Desember 19, 2022
padi
Desember 19, 2022
padi
lahan kering tersedia cukup luas untuk tanaman padi gogo yang belum optimal, akibat kecenderungan menurunnya produktivitas lahan. Salah satu strategi dalam usaha pencapaian produktivitas usaha tanam padi yaitu penerapan teknologi yang sesuai dengan sumberdaya pertanian di suatu tempat, Teknologi usaha tanam padi khusus lokasi ini direkayasa dengan memakai pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu pengelolaan .dengan menyatukan teknologi, Pada lahan basah (sawah irigasi), curah hujan bukan faktor pembatas tanaman padi, namun pada lahan kering tanaman padi memerlukan curah hujan optimum >1.600 mm/tahun. Padi gogo memerlukan bulan basah berurutan minimal 4 bulan. Bulan basah yaitu bulan yang memiliki curah hujan >200 mm dan tersebar setiap minggu ada turun hujan
sehingga tidak memicu tanaman layu sebab kekeringan. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman padi berkisar antara 24 - 29 °C. Padi gogo biasa ditanam pada lahan kering dataran rendah, sedang pada area yang lebih terjal bisa ditanami di antara tanaman keras. Tanaman padi bisa tumbuh pada berbagai tipe tanah. Reaksi tanah (pH) optimum berkisar antara
5,5-7,5. Permeabilitas pada sub horison kurang dari 0,5 cm/jam, cara pengelolaan tanaman juga mempengaruhi kelangsungan agribisnis padi. Dengan menerapkan pengelolaan tanaman terpadu pengelolaan kelangsungan agribisnis padi bisa diwujudkan. Saat ini hampir seluruh teknologi budidaya tanaman memakai konsep pengelolaan , termasuk budidaya padi sawah dan padi gogo.Penerapan pengelolaan didasarkan pada prinsip, yaitu:Partisipatif : petani turut berperan dalam memilih dan menguji teknologi yang sesuai dengan keadaan setempat, khusus lokasi : pengelolaan memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan, Terpadu : pengelolaan yaitu pendekatan agar sumber daya tanaman, tanah dan air bisa dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu. sesuai : pengelolaan memanfaatkan teknologi pertanian terbaik. proses pelaksanaan didasarkan pada hasil Penilaian Dari hasil Penilaian bisa diketahui masalah yang dihadapi petani dan cara-cara mengatasi masalah. Untuk memecahkan masalah ini , pengelolaan menyediakan teknologi, Benih bermutu dan berlabel, pemakaian varietas padi unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi
dan atau bernilai ekonomi tinggi, Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, Pemupukan berimbang berdasar kebutuhan tanaman dan status hara tanah (khusus lokasi),Komponen Teknologi dalam pengelolaan yaitu :Peningkatan populasi tanaman, pemakaian kompos bahan organik dan atau pupuk kandang sebagai
pupuk dan pembenah tanah. Pengaturan pengairan dan pengeringan berselang, Pengendalian gulma
, Penanaman bibit usia muda dengan jumlah bibit terbatas yaitu antara 1-3 bibit per lubang.
, Panen tepat waktu, Perontokan gabah sesegera mungkin. Varietas Unggul pakai VUB (varietas unggul baru) yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan untuk menjamin pertumbuhan tanaman yang baik, hasil tinggi dan kualitas baik dan rasa nasi diterima pasar. Tanam VUB secara bergantian untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit. Saat ini sudah tersedia berbagai varietas unggul yang bisa dipilih sesuai dengan keadaan area , memiliki produktivitas tinggi, dan sesuai permintaan konsumen. contoh varietas unggul baru yang bisa dikembangkan antara lain
varietas Cigeulis, Ciliwung, Cibogo,
Bondoyudo, Mekongga, Mira 1, Batang Gadis, Ciherang, Benih bermutu yaitu benih dengan vigor tinggi dan bersertifikat. Pemilihan benih bermutu dilakukan dengan cara: Merendam benih dalam larutan garam dengan memakai indikator telur. Telur diletakkan didasar air dan masukkan garam sampai telur mulai terangkat kepermukaan, lalu telur diambil dan benih dimasukkan ke dalam air garam, lalu benih yang mengambang dibuang. bisa juga dengan cara membuat larutan garam dapur (30 gr garam dapur dalam 1 It air) atau larutan pupuk ZA (1 kg pupuk ZA dalam 2,7 It air),
masukkan benih ke dalam larutan garam atau pupuk ZA (Volume larutan 2 kali volume benih), lalu diaduk-aduk dan benih yang mengambang dibuang.Keuntungan memakai benih bermutu:
Jumlah tanaman optimum, sehingga akan memberi hasil yang tinggi, saat ditanam pindah, bibit tumbuh lebih cepat, Benih tumbuh cepat dan serempak, Jika disemaikan akan menghasilkan bibit yang tegar dan sehat, Untuk keperluan penanaman seluas 1 ha, benih yang diperlukan sebanyak ± 20 kg. Benih bernas (yang tenggelam) dibilas dengan air bersih lalu direndam dalam air selama 24 jam. lalu diperam dalam karung selama 48 jam dan dijaga kelembabannya dengan cara membasahi karung dengan air. Untuk benih hibrida langsung direndam dalam air dan lalu diperam.
Luas persemaian sebaiknya 400 m2/ha (4% dari luas tanam). Lebar bedengan pembibitan 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk kandang, serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga
kerusakan akar bisa dikurangi. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm.Pengolahan tanah bisa dilakukan secara sempurna (2 kali bajak dan 1 kali garu) atau minimal atau tanpa olah tanah sesuai keperluan dan keadaan . Faktor yang menentukan yaitu kemarau panjang, pola tanam, jenis/tekstur tanah. 2 minggu sebelum pengolahan tanah taburkan bahan organik secara merata di atas hamparan sawah. Bahan organik yang dipakai yaitu pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha atau kompos jerami sebanyak 5 ton/ha.Penanaman
Tanam bibit muda <21 HSS (hari sesudah sebar), sebanyak 1-3 bibit/rumpun. Bibit lebih muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun akan menghasilkan anakan lebih banyak, hanya pada area endemis keong mas pakai benih 18 HSS dengan 3 bibit/rumpun. Penyulaman dilakukan sebelum
tanaman berusia 14 HST (hari sesudah tanam). saat bibit ditanam, tanah dalam keadaan jenuh air. Penanaman disarankan dengan sistem jejer legowo 2 : 1 atau 4 : 1 (40x(20x10) cm atau (50x(25x12,5) cm, sebab populasi lebih banyak dan produksinya lebih tinggi dibanding dengan sistem jejer tegel Cara tanam berselang seling 2 baris tanam dan 1 baris kosong (legowo 2 : 1) atau 4 baris tanam dan satu baris kosong (legowo 4 : 1), Pengaturan jarak tanam dilakukan dengan caplak, dengan lebar antar
titik 30-35 cm. Sesudah dilakukan caplak silang dan membentuk tegel (25 X 30 cm atau 35 X 35 cm), pada setiap baris ke tiga dikosongkan dan calon bibitnya ditanam pada barisan ganda yang membentuk jarak tanam dalam barisan hanya 10 cm. Kekurangan bibit untuk baris berikutnya diambilkan bibit dari persemaian.
Keuntungan cara tanam jejer legowo :
Pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah.Pada tahap awal area pertanaman lebih terang sehingga kurang disenangi tikus pemakaian pupuk lebih berdaya guna.Sistem tanam tegel (20 x 20 cm, 22 x 22 cm, 25 x 25 cm), maupun sistem
tebar benih langsung, juga bisa dipakai dalam pendekatan pengelolaan . Rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak.
ada ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi.
Pemberian air berselang (intermittent) yaitu pengaturan keadaan sawah dalam keadaan kering dan tergenang secara bergantian. Tujuan pengairan bberselang yaitu :
Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen, Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)
Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat, penggerek batang, mengurangi kerusakan tanaman padi sebab hama tikus.
Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat. Mengurangi kerebahan, Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dangabah).
Menghemat air irigasi 50% sehingga area yang bisa diairi, lebih luas, Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga
bisa berkembang lebih dalam. Akar yang dalam bisa menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.
Mencegah munculnya keracunan besi.
Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.
Cara pemberian air yaitu saat tanaman berusia 3 hari, petakan sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini dilakukan terus sampai tahap anakan maksimal. Mulai tahap pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus. Sejak 10 -15 hari sebelum panen sampai saat panen tanah dikeringkan. Pada tanah berpasir dan cepat menyerap air, waktu pergiliran pengairan harus diperpendek. jika ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi, pengairan bergilir bisa dilakukan dengan selang 5 hari. Pada sawah-sawah yang sulit dikeringkan (drainase jelek), pengairan berselang tidak perlu dipraktekkan
Pemupukan , yaitu pemberian berbagai unsur hara dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang diperlukan tanaman berdasar tingkat hasil yang ingin dicapai dan hara yang tersedia dalam tanah. Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi memerlukan hara N
sekitar 18 kg, P sebanyak 4 kg clan K sebanyak 16 kg. maka jika kitaingin memperoleh hasil gabah tinggi, sudah tentu diperlukan pupuk
yang lebih banyak. Namun tingkat hasil yang ditetapkan jugamemperhatikan daya dukung lingkungan setempat dengan melihat produktivitas
padi pada tahun-tahun sebelumnya.
pemakaian pupuk disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman bisa diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi memakai Bagan Warna Daun (BWD). Nilai pembacaan BWD dipakai untuk mengoreksi dosis pupuk N yang sudah ditetapkan sehingga menjadi lebih tepat sesuai dengan keadaan tanaman.Pupuk awal N diberikan pada usia padi sebelum 14 hari ditentukan berdasar tingkat kesuburan tanah. Takaran pupuk dasar N untuk padi varietas unggul baru sebanyak 5075 kg urea/ha, sedang untuk padi tipe baru dengan takaran 100 kg urea/ha.Pembacaan BWD yaitu :
jika warna daun pada skala 4 BWD atau mendekati skala 5 BWD tanaman tidak perlu dipupuk N bila tingkat hasil 5-6 ton/ha GKG. jika warna daun berada pada skala 3 BWD, pakai 75 kg urea/ha bila
tingkat hasil 5 ton/ha GKG. Tambahkan 25 kg urea untuk kenaikan setiap kenaikan 1 ton/ha
, jika warna daun mendekati skala 4 BWD, pakai 50 kg urea/ha bila tingkat hasil 5 ton/ha GKG. Tambahkan 25 kg urea untuk kenaikan setiap kenaikan 1 ton/ha.
Tambahkan 51 kg/ha urea jika tingkat hasil di atas 7 ton/ha. berdasar pengamatan tetap Cara pemberian pupuk N dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah. Pupuk Urea yaitu pupuk yang mudah larut dalam air, sehingga saat pemupukan sebaiknya saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup. berdasar hasil penelitian, efisiensi pupuk N bisa ditingkatkan dengan memasukan hara N ke dalam lapisan reduksi. Namun teknologi ini tidak mudah diterapkan petani. Pemupukan P dan K disesuaikan dengan hasil analisis status hara tanah dan kebutuhan tanaman. Pengukuran status P dan K tanah dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu rendah (R), Sedang (S) dan tinggi (T). Dari masing-masing kelas
status P dan K tanah sawah sudah dibuatkan acuan pemupukan P (dalam bentuk SP-36) dan K (dalam bentuk KCI), Gulma dikendalikan dengan cara pengolahan tanah sempurna, mengatur air
dipetakan sawah, memakai benih padi bersertifikat, hanya memakai kompos sisa tanaman dankompos pupuk kandang, dan memakai herbisida
jika infestasi gulma sudah tinggi.Pengendalian gulma secara manual dengan memakai kosrok
(landak) disarankan , sebab cara ini sesuai dengan pengelolaan lainnya. Pengendalian gulma secara manual hanya efektif dilakukan jika keadaan air di petakan sawah macak-macak atau tanah jenuh air. pengendalian memperhitungkan ekologi sehingga tidak menyerang keseimbangan alami dan tidak memicu kerugian besar. cara
pengendalian hama dan penyakit, diantaranya melakukan pemantauan populasi hama
dan kerusakan tanaman, Hama yang sering menyerang tanaman padi sawah yaitu :
--Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB)
Penyakit HDB dipicu oleh bakteri Xanthomonas campesti-is pv oryzae
dengan gejala bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun. Cara pengendaliannya :
, pakai varietas tahan seperti Conde dan Angke
, pakai pupuk nitrogen sesuai dengan kebutuhan tanaman, Bersihkan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi, Jarak tanam jangan terlalu rapat, pakai benih atau bibit yang sehat.
--Penyakit Blast
Blast bisa menginfeksi tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan. Gejala pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat – lebar ditengah danmeruncing di kedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm berkembang menjadi berwarna abu-abu pada bagian tengahnya. Bila
infeksi terjadi pada ruas batang dan leher malai (neck blast), akan merubah leher malai yang terinfeksi menjadi kehitam-hitaman dan patah, mirip gejala beluk oleh penggerek batang. Cara pengendaliannya yaitu :
pakai varietas tahan blast secara bergantian.
pakai pupuk nitrogen, usaha kan waktu tanam yang tepat, agar waktu awal pembungaan tidak
banyak embun dan hujan terus menerus. pakai fungisida yang berbahan aktif metil tiofanat atau fosdifen dan kasugamisin.
--Keong Mas
dengan rincian antaralain ::
Pratanam: Ambil keong mas dan musnahkan
Persemaian: Ambil keong mas dan musnahkan, sebar benih lebih banyak untuk sulaman dan bersihkan saluran air dari tanaman air seperti kangkung. Stadia vegetatif: Tanam bibit yang agak tua (>21 hari) dan jumlah bibit lebih
banyak, keringkan sawah, ambil keong mas dan musnahkan, pasang saringan pada pemasukan air,
umpan dengan memakai daun talas dan pepaya, pasang ajir agar siput bertelur pada ajir, ambil dan musnahkan telur siput pada tanaman dan terapkan pestisida anorganik dan nabati seperti saponin dan rerak sebanyak 20-50 kg/ha sebelum tanam pada Caren. Stadia generatif dan sesudah panen: Ambil keong mas dan musnahkan, gembalakan itik sesudah padi panen,
--Wereng Coklat
Wereng coklat menyukai pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat. Ambang ekonomi hama ini yaitu 15 ekor per rumpun. Siklus hidupnya 21-33 hari. Cara pengendaliannya :
, pakai varietas tahan wereng coklat, seperti: Bondoyudo, Sintanur, Batang gadis, Ciherang, Kalimas, Berikan pupuk K untuk mengurangi kerusakan, memantau pertanaman paling lambat 2 minggu sekali, Bila populasi hama di bawah ambang ekonomi pakai insektisida botani
atau jamur ento-mopatogenik (Metarhizium annisopliae atau Beauveria bassiana)., Bila populasi hama di atas ambang ekonomi pakai insektisida kimiawi yang disarankan .
--Walang Sangit
Walang sangit yaitu hama yang merusak bulir padi pada tahap pemasakan. tahap pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan walang sangit yaitu dari keluarnya malai sampai
matang susu. Kerusakan yang dimunculkan memicu beras berubah warna, mengapur, hampa. Cara pengendaliannya yaitu :
, Kendalikan gulma di sawah dan di sekitar pertanaman., Pupuk lahan secara merata agar pertumbuhan tanaman seragam, Tangkap walang sangit dengan memakai faring sebelum stadia
pembungaan., Umpan walang sangit dengan memakai ikan, daging busuk, kotoran ayam, jika serangan parah lakukan penyemprotan insektisida.
, penyemprotan pada pagi sekali atau sore hari saat walang sangit berada di kanopi.
-- Penggerek batang
Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek batang yaitu dari pembibitan sampai pembentukan malai. Gejala kerusakan yang
dimunculkan memicu anakan coati yang dinamakan sundep pada tanaman stadia vegetatif, dan beluk (malai hampa) pada tanaman stadia
generatif. Siklus hidupnya 40-70 hari. Ambang ekonomi penggerek batang yaitu 10% anakan terserang; 4 kelompok telur per rumpun (pada tahap bunting).Bila populasi tinggi (di atas ambang ekonomi) terapkan insektisida. Bila genangan air dangkal terapkan insektisida butiran seperti
karbofuran dan fipronil, bila genangan air tinggi terapkan insektisida cair seperti amitraz, fipronil, dimehipo, bensultap,
-- Tikus
pengendalian hama didasarkan pada pemahaman
ekologi jenis tikus, dilakukan secara dini, intensif terus menerus . Pengendalian tikus ditekankan pada awal musim tanam untuk menekan populasi tikus sejak awal pertanaman sebelum tikus
memasuki masa reproduksi. Kegiatan ini meliputi gropyok masal, sanitasi habitat, pemasangan TBS (Trap Barrier System) dan LTBS (tinier Trap Barrier
System). komponen pengelolaan padi gogo
yaitu :
pemupukan berimbang sesuai rekomendasi setempat dan waktu pemupukan yang
tepat, sistem tanam seperti jajar legowo dan memupuk dalam larikan untuk efisiensi pupuk.
pemakaian Varietas unggul (disarankan lebih dari satu varietas), penambahan bahan organik tanah dan tindakan konservasi tanah, Pengolahan Tanah dan Cara Tanam Sebaiknya lakukan pengolahan tanah 2 kali, pertama dilakukan pada awal hujan saat tanah lembab dan kedua dilakukan saat menjelang tanam.Penanaman sebaiknya dilakukan bila curah hujan sudah mulai stabil atau mencapai 60 mm/10 hari. ini biasanya terjadi antara akhir bulan Oktober sampai akhir bulan Nopember. Sistem tanam sebaiknya dengan sistim jajar legowo dengan jarak tanam 30 x 20 x 10 cm dengan 4 – 5 butir per lubang. bagaimana mempertahankan atau meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang berfungsi menyangga air dan hara yang diperlukan tanaman. sebab itu pemberian bahan organik berwujud kompos maupun pupuk menjadi keharusan di lahan kering. Pemberian bahan organik ini dikombinasikan dengan pemberian pupuk N, P dan K yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara di dalam tanah. pertanaman padi gogo hampir sama dengan pertanaman padi di lahan irigasi. saat pertumbuhan vegetatif, hama yang sering menyerang yaitu : hama lundi, lalat bibit, penggerek batang, Pada pertumbuhan lebih lanjut, hama penggerek batang danpenggulung daun. Bila tanaman sudah mulai keluar malai hama yang sering menyerang yaitu hama kepik hijau dan walang sangit. Penyakit utama yang sering menyerang yaitu blast yang bisa memicu tanaman puso. bila perlu bisa memakai pestisida yang sesuai.Lakukan panen saat gabah sudah menguning, namun malai masih segar.Potong padi dengan sabit gerigi, 30-40 cm di atas permukaan tanah. pakai plastik atau terpal sebagai alas tanaman padi yang baru dipotong dan ditumpuk sebelum dirontok. Sebaiknya panen padi dilakukan oleh kelompok pemanen dan gabah dirontokan dengan power tresher atau pedal tresher. jika panen dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya pada sore harinya langsung dirontokan. Perontokan lebih dari 2 hari memicu kerusakan
beras., Jemur gabah di atas lantai jemur dengan ketebalan 5-7 cm. Lakukan pembalikan setiap 2 jam sekali. Pada musim hujan, pakai pengering buatan dan pertahankan suhu pengering 500
C untuk gabah konsumsi atau 420 C untuk
mengeringkan benih. Pengeringan dilakukan sampai kadar air gabah mencapai 12-15% untuk gabah konsumsi dan 10-13% untuk benih. Gabah yang sudah kering bisa digiling dan disimpan. yang perlu diperhatikan dalam penggilingan dan penyimpanan yaitu :
Untuk memperoleh beras kualitas tinggi, perlu diperhatikan kadar air gabah (12-14%), waktu
panen, sanitasi (kebersihan), . Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih dalam lumbung/gudang, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang baik.Simpan gabah pada kadar air kurang 14% untuk konsumsi, dan kurang dari 13% untuk benih.
. Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan digiling, dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air 12-14%.Sebelum digiling, gabah yang dikeringkan ini diangin-anginkan terlebih
dahulu untuk menghindari butir pecah.
PADI 2
Ketahanan pangan bisa dicapai dengan satu cara yaitu meningkatkan produksi padi yaitu dengan cara ekstensifikasi dan intensifikasi. Peningkatan produksi padi dengan cara ekstensifikasi sulit dilaksanakan, selain akibat semakin sempitnya area lahan, juga jenis tanah yaitu lahan marginal. Pengolahan lahan marginal memerlukan biaya tinggi sehingga mustahil dilaksanakan. Cara ekstensifikasi memiliki permasalahan yang rumit dalam pencapaian swasembada pangan. Mulai dari
ketersediaan lahan yang akan dipakai sebagai area pertanian hingga alih fungsi lahan pertanian, Cara intensifikasi yaitu peningkatan produktifitas lahan yang sempit dengan memperbaiki kualitas . program yang sudah sukses dilaksanakan
oleh pemerintah dalam produktifitas pertanian, yaitu, mulai dari Bimas tahun 1970-an, Pengelolaan Tanaman Terpadu pengelolaan , Pemupukan berimbang, usaha Khusus
(Upsus), Inmas, Insus, Panca usaha tani, peningkatan produksi padi, jagung dan Kedelai selama tiga tahun terakhir ini sejak tahun 2015,
Bimas, Inmas, dan Insus yang dilaksanakan pada masa orde baru sudah mengantar negarakita berswasembada beras pada tahun
1984. Pelaksanaan Bimas yaitu pemakaian pertama varietas unggul pada budidaya padi sawah secara nasional. Varietas unggul yang
dipakai membuat pemakaian pupuk kimia yang banyak secara terusmenerus untuk meningkatkan produksi tanaman padi. efek dari pemakaian pupuk kimia yang terus-menerus tidak dirasakan saat itu, namun dirasakan pada tahun-tahun sesudah itu. Pemupukan yang intensif dengan pupuk kimia yang jumlahnya banyak, bisa menurunkan kualitas tanah, sehingga efek nya dirasakan sampai sekarang antara lain peningkatan produksi padi sawah sudah melandai.
pengendalian hama dan penyakit dengan memakai pestisida kimia secara terus menerus yang selalu dilakukan petani . Akibat dari pemakaian bahan kimia ini berefek pada pencemaran
lingkungan, Di negarakita perkembangan teknik budidaya tanaman padi sawah sudah banyak diterapkan ke petani , diantaranya pemakaian pupuk berimbang, pengelolaan teknologi produktifitas padi yang tinggi dan terus menerus tanpa merusak tanah, SRI (System of Rice Intensification) bertujuan untuk peningkatan produktifitas padi dengan cara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan, SRI meningkatkan hasil 3 kali lipat bahkan lebih. SRI kita adopsi dari Madaskar dengan peningkatan hasil berlipatganda di area ini dari 2 ton/ha menjadi 8-10 ton/ha.
Syarat Tumbuh
, antaralain : Suhu yang dikehendaki untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi
yaitu 23oC atau lebih. Suhu berpengaruh terhadap pembentukan gabah di mana suhu yang tidak cocok bisa memicu gabah hampa. Sinar matahari diperlukan untuk pertumbuhan tanaman
padi, untuk proses fotosintesis, terutama saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses pembungaan dan kemasakan
buah berkaitan dengan penyinaran dan keadaan awan. angin berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman padi. Tanaman yang tinggi bisa rebah dengan terpaan angin kencang, namun angin bermanfaat bagi proses penyerbukan
tanaman padi, sebab tanaman padi termasuk tanaman menyerbuk sendiri.Ketinggian tempat untuk tanaman padi antara 0 sampai dengan
650 m dpl dengan suhu antara 22,5 sampai 26,5o
C. area antara 650 sampai 1500 m dpl dengan suhu antara 22,5 sampai 18,7oC masih cocok
untuk tanaman padi. Tanaman padi bisa ditanam dan tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi.Tanaman padi bisa tumbuh pada iklim tropis dan subtropis. Tanaman padi tumbuh pada area berhawa panas dan banyak mengandung uap air (area iklim panas yang lembab). Curah hujan
rata-rata 200 mm/bulan dengan penyebaran selama 4 bulan. Curah hujan per tahun rata-rata 1500 mm – 2000 mm. Tanaman padi menghendaki tanah yang subur, namun juga bisa tumbuh pada tanah masam (pH 4-7) dengan ketebalan lapisan atas 18-25 cm. biasanya lapisan tanah atas untuk lahan pertanian dengan ketebalannya 30 cm dan tanah gembur dengan warna coklat kehitaman.
Pori-pori tanah berisi air dan udara dengan kandungan 25%.
Bimas, Inmas, Insus, supra insus dalam sejarah
pertanian di negarakita , dari Pelita I dengan program yang dipakai yaitu Bimas berperan dalam pemakaian teknologi budidaya padi yaitu awal dimulainya revolusi hijau. Dalam pelaksanaan program intensifikasi berikutnya; Inmas, Insus, dan Supra Insus, sampai akhirnya pada tahun 1984
negarakita berhasil mencapai swasembada beras, selalu diikuti dengan pendampingan kredit pertanian Kredit Usaha Tani (KUT). Melalui kredit usaha tani bersubsidi yang disediakan oleh negarakita , petani melakukan peningkatan produksi padi. Metode budidaya padi masih konvensional.Cara konvensional belum menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak sebab bibit yang dipindahkan sudah berusia lebih dari 21 hari bahkan sampai 30 hari, akibatnya tanaman mengalami staknasi dan tanaman tidak mencapai tillering eksponensial (pembentukan
anakan berlipat ganda). pemakaian bibit lebih banyak yaitu penanaman bibit lebih 5 batang per lubang tanam bahkan sampai 10 batang, memicu persaingan tanaman lebih dini. pada cara konvensional lahan selalu tergenang. Penggenangan yang terus-menerus memicu perakaran tidak berkembang dengan baik dan akar membentuk jaringan aerenkhim untuk menyalurkan udara, sehingga akar banyak yang busuk. Keadaan lahan yang tergenang
memicu akar bernafas dalam keadaan anaerob sehingga akar banyak yang tidak sehat dan akhirnya mati. Akar yang sehat akan membuat tanaman menjadi sehat pula.Penyiangan gulma dan pembalikan tanah yang dilakukan tidak
menghasilkan aerasi tanah sebab lahan selalu tergenang. Secara konvensional, petani jarang memakai pupuk organik sehingga tanah tidak gembur, akibatnya perkembangan perakaran akan terganggu. Keadaan ini menjadi pemicu hasil padi tidak maksimal. petani membiarkan lahannya selalu tergenang agar pertumbuhan gulma tertekan dan akhirnya gulma tidak tumbuh, namun pertumbuhan tanaman akan terhambat akibat
penggenangan yang terus-menerus.
Panca Usaha tani yaitu program negarakita kepada petani untuk memperoleh hasil maksimal, yang termasuk dalam panca usaha tani yaitu :
Sarana dan prasarana, Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, pemakaian bibit unggul
, Pengairan (irigasi), Pemupukan yang tepat
, pemakaian bibit unggul meningkatkan hasil tanaman padi, sebab varietas unggul akan memberi hasil yang tinggi. varietas unggul yang
sudah rekayasa oleh pemulia tanaman padi. Varietas unggul berpotensi tinggi. Benih unggul bermutu tinggi akan tumbuh berkembang dengan baik di lapangan dengan pemeliharaan, tanaman padi tidak butuh air tergenang. Tanaman padi bukan tanaman akuatik yang butuh air tergenang. tanaman padi butuh cukup air yang ada dalam tanah sehingga lahan dalam keadaan macak-macak akan bagus bagi pertumbuhan tanaman padi. memperbaiki irigasi membuat irigasi yang belum tersedia pada seluruh lahan pertanian, pemupukan perlu diberikan ke lahan sebab pupuk yang tersedia dalam btanah belum mencukupi untuk pertumbuhan tanaman padi. Petani harus memulai dengan sistem pertanian organik atau memanfaatkan sumber bdaya alam LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture).
Selama ini petani selalu memberi pupuk Urea, TSP, dan KCl saja. lahan sawah tidak sama tingkat kesuburannya. Pemberian pupuk sebaiknya sesuai dengan hukum Minimum Liebich, berdasar kepada unsur hara minimum. Dengan pemberian pupuk kimia secara terus-menerus membuat unsur
P mengendap dalam tanah, akibatnya P tidak tersedia bagi tanaman namun P terikat oleh Al ataupun Fe. P total tinggi kandungannya
dalam tanah namun tidak tersedia bagi tanaman. Untuk itu, seharusnya petani memberi pupuk organik agar unsur P yang ada dalam tanah
menjadi tersedia bagi tanaman. Pupuk organik bisa memutuskan ikatan P dengan Al ataupun Fe. Al dan Fe pada konsentrasi tinggi bisa meracuni tanaman padi. pengendalian hama yang berpedoman ekosistem sawah. dengan memanfaatkan musuh alami /pengendalian cara kimia.Sistem tanam padi dilakukan, mulai dari tabela (tabur benih langsung) sampai saat ini masih dilakukan, sistem tanam jajar legowo meningkatkan hasil tanaman padi dari 3 ton/ha menjadi 7 ton/ha. Ada beberapa tipe jajar legowo, antara lain; tipe 2:1,
tipe 4:1a, tipe 4:1b, tipe 6:1. Tipe yang baik bagi pertumbuhan dan memberi hasil tinggi yaitu tipe 2:1 dan tipe 4:1. Pada tipe 2:1 yaitu tipe yang bagus dua baris tanaman padi ditanam dengan lahan yang dikosongkan kiri dan kanannya sehingga iklim mikro lebih bagus. Pemeliharaan
tanaman juga lebih mudah, dalam mengendalikan hama penyakit dan pemberian pupuk. Semua tanaman dijadikan tanaman pinggir. Semua tanaman padi akan memperoleh cahaya yang
sama, juga terhindar dari serangan hama
penyakit.Pada tipe 4:1 ditanam bibit padi 4 baris dengan kiri dan kanannya dikosongkan sehingga tanaman juga tumbuh dan berkembang dengan
baik. Begitu juga dengan tipe 4:1 dengan 5 baris tanaman. Namun pada tipe 6:1 kurang bagus bagi pertumbuhan tanaman sebab sudah terlalu
banyak baris tanaman. air ini.menggenagi lahan selama tahap vegetatif dan masuk tahap generatif baru lahan dikeringkan. ini membuat gabah kurang terisi. Akibatnya hasil rendah sebab banyaknya gabah yang hampa.Dilain pihak, pada budidaya tanaman padi secara konvensional juga
dilakukan mina padi, di mana selain padi ditanam pada lahan yang sama juga dipelihara ikan (mina). ini bisa meningkatkan produktivitas lahan. sistem tanam intermiten dilakukan juga pada budidaya
tanaman padi dengan menggenangi lahan berselang. Sistem intermiten ini menerapkan lahan yang diairi secara berselang-seling sehingga
lahan tidak selalu tergenang. ini juga bisa meningkatkan hasil tanaman padi.
Sistem budidaya tanaman padi yang diadopsi dari Madagaskar yaitu SRI (the System of Rice Intensification). SRI yaitu sistem tanam padi dengan usia bibit muda. Kelebihan dari SRI yaitu
terbentuknya anakan berlipatganda sehingga hasil meningkat. Pengelolaan tanaman secara terpadu lebih mengutamakan lokasi. Jerami yang
tersedia setiap kali panen bisa dimanfaatkan untuk kompos. Batang jagung, batang pisang sesudah panen bisa dimanfaatkan untuk menambah hara tanah. SRI memiliki kelebihan yaitu hemat air (selama tahap vegetatif lahan dalam keadaan macak-macak atau dalam kapasitas lapang sampai
retak rambut), masuk tahap generatif lahan diairi maksimal 2 cm. Keadaan tergenang ini diusahakan sampai 25 hari menjelang panen. Hemat biaya
produksi, sebab hemat benih. Benih dipakai lebih sedikit yaitu 8 kg/ha, sedang cara konvensional benih diperlukan lebih banyak yaitu 30-48 kg/ha. Hemat air, air hanya diperlukan pada tahap generatif, sebab lahan tidak selalu dalam keadaan tergenang. Keadaan yang tidak tergenang selama tahap vegetatif yaitu pengendalian hama keong
sebab keong tidak akan muncul akibat lahan tidak tergenang.usia pindah bibit lebih awal, membuat tanaman lebih leluasa tumbuh dan berkembang membuat anakan terbentuk sampai 12 kali sehingga terjadi anakan eksponensial. Jarak tanam lebih lebar membuat iklim mikro menjadi lebih baik, akibatnya tanaman tumbuh dan berkembang sempurna. ini meningkatan produksi mencapai 8-10 ton/ha.Keuntungan metode SRI;
lebih hemat air, penghematan air sampai dengan 50% dan produktifitas yang lebih tinggi per volume air; hasil panen lebih tinggi, peningkatan hasil 50-200% dengan hasil 8 ton bahkan sampai 10
ton; perbaikan mutu tanah dan pemakaian pupuk yang lebih efisien kebutuhan benih lebih sedikit 5-10 kg/ha, benih yang dipakai lebih sedikit dari jumlah yang dipakai secara konvensional (30-45 kg/ha). membuat pemakaian benih unggul
dan benih hibrida jauh lebih sedikit bagi petani; kebutuhan air, pupuk, benih, maupun pestisida lebih sedikit bagi petani; mutu benih yang lebih bagus meningkatkan hasil. tanpa memasukkan pupuk kimia, namun hanya memakai pupuk organik, menjadikan tanaman lebih sehat, anakan yang terbentuk jauh lebih banyak, dari hanya satu benih bisa dihasilkan satu bibit tanaman
, Kesulitan dalam penerapan metode SRI pada petani yaitu ; sulit dalam pengendalian air, apalagi jika hari hujan lebat; tenaga kerja diperlukan lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional, petani belum terbiasa menanam bibit usia muda yang hanya satu batang per lubang tanam; jika lahan tergenang maka bibit
akan mudah dimakan keong, oleh sebab itu lahan diusahakan dalam keadaan lembab agar keong tidak aktif. Namun ini bisa dilakukan dengan teknik pengelolaan yang baik.dikelola sedini mungkin, agar gulma tidak tumbuh sehingga tanaman bebas dari gulma. dengan memakai pupuk organik dan musuh alami membuat tanaman sehat, pemakaian pupuk organik bisa
mengurangi pemakaian pupuk sintetik setengah dosis. Metode SRI meningkatkan hasil sampai 3 kali lipat. Kendalanya biaya penyiangan bertambah dengan tidak pahamnya petani untuk mengendalikan gulma. Metode SRI pertama kali dikembangkan di Madagaskar pada tahun 1980-an, oleh Fr. Hendri de Laulanie. lalu dikembangkan ke negara-negara yang sedang berkembang seperti Piliphina, Thailand, Kamboja, India, Vietnam, Laos, Pada tahun 1999, dicobakan dalam bentuk penelitian oleh Norman Uphoff di Sukamandi dan Cianjur dengan hasil 9,5 ton/ha dan 6,5 ton/ha,
2
hasil ini jauh diatas hasil petani (4,5 ton/ha). metode SRI perlu dilakukan 4 komponen yang saling menyatu yaitu; pemindahan bibit lebih awal (7-15 hss), bibit ditanam satu batang per lubang tanam, dengan jarak tanam minimal 25 cm x 25
cm, dan keadaan lahan dalam keadaan macak-macak. perlu penambahan bahan organik dan penyiangan gulma agar tanaman padi bagus pertumbuhannya, bahwa pemindahan bibit lebih awal sekitar 8-12 hari akan lebih baik bagi pertumbuhan tanaman padi yang disemai pada lahan basah.Penelitian terbaru dengan persemaian kering dalam wadah yang dialas dengan daun pisang ataupun plastik lebih baik pada usia
9-13 hss, Penambahan bahan organik berwujud
kompos jerami ataupun kompos titonia menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman padi Titonia mengandung unsur hara N, P, dan K bunga titonia bisa dijadikan sebagai biopestisida untuk mengendalikan hama tanaman padi. Berikut ini
ditampilkan keadaan lahan yang lembab sampai retak rambut bisa Penerapan demplot yang dilakukan dengan dana DP2M Dikti dengan
skim pengabdian Sibermas tahun 2009 memberi hasil sebesar 8,2 ton/ha di kota Padang dengan menambahkan pupuk organik. Di Kabupaten
Padang Pariaman memberi hasil 6-7,5 ton/ha. Hasil ini jauh diatas hasil petani, di mana rata-rata produksi padi Kota Padang 4,5 ton/ha. Pada
tahun 2010 meningkat hasil padi menjadi 9 ton/ha di Padang Pariaman dan tahun 2011 meningkat menjadi 10 ton/ha dengan memakai kompos jerami. Sejak itu, petani selalu memakai kompos jerami yang diolah sendiri oleh kelompok tani. Dengan memakai pupuk kompos jerami bisa mengurangi pupuk anorganik. Sejak tahun 2000, metode SRI sudah dicobakan di Jawa Barat dan
sampai sekarang petani merasakan manfaat
metode SRI. Bahkan mereka melakukan budidaya padi dengan pemakaian pupuk organik dibawah bimbingan Bapak Alik Sudrajat. Hasil berasnya sudah diekspor ke luar negeri seperti ke Amerika.
Pada tahun 2003 dilakukan penelitian oleh Musliar Kasim di Kecamatan Pauh Kota Padang dengan hasil 8,5 ton/ha. Penelitian SRI ini terus dilakukan, pada tahun 2005 dilakukan penelitian oleh Nalwida
Rozen dengan 20 kultivar padi baik lokal maupun varietas unggul nasional dengan hasil pada varietas Batng Ombilin sebesar 11,99 ton/ha.
Permasalahan pada budidaya tanaman padi metode SRI yaitu pada pengendalian gulma, sebab keadaan lahan yang lembab sehingga
gulma mudah tumbuh dan sulit dikendalikan. Untuk itu, petani merasa dirugikan sebab bertambahnya biaya penyiangan. Padahal jika
penyiangan dilakukan sedini mungkin yaitu seminggu sesudah tanam, maka gulma tidak akan menjadi masalah. Penerapan SRI yang betul-betul dilaksanakan dengan baik dan seksama akan memperoleh hasil dua kali lipat, bahkan masalah gulma tidak memicu kerugian yang besar. Gulma hanya disiangi sebanyak dua kali saja, ini tidak menambah biaya pemeliharaan tanaman. Namun jika gulma terlambat disiangi maka biaya penyiangan akan menjadi 4 kali lipat. Biaya produksi akan tertutupi dengan hasil yang
berlipatganda. Pada metode SRI yang memakai pupuk organik akan membuat lahan lebih subur dan musuh alami lebih banyak sehingga
serangan hama ataupun penyakit akan berkurang.
Mina padi biasanya dilaksanakan pada lahan sawah yang tergenang dengan menambahkan ikan ke dalam sawah. Namun dengan metode mina padi-SRI yang lahannya tetap dalam keadaan lembab, namun saluran air disekitar penanaman padi
selalu digenangi air sehingga ikan dilepaskan pada saluran air saja. Saluran dibuat sedalam 25 cm dengan lebar 50 cm - 100 cm, sehingga ikan lebih leluasa hidup dan berkembang pada saluran air
yang ada di samping kiri dan kanan lahan yang ditanami padi. Metode ini mirip dengan jajar legowo, namun salurannya diperdalam dan diperlebar. Jarak tanam minimal 25 cm x 25 cm sehingga dengan lebar bedengan 2 meter ada 8 baris tanaman padi. keadaan mina padi-SRI ini akan membuat lahan tetap dalam keadaan
lembab, sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih bagus sebab perakaran berkembang dengan baik. Biasanya akar akan sehat dan berwarna putih kekuningan. Akar akan bernafas dalam keadaan aerob sebab oksigen cukup tersedia dalam tanah.
Mina padi-SRI menguntungkan sekali sebab pada pelaksanaan metode SRI selama ini saluran air yang selalu tergenang tidak dimanfaatkan. Namun dengan adanya ikan yang dilepaskan pada
saluran air maka akan meningkatkan produktivitas lahan, sehingga saling menguntungkan. Hasil yang diperoleh menjadi 2 kali lipat, hasil dari gabah dan hasil dari ikan. ikan memakan mikroorganisme pengganggu tanaman, sehingga tanaman padi menjadi lebih sehat dan hasil akan meningkat.Kotoran ikan dan makanan ikan seperti pelet juga akan menambah unsur hara bagi tanaman padi. Namun alangkah lebih baiknya jika pada saluran air ini juga ditanam azola, sebab azola bisa menambat N udara sehingga kebutuhan unsur N bagi tanaman akan terpenuhi.penggenangan lahan sebelum tanam akan mengurangi resiko tumbuhnya gulma pada lahan. Sesudah sawah dibajak maka dilakukan penggenagan akan membuat gulma lambat tumbuh dan berkembang. Pada penggenagan lahan selama 3 minggu sebelum penanaman bibit maka pertumbuhan gulma sedikit. ini membantu pengendalian gulma pada metode SRI.Budidaya tanaman padi melalui metode SRI , hampir sama dalam pengolahan lahannya dengan cara konvensional, hanya saja perbedaannya saat penanaman lahan dalam keadaan macakmacak, pemakaian benih, pengairan, penanaman lebih
hemat. Pelaksanaannya dimulai dari pengolahan lahan, persemaian baik persemaian basah ataupun kering, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Metode SRI ini lebih baik dilakukan pada lahan sawah yang beririgasi teknis. Lahan yang dipakai terlebih dahulu diairi sampai tergenang lalu diolah dengan bajak baik dengan mesin traktor maupun hewan ternak. Lahan dibajak sebanyak dua kali di mana sesudah bajak pertama
dilakukan penggenangan selama satu minggu lalu dilakukan pembajakan kedua dan digenangi lagi selama satu minggu agar terbentuk pelumpuran. lalu digaru dan dibuat saluran sekeliling dan ditengah sawah. Lahan harus dalam keadaan datar agar air tidak tergenang dipermukaan tanah yang akan ditanami. Lahan dalam keadaan
lembab Benih sebelum disemai, terlebih dahulu direndam dan diseleksi dengan cara mengaduk benih dalam air dan benih yang terapung dibuang, benih yang tenggelam dijadikan sebagai benih untuk disemai. Benih direndan selama 2 kali 24 jam lalu dikeringkan dan diperam selama 2 x 24 jam dan jika sudah keluar radikula maka disemai pada lahan yang sudah disediakan. Persemaian dilakukan lebih jarang baik pada persemaian basah maupun pada persemaian kering. sedang
pada persemaian konvensional benih disemai lebih rapat. Persemaian yang dilakukan lebih jarang bertujuan untuk memperkokoh bibit (vigor). memakai varietas unggul akan lebih menguntungkan sebab benihnya bermutu tinggi sehingga akan lebih kokoh.Persemaian dilakukan dengan dua cara yaitu persemaian basah
langsung di sawah dan persemaian kering dalam wadah baik wadah plastik maupun daun pisang atau wadah lainnya seperti upih. pemakaian benih hanya 7 kg/ha yang disemai dengan menaburkan 1
genggam benih per meter bujursangkar.Penaburan benih harus lebih jarang agar benih bisa tumbuh kuat dan mudah dalam mencabutnya.Benih yang siiap disemai yaitu jika radikula sudah keluar.
Persemaian dilakukan hanya selama 7 hari sampai 15 hari. Jangan sampai lewat dari 15 hari, sebab tanaman padi akan membentuk anakan sebelum usia 21 hari, sehingga jika lebih 15 hari dipersemian, maka anakan sudah terbentuk di persemaian, akibatnya phyllochron tidak tercapai sampai 12 kali. Pada persemaian kering, tanah harus disiram agar selalu lembab setiap hari, sehingga benih bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. usia semainya 7 sampai 15 hss, jangan lebih 15 hari.Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk organik saat lahan digaru, lalu ditambah dengan pupuk kimia dengan pemberian Urea, TSP, dan KCl dilakukan tiga hari sebelum tanam. pemakaian pupuk kimia bisa dilakukan setengah dosis sebab dengan penambahan pupuk organik, maka bisa menekan pemakaian pupuk
sintetik sampai setengah dosis saran . Urea diberikan hanya 2 kali saja, pertama tiga hari sebelum tanam dan kedua saat penyiangan
gulma kedua.Pupuk organik salah satunya yaitu kompos. Kompos dibuat dari jerami padi dan pupuk kandang yang dilapukkan dengan bantuan
dekomposer yaitu jamur trichoderma atau stardec. Kompos melapuk sesudah 3 minggu sejak dilakukan proses pengomposan. Kompos bisa dipakai langsung dibawa ke sawah dan ditebarkan secara merata. Kompos diberikan waktu penggaruan, agar kompos merata di lahan.
Selain kompos jerami, tumbuhan titonia juga bisa diberikan ke lahan untuk menambah unsur hara tanah. Titonia diberikan ke lahan secara merata, lalu diinjak-injak agar masuk ke dalam tanah dan cepat melapuk. Titonia mengandung unsur
hara N, P, K dan zat pengatur tumbuh. Pada bagian akarnya mengandung bakteri pelarut pospat. Bakteri ini mampu melarutkan unsur P yang
tersedia dalam tanah. Pada tanah marginal kandungan unsur Al dan Fe tinggi sehingga unsur P terikat oleh Fe dan Al. Untuk itu, perlu penambahan pupuk organik ke dalah lahan, agar unsur P yang tersedia dan terikat di dalam tanah menjadi larut dan tersedia bagi tanaman.
Berikut gambar titonia dan pemberian titonia ke lahan sawah.jerami mengandung unsur hara makro dan mikro. Pada tanah marginal, pemberian kompos bisa melepaskan unsur P yang terikat oleh Fe ataupun Al yang bisa meracuni tanaman. kompos juga bisa meningkatkan daya jerab air tanah. Kompos juga bisa meningkatkan populasi
mikroorganisme yang menguraikan bahan organik di dalam tanah. Semakin banyak mikroorganisme pengurai bahan organik, maka semakin sehat dan suburlah tanah. Secara biologi, tanah yang subur
dicirikan oleh kandungan mikroorganisme pengurai bahan organik. Pupuk Organik Titonia Plus (POTP) dengan pemberian unsur hara mikro Mn dan Zn bisa meningkatkan hasil tanaman padi. tanaman padi juga memerlukan unsur mikro selain unsur makro. Kebiasaan petani selama ini hanya memakai unsur makro N, P
dan K saja dalam bentuk pupuk urea, TSP atau SP36 dan KCl dan sekarang hanya ada SP18 ataupun KCl saja, tanpa diimbangi dengan
pupuk makro lainnya yang membantu pertumbuhan tanaman. Apalagi dengan unsur mikro, Pada lokasi yang berbeda pemberian POTP juga mempengaruhi tanaman padi, bahwa dengan pemberian POTP dengan penambahan unsur mikro Mn dan Zn bisa meningkatkan hasil tanaman padi. dengan pemberian POTP ditambah 3 kgMn+3 kgZn dan POTP ditambah dengan 4,5 kgMn + 9 kgZn lebih baik terhadap peningkatan hasil per rumpun. Untuk itu, di mana pun lokasi sawahnya, perlu ditambahkan pupuk organik, tidak saja POTP namun apapun jenis pupuk organik nya harus ditambahkan ke lahan, agar tanah lebih
subur dan sehat, sehingga tanaman akan lebih bagus pula pertumbuhannya. perlakuan POTP dengan penambahan unsur mikro 3 kgMn/ha tanpa Zn dan POTP + 3 kgMn + 3 kgZn/ha bisa meningkatkan gabah bernas. Gabah hampa juga berkurang dengan pemberian POTP dibandingkan dengan hanya memakai pupuk sintetik, di mana gabah hampanya tinggi. Dengan pemakaian POTP sebagai pupuk organik bisa membantu proses pengisian malai. Unsur P berguna untuk pembentukan gabah, dengan penambahan
POTP unsur P lebih tersedia bagi tanaman.
Benih yang sudah tumbuh 7–15 hari sesudah semai, dipindahkan ke lahan dengan mencabut secara hati-hati, usahakan gabah padi masih
lengket pada bibit. Penanaman dilakukan satu bibit per lubang tanam. saat melakukan penanaman, gabah padi jangan sampai lepas dari bibit, sebab pada gabah padi ini masih ada cadangan
makanan yang masih diperlukan oleh bibit untuk tumbuh dan berkembang. Sesudah bibit dicabut usahakan secepat mungkin dilakukan
penanaman jangan ditunggu sampai lebih dari 30 menit, sebab bibit masih muda jika terlalu lama dibiarkan maka akan merusak bibit, kemungkinan bibit sudah layu. bahwa penanaman padi metode SRI berbeda dengan cara konvensional. usia bibit
yang berbeda dan banyaknya bibit ditanam juga berbeda. Pada cara konvensional jumlah bibit ditanam lebih 5 batang per lubang tanam
dengan warna daun sudah mulai menguning, sedang pada SRI hanya 1 batang saja.
Penyiangan dilakukan pada usia satu mingu sesudah bibit ditanam dan selambat-lambatnya usia 10 hari sesudah tanam. Pengendalian
gulma harus dilakukan sedini mungkin, sebab jika terlambat maka gulma sulit dikendalikan. Pada metode SRI, gulma mudah tumbuh dan berkembang sebab lahannya yang lembab dan tidak tergenang. Oleh sebab itu, agar bisa menekan biaya penyiangan maka gulma secepat mungkin harus dikendalikan. Pada usia 7 sampai 10 hari
sesudah tanam, tumbuh ataupun tidak tumbuh gulma maka penyiangan harus dilakukan.
Ada/ tidak ada gulma maka penyiangan harus dilakukan dengan cara mengaduk tanah. ini akan merangsang petumbuhan akar tanaman padi. Penyiangan bisa dilakukan dengan memakai alat atau langsung dengan tangan atau secara mekanis dan juga bisa dilakukan dengan cara kimia. Namun cara kimia ini sebisa mungkin dihindari sebab bisa mencemari lingkungan.Panen dilakukan jika sudah terlihat syarat matang panen, di mana daun sudah menguning 80-90% dan gabah sudah bernas, jika gabah ditekan dengan kuku, gabah sudah keras. Panen dilakukan dengan memakai sabit atau ani-ani dan dirontokkan dengan mesin
perontok (treesher) atau dengan mengirik pakai kaki bagi sebagian area , dan bisa juga dilakukan dengan pemakaian alat perontok padi (tongkang). Sesudah gabah dirontok lalu dibersihkan dengan
mesin pompa angin dan dijemur hingga kering atau kadar air 14% baru disimpan dalam karung (GKG) dan ditempatkan dalam gudang sampai dilakukan proses pengolahan padi menjadi beras atau bisa juga dijadikan sebagai bahan perbanyakan tanaman. Panen dilakukan secara manual, Sesudah gabah dirontokan maka dibersihkan dengan alat pompa angin. Sesudah gabah bersih maka gabah dimasukan ke dalam karung lalu dikeringkan atau dijemur dibawah sinar matahari untuk menurunkan kadar air gabah sampai 14% atau dinamakan dengan Gabah
Kering Giling (GKG). Sesudah itu, gabah digiling di kinsir atau di huller atau rice milling. Tanaman padi dengan sistem tanam mina padi-SRI dengan
perlakuan lebar parit dan ketinggian air memberi hasil yang berbeda nyata, perlakuan tinggi genangan di saluran setinggi 10 cm lebih baik sebab memberi gabah per petak lebih tinggi (4,3 kg per petak. ini bisa diterapkan ke petani
bahwa dengan sistem mina padi-SRI bisa memberi hasil yang lebih baik. Penerapan metode SRI kepada petani sudah dilakukan dengan menyatukan jajar legowo dengan SRI sehingga pada tipe jajar legowo 4:1 ditanam bibit usia muda dengan satu batang per lubang tanam, lalu lahan dilembabkan dengan jarak tanam lebih lebar. ini bisa memberi hasil gabah 8 ton/ha. Budidaya padi metode SRI dengan penambahan bahan organik juga bisa menghemat biaya pemakaian pupuk anorganik menjadi saparuh dosis saran .
lalu bisa dilihat hasil per petak dari penelitian budidaya tanaman padi metode Mina padi-SRI, bahwa hasil per petak varietas PB42 lebih
tinggi dibanding varietas beras merah dan Batang Piaman. Varietas PB42 termasuk varietas unggul nasional, walaupun sudah kena serangan
hama penggerek batang, namun tetap memberi hasil yang lebih dari varietas lainnya. sedang jenis ikan yang baik dipelihara pada saluran air yaitu ikan nila. Ikan nila lebih tahan dan beradaptasi pada lahan sawah. Ikan nila lebih enak dan gurih dijadikan babyfish. Dengan melakukan mina padi-SRI bisa meningkatkan produktivitas lahan.Hama dan penyakit bisa dikendalikan secara alami dengan memakai bahan alami yang diramu sedemikian rupa. bahan yang dipakai antara lain akar tuba, jariangau, jariamun, legundi, sirsak, mengkudu, jahe merah, surian, belerang, titonia, dan lain sebagainya. Pada budidaya tanaman padi metode SRI, jarang sekali ada hama dan penyakit berbahaya yang menyerang tanaman. ini
dipicu sebab dengan metode SRI ini, akan terjadi keseimbangan antara musuh alami dengan hama atau mikroorganisme pemicu penyakit. Apalagi pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara alami, maka musuh alami tidak akan mati namun berkembang dengan baik. sedang , pengendalian secara kimia bisa membunuh
musuh alami yang ada bahkan hama akan membludak dan menjadi resisten sehingga muncul hama baru. pemakaian MOL (Mikro Organisme Lokal) juga bermanfaat bagi tanaman padi dan tanah. MOL bisa menambah kesuburan tanaman dan mengendalikan hama dan penyakit. MOL
berasal dari bahan alami seperti rebung, buah maja, buah-buahan, sayur-sayuran yang sudah busuk, bonggol pisang, dan keong mas.
MOL keong mas, disamping bisa mengendalikan hama juga bisa mempercepat proses pengomposan jerami. Mol keong mas sebagai
dekomposer sehingga mempercepat proses pelapukan. Mol rebung diberikan pada persemaian agar bibit tumbuh lebih cepat dan serempak.
Mol buah maja dan bonggol pisang dipakai untuk mencegah serangan hama. Mol sayur-sayuran diberikan pada tanaman selama tahap vegetatif
agar tanaman tumbuh dan berkembang lebih sempurna. Mol buahbuahan diberikan saat tanaman akan dipanen agar tanaman masak
serentak.Beberapa penyakit yang menyerang tanaman padi yaitu :
Bercak coklat sempit, Bercak coklat, Bercak belah ketupat, Hangus palsu, Kerdil hama, Kerdil rumput, Tungro, Kresek, Bercak pelepah daun, Bercak garis, beberapa hama yang menyerang tanaman padi: Penggerek batang padi bergaris, Penggerek batang padi merah jambu, Walang sangit, Tikus sawah, Kepik hijau, Hama putih, Hama putih palsu, Hama ganjur, Kepinding tanah, Ulat gerayak, Burung, Keong, Hama wereng: Wereng Coklat, Wereng Hijau, Hama penggerek batang padi: Penggerek batang padi kuning, Penggerek batang padi putih,
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi bisa dilakukan dengan mengatur pola tanam
(penanaman serempak, melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas tahan secara bergiliran), pengendalian hayati, penyiangan gulma, dan pengendalian secara kimia. Hama yang sering menyerang tanaman padi dan memicu
tanaman tidak memberi hasil yaitu wereng. Hama wereng meletakkan telurnya dalam batang padi dan telur akan menetas lalu hama wereng akan merusak tanaman padi sehingga tanaman menjadi
rusak seperti hangus terbakar.Pengendalian hama wereng bisa dilakukan dengan cara alami yaitu
memakai daun surian dan tembakau dengan perbandingan 1: 1. Daun surian diremas dengan air lalu disaring, sedang tembakau direndam
dalam air lalu disaring. lalu dicampurkan sampai merata dan larutan ini diambil 1 liter lalu ditambah 5 liter air dan disemprotkan pada tanaman. jika serangan sudah berat maka penyemprotan harus dilakukan berulang-ulang kali minimal 3 kali dalam seminggu.Pengendalian Walang Sangit bisa dilakukan dengan meletakkan keong emas yang sudah dihancurkan di atas sabut kelapa lalu
ditancapkan ditengah-tengah sawah. juga bisa diberikan jariamun atau dibuatkan perangkapnya dari botol akua.Pengendalian hama tikus bisa dilakukan dengan cara merebus singkong dengan air kelapa sampai mendidih. lalu singkong
rebusan ini dipotong-potong dan diletakkan ditengah-tengah sawah. Selain umbi singkong, bisa juga dipakai kapur barus yang diletakkan ditengah-tengah pertanaman padi yang dipasang pakai kayu atau ditebarkan di atas tanah. Akibat dari aroma kapur barus ini bisa menyerang penciuman tikus sehingga tikus tidak akan
menyerang tanaman padi. Pengendalian hama penggerek batang padi bisa dilakukan dengan
memberi abu dapur atau abu sekam ke dalam rumpun tanaman padi. Seandainya tanaman sudah mulai berbunga maka pemberian abu bisa
dilakukan dengan cara menebarkannya ditengah-tengah sawah. Lahan harus dikeringkan sebelum pemberian abu. Hama belalang memakan daun tanaman padi sehingga daun berlubang-lubang akibatnya bisa menyerang proses fotosistesis.
Pengendalian hama burung bisa dilakukan dengan memasang jaring burung di atas tanaman padi. Jaring burung bisa yaitu perangkap sehingga burung banyak yang terjebak pada jaring ini dan akibatnya bisa mati. Burung yang sudah mati juga bisa mengendaliakan hama walang sangit.
Pengendalian penyakit bisa dilakukan secara preventif. Pupuk urea diberikan sesuai dosis jangan sampai berlebihan. Penyakit blas bisa
dipicu sebab kelebihan unsur hara N akibatnya daun tanaman padi menjadi subur dan kelembaban sekitar tanaman akan tinggi sehingga memicu daun bercak-bercak coklat belah ketupat. Akibat dari penyakit blas ini maka hasil akan menurun. penyakit kerdil rumput yang dipicu oleh virus tungro memicu tanaman padi tidak berkembang dan akhirnya puso. Daun akan menguning dan tanaman kerdil.Penyakit yang dipicu oleh bakteri seperti xantomonas oryazaebisa memicu daun menguning seperti terbakar. ini banyak
menyerang varietas Inpari 33 seperti ada pada tanaman padi yang diserang di area Jawa Tengah. Tanaman padi tidak berkembang dan akhirnya bisa menurunkan hasil.Pengendalian hama dan penyakit tanaman padi bisa dilakukan dengan bahan yang diramu sendiri oleh petani seperti membuat MOL (Mikro Organiosme Lokal) yang berasal dari keong, daun-daun surian, mengkudu, sirsak, akar tuba, dan lain-lain, juga buah-buah
busuk seperti tomat, mangga, sirsak, mengkudu. Sayuran yang sudah tidak bagus lagi bisa dipakai sebagai bahan baku MOL. Mol yang dibuat bisa dilihat pada pada gambar dibawah ini.daun ini bisa diambil pada lingkungan sekitar sawah
sehingga harga murah dan bisa dicari sehingga biaya produksi tanaman padi bisa ditekan. Ramuan alami ini tidak merusak lingkungan, akan
namun bermanfaat bagi tanah dan tanaman.
ini dimasukan ke dalam wadah seperti gambar berikut ini. Masingmasing cairan dicampur 1:1 sehingga larutannya diambil sebanyak 1
liter dan dicampur dengan 5 liter air untuk disemprotkan ke tanaman padi. Penyemprotan ini dialakukan dua kali seminggu agar hasilnya lebih
bagus. Fermentasi keong mas juga bisa dipakai untuk dekomposer jerami. Jerami akan cepat lapuk sebab ada mikro organisme pengurai pada MOL keong mas ini .
PADI3
padi hibrida yaitu peningkatan produksi dan produktivitas gabah nasional, keunggulan tanaman padi hibrida , antaralain:keunggulan pada beberapa sifat morfologi seperti sistem perakaran lebih kuat, anakan lebih banyak, jumlah gabah per malai lebih banyak, bobot 1000 butir gabah isi yang lebih tinggi.Hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan hasil padi unggul inbrida; Vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma; Keunggulan dari aspek fisiologi, seperti aktivitas perakaran yang lebih luas, area fotosintesis yang lebih luas, intensitas respirasi yang lebih rendah dan translokasi asimilat yang lebih tinggi;
, Kelemahan Tanaman Padi Hibrida, antaralain:
Tidak setiap galur atau varietas bisa dijadikan sebagai tetua padi hibrida. Untuk tetua jantannya hanya terbatas pada galur atau varietas yang memiliki gen Rf atau yang termasuk restorer saja;
Harga benih yang mahal, Petani harus membeli benih baru setiap tanam, sebab benih hasil
panen sebelumnya tidak bisa dipakai untuk pertanaman berikutnya; Produksibenih rumit;
memerlukan area penanaman dengan syarat tumbuh tertentu. tahapan budidaya tanaman padi hibrida, antaralain:
--benih dan persemaian
benih padi hibrida hanya bisa dipakai untuk satu kali tanam saja. artinya, setiap kali mau menanam, petani harus memakai benih yang baru dan bersertifikat. pemakaian benihnya berkisar
antara 15 - 20 kg/ ha. Persemaian dilakukan dengan memakai sistem basah, dimana lahan diolah dalam keadaan macak-macak, lalu dibuat bedengan selebar 1 – 1,25 meter dan ditinggikan setinggi 5 cm. Lahan persemaian harus sudah siap, paling lambat sehari sebelum sebar benih. Untuk setiap 1 kg benih diperlukan lahan persemaian
seluas 20 m2 atau 300 - 400 m2, untuk penanaman seluas satu ha. lalu benih direndam selama 12 – 24 jam, lalu ditiriskan di tempat yang aman hingga berkecambah 1 mm. lalu benih
disebar merata dengan kepadatan 1 kg benih per 20 m2 lahan atau setara dengan kepadatan sebar 50 - 75 gr/m2. Sehari sebelum sebar, persemaian dipupuk SP 36 sebanyak 5 gr/m2 dan KCI 5 gr/m2
. Sesudah persemaian usia 10 hari, tambahkan pupuk Urea 10 gr/m2 luas persemaian.
Sehari sesudah sebar hingga hari ke tujuh, masukkan air pada pagi hari hingga ketinggian 5 cm dan keluarkan air pada sore hari. lalu pada hari ke delapan dan seterusnya, ketinggian air di
jaga 2 - 5 cm. Sesudah bibit usia 15-18 hari sesudah sebar atau sesudah berhelai daun 5 - 6 helai, bibit dipindah tanaman di lahan
penanaman. Secara periodik dilakukan pengamatan terhadap kemungkinan adanya organisme pengganggu tanaman (OPT).
-- Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan yaitu tempat yang baik untuk
tanaman,sehingga pengolahan tanah menentukan kelangsungan pertumbuhan tanaman padi hibrida. Lahan sawah disiapkan paling lambat 15 hari sebelum tanam. Pengolahan tanah
dilakukan 2 - 3 kali.
---. Pengolahan I, tanah diolah/dibajak dalam keadaan macakmacak. Pengolahan tanah dengan bajak singkal (kedalaman 10 cm-20 cm), sebelumnya tanah digenang air selama 1
minggu untuk melunakkan tanah. Galengan dibersihkan dengan cangkul dan dipopok dengan tanah agar air dan unsur hara pada petakan tidak hilang melalui rembesan Sesudah tanah diolah, tanah dibiarkan selama 1 minggu dan
digenangi air.
---. Pengolahan II, tanah diolah/dibajak dan digaru untuk melumpurkan dan meratakan lahan agar siap ditanami bibit padi.
---. Pengolahan tanah terakhir (III), diberikan pupuk kandang atau pupuk kompos jerami.
--. Penanaman dan Penyulaman Penanaman
Penanaman dilakukan saat bibit berusia 15-18 hari sesudah sebar, atau bibit sudah berdaun 5-6 helai, dengan sistem tanam pindah (transplanting). Bila memakai sistem tanam tegel dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm ,untuk lahan kurang subur atau 23 cm x 23 cm dan 25 cm x 25 cm ,untuk lahan subur. bisa juga penanaman memakai sistem tanam jajar legowo (20 cm x 12,5
cm) x 40 cm (untuk lahan kurang subur) atau (20 cm x 15 cm) x 40 cm (untuk lahan subur).
Tanamlah bibit dengan memakai sistem tanam dangkal dengan pada kedalaman 1 – 3 cm, dengan jumlah bibit yang ditanam 1 - 3 batang per lubang atau paling banyak 2 bibit tanam per lubang
tanam. Untuk memperoleh populasi maksimal, sesudah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh/mati dengan bibit yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Penyulaman dilakukan maksimum satu minggu sesudah tanam untuk mempertahankan populasi yang optimal.
bahwa cara tanam legowo dengan jarak tanam yang sama memiliki populasi tanaman lebih banyak 30% - 70% dibanding cara tanam tegel sehingga hasil gabah diperkirakan akan lebih banyak pula
-- Pemeliharaan Tanaman
saran pemupukan untuk tanaman padi hibrida yaitu , Pada pengolahan tanah terakhir (III), diberikan pupuk kandang 2-3 ton/ha atau bila memakai pupuk kompos jerami diberikan
sekitar 5 ton/ha. , Pemupukan diberikan paling sedikit selama 3 kali aplikasi yaitu ; pemupukan I, pemupukan II, dan pemupukan III. Pemupukan IV
diberikan jika keadaan memaksa untuk diterapkan .
, Dosis saran pemupukan urea diperkirakan 250 - 350 kg/ha. Sp 36 100 kg/ ha dan KCL 100 kg / ha. Untuk mengetahui tambahan pupuk urea, sebaiknya memakai Bagan Warna Daun
(BWD). Waktu dan cara aplikasi pupuk yaitu antaralain : : , Pemupukan I, usia 7 - 10 HST: 75 - 100 kg urea + 100 kg SP 36 + 75 kg KCI.
, Pemupukan II, usia 21 – 28 HST: 100 kg urea.
, Pemupukan III, usia 35 - 40 HST: 100 kg urea + 25 kg KCI. Pada saat tanaman menandakan keadaan primordia (pembentukan bakal bunga)
, Jika diperlukan pemupukan IV bisa diterapkan dengan memberi 50 kg urea. jika warna daun menujukkan gejala kekurangan nitrogen (kurang urea). Dan 10% dari populasi tanaman sudah berbunga. Pada area yang respon terhadap sulfur (S), pemupukan I urea diganti ZA 100 kg/ha. Jika area ini sering menandakan gejala kekurangan Zn, dilakukan dengan pengeringan air secara
berkala dan dipupuk ZnS0410-20 kg/ha bersamaan dengan pemupukan I. Pemupukan dilakukan dengan cara menebar pupuk merata ke seluruh area tanam. saat pemupukan dan 3 hari
sesudah pemupukan saluran pemasukan dan pembuangan air ditutup.
5. Pengairan
Pengairan berselang (intermitten) difokuskan pada musim kemarau, sedang pada musim hujan hanya dilakukan di area yang pengairannya bisa diatur. Cara pengairan berselang yaitu : saat tanam bibit, lahan dalam keadaan macak-macak. Secara
berangsur-angsur lahan diairi setinggi 2-5 cm hingga tanaman berusia 10 HST; Lahan tidak diairi sampai 5-6 hari atau sampai permukaan tanah retak-retak selama 2 hari lalu diairi kembali
setinggi 5 – 10 cm; Mulai tahap keluar bunga sampai 10 hari sebelumpanen, lahan terus digenangi air setinggi 5 cm, lalu lahan
dikeringkan untuk mempercepat dan meratakan pemasakan gabah dan memudahkan panen.
, tanaman padi hibrida tidak berbeda dengan padi inbrida dalam kebutuhan air untuk pertumbuhannya. Tanaman padi hibrida peka terhadap kekurangan air pada waktu tahap bunting
sampai pengisian gabah. Bila terjadi kekurangan air pada tahap ini bisa memicu kehampaan gabah yang pada akhirnya bisa menurunkan hasil. Sejak tanaman padi ditanam sampai tahap
primordia bunga (42 HST) tanaman perlu diberi air macak-macak. ini ditujukan agar tanaman membentuk anakan dalam jumlah banyak. Namun konsekuensi bila diberi air macak-macak yaitu
pertumbuhan gulma yang cukup cepat.
6. Pengendalian Gulma dan OPT
Pengendalian gulma: penyiangan dilakukan dengan alat landak atau osrok. Penyiangan I, dilakukan sedini mungkin, maksimal pada usia 18
HST (sebelum pemupukan II). Penyiangan II, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh,
dilakukan pada usia 30 HST (sebelum pemupukan III). Penyiangan III, dilakukan jika masih banyak gulma yang tumbuh, dilakukan pada usia 30 HST (sebelum pemupukan III). Rumput gulma yang dicabut dibenamkan ke dalam tanah (untuk menambah bahan organik). Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT). Pengendalian
HPT dilakukan secara periodik, dengan cara melakukan pengamatan tiap minggu, mulai dari persemaian hingga tanaman menjelang
panen. Pada 35 hari sebelum menabur benih, dilakukan pengendalian hama tikus secara serempak. usaha pencegahan dan pengendalian HPT dengan memakai pestisida hendaknya
mengacu pada konsep PHT. Hama yang perlu diwaspadai yaitu : wereng coklat, penggerek batang, tikus dan walang sangit, sedang penyakit yaitu tungro hawar daun bakteri blast. Menjelang panen perlu waspada terhadap serangan burung emprit,
dikendalikan secara manual dengan jaring.
Strategi pengelolaan hama dan penyakit terpadu diterapkan dengan mengintegrasikan komponen pengendalian yang kompatibel seperti : memakai lampu perangkap untuk pengendalian hama ulat grayak, dan penggerek batang, meningkatkan peran musuh alami seperti labalaba pakai pestisida sebagai alternatif akhir untuk mengendalikan hama berdasar hasil pengamatan,
penerapan irigasi berselang, pakai sistem TBS (trap barrier system) untuk pengendalian tikus,
pengendalian kelompok telur, observasi hama dan penyakit secara terus menerus, memakai varietas tahan hama/penyakit, memakai bibit sehat, menerapkan pola tanam yang sesuai, rotasi tanaman seperti padi padi- kedelai/kacang hijau, waktu tanam yang sesuai, melakukan pembersihan lapangan terhadap singgang yang biasanya dijadikan tempat vektor hama dan sumber inokulum penyakit, pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman,
Bila terjadi serangan penyakit kresek, maka sawah perlu didrainase agar tidak terjadi genangan air di petakan. Kelembaban tanah menjadi kurang, memicu lingkungan mikro di dalam rumpun
padi hibrida\ menjadi tidak lembab dan perkembangan jamur ataupun mikroorganisme pemicu penyakit tidak berkembang secara pesat.
Penentuan waktu panen yaitu salah satu faktor penting dalam kaitannya terhadap hasil gabah yang dihasilkan. Bila tanaman padi dipanen terlalu awal maka akan banyak terjadi butir hijau akibatnya
kualitas gabah yang dihasilkan menjadi rendah, banyak butir mengapur dan beras kepala banyak yang patah. Sebaliknya bila tanaman padi dipanen terlambat maka akan menurunkan hasil gabah sebab banyak terjadi kerontokan gabah,
timbangan gabah menjadi lebih ringan sebab kadar air sudah menurun. Pemanenan gabah l dilakukan bila : berdasar perhitungan dari sejak sebar sampai usia sesuai dengan deskripsi varietas. bila dihitung dari masa berbunga, sudah mencapai 30-35 hari, 90% gabah sudah berubah warna dari hijau menjadi kuning,
PADI GOGO
Beras yaitu makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan Negara Asia. Negara-negara benua Eropa, Australia, Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah sedikit dibandingkan negara Asia. Padi yaitu tanaman pangan berwujud rumput berumpun. berasal dari Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa area asal padi yaitu , Vietnam, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos,
Klasifikasi botani tanaman padi yaitu :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.
ada 25 spesies Oryza, yang dikenal yaitu O. sativa dengan 2 subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di negarakita dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam 2 tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Varietas padi gogo lokal yang berasal dari Kalimantan yang masih diminati oleh petani sebab daya adaptifnya yang baik antara lain : varietas Sasak Jalan, Buyung, Cantik, Katumping, Sabai, Demikian pula di Sumatera varietas lokal seperti Klemas, Gando, Seratus Malam, Arias, Simaritik, Napa, Jangkong, Varietas-varietas lokal biasanya selain berusia panjang, potensi hasilnya rendah sekitar 2 ton GKG/ha. Namun kelebihannya varietas lokal memiliki rasa enak yang sesuai dengan etnis area setempat. pemeliharaan mudah dan sederhana, varietas lokal toleran terhadap keadaan lahan yang marjinal, tahan terhadap jenis hama dan penyakit, memerlukan pupuk dan pestisida yang sedikit, Varietas unggul padi gogo sudah ada sejak tahun 1960-1994. Varietas Laut Tawar, Danau Atas, Danau Tempe cocok dibudidayakan pada lahan podsolik merah kuning. Varietas Kalimutu, Gajah Mungkur sejak tahun 1994 cocok dikembangkan pada lahan-lahan kering di daerah Nusa Tenggara.
Pusat penanaman padi di negarakita yaitu Pulau Jawa (Cianjur, Karawang), Sulawesi, Bali, Madura, Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai 10.709.000 ha dengan rata-rata hasil 4,31 ton/ha/tahun. Pada tahun itu hampir 23% produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti. Produksi padi nasional sampai Desember 1997 yaitu 46.590.000 ton yang meliputi area panen 9.881.000 ha. sebab pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo hanya 1-3 ton/ha, sedang dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah mencapai 6-7 ton/ha.
, pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetis dan lingkungan. tanah dan iklim Tanaman padi gogo bisa tumbuh pada berbagai agroekologi dan jenis tanah.
Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik, 25% bagian air, dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm.Struktur tanah yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0. Pada pH tanah yang lebih rendah pada biasanya dijumpai gangguan kekahatan unsur P, keracunan Fe dan Al. sedang bila pH lebih besar dari 8,0 bisa mengalami kekahatan Zn.Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya, ini hanya mengandalkan curah hujan. mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di area tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan yang baik yaitu 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi bisa ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi bisa menurun sebab penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedang di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-230C. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di negarakita memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2/hari pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong rendah jika dibandinkan dengan area sub tropis yang bisa mencapai 550 cal/cm2/hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan namun jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.
syarat benih yang baik:
Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya.
Daya perkecambahan >80%.Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang. Warna gabah sesuai aslinya dan cerah.
Pengolahan tanah untuk pertanaman padi gogo dimulai sebelum atau menjelang musim penghujan. Cara pengolahan tanah yaitu antaralain ::
Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki pematang dan saluran drainase.Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik.Pemupukan organik diberikan pada waktu pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha. Untuk menghaluskan tanah, tanah digaru lalu diratakan. Tanah dibiarkan sampai hujan turun. Dalam budidaya tanpa olah tanah untuk mengendalikan gulma dipakai herbisida. Sebelum aplikasi herbisida dilakukan, gulma (terutama alang-alang) direbahkan atau dibakar terlebih dahulu, sesudah tumbuh sekitar 60 cm (tidak sedang berbunga) baru diadakan penyemprotan. Takaran herbisida jenis Roundup antara 5-6 l/ha dengan pelarut air antara 200-800 l/ha. Penaman yang baik dilakukan sesudah ada 1 – 2 kali hujan, awal musim penghujan (Oktober – Nopember). Bahkan ada petani yang sudah menebar benih pagi gogo sebelum hujan turun atau yang lebih dikenal dengan sistem Sawur tinggal. Sistem tanam sawur tinggal bisa disarankan pada area -area yang memiliki curah hujan sedikit (bulan basah antara 3 – 4 bulan) per tahun dan sulit memperoleh tenaga kerja.
Penanaman padi gogo bisa dilakukan dengan 3 macam cara yaitu :
1. Cara tanam alur
Lahan yang sudah dipersiapkan dibuat alur-alur sedalam 3 – 4 cm, dengan jarak antar alur 20 – 25 cm. lalu dalam alur ini disebarkan benih padi secara iciran, artinya benih padi dijatuhkan secara manual dengan tangan dan diatur sedemikian rupa sehingga benih jatuh dalam alur ini secara merata. Sesudah itu benih dalam alur ditutup kembali dengan tanah. Kebutuhan benih cara tanam alur ini berkisar antara 40 – 50 kg/ha, jadi lebih sedikit dibandingkan dengan sistem sebar.
2. Cara tanam disebar
dengan menyebar rata diatas permukaan tanah, 60 – 70 kg/ha. Cara tanam ini Memerlukan benih lebih banyak, Tanaman lebih peka terhadap kekeringan atau kekurangan air. Resiko benih hanyut jika terjadi hujan lebat lebih tinggi,
Untuk mengurangi resiko atau kelemahan ini maka perlu dilakukan antisipasi seperti pembuatan saluran drainase atau parit-parit sehingga terbentuk bedeng-bedeng untuk mencegah genangan air. Guna mengendalikan rumput sebaiknya diterapkan herbisida pra tumbuh sebelum sebar benih. pemakaian seed treatment untuk menanggulangi hama.
3. Cara tanam tugal
Pada cara tanam ini lahan yang sudah siap dibuat lubang-lubang tanam dengan memakai tugal. biasanya untuk pertanaman padi gogo memakai jarak tanam 20 x 20 cm. Sesudah lubang bekas tugal terbentuk lalu 2 – 3 butir benih dimasukkan ke dalam setiap lubang tanam dan lalu ditutup kembali dengan tanah. sebelum ditanam benih direndam sekitar 6 – 12 jam, lalu dikering anginkan sekitar 6 – 12 jam. Pada cara tanam dengan tugal ini kebutuhan benihnya ± 30 kg/ha, dan perawatan tanaman akan lebih mudah. Oleh sebab itu cara ini yang paling banyak dipraktekkan oleh petani meskipun memerlukan tenaga kerja tanam lebih banyak dibandingkan cara sebar atau alur.Jarak tanam atau jarak antar larik dan jumlah benih/lubang/ha tergantung pada kesuburan tanah dan kualitas benih yang ditanam. Semakin subur tanah, jarak tanam bisa semakin rapat. semakin baik kualitas benih, maka semakin sedikit jumlah benih yang diperlukan. jumlah benih dan cara tanam berpengaruh terhadap hasil padi gogo di lahan kering.
1. Penyiraman Padi Gogo dilakukan pada usia 1-3 minggu sesudah tanam.
2. Penyiangan Dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan waktu tanaman berusia 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul malai.
3. Pemupukan dikombinasikan antara pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik (pupuk kandang atau kompos), bisa memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. sedang pemberian pupuk anorganik bisa menyediakan hara dalam waktu cepat, pada dosis yang sesuai kebutuhan tanaman berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan hasil. Pupuk organi diterapkan saat penyiapan lahan. Pupuk ini dipakai untuk meningkatkan kandungan C organik tanah dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme tanah. Dosis pupuk pada pertanaman padi gogo harus disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanahnya. Jenis pupuk anorganik yang diberikan berwujud 150-200 kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl. Pupuk TSP dan KCl diberikan saat tanam dan urea pada 3-4 minggu dan 8 minggu sesudah tanam. Pupuk urea , TSP maupun KCl sebaiknya diberikan dalam alur atau ditugal lalu ditutup kembali dengan tanah untuk mencegah kehilangan unsurnya.
4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman
. Pengendalian gulma
Gulma yang tumbuh pada pertanaman padi gogo di lahan kering bisa digolongkan menjadi golongan gulma berdaun lebar, golongan rumput, golongan teki. akibat pengendalian gulma yang terlambat satu bulan bisa menurunkan hasil sampai 18%,
Pengendalian gulma dilakukan dengan memakai herbisida. bisa dikendalikan dengan memakai cangkul atau kored. Pelaksanaannya dilakukan saat tanaman berusia 14 – 28 hari dan 60 hst. untuk mengendalikan gulma dengan herbisida, untuk pertanaman padi gogo seperti Satunil 60 EC, Ronstar 25 EC dan Gasafax 80 WP
Hama tanaman padi gogo yaitu:
-Walang sangit (Leptocoriza acuta) Menyerang buah padi yang masak susu dengan cara menghisap cairan di dalamannya.Gejala: dan memicu buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun ada bercak bekas isapan dan buah padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian:
menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memunahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik;
-Hama tikus (Rattus argentiventer)
Tanaman padi akan mengalami kerusakan parah jika terserang oleh hama tikus dan memicu penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
Pengendalian: pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, pemakaian pestisida dengan tepat, intensif dan teratur, memberi umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur dengan jagung atau beras.
-larva Lalat bibit (Atherigona oryzae) memicu kerusakan pada tanaman muda. Larva menyerang anakan tanaman padi yang sedang tumbuh, sehingga anakan mati seperti terserang sundep. Anakan yang bisa bertahan daunnya cacat dan mudah sobek dan pada biasanya tanaman yang terserang hama ini bisa sembuh, namun akan terlambat masak sekitar 7 – 10 hari.
Pengendalian secara kultur teknis dilakukan dengan penanaman padi gogo pada awal musim hujan. pemakaian varietas yang tahan seperti Arias, Seratus Malam Danau atas juga bisa dilakukan. Pengendalian secara kimiawi bisa dilakukan dengan seed treatment memakai Larvin 75 WP atau Marshall 25 ST. sedang sesudah tanaman berusia 7 hari bisa dilakukan penyemprotan dengan Dekasulfan 350 EC.
-wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling ditakuti oleh petani di negarakita . Wereng ini bisa menularkan virus.
Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian:
pemberian pupuk nitrogen secara bertahap. Pengendalian secara kimiawi bisa dilakukan dengan penyemportan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC dengan dosis sesuai petunjuk pada label.
bertanam padi serempak, memakai varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; penerapan pola tanam, jangan menanam padi lebih dari 2 kali musim tanam pertahun,
pembajakan sisa-sisa panen dengan segera
-Hama lundi (Phillophaga helleri) atau uret . Stadia yang merusak dari hama lundi yaitu larvanya. , hama ini memerlukan kelembaban tanah yang tinggi. hama lundi menyukai tanaman yang berakar serabut. Pemakaian bahan organik bisa mendorong hama lundi, sebab larva yang baru menetas akan makan bahan organik yang ada di dalam tanah. Tanaman padi yang terserang menjadi kerdil dan kayu.Pengendalian hama lundi dilakukan dengan penundaan pengolahan tanah sampai kumbang dewasa selesai bertelur, yaitu kira-kira terjadi sesudah 3 minggu turun hujan. Dengan pengolahan tanah yang dalam, telur dan larva akan terangkat ke permukaan tanah sehingga bisa dirusak oleh sinar matahari atau musuh alaminya. Insektisida yang efektif untuk hama lundi yaitu Furadan atau Dharmafur 3 G yang diberikan dekat alur tanaman saat tanam dengan dosis 10 kg/ha.
Penyakit tanaman padi gogo, antaralain :
--Penyakit garis coklat daun
pemicu : jamur Cercospora oryzae.
Gejala: menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan pengisian biji terhambat.
(Pengendalian: menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri;
--Penyakit fusarium
pemicu : jamur Fusarium moniliforme.
Gejala: menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi kecoklatan hingga coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.
-- Penyakit noda/api palsu
pemicu : jamur Ustilaginoidea virens.
Gejala: malai dan buah padi dipenuhi spora, dalam satu malai hanya beberap butir saja yang terserang. Penyakit tidak memicu kerugian besar. Pengendalian: memusnahkan malai yang sakit, menyemprotkan fungisida pada malai sakit.
--Bercak daun coklat
(pemicu : jamur Helmintosporium oryzae).
(Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat namun tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian:dengan insektisida Rabcide 50 WP. merendam benih di dalam air panas, pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air raksa dan bubuk kapur (2:15)
--Blast
pemicu : jamur Pyricularia oryzae.
Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan memicu daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa.
Pengendalian: membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varietas unggul yang tahan (laut tawar, IR 43, danau atas,),
menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP. pemberian pupuk berimbang, khusuasya antara nitrogen dan fosfat di saaat pertengahan tahap vegetative dan tahap pembentukan bulir;
pergiliran varietas,
-- Busuk pelepah daun, pemicu : jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang sudah membentuk anakan dan memicu jumlah dan mutu gabah menurun. Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi.
Pengendalian:; menyemprotkan fungisida saat pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.menanam padi tahan penyakit ini;
usia panen padi gogo bervariasi tergantung varietas dan lingkungan tumbuh. Panen sebaiknya dilakukan pada tahap masak panen yang dicirikan dengan kenampakkan >90% gabah sudah menguning (33-36 hari sesudah berbunga), bagian bawah malai masih ada sedikit gabah hijau dan kadar air gabah 21-26 %. Panen yang dilakukan pada tahap masak lewat panen, yaitu saat jerami mulai mengering, pangkal mulai patah, bisa memicu banyak gabah yang rontok saat dipanen.
Sebelum pemanenan, dilakukan pengeringan sawah 7-10 hari sebelum panen, pakai sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi. Panen dengan memakai mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder panen bisa dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar, sedang dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar. Perontokan hasil panen memakai pedal thresher. Perontokan dengan pengebotan (memukul-mukul batang padi pada papan) sebaiknya dihindari sebab kehilangan hasilnya cukup besar, bisa mencapai 3,4%. Kegiatan yang dilakukan pasca panen seperti berikut :
-- Perontokan. Lakukan secepatnya sesudah panen, pakai cara diinjak-injak (±60 jam orang untuk 1 hektar), dihempas/dibanting (± 16 jam orang untuk 1 hektar) dilakukan dua kali di dua tempat terpisah. Dengan memakai mesin perontok, waktu bisa dihemat. Perontokan dengan perontok pedal mekanis hanya memerlukan 7,8 jam orang untuk 1 hektar hasil panen.
--. Pembersihan. Bersihkan gabah dengan cara diayak/ditapi atau dengan blower manual. Kadar kotoran tidak boleh lebih dari 3 %.
--. Jemur gabah selama 3-4 hari selama 3 jam per hari sampai kadar airnya 14%. Secara tradisional padi dijemur di halaman. Jika memakai mesin pengering, kebersihan gabah lebih terjamin dibandingkan dijemur di halaman.
--. Penyimpanan. Gabah dimasukkan ke dalam karung bersih dan jauhkan dari beras sebab bisa tertulari hama beras. Gabah siap dibawa ke tempat penggilingan beras (huller).