca, mengenai peradaban Atlantis yang menghilang,
dikisahkan memang pada masa itu Teknologinya sudah maju, walaupun dari segi arsitektur
teknologinya masih lebih modern sekarang. Tapi pengenalan terhadap macam-macam
benda semacam Lemari Es, dll talah ada sebelumnya. hebat yah...
WAJAH kita DI PELEPAH PINANG
penyimpangan dari suatu kebiasaan, yang alamiah dan normal biasanya kita
kategorikan keanehan, unik dan kadangkala menjadi mistis baru. Begitu banyak
kejadian aneh yang pernah terjadi dan selalu memiliki ceritanya sendiri-sendiri, baik
di sekitar kita maupun di tempat yang jauh dari kita yang hanya dapat kita ketahui
dari pemberitaan, issue, rumors, bahkan gosip.
Nah, yang aneh satu ini terjadi di sebuah pedesaan di Sidikalang Kabupaten Dairi.
Menanggapi keanehan ini, banyak sikap orang yang muncul. Dari sikap kritis, sikap naif dan
sikap mistis tampak merespon keanehan ini. Tidak jarang penyikapan kita terhadap suatu
keanehan, justru lebih aneh dari keanehan itu sendiri.
. Pelepah buah pinang dengan gambar wajah kita , lengkap dengan kerutan
kening dan rambut gimbal.
Keterangan Gambar: Menjadi tontonan orang dari seantero
POMPEII
pompeii adalah sebuah kota
zaman Romawi kuno yang telah
menjadi puing dekat kota Napoli
dan sekarang berada di wilayah
Campania, Italia. Pompeii hancur oleh
letusan gunung Vesuvius pada 79 M.
Debu letusan gunung Vesuvius
menimbun kota Pompeii dengan segala
isinya sedalam beberapa kaki
menyebabkan kota ini hilang selama
1.600 tahun sebelum ditemukan kembali
dengan tidak sengaja. Semenjak itu
penggalian kembali kota ini memberikan
pemandangan yang luar biasa terinci
mengenai kehidupan sebuah kota di
puncak kejayaan Kekaisaran Romawi.
Saat ini kota Pompeii merupakan salah
satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO.
Lokasi
Pompeii terletak pada koordinat 40° 45′ 2″ LU, 14° 29′ 23″ BT, sebelah tenggara kota Napoli,
dekat dengan kota modern Pompei saat ini. Kota ini berdiri di lokasi yang terbentuk dari
aliran lava ke arah utara di hilir Sungai Sarno (zaman dulu bernama Sarnus ). Saat ini
daratan ini agak jauh letaknya di daratan, namun dahulu merupakan daerah yang dekat
dengan pantai.
Pada abad pertama M, Pompeii hanyalah salah satu dari sekian kota yang berlokasi di
sekitar kaki Gunung Vesuvius. Wilayah ini cukup besar jumlah penduduknya yang menjadi
makmur sebab daerah pertaniannya subur. Beberapa kelompok kota kecil di sekitar
Pompeii seperti Herculaneum juga menderita kerusakan atau kehancuran oleh tragedi
letusan Vesuvius.
Vesuvius mengubur kota Pompeii
Para penduduk Pompeii, seperti mereka yang hidup di daerah itu sekarang, telah lama
terbiasa dengan getaran kecil, namun pada 5 Februari 62 terjadi gempa bumi yang hebat
yang menimbulkan kerusakan yang cukup besar di sekitar teluk itu dan khususnya
terhadap Pompeii. Sebagian dari kerusakan itu masih belum diperbaiki ketika gunung
berapi itu meletus. Namun, ini mungkin merupakan sebuah gempa tektonik daripada
gempa yang disebabkan oleh meningkatnya magma yang terdapat di dalam gunung
berapi.
Sebuah gempa lainnya, yang lebih ringan, terjadi pada 64, peristiwa ini dicatat oleh
Suetonius dalam biografinya tentang Nero, dalam De Vita Caesarum, dan oleh Tacitus
dalam Buku XV dari Annales sebab hal ini terjadi ketika Nero berada di Napoli dan tampil
dalam sebuah pertunjukan untuk pertama kalinya di sebuah panggung umum. Suetonius
mencatat bahwa kaisar tidak memedulikan gempa itu dan terus bernyanyi hingga selesai
lagunya, sementara Tacitus mencatat bahwa teater itu runtuh setelah orang-orang di
dalamnya dievakuasi.
Penulis Plinius Muda menulis bahwa getaran bumi itu tidaklah begitu menakutkan sebab
sering terjadi di Campania .
Pada awal Agustus tahun 79, mata air dan sumur-sumur mengering. Getaran-getaran
gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus 79, dan menjadi semakin sering pada empat
hari berikutnya, namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari
tanggal 24 Agustus, sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi. Ledakan itu
merusakkan wilayah itu , mengubur Pompeii dan daerah-daerah pemukimanlainnya.
Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan Vulcanalia, perayaan dewa api Romawi.
Lenyap selama 16 abad
Lapisan debu tebal menutupi dua buah kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung
Vesuvius, sehingga kedua kota ini menjadi hilang dan terlupakan. Kemudian kota
Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, dan Pompeii pada 1748. Kedua kota ini digali
kembali dari lapisan debu tebal dengan membebaskan semua bangunan-bangunan dan
lukisan dinding yang masih utuh. Sebenarnya, kota ini telah ditemukan kembali pada 1599
oleh seorang arsitek bernama Fontana yang menggali sebuah jalan baru untuk sungai
Sarno, namun membutuhkan lebih dari 150 tahun kemudian barulah sebuah
upaya/kampanye serius dilakukan untuk membebaskan kota ini dari timbunan tanah.
Raja Charles VII dari dua Sisilia sangat tertarik dengan temuan-temuan ini bahkan hingga ia
diangkat menjadi raja Spanyol. Giuseppe Fiorelli mengambil tanggung jawab ekskavasi
pada 1860. Hingga saat itu Pompeii dan Herculaneum dianggap telah hilang selamanya. Di
kemudian hari, Giuseppe Fiorelli adalah orang yang menyarankan penggunaan teknik
injeksi plester terhadap ruangan kosong dalam tubuh korban Vesuvius yang sudah hancur
untuk membentuk kembali permukaan tubuh mereka secara sempurna.
Ada teori tanpa bukti yang menyatakan bahwa Fontana menemukan beberapa fresko
erotis selama penggalian yang dilakukannya, namun sebab norma-norma kesopanan yang
amat kuat saat itu ia mengubur fresko-fresko itu kembali. Hal ini diperkuat oleh laporan-
laporan penggalian oleh tim lain sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian
itu menunjukkan suasana telah pernah digali dan dikuburkan kembali.
Forum (bangunan untuk keperluan sosial), pemandian, beberapa rumah/gedung dan
sejumlah villa telah dapat diselamatkan dengan baik. Sebuah hotel (dengan luas 1000
meter persegi) ditemukan dekat dengan lokasi kota. Hotel ini lalu dinamakan Grand Hotel
Murecine .
Fakta menyatakan bahwa Pompeii merupakan satu-satunya situs kota kuno di mana
keseluruhan struktur topografinya dapat diketahui dengan pasti tanpa memerlukan
modifikasi atau penambahan. Kota ini tidak dibagi sesuai dengan pola-pola kota Romawi
pada umumnya disebab kan permukaan tanah yang tidak datar (kota ini berada di kaki
gunung). Namun jalan-jalan di kota ini dibuat lurus dan berpola pada tradisi murni Romawi
kuno, permukaan jalan terdiri dari batu-batu poligon dan memiliki bangunan-bangunan
rumah dan toko-toko di kedua sisi jalan, mengikuti decumanus dan cardusnya. Decumanus
adalah jalan-jalan yang merentang dari timur ke barat, sementara cardus merentang dari
utara ke selatan.
Mengulang Sejarah Kaum Sodom dan Gomorah (Kaum junjungan lot)?
Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dasyat ini tentunya
bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukkan bahwa kota itu ternyata
merupakan pusat kemaksiatan dan kemungkaran. Kota itu dipenuhi oleh
meningkatnya jumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya hingga jumlah
rumah-rumah pelacuran tidak diketahui. Organ-organ kemaluan pria dengan ukurannya
yang asli digantung di pintu tempat-tempat pelacuran itu . Menurut tradisi ini, yang
berakar pada kepercayaan Mithraic, organ-organ seksual dan hubungan seksual
sepatutnya tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi, akan namun hendaknya
dipertontonkan secara terbuka.
Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota itu dari peta bumi dalam
waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu
meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa para
penduduk yang ada di kota itu tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat
sekejap itu , wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang
asyik menyantap makanan terawetkan pada detik itu . Banyak sekali pasangan-
pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan.
Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama,
dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseks). Ada pula
pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih ABG. Hasil penggalian fosil juga
menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara
umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang
terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.
Beberapa gambar jasad-jasad tubuh penduduk Pompeii yang terawetkan secara alami
Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa
adzab yang dikisahkan dalam Alqur'an maupun bible tentang penghancuran peradaban
kaum junjungan Luth/loth yaitu Kaum Sodom dan Gomorah.
Masyarakat Sadum atau Sodom adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya, rusak
mentalnya, tidak mempunyai pegangan kepercayaan atau nilai kekita an yang beradab.
Kemaksiatan dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan
perampasan harta milik orang lain merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat
berkuasa, sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-
wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas dan budaya hidup mereka
adalah perbuatan homoseks di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya.
Seorang pendatang yang masuk ke Sodom tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika
ia membawa barang-barang yang berharga, barangnya akan dirampas. Bila ia melawan
atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan namun jika
pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok, maka ia akan
menjadi rebutan mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya. Sebaliknya bila
si pendatang itu seorang perempuan muda maka dia menjadi mangsa bagi pihak
wanitanya pula.
ATLANTIS
banyak yang percaya bahwa
dahulu kala ada kerajaan
maritim yang luas yang
terletak di salah satu
samudera terluas di dunia.
Pengaruhnya demikian besar, sehingga
sisa kebudayaan dan warisannya bisa
ditemukan diseluruh dunia hingga saat
ini. Tafsiran arkeologis menyebutkan
bahwa kerajaan maritim yang disebut
Atlantis itu terletak di laut Mediterania
Barat, ada pula yang berbeda pendapat
dengan menyebut pusatnya di Costa Rika dan Antartika. Namun bagi orang yang skpetic,
atlantis hanya ada di pikiran penulis dan pemikir kreatif, menurut mereka kerajaan itu
hanyalah imajinasi belaka.
Apakah Atlantis hanyalah sebuah Mitos? ataukah seperti kota kuno Troy yang saat ini
telah ditemukan setelah berabad-abad hanya dianggap sebagai Kerajaan khayalan dari
Filsuf Hommer?
Mengenai atlantis, sebenarnya dulu telah pernah membahasnya.Di sini, Namun, yang
membuat saya ingin kembali mengangkat topik atlantis disebab kan ada seorang pria yang
yakin mempunyai jawaban akan segala hal yang masih menjadi teka-teki mengenai
kebudayaan besar masa silam ini, dan ia yakin mengetahui dimana letak sebenarnya dari
wilayah kerajaan itu .
Atlantis merupakan kota hilang yang paling terkenal dan paling dicari sepanjang sejarah.
Kepopulerannya bahkan melebihi kota-kota hilang yang lainnya seperti Sodom dan
Gomora yang juga sampai saat ini masih dicari sisa-sisa reruntuhannya.
Tak dipungkiri lagi, selama 3 millenium kita terpesona terhadap cerita Atlantis. Pada
abad 4 SM, Filsuf Yunani Plato yang dianggap pemikir paling hebat pada masanya, menulis
sejarah benua hilang yang legendaris ini. Namun sayang, asal-usul pasti legenda Atlantis
boleh dikatakan tidak jelas. Menurut suatu kisah, cerita mengenai Atlantis diceritakan ke
Plato oleh Sokrates dan seorang penyair bernama Solon yang mendengar tentang budaya
hilang itu dari seorang pendeta Mesir.
Di dalam Timeus dan Critias, Plato menuliskan kedua dialog yang ia curahkan tentang
Atlantis dengan gambaran yang detil dan komprehensif. Kata-katanya yang fasih berfungsi
sebagai peta yang dipakai sebagai petunjuk oleh para penjelajah tangguh yang
bertekad mencari sisa-sisa kerajaan ini. Berikut cuplikan terjemahan catatan Plato
mengenai Atlantis dalam Timeus dan Critias:
Pulau Atlantis ada di laut. Berhadapan dengan pilar Herkules. Dan wilayahnya lebih
besar dari Libya dan Asia yang disatukan. Di tengah bagian terpanjangnya,
disebelah laut ada daratan persegi panjang luas. Dikelilingi oleh pegunungan, dan
lebih tinggi dari permukaan laut. Mengandung gunung berapi, dan sering terkena
gempa dan banjir. Gunungnya menganung emas, perak, tembaga, dan timah. Dan
gabungan alami dari emas dan tembaga yang disebut orichalcum.
Daratan itu memiliki sistem kanal yang besar dan kecil, juga mata air dingin dan
panas alami. Tanahnya subur dan hasil panennya melimpah. Di dataran itu ada
ibukota yang dikelilingi oleh bidang konsentris. Kota itu diliputi tembok batu
merah, putih, dan hitam.
Dari cuplikan catatan Plato mengenai Atlantis diatas, digambarkan bahwa kerajaan besar
itu sebagai sebuah pulau yang besar, terletak diluar Selat Gibraltar yang disebut orang
Yunani sebagai Pilar Herkules. Sebuah pulau yang lebih besar dari Libya dan Asia bila
disatukan. Pada abad 4 SM masih belum diketahui bagaimana tatanan dunia. sebab nya
sulit bagi kita untuk mengerti dengan pasti apa yang dimaksudkan Plato dengan Asia dan
Libya bila disatukan. Sekarang, bisa dikatakan Libya yang dimaksud mungkin sama dengan
bagian Afrika Utara. Sedangkan Asia mungkin bisa diwakilkan dengan wilayah Turki dan
Timur Tengah. Dari Sudut pandang Plato di Yunani, Atlantis terletak di laut Atlantik,
akibatnya mayoritas pencarian benua hilang itu di fokuskan di dasar laut.
Jim Allen, ahli peta dan bekas penerjemah intelejen udara AU Inggris memiliki sebuah
perspektif baru dalam memeriksa ulang tulisan Plato. Ia menemukan yang ia yakini sebagai
inti geografis legenda Plato. Menurutnya, tak ada benua hilang yang terletak diantara sisi
seberang laut Gibraltar, maka ia berpendapat mungkin wilayah Atlantis berada di Amerika
Selatan. Dengan menggabungkan citra satelit dengan pengetahuan praktis ilmu ukur kuno,
Allen yakin ia berhasil membenarkan hampir semua gambaran Atlantis Plato. Ia yakin
peradaban hilang itu kini telah muncul kedaratan, sangat berbeda dengan yang
diyakini banyak orang bahwa reruntuhannya masih terkubur didasar laut.
Altiplano, begitulah yang ditunjuk Allen sebagai wilayah yang ia yakini sebagai Atlantis.
Ada sesuatu yang sangat menarik dari wilayah Altiplano yang berhasil diamati oleh Allen
dengan foto Satelit yang ia dapatkan, yaitu apa yang tampak sebagai sisa-sisa kanal luas.
Kanal luas gambaran Allen membagi dua daratan Altiplano dalam gambar satelit. Pada titik
terlebarnya, hampir 600 kaki dari 1 sisi ke sisi lainnya, hampir persis dengan gambaran
Plato.
Plato mengatakan Atlantis sebagai sebuah benua, dalam arti benua disamping lautan (lihat
image disamping yang ditandai anak panah). Ada dataran persegi panjang, letaknya diatas
permukaan laut. Altiplano merupakan sebuah wilayah luas di Amerika Selatan dan
langsung berbatasan dengan Laut Pasifik. Wilayah ini memiliki lebar lebih dari 102 mil dan
panjangnya hampir 300 mil, ini menjadikan Altiplano sebagai dataran persegi panjang
terbesar di dunia. Sangat cocok dengan penggambaran Atlantis Plato.
Kembali ke Timeus dan Critias, Plato mencatat ukuran dataran Atlantis dalam stade. Stade
merupakan satuan pengukuran yang sering dipakai oleh ahli matematika Yunani. 1
stade sama dengan 600 kaki. Namun di Amerika Selatan, satu stade hanya 300 kaki,
setengah dari satu stade dalam pengukuran Yunani Kuno.
Bekas-bekas Kanal di Wilayah Altiplano
Setelah ukuran dataran Plato dikonversi didapatkan ukuran 113 x 171 mil. Satu-satunya
daerah di Benua Amerika yang dapat memuat dataran sebesar ini adalah Altiplano. Ya,
Altiplano memiliki hampir semua kriteria yang digambarkan Plato mengenai Atlantis. Suatu
wilayah yang dikelilingi oleh pegunungan yang mengandung emas, perak, tembaga, dan
timah. Seluruh daerahnya terletak di patahan yang sering memicu gempa bumi.
Altiplano memiliki gambaran yang sempurna mengenai legenda Atlantis.
namun beberapa ahli tidak setuju dengan Jim Allen dalam keyakinan bahwa Atlantis berada
di Amerika Selatan. Mark Aldenderfer, Profesor Antropology dari UC Santa Barbara
mengatakan bahwa Altiplano adalah lingkungan yang keras selama 10-15 juta tahun
terakhir. Tidak ada hubungan apapun tentang populasi pertanian yang maju seperti yang
digambarkan Plato untuk keberadaan Atlantis di wilayah Altiplano.
Daerah Altiplano Bolivia sampai saat ini adalah daerah yang kaya akan mineral. Logam
campuran yang disebut sebagai orichalcum yang digambarkan sendiri oleh Plato di
bukunya juga dapat ditemukan disini. Dalam dialognya tentang Atlantis, Plato menulis
bahwa nilai Orichalcum hanya setingkat dibawah emas. Orichalcum sangat
membangkitkan minat sebab hanya ditemukan di Altiplano, Andes.
Lalu nama Atlantis itu sendiri yang semakin memperdalam misteri. Plato memberi nama
pulau mitologinya sebagai Atlantis mungkin sebab dihubungkan dengan raksasa Atlas
yang menopang langit. Tapi ada juga teori lain yang menguatkan pendapat Allen. Kata
Atl berasal dari bahasa Aztec yang berarti air, sedangkan Antis memiliki arti tembaga
dalam bahasa Inca. Semua kata yang menyusunnya terdiri dari 2 kata dari bahasa dua
peradaban kuno terbesar di Amerika Latin selain peradaban Maya kuno, yaitu peradaban
Aztec dan Inca. Saat ini, Allen memfokuskan hanya untuk menemukan ibukota Atlantis.
Pencariannya membawanya ke Pampa Aullagas, gunung berapi yang tidak aktif yang
dikelilingi lautan pasir dan bebatuan. Allen yakin bahwa di sini ibukota Atlantis berada
sebelum tenggelam kedalam lautan luas. Lautan yang kini telah surut dan menjadi anak
sungai sempit dan kumpulan air yang lebih kecil. Kini, daerah ini hanya meninggalkan sisa-
sisa dasar laut yang kering dan gersang.
Sistem Posisi Global Genggam (GPS) yang dibawa Allen, bekerjasama dengan 12 satelit
orbit. Melalui proses triangulasi, sistem itu memberikan info dalam bujur dan lintang di
lokasi manapun di seluruh dunia. Ini memungkinkan Allen untuk menentukan posisi pasti
pusat ibukota Atlantis di Altiplano. Menurut Plato, kota itu dikelilingi oleh dinding yang
mengitari sehingga berbentuk lingkaran penuh dengan jarak 50 stade dari cincin kota. Dan
Allen menemukan reruntuhan dinding di tempat itu. Reruntuhan dinding dengan lebar
sekitar 1200 kaki yang sangat cukup untuk menopang semua bangunan seperti yang
digambarkan Plato. Cincin konsentris juga memungkinkan penduduk untuk mereklamasi
daratan dari dasar danau dan menciptakan bentuk suatu pulau. Allen mengecek ulang info
GPS dengan Peta Navigasi Taktis Altiplano. Dengan merubah stade menjadi meter, ia
menentukan posisi secara manual. Angkanya cocok dan bagi Allen, tampaknya dinding itu
ada di tempat seharusnya. Walau ia telah temukan daerah yang sangat mirip dengan
kerajaan Plato, beberapa pakar menganggap kesimpulannya terlalu dini. Tanpa
menghiraukan lawannya, Allen merasa daerah Altiplano penuh bukti yang ditulis Plato
tentang dataran tinggi ini. Percaya deh
.
THE FACES OF BELMEZ
dipermulaan Agustus 1971, seorang
wanita Spanyol, Maria Gomez
Pereira merasa mendapati
beberapa peristiwa ganjil di
kediamannya.
Dikisahkan olehnya, tepatnya mulai tanggal
23 Agustus 1971, beberapa citra/gambaran
raut wajah seorang laki-laki secara spontan
muncul di lantai keramik dapurnya, ingat,
hanya kepalanya saja, tanpa badan dan
organ2 lainnya.
Yang lebih menyeramkan lagi, raut-raut
wajah misterius itu selalu mengikuti mood
dari sang pemilik rumah, jika Nyonya Maria
Gomez sedang gembira raut wajah mereka
terlihat sumringah, begitu pula sebaliknya.
Fenomena menyeramkan itu kurang
lebih menghantui dirinya selama satu
minggu lamanya, sebelum akhirnya ia berniat menyewa
beberapa pekerja bangunan untuk membongkar beberapa
lantai keramik dapur.
Sebelumnya, fenomena misterius dikediaman Nyonya Maria
Gomez telah banyak diketahui oleh beberapa warga sekitar
dan dengan cepat tersebar
luas hampir keseluruh
negeri sebab beberapa
media masa maupun
elektronik pada saat itu
selalu memuat fenomena
misterius itu sebagai
topik utamanya.
Jika kita flash back, memang kediaman yang ditempati
oleh Maria Gomez dulunya merupakan bekas sebuah
tanah pekuburan. Hal itu baru diketahui setelah beberapa
pengkaji dari para ahli-ahli supranatural yang melakukan
investigasi singkat disana, serta beberapa oknum peneliti
yang turut serta melakukan penggalian mendapati beberapa tulang belulang kita
terkubur tepat dibawah lantai keramik dapur rumah.
Uniknya, setelah lantai keramik dapur diganti dengan
yang baru serta beberapa tulang belulang kita
telah diangkat dan kemudian dikuburkan ditempat
lain, fenomena itu masih saja muncul. Dua minggu
setelah pembongkaran, dua raut wajah kita
kembali muncul di lantai baru, kali ini lengkap dengan
gambaran anggota tubuh mereka, lalu secara berturut-
turut raut wajah lainnya selalu bermunculan silih
berganti setiap harinya. Nyonya Maria Gomez yang
sudah terlanjur ketakuatan setangah mati akhirnya
memutuskan untuk menjual rumahnya yang
menyeramkan. Kini, status dari rumah itu
menjadi kepemilikan pemerintahan setempat dan
dijadikan sebagai salah satu obyek pariwisata yang cukup unik disana.
Beberapa pengunjung yang datang juga kerap melihat penampakan mereka, lengkap
dengan berbagai ekspresi wajah yang mereka tampilkan.
Ada suatu penelitian unik yang dilakukan oleh beberapa praktisi, yaitu dengan
menempatkan sebuah kamera video yang sengaja ditinggalkan di tempat itu selama satu
hari penuh. Dari hasil yang didapat, mereka cukup terkejut sebab raut-raut wajah itu
ternyata dapat saling berkomunikasi satu sama lainnya, hal itu terbukti ketika pita rekaman
diputar terdengar semacam suara percakapan lirih yang keluar dari arah-arah mereka.
Sejauh ini, dari hasil penelitian oleh ahli Kimia yang menguji sampel dari struktur penyusun
lantai, memang benar tidak ditemukan bukti cat atau pewarna yang kemungkinan besar
menyebabkan pembentukan raut-raut wajah itu . Hingga saat ini belum ada yang bisa
menjelaskan bagaimana fenomena-fenomena itu bisa terbentuk.
THE LOST WORLD
sebuah novel diluncurkan tahun 1912 dengan judul The Lost World. Difilmkan
pertama kali pada tahun 1925. Merupakan karya penulis tenar Sir Arthur Conan
Doyle, berkenaan dengan sebuah ekspedisi ke plato dataran tinggi di wilayah
Amerika Selatan di teritori Venezuela di mana hewan prasejarah masih bertahan
hidup.
The Lost World (dunia yang hilang) adalah sebuah kisah fiksi ilmiah yang sangat tenar di
masanya, bahkan sudah direproduksi beberapa kali dan serial TV-nya pernah juga
ditayangkan di stasiun TV nasional kita.
Tapi tahukah Anda? Gambaran dunia yang hilang dalam karya Arthur Conan Doyle itu
berkenaan pula dengan suatu plato yang benar-benar ada di dataran tinggi perbatasan
Venzuela, Guyana, dan Brasil. Persisnya di puncak Gunung Roraima. Plato yang senantiasa
tertutup kabut abadi bersaput awan.
Plato Gunung Roraima adalah salah satu tempat luar biasa di dunia. Bernuansa kuno dan
misterius. Terhampar di ketinggian 2.739 meter dengan formasi tebing batu vertikal yang
menjulang dari padang rumput dan hutan. Biasanya dicapai setelah melintasi Taman
Nasional Canaima di tenggara Venezuela.
Bentukan Geologi Tertua
Ciri unik penampakan plato Gunung Roraima adalah memang hasil bentukan alam tertua
yang diduga tersisa dari Era Precambrian kira-kira dua miliar tahun lalu. Plato kuno ini
terstruktur dalam dataran seluas 2,5 km persegi. sebab posisinya yang menjulang vertikal
dengan tebing bebatuan membuat akses ke plato lewat jalan darat hampir mustahil.
Namun ekspedisi darat spektakuler ke plato itu dilakukan oleh Sir Everard im Thurn
dengan menembus belantara dan mendaki keterjalan bentukan dinding bebatuan Roraima
tahun 1884 hingga ke puncaknya.
Berdasarkan catatan perjalanan Everard yang menggambarkan sepotong dunia aneh yang
lain ini, menginspirasi penelitian untuk menguak misterinya. Ekspedisi Everard pula yang
menginspirasi Sir Arthur Conan Doyle untuk menulis novel klasik petualangan The Lost
World!
Kehidupan Misterius
Berbagai ekspedisi penelitian di plato Gunung Roraima, menghasilkan banyak temuan luar
biasa. Betapa para ahli sepakat bahwa lingkungan di Roraima itu tidak terusik selama
jutaan tahun kecuali akibat gerusan angin dan air.
Di ketinggian hampir 3 km itu, tetumbuhan yang hidup di sana sangat unik. Beradaptasi
dengan lingkungan yang keras. Curah hujan tiada henti sepanjang tahun. Hampir seluruh
permukaan tertutup pecahan bebatuan pasir yang nyaris tak memungkinkan tanaman
keras yang berakar panjang mampu bertahan hidup di sana.
Struktur tanah yang rapuh dan kurang nutrisi ini hanya mampu ditumbuhi semacam
tanaman pelopor sebangsa lumut. Uniknya, yang terlihat menjulang justru bebatuan dan
tanah yang diukir oleh angin dan hujan. Bagaikan tonggak-tonggak pilar yang menyangga
awan.
Aliran air terdapat di plato yang mengalir deras menuju tebing dan melompat menjadi air
terjun di ujungnya. Merupakan air terjun yang tertinggi di dunia. Aliran air yang kemudian
bersatu dengan liukan sungai Amazon yang legendaris.
Tumbuhan Karnivora
Kerasnya kehidupan di Plato Roraima menjadi mimpi buruk bagi semua lingkungan hidup
yang sudah kita kenal. Namun ekosistem yang terbentuk di bentangan dunia yang hilang
ini menjalin suatu rantai komunitas yang magis dan menakutkan dalam kacamata kita .
Hasil penelitian hampir pasti membuktikan bahwa hukum rimba: survival of the fittest
(yang terkuat yang bertahan) berlaku mutlak di sini. Dari segi flora, banyak ditemukan
tetumbuhan yang berevolusi menjadi tumbuhan karnivora (pemakan daging). Sangat
mudah ditemukan tumbuhan semacam kantung semar rawa, beberapa spesies sundew
(rangkaian tanaman berduri mirip kaktus yang menyembul dari dalam tanah dan memakan
serangga) dan bladderwort (sejenis lumut rumput). Ketiga jenis ini adalah tanaman indah
yang punya reputasi sebagai karnivora mematikan bagi serangga dan hewan-hewan
mungil. Mereka mengisap nutrisi hewani dari binatang yang terjebak di perangkapnya.
Selain itu ditemukan juga tanaman semacam anggrek yang berbunga, dengan dahan yang
sangat kecil.
Sementara gambaran fisksi tentang dinosaurus, sama sekali tidak terlihat di plato Roraima.
Satu-satunya mahluk endemik yang sudah teridentifikasi hanyalah hewan kecil berkulit
hitam dengan lurik kuning di punggungnya. Lalu sebangsa kodok hitam kecil yang tidak
melompat melainkan merayap atau bergerak dengan menggelindingkan tubuhnya untuk
menuruni lereng.
Lalu mahluk lainnya diyakini kehilangan kemampuan melihat alias buta, tak mampu
berenang, dan hanya bergerak perlahan merayapi dataran.
Selebihnya adalah serangga-serangga kecil malang. Dengan sayap yang rapuh, entah
memang hidup di sana atau terbawa angin tersesat di plato Roraima. Serangga sejenis
lalat, kumbang dan nyamuk inilah yang menjadi santapan mudah tumbuhan pemakan
daging. Atau barangkali juga menjadi mangsa bagi predator lain yang belum sepenuhnya
diketahui dari ketinggian Gunung Roraima.
Ekosistem yang unik di ketinggian ini, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
membongkar semua rahasianya. Setidaknya Roraima tetap dikenal sebagai salah satu
dataran bentukan alam yang tertua di bumi. Sebuah dunia yang hilang!
TERJEBAK DI MASA SILAM
tanggal 4 Agustus 1951, fajar belum lagi menyingsing. Laut bergemuruh oleh derai
ombak yang menghantam karang di kawasan pesisir Puys, Prancis. Subuh yang
tenang dan damai. Namun hari itu berubah menjadi pengalaman menakutkan
bagi dua turis perempuan asal Inggris yang sedang berlibur di Puys.
Puys, sebuah desa tepi pantai dekat pelabuhan Dieppe di Normandy, Prancis menjadi
lokasi wisata alternatif dengan pemandangan pantai, beting, dan tebing karang. Romantis
untuk sebagian orang yang suka laut. Hal ini yang mendorong dua turis perempuan itu
memilih Puys sebagai tempat liburan musim gugur. Namun pengalaman liburan itu menjadi
kenangan tak terlupakan bagi mereka.
Subuh hari itu, kedua turis perempuan itu terbangun oleh gaduhnya suara tembakan
gencar. Suara itu semakin menguat dengan rentetan tembakan yang semakin gencar
disusul jeritan dan tangisan yang sangat kacau, lalu terdengar dengung sejumlah pesawat
pembom, ledakan bom, tembakan mortir dan tembakan, teriakan… Keduanya kaget
bukan kepalang. Mereka kini seolah berada di tengah kancah pertempuran hebat.
Suara demi suara pertempuran itu tetap menggema dan terdengar jelas oleh mereka.
Namun mereka tak berani bergeming keluar dari kamarnya. Hanya tiarap dan bersembunyi
ketakutan di sudut kamar. Tubuh menggigil akibat suara tembakan dan ledakan yang
kadang terdengar sangat dekat, atau suara-suara perintah khas militer dalam bahasa
Inggris dan Jerman, jeritan kesakitan, dan isak tangis.
Selama kurang lebih tiga jam mereka mendengar jelas semua suara pertempuran di luar
sana. Sampai akhirnya suara-suara mengerikan itu semakin samar… samar… dan hilang!
Debur gelombang menghantam karang sayup kembali terdengar. Fajar sudah
menyingsing.
Setelah menenangkandiri, keduanya kemudian memberanikan diri keluar kamar. Dengan
takut-takut mereka mengintip keluar jendela. Pemandangan di luar sana normal. Tak ada
bekas pertempuran baru sama sekali. Hanya rumah, karang, pantai, pepohonan… suasana
hariandi Puys.
Keduanya kemudian bertanya-tanya kepada beberapa orang yang berada di dkat sana,
apakah mereka mendengar suara pertempuran barusan? Semua hanya menggeleng
dengan wajah bingung. Tak ada kegaduhan apapun apalagi suara tembakan dan ledakan
bom. Seorang penduduk lokal yang agak tua mengatakan tak ada pertempuran baru di
Normandia setelah D-Day Operation Overlord (1945) dan Operation Jubilee (1942). Sang
kakek menjelaskan bahwa Pelabuhan Dieppe, Puys and Pourville merupakan titik
pendaratan pasukan gabungan Sekutu (Inggris, Kanada, AS dan Polandia) dalam Operation
Jubille 19 Agustus 1942.
Lantas, apakah yang sebenarnya terjadi? Kedua turis Inggris itu tak mengerti. Mereka
sangat yakin bahwa apa yang mereka dengar adalah sebuah pertempuran yang bahkan
seolah bisa mereka lihat. Dalam kebingungan, mereka kemudian membuat laporan ke
otoritas setempat mengenai fenomena itu . Mulanya laporan itu diabaikan, namun
akhirnya sebuah lembaga khusus di Inggris tertarik akan hal itu .
Detail yang Mencengangkan
British Society of Psychical Research lah yang kemudian melakukan riset dan penelitian
terhadap fenomena itu . Mereka sangat yakin bahwa apa yang dialami dua turis
perempuan Inggris itu adalah bagian dari misteri alam yang tidak terpecahkan. Namun
mereka punya asumsi, kemungkinan keduanya telah terjebak dalam kedutan waktu .
Suatu fenomena terbukanya semacam portal energi di suatu tempat yang memungkinkan
orang bisa merasakan apa yang telah terjadi di masa lalu. Benarkah?
Mungkin saja benar. sebab penelitian terhadap laporan perempuan itu memang
menunjukkan kesamaan peristiwa dengan kejadian nyata di Puys dalam gelar Operation
Jubilee, yaitu operasi tempur pendaratan Sekutu di Normandia untuk memukul Jerman
yang bercokol di Prancis pada 19 Agustus 1942. Operasi itu gagal dan kemudian menjadi
bahan pertimbangan penting untuk gelar operasi tempur berikutnya Operation Overlord
D-Day 6 Juni 1945 yang sukses mengalahkan dominasi Jerman di Prancis.
Bukti-bukti kebenaran akurasi cerita kedua turis itu dibuktikan dengan kros cek terhadap
arsip data rahasia militer yang tidak pernah dipublikasikan. Hasilnya ada sejumlah besar
persamaan persitiwa yang mencengangkan semua pihak.
Walau pun kedua perempuan itu mengetahui kisah tentang Operasi Jubilee di Dieppe dari
banyak literatur saat itu, mereka tak akan mendapat detail penting seperti yang tercantum
dalam arsip rahasia militer itu. Namun kenyataannya mereka memapar data detail yang
hampir persis sama dengan arsip militer itu .
RAKSASA CARDIFF
suatu hari pada 15 Oktober
1869, kegemparan
membuncah di selatan
kota Syracuse dekat
Cardiff, New York. Dua pekerja
lepas yang sedang menggali
sumur di lahan pertanian milik
William G Newell, menemukan
kita raksasa yang sudah
membatu. Segera kegemparan
melanda Amerika Serikat dan
menyebar ke penjuru dunia.
Penemuan itu terjadi secara tak sengaja, saat beliung Gideon Emmons dan Henry Nichols,
menyentuh benda keras di kedalaman 1 meter lebih di bawah tanah. Terkejut akan temuan
itu , kedua pekerja itu kemudian mengangkat batu berbentuk kita berukuran
raksasa yang tertidur dengan senyum tipis di bibirnya. Mereka melakukan pengukuran dan
diketahui panjang tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki kira-kira 10 kaki 4 inci (atau
kira-kira 3 meter).
Tiga hari setelah penemuan itu , sebuah suratkabar terbitan Syracuse menurunkan
berita headline berjudul A Wonderful Discovery (Sebuah Penemuan Menakjubkan). Pers
menjulukinya sebagai Raksasa Cardiff (Cardiff Giant). Orang-orang yang penasaran pun
berbondong-bondong menuju pertanian Nowell, ingin menyaksikan rupa kita raksasa
yang sudah membatu itu. Bukan hanya dari wilayah Cardiff dan Syracuse, tapi dari
seantero New York dan negara bagian lainnya.
Berbagai teori , dugaan, serta pendapat umum sampai legenda dan mitos pun mengalir
mengenai raksasa yang membatu itu. Salah seorang pekerja yang menggali fosil itu
menduga bahwa ini adalah jasad raksasa dari kaum suku Indian yang pernah mendiami
wilayah New York di masa lalu. Dugaan lain adalah kaum raksasa yang pernah mendiami
lembah-lembah, gua dan dunia bawah tanah di daratan Amerika ribuan tahun lalu. Ada lagi
yang menghubungkannya dengan mitologi kita raksasa pemangsa kita yang
disebut ogre. Bahkan yang lebih berani mengajukan teori itu merupakan fosil ras raksasa
yang pernah tercantum dalam Kitab Kejadian di Perjanjian Lama!
Walaupun begitu tak sedikit pula yang mengecam bahwa raksasa yang membatu itu
adalah sebuah tipuan… sebab mustahil adanya kita utuh bisa menjadi fosil yang
membatu.
Kehebohan itu akhirnya memancing rasa penasaran para ilmuwan. Berdasarkan
pengamatan singkat Dr John F Boynton mengajukan teori spekulasi yang menyatakan
kita raksasa yang membatu itu adalah karya pahat dan ukir misionaris yang datang ke
daratan Amerika sekitar abad ke-17 untuk mengesankan penduduk Indian lokal, demi
kepentingan syiar.
Sementara ahli geologi James Hall memprediksikan bahwa raksasa membatu itu bukanlah
fosil, melainkan sebuah patung kuno.
Pendapat ahli lain justru menyatakan keaslian fosil itu sebagai kita raksasa yang
membatu. Mereka yakin berdasarkan temuan semacam pori-pori di bagian luar lapisan
batu itu, pori-pori yang mirip dengan pori-pori kita .
Spekulasi dan kontroversi pun semakin marak… benarkah itu fosil kita raksasa yang
membatu atau patung batu kuno, atau hanya sebuah tipuan?
Menguak Kebenaran
Spekulasi dan kontroversi terhadap patung batu itu justru mengundang lebih banyak
pengunjung yang ingin menyaksikan keajaiban itu dari dekat. William G Newell
selaku pemilik pertanian tempat ditemukannya batu itu pun memutar otak.
Dua hari setelah penemuan itu, ia kemudian memasang tenda pelindung dan mengutip
retribusi bagi pengunjung senilai 50 sen per kepala. Dari retribusi ini ia memetik hasil yang
lumayan. Apalagi jumlah pengunjung memang membeludak dari hari ke hari. Jika hari biasa
ratusan orang memenuhi lokasi itu , sementara pada hari Minggu bisa mencapai dua
ribuan pengunjung.
sebab animo masyarakat yang tinggi Newell kemudian menjual hak penemuan itu senilai
75% kepada sindikat lima pedagang yang diketuai David Hannum. Dari situ ia memperoleh
keuntungan bersih 37.500 dolar.
Lantas pada 5 November 1869 David Hannum dan rekan memindahkan kita batu itu ke
Kota Syracuse untuk dipamerkan. Rencananya dari Syracause mereka akan menggelar
pameran keliling New York dan AS.
Namun kemudian kecurigaan berlandaskan motif ekonomi mulai muncul. Suratkabar
Pioneer yang pertamakali mengecam dan mengungkapkan bahwa Raksasa Cardiff itu
hanyalah sebuah kebohongan besar. Mereka menyebutkan bahwa kita batu itu
merupakan karya pemahat Kanada (pernyataan yang ternyata salah) yang dibuat setahun
lalu.
Pemberitaan suratkabar itu mendorong penelitian lebih lanjut dari ahli. Seorang
paleontolog dari Universitas Yale Othniel C Marsh menyatakan bahwa kita batu itu
memang sebuah kebohongan terang-terangan. Sejumlah tanda bahwa itu merupakan
patung buatan yang masih baru bisa dibuktikan secara ilmiah.
Pendapatnya ini didukung oleh sejumlah ahli lainnya. Bahkan ada ahli yang menyatakan
bahan dasar kita batu raksasa itu adalah gipsum dan mereka bisa menemukan banyak
bekas pahatan di sekujur tubuh fosil itu.
Beberapa waktu kemudian tabir itu pun mulai terkuak. Ada bukti transaksi sebelum
penemuan kita batu itu, bahwa Newell pernah mengirimkan sejumlah besar uang
kkepada George Hull (abang sepupunya) dalam sebuah proyek yang berhubungan dengan
arca.
Lantas penduduk di sekitar lokasi pertanian Newell teringat bahwa George Hull, seorang
pemilik pabrik cerutu, pada November 1868 pernah mengirimkan peti besi besar rahasia
ke pertanian Newell dan melakukan penggalian dan penimbunan di kawasan itu.
Penyelidikan lainnya membuktikan bahwa George Hull pernah membeli bongkahan gipsum
dari pertambangan kawasan Fort Dodge, Iowa. Ia kemudian mengirimkan bongkahan gips
itu ke Chicago lalu menyewa seorang ahli pahat Jerman untuk membuat sebuah patung
raksasa yang terinspirasi dari Kitab Kejadian.
Setelah patung raksasa tidur itu selesai, Hull kemudian menyiramnya dengan sejumlah
bahan kimia agar patung itu terlihat kuno dan tampak telah melalui masa perubahan
waktu yang lama. Ia juga membuat detail lubang menyerupai pori-pori dengan
menggunakan jarum baja. Total pembuatan patung itu menelan biaya 2.600 dolar AS.
Patung itu kemudian dikirimkan secara diam-diam dalam kotak kargo ke kawasan
pertanian Newell. Berdua mereka telah merencanakan hal itu untuk sensasi dan
mendulang keuntungan.
Lantas seluruh bukti ini pun diajukan ke publik, dan pada Desember 1869, George Hull yang
dicecar bukti tak terbantah pun mengakui bahwa itu merupakan patung buatan hasil
rekayasanya setahun lalu. Mereka membiarkan patung itu terkubur selama setahun
sebelum memulai penggalian kembali agar bisa meyakinkan orang… Kebenaran pun
terkuak sudah, bahwa patung itu hanya sebuah kebohongan belaka.
Monumen Kebohongan
Walaupun George Hull sudah mengakui bahwa itu hanya patung rekayasa yang baru
berumur setahun lebih, animo publik untuk menyaksikannya semakin meningkat.
Pengakuan Hull agaknya telah menjadi promosi yang memancing rasa ingin tahu publik.
Motif ekonomi yang kental dalam rekayasa patung itu ternyata tetap mendatangkan fulus.
PT Barnum sebagai sebuah perusahaan spesialis pameran barang antik bahkan berani
menawar patung itu senilai 60.000 dolar AS untuk sewa selama tiga bulan dan
kemungkinan akan membelinya. Namun, patung yang sudah dikuasai sindikat pedagang
David Hannum menolak tawaran itu dengan maksud ingin mengelola pemeran sendiri.
Barnum kemudian membuat replikanya dari kayu dengan perbandingan 1:1 dan
memamerkannya. Di bawah kelola Barnum, barang replika ini pun memancing minat publik
dan menyedot banyak pengunjung. Sementara patung itu pun mulai berkeliling AS dalam
rangkaian pamerannya.
Pada Februari 1870, patung Raksasa Cardiff itu dikirim ke Boston. Di kota ini, pengunjung
masih banyak. namun dalam rangkaian pameran pada bulan dan tahun berikutnya,
pengunjung sudah kehilangan minat dan pameran itu pun merugi.
Sampai di sini berakhirnya masa kejayaan patung Raksasa Cardiff dan ia pun digudangkan
selama 30 tahun. Setelah masa itu lewat ia sesekali dikeluarkan untuk dipamerkan pada
expo dan karnaval. Kali ini pengunjung sudah tidak membeludak sebab patung itu
dipandang sebagai bukti rekayasa terbesar yang pernah dibuat. Ia menjadi semacam
monumen kebohongan yang tetap dikenang.
Setelah berpindah pemilik beberapa kali, pada 1947 patung batu Raksasa Cardiff itu dibeli
Museum Pertanian Cooperstown, New York. Patung ini kemudian ditempatkan dalam
ruang diorama spesial lokasi pertanian Cardiff. Menjadi benda pamer di museum itu
hinga kini, menjadi peringatan akan sebuah penipuan.
Sementara replika (duplikatnya) yang dibuat PT Barnum kini ditempatkan di Marvin's
Marvelous Mechanical Museum, sebuah museum alat permainan yang dioperasikan koin,
di Farmington Hills, Michigan.
KALUNG PENCABUT NYAWA
Perhiasan yang Memicu Revolusi di Prancis
hancurnya otoritas kerajaan Prancis,
bukanlah dimulai dengan runtuhnya
penjara Bastille, namun dimulai dari
dalam Istana Versailles. Ketika itu
pemerintahan Prancis dipimpin Louis XV (1715-
1774). Tahun 1772, terjadilah penipuan terbesar
dalam sejarah kerajaan Prancis, yang
melibatkan gundik Louis XV Madame du Barry,
Ratu Louis XVI Marie Antoinette, Kardinal De
Rohan dan Jeanne De La Motte.
Menurut alkisah, Raja Louis XV yang sudah
berusia lanjut dan mulai pikun, memiliki
wanita simpanan (gundik) bernama Madame
Du Barry. Wanita cantik ini, sangat disayangi
Louis XV. sebab sayang itu , apapun yang diminta Du Barry, senantiasa dipenuhi
Louis XV. Ketika Du Barry minta dibelikan kalung berlian yang termahal di dunia, Louis XV
segera memanggil Boehmer, seorang pedagang perhiasan yang sangat dipercayai di
lingkungan kerajaan.
Louis XV memerintah Boehmer untuk mencari berlian termahal itu . Mendapat
pesanan yang demikian menggiurkan itu, Boehmer mulai mengumpulkan berlian termahal
dari seluruh daratan Eropa. Akhirnya, Boehmer berhasil mengumpulkan 600 batu berlian
termahal dari semua daerah dan negara di daratan Eropa. Boehmer yang memiliki naluri
bisnis, kemudian menggabungkan seluruh batu berlian dalam untaian kalung.
Sayangnya, ketika untaian kalung berlian itu sudah selesai dibentuk dan hendak
ditunjukkan kepada Louis XV dan Madame Du Barry, Louis XV keburu meninggal sebab
penyakit cacar air. Boehmer tidak tahu harus berbuat apalagi. Ia hanya bisa merenungkan
nasib, sebab apa yang dikerjakan menjadi sangat sia-sia. Apalagi Madame Du Barry sudah
tidak berminat memiliki kalung itu . Boehmer pun hampir bangkrut, sebab ia tidak
tahu ke mana dan kepada siapa kalung yang nilainya 7 juta poundsterling atau kira-kira
US$7 juta itu dijual.
Ketika Raja Louis XV digantikan Raja Louis XVI yang istrinya Marie Antoinette, Boehmer
pun berusaha melakukan pendekatan dan meyakinkan Antoinette agar bersedia membeli
untaian kalung berisi 600 berlian itu . Namun, Antoinette merasa tidak tertarik
dengan untaian kalung itu . Selain menutupi leher pemakai, kalung itu kesannya
norak dan kampungan. Yang jelasnya, Antoinette yang ketika itu masih berusia 20 tahun,
merasa tidak nyaman jika memakai untai kalungan itu .Ketika Antoinette melahirkan empat orang anaknya, masing-masing Marie-Thérèse-
Charlotte, Louis-Joseph-Xavier-François, Louis-Charles dan Sophie-Beatrix, pedagang
berlian itu terus berusaha menawarkan berlian termahal itu. Walau Boehmer berusaha
mengugah hati Antoinette, agar kalung itu dibeli sebagai hadiah baptis bagi anak-
anaknya, Antoinette tetap tidak tertarik dengan untaian kalung itu. Boehmer merasa
sangat terpukul dengan kegagalannya menjual untaian kalung berlian itu .
Kardinal Berjubah Merah dan Wanita
Penipu
Dalam perjalanan hidup sebagai anggota
keluarga istana, Antoinette bertemu dengan
De Rohan, yang dikenal sebagai Kardinal
Berjubah Merah. Antoinette, yang putri Raja
Austria ini, menyimpan perasaan tidak suka
terhadap De Rohan. Antoinette senantiasa
mensejajarkan De Rohan dengan untaian
kalung berlian yang senantiasa ditawarkan
Boehmer.
Keduanya, De Rohan dan kalung berlian itu,
sama buruknya, dan menyembunyikan
kemunafikan. Untaian kalung berlian
sungguh mahal, namun tidak kelihatan
indah. Demikian juga dengan De Rohan yang
menerima suap, senantiasa menghabisi uang untuk para gundiknya. Di mata Antoinette,
De Rohan merupakan sosok menyebalkan, pembohong dan licik.
De Rohan, walau tahu sangat dibenci Antoinette, tetap bersikukuh untuk bisa dekat dan
diterima dalam lubuk hati Antoinette. Berbagai upaya dilakukan De Rohan untuk dapat
mengetuk pintu hati Antionette. Namun, upaya itu sia-sia, sebab Antoinette memang
merasa muak melihatnya. Apalagi kebusukan De Rohan yang punya jabatan rangkap
sebagai Utusan Raja Prancis dan Kardinal Berjubah Merah itu, sudah tersebar di seluruh
daratan Eropa.
Kemudian, De Rohan bertemu seorang wanita licik bernama Jeanne De La Motte,
keturunan keluarga kerajaan Valois. Wanita cantik ini, istri dari seorang komandan
angkatan darat yang tidak terkenal dan tidak punya uang. Ketika bertemu De Rohan,
Jeanne mengaku memiliki keahlian khusus, di mana ia dapat melakukan sesuatu yang bisa
mendekatkan De Rohan dengan Antoinette. Untuk memperkuat keyakinan De Rohan,
Jeanne mengatakan bahwa dirinya teman dekat Antoinette. Usahanya berhasil, De Rohan
percaya dan meminta Jeanne untuk melakukan apapun agar Antoinette bisa dekat
dengannya.
Sekitar tiga bulan lamanya, Jeanne berusaha mengatur siasat bagaimana bisa mengelabui
De Rohan. Jeanne bertemu dengan seorang ahli pemalsuan dokumentasi. Kepada orang
itu , Jeanne meminta dibuatkan sebuah surat yang seakan-akan surat itu dari
Antionette ditujukan kepada De Rohan. Ketika menerima surat itu , De Rohan merasa
senang sekali, sehingga ia merasa tambah yakin akan keahlian Jeanne. Apalagi, Jeanne
dapat mengatur waktu untuk pertemuan De Rohan dengan Antoinette.
Waktu untuk pertemuan sudah ditetapkan di sebuah taman yang kelihatan semak di
belakang Istana Versailles. Pertemuan itu malam hari. Hati De Rohan semakin berbunga-
bunga dan tidak sabar menunggu waktu pertemuan. De Rohan, tidak menyadari kalau
dirinya sudah masuk dalam perangkap kelicikan Jeanne yang akan mempertemukannya
dengan Antinette palsu. Jeanne dengan kerja kerasnya, berhasil menemukan seorang
wanita yang sangat mirip sekali dengan Antoinette.
Saat memasuki kawasan taman, De Rohan melihat Antoinette sudah menunggunya.
sebab sedang menghadap ratu, De Rohan pun memberikan hormat dan puji-pujian
kepada Antoinette palsu yang duduknya dengan posisi menyamping. Pertemuan itu hanya
beberapa menit, tapi sangat berkesan bagi De Rohan, sebab Antoinette palsu
memberikan setangkai bunga mawar. Pemberian bunga itu , dimaknai De Rohan
sebagai ungkapan cinta dari Antoniette.
Seminggu kemudian, Jeanne membawa surat yang terkesan dari Antoinette dan
diserahkan kepada De Rohan. Di dalam surat itu, Antoinette minta dibelikan untaian kalung
berlian termahal yang ada pada pedagang Boehmer. De Rohan yang tidak berpikir
panjang, segera membeli untaian kalung berlian itu dan menitipkannya kepada
Jeanne untuk diserahkan kepada Antoinette.
Setelah menerima untaian kalung itu , Jeanne tersenyum. Akhirnya, untaian kalung
yang berisikan 600 berlian paling mahal dari seantero daratan Eropa itu, menjadi miliknya.
Kalung berlian itu, kemudian diserahkan kepada suaminya untuk dibawa ke London. Oleh
suami Jeanne, untaian berlian itu dilepas, dan 600 berlian itu dijualnya di pusat
perdagangan perhiasan di kawasan Bond Street London.
Sebagian uang itu, dikirim ke Jeanne yang kemudian dibelikan rumah mewah dengan
fasilitas mewah serta sebuah kereta kuda. Jeanne menjalani kehidupan glaomournya
bersama seorang lelaki simpanannya.
Antoinette Marah
Dalam kurun waktu enam, di setiap pertemuan resmi dengan Antoinette, De Rohan
merasa keheranan, sebab Antoinette tidak pernah dilihatnya mengenakan untaian kalung
berlian termahal di dunia itu. Kemudian, dalam sebuah kesempatan, De Rohan menyapa
Antoinette dan menanyakan kenapa kalung berlian yang dihadiahkan itu, tidak dipakai.
Mendengar itu, Antoinette menjadi berang. Ia merasa terhina dan dicemarkan nama
baiknya oleh De Rohan. Merasa tidak senang, Antoinette memerintahkan Parlemen
Prancis untuk melakukan pengusutan terhadap pernyataan De Rohan. Dari hasil
penyidikan, Jeanne akhirnya dijebloskan ke rumah tahanan. Sebagai hukumannya, di
bagian tubuh Jeanne dicap dengan besi panas, huruf V . Huruf ini sebagai tanda bahwa
dirinya adalah perampok dan penipu.
Jeanne dituduh melakukan tindakan penipuan yang mencemarkan nama baik Antionette
dan merugikan De Rohan.
Memicu Revolusi
Ternyata, penahanan Jeanne de La Motte, mendapat rasa simpatik dari rakyat Prancis.
Menurut rakyat yang selama ini hidup dalam kemiskinan dan kelaparan, Jeanne tidak
bersalah. Mereka yakin, bahwa Jeanne dijadikan kambing hitam dari kehidupan
Antoinette yang memang suka berfoya-foya.
Walau di lingkungan istana, kejadian ini dianggap sebagai guyonan, namun bagi rakyat
Prancis dijadikan sebagai masalah serius. Rakyat tidak bisa menerima, Antoinette
menghambur-hamburkan uang untuk membeli kalung berlian, sementara rakyat hidup
dalam kemiskinan dan kelaparan. Kejadian ini, akhirnya memicu revolusi di Prancis.
Pergerakan revolusi membebaskan Jeanne de La Motte, yang kemudian dilarikan ke
London. Sementara, Antoinette ditangkap dan dipenjarakan sebab menghamburkan-
hamburkan uang untuk membeli kalung berlian termahal di dunia. Tahun 1773, Antoinette
disidangkan di Pengadilan Revolusi.
Marie Antoinette dihukum mati oleh revolusi dengan mesin pancung guillotine. Warga
Prancis menghakimi Antoinette sebagai ningrat yang suka berfoya-foya terutama di Istana
Trianon -faktanya memang begitu- dan cinta busana - serta berhura-hura hingga fajar tiba.
Benar tidaknya kasus ini, sampai sekarang belum dapat dibuktikan. Apalagi, dua tahun
sebelum Antoinette dihukum pancung, Jeanne de La Motte, tewas bunuh diri, melompat
dari sebuah rumah di Edgware Street London.
TENGGELAMNYA KAPAL GOTHEBURG
lebih dua ratus tahun silam, pada September 1745 kapal milik Swedish East India
Company (Svenska Ostindiska Companiet atau SOIC) bernama Gotheborg
menghantam karang di kawasan luar pelabuhan Gothenburg, Swedia. Kapal ini
tenggelam setelah melakukan beberapa misi dagang ke wilayah Tiongkok selama
enam tahun.
Kapal Gotheborg adalah salah satu kapal dalam armada dagang SOIC. Sejak SOIC didirikan
pada 1731 sampai tahun 1821 saja sudah melakukan 132 ekpedisi dan misi dagang. Dalam
kurun waktu ini tercatat delapan kapal dinyatakan hilang atau tenggelam.
Namun satu dari sekian kapal yang tenggelam itu, Kapal Gotheborg dianggap yang paling
menyedihkan. Betapa tidak, kapal itu justru karam saat sudah berada di Alvsborg Fortress
tepat di gerbang masuk pelabuhan Gothenburg. Walau seluruh kru kapal dan sebagian
muatannya berhasil diselamatkan, kapal itu sama sekali tidak tertolong dan terpendam di
dasar laut selama 250 tahun.
Pada Maret 1743 kapal Gotheborg sandar di teluk kepulauan Swedia barat persis
bersebelahan dengan kepulauan Styrso. Saat itu di awal musim semi dan kapal ini tengah
menanti angin berhembus yang bisa mengantarkannya ke luar dari Laut Utara.
Segera Kapten Moreen memberikan perintah untuk berangkat menuju tujuan mereka yang
terakhir. Tujuan itu adalah Canton (Guang Zhou), di daratan Tiongkok.
Akhirnya kapal ini berlayar dan selama dua setengah tahun dan tak seorangpun yang
pernah mendengar apa-apa tentang kapal ini. Dalam catatannya disebut bahwa kapal agak
terlambat pulang sebab meleset dari jadwal. Sambil menunggu angin muson India,
Gotheborg lego jangkar di Batavia selama enam bulan.
Di Batavia, SOIC juga melakukan perdagangan dan memasok rempah-rempah untuk
dibawa kembali ke Eropa. Selama tiga kali pelayarannya bolak balik Swedia-Tiongkok,
Gotheborg memang selalu singgah di Batavia. Setelah beristirahat dan melakukan
perbaikan kapal, Gotheborg kembali berlayar dari Batavia.
Perjalanan pulang mereka melintasi Samudera Hindia dan Samudera Atlantik memakan
waktu yang lama. Dalam jadwal semestinya kapal itu sudah kembali hampir setahun yang
lalu.
Lantas di pagi hari 12 September 1745 kapal ini muncul di horizon luar Pelabuhan
Gothenburg. Seluruh kru yang sudah bosan dalam pelayaran bersorak, namun tiba-tiba
terdengar suara hentakan keras. Kapal ini menghantam karang dan menenggelamkannya.
Diperkirakan 100 ton kargo (rempah, sutera, gula, keramik, keping emas dan perak) ini ikut
tenggelam. Tragedi ini ternyata menimbulkan tanda tanya. Apakah memang kapal ini
benar-benar menabrak karang? Pertanyaan itu terus bergema selama dua abad. Sejauh ini,
penyebab bencana masih misteri. Apa yang sebenarnya terjadi masih belum jelas. Meski
sejumlah arsip menemukan dokumen-dokumen yang hilang, rumor tetap saja mengatakan
ada sesuatu yang salah.
Penggalian Puing Gotheborg
Tenggelamnya Kapal Gotheborg, menimbulkan pertanyaan besar. Apakah kapal ini benar-
benar mengalami kecelakaan atau sebab kesengajaan, atau… Selama 250 tahun bangkai
kapal itu terkubur di dasar laut bersama rahasianya.
Sampai akhirnya, pada tahun 1985, Kapal Gotheborg ditemukan kembali di dasar laut
wilayah Swedia. Penemuan itu terjadi secara tak sengaja oleh seorang penyelam amatir.
Penemuan bangkai kapal ini menjadi topik hangat berita dunia, sebab merupakan bagian
dari sejarah maritim perdagangan Swedia dan Kota Gothenburg ke wilayah Tingkok (kini
RRC).
Dalam kurun waktu 1986-1992, penggalian kembali sisa-sisa kapal itu dilakukan. Dari
area penggalian di dasar laut, pecahan dan bangkai kapal dikumpulkan beserta muatan
kargonya yang turut tenggelam.
Sembari melakukan penelitian dan penggalian, muncul gagasan untuk membangun replika
Kapal Gotheborg. Gagasan untuk membangun ulang kapal sesuai dengan bentuk aslinya
itu dimulai sejak Juni 1993 dan akhirnya selesai pada Juni 2003. Seluruh pekerjaan itu
dilakukan di galangan kapal Terra Nova di Eriksberg.
Selama sepuluh tahun, replika Kapal Gotheborg dengan menggunakan skala 1:1 akhirnya
berhasil diselesaikan. Dua tahun setelah diluncurkan ke laut, kapal itu dijadwalkan
untuk mengulang jejak sejarah 260 tahun lalu, yakni jalur pelayaran Silk Road on the Sea.
Pelayaran replika Kapal Gotheborg ini juga sekaligus untuk mem peringati 55 tahun
terjalinnya hubungan diplomatik antara Swedia dan RRC. Bahkan saat pembangunan kapal
itu , beberapa pejabat RRC termasuk Menteri Luar Negeri dan Wakil Perdana Menteri
Wu Yi pernah melakukan kunjungan ke galangan kapal itu .
Berbeda dengan armada kapal dagang lainnya seperti Portugis, Spanyol, Belanda atau
Inggris, armada dagang SOIC justru disambut meriah dan tetap dikenang sebagai armada
dagang damai di kawasan Asia khususnya di RRC dan Indonesia.
Kapal replika Gotheborg ini dibangun ulang dengan menggunakan material dari kayu dan
dibentuk persis dengan aslinya. Termasuk bagian dek, kabin, bahkan tampilan
keseluruhannya. Bedanya, kapal replika ini dilengkapi dengan peralatan navigasi modern,
dua mesin Volvo Penta 2 X 22 kWh.
Performa umumnya, kapal replika ini berukuran panjang 58,5 meter (termasuk bowsprit),
lebar 11 meter, berbobot 1.150 ton dengan kecepatan jelajah 5- 6 knot (9-11 km/jam) dengan
kecepatan maksimum 8 knot (15 km/jam). Selain itu kapal replika ini juga dilengkapi
dengan 14 canon (meriam) untuk penembakan penghormatan (salute), sementara kapal
aslinya yang tenggelam 260 tahun lalu memiliki 30 buah canon (meriam) dalam beberapa
Kumpulan Misteri Dunia vol 5 Hal 75
varian kaliber. Artileri kapal itu dulunya hanya dipakai untuk beladiri mengantisipasi
kemungkinan serangan kapal-kapal bajak laut (bajaken) atau buccaneers (perompak).
Ekspedisi jejak sejarah Gotheborg ini dilepas oleh Raja Swedia Karel Gustaf pada 2 Oktober
2005. Kapal ini berlayar dengan 80 awak kapal, 50 di antaranya pelaut baru.
Dulunya di abad 18, dalam pelayaran dagang SOIC, Gotheborg biasanya mengangkut
bahan mentah berupa besi dan kayu. Barang muatan ini akan dijual di Cadiz (Spanyol)
untuk mendapatkan mata uang perak (piastres) Spanyol. Mata uang inilah yang dipakai
membeli produk-produk Tiongkok yang sangat diminati oleh orang-orang Eropa seperti
sutera, keramik/porselin, teh, tumbuhan obat. Namun saat singgah di Batavia dan Jawa,
kapal ini juga membeli muatan tambahan berupa rempah-rempah.
Sementara bagi orang-orang Tiongkok pada masa itu, barang-barang Eropa umumnya
kurang menarik, mereka justru lebih berminat pada koin-koin perak dan produksi barang-
barang yang terbuat dari logam. Ketertarikan yang berbeda terhadap komoditi ini
tentunya menghasilkan surplus di kedua belah pihak.
Bayangkan saja, saat Gotheborg tenggelam, sebagian barang-barang yang selamat
langsung di lelang di dermaga. Hasil lelang itu bahkan sudah memberi keuntungan pada
SOIC sebesar 14%.
Namun pelayaran kapal replika Gotheborg bukanlah untuk misi dagang, melainkan untuk
mengenang jejak sejarah misi dagang SOIC Swedia dan mengulang jalur pelayaran Silk road
on the Sea, termasuk jalur pelayaran Laksaman Zheng He (Cheng Ho).
Jejak Sejarah Gotheborg
Setelah delapan tahun dikerjakan sejak Juni 1995, replika kapal Gotheborg akhirnya
diluncurkan ke laut pada 6 Juni 2003. Setelah melakukan berbagai uji coba pelayaran,
diputuskan kapal tiruan ini layak melakukanperjalanan jauh.
Sesuai dengan kapal aslinya, replika ini dijadwalkan akan melakukan perjalanan melintasi
jalur sutra laut (Silk Road on the Sea). Termasuk melintasi jalur pelayaran yang pernah
dilakukan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) 1405-433.
Rute pelayaran replika Kapal Gotheborg ini mengawali pelayarannya sejak 2 Oktober 2005.
Kapal berangkat dari pelabuhan Gothenburg (Swedia) menuju Cadiz (Spanyol) melintasi
Laut Utara (North Sea) kemudian menyusuri perairan barat Afrika dan menyeberang
Samudra Atlantik ke Recife (Brasil). Dari sana kembali menyeberang ke Cape Town lalu
singgah lagi di Port Elizabeth (Afrika Selatan).
Dari Port Elizabeth melintasi Samudera Hindia menuju Fremantle (Australia). Setelah
sandar di Fremantle, kapal bergerak ke utara melintasi Selat Sunda dan singgah di Jakarta
(Indonesia) pada 18 Juni 2006. Di Jakarta, kapal Gotheborg sandar selama 10 hari sebelum
melanjutkan rutenya ke Guang Zhou (RRC). Lalu meneruskannya ke Shanghai (RRC). Dari
Shanghai kapal memutar dan singgah di Victoria (Hongkong). Menurut rencana dari
Hongkong kapal akan singgah di Singapura pada 30 Desember 2006.
Dari Singapura, perjalanan diteruskan melintasi Selat Malaka berbelok ke Samudera Hindia
dan memasuki gugus kepulaun Republik Mauritus dekat Madagaskar. Kemudian kapal
berbelok ke Port Elizabeth lalu ke Cape Town. Dari sini kembali melintasi Samudera
Atlantik dan singgah di Ascension Island (Inggris).
Lalu pelayaran berlanjut hingga ke Azores (Portugis). Dari kepulauan wilayah Azores akan
berbelok menuju London (Inggris). Setelah singgah di London, kapal Gotheborg akan
mengakhiri pelayarannya dan kembali ke Gothenburg pada September 2007.
Total seluruh rute tempuh kapal Gotheborg pergi pulang akan melintasi jarak sejauh
37.000 mil laut atau 68.524 km.
Namun rute perjalanan itu kemungkinan bisa saja dievaluasi. Alternatif jalur pelayaran
lainnya adalah melakukan perjalanan potong kompas dari Terusan Suez melintasi Laut
Mediterranian.
CLEOPATRA
ini adalah intrik seorang ratu penguasa Mesir. Seorang Firaun Mesir terakhir yang
menggunakan senjata kewanitaan untuk mempertahankan tahta dan pengaruhnya.
Ia merupakan ratu cantik mempesona yang bisa mempengaruhi tokoh besar Romawi
seperti Julius Caesar dan Mark Anthony.
Romawi merupakan kerajaan dan sumber kekuatan terbesar di “dunia Barat” pada masa
itu (510 SM - 476 M). Namun dalam sejarah kejayaan selama 500 tahun, Romawi juga
mengalami perang saudara. Di ujung perang saudara yang paling berkecamuk dalam
sejarah Romawi, Mesir Kuno dibawah pemerintahan Cleopatra adalah satu kerajaan besar
yang ditaklukkan.
Julius Caesar
Saat itu Cleopatra, sedang mempersiapkan pemberontakan melawan suami yang juga
adiknya, Ptolemy XIII. Ia menghimpun kekuatan dengan merekrut pasukan bangsa Arab
yang besar. Sementara gejolak di Romawi turut mempengaruhi Mesir. Penguasa Romawi,
Pompey Yang Agung ditaklukkan Julius Caesar di Yunani dan melarikan diri ke Mesir.
Namun, di negeri itu ia segera dibunuh oleh agen-agen Ptolemy XIII. Caesar tiba di
Alexandria dan begitu mengetahui musuhnya telah tewas, dia memutuskan untuk
mengambil alih kekuasaan di Mesir.
Setahun berlalu, Romawi berupaya mengendalikan kerajaan Mesir yang kaya-raya itu. Ini
dimanfaatkan Cleopatra untuk meningkatkan cita-cita politiknya dengan menaklukkan hati
Julius Caesar. Si Pemimpin Romawi ini sangat terpikat akan kecantikan Cleopatra dan atas
namanya dia bersedia membantu Cleopatra menumbangkan Ptolemy XIII.
Pada 47 SM, Ptolemy XIII dibunuh seusai kekalahan melawan pasukan Romawi di bawah
komando Julius Caesar. Cleopatra pun dinobatkan menjadi pemimpin. Julius dan Cleopatra
menghabiskan beberapa minggu bersama dan kemudian Caesar berangkat ke Asia kecil di
mana dia menyatakan slogannnya Vini, vidi, vici (Aku datang, Aku lihat, Aku menang)
seusai meredakan pemberontakan.
Pada Juni 47 SM, Cleopatra melahirkan seorang putra yang diakuinya adalah hasil
hubungan dengan Caesar dan diberinama Caesarion (Caesar kecil).
Saat Caesar kembali ke Romawi, Cleopatra dan Caesarion ikut menyertainya. Cleopatra
tinggal di sebuah villa miliki Caesar di luar ibu kota. Namun Caesar dibunuh pada Maret 44
SM dan Cleopatra kembali ke Mesir.
Seiring tewasnya Julius Caesar, Romawi kembali mengalami perang saudara yang terpecah
pada 43 SM dengan formasi tritunggal pemerintahan yang terdiri dari Octavian keponakan
sekaligus pewaris Caesar, Mark Anthony seorang jenderal militer, dan Lepidus seorang
negarawan Romawi. Anthony menjabat pemerintahan di sejumlah provinsi bagian timur
Kekaisaran Romawi, dan dia memanggil Cleopatra yang dituduhnya telah bersekongkol
dengan musuhnya ke Tarsus di Asia kecil.
Mark Anthony
Cleopatra berusaha memikat Antony sebagaimana yang pernah ia lakukan terhadap
Caesar dan pada 41 SM. Dia tiba di Tarsus dengan pakaian laksana Venus, dewi cinta
Romawi.
Anthony terpikat dengan kemolekan tubuh dan rupa Cleopatra. Antony dan Cleopatra
kemudian pergi bersama ke Alexandria. Di sini mereka menghabiskan musim dingin
dengan pesta-pora dan percintaan yang panas.
Pada 40 SM, Anthony kembali ke Romawi dan menikahi saudara perempuan Octavian
bernama Octavia dalam upayanya untuk menjadi sekutu Octavian.
Sementara itu, kekuasaan tritunggal semakin memburuk. Pada 37 SM, Antony berpisah
dengan Octavia dan mengadakan perjalanan ke timur dengan tujuan untuk mengajak
Cleopatra bergabung dengannya di Suriah. Pada saat itu Cleopatra telah melahirkan bayi
kembar laki-laki dan perempuan. Menurut pelaku propaganda Octavian, mereka lantas
menikah yang mana hal ini dilarang oleh peraturan Roma yang melarang warganya
menikah dengan bangsa asing.
Kekalahan pasukan militer Anthony melawan Parthia pada 36 SM mengurangi wibawanya.
Namun pada 34 SM, dia berhasil mengalahkan Armenia. Untuk merayakan kemenangan ini,
dia melakukan prosesi kemenangan di sepanjang jalan-jalan di Alexandria di mana ia dan
Cleopatra duduk di singgasana keemasan, dan Caesarion serta anak-anaknya diberi gelar
kebangsawanan. Banyak kalangan Romawi menilai (yang dipicu oleh Octavian) bahwa
Antony berniat hendak menyerahkan Romawi ke tangan asing.
Runtuhnya Mesir Kuno
Setelah beberapa tahun mengalami ketegangan dan serangan propaganda, Octavian
menyatakan perang melawan Cleopatra, dan sudah pasti menyerang Antony pada 31 SM.
Musuh-musuh Octavian bergabung dengan pihak Antony.
Pada 2 September 31SM, di Actium, Yunani, kawasan Laut Mediteranian, Armada Pasukan
Mark Anthony dibantu Mesir berhadapan dengan Armada laut Romawi dipimpin Agrippa
(jenderal kepercayaan Octavian) dan pecahlah pertempuran laut di yang dikenal sebagai
Battle of Actium .
Namun saat Anthony melihat kapal Cleopatara memutar menuju daratan Mesir, kapal
komando Anthony pun berbalik mengejar. Merasa ditinggalkan komandannya dalam
pertempuran, membuat armada kapal pasukan loyalis Anthony patah semangat. Dengan
mudah Armada laut Agrippa menggilas sisa-sisa kapal pasukan Anthony yang masih
bertempur. Perang laut ini dimenangkan mutlak oleh Armada Agrippa.
Kekalahan itu membuka jalur pasukan Romawi untuk mendarat di Mesir dan melakukan
serangan. Satu persatu kota-kota penting Mesir ditaklukkan sampai setahun berlalu dan
ibu kota Mesir pun dikepung. Octavian memaksa Cleopatra dan Anthony untuk menyerah.
Sementara Mark Anthony tetap bertempur dengan sisa pasukannya mencoba
mempertahankan ibu kota. Membela Cleopatra dan kerajaan Mesir untuk terakhir kali.
Antony dikabari soal kematian Cleopatra, dia menikam dirinya dengan pedangnya sendiri.
Sebelum dia tewas, utusan lainnya menyampaikan bahwa Cleopatra masih hidup. Dengan
luka parah, Anthony pergi menuju peristirahatan Cleopatra dan tewas dipelukannya. Ia
sempat berpesan agar Cleopatra berdamai dengan Octavian.
Ketika utusan pemerintahan tritunggal Romawi tiba, Cleopatra mencoba merayunya,
namun rayuan Cleopatra tak mengena. Merasa kesal, kecewa, dan tak mau berada di
bawah kekuasaan Octavian, Cleopatra memutuskan untuk bunuh diri pada 30 Agustus 30
SM. Konon ia sengaja membiarkan seekor ular berbisa Mesir yang merupakan lambang
kerajaan mematuknya.
Setelah Cleopatra mangkat, Octavian lantas mengeksekusi putranya Caesarion dan
menyerahkan Mesir kepada Kekaisaran Romawi. Ia menyita dan menggunakan harta
Cleopatra untuk membayar para veteran perang.
Pada 27 SM, Octavian berubah nama menjadi Augustus yang merupakan kaisar pertama
yang paling berhasil dari segala kaisar di Romawi. Dia memerintah Kekaisaran Romawi
dengan damai dan aman hingga wafatnya pada 14 SM di usia 75. (Berbagai sumber)
Kisah Cleopatra, Ratu yang Legendaris
Namanya selalu dikenang dalam sejarah. Merupakan ratu Mesir Kuno yang menjadi Firaun
terakhir dari dinasti Ptolemy.
Ia punya nama lengkap Cleopatra Selene Philopator. Namun dikenal sebagai Cleopatra VII.
Cleoptara lahir pada tahun 69 Sebelum Masehi (SM) di Alexandria, Mesir dan meninggal
dunia di usia 39 tahun pada 30 SM.
Cleopatra adalah putri Ptolemy Auletes (Ptolemy XII), salah satu dinasti Ptolemy penguasa
Mesir Kuno mantan orang kepercayaan Alexander The Great sang penguasa Macedonia.
Ptolemy XII punya empat putri dan dua putra. Namun semuanya meninggal saat masih
sangat muda.
Saat Ptolemy XII mangkat tahun 51 SM, kekuasaan diserahkan pada Cleopatra VII dan
adiknya Ptolemy XIII (12 tahun). Kedua penguasa Mesir Kuno yang masih belia ini
mendapat bimbingan dari penguasa Roma bernama Pompey. Saat itu memang Kerajaan
Ptolemaic Mesir bersekutu dengan Roma.
Sesuai tradisi Mesir masa itu, Cleopatra menikah dengan adiknya Ptolemy XIII. Sejak
memangku jabatan sebagai penguasa Mesir Kuno, pemerintahannya mulai diguncang
berbagai persoalan. Ptolemy XIII tidak sepaham dengan istri sekaligus kakaknya Cleopatra
dan mengambil alih kekuasaan tunggal di Mesir. Cleopatra dibuang ke daerah Suriah.
Di pengasingan, dalam upaya menduduki kembali tahta kerajaan, Cleopatra bertemu
dengan Julius Caesar. Keduanya pun terlibat api asmara. Dengan bantuan pasukan Romawi
yang dikirim Julius Caesar, Cleoptara menyerang istana dan menumbangkan kekuasaan
Ptolemy XIII.
Kisah cinta Cleopatra dan Julius Caesar berakhir tanpa ada pernikahan. Namun hubungan
cinta mereka membuahkan seorang anak bernama Caesarion. Julius Caesar sendiri tewas
dalam pembunuhan yang dirancang dewan senat Romawi pada 15 maret 44 SM. Tewasnya
Julius Caesar menyebabkan perpecahan dalam kepemimpinan Romawi. Saat itulah Mark
Anthony bersekutu dengan Cleopatra yang menguasai Mesir. Keduanya pun menjalin
asmara membara hingga Cleopatra melahirkan dua anak kembar Cleopatra Selena dan
Alexander Helios. Namun keduanya menikah juga pada tahun 36 SM. Buah pernikahan
resmi lahirlah Ptolemy Philadelphus.
Sementara itu kekuasaan Romawi sudah berhasil dikonsolidasi oleh Octavian dan Agrippa.
Dewan Senat Romawi kemudian mendeklarasikan perang terhadap Mesir, dan meminta
Mark Anthony untuk kembali bertugas ke Romawi. Namun Anthony yang sudah menikahi
Cleopatra dan sangat mencintai perempuan itu, menolak panggilan tugas dan berkhianat
terhadap Romawi. Ia tetap berpihak pada Mesir dengan seluruh pasukannya. Ia mati
bunuh diri dengan pedangnya. Sedih melihat suaminya mati, Cleopatra pun mengambil
jalan singkat. Ia mengurung diri di tempat pengasingan dan bunuh diri dengan
membiarkan ular berbisa mematuk tubuhnya. Tewasnya Cleopatra, berakhirlah kejayaan
kerajaan Mesir Kuno. Mesir kemudian takluk di bawah Romawi dan dijadikan salah satu
Provinsi Kekaisaran Roma. Mayat Marks Anthony dan Cleoptara dimakamkan
berdampingan di sebuah piramid.
Kecantikan Bagai Dewi
Ratu Cleopatra VII, adalah Firaun Mesir terakhir yang selalu mendapat tempat di hati
rakyat Mesir. Bahkan beratus-ratus tahun setelah kematiannya ia tetap dikenang sebagai
seorang ratu yang luar biasa. Sesuatu yang menjadi kenangan adalah perpaduan
kecantikan, seks, dan kharismanya.
Cleopatra berasal dari bahasa Yunani Kuno yang artinya keagungan ayah dan nama
lengkap Cleopatra VII - Cleopatra The Philapator mengandung makna sang Dewi
Keagungan Ayah, atau putri kecintaan ayah . Begitulah sang ayah, Ptolemy XI memberinya
nama.
Pemberian nama Cleopatra oleh sang ayah bukan tanpa sebab. Mungkin sebab Ptolemy XI
melihat pancaran kecantikan putrinya itu. Cleopatra memang dikenal sebagai seorang
wanita yang berparas cantik dan bertubuh molek. Sejak kecil ia sudah memancarkan gairah
kewanitaan yang mengundang hasrat.
Ada beberapa sumber literatur yang menyebut bahwa Cleopatra bukan wanita berdarah
Mesir asli. Ia diduga wanita turunan campuran Macedonia, Yunani, dan Suriah. sebab itu ia
mewarisi seluruh kecantikan indo Timur Tengah, Asia dan Eropa.
Saat pertama kali menduduki tahta kerajaan Mesir di usia 18 tahun, dalam banyak literatur,
ia digambarkan sebagai gadis belia yang sangat menggairahkan. Tinggi semampai dengan
lekuk tubuh menawan, buah dada yang ranum menggoda, kaki jenjang, pinggul padat
berisi, wajah bulat telur, rambut hitam mengkilat, dan kulit halus putih berkilau.
Wajahnya memancarkan gairah dan vitalitas, dengan alis sedikit tebal, mata hitam
bersinar, bibir seksi dengan sedikit lekukan menawan di bawah hidung, tampak selalu
tersenyum, namun menyimpan misteri liar yang menggoda.
Kecantikan wajah dan tubuh Cleopatra setidaknya sangat berpengaruh terhadap
kepemimpinan dan politik yang dilakukannya. Dengan semua senjata kewanitaan itu
semasa hidupnya ia berhasil mempertahankan tahta dan kejayaan Mesir dari tekanan
imperium besar seperti Romawi. Walau akhirnya Mesir runtuh juga di akhir hayatnya.
Berdasarkan literatur yang lain, Cleopatra disebutkan, sangat menyukai kehidupan glamor,
pesta-pesta dan kehidupan romantis. Ia memang perayu dan penggoda ulung yang
membuat setiap lelaki yang pernah dekat, tidur dan bercinta dengannya akan takluk
pada keanggunannya.
Namun, walaupun begitu, dalam urusan politik pemerintahan, ia dikenal sebagai wanita
yang keras, tegas, dan ambisius. Karisma yang terpancar dari dalam dirinya membuat ia
mampu memerintah mesir selama dua puluh tahun lebih dengan berbagai perkembangan
yang mengagumkan.
MESSAGE IN THE BOTTLE
ini bukan dongeng. Tapi
kejadian nyata yang terjadi
sejak dulu kala. Sejumlah kisah
tentang pesan-pesan yang
dimasukkan ke dalam botol dan
dihanyutkan ke lautan. Sebuah
cara pengiriman pesan yang tetap
dikenang dalam sejarah kita .
Pesan dalam botol (message in the bottle) adalah suatu bentuk komunikasi kuno .
Caranya dengan menempatkan sebuah surat atau pesan singkat di dalam sebuah tabung
kedap air (bisa drum, botol kaca, botol plastik atau kontainer khusus) dan dihanyutkan ke
laut atau samudera. Biasanya pesan itu tidak ditujukan kepada alamat tertentu,
sebab sifatnya yang memang bisa mencapai wilayah mana saja tergantung arus laut.
sebab itu, penggunaan pesan dalam botol biasanya dilakukan dalam keadaan darurat
seperti pesan permintaan tolong yang dilakukan kapal tenggelam, kapal rusak, atau orang
yang terdampar di pulau terpencil.
Namun sebab ketidakefektifan dan terkesan untung-untungan , pengiriman pesan
dalam botol ini pun akhirnya tidak termasuk dalam sistem pengiriman pesan formal.
Namun masih banyak orang hingga kini yang memakainya sebagai bagian dari hiburan,
kesenangan dan permainan. Bahkan istilah pesan dalam botol juga sudah mengalami
perubahan makna. Bukan lagi pesan yang benar-benar disimpan dalam botol, tapi sudah
mengandung frase (pengertian) mengenai sebuah pesan yang disampaikan lewat media,
khusus dengan target tak terarah.
Botol memang sebuah wadah yang tepat untuk kondisi lautan. Sifat bahan pembuatnya
yang dari kaca, menyebabkan botol tidak terkena erosi air, kerusakan akibat air asin dan
sangat sulit diurai. Selain itu, botol tertutup rapat akan kedap air dan berisi udara di
dalamnya yang memungkinkan terapung dalam waktu lama. sebab sifatnya yang
mengapung, botol akan mengikuti arah angin dan arus laut, hingga berhenti saat
terhempar ke pantai dan daratan.
Dalam sejarah, catatan pertama penggunaan pesan dalam botol telah dilakukan pada
tahun 310 SM oleh filsuf Yunani kuno Theophrastus, sebagai bagian dari eksperimen arus
laut untuk memperlihatkan bahwa Laut Mediterania adalah satu aliran dengan Samudera
Atlantik.
Lalu catatan lain juga membukukan bahwa Christopher Colombus (1451-1506) sang
penjelajah dan penemu Benua Amerika (New World) menggunakan pesan dalam botol
saat armada kapalnya dihantam sejumlah badai lautan. Ia memasukkan laporan singkat
catatan perjalanannya dan pesan khusus untuk Ratu Spanyol ke dalam sebuah drum, lalu
melemparkannya ke laut. Ia berharap agar pesan itu bisa diterima, walaupun ia tak selamat
dari amukan badai.
Lantas di abad 16, Angkatan Laut Inggris menggunakan pesan dalam botol untuk memberi
informasi kepada sesama armada kapal Inggris. Pesan itu memuat informasi intelijen
penting mengenai posisi musuh dan keadaan perairan. Namun sebab seringkali nelayan
menemukan botol pesan itu lalu membukanya, pesan intelijen pun bocor.
Ratu Elizabeth I yang murka sebab data intelijen sering dibuka dan akhirnya diketahui
publik, kemudian menetapkan aturan khusus bahwa pesan dalam botol milik Angkatan
Laut Inggris dan Kerajan Inggris tidak boleh dibuka sembarangan, kecuali oleh pejabat
khusus pembuka pesan kerajaan Uncorker of Ocean Bottles . Pelanggaran terhadap
perintah ini diancam hukuman mati.
Penggunaan pesan dalam botol dalam catatan paling modern dilakukan oleh kita
perahu pada Mei 2005. Sejumlah 88 perahu kaum migran ini diselamatkan dari lepas
pantai Costa Rica setelah otoritas terdekat menemukan pesan dalam botol dari sebuah
kapal nelayan yang merapat. Pesan dalam botol itu ternyata diikatkan oleh konvoi kapal-
kapal pengungsi itu ke sebuah kapal nelayan yang melintas di dekat mereka. Isinya pesan
singkat SOS memohon mereka diselamatkan.
Romantisme Pesan Dalam Botol
Ada satu kisah romantis yang tetap dikenang tentang pesan dalam botol. Kisah tentang
sepasang anak kita yang mulanya terpisah ribuan mil oleh lautan, namun akhirnya
bersatu dalam ikatan cinta sejati. Perjodohan yang dibawa sebuah pesan dalam botol.
Adalah Ake Viking, seorang pelaut Swedia yang merasa sangat kesepian. Ia bekerja di
sebuah kapal pesiar yang senantiasa mengarungi belahan dunia. sebab pekerjaannya di
atas kapal, ia tak sempat bersosialisasi dengan kehidupan di daratan.
Pada tahun 1956, ia mencurahkan kerinduannya dalam sebuah surat. Dalam pesannya ia
berharap akan menemukan seorang gadis pujaan hati untuk dipersunting sebagai istrinya.
Ia meminta siapa saja wanita muda yang menemukan pesan itu agar membalas suratnya.
Dengan untung-untungan pun ia memasukkan pesan itu ke dalam sebuah botol anggur
bekas dan melemparnya ke tengah lautan.
Berbulan-bulan kemudian, seorang nelayan tua di Sisilia (Itali) menemukan pesan itu
tersangkut di jalanya. Ia kemudian membuka botol itu dan membaca surat di dalamnya. Si
nelayan membawa pulang pesan dalam botol itu dan dengan bercanda menunjukkan surat
itu kepada putrinya, Paolina. Tergelitik keisengan dan rasa penasaran serta merasa
bahwa ini semacam permainan yang mengasyikkan, Paolina membalas surat itu ke
alamat perusahan kapal pesiar itu .
Dalam bulan-bulan berikutnya suratnya berbalas, Ake Viking dan Paolina kemudian terlibat
intens dalam surat menyurat tanpa pernah bertemu. Obrolan korespondensi menjurus hal-
hal romantis dan hubungan mereka semakin menghangat.
Dua tahun kemudian, Ake Viking mengambil cuti mengunjungi Paolina di Sisilia. Jodoh pun
terpaut dan Ake Viking berjanji untuk kembali lagi. Pada musim gugur 1958, Ake Viking
kembali ke Sisilia dan melamar Paolina pada pertemuan kedua mereka. Kedua sejoli ini pun
akhirnya menikah di tahun itu juga. Wah!
Kisah-kisah Pesan Dalam Botol
Banyak fakta yang berhubungan erat dengan pesan dalam botol. Kisahnya berbau sains,
misteri dan romantisme… namun memang sarat nuansa humanis. Hanya berawal dari
sebuah pesan dalam botol!
Satu kisah nyata memilukan yang misterius berasal dari catatan Chunosuke Matsuyama. Ia
adalah seorang pelaut Jepang yang menjadi korban kapal karam bersama 44 krunya di
tahun 1784. Dalam pelayaran, kapal mereka dihantam badai dan karam di lautan Pasifik.
Matsuyama dan sejumlah krunya yang selamat terdampar di sebuah pulau karang terpencil
di Pasifik.
Setengah putus asa melihat rekannya satu persatu tewas kelaparan, Matsuyama
menuliskan tragedi yang menimpa mereka di atas sebuah kulit kayu lalu memasukkannya
ke sebuah botol. Setelah menyegel botol agar kedap air, ia melemparkannya ke lautan.
Kira-kira 150 tahun kemudian di tahun 1934, pesan dalam botol yang dituliskan Matsuyama
tersapu ombak dan mendarat di pantai berpasir di desa kelahirannya. Tak ada penjelasan
yang bisa menjawab bagaimana pesan itu bisa sampai di desa kelahiran Matsuyama?
Pesan dari Medan Perang
Keanehan lain datang dari medan pertempuran Perang Dunia I. Saat berlayar melintasi
Selat Inggris (English Channel) menuju front tempur (1914), seorang prajurit infantri Inggris
Thomas Hughes yang didera kerinduan pulang ke rumah menulis sebuah surat untuk
istrinya. Surat itu dimasukkannya ke dalam sebuah botol kedap air dan dilemparnya ke
lautan. Dua hari kemudian konvoi kapal mereka diserang dan Thomas Hughes dilaporkan
tewas dalam pertempuran itu.
Delapan puluh lima tahun kemudian di bulan Maret 1999, seorang nelayan menemukan
sebuah botol tua yang berisi pesan dari muara Sungai Thames. Ia membaca pesan itu
lalu menempuh perjalanan ke Auckland, Selandia Baru untuk mengantarkan surat itu
secara langsung kepada putri Hughes. Putri Hughes berusia 86 tahun itu sangat terharu. Ini
adalah satu-satunya surat yang pernah diterimanya dari sang ayah, seumur hidupnya.
Kisah lain berasal dari dua tentara Australia di masa PD I. Dalam perjalanan menuju front
tempur di Prancis, mereka sepakat membuat surat untuk ibunya. Mereka memasukkan
surat itu ke dalam botol dan melarungnya ke laut.
Kedua tentara ini dilaporkan tewas dalam pertempuran di Prancis. Namun pesan dalam
botol itu ditemukan 37 tahun kemudian. Botol itu terdampar di pantai Pulau Tasmania pada
tahun 1953. Surat itu diantarkan kepada kedua ibu serdadu itu dan mengenalinya sebagai
tulisan tangan asli anaknya.
Pesan lain muncul dari sebuah botol yang lolos dari medan perang Eropa-Afrika. Sebuah
pesan dalam botol ditemukan dari pantai Maine AS, 1944. Pesan itu berisi laporan singkat:
Our ship is sinking. SOS didn't do any good. Think it's the end. Maybe this message will
get to the US some day (Kapal kami tenggelam. SOS tidak berbalas. Kami habis. Mungkin
suatu saat nanti, pesan ini akan mencapai Amerika Serikat).
Setelah diteliti, ternyata pesan itu berasal dari kapal Perusak USS Beatty (DD-640), yang
dihantam torpedo armada Jerman di laut wilayah barat, laut Afrika dan karam tak jauh dari
selat Gibraltar pada 6 November 1943 saat Perang Dunia II.
Sebuah Penyelamatan
Tak selamanya pesan dalam botol terlambat tiba. Akibat sebuah pesan dalam botol,
sekelompok pelaku pemberontak di atas kapal (mutiny) ternyata berhasil ditangkap.
Kejadiannya bertahun 1875.
Di atas kapal layar bertiang tiga (bark) Lennie milik Canada, terjadi pemberontakan seluruh
kru terhadap sejumlah perwira kapal. Kapal itu diambil alih dan menyisakan seorang
perwira rendah yang memahami navigasi dan sistem kemudi kapal. Ia mengarahkan kapal
menuju perairan Prancis dan mengatakan pada para pemberontak bahwa mereka berada
di wilayah Spanyol. Saat itu si juru mudi melemparkan sejumlah pesan dalam botol tentang
tragedi di atas kapal.
Ternyata salah satu pesan dalam botol ditemukan otoritas Prancis dan langsung
meresponnya. Masih berlayar di perairan Prancis, kapal itu dihentikan Angkatan Laut
Prancis dan seluruh kru yang memberontak ditangkap. Para pemberontak heran, mengapa
aksi pemberontakan mereka bisa diketahui otoritas Prancis. Kekuatan sebuah pesan dalam
botol.
Pesan Ilmiah dalam Botol
Berawal dari kebiasaan mengirimkan pesan dalam botol, akhirnya sebuah temuan ilmiah
terjadi. Yaitu pemetaan aliran arus teluk dan peta arus laut (Gulf Stream Map) oleh
Benjamin Franklin. Ia yang pertama kali melakukan pemetaan aliran arus teluk yang
melengkapi peta arus laut yang dasarnya dipakai hingga kini.
Sejumlah percobaan telah dilakukan dan menyimpulkan bahwa sangat sulit memprediksi
arah hanyut sebuah botol di laut lepas.
Ada percobaan menggunakan dua botol dilarungkan ke laut secara bersamaan dari lepas
pantai Brazil. Botol pertama hanyut selama 130 hari dan ditemukan di pantai Afrika. Botol
yang lain hanyut ke arah barat laut selama 190 hari dan terdampar di Nikaragua.
Penelitian lain, membuktikan bahwa arah botol yang terapung di laut tergantung pada
kecepatan angin dan arus laut. Bisa saja botol itu terapung-apung mengikuti arah
angin, meniupnya seiring gelombang air. Atau terseret arus teluk dan arus laut yang
membawanya dengan kecepatan 4 knot sejauh 100 mil per hari.
Perjalanan botol terjauh dan terlama dalam eksperimen adalah botol yang dijuluki Flying
Dutchman (namanya sesuai legenda tua kapal hantu yang terapung di laut lepas).
Dilemparkan pertama kali dalam ekspedisi ilmiah ilmuwan Jerman pada 1929 di wilayah
selatan Laut Hindia. Di dalamnya ada pesan singkat yang memohon penemu botol itu agar
menuliskan lokasi ditemukan botol itu dan kemudian melemparnya kembali ke laut.
Eksperimen si Jerman membuktikan bahwa botol pesan itu melambung ke Amerika
Selatan melintasi Atlantik, lalu kembali ke Samudera Hindia dan terdampar di perairan
Barat Australia pada 1935. Tercatat bahwa botol itu mengarungi samudera sejauh 16.000
mil selama 2.447 hari (sekitar 6,5 tahun) dengan kecepatan jelajah rata-rata 6 mil laut
perhari.
Temuan paling penting dilakukan Benjamin Franklin. Ketika dia menjabat sebagai kepala
kantor pos Inggris untuk koloni Amerika, ia menyadari bahwa para kapten kapal
penangkap paus mengetahui arus laut lebih baik ketimbang mitranya dari Inggris. Kapal-
kapal Amerika menyeberangi Laut Atlantik jauh lebih cepat dibandingkan kapal-kapal
Inggris untuk mengantarkan paket pos. Ia pun menyusun sebuah peta berdasarkan
pengetahuan para pelaut penangkap paus dan informasi yang diperolehnya dengan
menjatuhkan sejumlah botol dengan instruksi tertulis ke dalam arus teluk laut (gulf
stream) dan meminta siapa-siapa yang menemukanya untuk mengembalikan botol-botol
itu .
Berdasarkan semua informasi itu, ia pun mengaplikasikannya menjadi sebuah peta arus
laut. Ia pun menjadi pencipta peta Gulf Stream pertama dan menerbitkannya tahun 1770
bersama rekannya, kapten kapal penangkap paus Timothy Folger. Kopian peta itu
sempat hilang selama hampir 200 tahun hingga akhirnya ditemukan di Prancis.