seperti yang tertulis pada jurnal Nature Communications,Daniel Ksepka, kurator di Museum Bruce di Greenwich, Connecticut, yang tidak terlibat dalam penelitian , Vanesa L De Pietri , Gerald Mayr, paleontologi Paul Scofield dan Alan Tennyson, kurator vertebrata di Museum Selandia Baru mengungkapkan bahwa penguin kaisar (Aptenodytes forsteri ) adalah penguin terbesar tinginya 1 meter berat 35 kilogram, tetapi pada penemuan terbaru fosil penguin purba setinggi 1,7 meter , dengan berat 100 kilogram, yang hidup dari 55 juta hingga 59 tahun yang lalu atau 7 hingga 11 juta tahun sesudah asteroid menabrak bumi lalu memusnahkan dinosaurus bukan unggas, pada tahun 2004 peneliti menemukan fosil penguin purba setinggi 1,7 meter , dengan berat 100 kilogram, di sebuah pantai di Provinsi Otago Selandia Baru , awalnya penekiti menemukan tulang belikat ( coracoid) yang menandakan fosil ini miliki penguin, fosil penguin purba setinggi 1,7 meter , dengan berat 100 kilogram, diberi nama lengkap Kumimanu biceae, nama genusnya, Kumimanu, diambil dari nama kebudayaan asli Maori di Selandia Baru , nama spesies diambil dari nama ibu Tennyson, Beatrice Bice A Tennyson, yang mendorong anaknya untuk belajar sejarah alam, kumi artinya sebuah monster mitologis sedang manu artinya burung, fosil Kumimanu biceae, memiliki anatomi berbeda dengan penguin modern, sebab paruhnya lebih panjang , tangan bagaikan sayap yang membantu berenang, bulunya mirip penguin modern, bergoyang ketika berjalan tegak dengan kaki pendeknya,walau dianggap raksasa, Kumimanu biceae bukan yang terbesar dalam sejarah perpinguinan, sebab penguin terbesar masih tetap bernama Palaeeudyptes klekowskii tingginya 2 meter berat 115 Kilogram, yang sudah pernah hidup 37 juta tahun yang dari Antartika,penemuannya pun tertulis di jurnal Comptes Rendus Palevol volume 13 tahun 2014, ini menandakan penguin bertambah besar , semua penguin terpusat di Selandia baru, sebab di Selandia baru, tidak ada mamalia asli yang mengancam pinguin, tidak ada manusia purba yang mengancam pinguin, tidak ada predator yang membahayakan penguin ketika muncul ke darat,banyaknya ikan yang tersedia,
penyelidik asal Prancis yang dikomando Yan Ropert-Coudert dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis, menemukan ribuan jenasah anak penguin dan telur yang gagal menetas di kawasan Tanah Adélie, Pulau Petrel, juru bicara penyelidik asal Prancis mengatakan bahwa 18.000 pasang penguin Adélie di Antartika mengaku telah kehilangan anak anak mereka, ini merupakan bencana alam bagi komunitas pinguin yang terjadi kedua kalinya pada 4 tahun terakhir Pada 2013, sedang dalam sejarah hal ini belum pernah terjadi pada 50 tahun sebelumnya, Yan Ropert-Coudert menduga hujan yang lebih sering dari sebelumnya dan pertambahan jumlah es laut musim panas lah tokoh utama yang memainkan peran besar dibalik tewasnya pinguin pinguin ini, kawasan sekitar pinguin dipengaruhi pecahnya gletser Mertz pada 2010, luasnya menyamai Luxembourg,lebar 40 Km dan panjang 80 Km ini berdampak besar pada arus laut dan formasi es yang berjarak 250 Km dari koloni penguin, Antartika memang mempunyai jumlah es laut sedikit ketika musim panas, tetapi , ini tidak berlaku di sekitar area penguin,guna memperoleh makanan bagi anak anak , para penguin harus berenang menempuh jarak 100 kilometer , sering hujan menyebabkan anak penguin yang belum tahan dingin tewas seketika, sekarang es laut meningkat ini bermasalah bagi pinguin sebab mendorong tepi es laut menjadi jauh dari tempat bersarang pinguin , bila es menyusut, maka akan membantu pinguin . namun bila menyusut terlalu banyak, maka rantai makanan yang pinguin andalkan akan terkena dampak, umumnya sebagai makhluk es laut, penguin-penguin ini memerlukan penutup es laut yang optimal guna berkembang, penangkapan penangkapan terhadap krill menyebabkan punahnya populasi pinguin, Rod Downie Kepala program kutub di WWF mengatakan guna mengatasi masalah ini 24 negara Uni Eropa bertemu dalam Komisi Konservasi Sumber Daya Air Laut Antartika di Hobart, Australia, dengan proyek membentuk daerah lindung laut di Antartika guna melindungi rumah pinguin, penguin Adélie adalah hewan yang paling menakjubkan,
seperti yang tertulis pada Journal of Vertebrate Palaentology, Tatsuro Ando dari Ashoro Museum of Palaentology mengungkapkan bahwa penyebab kemusnahan penguin raksasa purba belum diketahui, berdasar rekonstruksi fosil penguin purba raksasa berusia 27 juta tahun dari Selandia Baru, penguin raksasa purba mulai hidup 50 juta tahun yang lalu dan berjaya selama 25 juta tahun sebelum akhirnya punah sejak kepunahan massa era Cretaceous , paruh penguin purba lebih panjang, lebih langsing, sayapnya lebih fleksibel, 2 jenis penguin purba raksasa yaitu Kairuku waitaki dan Kairuku grebneffi ,bertinggi 1,5 meter dan berat 60 kg, penguin Kairuku merupakan generasi terakhir penguin raksasa,sedang penguin Emperor, setinggi 90 cm dan berat 38 kg, terdapat 17 spesies penguin yang ada di dunia , 6 di antaranya ada di Selandia Baru,
seperti yang tertulis pada Proceedings of the National Academy of Sciences,
seperti yang tertulis pada jurnal penelitian biologi Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, Sanne Boessenkool sebagai komando riset dan Philip Sheldon peneliti dari Universitas Otago,peneliti Universitas Adelaide Australia dan Museum Canterburry Selandia Baru, David Penny dari Universitas Massey Selandia Baru yang tidak terlibat pada penelitian ini mengungkapkan bahwa peneliti meneliti spesies pinguin langka yang terancam punah yang telah menghilang sejak 500 tahun yang lalu, kemungkinan manusia pertama di Selandia Baru lah aktor utama yang memainkan peran besar penyebab musnahnya spesies penguin Waitaha hingga habisnya spesies pinguin Waitaha pada tahun 1500 atau 250 tahun sesudah manusia pertama tinggal diselandia baru, kepunahan spesies penguin Waitaha menyebabkan spesies penguin jenis lain bermunculan seperti spesies penguin bermata kuning yang juga akhirnya terancam kepunahan.
Thiago Muniz sebagai zoologist dari Kebun Binatang Niteroi , Erli Costa dari Universitas Federal Rio de Janeiro dan pengawas perlindungan lingkungan pantai Cabo Frio Eduardo Pimenta,Rio de Janeiro memberitakan bahwa ratusan bayi penguin dan 400 penguin berusia muda,telah ditemukan tewas tergeletak tepi pantai tropis Rio de Janeiro ,kemungkinan tersapu oleh gelombang laut dari Selat Magellan,setiap tahun, pemerintah Brasil mengembalikan ratusan penguin ke Patagonia atau Antartika melalui udara, peneliti menduga overfishing sebagai tokoh utama yang memainkan peran besar memaksa penguin penguin itu berenang menjauhi pantai guna mencari ikan , sehingga mengakibatkan penguin mudah diserang oleh gelombang laut , diduga pemanasan global menyebabkan gelombang laut dan angin badai yang memicu suhu laut makin tinggi, diduga bayi penguin sakit karena pemanasan global, diduga suhu udara penyebab kematian ratusan bayi penguin , kebun binatang terbesar niteroi menerima sedikitnya 100 penguin guna mendapatkan perawatan tahun ini , dimana beberapa diantaranya berlumur minyak dari ladang minyak Campos Brasil yang terletak di lepas pantai , diduga penyebab kematian ratusan bayi penguin itu karena polusi ini ,