pada 1916 Albert Einstein mengungkapkan adanya gelombang gravitasi di semesta,semesta ibarat kain empat dimensi, hipotesa itu dianggap kebohongan ,
gravitational microlensing
Albert Einstein pernah mengusulkan hipotesa efek bernama gravitational microlensing, pada tahun 1915, efek ini muncul hanya saat cahaya bergerak mengelilingi medan gravitasi sebuah bintang,namun pada 1919 tiba tiba Arthur Eddington mencoba membuktikan perkataan Albert Einstein itu dengan cara mengukur membanding bandingkan posisi posisi bintang bintang di sekeliling dekat gerhana matahari, Arthur Eddington menyimpulkan bahwa gravitasi mataharilah sebagai tokoh utama yang memainkan peran membelokkan cahaya dari bintang di sekelilingnya sehingga menyebabkan gugusan bintang Hyades yang sebelumnya berada di balik matahari menjadi dapat dilihat oleh Arthur Eddington , mengetahui hal ini membuat einstein kembali membuat hipotesa lagi bahwa cahaya yang berasal dari sebuah bintang yang sangat jauh akan terlihat sangat terang saat cahaya berbelok mengelilingi medan gravitasi bintang di depannya, medan gravitasi yang dikasilkan oleh bintang tersebut seakan akan lensa pembesar raksasa yang menghasilkan efek gravitational microlensing lingkaran cahaya ,namun semakin tinggi jarak bintang menjadikan efek ini mungkin tidak muncul,80 tahun berlalu , seperti yang tertulis pada jurnal Science ,Kailash Chandra Sahu dari Space Telescope Science Institute mengungkapkan bahwa , sebanyak 8 kali dari bulan Oktober 2013 hingga Oktober 2015 Teleskop luar angkasa Hubble berupaya mencoba coba misi mustahil . setelah meneliti proses terjadinya bintang mati yang berada 18 tahun cahaya dari bumi, bintang mati yang bernama Stein 2051B, ternyata membelokkan cahaya dari bintang yang ada di belakangnya,walaupun bintang ini sangat jauh dari Stein 2051B,Sebelum Stein 2051B ditemukan dianggap sebagai lensa, peneliti menganalisa 5.000 bintang yang bisa dianggap sebagai lensa, Stein 2051B sebagai pemenang, Stein 2051B merupakan bangkai bintang kerdil putih yang berukuran satu persen dari matahari dengan massa 68 persen lebih kecil dari matahari juga Stein 2051B yang dulunya sebagai matahari, kemudian saat ditemukan ,pada 2014 Stein 2051B telah selaras secara asimetris dengan bintang yang jauh di belakangnya , peneliti masih kesulitan mengidentifikasi fenomena ini, karena pergerakan bintang bintang di langit terlalu kecil bahkan ada bintang yang bertahun tahun bergerak beberapa meter saja, dalam penelitian ini peneliti mengibaratkan bintang di belakang Stein 2051B sebagai kunang-kunang, Stein 2051B yang mewakili bohlam sebuah kunang-kunang bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya dan peneliti sangat kesulitan mengidentifikasi arah gerakan dari jarak sejauh 2.400 kilometer, ada bohlam lain yang lebih terang di sebelah kunang-kunang sehingga peneliti harus mampu mengidentifikasi pola gerak kunang-kunang dibelakang cahaya terang bohlam sekitarnya, gravitasi Stein 2051B membelokkan cahaya kunang-kunang di belakangnya,dengan memanfaatkan cahaya yang menerpa Stein 2051B , peneliti mengukur massa Stein 2051B,seperti teori dari Subrahmanyan Chandrasekhar pada tahun 1930 tentang interaksi kuantum mekanik atom di bintang,Chandrasekhar menyatakan bahwa radius bintang kerdil putih mengkerut dan mengecil saat massa bertambah , sebelumnya sangat keliru bila Stein 2051B dianggap mempunyai pusat inti besi dan Stein 2051B dianggap lebih tua usia daripada usia tatasurya , sebenarnya bintang kerdil putih ini bangkai bintang biasa,
peneliti dari LIGO sudah pernah mendeteksi fenomena ini pada februari 2016 yang saat itu berusaha memahami kebenaran kebenaran teori gravitasi albert einstein,kali ini adalah kesempatan yang kedua yang ditujukan kepada peneliti tentang kebenaran teori gravitasi albert einstein, 2 lubang hitam yang bergabung menjadi satu diluar angkasa yang masing masing berada pada jarak 1,3 miliar tahun cahaya dari bumi menghasilkan gelombang gravitasi yang terdeteksi instrument proyek Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) Gelombang gravitasi kedua ini ternyata ikut membantu membuktikan kebenaran teori Einstein, gelombang gravitasi dari angkasa terdeteksi ini adalah merupakan gelombang gravitasi, riak alam semesta yang salah satunya disebabkan oleh menyatunya dua atau lebih lubang hitam,diluar angkasa gelombang gravitasi yang dihasilkan ini lebih rendah frequensinya daripada sebelumnya, penggabungan dua lubang hitam berukuran 14 kali lebih besar dari Matahari, memiliki massa 36 kali atau 29 kali lebih besar dari massa Matahari, yang telah menyatu pada 1,4 miliar tahun yang lalu,dengan hasil pencapaian ini teknologi dimasa depan bisa mendeteksi berapa jumlah lubang hitam, menemukan planet planet gelap tanpa bintangnya di alam semesta, memungkinkan mengintip apa yang terjadi di masa lalu sebuah planet